anggaran pendapatan dan belanja negara (apbn)

advertisement
ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA NEGARA (APBN)
Tujuan Khusus
Memiliki pengetahuan dan pemahaman :
- Tentang fungsi dan peran APBN
– Tentang struktur dan susunan APBN
– Tentang prinsip-prinsip dalam APBN
Materi Pembahasan
A. Fungsi dan Peran APBN
- APBN sebagai alat mobilisasi dana investasi
- APBN sebagai alat stabilisasi ekonomi
- Dampak APBN terhadap Perekonomian
B. Struktur dan Susunan APBN
- Susunan pendapatan negara dan hibah
- Susunan belanja negara
- Keseimbangan primer/ perbedaan statistik
- Surplus/ defisit APBN
- Susunan Pembiayaan Bersih
C. Prinsip-prinsip Dalam APBN
- Prinsip Anggaran APBN
- Prinsip Anggaran dinamis
- Prinsip Anggaran Fungsional
D. Instrumen dan Analisis Kebijakan Fiskal
- Instrumen kebijakan fiskal
- Analisis kebijakan fiskal
- Surat Utang Negara (SUN)
A. Fungsi dan Peran APBN
• APBN di negara-negara sedang berkembang adalah
sebagai alat untuk memobilisasi dana investasi dan
bukannya sebagai alat untuk mencapai sasaran
stabilisasi jangka pendek. Oleh karena itu besarnya
tabungan pemerintah pada suatu tahun sering
dianggap sebagai ukuran berhasilnya kebijakan
fiskal .
• Baik pengeluaran maupun penerimaan pemerintah
mempunyai pengaruh atas pendapatan nasional.
Pengeluaran pemerintah dapat memperbesar
pendapatan nasional (expansionary), tetapi
penerimaan pemerintah dapat mengurangi
pendapatan nasional (contractionary).
• Rincian tentang penerimaan dan pengeluaran
pemerintah setiap tahunnya akan nampak
dalam anggaran pendapatan dan belanja
negara (APBN).
• Melalui APBN dapat dianalisis seberarapa
jauh peran pemerintah dalam kegiatan
perekonomian nasional.
1. APBN Sebagai Alat Mobilisasi Dana Investasi
Sumber dana investasi beasal dari tabungan
(saving). Sumber dana investasi swasata
(perusahaan) berasal dari tabungan masyarakat
yang terhimpun pada lembaga keuangan bank.
Sedangkan sumber dana invstasi pemerintah
berasal dari tabungan pemerintah. Tabungan
pemerintah terbentuk dari sisa penerimaan dalam
negeri dikurangi pengeluaran rutin.
2. APBN sebagai Alat Stabilisasi Ekonomi
Pemerintah menentukan beberapa
kebijaksanaan di bidang anggaran belanja
dengan tujuan mempertahankan stabilitas
proses pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi.
•
•
•
Anggaran belanja dipertahankan agar seimbang
dalam arti bahwa pengeluaran total tidak melebihi
penerimaan total
Tabungan pemerintah diusahakan meningkat dari
waktu ke waktu dengan tujuan agar mampu
menghilangkan ketergantungan terhadap bantuan
luar negeri sebagai sumber pembiayaan
pembangunan.
Basis perpajakan diusahakan diperluas secara
berangsur-angsur dengan cara mengintensifkan
penaksiran pajak dan prosedur pengumpulannya.
•
•
Prioritas harus diberikan kepada
pengeluaran-pengeluaran produktif
pembangunan, sedang pengeluaranpengeluaran rutin dibatasi. Subsidi kepada
perusahaan-perusahaan negara dibatassi.
Kebijaksanaann anggaran diarahkan pada
sasaran untuk mendorong pemanfaatan
secara maksimal sumber-sumber dalam
negeri
3. Dampak APBN terhadap Perekonomian
Cara untuk menggolongkan pos-pos penerimaan dan
pengeluaran yang masing-masing menghasilkan
tolok ukur yang berbeda mengenai dampak APBN
nya. Ada empat tolok ukur dampak APBN, yaitu :
- saldo anggaran keseluruhan
- konsep nilai bersih,
- defisit domestik dan
- defisit moneter
a. Saldo Anggaran Keseluruhan
Konsep ini ingin mengukur besarnya
pinjaman bersih pemerintah dan
didefinisikan sebagai :
G – T = B = Bn + Bb + Bf
Catatan :
G = Seluruh pembelian barang dan jasa (didalam maupun luar
negeri), pembayaran transer dan pemberian pinjaman bersih.
