242 ANALISIS PEMANFAATAN RUANG TANAMAN KELAPA BERDASARKAN KESESUAIAN LAHAN FISIK DAN EKONOMI Study Kasus di Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan Haikal Ali The teaching Staff of the Faculty of Economics, Program Study the Construction University of Muhammadiyah Parepare. The Teaching Staff at the Institute of Government in The Country (IPDN) Email: [email protected] ABSTRACT This study aims to determine the physical land suitability classes, and the economy and determine the feasibility of the coconut crop farming. Data analysis using Automated Land Evaluation System (ALES) to determine the suitability of land economy class. The results showed that the physical land suitability classes in all the land units are the major limiting factor rooting conditions, with details on land units 1 and 4 sub-class S2r with descriptions rather according to the constraint condition of rooting texture dusty clay and clay loam; 2 sub-class land units S3R and S2r with a description of the dominant accordance marginal marginal and somewhat accordance with the constraints of rooting conditions argillaceous sand texture and texture modifier being; land units 5 and 6 subclass S3R with the description in accordance with the constraints marginal rooting conditions: 45 cm into the ground effectively and sandy loam texture; 3 land units have a sub-class S3R and N with a description of the dominant accordance marginal and not in accordance with the constraints of rooting conditions: effective depth of 35 cm soil and sandy loam soil texture. While compliance economic land for cocoa plants by class kesesuaiam land physically above then consider the factors supporting and inhibiting factors in the respective land units, using the Automated Land Evaluation System, the result is that land units 1, 2 and 4, the value of land suitability rather favorably with the minimum limit profit between Rp.1.000.000,00, - up to Rp.8.000.000,00, - / ha / year, land Unit 3, 5 and 6 the conformity of marginal land profitable with a minimum limit of <Rp.1.000.000,00 , Keywords: economic land suitability classes coconut, Automated Land Evaluation menghasilkan dengan produksi sebesar System (ALES) 4.099 ton, tahun 2000 luas pemanfaatan A. PENDAHULUAN lahannya adalah 4.435 Ha dengan luas Latar Belakang Peningkatan pertumbuhan tanaman kelapa di Kabupaten Sidenreng Rappang, mengalami peningkatan yang signifikan dari ke waktu ke waktu, luas pemanfaatan lahan tahun 1999 adalah 4.447 Ha, 4.091 Ha, terdiri dari tanaman yang tanaman yang menghasilkan adalah 4.119 Ha, jumlah produksi sebesar 4.120 ton. Memperhatikan produktivitas lahan tanaman kelapa dalam wilayah penelitian hanya mencapai rata-rata 1.000 Kg/Ha/Tahun, sedangkan di Kabupaten Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 243 Bulukumba produktivitas lahan sebagai pengembangan tanaman kelapa adalah pembanding mencapai 1.462 sebagai berikut : Kg/Ha/Tahun (Bappeda, (2001)) 1. Untuk mengoptimalkan Rendahnya produktivitas tanaman pengembangan tanaman kelapa perlu kelapa tersebut diperkirakan karena dilakukan analisis pada pemanfaatan lahannya kurang sesuai masingmasing satuan lahan secara fisik tanah. Padahal sebagai berdasarkan kelas kesesuaian lahan tanaman dominan, kontribusi komoditas fisik. tanaman kelapa pada Product Domestic 2. Setelah mengetahui kelas kesesuaiaan Regional Bruto (PDRB) Kabupaten lahan fisik, maka perlu dilakukan Sidenreng Rappang termasuk nomor dua analisis kelas kesesuaian lahan tertinggi ekonomi berdasarkan analisis usaha setelah komoditas kakao dibanding tanaman lainnya (Pemkab Sidrap (2001)), sehingga menjadi menarik untuk diteliti. tani. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Hal lainnya potensi pengembangan tanaman kelapa dalam Penelitian ini dilakukan dengan tujuan di wilayah utama untuk melakukan penataan ruang sangat terbuka berdasarkan kesesuaian fisik dan ekonomi mengingat masih terdapat puluhan ribu tanaman kelapa dengan bantuan sistem lahan tidur yang belum termanfaatkan evaluasi lahan otomatis. Untuk mencapai secara tidur tujuan utama tersebut, terdapat tujuan potensi spesifik yang menunjang, sebagai berikut penelirtian masih maksimal. tersebut Jika lahan diketahui penggunannya, diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penyediaan lapangan kerja, peningkatan peningkatan pendapatan petani, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah setiap tahunnya. permasalahan fisik 2. Menentukan kelas kesesuaian lahan ekonomi tingkat kelayakan usahatani uraian yang 1. Menentukan kelas kesusuaian lahan 3. Menentukan Rumusan Masalah. Berdasarkan : dihadapi diatas, b. Sasaran dalam Sasaran utama penelitian ini adalah meneliti fisik dan karakteristik tanah Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 244 sehingga ditemukan aspek kesesuaian yang menyatakan bahwa kelas merupakan lahannya berdasarkan yang teknik informasi untuk secara sistimatis sesuai untuk dikembangkan diatasnya. menamai obyek yang dikelaskan dan Sasaran berikutnya adalah mendorong menunjukkan petani antara mereka. Lebih lanjut diungkapkan tanaman memanfaatkan lahannya hubunganhubungan di berdasarkan potensi lahan bahwa tujuan dan keperluan mendasar B. KAJIAN PUSTAKA dari klasifikasi yaitu untuk memberikan Pemanfaatan Ruang Wilayah pengelompokan yang sahih bagi aktivitas Pengertian perencanaan dan ilmiah yang sedang dilakukan dan untuk pemanfaatan ruang memiliki kesamaan dapat menyusun secara umum tentang dengan perencanaan tata guna lahan, obyek yang dikelaskan. mengingat penggunaan lahan merupakan Pengertian kesesuain lahan bagian dari pemanfaatan ruang. Mengacu diungkapkan Djaenuddin (2000), yang pada pengertian tata ruang sebagaimana menyatakan bahwa kesesuaian lahan disajikan pada Undang-undang Nomor 2 adalah kecocokan suatu lahan untuk tahun 2007 tentang penataan ruang, penggunaan tertentu, misalnya lahan ditegaskan bahwa wujud struktural dan sesuai untuk irigasi, tambak, pertanian pola pemanfaatan ruang yang merupakan tanaman tahunan atau pertanian tanaman wadah ruang semusim. Lebih spesifik lagi kesesuaian daratan, rudang lautan, ruang udara lahan tersebut ditinjau dari sifat-sifat fisik termasuk didalamnya tanah, air, udara dan lingkungannya, yaitu terdiri dari iklim, benda lainnya serta daya, keadaan, tanah, sebagai suatu kesatuan wilayah tempat komoditas tertentu manusia dan makhluk hidup lainnya Sedangkan pengertian melakukan kegiatannya dan memelihara (2007) kelangsungan hidupnya. kesesuain lahan fisik adalah kesesuaian Konsep Kelas Kesesuain Lahan lahan yang didasarkan atas faktor-faktor kehidupan mencakup Kelas menurut pengertian yang umum adalah pengelompokan fisik, topografi, hidrologi dan/atau yang produktif. mengungkapkan tanpa Hardjowigeno pengertian memperhatikan faktor suatu ekonomi. Sedangkan kesesuaian lahan obyek berdasarkan suatu kesamaan dan ekonomi adalah kesesuaian lahan yang memisahkan obyek yang tidak sama. Hal didasarkan atas faktor-faktor fisik dan senada diungkapkan dalam FAO (1976), Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 245 pertimbangan biaya (biaya dan pengaruh iklim dan komponen fisik dan kimia tanah sangat menentukan dalam keuntungan). Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa menilai kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa dan akan menjadi acuan dalam Tingkat pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa pada suatu menentukan kelas kesesuaian lahan tanaman kelapa dalam penelitian ini. lahan sangat tergantung pada berbagai persyaratan tumbuh dan kondisi wilayah . Rustharmin et al. (1993) mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pengembangan kelapa di daerah baru sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik lingkungan fisik (iklim dan ekonomi. tanah), Djaenudin maupun et al. sosial (2000) mengungkapkan bahwa rerata temperatur tahunan yang dikehendaki berkisar antara 20 sampai 35 oC. Curah hujan minimum yang dikehendaki adalah sekitar adalah 1.000 sampai 5.000 mm/tahun, serta toleran terhadap curah hujan > 3.800 dari 3 Bulan kering harus kurang bulan dengan kelembaban sedikitnya 60 %. Sedangkan persyaratan kebutuhan tanah adalah sebagai berikut : kedalaman minimum 50 Cm, konsistensi gembur (lembab), permeabilitas sedang, drainase baik, reaksi tanah (pH) berkisar antara 4,5 – 8,5 (optimum antara 5,5 – 7,0). Berdasarkan kriteria kesesuaian lahan tanaman kelapa yang diungkapkan tersebut, dapat disimpulkan Rossiter et Ekonomi al. dan (1994) menungkapkan bahwa kesesuaian secara ekonomik ditentukan oleh aspek atau faktor yang berkaitan dengan parameter ekonomik (input dan output) yang dibedakan atas 5 kelas, yaitu : (i) kelas 1, sangat sesuai (S1), penggunaannya sangat menguntungkan; (ii) Kelas 2, cukup sesuai (S2), penggunaannya cukup menguntungkan; (iii) Kelas 3, sesuai 1.000mm/tahun, sedangkan yang optimal mm/tahun. Kesesuaian Lahan Analisis Usaha Tani bahwa marginal (S3), penggunaannya marginal menguntungkan; (iv) Kelas 4, tidak sesuai secara ekonomik (N1), penggunaannya memungkinkan tetapi tidak menguntungkan untuk saat ini; dan (v) Kelas 5, tidak sesuai permanen, secara ekonomik (N2), penggunaannya tidak memungkinkan, dan kelas ini secara fisik berasal dari kelas N. Lebih lanjut diungkapkan bhwa evaluasi lahan kuantitatif (ekonomik) sangat tergantung pada 1) Gross Margin (GM); 2) Net Present Value (NPV); 3) Benefit Cost Ratio (BCR); 4) Internal Rate of Return Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 246 (IRR). Kecuali untuk GM, matriks yang jangka pendek usaha tersebut sangat lain tergantung pada discount rate atau menguntungkan. bunga bank yang berlaku. Evaluasi Kesesuaian Lahan Prinsip utama yang digunakan dalam proses evaluasi lahan diungkapkan FAO (1976), kegiatan utamanya adalah : 6. Evaluasi melibatkan perbandingan lebih dari satu jenis penggunaan lahan. Sistem Otomatisasi Evaluasi Lahan (ALES) Melakukan 1. Kesesuaian lahan dinilai berdasarkan evaluasi secara macam/jenis penggunaan lahan ekonomi dengan mengacu pada Rossiter tertentu. Prinsip ini penting karena and Wambeke (1997) dalam program penggunaan yang berbeda ALES memerlukan syarat yang berbeda. dianalisis dengan menggunakan formulasi 2. Evaluasi lahan membutuhkan versi 4,65d faktor ekonomi : Gross Margin, Net Present Value (NPV), perbandingan antara keuntungan yang Internal Rate Return (IRR), dan Benefit diperoleh dengan masukan yang Cost Ratio (BCR). diperlukan. C. METODE PELAKSANAAN 3. Diperlukan pendekatan multidisiplin Waktu dan tempat penelitian dari para ahli ilmu-ilmu alam, teknologi penggunaan lahan, ekonomi, sosiologi dan lainnya. 