daftar isi - Gereja Kristus Yesus

advertisement
Tahap 6, No. 12
November – Desember 2014
DAFTAR ISI
Obaja • Yunus • Mikha • Mazmur
Kisah Para Rasul • 1-2 Timotius
Redaksi ............................................................................................. 3
Mengenal Allah Melalui Kitab Obaja................................................. 4
Renungan Tanggal 1 November 2014 ............................................... 5
Mengenal Allah Melalui Kitab Yunus................................................. 6
Renungan Tanggal 2 - 4 November 2014 .......................................... 7
Mengenal Allah Melalui Kitab Mikha.............................................. 10
Renungan Tanggal 5 - 14 November 2014 ...................................... 11
Mengenal Allah Melalui Kitab Kisah Para Rasul.............................. 21
Renungan Tanggal 15 November - 12 Desember 2014 .................. 22
Mengenal Allah Melalui Kitab 1 - 2 Timotius................................... 50
Renungan Tanggal 13 - 20 Desember ............................................. 51
Pengantar Renungan Natal.............................................................. 59
Renungan Tanggal 21 - 31 Desember ............................................. 60
Daftar Gereja Sinode GKY ............................................................... 74
Diterbitkan oleh:
Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja
Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua:
Pdt. Joni Sugicahyono
Editor Umum: GI. Purnama
Penulis:
Pdt. Jeffrey Siauw, Pdt. Tommy Elim
GI Abadi, GI Franky Boentolo, GI Hermanto,
GI Jokhana, GI Lina Suryani, GI Mario Novanto
Alamat Redaksi
: Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180.
Telepon: (+62-21) 6010405-08.
Website: www.gky.or.id • e-Mail: [email protected]
Dapatkan dan bacalah renungan GEMA melalui:
1. Buku renungan.
2. Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur GEMA).
3. Unduh ke perangkat telepon genggam:
- www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201411.jar
(GEMA bahasa Indonesia bulan November 2014).
- www.fourteenfloor.com/files/gema-id-201412.jar
(GEMA bahasa Indonesia bulan Desember 2014).
4. Unduh ke perangkat Android dan Apple (iPhone, iPad, iPod
Touch):
- www.gky.or.id lalu klik download pada salah satu dari 2 pilihan
(Android atau IOS).
Mengingat bahwa pembaca GEMA yang mengunduh ke
telepon genggam (termasuk BlackBerry) hanya sedikit,
maka layanan tersebut hanya disediakan sampai akhir tahun ini.
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999
diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Redaksi 
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Tanpa terasa, gereja sudah harus kembali mempersiapkan perayaan Natal Tahun 2014. Natal selalu patut untuk disambut dengan
antusias, khususnya dengan pengharapan bahwa kita akan menjalani
kehidupan dengan lebih baik sesudah Natal berlalu. Dalam rangkaian
renungan Natal tahun ini, kita akan merenungkan tentang tokoh-tokoh di seputar kelahiran Tuhan Yesus, Sang Mesias yang dinantikan kedatangan-Nya oleh umat Israel. Penantian akan pembaruan yang akan
dikerjakan oleh Sang Mesias bagi umat-Nya ini mengingatkan kita kepada penantian akan pemimpin baru dan pemerintahan baru di Indonesia pada tahun ini. Sebagaimana respons terhadap pemimpin dan
pemerintahan baru berbeda-beda, demikian pula respons terhadap
kedatangan Sang Mesias. Ada orang yang menanti dengan sukacita
dan dengan penuh pengharapan, tetapi ada pula orang yang menanti
dengan perasaan iri dan curiga. Sebagaimana kita berharap bahwa perayaan Natal akan memperbarui gereja, demikian pula kita berharap
bahwa pemimpin dan pemerintahan baru di Indonesia benar-benar
bisa mewujudkan pembaruan yang positif di negeri ini.
Dalam edisi ini, di samping renungan Natal dan renungan akhir tahun, kita akan merenungkan tiga kitab nabi kecil (Obaja, Yunus, dan
Mikha), beberapa pasal kitab Mazmur, Kisah Para Rasul, dan Surat 1-2
Timotius. Walaupun setiap kitab dalam Alkitab ditulis untuk menjawab kebutuhan zaman itu, ada berbagai masalah dan kebutuhan mendasar yang merupakan kondisi dan kebutuhan yang berulang sepanjang zaman. Perseteruan turun-temurun dalam kitab Obaja, kesulitan
psikologis untuk menjalankan misi bagi kepentingan bangsa lain (apalagi bagi bangsa yang kita pandang sebagai musuh yang membahayakan) dalam kitab Yunus, serta kehidupan berdosa yang mengabaikan
kemungkinan datangnya hukuman Allah dalam kitab Mikha merupakan masalah yang masih relevan sampai masa kini. Pergumulan hidup
orang beriman yang dibahas dalam kitab Mazmur merupakan pergumulan yang tidak pernah usang. Kisah Para Rasul masih merupakan
cermin yang relevan bagi misi gereja pada masa kini. Pentingnya mentoring bagi para pemimpin muda seperti dalam 1-2 Timotius juga masih tetap merupakan kebutuhan yang relevan bagi pelayanan para pemimpin gereja pada masa kini. Semoga penuntun pembacaan Alkitab
GEMA edisi ini menjadi berkat bagi para pembaca!
Kitab Obaja: Perseteruan Dua Saudara
E
dom atau Esau adalah saudara kandung—bahkan saudara kembar—dari
Israel atau Yakub (Kejadian 25:24). Namun, sejarah perjalanan kehidupan
keduanya—sejak dalam kandungan, lahir dan dibesarkan—dihiasi dengan
perseteruan demi perseteruan. Konflik tersebut meningkat sampai pada
taraf yang berat, yaitu ketika Esau berniat membunuh Yakub. Untungnya,
kisah tersebut disejukkan dengan perdamaian di antara mereka (Kejadian
33).
Meski demikian, kisah perseteruan Esau-Yakub ini tidak berakhir di
akhir hidup mereka. Melalui keturunan mereka, konflik ini berkembang
menjadi perseteruan antara (bangsa) Edom-Israel. Ketika bangsa Israel
ingin melewati wilayah Edom, mereka menolaknya (Bilangan 20:14-21).
Penolakan ini mendapat balasnya di tangan Daud, raja Israel (2 Samuel
8:13-14). Namun, keadaan berbalik ketika Edom berhasil memberontak
pada masa pemerintahan Yoram, raja Yehuda (2 Raja-raja 8:20-22).
Kitab Obaja melanjutkan kisah perseteruan ini. Saat Israel diserang
oleh bangsa-bangsa lain, Edom tidak menolong, bahkan Edom ikut
mengambil bagian dalam melakukan kekerasan terhadap Israel (Obaja
1:10-11). Menurut sumber lain di luar Alkitab (1 Esdras 4:50), Edom juga
sempat menguasai sebagian daerah Israel. Di mata Allah, sikap Edom
dalam konflik ini tidak dapat dibenarkan. Penentangan Edom terhadap
kemajuan bangsa Israel merupakan wujud pemberontakannya terhadap ketetapan Allah. Edom berusaha menguasai Israel dan bermegah
atasnya (Yehezkiel 35:10). Keberadaan mereka di daerah pegunungan
(dataran tinggi, bandingkan dengan Obaja 1:3) Seir membuat mereka
menganggap diri mereka sebagai bangsa unggulan yang tidak dapat dikalahkan. Edom lupa bahwa ada Allah yang sanggup merendahkan mereka, kapan pun Allah ingin melakukannya (Obaja 1:4).
Melalui kitab Obaja, Allah mengingatkan dan memperingatkan
orang-orang berdosa yang berseteru agar bertobat. Perseteruan tidak
membuat manusia menjadi mulia dan dapat bermegah—kalah maupun
menang. Bagi Israel, status “umat pilihan Allah” tidak berarti apa-apa
bila mereka tidak merendahkan diri di hadapan Allah. Allah hanya bersedia menerima mereka yang bersikap rendah hati dan tunduk di hadapan
Allah setelah melalui proses pemurnian lewat pembuangan. Bagi Edom,
mengumbar kemenangan semu atas keterpurukan keadaan Israel juga
sia-sia. Apa yang menimpa Israel, bahkan lebih dari itu, akan tertimpa
juga kepada mereka (1:15-16). Pada tahun 100 M, sejarah bangsa Edom
pun telah berakhir. [FB]
Sabtu
Membuang Kebanggaan Palsu
1
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Obaja 1
Membangun kebanggaan diri dapat dilakukan dengan tiga cara: melekat
pada Tuhan, meningkatkan kualitas diri, dan merendahkan orang lain.
Melekat pada Tuhan membuat kita bangga akan keberhargaan diri yang
Tuhan berikan; meningkatkan kualitas diri mampu mendatangkan pujian
dari sesama; sementara merendahkan orang lain hanya membuat diri kita
seakan-akan lebih tinggi dari orang lain. Cara terakhir ini sangat buruk,
tetapi sayangnya cara ini justru dipilih oleh banyak orang, termasuk oleh
bangsa Edom dalam kitab Obaja yang kita baca.
Edom membanggakan beberapa hal, antara lain orang-orang bijaksana (1:8)
dan para pahlawannya (1:9). Mereka merasa telah menjadi bangsa yang kuat
dan tidak dapat dikalahkan, karena mereka tinggal di dataran tinggi atau daerah pegunungan (1:3-4). Sayangnya, Edom bermegah atas Yehuda (sisa bangsa
Israel yang masih berada di tanah milik pusaka mereka) saat Yehuda sedang
mengalami kehancuran, bukan ketika Yehuda masih kondusif (1:12-13).
Oleh sebab itu, kebanggaan demikian adalah kebanggaan yang bukan
hanya semu, tetapi juga tidak dapat ditolerir oleh Tuhan. Obaja 1:1-2 dan
1:15-16 mengungkapkan niat Tuhan untuk memutarbalikkan keadaan.
Edom akan diserang, dihancurkan, direndahkan, dan dihinakan. Sebaliknya,
Israel yang hancur justru siap untuk kembali dibangun. Pada saatnya, Tuhan
akan mengangkat dan memulihkan Yehuda. Tuhan ingin agar kebanggaan
dibangun atas anugerah-Nya, bukan atas kekuatan diri.
Bagaimana dengan kita? Bagaimana cara kita membangun kebanggaan diri? Apakah kita senang dan menikmati keadaan ketika kita terlihat
lebih dalam berbagai hal bila dibandingkan dengan orang lain? Tuhan tidak menginginkan sikap tersebut. Tuhan ingin agar kita merendahkan diri
di hadapan-Nya dan membiarkan-Nya mengangkat kita. Marilah kita melatih sikap tersebut dengan bersyukur dan menghargai setiap kelebihan yang
Tuhan berikan, baik pada diri kita maupun orang lain. [FB]
Obaja 1:3a
“Keangkuhan hatimu telah memperdayakan engkau, ...”
Rencana Keselamatan Allah Yang Universal
I
si Kitab Yunus tergolong unik karena kitab ini tidak berpusat pada ucapan
Nabi Yunus kepada bangsa Israel, melainkan pada pengalaman sang nabi
di dalam pergumulan ketaatannya terhadap perintah Tuhan. Di luar kitab
Yunus, nama Nabi Yunus dicatat dalam 2 Raja-raja 14:25 sebagai: (a) nabi di
Kerajaan Israel Utara pada masa pemerintahan Yerobeam II (793-753 SM);
(b) berasal dari Gat-Hafer, yang berjarak 3-5 km utara Nazaret di Galilea.
Pada masa awal pelayanannya, Nabi Yunus mungkin populer karena ia menubuatkan kejayaan Israel dan ekspansi wilayah mereka. Untuk sementara,
hukuman Tuhan kepada Israel ditunda dan Israel diizinkan mengalami era
puncak kemakmuran di bawah pemerintahan Raja Yerobeam II (2 Raja-raja
14:24). Rentang waktu pelayanan Nabi Yunus terjadi tidak lama setelah pelayanan Nabi Elisa (bandingkan dengan 2 Raja-raja 13:14-19), dan sezaman
dengan Nabi Amos (Amos 1:1) serta Nabi Hosea (Hosea 1:1).
Dari sudut pengajaran, Kitab Yunus adalah kitab yang penting. Kitab
ini dibaca pada setiap perayaan Yom Kippur (Hari Raya Pendamaian),
yaitu hari raya yang dianggap paling suci dalam agama Yahudi. Pada
hari itu, umat Israel mengingat penghakiman Allah dan perlunya pertobatan—ini sesuai dengan isi kitab Yunus yang menceritakan tentang
pengampunan Allah bagi mereka yang bertobat. Kitab Yunus kental
dengan sifat Allah yang diperkenalkan melalui struktur kitabnya: Allah
yang Berdaulat (pasal 1), Allah Pembebas (pasal 2), Allah Pengampun,
(pasal 3) dan Allah yang Benar dan Berkasih Karunia (pasal 4).