T = Seluruh penerimaan, termasuk penerimaan pajak dan bukan
pajak
B = Pinjaman total pemerintah
Bn = Pinjaman pemerintah dari masyarakat di luar sektor
perbankan
Bb= Pinjaman pemerintah dari sektor perbankan
Bf =Pinjaman pemerintah dari luar negeri
- Jika Pemerintah tidak mengeluarkan obligasi
kepada masyarakat, maka saldo anggaran
keseluruhan menjadi :
G – T – B = Bb + Bf
- APBN dicatat demikian rupa sehingga
menjadi anggaran berimbang :
G–T–B=0
Sejak APBN 2000 saldo anggaran keseluruhan
defisit dibiayai melalui:
a. Pembiayaan Dalam Negeri :
• Perbankan Dalam Negeri
• Non Perbankan Dalam Negeri
b. Pembiayaan Luar Negeri Bersih
• Penarikan pinjaman luar negeri (bruto)
• Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri
b. Konsep Nilai Bersih
Yang dimaksud defisit menurut konsep nilai bersih
adalah saldo dalam rekening lancar APBN. Konsep
ini digunakan untuk mengukur besarnya tabungan
yang diciptakan oleh sektor pemerintah, sehingga
diketahui besarnya sumbangan sektor pemerintah
terhadap pembentukan modal masyarakat.
c. Defisit Domestik
- Saldo anggaran keseluruhan tidak merupakan tolok
ukur yang tepat bagi dampak APBN terhadap
pereknomian dalam negeri maupun terhadap
neraca pembayaran.
- Bila G dan T dipecah menjadi dua bagian (dalam
negeri dan luar negeri)
G = Gd + Gf
T = Td + Tf, maka persamaan (2) di atas menjadi
(Gd – Td) + (Gf – Tf) = + Bf
(Gd – Td) = dampak langsung putaran pertama terhadap PDB
(Gf – Tf) = dampak langsaung putaran pertama terhadap
neraca pembayaran
• Sedangkan uraian orientasi domestik dan
orientasi domestik dan orientasi luar negeri
dengan persamaan anggaran berimbang
sebagai berikut ;
G = R ……………. (1)
Gf + Gd = Rf + Rd ………….
(4)
G = Gf + Gd …….. (2)
R = Rf + Rd ……... (3)
Gd – Rd = Rf – Gf ………….
Gd = G – Gf ………….
(6)
Rd = R – Rf ………….
(7)
(5)
Keterangan :
G = total pengeluaran, R = Total penerimaan
Gf = bunga/cicilan utang luar negeri + lainnya
Gd = pengeluaran rutin murni + pengeluaran pembangunan
Rf = penerimaan migas + penerimaan pembangunan (utang luar
negeri)
Rd = penerimaan non migas
Gf + Gd = Rf + Rd, menunjukkan anggaran berimbang
Gd – Rd = Rf – Gf, menunjukkan defisit anggaran Dn (Gd – Rd)
sama atau ditutup dengan surplus (Rf – Gf) anggaran LN
G – Gf = pengeluaran netto domestik
R – Rf = penerimaan netto domestik
• Defisit Anggaran DN (gd – Rd) dalam rupiah
dibiayai dengan surplus anggaran Ln (rf – Gf)
dalam valuta asing, penukaran semacam ini
akan menambah jumlah uang beredar
(melalui penambahan base money atau uang
primer) jika devisa tadi dibeli langsung oleh
Bank Indonesia ataupun bank komersial
dengan menciptakan uang giral
d. Defisit Moneter Indonesia
Konsep ini banyak digunakan dikalangan
perbankan Indonesia terutama angka-angka
yang mengukur defisit anggaran belanja ini
diterbitkan oleh Bank Indonesia (sebagai
data mengenai “faktor-faktor yang
mempengaruhi jumlah uang beredar”).
Defisit dikur sebagai posisi bersih (netto)
pemerintah terhadap sektor perbankan :
G – T – Gf – Gb Karena Bn = 0
• Di dalam konsep ini bantuan luar negeri
dianggap sebagai penerimaan, diperlakukan
sebagai pos yang tidak mempengaruhi posisi
bersih. Bantuan luar negeri tidak dilihat
fungsinya sebagai sumber dana bagi
kekurangan pembiayaan pemerintah, tetapi
sebagai pos pengeluaran yang langsung
dikaitkan dengan sumber pembiayaannya.
