laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (lakip)

advertisement
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG TAHUN 2015
DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG
JLN. S. K. LERIK, KELAPA LIMA - KUPANG
Telp. 0380 – 825 796, Fax 0380-825730, Website : www.dinkes-kotakupang.web.id,
Email : [email protected]
1
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena instansi
kami telah menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2015 tepat pada
waktunya sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Review Laporan Kinerja.
Salah satu sasaran yang perlu diwujudkan pada era desentralisasi ini adalah terciptanya
pemerintahan yang baik (good governance) dengan menonjolkan akuntabilitas kinerja setiap instansi
pemerintah. Untuk itu perlu dikembangkan suatu media pertanggungjawaban yang sistematis
berdasarkan metode yang terpercaya.
LAKIP 2015 yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang disamping untuk memenuhi
amanat perundang-undangan yang berlaku juga untuk memenuhi tanggungjawabnya kepada
masyarakat sehingga dapat diketahui sejauh mana visi dan misi, tujuan dan strategi, yang
diembannya dapat diwujudkan sesuai alokasi anggaran yang telah diperoleh. Disamping itu LAKIP
2015 yang dibuat ini berdasarkan Renstra 2013 – 2017 yang telah disusun oleh instansi kami pada
beberapa waktu yang lalu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan LAKIP 2015 tepat pada waktu serta sesuai dengan pedoman yang telah diberikan.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula LAKIP 2015 yang kami sajikan, masih terdapat kekurangan
disana sini, oleh karena itu usul saran bagi penyempurnaannya sangat kami harapkan. Kiranya LAKIP
2015 ini dapat bermanfaat bagi kita yang membutuhkannya.
Kupang, 15 Januari 2016
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang
dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra,M.Si
NIP. 19641219 199503 1 001
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................…..
i
DAFTAR ISI
ii
…………………………………………………………………….
IKHTISAR EKSEKUTIF ...................................................................................…..
iii
BAB I
PENDAHULUAN ………………………………………………………
1
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA ,.……………………..
12
A. Renstra ........................................................................................
1. Visi .........................................................................................
12
12
2. Misi .........................................................................................
12
3. Sasaran ..................................................................................
13
4. Strategi ...................................................................................
4.1. Kebijakan .........................................................................
4.2. Program ...........................................................................
14
15
16
BAB III
BAB IV
Akuntabilitas Kinerja ........................................................................
25
A. Capaian Kinerja Dinkes ………… …………………………....
25
B. Analisis Capaian Kinerja .......................................................
29
C. Akuntabilitas Keuangan .............................................................
76
PENUTUP .......................................................................................
LAMPIRAN
1. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2014
2. PENGUKURAN PENCAPAIAN SASARAN TAHUN
2013
3. PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2013
3
79
IKHTISAR EKSEKUTIF
Pemerintah Kota Kupang telah menetapkan VISI dan MISI untuk Tahun 2013 – 2017 sebagai suatu
upaya proaktif untuk mengantisipasi berbagai permasalahan pembangunan yang akan dihadapi pada
masa yang akan datang.
Bertitik tolak dari Visi dan Misi Pemerintah Kota Kupang tersebut, Dinas Kesehatan Kota Kupang
Menetapkan Visi Instansinya yakni “MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT DAN PRODUKTIF
MELALUI PELAYANAN KESEHATAN YANG MODERN DAN PROFESIONAL” yang selengkapnya dapat
dijabarkan melalui penetapan Misi. Kemudian ditentukan Tujuan dan Sasaran Strategis dalam rangka
mencapai Misi yang telah ditetapkan tersebut. Selanjutnya strategi untuk menjabarkan Tujuan dan
Sasaran maka dirinci kedalam berbagai Kebijakan dan Program.
Sebagai operasionalisasi Program maka Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang diusulkan perlu
didukung dengan dana terutama dari APBD II/DAU yang tertuang dalam DPPA-SKPD Tahun 2015 dari
Anggaran belanja langsung sebesar Rp. 37.546.354.465,- sedangkan anggaran belanja tidak langsung
yakni untuk pembayaran Gaji dan Tunjungan sebesar Rp. 33.237.236.763,-.
Total anggaran pembiayaan pembangunan kesehatan di Kota Kupang sebesar Rp. 70.783.591.228,dengan realisasi Rp. 67.810.659.757,00 sehingga akuntabilitas keuangan yang dicapai adalah sebesar
95.80%. Untuk realisasi belanja langsung untuk program tahun 2015 sebesar Rp. 35.421.370.451,atau 94,34%, untuk realisasi belanja tidak langsung tahun 2015 sebesar Rp. 32.389.289.306,- atau
97.45% Sedangkan dari pencapaian sasaran Indikator Kinerja Kunci (IKU), dari 31 indikator
program sasaran IKU terdapat indikator yang mencapai target sebanyak 15 Indikator dan 16
indikator sasaran belum mencapai target.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan kesehatan, upaya-upaya kesehatan
perlu dilaksanakan melalui pola-pola struktur organisasi yang telah ditentukan berdasarkan
Tugas Pokok Dinas Kesehatan Kota Kupang sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota
Kupang Nomor : 6 Tahun 2008 adalah sebagai berikut :
Dinas Kesehatan adalah unsur pelaksana otonomi daerah di bidang kesehatan yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
Kupang melalui Sekretaris Daerah.
Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di
bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Dalam
melaksanakan tugas dimaksud, Kepala Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
1. Merumuskan kebijakan teknis sesuai kewenangan daerah di bidang kesehatan yang
meliputi kebijakan teknis Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan;
2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di
bidang kesehatan, yang meliputi Pelayanan Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga,
Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan;
3. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tugas di bidang
Pelayanan
Kesehatan Dasar, Kesehatan Keluarga, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit,
Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan;
4. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang kesehatan yang diberikan oleh Walikota.
SEKRETARIAT DINAS
Sekretariat Dinas adalah unsur staf pembantu pimpinan yang dipimpin oleh seorang sekretaris yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretaris Dinas mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
mengkoordinasikan pelaksanaan penyusunan program, dan anggaran Dinas Kesehatan, secara
terpadu, serta mengkoordinasikan pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian, urusan keuangan
dan perlengkapan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris Dinas mempunyai fungsi :
5
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan,
pengawasan, pengendalian dan koordinasi penyelenggaraan penyusunan program dan
anggaran Dinas Kesehatan, serta penyusunan laporan, evalusai pelaksanaan program Dinas
Kesehatan;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan,
pengawasan, pengendalian, dan koordinasi pelaksanaan urusan umum dan kepegawaian
yang meliputi, urusan rumah tangga, organisasi, hukum, hubungan masyarakat,
kepegawaian, akreditasi dan pengembangan sumber daya manusia tenaga kesehatan;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan, serta melakukan pembinaan,
pengawasan, pengendalian, dan koordinasi pelaksanaan administrasi keuangan dan
perlengkapan, yang meliputi administrasi perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi
dan tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), serta pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan administrasi pengadaan, pendistribusian, pemeliharaan dan
administrasi inventarisasi barang lingkup Dinas Kesehatan.
Sekretariat Dinas terdiri dari :
a. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan
Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna penyusunan program/perencanaan dinas kesehatan,
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna penyusunan anggaran Dinas Kesehatan,
3. Melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang diperlukan guna
penyusunan laporan Dinas Kesehatan, termasuk laporan realisasi keuangan,
4. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna evaluasi pelaksanaan program Dinas Kesehatan.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna penyelenggaraan urusan umum, yang meliputi, urusan rumah tangga,
hukum, humas dan protokoler,
6
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian,
3. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna pelaksanaan urusan administrasi akreditasi tenaga fungsional kesehatan
dan pengembangan SDM tenaga Kesehatan.
Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam:
1. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna penyelenggaraan administrasi keuangan yang meliputi perbendaharaan,
akuntansi, verifikasi, ganti rugi dan tindak lanjut LHP,
2. Melakukan kegiatan pengumpulan dan pengolahan bahan, data dan informasi yang
diperlukan guna penyelenggaraan urusan perlengkapan yang meliputi perencanaan
pengadaan barang, pendistribusian, pemeliharaan dan pengadministrasian inventaris
barang.
BIDANG PELAYANAN KESEHATAN
Bidang Pelayanan Kesehatan adalah unsur pelaksana dinas di bidangnya yang dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pelayanan
Kesehatan mempunyai tugas memberi tahu Kepala Dinas dalam merumuskan kebijakan teknis dan
kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan penyelenggaraan penyediaan sarana dan prasarana
kesehatan, pelaksanaan registrasi dan akreditasi sarana kesehatan, dan pelaksanaan pelayanan
kesehatan dasar.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan penyediaan sarana dan
prasarana peralatan kesehatan, termasuk penyelenggaraan kefarmasian, yang meliputi
perencanaan pengadaan, pemanfaatan sarana dan peralatan kesehatan, di Puskesmas dan
jaringannya, perencanaan pengadaan, pengelolaan dan pengawasan obat, dan kosmetika;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan registrasi dan akreditasi
sarana dan peralatan kesehatan swasta, dan pelayanan kesehatan swasta;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar,
yang meliputi pembinaan teknis pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya,
7
penyelenggaraan upaya kesehatan rujukan, penyelenggaraan kesehatan khusus, dan
penyelenggaraan jaminan kesehatan.
Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan
b. Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan
c. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
Seksi Sarana dan Prasarana Pelayanan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pelayanan
Kesehatan dalam:
1. Menyusun
rencana
kebutuhan,
pengadaan,
pendistribusian,
pemanfaatan,
dan
pemeliharaan sarana dan peralatan kesehatan bagi Puskesmas dan jaringannya sesuai
ketentuan yang berlaku,
2. Menyusun rencana kebutuhan, pengadaan, pendistribusian dan pemanfaatan dan
pemeliharaan obat Puskesmas dan jaringannya,
3. Melakukan pengawasan peredaran obat, NAPZA (Narkotika, Psikotrpoika, dan Zat Adiktif
lainnya) dan kosmetika,
4. Melakukan bimbingan dan pengendalian peredaran dan penggunaan narkoba, serta
melakukan bimbingan dan pengendalian penyehatan makanan dan minuman.
Seksi Registrasi dan Akreditasi Sarana Kesehatan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam:
1. Melakukan registrasi, akreditasi tenaga medis, dan perijinan bagi tenaga para medis/tradisional
terlatih dan tenaga non medis,
2. Melakukan kegiatan penertiban perijinan dan registrasi, akreditasi dan sertifikasi sarana dan
peralatan kesehatan Swasta dan Pemerintah.
Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan, mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Pelayanan Kesehatan dalam:
1. Melakukan upaya pembinaan penyelenggaraan kesehatan dasar termasuk kesehatan
komunitas,
2. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan rujukan, yang meliputi kesehatan rujukan
spesialistik, dan sistem rujukan,
8
3. Melakukan upaya penyelenggaraan kesehatan khusus yang meliputi, kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan gigi dan mulut,
4. Melakukan kegiatan penyelenggaraan jaminan kesehatan yang meliputi, kepesertaan,
pemeliharaan kesehatan dan pembiayaan.
BIDANG PENGENDALIAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT (P2P)
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) adalah unsur pelaksana dinas di bidang
yang dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas. Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) mempunyai tugas membantu
Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pengendalian, pemberantasan penyakit, yang
meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan penyakit, dan penanggulangan
masalah kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Pengendalian dan Pemberantasan
Penyakit (P2P) mempunyai fungsi :
1.
Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan penyakit, yang meliputi
pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan penyakit;
2.
Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan
pengamatan penyakit (surveilans) dan pembinaan, pengawasan dan pengendalian
Laboratorium Dinas Kesehatan dan Puskesmas;
3.
Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan penyakit, yang meliputi
surveilans, epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, pengendalian penyakit
bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan matra;
4.
Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan, pengawasan dan
pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah kesehatan, yang meliputi penyiapan
tenaga, peralatan, bahan dan obat dalam rangka pelaksanaan P3K (Pertolongan pertama
pada kecelakaan), penanganan KLB, penanggulangan bencana dan imunisasi.
Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) terdiri dari :
a. Seksi Pengamatan Penyakit
b. Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit
c. Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan
9
Seksi Pengamatan Penyakit mempunyai tugas membantu Kepata Bidang pengendalian dan
pemberantasan penyakit dalam :
1. Melaksanakan pengamatan penyakit melalui surveilans terpadu, sentinel dan surveilans
khusus,
2. Melaksanakan pengamatan vektor penyakit menular langsung dan pengendalian penyakit
bersumber binatang, pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan haji dan kesehatan
dan kesehatan transmigrasi, melaksanakan survei khusus bidang kesehatan,
3. Melaksanakan pengamatan laboratorium penunjang diagnosa penyakit yang ada pada dinas
kesehatan dan puskesmas, termasuk perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana, tenaga
dan regensia untuk menunjang kualitas Laboratorium Dinas Kesehatan, serta melaksanakan
bimbingan dan pengendalian terhadap Laboratorium Dinas Kesehatan.
4. Melaksanakan pembinaan SKD (Sistem Kewaspadaan dini) dan investigasi KLB.
Seksi Pencegahan, Pemberantasan Penyakit mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam :
1. Melakukan upaya pengendalian, dan pemberantasan penyakit yang meliputi surveillance
epidemiologi, pengendalian penyakit menular langsung, penyakit menular bersumber
binatang, pengendalian penyakit tidak menular, imunisasi dan kesehatan mata,
2. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis, hasil kegiatan pemberantasan/
penanggulangan penyakit menular dan tidak menular, serta menyebarluaskan informasi cara
pemberantasannya,
3. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis hasil kegiatan pemberantasan/
penanggulangan penyakit menular langsung dan tidak langsung, serta menyebarluaskan
informasi cara pemberantasannya,
4. Melakukan upaya mengumpulkan dan menganalisis data, monitoring, evaluasi dan
pelaksanaan pelaksanaan vaksinasi rutin dan insidental pada unit pelaksana (Posyandu,
Puskesmas dan unit pelaksana lainnya) serta menganalisis hasil penelitian penyakit yang
disebabkan oleh imunisasi (KIPI).
Seksi Penanggulangan Masalah Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Pengendalian
dan Pemberantasan Penyakit dalam :
1. Melakukan upaya pengendalian wabah dan bencana, yang meliputi, kesiapsiagaan, mitigasi,
tanggap darurat dan pemulihan,
10
2. Melaksanakan kegiatan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang meliputi
perencanaan, pengorganisasian serta bimbingan dan pelaksanaan kegiatan P3K termasuk
penyediaan obat dan alat kesehatan serta tenaga kesehatan yang dibutuhkan pada P3K,
3. Melakukan analisis terhadap penyebab masalah kesehatan serta penanggulangannya,
4. Melaksanakan perencanaan, pengorganisasian bimbingan dan pelaksanaan masalah
kesehatan dan KLB penyakit yang meliputi managemen informasi, dana dan sarana.
BIDANG KESEHATAN KELUARGA
Bidang Kesehatan Keluarga adalah unsur pelaksana dinas di bidang yang dipimpin oleh seorang
Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Dinas. Bidang
Kesehatan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam dalam merumuskan kebijakan
teknis dan kebijakan pelaksanaan serta mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan
kesehatan ibu, dan pelayanan kesehatan Keluarga, pelayanan kesehatan anak, remaja dan usila serta
pembinaan peningkatan gizi keluarga dan masyarakat.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, bidang kesehatan keluarga mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peningkatan kesehatan ibu, keluarga dan
pelayanan kontrasepsi KB;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan peningkatan kesehatan anak dan
remaja, penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan peningkatan kesehatan usia
lanjut;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan peningkatan gizi keluarga dan
masyarakat.
Bidang Kesehatan Keluarga Terdiri dari :
a. Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga
b. Seksi Anak, Remaja dan Usila
c. Seksi Gizi
Seksi Kesehatan lbu dan Keluarga mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga
dalam :
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan ibu, keluarga dan
pelayanan KB,
11
2. Melakukan bimbingan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan kegiatan upaya
peningkatan kesehatan ibu dan KB,
3. Melakukan pembinaan kemitraan dari kerjasama lintas sektor dalam upaya peningkatan
kesehatan ibu dan KB.
Seksi Anak, Remaja dan Usila mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga
dalam:
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan kesehatan anak, remaja usaha
kesehatan sekolah dan usila,
2. Menyelenggarakan kegiatan peningkatan kesehatan anak, remaja dan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), melakukan bimbingan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
kegiatan peningkatan kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila,
3. Melakukan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dalam upaya peningkatan
kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan usila,
4. Melakukan identifikasi masalah kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan
usila,
5. Melakukan pembinaan teknis program kesehatan anak, remaja, Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dan usila.
Seksi Gizi mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Kesehatan Keluarga dalam :
1. Menyiapkan bahan penyusunan program peningkatan gizi keluarga dan masyarakat;
2. Menyelenggarakan
kegiatan
program
peningkatan
gizi
keluarga
dan
masyarakat,melaksanakan bimbingan; pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan
kegiatan upaya peningkatan gizi keluarga dan masyarakat;
3. Melaksanakan pembinaan kemitraan dan kerjasama lintas sektor dalam rangka upaya
peningkatan gizi keluarga dan masyarakat;
BIDANG PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PROMOSI KESEHATAN
Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan adalah unsur pelaksana dinas di bidang yang
dipimpin oleh seorang Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Dinas. Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas
dalam
dalam
merumuskan
kebijakan
teknis
dan
kebijakan
pelaksanaan
serta
mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan penyehatan tempat pengolahan makanan, pengawasan
kesehatan lingkungan dan promosi kesehatan.
12
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan mempunyai fungsi :
1. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan tempat pengolahan makanan dan minuman
balk pada tempat-tempat industri pengolahan makanan maupun pada rumah-rumah makan
dan restoran;
2. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pencegahan keracunan pada makanan dan
minuman serta pembinaan dan pengawasan dalam rangka peningkatan kebersihan tempattempat umum dan melakukan pengawasan, pemantauan pencemaran lingkungan tempattempat umum;
3. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas air serta pencegahan terhadap
pencemaran air, perbaikan kualitas air dan kesehatan Iingkungan;
4. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian terhadap kualitas lingkungan perumahan, lingkungan
pemukiman, pembinaan pengelolaan sampah dan pemantauan pencemaran di lingkungan
Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA);
5. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peningkatan kesehatan masyarakat pekerja
serta pencegahan dan perlindungan terhadap kecelakaan kerja;
6. Menyusun kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta melakukan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengendalian dan pemberantasan vektor
penyakit berbasis lingkungan serta pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL), penyusunan kebijakan teknis dan kebijakan pelaksanaan serta
melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan promosi kesehatan
masyarakat, pembinaan kemitraan dan peran serta masyarakat dalam upaya promosi
kesehatan serta peningkatan sistem informasi kesehatan.
Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan
b. Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan
c. Seksi Promosi Kesehatan
13
Seksi Penyehatan dan Tempat Pengolahan Makanan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang
Penyehatan Lingkungan dan Promosi Kesehatan dalam :
1. Melakukan upaya pengumpulan bahan, pembinaan dan pengawasan terhadap tempat
pengolahan makanan (industri makanan dan minuman, rumah makan dan restoran),
2. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan
pencegahan keracunan makanan dan minuman,
3. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan
peningkatan kebersihan tempat-tempat umum,
4. Melakukan upaya pengumpulan dan pengestimasian bahan guna pelaksanaan kegiatan
pemantauan pencemaran makanan.
Seksi Pengawasan Kesehatan Lingkungan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Penyehatan
Lingkungan dan Promosi Kesehatan :
1. Melakukan pembinaan dan petunjuk cara pengawasan kualitas air, mengumpulkan dan
mengestimasi bahan guna pencegahan, pencemaran dan perbaikan kualitas air serta
kesehatan lingkungan,
2. Mengumpulkan bahan perencanaan peningkatan kebersihan lingkungan pemukiman serta
melakukan koordinasi kegiatan peningkatan kebersihan lingkungan,
3. Mengumpulkan dan melakukan estimasi bahan guna pelaksanaan kegiatan pengawasan
kualitas lingkungan perumahan serta pencegahan pencemaran lingkungan,
4. Melakukan koordinasi pelaksanaan pengelolaan sampah serta melakukan pemantauan
pencemaran di lingkungan Tempat pembuangan sementara (TPS) dan tempat pembuangan
akhir (TPA),
5. Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pemberantasan vektor
penyakit berbasis lingkungan serta pelaksanaan kegiatan Analisis Dampak Kesehatan
Lingkungan (ADKL).
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Penyehatan Lingkungan dan
Promosi Kesehatan dalam :
1. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan promosi kesehatan dengan menggunakan
metode dan media penyampaian promosi kesehatan yang dapat menjangkau masyarakat
luas,
2. Melakukan pembinaan dan pengembangan kemitraan dan peran serta masyarakat guna
meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan,
14
3. Melaksanakan peningkatan sistem informasi kesehatan.
Agar pelaksanaan otonomi daerah dapat terlaksana dengan baik perlu dikembangkan langkah
strategis guna mewujudkan iklim yang baik (good governance), dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan
bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga tercipta hubungan yang
selaras, serasi dan seimbang antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat madani. Dengan
demikian maka para pemegang kekuasaan selain melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya juga
perlu memberi laporan atas pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawabnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, melalui Peraturan Pressiden nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengharuskan seluruh instansi pemerintah
membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansinya masing-masing.
Yang memuat sasaran
pencapaian dan alasan-alasannya, standar kinerja serta hasil yang dicapai maka Dinas Kesehatan
menyampaikan LAKIP 2015.
15
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
1. VISI.
Dengan memperhatikan Rumusan Visi Kota Kupang Tahun 2013 – 2017 diatas Rumusan Visi Dinas
Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 – 2017 adalah :
“MEWUJUDKAN MASYARAKAT YANG SEHAT DAN PRODUKTIF MELALUI PELAYANAN
KESEHATAN YANG MODERN DAN PROFESIONAL”
Masyarakat kota yang hidup sehat dan produktif adalah suatu kondisi dimana masyarakat Kota
Kupang menyadari, mau, dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi permasalahan
kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan
karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perilaku
yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
2. MISI
Berdasarkan Visi diatas, maka Dinas Kesehatan Kota Kupang Menetapkan misinya :
1. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memantapkan sistem pelayanan
kesehatan yang Berkualitas dan Prima
Untuk mewujudkan sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas maka perlu peningkatan
kinerja dan mutu upaya Kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang beserta
jajarannya yaitu melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi
kebijakan teknis dan pengembangan standard serta pedoman berbagai upaya kesehatan
termasuk penangan bencana serta peningkatan fungsi koordinasi. Terciptanya manajemen
kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan diharapkan fungsi-fungsi
administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh
system informasi, IPTEK serta hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen
kesehatan yang akuntabel dengan menerapkan tata penyelenggaraan pemerintahan yang
baik (good governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan dan dipertanggung-gugatkan kepada semua lapisan masyarakat, serta bebas dari
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
16
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan menyediakan pelayanan kesehatan
yang Professional melalui peningkatan SD Kesehatan yang berkualitas termasuk Ketersediaan
Tenaga Kesehatan Profesional dan Peralatan Kesehatan Modern Yang mendukung
Peningkatan Kualitas Pelayanan.
Agar pembangunan kesehatan dapat diselenggarakan dengan berhasil guna dan berdayaguna, Dinas Kesehatan Kota Kupang mengupayakan pemerataan sumber daya kesehatan
yang diperlukan oleh semua pelaku pembangunan kesehatan. Sumber daya kesehatan
dimaksud meliputi sumber daya pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan,
sumber daya obat dan perbekalan kesehatan.
3. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan memberdayakan masyarakat melalui
peningkatan pertisipasi aktif dalam upaya promotif dan preventif.
Keberhasilan meningkatkan derajat kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh hasil kerja
keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta kontribusi
positif dari berbagai sektor pembangunan lainnya. Dinas Kesehatan Kota Kupang berperan
sebagai pelaku utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan
kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan wilayah Kota Kupang yang
berwawasan kesehatan. Kemitraan dengan lintas sektor, lintas wilayah, dunia usaha,
masyarakat, dan berbagai lembaga internasional perlu harus di mantapkan.
3. SASARAN
Untuk mencapai visi dan misi ditetapkan sasaran strategis yang akan dicapai oleh Dinas
Kesehatan Kota Kupang sampai akhir Tahun 2017 adalah:
Untuk mencapai visi dan misi ditetapkan sasaran strategis yang akan dicapai oleh Dinas
Kesehatan Kota Kupang sampai akhir Tahun 2017 adalah:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat, dengan :
a.
Meningkatnya umur harapan hidup dari 73,04 tahun menjadi 75 tahun;
b.
Menurunnya angka kematian ibu melahirkan dari 82 menjadi 30 per 100.000 kelahiran
hidup;
c.
Menurunnya angka kematian bayi dari 5,02 menjadi 1 per 1.000 kelahiran hidup;
d.
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh nakes terlatih (cakupan Salinakes) sebesar
97%;
e.
Persentase Puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%;
f.
Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 100%.
2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
a.
Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 49 menjadi 40 per 100.000 penduduk;
17
b.
Menurunnya kasus malaria (Annual Paracite Index-API) dari 2 menjadi 1 per 1.000
penduduk;
c.
Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi di bawah 0,5%;
d.
Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan menjadi 90%;
e.
Persentase Desa yang mencapai UCI dari 50% menjadi 85%;
f.
Angka kesakitan DBD menjadi 51 per 100.000 penduduk.
3. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi
risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk
miskin.
4. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari
32,1% menjadi 65%.
4. STRATEGI (CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN)
Untuk mencapai dan mewujudkan Visi Dinas Kesehatan Kota Kupang dan sesuai misi yang telah
ditetapkan, maka strategi yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan komitmen pemerintah dan peran serta masayarakat dalam mendukung
pembangunan kesehatan, untuk meningkatkan pelayanan kesehatan berkualitas.
Agar pemerintah, masyarakat dan swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan
kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berbagai permasalahan dan
pembangunan kesehatan. Di samping itu, juga perlu dilaksanakan upaya advokasi kepada para
pengambil keputusan di kalangan penyelenggara negara dan pembangunan, guna
terwujudnya komitmen, dukungan, dan sinergisme pembangunan nasional yang berwawasan
kesehatan. Untuk kesinambungan dan percepatan pembangunan kesehatan, maka revitalisasi
system kesehatan dasar dan rujukannya adalah dengan memperluas jaringan yang efektif dan
efisien, serta peningkatan kualitas pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
2. Meningkatkan pengembangan sistem Informasi kesehatan daerah untuk memperkuat sistem
data dan informasi kesehatan daam rangka menghasilkan data yang berkualitas untuk
mendukung pengambilan kebijakan di bidang pelayanan kesehatan.
3. Pengadaan alat pendukung pelayanan kesehatan modern yang menunjang pelayanan yang
profesional dan berkualitas, sesuai dengan perkembangan teknologi di bidang pelayanan
Kesehatan.
4. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan SD kesehatan
serta peningkatan kapasitas dan kemampuan SD Kesehatan melalui Pelatihan Tenaga
Kesehatan secara berjenjang dan berkala untuk semua Tenaga Fungsional Kesehatan.
18
Dalam menjamin ketersediaan sumber daya kesehatan, adalah melakukan advokasi dan
sosialisasi kepada semua pengambil keputusan, baik pemerintah maupun masyarakat
termasuk swasta. Didalam penyediaan pembiayaan kesehatan, secara bertahap pembiayaan
kesehatan bersumber pemerintah dapat diupayakan sebesar 10% dari APBN dan APBD dengan
proporsi yang rasional.
5. Meningkatkan kemitraan lintas program, lintas sektor dan masyarakat serta peningkatan
upaya promosi dan pendidikan kesehatan secara intensif, bagi seluruh stake holder
pembangunan bidang kesehatan.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka diperlukan Kebijakan dan
Program yaitu:
4.1.
Kebijakan
Pembanguan kesehatan Kota Kupang dimaksudkan untuk mempercepat penurunan
angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka kematian balita dan memperpanjang
umur harapan hidup guna mewujudkan derajat kesehatan Masyarakat yang optimal
melalui pendekatan paradigma Sehat (upaya peningkatan Promosi Kesehatan dan
Pencegahan yang utama setelah itu baru pendekatan pengobatan dan rehabilitasi
kesehatan) dengan Kebijakan penyelenggaraan sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas koordinasi lintas program, lintas sektor, dan lintas wilayah,
Peningkatan kualitas manajemen pelayanan kesehatan dan simtem informasi
manajemen kesehatan serta Pengembangan kegiatan penelitian sebagai masukan
dalam perumusan kebijakan dan program.
2. Pemenuhan dan pengembangan Sumber Daya Kesehatan dalam rangka memperluas
jangkauan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara aktif dengan
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, terutama untuk menjangkau kelompok
keluarga berpenghasilan rendah, masyarakat miskin dan pemukiman baru.
3. Peningkatan kemampuan dan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat dan mengoptimalkan lingkungan yang bebas dari risiko penyakit yang
berbasis lingkungan, memberdayakan serta mendorong pengembangan dan
kemandirian institusi masyarakat, peran serta lembaga swadaya masyarakat dan
organisasi profesi termasuk swasta dalam upaya pelayanan kesehatan.
19
4.2
Program
Program yang akan di jalankan Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam rangka mencapai
sasaran diatas antara lain sebagai berikut :
1. PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Tujuan
Menunjang Pelayanan Perkantoran guna mendukung pelayanan kesehatan bagi
masyarakat.
2. PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR
Tujuan
Meningkatkan Sarana dan prasaranan penunjang guna mendukung efektifitas kinerja
aparatur dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat
3. PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
Tujuan
Meningkatkan Kapasitas dan kualitas aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsi
perkantoran guna menunjang pelayanan bagi masyarakat
4. PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN
Tujuan
Meningkatkan efektifitas dan kinerja aparatur dalam mengembangan dan
menyusunan sistem pelaporan guna menunjang pelayanan bagi masyarakat
5. PENUNJANG PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
Tujuan
Meningkatkan kuantitas sumber daya manusia penunjang pelayanan kesehatan yang
memadai bagi masyarakat.
6. UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Tujuan program:
Meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas
dan jejaringnya.
7. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tujuan program:
Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan balita.
8. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
Tujuan program :
20
Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan
tidak menular.
9. STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN
Tujuan program:
Meningkatkan alokasi pembiayaan kesehatan di provinsi, kabupaten dan kota se-Kota
Kupang, meningkatkan standarisasi pelayanan yang sesuai Protab pelayanan
kesehatan
10. PENGADAAN, PENINGKATAN, & PERBAIKAN SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS/
PUSKESMAS PEMBANTU DAN JARINGANNYA
Tujuan program:
Meningkatkan jumlah, jenis, mutu dan penyebaran sarana dan prasarana termasuk
SDM Kesehatan lainnya, serta pengadaan peralatan kesehatan dan pengembangannya
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan di Kota Kupang.
11. PENATAAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Tujuan program:
Meningkatkan pemahaman SDM Kesehatan tentang peraturan perundang-undangan
guna mendukungan pembangunan kesehatan guna dalam penyelenggaraan kesehatan
12. OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Tujuan program:
Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan
kesehatan.
13. PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
Tujuan program:
Menjamin terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan/khasian
produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional,
kosmetik,produk komplemen dan produk pangan dalam rangka perlindungan
konsumen/masyarakat.
14. PROMOSI KESEHATAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Tujuan program :
Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan
perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
15. PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT
Tujuan program :
21
Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan sistim
kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan.
16. PELAYANAN KESEHATAN ANAK & BALITA
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak dan Balita melalui pemberian
pelayanan kesehatan sesuai standar guna meningkatkan derajat dan kualitas hidup
anak
17. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KESEHATAN MAKANAN
Tujuan
Meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap kesehatan dan keamanan
pangan guna mencegah berbagai gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
peredaran makanan berbahaya
18.
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai bagi Lansia, melalui berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang menunjang peningkatan kualitas hidup dan
kesehatan lansia
19.
PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN IBU MELAHIRKAN DAN ANAK
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai bagi ibu melahirkan dan anak,
guna menunjang persalinan dan proses kelahiran yang aman bagi ibu dan bayi
20.
PENINGKATAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Tujuan
Meningkatkan pelayanan kesehatan yang memadai melalui penyediaan sistem
informasi kesehatan yang baik dan terintegrasi guna mendukung ketersediaan
pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat
22
DOKUMEN IKU SKPD DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG
PENJELASAN
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Jumlah bayi yang lahir meninggal
jumlah kelahiran hidup
x1000
2 Angka Kematian Balita per 1000 balita
Jumlah balita meninggal x 1.000
jumlah kelahiran hidup
x1000
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
Tangani
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penangangan
definitif di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu
Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
x 100
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu
Jumlah ibu bersalin
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
x100
Jumlah kematian ibu melahirkan
jumlah kelahiran hidup
x100000
1
1
MENINGKATNYA
KELANGSUNGAN HIDUP IBU
DAN BAYI
(Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data)
3
Angka kematian bayi per 1000
kelahiran hidup
4 Cakupan Persalinan Nakes
5
Angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup
1 Usia Harapan Hidup
Usia harapan hidup tiap tahun
2
Caupan Kelurahan dengan Universal
Child Immunization (UCI)
Jumlah Desa/Kelurahan UCI
Jumlah seluruh desa/Kelurahan
x100
3
Angka Kesakitan karena penyakit
malaria
Jumlah Kesakitan penyakit malaria
Jumlah penduduk
x1000
Jumlah Kesakitan TBC
Jumlah penduduk
x100000
Jumlah Kesakitan DBD
Jumlah penduduk
x100000
6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare
Jumlah Kesakitan Diare
Jumlah penduduk
x1000
7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta
Jumlah Kesakitan Kusta
Jumlah penduduk
x100000
Jumlah prevalensi HIV
Jumlah penduduk
x100
Cakupan KLB (penyakit menular) yang
ditangani
Jumlah kasus KLB penyakit menular yg ditangani
Jumlah kasus KLB penyakit menular thn ybs
x 100
1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi)
Jumlah balita dengan gizi buruk
Jumlah balita yang ditimbang
x 100
Jumlah anak - anak berat badan tidak normal
Jumlah anak - anak berat badan normal
x 100
Jumlah bayi Mendapatkan ASI Eksusif
Jumlah Seluruh bayi
x 100
4 angka Kesakitan karena penyakit TBC
2
MENINGKATNYA DERAJAT 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD
KESEHATAN MASYARAKAT
8 Angka Prevalensi Kasus HIV
9
Angka anak - anak di bawah berat badan
3
MENURUNNYA KASUS GIZI 2
normal (Gizi Kurang)
BURUK
3
Persentase bayi yang mendapat ASI
ekslusif
23
PENJELASAN
NO
4
SASARAN STRATEGIS
MENINGKATKAN UPAYA
PENYEHATAN LINGKUGAN
SEHAT DAN SANITASI
PERORANGAN
INDIKATOR KINERJA
(Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data)
1
Persentase rumah yang mempunyai
Jamban Keluarga Sehat
Jumlah rumah tangga yang mempunyai Jamban Keluarga Sehat
Jumlah RT/KK Yang diperiksa
x 100
2
Persentase keluarga yang mempunyai
SPAL, TSK sehat
Jumlah RT/KK yg memiliki SPAL, TSK sehat
Jumlah RT/KK
x 100
3 Persentase Rumah Sehat
Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Sehat
Jumlah RT/KK yang di Inspeksi Sanitasi
x 100
4 Persentase RT Ber-PHBS
Jumlah Rumah Tangga ber PHBS
Jumlah RT/KK yang di survey PHBS
x 100
Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis
1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap
jumlah penduduk pada suatu saat.