Kitab Yunus merupakan kitab Perjanjian Lama (PL) dengan isi berita
terjelas, yaitu bahwa kasih karunia Allah yang menyelamatkan bukan
hanya tersedia bagi bangsa Yahudi, namun juga bagi bangsa bukan Yahudi. Dapat dikatakan bahwa Yunus merupakan satu-satunya nabi yang
diutus secara khusus untuk memberitakan pertobatan kepada bangsa
asing. Allah harus mengubah sikap Nabi Yunus yang anti terhadap bangsa lain! Inilah tema PL. Dengan berbagai cara, Allah memperlihatkan
rencana penyelamatan-Nya kepada semua bangsa dan Ia menghendaki
agar bangsa pilihan-Nya (Israel) menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain.
Dalam Perjanjian Baru (PB), Yesus mengacu kepada “tanda nabi Yunus”
untuk menunjuk kepada penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya (Matius
12:39-40). Kitab Yunus membuat kita bersyukur atas anugerah penyelamatan Allah yang universal kepada segala bangsa, sehingga kita yang
telah menerima anugerah keselamatan bisa dipakai Tuhan untuk memberitakan Kabar Baik itu kepada orang lain. [J]
Minggu
Taat Pada Panggilan
2
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Yunus 1-2
Teror ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang meresahkan masyarakat di
seluruh dunia mengingatkan kita akan satu bangsa besar yang kuat dan
berkuasa, sekaligus bengis, dalam kisah Yunus. Asyur telah berkembang sebagai suatu kerajaan adikuasa yang tidak berbelas kasihan terhadap para
tawanan. Saat diutus ke Niniwe, Yunus menginginkan agar kota Niniwe (ibu
kota Asyur) yang mereka banggakan dihancurkan Allah!
Bila kita mengingat apa yang bangsa Asyur lakukan terhadap tawanannya, kedatangan Yunus ke Niniwe bagaikan kepergian untuk menghantar
nyawa. Di kitab Nahum, orang Niniwe digambarkan sebagai bangsa yang
melawan Allah (1:8), penindas orang lemah (2:12), kota penumpah darah
yang tidak mengenal belas kasihan (3:1), kota penyembah berhala, persundalan, dan sihir (1:14; 3:4). Karena itu, Yunus berharap agar Tuhan Allah tidak berbelas kasihan kepada penduduk Niniwe yang kejam itu. Bagi Yunus,
penghakiman dan murka Allah atas bangsa yang jahat itulah keadilan. Namun, panggilan serta rencana Allah atas Niniwe tidak dapat dihalangi oleh
kebencian dan pemberontakan Yunus.
Kisah Yunus mengajarkan bahwa Allah berdaulat atas hamba-Nya yang
Ia panggil. Tidak ada yang dapat mencegah panggilan Allah. Yunus pun
harus tunduk dan taat terhadap panggilan Allah. Taat terhadap panggilan
Allah berarti menyerahkan diri secara total dalam rencana dan kehendak
Bapa. Pelayanan Yunus merupakan gambaran yang jelas tentang tujuan
kedatangan Tuhan Yesus ke dunia, yaitu untuk “menghantarkan nyawa”,
namun Tuhan Yesus melakukannya dalam kasih dan ketaatan serta ketundukan atas rencana Bapa. Sesungguhnya, orang yang seharusnya binasa
adalah orang yang paling membutuhkan anugerah Allah. Anugerah Allah
telah dikaruniakan kepada kita dan kita dipanggil untuk menjadi terang bagi
mereka yang berada di dalam gelap. [J]
Yohanes 15:16a
“Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah ....”
Senin
Allah Menghendaki Pertobatan
3
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Yunus 3
Berita penghakiman yang disampaikan Nabi Yunus hanya dicatat secara
singkat dalam 3:4. Berita itu mendeklarasikan bahwa Allah adalah Hakim atas ciptaan-Nya yang berdosa. Namun, di bagian akhir kitab ini,
terlihat bahwa Allah adalah Pembebas yang berbelas kasihan kepada
ciptaan-Nya yang bertobat. Bagi bangsa Israel, kisah Yunus merupakan
simbol bangsa yang gagal untuk taat kepada Allah serta bangsa yang
gagal menjalankan panggilan untuk menjadi berkat bagi bangsa-bangsa
lain. Pada masa kejayaan di bawah pemerintahan Yerobeam II, bangsa
Israel hidup mapan dan menganggap lumrah anugerah Tuhan. Karena
itu, kisah pertobatan bangsa Niniwe menempelak keras bangsa Israel.
Bangsa Niniwe yang bengis dan jahat ternyata menerima serta merespons berita penghakiman yang dibawa Yunus. Bagaimana mungkin?
Bagi orang Niniwe, Yunus hanyalah seorang asing yang tidak punya otoritas apa pun atas mereka. Namun, terjadilah hal yang mengherankan
di antara orang-orang Niniwe. Mereka bertobat karena berita penghakiman Allah yang disampaikan oleh Yunus. Orang Niniwe percaya kepada Allah dan mereka datang dengan merendahkan diri kepada Allah. Ini
diungkapkan melalui pemakaian kain kabung dan abu yang merupakan
simbol perendahan diri serta penolakan terhadap kenyamanan dan berbagai kesenangan duniawi.
Allah tidak menghendaki seorang pun binasa—dan Allah telah menyediakan jalan keselamatan itu. Setiap orang berdosa yang mau bertobat akan menerima anugerah Allah. Pertobatan dan kebangunan rohani
tidak terjadi terpisah dari firman Allah. Firman Allah akan menuntun
kita kepada pertobatan dan membawa pada suatu perubahan. Bila kita
sungguh-sungguh bertobat, kita tidak akan melakukan lagi hal-hal yang
tidak menyenangkan hati Allah. [J]
Lukas 15:7
“Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga
karena satu orang berdosa yang bertobat...”
Selasa
Keselamatan bagi Semua Bangsa
4
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Yunus 4
Allah menghancurkan pandangan Yunus (serta Israel) yang sempit tentang
anugerah Allah. Anugerah Allah bukan hanya disediakan bagi bangsa Israel,
namun bagi segala bangsa. Yang lebih dulu menerima kasih Allah adalah para
pelaut yang berlayar bersama Yunus, kemudian penduduk kota Niniwe. Kitab
Yunus menyampaikan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Sebagai
Pencipta, Ia bebas memerintah. Kuasa Allah yang meliputi semua ciptaanNya (badai, ikan, manusia, tumbuhan, ulat) dinyatakan di dalam karya penyelamatan-Nya. Kemurahan Allah meliputi semua ciptaan-Nya.
Saat Allah membuka peluang bagi bangsa Niniwe yang kejam untuk menerima anugerah Allah, Yunus sangat tidak rela! Namun, Allah menghancurkan ketidakrelaannya melalui pengalaman dan bukti yang jelas akan kasih
Allah yang tak terbatas. Dalam keengganannya, Yunus mengaku, “Engkaulah
Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih
setia ....” (4:2). Melalui pengalaman bersama pohon jarak dan ulat serta angin
timur yang panas terik, Allah mengajar hamba-Nya untuk lebih menghargai
jiwa-jiwa yang akan binasa serta memperhatikan kehendak Allah bagi bangsa-bangsa lain yang membutuhkan keselamatan dan berkat Allah.
Kebenaran bahwa Allah adalah bagi segala bangsa dan Allah menginginkan agar semua orang mengenal Dia dan rencana penyelamatan-Nya,
tidak pernah timbul dari akal budi manusia. Semua gagasan ini berasal
dari Allah semata. Penyataan Allah itu datang kepada Nabi Yunus dengan
cara yang paling luar biasa. Selanjutnya, bagaimana penyataan Allah ini
dinyatakan kepada kita saat ini? Ketika kita diutus untuk menjadi berkat
bagi orang yang berbeda suku dan budaya serta yang “tidak layak untuk
dikasihi”, sadarkah kita bahwa keselamatan mereka merupakan kehendak
Allah dan kita harus menaati pengutusan Allah? [J]
Kisah Para Rasul 13:47
“Sebab inilah yang diperintahkan kepada kami: Aku telah menentukan
engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya engkau membawa keselamatan sampai ke ujung bumi.“
Allah Yang Tidak Tertandingi
N
ama Mikha (mîkâ) adalah singkatan dari Mikayahu (“siapa yang seperti
Yahweh”). Nama ini melambangkan Yahweh yang tidak tertandingi. Mikha
memberitakan firman Allah kepada Israel dan Yehuda pada 733-701 BC. Pelayanan kenabiannya terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda (1:1), yaitu
Yotam (751-736 BC), Ahas (736-716 BC), dan Hizkia (716-687 BC). Nubuat Mikha
sebagian besar mencerminkan keadaan Yehuda semasa pemerintahan Yotam
dan Ahas sebelum pembaruan religius yang dilakukan di bawah pemerintahan
raja Hizkia. Pelayanan Mikha (bersama dengan Yesaya) ikut berperan membawa
kebangunan rohani dan pembaruan di bawah raja Hizkia yang saleh.
Seperti Amos, Mikha adalah petani dari keluarga sederhana di daerah
pedesaan di bagian selatan Yehuda. Ia berasal dari kota kecil Moresyet-Gat
(1:14), sekitar 40 kilometer Barat Daya Yerusalem. Rekan Mikha, yaitu Yesaya,
adalah keturunan bangsawan dan dipercaya oleh para raja dan bangsawan.
Kejahatan dan penyelewengan para pemimpin yang korup, nabi-nabi palsu,
imam-imam yang fasik, para pedagang yang tidak jujur, serta hakim yang menerima suap di Yerusalem dan Samaria membuat Mikha mengecam keras
penindasan dan kesewenangan penguasa terhadap rakyat kecil. Bersama Yesaya, kitab Mikha berisi dua tema utama, yaitu penghakiman Ilahi dan pembaharuan pengharapan dari Allah.
Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman Ilahi karena dosa-dosa mereka membangkitkan kemarahan Allah.
Kejatuhan Israel pada tahun 722 BC merupakan peringatan keras kepada Yehuda akan akhir yang sama bila mereka tetap tinggal dalam dosa dan pemberontakan mereka. Kitab Mikha merupakan berita peringatan yang serius
bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu. Kitab
Mikha juga memberi sumbangan penting bagi nubuat tentang Mesias yang
akan datang (pasal 5).
Secara ringkas, struktur Kitab Mikha adalah sebagai berikut: (a) pasal 1-3
mencatat celaan Tuhan terhadap dosa-dosa Israel dan Yehuda serta penghukuman yang akan menimpa mereka; (b) pasal 4-5 berkaitan dengan pengharapan dan penghiburan bagi kaum sisa, khususnya yang dicirikan dengan
berdirinya Rumah Allah; dan (c) pasal 6-7 berisi gugatan Allah terhadap Israel
dalam sebuah persidangan dan diakhiri dengan kasih karunia pengampunan
Allah. Kitab ini ditutup dengan permainan kata dari arti nama Nabi Mikha
sendiri, “Siapakah Allah seperti Engkau...?” (7:18). Tidak ada Allah lain selain
Yahweh, hanya Dialah Allah yang penuh kasih sayang dan dapat memberikan
keputusan terakhir bahwa yang bersalah telah “diampuni” (7:18-20). [J]
10
Rabu
Dengarlah Firman Tuhan
5
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mikha 1-2
Hukuman Ilahi adalah salah satu tema utama pesan nubuatan Nabi
Mikha. Israel dan Yehuda akan dihukum karena dosa dan pelanggaran
mereka, yaitu penyembahan berhala dan kenajisan (1:7), kejahatan,
penindasan, ketidakadilan sosial (2:1-2). Nabi Mikha menggambarkan
dosa-dosa yang dilakukan di kedua ibu kota (1:5) sebagai perwakilan
dosa yang dilakukan oleh seluruh bangsa. Dosa dan kejahatan telah
merasuk dalam tatanan hidup umat Allah. Karena itu, Allah perlu memperbaiki kelakukan dan panggilan Israel lewat kehadiran suara kenabian
yang berani menyatakan kebenaran.
Nubuat Mikha tentang kehancuran Samaria (1:6) digenapi tidak lama
sesudah nubuat itu disampaikan, yaitu pada tahun 722 BC saat pasukan
Asyur datang dan memusnahkan kota itu (2 Raja-raja 17:1-6). Penghakiman Allah terjadi karena Israel mengingkari kesetiaan dan ketaatan
mereka kepada Tuhan (2 Raj. 17:7-20). Mikha menegaskan bahwa umat
Allah tidak dapat berpaling dari Tuhan tanpa menderita konsekuensi yang
serius. Penghukuman Allah bukanlah pembalasan. Penghukuman Allah
adalah pendisiplinan Allah terhadap umat-Nya untuk membawa mereka
kembali pada jalan yang benar. Allah yang membenci dosa, adalah Allah
yang penuh kasih. Di tengah penghukuman-Nya, janji pemulihan dinyatakan bagi mereka yang berbalik kepada-Nya (Mikha 2:12-13).