B. STRUKTUR DAN SUSUNAN APBN
•
•
Struktur dan susunan APBN sejak tahun 1999 berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya, karena disusun
berdasarkan prinsip anggaran tidak seimbang (anggaran
defisit), di mana sumber penerimaan dan sumber
pembiayaan dipisahkan dengan tegas pada pos-pos yang
berbeda.
Anggaran defisit lazim digunakan oleh negara yang
mengacu pada government Financial Statistik (GFS),
seperti Jepang. Dalam APBN sebelumnya, pos untuk
menutup defisit berasal dari utang luar negeri (disebut :
penerimaan pembangunan) yang dibukukan pada pos
penerimaan. Dalam APBN tahun 1999, utang luar negeri
dimasukkan pada pos : pembiayaan defisit.
• Dalam APBN tahun 1999, besarnya defisit
dinyatakan secara ekplisit pada pos “surplus/
defisit anggaran” dan ditutup dengan sumbersumber yang dinyatakan pada pos
“pembiayaan bersih”. Dengan demikian
APBN lebih transparan.
Struktur dan susunan APBN
A. Pendapatan Negara dan Hibah
- Penerimaan Pajak
- Penerimaan Bukan Pajak (PNBK)
B. Belanja Negara
- Belanja pemerintah pusat
- Anggaran Belanja untuk Daerah
C. Keseimbangan Primer Perbedaan Statistik
D. Surplus/ Defisit Anggaran
E. Pembiayaan
C. PRINSIP-PRINSIP DALAM APBN
APBN kita disusun atas dasar tiga prinsip :
1. prinsip anggaran berimbang
2. prinsip anggaran dinamis dan
3. prinsip anggaran fungsional.
Catatan : sejak tahun 1999 tidak lagi digunakan prinsip
anggaran berimbang dalam menyusun APBN. APBN disusun
berdasarkan prinsip anggaran defisit.
1. Prinsip Anggaran Defisit
Bedanya dengan prinsip anggaran
berimbang adalah bahwa pada anggaran
defisit ditentukan :
- Pinjaman LN tidak dicatat sebagai sumber penerimaan
melainkan sebagai sumber pembiayaan.
- Defisit anggaran ditutup dengan sumber pembiayaan DN +
sumber pembiayaan LN (bersih)
Anggaran Defisit
PNH – BN = DA
DAP = AP – TP
PbDN = PkDN + Non-Pk DN
PbLN = PPLN – PC PULN
Keterangan :
PNH
= pendapatan negara dan hibah
BN
= belanja negara
DA
= defisit Anggaran
PbDN
= pembiayaan DN
PkDN
= Perbankan DN
Non-PkDN = Non-Perbankan DN
PbLN
= pembiayaan LN
PPLN
= penerimaan pinjaman LN
PCPULN = pembayaran cicilan pokok Utang luar Negeri
BLN = bantuan luar negeri
Anggaran Berimbang
PDN – PR = TP
DAP = AP – TP
Keterangan :
PDN = Pendapatan DN
PR = pengeluaran rutin
TP = tabungan pemerintah
DAP = defisit anggaran pembangunan
AP = anggaran pembangunan
2. Prinsip Anggaran Dinamis
Ada anggaran dinamis absolut dan anggaran
dinamis relatif.
- Anggaran bersifat dinamis absolut apabila
Tabungan Pemerintah (TP) dari tahun ke tahun
terus meningkat.
- Anggaran bersifat dinamis relatif apabila
prosentase kenaikan TP (TP) terus meningkat
atau prosentase ketergantungan pembiayaan
pembangunan dari pinjaman luar negeri terus
menurun.
3. Prinsip Anggaran Fungsional
- Anggaran fungsional berarti bahwa bantuan/
pinjaman LN hanya berfungsi untuk membiayai
anggaran belanja pembangunan (pengeluaran
pembangunan) dan bukan untuk membiayai
anggaran belanja rutin.
- Prinsip ini sesuai dengan azas “bantuan luar
negeri hanya sebagai pelengkap” dalam
pembiayaan pembangunan. Artinya semakin kecil
sumbangan bantuan/ pinjaman luar negeri terhadap
pembiayaan anggaran pembangunan, maka makin
besar fungsionalitas anggaran.
Tolok ukur kuantitatif untuk menentukann
sampai seberapa jauh makna kata “sebagai
pelengkap” misalnya :
1). Bila nilai Ri : > 50% = bantuan/pinjaman
luar negeri sebagai sumber daya utama
2). Bila nilai Ri : 20% - 50% = bantuan/
pinjaman luar negeri sebagai sumber dana
penting.
