1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kewajiban Negara memberikan pelayanan pendidikan dasar tertuang pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasal 31 UUD 1945 lebih tegas menyatakan hak warga Negara dan kewajiban Negara memberikan pendidikan kepada warganya. Pasal 31 menyatakan (1) Setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan, (2) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, (3) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangkurangnya 20% dari anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan anggaran pendapatan belanja daerah (APBD). Dalam UU No.32 tahun 2004 tentang otonomi daerah, sebagai revisi dari UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintah daerah, juga menyatakan bidang pendidikan termasuk kewenangan pemerintah pusat yang ikut serta diotonomikan. Setelah otonomi pendidikan juga diberlakukan, ternyata banyak pihak, terutama sekolah dan juga pemerintah daerah yang belum memahami apa yang seharusnya dilakukan. Saat ini pemerintah daerah tengah disibukkan dengan program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. Namun Pendidikan gratis itu 1 2 seolah hanya mimpi siang para elit negara. Jika kita lihat di lapangan tempat berlangsungnya pendidikan yaitu sekolah-sekolah dan kampus di Indonesia, tidak ada sekolah yang sepenuhnya gratis alias bebas biaya. Pendidikan di Indonesia 100% bukan pendidikan gratis. Karena di setiap jenjang pendidikan baik Pendidikan Dasar, Menengah Pertama, Menengah Atas dan Perguruan Tinggi baik perguruan tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia belum sepenuhnya gratis karena orang tua siswa dan mahasiswa masih tetap terbebani dengan biaya-biaya pendidikan yang lain. Biaya merupakan faktor penting dalam pendidikan. Namun memenuhi hajat hidup dalam hal ini kebutuhan pokok lebih penting. Hal ini yang menyebabkan banyak orangtua yang tidak menyekolahkan anaknya. Banyak sekali anak usia sekolah yang harus membantu orangtuanya mencari nafkah. Oleh karena itu undang-undang mengamanatkan agar pemerintah memperhatikan anakanak usia sekolah agar dapat mengikuti pendidikan dasar tanpa dibebani biaya yang dapat menghambat proses pendidikan. Hal ini dipertegas dalam UndangUndang Sisdiknas nomor 20 tahun 2003 pasal 11 ayat 2 yang berbunyi “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun”. Menurut data Balitbang Departemen Pendidikan Nasional berkaitan dengan analisis Biaya Satuan Pendidikan (BSP) untuk pendidikan dasar dan menengah, biaya yang dikeluarkan meliputi : Buku dan alat tulis, Pakaian dan perlengkapan sekolah, Akomodasi, Transportasi, Konsumsi, Kesehatan, 3 Karyawisata, Uang saku, Kursus, Iuran sekolah dan biaya lainnya. Dari biayabiaya tersebut, sangatlah tidak mungkin jika biaya harus dibebankan pada orangtua, mengingat masih banyak rakyat Indonesia yang miskin. Keadaan ini tampak sekali masih banyak anak yang putus sekolah, pengangguran dan sebagainya karena hanya alasan tanpa biaya. Adapun program pendidikan gratis di Sekolah Menengah Pertama 4 Baranti, di dasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Gratis. Dalam peraturan daerah ini di sebutkan bahwa “Pendidikan adalah Usaha Sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” dan “Pendidikan Gratis adalah membebaskan segala biaya pendidikan bagi peserta didik/orangtua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan kegiatan pembagunan sekolah”. Anggaran pendidikan gratis berasal dari negara sebesar 20% dari APBN (anggaran pendapatan dan belanja negara) dan dibantu oleh pemerintah daerahyang disebut dengan BOSDA. Persyaratan pendidikan gratis tidak ada persyaratan khusus, dilakukan dengan cara orang tua siswa/wali murid mengajukan keringanan, berupa prosedur yang telah dijelaskan kepada masyarakat dengan membawa surat keterangan tidak mampu daro RT atau RW. 4 Dari hasil observasi dilapangan pada tanggal 5 Januari 2017 masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pendidikan gratis di lingkungan masyarakat, sosialisasi oleh pemerintah yang masih minim terhadap masyarakat menjadi penyebab masyarakat banyak yang mengira bahwa pendidikan gratis diberikan kepada seluruh warga negara indonesia namun makna sebenarnya bahwa pendidikan gratis diberikan kepada yang tidak mampu guna meringankan biaya pendidikannya. Sebenarnya pendidikan gratis bermakna bahwa pemerintah ikut melaksanakan program wajar dengan memberikan biaya operasional sekolah untuk menunjang pendidikan yang bermutu dan berkualitas Jika dilihat dengan saksama program pendidikan gratis di kabupaten Sidenreng Rappang belum sepenuhnya berjalan dengan baik mengingat masih banyak anak usia sekolah yang didapati berada di luar sekolah pada saat jam pelajaran. Belum lagi siswa masih harus memberikan beban bagi orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan sekolah yang tidak terpikirkan dalam konsep pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat yang kemudian di amanatkan kepada pemerintah daerah. Untuk itu diperlukan suatu tindakan guna menilai sejauh mana program ini telah berjalan, bagaimana program ini dapat mengayomi seluruh lapisan masyarakat dan apakah program ini dapat mencapai sasarannya. Hal ini yang seharusnya menjadi salah satu perhatian utama pemerintah bila ingin program ini berjalan dengan sukses.Dari penjelasan tersebut tentu menorehkan sebuah harapan besar kepada masyarakat kabupaten Sidenreng Rappang untuk tetap bisa menikmati pendidikan yang murah, layak dan berkualitas. 5 Berangkat dari permasalahan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Program Pendidikan Gratis dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang diteliti dirumuskan dalam pertanyaan berikut: 1. Bagaimana efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang? 2. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP negeri 4 Baranti kabupaten sidenreng rappang ? 3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. 6 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam hal sebagai berukut: 1. Manfaat Teoritis yaitu diharapkan agar hasil penelitian dapat menguji teori-teori yang pernah ada, khususnya tentangEfektivitas Program Pendidikan Gratis Dalam Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. 2. Manfaat Akademis: Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi para peneliti yang tertarik pada tema yang sama. 3. Manfaat Paraktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan khususnya bagi Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti dalam peningkatan motivasi belajar. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Efektivitas 1. Pengertian Efektivitas Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Efektivitas selalu terkait dengan hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Efektivitas umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional.Dengan demikian pada dasarnya efektivitas adalah tingkat pencapaian tujuan atau sasaran organisasional sesuai yang ditetapkan.Efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang dilakukan, sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini dapat diartikan, apabila sesuatu pekerjaan dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan, dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan waktu, tenaga dan yang lain. H.A.S. Moenir (2010 : 166) memberikan pengertian mengenai efektivitas yaitu: “Efektivitas adalah melakukan atau mengerjakan tepat pada sasaran (doing the righ thing).”Harbani Pasolong (2007:4), juga mengemukakan pengertian efektivitas sebagai berikut: “Efektivitas pada dasarnya berasal dari kata “efek” dan digunakan istilah ini sebagai hubungan sebab akibat.Efektivitas dapat dipandang sebagai suatu sebab dari variabel lain. Efektivitas berarti bahwa tujuan yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai atau dengan kata sasaran 7 8 tercapai karena adanya proses kegiatan”. Sondang P. Siagian (2007 ;25:) mengatakan bahwa: “Efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan barang atau jasa dengan mutu tertentu tepat pada waktunya”. 