Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi Biaya
2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya
Dalam setiap kegiatan usaha, tidak tergantung dari besar kecilnya dan jenis
usahanya sangat membutuhkan adanya akuntansi biaya ini akan diperoleh
informasi biaya yang berguna bagi manajemen sehingga diharapkan manajemen
dapat melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Disini
penulis akan mengemukakan pendapat para ahli mengenai arti akuntansi biaya.
Pengertian akuntansi biaya menurut Horngren (2003;3) akuntansi biaya adalah :
”Cost accounting provides information for both management
accounting and financial accounting. It measures and report financial
and nonfinancial information that relates to the cost of acquiring or
consuming resources by an organization. Accounting where cost
information is collected or analyzed.”
Pengertian akuntansi biaya menurut Supriyono (1999;12) adalah :
“Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam
transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya
dalam bentuk laporan biaya.”
Sedangkan menurut Mulyadi (2006 ;7) akuntansi biaya adalah :
“Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara
tertentu, serta penafsiran terhadapnya.”
Dari pengertian di atas, penulis dapat mengatakan bahwa akuntansi biaya
merupakan proses pencatatan, perhitungan, penganalisisan dan pelaporan berbagai
macam biaya yang terjadi di dalam kegiatan suatu perusahaan. Semua itu
merupakan informasi yang penting bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.
9
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya
Menurut Mulyadi (2006 ; 7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan
pokok, yaitu :
“1. Penentuan Harga Pokok Produk
2. Akuntansi Biaya Pencatatan
3. Pengambilan Keputusan Khusus.”
Usry
&
Carter
(2006
;9)
yang
dialihbahasakan
oleh
Krista
mengemukakan pendapatnya bahwa :
“Akuntansi biaya melengkapi manajemen dengan alat yang
diperlukan untuk aktivitas-aktivitas perencanaan dan pengendalian,
memperbaiki kualitas dan efisiensi, serta membuat keputusankeputusan yang bersifat rutin maupun strategis.”
Menurut Supriyono (1999; 14-15) mengemukakan tujuan akuntansi biaya
sebagai berikut :
“1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk perencanaan dan
pengendalian kegiatan
2. Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan seharihari atau proyek khusus yang memerlukan pemilihan alternatif
yang harus diambil
3. Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget
4. Menetapkan metode dan prosedur pengendalian dan perbaikan
operasi serta program pengurangan biaya
5. Mengembangkan sistem dan analisa biaya dalam rangka
penentuan harga pokok dan menganalisis penyimpangan dan
pengendalian fisik
6. Menyusun laporan biaya.”
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya akuntansi biaya
ditujukan untuk perencanaan, pengendalian, pengambilan keputusan. Dalam
pengendalian akuntansi biaya memantau pengeluaran biaya yang sesungguhnya
sesuai dengan yang seharusnya. Akuntansi biaya kemudian melakukan analisis
terhadap penyimpangan biaya yang sesungguhnya dengan biaya yang seharusnya.
Dalam pengambilan keputusan, akuntansi biaya menyediakan data untuk
pemilihan alternatif dan mempertimbangkan biaya-biaya yang akan terjadi untuk
masing-masing alternatif tersebut.
10
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.3. Tipe Sistem Akuntansi
Sistem akuntansi biaya merupakan bagian dari sistem akuntansi, karena
untuk membangun suatu sistem akuntansi secar keseluruhan tidak lepas dari
pembangunan sistem akuntansi keuangan, sistem akuntansi manajemen dan
sistem akuntansi itu sendiri. Jadi sistem akuntansi biaya hanya merupakan suatu
segi dari sistem akuntansi secara keseluruhan.
Pengertian dari sistem akuntansi itu sendiri dikemukakan oleh J.W
Neuner adalah sebagai berikut :
“The accounting system is an organization of form, record and reports,
closely coordinated to fasilitate business management through
determining certain basic and required information.”
Sedangkan pengertian menurut La Midjan (2001; 8) adalah sebagai
berikut :
“ Sistem akuntansi adalah suatu organisasi dari formulir-formulir,
catatan-catatan dan lain-lain, diorganisir dan terkoordinir untuk
menciptakan dasar informasi tertentu yang diperlukan untuk
membantu manajemen perusahaan.”
Secara pendekatan sturktur kertas kerja dan aliran informasi, sistem
akuntansi biaya terdiri adri formulir-formulir, catatan-catatan dan lain-lain,
diorganisir dan terkoordinasi untuk menciptakan informasi yang berguna bagi
pemaki dalam mengambil tindakan keputusan, perencanaan dan pengawasan
terhadap biaya.