Dosa adalah hal serius di mata Tuhan. Namun, kepekaan dan kesadaran akan dosa tidaklah mudah. Kita condong melakukan rasionalisasi
atau pembenaran atas tindakan kita yang salah. Karena itu, firman Allah
diberikan sebagai pedoman. Firman Allah tidak hanya berisi penghiburan dan dorongan, tetapi juga berisi teguran dan peringatan. Karena
itu, mari kita belajar mendengarkan apa yang Allah ingin sampaikan lewat firman-Nya, meskipun itu keras dan sulit untuk diterima. [J]
Yohanes 17:17
“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran;
firman-Mu adalah kebenaran.”
11
Kamis
Nyalakan Terangmu
6
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mikha 3-4
Keputusan untuk menjauh dan meninggalkan Allah akan semakin menjerumuskan manusia ke dalam dosa. Hal ini terjadi di kalangan para pemimpin dan para nabi bangsa Israel. Para pemuka dan pemimpin agama
yang seharusnya menjadi panutan dan pengajar kebenaran, malah meninggalkan standar hidup dari Tuhan dan hidup di dalam dosa kepalsuan
yang memuakkan. Para pemimpin yang seharusnya mengajar rakyat
tentang hukum, kebenaran, kebaikan, dan keadilan, justru berkubang
di dalam dosa kebohongan, penindasan, kejahatan, dan ketidakadilan.
Kehidupan para pemimpin yang menyimpang membuat bangsa Israel
merasa aman dengan perilaku dosanya. Para nabi bernubuat palsu, mereka memberitakan pengharapan yang tidak terbukti. Sekalipun demikian, Allah menuntun mereka untuk kembali pada jalan yang benar.
Mikha dipanggil dan diutus menjadi juru bicara Allah bagi Israel.
Bagi Mikha, kepemimpinan Yehuda sudah hancur sama sekali. Mikha
harus berhadapan dengan para pemuka dan nabi-nabi palsu dengan
peringatan keras dari Allah bagi mereka. Mikha menyatakan kebenaran
dengan keberanian dan kuasa Roh TUHAN (3:8). Mikha tidak berusaha
menyenangkan para pendengarnya. Hal ini berbeda dengan para nabi
palsu yang bernubuat karena dibayar (3:11).
Pemberontakan atau ketidakacuhan kepada Allah merupakan ciri
sistem dunia yang berdosa. Anak-anak Tuhan ditantang agar hidupnya
tidak serupa dengan dunia ini (Roma 12:2), melainkan dengan berani
menyatakan iman melalui kehidupan yang berintegritas (melalui tindakan yang sesuai dengan perkataan). Di tengah kehidupan para pemimpin pemerintahan yang korup, anak-anak Tuhan terpanggil untuk
mencerminkan hati Tuhan melalui keberanian mengatakan kebenaran,
membela keadilan, dan hidup di dalam kekudusan. [J]
Roma 12:2
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu....”
12
Jumat
Satu-satunya Allah yang Benar
7
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mikha 5
Di tengah suramnya keadaan politik dan sosial, Mikha membawa pesan Allah
tentang janji pengharapan dan pemulihan bagi bangsa Israel. Masa depan
yang cerah bagi Israel adalah masa saat iman perjanjian mereka kepada Allah
diperbaharui dan mereka kembali dipimpin oleh Tuhan Allah dan firman-Nya
(Mikha 4:1-8). Ketika Mikha menubuatkan kehancuran kerajaan dan pemerintahan di Yerusalem (4:9-10; bandingkan dengan 2 Raja-raja 25:1-2), hal ini
mengingatkan umat Yehuda bahwa kemapanan, kekuasaan dan kekuatan
yang mereka dapatkan lewat ketidakadilan tidak lagi dapat melindungi mereka dari murka Allah. Zedekia merupakan raja terakhir dari garis keturunan
Daud yang menjadi raja di Yerusalem sebelum Yerusalem dihancurkan oleh
Babel.
Mikha membawa berita penting bahwa janji Allah dari keturunan Daud
tidak teringkari. Raja pembebas yang membawa kedamaian akan datang.
Ia adalah Mesias yang dijanjikan Allah yang berasal dari keturunan Daud,
dari sebuah kota kecil bernama Betlehem (Mikha 5:1). Bagian ini merupakan bagian terjelas dalam nubuatan PL tentang kedatangan Kristus
sebagai Mesias. Raja Damai ini akan membangun pemerintahan-Nya di
dalam kasih dan keadilan. Ia digambarkan seperti seorang gembala yang
mempedulikan kawanan domba-Nya (5:3). Yang dilakukan oleh Raja Mesias sangat berbeda dengan para pemimpin Israel sebelumnya.
Kedatangan Mesias adalah kedatangan yang membawa damai (5:4).
Damai yang dibawa oleh sang Mesias terutama adalah damai antara manusia berdosa dengan Allah. Allah akan menghancurkan semua kekuatan
yang diandalkan manusia serta mengarahkan manusia untuk kembali kepada-Nya (5:9-14). Ketika iman terhadap perjanjian dengan Allah diperbaharui, manusia akan menyadari bahwa hanya ada satu Allah yang benar
dan patut untuk disembah. [J]
Efesus 2:14
“Karena Dialah damai sejahtera kita,
yang telah mempersatukan kedua pihak
dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan.”
13
Sabtu
Bersandar Pada Karunia Allah
8
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mikha 6
Dalam bagian ini, Mikha kembali mengemukakan tuntutan Tuhan atas kesalahan Israel. Tujuan pemberitaan ini adalah supaya mereka bertobat dan
kembali berbalik kepada Allah. Sitim dan Gilgal merupakan tempat bersejarah
tempat mereka menerima perintah Allah atas tanah perjanjian dan tempat
mereka memperbarui komitmen perjanjian dengan Allah (Yosua 2:1, 4:19-24,
5:9-10). Namun, Israel melupakan komitmen mereka, melupakan karya kasih
karunia Allah, dan berpaling dengan menyembah allah lain serta melakukan
berbagai kejahatan. Pada akhirnya, Tuhan menyatakan bahwa segala ibadah
yang mereka lakukan tidak dapat menyenangkan hati-Nya (Mikha 6:6-7)
karena mereka menolak untuk hidup sesuai dengan standar Allah.
Panggilan Allah dalam 6:8 merupakan isi hati Allah yang menjadi kunci
keseluruhan kitab ini. Allah ingin agar umat-Nya dapat hidup dengan “berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati.” Melakukan apa yang adil dan berbelas kasihan—terutama kepada mereka yang
lemah dan miskin—serta hidup bersekutu dengan Allah adalah standar
ketaatan etis dan rohani dalam iman perjanjian umat Tuhan. Tanpa persekutuan dengan Tuhan, umat-Nya tidak akan dapat menghasilkan “buah
yang sesuai dengan pohonnya.”
Pada dasarnya, kita tidak dapat memenuhi standar Allah dengan sempurna. Kita seringkali gagal menyenangkan hati Tuhan. Karena itu, ketika
memikirkan tuntutan Allah dan kegagalan kita, maka hanya “kemurahan
dan kasih karunia” Allah yang memberikan Roh Kudus sebagai Penolong
yang memampukan kita untuk menjalani kehidupan yang benar. Syukur
pada karya Kristus yang telah memperbarui roh kita untuk dapat memilih
dan melakukan kehendak Allah! [J]
Mikha 6:8
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik.
Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu:
selain berlaku adil, mencintai kesetiaan,
dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?”
14
Minggu
Hidup Yang Dimerdekakan
9
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mikha 7
Sangat sulit bagi Mikha untuk menemukan orang benar pada saat itu. Semua orang cekatan berbuat jahat. Para pemimpin menuntut imbalan dan
para penegak hukum dapat disuap serta memutarbalikkan kebenaran (7:14). Dosa menjadi penyakit mematikan yang membusukkan kehidupan umat
Allah dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Namun,
Mikha berdiri teguh dalam keyakinannya akan Allah yang benar (7:7-10). Dia
mengungkapkan keluhan pribadinya kepada Allah. Dia merasa tertekan, putus asa, dan prihatin akan kondisi kemerosotan bangsanya. Oleh karena itu, ia
kembali mengingat Allah sebagai satu-satunya yang dapat diandalkan.
Mikha mengakhiri pemberitaannya dengan sebuah doksologi (pujian bagi
Allah). Di sini, penting bagi kita untuk melihat campur tangan Allah atas umatNya. Bangsa Israel gagal untuk kembali dan bertobat kepada Allah, namun Allah
tidak berhenti untuk tetap menggembalakan umat-Nya (7:14). Mikha berharap
bahwa kuasa Allah tetap dinyatakan agar manusia dapat melihat perbuatan-Nya
yang ajaib dan kembali kepada-Nya (7:15-17). Karya Allah tidak pernah habis
untuk membawa manusia kembali pada-Nya. Penghukuman terhadap dosa
bukanlah kata akhir Allah kepada umat-Nya. Karya Kristus di atas salib membuktikan keagungan kasih dan pengampunan Allah bagi manusia berdosa.
Sebagai manusia berdosa yang telah diampuni, pergunakanlah kemerdekaan yang diberikan Allah untuk melayani (Galatia 5:13). Tidak ada
Allah yang seperti Dia. Dialah Allah yang mengampuni, yang membebaskan
kita dari belenggu dosa, yang penuh kasih karunia dan belas kasihan, dan
yang tetap menjaga umat dan perjanjian-Nya dengan setia. Ketika mengingat
Allah yang tidak terbandingi, kiranya roh kita dibangkitkan untuk menaikkan
pujian terhadap anugerah dan kebaikan-Nya melalui ibadah dan ketaatan kepada-Nya. [J]
1 Petrus 2:16
“Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka
yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi
kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.”
15
Senin
Menjadi Pohon Zaitun yang Segar
10
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 52-53
Daud bergumul berat karena Doeg melaporkan keberadaan Daud di rumah Ahimelekh kepada Raja Saul yang ingin membunuhnya (1 Samuel 21-22). Doeg—orang
Edom itu—adalah orang kepercayaan yang mengawasi gembala-gembala Raja
Saul (1 Samuel 21:7). Atas perintah Raja Saul, Doeg membunuh imam Ahimelekh
dan seluruh keluarganya yang adalah imam. Laporan tentang keberadaan Daud
berkembang menjadi pembunuhan terhadap para imam. Lidah itu seperti “pisau
cukur” (Mazmur 52:4) dan mengungkapkan niat jahat di dalam hati (52:5, bandingkan dengan 5:10). Namun, pemazmur yakin bahwa Allah tahu siapa yang berbuat
jahat karena Dia memandang dari sorga ke dunia, memandang setiap orang (53:3).
Terhadap mereka yang melampiaskan kejahatan hati mereka melalui mulut bibir
mereka, Allah akan “merobohkan,” “merebut,” dan “mencabut ” mereka dari zona
aman mereka, yaitu dari kediaman mereka di dalam dunia ini (52: 7).
Walaupun peristiwa di atas membuat pemazmur bersusah hati, dia dapat
bersyukur kepada Allah dan memuliakan nama Allah selama-lamanya karena
dia mempercayai kasih setia Allah yang tak berkesudahan kepada umat-Nya.
Pemazmur percaya bahwa dia seperti “pohon zaitun” (52:10) yang segar, yang
hidup ratusan tahun di rumah Allah. Gambaran ini sangat kontras dengan mereka yang mulutnya jahat yang seperti pohon yang roboh dan dicabut (52:7).
Dia percaya bahwa Allah menolak orang jahat yang tidak mengakui Allah di
dalam hatinya (53:2) dan orang yang “tidak menjadikan Allah sebagai tempat
pengungsiannya” (52:9). Dasar kepercayaan akan pemeliharaan dan kasih setia
Allah adalah karena nama Allah itu baik (52:11). Tuhan Allah menyatakan namaNya sebagai “YHWH” kepada umatNya, yang berarti, “Akulah Aku, TUHAN
Allah, yang selalu beserta kamu.” Mari kita belajar seperti Daud yang bersyukur
kepada Allah selama-lamanya karena nama-Nya. [A]
Mazmur 52:11
“Aku hendak bersyukur kepada-Mu selama-lamanya,
sebab Engkaulah yang bertindak;
karena nama-Mu baik,
aku hendak memasyhurkannya di depan orang-orang yang Kaukasihi!”
16
Selasa
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN!
11
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 54-55
Daud mengungkapkan kesusahan hatinya ketika dia tahu bahwa orang-orang
Zifi telah memberitahukan tempat persembunyiannya kepada Saul yang hendak mencabut nyawa-nya. Dalam kondisi seperti itu, dia dihibur dan dikuatkan oleh Yonatan—anak Saul—untuk mempercayai Allah (1 Samuel 23:16).
