pengembangan modul yang diawali peta konsep

advertisement
PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI PETA KONSEP
PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK SMA
Elsa Harkhian Putri, Renny Risdawati, Diana Susanti
Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
Modul is a form teaching material which stake to learned with autonomous by the
students. The result of observation in SMAN 6 Padang, in that school there is no good modul.
Based on the cases, have been conducted by development of modul that begin with concept map in
exretion system for SMA class XI. The purpose of this research to resulted modul that begin with
concept map in exretion system material which valid and practice. The research is development
research with use the development of modle 4-D which consist of define step, design step, develop
step and disseminate step, disseminate step do not conducted because the limit of the researcher.
The subject of the research consists of 4 people validator, and for test practicalities 2 people of
biology teacher and 35 students of SMAN 6 Padang class XII in ekskresi system material. The
data of the research is primary data which obtained from questionnaire validity and practicalities,
however in analysis with descriptive analysis. The result of analysis data showed that modul that
begin with concept map had the average 87,27% with valid category. The practicalities by the
teacher and students to be obtained average 98,33% and 90,09%. Both of them to be categories
very practice. In conclusion modul teaching material that begin with concept map in exretion
system material for SMA which resulted fulfill criteria that valid and very practice.
Key Words: Modul, Concept Map, Exretion System.
Pendahuluan
Masalah mutu pendidikan selalu
menjadi sorotan utama dalam dunia
pendidikan. Berbagai upaya telah dilakukan
pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan, antara lain dengan melakukan
penyempurnaan kurikulum, menyediakan
sarana dan prasarana yang memadai,
peningkatan kualitas tenaga pengajar dengan
cara mengadakan penataran dan peningkatan
pendidikan guru, penggunaan metode
pembelajaran dan media pembelajaran yang
bervariasi serta penciptaan lingkungan
pembelajaran yang kondusif.
Dalam proses pembelajaran, guru
dan siswa mempunyai peranan masingmasing. Peranan guru adalah sebagai
fasilisator
untuk membelajarkan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan peranan siswa adalah ikut serta
aktif dalam kegiatan pembelajaran agar
materi pembelajaran dapat dikuasai dengan
baik. Proses pembelajaran akan berjalan
efektif apabila seluruh kemampuan yang
berpengaruh dalam proses tersebut saling
mendukung.
Disamping
itu,
mutu
pembelajaran
akan
meningkat
bila
komponen pembelajaran dapat diberdayakan
secara
optimal
dengan
mengadakan
peningkatan dan pembaharuan pada
komponen pembelajaran itu.
Salah satu komponen yang sangat
berpengaruh adalah pemilihan sumber
belajar. Guru sebagai fasilitator seharusnya
mampu membuat berbagai sumber belajar.
Diantara sumber belajar tersebut adalah
modul, handout, dan lembaran kerja siswa
(LKS). Hal ini dapat mengurangi beban
guru dalam menyajikan materi pelajaran
kepada siswa, sehingga lebih banyak dapat
membina dan mengembangkan gairah
belajar siwa.
Berdasarkan
hasil
wawancara
penulis dengan salah satu guru biologi di
SMAN 6 Padang yaitu ibu Teti Andriati,
S.Pd, bahwa sekolah tersebut menggunakan
modul dalam proses pembelajaran. Modul
1
yang digunakan mirip lembar kerja siswa
(LKS), materi yang disajikan dalam modul
belum sesuai dengan tuntutan kompetensi
dasar (KD), dan gambar dari masingmasing materi belum lengkap. Gambar yang
disajikan kurang menarik karena tidak
berwarna, dan untuk keterangan gambar ada
yang memiliki keterangan gambar yang
sudah lengkap dan ada gambar yang tidak
memiliki keterangan gambar.
Penulis juga melakukan wawancara
terhadap beberapa orang siswa SMAN 6
Padang kelas XI, dari wawancara yang
dilakukan penulis mengetahui bahwa
mereka kurang tertarik dengan modul yang
mereka gunakan dalam proses pembelajaran.
Hal ini disebabkan modul yang digunakan
memiliki kelemahan diantaranya: materi
yang disajikan dalam modul terlalu sedikit,
terdapat sedikit gambar, gambar yang
disajikan tidak berwarna. Melihat kondisi
tersebut, penulis terdorong untuk mencoba
membuat bahan ajar berupa modul yang
dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran biologi. Modul merupakan
bahan ajar atau buku yang dibuat secara
sistematis dengan tujuan agar peserta didik
mampu belajar tanpa atau dengan bimbingan
guru.
