faktor internal dan eksternal kecemasan pada pasien kanker serviks

advertisement
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KECEMASAN
PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUP H. ADAM
MALIK MEDAN
Melisa Utari Tanjung*, Mahnum Lailan Nasution **
*Mahasiswa Fakultas Keperawatan
**Dosen Departemen Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Phone: 085270471197
Email: [email protected]
Abstrak
Faktor internal dan eksternal merupakan faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien kanker serviks,
yang berasal dari dalam dan luar diri pasien yang bisa membuat cemas meliputi faktor potensial
stresor, maturitas, pendidikan dan status ekonomi, keadaan fisik, tipe kepribadian dan faktor
dukungan keluarga, dukungan sosial, serta akses informasi. Penelitian bertujuan untuk
menggambarkan faktor internal dan eksternal kecemasan pada pasien kanker serviks. Penelitian
menggunakan desain deskriptif, jumlah sampel 42 responden dengan teknik accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan faktor internal yang paling besar menyebabkan kecemasan adalah
faktor maturitas (57,1). Sedangkan faktor eksternal yang paling besar menyebabkan kecemasan adalah
faktor dukungan sosial (14,2%). Peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatannya dalam
memberikan pelayanan asuhan keperawatan berupa penyuluhan dan pendidikan kesehatan diperlukan
kepada pasien kanker serviks.
Kata kunci: Faktor internal, faktor eksternal, pasien kanker serviks, kecemasan
PENDAHULUAN
Kanker atau keganasan adalah
suatu penyakit yang ditandai dengan
pertumbuhan dan penyebaran jaringan
secara abnormal. Kanker serviks adalah
sejenis kanker yang terjadi pada serviks
yang berasal dari sel epitel, fibroblast,
pembuluh darah dan limfe (Azis,2006).
Kanker serviks menduduki nomor dua
setelah kanker payudara, di dunia sekitar
490.000 perempuan di diagnosa menderita
kanker serviks (WHO, 2008). Asia
Tenggara menempati urutan pertama
diantara penderita kanker pada wanita
dimana prevalensi penderita kanker
serviks 30- 45 per 100.000 orang per
tahun (Depkes, 2008). Di Indonesia
diperkirakan 52 juta perempuan Indonesia
berisiko terkena kanker, sementara 36%
diantaranya menderita kanker serviks.
Menurut
data
dari
Dinas
Kesehatan Propinsi Sumatera Utara
(2009) ditemukan jumlah penderita
kanker serviks pada tahun 2009 tercatat
683 kasus. Penyakit kanker serviks
merupakan
penyakit
kronis
yang
menimbulkan masalah baik fisik maupun
psikologis. Tidak jarang pasien kanker
dikuasai perasaan tidak berguna serta
kekhawatiran karena merasa hanya
menjadi beban orang lain dan rasa malu
karena tidak memiliki arti bagi orang lain
(Triharini,2009). Pada penderita kanker
serviks sulit untuk mendeteksi tanda dan
gejalanya, namun pada stadium lanjut,
ketika tumor telah menyebar ke luar dari
serviks dan melibatkan jaringan di rongga
pelvis dapat dijumpai tanda seperti nyeri
yang menjalar ke pinggul atau kaki.
25
Beberapa penderita mengeluhkan nyeri
berkemih, hematuria, perdarahan rektum
sampai sulit berkemih dan susah buang air
besar. Hal ini menyebabkan pasien
menjadi cemas akan gejala yang
dirasakan. Faktor lain yang menyebabkan
pasien menjadi cemas adalah angka untuk
sembuh relatif kecil karena pasien yang
terdeteksi kebanyakan sudah dalam
stadium lanjut dimana tumor sudah
menyebar
ke
luar
dari
serviks
(Edianto,2006). Pasien kanker serviks
dalam situasi tertentu membutuhkan
mekanisme
pertahanan
(coping
mechanism) untuk melawan atau menahan
perasaan cemas, takut ataupun stres.
Mekanisme pertahanan yang paling baik
berasal dari dalam diri pasien (faktor
internal) akan tetapi dukungan dari luar
dirinya (faktor eksternal) tetap diperlukan
untuk
memperoleh
keseimbangan
psikologis (Triharini, 2009).
Menurut penelitian Lutfa (2008)
menyatakan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi kecemasan pasien kanker
serviks
adalah
tingkat
adaptasi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti di RSUP H. Adam
Malik Medan, didapatkan data dari buku
registrasi kunjungan harian medik di
Ruang Rindu B1 Onkologi Obgyn dan
Poliklinik Obgyn sub Divisi Onkologi
RSUP H. Adam Malik Medan bahwa
jumlah pasien yang dirawat dan
berkunjung dari bulan Januari sampai
September pada tahun 2011 berjumlah
210 pasien.Berdasarkan hal diatas, maka
peneliti tertarik untuk meneliti gambaran
faktor internal dan eksternal kecemasan
pada pasien kanker serviks di RSUP H.
