BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pendidikan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan
perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan
pada umumnya adalah menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan
dirinya, dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan
masyarakat.
Setiap individu mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, oleh karena
itu membutuhkan pendidikan khusus pula. Pendidikan bertanggung jawab untuk memandu,
mengidentifikasi, membina, dan memupuk serta mengembangkan dan meningkatkan bakat
dan kreativitas tersebut.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan
Nasional ditekankan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
memberntuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan juga bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”.
Selanjutnya dalam GBHN 2004 (misi) termaktub “perwujudan sistem dan iklim
pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif,
inovatif berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab
berketerampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
mengembangkan kualitas manusia Indonesia”.
Sejalan dengan itu Munandar (1987:45) mengemukakan pentingnya pengembangan
kreativitas bagi manusia yaitu:
1.
Dengan berinteraksi, orang dapat mewujudkan dirinya dan perwujudan diri merupakan
salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Maslow (1968) menekankan bahwa
kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam
perwujudan diri.
2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah, merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal (Guilford
1957). Pemikiran kreatif perlu dilatih karena membuat anak lancar dan luwes dalam
berpikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang dan mampu
melahirkan banyak gagasan.
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi juga memberikan kepuasan
kepada individu.
4. Kreativitas yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Era
pembangunan ini tak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan
negara kita bergantung pada sumbangan kreatif, ide baru, penemuan baru, dan teknologi
baru. Untuk mencapai hal itu, perlulah sikap dan perilaku kreatif dipupuk sejak dini agar
anak didik kelak tidak menjadi konsumen pengetahuan tetapi mampu menghasilkan
pengetahuan baru, tidak hanya mampu menjadi pencari kerja tetapi mampu menciptakan
pekerjaan baru.
Bertolak pada pemikiran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
kreativitas bagi manusia itu merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
karena melalui kreativitas itu manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam hal ini
kebutuhan akan perwujudan diri, dapat membantu melihat masalah yang dihadapi dan upaya
untuk menyelesaikan masalah, dapat memberi suatu kepuasan tersendiri bagi manusia serta
melalui kreativitas maka manusia dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Meningkatkan kreativitas hendaknya merupakan bagian integral dari setiap program
pendidikan. Pendidikan dapat berfungsi sebagai pendorong (pressure) dalam pengembangan
kreativitas anak (Munandar, 1999:22).
Di masa sekarang kemajuan dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang
teknologi, ilmu pengetahuan dan seni membuat pendidik mengalami kesulitan untuk
meramalkan dengan tepat hal-hal yang dibutuhkan peserta didik.
Guru hendaknya mengembangkan sikap dan kemampuan peserta didik untuk
menghadapi persoalan-persoalan di masa mendatang secara kreatif dan inovatif. Dengan itu
ia dapat dibantu untuk mencapai apa yang oleh Maslow di sebut “aktualisasi diri”. Banyak
orang memiliki benih kreativitas, tetapi lingkungan gagal untuk memberikan pupuk yang
tepat untuk pertumbuhannya, akibatnya orang-orang ini tidak pernah hidup sepenuhnya.
Kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar seorang guru.
Dalam suasana non-otoriter ketika belajar atas prakarsa sendiri dapat berkembang karena
guru menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani
mengemukakan gagasan baru, dan ketika anak diberi kesempatan untuk bekerja sesuai
dengan minat dan kebutuhannya, kemampuan kreatif dapat tumbuh subur.
Mengingat kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap
orang yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat, maka guru
mempunyai peran yang amat penting dan banyak kesempatan untuk merangsang dan
mengembangkan serta memotivasi kreativitas. Harus diakui bahwa guru tidak dapat
mengajarkan kreativitas tetapi Ia dapat memungkinkan kreativitas muncul, memupuknya,
mengembangkan, memotivasi dan merangsang pertumbuhannya.
Utami Munandar (1999 : 15) mengemukakan dasar pertimbangan untuk
mengembangkan kreativitas sebagai berikut :
1. Dewasa ini tampak adanya kesenjangan antara kebutuhan kreativitas dan perwujudannya
di dalam masyarakat pada umumnya, dan dalam pendidikan di sekolah pada khususnya.
2. Pendidikan di sekolah lebih berorientasi pada perkembangan kecerdasan (inteligensi)
daripada pengembangan kreativitas, sedangkan keduanya sama pentingnya untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar dan dalam hidup.
3. Pendidik masih kurang memahami arti kreativitas yang meliputi ciri bakat dan non bakat
dan bagaimana mengembangkan pada anak dalam tiga lingkungan pendidikan: di rumah,
di sekolah, dan di dalam masyarakat.