Yonatan menegaskan bahwa “Saul tidak akan menangkap engkau; engkau
akan menjadi raja atas Israel …” (1 Samuel 23:17). Narator dalam cerita ini
memberitahukan bahwa Allah tidak menyerahkan Daud ke dalam tangan
Saul yang mencari dia di manapun dia bersembunyi (1 Samuel 23:14).
Daud percaya bahwa Allah akan menyelamatkan dia karena nama-Nya
sendiri, YHWH (54:3,8), dan akan menegakkan keadilan baginya karena
keperkasaan-Nya yang dinyatakan dalam perbuatan-Nya yang ajaib (54:3).
Daud meyakini bahwa Allah akan menghukum mereka karena mereka sombong dan tidak mempedulikan Allah. Seruan permohonannya bahwa Allah
akan meluputkan dia terwujud saat Saul berhenti mengejarnya karena orangorang Filistin telah datang untuk menyerang negeri (1 Sam 23:28).
Dalam Mazmur 55, Daud mengungkapkan adanya tekanan yang jauh lebih berat yang disebabkan karena dia dikhianati, dianiaya, dicela oleh orang
yang paling dekat dan yang paling dia percaya (Maz 55:13-14). Dalam keadaan
seperti itu, banyak orang—seperti pemazmur—yang ingin sekali melarikan
diri ke tempat yang jauh (55: 8). Namun, pemazmur percaya kepada Tuhan
dan menyerahkan penghakiman sepenuhnya ke dalam tangan Allah untuk
menghukum mereka ke dalam sumur kebinasaan (55:16, 24). Daud sendiri
percaya bahwa jika dia berseru kepada Allah, Allah akan menyelamatkannya.
Mari kita belajar meniru Daud yang menyerahkan segala kekuatirannya kepada Tuhan. Apakah sumber kekuatiranmu? Berserulah kepada Tuhan Allah
dan serahkanlah kekuatiranmu kepadaNya. [A]
Mazmur 55:23
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN,
maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”
17
Rabu
Kebenaran dan Kasih-setia Allah
melampaui segala-galanya
12
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 56-58
Dalam Mazmur 56, Daud mengungkapkan ketakutannya saat orang Filistin
menangkapnya di kota Gat dan membawanya kepada Akhis, raja kota itu, saat
dia baru lolos dari Saul (1 Samuel 21:10). Bagi Daud, mereka seperti “orang-orang
yang ingin mencabut nyawa”-nya, “mau menyerbu”, “mengintip”, dan “mengamati-amati langkah”-nya (Mazmur 56:7). Perkataan “Saul mengalahkan beriburibu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa” yang sampai ke telinga Akhis merupakan
isyarat bahwa segala langkahnya dikenali musuh, sehingga Daud takut, gelisah,
dan menangis. Namun, dia mempercayai Allah dan Firman-Nya. Dia percaya bahwa Tuhan memperhatikan kesengsaraannya dan mengingat tangisannya (56:9).
Kepercayaan bahwa Allah memihak dia menghilangkan rasa takutnya karena dia
yakin bahwa tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia terhadap dirinya.
Dalam peristiwa lain (mungkin peristiwa di 1 Samuel 22:1 atau 24:1-3 saat Daud
melarikan diri dari Saul dan tinggal di dalam gua), dia berseru memohon agar Allah
mengasihaninya. Dia menyatakan bahwa dia akan berlindung di dalam Tuhan dan
di bawah naungan sayap-Nya (Mazmur 57:2). Sekalipun merasa dikelilingi binatang buas yang hendak menerkam (57: 5), dia tetap bersandar kepada Allah (57:3)
karena dia mempercayai “kasih-setia” Allah yang menyelamatkan dan “kebenaran”
Allah yang menghukum orang bersalah dan menegakkan kebenaran. Kepercayaan
itu memampukan Daud untuk bersyukur dan bermazmur, bahkan membiarkan
musuhnya—yaitu Saul—tetap hidup karena dia menyerahkan pembalasan kepada
Tuhan Allah. Mazmur 57-58 yang dinyanyikan menurut lagu “Jangan memusnahkan” mengajar kita untuk berseru kepada Allah dan memohon keselamatan daripada-Nya, serta menyerahkan kepada Allah pembalasan dan penghakiman terhadap orang fasik. Seruan itu memampukan Daud mengasihi Saul dan membiarkan
Saul hidup walaupun Daud bisa membunuhnya (1 Samuel 24). “Pembalasan adalah
hak-Ku,” firman Tuhan (Ibrani 10:30, Ulangan 32:35, dan Roma 12:19). [A]
Mazmur 57:10-11
“Aku mau bersyukur kepada-Mu di antara bangsa-bangsa, ya Tuhan,
aku mau bermazmur bagi-Mu di antara suku-suku bangsa; sebab kasih setia-Mu
besar sampai ke langit, dan kebenaran-Mu sampai ke awan-awan.”
18
Kamis
Bersama Allah, kita menang
13
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 59-61
Sesudah Saul ditolak dan Daud dipilih sebagai raja, Daud sering hidup sebagai
pelarian. Mazmur 59 menyuarakan pergumulan Daud saat kabur dari Saul
yang membencinya. Saul mengirim mata-mata untuk membunuh Daud pada
waktu pagi (1 Samuel 19:11-13). Mikhal, isteri Daud, yang mengetahui rencana itu memberitahu Daud, lalu menurunkan Daud dari jendela, sehingga
Daud dapat melarikan diri dan luput dari rencana pembunuhan itu. Tetapi,
sesungguhnya Tuhan Allah-lah yang melepaskan Daud dari musuh-musuhnya (Mazmur 59:2-3). Terasa bahwa Daud begitu berat melewati malam itu.
Dia menganggap musuhnya seperti anjing “yang melolong” atau “mengaum”
dan yang “mengelilingi kota” (59: 7, 15). Mulut dan bibir mereka jahat (59: 8,
13). Sekalipun demikian, Daud mempercayai kekuatan Tuhan Allah dan kasih
setia-Nya. Tuhan adalah kota benteng yang membentenginya (59:2) dari musuh, sekalipun dia di luar kota. Kepercayaan itulah yang membuat dia hendak
bermazmur bagi Tuhan dan bersorak-sorai pada pagi hari ketika sampai kepada Samuel di Rama.
Mazmur 60 mengungkapkan bahwa kebergantungan Daud kepada Tuhan
memampukan dia menaklukkan musuh-musuhnya. Walaupun kisah latar
belakang mazmur ini sangat singkat—yaitu tentang kemenangan Daud (2 Samuel 8:13) dan kedua keponakannya, Yoab dan Abisai, yaitu anak-anak Zeruya
(Mazmur 60:2; 1 Tawarikh 18:12) yang menewaskan 18.000 orang Edom di
Lembah Asin—mazmur ini menyatakan bahwa Daud meratap karena Tuhan
Allah “membuang” mereka, yaitu dia dan seluruh bangsa Israel (Mazmur
60:3,12). Daud berseru dan memohon agar Allah memulihkan mereka. Bagi
Daud, tanpa Allah dan pertolongan-Nya, mereka tak akan menang atas lawan
mereka. Mereka berhasil memerangi musuh-musuhnya karena Allah-lah yang
berperang bagi mereka. Belajarlah seperti Daud yang selalu berseru kepada
Tuhan dan menjadikan Tuhan gunung batu dan tempat perlindungannya. [A]
Mazmur 60:14
“Dengan Allah akan kita lakukan perbuatan-perbuatan gagah perkasa,
sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.”
19
Jumat
Hanya dekat Allah saja
14
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Mazmur 62-63
Daud berserah kepada Allah saat menghadapi ancaman dari persekongkolan musuh-musuhnya untuk “menghempaskan dia dari kedudukannya
yang tinggi” (62:5). Pikiran mereka tidak sama dengan apa yang mereka
utarakan. Keadaan orang-orang sekitarnya, yang menjadi lawannya,
membuat pemazmur bersusah hati. Dia mencurahkan isi hatinya kepada
Tuhan Allah dan mempercayai Tuhan. Dia mengajak para pendengarnya
dan orang-orangnya untuk tidak mempercayai pemerasan, perampasan, dan harta, namun mempercayai Tuhan setiap saat. Bagi pemazmur,
Tuhan Allah-lah yang menjadi “gunung batu”, “keselamatan”, dan “kota
benteng” baginya (62:3, 7), karena di dalam firman-Nya ada “kuasa”
(62:12) dan “kasih setia” (62:13).
Mazmur 63 ditulis oleh Daud tatkala dia “ada di padang gurun Yehuda” (63:1). Kita tidak tahu secara tepat kapan dia ada di padang gurun
karena dia sering berada di padang gurun Yehuda semasa pelariannya
dari musuh-musuhnya, terutama dari Saul yang hendak membunuh dia
(63:10). Walaupun Daud merasa lelah, kelelahannya hilang setelah dia
mencari Tuhan. Pada waktu itu, jiwanya haus kepada Tuhan dan tubuhnya rindu kepada Tuhan (63:2), namun jiwa-nya akan dipuaskan ketika
dia mencari Tuhan, merenungkan kasih setiaNya, dan memujiNya (63:57). Tuhan Allah sungguh telah menjadi pertolongannya sepanjang masa
pelariannya. Daud sendiri menyerahkan musuh-musuhnya ke dalam
tangan Allah. Mereka sendiri akan mengalami hukuman (63:10-11).
Semasa pelariannya, Daud telah memberikan suatu teladan bagi kita
untuk selalu mencari Tuhan, percaya kepadaNya, dan merenungkan kasih setia-Nya. Apakah mazmur-mazmur ini telah membawa Anda untuk
menjadi lebih dekat kepada-Nya pada hari ini? [A]
Mazmur 62:2-3
“Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.
Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku,
kota bentengku, aku tidak akan goyah.”
20
Sejarah Gereja Mula-mula
K
isah Para Rasul membicarakan tentang sejarah awal mula kekristenan
yang diawali dengan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Saat Tuhan Yesus
masih bersama-sama secara fisik dengan para murid-Nya, para murid bisa
mengandalkan Tuhan Yesus saat menghadapi kesulitan apa pun dalam kehidupan dan pelayanan mereka. Setelah Tuhan Yesus naik ke surga, peran
Tuhan Yesus digantikan oleh Roh Kudus. Oleh karena itu, peristiwa turunnya
Roh Kudus pada hari Pentakosta merupakan tonggak penting dalam sejarah
gereja. Mulai hari Pentakosta, kepemimpinan Rasul Petrus mulai terlihat
menonjol. Bila kita melihat sejarah gereja mula-mula dalam sudut pandang
Kisah Para Rasul 1:8—yaitu menjadi saksi Kristus di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi—jelas bahwa Rasul Petrus
adalah pembuka kunci kesaksian di Yerusalem (2:14), di Samaria (8:14), dan
di ujung bumi yang diawali dengan pelayanan terhadap seorang perwira
pasukan Italia (non-Yahudi) bernama Kornelius dan orang-orang yang
berkumpul di rumahnya (10:1-48).
Walaupun Rasul Petrus adalah pembuka pelayanan terhadap orangorang non-Yahudi, fokus pelayanan Rasul Petrus adalah terhadap orangorang Yahudi. Pelayanan terhadap orang-orang non-Yahudi terutama dilakukan oleh Rasul Paulus. Karena Kisah pertobatan Rasul Paulus (yang
semula bernama Saulus) dibicarakan dalam pasal 9, maka pasal 10-12
bisa kita pandang sebagai transisi dari fokus pelayanan di bawah kepemimpinan Rasul Petrus terhadap orang-orang Yahudi kepada fokus pelayanan di bawah kepemimpinanan Rasul Paulus terhadap orang-orang
non-Yahudi yang dimulai di pasal 13.
Bila kita memperhatikan keseluruhan kitab Kisah Para Rasul secara
teliti, maka kita akan melihat tiga faktor yang mempengaruhi arah sejarah gereja, yaitu pekerjaan Roh Kudus, kepemimpinan gereja, dan
situasi politik setempat. Dalam Kisah Para Rasul, turunnya Roh Kudus
dan munculnya karunia bahasa roh (yang mempersatukan, bukan yang
memecah belah) merupakan tonggak dimulainya pelayanan baru (2:4;
8:14-17; 10:44-46; 19:6). Munculnya pemimpin baru (Rasul Paulus)
menandai dimulainya misi terhadap orang-orang non-Yahudi. Penganiayaan terhadap jemaat di Yerusalem (8:1,4), penindasan yang dilakukan
oleh pemerintahan Raja Herodes (12:1), serta pemenjaraan Rasul Paulus (pasal 22-26) merupakan tonggak-tonggak yang tak dapat dipungkiri
telah turut berpengaruh dalam perkembangan gereja. Perhatikan bahwa
sejarah gereja bukan ditentukan oleh adanya uang dan keamanan! [P]
21
Sabtu
Doa dan Penantian
15
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 1
Setelah Tuhan Yesus terangkat ke Surga dengan disaksikan oleh
para murid, mereka diminta untuk menunggu di Yerusalem (1:4).