Adam Malik Medan.
Penelitian bertujuan menggambarkan
faktor internal dan eksternal kecemasan
pada pasien kanker serviks.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain deskriptif
yang bertujuan menggambarkan faktor
internal dan eksternal kecemasan pada
pasien kanker serviks di RSUP H. Adam
Malik Medan.
Populasi pada penelitian ini
adalah pasien kanker serviks yang berada
di ruang Poliklinik Obgyn sub Divisi
Onkologi dimana populasi diambil pada
Januari sampai September 2011 berjumlah
210
pasien.
Pengambilan
sample
dilakukan dengan teknik accidental
sampling. Jumlah sample yang ada pada
saat pengambilan data yaitu berjumlah 42
rseponden dengan berdasarkan kriteria
yaitu pasien yang terdiagnosa kanker
serviks dan bersedia menjadi responden.
Penelitian ini mengambil lokasi di RSUP
H. Adam Malik dan dilaksanakan pada
April- Juni 2012.
Pertimbangan
etik
berupa
menjaga kerahasiaan identitas responden
(confidentiality), dan tidak mencantumkan
nama responden (anonimyti).Pengolahan
data melalui beberapa tahap yaitu editing
berupa tahap mengecek kelengkapan data
diantaranya kelengkapan dalam; identitas
pengisi, lembar kusioner dan isian.
Coding yaitu melakukan pemberian kode
untuk memudahkan pengolahan data.
Entry yaitu memasukkan data ke dalam
komputer dengan menggunakan teknik
komputerisasi dan tabulating yaitu
pengelompokan data sesuai dengan
variable yang diteliti
Analisa data dengan metode
statistik univariat digunakan untuk
menganalisa data demografi serta faktor
internal dan eksternal kecemasan yang
akan disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi
26
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Distribusi frekuensi data
Demografi responden di RSUP
H.Adam Malik Medan (n=42)
Data Demografi
Frekuensi
Usia
20-35 tahun
5
36-50 tahun
18
51-65 tahun
12
>65 tahun
7
Status Perkawinan
Menikah
28
Belum Menikah
14
(Cerai)
Suku
Batak
14
Jawa
10
Minang
6
Melayu
5
Lainnya
7
Agama
Islam
20
Katolik
9
Protestan
9
Budha
3
Hindu
1
Pendidikan
Tidak Sekolah
3
SD
8
SMP
8
SMA
12
Diploma
5
Sarjana
6
Pekerjaan
PNS
9
Wiraswasta
12
Buruh/Pabrik
5
Pensiunan
4
IRT
12
Penghasilan
<Rp.800.000
13
Rp.800.00019
Rp.1.500.000
Rp.1.500.000
10
Terdiagnosa Ca
Serviks
Ya
42
Tidak
0
Persentase
11,9%
42,8%
28,6%
16,7%
mayoritas pekerjaan Wiraswasta dan Ibu
Rumah Tangga (IRT) 28,6%, penghasilan
tertinggi
Rp.800.000Rp.1.500.000
45,2% serta semua pasien terdiagnosa.
Faktor
Internal
dan
Eksternal
Kecemasan Pasien Kanker Serviks
Faktor Internal
Tabel 2. Distribusi frekuensi data faktor
Internal kecemasan
Pernyataan
66,7%
33,3%
33,4%
23,8%
14,3%
11,9%
16,7%
47,6%
21,5%
21,5%
7,1%
2,3%
7,1%
19,0%
19,0%
28,6%
11,9%
14,3%
21,5%
28,6%
11,9%
9,5%
28,6%
31,0%
45,2%
23,8%
100%
0%
Pada Tabel 1. Menunjukkan
bahwa mayoritas responden berusia 36-50
tahun 42,8%, status perkawinan menikah
66,7%,suku Batak 33,4%, mayoritas
beragama Islam 47,6%, pendidikan
responden
SMA/sederajat
28,6%,
A.Potensial Stresor
1.Saat perdarahan,
saya tenang.
2.Saya ikhlas
menerima
penyakit saya.
3.Saya semangat
untuk sembuh.
B.Maturitas
1.Saya mudah
beradaptasi.
2.Saya berinteraksi
dan bersikap
terbuka.
3.Saya sabar saat
mengingat
penyakit saya.
C.Pendidikan dan
Status Ekonomi
1.Saya mudah
memenuhi biaya
pengobatan saya.
2.Saya memiliki
biaya pengobatan
yang cukup.
3.Saya selalu
berpikir positif.
D.Keadaan Fisik
1.Saya tenang saat
mengalami gejala.
2.Saya sabar saat
pengobatan.