Sistem akuntansi biaya dirancang untuk kebutuhan manajemen dalam
memberikan informasi biaya yang sesuai dengan kebutuhan manajemen dalam
mengukur efisiensi. Untuk itu diperlukan perangkat sistem yang sesuai dengan
kebutuhan tersebut. Menurut Gilespie bahwa sistem akuntansi terdiri dari dua
macam yaitu :
“ Sistem akuntansi biaya terdiri dari dua macam yaitu :
1. Sistem kalkulasi di muka
Dalam sistem ini harga pokok ditentukan sebelum proses produksi. Hal
inin mencerminkan hasil yang diperkirakan atau diharapkan yang
menyangkut harga-harga, kuantitas, dan tingkat operasi.
2. Sistem kalkulasi biaya historis
11
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam sistem ini, harga pokok ditentukan setelah produksi selesai. Hal
ini mencerminkan hasil yang sebenarnya yang menyangkut harga-harga,
kuantitas dan tingkat operasi.”
2.1.4. Konsep Biaya
Yang menjadi objek kegiatan akuntansi biaya adalah biaya. Biaya-biaya
ini harus dicatat, digolongkan, diringkas dan dilaporkan sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kegiatan manajemen.
2.1.4.1. Pengertian Biaya
Seringkali istilah biaya diartikan dengan istilah beban, padahal sebenarnya
pengertian biaya (cost) berbeda dengan beban (expense). Untuk lebih menjelaskan
perbedaan kedua istilah tersebut, di bawah ini akan diuraikan pengertian antara
biaya dengan beban yang dikemukakan menurut beberapa ahli. Carter dan Usry
(2006 ; 29) yang telah dialihbahasakan oleh Krista mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan biaya adalah :
“ Nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat.
Dalam akuntansi keuangan, pengeluaran atau pengorbanan untuk
memperoleh manfaat.”
Maksud dari pengertian di atas adalah bahwa biaya dinyatakan sebagai
nilai tukar atau pengorbanan yang akan bermanfaat untuk memperoleh
keuntungan. Sedangkan Mulyadi (2006 ; 8-9) mengemukakan pengertian biaya
dalam arti luas adalah sebagai berikut :
“Pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.”
Berdasarkan pengertian di atas, maka biaya dapat diartikan sebagai
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur adalah satuan uang, berupa kas atau
asset lainnya yang telah terjadi atau akan terjadi yang dianggap akan memberikan
manfaat di masa yang akan datang untuk memperoleh barang dan jasa. Biaya
merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca.
12
Bab II Tinjauan Pustaka
Carter dan Usry (2006 ; 30) yang dialihbahasakan oleh Krista
mengartikan beban sebagai berikut :
“Beban dapat didefinisikan sebagai aliran kas keluar terukur dari
barang atau jasa, yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk
menentukan laba.”
Dari pernyataan tersebut, dapat diambil simpulan bahwa biaya adalah
aktiva perusahaan yang belum digunakan untuk memperoleh penghasilan.
Sedangkan beban sering disebut “expired cost” yaitu biaya yang telah dikeluarkan
sehingga tidak dapat lagi memberikan manfaat dalam menghasilkan pendapatan di
masa mendatang dan merupakan pengeluaran dalam bentuk aktiva tetap,
persediaan, kas ataupun jasa.
2.1.4.2. Penggolongan Biaya
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, bahwa akuntansi biaya bertujuan
untuk memberikan informasi biaya yang dibutuhkan oleh manajemen untuk
mengelola perusahaan atau bagian di perusahaan. Dengan adanya penggolongan
biaya, manajemen dengan mudah dapat mengetahui atau mengawasi penggunaan
biaya-biaya tersebut. Dengan demikian biaya akan dapat dicatat dan digolongkan
sesuai dengan tujuannya. Penggolongan biaya sulit dilakukan, karena tidak adanya
suatu konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai tujuan.
Carter dan Usry (2006 ; 40) yang dialihbahasakan oleh Krista
mengklasifikasikan biaya sebagai berikut:
“1. Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa)
2. Volume Produksi
3. Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain
dari manufaktur.
4. Periode akuntansi
5. Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.”
Berdasarkan pembagian menurut kelima hal di atas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Biaya dalam Hubungannya dengan Produk
13
Bab II Tinjauan Pustaka
Penggolongan ini mengartikan biaya pada operasi suatu perusahaan.
Dalam perusahaan industri, biaya operasi total dibagi menjadi biaya pabrik
dan biaya komersial. Biaya pabrik atau biaya produksi adalah jumlah dari tiga
unsur biaya, yaitu biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Biaya komersial dibagi menjadi biaya pemasaran,
biaya umum dan biaya administrasi.
2. Biaya dalam Hubungannya dengan Volume Produksi
Penggolongan biaya menghubungkan biaya dengan perubahan-perubahan
volume produksi sehingga biaya dibagi menjadi biaya variabel, biaya tetap,
biaya semi variabel. Pemisahan biaya ini penting untuk tujuan pengendalian
dan perhitungan break even point yang merupakan alat untuk perencanaan
laba. Suatu biaya overhead pabrik dikatakan variabel apabila biaya ini
mengalami perubahan langsung sesuai dengan perubahan tingkat produksi,
akan tetapi biaya per unit tidak berubah.
Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999; 14.3) yang
dimaksud dengan biaya overhead produksi tetap adalah :
“Biaya produksi tidak langsung yang relatif konstan, tanpa
memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan
dan pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik, dan biaya
manajemen dan administrasi pabrik.”
Dikatakan biaya overhead pabrik tetap, apabila jumlah biaya tidak berubah
sampai tingkat produksi tertentu tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi atau biaya per unitnya bergerak berlawanan arah dengan arah perubahan
volume produksinya.
Menurut IAI dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999; 14.3) yang
dimaksud dengan biaya overhead produksi variabel adalah :
“Biaya yang berubah secara langsung, atau hampir secara langsung,
mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tidak langsung
dan upah tidak langsung.”
Biaya overhead semi variabel adalah biaya yang bergerak searah dengan
perubahan volume kegiatan, akan tetapi tidak proporsional atau sebanding karena
14
Bab II Tinjauan Pustaka
biaya ini terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan biaya per unitnya
berubah berlawanan dengan arah perubahan volume kegiatan.
Abdul Halim (1996 ; 8), memberikan pengertian atas kata semi variabel
ini, yaitu :
“Biaya yang selalu berubah tetapi perubahannya tidak proporsional
(sebanding) dengan perubahan kegiatan/volume perusahaan.”
3. Biaya dalam Hubungannya dengan Departemen Produksi atau Segmen
Lain.
Penggolongan ini didasarkan pada pembagian sebuah pabrik ke dalam
departemen-departemen dari pusat-pusat biaya untuk mmenetapkan tanggung
jawab pengendalian biaya. Biaya yang dikeluarkan dari departemen produksi
sendiri merupakan biaya yang langsung berhubungan dengan produk, sedangkan
biaya yang dikeluarkan oleh departemen jasa merupakan biaya tidak langsung.
4. Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi.
Agar perhitungan laba atau rugi dapat dilakukan secara akurat, maka
biaya-biaya digolongkan atas dasar periode akuntasinya, yaitu :
1) Capital Expenditure, yaitu pengeluaran yang dimaksudkan untuk
mendapatkan manfaat dalam periode yang akan datang dan dicatat sebagai
harta.
2) Revenue Expenditure, yaitu pengeluaran yang memberikan manfaat pada
periode yang bersangkutan dan dicatat sebagai biaya.
5. Biaya dalam Hubungannya dengan Suatu Keputusan, Tindakan, atau
Evaluasi.
Untuk tujuan pengambilan keputusan oleh manajemen, data biaya
dikelompokkan menjadi :
1) Biaya Relevan (Relevant Cost)
Adalah biaya yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh
karena itu biaya tersebut harus diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan. Biaya diferensial adalah salah satu nama biaya yang
relevan dalam memilih di antara alternatif.
2) Biaya tidak Relevan (Irrelevant Cost)
15
Bab II Tinjauan Pustaka
Adalah biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan. Oleh
karena itu, biaya ini tidak diperhitungkan atau dipertimbangkan dalam
proses pengambilan keputusan.
2.2. Harga Pokok Produk
2.2.1. Pengertian Harga Pokok Produk
Informasi mengenai harga pokok produk memegang peranan yang penting
dalam setiap perusahaan. Istilah mengenai harga pokok dalam suatu perusahaan
industri mempunyai hubungan yang erat dengan biaya produksi.
Menurut Mulyadi (2006; 10) pengertian harga pokok produk sebagai
berikut :
“Istilah harga pokok juga digunakan untuk menunjukkan
pengorbanan sumber ekonomi dalam pengolahan bahan baku
menjadi produk.”
Sedangkan menurut Carter dan Usry (2006 ; 40) yang dialihbahsakan
oleh Krista mengemukakan pengertian harga pokok produk sebagai berikut :
“Biaya manufaktur disebut juga biaya produksi atau biaya pabrik,
biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya : bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa harga pokok produk
merupakan biaya yang digunakan untuk mengolaha bahan baku menjadi produk
yang terdiri dari tiga elemen, yaitu bahan langsung, tanaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik.
2.2.2. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Produk
Dalam suatu perusahaan industri yang dijalankan dengan baik, harga
pokok dari produk yang dipasarkan harus dihitung secara tepat. Menurut Abdul
Halim (1996; 32), untuk menghitung harga pokok barang periode tertentu secara
kronologis merupakan kumpulan dari biaya-biaya produksi yang telah dicatat
pada siklus akuntansi biaya. Oleh sebab itu pada akhir periode tertentu sebagai
saat pelaporan kegiatan perusahaan, disusunlah laporan harga pokok barang yang
diproduksi.
