SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA PIRAZOLIN 5-(2BROMOFENIL)-3-(NAFTALENIL)-4,5-DIHIDRO-1H-PIRAZOL Annisa Indah Reza1, Nur Balatif2, Jasril2 1Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau Jurusan Kimia FMIPA-Universitas Riau Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia [email protected] 2Dosen ABSTRACT Pirazoline derivatives, 5-(2-bromophenyl)-3-(naphthalenyl)-4,5-dihydro-1H-pyrazole was synthesized through cyclization reaction between chalcone (E)-3-(2-bromophenyl)1-(naphthalenyl)prop-2-enon and hydrazine hydrate using acetic acid glacial as catalyst under microwave irradiation. Its strucure was characterized using spectroscopy UV, IR, 1 H-NMR, 13C-NMR and MS. Compound showed yield of 71.94%. The 1H-NMR spectrum showed the characteristic of HA, HB, Hx protons in pyrazoline at δ 3,11; 3,86; and 5,33 ppm respectively. Keywords: 2-Pyrazoline, chalcone, hydrazine hydrate, microwave irradiation ABSTRAK Turunan pirazolin, 5-(2-bromofenil)-3-(naftalenil)-4,5-dihidro-1H-pirazol telah disintesis melalui reaksi siklisasi antara kalkon (E)-3-(2-bromofenil)-1-(naftalenil)prop2-enon dengan hidrazin hidrat menggunakan katalis asam asetat glasial dibawah iradiasi gelombang mikro. Struktur senyawa pirazolin dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS. Rendemen yang dihasilkan sebesar 71,94%. Spektrum 1H-NMR menunjukkan adanya proton khas HA, HB, Hx dari pirazolin secara berurutan pada δ 3,11; 3,86; dan 5,33 ppm. Kata kunci: 2-Pirazolin, kalkon, hidrazin hidrat, iradiasi gelombang mikro PENDAHULUAN Pirazolin merupakan senyawa heterosiklik lingkar lima dengan dua atom nitrogen saling berdekatan di dalam cincinnya yang dilaporkan memiliki beragam aktivitas biologis seperti antibakteri (Gupta et al., 2010), antidepresi (Palaska et al., 2001), Repository FMIPA antikanker (Kumar et al., 2013), antikonvulsan (Siddiqui et al., 2010) dan antiinflamasi (Borsoum & Girgis, 2008). H 1N 5 4 N2 3 Gambar 1. Struktur pirazolin (Sumber: Sumardjo, 2009) 1 Pirazolin diklasifikasikan ke dalam golongan alkaloid tetapi jarang ditemukan di alam. Salah satu metode preparatif untuk sintesis pirazolin yang umum dikenal adalah reaksi siklisasi antara keton α, β tak jenuh atau keton α, β epoksi dengan hidrazin dan turunannya (Sakthinathan et al., 2012). Teknik sintesis menggunakan energi dari gelombang mikro merupakan salah satu cara sintesis modern yang mampu mempercepat reaksi kimia 1000 kali lebih cepat dibandingkan menggunakan energi dari pemanasan konvensional (Langa et al., 1997) Agrawal et al (2011) berhasil mensitesis senyawa analog 2-pirazolin tersubsitusi gugus naftalen (C3) dan aril (C5), sedangkan senyawa pirazolin menggunakan naftalen dan gugus fenil tersubsitusi Cl, OH dan amina (Azarifar & Shaebanzadeh, 2002) juga berhasil disintesis dan dikarakterisasi menggunakan spetroskopi IR, NMR dan MS. Hariyanti (2014) juga telah mensintesis senyawa pirazolin tersubsitusi p-bromofenil (C5). Penelitian ini berusaha mensintesis senyawa analog 2-pirazolin tersubsitusi o-bromofenil (C5) dan gugus naftalenil (C3). METODE PENELITIAN spektrofotometer UV (Genesys 10SUVVIS v4.002 2L9N175013), spektrofotometer FTIR (Shimadzu, IR Prestige-21), spektrometer NMR (JEOL JNM ECA-500 MHz), spectrometer massa (LC-MS Mariner Biospectrometry), peralatan sintesis yang umum digunakan di Laboratorium Sintesis Organik. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1-asetilnaftalen (Merck), 2bromobenzaldehid (Merck), natrium hidroksida (Merck), asam klorida (Merck), hidrazin hidrat (Merck), asam asetat glasial (Merck), indikator universal, plat KLT GF254, etanol absolut, metanol, etil asetat, n-heksan, kloroform, DCM dan akuades. b. Rancangan Penelitian Sintesis dilakukan dalam 2 tahapan reaksi dengan terlebih dahulu mensintesis kalkon melalui kondensasi Claisen-Schmidt menggunakan senyawa awal 1-asetilnaftalen dan 2bromobenzaldehid dengan katalis basa (NaOH). Kalkon yang diperoleh selanjutnya direaksikan dengan hidrazin hidrat untuk menghasilkan senyawa analog 2-pirazolin. Pembentukan kedua senyawa tersebut dapat dilihat pada skema berikut: a. Alat dan Bahan Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah microwave Samsung ME109F, alat pengukur titik leleh Fisher Johns (SMP 11-Stuart), lampu 254/366 nm (Camag), HPLC (Shimadzu LC Solution jenis kolom Shim-pack VP-ODS dengan panjang dan diameternya yaitu 150x4,6 mm), Repository FMIPA 2 Gambar 2. Sintesis senyawa kalkon dan pirazolin (Sumber : Hariyanti, 2014) c. Sintesis senyawa kalkon Sebanyak 5 mmol 1-asetinaftalen ditempatkan dalam wadah Erlenmeyer 250 mL, kemudian ditambahkan 7,5 mL etanol absolut. Setelah itu, sebanyak 5 mmol 2-bromobenzaldehid dan 5 mL NaOH 1N ditambahkan ke dalam Erlenmeyer. Campuran ini diiradiasi gelombang mikro selama 1-3 menit dengan daya 180 Watt. Reaksi dipantau melalui uji KLT setiap 1 menit. Setelah itu, sebanyak 10 mL akuades dingin ditambahkan kedalam campuran dan pH campuran dinetralkan dengan menambahkan asam klorida 1N. Campuran kemudian didiamkan. Endapan yang terbentuk disaring dan dicuci dengan akuades dan n-heksan dingin, kemudian direkristalisasi dengan etil asetat. d. Sintesis senyawa pirazolin Sebanyak 1 mmol kalkon ditempatkan dalam tabung reaksi bertutup kemudian dilarutkan dengan 15 mL etanol absolut. Selanjutnya Repository FMIPA hidrazin hidrat sebanyak 11 mmol dan 5 tetes asam asetat glasial ditambahkan ke dalam tabung. Campuran ini diiradiasi gelombang mikro selama 1-2 menit. Reaksi dipantau melalui uji KLT setiap 1 menit. Campuran didinginkan sampai terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci dengan n-heksan dan divakum hingga kering. Senyawa yang diperoleh diuji kemurniannya melalui uji KLT, titik leleh dan analisis HPLC. Senyawa murni kemudian dikarakterisasi dengan spektroskopi UV, IR, NMR dan MS. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Analisis fisik Senyawa pirazolin dibentuk melalui reaksi siklisasi hidrazin hidrat dengan kalkon hasil sintesis. Waktu sintesis yang diperlukan menandakan lamanya proses siklisasi tersebut berlangsung dibawah iradasi gelombang mikro yaitu 1-2 menit. 3 Sintesis yang telah dilakukan menghasilkan senyawa pirazolin dengan rumus molekul C19H15BrN2 dan berat molekul sebesar 350,0419. Senyawa pirazolin berupa kristal berwarna putih dengan berat sebesar 0,2518 g dan rendemen yang dihasilkan sebesar 71,94%. Sifat fisik dari senyawa pirazolin yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Struktur senyawa pirazolin yang telah murni dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV-VIS, FT-IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS. b. Karakterisasi senyawa Struktur senyawa pirazolin yang telah murni dikarakterisasi menggunakan spektroskopi UV-VIS, FT-IR, 1H-NMR, 13C-NMR dan MS. Tabel : Sifat fisik senyawa pirazolin Senyawa Pirazolin Rumus molekul