Perintah Tuhan Yesus sangat jelas, yaitu agar mereka tidak meninggalkan Yerusalem, sebab di situlah janji Bapa akan dinyatakan. Perintah untuk menunggu pernah beberapa kali diberikan
selama Tuhan Yesus hidup bersama para murid. Satu di antaranya
adalah ketika Tuhan Yesus bersama dengan beberapa murid di Taman Getsemani. Perintah Tuhan Yesus sangatlah jelas, yaitu agar
mereka berdoa selagi menantikan Tuhan Yesus berdoa. Namun,
saat menanggapi perintah menunggu itu, mereka justru tidur
karena berdukacita. Sangat menarik bahwa di Kisah Para Rasul ini,
Tuhan Yesus memerintahkan mereka (murid-murid yang sama)
untuk menunggu. Akan tetapi, terjadilah sebuah perubahan yang
menarik. Kali ini, mereka melaksanakan penantian ini dengan berdoa bersama-sama.
Sungguh, apa yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus itu merupakan sebuah teladan yang indah bagi kita, murid-murid Tuhan
pada masa kini. Di dalam perjalanan hidup kita, seringkali Allah
meminta agar kita menunggu, termasuk menunggu jawaban doa.
Keharusan untuk menunggu mungkin berarti ada penundaan atau
keterlambatan. Saat dalam kondisi menunggu, bagaimana cara
kita menghabiskan waktu? Murid-murid Tuhan Yesus menunggu
dan mereka sungguh-sungguh bersehati untuk berdoa. Apakah
Tuhan akan mendapati hal yang sama pada kita, murid-murid-Nya
pada masa kini? [LS]
Kisah Para Rasul 1:14a
“Mereka semua bertekun dengan sehati
dalam doa bersama-sama.”
22
Minggu
Rahasia Iman yang Bertumbuh
16
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2
Terdapat sukacita yang besar di surga ketika seorang berdosa bertobat.Sama
seperti apa yang terjadi di surga, ada sukacita di antara orang-orang percaya
ketika mereka melihat bahwa seseorang telah mengambil keputusan untuk
menerima Kristus sebagai Juruselamat. Akan tetapi, hal pertobatan tidaklah berhenti di sana. Setelah bertobat, mereka memberi diri untuk dibaptis
(2:41). Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan (2:42). Gereja mula-mula tidak sekadar membuat orang bertobat, namun
juga membuat para petobat baru itu menjadi murid Kristus yang sejati.
Sama seperti perintah Tuhan Yesus kepada para murid sebelum Ia terangkat ke Surga—“Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu.” (Matius 28:20a)—semua pengajaran para rasul
adalah berdasarkan perkataan dan teladan hidup (karakter) Kristus. Rasul Petrus juga mengerti pentingnya pengajaran Kristus sebagai dasar iman sehingga
ia menekankan kesungguhan usaha untuk menambahkan kepada iman kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan (2 Petrus 1:5). Dengan dasar iman
pada pengajaran firman yang benar, para murid membangun persekutuan
yang kuat, sebab persekutuan tanpa pengajaran bukanlah esensi (inti) gereja
yang sejati.
Orang yang baru percaya membutuhkan komunitas yang sehat, tempat
mereka dapat mempelajari firman Allah, berdoa dan bertumbuh dalam
iman. Mereka berkumpul setiap hari. Mereka bukan hanya sekadar berkumpul, tetapi persekutuan yang terbentuk memiliki arti kebersamaan dan digerakkan oleh kasih. Pertumbuhan iman seorang anak Tuhan tidak terlepas dari
pengenalan firman setiap hari, persekutuan sesama orang percaya, dan doa.
Inilah rahasia iman yang bertumbuh dari orang percaya di gereja mula-mula.
Sudahkah ketiga aspek ini menjadi gaya hidup kita sebagai anak-anak Tuhan
pada masa kini? [LS]
Kisah Para Rasul 2:42a
“Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
dan dalam persekutuan.”
23
Senin
Orang Biasa Bersama Tuhan
yang Luar Biasa
17
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 3
Rasul Petrus dan para rasul yang lain bukan hanya melayani kumpulan orang banyak melalui khotbah pengajaran. Dalam hidup
mereka, di setiap tempat, kepekaan terhadap pimpinan Roh Kudus membawa Rasul Petrus dan Rasul Yohanes untuk berjumpa
dan menyentuh kehidupan pribadi orang-orang yang memerlukan
pertolongan.
Pelayanan bersama Tuhan yang luar biasa membawa Rasul Petrus dan Rasul Yohanes untuk menjadi alat kemuliaan. Bahkan,
melalui satu jiwa yang disentuh dan diubahkan, banyak orang
dibawa untuk mengenal Kristus. Kisah kesembuhan orang lumpuh
menjadi awal bagi Rasul Petrus untuk berkhotbah tentang kuasa
Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Sungguh mengagumkan bahwa
saat mukjizat dinyatakan, ada undangan pertobatan (3:19). Memang, tujuan tertinggi dari pelayanan apa pun di dunia adalah
membawa jiwa untuk kembali kepada Bapa.
Pada waktu orang-orang yang sering kita jumpai sehari-hari
melihat diri kita, apakah yang mereka harapkan? Apakah mereka
sekadar mengharapkan untuk mendapat sesuatu yang bersifat
jasmaniah? Apakah kita rindu menjadi saluran berkat secara rohani bagi jiwa mereka?
Pemulihan dan pertobatan hidup saat berjumpa dengan anakanak Tuhan merupakan kesaksian kita di tengah dunia ini. Mungkin kita sering berpikir bahwa kita hanyalah orang-orang biasa.
Namun, bersama Tuhan, kita akan dimampukan untuk melakukan
perkara-perkara besar. [LS]
Mazmur 60:14
“Dengan Allah akan kita lakukan
perbuatan-perbuatan gagah perkasa,
sebab Ia sendiri akan menginjak-injak para lawan kita.”
24
Selasa
Surat Terbuka
18
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 4
Allah mempunyai cara yang unik dalam memilih seorang pemimpin,
terutama pemimpin rohani. Ia sering memanggil dan memakai apa yang
bodoh bagi dunia, yang lemah bagi dunia, yang tidak terpandang, bahkan apa yang tidak berarti (1 Korintus 1:27-28) untuk dipercaya menjadi
pelayan kerajaan-Nya.
Para anggota Sanhedrin (Mahkamah Agama) itu bertanya-tanya
bagaimana mungkin Rasul Petrus dan Rasul Yohanes yang tidak terpelajar bisa memiliki keberanian untuk memberikan kesaksian mengenai
keselamatan (Kisah Para Rasul 4:13). Kita melihat bahwa pemberitaan
nama Tuhan Yesus membuka pintu keselamatan bagi manusia berdosa.
Kesaksian kuat yang menyertai pemberitaan Injil kedua rasul tersebut
adalah kehidupan mereka sendiri. Kehidupan yang diubah oleh Tuhan
Yesus adalah kesaksian yang tidak dapat disangkal tentang kebesaran
kuasa-Nya. Para anggota Mahkamah Agama itu mengenal keduanya sebagai pengikut Tuhan Yesus (4:13b). Kehidupan kita sebagai pengikut
Tuhan Yesus melahirkan sebuah perbedaan yang signifikan!
Kesaksian lain dalam pemberitaan Rasul Petrus dan Rasul Yohanes
adalah kesaksian orang lumpuh (4:14). Ketika Allah memakai hidup kita
untuk menjadi alat guna memulihkan kehidupan orang lain, hidup kita
merupakan kesaksian hidup yang nyata. Keselamatan dari Allah dalam
nama Tuhan Yesus diberikan secara cuma-cuma. Namun, banyak orang
yang tidak mau menerima-Nya. Bahkan, kesaksian orang percaya membuat mereka menjadi kesal. Sebaliknya, kesaksian yang sama justru memenangkan jiwa-jiwa bagi kemuliaan Tuhan. Sudahkah kita memberi
diri kita untuk menjadi alat kesaksian bagi Injil Tuhan? Kesaksian hidup
yang nyata bersama Tuhan Yesus bagaikan Injil yang terbuka. [LS]
2 Korintus 3:3a
“Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, ...”
25
Rabu
Takut kepada Tuhan Vs. Takut
Kepada Manusia
19
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 5
Para rasul mengetahui prioritas utama dalam hidup mereka. Di tengah
situasi yang tidak bersahabat pun, mereka tidak mengubah prioritas
utama mereka. Dengan tegas, pemberitaan tentang keselamatan dan
kebangkitan Tuhan Yesus dikumandangkan.
Dalam pemberitaan Injil dan kebenaran, selalu ada harga yang harus dibayar. Setiap waktu, penjara dan kematian menanti para rasul.
Para rasul mengemukakan kunci dari pemberitaan yang tidak pernah
dapat dihentikan, yaitu ketaatan kepada Allah (5:21a, 29). Ketika malaikat Tuhan menemui para rasul di penjara dan melepaskan mereka,
ia berpesan kepada mereka untuk pergi memberitakan Injil kepada semua orang. Respons mereka adalah taat. Mereka terus bersaksi kapan
pun dan di mana pun. Keberanian yang dimiliki bukanlah tanpa dasar
atau nekad, melainkan keberanian karena tindakan mereka dilandasi
oleh kebenaran. Penganiayaan justru membuat mereka lebih percaya
kepada Allah dan memohon kuasa yang lebih besar di dalam pelayanan
mereka. Hambatan utama gereja di dalam memberitakan firman Tuhan
bisa datang dari luar atau pun dari lingkungan terdekat. Ketika Allah
berkarya melalui gereja-Nya, iblis tidak akan tinggal diam.
Kepada siapakah dan ke manakah kita membawa Injil pada hari ini?
Ketika muncul situasi yang mengharuskan kita menetapkan pilihan, siapa yang lebih kita taati: Kita lebih taat kepada Tuhan atau lebih takut kepada manusia? Kita harus siap sedia memberitakan Injil, baik atau tidak
baik waktunya! [LS]
2 Timotius 4:2
“Beritakanlah firman, siap sedialah
baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah,
tegorlah dan nasihatilah dengan segala
kesabaran dan pengajaran.”
26
Kamis
Gereja yang Ideal
20
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 6
Pada saat kita melihat komunitas orang percaya di gereja mulamula, hati kita menjadi kagum melihat kerinduan mereka terhadap
firman, kasih yang nyata di antara jemaat, dan semangat mereka
untuk berbagi. Kehidupan dalam komunitas orang percaya di gereja
mula-mula itu memberikan kepada kita sebuah gambaran tentang
gereja yang ideal.
Pada kenyataannya, gereja yang ideal bukanlah gereja yang
tidak menghadapi masalah dan perbedaan. Dalam gereja mulamula, terdapat ketegangan berkaitan dengan pelayanan kepada
orang miskin. Jumlah anggota jemaat yang semakin bertambah
berpotensi menimbulkan masalah yang beraneka ragam. Gereja
yang terdiri dari berbagai latar belakang suku dan budaya itu memerlukan hikmat di dalam penggembalaan. Sekalipun gereja harus menghadapi masalah, Roh Kudus yang bekerja di tengah umatNya memberikan solusi bagi setiap permasalahan yang muncul
dalam jemaat. Gereja yang ideal adalah gereja yang dipenuhi oleh
orang-orang yang mau hidup taat untuk dipimpin oleh Roh Kudus,
sama seperti kelompok orang percaya dalam gereja mula-mula.
Bila gereja dilayani oleh orang yang penuh dengan Roh Kudus dan
hikmat Allah, maka kehidupan gereja akan menjadi sehat dan dinamis. [LS]
Efesus 5:17-18
“Sebab itu janganlah kamu bodoh,
tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur,
karena anggur menimbulkan hawa nafsu,
tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.”
27
Jumat
Memandang Kemuliaan Allah
21
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 7
Mungkinkah ada orang yang bisa memandang kemuliaan Allah?
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Stefanus—yang penuh dengan Roh
Kudus—memandang ke Surga dan melihat kemuliaan Allah (7:55).
Rindukah kita agar—sebagai orang percaya—kita juga bisa memandang kemuliaan Allah dalam kehidupan kita?
Melalui kehidupan Stefanus, seorang diaken di gereja mulamula, kita melihat kehidupan yang luar biasa. Ia adalah salah satu
dari tujuh orang yang melayani orang-orang miskin. Ia melayani
dengan hati. Kehidupan pelayanannya dipenuhi oleh orang-orang
yang tidak suka akan apa yang ia perbuat. Ia dibenci dan difitnah,
namun ia tetap setia membagi kesaksian yang hidup tentang Tuhan
Yesus. Kerinduannya yang terdalam dan tujuan hidupnya yang terutama adalah memandang kemuliaan Allah. Bagaimana cara kita
menjalani kehidupan kita di dunia ini? Apakah kita membiarkan
Roh Kudus memenuhi kehidupan kita saat kita melaksanakan segala tugas yang dipercayakan kepada kita, sehingga pada akhirnya
kita mendapat anugerah untuk memandang keindahan kemuliaan
Allah? [LS]
Yohanes 17:24
“Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada,
mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,
mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku,
agar mereka memandang kemuliaan-Ku
yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab
Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan”.