Penggunaan
modul
dalam
pembelajaran dapat membantu dalam
memahami konsep yang abstrak menjadi
nyata dan konkrit serta memungkinkan
kesamaan dalam pembelajaran dan persepsi
siswa. Modul merupakan suatu unit yang
lengkap terdiri dari rangkaian kegiatan
belajar yang disusun untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Pelajaran biologi banyak
terdapat konsep yang harus dipahami siswa.
Berkaitan dengan penelitian ini, maka modul
ini akan disertai dengan peta konsep. Lufri,
dkk (2007:164) menyatakan materi biologi
syarat dengan konsep yang mempunyai sifat
yang hirarki.
Materi ini dipelajari pada kelas XI
semester dua. Materi sistem ekskresi
termasuk kedalam standar kompetensi (SK)
3 menjelaskan struktur dan fungsi organ
manusia dan hewan tertentu, kelainan atau
penyakit yang mungkin terjadi serta
implikasinya
pada
salingtemas
dan
kompetensi dasar (KD) 3.5 menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses serta kelainan/penyakit yang dapat
terjadi pada sistem eksresi pada manusia dan
hewan (misalnya pada ikan dan serangga).
Materi ini membahas struktur, fungsi dan
proses dalam sistem eksresi pada manusia
dan hewan, dan gangguan yang terjadi pada
sistem ekskresi. Siswa kesulitan dalam
memahami
materi
sistem
ekskresi
dikarenakan materi ini membahas proses
yang terjadi dalam tubuh manusia dan
hewan. Pemberian modul yang dilengkapi
peta konsep diharapkan dapat membantu
siswa untuk lebih mudah memahami materi
tersebut. Modul ini akan dilengkapi gambar
yang berwarna sehingga siswa lebih tertarik
untuk membaca modul ini. Gambar
merupakan alat visual yang efektif karena
dapat divisualisasikan, sesuatu yang
dijelaskan lebih konkrit dan realistis.
Informasi yang disampaikan dapat mengerti
dengan mudah karena hasil yang diharapkan
lebih mendekati kenyataan melalui gambar
yang diperlihatkan kepada anak-anak dan
hasil yang diterima oleh anak-anak akan
sama (Asnawir dan Basyiruddin, 2002:47).
Penelitian
ini
bertujuan
menghasilkan modul yang diawali peta
konsep yang valid dan praktis.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
pengembangan
atau
Research
and
Development. Penelitian ini terdiri dari 4-D
models yaitu tahap pendefinisian (define),
perancangan
(design),
pengembangan
(develop)
dan
tahap
penyebaran
(disseminate). Tahap pendefenisian terdiri
dari analisis ujung depan, analisis siswa dan
analisis tugas. Pada tahap perancangan
dilakukan perancangan modul yang diawali
peta konsep pada materi sistem ekskresi.
Pada tahap pengembangan dilakukan uji
validitas oleh validator yang terdiri dari 2
orang dosen dan 2 orang guru biologi. Uji
praktikalitas oleh 2 orang guru biologi dan
35 orang siswa kelas XII SMAN 6 Padang.
Data dianalisis dengan teknik persentase dan
diolah secara deskriptif.
Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Uji validitas modul yang dilakukan
meliputi tiga aspek, yaitu aspek didaktik,
konstruksi, dan teknis yang dinilai oleh
empat validator yang terdiri dari dua orang
dosen dan dua orang guru Biologi SMAN 6
2
Padang. Hasil dari analisis uji validasi oleh
validator dapat dilihat pada Tabel 1 di
bawah ini.
Tabel 1. Hasil Validasi Modul yang Diawali
Peta Konsep oleh Dosen dan Guru
N
o
Aspek
Penilaian
1 Didaktik
2 Konstruksi
3 Teknis
Total
Rata-rata
Nilai
Validitas
(%)
87,50
86,80
87,50
261,80
87,27
Valid
Valid
Valid
Valid
1. Praktikalitas modul oleh guru
Hasil uji praktikalitas modul dari
angket yang diberikan kepada guru biologi
kelas XI dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Praktikalitas Modul yang
Diawali Peta Konsep Berdasarkan
Penilaian Guru
Aspek
Penilaian
1 Kemudahan
dalam
penggunaan
2 Efisiensi
waktu
pembelajaran
3 Penjabaran
materi
Total
Rata-rata
Nilai
Praktikalitas
(%)
97,50
Kriteria
100
Sangat
praktis
97,50
295
98,33
N
o
Aspek
penilaian
Kriteria
Hasil validasi modul yang diawali
peta konsep pada Tabel 1 menunjukan nilai
rata-rata validitas 87,27 % dengan kriteria
valid.