3). Bila nilai Ri : < 20% = bantuan/ pinjaman
luar negeri sebagai sumber dana pelengkap
C. INSTRUMEN DAN ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL
- Karena pengaruh-pengaruh penerimaan maupun
pengeluaran pemerintah terhadap besarnya
pendapatan nasional, maka timbul gagasan untuk
dengan sengaja mengubah-ubah pengeluaran dan
penerimaan pemerintah guna mencapai kestabilan
ekonomi.
- Teknik mengubah pengeluaran dan penerimaan
pemerintah inilah yang kita kenal dengan kebijakan
fiskal
1.
Instrumen Kebijakan Fiskal
a. Pembiayaan fungsional
- Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat
akibat-akibat tidak langsung terhadap pendapatan
nasional.
- Pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta,
bukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah.
- Pinjaman dipakai sebagai alat untuk menekan inflasi
lewat pengurangan dana yang ada di masyarakat.
b. Pengeluaran Anggaran
- Pengeluaran pemerintah, perpajakan dan pinjaman
dipergunakan secara terpadu untuk mencapai
kestabilan ekonomi.
- Dalam jangka panjang diusahakan adanya
anggaran belanja seimbang. Namun pada masa
depresi digunakan anggaran defisit
2. Analisis Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal secara umum diarahkan pada
empat sasaran utama :
a. Menciptakan stimulus fiskal
Guna menciptakan stimulus fiskal dengan sasaran
penerimaan manfaat yang lebih tepat, pemerintah
telah mengeluarkan peraturan-peraturan
administratif dan menciptakan mekanisme
penyaluran dana secara transparan.
b. Memperkuat Basis Penerimaan
Upaya memperkuat basis penerimaan ditempuh melalui
perbaikan administrasi dan struktur pajak, ekstensifikasi
penerimaan pajak dan bukan pajak, seperti penjualan
saham BUMN, penjualan asset BPPN.
c. Mendukung Program Rekapitalisasi Perbankan
Upaya untuk menunjang program rekapitalisasi dan
penyehatan perbankan dilakukan dengan memasukkan
biaya restruktursiasi perbankan ke dalam APBN.
d. Mempertahankan Prinsip Pembiayaan Defisit
- Pemerintah tetap mempertahankan prinsip untuk
tidak menggunakan pembiayaan defisit anggaran
dari bank sentral dan bank-bank di dalam negeri.
- Pemerintah tetap mengupayakan pinjaman dari
luar negeri, yang diperboleh dari lembaga
keuangan internasional seperti bank Dunia, ADB,
dan OECF serta sejumlah negara sahabat secara
bilateral, terutama dalam kerangka CGI.
3. Surat Utang Negara (SUN)
Pada tahun 2002 pemerintah memberlakukan
Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat
Utang Negara (SUN). Sebelum undang-undang ini
disahkan, istilah Surat Utang Negara lebih dikenal
sebagai “obligasi pemerintah”. Beberapa point
yang penting mengenai SUN adalah :
a. Tema pokok UU SUN adalah memberikan
“standing appropriation”, yaitu jaminan
pemerintah kepada pasar untuk membayar
semua kewajiban pokok dan bunga utang
yang timbul akibat penerbitan SUN. .
b. Surat Utang Negara terdiri dari Surat
Perbendaharaan Negara (SPN) semacam TBills di AS dan Obligasi Negara (ON).
Catatan :
- SPN merupakan SUN berjangka waktu sampai dengan 12
bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto (mirip SBI)
- ON merupakan SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan
dengan kupon dan/ atau pembayaran bunga secara diskonto
c. Tujuan penerbitan SUN adalah :
- Membiayai defisit APBN
- Menutup kekurangan kas jangka pendek akibat
ketidaksesuaian antara arus kas penerimaan dan
pengeluaran pada rekening kas negara dalam
satu tahun anggaran
- Mengelola portofolio utang negara.
