LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG TAHUN 2015 DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG JLN. S. K. LERIK, KELAPA LIMA - KUPANG Telp. 0380 – 825 796, Fax 0380-825730, Website : www.dinkes-kotakupang.web.id, Email : [email protected] 1 KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena instansi kami telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015 tepat pada waktunya sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Review Laporan Kinerja. Salah satu sasaran yang perlu diwujudkan pada era desentralisasi ini adalah terciptanya pemerintahan yang baik (good governance) dengan menonjolkan akuntabilitas kinerja setiap instansi pemerintah. Untuk itu perlu dikembangkan suatu media pertanggungjawaban yang sistematis berdasarkan metode yang terpercaya. LAKIP 2015 yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang disamping untuk memenuhi amanat perundang-undangan yang berlaku juga untuk memenuhi tanggungjawabnya kepada masyarakat sehingga dapat diketahui sejauh mana visi dan misi, tujuan dan strategi, yang diembannya dapat diwujudkan sesuai alokasi anggaran yang telah diperoleh. Disamping itu LAKIP 2015 yang dibuat ini berdasarkan Renstra 2013 – 2017 yang telah disusun oleh instansi kami pada beberapa waktu yang lalu. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan LAKIP 2015 tepat pada waktu serta sesuai dengan pedoman yang telah diberikan. Tak ada gading yang tak retak, begitu pula LAKIP 2015 yang kami sajikan, masih terdapat kekurangan disana sini, oleh karena itu usul saran bagi penyempurnaannya sangat kami harapkan. Kiranya LAKIP 2015 ini dapat bermanfaat bagi kita yang membutuhkannya. Kupang, 15 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra,M.Si NIP. 19641219 199503 1 001 2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................….. i DAFTAR ISI ii ……………………………………………………………………. IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................….. iii BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ,.…………………….. 12 A. Renstra ........................................................................................ 1. Visi ......................................................................................... 12 12 2. Misi ......................................................................................... 12 3. Sasaran .................................................................................. 13 4. Strategi ................................................................................... 4.1. Kebijakan ......................................................................... 4.2. Program ........................................................................... 14 15 16 BAB III BAB IV Akuntabilitas Kinerja ........................................................................ 25 A. Capaian Kinerja Dinkes ………… ………………………….... 25 B. Analisis Capaian Kinerja ....................................................... 29 C. Akuntabilitas Keuangan ............................................................. 76 PENUTUP ....................................................................................... LAMPIRAN 1. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014 2. PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN TAHUN 2013 3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2013 3 79 IKHTISAR EKSEKUTIF Pemerintah Kota Kupang telah menetapkan VISI dan MISI untuk Tahun 2013 – 2017 sebagai suatu upaya proaktif untuk mengantisipasi berbagai permasalahan pembangunan yang akan dihadapi pada masa yang akan datang. Bertitik tolak dari Visi dan Misi Pemerintah Kota Kupang tersebut, Dinas Kesehatan Kota Kupang Menetapkan Visi Instansinya yakni “MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT DAN PRODUKTIF MELALUI PELAYANAN KESEHATAN YANG MODERN DAN PROFESIONAL” yang selengkapnya dapat dijabarkan melalui penetapan Misi. Kemudian ditentukan Tujuan dan Sasaran Strategis dalam rangka mencapai Misi yang telah ditetapkan tersebut. Selanjutnya strategi untuk menjabarkan Tujuan dan Sasaran maka dirinci kedalam berbagai Kebijakan dan Program. Sebagai operasionalisasi Program maka Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang diusulkan perlu didukung dengan dana terutama dari APBD II/DAU yang tertuang dalam DPPA-SKPD Tahun 2015 dari Anggaran belanja langsung sebesar Rp. 37.546.354.465,- sedangkan anggaran belanja tidak langsung yakni untuk pembayaran Gaji dan Tunjungan sebesar Rp. 33.237.236.763,-. Total anggaran pembiayaan pembangunan kesehatan di Kota Kupang sebesar Rp. 70.783.591.228,dengan realisasi Rp. 67.810.659.757,00 sehingga akuntabilitas keuangan yang dicapai adalah sebesar 95.80%. Untuk realisasi belanja langsung untuk program tahun 2015 sebesar Rp. 35.421.370.451,atau 94,34%, untuk realisasi belanja tidak langsung tahun 2015 sebesar Rp. 32.389.289.306,- atau 97.45% Sedangkan dari pencapaian sasaran Indikator Kinerja Kunci (IKU), dari 31 indikator program sasaran IKU terdapat indikator yang mencapai target sebanyak 15 Indikator dan 16 indikator sasaran belum mencapai target. 4 BAB I PENDAHULUAN Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan kesehatan, upaya-upaya kesehatan perlu dilaksanakan melalui pola-pola struktur organisasi yang telah ditentukan berdasarkan Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Kupang sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Kupang Nomor : 6 Tahun 2008 adalah sebagai berikut : Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota Kupang melalui Sekretaris Daerah. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Kepala Dinas Kesehatan mempunyai fungsi : 1. Merumuskan kebijakan teknis sesuai kewenangan daerah di bidang kesehatan yang meliputi kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan; 2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan, yang meliputi Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan; 3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan; 4. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kesehatan yang diberikan oleh Walikota. SEKRETARIAT DINAS Sekretariat Dinas adalah unsur staf pembantu pimpinan yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris Dinas mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan program, dan anggaran Dinas Kesehatan, secara terpadu, serta mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian, urusan keuangan dan perlengkapan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Dinas mempunyai fungsi : 5 1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian dan koordinasi penyelenggaraan penyusunan program dan anggaran Dinas Kesehatan, serta penyusunan laporan, evalusai pelaksanaan program Dinas Kesehatan; 2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan koordinasi pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian yang meliputi, urusan rumah tangga, organisasi, hukum, hubungan masyarakat, kepegawaian, akreditasi dan pengembangan sumber daya manusia tenaga kesehatan; 3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan, pengawasan, pengendalian, dan koordinasi pelaksanaan administrasi keuangan dan perlengkapan, yang meliputi administrasi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan administrasi pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan dan administrasi inventarisasi barang lingkup Dinas Kesehatan. Sekretariat Dinas terdiri dari : a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian c. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam: 1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyusunan program/perencanaan dinas kesehatan, 2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyusunan anggaran Dinas Kesehatan, 3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyusunan laporan Dinas Kesehatan, termasuk laporan realisasi keuangan, 4. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna evaluasi pelaksanaan program Dinas Kesehatan. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam: 1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan urusan umum, yang meliputi, urusan rumah tangga, hukum, humas dan protokoler, 6 2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian, 3. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi akreditasi tenaga fungsional kesehatan dan pengembangan SDM tenaga Kesehatan. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam: 1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan administrasi keuangan yang meliputi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut LHP, 2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna penyelenggaraan urusan perlengkapan yang meliputi perencanaan pengadaan barang, pendistribusian, pemeliharaan dan pengadministrasian inventaris barang. BIDANG PELAYANAN KESEHATAN Bidang Pelayanan Kesehatan adalah unsur pelaksana dinas di bidangnya yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas memberi tahu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, pelaksanaan registrasi dan akreditasi sarana kesehatan, dan pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar. Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi : 1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan penyediaan sarana dan prasarana peralatan kesehatan, termasuk penyelenggaraan kefarmasian, yang meliputi perencanaan pengadaan, pemanfaatan sarana dan peralatan kesehatan, di Puskesmas dan jaringannya, perencanaan pengadaan, pengelolaan dan pengawasan obat, dan kosmetika; 2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan registrasi dan akreditasi sarana dan peralatan kesehatan swasta, dan pelayanan kesehatan swasta; 3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi pembinaan teknis pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, 7 penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan, penyelenggaraan kesehatan khusus, dan penyelenggaraan jaminan kesehatan. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari : a. Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan b. Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan c. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam: 1. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pendistribusian, pemanfaatan, dan pemeliharaan sarana dan peralatan kesehatan bagi Puskesmas dan jaringannya sesuai ketentuan yang berlaku, 2. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pendistribusian dan pemanfaatan dan pemeliharaan obat Puskesmas dan jaringannya, 3. Melakukan pengawasan peredaran obat, NAPZA (Narkotika, Psikotrpoika, dan Zat Adiktif lainnya) dan kosmetika, 4. Melakukan bimbingan dan pengendalian peredaran dan penggunaan narkoba, serta melakukan bimbingan dan pengendalian penyehatan makanan dan minuman. Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam: 1. Melakukan registrasi, akreditasi tenaga medis, dan perijinan bagi tenaga para medis/tradisional terlatih dan tenaga non medis, 2. Melakukan kegiatan penertiban perijinan dan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana dan peralatan kesehatan Swasta dan Pemerintah. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan dalam: 1. Melakukan upaya pembinaan penyelenggaraan kesehatan dasar termasuk kesehatan komunitas, 2. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan rujukan, yang meliputi kesehatan rujukan spesialistik, dan sistem rujukan, 8 3. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan khusus yang meliputi, kesehatan jiwa, kesehatan mata, kesehatan gigi dan mulut, 4. Melakukan kegiatan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang meliputi, kepesertaan, pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan. BIDANG PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT (P2P) Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) adalah unsur pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pengendalian, pemberantasan penyakit, yang meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan penanggulangan masalah kesehatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) mempunyai fungsi : 1. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan penyakit, yang meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan penyakit; 2. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan pengamatan penyakit (surveilans) dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian Laboratorium Dinas Kesehatan dan Puskesmas; 3. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan penyakit, yang meliputi surveilans, epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra; 4. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah kesehatan, yang meliputi penyiapan tenaga, peralatan, bahan dan obat dalam rangka pelaksanaan P3K (Pertolongan pertama pada kecelakaan), penanganan KLB, penanggulangan bencana dan imunisasi. Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) terdiri dari : a. Seksi Pengamatan Penyakit b. Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit c. Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan 9 Seksi Pengamatan Penyakit mempunyai tugas membantu Kepata Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam : 1. Melaksanakan pengamatan penyakit melalui surveilans terpadu, sentinel dan surveilans khusus, 2. Melaksanakan pengamatan vektor penyakit menular langsung dan pengendalian penyakit bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan haji dan kesehatan dan kesehatan transmigrasi, melaksanakan survei khusus bidang kesehatan, 3. Melaksanakan pengamatan laboratorium penunjang diagnosa penyakit yang ada pada dinas kesehatan dan puskesmas, termasuk perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, tenaga dan regensia untuk menunjang kualitas Laboratorium Dinas Kesehatan, serta melaksanakan bimbingan dan pengendalian terhadap Laboratorium Dinas Kesehatan. 4. Melaksanakan pembinaan SKD (Sistem Kewaspadaan dini) dan investigasi KLB. Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas membantu Kepala Bidang pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam : 1. Melakukan upaya pengendalian, dan pemberantasan penyakit yang meliputi surveillance epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, penyakit menular bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan mata, 2. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis, hasil kegiatan pemberantasan/ penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, serta menyebarluaskan informasi cara pemberantasannya, 3. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis hasil kegiatan pemberantasan/ penanggulangan penyakit menular langsung dan tidak langsung, serta menyebarluaskan informasi cara pemberantasannya, 4. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis data, monitoring, evaluasi dan pelaksanaan pelaksanaan vaksinasi rutin dan insidental pada unit pelaksana (Posyandu, Puskesmas dan unit pelaksana lainnya) serta menganalisis hasil penelitian penyakit yang disebabkan oleh imunisasi (KIPI). Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit dalam : 1. Melakukan upaya pengendalian wabah dan bencana, yang meliputi, kesiapsiagaan, mitigasi, tanggap darurat dan pemulihan, 10 2. Melaksanakan kegiatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang meliputi perencanaan, pengorganisasian serta bimbingan dan pelaksanaan kegiatan P3K termasuk penyediaan obat dan alat kesehatan serta tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada P3K, 3. Melakukan analisis terhadap penyebab masalah kesehatan serta penanggulangannya, 4. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian bimbingan dan pelaksanaan masalah kesehatan dan KLB penyakit yang meliputi managemen informasi, dana dan sarana. BIDANG KESEHATAN KELUARGA Bidang Kesehatan Keluarga adalah unsur pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan ibu, dan pelayanan kesehatan Keluarga, pelayanan kesehatan anak, remaja dan usila serta pembinaan peningkatan gizi keluarga dan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, bidang kesehatan keluarga mempunyai fungsi : 1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peningkatan kesehatan ibu, keluarga dan pelayanan kontrasepsi KB; 2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan peningkatan kesehatan anak dan remaja, penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan peningkatan kesehatan usia lanjut; 3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan peningkatan gizi keluarga dan masyarakat. Bidang Kesehatan Keluarga Terdiri dari : a. Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga b. Seksi Anak, Remaja dan Usila c. Seksi Gizi Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dalam : 1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan ibu, keluarga dan pelayanan KB, 11 2. Melakukan bimbingan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan upaya peningkatan kesehatan ibu dan KB, 3. Melakukan pembinaan kemitraan dari kerjasama lintas sektor dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan KB. Seksi Anak, Remaja dan Usila mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dalam: 1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan anak, remaja usaha kesehatan sekolah dan usila, 2. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kesehatan anak, remaja dan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), melakukan bimbingan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan peningkatan kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila, 3. Melakukan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dalam upaya peningkatan kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila, 4. Melakukan identifikasi masalah kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila, 5. Melakukan pembinaan teknis program kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila. Seksi Gizi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dalam : 1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan gizi keluarga dan masyarakat; 2. Menyelenggarakan kegiatan program peningkatan gizi keluarga dan masyarakat,melaksanakan bimbingan; pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan upaya peningkatan gizi keluarga dan masyarakat; 3. Melaksanakan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dalam rangka upaya peningkatan gizi keluarga dan masyarakat; BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan adalah unsur pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyehatan tempat pengolahan makanan, pengawasan kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan. 12 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan mempunyai fungsi : 1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tempat pengolahan makanan dan minuman balk pada tempat-tempat industri pengolahan makanan maupun pada rumah-rumah makan dan restoran; 2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pencegahan keracunan pada makanan dan minuman serta pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan kebersihan tempattempat umum dan melakukan pengawasan, pemantauan pencemaran lingkungan tempattempat umum; 3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas air serta pencegahan terhadap pencemaran air, perbaikan kualitas air dan kesehatan Iingkungan; 4. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas lingkungan perumahan, lingkungan pemukiman, pembinaan pengelolaan sampah dan pemantauan pencemaran di lingkungan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA); 5. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peningkatan kesehatan masyarakat pekerja serta pencegahan dan perlindungan terhadap kecelakaan kerja; 6. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit berbasis lingkungan serta pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL), penyusunan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan promosi kesehatan masyarakat, pembinaan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam upaya promosi kesehatan serta peningkatan sistem informasi kesehatan. Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan terdiri dari : a. Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan b. Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan c. Seksi Promosi Kesehatan 13 Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan dalam : 1. Melakukan upaya pengumpulan bahan, pembinaan dan pengawasan terhadap tempat pengolahan makanan (industri makanan dan minuman, rumah makan dan restoran), 2. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan pencegahan keracunan makanan dan minuman, 3. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan peningkatan kebersihan tempat-tempat umum, 4. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan pemantauan pencemaran makanan. Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan : 1. Melakukan pembinaan dan petunjuk cara pengawasan kualitas air, mengumpulkan dan mengestimasi bahan guna pencegahan, pencemaran dan perbaikan kualitas air serta kesehatan lingkungan, 2. Mengumpulkan bahan perencanaan peningkatan kebersihan lingkungan pemukiman serta melakukan koordinasi kegiatan peningkatan kebersihan lingkungan, 3. Mengumpulkan dan melakukan estimasi bahan guna pelaksanaan kegiatan pengawasan kualitas lingkungan perumahan serta pencegahan pencemaran lingkungan, 4. Melakukan koordinasi pelaksanaan pengelolaan sampah serta melakukan pemantauan pencemaran di lingkungan Tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA), 5. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemberantasan vektor penyakit berbasis lingkungan serta pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL). Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan dalam : 1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan metode dan media penyampaian promosi kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat luas, 2. Melakukan pembinaan dan pengembangan kemitraan dan peran serta masyarakat guna meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan, 14 3. Melaksanakan peningkatan sistem informasi kesehatan. Agar pelaksanaan otonomi daerah dapat terlaksana dengan baik perlu dikembangkan langkah strategis guna mewujudkan iklim yang baik (good governance), dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani. Dengan demikian maka para pemegang kekuasaan selain melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya juga perlu memberi laporan atas pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawabnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, melalui Peraturan Pressiden nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengharuskan seluruh instansi pemerintah membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansinya masing-masing. Yang memuat sasaran pencapaian dan alasan-alasannya, standar kinerja serta hasil yang dicapai maka Dinas Kesehatan menyampaikan LAKIP 2015. 15 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) 1. VISI. Dengan memperhatikan Rumusan Visi Kota Kupang Tahun 2013 – 2017 diatas Rumusan Visi Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 – 2017 adalah : “MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT DAN PRODUKTIF MELALUI PELAYANAN KESEHATAN YANG MODERN DAN PROFESIONAL” Masyarakat kota yang hidup sehat dan produktif adalah suatu kondisi dimana masyarakat Kota Kupang menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. 2. MISI Berdasarkan Visi diatas, maka Dinas Kesehatan Kota Kupang Menetapkan misinya : 1. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memantapkan sistem pelayanan kesehatan yang Berkualitas dan Prima Untuk mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas maka perlu peningkatan kinerja dan mutu upaya Kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang beserta jajarannya yaitu melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan teknis dan pengembangan standard serta pedoman berbagai upaya kesehatan termasuk penangan bencana serta peningkatan fungsi koordinasi. Terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh system informasi, IPTEK serta hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen kesehatan yang akuntabel dengan menerapkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada semua lapisan masyarakat, serta bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). 16 2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan yang Professional melalui peningkatan SD Kesehatan yang berkualitas termasuk Ketersediaan Tenaga Kesehatan Profesional dan Peralatan Kesehatan Modern Yang mendukung Peningkatan Kualitas Pelayanan. Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdayaguna, Dinas Kesehatan Kota Kupang mengupayakan pemerataan sumber daya kesehatan yang diperlukan oleh semua pelaku pembangunan kesehatan. Sumber daya kesehatan dimaksud meliputi sumber daya pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, sumber daya obat dan perbekalan kesehatan. 3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pertisipasi aktif dalam upaya promotif dan preventif. Keberhasilan meningkatkan derajat kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Dinas Kesehatan Kota Kupang berperan sebagai pelaku utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan wilayah Kota Kupang yang berwawasan kesehatan. Kemitraan dengan lintas sektor, lintas wilayah, dunia usaha, masyarakat, dan berbagai lembaga internasional perlu harus di mantapkan. 3. SASARAN Untuk mencapai visi dan misi ditetapkan sasaran strategis yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang sampai akhir Tahun 2017 adalah: Untuk mencapai visi dan misi ditetapkan sasaran strategis yang akan dicapai oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang sampai akhir Tahun 2017 adalah: 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan : a. Meningkatnya umur harapan hidup dari 73,04 tahun menjadi 75 tahun; b. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 82 menjadi 30 per 100.000 kelahiran hidup; c. Menurunnya angka kematian bayi dari 5,02 menjadi 1 per 1.000 kelahiran hidup; d. Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan Salinakes) sebesar 97%; e. Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%; f. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 100%. 2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan: a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 49 menjadi 40 per 100.000 penduduk; 17 b. Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000 penduduk; c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi di bawah 0,5%; d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan menjadi 90%; e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 50% menjadi 85%; f. Angka kesakitan DBD menjadi 51 per 100.000 penduduk. 3. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin. 4. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 32,1% menjadi 65%. 4. STRATEGI (CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN) Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota Kupang dan sesuai misi yang telah ditetapkan, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut : 1. Mewujudkan komitmen pemerintah dan peran serta masayarakat dalam mendukung pembangunan kesehatan, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas. Agar pemerintah, masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berbagai permasalahan dan pembangunan kesehatan. Di samping itu, juga perlu dilaksanakan upaya advokasi kepada para pengambil keputusan di kalangan penyelenggara negara dan pembangunan, guna terwujudnya komitmen, dukungan, dan sinergisme pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, maka revitalisasi system kesehatan dasar dan rujukannya adalah dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan. 2. Meningkatkan pengembangan sistem Informasi kesehatan daerah untuk memperkuat sistem data dan informasi kesehatan daam rangka menghasilkan data yang berkualitas untuk mendukung pengambilan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. 3. Pengadaan alat pendukung pelayanan kesehatan modern yang menunjang pelayanan yang profesional dan berkualitas, sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang pelayanan Kesehatan. 4. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan SD kesehatan serta peningkatan kapasitas dan kemampuan SD Kesehatan melalui Pelatihan Tenaga Kesehatan secara berjenjang dan berkala untuk semua Tenaga Fungsional Kesehatan. 18 Dalam menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan, adalah melakukan advokasi dan sosialisasi kepada semua pengambil keputusan, baik pemerintah maupun masyarakat termasuk swasta. Didalam penyediaan pembiayaan kesehatan, secara bertahap pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah dapat diupayakan sebesar 10% dari APBN dan APBD dengan proporsi yang rasional. 5. Meningkatkan kemitraan lintas program, lintas sektor dan masyarakat serta peningkatan upaya promosi dan pendidikan kesehatan secara intensif, bagi seluruh stake holder pembangunan bidang kesehatan. Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka diperlukan Kebijakan dan Program yaitu: 4.1. Kebijakan Pembanguan kesehatan Kota Kupang dimaksudkan untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kematian balita dan memperpanjang umur harapan hidup guna mewujudkan derajat kesehatan Masyarakat yang optimal melalui pendekatan paradigma Sehat (upaya peningkatan Promosi Kesehatan dan Pencegahan yang utama setelah itu baru pendekatan pengobatan dan rehabilitasi kesehatan) dengan Kebijakan penyelenggaraan sebagai berikut : 1. Peningkatan kualitas koordinasi lintas program, lintas sektor, dan lintas wilayah, Peningkatan kualitas manajemen pelayanan kesehatan dan simtem informasi manajemen kesehatan serta Pengembangan kegiatan penelitian sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program. 2. Pemenuhan dan pengembangan Sumber Daya Kesehatan dalam rangka memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara aktif dengan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, terutama untuk menjangkau kelompok keluarga berpenghasilan rendah, masyarakat miskin dan pemukiman baru. 3. Peningkatan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat dan mengoptimalkan lingkungan yang bebas dari risiko penyakit yang berbasis lingkungan, memberdayakan serta mendorong pengembangan dan kemandirian institusi masyarakat, peran serta lembaga swadaya masyarakat dan organisasi profesi termasuk swasta dalam upaya pelayanan kesehatan. 19 4.2 Program Program yang akan di jalankan Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam rangka mencapai sasaran diatas antara lain sebagai berikut : 1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Tujuan Menunjang Pelayanan Perkantoran guna mendukung pelayanan kesehatan bagi masyarakat. 2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR Tujuan Meningkatkan Sarana dan prasaranan penunjang guna mendukung efektifitas kinerja aparatur dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat 3. PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR Tujuan Meningkatkan Kapasitas dan kualitas aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsi perkantoran guna menunjang pelayanan bagi masyarakat 4. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN Tujuan Meningkatkan efektifitas dan kinerja aparatur dalam mengembangan dan menyusunan sistem pelaporan guna menunjang pelayanan bagi masyarakat 5. PENUNJANG PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN Tujuan Meningkatkan kuantitas sumber daya manusia penunjang pelayanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. 6. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT Tujuan program: Meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas dan jejaringnya. 7. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Tujuan program: Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita. 8. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT Tujuan program : 20 Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. 9. STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN Tujuan program: Meningkatkan alokasi pembiayaan kesehatan di provinsi, kabupaten dan kota se-Kota Kupang, meningkatkan standarisasi pelayanan yang sesuai Protab pelayanan kesehatan 10. PENGADAAN, PENINGKATAN, & PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/ PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA Tujuan program: Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran sarana dan prasarana termasuk SDM Kesehatan lainnya, serta pengadaan peralatan kesehatan dan pengembangannya sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan di Kota Kupang. 11. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Tujuan program: Meningkatkan pemahaman SDM Kesehatan tentang peraturan perundang-undangan guna mendukungan pembangunan kesehatan guna dalam penyelenggaraan kesehatan 12. OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN Tujuan program: Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan. 13. PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Tujuan program: Menjamin terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan/khasian produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, kosmetik,produk komplemen dan produk pangan dalam rangka perlindungan konsumen/masyarakat. 14. PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Tujuan program : Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat. 15. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT Tujuan program : 21 Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistim kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 16. PELAYANAN KESEHATAN ANAK & BALITA Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak dan Balita melalui pemberian pelayanan kesehatan sesuai standar guna meningkatkan derajat dan kualitas hidup anak 17. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN Tujuan Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap kesehatan dan keamanan pangan guna mencegah berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh peredaran makanan berbahaya 18. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai bagi Lansia, melalui berbagai upaya pelayanan kesehatan yang menunjang peningkatan kualitas hidup dan kesehatan lansia 19. PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai bagi ibu melahirkan dan anak, guna menunjang persalinan dan proses kelahiran yang aman bagi ibu dan bayi 20. PENINGKATAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN Tujuan Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai melalui penyediaan sistem informasi kesehatan yang baik dan terintegrasi guna mendukung ketersediaan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat 22 DOKUMEN IKU SKPD DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG PENJELASAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Jumlah bayi yang lahir meninggal jumlah kelahiran hidup x1000 2 Angka Kematian Balita per 1000 balita Jumlah balita meninggal x 1.000 jumlah kelahiran hidup x1000 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tangani Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penangangan definitif di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama x 100 Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama x100 Jumlah kematian ibu melahirkan jumlah kelahiran hidup x100000 1 1 MENINGKATNYA KELANGSUNGAN HIDUP IBU DAN BAYI (Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) 3 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup 4 Cakupan Persalinan Nakes 5 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 1 Usia Harapan Hidup Usia harapan hidup tiap tahun 2 Caupan Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) Jumlah Desa/Kelurahan UCI Jumlah seluruh desa/Kelurahan x100 3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria Jumlah Kesakitan penyakit malaria Jumlah penduduk x1000 Jumlah Kesakitan TBC Jumlah penduduk x100000 Jumlah Kesakitan DBD Jumlah penduduk x100000 6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare Jumlah Kesakitan Diare Jumlah penduduk x1000 7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta Jumlah Kesakitan Kusta Jumlah penduduk x100000 Jumlah prevalensi HIV Jumlah penduduk x100 Cakupan KLB (penyakit menular) yang ditangani Jumlah kasus KLB penyakit menular yg ditangani Jumlah kasus KLB penyakit menular thn ybs x 100 1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi) Jumlah balita dengan gizi buruk Jumlah balita yang ditimbang x 100 Jumlah anak - anak berat badan tidak normal Jumlah anak - anak berat badan normal x 100 Jumlah bayi Mendapatkan ASI Eksusif Jumlah Seluruh bayi x 100 4 angka Kesakitan karena penyakit TBC 2 MENINGKATNYA DERAJAT 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD KESEHATAN MASYARAKAT 8 Angka Prevalensi Kasus HIV 9 Angka anak - anak di bawah berat badan 3 MENURUNNYA KASUS GIZI 2 normal (Gizi Kurang) BURUK 3 Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif 23 PENJELASAN NO 4 SASARAN STRATEGIS MENINGKATKAN UPAYA PENYEHATAN LINGKUGAN SEHAT DAN SANITASI PERORANGAN INDIKATOR KINERJA (Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) 1 Persentase rumah yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat Jumlah rumah tangga yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat Jumlah RT/KK Yang diperiksa x 100 2 Persentase keluarga yang mempunyai SPAL, TSK sehat Jumlah RT/KK yg memiliki SPAL, TSK sehat Jumlah RT/KK x 100 3 Persentase Rumah Sehat Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Sehat Jumlah RT/KK yang di Inspeksi Sanitasi x 100 4 Persentase RT Ber-PHBS Jumlah Rumah Tangga ber PHBS Jumlah RT/KK yang di survey PHBS x 100 Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis 1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap jumlah penduduk pada suatu saat. * Dokter (Termasuk Tenaga PTT) * Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT) 5 MENINGKATNYA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA KUPANG * Bidan (Termasuk Tenaga PTT) * Perawat 2 Persentase penduduk miskin yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda 3 Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit 1 Rasio Puskesmas rawat inap 6 TERPENUHINYA SARANA PRASARANA KESEHATAN BAGI PUSKESMAS DAN PUSTU DI WILAYAH KOTA KUPANG 2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat 3 Rasio Pustu Persentase ketersediaan obat-obatan 4 sesuai kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu (standar askes) 24 Jumlah tenaga kesehatan Jumlahpenduduk Kota Kupang Jumlah dokter yang ada Jumlah penduduk x 10000 Jumlah dokter Gigi yang ada Jumlah penduduk x 10000 Jumlah bidan yang ada Jumlah penduduk x 1000 Jumlah perawat yang ada Jumlah penduduk x 1000 Penduduk yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda Jumlah penduduk miskin di wilayah Kota Kupang x 100 Jumlah penduduk yang memanfaatkan puskesmas Jumlah penduduk yang tidak memanfaatkan puskesmas x 100 Jmlh puskesmas rawat inap Jumlah Kecamatan x 20000 Jmlh Puskesmas yg tercukupi peralatan Gawat Darurat Jmlh Puskesmas di Kota Kupang x 100 Jmlh pustu Jmlh penduduk x 10000 RS dan Puskesmas yg kebutuhan obatnya terpenuhi RS dan Puskesmas / Pustu yg ada x 100 FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN NO : DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG : 2015 SASARAN STRATEGIS TARGET INDIKATOR KINERJA SATUAN 2015 1 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup ≤ 3 per 1000 KH 2 Angka Kematian Balita per 1000 balita ≤ 2 per 1000 Balita 3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tangani 60 % 4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 90 % 5 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 50 per 100000 KH 73,08 Tahun 80 % 1 Usia Harapan Hidup Caupan Kelurahan dengan Universal Child 2 Immunization (UCI) 2 MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria ≤ <1 Per 1000 Penduduk 4 angka Kesakitan karena penyakit TBC ≤ 210 Per 100000 Penduduk 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD ≤ 65 Per 100000 Penduduk 6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare ≤ 275 280 Per 1000 Penduduk 7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta ≤ 15 16 Per 100000 Penduduk 8 Angka Prevalensi Kasus HIV ≤ <0.5 % 100 % ≤ <1 % ≤ 25 % 3 Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif 80 % 1 Persentase rumah yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat 70 % 2 Persentase keluarga yang mempunyai SPAL, TSK sehat 9 Cakupan KLB (penyakit menular) yang ditangani 1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi) 3 4 MENURUNNYA KASUS GIZI BURUK MENINGKATKAN UPAYA PENYEHATAN LINGKUGAN SEHAT DAN SANITASI PERORANGAN 2 Angka anak - anak di bawah berat badan normal (Gizi Kurang) 65 % 3 Persentase Rumah Sehat 80 % 4 Persentase RT Ber-PHBS 55 % 25 NO SASARAN STRATEGIS TARGET INDIKATOR KINERJA SATUAN 2015 Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis dan para 1 medis, termasuk PTT) terhadap jumlah penduduk pada suatu saat. 5 MENINGKATNYA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA KUPANG * Dokter (Termasuk Tenaga PTT) 1 per 10000 penduduk * Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT) 1 per 10000 penduduk * Bidan (Termasuk Tenaga PTT) 1 per 1000 penduduk * Perawat 1 per 1000 penduduk 100 Jiwa 15 Kunjungan 1 per Kecamatan 100 % 1 per 10000 penduduk 90 % 2 Persentase penduduk miskin yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda 3 Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit 1 Rasio Puskesmas rawat inap 6 TERPENUHINYA SARANA PRASARANA KESEHATAN BAGI PUSKESMAS DAN PUSTU DI WILAYAH KOTA KUPANG 2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat 3 Rasio Pustu Persentase ketersediaan obat-obatan sesuai 4 kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu (standar askes) 26 ≤ FORMULIR PENETAPANAN KINERJA TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN NO SASARAN STRATEGIS 1 2 : DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG : 2015 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 3 4 PROGRAM/ KEGIATAN 5 Program Keselamatan ibu melahirkan dan Anak Angka kematian bayi per 1000 1 kelahiran hidup 3 2 Angka Kematian Balita per 1000 balita 2 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tangani 60 Program Keselamatan ibu melahirkan dan Anak *) 4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 90 Program Keselamatan ibu melahirkan dan Anak *) 5 Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup 50 Program Keselamatan ibu melahirkan dan Anak *) Program Upaya Kesehatan Masyarakat 1 Usia Harapan Hidup 73,08 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia Program Penataan Peraturan Perundangundangan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 2 MENINGKATNYA DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT 2 Cakupan Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) 80 3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria <1 4 angka Kesakitan karena penyakit TBC 210 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD 65 6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare 275 7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta 15 8 Angka Prevalensi Kasus HIV 9 4 MENURUNNYA KASUS GIZI BURUK MENINGKATKAN UPAYA PENYEHATAN LINGKUGAN SEHAT DAN SANITASI PERORANGAN Cakupan KLB (penyakit menular) yang ditangani 381.546.000 113.275.000 5.061.112.000 18.209.100 30.976.800 20.504.000 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 779.813.200 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 805.151.500 100 <1 2 Angka anak - anak di bawah berat badan normal (Gizi Kurang) 25 3 Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif 80 1 Persentase rumah yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat 70 2 Persentase keluarga yang mempunyai SPAL, TSK sehat 65 3 Persentase Rumah Tangga Sehat Program Pengembangan Lingkungan Sehat 73.615.300 80 Program Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat 4 6 <0.5 1 Status gizi balita (gizi buruk) 3 ANGGARAN Persentase RT Ber-PHBS 55 27 Program Pengawasan dan Pengendalian kesehatan Makanan 175.514.000 55.354.600 NO SASARAN STRATEGIS 1 2 INDIKATOR KINERJA TARGET 2015 3 4 Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis 1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap jumlah penduduk pada suatu saat. * Dokter (Termasuk Tenaga PTT) 5 MENINGKATNYA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA KUPANG PROGRAM/ KEGIATAN ANGGARAN 5 6 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 158.371.200 Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 241.977.150 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 970.201.100 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Daya Aparatur 100.000.000 1 * Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT) 1 * Bidan (Termasuk Tenaga PTT) 1 * Perawat 1 Program Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran 2 3 Persentase penduduk miskin yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit 1 Rasio Puskesmas rawat inap 6 TERPENUHINYA SARANA PRASARANA KESEHATAN BAGI PUSKESMAS DAN PUSTU DI WILAYAH KOTA KUPANG 2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat 3 Rasio Pustu 100 15 2.198.900.000 Program Upaya Kesehatan Masyarakat *) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan *) 19.478.129.365 1 Program Pembangunan, Peningkatan dan Perbaikan Saran Puskesmas/ Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 4.434.387.000 100 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 2.380.474.350 1 Program Pembangunan, Peningkatan dan Perbaikan Saran Puskesmas/ Puskesmas Program Obat dan Perbekalan Kesehatan*) Persentase ketersediaan obat-obatan 4 sesuai kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu (standar askes) 90 Program Pengawasan Obat dan Makanan 68.842.800 37.546.354.465 Jumlah Anggaran Tahun 2015 Program Rp Rp 20 Program 28 70.783.591.228 37.546.354.465 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang Seperti diketahui, pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambil keputusan dan akuntabilitas. Demikian juga pada jajaran Dinas Kesehatan Kota Kupang, setelah ditetapkan berbagai tujuan dan sasaran tahun 2015, maka saat itu perlu diukur kinerja yang telah dicapai dengan melihat sejauh mana tujuan dan sasaran tersebut dapat dicapai. Agar pengukuran kinerja tersebut obyektif, maka dipakai metode baku sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pertanggungjawaban kinerja yang tepat, jelas dan terukur sebagai media untuk mengetahui keberhasilan/kegagalan kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang sesuai Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2015, disajikan dalam target dan Realisasi seperti dalam tabel berikut ini : 29 PENJELASAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 MENINGKATNYA ANGKA KELANGSUNGAN HIDUP IBU DAN BAYI Angka Riil Realisasi 2015 x1000 3 32 8277 3,87 per 1000 KH 2 Angka Kematian Balita per 1000 balita Jumlah balita meninggal x 1.000 jumlah kelahiran hidup x1000 2 1 8277 0,12 per 1000 Balita Cakupan Komplikasi Ke bidanan yang Tangani Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penangangan definitif di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama x 100 50 1053 1961 53,70 % Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di satu wilayah kerja pada turun waktu terte ntu Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama x100 90 8056 9360 86,07 % Jumlah kematian ibu melahirkan jumlah kelahiran hidup x100000 ≤50 5 8277 60 per 100000 KH Jumlah Desa/Ke lurahan UCI Jumlah seluruh desa/Kelurahan x100 ≤75 21 51 41,18 % Jumlah Kesakitan penyakit malaria Jumlah penduduk x1000 <1 111 384112 0,29 Per 1000 Penduduk Jumlah Kesakitan TBC Jumlah penduduk x100000 ≤210 802 384112 209 Per 100000 Penduduk Jumlah Kesakitan DBD Jumlah penduduk x100000 ≤70 239 384112 62,22 Per 100000 Penduduk 6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare Jumlah Kesakitan Diare Jumlah penduduk x1000 ≤280 7526 384112 19,59 Per 1000 Penduduk 7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta Jumlah Ke sakitan Kusta Jumlah penduduk x100000 ≤16 74 384112 19,27 Per 100000 Penduduk Jumlah prevalensi HIV Jumlah penduduk x100 ≤0.5 811 384112 0,21 % Jumlah kasus KLB penyakit menular yg ditangani Jumlah kasus KLB penyakit menular thn ybs x 100 100 3 4 Cakupan Persalinan Nakes 5 Angka kematian ibu me lahirkan per 100.000 kelahiran hidup 1 Usia Harapan Hidup 2 Caupan Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) 3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria Usia harapan hidup tiap tahun 4 angka Kesakitan karena penyakit TBC 2 Target 2015 Jumlah bayi yang lahir meninggal jumlah kelahiran hidup 1 Angka kematian bayi per 1000 ke lahiran hidup (Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) MENINGKATNYA DERAJAT 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD KESEHATAN MASYARAKAT 8 Angka Prevalensi Kasus HIV 9 Cakupan KLB (penyakit menular) yang ditangani 30 Tidak Ada KLB PENJELASAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi) 3 4 MENURUNNYA GIZI BURUK MENINGKATKAN UPAYA PENYEHATAN LINGKUGAN SEHAT DAN SANITASI PERORANGAN Target 2015 Angka Riil Realisasi 2015 Jumlah balita de ngan gizi buruk Jumlah balita yang ditimbang x 100 <1 204 13750 1,48 % Jumlah anak - anak berat badan tidak normal Jumlah anak - anak berat badan normal x 100 25 406 13343 3,04 % 2190 4151 52,76 % 2 Angka anak - anak di bawah berat badan normal (Gizi Kurang) 3 Pe rsentase bayi yang mendapat ASI ekslusif Jumlah bayi Mendapatkan ASI Eksusif Jumlah Seluruh bayi x 100 80 1 Pe rsentase rumah yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat Jumlah rumah tangga yang mempunyai Jamban Keluarga Se hat Jumlah RT/KK Yang diperiksa x 100 65 93,23 % 2 Pe rsentase keluarga yang mempunyai SPAL, TSK sehat Jumlah RT/KK yg memiliki SPAL, TSK sehat Jumlah RT/KK x 100 60 85,80 % 3 Pe rsentase Rumah Sehat Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Sehat Jumlah RT/KK yang di Inspeksi Sanitasi x 100 80 36,50 % 4 Pe rsentase RT Ber-PHBS Jumlah Rumah Tangga ber PHBS Jumlah RT/KK yang di survey PHBS x 100 50 43,23 % Jumlah dokter yang ada Jumlah penduduk x 10000 1 35 384112 0,91 per 10000 penduduk Jumlah dokter Gigi yang ada Jumlah penduduk x 10000 1 15 384112 0,39 per 10000 penduduk Jumlah bidan yang ada Jumlah penduduk x 1000 1 173 384112 0,45 per 1000 penduduk Jumlah perawat yang ada Jumlah penduduk x 1000 1 154 384112 0,40 per 1000 penduduk Penduduk yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda Jumlah penduduk miskin di wilayah Kota Kupang x 100 75 305.006 Jiwa Jumlah pe nduduk yang memanfaatkan puskesmas Jumlah penduduk yang tidak memanfaatkan puskesmas x 100 15 Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis 1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap jumlah penduduk pada suatu saat. * Dokter (Termasuk Tenaga PTT) * Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT) 5 (Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) MENINGKATNYA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI KOTA KUPANG * Bidan (Termasuk Tenaga PTT) * Perawat 2 Pe rsentase penduduk miskin yang terjangkau dalam jamkesmas/jamke sda 3 Pe rsentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit Jumlah tenaga kesehatan Jumlahpenduduk Kota Kupang 31 PENJELASAN NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA 1 Rasio Puskesmas rawat inap 6 TERPENUHINYA SARANA PRASARANA KESEHATAN BAGI PUSKESMAS DAN PUSTU DI WILAYAH KOTA KUPANG 2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat (Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data) Angka Riil Realisasi 2015 Jmlh puskesmas rawat inap Jumlah Kecamatan x 20000 1 4 6 0,67 per Kecamatan Jmlh Puske smas yg te rcukupi peralatan Gawat Darurat Jmlh Puskesmas di Kota Kupang x 100 100 10 10 100,00 % Jmlh pustu Jmlh penduduk x 10000 1 39 384112 1,02 per 10000 penduduk x 100 90 100 % 3 Rasio Pustu Pe rsentase ketersediaan obat-obatan 4 sesuai kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu (standar aske s) Target 2015 RS dan Puske smas yg kebutuhan obatnya terpenuhi RS dan Puskesmas / Pustu yg ada 32 10 10 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA SASARAN 1 -INDIKATOR 1 ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP SASARAN Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi INDIKATOR Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup TARGET 2015 3 REALISASI SATUAN 3,87 Per 1000 Kelahiran Hidup CAPAIAN KINERJA (%) 78 Berdasarkan Data diatas untuk Angka Kematian Bayi (AKB) berada diatas target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, dimana realisasi capaian indikator angka kematian bayi untuk Tahun 2015 sebesar 3,87 per 1000 Kelahiran Hidup (KH) di atas target maksimal Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 3 Kasus Kematian bayi per 1000 KH. Hal ini menunjukan angka Kematian Bayi di Kota Kupang meningkat cukup signifikan namun masih tergolong rendah. Untuk itu capaian indikator AKB untuk tahun 2015 sedikit mengalami peningkatan dan perlu mendapat perhatian karena menjadi batasan agar kedepan tidak kembali meningkat pada tahun selanjutnya. Trend Angka Kematian Bayi selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini : Untuk Trend Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Kupang pada tahun selama 5 Tahun terakhir digambarkan dalam grafik diatas terlihat bahwa Tahun 2015 sebesar Angka Kematian Bayi (AKB) 3,87 per 1.000 kelahiran hidup yang berada dibawah diatas target Renstra Dinkes Kota Kupang 3 Kematian/1000 Kelahiran Hidup). Angka ini menunjukan adanya sedikit peningkatan AKB bila dibandingkan dengan AKB pada tahun 2014 walaupun jika dibandingkan dengan target Pemerintah Kota Kupang masih diatas ambang maksimal batas jumlah kasus kematian bayi. Selain itu Pada tahun 2015 dari data yang dikumpulkan Bidang Kesehatan Keluarga terdapat 32 kasus kematian bayi dari 8283 kelahiran hidup. Namun jika dibandingkan dengan realisasi Angka 33 Kematian Bayi Tingkat Nasional Capaian Pemerintah Kota Kupang jauh berada dibawah Kematian bayi tingkat Nasional yang berkisar 29-35 kasus Kematian per 1000 Kelahiran hidup. Artinya bahwa secara nasional jumlah kasus kematian bayi di Kota Kupang sudah cukup rendah namun belum dapat memenuhi target Pemerintah Kota Kupang sendiri. Foto Pelatihan PONED Pada Tenaga Bidan Puskesmas sebagai salah satu Upaya mendukung penurunan AKI dan AKB Ada banyak faktor yang mempengarui AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap AKB. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya untuk menurunkan AKB melalui berbagai upaya kegiatan seperti peningkatan kualitas pelayanan melalui penguatan kualitas SDM, pelatihan Tenaga Kesehatan, peningkatan kualitas sarana prasarana pendukung Puskesmas khususnya Puskesmas PONED, dan berbagai program kegiatan Kesehatan Bayi lainnya. SASARAN 1 -INDIKATOR 2 ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1000 KELAHIRAN HIDUP SASARAN INDIKATOR Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup TARGET 2015 2 REALISASI SATUAN 0,12 Per 1000 Kelahiran Hidup CAPAIAN KINERJA (%) 1657 Untuk Angka Kematian Balita (AKABA) secara garis besar masih berada jauh dibawah target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, dimana realisasi capaian indikator angka kematian bayi untuk Tahun 2015 sebesar 0,12 per 1000 Kelahiran Hidup (KH) di bawah target Renstra Dinas 34 Kesehatan Kota Kupang sebesar 2 Kasus Kematian balita per 1000 KH. Hal ini menunjukan angka Kematian Bayi di Kota Kupang tergolong cukup tinggi, dan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya angka ini menurun cukup signifikan dimana capaian AKABA pada Tahun 2014 hanya sekitar 3,8 Kasus kematian/1000 KH. Data Jumlah kematian balita ini, didapatkan dari pencatatan dan pelaporan kasus kematian balita, dan diharapkan semua balita yang meninggal dapat dilaporkan ke instansi terkait. Data Kematian balita sebagian besar disebabkan jumlah kasus penyakit DBD dan Diare. Selain itu dapat dijelaskan pula bahwa data AKB di atas tidak termasuk data kematian bayi. Trend Kasus Kematian Balita selama 5 tahun terakhir seperti yang tergambar dalam grafik berikut ini : Berdasarkan data diatas tampak bahwa selama 5 tahun terakhir angka kematian balita di Kota Kupang terus menurun secara signifikan, hal ini menunjukan adanya keberhasilan Dinas Kesehatan dalam melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan Anak Balita, baik pelaksanaan kegiatan Pencegahan Penyakit, maupun pelayanan kesehatan khusus seperti Deteksi Dina Tumbah Kembang Bayi dan Balita, Pelayanan Pada Penyakit khusus pencegahan balita, dan berbagai program teknis lainnya. SASARAN 1 -INDIKATOR 3 CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI SASARAN Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi TARGET 2015 60 INDIKATOR Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 35 REALISASI SATUAN 53,80 % CAPAIAN KINERJA (%) 90 Untuk angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani realisasi tahun 2015 sebesar 53,70% juga sudah hampir mencapai Target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 60% dengan capaian kinerja sebesar 90%. Artinya masih ada kasus komplikasi kebidanan yang belum ditangani oleh Tenaga Kesehatan. Kedepannya diharapkan ini menjadi perhatian dari Dinas Kesehatan Kota Kupang agar terus berupaya meningkatkan Cakupan Ibu Hamil dengan komplikasi yang ditangani agar mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota Kupang sebesar 60%. Trend Pencapaian Penanganan Komplikasi Kebidanan selama 5 tahun terakhir seperti tergambar dalam grafik berikut ini : Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya melakukan upaya penanganan khusus untuk ibu hamil dengan resiko komplikasi melalui upaya peningkatan kunjungan antenatal care yang lengkap, pelaksanaan kegiatan P4K, maupun kegiatan program lain yang berkaitan dengan penanganan Komplikasi pada ibu hamil. SASARAN 1 - INDIKATOR 4 CAKUPAN PERSALINAN DI TOLONG TENAGA KESEHATAN SASARAN Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi TARGET 2015 90 INDIKATOR Cakupan Persalinan di tolong Tenaga Kesehatan REALISASI SATUAN 86,07 % CAPAIAN KINERJA (%) 96 Untuk angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani realisasi tahun 2014 sebesar 86,07% juga sudah hampir mencapai Target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 90%. Ini menunjukan sebagian besar persalinan di Kota Kupang sudah ditangani oleh Tenaga Kesehatan, 36 namun masih terdapat beberapa persalinan di beberaapa wilayah tertentu yang memiliki angka salinakes cukup rendah. Angka Salinakes tahun 2015 juga sedikit meningkat jika dibandingkan dengan angka cakupan yang sama pada tahun 2014 sebesar 82%. Untuk itu Beberapa faktor yang diduga mendukung penurunan indikator ini antara lain berhentinya program Jampersal (Jaminan Persalinan) bagi ibu hamil pada skala nasional yang tadinya diharapkan membantu Ibu Hamil dan Melahirkan untuk mendapatkan pelayanan persalinan dan kelahiran yang memadai. Untuk Itu pada Pemerintah Kota Kupang juga telah meluncurkan progran Jamkesda dan juga Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari Pemerintah Pusat yang diharapkan dapat membantu masyarakat dari segi pembiayaan untuk mengakses layanan bagi ibu hamil dan ibu bersalin di fasilitas kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan dan bersalin di tangani oleh tenaga kesehatan, dan berbagai variabel kunci lainnya. Untuk itu berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa semua indikator yang berada pada sasaran 1 telah melewati target ditetapkan. Evaluasi Pasca Pelatihan untuk penanganan Komplikasi pada Bayi dan Ibu Hamil Di Puskesmas 37 SASARAN 1 - INDIKATOR 5 ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP SASARAN Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi INDIKATOR Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup TARGET 2015 50 REALISASI SATUAN 60,41 per 100.000 Kelahiran Hidup CAPAIAN KINERJA (%) 83 Untuk indikator Angka Kematian Ibu (AKI), realisasi capaian indikator untuk tahun 2015 sebesar 60,36 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup, berada di atas target Renstra Dinas Kesehatan sebesar 50 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup. Capaian Kinerja untuk indikator ini sebesar 83%. Walaupun berada diatas Target Renstra Namun AKI Kota Kupang Tahun justru mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan AKI tahun sebelumnya yang berada pada angka 81 per 100.000 Kelahiran Hidup yang juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan capaian nasional yang berkisar pada angka 225 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup. Trend angka kematian ibu di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir tampak pada grafik berikut ini : Berdasarkan data diatas tampak bahwa capaian AKI Kota Kupang sebesar 60 per 100.000 Kelahiran Hidup, karena berada diatas target Pemerintah Kota Kupang, artinya bahwa angka kematian ibu di Kota Kupang masih cukup tinggi walaupun berada di bawah rata-rata capaian nasional. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program yang lebih baik sebagai upaya untuk menurunkan jumlah ibu yang melahirkan pada tahun mendatang, sehingga 38 ke depannya diharapkan seluruh proses persalinan dan kelahiran dapat berlangsung dengan baik dan selamat. Angka kematian Ibu (AKI) di Kota Kupang mengalami penurunan pada tahun 2015 bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2014. Upaya Penurunan AKI terus dilakukan melalui program Revolusi KIA di Provinsi NTT, yang mendapat perhatian besar dan dukungan Pemerintah serta berbagai Pihak seperti AIP-MNH dan GF-ATM. Strategi akselerasi penurunan Angka Kematian Bayi dan Ibu di Provinsi NTT dilaksanakan dengan berpedoman pada poin penting Revolusi KIA yakni Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil dan memadai. Selain itu dengan revolusi KIA juga diharapkan setiap komplikasi obstetri dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, peningkatan kualitas dan akses pelayanan kesehatan bagi Ibu serta melakukan kemitraan lintas sektor dan lintas program. SASARAN 2 -INDIKATOR 1 USIA HARAPAN HIDUP SASARAN Meningkatkan Angka Kelangsungan Hidup Ibu dan Bayi TARGET 2015 75 INDIKATOR Umur Harapan Hidup REALISASI SATUAN CAPAIAN KINERJA Tahun Berdasarkan Data diatas tampak bahwa Target Usia Harapan hidup masyarakat Kota Kupang sebesar 75 Tahun, hal ini menunjukan adanya peningkatan Target Usia Harapan Hidup Masyarakat Kota Kupang. Tahun 2015, Realisasi Umur Harapan Hidup masyarakat Kota Kupang sebesar ..... Tahun yang diharapkan terus meningkat sejalan dengan perbaikan pelayanan kesehatan yang dimasyarakat, serta peningkatan kualitas ekonomi masyarakat. Peningkatan usia harapan hidup berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup manusia secara umum dan khususnya ada pada masyarakat Kota Kupang. Peningkatan usia harapan hidup menunjukan adanya peningkatan kualitas hidup yang dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor ekonomi maupun faktor sosial budaya. Akumulasi berbagai faktor ini kemudian menunjang perbaikan kualitas hidup masyarakat secara umum. Pemerintah Kota Kupang terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat baik dari segi ekonomi maupuan dari aspek sosial budaya. Faktor pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memiliki bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya peningkatan usia harapan hidup masyarakat. Rata-rata usia harapan hidup masyarakat Indoenesia secara nasional berkisar 70,01 Tahun, hal ini menunjukan rata-rata usia harapan hidup masyarakat Kota Kupang berada diatas rerata usia 39 harapan hidup masyarakat secara nasional. Untuk itu Pemerintah Kota Kupang melalui berbagai program terobosan khususnya dibidang kesehatan terus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat seperti peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas melalui Puskesmas Reformasi, Pelayanan Brigade Kupang Sehat, Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (JAMKESDA) dan berbagai program pelayanan kesehatan lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 2 CAKUPAN KELURAHAN DENGAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) SASARAN Meningkatnya Usia Harapan Hidup mencapai 75 Tahun INDIKATOR Cakupan Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) TARGET 2015 80 REALISASI SATUAN 41,18 % CAPAIAN KINERJA (%) 51,47% Untuk indikator cakupan kelurahan UCI (Universal Child Immunization) terlihat bahwa Realisasi Cakupan Kelurahan UCI masih berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2014, yakni sebesar 35,29% dari target 80% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 44%. Target Kinerja yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 80%. Jika dibandingkan dengan Cakupan UCI tahun sebelumnya yakni sebesar 58,82% maka cakupan Untuk itu pada Tahun 2014 mengalami penurunan. Realisasi Cakupan UCI untuk 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini : Berdasarkan data diatas tampak bahwa selama 3 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup signifikan untuk Kelurahan yang berstatus UCI. Penurunan ini disebabkan karena adanya beberapa indikator antigen imunisasi UCI yang belum mencapai terget UCI. Untuk itu akan dilaksanakan 40 upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator UCI untuk seluruh Kelurahan di Kota Kupang, melalui peningkatan sistem pelayanan Imunisasi, melaksanakan Sweeping backlog fighting untuk bayi/balita yang belum mendapatkan imunisasi, meningkatkan pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah), dan berbagai upaya percepatan lainnya. Pelayanan Imunisasi Anak Sekolah pada Bulan imunisasi Anak Sekolah SASARAN 2 - INDIKATOR 3 ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT MALARIA SASARAN Meningkatnya Usia Harapan Hidup mencapai 75 Tahun INDIKATOR Angka Kesakitan Karena Penyakit Malaria TARGET 2015 <1 REALISASI SATUAN 0,29 per 1000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 346 Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan Malaria terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2014, yakni sebesar 0,29 jauh menurun dari realisasi capaian tahun sebelumnya sebesar 0,54 kasus per 1000 penduduk dan juga berada jauh di bawah target, <1 kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Jika dibandingkan dengan target nasional yang juga sebesar <1 per 1000 Kelahiran hidup, maka pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun 2015 perlu mendapat apresiasi positif karena berhasil menurunkan angka kejadian kasus malaria secara umum. 41 Grafik diatas menunjukan trend penurunan kasus malaria di Kota Ku[ang selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan Kasus malaria terjadi secara bertahap sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan yang terjadi menunjukan semakin sedikit masyarakat Kota Kupang yang terinfeksi penyakit malaria setiap tahunnya, sehingga berdampak pada penurunan angka kesakitan malaria. Hal ini juga menunjukan pencapaian yang sangat baik yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam rangka terus menurunkan angka kesakitan karena penyakit Malaria di Kota Kupang. Pencapaian yang cukup baik ini dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan yang tidak mendukung tempat berkembang biak nyamuk sehingga terlihat bahwa jumlah kasus malaria di Kota Kupang sudah cukup rendah. Screening Penderita Malaria melalui Pemeriksaan Darah Penanganan Kasus kejadian Malaria di Kota Kupang pada tahun 2015 sudah cukup baik karena yang didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan untuk mencegah peningkatan kasus DBD dan Malaria, penggunaan Abate pada tempat-tempat penampungan air serta upaya fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang. Untuk itu 42 pada Tahun 2014, akan tetap dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator pengobatan pada penderita malaria sesuai SOP, peningkatan upaya pemberantas nyamuk sebagai vektor penyakit, peningkatan upaya pencegahan malaria dan DBD melalui penyuluhan baik kelompok ataupun massal, peningkatan sistem rujukan pasien malaria, peningkatan upaya pemeriksaan sediaan darah untuk pasien yang diduga menderita penyakit malaria, pelaksanaan kegiatan 3M+, kegiatan pendistribusian abate dan pemantauan Jentik berkala, dan berbagai upaya teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 4 ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT TBC SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Angka Kesakitan Karena Penyakit TBC TARGET 2015 ≤210 REALISASI SATUAN 209 per 100.000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 101 Untuk indikator cakupan Angka Kasus TBC di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 209 dengan capaian kinerja sebesar 101%. Angka kesakitan karena TBC ini meningkat jika dibanding dengan pencapaian tahun sebelumnya yakni berkisar 137 kasus per 100.000 penduduk dari target 210 kasus per 100.000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Pencapaian ini menunjukan angka kejadian kasus TBC selama tahun 2015 mengalami peningkatan namun masih dibawah batas maksimal jumlah kasus TBC pada target Dinas Kesehatan Kota Kupang yakni maksimal sebanyak 210 Kasus Per 100.000 Penduduk. Realisasi Kasus TB Paru di Kota Kupang juga sebesar 209 Kasus juga berada jauh dibawah Terget Nasional sebesar 245 Kasus Per 100.000 Penduduk. Hal ini menunjukan