* Dokter (Termasuk Tenaga PTT)
* Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT)
5
MENINGKATNYA UPAYA
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI KOTA
KUPANG
* Bidan (Termasuk Tenaga PTT)
* Perawat
2
Persentase penduduk miskin yang
terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda
3
Persentase penduduk yang
memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit
1 Rasio Puskesmas rawat inap
6
TERPENUHINYA SARANA
PRASARANA KESEHATAN
BAGI PUSKESMAS DAN
PUSTU DI WILAYAH KOTA
KUPANG
2
Kecukupan peralatan Instalasi Gawat
Darurat
3 Rasio Pustu
Persentase ketersediaan obat-obatan
4 sesuai kebutuhan rumah sakit ,
puskesmas/Pustu (standar askes)
24
Jumlah tenaga kesehatan
Jumlahpenduduk Kota Kupang
Jumlah dokter yang ada
Jumlah penduduk
x 10000
Jumlah dokter Gigi yang ada
Jumlah penduduk
x 10000
Jumlah bidan yang ada
Jumlah penduduk
x 1000
Jumlah perawat yang ada
Jumlah penduduk
x 1000
Penduduk yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda
Jumlah penduduk miskin di wilayah Kota Kupang
x 100
Jumlah penduduk yang memanfaatkan puskesmas
Jumlah penduduk yang tidak memanfaatkan puskesmas
x 100
Jmlh puskesmas rawat inap
Jumlah Kecamatan
x 20000
Jmlh Puskesmas yg tercukupi peralatan Gawat Darurat
Jmlh Puskesmas di Kota Kupang
x 100
Jmlh pustu
Jmlh penduduk
x 10000
RS dan Puskesmas yg kebutuhan obatnya terpenuhi
RS dan Puskesmas / Pustu yg ada
x 100
FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN
TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
SATUAN KERJA
TAHUN ANGGARAN
NO
: DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG
: 2015
SASARAN STRATEGIS
TARGET
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2015
1 Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup
≤
3
per 1000
KH
2 Angka Kematian Balita per 1000 balita
≤
2
per 1000
Balita
3 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Tangani
60
%
4
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga
Kesehatan
90
%
5
Angka kematian ibu melahirkan per 100.000
kelahiran hidup
50
per 100000
KH
73,08
Tahun
80
%
1 Usia Harapan Hidup
Caupan Kelurahan dengan Universal Child
2
Immunization (UCI)
2
MENINGKATNYA DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
3 Angka Kesakitan karena penyakit malaria
≤
<1
Per 1000
Penduduk
4 angka Kesakitan karena penyakit TBC
≤
210
Per 100000
Penduduk
5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD
≤
65
Per 100000
Penduduk
6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare
≤
275
280
Per 1000
Penduduk
7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta
≤
15
16
Per 100000
Penduduk
8 Angka Prevalensi Kasus HIV
≤
<0.5
%
100
%
≤
<1
%
≤
25
%
3 Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif
80
%
1
Persentase rumah yang mempunyai Jamban
Keluarga Sehat
70
%
2
Persentase keluarga yang mempunyai SPAL, TSK
sehat
9 Cakupan KLB (penyakit menular) yang ditangani
1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi)
3
4
MENURUNNYA KASUS GIZI
BURUK
MENINGKATKAN UPAYA
PENYEHATAN LINGKUGAN
SEHAT DAN SANITASI
PERORANGAN
2
Angka anak - anak di bawah berat badan normal
(Gizi Kurang)
65
%
3 Persentase Rumah Sehat
80
%
4 Persentase RT Ber-PHBS
55
%
25
NO
SASARAN STRATEGIS
TARGET
INDIKATOR KINERJA
SATUAN
2015
Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis dan para
1 medis, termasuk PTT) terhadap jumlah penduduk
pada suatu saat.
5
MENINGKATNYA UPAYA
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI KOTA
KUPANG
* Dokter (Termasuk Tenaga PTT)
1
per 10000
penduduk
* Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT)
1
per 10000
penduduk
* Bidan (Termasuk Tenaga PTT)
1
per 1000
penduduk
* Perawat
1
per 1000
penduduk
100
Jiwa
15
Kunjungan
1
per
Kecamatan
100
%
1
per 10000
penduduk
90
%
2
Persentase penduduk miskin yang terjangkau
dalam jamkesmas/jamkesda
3
Persentase penduduk yang memanfaatkan
Puskesmas/Rumah sakit
1 Rasio Puskesmas rawat inap
6
TERPENUHINYA SARANA
PRASARANA KESEHATAN
BAGI PUSKESMAS DAN
PUSTU DI WILAYAH KOTA
KUPANG
2 Kecukupan peralatan Instalasi Gawat Darurat
3 Rasio Pustu
Persentase ketersediaan obat-obatan sesuai
4 kebutuhan rumah sakit , puskesmas/Pustu
(standar askes)
26
≤
FORMULIR PENETAPANAN KINERJA
TINGKAT UNIT ORGANISASI ESELON KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
SATUAN KERJA
TAHUN ANGGARAN
NO
SASARAN STRATEGIS
1
2
: DINAS KESEHATAN KOTA KUPANG
: 2015
INDIKATOR KINERJA
TARGET
2015
3
4
PROGRAM/ KEGIATAN
5
Program Keselamatan ibu melahirkan dan
Anak
Angka kematian bayi per 1000
1
kelahiran hidup
3
2 Angka Kematian Balita per 1000 balita
2
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Anak Balita
3
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
Tangani
60
Program Keselamatan ibu melahirkan dan
Anak *)
4
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh
Tenaga Kesehatan
90
Program Keselamatan ibu melahirkan dan
Anak *)
5
Angka kematian ibu melahirkan per
100.000 kelahiran hidup
50
Program Keselamatan ibu melahirkan dan
Anak *)
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
1 Usia Harapan Hidup
73,08
Program Peningkatan Pelayanan
Kesehatan Lansia
Program Penataan Peraturan Perundangundangan
Program Peningkatan Pengembangan
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
2
MENINGKATNYA DERAJAT
KESEHATAN MASYARAKAT
2
Cakupan Kelurahan dengan Universal
Child Immunization (UCI)
80
3
Angka Kesakitan karena penyakit
malaria
<1
4 angka Kesakitan karena penyakit TBC
210
5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD
65
6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare
275
7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta
15
8 Angka Prevalensi Kasus HIV
9
4
MENURUNNYA KASUS GIZI
BURUK
MENINGKATKAN UPAYA
PENYEHATAN LINGKUGAN
SEHAT DAN SANITASI
PERORANGAN
Cakupan KLB (penyakit menular) yang
ditangani
381.546.000
113.275.000
5.061.112.000
18.209.100
30.976.800
20.504.000
Program Pencegahan dan Penanggulangan
Penyakit Menular
779.813.200
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
805.151.500
100
<1
2
Angka anak - anak di bawah berat badan
normal (Gizi Kurang)
25
3
Persentase bayi yang mendapat ASI
ekslusif
80
1
Persentase rumah yang mempunyai
Jamban Keluarga Sehat
70
2
Persentase keluarga yang mempunyai
SPAL, TSK sehat
65
3 Persentase Rumah Tangga Sehat
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
73.615.300
80
Program Promosi Kesehatan &
Pemberdayaan Masyarakat
4
6
<0.5
1 Status gizi balita (gizi buruk)
3
ANGGARAN
Persentase RT Ber-PHBS
55
27
Program Pengawasan dan Pengendalian
kesehatan Makanan
175.514.000
55.354.600
NO
SASARAN STRATEGIS
1
2
INDIKATOR KINERJA
TARGET
2015
3
4
Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis
1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap
jumlah penduduk pada suatu saat.
* Dokter (Termasuk Tenaga PTT)
5
MENINGKATNYA UPAYA
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI KOTA
KUPANG
PROGRAM/ KEGIATAN
ANGGARAN
5
6
Program Peningkatan Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
158.371.200
Program Kebijakan dan Manajemen
Pembangunan Kesehatan
241.977.150
Program Pelayanan Administrasi
Perkantoran
970.201.100
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Daya Aparatur
100.000.000
1
* Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT)
1
* Bidan (Termasuk Tenaga PTT)
1
* Perawat
1
Program Penunjang Pelayanan
Administrasi Perkantoran
2
3
Persentase penduduk miskin yang
terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda
Persentase penduduk yang
memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit
1 Rasio Puskesmas rawat inap
6
TERPENUHINYA SARANA
PRASARANA KESEHATAN
BAGI PUSKESMAS DAN
PUSTU DI WILAYAH KOTA
KUPANG
2
Kecukupan peralatan Instalasi Gawat
Darurat
3 Rasio Pustu
100
15
2.198.900.000
Program Upaya Kesehatan Masyarakat *)
Program Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan
Program Kemitraan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan *)
19.478.129.365
1
Program Pembangunan, Peningkatan dan
Perbaikan Saran Puskesmas/ Puskesmas
Pembantu dan Jaringannya
4.434.387.000
100
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.380.474.350
1
Program Pembangunan, Peningkatan dan
Perbaikan Saran Puskesmas/ Puskesmas
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan*)
Persentase ketersediaan obat-obatan
4 sesuai kebutuhan rumah sakit ,
puskesmas/Pustu (standar askes)
90
Program Pengawasan Obat dan Makanan
68.842.800
37.546.354.465
Jumlah Anggaran Tahun 2015
Program
Rp
Rp
20 Program
28
70.783.591.228
37.546.354.465
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang
Seperti diketahui, pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas pengambil keputusan dan akuntabilitas. Demikian juga pada jajaran
Dinas Kesehatan Kota Kupang, setelah ditetapkan berbagai tujuan dan sasaran tahun 2015,
maka saat itu perlu diukur kinerja yang telah dicapai dengan melihat sejauh mana tujuan dan
sasaran tersebut dapat dicapai. Agar pengukuran kinerja tersebut obyektif, maka dipakai
metode baku sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Pertanggungjawaban kinerja yang tepat, jelas dan terukur sebagai media untuk mengetahui
keberhasilan/kegagalan kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang sesuai Rencana Kinerja dan
Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2015, disajikan dalam target dan
Realisasi seperti dalam tabel berikut ini :
29
PENJELASAN
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1
MENINGKATNYA ANGKA
KELANGSUNGAN HIDUP IBU
DAN BAYI
Angka
Riil
Realisasi 2015
x1000
3
32
8277
3,87
per 1000 KH
2 Angka Kematian Balita per 1000 balita
Jumlah balita meninggal x 1.000
jumlah kelahiran hidup
x1000
2
1
8277
0,12
per 1000 Balita
Cakupan Komplikasi Ke bidanan yang
Tangani
Jumlah komplikasi kebidanan yang mendapatkan penangangan
definitif di satu wilayah kerja pada turun waktu tertentu
Jumlah Ibu dengan komplikasi kebidanan
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
x 100
50
1053
1961
53,70
%
Jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan
di satu wilayah kerja pada turun waktu terte ntu
Jumlah ibu bersalin
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
x100
90
8056
9360
86,07
%
Jumlah kematian ibu melahirkan
jumlah kelahiran hidup
x100000
≤50
5
8277
60
per 100000 KH
Jumlah Desa/Ke lurahan UCI
Jumlah seluruh desa/Kelurahan
x100
≤75
21
51
41,18
%
Jumlah Kesakitan penyakit malaria
Jumlah penduduk
x1000
<1
111
384112
0,29
Per 1000
Penduduk
Jumlah Kesakitan TBC
Jumlah penduduk
x100000
≤210
802
384112
209
Per 100000
Penduduk
Jumlah Kesakitan DBD
Jumlah penduduk
x100000
≤70
239
384112
62,22
Per 100000
Penduduk
6 Angka Kesakitan karena penyakit Diare
Jumlah Kesakitan Diare
Jumlah penduduk
x1000
≤280
7526
384112
19,59
Per 1000
Penduduk
7 Angka Kesakitan karena penyakit Kusta
Jumlah Ke sakitan Kusta
Jumlah penduduk
x100000
≤16
74
384112
19,27
Per 100000
Penduduk
Jumlah prevalensi HIV
Jumlah penduduk
x100
≤0.5
811
384112
0,21
%
Jumlah kasus KLB penyakit menular yg ditangani
Jumlah kasus KLB penyakit menular thn ybs
x 100
100
3
4 Cakupan Persalinan Nakes
5
Angka kematian ibu me lahirkan per
100.000 kelahiran hidup
1 Usia Harapan Hidup
2
Caupan Kelurahan dengan Universal
Child Immunization (UCI)
3
Angka Kesakitan karena penyakit
malaria
Usia harapan hidup tiap tahun
4 angka Kesakitan karena penyakit TBC
2
Target
2015
Jumlah bayi yang lahir meninggal
jumlah kelahiran hidup
1
Angka kematian bayi per 1000
ke lahiran hidup
(Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data)
MENINGKATNYA DERAJAT 5 Angka Kesakitan karena penyakit DBD
KESEHATAN MASYARAKAT
8 Angka Prevalensi Kasus HIV
9
Cakupan KLB (penyakit menular) yang
ditangani
30
Tidak Ada KLB
PENJELASAN
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1 Status gizi balita (gizi buruk, kurang gizi)
3
4
MENURUNNYA GIZI BURUK
MENINGKATKAN UPAYA
PENYEHATAN LINGKUGAN
SEHAT DAN SANITASI
PERORANGAN
Target
2015
Angka
Riil
Realisasi 2015
Jumlah balita de ngan gizi buruk
Jumlah balita yang ditimbang
x 100
<1
204
13750
1,48
%
Jumlah anak - anak berat badan tidak normal
Jumlah anak - anak berat badan normal
x 100
25
406
13343
3,04
%
2190
4151
52,76
%
2
Angka anak - anak di bawah berat badan
normal (Gizi Kurang)
3
Pe rsentase bayi yang mendapat ASI
ekslusif
Jumlah bayi Mendapatkan ASI Eksusif
Jumlah Seluruh bayi
x 100
80
1
Pe rsentase rumah yang mempunyai
Jamban Keluarga Sehat
Jumlah rumah tangga yang mempunyai Jamban Keluarga Se hat
Jumlah RT/KK Yang diperiksa
x 100
65
93,23
%
2
Pe rsentase keluarga yang mempunyai
SPAL, TSK sehat
Jumlah RT/KK yg memiliki SPAL, TSK sehat
Jumlah RT/KK
x 100
60
85,80
%
3 Pe rsentase Rumah Sehat
Jumlah Rumah Tangga dengan Rumah Sehat
Jumlah RT/KK yang di Inspeksi Sanitasi
x 100
80
36,50
%
4 Pe rsentase RT Ber-PHBS
Jumlah Rumah Tangga ber PHBS
Jumlah RT/KK yang di survey PHBS
x 100
50
43,23
%
Jumlah dokter yang ada
Jumlah penduduk
x 10000
1
35
384112
0,91
per 10000
penduduk
Jumlah dokter Gigi yang ada
Jumlah penduduk
x 10000
1
15
384112
0,39
per 10000
penduduk
Jumlah bidan yang ada
Jumlah penduduk
x 1000
1
173
384112
0,45
per 1000
penduduk
Jumlah perawat yang ada
Jumlah penduduk
x 1000
1
154
384112
0,40
per 1000
penduduk
Penduduk yang terjangkau dalam jamkesmas/jamkesda
Jumlah penduduk miskin di wilayah Kota Kupang
x 100
75
305.006
Jiwa
Jumlah pe nduduk yang memanfaatkan puskesmas
Jumlah penduduk yang tidak memanfaatkan puskesmas
x 100
15
Rasio tenaga kesehatan (tenaga medis
1 dan para medis, termasuk PTT) terhadap
jumlah penduduk pada suatu saat.
* Dokter (Termasuk Tenaga PTT)
* Dokter Gigi (Termasuk Tenaga PTT)
5
(Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data)
MENINGKATNYA UPAYA
PELAYANAN KESEHATAN
MASYARAKAT DI KOTA
KUPANG
* Bidan (Termasuk Tenaga PTT)
* Perawat
2
Pe rsentase penduduk miskin yang
terjangkau dalam jamkesmas/jamke sda
3
Pe rsentase penduduk yang
memanfaatkan Puskesmas/Rumah sakit
Jumlah tenaga kesehatan
Jumlahpenduduk Kota Kupang
31
PENJELASAN
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
1 Rasio Puskesmas rawat inap
6
TERPENUHINYA SARANA
PRASARANA KESEHATAN
BAGI PUSKESMAS DAN
PUSTU DI WILAYAH KOTA
KUPANG
2
Kecukupan peralatan Instalasi Gawat
Darurat
(Formulasi pengukuran, tipe penghitungan, sumber data)
Angka
Riil
Realisasi 2015
Jmlh puskesmas rawat inap
Jumlah Kecamatan
x 20000
1
4
6
0,67
per Kecamatan
Jmlh Puske smas yg te rcukupi peralatan Gawat Darurat
Jmlh Puskesmas di Kota Kupang
x 100
100
10
10
100,00
%
Jmlh pustu
Jmlh penduduk
x 10000
1
39
384112
1,02
per 10000
penduduk
x 100
90
100
%
3 Rasio Pustu
Pe rsentase ketersediaan obat-obatan
4 sesuai kebutuhan rumah sakit ,
puskesmas/Pustu (standar aske s)
Target
2015
RS dan Puske smas yg kebutuhan obatnya terpenuhi
RS dan Puskesmas / Pustu yg ada
32
10
10
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
SASARAN 1 -INDIKATOR 1
ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
SASARAN
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup
Ibu dan Bayi
INDIKATOR
Angka Kematian Bayi per
1000 Kelahiran Hidup
TARGET
2015
3
REALISASI
SATUAN
3,87
Per 1000
Kelahiran
Hidup
CAPAIAN
KINERJA (%)
78
Berdasarkan Data diatas untuk Angka Kematian Bayi (AKB) berada diatas target Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang, dimana realisasi capaian indikator angka kematian bayi untuk Tahun
2015 sebesar 3,87 per 1000 Kelahiran Hidup (KH) di atas target maksimal Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang sebesar 3 Kasus Kematian bayi per 1000 KH. Hal ini menunjukan angka
Kematian Bayi di Kota Kupang meningkat cukup signifikan namun masih tergolong rendah.
Untuk itu capaian indikator AKB untuk tahun 2015 sedikit mengalami peningkatan dan perlu
mendapat perhatian karena menjadi batasan agar kedepan tidak kembali meningkat pada
tahun selanjutnya.
Trend Angka Kematian Bayi selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Untuk Trend Angka Kematian Bayi (AKB) di Kota Kupang pada tahun selama 5 Tahun terakhir
digambarkan dalam grafik diatas terlihat bahwa Tahun 2015 sebesar Angka Kematian Bayi (AKB)
3,87 per 1.000 kelahiran hidup yang berada dibawah diatas target Renstra Dinkes Kota Kupang
3 Kematian/1000 Kelahiran Hidup). Angka ini menunjukan adanya sedikit peningkatan AKB bila
dibandingkan dengan AKB pada tahun 2014 walaupun jika dibandingkan dengan target
Pemerintah Kota Kupang masih diatas ambang maksimal batas jumlah kasus kematian bayi.
Selain itu Pada tahun 2015 dari data yang dikumpulkan Bidang Kesehatan Keluarga terdapat 32
kasus kematian bayi dari 8283 kelahiran hidup. Namun jika dibandingkan dengan realisasi Angka
33
Kematian Bayi Tingkat Nasional Capaian Pemerintah Kota Kupang jauh berada dibawah
Kematian bayi tingkat Nasional yang berkisar 29-35 kasus Kematian per 1000 Kelahiran hidup.
Artinya bahwa secara nasional jumlah kasus kematian bayi di Kota Kupang sudah cukup rendah
namun belum dapat memenuhi target Pemerintah Kota Kupang sendiri.