Selain ketiga hal diatas yang mendasari pengembangan kreativitas, ada pula prinsipprinsip dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang secara eksplisit juga menjadi dasar
untuk pengembangan kreativitas, prinsip- prinsip itu adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran hendaknya berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Kurikulum yang dikembangkan dengan keragaman karakteristik peserta didik, selain itu
juga hendaknya ada keterpaduan antara substansi komponen muatan wajib pendidikan.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sehingga
kurikulum memberikan pengalaman belajar yang mendorong peserta didik untuk
memanfaatkan secara tepat ilmu pengetahuan teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan hidup
5. Belajar sepanjang hayat dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang kearah pengembangan manusia seutuhnya
( Wardani 2009 : 8.37 )
SMP Negeri 8 sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Kota Kupang
memiliki sejumlah guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan kemampuan profesionalnya
bertanggung jawab untuk mewujudkan segenap tugas dan tanggung jawab dalam
mengembangkan daya kreasi setiap siswa melalui proses pembelajaran oleh guru.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara awal dengan para guru pada sekolah
tersebut terungkap bahwa guru lebih menekankan pengembangan pengetahuan siswa dari
pada pengembangan kreativitas siswa padahal kedua-duanya menduduki posisi yang samasama penting. Para guru belum begitu memahami arti penting pengembangan kreativitas
sehingga membuat mereka mengabaikan pengembangan kreativitas siswa pada saat
pembelajaran.
Bertolak dari latar belakang
di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul : Upaya Pengembangan Kreativitas Siswa Melalui Proses
Pembelajaran Oleh Guru, Studi Deskriptif Terhadap Guru Yang Mengajar Di Kelas
IX Pada SMP Negeri 8 Kupang Tahun Pelajaran 2009/2010.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut
1.2.1 Masalah umum
Masalah umum dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya pengembangan kreativitas
siswa melalui proses pembelajaran oleh guru di kelas IX pada SMP Negeri 8 Kupang
Tahun Pelajaran 2009/2010?.
1.2.2 Masalah khusus
Masalah khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana peran guru dalam memotivasi siswa melalui proses pembelajaran pada
SMP Negeri 8 Kupang Tahun Pelajaran 2009/2010?
b. Bagaimana strategi yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
siswa melalui proses pembelajaran pada SMP Negeri 8 Kupang Tahun Pelajaran
2009/2010?
c. Bagaimana pendekatan yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan kreativitas
siswa melalui proses pembelajaran pada SMP Negeri 8 Kupang Tahun Pelajaran
2009/2010?.
d. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengembangkan
kreativitas siswa melalui proses pembelajaran pada SMP Negeri 8 Kupang Tahun
Pelajaran 2009/2010?
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui upaya pengembangan kreativitas siswa melalui proses
pembelajaran oleh guru di kelas IX
pada SMP Negeri 8 Kota Kupang Tahun
Pelajaran 2009/2010.
b. Tujuan khusus
1) Untuk mengetahui peran guru dalam memotivasi siswa melalui proses
pembelajaran oleh guru pada SMP Negeri 8 Kota Kupang Tahun Pelajaran
2009/2010.
2) Untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh para guru dalam pengembangan
kreativitas siswa melalui proses pembelajaran pada SMP Negeri 8 Kota Kupang
Tahun Pelajaran 2009/2010.
3) Untuk mengetahui pendekatan yang digunakan oleh guru dalam upaya
pengembangan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran pada SMPN 8 Kota
Kupang Tahun pelajaran 2009/2010.
4) Untuk mengetahui model pembelajaran yang digunakan oleh para guru dalam
pengembangan kreativitas siswa melalui proses pem belajaran oleh guru pada
SMP Negeri 8 Kota Kupang Tahun pelajaran 2009/2010.
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan yang berarti bagi guru dalam
mengembangkan kreativitas siswa di sekolah melalui proses pembelajaran.
b. Bagi konselor
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi konselor untuk
mengembangkan pola layanan bimbingan yang dapat membantu siswa dalam
mengembangkan kreativitasnya.
c. Bagi kepala sekolah
Hasil penelitian ini dijadikan sebagai bahan acuan bagi kepala sekolah dalam
membantu menciptakan suasana yang kondusif demi kelancaran tugas dan peran guru
dalam pengembangan kreativitas siswa di sekolah.
d. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi para orang tua murid
dalam
membina
dan
membesarkan
anaknya
dalam
suatu
memungkinkan dapat merangsang pengembangan kreativitas anak.