bahwa angka kasus TBC di Kota Kupang masih sesuai dengan target karena tidak melewati batas maksimal jumlah kasus TBC baik pada target Pemerintah Kota Kupang, maupun target Nasional. Realisasi Angka Kesakitan TBC selama 5 tahun terakhir tergambar dalam grafik berikut ini : 43 Secara umum jumlah Kasus TBC di Kota Kupang masih berada di bawah target yang ditetapkan yakni sebanyak ≤210 kasus untuk terget Dinas Kesehatan Kota Kupang dan ≤245 Kasus pada Terget Nasional Kemenkes RI. Walaupun secara umum jumlah kasus DBD yang ada semakin meningkat jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya penambahan beberapa unit kerja teknis yang melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk melakukan pencatatan maupun pengobatan kasus TBC diantaranya RS. Siloam dan Pelayanan Kesehatan swasta lainnya. Penambahan unit kerja teknis ini membantu Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam mendeteksi dan melakukan pelayanan kesehatan bagi setiap masyarakat yang menderita atau terinfeksi penyakit TBC. Penambahan unit kerja teknis Ini menunjukan keberhasilan Program TB dalam menemukan Kasus TBC di Kota Kupang, walaupun harus diakui jumlah dengan Kasus TB masih cukup banyak menunjukan upaya pencegahan dan pengendalian kasus TB yang masih belum berhasil untuk dilaksanakan dengan baik, namun untuk menekan penambahan jumlah kasus TB masih terus dilakukan melalui pengobatan lengkap untuk kasus TB sesuai Protap, kegiatan pencegahan melalui penyuluhan tentang TBC bagi masyarakat, dan berbagai kegiatan teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 5 ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DBD SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Angka Kesakitan Karena Penyakit DBD TARGET 2015 ≤65 REALISASI SATUAN 62,22 per 100.000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 104 Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan karena penyakit DBD terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 62,22 dengaan capaian kinerja sebesar 104%. Angka ini jauh meningkat dari realisasi capaian tahun sebelumnya sebesar 26,55 kasus per 100.000 penduduk namun masih berada di bawah target <65 kasus per 100.000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Capaian ini menunjukan jumlah kasus DBD di Kota Kupang perlu mendapat perhatian karena telah mendekati batas maksimal jumlah kasus DBD yang dijadikan target oleh Pemerintah kota Kupang yakni 65 Kasus per 100.000 Penduduk, selian itu pencapaian angka ini berada diatas Jika dibandingkan dengan target nasional sudah memewati batas maksimal angka yang ditetapkan yakni sebesar yang juga sebesar <49 kasus per 100.000 penduduk, maka pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun 2015 perlu mendapat catatan khusus karena terjadi peningkatan yang signifikan untuk kasus DBD di Kota 44 Kupang sehingga kedepannya diperlukan adanya upaya lanjutan untuk menurunkan angka kasus DBD sehingga tidak melebihi batas target yang ditetapkan. Grafik diatas menunjukan trend penurunan kasus DBD di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan Kasus DBD terjadi secara bertahap sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, namun untuk tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup signifikan menjadi 62,22 kasus per 100.000 penduduk. Peningkatan yang terjadi menunjukan harus adanya upaya penanganan khusus untuk menurunkan angka kasus DBD. Peningkatan ini juga terjadi seiring dengan adanya siklus 5 tahunan DBD, yang biasanya memang mmeningkat setiap menjelang 5 tahun terjadinya lonjakan kasus DBD yang terjadi terakhir pada Tahun 2012 lalu. Penanganan Kasus DBD di Kota Kupang pada tahun 2015 yang akan dilakukan harus mendapatkan dukungan masyarakat khususnya dalam upaya masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah peningkatan kasus DBD. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kupang juga terus berupaya mengendalikan vektor penyebab penyakit DBD melalui pendistribusian Abate pada tempat-tempat penampungan air serta upaya fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang. Pelaksanaan Fogging Focus untuk Mencegah Demam Berdarah pada daerah berpotensi KLB DBD 45 Selain itu juga terus dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator pengobatan pada penderita DBD sesuai SOP, peningkatan upaya pemberantas nyamuk sebagai vektor penyakit, peningkatan upaya pencegahan DBD melalui penyuluhan baik kelompok ataupun massal, peningkatan sistem rujukan pasien DBD, kegiatan pendistribusian abate dan pemantauan Jentik berkala, dan berbagai upaya teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 6 ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DIARE SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Angka Kesakitan Karena Penyakit Diare TARGET 2015 ≤275 REALISASI SATUAN 19,59 per 1000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 1429 Untuk indikator cakupan Angka Kasus Diare di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 19,59 Kasus Per 1000 penduduk dari target 285 kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus Diare di Kota Kupang masih berada di bawah target yang ditetapkan. Jumlah kasus diare yang rendah ini menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam menekan angka kasus diare pada Penduduk Kota Kupang. Realisasi anga kejadian diare selama 5 tahun terakhir seperti tergambar dalam grafik berikut ini : Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan diare di Kota Kupang dari tahun 2011-2015 terus mengalami penurunan kasus, dimana pada tahun 2012 insiden rate diare sebesar 22,04 per 1.000 penduduk menurun menjadi 20,35 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 dan dan tahun 2015 kembali menurun menjadi 19,59 per 1000 penduduk. Untuk penangan khusus KLB Diare, Tindakan penanganan segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan 46 meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare yang dilaporkan setiap minggu dari laporan puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah Kota Kupang. Penurunan kasus diare menunjukan keberhasilan Program Diare dalam menekan angka Kasus Diare di Kota Kupang, walalupun harus diakui jumlah Kasus Diare masih cukup banyak, namun untuk menekan penambahan jumlah kasus Diare masih terus dilakukan melalui kegiatan pencegahan melalui penyuluhan tentang Diare bagi masyarakat, penyuluhan tentang kebersihan tentang pengelolaan pangan dan jajanan ank sekolah dan berbagai kegiatan teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 7 ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT KUSTA SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Angka Kesakitan Karena Penyakit Kusta TARGET 2015 ≤15 REALISASI SATUAN 19,27 per 100.000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 78% Untuk indikator cakupan Angka Kasus Kusta di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 19,27 kasus per 100.000 penduduk dengan capaian kinerja 78%. Angka ini yang meningkat jika dibandingkan dengaan capaian tahun sebelumnya sebesar 15,88 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan target Renstra Dinas Kesehatan sebesar ≤15 kasus per 100.000 penduduk, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus Kusta di Kota Kupang masih berada di atas target yang ditetapkan. Ini secara khusus menunjukan jumlah penderita Kusta di Kota Kupang masih cukup tinggi berada diatas target masksimal jumlah kasus kusta yang ditetapkan Pemerintah Kota Kupang. Trend perkembangan kasus Kusta selama 5 tahun terakhir dapat digambarkan pada grafik berikut ini : 47 Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan Kusta di Kota Kupang dari tahun 2012-2014 terus mengalami penurunan kasus, dimana pada tahun 2012 kasus kusta sebesar 18 per 100.000 penduduk menurun menjadi 15,88 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 namun pada tahun 2015 meningkat menjadi 19,27 per 1000 penduduk. Untuk itu upaya untuk menekan penambahan jumlah kasus Kusta masih terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan kota Kupang melalui kegiatan pencegahan dan pengobatan bagi penderita dan suspect yang rentan penyakit Kusta, penyuluhan tentang Kusta bagi masyarakat, dan berbagai kegiatan teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 8 ANGKA PREVALENSI KASUS HIV SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Angka Prevalensi Kasus HIV TARGET 2015 ≤0,5 REALISASI SATUAN 0,21 % CAPAIAN KINERJA (%) 118 Untuk indikator Prevalensi Kasus HIV di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 0.21% dari target ≤0.5% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus HIV di Kota Kupang berada di bawah target yang ditetapkan. Untuk angka penemuan kasus baru HIV untuk tahun 2015 sebanyak 154 kasus, artinya terdapat 154 kasus baru/penderita baru HIV yang ditemukan sepanjang tahun 2015. Berikut ini adalah grafik jumlah kasus HIV di Kota Kupang, baik kasus yang baru ditemukan dalam tahun ini maupun kumulatif kasus HIV selama 5 tahun terakhir : 48 Dari gambar di atas terlihat bahwa trend perkembangan kasus HIV/AIDS di Kota Kupang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Bila dibandingkan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2010 yang hanya berjumlah 110 kasus namun sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 811 kasus, hal ini menunjukan bahwa perkembangan kasus ini begitu cepat walaupun Jumlah kasus HIV yang relatif masih berada dibawah target pemerintah Kota Kupang yakni sebesar <0,5%, namun penmabahan kasus HIV ini perlu mendapat perhatian kedepan sehingga wajib untuk dikendalikan. Zero Survey HIV pada Beberapa Lokasi Beresiko Tinggi Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berupayan melakukan Upaya pencegahan agar tidak terjadi penularan yang lebih banyak lagi kepada masyarakat. Dukungan stakeholder terkait, sangat diperlukan baik berupa kebijakan dan dukungan dana program, agar upaya pencegahan dapat direalisasikan. Pengendalian jumlah kasus HIV masih terus dilakukan melalui kegiatan pencegahan dan pengobatan bagi penderita dan suspect yang rentan penyakit HIV, penyuluhan tentang HIV bagi masyarakat khususnya suspect yang rentan seperti PSK, Kaum Marginal, Pelajar, Pasangan Usia Subur, dan berbagai kegiatan teknis lainnya. SASARAN 2 - INDIKATOR 9 CAKUPAN KLB PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI SASARAN Peningkatan Usia Harapan Hidup INDIKATOR Cakupan KLB Penyakit Menular yang ditangani TARGET 2015 100 REALISASI SATUAN Tidak Ada KLB % CAPAIAN KINERJA (%) Tidak Ada KLB Untuk indikator pelaksanaan Penanganan KLB di Kota Kupang pada tahun 2015 telah mencapai target karena pada tahun 2015 tidak terjadi KLB di kota Kupang. Artinya upaya pengendalian terhadap penambahan jumlah kasus akibat penyakit menular di setiap wilayah Kelurahan di Kota Kupang yang berlangsung dengan baik. Berdasarkan Laporan KLB, sepanjang tahun 2015 tidak 49 pernah terhadi KLB untuk berbagai penyakit menular walaupu terdapat peningkatan untuk beberapa jenis penyakit tertentu mislanya Diare, DBD dan Campak, namun dengan adanya upaya pengendalian yang baik maka penambahan jumlah kasus tidak sampai berdampak pada penetapan status KLB pada wilayah Kota Kupang. Apabila ada wilayah Kelurahan di Kota Kupang yang mengalami KLB berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang, maka akan segera dilaksanakan penanganan KLB berdasarkan Protap yang berlaku, sedangkan tahun 2014 tidak Kota Kupang tidak pernah mengalami status KLB di bidang Kesehatan. SASARAN 3 - INDIKATOR 1 STATUS GIZI BURUK BALITA SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang INDIKATOR Status Gizi Buruk Balita TARGET 2015 ≤1 REALISASI SATUAN 1,48 % CAPAIAN KINERJA (%) 78,57% Untuk indikator cakupan balita Gizi Buruk di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 1,27% yang juga jauh menurun jika dibandingkan cakupan balita gizi buruk pada tahun 2014 sebesar 1,48 % balita, sedangkan target Kasus Gizi Buruk dari target <1% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, artinya bahwa jumlah Balita dengan kasus gizi Buruk tahun 2015 sudah menurun signifikan diwilayah Kota Kupang walaupun masih berada diatas target maksimal Rentsra Dinkes Kota Kupang sebesar <1%. Hal yang perlu digaris bawahi dari capaian tahun ini adalah adanya penurunan yang signifikan jumlah balita yang mengalami gizi buruk di Kota Kupang. Penurunan Kasus Gizi Buruk merupakan bukti keberhasilan Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan Kota Kupang yang berkomitmen untuk terus memperhatikan Kesehatan Bayi dan Balita. Trend Kasus Gizi Buruk di Kota Kupang selama 5 Tahun terakhir seperti yang tergambar grafik berikut ini : 50 Masalah gizi pada balita dan ibu hamil dengan krisis ekonomi yang masih berkelanjutan memberikan dampak timbulnya kasus gizi buruk pada anak balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Pada umumnya kasus ini terjadi pada keluarga yang ekonomi dan pendidikannya rendah. Untuk menanggulangi kasus ini perlu diadakan beberapa kegiatan; Pemberian PMT Pemulihan dan PMT penyuluhan di Posyandu, memotivasi masyarakat menjadi masyarakat yang sadar gizi serta pemantauan status gizi setiap tahunnya. Prevalensi balita gizi buruk dari hasil penimbangan berat badan pada tahun 2015 adalah 1,27% (indikator BB/TB) dari total balita yang ditimbang di Kota Kupang sebanyak 13.750 orang balita. Jumlah ini menurun sangat signifikan jika dibandingkan dengan jumlah Balita Gizi Buruk pada tahun 2014 yang mencapai 1,48%. Beberapa masalah gizi lainnya seperti kebutaan akibat kekurangan vitamin A, anemi gizi besi, dan kurang zat iodium telah menampakkan penurunan.Penilaian status gizi yang dilakukan di posyandu menggunakan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) sesuai standar WHO. Untuk itu kedepannya diperlukan upaya khusus Dinas Kesehatan Kota Kupang agar terus melakukan upaya pengendalian Kasus Gizi buruk agar mampu mencapai target yang ditetapkan Pemerintah Kota Kupang yakni <1% dari total seluruh balita yang ditimbang melalui berbagai upaya yang telah dilaksanakan seperti Pemantauan Status Balita secara berkala, deteksi Dina Tumbuh Kembang Balita, Pelayanan MTBS, Pemberian PMT Khusus Balita Gizi Buruk, maupun berbagai paket pelayanan balita gizi buruk yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan Kesehatan Khusus bagi Balita Gizi Buruk. 51 SASARAN 3 - INDIKATOR 2 ANGKA BALITA DI BAWAH BERAT BADAN NORMAL SASARAN INDIKATOR Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang Angka Balita di bawah berat badan Normal (Gizi Kurang) TARGET 2015 ≤25 REALISASI SATUAN 3,04 % CAPAIAN KINERJA (%) 822% Untuk indikator cakupan Anak dengan berat badan dibawah Normal (Kasus Gizi Kurang) di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 3,04% dari target maksimal ≤25% per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan Jumlah Balita Gizi Kurang di Kota Kupang masih cukup baik dengan jumlah yang jauh dibawah target maksimal Pemerintah Kota Kupang yang juga menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam melakukan upaya pengendalian balita gizi buruk maupun gizi kurang. Walaupun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya angka kasus balita gizi buruk sedikit meningkat dengan cakupan kasus gizi kurang tahun 2014 sebesar 2,40%. Trend Kasus gizi kurang pada balita dapat dilihat pada tabel berikut ini : Untuk Itu terus dilaksanakan berbagai upaya teknis untuk terus menekan angka gizi buruk dan gizi kurang pada bayi dan balita seperti upaya Pemberian Makan Tambahan (PMT) pada balita baik itu PMT pemulihan maupun PMT Penyuluhan, pelaksanaan Kelas ibu bagi Ibu Hamil, Ibu bayi dan balita untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya Nutrisi bagi bayi dan balita, penyuluhan gizi bagi orang tua dan anak-anak, peningkatan kerjasama dengan lintas sektor dalam upaya 52 meningkatkan penggunaan pangan lokal dalam menyokong upaya pemberian makanan tambahan bagi balita, serta berbagai upaya teknis program lainnya. SASARAN 3 - INDIKATOR 3 PERSENTASE BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang TARGET 2015 80 INDIKATOR Persentase Bayi yang mendapat ASI Ekslusif REALISASI SATUAN 52,76 % CAPAIAN KINERJA (%) 65,94% Untuk indikator cakupan Pemberian ASI Ekslusif bagi bayi di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 36,64% Bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif dari target 80% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, artinya bahwa jumlah Bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif masih sangat Kurang diwilayah Kota Kupang. Berdasarkan data diatas tampak bahwa jumlah bayi yang mendaparkan ASI Ekslusif, selama 3 tahun terakhir mengalami trend penurunan yang cukup signifikan, dimana tahun 2014 jumlah bayi mendapat ASI sebanyak 58,80% sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 52,76%. Hal ini menunjukan masih banyaknya permasalahan terkait pemberian ASI Ekslusif pada bayi, rendahnya kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif, kurangnya dukungan keluarga dalam mendukung ibu untuk memberikan ASI Ekslusif, permasalahan klinis seperti Kurang Gizi pada Ibu dan juga adanya penyakit penyerta pada ibu menyusui serta berbagai permasalahan sosial seperti mitos dan kepercayaan seringkali dianggap sebagai berbagai masalah yang membuat ibu tidak dapat memberikan ASI secara ekslusif pada bayi. Padahal pemberian ASI Ekslusif pada bayi memiliki banyak manfaat baik bagi bayi maupun bagi ibu sendiri. 