2. Pendekatan Efektivitas Stufflebeam menilai efektivitas program dalam Tayibnapis (2000:23) menjelaskan berbagai pendekatan evaluasi, yaitu sebagai berikut. a. Pendekatan eksperimental (experimental approach). Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya dilakukan dalam penelitian akademik.Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan yang bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan mengontrol sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh program. b. Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach). Pendekatan ini memakai tujuan program sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan.Pendekatan ini amat wajar dan prakits untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi petunjuk kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara kegiatan khusus yang ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai. c. Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused approach). Pendekatan ini menekankan pada peranan informasi yang sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan tugasnya. Sesuai 9 dengan pandangan ini, informasi akan amat berguna apabila dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh sebab itu, evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk keputusan program. d. Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented approach). Pendekatan ini memfokuskan pada masalah utilisasi evaluasi dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi.Tujuan utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial. Untuk mengetahui efektivitas suatu program, perlu dilakukan penilaian terhadap manfaat atau daya guna program tersebut. Martani dan Lubis (1987:35) mengemukakan tiga pendekatan untuk mengukur efektivitas suatu organisasi: a. Pendekatan Sumber Pendekatan sumber mencoba mengukur efktivitas dari sisi input dan mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang baik. Dengan kata lain, efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya tinggi. Untuk mengukur efektivitas organisasi pendekatan sumber mempergunakan dimensi; (a) kemampuan organisasi untuk memanfaatkan lingkungan untuk memperoleh berbagai jenis sumber yang bersifat langka dan nilainya tinggi; (b) kemampuan para pengambil keputusan dalam organisasi untuk 10 menginterpretasikan sifat-sifat lingkungan secara tepat; (c) kemampuan untuk menghasilkan output tertentu dengan menggunakan sumber-sumber yang berhasil diperoleh; (d) kemampuan organisasi dalam memelihara kegiatan operasional harian; (e) kemampuan organisasi untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. b. Pendekatan Proses Pendekatan proses melihat kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas melalui berbagai indikator internal seperti efesiensi dan iklim organisasi. Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efesiensi dan kondisi kesehatan organisasi internal, yaitu proses internal yang berjalan dengan lancar. c. Pendekatan sasaran Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas memusatkan perhatian terhadap aspek output, yaitu dengan mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan. Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Sasaran yang paling penting dalam pengukuran efektivitas adalah sasaran yang sebenarnya karena akan memberikan hasil yang lebih realistis dari pada pengukuran efektivitas berdarkan sasaran resmi dengan memperhatikan permasalahan seperti; (a) adanya berbagai output (b) adanya subyektivitas dalam penilaian; (c) pengaruhkonstektual lingkungan. 11 Dari pendapat para ahli di atas dapat dijelaskan, bahwa efektivitas merupakan usaha pencapaian sasaran yang dikehendaki (sesuai dengan harapan) yang ditujukan kepada orang banyak dan dapat dirasakan oleh kelompok sasaran yaitu masyarakat.Efektivitas merujuk pada suatu keadaan dimana tercapainya tujuan dari sebuah desain atau rumusan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach), dimana untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program yang pusat perhatian berada pada tujuan program, dalam hal ini efektivitas program pendidikan gratis di SMP Negeri 4 Baranti kabupaten Sidenreng Rappang. Tinjauan kembali atas berbagai pengaruh pada efektivitas sedikitnya menghasilkan sedikitnya enam bidang umum, yang menyangkut manajemen dan dianggap dapat memperlancar pencapaian tujuan dan meningkatkan efektivitas Richard M. Steers (2006:160 ) Bidang-bidang itu adalah: a. Penyusunan tujuan strategis Penyusunan tujuan strategi penting artinya untuk keberhaslian dan kelangsungan hidup organisasi/program karena adanya serangkaian perubahan dan perbedaan kondisi di lapangan tempat berlansungnya pelaksanaan suatu program.Untuk itu penyusunan tujuan stategis perlu untuk dilakukan dalam menetapkan sasaran dari program serta mengintegrasikan sumber daya yang ada untuk pencapaian tujuan secara maksimal. b. Pencarian dan pemanfaatan sumber daya 12 Setelah keputusan strategi mengenai arah utama dari suatu program ditetapkan, maka selanjutnya memastikan segala usaha demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan itu.Oleh karena itu, usaha-usaha harus diarahkan untuk mendapatkan sumber daya yang perlu dan memanfaatkannya seefisien mungkindalam kegiatan-kegiatan yang diarahkan ke pencapaian tujuan. c. Lingkungan kerja Lingkungan kerja menggambarkan suatu kondisi dimana perencanaan program harus berjalan sesuai dengan desain pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya serta komponen pelaksana program yang memahami setiap prosedur yang menjadi pedoman pelaksanaan.tersebut dapat memberikan sumbangan besar bagi perbaikan lingkungan kerja di mana efektivitas akhirnya ditentukan. d. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan Ciri umum para pemimpin yang efektif adalah kemampuannya mengambil keputusan yang tepat, pada waktu, dan dapat diterima.Pada kenyataannya ketidakmampuan memikul tanggung jawab menyebabkan pimpinan dengan mudah kehilangan kesetiaan atau pengakuan dari bawahannya. Karena itu proses pengambilan keputusan dalam proses semacam ini harus memahami lebih mendalam peranan kepemimpinan manajemen untuk mencapai efektivitas. e. Adaptasi dan Inovasi organisasi Kemampuan suatu program dalam menyesuaikan diri dengan kondisi nyata di lapangan merupakan suatu hal yang mesti dilakukan demi kesempurnaan hasil yang diharapkan.Untuk mencapai sebuah hasil yang sempurna, pelaksana 13 program harus mampu menetapkan keputusan agar pelaksanaan program selalu sejalan dengan desain pekerjaan. Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard M Steers (2006:8): a. Ciri organisasi Struktur dan teknologi organisasi dapat mempengaruhi segi-segi tertentu dari efektifitas, dengan berbagai cara. Mengenai struktur, ditemukan bahwa meningkatnya produktivitas dan efisiensi sering merupakan hasil dari meningkatkan spesialisasi fungsi, ukuran organisasi, sentralisasi pengambilan keputusan, dan formalisasi. b. Ciri lingkungan Lingkungan luar dan dalam juga telah dinyatakan berpengaruh atas efektifitas.Bila lingkungan luar meliputi hukum, ekonomi, dan pasar dimana organisasi berusaha mendapatkan sumberdaya dan mendistribusikan keluarannya, lingkungan dalam meliputi kebudayaan dan sosial yang sangat menentukan perilaku pekerja. c. Ciri pekerja Faktor pengaruh penting yang ketiga atas efektivitas adalah para pekerja itu sendiri. Pada kenyataannya, para anggota organisasi mungkin merupakan faktor yang paling penting atas efektivitas karena perilaku 14 merekalah yang dalam jangka panjang akan memperlancar atau merintangi tercapainya tujuan organisasi. d. Kebijakan dan praktek manajemen Mekanisme ini meliputi penetapan tujuan strategi, pencarian dan pemanfaatan sumber daya secara efisien, menciptakan lingkungan prestasi, proses komunikasi dan pengambilan keputusan, dan adaptasi dan inovasi organisasi. Suatu organisasi jika tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi, akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya tetapi apabila suatu perusahaan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. B. Pengertian Program Secara umum pengertian program adalah penjabaran dari suatu