kondisi
yang
1.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Lingkup penelitian ini mencakupi hal-hal sebagai berikut :
1.4.1. Fokus Penelitian
Upaya pengembangan kreativitas siswa melalui proses pembelajaran oleh guru
1.4.2. Lokasi Penelitian
SMP Negeri 8 Kupang
1.4.3. Responden Penelitian
Para guru yang mengajar di kelas IXA pada SMP Negeri 8 Kupang yang berjumlah 12
orang
1.4.4. Waktu Penelitian
Selama 4 (empat) bulan, dari September sampai dengan Desember 2009
1.5 PENEGASAN KONSEP
Dalam mengoperasionalisasikan atau menegaskan istilah-istilah yang ada maka
penulis mendasarkan diri pada pendapat para ahli tentang istilah-istilah yang ada dalam
tulisan ini. Dengan berpedoman pada batasan-batasan atau pengertian yang dikemukakan
oleh para ahli maka penulis dengan mudah membahas konsep-konsep tersebut lebih lanjut.
Adapun istilah-istilah atau konsep-konsep yang akan ditegaskan adalah sebagai berikut:
1.5.1 Kreativitas
J.P. Chaplin (2002) mengatakan bahwa kreativitas berasal dari kata “kreatif” yang
artinya : Berkenaan dengan penggunaan atau upaya memfungsikan kemampuan mental
produktif dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah, atau upaya pengembangan
bentu-bentuk artistik dan mekanis. Biasanya dengan maksud agar orang mampu
menggunakan informasi, yang tidak berasal dari pengalaman atau proses belajar secara
langsung, akan tetapi berasal dari keluasan konseptual dari sumber-sumber informasi
tadi.
Kreativitas (creativity) (Chaplin, 2002) : kemampuan menghasilkan bentuk baru
dalam seni atau dalam permesinan atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan
metode-metode baru.
Menurut Munandar (1999 : 24), kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan dan orisinalitas dalam berpikir serta
kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan,memperkaya dan memperinci) suatu
gagasan.
Menurut Maustakas 1967 (dalam Munandar 2002:24), kreativitas adalah
pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri dengan alam dan dengan orang lain
Dari pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa kreativitas
adalah suatu proses konstruksi ide yang asli (orisinil),bermanfaat bernilai seni (variatif)
dan berbeda/lebih baik (inovatif)
1.5.2 Upaya Pengembangan
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia upaya adalah usaha atau syarat untuk
menyampaikan suatu maksud. Upaya juga diartikan sebagai usaha untuk melakukan
sesuatu hal atau kegiatan yang bertujuan.
Sedangkan pengembangan menurut Poerwadarminta, (1990:414) adalah proses
yang terjadi secara bertahap dan teratur yang menjurus pada sasaran yang dikehendaki.
Menurut Monks (1975:5), mengartikan pengembangan adalah proses yang menuju ke
depan dan bersifat dinamis.
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa upaya pengembangan adalah
suatu usaha yang dilakukan secara bertahap dan teratur yang bersifat dinamis untuk
mencapai sasaran yang dikehendak
1.5.3 Pembelajaran
Menurut Hamalik (1995 : 37) pembelajaran adalah cara memperoleh pengetahuan,
latihan-latihan dan pembentukan kebiasaan secara otomatis dalam belajar. Belajar adalah
suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan.
Menurut UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 mengatakan pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar.
Pembelajaran adalah proses belajar yang dibangun guru untuk mengembangkan
kreativitas berpikir peserta didik, dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya peningkatan penguasaan baik terhadap materi
pembelajaran.
Menurut Prawiradilaga (2007:133), pembelajaran adalah suatu sistem yang terdiri
atas tujuan pembelajaran, isi/materi ajar, strategi pembelajaran (metode, media, waktu,
sistem penyampaian) serta asesment belajar.
Bertolak dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses interaksi komunikatif yang sistematis antara sumber belajar, guru,
dan siswa yang saling bertukar informasi dalam suatu lingkungan belajar.
1.5.4 Guru
Menurut UU No. 14 Tahun 2005
mengatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Mc Leod (1989) mengatakan bahwa guru adalah seseorang yang pekerjaannya
mengajar orang lain. Kata mengajar dapat ditafsirkan sebagai:
a. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain.
b. Melatih keterampilan jasmani kepada orang lain.
c. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain.
Dari kedua pendapat di atas maka guru dalam penelitian ini adalah seseorang yang
mengajarkan pengetahuan kepada orang lain dalam hal ini guru berfungsi sebagai
pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih.
.
Download