28
Sabtu
Allah Bekerja Melalui Luka
22
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 8
Sangatlah mengherankan bagaimana Allah menggenapkan rencana-Nya yang ajaib justru melewati kondisi ketidaknyamanan,
luka, dukacita, dan kehilangan. Dalam perluasan Injil Kerajaan
Allah, hal ini pun jelas terlihat dalam pengalaman jemaat mulamula yang teraniaya.
Jika sebelumnya, Allah bekerja melalui luka—bahkan kematian—Stefanus, di pasal 8 ini, luka terjadi pada lebih banyak
orang yang menyatakan iman mereka. Namun, buah dari pemberitaan Injil itu diperluas sampai keluar dari Yerusalem dan
sekitarnya. Injil menjangkau Samaria, sebuah tempat yang dihindari sebelumnya. Luka gereja mula-mula membawa Injil kepada orang-orang dengan latar belakang kehidupan yang gelap.
Penganiayaan membuat jemaat keluar dari Yerusalem. Dalam
jejak perjalanan mereka, ada benih-benih Injil yang ditabur di
berbagai wilayah.
Saat situasi yang tidak nyaman dan menyakitkan menghampiri hidup kita, mungkin di saat itulah, Allah ingin agar kita melangkah keluar untuk menjalankan tujuan Allah yang tidak kita
sadari. Hari ini, izinkan Allah bekerja melalui luka-luka di hidup
kita untuk menjadi sarana Injil yang efektif, sama seperti luka
Tuhan Yesus membawa kesembuhan bagi dunia yang berdosa ini.
[LS]
Kejadian 50:20
“Memang kamu telah mereka-rekakan
yang jahat terhadap aku,
tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan,
dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini,
yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
29
Minggu
Jembatan Kasih Karunia
23
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 9
Banyak sekali anak Tuhan yang melayani di belakang layar. Namun,
peran mereka sangat berarti dalam kerajaan Allah. Salah seorang
yang seperti itu adalah Ananias. Ia adalah seorang murid Tuhan yang
tinggal di Damsyik. Ketika Tuhan dengan jelas memanggilnya untuk
suatu tugas khusus, secara manusiawi, Ananias sempat diliputi ketakutan dan kekuatiran. Namun, indah sekali bahwa Lukas—penulis
Kisah Para Rasul—mencatat, “lalu pergilah Ananias” (9:17).
Seringkali, ketika Allah memberi perintah dan menyatakan rencana-Nya, adakalanya perintah itu penuh dengan misteri dan risiko.
Hal ini juga berlaku dalam hal tugas Ananias untuk melayani Saulus—seorang pembunuh yang baru bertobat. Ananias membaptis
dan menguatkan Paulus sebelum Paulus masuk dalam pelayanan
untuk orang-orang non-Yahudi. Di dalam ketaatannya, Ananias menjalankan perintah Tuhan dan ia dipakai menjadi berkat bagi seorang
percaya baru. Dengan kasih, Ananias memanggil Saulus dengan sebutan “saudaraku”. Ananias diberi sebuah cara pandang baru oleh
Tuhan sendiri bahwa Paulus adalah saudara seiman yang perlu dikasihi dan dilayani. Jikalau saat ini, Allah mempercayakan jiwa-jiwa
baru untuk dilayani, berapa banyak orang di antara kita yang akan
dengan kasih membimbing dan menguatkan mereka? Mungkin, di
antara mereka ada orang-orang yang masa lalunya gelap. Namun,
Allah rindu agar kita, dengan kasih Kristus, menerima mereka sebagai saudara seiman yang beroleh penebusan yang sama dengan
kita oleh darah-Nya. Relakah kita dipakai sebagai jembatan kasih
karunia Allah? [LS]
Roma 15:7
“sebab itu terimalah satu akan yang lain,
sama seperti Kristus juga telah menerima kita,
untuk kemuliaan Allah.”
30
Senin
Yang Mencari akan Menemukan
24
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 10
Kornelius adalah seorang yang saleh, namun ia belum memiliki keselamatan. Di dalam hati orang bukan Yahudi ini terdapat sebuah
kerinduan untuk mencari Allah yang sejati. Rasul Petrus mendapat
kesempatan istimewa untuk melayani jiwa baru ini. Tuhan mengutus hamba-Nya untuk menuai di ladang-Nya. Saat Rasul Petrus
berkunjung ke rumah Kornelius, terdapat orang-orang lain— selain Kornelius —yang ikut hadir dan siap untuk mendengarkan,
percaya, dan menaati firman Tuhan yang disampaikan melalui
Rasul Petrus. Kisah Rasul 10:35 mengajarkan bahwa Allah berkenan dan menerima orang dari setiap bangsa yang berbalik dari
dosa, takut akan Allah dan hidup benar (bandingkan dengan Roma
2:6-11). Petrus berbicara sebagai rasul dan juga saksi hidup dari
kematian dan kebangkitan Kristus (Kisah Para Rasul 10:39-41). Ia
menjelaskan tentang pekerjaan Kristus yang mengampuni dosa
(10:43).
Petrus dan rekan-rekannya sangat takjub atas kelahiran kembali yang dialami oleh orang-orang bukan Yahudi. Jumlah mereka
sangatlah besar karena Kornelius mengundang para sahabat dan
sanak keluarganya. Jadi, seketika itu juga sebuah gereja berdiri di
Kaisarea.
Saat ini, ketika ada orang-orang yang haus dan rindu akan keselamatan di dalam Tuhan Yesus, apakah kita mau datang menghampiri mereka dan menceritakan pengampunan Kristus atas
manusia berdosa yang mau bertobat dan percaya kepada Yesus
Kristus? [LS]
Amos 5:4,6a
Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel:
“Carilah Aku, maka kamu akan hidup!
Carilah TUHAN, maka kamu akan hidup, ...”.
31
Selasa
Menembus Perbedaan
25
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 11
Petrus memiliki tradisi Yahudi yang kuat, namun akhirnya Roh Kudus
memampukannya untuk keluar dari pola pikir yang lama. Hal ini tidaklah
mudah, beralih dari latar belakang Yahudi dengan cara pandang eksklusif menuju cara pandang Ilahi (surgawi).
Saat Injil menembus perbedaan, Allah mengizinkan kita untuk memahami bahwa Ia adalah Allah untuk semua bangsa. Roh Allah menuntun Kornelius, dan Petrus menerima cara pandang yang baru. Sama
seperti mereka, Allah seringkali juga menuntun kita untuk keluar dari
cara pikir lama yang menghalangi kita untuk melihat bahwa perbedaan
bukanlah penghalang.
Pada akhirnya, para rasul memuliakan Allah setelah Rasul Petrus
menceritakan bagaimana Allah bekerja memberi keselamatan bagi semua bangsa (11:15-18). Begitu banyak kebencian dan permusuhan terjadi di dunia ini yang disebabkan oleh cara pandang manusia yang belum
tepat dalam menyikapi perbedaan. Sungguh indah bila kita mengingat
bahwa Injil menembus dan mempersatukan perbedaan di dalam salibNya yang mulia. [LS]
Efesus 2:14, 17-18
“Karena Dialah damai sejahtera kita,
yang telah mempersatukan kedua pihak
dan yang telah merubuhkan tembok pemisah,
yaitu perseteruan
Ia datang dan memberitakan
damai sejahtera kepada kamu yang “jauh”
dan damai sejahtera kepada mereka yang “dekat”,
karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh
beroleh jalan masuk kepada Bapa”.
32
Rabu
Bersiap Hati Untuk Jawaban Doa
26
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 12
Gereja mula-mula menghadapi penganiayaan yang hebat dari pihak penguasa. Situasi menjadi menakutkan setelah Rasul Yakobus dibunuh dan Raja Herodes menangkap Rasul Petrus. Orangorang percaya menghadapi setiap kesulitan dengan bertekun
dalam doa.
Saat jemaat bertekun dalam doa, apakah yang terjadi pada
Rasul Petrus? Malam sebelum Rasul Petrus dieksekusi, Allah
menjawab doa mereka. Pada waktu tengah malam, seorang
malaikat dengan cara yang begitu ajaib melepaskan Rasul Petrus dari belenggu dan pintu-pintu yang tertutup. Raja Herodes
menggunakan kekuatan prajurit, namun kuasa Allah tidak terbatas. Setelah bebas, Rasul Petrus segera menuju ke rumah Yohanes Markus, tempat para murid berkumpul dan berdoa. Ketika Rasul Petrus mengetuk pintu, seorang perempuan bernama
Rode membukanya. Rasul Petrus berdiri di luar pintu pada tengah malam. Namun, ketika Rode kembali memberitahu muridmurid lainnya bahwa Rasul Petrus ada di depan, murid-murid
tidak percaya dan menganggap Rode tidak waras. Bahkan, mereka berpikir bahwa yang dilihat Rode itu hanyalah malaikat dan
bukan Rasul Petrus yang sebenarnya.
Seringkali ketika kita bertekun dalam doa, kita melupakan
bahwa Allah sanggup menjawab doa dengan cara yang tidak
selalu dapat kita duga. Ketika jawaban doa ada di depan mata,
apakah iman dan hati kita siap menerimanya? Jalan Allah tidak
selalu kita mengerti, namun iman akan memampukan kita untuk
memahami jalan-Nya. [LS]
Lukas 18:8b
“Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?”
33
Kamis
Berita Keselamatan
27
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 13
Bagian ini mencatat khotbah penginjilan Rasul Paulus kepada orang Yahudi.
Di dalamnya, ada beberapa hal yang dia tekankan: (1) Sejarah bangsa Israel
(13:16-23a). Orang Yahudi mengetahui sejarah bangsa mereka, khususnya
tentang janji akan Juruselamat dari keturunan Daud. Tetapi, siapakah Dia?
Rasul Paulus menegaskan bahwa Dia adalah Tuhan Yesus (13:23b-25). (2)
Kematian Tuhan Yesus (13:26-29). Orang Yahudi tahu bagaimana pemimpinpemimpin mereka di Yerusalem membunuh Tuhan Yesus karena Dia dianggap musuh agama Yahudi. Tetapi, siapakah yang benar dan siapakah yang
salah? Rasul Paulus menegaskan bahwa Allah berada di pihak Tuhan Yesus.
Dia membangkitkan Tuhan Yesus (13:30-37). Bahkan pembebasan dari dosa
ada di dalam Tuhan Yesus dan bukan dari hukum Musa (13:38-41).
Apa yang diberitakan Rasul Paulus pasti membuat orang Yahudi tercengang.
Belum pernah mereka mendengar hal ini! Rasul Paulus sendiri mengatakan bahwa apa yang dia beritakan memang “mencengangkan” dan “tidak akan dipercayai” (13:41). Akan tetapi, Allah menunjukkan bahwa Dia berada di pihak Tuhan
Yesus dengan membangkitkan-Nya dari antara orang mati. Maka sekarang, merekalah yang harus menjawab, “Maukah menerima berita pengampunan dosa
di dalam Yesus Kristus? Maukah dibebaskan dari dosa di dalam Yesus Kristus?”
Sebagian dari mereka sangat tertarik, sebagian lagi menolak. Mereka “yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya” (13:48).
Hari ini, kita bisa menjadi orang percaya semata-mata karena Tuhan
menentukan kita untuk hidup yang kekal. Berita keselamatan terlalu “mencengangkan” dan “tidak akan dipercayai” oleh kita tanpa anugrah Tuhan.
Betapa berharganya berita ini! Itu sebabnya, Rasul Paulus, dengan berani
dan tak kenal lelah, terus memberitakan berita kasih karunia itu. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk keselamatan kita! Berdoalah untuk keberanian
memberitakan berita itu! [Siauw]
Kisah Para Rasul 13:48b
“…semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal,
menjadi percaya.”
34
Jumat
Menabur Dalam Pekerjaan Misi
28
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 14
Perjalanan misi Rasul Paulus dan Barnabas sama sekali tidak mudah. Di satu
sisi, mereka berhasil membawa banyak orang menjadi percaya. Di sisi lain,
mereka membuat diri mereka dibenci, dianiaya, dan bahkan hampir mati
dibunuh. Di mana Injil diberitakan, selalu ada dua macam reaksi: “penerimaan” dan “penolakan”. Jikalau Rasul Paulus dan Barnabas memfokuskan
diri pada “penolakan”, mereka akan ketakutan dan berhenti memberitakan
Injil. Jikalau mereka memfokuskan diri pada “penerimaan”, mungkin mereka menjadi sombong dan merasa sukses. Maka Rasul Paulus dan Barnabas memfokuskan diri hanya pada panggilan Tuhan! Mereka taat mengerjakannya supaya berita Injil disampaikan dan Tuhan dipermuliakan.