16
Bab II Tinjauan Pustaka
Untuk menghitung harga pokok produk tertentu secara kronologis dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Pemakai bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead yang dibebankan. Dari
hasil penambahan tersebut didapatkan harga pokok barang yang diproses selama
periode yang dimaksud. Bila hasil tersebut dikurangi dengan persediaan akhir
barang dalam proses akan didapatkan harga pokok barang yangt diproduksi.
Menurut Mulyadi (2006; 71) perhitungan harga pokok bermanfaat bagi
manajemen yang bertujuan untuk :
“1. Menentukan harga jual produk
2. Memantau realisasi biaya produksi
3. Menghitung laba atau rugi periodik
4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk
dalam proses yang disajikan dalam neraca.”
2.2.3. Unsur-unsur Harga Pokok Produk
Dalam menentukan harga pokok produk, setiap unsur biaya yang
berhubungan dengan pelaksanaan produksi harus diperhitungkan dengan seksama.
Ada tiga unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi, yaitu :
1. Biaya Bahan Langsung
Pengertian biaya bahan langsung menurut Carter dan Usry (2006 ; 40)
yang dialihbahasakan oleh Krista adalah sebagai berikut :
“Semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk
jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya
produk.”
Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa biaya bahan langsung
adalah biaya seluruh bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan dapat
dimasukkan dalam perhitungan harga pokok produk.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan semua upah tenaga kerja yang
secara langsung berhubungan dengan barang jadi dan karenanya dapat
diidentifikasikan secara langsung ke dalam harga pokok barang jadi.
Dalam perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan, dasar
pembebanan biaya tenaga kerja langsung diperoleh dari kartu hadir (Clock card)
dan kartu jam kerja (Join Time Ticket). Sedangkan pada perusahaan yang
17
Bab II Tinjauan Pustaka
menggunakan harga pokok proses, biaya tenaga kerja langsung dikelompokkan
menurut biaya tenaga kerja langsung di departemen produksi. Dalam metode ini
tidak dibedakan antara biaya tenag kerja langsung dengan biaya tenaga kerja tidak
langsung.
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya produksi di departemen
produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung ditambah
semua biaya di departemen pembantu. Apabila perusahaan tidak mempunyai
departemen pembantu, biaya overhead pabrik meliputi semua unsur biaya
produksi selain biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung. Carter dan Usry
(2006 ; 40) yang dialihbahasakan oleh Krista mengemukakan bahwa :
“Overhead pabrik disebut juga overhead manufaktur, beban
manufaktur, atau beban pabrik, terdiri atas semua biaya manufaktur
yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead
pabrik memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan
langsung dan tenaga kerja langsung.”
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa biaya overhead pabrik
adalah biaya yang tidak dapat diidentifikasikan atau ditelusuri secara langsung
terhadap pekerjaan tertentu atau hasil produksi. Karena tidak adanya suatu tanda
bukti seperti penggunaan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, akan
tetapi biaya overhead pabrik juga merupakan biaya yang memiliki bagian yang
besar dalam biaya produksi suatu produk.
Karena sulitnya menghubungkan biaya overhead pabrik dengan suatu
pekerjaan atau hasil produksi, maka perlu dilakukan penetapan tarif sebelum
proses produksi berlangsung, sehingga alokasi yang wajar dan logis dapat
dilakukan. Untuk memudahkan pembebanan dan analisis biaya ini dikelompokkan
dalam :
1) Biaya overhead pabrik variabel
2) Biaya overhead pabrik tetap
Biaya overhead pabrik merupakan kumpulan berbagai macam jenis biaya
yang dikeluarkan selain biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Pada
umumnya biaya overhead pabrik dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu :
18
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Bahan tidak langsung (Indirect Material)
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect Labour)
3. Biaya-biaya pabrik tidak langsung (Other Material Factory Cost)
Mengenai unsur-unsur biaya overhead pabrik ini, Mulyadi (2006; 208)
mengelompokkan menjadi beberapa golongan berikut ini :
“1. Biaya bahan penolong
2. Biaya reparasi dan pemeliharaan
3. Biaya tenaga kerja tidak langsung
4. Biaya yang timbul sebagai aikibat penilaian terhadap aktiva tetap
5. Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6. Biaya overhead lain yang secara langsung memerlukan
pengeluaran tunai.”
Biaya bahan penolong adalah bahan baku suatu proyek yang merupakan
bagian kecil dari produk jadi. Yang termasuk dalam biaya reparasi dan
pemeliharaan, misalnya pemakaian suku cadang, factory supplies serta pemberian
jasa kepada pihak luar perusahaan untuk pabrik dan mesin-mesin yang digunakan
oleh keperluan pabrik.
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya yang dibayarkan kepada
tenaga kerja tidak langsung ikut serta dalam memproduksi barang sehingga tidak
mempengaruhi komposisi biaya dari barang jadi. Biaya ini antara lain terdiri dari
upah mandor, upah bagian kebersihan, upah penjaga dan lain-lain. Biaya-biaya
yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap antara lain adalah biaya
penyusutan banguna pabrik, mesin dan perlengkapan serta aktiva tetap lain yang
digunakan di pabrik.
