BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras pada umumnya hanya digunakan sebagai makanan pokok saja dengan harga jual sekitar sepuluh ribu rupiah perkilo, sehingga perlu dilakukan pemanfaatan beras dengan melakukan inovasi sehingga dapat meningkatkan daya jual dan manfaat beras. Beras sebelumnya telah banyak digunakan sebagai bahan kosmetik yang dapat dipercaya dapat memutihkan, melembutkan, dan membersihkan kulit. Beras sendiri mengandung banyak pati yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Kandungan amilosa telah diteliti oleh Qin-Lu et. al. (2011) diketahui bahwa pati beras varietas indica sebesar 27,5% lebih besar daripada pati beras varietas japonica yang hanya 24,5%, sehingga beras varietas indica dipilih sebagai adsorben. Salah satu contoh beras varietas indica ini adalah beras C4. Selain itu, beras memiliki kandungan vitamin B kompleks yang berkhasiat untuk menghaluskan kulit yaitu tiamin (Vit. B1) 0,070 mg (5%), riboflavin (Vit. B2) 0,049 mg (3%), niasin (Vit. B3) 1,6 mg (11%), asam pantotenat (Vit. B5) 1,014 mg (20%), vitamin B6 0,164 mg (13%), dan folat (Vit. B9) 8 μg (2%) (Data Nutrisi USDA, 2013). Adanya pati pada beras membuat beras dapat digunakan sebagai adsorben. Hal ini telah dilakukan oleh Weirong dan Huiyuan (2002) untuk mengadsorpsi air, minyak, dan etanol dengan pati beras nanxiu dari beras varietas japonica. Proses adsorpsi pati beras lalu dapat dikembangkan lagi sebagai adsorben terhadap zat warna. Salah satu contoh zat warna yang digunakan adalah metilen biru (C16H18ClN3S•2H2O) yang merupakan zat warna kationik dan metil orange (C14H14N3NaO3S) yang merupakan zat warna anionik. Kedua zat warna tersebut sering digunakan dalam dunia industri, salah satunya sebagai pewarna dalam produk kosmetik. Adanya pewarna kosmetik dapat dilihat pada komposisi produk 1 2 dengan kode C.I (Colour Index), seperti pada metilen biru (C.I 42510) dan metil oranye (C.I 13025). Adsorben-adsorben yang dapat menyerap zat warna telah banyak diteliti, seperti karbon aktif (Cheah et al., 2013 ; El Qada, et al., 2006), monmorillonit (Chena et al., 2011 ; Almeida et al., 2009), dan lempung (Gurses et al., 2006 ; Leodopoulos et al., 2012). Penggunaan karbon aktif, montmorillonit, dan lempung efektif untuk menyerap zat warna tetapi pati beras memiliki manfaat lain yang tidak dimiliki oleh ketiga adsorben tersebut yaitu berupa vitamin B kompleks yang bermanfaat bagi kulit. Selain itu, penggunaan pati sebagai adsorben dapat diperhitungkan karena harganya yang murah, dan mudah di dapat dengan proses yang cepat dan mudah (Crini, 2005). Pada penelitian ini digunakan pati beras C4 sebagai adsorben dan zat warna berupa metilen biru dan metil oranye sebagai adsorbat. Kemampuan adsorpsi pati beras C4 akan dipelajari dengan memvariasikan pH dan konsentrasi zat warna untuk menentukan kapasitas adsorpsinya. 1.2 Tujuan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui karakteristik pati beras C4 meliputi bentuk granula pati, luas permukaan, dan porositasnya. 2. Mengetahui kemampuan pati dalam mengadsorpsi zat warna metil orange dan metilen biru. 3. Mempelajari pengaruh pH dan konsentrasi zat warna terhadap kapasitas adsorpsi menggunakan pati beras C4. 1.3 Manfaat Dari penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi pengetahuan mengenai pemanfaatan pati dari beras C4 sebagai adsorben, khususnya mengenai kemampuan adsorpsi pati dari beras C4 dalam mengadsorpsi zat warna metilen 3 biru dan metil oranye. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam bidang kosmetik.