N
o
Tabel 3. Hasil Uji Praktikalitas Modul yang
Diawali Peta Konsep berdasarkan
penilaian siswa kelas XII
Sangat
praktis
Sangat
praktis
Sangat
praktis
Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai
kepraktisan modul yang diawali peta konsep
oleh guru biologi XII sangat praktis, dengan
rata-rata nilai praktikalitas 98,33 %.
1 Kemudahan
dalam
penggunaan
2 Efisiensi
waktu
pembelajaran
Total
Rata-rata
Nilai
Praktikalitas (%)
92,10
KriteRia
Sangat
praktis
88,08
Sangat
praktis
180,18
90,09
Sangat
praktis
Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat
bahwa hasil uji praktikalitas modul yang
diawali peta konsep adalah sangat praktis,
dengan rata-rata nilai praktikalitas 90,09 %.
b. Pembahasan
Analisis data uji validitas modul
yang diawali peta konsep oleh dosen dan
guru, memperoleh rata-rata nilai validitas
87,27 % dan memenuhi kriteria valid. Hal
ini didasarkan pada uji validitas yang terdiri
dari 3 aspek, yaitu aspek didaktik, aspek
kontruksi, dan aspek teknis.
Dilihat dari aspek didaktik yang
terdiri dari 5 item, modul ini dinyatakan
valid (87,50 %) karena materi mengacu pada
kurikulum KTSP. Modul ini dibuat sesuai
dengan SK dan KD yang ingin dicapai pada
materi sistem ekskresi dan mendukung
pemahaman konsep yang ada pada materi
sistem ekskresi. Oleh karena itu modul ini
dapat digunakan dalam proses belajar
mengajar di kelas XI. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Kamila (2010:2) sebuah modul
akan bermakna bagi peserta didik kalau
pesertadidik
dengan
mudah
menggunakannya.
Kemudian dari aspek konstruksi
terdiri dari 9 item, nilai validitas modul yang
dihasilkan 86,80 % dengan kriteria valid,
karena modul memiliki tujuan pembelajaran
yang jelas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Vembriarto
(1985,
dalam
Prastowo
2011:114-118) bahwa salah satu struktur
modul
memuat
rumusan
tujuan
pembelajaran yang eksplit dan spesifik.
Konsep yang disampaikan telah sesuai
dengan
indikator
pembelajaran,
3
menggunakan kalimat sederhana, jelas dan
mudah dipahami. Hal ini sesuai dengan
pendapat Prastowo (2011:123) bahwa
kalimat yang disajikan dalam modul tidak
boleh terlalu panjang. Intinya sederhana,
singkat, jelas, dan efektif.
Ditinjau dari aspek teknis yang
terdiri dari 5 item, nilai validitas modul yang
dihasilkan 87,50 % dengan kriteria valid,
karena sudah memenuhi sarat teknis yaitu
berkaitan dengan ukuran gambar dalam
modul telah sesuai, gambar yang disajikan
dalam modul telah sesuai dengan konsep
sistem ekskresi, peta konsep, gambargambar pada materi dan pertanyaan dapat
mengarahkan siswa menemukan konsep, dan
penggunaan huruf dan tulisan dalam modul
ini telah tepat. Gambar ditampilkan sesuai
dengan bentuk aslinya dengan tujuan agar
siswa lebih mudah mengenal objek yang
dijelaskan, serta dapat mendukung dan
memperjelas isi materi. Hal ini dijelaskan
oleh Sadiman, dkk (2012:29) bahwa salah
satu kelebihan gambar yaitu dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu.
Analisis data hasil uji praktikalitas
oleh guru biologi kelas XII menunjukkan
bahwa modul yang diawali peta konsep
memenuhi kriteria sangat praktis dengan
rata-rata nilai praktikalitas 98,33 %. Hal ini
menunjukkan bahwa modul ini sangat
praktis digunakan dari segi aspek
kemudahan dalam penggunaan, efisiensi
waktu dan aspek penjabaran materi. Ditinjau
dari aspek kemudahan dalam penggunaan,
modul yang diawali peta konsep dinyatakan
sangat praktis oleh guru dengan nilai
praktikalitas
97,50 %. Penyajian materi
pada modul ini menjadi lebih mudah
dipahami karena materi yang disajikan
dalam modul ini merupakan materi-materi
penting yang harus dikuasai siswa dan telah
disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang
berlaku. Hal ini sesuai dengan Prastowo
(2011:123) yang mengungkapkan bahwa
apabila digunakan dalam materi modul
adalah referensi-referensi mutakhir yang
memiliki relevansi dari berbagai sumber,
maka ini akan sangat baik.