Kelompok biaya yang timbul yang memerlukan pengeluaran tunai
meliputi biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak kuar perusahaan misalnya
meliputi biaya listrik dan biaya air. Kelompok biaya yang timbul akibat
berlalunya waktu antara lain adalah biaya asuransi gedung dan asuransi
kecelakaan.
19
Bab II Tinjauan Pustaka
2.3. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Pada dasarnya sifat pengolahan barang menjadi produk selesai dapat
dibedakan ke dalam dua golongan, yaitu pengolahan produksi yang terus menerus
dan pengolahan produk berdasarkan pesanan. Mengenai metode pengumpulan
biaya produksi, Mulyadi (2006; 40,69) menyatakan bahwa metode pengumpulan
biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
“1. Metode harga pokok pesanan
2. Metode harga pokok proses.”
2.3.1. Metode Harga Pokok Pesanan
Adalah metode pengumpulan biaya produksi semua biaya dikumpulkan
menurut tingkat pekerjaan masing-masing. Biaya per unit untuk setiap pekerjaan
diperoleh dengan membagi jumlah biaya yang diperlukan dengan jumlah unit
pekerjaan. Agar harga pokok pesanan ini dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya, maka dalam hal ini sangat diperlukan pengidentifikasian setiap pekerjaan
secara fisik dan juga masalah biaya yang diperlukan.
2.3.2. Metode Harga Pokok Proses
Adalah metode pengumpulan biaya produksi, biaya dikumpulkan menurut
setiap departemen yang ada dalam perusahaan atau setiap periode. Biaya per unit
rata-rata untuk setiap periode diperoleh dengan membai biaya per departemen
dengan hasil selama periode tertentu. Pada metode harga pokok proses,
perusahaan menghasilkan produk yang homogen, bentuk produk yang bersifat
standar dan tidak bergantung spesifikasi yang diminta oleh pelanggan. Kegiatan
produksinya didasarkan pada anggaran produksi atau jadwal produksi untuk satu
periode. Metode harga pokok proses ini dipergunakan apabila produksi dibuat
dalam jumlah atau merupakan suatu proses produksi yang bersifat kontinyu.
2.4. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
2.4.1. Metode Full Costing
Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga pokok produksi, yang terdiri
20
Bab II Tinjauan Pustaka
dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead produksi
menurut full costing terdiri dari :
Biaya bahan baku langsung standar
Rp.xxxx
Biaya tenaga kerja langsung standar
Rp.xxxx
Biaya FOH variabel standar
Rp.xxxx
Biaya FOH tetap standar
Rp.xxxx +
Harga pokok produksi standar
Rp.xxxx
2.4.2. Metode Variabel Costing
Variabel costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang
hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead.
Maka perhitungan harga pokok produksi menurut metode variable costing
adalah sebagai berikut :
Biaya bahan baku variabel standar
Rp.xxxx
Biaya tenaga kerja variabel standar
Rp.xxxx
Biaya FOH variabel standar
Rp.xxxx +
Harga pokok produksi standar
Rp.xxxx
2.5. Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik
2.5.1. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Anggaran biaya overhead pabrik adalah anggaran yang di dalamnya
meliputi rencana tentang jenis biaya overhead pabrik dan waktu biaya overhead
pabrik resebut dibebankan. Tidak seperti anggaran bahan baku langsung dan
anggaran biaya tenaga kerja, anggaran ini tidak dapat ditetapkan berdasarkan
hubungan input-output. Karena itu penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
sangat bergantung pada tingkatan aktivitas yang diperkirakan dan perilaku biayabiaya terhadap tingkat aktivitas.
21
Bab II Tinjauan Pustaka
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik dapat juga disusun
berdasrkan klasifikasi departemen dimana biaya overhead ini terjadi. Anggaran
biaya overhead pabrik disusun per departemen dapat memudahkan pengendalian
biaya, sekaligus penilaian prestasi manajer yang bersangkutan. Hanya saja yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik seperti ini
adalah biaya yang dibebankan pada suatu departemen tersebut dapat lebih
bertanggung jawab terhadap biaya tersebut.
Carter dan Usry yang dialihbahasakan oleh Krista (2004; 543)
mengartikan anggaran biaya overhead sebagai berikut :
“Suatu anggaran manufaktur yang mengikuti bagan akun,
mengelompokkan biaya dalam akun sesuai dengan klasifikasi alami
biaya dalam akun sesuai dengan klasifikasi alami biaya dan
klasifikasi departemental.”
