76 DAFTAR PUSTAKA Anang Sukandar, Drs

advertisement
76
DAFTAR PUSTAKA
Anang Sukandar, Drs. Franchising Indonesia. Asosiasi Franchise Indonesia. 2007.
British Franchise Association/ Nat West, 2004; PricewaterhouseCoopers. 2004.
Gittinger, JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Penerjemah
Slamet Sutomo dan Komel Mangiri. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.
Halim. A, Bambang Supomo.
Yogyakarta.
1990.
Akuntansi Manajemen.
Penerbit BPFE.
Husnan, dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Penerbit UPP AMP
YKPN. Yogyakarta.
IFBM. 2007. Franchise Manual From Small Drops To Profit. Penerbit Team
International Franchise Bussiness Management. Jakarta
Junaidi, Manal. 2006. Analisis dan Evaluasi Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Pembelian Franchise (Studi Kasus Alfamart Wilayah Jabotabek). Skripsi.
Departemen Manajemen. Fakultas Ekonomi Manajemen. IPB. Bogor.
Kamaluddin. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Penerbit Dioma. Malang.
Kotler, Philips. 2004.
Utama. Jakarta.
Manajemen Pemasaran.
Penerbit PT Gramedia Pustaka
Marimbo, Rizal. 2007. Rasakan dahsyatnya Usaha Franchise. Penerbit PT Elex
Media Komputindo Gramedia. Jakarta
Putera, Tinton Dwi. 2006. Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Restoran Mie Kondang
Jakarta Selatan. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Rachmadi, Bambang N. 2008. Membedah Franchise Lokal Indonesia. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Setiawan, Deden. 2006. Franchise Guide Series Fast Food. Penerbit Dian Rakyat.
Jakarta.
Yuningsih. 2004. Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Selada Hidroponik.
Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas
Pertanian. IPB. Bogor.
ANALISIS KELAYAKAN USAHA FRANCHISE
KEBAB TURKI BABA RAFI
(Kasus di Outlet Kebab Turki Baba Rafi 253 Cabang Bogor)
Oleh :
Ratih Oktawidya K
A 14105590
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Maraknya kegiatan usaha di segala bidang, dan sangat didukung
dengan ketersediaan sarana usaha seperti didirikan ruko, stan
yang berada di dalam mal, restoran, cafe, hingga outlet.
Franchise merupakan salah satu pilihan usaha yang banyak
diminati, hal tersebut didukung dengan data berikut ini:
Tabel 1. Jumlah Perusahaan Franchise di Indonesia berdasarkan Asalnya
Tahun
2005
2006
2007
Franchise Lokal
Franchise Asing
Jumlah
Pertumbuhan
Jumlah
Pertumbuhan
42
49
62
8
8,8
26,5
230
239
270
8
11
12,9
Franchise lokal pada sektor food and beverage sebanyak 22
franchise dengan beragam produk yang ditawarkan.
Kebab Turki Baba Rafi merupakan franchise makanan yang
pertama kali menjual kebab turki.
2. Perumusan Masalah
Salah satu cabang oulet Kebab Turki Baba Rafi (KTBR) yaitu
outlet 253 menghadapi permasalahan yaitu rencana relokasi
dengan alasan waktu sewa lokasi yang tidak dapat
diperpanjang.
Dengan dilakukan relokasi, maka franchisee (pemilik outlet)
akan mempertimbangkan beberapa hal antara lain: pangsa
pasar baru, keamanan lokasi di tempat baru, biaya sewa lokasi
yang dituju, serta kelayakan usaha tersebut.
Berdasarkan uraian tsb, maka permasalahan yang diteliti adalah :
1. Bagaimana kelayakan usaha KTBR di cabang outlet 253
melalui aspek pasar, teknis, manajemen, dan lingkungan?
2. Bagaimana kelayakan usaha KTBR di cabang outlet 253 melalui
aspek finansial ?
3. Bagaimana tingkat kepekaan kelayakan investasi KTBR di
cabang outlet 253?
3. Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi kelayakan aspek pasar, teknis, manajemen, lingkungan
2. Mengevaluasi kelayakan aspek finansial
3. Menganalisis tingkat kepekaan kelayakan investasi KTBR di cabang
outlet 253.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Franchise
Franchise berasal dari bahasa perancis “affanchir” yang artinya kejujuran
atau kebebasan hak untuk menjual suatu produk atau jasa.