rencana.Dalam hal ini program merupakan bagian dari perencanaan.Sering pula diartikan bahwa program adalah kerangka dasar dari pelaksanaan suatu kegiatan. Pengertian program juga bisa disebut sebagai rancangan mengenai asas, serta usaha (dalam ketatanegaraan, perekonomian yang akan dijalankan). Untuk lebih memahami mengenai pengertian program, berikut ini akan dikemukakan defenisi oleh beberapa ahli: Pariata Westra dalam Harbani (2007 : 32), mengatakan bahwa: “Program adalah rumusan yang membuat gambaran pekerjaan yang akan dilaksanakan 15 beserta petunjuk cara-cara pelaksanaannya”.Saifuddin Anshari, yang mengatakan bahwa: “Program adalah daftar terperinci mengenai acara dan usaha yang akan dilaksanakan”. Menurut Sindhunata dalam Tayibnapis (2000 : 28) mengatakan bahwa: “Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya untuk memberi tahu bagaimana melaksanakan suatu pekerjaan”.S.P. Siagian, (2006:117) mengemukakan bahwa: “Perumusan program kerja merupakan perincian daripada suatu rencana. Dalam hubungannya dengan pembangunan nasional program kerja itu berwujud berbagai macam bentuk dan kegiatan” Suatu program yang baik menurut Bintoro Tjokroamidjojo (2005:181) harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Tujuan yang dirumuskan secara jelas. b. Penentuan peralatan yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. c. Suatu kerangka kebijaksanaan yang konsisten atau proyek yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan program seefektif mungkin. d. Pengukuran dengan ongkos-ongkos yang diperkirakan dan keuntungankeuntungan yang duharapkan akan dihasilkan program tersebut. e. Hubungan dalam kegiatan lain dalam usaha pembangunan dan program pembangunan lainnya. f. Berbagai upaya dalam bidang mamajemen, termasuk penyediaan tenaga, pembiayaan, dan lain-lain untuk melaksanakan program tersebut. Dengan demikian, dalam menentukan suatu program harus dirumuskan secara 16 matang sesuai dengan kebutuhan agar dapat mencapai tujuan melalui partisipasi dari masyarakat. Dengan beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa program adalah serangkaian tindakan atau aktivitas untuk dapat melaksanakan sesuai dengan target rencana yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu diperlukan penyusunan program yang mantap agar pekerjaan yang dilakukan lebih terarah, efektif dan efisien dalam memanfaatkan semua sumber daya yang dubutuhkan. C. Motivasi Belajar A. Pengertian Motivasi Belajar Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang didasari untuk mengerakanmengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang untuk mendorong melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan tertentu. Motivasi belajar adalah suatu perubahan tenaga di dalam diri seseorang (Pribadi) yang ditandai dengan timbulnya reaksi untuk mencapai tujuan (Frederick J. Mc Donald dalam H. Nashar, 2004:39). Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat yang bertujuan unyuk mencapai prestasi belajar sebaik mungkin. B. Unsur-unsur Motivasi Belajar siswa Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:89-92) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar,yaitu: a. Cita-cita atau aspirasi siswa 17 Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan Belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa.Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi.Di dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi ukuranKondisi jasmani dan Rohani Siswa c. Kondisi Lingkungan kelas Kondisi lingkungan merupakan unsur unsur yang datangnya dari luar diri siswa.Lingkungan siswa juga sebagaimana lingkungan individu siswa pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah,dan masyarakat. d. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil kadang lemah,bahkan kadang tidak sama sekali. e. Upaya Guru dalam membelajarkan siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru membelajarkan siswanya dalam memahami materi yang diberikan. C. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Sadirman (2000:83) Motivasi belajar ada tiga yakni sebagai berikut: 18 a. Sebagai penggerak atau motor yamg melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari segala kegiatan yang dilakukan b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang akan dicapai.Dengan demikian motivasi dapat sebagai arahan kegiatan yang akan dicapai dengan rumusan tujuan. c. Menyeleksi perbutan yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang akan dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut. D. Tinjauan Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Menurut Catharina Tri Anni (2002:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar.Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (H. Nashar, 2004:77). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar (Keller dalam H Nashar ,2004:77). b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Dalyono (1997: 55-60) berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu: 19 a) Faktor internal (berasal dari dlm diri yang belajar) 1) Kesehatan Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar. 2) Intelegensi dan bakat Kedua aspek kejiwaan ini besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.Seseorang yang mempunyai intelegensi baik (IQnya tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik.Bakat juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Jika seseorang mempunyai intelegensi yang tinggi dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajar akanlebih mudah dibandingkan orang yang hanya memiliki intelegansi tinggi saja atau bakat saja. 3) Minat dan motivasi Minat dapat timbul karena adanya daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari. Timbulnya minat belajar disebabkan beberapa hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang atau bahagia. Begitu pula seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan melaksanakan kegiatan belajarnya dengan sungguhsungguh, penuh gairah dan semangat. Motivasi berbeda dengan minat.Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong. 20 4) Cara belajar Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil yang kurang. b) Faktor-faktor eksternal 1) Keluarga Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar, misalnya tinggi rendahnya pendidikan, besar kecilnya penghasilan dan perhatian. 2) Sekolah Keadaan sekolah tempat belajar turut berpengaruh dalam motivasi belajar. 3) Masyarakat Keadaan masyarakat juga menentukan hasil belajar. Bila sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya, rata-rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak giat belajar. 4) Lingkungan Sekitar Lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi dalam belajar. E.Konsep Pendidikan Gratis 1. Pengertian Pendidikan Bagi sebahagian masyarakat pendidikan sering diidentikkan dengan sekolah, guru mengajar di kelas, atau satuan pendidikan formal 21 belaka.Secara akademik, istilah pendidikan berspektrum luas. Pendidikan adalah proses peradaban dan pemberadaban manusia. Pendidikan adalah aktivasi semua potensi dasar manusia melalui interaksi antar manusia dewasa dengan yang belum dewasa. Pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan sejati, dengan atau tanpa di sengaja. Pendidikan adalah proses pemartabatan manusia menuju puncak optimasi potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya. Pendidikan adalah proses membimbing, melatih, dan memandu manusia terhindar atau keluar dari kebodohan dan pembodohan. Pendidikan adalah metamorphosis perilaku menuju kedewasaan sejati .pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses elevasi secara non diskriminasi, dinamis, dan intensif menuju kedewasaan individu, dimana prosesnya dilakukan secara kontinyu dengan sifat yang adaptif dan nirlimit atau tiada akhir. Istilah pendidikan berasal dari bahasa latin “e-ducere” atau “educare” yang berarti “untuk memimpin atau memandu keluar”, “terkemuka”, “membawa manusia menjadi mengemuka”, „”proses menjadi terkemuka”, atau “sebagai kegiatan terkemuka”. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, 22 serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Menurut M.J. langeveld dalam Redja Mudyahardjo (2001:6) Pendidikan adalah setiap pergaulan atau hubungan mendidik yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak. Dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Definisi-definisi diatas menggiring kita pada beberapa kesimpulan. Pertama, pendidikan adalah proses kemanusiaan dan pemanusiaan secara simultan. Kedua, pendidikan adalah proses sosial yang dibangun untuk menggali dan mengembangkan potensi dasar manusia agar menjadi insane berperadaban. Ketiga, pendidikan adalah proses manusiawi yang dilakukan oleh subjek dewasa untuk menumbuhkan kedewasaan pada subjek yang belum dewasa dengan menunjukkan potensi yang ada dan yang sesuai. Keempat, aktivitas-aktivitas pendidikan mencakup produksi dan distribusi pengetahuan yang terjadi baik dalam skema kelembagaan maupun pada proses sosial pada umumnya. . 2. Pendidikan Gratis di Kabupaten Sidenreng Rappang 23 Dalam peraturan daerah kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pendidikan Gratis disebutkan bahwa Pendidikan Gratis adalah membebaskan segala biaya pendidikan bagi peserta didik/orang tua peserta didik yang berkaitan dengan proses belajar mengajar dan kegiatan pembagunan sekolah. Pendidikan gratis adalah sebuah kebijakan pemerintah yang dimana siswa tidak lagi dibebankan dengan bermacam-macam biaya mulai dari uang pangkal, uang sekolah, uang komite, dan buku penunjang utama. Sementara itu, untuk biaya-biaya lain, tidak ditanggung oleh pemda, misalnya, biaya transportasi, pakaian seragam, dan biaya-biaya lain (penambahan materi, darma wisata, dan sebagainya). 3. Sasaran Pendidikan Gratis Sasaran program pendidikan gratis yang dimaksud dapat dilihat dalam peraturan daerah kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 5 Tahun 2009 pasal 2 ayat 1 yang menyatakan sasaran program pendidikan gratis adalah: a Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) negeri dan swasta b Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB) negeri dan swasta c Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) negeri dan swasta. 24 Sedangkan bila ditinjau dari aspek kelompok masyarakat, sasaran pendidikan gratis adalah semua siswa pada satuan pendidikan yang menjadi sasaran program. a. Fungsi dan Tujuan Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 5 Tahun 2009 pasal 3 dan 4 disebutkan bahwa: Fungsi Pendidikan Gratis adalah untuk memberi kesempatan yang seluasluasnya kepada usia belajar guna mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu dan Pendidikan Gratis bertujuan untuk mengurangi beban masyarakat peserta didik / orang tua peserta didik. b. Jenis Pembiayaan Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. i. Biaya investasi satuan pendidikan, meliputi: penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. ii. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkeanjutan. misalnya uang saku/uang jajan, buku tulis dan alat-alat tulis, dls. Pendanaan sebagian biaya investasi pendidikan dan/atau sebagian biaya operasional pendidikan tambahan yang diperlukan untuk pengembangan sekolah menjadi bertaraf internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal. c. Biaya operasi satuan pendidikan, sebagai berikut: 25 1) Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji. 2) Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan 3) Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. 4. Indikator Pendidikan Gratis Dalam UU Sisdiknas Pasal 34, ayat (2) ”Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya”. Inilah sehingga mengapa pendidikan dasar harus gratis, meskipun dalam UU Sisdiknas sendiri terminologi gratis tidak dikenal.Karena politisi dan para calon bupati/walikota dan bahkan calon gubernur kebanyakan telanjur menggunakan istilah pendidikan gratis ketika berkampanye untuk menduduki posisinya masing-masing, pendidikan gratislah yang paling menjadi terkenal beberapa tahun terakhir ini. Pendidikan gratis banyak dikumandangkan untuk berkampanye para politisi, bupati/walikota dan bahkan gubernur dalam rangka merebut simpati para pemilihnya.Namanya juga janji.ada yang ketika mereka benar-benar menjadi pejabat publik, kemudian langsung memenuhinya dan juga ada yang tidak peduli sama sekali. Mereka yang memenuhi kemudian memang memiliki political will dan dengan demikian mengalokasikan dana dari APBD mereka untuk menggratiskan wajib 26 belajar pendidikan dasar di daerah kekuasaannya. Pada konteks seperti ini, pendidikan gratis bisa berjalan dengan wajar sehingga sekolah masih memiliki cukup sumber daya untuk berkembang dan melakukan inovasi yang memerlukan biaya.Dalam konteks seperti ini sekolah tidak dipasung dengan utopia pendidikan gratis. Dengan demikian ketika pemda sanggup menambahi dana untuk membiayai operasional sekolah maka sekolah masih memiliki ruang untuk melakukan peningkatan kualitas pendidikan di sekolahnya masing-masing. Dalam undang-undang sistim pendidikan nasional, beberapa pasal lebih rinci mengatur tentang hal ini, antara lain sebagai berikut : Pasal 5 ayat 1 : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu Pasal 5 ayat 5 : Setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat Pasal 34 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersediaya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya Pasal 46 ayat 2 : Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat 4 UUD Negara RI tahun 1945. Setumpuk regulasi yang mengatur masalah pendidikan tersebut di atas mengisyaratkan bahwa tanggung jawab pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, yang merata bagi semua anak usia 27 sekolah harus diwujudnyatakan, bukan sekedar slogan akan tetapi harus terimplementasi dengan baik yang berdasarkan keinginan kuat dari pemerintah daerah yang harus didukung oleh penyelenggara pendidikan dan segenap stakeholder serta peran serta masyarakat dalam menyukseskan peandidikan yang merata, bermutu dan berkualitas. F. Kerangka pikir Dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat kewajiban yang harus dilakukan pemerintah termasuk masalah biaya. Kewajiban pemerintah yang menyediakan biaya pendidikan dasar tertuang dalam amanat UUD 1945 pada pasal 31 ayat 2 yang berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”. Untuk mewujudkan amanat undang-undang tersebut dibutuhkan sebuah langkah yang tepat.Salah satu langkah tersebut adalah program pendidikan gratis yang dicanangkan oleh pemerintah pusat dan kemudian diamanatkan kepada pemerintah daerah.Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan program pendidikan gratis ini, dapat dilihat dari sisi sasaran dari program itu sendiri.Dalam pesfektif ini, sasaran program merupakan posisi yang paling penting mengukur keberhasilan suatu program tersebut.Sasaran program yang dimaksud ialah peserta didik/siswa yang berada dalam sebuah satuan pendidikan. Oleh kerena itu agar program pendidikan gratis dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, harus dilaksanakan secara optimal dan sungguhsungguh. Sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa program pendidikan gratis akan menimbulkan konsekuensi terhadap keberlangsungan komponen pendidikan 28 yang lain dan berimplikasi terhadap Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) suatu daerah dalam memenuhi kebutuhan pedidikan di daerahnya. Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat gambar kerangka pikir yang dapat menjelaskan keseluruhan isi penelitian ini. 29 Gambar Kerangka Pikir Program pendidikan Gratis di SMP Negeri 4 Baranti Efektif (Martani & Lubis 1987:35) 1. Pendekatan Sumber 2. Pendekatan Proses 3. Pendekatan Sasaran Faktor yang mempengaruhi efektivitas. (Richard M.Steers 2006:160) 1. Penyusunan tujuan strategis 2. Pencarian dan Pemanfaatan Sumber Daya 3. Lingkungan Kerja 4. Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan 5. Adaptasi dan inovasi organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Motivasi (Dalyono 1997: 55-60) Kesehatan Intelegensi dan bakat Minat dan motivasi Caara belajar Keluarga Sekolah Masyarakat Lingkungan sekitar 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti adalah salah satu sekolah yang menerapkan program pendidikan gratis. B. Tipe dan Dasar Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif.Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat sekedar untuk mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan sebenarnya dari obyek yang di teliti.Sedangkan dasar penelitiannya adalah wawancara kepada narasumber/informan yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai hal yang berhubungan dengan rumusan masalah penelitian. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penulis dalam penelitian ini akan menggunakan populasi untuk menentukan subyek penelitian. Jamaluddin Ahmad (2015:137),“Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji“. Sedangkan menurut Sugiyono (2011) mendefinisikan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek dan 31 obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Populasi di sini bukan hanya orang akan tetapi bisa berupa benda lain, populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari melainkan meliputi seluruh karasteristik atau sikap yang dimiliki oleh subyek dan obyek. Hal ini akan membantu proses menganalisa data karena sumber data jelas dan sudah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang yang berjumlah 232 orang tua siswa. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2011) bahwa “Bagian atau jumlah dan karakteriktik yang dimiliki oleh populasi tersebut“. Dalam penelitian ini, penulis mengambil secara keseluruhan populasi yang ada, yakni sebanyak 232 orang tua siswa. Dasar pengambilan Random sampling ini sesuai dengan pendapat Jamaluddin Ahmad(2015:140), yang Mengemukakan bahwa Sampel adalah sebagian atau subset (himpunan bagian), dari suatu populasi. Adapun informan dan responden dalam penelitian ini adalah : Kepala Tata Usaha Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Baranti dan Orang Tua Siswa. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah Orang Tua Siswa Menengah Pertama Negeri 4 Baranti yang berjumlah 232 orang tua siswa, adapun cara untuk pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin : 32 n= N 1+N (e)² Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi e² = Konstanta (10)² Dengan rumus diatas dapat dihitung ukuran sampel dengan populasi sebesar 232 orang tua dengan mengambil taraf kesalahan ( e² ) = 10%, sebagai berikut: n= n= N 1+N (e)² 232 232 n= 1+232(10)² 3,32 =69,87 = 70 D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan kepada responden. Pedoman wawancara tersebut digunakan oleh pewawancara sebagai alur yang harus diikuti, mulai dari awal sampai akhir wawancara, karena biasanya pedoman tersebut telah tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan sederetan pertanyaan, dimulai dari hal-hal yang mudah dijawab oleh responden sampai dengan hal-hal yang lebih kompleks. 33 2. Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti.Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra. 3. Kuisioner (angket), Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengedarkan atau memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dalam hal ini kepada para guru di Sekolah Menengah Pertama 4 Baranti kabupaten Sidenreng Rappang. 4. Studi Dokumen (Dokumentasi) Studi dokumen yaitu cara pengumpulan data dan telaah pustaka, dimana dokumen-dokumen yang dianggap menunjang dan relevan dengan permasalahan yang akan diteliti baik berupa literatur, laporan tahunan, majalah, jurnal, tabel, karya tulis ilmiah dokumen peraturan pemerintah dan Undang-Undang yang telah tersedia pada lembaga yang terkait dipelajari, dikaji dan disusun/dikategorikan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh data guna memberikan informasi berkenaan dengan penelitian yang akan dilakukan. E. Teknik Analisis Data Analisis data adalah bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah analisis. Menurut Nazir (2005;346), mengemukakan bahwa : 34 Analisis data adalah bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena melalui analisislah, data tersebut diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah yang telah terkumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-kelompok, diadakan kategorisasi serta diproses sedemikian rupa sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis. Analisis yang digunakan adalah melalui pendekatan deskriptif, yaitu menjawab dan memecahkan masalah-masalah dengan melakukan pemahaman dan pendalaman secara menyeluruh dan utuh dari obyek yang diteliti agar diperoleh gambaran yang jelas. Menggunakan bantuan tabel frekuensi, dengan menggunakan skala likers sebagai alat ukur : 1) Sangat baik bobot nilai 4 2) baik bobot nilai 3 3) cukup baik bobot nilai 2 4) kurang baik bobot nilai 1 Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik tabulasi frekuensi, yaitu : Keterangan P = F/n.100% P = Hasil persentase F = Jumlah frekuensi responden n = Jumlah sampel 35 Rentangnya skor = Frekuensi x Bobot Jumlah Skor Rata-rata Skor = Jumlah responden Rata – rata Skor Rata-rata persentase = X 100 % Karakteristik jawaban Kualifikasi penilaian diambil berdasarkan empat tingkat pembagian, menurut pendapat Sugiyono (2014:137), yaitu 1. Sangat baik : 76 % - 100 % 2. Baik : 51 % - 75 % 3. Cukup baik : 26 % - 50% 4. Tidak baik : 0% - 25 % F. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah makna dari konsep istilah variabel yang dipakai dalam penelitian sehingga akan mudah diukur dalam skala pengukuran. Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. pendekatan sumber adalah mengukur efktivitas dari sisi input dan mengukur keberhasilan organisasi dalam mendapatkan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk mencapai performansi yang baik. 2. pendekatan proses adalah kegiatan internal organisasi dan mengukur efektivitas melalui berbagai indikator internal seperti efesiensi dan iklim organisasi. 36 3. Pendekatan sasaran adalah mengukur keberhasilan organisasi dalam mencapai tingkatan output yang direncanakan. 4. Penyusunan tujuan stategis adalah pemerataan kesempatan mendapat pendidikan serta mengurangi beban biaya masyarakat. 5. Pencarian dan pemanfaatan sumber daya adalah tenaga pengajar serta sarana dan prasarana untuk menunjang kesuksesan program pendidikan gratis. 6. Lingkungan kerja menggambarkan suatu kondisi dimana perencanaan program harus berjalan sesuai dengan desain pekerjaan yang telah dirancang sebelumnya. 7. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan adalah proses pengambilan keputusan dalam pelaksanaan suatu program sangat penting kedudukannya demi kesempurnaan hasil yang diharapkan. 8. Adaptasi dan Inovasi organisasi adalah kemampuan suatu program dalam menyesuaikan diri dengan kondisi nyata di lapangan. 9. Kesehatan adalah Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya dalam kegiatan belajar. 10. Intelegensi dan bakat adalah kemampuan seseorang untuk menjadi lebih baik lagi dan menjadi pembelajaran buat orang banyak. 11. Minat dan motivasi adalah suatu pendorong untuk lebih bersemangat melakukan sesuatu yang kita ingin capai. 37 12. Cara belajar adalah kegiatan yang sangat berpengaruh untuk belajar karena apabila cara belajar tidak sesuai dengan keinginan maka akan memperoleh hasil yang tidak baik atau tidak memuaskan. 13. Keluarga faktor orang tua sangat penting dalam keberhasilan anaknya.misalnya memberikan semangat dan motivasi untuk belajar 14. Sekolah apabila keadaan sekolah tidak memungkinkan untuk belajar maka anak tidak konsentrasi dalam belajar 15. Masyarakat apabila dalam masyarakat banyak yang berpendidikan tinggi maka akan memotivasi anak untuk giat belajar dan mengikuti orang tersebut 16. Lingkungan sekitar apabila anak bergaul dengan orang yang berpendidikan tinggi maka akan memotivasi untuk mengikuti orang tersebut, begutupun sebaliknya apabila anak bergaul dengan orang yang tidak berpendidikan maka anak akan terpengaruh dalam hal yang tidak baik. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. NamaSekolah : SMP NEGERI 4 BARANTI 2. KatagoriSekolah : PRASPM/SPM/POTENSIAL/SDSN/………….