ASAS
PELAKSANAAN APBN
AZAS PELAKSANAAN
ANGGARAN
UU APBN MERUPAKAN DASAR
BAGI PEMERINTAH UNTUK
MELAKUKAN PENERIMAAN
DANPENGELUARAN
AZAS UMUM
PERBENDAHARAAN
NEGARA
•
•
•
•
AZAS KESATUAN
AZAS UNIVERSALITAS
AZAS TAHUNAN
AZAS SPESIALITAS
PENJELASAN AZAS UMUM UUPN
• AZAS KESATUAN MENGHENDAKI AGAR SEMUA
PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA/DAERAH
DISAJIKAN DALAM SATU DOKUMEN
ANGGARAN
• AZAS UNIVERSALITAS MENGHARUSKAN AGAR
SETIAP TRANSAKSI KEUANGAN DITAMPILKAN
SECARA UTUH DALAM DOKUMEN ANGGARAN
• AZAS TAHUNAN MEMBATASI MASA
BERLAKUNYA ANGGARAN UNTUK SUATU
TAHUN TERTENTU
• AZAS SPESIALITAS MEWAJIBKAN AGAR
KREDIT ANGGARAN YANG DISEDIAKAN
TERTNCI SECARA JELAS PERUNTUKANNYA
RUANG LINGKUP
PELAKSANAAN APBN
PEMBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Fiscal
Research
Fiscal
Policy
Fiscal
Implementation
Budget
Execution
Pengkajian
kebijakan
ekonomi,
keuangan dan
fiskal
Perumusan
kerangka ek.
makro dan pokokpokok kebijakan
fiskal
Perencanaan
dan Penyusunan
APBN
Pelaksanaan
dan Pertanggungjawaban APBN
- UU APBN
- Keppres
Rincian APBN
- DIPA/SKO
- PAN & NERACA
Kajian ekonomi
dan rekomendasi
kebijakan fiskal
-Asumsi dasar
ekonomi makro
- Pokok-pokok
kebijakan fiskal
UU Keuangan Negara
P r o s e s
UU
Perbendaharaan
Negara
PEMBAGIAN TUGAS
DJA
Fiscal Policy
DJPBN
Fiscal
Implementation
Perumusan
kerangka
ek.makro dan
pokok kebijakan
fiskal
-Asumsi dasar
ekonomi makro
- Pokok-pokok
kebijakan fiskal
DJA
Perencanaan
dan
Penyusunan
APBN
• UU APBN
• Kepres
Rincian
APBN
Budget
Execution
Budget
Responsibility
Pelaksanaan
APBN
Pertanggungjawaban APBN
- Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
- PAN & NERACA
DJPBN
Budget Structure
Clacification
Budget
Formulation
Products
UU APBN
Keppres Rincian
SRAA/DIPA
Ministries
Echelon 1
Business unit
Function, Sub function
Program
Activities
Sub Activities
Salaries,
Good & Services,
Subsidies
Capital
Details expenditures
BKPK
MAK & MAP
Center Govt.
Provincial govt.
2nd Local govt.
Cities, counties
Organization
Function
Economy
Location
Budget
Implementation
&Reporting
SIKLUS APBN
• Penyusunan APBN (Januari-Juli tahun n-1);
• Penetapan APBN (16 Agustus-Oktober tahun n-1);
• Pelaksanaan APBN (Januari-Desember tahun n);
• Perubahan APBN (Nopember tahun n);
• Pertanggungjawaban APBN (Juli n+1).
KELEMBAGAAN
DALAM
PELAKSANAAN
ANGGARAN
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
MENTERI
PENGGUNA
ANGGARAN
MENTERI KEUANGAN
BENDAHARAWAN
UMUM
SATKER
SATKER
KPPN
KPPN
Kuasa Pengguna Kuasa Pengguna Kuasa Bendara Kuasa Bendara
Anggaran
Anggaran
Umum
Umum
KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA (REVIEW)
• Presiden: Pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara;
• Menteri Keuangan: Pengelola Fiskal dan Wakil Pemerintah
dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan;
• Menteri/pimpinan lembaga: Pengguna Anggaran/ Pengguna
Barang kementerian negara/lembaga.
• Gubernur/bupati/walikota: menerima kekuasaan dari Presiden
sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah dan
wakil pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah
yang dipisahkan
Pasal 6 UU KN No. 17/2003
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
MENTERI KEUANGAN
DAN MENTERI TEKNIS
Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam
bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief
Financial Officer (CFO) Pemerintah R.I.
Setiap menteri sebagai pembantu Presiden pada
hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO)
untuk bidang tugas kementerian yang dipimpinnya.