53 Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus melakukan berbagai upaya teknis untuk menigkatkan cakupan indikator ini antara lain Penyuluhan tentang pentingnya ASI Ekslusif, serta cara pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Menyusui melalui Program Kelas Ibu, upaya peningkatan Gizi Ibu Menyusui melalui pemberian PMT, dan berbagai upaya teknis Program lainnya. SASARAN 3 - INDIKATOR 4 PERSENTASE PENDUDUK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA SEHAT SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang INDIKATOR Persentase Penduduk memiliki Jamban Keluarga Sehat TARGET 2015 70 REALISASI SATUAN 93,23 % CAPAIAN KINERJA (%) 143 Untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki Jamban Sehat di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 93,23% penduduk dengan Jamban Sehat dari target 70% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan adanya peningkatan yang signifikan untuk jumlah penduduk yang memiliki Jamban sehat disetiap rumah. Hal ini juga mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya ketersediaan jamban dalam rangka mendukung kesehatan individu masyarakat secara umur. Setiap keluarga telah sadar akan pentingnya ketersediaan jamban sebagai bagian dari satu rumah tinggal secara utuh. Grafik ketersediaan jamban keluarga selama 5 tahun terakhir seperti terlihat dalam tabel berikut ini : Keberhasilan peningkatan ketersediaan Jamban sehat menunjukan usaha yang baik dari Dinas Kesehatan Kota Kupang yang terus menggalakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 54 yang menggerakan masyarakat untuk dapat memberdayakan diri dan memperhatikan kebersihan diri dan lingkungan sebagai perilaku dasar untuk menjaga kesehatan individu maupun keluarga. Program STBM terbukti mampu mendongkrak kesadaran masyarakat untuk menyediakan sarana sanitasi dasar termasuk jamban yang memadai dalam setiap keluarga. Ketersediaan jamban akan membantu masyarakat agar tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang diharapkan akan menurunkan angka kejadian penyakit akibat perilaku tersebut seperti Diare dan berbagai penyakit berbasis lingkungan lainnya. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang melalui Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan capaian indikator ini melalui berbagai upaya teknis program seperti Kegiatan-kegiatan penyehatan lingkungan melalui Program STBM, kegiatan inspeksi sanitasi lingkungan, kegiatan Bantuan Pengadaan MCK dan Jamban kerjasama dengan berbagai lembaga donor pemerintah ataupun swasta, serta berbagai model kegiatan penyuluhan Kesehatan Lingkungan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan melalui program pemicuan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan lingkungan dan penentuan tindak lanjut perbaikan. SASARAN 3 - INDIKATOR 5 PERSENTASE PENDUDUK MEMILIKI SPAL SEHAT SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang TARGET 2015 65 INDIKATOR Persentase Penduduk memiliki SPAL Sehat REALISASI SATUAN 85,80 % CAPAIAN KINERJA (%) 143 Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) Sehat di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 85,80% penduduk dengan Jamban Sehat dari target 65% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan adanya peningkatan yang signifikan untuk jumlah penduduk yang memiliki SPAL sehat disetiap rumah. Grafik ketersediaan SPAL sehat dalam tiap rumah tangga selama 5 tahun terakhir seperti terlihat dalam tabel berikut ini : 55 Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa selama 4 tahun terakhir terjadi peningkatan persentase Rumah di Kota Kupang yang memiliki SPAL yang dinyatakan layak dan sehat. Ketersediaan SPAL menjadi sangat penting sebagai salah satu sarana sanitasi dasar dalam setiap rumah tangga. Ketersediaan SPAL dalam tiap rumah akan mencegah terbuangnya air limbah rumah tangga ke lingkungan dengan tidak terkontrol, SPAL akan mengalirkan air limbang rumah tangga ke tempat penampungan khusus sehingga tidak menjadi media hidup vektor penyebab penyakit seperti lalat dan nyamuk penyebab DBD, Malaria, Diare, dll. Peningkatan kesadaran masyarakat ini diharapkan akan terus membaik ke depan sehingga mampu menunjang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari masyarakat Kota Kupang yang kemudian akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara umum. SASARAN 3 - INDIKATOR 6 PERSENTASE RUMAH SEHAT SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang INDIKATOR Persentase Rumah Sehat TARGET 2015 85 REALISASI SATUAN 36,5 % CAPAIAN KINERJA (%) 45,63 Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni hanya sebesar 36,5% dari target 85% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang dengan capaaian kinerja sebesar 45,63%. Hal ini menunjukan masih cukup rendahnya jumlah penduduk yang memiliki rumah sehat di Kota Kupang. Ketersediaan rumah yaang 56 memenuhi standar layak sehat menjad mutlak dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, karena tempat tinggal yang tak sehat tentu saja akan mempengaruhi kesehatan penghuninya. Dinas Kesehatan Kota Kupang setiap tahunnya bekomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum. Berikut ini grafik trend ketersediaan rumah yang memenuhi standar layak sehat di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir : Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa selama 3 tahun terakhir sejak tahun 2013, jumlah penduduk yang memiliki rumah sehat terus menurun. Penentuan status sehat dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi dasar yang dilakukan Puskesmas. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar terus menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tempat tinggal mereka sendiri. SASARAN 3 - INDIKATOR 7 PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS SASARAN Menurunnya Angka Kasus Gizi Buruk dan Gizi Kurang TARGET 2015 55 INDIKATOR Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS REALISASI SATUAN 43,23 % CAPAIAN KINERJA (%) 86,46 Untuk indikator cakupan Rumah Tangga ber PHBS di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 43,23% Rumah tangga ber-PHBS dari target 55% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Capaian kinerja yang dicapai dari indikator ini mencapai 86,46%. Berdasarkan data tersebut tampak 57 juga bahwa capaian indikaator ini belum mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang. Rumah tangga ber-PHBS merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur apakah suatu masyarakat memiliki pola hidup yang layak sesuai standar kesehatan, yang sedianya akan menjadi ukuran kesadaran masyarakat dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Data trend 5 tahun terakhir untuk rumah tangga ber PHBS seperti ditampilkan dalam gambar berikut ini : Berdasarkan data diatas walaupun belum mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang tetapi selama 3 tahun terakhir jumlah rumah tangga ber PHBS terus meningkat dan semakin membaik. Ini membuktikan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat semakin baik. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menerapkan PHBS untuk mendukung gaya hidup sehat. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus mendorong masyarakat untuk menerapkan PHBS melalui Kegiatan-kegiatan promosi PHBS seperti perayaan HCTPS, Promosi Kesehatan Individu ataupun kelompok, dan berbagai kegiatan lainnya. SASARAN 4 - INDIKATOR 1 RASIO TENAGA KESEHATAN SASARAN Meningkatnya Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kota Kupang TARGET 2015 1 1 1 1 INDIKATOR Rasio Tenaga Dokter Rasio Tenaga Dokter Gigi Rasio Tenaga Bidan Rasio Tenaga Perawat 58 REALISASI SATUAN 0,91 0,39 0,45 0,40 Per 10000 penduduk Per 10000 penduduk Per 1000 penduduk Per 1000 penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 91 39 45 40 Untuk mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah diperlukan tenaga kesehatan masyarakat. Tenaga kesehatan merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting perannya guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Untuk diperlukan tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Tenaga kesehatan memiliki peran strategis dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi kondusif terhadap Perilaku Hidup Sehat dan Bersih melalui berbagai kegiatan pelayanan kesehatan dimaksud. Foto Pelayanan Puskesmas Oleh Tenaga Kesehatan Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan merupakan unsur utama yang mendukung sistem kesehatan. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang bermutu secara mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga kesehatan merupakan tenaga yang dibutuhkan berdasarkan rasio standar. Kebutuhan tenaga ini dikaitkan dengan rencana pengembangan fasilitas kesehatan, setiap tingkat administrasi pelayanan mempunyai formasi pegawai bervariasi sejalan dengan mobilisasi. Setia Tenaga kesehatan di Kota Kupang tersebar Dinas Kesehatan, dan UPTD Dinas Kesehatan baik Puskesmas, Puskesmas Pembantu, maupun Laboratorium dan IFK. Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa rata-rata rasio jumlah tenaga kesehatan belum memenuhi rasio jumlah tenaga kesehatan yang ditargetkan oleh Pemerintah Kota Kupang, berdasarkan target yang ditetapkan rasio dokter yang ada dan melayani masyarakat yakni 1 per 10.000 penduduk, namum realisasi untuk tahun 2015 baru mencapai 0,96, untuk tenaga dokter gigi target rasio dokter 59 yang ada dan melayani masyarakat yakni 1 per 10.000 penduduk, namum realisasi untuk tahun 2015 baru mencapai 0,39, sedangkan tenaga perawat dan bidan masing-masing realisasi tenaga yang ada baru berkisar 0,40 dari target 1 per 1000 penduduk. Ini mengundikasikan jumlah tenaga yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang seharusnya melakukan pelayanan yang ada di sarana pelayanan kesehatan terkhususnya Puskesmas, Puskesmas pembantu, dan Poskeskel. Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas ini tentu saja berdampak pada tingginya beban kerja dari tenaga kesehatan yang harus melayani jumlah masyarakat yang melebihi rasio pelayanannya. Berikut ini grafik perbandingan rasio tenaga kesehatan secara lengkap dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang untuk tahun 2015 : Dari grafik diatas tampak bahwa rata-rata jumlah tenaga kesehatan yang ada belum mencapai target Rasion Tenaga Kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berkomitmen untuk menyediakan tenaga kesehatan agar memenuhi baik lewat jalur PNS maupun tenaga PTT sesuai standar kebutuhan tenaga dengan tetap memperhatikan pola distribusi tenaga kesehatan serta variabel teknis lain yang dianggap mempengaruhi seperti jumlah kunjungan masyarakat serta jenis pelayanan yang diberikan di Puskesmas atau Puskesmas Pembantu. Selain itu juga terus dilakukan upaya penambahan kualifikasi tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan baik itu kualifikasi pendidikan, maupun ketrampilan atau skill lewat berbagai pelatihan, ataupun kursus khusus yang diikuti oleh tenaga kesehatan. Kedepan diharapkan nantinya jumlah tenaga kesehatan yang tersedia bisa memenuhi kebutuhan tenaga sesuai perbandingan ratio jumlah penduduk, dengan kualitas SDM yang memenuhi kebutuhan. 60 SASARAN 4 - INDIKATOR 2 JUMLAH PENDUDUK MISKIN TERJANGKAU JAMKESMAS/JAMKESDA SASARAN INDIKATOR Meningkatnya Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Kota Kupang Untuk indikator Jumlah Jumlah Penduduk Miskin Terjangkau Jamkesmas/Jamkesda Penduduk Miskin TARGET 2015 100 yang REALISASI SATUAN 305.006 Jiwa % terjangkau Jaminan CAPAIAN KINERJA (%) 100 Kesehatan baik Jamkesmas/Jamkesda di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 sebesar 305.006 jiwa. Jumlah penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan khusus untuk masyarakat miskin di Kota kupang sebanyak Capaian 305.006 Jiwa yang terdiri dari Peserta Jamkesmas (JKN-PBI) sebesar 87.646 Jiwa dan Peserta Jamkesda Kota Kupang sebanyak 217.360 Jiwa. Kedepannya sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah secara nasionl untuk intgerasi kepesertaan Jaminan Kesehatan, maka diharapkan seluruh peserta Jaminan Kesehatan di luar Jaminan Kesehatan Nasional akan terintegrasi dalam program ini sehingga bisa memenuhi standarisasi pelayanan yaang diberikan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang sejak Tahun 2015 sudah mempersiapkan pengintegrasian Program Jamkesda ke dalam program JKN melalui verifikasi kembali data kepesertaan Jamkesda yang akan diintegrasikan ke dalam JKN, sehingga dari hasil validasi kepesertaan ini diharapkan jumlah peserta yang mendapatkaan pelayanan bisa benar-benar sesuai peruntuknnya dan juga meminimalisir kelebihan penganggaran yang akan dialokasikan, sehingga kedepaannya tujuan universal coverage atau perlindungan kesehatan semesta bagi seluruh masyarakat miskin di Kota Kupang dapat tercapai dengan lebih cepat. SASARAN 5 - INDIKATOR 1 RASIO PUSKESMAS RAWAT INAP SASARAN Terpenuhinya Sarana Prasarana Kesehatan Bagi Puskesmas Dan Pustu Di Wilayah Kota Kupang TARGET 2015 1 INDIKATOR Rasio Puskesmas Rawat Inap REALISASI SATUAN 0,67 Per Kecamatan CAPAIAN KINERJA (%) 67 Untuk indikator Jumlah Puskesmas Rawat Inap di Kota Kupang, hingga saat ini angka Puskesmas rawat inap masih sama dengan tahun sebelumnya berjumlah 4 unit, yakni Puskesmas Sikumana, Puskesmas Alak, Puskesmas Bakunase, dan Puskesmas Pasir Panjang dengan ratio 0,67 dari 61 target 1 Puskesmas per kecamatan, artinya dengan jumlah kecamatan saat ini berjumlah 6 kecamatan, maka dibutuhkan minimaal 6 puskesmas rawat inap yang akan memberikan layanan memadai bagi seluruh masyarakat didalam kecamatan tersebut, untuk dapat memenuhi target tersebut maka dibutuhkan tambahan peningkatan status untuk 2 puskemas agar ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap. Gedung pelayanan Puskesmas Sikumana dan Pasir Panjang Kedepannya diharapkan dengan pertimbangan mendekatkan pelayanan strata 1 bagi masyarakat, maka peningkatan status puskesmas menjadi rawat inap, akan masuk dalam road map peningkatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Pada tahun 2015, Dinas Kesehatan Kota Kupang kembali meresmikan satu Puskesmas baru untuk menjangkau pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yakni Puskesmas Manutapen yang diluncurkan bertepatan dengan Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tingkat Kota Kupang tanggal 12 November 2015 lalu. Dengan penambahan satu puskesmas di wilayah Kecamatan Alak, diharapkan dengan luas wilayah yang demikian besar maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat bisa menjadi lebih memadai. Selain itu di tahun 2015 juga telah dilakukan relokasi Puskesmas Oesapa yang diharapkan nantinya akan menjadi pioneer salah satu Puskesmas Rawat Inap untuk wilayah Kecamatan Kelapa Lima. Selanjutnya juga kedepan Dinas Kesehatan akan terus berkomitmen untuk meningkatkan status Puskesmas menjadi rawat inap sehingga bisa memenuhi target yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. SASARAN 5 - INDIKATOR 2 PUSKESMAS YANG TERCUKUPI PERALATAN GAWAT DARURAT SASARAN Terpenuhinya Sarana Prasarana Kesehatan Bagi Puskesmas Dan Pustu Di Wilayah Kota Kupang TARGET 2015 100 INDIKATOR Puskesmas yang tercukupi peralatan Gawat Darurat 62 REALISASI SATUAN 100 % CAPAIAN KINERJA (%) 100 Untuk indikator Ketersediaan Peralatan untuk penanganan gawat darurat, dengan target 100%, pencapaian tahun 2015, mencapai 100%. Ketersediaan sarana penanganan kegawat daruratan digunakan untuk menanggulangi ondisi gawat darurat pasien yang membutuhkan layanan tersebut. Pelayanan kegawatdaruratan kesehatan bisa dilakukan di Puskesmas Rawat Inap yang ada di Kota Kupang, maupun 12 Rumah sakit yang berada di wilayah Kota Kupang. Selain Itu Pemerintah Kota Kupang juga berkomitmen untuk mendukung pelayanan gawat darurat yang memadai bagi masyarakat melalui penyediaan layanan Brigade Kupang Sehat (BKS) yang merupakan salah satu program inovatif Pemerintah kota Kupang. Layanan Ini merupakan layanan medis dan ambulanca transport untuk kasus gawat darurat kesehatan dengan satu nomor call center terintegrasi. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawat daruratan bisa menghubungi nomor caall center (0380) 82777 untuk mendapatkan layanan tersebut. Penjelasan lebih lanjut mengenai program ini kami baahasa secara khusus dalam penjelasan mengenai proram inovatif bidang kesehatan di bagian akhir laporan ini. SASARAN 5 - INDIKATOR 3 RASIO PUSKESMAS PEMBANTU SASARAN Terpenuhinya Sarana Prasarana Kesehatan Bagi Puskesmas Dan Pustu Di Wilayah Kota Kupang TARGET 2015 1 INDIKATOR Rasio Puskesmas Pembantu REALISASI SATUAN 1,02 Per 10.000 Penduduk CAPAIAN KINERJA (%) 102 Untuk Rasio Ketersediaan Puskesas Pembantu di Kota Kupang saat ini dengan target Pemerintah kota Kupang 1 per 10.000 Penduduk maka jumlah keteresediaan Pustu dan Poskeskel di Kota Kupang sudah memenuhi rasio kebutuhan pustu tersebut. Kota Kupang memiliki 34 Pustu dan 5 Poskeskel yang siap memberikan pelayanan kesehatan memadai bagi masyrakat Kota Kupang dan sekitarnya. Pustu dan Poskeskel tersebar pada seluruh wilayah Kecamatan yang di Kota Kupang, kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang berkomitmen untuk terus memperbaiki manajemen distribusi ketersediaan Pustu per kelurahan dengan juga tetap memperhatikan berbagai faktor teknis lain seperti kebutuhan masyarakat, Jumlah Penduduk yang membutuhkan layanan, dan juga luas wilayah pelayanan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut kedepannya diharapkan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yang meembutuhan layanan kesehatan yang memadai. 