SAMBUTAN PENUTUPAN RAPAT KONSOLIDASI BERSAMA ANTARA KEMENTERIAN/LEMBAGA DENGAN TIM EVALUASI DAN PENGAWASAN PENYERAPAN ANGGARAN Oleh : WAKIL MENTERI KEUANGAN Yang saya hormati Ketua UKP4 Bapak Kuntoro Mangkusubroto, Kepala BPKP Bapak Mardiasmo, Bapak-Ibu Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri Kementerian Kabinet Indonesia Bersatu II, Sekretaris Utama Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Jajaran Kementerian Keuangan, dan UKP4 serta para undangan semua, kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, karena hari ini kita diberi kesempatan untuk berkumpul dan bersama-sama membahas langkah-langkan terbaik untuk pengelolaan dan pelaksanaan APBN 2012. Sebagaimana kita ketahui, volume Belanja Pemerintah Pusat dalam APBN telah meningkat hampir 3 kali lipat dari Rp361,2 T (2005) menjadi Rp965,0 T (2012), dengan peningkatan rata-rata sebesar 16% per tahun. Peningkatan belanja yang dihimpun dari sumber-sumber pendapatan maupun sumber-sumber pembiayaan tersebut, harus dikelola agar memberikan manfaat bagi sebesar–besarnya kesejahteraan rakyat, mendorong pertumbuhan, mengurangi kesenjangan dan menciptakan stabilitas ekonomi. Dengan kata lain harus berfungsi sebagai instrument fiscal yang efektif untuk mencapai tujuan pembangunan Namun demikian, upaya meningkatkan volume belanja tersebut, sampai saat ini belum memberikan dampak yang maksimal bagi pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu antara lain disebabkan oleh kualitas belanja yang belum optimal, dan sempitnya ruang gerak pemerintah akibat dominasi belanja wajib. Selain itu, belum optimalnya fungsi belanja dalam APBN tersebut juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat penyerapan, dimana rata-rata penyerapan belanja kementerian/lembaga dalam 5 tahun terakhir yang hanya pada kisaran 90%. Hal tersebut menunjukkan kurang efisiennya pengelolaan keuangan Negara, dan tidak optimalnya pemanfaatan sumber-sumber keuangan Negara. 1 Secara umum, penyerapan anggaran yang rendah tersebut antara lain terkait dengan: Lemahnya Perencanaan Kegiatan, termasuk ketidaklengkapan dokumen anggaran yang menyebabkan diblokirnya anggaran, dan banyaknya revisi akibat kurang matangnya perencanaan kegiatan; Lemahnya Pelaksanaan Kegiatan, seperti keterlambatan penunjukan Pejabat Perbendaharaan, ketidaklengkapan dokumen, dan proses verifikasi yang memerlukan waktu; Kelemahan di bidang Pengadaan (procurement), seperti kehati-hatian Satker dalam proses pengadaan, dan permasalahan sertifikasi pejabat pengadaan barang/jasa; dan Kelemahan di bidang Regulasi, termasuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa terhadap Perpres No.54/2010, dan ijin multiyears contract. Oleh sebab itu, kami menggarisbawahi perlunya disusun strategi pelaksanaan anggaran pada tahun 2012, sebagaimana disampaikan Bapak-bapak Dirjen tadi, melalui: Persiapan Pelaksanaan Anggaran Lebih Awal dengan menetapkan/menetapkan kembali Pejabat Perbendaharaan (KPA, PPK, dan Bendahara); Percepatan Penyerapan Anggaran, dengan segara Menyusun Rencana Penyerapan Anggaran (disbursement plan) yang disertai dengan rencana pengadaan (procurement plan) yang sistematis dengan pola normal sehingga tidak menumpuk di belakan,serta segera memulai melakukan proses tender, bagi yang belum melaksanakannya; Strategi Pencapaian Output/Kinerja, pengeluaran diarahkan untuk pencapaian output yang jelas dan terukur; Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Anggaran; dan Pertanggungjawaban Keuangan dan Kinerja. 2 Dalam hal ini, telah dilakukan upaya-upaya untuk mempercepat penyerapan anggaran juga sudah dilakukan, antara lain melalui: Percepatan Penyerahan DIPA 2012, yang telah dilakukan pada tanggal 20 Desember 2011; Pembentukan Tim Evaluasi dan Pengawasan Penyerapan Anggaran yang beranggotakan UKP4, BPKP dan Kemenkeu, dan telah menyampaikan kepada Bapak-Ibu sekalian untuk segera melakukan langkah-langkah percepatan pelaksanaan APBN; dan penerapan reward dan punishment secara objektif dan konsisten terhadap K/L yang tidak sepenuhnya melakukan penyerapan anggaran. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, saya kembali menekankan perlunya percepatan penyerapan anggaran tahun 2012 ini, agar APBN memberikan dampak yang optimal bagi kesejahteraan masyarakat. K/L bersama-sama dengan Kementerian Keuangan harus bekerja lebih keras, dan bersinergi untuk mencapainya. Bagi K/L yang RKAKL-nya belum mendapatkan persetujuan DPR, segera diagendakan untuk dibahas di komisi terkait, untuk selanjutnya melakukan revisi/pembukaan blokir ke kementerian keuangan Kami juga menegaskan kembali bahwa K/L perlu segera melakukan langkahlangkah yang telah disampaikan Tim kepada K/L , yaitu Percepatan Pelaksanaan Proses Lelang; Melakukan Penetapan/penetapan kembali Pejabat Perbendaharaan; Melakukan Penyusunan Petunjuk Teknis pelaksanaan Dana Alokasi Khusus, Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; Mempersiapkan kelengkapan data pendukung administrasi penganggaran; Melakukan penyusunan disbursement plan; Mengajukan ijin multiyear contract Melakukan revisi yang diperlukan, dan Mempercepat proses clearance. 3 Dengan berbagai upaya tersebut, harapan kita adalah agar APBN khususnya belanja Negara, dapat secara efektif berfungsi sebagai instrument kebijakan fiscal, sehingga bisa mencapai sasaran pembangunan yang telah dicanangkan oleh Presiden dan Kabinet Indonesia bersatu. Akhir kata, terima kasih kami sampaikan atas kehadiran Bapak-ibu sekalian, semoga Tuhan YME meridhoi semua usaha kita 4