KEJELASAN PERAN DAN
TANGGUNG JAWAB
• Pembagian peran antara menteri teknis dan Menteri
Keuangan :
– Menteri teknis berperan sebagai pengguna anggaran;
– Menteri Keuangan berperan sebagai bendahara umum
negara;
• Menteri teknis selaku pengguna anggaran bertanggung
jawab melaksanakan program pemerintah;
• Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara
bertanggung jawab menyediakan uang dalam jumlah
cukup pada waktunya.
STRUKTUR ORGANISASI
PENGELOLA KEUANGAN NEGARA
(IDEAL MENURUT UU)
MENTERI
PENGGUNA
ANGGARAN
SATKER
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN
PEMBUAT
BENDAHARA
KOMITMEN
PEGUJI
TAGIHAN
UNIT
PENERBIT
AKUTANSI
SPM
INSTANSI
PERAN PENGGUNA ANGGARAN
• Melaksanakan kegiatan sesuai daftar isian pelaksanaan
anggaran (DIPA)
• Membuat komitmen dalam rangka pelaksanaan kegiatan
• Mengamankan pencapaian target kinerja sesuai ditetapkan
dalam DIPA
• Melakukan pengujian tagihan dan memerintahkan
pembayaran tagihan
• Mengadministrasikan realisasi pendapatan dan belanja
yang berada dalam tanggung jawabnya
• Membuat pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang
dilakukannya
KUASA PENGGUNA ANGGARAN




Dalam pelaksanaan peran dan fungsinya, Pengguna Anggaran dapat
mengangkat Kuasa Pengguna Anggaran
Kuasa Pengguna Anggaran berwenang:
 Membuat komitmen
 Melakukan pengujian tagihan
 Memerintahkan pembayaran tagihan
Kewenangan pembuatan komitmen tidak boleh dipegang oleh pemegang
kewenangan pengujian tagihan dan/atau pemberi perintah bayar
Pejabat pembuat komitmen dan pejabat penguji tagihan dan/atau
pembuat perintah bayar ditetapkan oleh Pengguna Anggaran.
Pejabat yang dapat
menyelenggarakan fungsi Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA):
– Kepala Satuan Kerja, atau
– Pejabat yang ditunjuk.
SATKER
KUASA PENGGUNA
ANGGARAN
PUSAT
Sebagai SATKER
ESELON 1 atau
KETUA BADAN
LUAR NEGERI
Sebagai SATKER
DUTA BESAR, ….,
……………………. ?
DAERAH
Sebagai SATKER
ESELON 2, 3
atau 4
MENGELOLA
SUMBER DAYA:
DANA
SDM
MATERIAL
CAPITAL
SATUAN KERJA
PERENCANAAN
PENGADAAN
PERTANGGUNG
JAWABAN &
LAPORAN
PEMBAYARAN
BENDAHARA
UMUM
Sistem aplikasi
MENTERI
TEKNIS
REGIONAL/
KANWIL
SATKER
SATKER
MENTERI
KEUANGAN
ESELON 1 ESELON 1
DJPb
REGIONAL/ REGIONAL/
KANWIL
KANWIL
KANWIL
DJPb
SATKER
SATKER
KPPN
MEKANISME
PELAKSANAAN
ANGGARAN
Penyusunan
RKAKL
Pembahasan
RKAKL
Kementerian Depkeu
(DJAPK)
Teknis
Januari
Pemerintah
RKP
Penyusunan
Dokumen
Anggaran
Penyusunan
RAPBN
RKAKL
Oktober November
Pembahasan
RUU-APBN
RKAKL
PERRES
RINCIAN
APBN
RKAP/
RAPBN
RUU
APBN
DPR
Panitia
Anggaran
Komisi
Sektora
l
UU
APBN
SAPSK
SUBSTANSI
INPUT:
RKP , dan
RKAKL.
Penyusunan
Dokumen
Anggaran
OUTPUT:
– DOKUMEN ANGGARAN :
– UU-APBN , dan
– PERPRES RINCIAN APBN
Tahun
Pelaksanaan
December anggaran
Penelahaan
n DIPA
Penyusunan
DIPA
Pemerintah
Kementerian Depkeu
(DJPBN)
Teknis
November
DIPA
MENTERI
TEKNIS SATKER
DIPA
DIPA
KPPN
DPR
Pengesahan
DIPA
Penyusunan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
BEPEKA
SUBSTANSI
INPUT:
DOKUMEN ANGGARAN :
UU-APBN , dan
PERPRES RINCIAN APBN
Penyusunan
Dokumen
Pelaksanaan
Anggaran
OUTPUT:
– DOKUMEN PELAKSANAAN
ANGGARAN (DIPA dan
Dokumen setara DIPA),
– DOKUMEN PEMBAYARAN
(SPM, SP2D, dll.)