2.2. Sejarah Franchise
Konsep jejaring toko sebagai sistem franchise yang sudah ada sejak 200
SM di China.
2.3. Franchisor dan Franchisee
2.4. Istilah kebab
Kata kabab berasal dari bahasa arab atau persia yang berarti daging
digoreng dan bukanlah daging yang dipanggang.
2.5. Kebab Turki Baba Rafi
2.6. Hasil Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian
Metode
Afnita (2002)
Analisis Kelayakan Investasi Paprika dengan
Sistem Pertanian Organik di PT Austindo
Mitra Sarana Farm
Menggunakan NPV, IRR, Net B/C,
PP
Junaidi (2006)
Analisis dan Evaluasi Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Franchise (Studi Kasus Alfamart Wilayah
Jabotabek)
Menggunakan model Fishbein
Putera (2006)
Evaluasi Kelayakan Usaha Pada Restoran
Mie Kondang Jakarta Selatan
Menggunakan NPV, IRR, Net B/C,
PP dan switching value
Yuningsih (2004)
Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan
Selada Hidroponik (Studi Kasus di Yayasan
Progressio Indonesia, Kec. Pacet, Kab.
Cianjur, Prov. Jabar)
Menggunakan NPV, IRR, Net B/C,
PP, analisis sensitivitas
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
1.1. Aspek dalam Analisis Kelayakan
Aspek Pasar, Teknis, Manajemen, dan Lingkungan
Aspek Finansial, menggunakan NPV, IRR, Net B/C, PP
Analisis sensitivitas, menggunakan switching value
2.
Kerangka Pemikiran Operasional
Cabang outlet KTBR 253 berlokasi di Universitas Pakuan Bogor,
lokasi usaha tersebut merupakan salah satu lokasi yang strategis sebab kebab
turki merupakan satu-satunya makanan yang unik dan tidak dijumpai di wilayah
kampus tersebut.
Namun, franchisee mengalami permasalahan antara lain waktu sewa lokasi
yang tidak dapat diperpanjang karena pemilik rumah akan melakukan renovasi
rumah, rencana relokasi yang membutuhkan dana tidak sedikit, dan waktu
pencarian pangsa pasar baru cukup lama.
Kegiatan Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi
di Cabang Outlet 253
Permasalahan yang dihadapi :
1. Waktu sewa lokasi yang tidak dapat
diperpanjang
2. Rencana relokasi yang membutuhkan
dana tidak sedikit
3. Waktu pencarian pangsa pasar baru
yang cukup lama
Analisis Kelayakan Usaha
Aspek Pasar
Aspek Teknis
Aspek Manajemen
Aspek Lingkungan
Aspek Finanasial
NPV, IRR, Net B/C,
Payback Period
Sensitivitas
Tidak Layak
Layak
Kegiatan Usaha
Franchise Kebab Turki
Baba Rafi di Cabang
Outlet 253
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
BAB IV METODE PENELITIAN
1.
Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama dua bulan yang rencananya
dimulai dari bulan April s/d Juni 2008.
2.
Jenis dan Sumber data
Menggunakan data primer yang diperoleh langsung melalui observasi
lapang dan wawancara dengan franchisee. Data sekunder diperoleh dari
AFI, pameran franchise indonesia, perpustakaan LSI, penelusuran
melalui internet, buku, dan literatur lainnya.
3.
Metode Penentuan Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja. Pengumpulan data dilakukan
dengan mewawancarai franchisee atau pemilik outlet.
BAB IV METODE PENELITIAN
4.
Metode Analisis Data
Analisis aspek pasar: adanya permintaan akan kebab turki , bauran
pemasaran, pasar potensial, persaingan, strategi pemasaran.