*) 3. NPSN : 40313289 4. Status : Negeri 5. Terakreditasi : A (Tahun 2016) 6. Dibangun Tahun : 2006 7. Sumber Dana : Block Grent dan Bantuan Pemerintah Australia 8. Tahun beroperasi : 2007 9. AlamatSekolah : Jl. GotongRorong No. !7 TonrongeKec. Baranti : KabupatenSidenrengRappang KodePos 7. Koordinat : Bujur : Lintang : 8. NamaYayasan (bagiswasta): 9. AlamatYayasan 10. a. NamaKepalaSekolah 1: Drs. SYAMSUDDIN, M.Pd( 2007 s/d 2016) b. NIP : 19631210 199002 1 003 c. NamaKepalaSekolah 2: AHMAD DINI, S.Pd ,.M.Si d. NIP c. NomorTeleponSekolah : : 19621231 198403 1 110 39 d. NomorHandphone :081 342 207 382 e. Alamat e-mail : [email protected] 11. Penerima Dana Bantuan Revitalisasidarisumber DAK/APBN/APBD I/APBD II TA 2015 : Ya/Tidak *) 12. Kepemilikan Tanah Sekolah : MilikPemda/Hibah 13. Status Kepemilikan Tanah : Hibah *) 14. MasihOperasional : Ya/ *) Tabel 4.1. Data SiswaTahunTerakhir Tahun 2016/2017 Jumlah Siswa (Orang) Kelas JumlahRombel Putra Putri Total KelasVII 56 26 82 3 Rombel KelasVIII 38 36 74 3 Rombel Kelas IX 44 32 76 3 Rombel TOTAL 120 99 232 9 Rombel 40 Tabel 4.2.Data Ruang SMP NamaRuang Ada/Tidak Ukuran (m) Kondisi fisik ruang RuangKelas VII.1 Ada 7X9m Baik RuangKelas VII.2 Tidak (Numpang Di Lab IPA) RuangKelasVII.3 Tidak (Numpang Perpustakaan RuangKelas VIII.1 Ada 7X9m Baik RuangKelas VIII.2 Ada 7X9m Baik RuangKelasVIII.3 Ada 7X9m Baik RuangKelas IX.1 Ada 7X9m Baik RuangKelas IX.2 Ada 7X9m Baik RuangKelasIX.3 Ada 7X9m Baik R. Perpustakaan SMP Ada 7 x 15 m Baik RuangKepala SMP Ada 7x3m Baik RuangKerja Guru Ada 7x6m Baik Ruang Tata Usaha Ada 3 x 3.5 m Baik Ruang UKS Tidak Dapur Ada 3x5m Baik Gudang Ada 3x5m Baik KM/WC Guru Ada 3x5m Baik KM/WC Anak Tidak di Baik B. Karakteristik Responden Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat digambarkan dalam table berikut ini : 41 Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin NO Jenis Kelamin Frekuensi Persentase % 1. Laki-laki 29 41,43 2. perempuan 41 58,57 70 `100 Jumlah Sumber : Data Primer hasil penelitian, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki 29 Orang (41,43%) dan perempuan 41 Orang (58,57%) selanjutnya karakteristik responden berdasarkan umurnya dapat digambarkan dalam table berikut : Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur NO Umur Frekuensi Persentase % 1. 21-30 9 12,86 2. 31-40 25 35,71 3. 41-50 21 30 4. 51-60 13 18,57 5. 61-70 2 2,86 70 100 Total Sumber : Data Primer hasil penelitian, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur yaitu umur 21-30 tahun adalah 9 orang (12,86%), umur 31-40 tahun adalah 25 orang (35,71%), umur 41-50 tahun adalah 21 orang (30%), umur 51-60 adalah 13 orang (18,57), dan umur 61-70 adalah 2 orang (2,86%). 42 selanjutnya karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dapat digambarkan dalam table berikut : Tabel 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan NO Pekerjaan Frekuensi Persentase % 1. Petani 22 31,43 2. URT 33 47,14 3. Wirausaha 7 10 4. Wiraswasta 4 5,72 5. Guru 3 4,28 6. Pegawai 1 1,43 70 100 Sumber : Data Primer hasil penelitian, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan adalah petani 22 Orang (31,43%),URT 33 orang (47,14%),Wirausaha 7 orang (10 %),wiraswasta 4 orang (5,72),guru 3 orang (4,28%), dan pegawai 1 orang (1,43%). C. Pembahasan 1. Indikator Efektif Dari data yang diperoleh penulis melalui kuesioner tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : 43 Tabel 4.6. Tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti. Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 17 68 24,28 Baik 3 21 63 30 Cukup Baik 2 24 48 34,29 Tidak Baik 1 8 8 11,43 JUMLAH 70 187 100 Rata-rata Skor = ∑F.X = 187 = 2,67 Rata-rata Persentase 2,67 x 100 = 66 % N 70 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 17 orang (24,28%) responden menjawab Sangat Baik, 21 orang (30%) responden menjawab Baik, 24 orang (34,29%) responden menjawab Cukup Baik, dan 8 orang (11,43%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 66% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pendekatan proses untuk mengukur efektivitas melalui berbagai indikator di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : 44 Tabel 4.7. Tanggapan responden tentang pendekatan proses untuk mengukur efektivitas melalui berbagai indikator di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti Tanggapan Responden X F Sangat Baik 4 14 Baik 3 27 Cukup Baik 2 23 Tidak Baik 1 6 JUMLAH 70 ∑F.X 189 Rata-rata Skor = = = 2,7 Rata-rata Persentase N 70 2,7 F.X Persentase 56 20 81 38,57 46 32,86 6 8,57 189 100 x 100 = 67 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 14 orang (20%) responden menjawab Sangat Baik, 27 orang (38,57%) responden menjawab Baik, 23 orang (32,86%) responden menjawab Cukup Baik, dan 6 orang (8,57%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 67% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pendekatan proses sasaran dalam pengukuran efektivitas terhadap aspek output di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : 45 Tabel 4.8. Tanggapan responden tentang pendekatan proses sasaran dalam pengukuran efektivitas terhadap aspek output di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti Tanggapan Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik JUMLAH X 4 3 2 1 F 17 24 23 6 70 F.X 68 72 46 6 192 Rata-rata Skor = ∑F.X = 192 = 2,74 Rata-rata Persentase N 70 2,74 Persentase 24,28 34,29 32,86 8,57 100 x 100 = 68 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 17 orang (24,28%) responden menjawab Sangat Baik, 24 orang (34,29%) responden menjawab Baik, 23 orang (32,86%) responden menjawab Cukup Baik, dan 6 orang (8,57%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 68% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator efektif dapat dilihat pada table berikut ini 46 Tabel 4.9. Rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator efektif NO 1 2 3 Tanggapan Responden Rata-rata Skor Pendekatan Sumber 2,67 Pendekatan Proses 2,7 Pendekatan Sasaran 2,74 JUMLAH 2,70 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Rata-rata Persentase 66 67 68 67% Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa orang tua siswa yang sebagai responden member tanggapan tentang indikator efektif yaitu 67% atau kategori baik yang berdasarkan pertanyaan sesuai dengan indikator diatas. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang penyusunan tujuan strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan secara maksimal dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.10. Tanggapan responden tentang penyusunan tujuan strategi yang dilakukan untuk mencapai tujuan secara maksimal Tanggapan Responden Sangat Baik Baik Cukup Baik Tidak Baik JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 184 N 70 X 4 3 2 1 F F.X Persentase 11 44 15,72 29 87 41,43 26 52 37,14 4 4 5,71 70 184 100 2,63 = 2,63 Rata-rata Persentase x 100 = 66 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 11 orang (15,72%) responden menjawab Sangat Baik, 29 orang (41,43%) responden 47 menjawab Baik, 26 orang (37,14%) responden menjawab Cukup Baik, dan 4 orang (5,71%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 66% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pencarian tenaga pengajar serta sarana dan prasarana untuk menunjang kesuksesan program pendidikan gratis dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.11. Tanggapan responden tentang pencarian tenaga pengajar serta sarana dan prasarana untuk menunjang kesuksesan program pendidikan gratis Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 14 56 20 Baik 3 32 96 45,72 Cukup Baik 2 20 40 28,57 Tidak Baik 1 4 4 5,71 JUMLAH 70 196 100 ∑F.X 196 2,8 Rata-rata Skor = = = 2,8 Rata-rata Persentase x 100 = 70 % N 70 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 14 orang (20%) responden menjawab Sangat Baik, 32 orang (45,72%) responden menjawab Baik, 20 orang (28,57%) responden menjawab Cukup Baik, dan 4 orang (5,71%) responden menjawab Tidak Baik. 48 Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 70% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pelaksanaan