4. Evaluasi yang dilakukan sesuai dengan kondisi-kondisi fisik lahan, kondisi ekonomi daerah yang diteliti dan kondisi nasional. Penelitian dilakukan di Kabupaten Sidenreng Rappang Agutus 2002 sampai dengan Maret 2003, lokasi penelitian berjarak 183 Km sebelah utara Kota Makasar yang juga merupakan ibukota Propinsi Sulawesi Selatan, meliputi data fisik dan data ekonomi (Ali, 5. Kesesuaian didasarkan atas 2011). penggunaan yang lestari. Aspek kerusakan atau degradasi lingkungan diperhitungkan pada saat menilai kesesuaiannya agar jangan sampai menyebabkan kerusakan lingkungan dikemudian hari meskipun dalam Bahan dan Alat Bahan dan Alat yang digunakan terdiri dari Peta Rupabumi 1 : 50.000, Peta Zona Agroklimat 1 :250.000, Alat :Bor tanah, Kartu deskripsi tanah dan Buku Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 247 Munsell Soil Chart (menentukan warna spesifik), data bahaya erosi dan tanah), cangkul dan skop, ember plastik, kemiringan lereng (%), data kantong plastik tebal memuat 1 kg tanah penyiapan lahan dan data penggunaan dan spidol; Data yang dikumpulkan sifat lahan : lma penggunaan, tanman fisik dan morfologi tanah, sifat kimia utama, sistem penggunaan tanah, tanah, Data ekonomi : data luas lahan dan sumber air dan pengelolaan tanah. nilai produksi, jumlah desa, luas wilayah 4. Data Ekonomi, merupakan data yang kondisi dan sebaran penduduk; digunakan untuk analisis ekonomi identifikasi rumah tangga, keragaman dan analisis usaha tani, meliputi : data teknologi usahatani (umur tanaman, luas lahan, data nilai produksi; jumlah keragaan usahatani, bahan masukan desa, luas wilayah, kondisi dan usahatani, penggunaan tenaga kerja dan sebaran penduduk, identifikasi rumah hasil produksi dan sumber modal usaha tangga melalui wawancara dengan tani. bantuan kuesioner meliputi : jenis Data yang dikumpulkan kelamin, umur, pendidikan, pekerjaan 1. Sifat fisik tanah dan morfologi tanah, utama, penguasaan lahan dan input yang ditentukan melalui pengamatan lapang, meliputi : batas-batas horizon, usaha tani dan out put usaha tani. Analisis Data warna tanah, tekstur, struktur tanah, Penelitian ini menggunakan konsistensi tanah, drainase tanah dan Anaisis data secara deskriptif kualiitatif pori-pori tanah. dan 2. Sifat kimia tanah, merupakan data kuantitatif. Deskriptif kuallitatif dilakukan dengan menyajikan data dalam hasil analisis laboratorium, meliputi : bentuk reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kuantitatif dengan menggunakan Sistem kation, kejenuhan basa, Nitrogen (N), Evaluasi Lahan Otomatis (ALES), dengan Kalium langkah sebagai berikut : (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). peta dan analisis deskriptif a. Penyusunan dan pengelompokan data 3. Data-data pendukung lainnya karakteristik responden (40 orang), meruapakan data primer dan data meliputi umur, pendidikan, mata sekunder seperti curah hujan dan pencaharian dan luas kepemilikan jumlah hari hujan perbulan selama 10 lahan tahun, vegetasi (dominan dan Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 248 - Penentuan kelas kesesuaian lahan b. Penyusunan dan pengelompokan jenis input yang mempengaruhi pengeluaran ekonomi yang dibedakan atas lima petani kelapa (pemakaian bibit dan kelas: sangat sesuai (S1), cukup biaya tenaga kerja (mulai dari proses sesuai (S2), sesuai marginal (S3), pembukaan lahan hingga pada proses saat ini tidak sesuai (N1) dan tidak akhir produksi) dan yang sesuai permanen (N2). - Menentukan nilai usahatani dengan mempengaruhi output meliputi produksi dan harga persatuan produksi parameter ekonomi yang disediakan pada saat dilakukan penelitian. ALES, meliputi : gross margin, c. Penentuan kelas kesesuaian lahan discount cash flow, net present tanaman kakao dan tanaman kelapa value, internal rate return, benefit dengan menggunakan model ALES, cost ratio dan discount cash flow, dengan mekanisme kerja sebagai berikut : D. HASIL DAN PEMBAHASAN Uraian Satuan Lahan - Penentuan kualitas lahan dan Pada bagian ini disajikan