Bayangkan betapa terkejutnya mereka ketika orang-orang di Listra ingin
menyembah mereka (14:8-18)! Panggilan untuk datang kepada Tuhan
Yesus malahan dianggap sebagai panggilan untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewa, yaitu Rasul Paulus dan Barnabas! Maka, mereka
mati-matian mencegah orang-orang itu. Apakah kita mempunyai hati dan
sikap seperti itu, yaitu seumur hidup taat mengerjakan panggilan Tuhan dan
mati-matian menolak ketika orang memuliakan kita dan bukan Tuhan?
Rasul Paulus dan Barnabas diutus oleh jemaat di Antiokhia (13:1-3).
Seluruh jemaat Antiokhia berpuasa dan berdoa ketika mengutus mereka
untuk pekerjaan misi (13:3). Kita bisa yakin bahwa mereka juga mendukung dana yang dibutuhkan. Maka setelah perjalanan misi itu selesai, Rasul
Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia (14:26-28). Bayangkan betapa
bersukacitanya jemaat di Antiokhia mendengar laporan dari mereka: “Allah
telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman”. Mereka telah
ikut menabur bersama dengan Rasul Paulus dan Barnabas. Sekarang mereka ikut menuai dengan sorak-sorai! Apa yang sudah kita lakukan untuk
ikut menabur dalam pekerjaan misi? [Siauw]
Mazmur 126:5
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.”
35
Sabtu
Sama di Dalam Kristus
29
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 15
Satu pertanyaan besar yang dihadapi gereja waktu itu adalah:
“Bagaimanakah seseorang menjadi umat Allah?” Baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi menjadi umat Allah melalui iman kepada Kristus.
Akan tetapi, Kitab Suci (Perjanjian Lama) mengajarkan orang Yahudi untuk
disunat dan menaati Taurat. Maka, tidak perlukah orang bukan Yahudi
disunat dan tunduk kepada hukum Taurat? Terjadi keributan di gereja
karena masalah ini. Gereja Antiokhia akhirnya mengutus Rasul Paulus dan
Barnabas kepada para rasul di Yerusalem untuk membicarakan hal ini.
Puji Tuhan! Sidang di Yerusalem mengakui bahwa Allah tidak membuat pembedaan antara orang Yahudi dengan bukan Yahudi. Maka,
orang bukan Yahudi tidak diminta untuk disunat dan menaati Taurat.
Mereka hanya diminta untuk menjauhkan diri dari “makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang
mati dicekik dan dari percabulan” (15:20, 29). Hal ini bukan karena ada
makanan yang najis untuk orang Kristen, tetapi supaya ada keharmonisan antara orang bukan Yahudi dan orang Yahudi. Dari dulu, hukum
Musa diberitakan di tiap kota dan dibacakan di rumah-rumah ibadat
(15:21), maka orang Yahudi sangat berpegang pada hukum itu. Demi
kesatuan gereja dan saling menghargai, maka sidang meminta orang
bukan Yahudi menjauhkan diri dari makanan yang dilarang dalam Taurat
dan tentunya juga dari percabulan.
Betapa beratnya usaha para rasul mengajar orang Kristen bahwa di
dalam Kristus tidak ada lagi pembedaan. Betapa beratnya usaha mereka
untuk mempersatukan orang Kristen, bangsa mana pun, di dalam iman
kepada Kristus. Apakah sekarang kita masih berani membeda-bedakan
orang Kristen berdasarkan suku dan ras? Kalau “ya”, kita sungguh harus
bertobat. Kristus mengasihi semua yang percaya kepada-Nya! [Siauw]
Mazmur 133:1
“Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!”
36
Minggu
Mengikuti Pimpinan Roh Kudus
30
Nov
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 16
Kitab ini disebut “Kisah Para Rasul” karena menceritakan tindakan-tindakan
dari para rasul memberitakan keselamatan dalam Yesus Kristus. Tetapi, di
saat-saat yang penting, selalu nampak jelas campur tangan Allah yang memimpin mereka melalui Roh Kudus. Itu sebabnya, ada yang mengatakan
bahwa seharusnya kitab ini disebut “Kisah Roh Kudus”! Adalah Roh Kudus
yang bertindak melalui para rasul. Demikian pula di sini. Roh Kudus mencegah
mereka memberitakan Injil di Asia dan mengarahkan mereka pergi ke Makedonia (16:6-10).
Dalam segala hal, ada waktu Tuhan. Suatu kali nanti, Asia akan menerima
berita Injil, tetapi bukan saat itu. Setiap kita juga mendapat bagian masingmasing. Pergi ke Asia adalah hal yang baik, tetapi tidak semua yang baik harus
dikerjakan. Bagian Rasul Paulus saat itu adalah Makedonia dan bukan Asia.
Prinsip di atas berlaku atas segala hal dalam hidup kita. Semua jenis pelayanan baik. Demikian pula ada banyak jenis karir dan bisnis yang baik. Tetapi,
yang mana yang harus kita kerjakan? Kemudian, apakah sekarang waktunya
Tuhan? Demikian pula halnya dalam mencari pasangan hidup, menikah, punya anak, dan lain-lain. Mungkin bukan sekarang waktunya atau mungkin
bukan bagian kita. Kita harus selalu memohon pimpinan Tuhan dan memiliki
keinginan untuk taat.
Mengikuti pimpinan Tuhan bukan berarti semua lancar. Setelah mengikuti
pimpinan Tuhan ke Makedonia, Paulus mengalami lagi penganiayaan di sana.
Akan tetapi, dia tetap taat memberitakan Injil dan memuji Allah sekalipun
sedang berada di dalam penjara. Maka kuasa Allah pun dinyatakan! Seperti
inikah hidup kita? Mari mohon supaya Tuhan memberikan kepada kita hati
yang taat dan memuji Allah. [Siauw]
Yehezkiel 36:26
“Kamu akan Kuberikan hati yang baru,
dan roh yang baru di dalam batinmu
dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras
dan Kuberikan kepadamu hati yang taat.”
37
Senin
Hamba Dari Semua Orang
1
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 17
Penolakan demi penolakan dari orang Yahudi akhirnya menuntun Rasul
Paulus sampai ke Atena, daerah orang Yunani. Ada beberapa hal yang bisa
kita perhatikan dari cara Rasul Paulus mengabarkan Injil di sana:
Pertama, Rasul Paulus merindukan pertobatan mereka. Ketika ia berjalan-jalan dan melihat kota Atena penuh penyembahan berhala, hatinya
sangat sedih (17:16). Sekarang ini, ketika melihat penyembahan berhala,
kadang-kadang kita hanya menganggapnya sebagai kebudayaan lokal atau
atraksi pariwisata atau sebagai bentuk kebebasan beragama. Tapi, mengapa kita tidak bersedih melihat manusia menyembah berhala?
Kedua, Rasul Paulus berusaha mengerti pemikiran dan kepercayaan
orang Atena sebelum ia menyampaikan berita Injil kepada mereka (17:1718). Tujuannya adalah supaya berita Injil bisa diterima dengan baik.
Ketiga, Rasul Paulus berusaha berbicara dengan “bahasa” yang dimengerti oleh mereka. Dia melihat mezbah dengan tulisan “Kepada Allah
yang tidak dikenal” (17:23), maka dia menjadikan tulisan itu sebagai pintu
masuk untuk memberitakan tentang Allah yang tidak mereka kenal, yaitu
Allah yang menjadikan langit dan bumi dan memanggil manusia untuk bertobat. Rasul Paulus bahkan mengutip pujangga Yunani saat menyampaikan
khotbahnya (17:28).
Sikap Rasul Paulus ini meniru sikap Tuhan Yesus. Yesus tidak bicara dari
sorga dan memaksa manusia mengerti dan percaya. Tuhan Yesus datang ke
dunia, mengasihi kita, mengerti kita, dan berbicara dengan bahasa yang kita
mengerti. Apakah kita seperti Tuhan Yesus dan Rasul Paulus? Marilah kita mulai melihat orang-orang di sekitar kita. Maukah kita bersedih untuk mereka?
Maukah kita mengerti mereka? Maukah kita berusaha berbicara dengan bahasa yang mereka mengerti supaya berita Injil mereka terima? [Siauw]
1 Korintus 9:19
“Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang,
aku menjadikan diriku hamba dari semua orang,
supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang.”
38
Selasa
Kekuatan Dari Tuhan
2
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 18
Bagian ini dimulai dengan kalimat: “Kemudian Rasul Paulus meninggalkan
Atena, lalu pergi ke Korintus.” Tidak diceritakan bagaimana kondisi Rasul Paulus
waktu itu. Tetapi, di dalam surat 1 Korintus, Rasul Paulus bercerita bahwa saat
itu dia sangat lemah, takut dan gentar (1 Korintus 2:3). Kita tidak mengetahui
apa penyebabnya, tetapi sangat indah melihat bagaimana Tuhan memberikan
kekuatan kepada Paulus di saat dia lemah.
Pertama, Rasul Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila (18:2-3), sepasang suami istri Kristen yang juga tukang kemah seperti dia. Rasul Paulus tinggal
dan bekerja bersama mereka. Betapa persekutuan itu pastilah menguatkan Rasul Paulus! Kedua, Silas dan Timotius datang (18:5). Bukan saja kehadiran mereka menguatkan Rasul Paulus, tetapi sangat mungkin mereka juga membawa
bantuan keuangan dari jemaat Makedonia (bandingkan dengan Filipi 4:15-16),
sehingga Rasul Paulus tidak perlu lagi bekerja dan “dengan sepenuhnya dapat
memberitakan Firman”. Ketiga, Rasul Paulus melihat buah pelayanannya (18:78). Hal itu adalah sukacita bagi semua orang yang melayani Tuhan. Keempat,
Tuhan Yesus sendiri menguatkan Rasul Paulus dan berkata: “Jangan takut!... Sebab Aku menyertai engkau…” (18:9-10).
Betapa baiknya Tuhan! Dia tahu apa yang dibutuhkan oleh hamba-Nya. Sekalipun Rasul Paulus datang ke Korintus dalam kelemahan, ketakutan dan kegentaran, ia dikuatkan melalui banyak hal. Tidak mengherankan jika dia mampu
melanjutkan pelayanannya dan tinggal di situ selama satu setengah tahun
(18:11). Ia disegarkan oleh persahabatan dengan saudara seiman, dipenuhi sukacita melihat buat pelayanannya, dan diteguhkan oleh penyertaan Tuhan. Apa
lagi yang dia butuhkan? Demikian juga, Tuhan akan memberi kekuatan demi kekuatan bagi kita semua untuk terus hidup dan melayani Dia. Alamilah kekuatan
dari Tuhan! Alamilah pertolongan-Nya! Terpujilah Tuhan! [Siauw]
Mazmur 121:1-2
“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung;
dari manakah akan datang pertolonganku?
Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.”
39
Rabu
Ketika Firman Tuhan Tersebar
3
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 19
Pemberitaan firman Tuhan di Efesus menghasilkan dampak yang sangat
besar. Tidak semua orang yang mendengar pemberitaan itu menjadi
percaya. Sebagian tetap tegar hatinya (19:9), sebagian mungkin hanya
mengharapkan mukjizat (19:12), dan sebagian lagi ingin meniru kuasa
Allah yang dinyatakan melalui Paulus (19:13). Akan tetapi, dampak pemberitaan firman Tuhan tetaplah sangat besar.
Selama Rasul Paulus berada di Efesus, ada beberapa hal yang terjadi:
Pertama, beberapa murid Yohanes yang belum mendengar tentang Roh
Kudus, dibaptis dan menerima Roh Kudus (19:1-7). Kedua, firman Tuhan
tersebar sangat luas (19:8-10). Ketiga, orang-orang yang pernah melakukan sihir mengumpulkan kitab-kitabnya, lalu membakarnya di muka
umum sehingga firman Tuhan makin tersebar dan berkuasa (19:13-20).
Keempat, begitu banyak orang Efesus yang menjadi percaya sehingga
menimbulkan dampak pada perekonomian kota itu! (19:23-27).
Huru-hara di Efesus dimulai oleh Demetrius dan pekerja-pekerja di
perusahaannya. Keluhan mereka yang utama adalah masalah agama
dan ekonomi. Jikalau banyak orang yang menjadi percaya kepada firman Tuhan maka penyembahan kepada dewi Artemis pun akan lenyap
dan tidak ada lagi yang akan membeli kuil-kuilan dewi Artemis. Agama
mereka terancam! Mata pencaharian mereka terancam!
Kisah ini mengajak kita merenungkan apakah pelayanan kita masih berdampak besar seperti ini? Kisah ini juga mengajak kita untuk memikirkan pelayanan
secara holistik: Bagaimana mata pencaharian mereka—yang selama ini menjual
alat ibadah kepercayaan lain atau melakukan pekerjaan yang kotor—setelah
menjadi percaya? Doakanlah pelayanan pemberitaan firman Tuhan dan pikirkanlah apa yang Tuhan mau engkau lakukan dalam pelayanan itu. [Siauw]
Yohanes 9:4
“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku,
selama masih siang; akan datang malam,
di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.”