3.Saat nyeri,saya
bisa berkonsentrasi.
E.Tipe Kepribadian
1.Saya sabar saat
orang bicara
penyakit saya.
2.Saya optimis.
3.Saya melakukan
hal dengan baik.
4.Saya tenang saat
terdiagnosa.
TP*
f
JR*
f
SR*
f
SL*
f
12
13
10
7
10
16
11
5
0
2
22
18
24
12
5
1
0
6
18
18
22
10
9
1
1
12
18
11
0
6
15
21
14
21
7
0
20
12
7
3
2
12
19
9
19
15
8
0
0
8
16
18
18
19
15
11
6
10
3
2
22
13
5
2
27
Berdasarkan pada Tabel 2. diatas, bahwa
faktor internal yang paling besar membuat
responden merasa cemas adalah faktor
maturitas (57,1%), faktor tipe kepribadian
(52,4%) dan faktor keadaan fisik (47,6%).
Faktor Eksternal
Tabel 3. Distribusi frekuensi data faktor
Eksternal kecemasan
Pernyataan
A.Dukungan
Keluarga
1.Keluarga sering
memberikan
informasi.
2.Keluarga
menjenguk saya
3.Keluarga
memberikan
semangat.
B.Dukungan
Sosial
1.Saya beranggapan
positif.
2.Ketika saya sedih,
teman dan kerabat
menghibur saya.
3.Saya berinteraksi
di kelompok
seperti biasanya.
C.Akses Informasi
1.Perawat memberi
Informasi.
2.Perawat terbuka
menyampaikan
penyakit saya.
3.Saat pengobatan,
perawat
menjelaskan
penyakit saya.
TP*
f
JR*
f
SR*
f
SL*
f
0
4
19
19
0
4
20
18
0
3
23
16
0
6
17
19
0
1
27
14
0
5
20
17
0
0
23
19
0
0
17
25
0
1
24
17
Keterangan pada Tabel 2. dan 3. :
*TP = Tidak Pernah
*JR = Jarang
*SR = Sering
*SL = Selalu
Berdasarkan pada Tabel 3. diatas
menunjukkan bahwa faktor eksternal yang
paling besar membuat responden merasa
cemas adalah faktor dukungan sosial (14,2%)
dan faktor dukungan keluarga (9,5%).
Pembahasan
Faktor Internal
Berdasarkan hasil penelitian bahwa
faktor internal menyebabkan sebagian
besar responden mengalami kecemasan.
Hal ini dapat dilihat pada jawaban
responden berdasarkan faktor maturitas
menyatakan bahwa responden tidak
mudah beradaptasi dengan penyakit yang
dialaminya. Menurut Lubis (2009) bahwa
bentuk respons emosional yang secara
umum muncul pada saat individu
terdiagnosa kanker seperti kanker serviks
adalah reaksi penolakan, kecemasan dan
depresi. Pada saat individu mengalami
reaksi penolakan dan merasa cemas maka
individu cenderung untuk tidak mudah
beradaptasi dengan kondisi penyakitnya.
Hal ini terjadi karena individu merasa
tidak bisa untuk disembuhkan atau
sembuh namun mengalami kecacatan.
Sejalan
dengan
Mangan
(2003)
menyatakan bahwa pasien kanker serviks
umumnya muncul perasaan ketakutan dan
cemas akan penyakitnya sehingga pasien
cenderung sulit untuk beradaptasi dengan
penyakit yang dideritanya.
Berdasarkan jawaban responden
pada faktor tipe kepribadian menyatakan
bahwa sebagian besar responden tidak
tenang pada saat pertama kali terdiagnosa
kanker serviks. Menurut Agus (2007)
bahwa individu yang mengalami penyakit
kronis seperti kanker serviks maka
cenderung merasa gelisah, cepat putus
asa, panik dan stres pada saat pertama kali
terdiagnosa kanker serviks. Hal ini sesuai
dengan penelitian Hadjam (2003)
terhadap
pasien
kanker
serviks
menemukan bahwa respons pasien
pertama kali dinyatakan terdiagnosa
kanker serviks memperlihatkan adanya
stres yang ditunjukkan dengan perasaan
sedih, mudah putus asa, pesimis, merasa
diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa
lebih buruk dibandingkan orang lain,
penilaian rendah terhadap tubuhnya dan
merasa tidak berdaya.
Berdasarkan jawaban responden
pada faktor keadaan fisik menyatakan
bahwa sebagian besar responden tidak
tenang dan jantung tidak normal pada saat
28
mengalami gejala pada penyakitnya.
menurut Dalimartha (2004) bahwa pasien
kanker serviks sering merasa cemas dan
gelisah pada saat mengalami gejala pada
penyakitnya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Santi (2009) bahwa mayoritas
pasien
kanker
serviks
mengalami
perubahan fisik dan psikologis dimana
perubahan fisiknya berupa berat badan
menurun, terjadi nyeri di daerah panggul
dan perdarahan sehingga membuat pasien
merasa cemas dan tidak tenang.