Analisis aspek teknis: gambaran lokasi usaha, ketersediaan bahan
baku, kriteria pemilihan alat, dan proses pembuatan kebab
Analisis aspek manajemen : menentukan deskripsi serta pemegang
jabatan di outlet 253
Analisis aspek lingkungan : dampak yg ditimbulkan terhadap
berjalannya usaha KTBR terhadap kondisi sosial masyarakat
Untuk analisis kelayakan finansial usaha franchise KTBR di cabang 253,
menggunakan kriteria investasi antara lain :
1. Net Present Value, layak pada saat NPV >0
NPV =
n

t 1
Bt  Ct
(1  i ) t
BAB IV METODE PENELITIAN
Lanjutan kriteria investasi
2. Internal Rate Return, layak pada saat IRR >tk. Suku bunga yg berlaku
NPV1
xi2  i1 
NPV1  NPV2
IRR = i1 
3. Net Benefit/Cost, layak pada saat Net B/C >1
Bt  Ct
0

t


i
1

t 1
n
Bt  Ct
0

t
t 1 1  i 
n
Net B/C =
4. Payback Period, pada saat pengeluaran investasi semakin kecil maka
semakin cepat pengembalian investasi
Payback Period (PP) = V
I
5. Analisis Sensitivitas (Switching Value)
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
1.
Gambaran Umum Kebab Turki Baba Rafi
KTBR merupakan usaha milik PT Baba Rafi
Indonesia yang berpusat di Surabaya. Kebab Turki
merupakan produk unggulan, dan terbuat dari
tortila (dengan diameter 22 cm), irisan daging
kebab, irisan sayuran, saus, serta mayonaise.
Kebab tsb dijual dengan harga Rp 10.000,- dan
dikemas dengan slongsong kebab.
2.
Tipe Outlet
KTBR menyediakan 5 tipe outlet, antara lain :
- Gerobak, dgn investasi Rp 50 juta
- Booth, dgn investasi Rp 70 juta
- Indoor, dgn investasi Rp 90 juta
- Dine in, dgn investasi Rp 100 juta
- Cafe, dgn investasi +/- Rp 100 juta
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.
Tahapan menjadi Franchisee
Presentasi bisnis
Isi formulir calon franchisee
Pembayaran Commitment Fee
Protect Lokasi strategis
Penjelasan operasional
Time schedule pengerjaan
Pendantanganan MOU
Survei lokasi
Pembayaran investasi 70 %
Penyerahan SOP
Pembuatan oulet
Training karyawan
Persiapan opening
Pelunasan sisa 30% investasi
Grand opening
BAB V ANALISIS ASPEK PASAR
Tipe Outlet Gerobak
BAB VI ANALISIS ASPEK PASAR
1. Aspek Pasar
Lokasi baru yang dituju yaitu depan Alfamart Ciheuleut Pakuan. Lokasi tsb dekat
dengan jalan alternatif menuju tegal lega.
Permintaan
Asumsi permintaan akan kebab turki di lokasi yg baru tidak berbeda jauh dengan
permintaan di lokasi lama. Permintaan kebab turki di outlet 253 sebanyak 286 buah.
Pasar Potensial
Persaingan
Strategi Pemasaran
Strategi yang digunakan adalah menyebarkan flyer menu ke UNPAK, Perumahan
Bogor Baru, Bogor Like Side, maupun sekolah-sekolah.
Bauran Pemasaran
a. Produk
b. Penetapan harga
c. Promosi
d. Penempatan (distribusi)
BAB V ANALISIS ASPEK PASAR
Lanjutan Bauran Pemasaran
a. Produk
c. Promosi
d. Penempatan (distribusi)
Franchisor
Stockist
Franchisee
Konsumen
Gb 2. Alur Pendistribusian KTBR
Flyer Menu
BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNIS
Lokasi Baru Usaha Franchise Kebab Turki Baba Rafi
Hal penting yang diperhatikan pada lokasi baru :
a.
Ketersediaan fasilitas penunjang
Terdapatnya toko atau agen gas elpiji, dan terletak di wilayah jalan raya Pakuan.
b. Tenaga listrik dan air
outlet KTBR 253 membutuhkan listrik 100 watt yang digunakan untuk lampu
neon 40 watt, lempu neon box 20 watt, lampu dalam 20 watt, dan lampu kelapkelip 20 watt.
c.
Supply tenaga kerja
d. Fasilitas transportasi
franchisee menyediakan sepeda motor yang digunakan oleh operator untuk
mengambil dan mengembalikan bahan baku.
e. Layout gerobak
Gerobak KTBR milik franchisee 253 rencananya akan diletakkan di bawah tangga
masuk Alfamart dan menghadap ke utara.
BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNIS
Lanjutan
Layout gerobak
Gerobak KTBR milik franchisee 253 rencananya akan diletakkan di bawah tangga
masuk Alfamart dan menghadap ke utara.
BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNIS
Ketersediaan Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk penjualan kebab diperoleh dari pembelian
di stockist. Penambahan bahan baku berdasarkan permintaan dari operator
via telepon atau sms.
Daging kebab
Tortila
Kriteria Pemilihan Alat
Peralatan yang digunakan telah ditetapkan oleh franchisor, sepeti desain
wajan yang digunakan berukuran 20 cm x 30 cm yang terbuat dari besi
lempengan. Demikian pula dengan burner kebab yang dilengkapi dengan
pemutar tiang daging kebab dan laci penampung minyak dari hasil
pembakaran.
BAB VI ANALISIS ASPEK TEKNIS
Proses pembuatan Kebab
Kegiatan pembuatan kebab dilakukan oleh seorang operator, yang berpedoman
pada SOP. Pembuatan kebab turki tsb sangat ditunjang dengan ketersediaan
bahan baku yang memenuhi persyaratan. Seperti tortila berwarna putih
kecoklatan, tidak robek, berbau khas, demikian pula dengan penerapan syarat
kelayakan bahan baku yang lainnya.
Adapun tahapan pembuatan kebab turki sbb:
BAB VI ANALISIS ASPEK MANAJEMEN
Satu outlet dimiliki oleh seorang franchisee yang membawahi seorang
operator sbg pelaksana harian kegiatan penjualan kebab turki.
Franchisee outlet KTBR cabang 253
Operator
Gambar 3. Strukrur Organisasi Outlet KTBR 253
Operator yang ditempatkan di outlet berasal dari franchisor, yg sebelumnya
telah melalui masa training selama 1 minggu oleh pihak franchisor. Deskripsi
pekerjaan operator KTBR cabang 253 antara lain :
Belanja
bahan
baku di stockist, Mengambil dan mengembalikan bahan baku yang dijual,
Mempersiapkan bahan baku penjualan di outlet 253, Mempersiapkan
perlengkapan yang akan dibawa ke outlet, Melakukan cek bahan baku
dengan menggunakan form bahan baku, Membuka dan menutup outlet,
membersihkan seluruh outlet, menata barang dan bahan baku yang akan
dijual, Membuat pesanan konsumen, dan Menghitung penjualan harian
dengan menggunakan form penjualan.
BAB VI ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Usaha KTBR memberikan penerimaan bagi pemilik warung/toko/salon yg
dijadikan lokasi untuk berjualan kebab turki.
BAB VI ANALISIS ASPEK FINANSIAL
Dana yang digunakan untuk usaha tersebut merupakan dana milik franchisee
253 dan bukan berasal dari pinjaman bank. Total biaya investasi sebesar
Rp 50.000.000 yang meliputi outlet (gerobak), kompor gas, burner kebab,
rak sayur, banner, frezeer, frezeer box, tabung gas, regulator elpiji, wajan,
pisau kebab, asahan kebab, timbangan, talenan, tempat telur, sendok kecil,
sutil, capit biasa, piring ceper, gembok kecil, gembok besar, rantai, kabel rol,
kalkulator, nota bahan baku, nota penjualan, ember, kursi, seragam
operator, bahan baku (untuk 3 hari), dan transport.
BAB VI ANALISIS ASPEK FINANSIAL
Analisis kelayakan finansial dihitung dengan menggunakan cashflow yang
akan menunjukkan nilai NPV, Net B/C ratio, IRR, dan PP. Nilai penjualan yang
digunakan berdasarkan omset penjualan harian sebesar Rp 600.000,
sehingga memperoleh keuntungan sebesar Rp 21.074.000/tahun.
Tabel 3. Kelayakan Finansial Usaha Franchise KTBR Cabang Outlet 253
No.
Kriteria Kelayakan Investasi
Nilai
1
Net Present Value
161.390.265
2
Net B/C ratio
19,9
3
Internal Rate Return
5,5
4
Payback Period
1,2
Analisis sensitivitas menggunakan switching value yg dilakukan dengan
menghitung perubahan maksimum yg boleh terjadi akibat adanya suatu
perubahan. Switching value menggunakan 2 skenario, dimana skenario I
(kenaikan harga bahan baku) diperoleh batas max kenaikan harga BB sebesar
29,8 persen. Sedangkan Skenario II (penurunan Volume penjualan kebab)
diperoleh batas max penurunan vol. Penjualan sebesar 12,4 persen.
Download