penyebaran, karakteristik lahan sifat-sifat morfologi, sifat-sifat fisik dan - Penentuan kelas kesesuaian lahan fisik yang dibedakan atas empat kelas: sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3) dan tidak sesuai (N) kimia, penggunaan lahan dan keterangan lain-lain yang dapat menjelaskan satuan peta tanah. Berdasrkan hasil pengamatan lapang dan analisis laboratorium, penelitian tanah diarahkan pada 6 satuan. Satuan lahan yang menjadi obyek penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Satuan Lahan yang Menjadi Obyek Penelitian Bahan Induk (% lereng) Bentuk Wilayah (% lereng) Satuan tanah (Satuan Tanah (Soil Taxonomy, 1998) Pengamatan Luas (Ha) No. SL Simbol ZAE 1 IV ax Aluvium Datar (0-3%) Chromic hapluderts HA 2 1.954 2 IV ay Sedimen pasir Datar (0-3%) Typic Udipsamments Typic Eutrudepts HA 4 HA 3 36.475 3 IV ax Batu liat dan batu pasir Berombak (38%) Aquic Dystrudepts Lythic Eutrudepts HA 7 HA 6 23.330 4 III ax Batu liat Bergelombang (8-15) Typic Dystrudepts HA 5 2.396 Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 249 5 I ax Batu liat Berbukit (.>40%) Typic Eutrudepts 6 III ax Andesit basal Bergelombang (8-15) Typec Eutrudepts Lithic Eutrudepts HA 1 3.277 HA 8 HA 9 9.809 Sumber data : Ali H (2011) Klasifikasi Kesesuaian Lahan Fisik Tanaman Kelapa Hasil analisis menggunakan ALES, guna mendapatkan kendala utama pada setiap satuan lahan yang diteliti dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 2. Kelas Kesesuaian Lahan secara Fisik Tanaman Kelapa No. SL 1&4 Sub kelas Uraian S2r Agak sesuai dengan kendala : tekstur liat dan lempung liat berdebu 2 S3r & S2r Dominan sesuai marginal dan agak sesuai dengan kendala kondisi perakaran : tekstur pasir berlempung dan modifier teksturnya sedang 5 & 6 S3r Sesuai marginal dengan kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif tanah 45 Cm dan tekstur lempung berpasir 3 S3r dan N Dominan sesuai ,marginal dan tidak sesuai dengan kendala kondisi perakaran : kedalaman efektif tanah 35 Cm dan tekstur tanahnya lempung berpasir Sumber data : Ali H (2011) Karakteristik Responden Jumlah responden yang diidentifikasi sebesar 40 orang , dengan wawancara langsung dengan bantuan kuesioner yakni umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan jumlah anggota keluarga (Ali, H. 2011) Umur Responden, dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel. 3. Umur Responden No. 1. 2. 3 4. Kelompok Umur 20 - 30 31 - 40 41 - 50 51 - 70 Jumlah Sumber : Ali, H (2011) Jumlah 2 7 12 19 40 Persentase 5,00 17,50 30,00 47,50 100,00 Pendidikan Responden Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 250 Tabel 4. Pendidikan Responden No. Pendidikan Jumlah 1. Tidak Sekolah 0 2. Tamat SD 25 3 Tamat SLTP 7 4. Tamat SLTA 8 5. Sarjana Jumlah 40 Sumber data : Ali, H (2011) Persentase 0,00 62,50 17,50 20,00 100,00 Mata Pencaharian Responden Tabel 5. Mata Pencaharian Responden No. Mata Pencaharian Jumlah 1. Berkebun 7 2. Bersawah (irigasi teknis) + 21 berkebun 3 Bersawah (irigasi teknis) + 10 berkebun 4 1 PNS + berkebun 5. 1 Berdagang + berkebun Jumlah 40 Sumber data : Ali, H (2011) Persentase 17,50 52,50 25,00 2,50 2,50 100,00 Kepemilikan Lahan Tabel 6. Luas Kepemilikan Lahan No. Luas Lahan Jumlah 1. 2. 1 - 2 29 3. 