Ditinjau dari aspek efisiensi waktu
pembelajaran yang terdiri dari 3 item, modul
yang dihasilkan dinyatakan sangat praktis
dengan nilai praktikalitas 100%. Hal ini
menunjukan bahwa dengan menggunakan
modul yang diawali peta konsep, waktu
yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan
pembelajaran menjadi lebih efektif.
Ditinjau dari aspek penjabaran
materi terdiri dari 5 item, modul yang
dihasilkan dinyatakan sangat praktis dengan
nilai praktikalitas 97,50 %. Kriteria tersebut
terpenuhi karena materi yang disampaikan
dalam modul ini sesuai dengan tujuan
pembelajaran, sistematika pembelajaran, dan
silabus. Modul ini memuat semua informasi
yang diperlukan tentang materi sistem
ekskresi. Modul yang diawali peta konsep
disusun berdasarkan ringkasan-ringkasan
materi dari 4 buku Biologi SMA kelas XI
dan sumber lainnya memiliki relevansi
dengan materi sistem ekskresi.
Analisis data hasil uji praktikalitas
modul oleh siswa kelas XII IPA,
menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan
sudah memenuhi kriteria sangat praktis
dengan rata-rata nilai praktikalitas 90,09 %,
yang ditinjau dari aspek kemudahan dalam
penggunaan
dan
efisiensi
waktu
pembelajaran.
Ditinjau dari aspek kemudahan
dalam penggunaannya yang terdiri dari 5
item, modul yang diawali peta konsep ini
memperoleh nilai praktikalitas
92,10 %
dengan kriteria sangat praktis. Konsep yang
disampaikan dalam modul ini sesuai dengan
indikator
pembelajaran,
sehingga
memudahkan siswa untuk memahami
konsep-konsep yang ada dalam materi
sistem ekskresi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lufri, dkk (2007:164) bahwa
biologi sebagai mata pelajaran yang banyak
mengandung konsep dan berhubungan
secara hirarki akan lebih mudah dipahami
jika dipelajari dengan menerapkan strategi
belajar dengan peta konsep.
Dilihat dari aspek efisiensi waktu
pembelajaran yang terdiri dari 3 item, modul
ini memenuhi kriteria sangat praktis dengan
nilai praktikalitas 88,08 %. Dari hasil
analisis data ini kita ketahui bahwa siswa
berpendapat modul ini praktis digunakan
dalam proses pembelajaran. Hal ini
dikarenakan adanya kontrol terhadap hasil
belajar siswa melalui penggunaan standar
kompetensi dalam setiap modul yang harus
dicapai oleh peserta didik (Mulyasa,
2006:236).
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
4
bahwa Pengembangan Modul yang Diawali
Peta Konsep pada Materi Sistem Ekskresi
untuk SMA yang dikembangkan telah valid
dan sangat praktis.
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, maka peneliti menyarankan
peneliti lain dapat melakukan penelitian
lanjutan untuk mengetahui efektifitas waktu
pembelajaran menggunakan modul ini,
peneliti lain dapat mengembangkan modul
yang diawali peta konsep pada materi lain
yang dapat dijadikan alternatif dan alat
bantu dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002.
Media Pembelajaran. Jakarta.
Ciputat Press.
Kamila. 2010. Panduan Pembuatan Bahan
Ajar,(Online) (http://infopendidikan
kitablogspot.com/2010/06/panduan
pembuatan-bahanajar.html, diakses
20 Februari 2013).
Lufri., Arlis, Y. Yunus., dan Sudirman.
2007 . Strategi Pembelajaran
Biologi. Padang: UNP Press.
Mulyasa.
2006.
Kurikulum
yang
Disempurnakan. Bandung: Rosda
Karya.
Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif
Membuat Bahan Ajar Inovatif.
Yogjakarta: DIVA Press.
Sadiman, Arief S. R. Rahardjo, Anung
Haryono, Rahardjito. 2012. Media
Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
5
Download