Foto Pelatihan PONED Pada Tenaga Bidan Puskesmas sebagai salah satu
Upaya mendukung penurunan AKI dan AKB
Ada banyak faktor yang mempengarui AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang
paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor
aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan
masyarakat untuk merubah pola perilaku hidup merupakan faktor-faktor yang sangat
berpengaruh terhadap AKB. Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus
berupaya untuk menurunkan AKB melalui berbagai upaya kegiatan seperti peningkatan kualitas
pelayanan melalui penguatan kualitas SDM, pelatihan Tenaga Kesehatan, peningkatan kualitas
sarana prasarana pendukung Puskesmas khususnya Puskesmas PONED, dan berbagai program
kegiatan Kesehatan Bayi lainnya.
SASARAN 1 -INDIKATOR 2
ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1000 KELAHIRAN HIDUP
SASARAN
INDIKATOR
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup Ibu dan
Bayi
Angka Kematian Balita
per 1000 Kelahiran Hidup
TARGET
2015
2
REALISASI
SATUAN
0,12
Per 1000
Kelahiran
Hidup
CAPAIAN
KINERJA (%)
1657
Untuk Angka Kematian Balita (AKABA) secara garis besar masih berada jauh dibawah target
Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, dimana realisasi capaian indikator angka kematian bayi
untuk Tahun 2015 sebesar 0,12 per 1000 Kelahiran Hidup (KH) di bawah target Renstra Dinas
34
Kesehatan Kota Kupang sebesar 2 Kasus Kematian balita per 1000 KH. Hal ini menunjukan angka
Kematian Bayi di Kota Kupang tergolong cukup tinggi, dan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya angka ini menurun cukup signifikan dimana capaian AKABA pada Tahun 2014 hanya
sekitar 3,8 Kasus kematian/1000 KH. Data Jumlah kematian balita ini, didapatkan dari
pencatatan dan pelaporan kasus kematian balita, dan diharapkan semua balita yang meninggal
dapat dilaporkan ke instansi terkait. Data Kematian balita sebagian besar disebabkan jumlah
kasus penyakit DBD dan Diare. Selain itu dapat dijelaskan pula bahwa data AKB di atas tidak
termasuk data kematian bayi.
Trend Kasus Kematian Balita selama 5 tahun terakhir seperti yang tergambar dalam grafik
berikut ini :
Berdasarkan data diatas tampak bahwa selama 5 tahun terakhir angka kematian balita di Kota
Kupang terus menurun secara signifikan, hal ini menunjukan adanya keberhasilan Dinas
Kesehatan dalam melaksanakan Program Pelayanan Kesehatan Anak Balita, baik pelaksanaan
kegiatan Pencegahan Penyakit, maupun pelayanan kesehatan khusus seperti Deteksi Dina
Tumbah Kembang Bayi dan Balita, Pelayanan Pada Penyakit khusus pencegahan balita, dan
berbagai program teknis lainnya.
SASARAN 1 -INDIKATOR 3
CAKUPAN KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG DITANGANI
SASARAN
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup Ibu dan
Bayi
TARGET
2015
60
INDIKATOR
Cakupan Komplikasi
Kebidanan yang
ditangani
35
REALISASI
SATUAN
53,80
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
90
Untuk angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani realisasi tahun 2015 sebesar 53,70%
juga sudah hampir mencapai Target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 60% dengan
capaian kinerja sebesar 90%. Artinya masih ada kasus komplikasi kebidanan yang belum
ditangani oleh Tenaga Kesehatan. Kedepannya diharapkan ini menjadi perhatian dari Dinas
Kesehatan Kota Kupang agar terus berupaya meningkatkan Cakupan Ibu Hamil dengan
komplikasi yang ditangani agar mencapai target yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kota
Kupang sebesar 60%.
Trend Pencapaian Penanganan Komplikasi Kebidanan selama 5 tahun terakhir seperti
tergambar dalam grafik berikut ini :
Untuk itu kedepannya Dinas Kesehatan Kota Kupang akan terus berupaya melakukan upaya
penanganan khusus untuk ibu hamil dengan resiko komplikasi melalui upaya peningkatan
kunjungan antenatal care yang lengkap, pelaksanaan kegiatan P4K, maupun kegiatan program
lain yang berkaitan dengan penanganan Komplikasi pada ibu hamil.
SASARAN 1 - INDIKATOR 4
CAKUPAN PERSALINAN DI TOLONG TENAGA KESEHATAN
SASARAN
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup
Ibu dan Bayi
TARGET
2015
90
INDIKATOR
Cakupan Persalinan di
tolong Tenaga Kesehatan
REALISASI
SATUAN
86,07
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
96
Untuk angka cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani realisasi tahun 2014 sebesar 86,07%
juga sudah hampir mencapai Target Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 90%. Ini
menunjukan sebagian besar persalinan di Kota Kupang sudah ditangani oleh Tenaga Kesehatan,
36
namun masih terdapat beberapa persalinan di beberaapa wilayah tertentu yang memiliki angka
salinakes cukup rendah. Angka Salinakes tahun 2015 juga sedikit meningkat jika dibandingkan
dengan angka cakupan yang sama pada tahun 2014 sebesar 82%.
Untuk itu Beberapa faktor yang diduga mendukung penurunan indikator ini antara lain
berhentinya program Jampersal (Jaminan Persalinan) bagi ibu hamil pada skala nasional yang
tadinya diharapkan membantu Ibu Hamil dan Melahirkan untuk mendapatkan pelayanan
persalinan dan kelahiran yang memadai. Untuk Itu pada Pemerintah Kota Kupang juga telah
meluncurkan progran Jamkesda dan juga Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari
Pemerintah Pusat yang diharapkan dapat membantu masyarakat dari segi pembiayaan untuk
mengakses layanan bagi ibu hamil dan ibu bersalin di fasilitas kesehatan, peningkatan
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan dan bersalin di tangani oleh tenaga
kesehatan, dan berbagai variabel kunci lainnya. Untuk itu berdasarkan tabel diatas dapat
disimpulkan bahwa semua indikator yang berada pada sasaran 1 telah melewati target
ditetapkan.
Evaluasi Pasca Pelatihan untuk penanganan Komplikasi pada Bayi dan Ibu Hamil
Di Puskesmas
37
SASARAN 1 - INDIKATOR 5
ANGKA KEMATIAN IBU PER 100.000 KELAHIRAN HIDUP
SASARAN
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup
Ibu dan Bayi
INDIKATOR
Angka Kematian Ibu per
100.000 Kelahiran Hidup
TARGET
2015
50
REALISASI
SATUAN
60,41
per 100.000
Kelahiran
Hidup
CAPAIAN
KINERJA (%)
83
Untuk indikator Angka Kematian Ibu (AKI), realisasi capaian indikator untuk tahun 2015 sebesar
60,36 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup, berada di atas target Renstra Dinas
Kesehatan sebesar 50 Kasus Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup. Capaian Kinerja untuk
indikator ini sebesar 83%. Walaupun berada diatas Target Renstra Namun AKI Kota Kupang
Tahun justru mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan AKI tahun
sebelumnya yang berada pada angka 81 per 100.000 Kelahiran Hidup yang juga masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan capaian nasional yang berkisar pada angka 225 Kasus
Kematian per 100.000 Kelahiran Hidup.
Trend angka kematian ibu di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir tampak pada grafik berikut
ini :
Berdasarkan data diatas tampak bahwa capaian AKI Kota Kupang sebesar 60 per 100.000
Kelahiran Hidup, karena berada diatas target Pemerintah Kota Kupang, artinya bahwa angka
kematian ibu di Kota Kupang masih cukup tinggi walaupun berada di bawah rata-rata capaian
nasional. Untuk itu diperlukan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program yang lebih baik
sebagai upaya untuk menurunkan jumlah ibu yang melahirkan pada tahun mendatang, sehingga
38
ke depannya diharapkan seluruh proses persalinan dan kelahiran dapat berlangsung dengan
baik dan selamat.
Angka kematian Ibu (AKI) di Kota Kupang mengalami penurunan pada tahun 2015 bila
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2014. Upaya Penurunan AKI terus dilakukan melalui
program Revolusi KIA di Provinsi NTT, yang mendapat perhatian besar dan dukungan
Pemerintah serta berbagai Pihak seperti AIP-MNH dan GF-ATM. Strategi akselerasi penurunan
Angka Kematian Bayi dan Ibu di Provinsi NTT dilaksanakan dengan berpedoman pada poin
penting Revolusi KIA yakni Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terampil dan
memadai. Selain itu dengan revolusi KIA juga diharapkan setiap komplikasi obstetri dan
neonatal mendapat pelayanan yang adekuat, peningkatan kualitas dan akses pelayanan
kesehatan bagi Ibu serta melakukan kemitraan lintas sektor dan lintas program.
SASARAN 2 -INDIKATOR 1
USIA HARAPAN HIDUP
SASARAN
Meningkatkan Angka
Kelangsungan Hidup Ibu dan
Bayi
TARGET
2015
75
INDIKATOR
Umur Harapan
Hidup
REALISASI
SATUAN
CAPAIAN
KINERJA
Tahun
Berdasarkan Data diatas tampak bahwa Target Usia Harapan hidup masyarakat Kota Kupang
sebesar 75 Tahun, hal ini menunjukan adanya peningkatan Target Usia Harapan Hidup
Masyarakat Kota Kupang. Tahun 2015, Realisasi Umur Harapan Hidup masyarakat Kota Kupang
sebesar ..... Tahun yang diharapkan terus meningkat sejalan dengan perbaikan pelayanan
kesehatan yang dimasyarakat, serta peningkatan kualitas ekonomi masyarakat.
Peningkatan usia harapan hidup berkaitan erat dengan peningkatan kualitas hidup manusia
secara umum dan khususnya ada pada masyarakat Kota Kupang. Peningkatan usia harapan
hidup menunjukan adanya peningkatan kualitas hidup yang dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik faktor ekonomi maupun faktor sosial budaya. Akumulasi berbagai faktor ini kemudian
menunjang perbaikan kualitas hidup masyarakat secara umum. Pemerintah Kota Kupang terus
berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui berbagai program
terobosan yang dilakukan untuk meningkatkan derajat hidup masyarakat baik dari segi ekonomi
maupuan dari aspek sosial budaya. Faktor pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor
yang memiliki bagian penting dalam upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya
peningkatan usia harapan hidup masyarakat.
Rata-rata usia harapan hidup masyarakat Indoenesia secara nasional berkisar 70,01 Tahun, hal
ini menunjukan rata-rata usia harapan hidup masyarakat Kota Kupang berada diatas rerata usia
39
harapan hidup masyarakat secara nasional. Untuk itu Pemerintah Kota Kupang melalui berbagai
program terobosan khususnya dibidang kesehatan terus ditingkatkan untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat seperti peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas melalui
Puskesmas Reformasi, Pelayanan Brigade Kupang Sehat, Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat Daerah (JAMKESDA) dan berbagai program pelayanan kesehatan lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 2
CAKUPAN KELURAHAN DENGAN
UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)
SASARAN
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup
mencapai 75 Tahun
INDIKATOR
Cakupan Kelurahan dengan
Universal Child Immunization (UCI)
TARGET
2015
80
REALISASI
SATUAN
41,18
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
51,47%
Untuk indikator cakupan kelurahan UCI (Universal Child Immunization) terlihat bahwa Realisasi
Cakupan Kelurahan UCI masih berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2014, yakni
sebesar 35,29% dari target 80% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 44%. Target Kinerja yang
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang sebesar 80%. Jika dibandingkan dengan
Cakupan UCI tahun sebelumnya yakni sebesar 58,82% maka cakupan Untuk itu pada Tahun 2014
mengalami penurunan.
Realisasi Cakupan UCI untuk 5 Tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Berdasarkan data diatas tampak bahwa selama 3 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup
signifikan untuk Kelurahan yang berstatus UCI. Penurunan ini disebabkan karena adanya beberapa
indikator antigen imunisasi UCI yang belum mencapai terget UCI. Untuk itu akan dilaksanakan
40
upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator UCI untuk seluruh Kelurahan di Kota Kupang,
melalui peningkatan sistem pelayanan Imunisasi, melaksanakan Sweeping backlog fighting untuk
bayi/balita yang belum mendapatkan imunisasi, meningkatkan pelaksanaan BIAS (Bulan Imunisasi
Anak Sekolah), dan berbagai upaya percepatan lainnya.
Pelayanan Imunisasi Anak Sekolah pada Bulan imunisasi Anak Sekolah
SASARAN 2 - INDIKATOR 3
ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT MALARIA
SASARAN
Meningkatnya Usia
Harapan Hidup
mencapai 75 Tahun
INDIKATOR
Angka Kesakitan Karena
Penyakit Malaria
TARGET
2015
<1
REALISASI
SATUAN
0,29
per 1000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
346
Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan Malaria terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada diatas
target yang ditetapkan untuk Tahun 2014, yakni sebesar 0,29 jauh menurun dari realisasi capaian
tahun sebelumnya sebesar 0,54 kasus per 1000 penduduk dan juga berada jauh di bawah target, <1
kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Jika
dibandingkan dengan target nasional yang juga sebesar <1 per 1000 Kelahiran hidup, maka
pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun 2015 perlu mendapat apresiasi positif karena
berhasil menurunkan angka kejadian kasus malaria secara umum.
41
Grafik diatas menunjukan trend penurunan kasus malaria di Kota Ku[ang selama 5 tahun terakhir
sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan Kasus malaria terjadi secara bertahap sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan yang terjadi menunjukan semakin sedikit
masyarakat Kota Kupang yang terinfeksi penyakit malaria setiap tahunnya, sehingga berdampak
pada penurunan angka kesakitan malaria. Hal ini juga menunjukan pencapaian yang sangat baik yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam rangka terus menurunkan angka kesakitan
karena penyakit Malaria di Kota Kupang. Pencapaian yang cukup baik ini dipengaruhi oleh
meningkatnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan yang tidak mendukung tempat
berkembang biak nyamuk sehingga terlihat bahwa jumlah kasus malaria di Kota Kupang sudah cukup
rendah.
Screening Penderita Malaria melalui
Pemeriksaan Darah
Penanganan Kasus kejadian Malaria di Kota Kupang pada tahun 2015 sudah cukup baik karena yang
didukung oleh meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan untuk
mencegah peningkatan kasus DBD dan Malaria, penggunaan Abate pada tempat-tempat
penampungan air serta upaya fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang. Untuk itu
42
pada Tahun 2014, akan tetap dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator
pengobatan pada penderita malaria sesuai SOP, peningkatan upaya pemberantas nyamuk sebagai
vektor penyakit, peningkatan upaya pencegahan malaria dan DBD melalui penyuluhan baik
kelompok ataupun massal, peningkatan sistem rujukan pasien malaria, peningkatan upaya
pemeriksaan sediaan darah untuk pasien yang diduga menderita penyakit malaria, pelaksanaan
kegiatan 3M+, kegiatan pendistribusian abate dan pemantauan Jentik berkala, dan berbagai upaya
teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 4
ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT TBC
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Angka Kesakitan Karena
Penyakit TBC
TARGET
2015
≤210
REALISASI
SATUAN
209
per 100.000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
101
Untuk indikator cakupan Angka Kasus TBC di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada
dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 209 dengan capaian kinerja
sebesar 101%. Angka kesakitan karena TBC ini meningkat jika dibanding dengan pencapaian tahun
sebelumnya yakni berkisar 137 kasus per 100.000 penduduk dari target 210 kasus per 100.000
penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Pencapaian ini menunjukan
angka kejadian kasus TBC selama tahun 2015 mengalami peningkatan namun masih dibawah batas
maksimal jumlah kasus TBC pada target Dinas Kesehatan Kota Kupang yakni maksimal sebanyak 210
Kasus Per 100.000 Penduduk. Realisasi Kasus TB Paru di Kota Kupang juga sebesar 209 Kasus juga
berada jauh dibawah Terget Nasional sebesar 245 Kasus Per 100.000 Penduduk. Hal ini menunjukan
bahwa angka kasus TBC di Kota Kupang masih sesuai dengan target karena tidak melewati batas
maksimal jumlah kasus TBC baik pada target Pemerintah Kota Kupang, maupun target Nasional.
Realisasi Angka Kesakitan TBC selama 5 tahun terakhir tergambar dalam grafik berikut ini :
43
Secara umum jumlah Kasus TBC di Kota Kupang masih berada di bawah target yang ditetapkan yakni
sebanyak ≤210 kasus untuk terget Dinas Kesehatan Kota Kupang dan ≤245 Kasus pada Terget
Nasional Kemenkes RI. Walaupun secara umum jumlah kasus DBD yang ada semakin meningkat jika
dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena adanya penambahan
beberapa unit kerja teknis yang melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk
melakukan pencatatan maupun pengobatan kasus TBC diantaranya RS. Siloam dan Pelayanan
Kesehatan swasta lainnya. Penambahan unit kerja teknis ini membantu Dinas Kesehatan Kota
Kupang dalam mendeteksi dan melakukan pelayanan kesehatan bagi setiap masyarakat yang
menderita atau terinfeksi penyakit TBC.
Penambahan unit kerja teknis Ini menunjukan keberhasilan Program TB dalam menemukan Kasus
TBC di Kota Kupang, walaupun harus diakui jumlah dengan Kasus TB masih cukup banyak
menunjukan upaya pencegahan dan pengendalian kasus TB yang masih belum berhasil untuk
dilaksanakan dengan baik, namun untuk menekan penambahan jumlah kasus TB masih terus
dilakukan melalui pengobatan lengkap untuk kasus TB sesuai Protap, kegiatan pencegahan melalui
penyuluhan tentang TBC bagi masyarakat, dan berbagai kegiatan teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 5
ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DBD
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Angka Kesakitan Karena
Penyakit DBD
TARGET
2015
≤65
REALISASI
SATUAN
62,22
per 100.000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
104
Untuk indikator cakupan Angka Kesakitan karena penyakit DBD terlihat bahwa Realisasi Cakupan
berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 62,22 dengaan capaian
kinerja sebesar 104%. Angka ini jauh meningkat dari realisasi capaian tahun sebelumnya sebesar
26,55 kasus per 100.000 penduduk namun masih berada di bawah target <65 kasus per 100.000
penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Capaian ini menunjukan
jumlah kasus DBD di Kota Kupang perlu mendapat perhatian karena telah mendekati batas maksimal
jumlah kasus DBD yang dijadikan target oleh Pemerintah kota Kupang yakni 65 Kasus per 100.000
Penduduk, selian itu pencapaian angka ini berada diatas Jika dibandingkan dengan target nasional
sudah memewati batas maksimal angka yang ditetapkan yakni sebesar yang juga sebesar <49 kasus
per 100.000 penduduk, maka pencapaian Dinas Kesehatan Kota Kupang untuk tahun 2015 perlu
mendapat catatan khusus karena terjadi peningkatan yang signifikan untuk kasus DBD di Kota
44
Kupang sehingga kedepannya diperlukan adanya upaya lanjutan untuk menurunkan angka kasus
DBD sehingga tidak melebihi batas target yang ditetapkan.
