PENGEMBANGA MODUL YANG DILENGKAPI MINDMAP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SMA/MA Oleh: Priska Pebri Enzi1), Helendra2), Diana Susanti3) Program Studi Pendidikan Biologi (STKIP) PGRI Sumatera Barat Priska Pebri [email protected] ABSTRACT This research is the development of the use of 4-D Models consisting of four stages namely, define, design , develop , and disseminate , but the study was only done until the development phase because limitations time and costs. Define phase consists of a front end analysis, the analysis of the student, and analysis tasks. At the design stage to design a module that is equipped to make mindmap on protists material to high school students. Then at some stage develop test the validity by a validator which consists of 2 professors and 2 STKIP PGRI Biology teacher SMAN I Painan. Test practicalities by 2 teachers and 30 students of class XI Science SMAN I Painan. Data were analyzed by using percentage and processed descriptively. The results of this study are generated mindmap module equipped on protists are very valid material with a value of 91.67%, which assessed the validity of the didactic aspects, construction, and technical. Then the resulting module is also included in the criteria is very practical with practical value by 93.83% teachers and practicality value by 86.75% students were assessed from the aspect of ease of use of the module, the benefits obtained, the efficiency of learning time. It can be concluded in the form of instructional media module equipped protists mindmap on material produced is very valid and very practical. Keywords: Research and development, Module, Mindmap, Protists PENDAHULUAN Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh perubahan kearah yang lebih baik serta untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Lufri (2007: 10) mengatakan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu yang terjadi akibat interaksi dengan lingkungan. Sedangkan pembelajaran adalah mengacu segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan terjadinya peristiwa belajar dalam diri seseorang tersebut. Proses pembelajaran menuntut siswa untuk memahami konsep-konsep sebuah materi pelajaran, termasuk proses pembelajaran biologi. salah satu faktor yang dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran, adalah guru. Guru sebagai fasilitator yang mampu membuat maupun menyesuaikan berbagai sumber belajar. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar. Diantara sumber belajar tersebut adalah modul, handout, lembaran kerja siswa (LKS). Sumber belajar sangat membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih terarah dan tidak membuang-buang waktu. Pada umumnya di sekolah-sekolah sudah tersedia buku pelajaran baik terhadap siswa maupun guru di perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa siswa SMAN I Painan, menyatakan bahwa ketersediaan buku paket sebagai sumber belajar yang ada di sekolah SMAN 1 Painan belum lengkap dan sangat terbatas, hanya beberapa siswa yang memiliki buku paket sebagai pegangan belajar yang dilaksanakan guru namun sebagian besar hanya mendengarkan penjelasan dari guru yang terfokus pelaksanaanya melalui papan tulis dan ceramah di hadapan siswa sebagai kelengakapan catatan maupun kesempurnaan pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sumber pembelajaran seperti modul yang dapat membantu siswa sekaligus guru, dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan salah seorang guru biologi di SMAN 1 Painan, 1 didapatkan keterangan bahwa di sekolah tersebut belum ada guru yang menggunakan modul dalam proses pembelajaran. Guru hanya menggunakan buku penunjang atau buku paket. Sedangkan beberapa siswa menggunakan buku penunjang dari sekolah dan menggunakan LKS yang dibuat dari percetakan. Sesuai dengan keadaan di atas, maka pengembangan bahan ajar berupa modul diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran termasuk biologi. Modul merupakan bahan ajar atau buku yang dibuat dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul yang dikembangkan harus mampu menjelaskan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah diterima oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya. Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dalam lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan yang berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Sagala (2010: 37) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Sejalan dengan hal tersebut Gage dalam Sagala (2010: 13) mengatakan bahwa belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalamannya. Slameto (2003: 2) juga mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Proses belajar yang dilakukan seseorang sangat berhubungan dengan usaha pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pada sisi lain kegiatan belajar juga berupa perkembangan mental yang didorong oleh tindakan pendidikan atau pembelajarannya. Menurut Dimyati (2002: 20) proses belajar merupakan hal dialami oleh siswa, suatu respon terhadap segala acara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru. Dalam proses belajar tersebut guru meningkatkan kemampuan–kemampuan kognitif, efektif, psikomotornya. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu Medium yang berarti perantara atau pengantar, dimana media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Hamidjojo dalam Arsyad (2005: 4) mendefinisikan “media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebarkan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju“. Modul merupakan alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Modul ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga bahan yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar selalu terarah kepada tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dengan jelas dan khusus. Majid (2011: 176) menyatakan bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar yang telah disebutkan sebelumnya. Tujuan digunakan modul dalam proses belajar mengajar menurut Nasution (2010: 205) adalah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Dianggap bahwa siswa tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama dan tidak sedia mempelajari sesuatu pada waktu yang sama. Menurut Buzan (2008: 11) mindmap adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan kerja otak dan yang membantumu untuk berpikir, membayangkan, mengingat, dan merencanakan serta memilih informasi.. Mindmap memiliki beberapa kelebihan yaitu: (1) lebih menghemat waktu (2) mengaktifkan seluruh otak (3) menjadi lebih kreatif (4) menyelesaikan masalah (5) memusatkan daya ingat (6) meningkatkan daya ingat (7) mudah melihat gambar secara keseluruhan (8) memudahkan penambahan informasi baru (9) menggunakan warna, gambar, dan simbol yang lebih menarik perhatian sisiwa. Tujuan penelitian ini adalah untuk: mengembangkan modul yang dilengkapi mindmap yang valid dan praktis, mengetahui validitas modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk siswa SMA/MA, dan mengetahui praktikalitas modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk siswa SMA/MA METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Developmental Reseacrh). Produk yang dikembangkan berupa handout yang dilengkapi mindmap. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model 4-D, model ini dikembangkan oleh Thiagarajan dan Semmel. Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan, yaitu define, design, develop, dan disseminate atau diadaptasi menjadi 4-P yaitu pendefenisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Akan tetapi penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap pengembangan saja karena keterbatasan waktu dan biaya. Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan siswa SMA kelas XI di SMAN I Painan. Sampel dalam penelitian ini adalah dua orang guru dan siswa kelas XI yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28 dan 30 Agustus 2014. 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Uji validitas modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk SMA/MA ini dilakukan oleh 4 orang validator, diantaranya 2 orang dosen STKIP PGRI Sumatera Barat, yaitu Ibu Dra, Nursyahra, M.Si., Bapak Drs, Sudirman, dan 2 0rang guru biologi SMAN I Painan, yaitu Ibu Dra. Zulfita Asnur, Wiena Syahwir. S.Pd. dengan menggunakan angket uji validitas yang meliputi tiga aspek penilaian, diantaranya aspek didaktik, aspek konstruksi, dan aspek teknis. Hasil validasi modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista dapat dilihat pada Tabel 1 seperti di bawah ini. 1. Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Mindmap oleh Guru Hasil uji praktikalitas modul mindmap oleh guru dapat dilihat pada Tabel 2 seperti di bawah ini. Tabel 2. Hasil Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Mindmap oleh Guru No Aspek penilaian 1 Kemudahan penggunaan Manfaat 2 3 Tabel 1. Hasil Validasi Modul yang Dilengkapi Mindmap . N o 1 2 3 Komponen Penilaian Syarat didaktif Syarat konstruksi Syarat teknis Penilaian validator Jum lah Nilai validitas (%) Kriteria Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid Sangat valid I 39 II 45 III 50 IV 50 184 92,00% 39 46 50 45 184 92,00% 19 23 25 24 91 91,00% Total 275,00% Rata-rata 91,60% Hasil validasi modul yang ditampilkan pada Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa penilaiaan modul oleh keempat validator adalah diketegorikan sangat valid karena barada pada kriteria 90%-100% dengan nilai rata-rata validitas sebesar 91,67%. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dilengkapi mindmap sudah sangat valid, baik dari segi aspek didaktik, aspek konstruksi, dan aspek teknis setelah melakukan beberapa kali revisi. Revisi modul yang dilakukan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator. Setelah dilakukan revisi terhadap modul yang dekembangkan sesuai dengan saran yang diberikan oleh validator, hal ini bertujuan untuk memperoleh modul yang valid dan dapat digunakan untuk uji praktikalitas modul oleh siswa dan guru yang bertujuan untuk mengetahui kepraktisan modul yang dikembangkan. Efisisensi waktu pembelajaran Total Rata-rata Nilai praktikalitas 97,50% 96,00% 88,00% 281,50% 93,83% Kriteria Sangat praktis Sangat praktis Sangat praktis Sangat praktis Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai kepraktisan modul yang dilengkapi mindmap oleh guru Biologi SMAN I Painan adalah sangat praktis karena berada pada kriteria 86%-100% dengan nilai rata-rata praktikalitas sebesar 93,83%. 2. Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Mindmap oleh Siswa Hasil uji praktikalitas modul yang dilengkapi mindmap yang diujicobakan kepada 30 orang siswa kelas XI IPA SMAN I Painan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Modul yang Dilengkapi Mindmap oleh Siswa No Aspek Penilaian 1 Kemudaan penggunaan Manfaat 2 3 Efisiensi waktu pembelajaran Total Rata-rata Nilai praktikalitas 86,20% 89,70% 84,36% 260,26% 86,75% Kriteria Sangat praktis Sangat praktis Praktis Sangat praktis Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat hasil uji praktikalitas modul yang dilengkapi mindmap oleh siswa dengan kriteria sangat praktis karena berada pada kriteria 86%-100% dengan rata-rata nilai praktikalitas 86,75%. Analisis data angket uji validitas modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk SMA/MA yang telah dilakukan oleh dosen dan guru menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan telah berada pada kriteria sangat valid yaitu dengan nilai rata-rata validitas sebesar 91,67%. Adapaun aspekaspek yang dinilai adalah aspek didaktik, aspek kontruksi, dan aspek teknis. Dilihat dari aspek didaktik, modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk SMA/MA yang telah divalidasi oleh 4 validator dengan nilai validitas sebesar 92,00% dengan kriteria 3 sangat valid. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dilengkapi mindmap dikembangkan telah sesuai dengan kurikulum KTSP yang mencakup kesesuaian materi SK dan KD yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan Abdul Majid (2011: 173) Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Dilihat dari aspek konstruksi, modul dinilai sangat valid oleh validator dengan nilai validitas sebesar 92,00%. Penilaiaan dari aspek ini dilihat dari penyajian materi pada modul, memiliki identitas, kalimat yang digunakan dalam modul, dan bahasa yang dugunakan dalam modul. Berdasarka hasil yang telah didapatkan penyajian materi pada modul yang dilengkapi mindmap sudah sederhana dan jelas, materi yang disajikan sudah memiliki identitas yang jelas, kalimat yang digunakan sederhana, jelas, dan tidak menimbulkan kerancuan agar siswa mudah memahami informasi yang disampaikan, serta menggunakan kaedah bahasa indonesia yang baik dan benar. Menurut Prastowo (2011: 73) dalam menyusun bahan ajar cetak harus menggunakan bahasa yang jelas baik kosa kata, kalimat, hubungan antar kalimat serta kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Hasil validitas modul yang dilengkapi mindmap dilihat dari aspek teknis termasuk kedalam ketegori sangat valid dengan nilai validitas sebesar 91,00%. Aspek yang dinilai disini adalah tampilan modul, tulisan dan huruf yang digunakan, serta gambar yang disajikan. Hal ini menunjukkan bahwa desain modul yang dikembangkan sudah baik dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa agar mudah memahami materi yang akan dibahas, terutama pada materi protista. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kemp, dkk (1994) dalam Trianto (2010: 88) menyatakan bahwa keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber pembelajara. Secara keseluruhan nilai rata-rata uji validitas modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista untuk SMA/MA dengan kategori sangat valid (91,67%). Hal ini membuktikan bahwa modul yang telah dikembangkan telah diuji dan dinyatakan sangat valid oleh validator karena telah memenuhi tiga aspek dan telah mengalami perbaikan terhadap bahan dan media pembelajaran. Selain pengisian angket uji validitas, validator juga memberikan saran dan kritikan demi perbaikan. Setelah dilakukan beberapa kali perbaikan dan memperoleh kriteria sangat valid, maka penelitian ini dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahap uji praktikalitas atau media yang dipilih. Uji praktikalitas modul dilakukan mencakup tiga aspek penilaian diantaranya, kemudahan dalam penggunan, manfaat, dan efisiensi waktu pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kepraktisan modul yang dihasilkan dan diujikan kepada 2 orang guru biologi SMAN I Painan, dan 30 orang siswa kelas XI IPA SMAN I Paianan. Analisis data hasil uji praktikalitas oleh guru menunjukkan bahwa modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista yang dihasilkan memenuhi kriteria sangat praktis untuk digunakan, yaitu dengan nilai rata-rata praktikalitas 93,83%. Hal ini menunjukan bahwa modul dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Kemudahan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek berikut ini. Penilaian uji praktikalitas dari aspek kemudahan dalam penggunaan modul yang dilengkapi mindmap memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 97,50% dan berada pada ketegori sangat praktis untuk digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, materi pada modul tersusun secara sistematis dan jelas, serta mindmap yang terdapat dalam modul dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 