Faktor Eksternal
Berdasarkan hasil penelitian
bahwa mayoritas responden mengalami
kecemasan berdasarkan faktor eksternal.
Berdasarkan jawaban responden pada
faktor dukungan sosial menyatakan bahwa
responden jarang beranggapan positif
terhadap
masukan
teman-temannya.
Menurut Gerungan (2004) menyatakan
bahwa individu yang terdiagnosa penyakit
kronik seperti kanker serviks yang
beranggapan negatif terhadap masukan
teman- temannya, maka ia juga cenderung
beranggapan negatif terhadap dirinya
sendiri sehingga membuat individu
tersebut mengalami kecemasan dan stres.
Hal ini sesuai dengan penelitian Diestika
(2010) menyatakan bahwa sebagian besar
pasien
kanker
serviks
cenderung
beranggapan negatif terhadap masukan
teman-temannya. Sehingga membuat
pasien merasa cemas akan penyakitnya.
Berdasarkan jawaban responden
pada
faktor
dukungan
keluarga
menyatakan bahwa sebagian besar
responden jarang menerima informasi dari
anggota keluarganya. Menurut Dermawan
(2008) bahwa di dalam setiap keluarga
seharusnya mempunyai sikap saling
mengasihi, saling mendukung dan saling
menghargai antar anggota keluarga. Hal
ini sesuai dengan penelitian Wina (2006)
yang menyatakan bahwa mayoritas
keluarga responden kurang memiliki sikap
saling menyayangi antar keluarga
sehingga membuat pasien cemas dan
panik karena kurangnya dukungan dari
pihak keluarga.
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa kecemasan pasien kanker serviks
yang paling besar berdasarkan faktor
internal adalah faktor maturitas, faktor
tipe kepribadian dan faktor keadaan fisik.
Faktor eksternal menunjukkan bahwa
kecemasan pasien kanker serviks yang
paling besar adalah faktor dukungan
sosial dan dukungan keluarga.
Pendidikan keperawatan untuk
mengantisipasi pasien yang mengalami
kecemasan dan faktor- faktornya.
Sehingga perawat dapat memberikan
asuhan keperawatan yang profesional bagi
pasien. Penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan kecemasan pada pasien
kanker serviks, dapat dilakukan yakni
penelitian tentang hubungan dukungan
keluarga dengan kecemasan pasien kanker
serviks.Pihak terkait agar memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang
porfesional dimana perawat memberikan
penyuluhan dan pendidikan kesehatan
kepada pasien khususnya kepada pasien
kanker
serviks
yang
mengalami
kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Agus (2007). Psikologi pada pasien
penyakit kronis. Jakarta:
Salemba Medika.
Dalimartha (2004). Deteksi dini
kanker. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Depkes (2008). Petunjuk pelaksanaan
indikator sehat menuju 2010.
Jakarta.
Dermawan (2008). Buku ajar
keperawatan keluarga. Jakarta:
Salemba Medika.
Dinkes (2009). Profil kesehatan
propinsi Sumatera Utara tahun
2009. Oktober 3 2011.
http://www.Dinkessumut.org/
profil2009.html
29
Edianto (2006). Buku acuan onkologi
ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo.
Gerungan (2004). Psikologi sosial.
Bandung: PT Refika Aditama
Hadjam (2003). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan pasien
kanker serviks di RSU Dr.
Moewardi Surakarta. Juli 20 2012
http://ums.ac.id/pdf
Lubis (2009). Gambaran psikologis
pasien yang pertama kali
terdiagnosa kanker serviks. Juli
21 2012
http:// unair respiratory.ac.id/pdf
Lutfa (2008). Faktor- faktor yang
mempengaruhi kecemasan pasien
kanker serviks di RSUI Kustati
Surakarta. Juni 17 2012
http://ums.ac.id/pdf
Mangan (2003). Cara bijak
menaklukkan kanker. Depok:
PT. Agromedia Pustaka.
Triharini (2009). Hubungan pelaksanaan
paket edukasi dengan keluhan
fisik dan psikologis pada pasien
kanker serviks yang menjalani
kemoterapi di RSU Dr.Soetomo
Surabaya. Oktober 5 2011
http://www.digilib.ui.ac.id/babII/
download/pdf
Wina (2006). Pengaruh dukungan
keluarga terhadap tingkat
kecemasan di RSU. Moewardi
Surakarta. Juli 19 2012
http://ums respiratory.co.id/pdf
WHO (2008). Prevelance of cancer
cervix. Oktober 3 2011
http://medicastore.co.id/pdf
30
Download