Grafik diatas menunjukan trend penurunan kasus DBD di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Penurunan Kasus DBD terjadi secara bertahap sejak tahun
2011 sampai dengan tahun 2014, namun untuk tahun 2015 terjadi peningkatan yang cukup
signifikan menjadi 62,22 kasus per 100.000 penduduk. Peningkatan yang terjadi menunjukan harus
adanya upaya penanganan khusus untuk menurunkan angka kasus DBD. Peningkatan ini juga terjadi
seiring dengan adanya siklus 5 tahunan DBD, yang biasanya memang mmeningkat setiap menjelang
5 tahun terjadinya lonjakan kasus DBD yang terjadi terakhir pada Tahun 2012 lalu.
Penanganan Kasus DBD di Kota Kupang pada tahun 2015 yang akan dilakukan harus mendapatkan
dukungan masyarakat khususnya dalam upaya masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan
untuk mencegah peningkatan kasus DBD. Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kupang juga terus
berupaya mengendalikan vektor penyebab penyakit DBD melalui pendistribusian Abate pada
tempat-tempat penampungan air serta upaya fogging yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota
Kupang.
Pelaksanaan Fogging Focus untuk Mencegah Demam Berdarah
pada daerah berpotensi KLB DBD
45
Selain itu juga terus dilaksanakan upaya-upaya untuk percepatan pencapaian indikator pengobatan
pada penderita DBD sesuai SOP, peningkatan upaya pemberantas nyamuk sebagai vektor penyakit,
peningkatan upaya pencegahan DBD melalui penyuluhan baik kelompok ataupun massal,
peningkatan sistem rujukan pasien DBD, kegiatan pendistribusian abate dan pemantauan Jentik
berkala, dan berbagai upaya teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 6
ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT DIARE
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Angka Kesakitan Karena
Penyakit Diare
TARGET
2015
≤275
REALISASI
SATUAN
19,59
per 1000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
1429
Untuk indikator cakupan Angka Kasus Diare di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada
dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 19,59 Kasus Per 1000 penduduk
dari target 285 kasus per 1000 penduduk yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota
Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus Diare di Kota Kupang masih berada di bawah target
yang ditetapkan. Jumlah kasus diare yang rendah ini menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan Kota
Kupang dalam menekan angka kasus diare pada Penduduk Kota Kupang.
Realisasi anga kejadian diare selama 5 tahun terakhir seperti tergambar dalam grafik berikut ini :
Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan diare di Kota Kupang dari tahun 2011-2015 terus
mengalami penurunan kasus, dimana pada tahun 2012 insiden rate diare sebesar 22,04 per 1.000
penduduk menurun menjadi 20,35 per 1.000 penduduk pada tahun 2013 dan dan tahun 2015
kembali menurun menjadi 19,59 per 1000 penduduk. Untuk penangan khusus KLB Diare, Tindakan
penanganan segera dilaksanakan dengan melibatkan lintas sektor dan lintas program serta dengan
46
meningkatkan kesiagaan melalui kegiatan surveilans kasus diare yang dilaporkan setiap minggu dari
laporan puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah Kota Kupang.
Penurunan kasus diare menunjukan keberhasilan Program Diare dalam menekan angka Kasus Diare
di Kota Kupang, walalupun harus diakui jumlah Kasus Diare masih cukup banyak, namun untuk
menekan penambahan jumlah kasus Diare masih terus dilakukan melalui kegiatan pencegahan
melalui penyuluhan tentang Diare bagi masyarakat, penyuluhan tentang kebersihan tentang
pengelolaan pangan dan jajanan ank sekolah dan berbagai kegiatan teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 7
ANGKA KESAKITAN KARENA PENYAKIT KUSTA
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Angka Kesakitan Karena
Penyakit Kusta
TARGET
2015
≤15
REALISASI
SATUAN
19,27
per 100.000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
78%
Untuk indikator cakupan Angka Kasus Kusta di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada
diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 19,27 kasus per 100.000 penduduk
dengan capaian kinerja 78%. Angka ini yang meningkat jika dibandingkan dengaan capaian tahun
sebelumnya sebesar 15,88 kasus per 100.000 penduduk, sedangkan target Renstra Dinas Kesehatan
sebesar ≤15 kasus per 100.000 penduduk, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus Kusta di Kota
Kupang masih berada di atas target yang ditetapkan. Ini secara khusus menunjukan jumlah penderita
Kusta di Kota Kupang masih cukup tinggi berada diatas target masksimal jumlah kasus kusta yang
ditetapkan Pemerintah Kota Kupang.
Trend perkembangan kasus Kusta selama 5 tahun terakhir dapat digambarkan pada grafik berikut
ini :
47
Dari gambar di atas terlihat bahwa angka kesakitan Kusta di Kota Kupang dari tahun 2012-2014 terus
mengalami penurunan kasus, dimana pada tahun 2012 kasus kusta sebesar 18 per 100.000
penduduk menurun menjadi 15,88 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 namun pada tahun 2015
meningkat menjadi 19,27 per 1000 penduduk. Untuk itu upaya untuk menekan penambahan jumlah
kasus Kusta masih terus dilakukan oleh Dinas Kesehatan kota Kupang melalui kegiatan pencegahan
dan pengobatan bagi penderita dan suspect yang rentan penyakit Kusta, penyuluhan tentang Kusta
bagi masyarakat, dan berbagai kegiatan teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 8
ANGKA PREVALENSI KASUS HIV
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Angka Prevalensi
Kasus HIV
TARGET
2015
≤0,5
REALISASI
SATUAN
0,21
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
118
Untuk indikator Prevalensi Kasus HIV di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan berada
dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 0.21% dari target ≤0.5% yang
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang, sehingga terlihat bahwa jumlah Kasus HIV
di Kota Kupang berada di bawah target yang ditetapkan. Untuk angka penemuan kasus baru HIV
untuk tahun 2015 sebanyak 154 kasus, artinya terdapat 154 kasus baru/penderita baru HIV yang
ditemukan sepanjang tahun 2015.
Berikut ini adalah grafik jumlah kasus HIV di Kota Kupang, baik kasus yang baru ditemukan dalam
tahun ini maupun kumulatif kasus HIV selama 5 tahun terakhir :
48
Dari gambar di atas terlihat bahwa trend perkembangan kasus HIV/AIDS di Kota Kupang dari tahun
ke tahun semakin meningkat. Bila dibandingkan jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun 2010 yang hanya
berjumlah 110 kasus namun sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 811 kasus, hal ini
menunjukan bahwa perkembangan kasus ini begitu cepat walaupun Jumlah kasus HIV yang relatif
masih berada dibawah target pemerintah Kota Kupang yakni sebesar <0,5%, namun penmabahan
kasus HIV ini perlu mendapat perhatian kedepan sehingga wajib untuk dikendalikan.
Zero Survey HIV pada Beberapa Lokasi Beresiko Tinggi
Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berupayan melakukan Upaya pencegahan agar tidak
terjadi penularan yang lebih banyak lagi kepada masyarakat. Dukungan stakeholder terkait, sangat
diperlukan baik berupa kebijakan dan dukungan dana program, agar upaya pencegahan dapat
direalisasikan. Pengendalian jumlah kasus HIV masih terus dilakukan melalui kegiatan pencegahan
dan pengobatan bagi penderita dan suspect yang rentan penyakit HIV, penyuluhan tentang HIV bagi
masyarakat khususnya suspect yang rentan seperti PSK, Kaum Marginal, Pelajar, Pasangan Usia
Subur, dan berbagai kegiatan teknis lainnya.
SASARAN 2 - INDIKATOR 9
CAKUPAN KLB PENYAKIT MENULAR YANG DITANGANI
SASARAN
Peningkatan Usia
Harapan Hidup
INDIKATOR
Cakupan KLB Penyakit
Menular yang ditangani
TARGET
2015
100
REALISASI
SATUAN
Tidak Ada KLB
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
Tidak Ada
KLB
Untuk indikator pelaksanaan Penanganan KLB di Kota Kupang pada tahun 2015 telah mencapai
target karena pada tahun 2015 tidak terjadi KLB di kota Kupang. Artinya upaya pengendalian
terhadap penambahan jumlah kasus akibat penyakit menular di setiap wilayah Kelurahan di Kota
Kupang yang berlangsung dengan baik. Berdasarkan Laporan KLB, sepanjang tahun 2015 tidak
49
pernah terhadi KLB untuk berbagai penyakit menular walaupu terdapat peningkatan untuk beberapa
jenis penyakit tertentu mislanya Diare, DBD dan Campak, namun dengan adanya upaya
pengendalian yang baik maka penambahan jumlah kasus tidak sampai berdampak pada penetapan
status KLB pada wilayah Kota Kupang.
Apabila ada wilayah Kelurahan di Kota Kupang yang mengalami KLB berdasarkan Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kota Kupang, maka akan segera dilaksanakan penanganan KLB berdasarkan Protap
yang berlaku, sedangkan tahun 2014 tidak Kota Kupang tidak pernah mengalami status KLB di bidang
Kesehatan.
SASARAN 3 - INDIKATOR 1
STATUS GIZI BURUK BALITA
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus
Gizi Buruk dan Gizi Kurang
INDIKATOR
Status Gizi Buruk
Balita
TARGET
2015
≤1
REALISASI
SATUAN
1,48
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
78,57%
Untuk indikator cakupan balita Gizi Buruk di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun
2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 1,27% yang juga jauh
menurun jika dibandingkan cakupan balita gizi buruk pada tahun 2014 sebesar 1,48 % balita,
sedangkan target Kasus Gizi Buruk dari target <1% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan
Kota Kupang, artinya bahwa jumlah Balita dengan kasus gizi Buruk tahun 2015 sudah menurun
signifikan diwilayah Kota Kupang walaupun masih berada diatas target maksimal Rentsra Dinkes
Kota Kupang sebesar <1%. Hal yang perlu digaris bawahi dari capaian tahun ini adalah adanya
penurunan yang signifikan jumlah balita yang mengalami gizi buruk di Kota Kupang. Penurunan
Kasus Gizi Buruk merupakan bukti keberhasilan Pemerintah Kota Kupang melalui Dinas Kesehatan
Kota Kupang yang berkomitmen untuk terus memperhatikan Kesehatan Bayi dan Balita.
Trend Kasus Gizi Buruk di Kota Kupang selama 5 Tahun terakhir seperti yang tergambar grafik berikut
ini :
50
Masalah gizi pada balita dan ibu hamil dengan krisis ekonomi yang masih berkelanjutan memberikan
dampak timbulnya kasus gizi buruk pada anak balita dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK). Pada
umumnya kasus ini terjadi pada keluarga yang ekonomi dan pendidikannya rendah. Untuk
menanggulangi kasus ini perlu diadakan beberapa kegiatan; Pemberian PMT Pemulihan dan PMT
penyuluhan di Posyandu, memotivasi masyarakat menjadi masyarakat yang sadar gizi serta
pemantauan status gizi setiap tahunnya.
Prevalensi balita gizi buruk dari hasil penimbangan berat badan pada tahun 2015 adalah 1,27%
(indikator BB/TB) dari total balita yang ditimbang di Kota Kupang sebanyak 13.750 orang balita.
Jumlah ini menurun sangat signifikan jika dibandingkan dengan jumlah Balita Gizi Buruk pada tahun
2014 yang mencapai 1,48%. Beberapa masalah gizi lainnya seperti kebutaan akibat kekurangan
vitamin A, anemi gizi besi, dan kurang zat iodium telah menampakkan penurunan.Penilaian status
gizi yang dilakukan di posyandu menggunakan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
sesuai standar WHO. Untuk itu kedepannya diperlukan upaya khusus Dinas Kesehatan Kota Kupang
agar terus melakukan upaya pengendalian Kasus Gizi buruk agar mampu mencapai target yang
ditetapkan Pemerintah Kota Kupang yakni <1% dari total seluruh balita yang ditimbang melalui
berbagai upaya yang telah dilaksanakan seperti Pemantauan Status Balita secara berkala, deteksi
Dina Tumbuh Kembang Balita, Pelayanan MTBS, Pemberian PMT Khusus Balita Gizi Buruk, maupun
berbagai paket pelayanan balita gizi buruk yang diperlukan untuk menunjang Pelayanan Kesehatan
Khusus bagi Balita Gizi Buruk.
51
SASARAN 3 - INDIKATOR 2
ANGKA BALITA DI BAWAH BERAT BADAN NORMAL
SASARAN
INDIKATOR
Menurunnya Angka Kasus Gizi
Buruk dan Gizi Kurang
Angka Balita di bawah
berat badan Normal (Gizi
Kurang)
TARGET
2015
≤25
REALISASI
SATUAN
3,04
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
822%
Untuk indikator cakupan Anak dengan berat badan dibawah Normal (Kasus Gizi Kurang) di Kota
Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk
Tahun 2015, yakni sebesar 3,04% dari target maksimal ≤25% per 1000 penduduk yang ditetapkan
dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan Jumlah Balita Gizi Kurang di Kota
Kupang masih cukup baik dengan jumlah yang jauh dibawah target maksimal Pemerintah Kota
Kupang yang juga menunjukan keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam melakukan upaya
pengendalian balita gizi buruk maupun gizi kurang.
Walaupun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya angka kasus balita gizi buruk sedikit
meningkat dengan cakupan kasus gizi kurang tahun 2014 sebesar 2,40%. Trend Kasus gizi kurang
pada balita dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Untuk Itu terus dilaksanakan berbagai upaya teknis untuk terus menekan angka gizi buruk dan gizi
kurang pada bayi dan balita seperti upaya Pemberian Makan Tambahan (PMT) pada balita baik itu
PMT pemulihan maupun PMT Penyuluhan, pelaksanaan Kelas ibu bagi Ibu Hamil, Ibu bayi dan balita
untuk meningkatkan pemahaman ibu tentang pentingnya Nutrisi bagi bayi dan balita, penyuluhan
gizi bagi orang tua dan anak-anak, peningkatan kerjasama dengan lintas sektor dalam upaya
52
meningkatkan penggunaan pangan lokal dalam menyokong upaya pemberian makanan tambahan
bagi balita, serta berbagai upaya teknis program lainnya.
SASARAN 3 - INDIKATOR 3
PERSENTASE BAYI YANG MENDAPAT ASI EKSLUSIF
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus Gizi
Buruk dan Gizi Kurang
TARGET
2015
80
INDIKATOR
Persentase Bayi yang
mendapat ASI Ekslusif
REALISASI
SATUAN
52,76
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
65,94%
Untuk indikator cakupan Pemberian ASI Ekslusif bagi bayi di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi
Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar
36,64% Bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif dari target 80% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang, artinya bahwa jumlah Bayi yang mendapatkan ASI Ekslusif masih sangat
Kurang diwilayah Kota Kupang.
Berdasarkan data diatas tampak bahwa jumlah bayi yang mendaparkan ASI Ekslusif, selama 3 tahun
terakhir mengalami trend penurunan yang cukup signifikan, dimana tahun 2014 jumlah bayi
mendapat ASI sebanyak 58,80% sedangkan tahun 2015 menurun menjadi 52,76%. Hal ini
menunjukan masih banyaknya permasalahan terkait pemberian ASI Ekslusif pada bayi, rendahnya
kesadaran ibu untuk memberikan ASI Ekslusif, kurangnya dukungan keluarga dalam mendukung ibu
untuk memberikan ASI Ekslusif, permasalahan klinis seperti Kurang Gizi pada Ibu dan juga adanya
penyakit penyerta pada ibu menyusui serta berbagai permasalahan sosial seperti mitos dan
kepercayaan seringkali dianggap sebagai berbagai masalah yang membuat ibu tidak dapat
memberikan ASI secara ekslusif pada bayi. Padahal pemberian ASI Ekslusif pada bayi memiliki banyak
manfaat baik bagi bayi maupun bagi ibu sendiri.
53
Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus melakukan berbagai upaya teknis untuk
menigkatkan cakupan indikator ini antara lain Penyuluhan tentang pentingnya ASI Ekslusif, serta
cara pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Menyusui melalui Program Kelas Ibu, upaya peningkatan
Gizi Ibu Menyusui melalui pemberian PMT, dan berbagai upaya teknis Program lainnya.
SASARAN 3 - INDIKATOR 4
PERSENTASE PENDUDUK MEMILIKI JAMBAN KELUARGA SEHAT
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus
Gizi Buruk dan Gizi Kurang
INDIKATOR
Persentase Penduduk memiliki
Jamban Keluarga Sehat
TARGET
2015
70
REALISASI
SATUAN
93,23
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
143
Untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki Jamban Sehat di Kota Kupang terlihat bahwa
Realisasi Cakupan tahun 2015 berada diatas target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar
93,23% penduduk dengan Jamban Sehat dari target 70% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan adanya peningkatan yang signifikan untuk jumlah
penduduk yang memiliki Jamban sehat disetiap rumah.
Hal ini juga mengindikasikan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
ketersediaan jamban dalam rangka mendukung kesehatan individu masyarakat secara umur. Setiap
keluarga telah sadar akan pentingnya ketersediaan jamban sebagai bagian dari satu rumah tinggal
secara utuh. Grafik ketersediaan jamban keluarga selama 5 tahun terakhir seperti terlihat dalam
tabel berikut ini :
Keberhasilan peningkatan ketersediaan Jamban sehat menunjukan usaha yang baik dari Dinas
Kesehatan Kota Kupang yang terus menggalakan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
54
yang menggerakan masyarakat untuk dapat memberdayakan diri dan memperhatikan kebersihan
diri dan lingkungan sebagai perilaku dasar untuk menjaga kesehatan individu maupun keluarga.
Program STBM terbukti mampu mendongkrak kesadaran masyarakat untuk menyediakan sarana
sanitasi dasar termasuk jamban yang memadai dalam setiap keluarga. Ketersediaan jamban akan
membantu masyarakat agar tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) yang diharapkan akan
menurunkan angka kejadian penyakit akibat perilaku tersebut seperti Diare dan berbagai penyakit
berbasis lingkungan lainnya.
Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang melalui Bidang Penyehatan Lingkungan dan Promosi
Kesehatan terus berupaya untuk meningkatkan capaian indikator ini melalui berbagai upaya teknis
program seperti Kegiatan-kegiatan penyehatan lingkungan melalui Program STBM, kegiatan inspeksi
sanitasi lingkungan, kegiatan Bantuan Pengadaan MCK dan Jamban kerjasama dengan berbagai
lembaga donor pemerintah ataupun swasta, serta berbagai model kegiatan penyuluhan Kesehatan
Lingkungan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kesehatan lingkungan
melalui program pemicuan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam mengidentifikasi
masalah-masalah kesehatan lingkungan dan penentuan tindak lanjut perbaikan.
SASARAN 3 - INDIKATOR 5
PERSENTASE PENDUDUK MEMILIKI SPAL SEHAT
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus Gizi
Buruk dan Gizi Kurang
TARGET
2015
65
INDIKATOR
Persentase Penduduk
memiliki SPAL Sehat
REALISASI
SATUAN
85,80
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
143
Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki Saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL) Sehat di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada diatas
target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 85,80% penduduk dengan Jamban Sehat
dari target 65% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang. Hal ini menunjukan
adanya peningkatan yang signifikan untuk jumlah penduduk yang memiliki SPAL sehat disetiap
rumah.
Grafik ketersediaan SPAL sehat dalam tiap rumah tangga selama 5 tahun terakhir seperti terlihat
dalam tabel berikut ini :
55
Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa selama 4 tahun terakhir terjadi peningkatan persentase
Rumah di Kota Kupang yang memiliki SPAL yang dinyatakan layak dan sehat. Ketersediaan SPAL
menjadi sangat penting sebagai salah satu sarana sanitasi dasar dalam setiap rumah tangga.
Ketersediaan SPAL dalam tiap rumah akan mencegah terbuangnya air limbah rumah tangga ke
lingkungan dengan tidak terkontrol, SPAL akan mengalirkan air limbang rumah tangga ke tempat
penampungan khusus sehingga tidak menjadi media hidup vektor penyebab penyakit seperti lalat
dan nyamuk penyebab DBD, Malaria, Diare, dll. Peningkatan kesadaran masyarakat ini diharapkan
akan terus membaik ke depan sehingga mampu menunjang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dari
masyarakat Kota Kupang yang kemudian akan berdampak pada peningkatan derajat kesehatan
masyarakat secara umum.
SASARAN 3 - INDIKATOR 6
PERSENTASE RUMAH SEHAT
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus Gizi
Buruk dan Gizi Kurang
INDIKATOR
Persentase Rumah
Sehat
TARGET
2015
85
REALISASI
SATUAN
36,5
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
45,63
Berdasarkan data diatas untuk indikator cakupan penduduk yang memiliki rumah sehat di Kota
Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk
Tahun 2015, yakni hanya sebesar 36,5% dari target 85% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas
Kesehatan Kota Kupang dengan capaaian kinerja sebesar 45,63%. Hal ini menunjukan masih cukup
rendahnya jumlah penduduk yang memiliki rumah sehat di Kota Kupang. Ketersediaan rumah yaang
56
memenuhi standar layak sehat menjad mutlak dibutuhkan oleh seluruh masyarakat, karena tempat
tinggal yang tak sehat tentu saja akan mempengaruhi kesehatan penghuninya.
Dinas Kesehatan Kota Kupang setiap tahunnya bekomitmen untuk terus meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya memiliki tempat tinggal yang layak dan sehat untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat secara umum. Berikut ini grafik trend ketersediaan rumah yang
memenuhi standar layak sehat di Kota Kupang selama 5 tahun terakhir :
Berdasarkan grafik diatas tampak bahwa selama 3 tahun terakhir sejak tahun 2013, jumlah
penduduk yang memiliki rumah sehat terus menurun. Penentuan status sehat dilakukan
berdasarkan hasil inspeksi sanitasi dasar yang dilakukan Puskesmas. Untuk itu kedepannya Dinas
Kesehatan Kota Kupang terus berusaha untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar terus
menggalakkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
tempat tinggal mereka sendiri.
SASARAN 3 - INDIKATOR 7
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PHBS
SASARAN
Menurunnya Angka Kasus Gizi
Buruk dan Gizi Kurang
TARGET
2015
55
INDIKATOR
Persentase Rumah
Tangga Ber-PHBS
REALISASI
SATUAN
43,23
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
86,46
Untuk indikator cakupan Rumah Tangga ber PHBS di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan
tahun 2015 berada dibawah target yang ditetapkan untuk Tahun 2015, yakni sebesar 43,23% Rumah
tangga ber-PHBS dari target 55% yang ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Capaian kinerja yang dicapai dari indikator ini mencapai 86,46%. Berdasarkan data tersebut tampak
57
juga bahwa capaian indikaator ini belum mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Kupang. Rumah tangga ber-PHBS merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur
apakah suatu masyarakat memiliki pola hidup yang layak sesuai standar kesehatan, yang sedianya
akan menjadi ukuran kesadaran masyarakat dan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat itu
sendiri.
Data trend 5 tahun terakhir untuk rumah tangga ber PHBS seperti ditampilkan dalam gambar berikut
ini :
Berdasarkan data diatas walaupun belum mencapai target yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota
Kupang tetapi selama 3 tahun terakhir jumlah rumah tangga ber PHBS terus meningkat dan semakin
membaik. Ini membuktikan kesadaran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat semakin baik. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya menerapkan PHBS untuk
mendukung gaya hidup sehat. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang terus mendorong masyarakat
untuk menerapkan PHBS melalui Kegiatan-kegiatan promosi PHBS seperti perayaan HCTPS, Promosi
Kesehatan Individu ataupun kelompok, dan berbagai kegiatan lainnya.
SASARAN 4 - INDIKATOR 1
RASIO TENAGA KESEHATAN
SASARAN
Meningkatnya Upaya Pelayanan
Kesehatan Masyarakat Di Kota
Kupang
TARGET
2015
1
1
1
1
INDIKATOR
Rasio Tenaga Dokter
Rasio Tenaga Dokter Gigi
Rasio Tenaga Bidan
Rasio Tenaga Perawat
58
REALISASI
SATUAN
0,91
0,39
0,45
0,40
Per 10000 penduduk
Per 10000 penduduk
Per 1000 penduduk
Per 1000 penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
91
39
45
40
Untuk mendukung pembangunan kesehatan di suatu wilayah diperlukan tenaga kesehatan
masyarakat. Tenaga kesehatan merupakan bagian dari sumber daya manusia yang sangat penting
perannya guna meningkatkan kesadaran yang lebih tinggi pada pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Untuk diperlukan tenaga kesehatan yang memadai
baik dari segi kualitas maupun kuantitas untuk mendukung pembangunan kesehatan di suatu
wilayah. Tenaga kesehatan memiliki peran strategis dalam mengubah perilaku masyarakat menjadi
kondusif terhadap Perilaku Hidup Sehat dan Bersih melalui berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
dimaksud.
Foto Pelayanan Puskesmas Oleh Tenaga Kesehatan
Dalam pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan merupakan unsur utama yang mendukung sistem
kesehatan. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan profesional di
bidang kesehatan, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya
kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan dibutuhkan tenaga kesehatan yang bermutu secara
mencukupi, terdistribusi secara adil, serta termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya guna,
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari tenaga kesehatan merupakan tenaga yang dibutuhkan
berdasarkan rasio standar. Kebutuhan tenaga ini dikaitkan dengan rencana pengembangan fasilitas
kesehatan, setiap tingkat administrasi pelayanan mempunyai formasi pegawai bervariasi sejalan
dengan mobilisasi. Setia Tenaga kesehatan di Kota Kupang tersebar Dinas Kesehatan, dan UPTD
Dinas Kesehatan baik Puskesmas, Puskesmas Pembantu, maupun Laboratorium dan IFK.
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa rata-rata rasio jumlah tenaga kesehatan belum memenuhi
rasio jumlah tenaga kesehatan yang ditargetkan oleh Pemerintah Kota Kupang, berdasarkan target
yang ditetapkan rasio dokter yang ada dan melayani masyarakat yakni 1 per 10.000 penduduk,
namum realisasi untuk tahun 2015 baru mencapai 0,96, untuk tenaga dokter gigi target rasio dokter
59
yang ada dan melayani masyarakat yakni 1 per 10.000 penduduk, namum realisasi untuk tahun 2015
baru mencapai 0,39, sedangkan tenaga perawat dan bidan masing-masing realisasi tenaga yang ada
baru berkisar 0,40 dari target 1 per 1000 penduduk. Ini mengundikasikan jumlah tenaga yang ada
belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang seharusnya melakukan pelayanan yang
ada di sarana pelayanan kesehatan terkhususnya Puskesmas, Puskesmas pembantu, dan Poskeskel.
Jumlah tenaga kesehatan yang terbatas ini tentu saja berdampak pada tingginya beban kerja dari
tenaga kesehatan yang harus melayani jumlah masyarakat yang melebihi rasio pelayanannya.
Berikut ini grafik perbandingan rasio tenaga kesehatan secara lengkap dibandingkan dengan target
yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang untuk tahun 2015 :
Dari grafik diatas tampak bahwa rata-rata jumlah tenaga kesehatan yang ada belum mencapai target
Rasion Tenaga Kesehatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Kupang. Untuk itu kedepannya
Dinas Kesehatan Kota Kupang terus berkomitmen untuk menyediakan tenaga kesehatan agar
memenuhi baik lewat jalur PNS maupun tenaga PTT sesuai standar kebutuhan tenaga dengan tetap
memperhatikan pola distribusi tenaga kesehatan serta variabel teknis lain yang dianggap
mempengaruhi seperti jumlah kunjungan masyarakat serta jenis pelayanan yang diberikan di
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu. Selain itu juga terus dilakukan upaya penambahan kualifikasi
tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan baik itu kualifikasi pendidikan, maupun ketrampilan
atau skill lewat berbagai pelatihan, ataupun kursus khusus yang diikuti oleh tenaga kesehatan.
Kedepan diharapkan nantinya jumlah tenaga kesehatan yang tersedia bisa memenuhi kebutuhan
tenaga sesuai perbandingan ratio jumlah penduduk, dengan kualitas SDM yang memenuhi
kebutuhan.
60
SASARAN 4 - INDIKATOR 2
JUMLAH PENDUDUK MISKIN TERJANGKAU
JAMKESMAS/JAMKESDA
SASARAN
INDIKATOR
Meningkatnya Upaya
Pelayanan Kesehatan
Masyarakat Di Kota
Kupang
Untuk
indikator
Jumlah
Jumlah Penduduk Miskin
Terjangkau
Jamkesmas/Jamkesda
Penduduk
Miskin
TARGET
2015
100
yang
REALISASI
SATUAN
305.006
Jiwa
%
terjangkau
Jaminan
CAPAIAN
KINERJA (%)
100
Kesehatan
baik
Jamkesmas/Jamkesda di Kota Kupang terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 sebesar 305.006
jiwa. Jumlah penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan khusus untuk masyarakat miskin di Kota
kupang sebanyak Capaian 305.006 Jiwa yang terdiri dari Peserta Jamkesmas (JKN-PBI) sebesar
87.646 Jiwa dan Peserta Jamkesda Kota Kupang sebanyak 217.360 Jiwa.
Kedepannya sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah secara nasionl untuk intgerasi kepesertaan
Jaminan Kesehatan, maka diharapkan seluruh peserta Jaminan Kesehatan di luar Jaminan Kesehatan
Nasional akan terintegrasi dalam program ini sehingga bisa memenuhi standarisasi pelayanan yaang
diberikan. Untuk itu Dinas Kesehatan Kota Kupang sejak Tahun 2015 sudah mempersiapkan
pengintegrasian Program Jamkesda ke dalam program JKN melalui verifikasi kembali data
kepesertaan Jamkesda yang akan diintegrasikan ke dalam JKN, sehingga dari hasil validasi
kepesertaan ini diharapkan jumlah peserta yang mendapatkaan pelayanan bisa benar-benar sesuai
peruntuknnya dan juga meminimalisir kelebihan penganggaran yang akan dialokasikan, sehingga
kedepaannya tujuan universal coverage atau perlindungan kesehatan semesta bagi seluruh
masyarakat miskin di Kota Kupang dapat tercapai dengan lebih cepat.
SASARAN 5 - INDIKATOR 1
RASIO PUSKESMAS RAWAT INAP
SASARAN
Terpenuhinya Sarana Prasarana
Kesehatan Bagi Puskesmas Dan
Pustu Di Wilayah Kota Kupang
TARGET
2015
1
INDIKATOR
Rasio Puskesmas
Rawat Inap
REALISASI
SATUAN
0,67
Per
Kecamatan
CAPAIAN
KINERJA (%)
67
Untuk indikator Jumlah Puskesmas Rawat Inap di Kota Kupang, hingga saat ini angka Puskesmas
rawat inap masih sama dengan tahun sebelumnya berjumlah 4 unit, yakni Puskesmas Sikumana,
Puskesmas Alak, Puskesmas Bakunase, dan Puskesmas Pasir Panjang dengan ratio 0,67 dari
61
target 1 Puskesmas per kecamatan, artinya dengan jumlah kecamatan saat ini berjumlah 6
kecamatan, maka dibutuhkan minimaal 6 puskesmas rawat inap yang akan memberikan
layanan memadai bagi seluruh masyarakat didalam kecamatan tersebut, untuk dapat
memenuhi target tersebut maka dibutuhkan tambahan peningkatan status untuk 2 puskemas
agar ditingkatkan menjadi puskesmas rawat inap.
Gedung pelayanan Puskesmas Sikumana dan Pasir Panjang
Kedepannya diharapkan dengan pertimbangan mendekatkan pelayanan strata 1 bagi
masyarakat, maka peningkatan status puskesmas menjadi rawat inap, akan masuk dalam road
map peningkatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat. Pada tahun 2015, Dinas Kesehatan
Kota Kupang kembali meresmikan satu Puskesmas baru untuk menjangkau pelayanan yang
lebih baik kepada masyarakat yakni Puskesmas Manutapen yang diluncurkan bertepatan
dengan Perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN) Tingkat Kota Kupang tanggal 12 November
2015 lalu. Dengan penambahan satu puskesmas di wilayah Kecamatan Alak, diharapkan dengan
luas wilayah yang demikian besar maka pelayanan kesehatan bagi masyarakat bisa menjadi
lebih memadai. Selain itu di tahun 2015 juga telah dilakukan relokasi Puskesmas Oesapa yang
diharapkan nantinya akan menjadi pioneer salah satu Puskesmas Rawat Inap untuk wilayah
Kecamatan Kelapa Lima. Selanjutnya juga kedepan Dinas Kesehatan akan terus berkomitmen
untuk meningkatkan status Puskesmas menjadi rawat inap sehingga bisa memenuhi target yang
ditetapkan dalam Renstra Dinas Kesehatan Kota Kupang.
SASARAN 5 - INDIKATOR 2
PUSKESMAS YANG TERCUKUPI PERALATAN GAWAT
DARURAT
SASARAN
Terpenuhinya Sarana Prasarana
Kesehatan Bagi Puskesmas Dan
Pustu Di Wilayah Kota Kupang
TARGET
2015
100
INDIKATOR
Puskesmas yang
tercukupi peralatan
Gawat Darurat
62
REALISASI
SATUAN
100
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
100
Untuk indikator Ketersediaan Peralatan untuk penanganan gawat darurat, dengan target 100%,
pencapaian tahun 2015, mencapai 100%. Ketersediaan sarana penanganan kegawat daruratan
digunakan untuk menanggulangi ondisi gawat darurat pasien yang membutuhkan layanan tersebut.
Pelayanan kegawatdaruratan kesehatan bisa dilakukan di Puskesmas Rawat Inap yang ada di Kota
Kupang, maupun 12 Rumah sakit yang berada di wilayah Kota Kupang.
Selain Itu Pemerintah Kota Kupang juga berkomitmen untuk mendukung pelayanan gawat darurat
yang memadai bagi masyarakat melalui penyediaan layanan Brigade Kupang Sehat (BKS) yang
merupakan salah satu program inovatif Pemerintah kota Kupang. Layanan Ini merupakan layanan
medis dan ambulanca transport untuk kasus gawat darurat kesehatan dengan satu nomor call center
terintegrasi. Masyarakat yang membutuhkan pelayanan kegawat daruratan bisa menghubungi
nomor caall center (0380) 82777 untuk mendapatkan layanan tersebut. Penjelasan lebih lanjut
mengenai program ini kami baahasa secara khusus dalam penjelasan mengenai proram inovatif
bidang kesehatan di bagian akhir laporan ini.
SASARAN 5 - INDIKATOR 3
RASIO PUSKESMAS PEMBANTU
SASARAN
Terpenuhinya Sarana Prasarana
Kesehatan Bagi Puskesmas Dan
Pustu Di Wilayah Kota Kupang
TARGET
2015
1
INDIKATOR
Rasio Puskesmas
Pembantu
REALISASI
SATUAN
1,02
Per 10.000
Penduduk
CAPAIAN
KINERJA (%)
102
Untuk Rasio Ketersediaan Puskesas Pembantu di Kota Kupang saat ini dengan target Pemerintah
kota Kupang 1 per 10.000 Penduduk maka jumlah keteresediaan Pustu dan Poskeskel di Kota Kupang
sudah memenuhi rasio kebutuhan pustu tersebut. Kota Kupang memiliki 34 Pustu dan 5 Poskeskel
yang siap memberikan pelayanan kesehatan memadai bagi masyrakat Kota Kupang dan sekitarnya.
Pustu dan Poskeskel tersebar pada seluruh wilayah Kecamatan yang di Kota Kupang, kedepannya
Dinas Kesehatan Kota Kupang berkomitmen untuk terus memperbaiki manajemen distribusi
ketersediaan Pustu per kelurahan dengan juga tetap memperhatikan berbagai faktor teknis lain
seperti kebutuhan masyarakat, Jumlah Penduduk yang membutuhkan layanan, dan juga luas wilayah
pelayanan. Dengan berbagai pertimbangan tersebut kedepannya diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat yang meembutuhan layanan kesehatan yang
memadai.