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
(1)Setelah APBN ditetapkan, Menteri Keuangan memberitahukan kepada semua
menteri/pimpinan lembaga agar menyampaikan dokumen
pelaksanaan anggaran untuk masing-masing kementerian negara/lembaga.
(2)Menteri/pimpinan lembaga menyusun dokumen pelaksanaan anggaran untuk
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya berdasarkan alokasi
anggaran yang ditetapkan oleh Presiden.
(3) Di dalam dokumen pelaksanaan anggaran, diuraikan sasaran yang hendak
dicapai, fungsi, program dan rincian kegiatan, anggaran yang disediakan
untuk mencapai sasaran tersebut, dan rencana penarikan dana tiap-tiap
satuan kerja, serta pendapatan yang diperkirakan.
(4)Pada dokumen pelaksanaan anggaran dilampirkan rencana kerja dan
anggaran Badan Layanan Umum dalam lingkungan kementerian negara yang
bersangkutan.
(5)Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Keuangan
disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga, kuasa bendahara umum
negara, dan Badan Pemeriksa Keuangan.
Pasal 14 UUPN
STRUKTUR APBN
Budget
Formulation
Klasifikasi
ORGANISASI
FUNGSI
BELANJA
(EKONOMI)
LOKASI
Budget
Implementation
&Reporting
UU APBN
Keppres Rincian
SRAA/DIPA
DEPARTEMEN
UNIT ORGANISASI
SATUAN KERJA
FUNGSI, SUB FUNGSI
PROGRAM
KEGIATAN
SUB KEGIATAN
JENIS BELANJA
JENIS PENGELUARAN
RINCIAN PENGELUARAN
KELOMPOK MAK
MAK
PUSAT/ PROVINSI
KABUPATEN/KOTA
PENTAHAPAN
STRUKTUR BIAYA
sekarang
transisi
Belanja
Modal
Kegiatan
berdasarkan
Output based
Belanja
Barang
Belanja
Pegawai
Kegiatan
berdasarkan
Input based
Nanti yad
Kegiatan
berdasarkan
Output based
SPM
MATERI KEWENANGAN
DALAM UU No. 1 Tahun 2004
Menteri Teknis
Selaku Pengguna Anggaran
PEMBUATAN PENGUJIAN &
PERINTAH
KOMITMEN PEMBEBANAN PEMBAYARAN
Pengurusan Administrasi
administratief beheer
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
PENGUJIAN &
PEMBEBANAN
PERINTAH
PENCAIRAN
DANA
Pengurusan Komtabel
Comptabel beheer
MEKANISME PELAKSANAAN
BELANJA/PENGELUARAN NEGARA
Menteri Teknis
Selaku Pengguna Anggaran
Tahapan Administratif
PEMBUATAN
KOMITMEN
Menteri Keuangan
Selaku Bendahara Umum Negara
Tahapan Komptabel
PENGUJIAN
Ps. 19 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
PENGUJIAN
Ps. 18 Ayat 2
UU No. 1 Th. 2004
Pengujian:
•Wetmatigheid
•Rechmatigheid
•Doelmatigheid
SPM
PENGUJIAN
•Substantif :
Wetmatighei
d
Rechmatigh
SP2D
TAHAPAN PEMBUATAN KOMITMEN
• Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran
melaksanakan kegiatan sebagaimana tersebut dalam
dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan.
• Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan tersebut dalam
dokumen pelaksanaan anggaran, Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berwenang mengadakan
ikatan/perjanjian dengan pihak lain dalam batas anggaran
yang telah ditetapkan.
Pasal 17 UUPN
MEKANISME
PENGADAAN
1
KUASA
DAERAH
DAERAH
PENGGUNA
1a
ANGGARAN
DIPA
DIT. PA/
KANWIL
DJPb
KPPN
2
SK.