di lapangan dan prosedur pelaksanaan program pendidikan gratis di kabupaten sidenreng rappang dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.12. Tanggapan responden tentang pelaksanaan di lapangan dan prosedur pelaksanaan program pendidikan gratis di kabupaten sidenreng rappang Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 20 80 28,57 Baik 3 26 78 37,14 Cukup Baik 2 18 36 25,72 Tidak Baik 1 6 6 8,57 JUMLAH 70 200 100 ∑F.X 200 2,86 Rata-rata Skor = = = 2,86 Rata-rata Persentase x 100 =71 % N 70 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 20 orang (28,57%) responden menjawab Sangat Baik, 26 orang (37,14%) responden menjawab Baik, 18 orang (8,57%) responden menjawab Cukup Baik, dan 6 orang (8,57%) responden menjawab Tidak Baik Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur 49 suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 71% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pelaksanaan program serta proses adaptasi yang diperlukan guna menyesuaikan diri dengan kondisi nyata di lapangan dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.13. Tanggapan responden tentang pelaksanaan program serta proses adaptasi yang diperlukan guna menyesuaikan diri dengan kondisi nyata di lapangan Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 8 32 11,43 Baik 3 19 57 27,14 Cukup Baik 2 30 60 42,86 Tidak Baik 1 13 13 18,57 70 163 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 163 = 2,33 Rata-rata Persentase N 70 2,33 x 100 = 58 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 8 orang (11,43%) responden menjawab Sangat Baik, 19 orang (27,14%) responden menjawab Baik, 30 orang (42,86%) responden menjawab Cukup Baik, dan 13 orang (18,57%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur 50 suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 58% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.24. Rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator faktorfaktor yang mempengaruhi efektivitas NO Tanggapan Responden Rata-rata Skor Rata-rata Persentase 1 Penyusunan Tujuan Strategis 2,63 66 2 Pencarian Dan Pemanfaatan 2,8 70 Sumber Daya 3 Lingkungan Kerja 2,86 71 4 Kepemimpinan Dalam 2,84 71 2,33 58 2,69 67,2% Pengambilan Keputusan 5 Adaptasi Dan Inovasi Organisasi JUMLAH Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa orang tua siswa yang sebagai responden member tanggapan tentang indikator faktor yang mempengaruhi efektivitas yaitu 67% atau kategori baik yang berdasarkan pertanyaan sesuai dengan indikator diatas. Menurut salah satu rekan guru di sekolah SMP Negeri 4 Baranti Efektivitas program pendidikan gratis sangat baik untuk kelanjutan proses belajar siswa karena pendidikan gratis mengarah pada siswa yang tidak mampu, maka dari itu pendidikan gratis harus tetap kita pertahankan dan apabila pendidikan gratis di cabut maka perubahan di sekolah juga akan turun 51 drastis. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Suparman,S.Th.I (Bimbingan dan Konselin) 2. Indikator Motivasi Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang kesehatan jasmani dan rohani dalam kegiatan belajar di sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.15. Tanggapan responden tentang kesehatan jasmani dan rohani dalam kegiatan belajar di SMP Negeri 4 Baranti Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 16 64 22,86 Baik 3 26 78 37,14 Cukup Baik 2 22 44 31,43 Tidak Baik 1 6 6 8,57 70 192 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 192 = 2,74 Rata-rata Persentase N 70 2,74 x 100 = 68 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 16 orang (22,86%) responden menjawab Sangat Baik, 26 orang (37,14%) responden menjawab Baik, 22 orang (31,43%) responden menjawab Cukup Baik, dan 6 orang (8,57%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur 52 suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 68% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang intelegensi dan bakat siswa bermanfaat untuk orang banyak dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.16.Tanggapan responden tentang intelegensi dan bakat siswa bermanfaat untuk orang banyak Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 3 12 7,29 Baik 3 28 84 40 Cukup Baik 2 29 58 41,42 Tidak Baik 1 10 10 14,29 70 164 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 164 = 2,34 Rata-rata Persentase N 70 2,34 x 100 = 58 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 3 orang (7,29%) responden menjawab Sangat Baik, 28 orang (40%) responden menjawab Baik, 29 orang (14,29%) responden menjawab Cukup Baik, dan 10 orang (14,29%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 58% yang berarti kategori Baik. 53 Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang minat dan motivasi belajar siswa di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.17. Tanggapan responden tentang minat dan motivasi belajar siswa di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 9 36 12,86 Baik 3 33 99 47.14 Cukup Baik 2 21 42 30 Tidak Baik 1 7 7 10 70 184 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 184 = 2,63 Rata-rata Persentase N 70 2,63 x 100 = 66 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 9 orang (12,86%) responden menjawab Sangat Baik, 33 orang (47,14%) responden menjawab Baik, 21 orang (30%) responden menjawab Cukup Baik, dan 7 orang (10%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 66% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang cara belajar siswa di sekolah SMP Negeri 4 Baranti dilihat pada table berikut ini : 54 Tabel 4.18. Tanggapan responden tentang cara belajar di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 16 64 22,86 Baik 3 31 93 44,29 Cukup Baik 2 17 34 24,28 Tidak Baik 1 6 6 8,57 70 197 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 197 = 2,81 Rata-rata Persentase N 70 2,81 x 100 = 70 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 16 orang (22,86%) responden menjawab Sangat Baik, 31 orang (44,29%) responden menjawab Baik, 17 orang (24,28%) responden menjawab Cukup Baik, dan 6 orang (8,57%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 70% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang factor orang tua dalam motivasi belajar siswa dilihat pada table berikut ini: 55 Tabel 4.19. Tanggapan responden tentang factor orang tua dalam motivasi belajar siswa Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 15 60 21,43 Baik 3 36 108 51,43 Cukup Baik 2 15 30 21,43 Tidak Baik 1 4 4 5,71 70 202 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 202 = 2,88 Rata-rata Persentase N 70 2,88 x 100 = 72 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 15 orang (21,43%) responden menjawab Sangat Baik, 36 orang (51,43%) responden menjawab Baik, 15 orang (21,43%) responden menjawab Cukup Baik, dan 4 orang (5,71%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 72% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang keadaan sekolah untuk belajar dilihat pada table berikut ini: 56 Tabel 4.20. Tanggapan responden tentang keadaan sekolah untuk belajar Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 21 84 30 Baik 3 27 30 38,57 Cukup Baik 2 17 34 24,29 Tidak Baik 1 5 5 7,14 70 153 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 153 = 2,18 Rata-rata Persentase N 70 2,18 x 100 = 70 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 21 orang (30%) responden menjawab Sangat Baik, 27 orang (38,57%) responden menjawab Baik, 17 orang (24,29%) responden menjawab Cukup Baik, dan 5 orang (7,14%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 70% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang masyarakat yang berpendidikan tinggi untuk memotivasi siswa dalam kegiatan belajar dilihat pada table berikut ini : 57 Tabel 4.21. Tanggapan responden tentang masyarakat yang berpendidikan tinggi untuk memotivasi siwa dalam kegiatan belajar Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 16 64 22,86 Baik 3 31 93 44,29 Cukup Baik 2 19 38 27,14 Tidak Baik 1 4 4 5,71 70 199 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 199 = 2,84 Rata-rata Persentase N 