63
SASARAN 5 - INDIKATOR 4
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT-OBATAN SESUAI
KEBUTUHAN
SASARAN
INDIKATOR
Terpenuhinya Sarana Prasarana
Kesehatan Bagi Puskesmas Dan
Pustu Di Wilayah Kota Kupang
Persentase Ketersediaan
Obat-obatan sesuai
kebutuhan
TARGET
2015
100
REALISASI
SATUAN
100
%
CAPAIAN
KINERJA (%)
100
Untuk untuk Cakupan Persentase Ketersediaan Obat-obatan sesuai kebutuhan di Kota Kupang
terlihat bahwa Realisasi Cakupan tahun 2015 berada sesuai dengan target yang ditetapkan untuk
Tahun 2015, yakni sebesar 100%, artinya setiap obat yang dibutuhkan tersedia di Puskesmas sesuai
standar kebutuhan. Obat-obatan Puskesmas termasuk dalam golongan obat generik, artinya seluruh
obat-obatan yang digunakan di Puskesmas seluruhnya wajib menggunakan resep obat generik.
Selain itu Dinas Kesehatan Kota Kupang juga telah memiliki satu unit UPTD Khusus yang berkaitan
dengan penyediaan, penyimpanan, dan pendistribusian obat-obatan dan bahan Habis Pakai untuk
Puskesmas yakni Instalasi Farmasi Kota Kupang.
Gedung Instalasi Farmasi Kota Kupang
Instalasi Farmasi Kota Kupang merupakan salah satu UPTD yang mengelola penyimpanan dan
pendistribusian obat sesuai kebutuhan, dengan adanya instalasi farmasi maka diharapkan proses
pengelolaan obat di kota kupang akan menjadi lebih baik. Untuk itu ketersediaan sarana ini sangat
membantu manajemen obat untuk seluruh UPTD Pelaksana teknis pelayanan seperti Puskesmas di
Kota Kupang.
64
Ruang Penyimpanan Obat dan Bahan Habis Pakai
Untuk itu diperlukan penambahan sarana pelayanan kesehatan seperti Puskesmas dan Pustu
termasuk sarana dan prasarana pendukung pelayanan untuk meningkatkan profesionalitas
pelayanan dan mendekatkan pelayanan ke tingkat masyarakat baik melalui dukungan Pemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah.
Sesuai dengan pembahasan diatas, pada beberapa tahun terakhir Dinas Kesehatan Kota Kupang
telah berupaya untuk menelurkan berbagai Program inovasi yang diharapkan mampu mendongkrak
peningkatan capaian indikator pelayanan kesehatan utama seperti AKI, AKB, Jumlah Kasus Balita Gizi
Buruk, dll. Berbagai program tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Penerapan Pola Penerapan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas
Berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal makro maupun mikro dan lingkungan
internal, mendorong Puskesmas untuk melakukan perubahan dalam tata cara pengelolaannya.
Saat ini berbagai lembaga pelayanan publik mendapat tekanan untuk lebih meningkatkan
kinerja dan mutu pelayanannya, namun tetap dalam koridor efisiensi anggaran pemerintah.
Tuntutan ini dapat dipenuhi dengan memotong alur birokrasi yang bersifat non value added
activities pada sistem manajemen Puskesmas sebagai UPTD pada Dinas Kesehatan, sehingga
mencegah terjadinya delay pelayanan atau pemborosan sumber daya yang tidak perlu.
Menjadi lembaga yang menerapkan PPK BLUD tidak mudah. Hal ini karena fleksibilitas
pengelolaan keuangan yang diberikan harus diimbangi dengan kemampuan lembaga yang
bersangkutan untuk mempertanggungjawabkan segala sumber daya yang dikelolanya
tersebut secara transparan dan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan. Puskesmas
harus dilengkapi dengan sistem manajemen yang baik, khususnya sistem keuangan dan sistem
informasi yang akan mendukung untuk menghasilkan laporan-laporan pertanggungjawaban
kinerja yang diperlukan.
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah
65
yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Dalam pelaksanaan kegiatan,
BLUD harus mengutamakan efektivitas dan efisiensi serta kualitas pelayanan umum kepada
masyarakat tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.
Pengertian atau definisi BLU diatur dalam Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, yaitu “Badan Layanan Umum adalah instansi di Iingkungan
Pemenntah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas”. Pengertian
mi kemudian diadopsi kembali dalam peraturan pelaksanaannya yaitu dalam Pasal 1 angka 1
PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Tujuan dibentuknya BLU adalah sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) yang
menyebutkan bahwa “Badan Layanan Umum dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan
bangsa”. Kemudian ditegaskan kembali dalam PP No. 23 Tahun 2005 sebagai peraturan
pelaksanaan dan Pasal 69 ayat (7) UU No. 1 Tahun 2004, Pasal 2 yang menyebutkan bahwà
“BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas
dalam
pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi
dan produktivitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat”.
BLUD beroperasi sebagai perangkat kerja pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan
umum secara lebih efektif dan efisien sejalan dengan praktek bisnis yang sehat, yang
pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah yang dibentuk untuk membantu
pencapaian tujuan pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah
daerah. Dalam menyelenggarakan dan meningkatkan layanan kepada masyarakat, BLUD
diberikan fleksibilltas dalam pengelolaan keuangannya.
Untuk mendapatkan status BLUD, maka setiap Puskesmas wajib memenuhi persyaratan baik
secara teknis, subtantif maupun administratif. Persyaratan substantif terpenuhi apabila
instansi pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan
dengan:
a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum
66
b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum; dan/atau
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat.
Persyaratan teknis terpenuhi apabila:
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
Secara administratif, syarat yang harus dipenuhi oleh lembaga pelayanan publik untuk
menjadi PPK BLUD sesuai dengan pasal 11 Permendagri 61/2007 adalah:
a.
Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan
manfaat bagi masyarakat;
b.
Pola tata kelola;
c.
Rencana strategis bisnis;
d.
Standar pelayanan minimal;
e.
Laporan keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan; dan
f.
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
Puskesmas yang telah menjadi BLUD kemudian menggunakan standar pelayanan minimum
yang ditetapkan oleh Kementrian kesehatan sesuai dengan kewenangannya, dengan
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal puskesmas maka standar pelayanan
minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Penetapan Standar
pelayanan minimal Puskesmas kemudian tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang
menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLUD;
b. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang
dapat
dihitung
tingkat
pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya;
c. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat
dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLUD;
d. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah
ditetapkan.
67
Setelah berbagai proses diatas dilaksanakan kemudian masing-masing Puskesmas telah
menyiapkan dokumen kelengkapan untuk penilaian BLUD Puskesmas dengan mengacu pada
permendagri No. 61 Tahun 2007, tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD). Beberapa dokumen yang telah disiapkan di tingkat Puskesmas dalam rangka
BLUD adalah Dokumen Tata Kelola, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Dokumen
Rencana Strategi Bisnis (RSB) dengan rincian Rencana Stratgei Bisnis Puskesmas, dan
berbagai kelengkapan surat-surat administrasi lainnya.
Setelah seluruh Dokumen BLUD yang merupakan persyaratan baik subtantif maupun teknis
disiapkan maka kemudian setiap Puskesmas diusulkan untuk menjadi PPK BLUD dengan
melalui proses penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai BLUD. Sesuai acuan Permendagri 61
Tahun 2007 tentang Penerapan PPK-BLUD, maka Tim penilaian terdiri dari berbagai
komponen stake holder di dalam tubuh Pemerintah daerah. Tim Penilai BLUD Kota Kupang
sendiri di menetapkan Sekretaris Daerah Kota Kupang sebagai Ketua Tim Penilai, Kepala
Dinas Pendapatan Daerah sebagai Sekretaris, serta 13 orang anggota yang berasal dari
jajaran Pimpinan SKPD Kota Kupang. Proses penilaian kemudian diawali dengan workshop
awal tim penilai oleh Tim Perwakilan BPKP Propinsi, setelah mengikuti worskshop kemudian
tim penilai melakukan penilaian BLUD Puskesmas, dengan menggunakan lembaran penilaian
yang diatur dalam Surat Edaran Mendagri No 900 Tahun 2008, tentang Tata Cara Penilaian
BLUD. Dari hasil tersebut dengan meneliti berbagai peryaratan baik persyaratan Subntantif,
teknis, maupun administratif makan diperoleh hasil penetapan BLUD Penuh untuk 10
Puskesmas di Kota Kupang yang kemudian diusulkan untuk di sah-kan secara hukum melalui
SK Walikota Kupang Nomor 184a pada Tahun 2015.
Dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, fleksibilitas diberikan dalam rangka pelaksanaan
anggaran, termasuk pengelolaan pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, dan pengadaan
barang/jasa. Kepada BLUD juga diberikan kesempatan untuk mempekerjakan tenaga
profesional non PNS serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai
dengan kontribusinya. Tetapi sebagai pengimbang, BLUD dikendalikan secara ketat dalam
perencanaan dan penganggarannya, serta dalam pertanggungjawabannya.
68
Proses Persiapan BLUD Puskesmas melalui Kegiatan Pendampingan dan
Persiapan Dokumen BLUD Puskesmas
Berdasarkan hal diatas, tentu saja ini merupakan peluang sekaligus tantangan bagi
Puskesmas untuk mengembangkan pelayanan dengan bendera BLUD. Setiap Puskesmas
diberikan kewenangan dengan berbagai fleksibilitas untuk mengelola pendapatan layanan
mereka untuk memberikan pelayanan yang baik bagi seluruh masyarakat. Setiap puskesmas
yang membutuhkan berbagai kebutuhan teknis puskesmas yang tadinya terkendala dengan
berbagai rigiditas sistem keuangan pemerintah daerah, kemudian menjadi fleksibel dengan
adanya penerapan status BLUD bagi seluruh Puskesmas. Permasalahan-permasalahan klasik
seperti kekurangan Bahan Habis Pakai (BHP) Puskesmas, peralatan-peralatan penunjang
teknis, maupuan kebutuhan-kebutuhan kecil lainnya yang selama ini dibutuhkan namun
terkendala proses penganggaran dan pengadaan yang memakan waktu yang cukup panjang
bisa terseleseikan dengan lebih bijak.
Selain itu Puskesmas yang telah menjadi BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat
sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan
yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan
biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh puskesmas
kepada kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh
Walikota Kupang dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah.
69
Proses Penilaian BLUD Oleh Tim Penilai BLUD dengan
didampingi BPKP Perwakilan NTT
Berdasarkan pengalaman kami Dinas Kesehatan Kota Kupang dalam mempersiapkan dan
menerapkan BLUD maka dapat disampaikan bahwa proses persiapan menjadi BLUD
memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Mempersiapkan berbagai persyaratan untuk
menjadi BLUD dengan berbagai beragam kondisis SDM di masing-masing Puskesmas
tentulah merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Selain itu juga dibutuhkan effort dan
semangat juang khusus untuk bisa mencapai status BLUD ini, dibutuhkan kerjasama yng
sabik dari semua lini pelayanan di puskesmas dan tim manajemen puskesmas untuk
mendukung pencapaian status ini.
Puskesmas sebagai BLUD, diberikan kebebasan dalam meningkatkan pelayanannya ke
masyarakat. Puskesmas akan mengelola sendiri keuangannya, tanpa terlalu memiliki
ketergantungan ke Pemerintah Kota Kupang seperti yang terjadi selama ini. Gagasan untuk
menjadi BLUD sudah jelas secara institusional menjadi badan layan umum. Dalam hal ini,
layanan kesehatan diberikan keleluasaan dalam konteks mengelola baik dari sisi sumber
daya manusia (SDM) hingga penganggaran. Demi memberikan pelayanan yang yang lebih
maksimal terhadap masyarakat, maka perubahan puskesmas menjadi BLUD menjadi hal
mutlak yang harus dilakukan. Beberapa Jenis pelayanan yang nantinya akan diberikan dan
70
ditingkatkan saat Puskesmas menjadi BLUD meliputi upaya kesehatan masyarakat maupuan
Upaya Kesehatan Perorangan baik yang bersifat Promotif, Preventif, Kuratif maupun
Rehabilitatif, yang pada akhirnya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
umum.
2. Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda) Kota Kupang
Universal coverage merupakan salah satu topik pembicaraan menarik dalam sistem
pembiayaan kesehatan saat ini. Isu-isu yang muncul cukup beragam yaitu tentang proses
kebijakannya, Undang-undang SJSN, subsidi kesehatan, sampai pada penyebaran di sarana
pelayanan kesehatan dan dokter. Pemerintah bahkan mencantumkan universal coverage 2014
sebagai bagian dari misi dan visi utama untuk pengembangan sistem jaminan kesehatan.
Hingga saat ini pemerintah masih menghitung formulasi kebutuhan anggaran untuk universal
coverage 2014 sampai pada pembiayaan supply side dan bahkan jumlah Dana Alokasi Khusus
atau DAK yang digunakan untuk melaksanakan fungsi sebagai service provider.
Gambar 1 : Kartu Jamkesda Kota Kupang
Untuk mendukung Capaian indikator ini maka Dinas Kesehatan Kota Kupang sejak Tahun 2008
telah memiliki Program Jamkesda sebagai salah satu program tetap yang dianggarkan sejak
Tahun 2008. Total pembiayaan untuk Jamkesda pada Tahun 2013 mencapai Rp.
10.000.000.000,-. Pelayanan Kesehatan yang diberikan sendiri mencakup pelayanan
kesehatan Primer strata 1 di seluruh Puskesmas di Kota Kupang dan Pelayanan Kesehatan
Rujukan di RS rujukan yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Kupang. Saat ini program
Jamkesda Kota Kupang telah memiliki peserta Terdaftar sebanyak 217.360 Orang atau 59%
dari jumlah seluruh Penduduk Kota Kupang, selain itu adapula pembiayaan melalui Jamkesmas
pada Tahun 2013 sebanyak 87.646 Orang atau 24% dari Total seluruh penduduk Kota Kupang,
sehingga cakupan penduduk yang dicakup dari kedua program ini berkisar 83%. Capaian ini
bisa saja menjadi lebih besar dikarenakan adanya masyarakat mampu yang juga menjadi
peserta program asuransi kesehatan mandiri. Sehingga pada tahun 2014, dengan adanya JKN
71
maka cita-cita universal coverage yang di targetkan oleh Pemerintah Pusat, setidaknya sudah
bisa diimplementasikan dengan lebih baik di jajaran Pemerintah Kota Kupang.
3. Program Puskesmas Reformasi
Program Puskesmas Reformasi merupakan program pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
yang berorientasi pada kualitas pelayanan dan kepuasan pengguna layanan dengan melibatkan
para pihak dalam proses pengembangannya.
Perbaikan pelayanan dilakukan
secara
komprehensif di internal Puskesmas maupun melalui pemberdayaan masyarakat di wilayah
pelayanan Puskesmas melalui pendekatan multi pihak untuk memberikan kepuasan pada
pengguna layanan. Hal yang direformasi adalah pola pikir, budaya kerja dan sistem menajemen
sehingga bermuara pada terwujutnya pelayanan prima di puskesmas.
Launching Puskesmas Reformasi Oleh Walikota Kupang
Program reformasi puskesmas mendukung 3 misi RPJMD Kota Kupang 2013-2017.
Dengan adanya Puskesmas Reformasi di harapkan pelayanan kesehatan yang ada pada
tingkat pelayanan primer seperti Puskesmas bisa menjadi lebih baik, karena adanya
kesatuan tekad melayani yang dimiliki oleh seluruh Tenaga Kesehatana yang didukung
oleh masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas (BPP) dan juga pihak swasta.
72
Tim Reformasi Puskesmas Alak
Program Puskesmas Reformasi yang dilakukan di Kota Kupang juga telah mendorong
munculnya inovasi – inovasi pelayanan di puskesmas yang menjadi lokasi program,
Inovasi - inovasi tersebut diantaranya adalah pengembangan Puskesmas Pasir Panjang
sebagai Puskesmas Ramah Anak yang mendukung Program Kota Layak Anak di Kota
Kupang. Sementara Puskesmas Bakunase sedang dalam proses untuk menuju
Puskesmas Ramah Remaja , di Puskesmas Alak muncul inovasi untuk menyediakan
Klinik Khusus Laki – Laki sehingga puskesmas ini lebih responsif gender, akses lansia juga
dipermudah dalam pelayanan di Puskesmas Alak dimana mereka tidak harus antri di
loket tapi bisa langsung dilayani di ruangan khusus bagi lansia.
Pojok Ramah Anak, Inovasi Puskesmas Pasir Panjang
Di Kota Kupang Program Reformasi Puskesmas didukung oleh AIPMNH sejak tahun 2011
dimulai di Puskesmas Bakunase. Pada tahun 2012 program serupa dimulai juga di
73
Puskesmas Pasir Panjang dilanjutkan di Puskesmas Sikumana. Pada awal tahun 2013
Puskesmas Alak berinisiatif memulai Program ini setelah melihat hasil reformasi
puskesmas yang lain dengan memanfaatkan dana BOK sesuai dengan Juknis yang
dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan, dan Pada Tahun 2014 seluruh Puskesmas di Kota
Kupang telah melaksanakan Proses Reformasi Puskesmas melalui Pembiayaan Dana
APBD Kota Kupang.
Tabel Indeks Pengaduan Masyarakat
Tidak tersedianya alat pengeras suara di…
469
Alat komunikasi (telepon, fax) di…
410
Belum ada ruangan klinik sanitasi dan…
401
Kurang nyaman bagi pasien yang…
377
Jalan menuju Puskesmas kurang bagus…
367
Tidak ada ruang tunggu di loket dan di…
360
Ada masyarakat yang tidak bisa berobat…
355
Pagar di puskesmas dan pustu tidak…
340
Dokter tidak pernah mengunjungi…
340
Tidak tersedia alat pemeriksaan gula…
0
315
100
200
300
400
500
Contoh Hasil Survey Pengaduan masyarakat, sebagai evaluasi untuk peningkatan
pelayanan Puskesmas
Dengan adanya Puskesmas reformasi diharapkan dapat Mengukur sejauhmana
perubahan kualitas pelayanan yang telah dilakukan oleh Puskesmas (Monitoring
Evaluasi), Memperkenalkan Puskesmas dengan pelayanan prima kepada pemerintah
dan masyarakat, Mendorong adanya dukungan dan fasilitasi dari Pemerintah Kota,
Kecamatan dan Kelurahan kepada Puskesmas.