C19H15BrN2 Berat molekul 350,0419 Analisis kemurnian senyawa pirazolin dilakukan menggunakan KLT, titik leleh, dan HPLC. Analisis kemurnian dengan KLT dilakukan menggunakan eluen yang bervariasi dan perbandingan yang berbeda. Senyawa kalkon menunjukkan satu noda pada plat KLT. Noda pada KLT diamati dengan bantuan lampu UV (λ 254 nm dan 366 nm). Analisis kemurnian dengan titik leleh menunjukkan bahwaketiga senyawa tersebut memiliki range titik leleh sebesar 2°C. Analisis kemurnian senyawa kalkon menggunakan HPLC menunjukkan adanya puncak dominan pada tR= 14,5 menit (239 nm dan 341 nm). Berdasarkan data analisis kemurnian tersebut menunjukkan bahwa senyawa pirazolin telah murni. Gambar 3. Struktur dan penomoran senyawa pirazolin Repository FMIPA Warna Putih Rendemen (%) 71,94 Titik leleh (ºC) 102-104 Spektrum UV senyawa pirazolin memperlihatkan adanya serapan maksimum pada 225 dan 317 nm. Berdasarkan nilai serapan maksimum senyawa tersebut menunjukkan adanya ikatan rangkap terkonjugasi (William & Flemming, 1980). Spektrum IR senyawa pirazolin memperlihatkan adanya serapan pada bilangan gelombang 3328 cm-1 menunjukkan adanya gugus N-H. Serapan pada bilangan gelombang 1592 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=N. Serapan pada bilangan gelombang 1319 cm-1 menunjukkan adanya gugus C-N dan 565 cm-1 menunjukkan keberadaan gugus C-Br. Gugus C=C alkena aromatik pada senyawa pirazolin terdapat pada bilangan gelombang 1465 cm-1. Gugus C-H aromatik dan alifatik berturut-turut diperlihatkan pada serapan bilangan gelombang 3053 cm-1 dan 2861 cm-1. Data IR ini juga dibandingkan dengan analog pirazolin hasil sintesis Hariyanti (2014) dengan posisi gugus yang berbeda. 4 Tabel 2: Interpretasi data 1H-NMR dan 13C-NMR senyawa pirazolin Nomor atom 1 2 3 4 δH (ppm) δC (ppm) - 151,9 HA 3,11 (dd, 1H, JAX = 9 Hz dan JAB = 16 Hz) 42,8 HB 3,83 (dd, 1H, JBX = 10 Hz dan JBA = 16 Hz ) 5 1' 2' 3' 4' 5' 6' 1'' 2'' 3'' 4'' 5'' 6'' 7'' 8'' 9'' 10'' HX 5,33 (t, 1H, JXB = 10 Hz dan JXA = 9,5 Hz) 7,51 (dd, 2H) 7,15 (td, 1H) 7,43 (t, 1H) 7,51 (dd, 2H) 7,86 (d, 1H) 7,33 (t, 1H) 7,82 (d, 1H) 7,69 (d, 1H) 7,58 (t, 2H) 7,58 (t,2H) 9,19 (d,1H) - Tabel 2 di atas menunjukkan interprestasi data NMR lengkap dari senyawa pirazolin. Spektrum 1H-NMR senyawa pirazolin menunjukkan bahwa jumlah proton dari senyawa tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Pergeseran kimia yang khas spin sistem ABX ditujukkan pada δ 5,33 (HX), 3,83 ppm (HB) dan 3,11 ppm (HA) menunjukkan proton H pada posisi C-4 dan C-5 cincin pirazolin. Repository FMIPA 62,7 141,5 123,1 130,9 128,5 127,4 129,1 129,7 126,1 124,9 127,4 128,0 127,0 127,1 128,0 134,1 133,0 sementara Hx muncul dalam puncak triplet. Tetapan coupling untuk masingmasing proton tersebut adalah Hx (JXB= 10 Hz dan JXA = 9,5 Hz), HB (JBX = 10 Hz dan JBA = 16 Hz) dan HA (JAX = 9 Hz dan JAB = 16 Hz). Pergeseran kimia pada δ 9,19 ppm (d,1H), δ 7,86 ppm (d, 1H) dan δ 7,82 ppm (d, 1H) berturutturut memperlihatkan proton pada C-8’’ dan C-2’’yang mencul di area downfield. Pergeseran kimia pada δ 7,82 ppm dan δ 7,69 ppm menunjukkan proton pada posisi C-4’’ dan C-5’’ dengan puncak doublet. Pergeseran 5 kimia pada δ 7,58 ppm menunjukkan proton pada posisi C-6’’ dan C-7’’. Pergeseran kimia pada δ 7,51 ppm dengan puncak doublet of doublet menunjukkan proton pada posisi C-3’ dan C-6’. Pergeseran kimia pada δ 7,43 ppm dengan puncak triplet menunjukkan proton pada posisi C-5’ sedangkan δ 7,15 ppm mewakili proton pada C-4’ dengan puncak triplet of doublet . Spektrum 13C-NMR senyawa pirazolin menunjukkan adanya pergeseran kimia pada δ 151,9 ppm (C=N), δ 42,8 ppm dan δ 62,7 ppm dari cincin C-4 dan C-5 pirazolin serta δ 123,1 ppm dari C-Br. Interpretasi keselurahan data NMR dapat dilihat pada Tabel 2. Spektrum MS menunjukkan ciri khas adanya atom Br dalam senyawa yang ditandai dengan puncak ion melekul kembar perbandingan 1:1 untuk isotop 79Br dan 81Br (Supratman, 2009). Dua puncak ion molekul tersebut pada (m/z) [M-H]+ 349,2994 dan 351,2969. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa senyawa pirazolin diperoleh melalui reaksi siklisasi menggunakan katalis asam asetat glasial dengan teknik iradiasi gelombang mikro. Rendemen yang dihasilkan yaitu 71,94%. Hasil karakterisasi menggunakan spektroskopi UV, IR, 1HNMR, 13C-NMR dan MS menunjukkan bahwa senyawa yang diperoleh dari hasil penelitian adalah murni dan merupakan senyawa pirazolin dengan struktur yang diharapkan. Repository FMIPA UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing penelitian Bapak Prof. Jasril,M.S dan Ibu Nur Balatif, Apt beserta seluruh pihak yang telah mambantu sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. DAFTAR PUSTAKA Agrawal, M., Sonar, P.K., & Saraf, S.K. 2011. Synthesis Of 1,3,5Trisubtituted Pyrazoline Nucleus Containing Compounds and Screening or Antimocrobial Activity. Medicinal Chemistry Research. 21: 3376-3381. Azarifar, D., & Shaebanzadeh, M. 2002. Synthesis and Characterization of New 3,5-Dinaphthyl Substituted 2-Pyrazolines and Study of Their Antimicrobial Activity. Molecules Journal. 7: 885-895. Borsoum, F.F. dan Girgis, A.S. 2008. Facile Synthesis of Bis (4,5Dihydro-1H-Pyrazole-1Carboxamides) and Their ThioAnalogues of Potential PGE2 Inhibitory Properties. Europe Jounal Medical Chemistry. 15: 1-6. Gupta, R., Gupta, N. & Jain, A. 2010. Improved Synthesis of Chalcone and Pyrazoline under Ultrasonic Irradiation. Indian Journal of Chemistry. 49: 351-355. 6 Hariyanti, D. 2014. Sintesis Analog 4Bromo Pirazolin dari Kalkon Inti Nafalen dengan katalis Asam dan Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri. Skripsi. Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Riau, Pekanbaru. Sakthinathan, S.P., Vanangamudi, G. & Thirunarayanan, G. 2012. Synthesis, Spectral Studies and Antimicrobial Activities of Some 2-Naphthyl Pyrazoline Derivatives. Elsevier Journal. 95: 693-700. Kumar, N., Bhatnagar, A. & Dudhe, R. 2013. Synthesis of 3-(4,5Dihydro-1-Phenyl-5-Substituted Phenyl-1H-Pyrazol-3-yl)-2HChromen-2-one Derivatives and Evaluation of Their Anticancer Activity. Arabian Journal of Chemistry. 12: 1-10. Siddiqui, A.M., Rahman, M.A., Shaharyar, M. & Mishra, R. Synthesis And Anticonvulsant Activity Of Some Substituted 3,5Diphenyl-2-Pyrazoline-1Carboxamide Derivatives. Chemical Sciences Journal. 34: 2-10. Langa, F., Cruz, D.L., Hoz, D.L.A. & Barra, D. 1997. Microwave Irradiation: More Than Just for Accelerating Reactions. Contempt Organic Synthesis. 4: 373-386. Supratman, U. 2009. Elusidasi Struktur Senyawa Organik. UNPAD, Bandung. Palaska E., Aytemir M., Uzbay I.T. & Erol D. 2001. Synthesis and Antidepressant Activities of Some 3,5-Diphenyl-2-Pyrazolines. Europe Journal Medicinal Chemistry. 36(6): 539-543. Repository FMIPA William, D.H & Flemming I. 1980. Spectroscopic Methods in Organic Chemistry. Third Edition. McGraw-Hill, New York. 7