2 - 3 7 3 4 Jumlah 40 Sumber data : Ali, H (2011) Persentase 72,50 17,50 10,00 100,00 Input Usaha Tani responden petani kelapa di wilayah 1) Pengadaan Bibit. Jumlah bibit yang penelitian, diperoleh bahwa input digunakan petani rata-rata di wilayah yang digunakan dalam penelitian adalah 125 bibit per-hektar, pengembangan komoitas kelapa aalah dengan harga bibit Rp.500/pohon. ominan tenaga kerja pria. Rata-rata 2) Penggunaan Tenaga Kerja (HOK). Berdasarkan hasil wawancara dengan jumlah hari kerja petani kelapa setiap tahunnya adalah : Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 251 - - Tahun 1 rata-rata 80 hari kerja pria, akhir produksi (20 tahun usia tanaman kegiatan yang dilakukan pada masa kelapa). itu meliputi pembersihan lahan, dihasilkan persiapan lahandan penanaman pohon diperoleh adalah sebagai berikut : Tahun ke 2 sampai tahun ke 7, - 40 yang responden yang Tahun ke 8 sampai tahun ke 9 ratarata produksi yang dihasilkan adalah yang dilakukan adalah penyiangan 2.500 butir/Ha/tahun. - Tahun ke 10 sampai tahun ke 12 Tahun ke 8 sampai dengan tahun ke ratarata produksi yang dihasilkan 12, rata-rata 44 hari kerja pria, adalah 4.500 butir/Ha/tahun. kegiatan yang dilakukan meliputi penyiangan, pemeliharaan, - dari produksi ratarata 27 hari kerja pria, kegiatan dan pemeliharaan tanaman. - Rata-rata - Tahun ke 13 sampai tahun ke 15 pemetikan, pengupasan dan ratarata produksi yang dihasilkan pengeringan buah. adalah 7.000 butir/Ha/tahun. Tahun ke 12 sampai tahun 20, ratarata 57 hari kerja pria, kegiatan yang - Tahun ke 16 sampai tahun ke 18 dilakukan meliputi pemupukan, ratarata produksi yang dihasilkan penyemprotan hama, penyiangan, adalah 10.000 butir/Ha/tahun. pemeliharaan, pemetikan, pengupasan, pengeringan buah dan - Tahun ke 19 sampai tahun ke 20 ratarata produksi yang dihasilkan pasca panen. adalah Output Usahatani Kelapa 12.000 butir/Ha/tahun. - Harga Jenis out put yang diperoleh petani kakao rata-rata produksi kelapa adalah seluruh produksi yang dihasilkan Rp.750/butir. sejak awal produksi (tahun ke 8) hingga Penilaian Ekonomi dengan ALES a) Net Present Value (Nilai Pendapatan Bersih) Tabel 7. Nilai Bersih Akhir Usaha Tertinggi Tanaman Kelapa (Discount rate 15%) No. SL Klasifikasi Lahan Nilai Bersih Akhir Usaha (Rp.) Keterangan 1 dan 4 S2r 1.781.273,54 Untung Untung 3 S3r dan N 1.068.764,12 Rugi 2 S3r dan S2r - 345.997,22 Rugi 5 dan 6 S3r 1.764.177,73 Sumber data : Ali H (2011) Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 252 b) Gross Margin (Biaya dan pendapatan dalam satuan hektar/tahun) TabeL 8. GM Usahatani Kelapa di masing-masing Satuan Lahan/Hektar/Tahun (Discount rate 15%) No. SL Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.) 1.998.450,00 1 S2r 1.156.950,00 2 S3r dan S2r 1.199.070,00 S3r dan N 3 1.998.450,00 S2r 4 595.950,00 S3r 5 595.950,00 S3r 6 Sumber data : Ali H (2011) c) Benefit Cost Ratio. BCR usaha tani Kelapa masing-masing Satuan Lahan Hasil analisis manfaat dan biaya usahatani padi tanaman kelapa pada akhir usaha selama 20 tahun, nampak pada tabel berikut : Tabel 9. BCR Usahatani Kelapa Per-Satuan Lahan No. SL Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.) 1 1,34 Untung (BCR > 1) 2 0,93 Rugi (BCR < 1) 3 1,34 Untung Untung 4 1,34 Rugi 5 0,67 Rugi 6 0,67 Sumber data : Ali H (2011) d) Internal Rate Return. Nilai tingkat bunga pada usaha tani kelapa pada akhir usaha selama 20 tahun dapat dilihat pada tabel berikut : No. SL Tabel 10. IRR Usahatani Kelapa Per-Satuan Lahan Keterangan Klasifikasi Lahan Tanaman Kelapa (Rp.) Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 253 1 2 3 4 5 6 18,92 14,07 18,92 18,92 09,25 9,25 Untung (IRR > 1) Untung (BCR < 1) Untung Untung Rugi Rugi • • Menguntungkan ketika nilai IRR usahataninya > bunga pinjaman 15%. Merugikan ketika nilai IRR usahataninya < bunga pinjaman 15% Sumber data : Ali H (2011) e) Cash Flow. Hasil analisis cash flow tanaman kelapa hingga tahun terakhir produksi: - Tahun 1 – 7 tahun, pengeluaran petani lebih besar daripada pemasukan, karena tanaman belum berproduksi terhadap semua satuan lahan - Tahun ke 8 - 20 tahun, petani telah mengalami keuntungan yang makin naik. Klasifikasi Kesesuaian Lahan Secara Ekonomi .Dengan mengacu pada kesesuaian lahan fisik, ketentuan produksi tanaman kelapa berdasarkan kelas kesesuaian lahan fisik, yakni S1 = > 80%; S2 = 60 – 80%; S3 = 40 – 60%; N1 = 25 – 40% dan N2 = < 25%, Tabel 11. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan ekonomi tanaman kelapa dengan bantuan ALES No. SL Luas Sub Kelas Uraian Ha % S3 1 s/d 4 Marginal menguntungkan dengan GM 64.155 83,00 Rp.10.000.000 s/d Rp.8.500.000 N1 5 dan 6 Tidak menguntungkan saat ini dengan GM < 13.085 17,00 Rp.1.000.000,00/tahun Sumber Data : Ali H (2011) kondisi perakaran; satuan lahan 5 dan 6 sesuai marginal dengan faktor E. PENUTUP 1. Kelas kesesuaian lahan fisik tanaman kelapa adalah satuan lahan 1 dan 4 tergolong agak sesuai dengan faktor kendala kondisi fisik perakaran; satuan lahan 2 dominan sesuai marginal dan agak sesuai dengan faktor kendala kendala kondisi perakaran; satuan lahan 3 dominan sesuai marginal dan tidak sesuai dengan faktor kendala kondisi perakaran. 2. Sedangkan nilai Kelas kesesuaian lahan ekonomi tanaman kelapa Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 254 berdasarkan kelas kesesuaiam lahan fisik dengan mempertimbangkan faktor pendukung dan faktor penghambat dengan menggunakan Automated Land Evaluation System, hasilnya yakni satuan lahan 1, 2, 3 dan 4, nilai kesesuaian lahannya marginal menguntungkan dengan batas minimal keuntungan antara Rp.1.000.000,sampai dengan Rp.8.000.000,/Ha/Tahun, Satuan lahan 5 dan 6 nilai kesesuaian lahan menguntungkan saat ini dengan batas minimal antara < Rp.1.000.000,-. 3. Nilai pendapatan bersih usahatani tanaman kelapa per-akhir tahun perhektar menguntungkan pada 3 (tiga) satuan lahan yakni satuan lahan 1 dan 4 Rp.1.781.300,- dan satuan lahan 3 dengan keuntungan Rp.1.068.800,-. Sedangkan 3 (tiga) satuan lahan lainnyatidak menguntungkan yakni satuan lahan 2 dengan kerugian Rp.346.000,- dan satuan lahan 5 dan 6 dengan kerugian sebesar Rp.1.764.200,- DAFTAR PUSTAKA Ali, H. 2011. Evaluasi Pemanfaatan Ruang Untuk Tanaman Kakao dan Kelapa Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan Analisis Ekonomi : Studi Kasus Kabupaten Sidenreng Rappang, Propinsi Sulawesi Selatan. Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor Djaenuddin, D., M. Hendrisman, Subagyo, A. Mulyani, N. Suharta. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Versi 3. Badan Litbang Pertanian. Bogor Food and Agriculture Organization. 1976. “A Framework For Land Evaluation”. FAO Soil Bulletin 32. Soil Resources Management and Conservation Servies Land and Water Development Division. Rome. Harjowigeno, S., Widiatmaka. 2007. Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tata Guna Tanah. Gadjah Mada Press. Yogyakarta. Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 2001. Sidenreng Rappang Dalam Angka 2000. BPS dan Bappeda. Pangkajene Pemerintah Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang. 2001. Produk Domestik Regional Bruto. BPS dan Bappeda. Pangkajene Rossiter, D., G. A. R. Van Wambeke. 1997. Automated Land Evaluation System ALES Version 4.65d User’s Manual. Cornell Univ. Dept of Soil Crop & Atmospheric Sci. SCAS. Ithaca NY, USA. Rustharmin, H. dan A. Nursoestini. 1993. Kesesuain Iklim dan Lahan untuk Pengembangan Kelapa di Indonesia. Balai Penelitian Kelapa: Dalam prosiding Komprensi Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 255 Nasional Kelapa III. Yogyakarta. Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016 256 Jurnal Ecosystem Volume 16 Nomor 2, Mei - Agustus 2016