2.5.2. Pengalokasian Biaya Overhead Pabrik.
Horngren (2006 ; 467) mengemukakan pendapatnya tentang cost
allocation, yaitu :
“Which is a problem in nearly every organization nearly every facet of
accounting, provvides information needed for both strategic and
operating decisions.”
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa alokasi biaya adalah
pencatatan dan penugasan kembali biaya atau sekelompok biaya untuk satu atau
banyak tujuan biaya. Tujuan alokasi biaya menurut Horngren (2006 ; 468)
adalah sebagai berikut :
“1. To provide information for economic decisions
2. To motivate managers and other employees
3. To justify costs or compute reimbursement
4. To measure income and assets for reporting to external parties.”
2.5.2.1. Proses Alokasi Biaya
Langkah-langkah dalampengalokasian biaya adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan Biaya
Biaya-biaya dalam suatu departemen dikumpulkan dan diklasifikasikan ke
dalam suatu perkiraan biaya tertentu.
22
Bab II Tinjauan Pustaka
2. Pengidentifikasian pihak-pihak yang menerima manfaat dari biaya-biaya
yang dikumpulkan
Pada tahap ini ditentukan dasar alokais yang paling tepat dalam pembebanan
biaya overhead.
3. Penetapan Dasar Alokasi
Pada tahap ini ditentukan dasar alokasi yang paling tepat dalam pembebanan
biaya overhead.
4. Penetapan Metode Alokasi
Pada tahap ini ditetapkan metode yang akan digunakan dalam mengalokasikan
biaya overhead pabrik.
2.5.2.2. Macam-macam Metode Alokasi
Pengalokasian biaya overhead pabrik dari departemen pembantu ke
dapartemen produksi ini dapat dilakukan dengan beberapa metode alokasi.
Menurut Supriyono (1999;350) terdapat lima macam metode alokasi yaitu :
1. Metode Alokasi Langsung
Pada metode ini biaya yang terjadi pada departemen pembantu langsung
dialokasikan ke departemen produksi. Jadi tidak ada alokasi dari departemen
pembantu lainnya tetapi langsung dialokaiskan ke departemen produksi.
2. Metode Alokasi Bertahap
Pada metode ini biaya yang terjadi pada suatu departemen pembantu
dialokasikan secara bertahap ke departemen pembantu lain yang menikmati
jasa dari departemen pembantu tersebut dimana departemen pembantu yang
banyak memberikan jasa kepada departemen pembantu lainnya ditempatkan
pada urutan pertama, dan departemen pembantu yang paling banyak menerima
jasa dari departemen pembantu lainnya ditempatkan pada urutan terakhir.
3. Metode Alokasi Kontinyu
Dengan metode ini biaya departemen pembantu dialokaiskan berurutan dan
dilakukan terus-menerus secara timbal balik sampai jumlah biaya departemen
pemabntu habis atau jumlahnya menjadi relatif kecil, departemen pembantu
23
Bab II Tinjauan Pustaka
yang biayanya sudah habis dialokasikan akan memperoleh alokasi kembali
dari departemen pembantu lainnya.
4. Metode Alokasi Aljabar
Dalam metode ini jumlah biaya departemen pembantu yang dialokasikan
adalah biaya departemen pembantu yang bersangkutan setelah menerima
alokasi biaya dari departemen pembantu lainnya yang diperhitungkan secara
timbal balik. Untuk menentukan jumlah biaya tersebut digunakan persamaan
aljabar. Dalam metode ini tidak perlu ditentukan urutan alokasinya.
5. Metode Alokasi Matrik
Dalam metode ini hanya tepat digunakan oleh perusahaan yang banyak
memiliki departemen pembantu dan saling menikmati jasa antara departemen
pembantu secara timbal balik.
2.5.3. Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik.
Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead
pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka.
Alasan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar tarif
yang ditentukan di muka, oleh Mulyadi (2006 ; 196-197) dikemukakan sebagai
berikut :
“1. Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubah-ubahnya
harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari satu bulan ke
bulan yang lain.
2. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan, manajemen
memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat
pesanan selesai dikerjakan.”
2.5.4. Langkah-langkah Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik
Menurut Mulyadi (2006 ; 197) langkah-langkah dalam penentuan tarif
biaya overhead dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :
“1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.”
24
Bab II Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun anggaran biaya overhead pabrik harus diperhatikan
tingkat kegiatan yang dipakai sebagai dasar penafsiran biaya overhead pabrik.
Ada empat macam kapasitas yang dipakai, yaitu :
1. Kapasitas Praktis
Adalah kapasitas teoritis dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat
dihindari
karena
hambatan-hambatan
intern
perusahaan.
Misalnya
pemeberhentian kegiatan pabrik karena adanya repaasi mesin.
2. Kapasitas Teoritis
Adalah kapasitas pabrik atau departemen untuk menghasilkan produk pada
kecepatan penuh tanpa berhenti selama jangka waktu tertentu.