63 SASARAN 5 - INDIKATOR 4 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT-OBATAN SESUAI KEBUTUHAN SASARAN INDIKATOR Terpenuhinya Sarana Prasarana Kesehatan Bagi Puskesmas Dan Pustu Di Wilayah Kota Kupang Persentase Ketersediaan Obat-obatan sesuai kebutuhan TARGET 2015 100 REALISASI SATUAN 100 % CAPAIAN KINERJA (%) 100 Untuk untuk Cakupan Persentase Ketersediaan Obat-obatan sesuai kebutuhan di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada sesuai dengan target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 100%, artinya setiap obat yang dibutuhkan tersedia di Puskesmas sesuai standar kebutuhan. Obat-obatan Puskesmas termasuk dalam golongan obat generik, artinya seluruh obat-obatan yang digunakan di Puskesmas seluruhnya wajib menggunakan resep obat generik. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kupang juga telah memiliki satu unit UPTD Khusus yang berkaitan dengan penyediaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat-obatan dan bahan Habis Pakai untuk Puskesmas yakni Instalasi Farmasi Kota Kupang. Gedung Instalasi Farmasi Kota Kupang Instalasi Farmasi Kota Kupang merupakan salah satu UPTD yang mengelola penyimpanan dan pendistribusian obat sesuai kebutuhan, dengan adanya instalasi farmasi maka diharapkan proses pengelolaan obat di kota kupang akan menjadi lebih baik. Untuk itu ketersediaan sarana ini sangat membantu manajemen obat untuk seluruh UPTD Pelaksana teknis pelayanan seperti Puskesmas di Kota Kupang. 64 Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Habis Pakai Untuk itu diperlukan penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan Pustu termasuk sarana dan prasarana pendukung pelayanan untuk meningkatkan profesionalitas pelayanan dan mendekatkan pelayanan ke tingkat masyarakat baik melalui dukungan Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Sesuai dengan pembahasan diatas, pada beberapa tahun terakhir Dinas Kesehatan Kota Kupang telah berupaya untuk menelurkan berbagai Program inovasi yang diharapkan mampu mendongkrak peningkatan capaian indikator pelayanan kesehatan utama seperti AKI, AKB, Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk, dll. Berbagai program tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Penerapan Pola Penerapan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas Berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal makro maupun mikro dan lingkungan internal, mendorong Puskesmas untuk melakukan perubahan dalam tata cara pengelolaannya. Saat ini berbagai lembaga pelayanan publik mendapat tekanan untuk lebih meningkatkan kinerja dan mutu pelayanannya, namun tetap dalam koridor efisiensi anggaran pemerintah. Tuntutan ini dapat dipenuhi dengan memotong alur birokrasi yang bersifat non value added activities pada sistem manajemen Puskesmas sebagai UPTD pada Dinas Kesehatan, sehingga mencegah terjadinya delay pelayanan atau pemborosan sumber daya yang tidak perlu. Menjadi lembaga yang menerapkan PPK BLUD tidak mudah. Hal ini karena fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan harus diimbangi dengan kemampuan lembaga yang bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan segala sumber daya yang dikelolanya tersebut secara transparan dan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Puskesmas harus dilengkapi dengan sistem manajemen yang baik, khususnya sistem keuangan dan sistem informasi yang akan mendukung untuk menghasilkan laporan-laporan pertanggungjawaban kinerja yang diperlukan. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah 65 yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Dalam pelaksanaan kegiatan, BLUD harus mengutamakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kepada masyarakat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan. Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, yaitu “Badan Layanan Umum adalah instansi di Iingkungan Pemenntah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas”. Pengertian mi kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang menyebutkan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa”. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan pelaksanaan dan Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwà “BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat”. BLUD beroperasi sebagai perangkat kerja pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah. BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah yang dibentuk untuk membantu pencapaian tujuan pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, BLUD diberikan fleksibilltas dalam pengelolaan keuangannya. Untuk mendapatkan status BLUD, maka setiap Puskesmas wajib memenuhi persyaratan baik secara teknis, subtantif maupun administratif. Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan: a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum 66 b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan umum; dan/atau c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat. Persyaratan teknis terpenuhi apabila: a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU. Secara administratif, syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga pelayanan publik untuk menjadi PPK BLUD sesuai dengan pasal 11 Permendagri 61/2007 adalah: a. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat; b. Pola tata kelola; c. Rencana strategis bisnis; d. Standar pelayanan minimal; e. Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen. Puskesmas yang telah menjadi BLUD kemudian menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh Kementrian kesehatan sesuai dengan kewenangannya, dengan mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal puskesmas maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Penetapan Standar pelayanan minimal Puskesmas kemudian tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu : a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD; b. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya; c. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD; d. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan. 67 Setelah berbagai proses diatas dilaksanakan kemudian masing-masing Puskesmas telah menyiapkan dokumen kelengkapan untuk penilaian BLUD Puskesmas dengan mengacu pada permendagri No. 61 Tahun 2007, tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Beberapa dokumen yang telah disiapkan di tingkat Puskesmas dalam rangka BLUD adalah Dokumen Tata Kelola, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Dokumen Rencana Strategi Bisnis (RSB) dengan rincian Rencana Stratgei Bisnis Puskesmas, dan berbagai kelengkapan surat-surat administrasi lainnya. Setelah seluruh Dokumen BLUD yang merupakan persyaratan baik subtantif maupun teknis disiapkan maka kemudian setiap Puskesmas diusulkan untuk menjadi PPK BLUD dengan melalui proses penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai BLUD. Sesuai acuan Permendagri 61 Tahun 2007 tentang Penerapan PPK-BLUD, maka Tim penilaian terdiri dari berbagai komponen stake holder di dalam tubuh Pemerintah daerah. Tim Penilai BLUD Kota Kupang sendiri di menetapkan Sekretaris Daerah Kota Kupang sebagai Ketua Tim Penilai, Kepala Dinas Pendapatan Daerah sebagai Sekretaris, serta 13 orang anggota yang berasal dari jajaran Pimpinan SKPD Kota Kupang. Proses penilaian kemudian diawali dengan workshop awal tim penilai oleh Tim Perwakilan BPKP Propinsi, setelah mengikuti worskshop kemudian tim penilai melakukan penilaian BLUD Puskesmas, dengan menggunakan lembaran penilaian yang diatur dalam Surat Edaran Mendagri No 900 Tahun 2008, tentang Tata Cara Penilaian BLUD. Dari hasil tersebut dengan meneliti berbagai peryaratan baik persyaratan Subntantif, teknis, maupun administratif makan diperoleh hasil penetapan BLUD Penuh untuk 10 Puskesmas di Kota Kupang yang kemudian diusulkan untuk di sah-kan secara hukum melalui SK Walikota Kupang Nomor 184a pada Tahun 2015. Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan barang/jasa. Kepada BLUD juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLUD dikendalikan secara ketat dalam perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya. 68 Proses Persiapan BLUD Puskesmas melalui Kegiatan Pendampingan dan Persiapan Dokumen BLUD Puskesmas Berdasarkan hal diatas, tentu saja ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Puskesmas untuk mengembangkan pelayanan dengan bendera BLUD. Setiap Puskesmas diberikan kewenangan dengan berbagai fleksibilitas untuk mengelola pendapatan layanan mereka untuk memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh masyarakat. Setiap puskesmas yang membutuhkan berbagai kebutuhan teknis puskesmas yang tadinya terkendala dengan berbagai rigiditas sistem keuangan pemerintah daerah, kemudian menjadi fleksibel dengan adanya penerapan status BLUD bagi seluruh Puskesmas. Permasalahan-permasalahan klasik seperti kekurangan Bahan Habis Pakai (BHP) Puskesmas, peralatan-peralatan penunjang teknis, maupuan kebutuhan-kebutuhan kecil lainnya yang selama ini dibutuhkan namun terkendala proses penganggaran dan pengadaan yang memakan waktu yang cukup panjang bisa terseleseikan dengan lebih bijak. Selain itu Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh puskesmas kepada kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh Walikota Kupang dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. 69 Proses Penilaian BLUD Oleh Tim Penilai BLUD dengan didampingi BPKP Perwakilan NTT Berdasarkan pengalaman kami Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam mempersiapkan dan menerapkan BLUD maka dapat disampaikan bahwa proses persiapan menjadi BLUD memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Mempersiapkan berbagai persyaratan untuk menjadi BLUD dengan berbagai beragam kondisis SDM di masing-masing Puskesmas tentulah merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Selain itu juga dibutuhkan effort dan semangat juang khusus untuk bisa mencapai status BLUD ini, dibutuhkan kerjasama yng sabik dari semua lini pelayanan di puskesmas dan tim manajemen puskesmas untuk mendukung pencapaian status ini. Puskesmas sebagai BLUD, diberikan kebebasan dalam meningkatkan pelayanannya ke masyarakat. Puskesmas akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa terlalu memiliki ketergantungan ke Pemerintah Kota Kupang seperti yang terjadi selama ini. Gagasan untuk menjadi BLUD sudah jelas secara institusional menjadi badan layan umum. Dalam hal ini, layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) hingga penganggaran. Demi memberikan pelayanan yang yang lebih maksimal terhadap masyarakat, maka perubahan puskesmas menjadi BLUD menjadi hal mutlak yang harus dilakukan. Beberapa Jenis pelayanan yang nantinya akan diberikan dan 70 ditingkatkan saat Puskesmas menjadi BLUD meliputi upaya kesehatan masyarakat maupuan Upaya Kesehatan Perorangan baik yang bersifat Promotif, Preventif, Kuratif maupun Rehabilitatif, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara umum. 2. Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) Kota Kupang Universal coverage merupakan salah satu topik pembicaraan menarik dalam sistem pembiayaan kesehatan saat ini. Isu-isu yang muncul cukup beragam yaitu tentang proses kebijakannya, Undang-undang SJSN, subsidi kesehatan, sampai pada penyebaran di sarana pelayanan kesehatan dan dokter. Pemerintah bahkan mencantumkan universal coverage 2014 sebagai bagian dari misi dan visi utama untuk pengembangan sistem jaminan kesehatan. Hingga saat ini pemerintah masih menghitung formulasi kebutuhan anggaran untuk universal coverage 2014 sampai pada pembiayaan supply side dan bahkan jumlah Dana Alokasi Khusus atau DAK yang digunakan untuk melaksanakan fungsi sebagai service provider. Gambar 1 : Kartu Jamkesda Kota Kupang Untuk mendukung Capaian indikator ini maka Dinas Kesehatan Kota Kupang sejak Tahun 2008 telah memiliki Program Jamkesda sebagai salah satu program tetap yang dianggarkan sejak Tahun 2008. Total pembiayaan untuk Jamkesda pada Tahun 2013 mencapai Rp. 10.000.000.000,-. Pelayanan Kesehatan yang diberikan sendiri mencakup pelayanan kesehatan Primer strata 1 di seluruh Puskesmas di Kota Kupang dan Pelayanan Kesehatan Rujukan di RS rujukan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang. Saat ini program Jamkesda Kota Kupang telah memiliki peserta Terdaftar sebanyak 217.360 Orang atau 59% dari jumlah seluruh Penduduk Kota Kupang, selain itu adapula pembiayaan melalui Jamkesmas pada Tahun 2013 sebanyak 87.646 Orang atau 24% dari Total seluruh penduduk Kota Kupang, sehingga cakupan penduduk yang dicakup dari kedua program ini berkisar 83%. Capaian ini bisa saja menjadi lebih besar dikarenakan adanya masyarakat mampu yang juga menjadi peserta program asuransi kesehatan mandiri. Sehingga pada tahun 2014, dengan adanya JKN 71 maka cita-cita universal coverage yang di targetkan oleh Pemerintah Pusat, setidaknya sudah bisa diimplementasikan dengan lebih baik di jajaran Pemerintah Kota Kupang. 3. Program Puskesmas Reformasi Program Puskesmas Reformasi merupakan program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas yang berorientasi pada kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna layanan dengan melibatkan para pihak dalam proses pengembangannya. Perbaikan pelayanan dilakukan secara komprehensif di internal Puskesmas maupun melalui pemberdayaan masyarakat di wilayah pelayanan Puskesmas melalui pendekatan multi pihak untuk memberikan kepuasan pada pengguna layanan. Hal yang direformasi adalah pola pikir, budaya kerja dan sistem menajemen sehingga bermuara pada terwujutnya pelayanan prima di puskesmas. Launching Puskesmas Reformasi Oleh Walikota Kupang Program reformasi puskesmas mendukung 3 misi RPJMD Kota Kupang 2013-2017. Dengan adanya Puskesmas Reformasi di harapkan pelayanan kesehatan yang ada pada tingkat pelayanan primer seperti Puskesmas bisa menjadi lebih baik, karena adanya kesatuan tekad melayani yang dimiliki oleh seluruh Tenaga Kesehatana yang didukung oleh masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas (BPP) dan juga pihak swasta. 72 Tim Reformasi Puskesmas Alak Program Puskesmas Reformasi yang dilakukan di Kota Kupang juga telah mendorong munculnya inovasi – inovasi pelayanan di puskesmas yang menjadi lokasi program, Inovasi - inovasi tersebut diantaranya adalah pengembangan Puskesmas Pasir Panjang sebagai Puskesmas Ramah Anak yang mendukung Program Kota Layak Anak di Kota Kupang. Sementara Puskesmas Bakunase sedang dalam proses untuk menuju Puskesmas Ramah Remaja , di Puskesmas Alak muncul inovasi untuk menyediakan Klinik Khusus Laki – Laki sehingga puskesmas ini lebih responsif gender, akses lansia juga dipermudah dalam pelayanan di Puskesmas Alak dimana mereka tidak harus antri di loket tapi bisa langsung dilayani di ruangan khusus bagi lansia. Pojok Ramah Anak, Inovasi Puskesmas Pasir Panjang Di Kota Kupang Program Reformasi Puskesmas didukung oleh AIPMNH sejak tahun 2011 dimulai di Puskesmas Bakunase. Pada tahun 2012 program serupa dimulai juga di 73 Puskesmas Pasir Panjang dilanjutkan di Puskesmas Sikumana. Pada awal tahun 2013 Puskesmas Alak berinisiatif memulai Program ini setelah melihat hasil reformasi puskesmas yang lain dengan memanfaatkan dana BOK sesuai dengan Juknis yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan, dan Pada Tahun 2014 seluruh Puskesmas di Kota Kupang telah melaksanakan Proses Reformasi Puskesmas melalui Pembiayaan Dana APBD Kota Kupang. Tabel Indeks Pengaduan Masyarakat Tidak tersedianya alat pengeras suara di… 469 Alat komunikasi (telepon, fax) di… 410 Belum ada ruangan klinik sanitasi dan… 401 Kurang nyaman bagi pasien yang… 377 Jalan menuju Puskesmas kurang bagus… 367 Tidak ada ruang tunggu di loket dan di… 360 Ada masyarakat yang tidak bisa berobat… 355 Pagar di puskesmas dan pustu tidak… 340 Dokter tidak pernah mengunjungi… 340 Tidak tersedia alat pemeriksaan gula… 0 315 100 200 300 400 500 Contoh Hasil Survey Pengaduan masyarakat, sebagai evaluasi untuk peningkatan pelayanan Puskesmas Dengan adanya Puskesmas reformasi diharapkan dapat Mengukur sejauhmana perubahan kualitas pelayanan yang telah dilakukan oleh Puskesmas (Monitoring Evaluasi), Memperkenalkan Puskesmas dengan pelayanan prima kepada pemerintah dan masyarakat, Mendorong adanya dukungan dan fasilitasi dari Pemerintah Kota, Kecamatan dan Kelurahan kepada Puskesmas. 