74
SOSIALISASI DAN
IDENTIFIKASI KELUHAN
FEBRUARI 2012
JANUARI 2012
PEMBENTUKAN BPP
DAN PENGUATAN BPP
PENGUATAN SDM
PUSKESMAS
MEI 2012
JUNI 2012
LOKAKARYA
EKSTERNAL
OKTOBER 2012
INTERNAL
WORKSHOP
SURVEY PENGADUAN
MONITORING KINERJA
MARET 2013
APRIL 2012
SMALL EQUIPMENT
AGUSTUS 2012
LAUNCHING WAJAH
BARU
10 APRIL 2013
Contoh Tahapan pelaksanaan Reformasi Puskesmas
Peran Aktif Masyarakat dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas
75
Gambar 8 : Kegiatan Minilokakarya Lintas Sektor
dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas
Dukungan Lintas Sektor
dalam rangka mendukung reformasi Puskesmas
76
4. Program Brigade Kupang Sehat (BKS)
Sejalan dengan visi misi pemerintah kota kupang maka Brigade Kupang Sehat (BKS)
merupakan ide program dari Walikota Kupang, dengan melihat banyaknya dampak
positif dari kegiatan ini jika dilaksanakan. Program inovatif ini direncanakan akan
menggunakan model pelayanan kesehatan dengan sistem jemput bola untuk
memudahkan akses layanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Kota Kupang yang
membutuhkan layanan kesehatan emergency, yang akan diberikan secara gartis bagi
seluruh penduduk kota kupang melalui nomor telepon call center terintegrasi.
Petugas BKS siap melayani masyarakat
Dengan adanya program Brigade Kupang Sehat (BKS) diharapkan mampu mempercepat
peningkatan pencapaian indikator program kunci seperti indikator angka kematian ibu,
indikator angka kematian bayi, indikator angka kasus gizi buruk, Peningkatan pelayanan
kesehatan yang bersifat emergency.
Pelayanan Brigade Kupang Sehat (BKS) akan diberikan bagi seluruh masyarakat Kota
Kupang yang membutuhkan layanan kesehatan, pada 51 kelurahan dan 6 kecamatan di
kota kupang, yang di berikan selama 24 jam. Tenaga Kesehatan yang bertugas dibagi
dalam 3 (tiga) shift jaga yang terdiri dari tenaga kesehatan dokter, perawat/bidan, dan
supir yang telah dilatih khusus untuk menangani kasus gawat darurat untuk layanan
kesehatan.
77
Masyarakat Miskin yang mengakses Layanan BKS
Jumlah Tenaga Kesehatan yang secara khusus berada pada Program Brigade Kupang
Sehat (BKS) terdiri dari 8 Orang Dokter, 26 Orang Tenaga Perawat dan Bidan, 7 Orang
tenaga Supir dan 4 Orang Cleaning Service dan juga didukung oleh 3 Unit Armada
Ambulance Khusus Program Brigade Kupang Sehat (BKS) yang telah dilengkapi peralatan
khusus penangan kegawat daruratan kesehatan.
Layanan BKS pada Bayi Baru Lahir
Pelatihan Tenaga Kesehatan pada program ini yang telah didapatkan yakni Pelatihan
ATLS (Advance Trauma Life Support) dan Pelatihan BCLS (Basic Cardiac Life Support).
Total Penganggaran Untuk Brigade Kupang Sehat (BKS) pada Tahun 2014 berjumlah
78
Rp. 1.225.820.200,- yang diperuntukan untuk Operasional Program, Insentif dan
Tambahan Suplemen bagi Tenaga Kesehatan, Pelatihan Tenaga, Pengurusan Ijin
Penggunaan Frekuensi Radio dan No. Call Center terintegrasi.
Model Pelayanan Brigade Kupang Sehat
Jumlah masyarakat yang mengakses layanan ini pun naik secara signifikan sejak tanggal
diluncurkan pada bulan April Tahun 2014, hingga saat ini. Tercatat Pada tahun 2015,
jumlah Pasien yang telah dilayani oleh Program ini meningkat sebanyak 279%, dengan
jumlah pasien yang dilayani sebanyak 1237 Kasus di bandingkan dengan tahun 2014
sebanyak 444 Kasus, dengan 595 Kasus Emergency, dan 642 Kasus Non Emergency. Dari
data tersebut juga tampak bahwa jumlah kasus Non Emergency masih cukup banyak
yang menggunakan layanan ini sehingga kedepannya harus terus dilakukan sosialisasi
layanan ini lebih banyak melayani Kasus Emergency yang terjadi pada masyarakat.
79
C. REALISASI KEUANGAN
NO
1
KODE REKENING
01
%
01
89,73
96,10
02
06
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Penyediaan jasa pemeliharaan dan perijinan kendaraan dinas/operasional
70.275.000
327.512.400
66.585.700
310.310.403
94,75
94,75
07
08
Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
97.500.000
3.502.200
96.758.000 99,24
3.502.200 100,00
09
10
Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja
Penyediaan Alat Tulis Kantor
18.500.000
52.379.500
18.466.450
51.733.150
11
12
Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
Penyediaan Komponen Instalasi Listrik
32.550.000
6.177.000
32.182.950 98,87
6.177.000 100,00
13
15
Penyediaan Peralatan & Perlengkapan Kantor
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
132.650.000
3.040.000
132.650.000 100,00
2.115.500 69,59
17
18
Penyediaan Makanan dan Minuman
Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
13.090.000
200.500.000
13.040.762
124.597.593
99,62
62,14
19
Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Dalam Daerah
Program : Peningkatan Sarana & Prasarana Aparatur
10.800.000
100.000.000
10.800.000
99.899.000
100,00
99,90
03
Pembangunan Gedung Kantor
Program : Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
100.000.000
158.371.200
99.899.000
157.575.200
99,90
99,50
01
08
Pendidikan dan Pelathan Formal
Peningkatan dan Pengembangan SDM
37.132.000
121.239.200
36.336.000 97,86
121.239.200 100,00
Program : Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
20.504.000
10.252.000
20.448.850
10.252.000
99,73
100,00
Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Program : Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran
10.252.000
2.198.900.000
10.196.850
2.064.697.500
99,46
93,90
01
Penyediaan Jasa Pelayanan Umum Perkantoran
Program : Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.198.900.000
2.380.474.350
2.064.697.500
2.277.181.932
93,90
95,66
15
15
01
02
Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Peningkatan Pemerataan Obat dan Perbekalan Kesehatan
2.317.859.750
8.500.000
2.214.567.332 95,54
8.500.000 100,00
15
15
04
05
Peningkatan Mutu Pelayanan Farmasi Komunitas dan Rumah Sakit
Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
15
16
06
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Program : Upaya Kesehatan Masyarakat
16
16
01
06
Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin di Puskesmas dan Jaringannya
Revitalisasi Sistem Kesehatan
16
16
09
12
16
16
3
05
06
01
04
5
07
6
15
8
REALISASI
870.577.368
1.657.660
02
7
PAGU
970.201.100
1.725.000
2
4
PROGRAM / KEGIATAN
Program : Pelayanan Administrasi Perkantoran
Penyediaan Jasa Surat Menyurat
26.945.100
25.169.500
2.000.000
5.061.112.000
26.945.100
25.169.500
99,82
98,77
100,00
100,00
2.000.000 100,00
4.731.707.993 93,49
772.429.500
305.538.800
722.748.491
303.845.800
93,57
99,45
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan
295.157.100
1.712.949.600
294.889.100
1.596.792.322
99,91
93,22
13
16
Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Pendampingan Program Bantuan
1.802.789.100
25.000.000
1.643.078.880 91,14
25.000.000 100,00
16
20
Penyebarluasan dan sosialisasi berbagai informasi kesehatan
141.617.900
139.723.400
16
17
21
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi calon haji
Program : Program Pengawasan Obat dan Makanan
5.630.000
68.842.800
5.630.000 100,00
68.842.800 100,00
17
02
Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
68.842.800
68.842.800
80
98,66
100,00
NO
9
10
KODE REKENING
19
12
13
14
16
Pengembangan media promosi & informasi sadar hidup sehat
60.000.000
60.000.000
100,00
02
Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat
96.274.600
96.274.600
100,00
19
03
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluh kesehatan
11.239.400
11.239.400
100,00
19
04
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
20
19
20
8.000.000
8.000.000 100,00
Program : Perbaikan Gizi Masyarakat
805.151.500
785.855.300
97,60
02
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
749.600.000
730.303.800
97,43
20
03
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang
Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dab Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya
53.551.500
53.551.500
100,00
20
06
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
21
2.000.000 100,00
73.615.300
64.607.100
87,76
71.615.300
62.607.100
87,42
01
Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat
21
04
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
22
2.000.000
Program : Pengembangan Lingkungan Sehat
21
2.000.000
2.000.000 100,00
Program : Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
779.813.200
739.773.800
94,87
22
01
Penyemprotan/fogging Sarang Nyamuk
67.500.000
67.500.000
100,00
22
02
Pengadaan Alat Fogging dan Bahan-bahan Fogging
160.075.000
140.098.600
87,52
22
04
Pelayanan Vaksinasi Bagi Anak Balita dan Anak Sekolah
53.585.700
51.860.700
96,78
22
05
Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
260.120.600
244.082.600
93,83
22
06
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Endemik/Epidemik
212.400.000
210.100.000
98,92
22
09
Peningkatan Surveilans Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah
23.631.900
23.631.900
100,00
22
11
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
2.500.000
Program : Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
25
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
2.500.000 100,00
4.434.387.000
4.225.419.342
95,29
3.178.912.000
1.205.475.000
3.086.775.000
1.088.644.342
97,10
90,31
25
25
01
07
Pembangunan Puskesmas
Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas
25
14
Pemeliharaan Rutin/Berkala Sarana dan Prasarana Puskesmas
50.000.000
50.000.000
100,00
Program : Penataan peraturan perundang-undangan
30.976.800
30.976.800
100,00
Persiapan perda dan perwali tentang kawasan tanpa rokok
30.976.800
30.976.800
100,00
19.478.129.365
18.325.351.616
94,08
26
34
28
Program : Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
28
07
Kemitraan Pengobatan Bagi Pasien Kurang Mampu
28
10
Pelayanan Kesehatan Bagi PNS dan keluarga
29
04
30
30
18
%
175.514.000 100,00
01
29
17
REALISASI
175.514.000
19
26
15
PAGU
19
20
11
PROGRAM / KEGIATAN
Program : Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
03
8.500.000.000
8.233.411.400
96,86
10.978.129.365
10.091.940.216
91,93
Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
113.275.000
106.570.000
94,08
Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita
113.275.000
106.570.000
94,08
Program : Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
18.209.100
18.209.100
100,00
Pendidikan dan pelatihan perawatan kesehatan
18.209.100
18.209.100
100,00
55.354.600
55.354.600
100,00
25.354.600
25.354.600
100,00
Program : Pengawasan dan Pengendalian
31
Kesehatan Makanan
Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Hasil Produksi Rumah
31
02
31
32
03
Pengawasan dan Pengendalian Keamanan dan Kesehatan Makanan Restaurant
Program : Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
30.000.000
381.546.000
30.000.000 100,00
360.831.000 94,57
32
01
Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu
77.474.700
76.874.700
99,23
32
02
Perawatan Berkala Bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu
91.971.000
85.266.000
92,71
32
03
Pertolongan Persalinan Bagi Ibu dari Keluarga Tidak Mampu
212.100.300
198.690.300
93,68
Program : Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
241.977.150
241.977.150 100,00
Peningkatan Sistem Informasi Kesehatan
241.977.150
241.977.150 100,00
33
33
01
Tangga
TOTAL
37.546.354.465
81
35.421.370.451
94,34
Realisasi penyerapan Pagu Anggaran Belanja Langsung Dinas Kesehtaan Kota Kupang meningkat
sebesar 2,35% dibanding periode yang sama pada Tahun 2014. Pada Tahun 2015 penyerapan
anggaran belanja langsung Dinas Kesehatan Kota Kupang adalah sebesar 94,34% sedangkan Tahun
2013 adalah sebesar 91,99%, dan untuk total penyerapan pagu anggaran termasuk belanja tidak
langsung sebesar 95,80%. Walaupun pada Triwulan IV realisasi anggaran meningkat tetapi terdapat
beberapa kendala, dan tindak lanjutnya diperlukan langkah- langkah, antara lainsebagai berikut:
1. Penetapan DPPA agar ditetapkan lebih awal, paling lambat pada pertengahan tahun
anggaran. Dengan adanya percepatan penetapan APBD Perubahan waktu pelaksanaan
anggaran lebih lama sampai akhir tahun sehingga lebih optimal dalam pelaksanaan dan
pencairan kegiatan;
2. Peningkatan komitmen pimpinan masing-masing unit Eselon II dan eselon III dalam
meningkatkan efektivitas pelaksanaan pengawasan melekat dalam rangka meningkatkan
kinerja organisasi dan integritas pegawai sebagai bentuk pengawasan atasan langsung.
82
BAB IV
PENUTUP
Capaian kinerja yang tersaji dalam LAKIP Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2015 merupakan
cerminan
kinerja
yang
dilaksanakan
selama
tahun
2015,
yang
merupakan
media
pertanggungjawaban dari upaya pencapaian visi misi dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kota
Kupang Tahun 2013-2017. Mekanisme pertanggungjawaban bagi terwujudnya tata kelola
kepemerintahan yang baik,transparan dan akuntabel tersebut, menggerakkan tiap-tiap komponen
sebagai pelaksana tugas teknis untuk melakukan tugas dan kinerja seoptimal mungkin, melalui
langkah-langkah tepat dan strategis serta berpedoman pada prioritas obyek kinerja yang
dilaksanakan melalui indikator kinerja yang terukur, sebagai parameter untuk tercapainya sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya,review, monitoring dan evaluasi terhadap kinerja yang dilakukan sesuai dengan
sasaran-sasaran strategis yang diamanatkan dalam Penetapan Kinerja tahun 2014, untuk
mengetahui dan memastikan bahwa hasil serta capaian indikator-indikator kinerja yang telah
dilaksanakan telah berjalan optimaldan sesuai target yang ditetapkan. Hasil review terhadap capaian
kinerja itulah yang akan memberikan gambaran kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang periode 2014
secara keseluruhan. Selama tahun 2015, dengan banyaknya target pembangunan nasional serta
pemerintah daerah yang harus dicapai, peran strategis Dinas Kesehatan Kota Kupang leading sektor
pembangunan di bidang kesehatan, terlihat sangat nyata melalui sasaran-sasaran strategis yang
ditetapkan. Secara keseluruhan pencapaian kinerja selama tahun 2015 melalui eksekusi sasaransasaran strategis berikut indikator kinerja yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Kupang
dapat tercapai sangat baik,dengan ditunjukkan adanya beberapa indikator kinerja yang mencapai
target. Pencapaianyang sangat baik tersebut diperoleh dengan melalui proses dan mekanisme yang
baik, dimulai dari proses perencanaan, pengukuran kinerja hingga evaluasi mendalam dan
menyeluruh terhadap seluruh hasil yang dicapai. Namun, di balik itu masih ada beberapa sasaran
strategis berikut indikator kinerja yang belum memenuhi target yang ditetapkan serta ekspektasi
besar yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain karena dalam proses pencapaian target ada
berberapa kendala teknis program antara lain sebagai berikut :
1. Belum maksimalnya partisipasi dan peran aktif masyarakat untuk menjaga dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Masyarakat masih menunggu sakit dahulu baru
bertindak untuk menanggulangi penyakitnya serta masyarakat masih menganggap masalah
83
kesehatan adalah tanggung jawab dan beban pemerintah saja, sehingga masyarakat tinggal
menunggu apa yang dilakukan oleh pemerintah tanpa ada upaya untuk menjaga kesehatan
mereka, terutama untuk melakukan tindakan promotif dan preventif.
2. Belum maksimalnya kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan
yang berhubungan dengan masalah kesehatan, sehingga daya ungkit dalam menanggulangi
masalah kesehatan menjadi berkurang.
3. Masih kurangnya kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, peralatan, sarana dan prasarana
kesehatan.
4. Minimnya pembiayaan kegiatan operasional kesehatan
5. Lambatnya proses pengesahan RKA-SKPD/DPA-SKPD
6. Lambatnya SPJ keuangan.
7. Mutu sumber daya Tenaga Kesehatan yang masih kurang memadai dari segi pengetahuan
dan keterampilan
Keseluruh kendala ini yang masih diupayakan untuk terus diperbaiki agar dalam upaya pencapaian
target kinerja dari indikator kunci pada tahun -tahun ke depan dapat lebih optimal, dibutuhkan
langkah-langkah perbaikan,antara lain:
1. Meningkatkan kualitas dokumen-dokumen yang terkait dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), mulai dokumen perencanaan strategis (Renstra), pengukuran
kinerja (IKU) hingga pedoman monitoring dan evaluasi agar antara dokumen-dokumen
tersebut dapat berjalan sinergis, selaras dan terukur hingga dapat terlihat capaian keluaran
(output), hasil (outcome), hinggamanfaat (benefit) yang mencerminkan kinerja Kementerian
Dalam Negeri yang optimal, efektif dan efisien;
2. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tiap indikator kinerja yang
diamanatkan dalam dokumen Penetapan Kinerja dengan mekanisme per triwulan, dalam hal
ini oleh masing-masing unit kerja eselon I dan II yang menjadi pelaksana tugas teknis tiap
indikator kinerja tersebut. Perubahan mekanisme ini dilakukan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi permasalahan yang muncul sejak dini pada saat pelaksanaan program dan
kegiatan yang mengikutinya. Jika muncul suatu permasalahan dapat segera terkoreksi dan
diberikan langkah solutif,agar dalam pelaksanaan selanjutnyadapat mencapai target kinerja
yang telah ditetapkan;
3. Seluruh jajaran pimpinan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Kupang memberikan kontrol
serta tingkat kepedulian yang tinggi terhadap kinerja jajaran dibawahnya, dengan
memberlakukan mekanisme hingga tercapai hasil kinerja yang maksimal
84
4. Melakukan identifikasi terhadap lemahnya proses dan fungsi koordinasi dalam pencapaian
sasaran strategis indikator kunci melalui pelaksanaan program dan kegiatan, baik koordinasi
yang dilakukan dengan lingkup internal Dinas Kesehatan Kota Kupang.
Hal-hal tersebut diatas hendaknyadapat dipandang dan dimaknai secara positif, sebab fungsi SAKIP
tidak hanya untuk meningkatkan kemajuan akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kota Kupang,
tetapi juga memberikan masukan yang strategi sterhadap upaya pembangunan dan penerapan
sistem manajemen kinerja yang berfokus pada hasil, dalam rangka mendorong dan mewujud
nyatakan agenda reformasi.
Kupang , 15 Januari 2016
Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang
dr. I Wayan Ari Wijana S. Putra,M.Si
NIP : 19641219 199503 1 001
85
Download