3. Kapasitas Normal
Adalah kemampuan perusahaan untuk menjual produknya dalam jangka
panjang. Pada kapasitas ini tidak hanya diperhitungkan akibat-akibat faktor
intern perusahaan tapi juga faktor eksternnya, misalnya tren penjualan.
4. Kapasitas Sesungguhnya yang Diharapkan
Adalah kapasitas yang sesungguhnya yang diperkirakan akan dapat dicapai
dalam tahun yang akan datang. Jika anggaran biaya overhead pabrik
didasarkan pada kapasitas sesungguhnya yang diharapkan maka yang dipakai
sebagai dasar adalah ramalan penjualan tahun yang akan datang.
2.5.5. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik kepada Produk atas Dasar Tarif
Dalam memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik, faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan yang dipakai adalah
sebagai berikut :
1. Sifat-sifat biaya overhead pabrik dan erat hubungannya dengan sifat-sifat
tersebut dengan dasar pembebanan yang dipakai.
2. Jumlah relatif suatu elemen biaya overhead pabrik dalam departemen
produksi. Dasar-dasar yang dipakai dalam pembebanan biaya overhead pabrik
kepada satuan produk terdiri dari :
1) Satuan Produk
2) Biaya Bahan Baku
25
Bab II Tinjauan Pustaka
3) Biaya Tenaga Kerja Langsung
4) Jam Kerja Langsung
5) Jam mesin
Penjelasan mengenai dasar yang dipakai dalam pembebanan biaya overhead
pabrik adalah sebagai berikut :
1) Satuan Produk
Metode ini langsung membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang memproduksi satu macam
produk. Bila lebih dari satu macam produk tapi masih berhubungan erat satu sama
lain pembebanan dapat dilakukan atas berat tertimbang (weight base) atas dasar
nilai (point base). Rumus yang digunakan adalah :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik = Tari Biaya Overhead Pabrik per Unit
Taksiran Jumlah Unit Produksi
2) Biaya Bahan Baku
Metode ini dipakai unsur biaya overhead pabrik yang relatif besar berhubungan
erat dengan nilai bahan baku, misalnya asuransi bahan baku. Metode ini terbatas
penggunaannya hanya untuk produk yang dibuat denganm bahan baku yang
harganya sama besar. Bila satu jenis produk dibuat dengan bahan baku yang
mahal dan jenis lainnya dengan biaya bahan baku yang murah, sedangkan proses
pengerjaannya sama maka ini akan membuat pembebanan biaya overhead pabrik
untuk produk yang pertama menjadi lebih tinggi. Rumus yang dipakai :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik
= Presentase BOP dari Bahan Baku
Taksiran Bahan Baku yang Digunakan
3) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Metode ini dipakai bila unsur biaya overhead pabrik yang relatif sama besar erat
hubungaannya dengan upah tenaga kerja langsung. Rumus yang dipakai adalah :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik = Presentase Biaya OHP dari Biaya TKL
Taksiran Biaya TKL
26
Bab II Tinjauan Pustaka
4) Jam Tenaga Kerja Langsung
Metode ini dipakai bila biaya overhead pabrik mempunyai hubungan yang erat
dengan waktu yang membuata produk tersebut. Rumus yang dipakai adalah :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik
= Tarif Biaya OHP per Jam TKL
Taksiran Jam TKL
5) Jam Mesin
Metode ini dipakai biaya erat hubungannya dengan penggunaan mesin, misalnya
biaya bahan baku untuk menjalankan mesin. Rumus yang dipakai adalah :
Taksiran Biaya Overhead Pabrik
= Tarif Biaya OHP per Jam Kerja Mesin
Taksiran Jam Mesin
Tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan di muka kemudian
digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk yang
diproduksi. Jika perusahaan menggunakan metode full costing di dalam penetuan
harga pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif biaya overhead variabel dan tarif biaya overhead pabrik tetap.
Jika perusahaan menggunakan metode variable costing di dalam penentuan harga
pokok produksinya, produk akan dibebani biaya overhead pabrik dengan
menggunakan tarif biaya overhead variabel saja.
2.6. Pengumpulan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya.
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk
dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas
dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara biaya overhead
pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka
dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya
overhead pabrik yang lebih atau kurang dibebankan (over or underappliedd
factory overhead cost).
27
Bab II Tinjauan Pustaka
2.7. Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik.
•
Selisih anggaran.
Selisih anggaran menunjukkan perbedaan antara biaya yang sesungguhnya
terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran.
Rumus :
Biaya overhead dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya xxx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
xxx -
Favorable or unfavorable
xxx
Biaya overhead dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya > Biaya overhead
pabrik sesungguhnya = Favorable/ overapplied.
Biaya overhead dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya < Biaya overhead
pabrik sesungguhnya = Unfavorable/overapplied.
•
Selisih Kapasitas.