70 2,84 x 100 = 71 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 16 orang (22,86%) responden menjawab Sangat Baik, 31 orang (44,29%) responden menjawab Baik, 19 orang (27,14%) responden menjawab Cukup Baik, dan 4 orang (5,71%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 71% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil penelitin yang menunjukkan Tanggapan Responden tentang pergaulan siswa di lingkungan sekitar sekolah dilihat pada table berikut ini : 58 Tabel 4.22. Tanggapan responden tentang pergaulan siswa di lingkungan sekitar sekolah Tanggapan Responden X F F.X Persentase Sangat Baik 4 7 28 10 Baik 3 20 60 28,57 Cukup Baik 2 21 42 30 Tidak Baik 1 22 22 31,43 70 152 100 JUMLAH Rata-rata Skor = ∑F.X = 152 = 2,17 Rata-rata Persentase N 70 2,17 x 100 = 54 % 4 Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan data tersebut diatas menunjukkan bahwa Tanggapan Responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 7 orang (10%) responden menjawab Sangat Baik, 20 orang (28,57%) responden menjawab Baik, 21 orang (30%) responden menjawab Cukup Baik, dan 22 orang (31,43%) responden menjawab Tidak Baik. Jadi setelah diakumulasikan dan dapat dinilai rata-rata persentase tanggapan responden tentang pendekatan sumber dari sisi input untuk mengukur suatu keberhasilan organisasi di Sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 54% yang berarti kategori Baik. Selanjutnya hasil rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator motivasi pada table berikut ini : 59 Tabel 4.23. Rekapitulasi tanggapan responden mengenai indikator motivasi NO Tanggapan Responden Rata-rata Skor Rata-rata Persentase 1. Kesehatan 2,74 68 2. Intelegensi dan bakat 2,34 58 3. Minat dan motivasi 2,63 66 4. Cara Belajar 2,81 70 5. Keluarga 2,88 72 6. Sekolah 2,18 70 7. Masyarakat 2,84 71 8. Lingkungan Sekitar 2,17 54 JUMLAH 2,57 66,12% Sumber : Hasil Olahan Kuesioner, Juli 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa orang tua siswa yang sebagai responden member tanggapan tentang indikator motivasi yaitu 66,12% atau kategori baik yang berdasarkan pertanyaan sesuai dengan indikator diatas. Menurut salah satu rekan guru di SMP Negeri 4 Baranti orang tua sangat membantu untuk memotivasi siswa untuk keberhasilan siswa karena apabila peran orang tua tidak baik otomatis siswa tidak akan berkembang tetntang pembelajaran dengan baik. Adapun total keseluruhan nilai dari Variabel X (efektif) adalah sebesar 568. Untuk mengetahui jumlah persentasenya, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berkut: Total Frekuensi jawaban Hasil ideal = × 100 Bobot tertinggi x Jumlah pertanyaan xJumlah responden 568 = 568 = =0.67 x 100 %= 67 % 60 4x 3 x70 840 Jadi nilai Perilaku Birokrasi sebesar 67 % dari 100% yang diharapkan. Adapun total keseluruhan nilai dari Variabel indikator X ( Faktor yang mempengaruhi efektivitas ) adalah sebesar 944. Untuk mengetahui jumlah persentasenya, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Total Frekuensi jawaban Hasil ideal = × 100 Bobot tertinggi x Jumlah pertanyaan xJumlah responden 944 = 944 = 0.67 × 100%= 67% = 4 x 5 x70 1400 Jadi nilai Faktor yang mempengaruhi efektivitas yaitu sebesar 67% dari 100% hasil yang diharapkan. Adapun total keseluruhan nilai dari Variabel Y (Motivasi) adalah sebesar 1494. Untuk mengetahui jumlah persentasenya, maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berkut: Total Frekuensi jawaban Hasil ideal = × 100 Bobot tertinggi x Jumlah pertanyaan xJumlah responden 1494 = 1494 = 4x 8 x70 =0.66 x 100 %= 66 % 2240 jadi nilai Motivasi sebesar 66 % dari 100% yang diharapkan. 61 Berdasarkan hasil analisis deskskriptif terhadap nilai dua variabel dapat disimpulkan bahwa Efektif pendidikan gratis di sekolah SMP Negeri 4 Baranti mencapai 67% dalam kategori Baik, Faktor yang mempengaruhi efektivitas mencapai 67% dalam kategori Baik, Dan Motivasi belajar mencapai 66% dalam Kategori Baik. Untuk mengetahui jumlah dari kedua variabel yaitu maka dapat dilihat dari Rumus dibawah ini dengan menggunakan Rumus Hasil Ideal sebagai berikut: Total Frekuensi jawaban Hasil ideal = × 100 Bobot tertinggi x Jumlah pertanyaan xJumlah responden 568 + 944 + 1494 × 100 = 3 x 5 x 8 x 70 3006 3006 = = 3 x 5 x 8 x70 = 0,35 × 100% = 35 % 8400 Jika dilihat dari Rumus diatas mka terdapat 67% kurang dari 100% dimana 35% merupakan kategori Cukup Baik. 62 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Efektivitas program pendidikan gratis di sekolah SMP Negeri 4 Baranti mencapai 67 % sedangkan Faktor yang mempengaruhi efektifitas yaitu 67%. Jadi Efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah 67% berarti dala kategori baik. 2. Peningkatan motivasi belajar siswa di sekolah SMP Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang adalah 66% dalam kategori baik. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP Negeri 4 Baranti adalah : a. Penyusunan tujuan strategi memiliki rata-rata persentase sebesar 66% b. Pencarian dan pemanfaatana sumber daya memiliki rata-rata persentase sebesar 70% c. Lingkungan kerja memiliki rata-rata persentase sebesar 71% d. Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan memiliki rata-rata persentase sebesar 71% e. Adaptasi dan inovasi organisasi memiliki rata-rata persentase sebesar 58% Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP Negeri 4 Baranti secara signifikan dengan persentase sebesar 71% yaitu Lingkungan kerja dan kepemimpinan dalam pengambilan keputusan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas serta melihat beberapa aspek yang berkaitan yaitu efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP Negeri 4 Baranti 63 Kabupaten Sidenreng Rappang,maka penulis mencoba memberikan saransaran yaitu 1. efektivitas program pendidikan gratis dalam peningkatan motivasi belajar siswa pada sekolah SMP Negeri 4 Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang berjalan dengan baik jadi perlu adanya peningkatan agar tercapai hasil yang lebih baik lagi khususnya dalam pemberian bantuan kepada siswa yang tidak dan memberikan pemahamantetntang pendidikan gratis kepada orang tua siswa di seluruh kabupaten sidenreng rappang. 2. Efektivitas program pendidikan gratis harus dipertahankan karena sangat membantu anak yang tidak mampu memiliki pendidikan yang lebih tinggi, dan sangat membantu dalam proses belajar siswa di sekolah. 64 DAFTAR PUSTAKA Buku-buku Ahmad Jamaluddin. 2015, Metode Penelitian Administrasi Publik, Teori dan Aplikasi : Yogyakarta. Hadari, Nawawi, 2007, Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajahmada University Press: Yogyakarta. Martani & Lubis. 1987. Teori organisasi. Ghalia Indonesia: Bandung Moenir H.A.S. 2010.Manajemen Pelayanan umum di Indonesia. Bumi Aksara: Jakarta. Siagian.Sondang.P. 2006.Manajemen Modern. Gunung Agung: Jakarta. Siagian.Sondang.P. 1997.Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku administrasi. Haji Mas Agung: Jakarta. Steers, Ricard M. 1986.Efektivitas Organisasi. Erlangga: Jakarta Mudyahardjo Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Raja Grafindo: Jakarta. Moleong, Lexi J. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Remaja Rodakarya: Bandung Pasolong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta. Bandung Tayibnapis. 2000. Evaluasi Program. PT. Rineka Cipta: Jakarta Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Perencanaan pembangunan: CVHaji mas agung. Jakarta Uno,Hamzah.2006. Sistem Pengawasan dan Kepegawaian, Ghalia Indonesia,Jakarta Martoyo,S. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia,BPFE, Jakarta. Musanef. 2000. Sumber Daya Manusia : Tinjauan Kualitas dan Kinerja Kerja Jakarta : Sinar Grafika. Hasibuan, Malayu S.p.2001, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktifitas, Bumi Aksara, Bandung Manullang,M. 2002.Dasar-dasar Manajemen,Ghalia Indonesia,Jakarta Susilo,2007, Sistem Kepegawaian, Bumi43Aksara, Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta 65 Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang Nomor 5 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Gratis