74 SOSIALISASI DAN IDENTIFIKASI KELUHAN FEBRUARI 2012 JANUARI 2012 PEMBENTUKAN BPP DAN PENGUATAN BPP PENGUATAN SDM PUSKESMAS MEI 2012 JUNI 2012 LOKAKARYA EKSTERNAL OKTOBER 2012 INTERNAL WORKSHOP SURVEY PENGADUAN MONITORING KINERJA MARET 2013 APRIL 2012 SMALL EQUIPMENT AGUSTUS 2012 LAUNCHING WAJAH BARU 10 APRIL 2013 Contoh Tahapan pelaksanaan Reformasi Puskesmas Peran Aktif Masyarakat dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas 75 Gambar 8 : Kegiatan Minilokakarya Lintas Sektor dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas Dukungan Lintas Sektor dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas 76 4. Program Brigade Kupang Sehat (BKS) Sejalan dengan visi misi pemerintah kota kupang maka Brigade Kupang Sehat (BKS) merupakan ide program dari Walikota Kupang, dengan melihat banyaknya dampak positif dari kegiatan ini jika dilaksanakan. Program inovatif ini direncanakan akan menggunakan model pelayanan kesehatan dengan sistem jemput bola untuk memudahkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kota Kupang yang membutuhkan layanan kesehatan emergency, yang akan diberikan secara gartis bagi seluruh penduduk kota kupang melalui nomor telepon call center terintegrasi. Petugas BKS siap melayani masyarakat Dengan adanya program Brigade Kupang Sehat (BKS) diharapkan mampu mempercepat peningkatan pencapaian indikator program kunci seperti indikator angka kematian ibu, indikator angka kematian bayi, indikator angka kasus gizi buruk, Peningkatan pelayanan kesehatan yang bersifat emergency. Pelayanan Brigade Kupang Sehat (BKS) akan diberikan bagi seluruh masyarakat Kota Kupang yang membutuhkan layanan kesehatan, pada 51 kelurahan dan 6 kecamatan di kota kupang, yang di berikan selama 24 jam. Tenaga Kesehatan yang bertugas dibagi dalam 3 (tiga) shift jaga yang terdiri dari tenaga kesehatan dokter, perawat/bidan, dan supir yang telah dilatih khusus untuk menangani kasus gawat darurat untuk layanan kesehatan. 77 Masyarakat Miskin yang mengakses Layanan BKS Jumlah Tenaga Kesehatan yang secara khusus berada pada Program Brigade Kupang Sehat (BKS) terdiri dari 8 Orang Dokter, 26 Orang Tenaga Perawat dan Bidan, 7 Orang tenaga Supir dan 4 Orang Cleaning Service dan juga didukung oleh 3 Unit Armada Ambulance Khusus Program Brigade Kupang Sehat (BKS) yang telah dilengkapi peralatan khusus penangan kegawat daruratan kesehatan. Layanan BKS pada Bayi Baru Lahir Pelatihan Tenaga Kesehatan pada program ini yang telah didapatkan yakni Pelatihan ATLS (Advance Trauma Life Support) dan Pelatihan BCLS (Basic Cardiac Life Support). Total Penganggaran Untuk Brigade Kupang Sehat (BKS) pada Tahun 2014 berjumlah 78 Rp. 1.225.820.200,- yang diperuntukan untuk Operasional Program, Insentif dan Tambahan Suplemen bagi Tenaga Kesehatan, Pelatihan Tenaga, Pengurusan Ijin Penggunaan Frekuensi Radio dan No. Call Center terintegrasi. Model Pelayanan Brigade Kupang Sehat Jumlah masyarakat yang mengakses layanan ini pun naik secara signifikan sejak tanggal diluncurkan pada bulan April Tahun 2014, hingga saat ini. Tercatat Pada tahun 2015, jumlah Pasien yang telah dilayani oleh Program ini meningkat sebanyak 279%, dengan jumlah pasien yang dilayani sebanyak 1237 Kasus di bandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 444 Kasus, dengan 595 Kasus Emergency, dan 642 Kasus Non Emergency. Dari data tersebut juga tampak bahwa jumlah kasus Non Emergency masih cukup banyak yang menggunakan layanan ini sehingga kedepannya harus terus dilakukan sosialisasi layanan ini lebih banyak melayani Kasus Emergency yang terjadi pada masyarakat. 79 C. REALISASI KEUANGAN NO 1 KODE REKENING 01 % 01 89,73 96,10 02 06 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional 70.275.000 327.512.400 66.585.700 310.310.403 94,75 94,75 07 08 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 97.500.000 3.502.200 96.758.000 99,24 3.502.200 100,00 09 10 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja Penyediaan Alat Tulis Kantor 18.500.000 52.379.500 18.466.450 51.733.150 11 12 Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik 32.550.000 6.177.000 32.182.950 98,87 6.177.000 100,00 13 15 Penyediaan Peralatan & Perlengkapan Kantor Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan 132.650.000 3.040.000 132.650.000 100,00 2.115.500 69,59 17 18 Penyediaan Makanan dan Minuman Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah 13.090.000 200.500.000 13.040.762 124.597.593 99,62 62,14 19 Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah Program : Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur 10.800.000 100.000.000 10.800.000 99.899.000 100,00 99,90 03 Pembangunan Gedung Kantor Program : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 100.000.000 158.371.200 99.899.000 157.575.200 99,90 99,50 01 08 Pendidikan dan Pelathan Formal Peningkatan dan Pengembangan SDM 37.132.000 121.239.200 36.336.000 97,86 121.239.200 100,00 Program : Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 20.504.000 10.252.000 20.448.850 10.252.000 99,73 100,00 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun Program : Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran 10.252.000 2.198.900.000 10.196.850 2.064.697.500 99,46 93,90 01 Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Perkantoran Program : Obat dan Perbekalan Kesehatan 2.198.900.000 2.380.474.350 2.064.697.500 2.277.181.932 93,90 95,66 15 15 01 02 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan 2.317.859.750 8.500.000 2.214.567.332 95,54 8.500.000 100,00 15 15 04 05 Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan Rumah Sakit Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 15 16 06 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Program : Upaya Kesehatan Masyarakat 16 16 01 06 Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan Jaringannya Revitalisasi Sistem Kesehatan 16 16 09 12 16 16 3 05 06 01 04 5 07 6 15 8 REALISASI 870.577.368 1.657.660 02 7 PAGU 970.201.100 1.725.000 2 4 PROGRAM / KEGIATAN Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan Jasa Surat Menyurat 26.945.100 25.169.500 2.000.000 5.061.112.000 26.945.100 25.169.500 99,82 98,77 100,00 100,00 2.000.000 100,00 4.731.707.993 93,49 772.429.500 305.538.800 722.748.491 303.845.800 93,57 99,45 Peningkatan Kesehatan Masyarakat Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan 295.157.100 1.712.949.600 294.889.100 1.596.792.322 99,91 93,22 13 16 Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan Pendampingan Program Bantuan 1.802.789.100 25.000.000 1.643.078.880 91,14 25.000.000 100,00 16 20 Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi kesehatan 141.617.900 139.723.400 16 17 21 Peningkatan pelayanan kesehatan bagi calon haji Program : Program Pengawasan Obat dan Makanan 5.630.000 68.842.800 5.630.000 100,00 68.842.800 100,00 17 02 Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya 68.842.800 68.842.800 80 98,66 100,00 NO 9 10 KODE REKENING 19 12 13 14 16 Pengembangan media promosi & informasi sadar hidup sehat 60.000.000 60.000.000 100,00 02 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 96.274.600 96.274.600 100,00 19 03 Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan 11.239.400 11.239.400 100,00 19 04 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 20 19 20 8.000.000 8.000.000 100,00 Program : Perbaikan Gizi Masyarakat 805.151.500 785.855.300 97,60 02 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin 749.600.000 730.303.800 97,43 20 03 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dab Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya 53.551.500 53.551.500 100,00 20 06 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 21 2.000.000 100,00 73.615.300 64.607.100 87,76 71.615.300 62.607.100 87,42 01 Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat 21 04 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 22 2.000.000 Program : Pengembangan Lingkungan Sehat 21 2.000.000 2.000.000 100,00 Program : Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 779.813.200 739.773.800 94,87 22 01 Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk 67.500.000 67.500.000 100,00 22 02 Pengadaan Alat Fogging dan Bahan-bahan Fogging 160.075.000 140.098.600 87,52 22 04 Pelayanan Vaksinasi Bagi Anak Balita dan Anak Sekolah 53.585.700 51.860.700 96,78 22 05 Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 260.120.600 244.082.600 93,83 22 06 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Endemik/Epidemik 212.400.000 210.100.000 98,92 22 09 Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah 23.631.900 23.631.900 100,00 22 11 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 2.500.000 Program : Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana 25 Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya 2.500.000 100,00 4.434.387.000 4.225.419.342 95,29 3.178.912.000 1.205.475.000 3.086.775.000 1.088.644.342 97,10 90,31 25 25 01 07 Pembangunan Puskesmas Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 25 14 Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas 50.000.000 50.000.000 100,00 Program : Penataan peraturan perundang-undangan 30.976.800 30.976.800 100,00 Persiapan perda dan perwali tentang kawasan tanpa rokok 30.976.800 30.976.800 100,00 19.478.129.365 18.325.351.616 94,08 26 34 28 Program : Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 28 07 Kemitraan Pengobatan Bagi Pasien Kurang Mampu 28 10 Pelayanan Kesehatan Bagi PNS dan keluarga 29 04 30 30 18 % 175.514.000 100,00 01 29 17 REALISASI 175.514.000 19 26 15 PAGU 19 20 11 PROGRAM / KEGIATAN Program : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat 03 8.500.000.000 8.233.411.400 96,86 10.978.129.365 10.091.940.216 91,93 Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 113.275.000 106.570.000 94,08 Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita 113.275.000 106.570.000 94,08 Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia 18.209.100 18.209.100 100,00 Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan 18.209.100 18.209.100 100,00 55.354.600 55.354.600 100,00 25.354.600 25.354.600 100,00 Program : Pengawasan dan Pengendalian 31 Kesehatan Makanan Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi Rumah 31 02 31 32 03 Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Restaurant Program : Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak 30.000.000 381.546.000 30.000.000 100,00 360.831.000 94,57 32 01 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu 77.474.700 76.874.700 99,23 32 02 Perawatan Berkala Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu 91.971.000 85.266.000 92,71 32 03 Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Keluarga Tidak Mampu 212.100.300 198.690.300 93,68 Program : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan 241.977.150 241.977.150 100,00 Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan 241.977.150 241.977.150 100,00 33 33 01 Tangga TOTAL 37.546.354.465 81 35.421.370.451 94,34 Realisasi penyerapan Pagu Anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehtaan Kota Kupang meningkat sebesar 2,35% dibanding periode yang sama pada Tahun 2014. Pada Tahun 2015 penyerapan anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kota Kupang adalah sebesar 94,34% sedangkan Tahun 2013 adalah sebesar 91,99%, dan untuk total penyerapan pagu anggaran termasuk belanja tidak langsung sebesar 95,80%. Walaupun pada Triwulan IV realisasi anggaran meningkat tetapi terdapat beberapa kendala, dan tindak lanjutnya diperlukan langkah- langkah, antara lainsebagai berikut: 1. Penetapan DPPA agar ditetapkan lebih awal, paling lambat pada pertengahan tahun anggaran. Dengan adanya percepatan penetapan APBD Perubahan waktu pelaksanaan anggaran lebih lama sampai akhir tahun sehingga lebih optimal dalam pelaksanaan dan pencairan kegiatan; 2. Peningkatan komitmen pimpinan masing-masing unit Eselon II dan eselon III dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan melekat dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi dan integritas pegawai sebagai bentuk pengawasan atasan langsung. 82 BAB IV PENUTUP Capaian kinerja yang tersaji dalam LAKIP Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2015 merupakan cerminan kinerja yang dilaksanakan selama tahun 2015, yang merupakan media pertanggungjawaban dari upaya pencapaian visi misi dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013-2017. Mekanisme pertanggungjawaban bagi terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik,transparan dan akuntabel tersebut, menggerakkan tiap-tiap komponen sebagai pelaksana tugas teknis untuk melakukan tugas dan kinerja seoptimal mungkin, melalui langkah-langkah tepat dan strategis serta berpedoman pada prioritas obyek kinerja yang dilaksanakan melalui indikator kinerja yang terukur, sebagai parameter untuk tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya,review, monitoring dan evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran strategis yang diamanatkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2014, untuk mengetahui dan memastikan bahwa hasil serta capaian indikator-indikator kinerja yang telah dilaksanakan telah berjalan optimaldan sesuai target yang ditetapkan. Hasil review terhadap capaian kinerja itulah yang akan memberikan gambaran kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang periode 2014 secara keseluruhan. Selama tahun 2015, dengan banyaknya target pembangunan nasional serta pemerintah daerah yang harus dicapai, peran strategis Dinas Kesehatan Kota Kupang leading sektor pembangunan di bidang kesehatan, terlihat sangat nyata melalui sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan. Secara keseluruhan pencapaian kinerja selama tahun 2015 melalui eksekusi sasaransasaran strategis berikut indikator kinerja yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang dapat tercapai sangat baik,dengan ditunjukkan adanya beberapa indikator kinerja yang mencapai target. Pencapaianyang sangat baik tersebut diperoleh dengan melalui proses dan mekanisme yang baik, dimulai dari proses perencanaan, pengukuran kinerja hingga evaluasi mendalam dan menyeluruh terhadap seluruh hasil yang dicapai. Namun, di balik itu masih ada beberapa sasaran strategis berikut indikator kinerja yang belum memenuhi target yang ditetapkan serta ekspektasi besar yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena dalam proses pencapaian target ada berberapa kendala teknis program antara lain sebagai berikut : 1. Belum maksimalnya partisipasi dan peran aktif masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Masyarakat masih menunggu sakit dahulu baru bertindak untuk menanggulangi penyakitnya serta masyarakat masih menganggap masalah 83 kesehatan adalah tanggung jawab dan beban pemerintah saja, sehingga masyarakat tinggal menunggu apa yang dilakukan oleh pemerintah tanpa ada upaya untuk menjaga kesehatan mereka, terutama untuk melakukan tindakan promotif dan preventif. 2. Belum maksimalnya kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan, sehingga daya ungkit dalam menanggulangi masalah kesehatan menjadi berkurang. 3. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, peralatan, sarana dan prasarana kesehatan. 4. Minimnya pembiayaan kegiatan operasional kesehatan 5. Lambatnya proses pengesahan RKA-SKPD/DPA-SKPD 6. Lambatnya SPJ keuangan. 7. Mutu sumber daya Tenaga Kesehatan yang masih kurang memadai dari segi pengetahuan dan keterampilan Keseluruh kendala ini yang masih diupayakan untuk terus diperbaiki agar dalam upaya pencapaian target kinerja dari indikator kunci pada tahun -tahun ke depan dapat lebih optimal, dibutuhkan langkah-langkah perbaikan,antara lain: 1. Meningkatkan kualitas dokumen-dokumen yang terkait dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), mulai dokumen perencanaan strategis (Renstra), pengukuran kinerja (IKU) hingga pedoman monitoring dan evaluasi agar antara dokumen-dokumen tersebut dapat berjalan sinergis, selaras dan terukur hingga dapat terlihat capaian keluaran (output), hasil (outcome), hinggamanfaat (benefit) yang mencerminkan kinerja Kementerian Dalam Negeri yang optimal, efektif dan efisien; 2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tiap indikator kinerja yang diamanatkan dalam dokumen Penetapan Kinerja dengan mekanisme per triwulan, dalam hal ini oleh masing-masing unit kerja eselon I dan II yang menjadi pelaksana tugas teknis tiap indikator kinerja tersebut. Perubahan mekanisme ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan yang muncul sejak dini pada saat pelaksanaan program dan kegiatan yang mengikutinya. Jika muncul suatu permasalahan dapat segera terkoreksi dan diberikan langkah solutif,agar dalam pelaksanaan selanjutnyadapat mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; 3. Seluruh jajaran pimpinan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Kupang memberikan kontrol serta tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kinerja jajaran dibawahnya, dengan memberlakukan mekanisme hingga tercapai hasil kinerja yang maksimal 84 4. Melakukan identifikasi terhadap lemahnya proses dan fungsi koordinasi dalam pencapaian sasaran strategis indikator kunci melalui pelaksanaan program dan kegiatan, baik koordinasi yang dilakukan dengan lingkup internal Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal-hal tersebut diatas hendaknyadapat dipandang dan dimaknai secara positif, sebab fungsi SAKIP tidak hanya untuk meningkatkan kemajuan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang, tetapi juga memberikan masukan yang strategi sterhadap upaya pembangunan dan penerapan sistem manajemen kinerja yang berfokus pada hasil, dalam rangka mendorong dan mewujud nyatakan agenda reformasi. Kupang , 15 Januari 2016 Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra,M.Si NIP : 19641219 199503 1 001 85