Selisih kapasitas disebabkan karena tidak dipakainya atau dilampauinya
kapasitas yang dianggarkan.
Rumus:
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
xxx
Biaya overhead pabrik dianggarkan pada kapasitas sasungguhnya xxxFavorable or unfavorable
xxx
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk > Biaya overhead pabrik
dianggarkan pada kapasitas sasungguhnya = Favorable / overapplied.
Biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk < Biaya overhead pabrik
dianggarkan pada kapasitas sasungguhnya = Unfavorable / underapplied.
•
Selisih Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik yang dibebankan untuk periode tertentu seringkali
berbeda dari
overhead pabrik yang sesungguhnya pada periode tersebut.
Overhead pabrik dibebankan bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dari overhead
pabrik sesungguhnya karena kapasitas sesungguhnya berbeda dengan yang
diperkirakan, sehingga bila :
Overhead pabrik dibebankan > Overhead pabrik sesungguhnya = Favorable /
overapplied.
28
Bab II Tinjauan Pustaka
Overhead pabrik dibebankan < Overhead pabrik sesungguhnya = Unfavorable /
underapplied.
2.8. Perlakuan terhadap Selisih Biaya Overhead Pabrik.
Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun
tergantung pada penyebab terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut
disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif biaya overhead pabrik,
atau keadaan- keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi (seperti
misalnya karena perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja
tidak langtsung) maka selisih tersebut dibagi rata ke dalam rekening-rekening
Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan Harga Pokok
Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok produksi yang semula berisi biaya
overhead pabrik yang dihitung berdasarkan taksiran, disesuaikan menjadi biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan
pabrik atau kegiatan perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka
selisih tersebut harus diperlakukan sebagai pengurang atau penambah rekening
Harga Pokok Penjualan.
Mulyadi (2006 ; 212) mengungkapkan bahwa :
“Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini
seringkali digunakan tanpa memperhatikan penyebab terjadinya
selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut :
a. Manajemen tidak pernah mencoba menentuksn penyebab
terjadinya selisih biaya overhead pabrik.
b. Jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan
saldo rekening-rekening yang akan dibebani dengan pembagian
selisih tersebut.
c. Saldo rekening-rekening Barang dalam Proses dan Persediaan
Produk jadi biasanya relaitf kecil bila dibandingkan dengan
Harga Pokok Penjualan.”
2.9. Analisis Pengelolaan Biaya Overhead Pabrik untuk Penentuan Harga
Pokok Produk
Penentuan harga pokok produk pada umumnya ditentukan oleh ketiga unsur
biaya, yaitu : 1. Biaya bahan langsung 2. Biaya tenaga kerja langsung 3. Biaya
29
Bab II Tinjauan Pustaka
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik meliputi semua biaya produksi di
departemen produksi selain biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung
ditambah semua biaya yang ada di departemen pembantu yang ada di pabrik.
Biaya bahan langsung dan tenaga kerja langsung dapat diidentifikasi secara
tepat, sedangkan biaya overhead pabrik tidak dapat diidentifikasi atau ditelusuri
secara langsung terhadap hasil produksi. Karena tidak adanya suatu tanda bukti
seperti pada penggunaan bahan baku dan tenaga kerja langsung, akan tetapi biaya
overhead pabrik juga merupakan biaya yang memiliki bagian yang besar dalam
biaya suatu produk. Karena sulitnya menghubungkan biaya overhead pabrik
dengan suatu hasil produksi, maka perlu dilakukan penetapan tarif sebelum proses
produksi berlangtsung. Sehingga pengelolaan biaya overhead yang wajar dan
logis dapat dilakukan.
Pengelolaan biaya overhead pabrik sangat penting peranannya terhadap
penetapan harga pokok produk, penilaian persediaan, serta pengambilan
keputusan. Untuk memperoleh biaya overhead pabrik yang tepat dan wajar
digunakan overhead rate.
Ada dua alasan mengapa dilakukan penggunaan tarif :
1. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi harga pokok per unit produk yang
dihasilkan dari suatu periode ke periode lainnya yang dapat mempengaruhi
penyajian angka persediaan dalam neraca dan besar kecilnya laba atau rugi,
sehingga mempunyai kemungkinan mempengaruhi keputusan-keputusan
tertentu yang diambil oleh manajemen .
2. Ada unsur biaya overhead pabrik yang baru dapat diketahui jumlahnya pada
akhir periode, sedangkan informasi harga pokok perlu diketahui sebelum
proses produksi berlangsung.
Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam penetapan tarif biaya overhead pabrik sebagai
berikut:
1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
2. Mengalokasikan biaya overhead pabrik
3. Memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
30
Bab II Tinjauan Pustaka
4. Menghitung tarif biaya overhead pabrik.
Dengan demikian jika biaya overhead pabrik dikelola dengan memadai, maka
perhitungan harga pokok produk akan memberikan hasil yang akurat.
31
Download