216) yang menyatakan bahwa sebagai seorang pendidik, guru berperan sebagai fasilitator dan peserta didiklah yang diharapkan berperan secara aktif dalam mempelajari materi yang terdapat didalam suatu bahan ajar. Ditinjau dari aspek manfaat dalam penggunaan modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 96,00% dan berada pada kategori sangat praktis untuk digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dikembangkan dapat mendukung peranan guru sebagai fasilitator, pemberian mindmap pada modul dapat meningkatkan motivasi dan membantu siswa dalam memahami materi pelajaran, soal latihan dan evaluasi yang terdapat pada modul dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 27) yang menyatakan manfaat bahan ajar itu diantaranya membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa lebih banyak mendapatkan kesempatan belajar secara mandiri dengan bimbingan guru dan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya. Dilihat dari aspek efisiensi waktu pembelajaran, modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista memperoleh nilai praktikalitas dari guru sebesar 88,00% dan berada pada kategori sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa modul dapat membantu guru dalam proses belajar mengajar dan memudahkan guru dalam menyampaikan materi sehingga waktu pembelajaran menjadi lebih efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Prastowo (2011: 24) bahwa fungsi bahan ajar yaitu untuk menghemat waktu guru dalam mengajar, mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator, 4 meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, sebagai, pedoman bagi guru. Berdasarkan analisis hasil angket uji praktikalitas oleh siswa diketahui bahwa modul yang dilengkapi mindmap pada memiliki kriteria sangat praktis dengan nilai rata-rata 86,75%. Kepraktisan modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista ini diukur dari 3 aspek yaitu kemudahan dalam penggunaan, manfaat dan efisiensi waktu pembelajaran. Dilihat dari aspek kemudahan dalam penggunaan, modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista memperoleh nilai praktikalitas dari siswa sebesar 86,20% dan berada pada kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa modul menggunakan kaedah bahasa indonesia yang baik dan benar, modul yang dilengkapi mindmap dapat digunakan dengan kemampuan sendiri karena materi yang disajikan dalam modul tersusun dengan sistematis dan jelas, modul dapat digunakan baik secara mandiri maupun berkelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Prastowo (2011: 26) yang menyatakan bahwa pembuatan bahan ajar adalah untuk membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu, mencegah timbulnya rasa bosan pada peserta didik, memudahkan peserta didik dalam melaksanakan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Ditinjau dari aspek manfaat yang didapatkan menggunakan modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista dinilai sangat praktis oleh siswa dengan nilai praktikalitasnya 89,70%. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator pada aspek manfaat telah terpenuhi, seperti adanya gambar dan mindmap yang terdapat dalam modul dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Sesuai dengan pendapat sanjaya (2006:171) yang menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar berupa modul dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran lebih meningkat. Dilihat dari aspek efisiensi waktu pembelajaran, modul yang dilengakapi mindmap dihasilkan praktis oleh siswa dengan nilai kepraktisan 84,36%. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modul yang dilengkapi mindmap dapat menyebabkan waktu pembelajaran menjadi lebih efisien, soal latihan dan evaluasi pada modul dapat melatih siswa menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada madul, dan dapat mengukur tingkat kemampuan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat prastowo (2011:106) bahwa dengan modul siswa juga dapat mengukur sendiri tingkat penguasaan mereka terhadap materi yang dibahas pada setiap satu satuan modul, sehingga apabila telah menguasainya siswa dapat melanjutkan pada satu-satuan modul tingkat berikutnya. Secara keseluruhan hasil uji praktikalitas oleh guru dan siswa dari segi kemudahan dalam penggunaan, manfaat yang di dapat, dan efesiensi waktu pembelajaran hasil rata-rata hasil uji praktikalitas oleh guru yaitu 93,83% dengan kriteria sangat praktis, sedangkan uji praktikalitas oleh siswa hasil rata-rata yaitu 86,75% dengan kriteria sangat praktis KESIMPULAN Berdasarakan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan modul yang dilengkapi mindmap pada materi protista yang sangat valid dan sangat praktis. DAFTAR PUSTAKA Buzan, Tony. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Lufri, 2007 . Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press Majid, Abdul. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogjakarta: Diva Press. Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina, (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta : Kencana. Trianto, 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. 5