PANITIA
PANITIA
PENGADAAN
KONTRAKTOR
/ SUPPLIER
KEPUTUSAN
4 TENDER
6 KONTRAK 5
PEMENANG
3
PELAKSANAAN PEMBAYARAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PEMBAYARAN BENDAHARA UMUM
NEGARA/KUASA BUN BERKEWAJIBAN :
1. MENELITI KELENGKAPAN PERINTAH PEMBAYARAN
YANGDITERBITKAN OLEH PENGGUNA ANGGARAN ;
2. MENGUJI KEBENARAN PERHITUNGAN TAGIHAN ATAS BEBANAPBN YG
TERCANTUM DALAM PERINTAH PEMBAYARAN;
3. MENGUJI KETERSEDIAAN DANA YANG BERSANGKUTAN
MEMERINTAHKAN PENCAIRAN DANA SEBAGAIN
DASARPENGELUARAN NEGARA
4. MENOLAK PENCAIRAN DANA, APABILA PERINTAHPEMBAYARAN
YANG DITERBITKAN OLEH PENGGUNAANGGARAN/KUASA PENGGUNA
ANGGARAN TIDAK MEMENUHIPERSYARATAN YANG DITETAPKAN.
TAHAPAN PEMBAYARAN
•
•
Pembayaran atas tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh Bendahara
Umum Negara (BUN)/Kuasa BUN.
Dalam rangka pelaksanaan pembayaran BUN/Kuasa BUN berkewajiban untuk:
– meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran;
– menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum
dalam perintah pembayaran;
– menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
– memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran negara;
– menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak memenuhi persyaratan
yang ditetapkan.
Pasal 19 UUPN
TAHAPAN PENGUJIAN DAN
PERINTAH PEMBAYARAN
• Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran berhak untuk :
– menguji,
– membebankan pada mata anggaran yang telah disediakan, dan
– memerintahkan pembayaran tagihan-tagihan atas beban APBN/APBD.
• Untuk melaksanakan ketentuan tersebut, Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berwenang:
– menguji kebenaran material surat-surat bukti mengenai hak pihak penagih;
– meneliti kebenaran dokumen yang menjadi persyaratan/kelengkapan
sehubungan dengan ikatan/perjanjian pengadaan barang/jasa;
– meneliti tersedianya dana yang bersangkutan;
– membebankan pengeluaran sesuai dengan mata anggaran pengeluaran yang
bersangkutan;
– memerintahkan pembayaran atas beban APBN/APBD.
• Pejabat yang menandatangani dan/atau mengesahkan dokumen yang
berkaitan dengan surat bukti yang menjadi dasar pengeluaran atas beban
APBN/APBD bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang
timbul dari penggunaan surat bukti dimaksud.
Pasal 18 UUPN
MEKANISME PENCAIRAN (LS)
KPPN
7
KAS NEGARA
KANWIL
DJPb
DJPb
8
REKENING
5
SPM
4 6
DAERAH
KONTRAKTOR
DAERAH
/ SUPPLIER
SP2D
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
3
BERITA
ACARA
SERAH
TERIMA
2
PENYELESAIAN
PEKERJAAN
1
PEMBAYARAN OLEH
BENDAHARA PENGELUARAN
• Pembayaran atas beban APBN/APBD tidak boleh dilakukan sebelum barang dan/atau jasa
diterima.
• Untuk kelancaran pelaksanaan tugas kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dapat diberikan uang
persediaan yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
• Bendahara Pengeluaran melaksanakan pembayaran dari uang persediaan yang dikelolanya
setelah :
– meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran;
– menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran;
– menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
• Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran apabila persyaratan tidak dipenuhi.
• Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakannya.
• Pengecualian dari ketentuan ini diatur dalam peraturan pemerintah.
Pasal 21 UUPN
MEKANISME PENCAIRAN (UP)
DAERAH
DAERAH
SUPLIER
KPPN
KAS NEGARA
3
SPM/GU 2
KUASA
PENGGUNA
ANGGARAN
5
SP2D
4
REKENING
1
6
DAERAH
DAERAH
BENDAHARA
BUKTI2
BAGAN ALIR PROSES PEMBAYARAN PADA SATUAN KERJA
PEMBUAT
KOMITMEN
SK
SPK
KONTRAK
PENGUJI TAGIHAN
Draft
SPM - GU
BENDAHARA
PENGELUARAN
PENERBIT SPM
Baya
r
UNIT AKUNTASI
SATKER
LAPORAN
KEUANGAN
SPM GU
BUKTI
Daftar Lembur
DAFTAR GAJI
BA PK
BA PB
BA SERAH
TERIMA
BUKTI
Transfer
UP/GU
PEMBEBANAN
Benar
BUKTI DAN
TAGIHAN
Proses
SAI
SPM LS
Draft
SPM - LS
Transfer
pihak III
UJI DAN
PERIKS
A
Salah
SP2D
SPM
KPPN
Download