40
Kamis
Dalam Kasih Karunia Tuhan
4
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 20
Jika kita harus mengucapkan kalimat perpisahan kepada orang yang kita
kasihi dan layani, apa yang akan kita ucapkan? Perpisahan Paulus dengan
para penatua di Efesus bukan hanya mengharukan, tetapi berisi pesanpesan yang sangat penting dari Rasul Paulus untuk mereka.
Rasul Paulus mengingatkan mereka akan apa yang sudah dia lakukan. Dia melayani Tuhan dengan rendah hati, mencucurkan air mata, dan
mengalami pencobaan dari orang-orang Yahudi yang mau membunuh dia
(20:18-19). Walaupun demikian, ia tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi mereka karena dia tetap memberitakan dan mengajarkan firman Tuhan (20:20-21). Rasul Paulus juga memberitahu mereka bahwa dia
akan pergi ke Yerusalem untuk mengalami penjara dan sengsara di sana
(20:22-24). Melalui semua ini, Rasul Paulus mengingatkan mereka akan
teladan kesetiaan yang sudah dia berikan.
Dengan dasar itulah, Rasul Paulus sekarang berpesan kepada mereka
untuk menjaga diri sendiri dan “seluruh kawanan” karena merekalah yang
ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat.
Tugas mereka tidak mudah, tantangan akan datang dari luar dan dari
dalam (20:29-30). Sekarang adalah giliran mereka untuk setia!
Tidak berarti Rasul Paulus mempercayakan tanggung jawab pelayanan
kepada para penatua di Efesus! Sebaliknya, dia mempercayakan para penatua Efesus dan gereja yang mereka layani kepada Tuhan (20:32). Paulus
tidak percaya kepada mereka, tetapi dia percaya kepada Tuhan! Paulus
akan ditangkap, lalu apa yang akan terjadi dengan gereja di Efesus? Jawabannya adalah bahwa mereka berada di dalam kasih karunia Tuhan.
Tuhan sudah memimpin Rasul Paulus melayani dan Tuhan juga akan memimpin para penatua melayani, asalkan mereka setia.
Ingatlah, gereja dan semua pelayanan bukan milik kita tetapi milik
Tuhan. Pertanyaannya hanyalah apakah kita setia kepada Tuhan. [Siauw]
1 Tesalonika 5:24
“Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.”
41
Jumat
Menderita Bagi Yesus
5
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 21
Bagi sebagian besar orang Kristen yang hidup di kota besar, penderitaan
karena mengikut Tuhan Yesus adalah hal yang jarang dialami. Setiap hari kita
didorong untuk hidup senang, mewah, mencari kenyamanan, dan sebisa
mungkin menjauhi penderitaan. Itu sebabnya kita tidak mengerti mengapa
Rasul Paulus tetap ingin pergi ke Yerusalem sekalipun tahu bahwa penjara
dan sengsara menanti di sana. Terlebih lagi, murid-murid di Tirus—oleh bisikan Roh—menasihati Rasul Paulus supaya jangan pergi ke Yerusalem (21:34). Tidak jelas apa yang dikatakan oleh Roh Kudus kepada mereka. Mungkin
Roh Kudus memberi tahu tentang penderitaan yang akan dialami oleh Rasul
Paulus. Demikian pula, Nabi Agabus menyampaikan nubuat yang disebutnya
sebagai perkataan Roh Kudus, yaitu bahwa Rasul Paulus akan diserahkan oleh
orang-orang Yahudi ke tangan bangsa-bangsa lain (21:11). Lalu mengapa Rasul Paulus tetap ingin pergi ke Yerusalem?
Perhatikan bahwa Rasul Paulus tidak melawan Roh Kudus. Roh Kudus
tidak pernah melarang Rasul Paulus pergi ke Yerusalem! Akan tetapi, Roh
Kudus terus-menerus mengingatkan bahwa penjara dan sengsara menanti
Rasul Paulus di Yerusalem. Sebelum para murid di Tirus dan Agabus menyampaikan itu, Roh Kudus sudah berulang kali memberitahu Rasul Paulus akan
hal itu (20:22). Rasul Paulus yakin bahwa Tuhan memanggil dia untuk pergi ke
Yerusalem. Ada sesuatu yang akan terjadi di sana melalui penjara dan sengsara yang akan dia tanggung untuk kemuliaan Tuhan. Apa pun yang terjadi,
tanpa keraguan dan penyesalan, dia pergi. Tuhan Yesus sudah menderita dan
mati di kayu salib baginya, maka penderitaan apapun rela dia tanggung asalkan untuk memenuhi panggilan Tuhan Yesus baginya.
Mungkin kita perlu diam sejenak dan bertanya, “Seberapa besar saya
mencintai Tuhan Yesus? Seberapa taat saya mengikut Dia? Seberapa rela saya
menderita bagi Dia?” Dunia mengajar kita untuk mengejar kenyamanan, tapi
Tuhan Yesus memanggil kita untuk mengejar kemuliaan sorgawi. [Siauw]
Filipi 1:21
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
42
Sabtu
Kerinduan Bagi Orang Yahudi
6
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 22
Dalam keadaan sangat lemah setelah dipukuli (21:30-32), Rasul Paulus
meminta kesempatan untuk berbicara kepada orang-orang sebangsanya
(21:39). Tidak ada kebencian dalam dirinya kepada mereka. Sebaliknya,
dia selalu rindu supaya orang-orang sebangsanya percaya kepada Tuhan
Yesus. Maka, walaupun dalam kondisi lemah, dia ingin bicara.
Rasul Paulus memulai dengan menceritakan kisah hidupnya: Pendidikannya di bawah Gamaliel, kegiatannya membunuhi pengikut Jalan Tuhan,
dan tugas dari Imam Besar untuk pergi ke Damsyik. Semua orang Yahudi
kagum mendengarnya. Kemudian dia bercerita tentang wahyu yang dia
terima yang ternyata tentang Tuhan Yesus. Terakhir, dia bercerita tentang
tugas baru yang dia terima untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain. Sampai di situ, orang Yahudi murka dan ingin membunuh dia! (22:1-22).
Mengapa di saat yang sangat penting itu, Rasul Paulus perlu menyebut
“bangsa-bangsa lain”? Bukankah isu ini membuat orang Yahudi murka kepadanya (21:27-30)? Tetapi, bagi Rasul Paulus, itulah yang sangat penting.
Janji bahwa Abraham akan menjadi berkat bagi segala bangsa sudah tergenapi di dalam Tuhan Yesus. Rasul Paulus ingin agar orang-orang sebangsanya melihat hal yang sama dengan dia. Rasul Paulus ingin mereka cemburu kepada bangsa-bangsa lain dan mau percaya (Roma 11:14). Harapan
inilah yang membuat Rasul Paulus terlihat “bodoh”.
Mungkin kita jarang berdoa untuk orang Yahudi. Maukah kita seperti
Rasul Paulus merindukan supaya orang-orang Yahudi, bangsa yang pertama kali diberi janji oleh Tuhan, melihat bahwa semuanya sudah digenapi
di dalam Yesus Kristus? Bersyukurlah untuk rencana keselamatan Tuhan
yang begitu agung, yang sudah membawa kita—“bangsa lain” ini—menjadi percaya. [Siauw]
Roma 1:16
“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang
percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.”
43
Minggu
Kasih Karunia Tuhan Cukup
7
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 23
Di hadapan Mahkamah Agama, Rasul Paulus tiba-tiba mengucapkan kalimat yang mengejutkan: “Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi,
keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah Agama ini, karena
aku mengharap akan kebangkitan orang mati.” Karena sebagian dari anggota Mahkamah Agama adalah orang Farisi yang percaya akan kebangkitan
orang mati dan sebagian lagi adalah orang Saduki yang tidak percaya, terjadilah keributan dan perpecahan di Mahkamah Agama (23:6-8).
Ketika Rasul Paulus menegaskan bahwa sampai hari itu dia hidup dengan hati nurani yang murni, Imam Besar menyuruh orang menampar dia
(23:1-2). Jelas sekali bahwa Rasul Paulus melihat bahwa dirinya tidak akan
diadili dengan benar oleh Mahkamah Agama. Maka dengan cerdik, ia memanfaatkan suasana dan menimbulkan keributan di Mahkamah Agama
serta memilih untuk diadili oleh orang Romawi. Betapa perlunya memohon
hikmat seperti ini kepada Tuhan. Kita tidak boleh lari dari penderitaan bagi
Tuhan, tetapi kita juga tidak perlu menderita karena kebodohan kita.
Tuhan melindungi Rasul Paulus melalui kemenakannya (23:16) serta
melalui kepala pasukan Romawi (23:10, 23). Tuhan bahkan memberi kekuatan dengan mendatangi Rasul Paulus (23:11). Satu hal yang tidak dilakukan
Tuhan adalah membebaskan Rasul Paulus dari penjara. Tetapi, di dalam keadaan terbelenggu itulah, penyertaan Tuhan dirasakan dengan luar biasa
oleh Rasul Paulus. Tuhan tidak menjanjikan kemudahan, tetapi Tuhan meyakinkan bahwa Rasul Paulus akan pergi ke Roma dan melakukan hal yang
sama seperti yang dia lakukan di Yerusalem: Bersaksi. Kata Yunani untuk
“saksi” adalah marturia. Dari kata itulah muncul kata “martir”. Ketika kita
menderita karena Tuhan, Tuhan tidak selalu membebaskan kita. Tetapi, penyertaan Tuhan pasti selalu ada. Bukankah itu cara Tuhan? Pernahkah Anda
mengalaminya? Renungkanlah ayat di bawah ini. [Siauw]
2 Korintus 12:9b
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
44
Senin
Bertobat
8
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 24
Melalui seorang pengacara bernama Tertulus, orang Yahudi mendakwa
Rasul Paulus di hadapan wali negeri Feliks. Dakwaan utamanya adalah
bahwa Rasul Paulus menimbulkan kekacauan di antara orang Yahudi dan
melanggar kekudusan Bait Allah (24:5-6). Karena kejahatan itu dilakukan
di antara orang Yahudi dan karena dia melanggar kekudusan Bait Allah,
sewajarnyalah jika dia diadili oleh Mahkamah Agama orang Yahudi. Dakwaan itu sangat cerdik! Tetapi, Rasul Paulus membuktikan bahwa semua
tuduhan itu tidak berdasar (24:11-20). Mereka tidak pernah menemukan
dia bertengkar di Bait Allah ataupun di kota-kota lain. Dia datang ke Yerusalem untuk membawa persembahan bagi bangsanya. Bahkan, ketika ditangkap, dia baru selesai mentahirkan dirinya. Dengan tidak kalah cerdik,
Rasul Paulus menunjukkan bahwa masalahnya adalah mengenai iman,
yaitu kepercayaan pada kebangkitan orang mati!
Sekalipun masalahnya sudah sangat jelas, Feliks tidak membebaskan
Rasul Paulus. Tiga hal negatif tentang Feliks diceritakan di sini: Pertama,
sebagai wali negeri, dia memilih untuk menghindar dari menjalankan keadilan. Feliks tidak membebaskan Rasul Paulus karena takut kepada orang
Yahudi. Dia takut dipecat Kaisar jika orang Yahudi berontak. Kedua, dia
berharap Rasul Paulus akan menyuap dia dengan uang (24:26). Ketiga, ketika Rasul Paulus berbicara tentang iman kepada Tuhan Yesus, kebenaran,
penguasaan diri, dan penghakiman, dia ketakutan tetapi tidak mau percaya (24:24-25). Tema itu membuat dia tidak nyaman dan mungkin tertegur, tetapi tetap tidak mau bertobat. Feliks—penguasa yang kaya ini—
berusaha melindungi kekuasaannya, serakah akan uang, dan tidak mau
bertobat! Tiga hal inilah yang membuat dia jauh dari kebenaran! Marilah
kita bertanya, “Apakah di dalam hati kita juga ada ketiga hal itu?” Jika ada,
mohonlah pengampunan dari Tuhan. [Siauw]
Matius 19:23b
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
45
Selasa
Melangkah Sebagai Jawaban Doa
9
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 25
Pergantian wali negeri dari Feliks ke Festus menimbulkan harapan baru
pada orang-orang Yahudi. Kasus yang sudah terkubur selama dua tahun
ini adalah yang pertama mereka angkat kepada Festus. Selama dua tahun, mereka mungkin sudah memikirkan segala macam tuduhan untuk
Paulus, dari yang mungkin sampai yang tidak mungkin, sekalipun tanpa
bukti (25:7). Mereka menuduh Rasul Paulus bersalah kepada agama Yahudi, melanggar kekudusan Bait Allah, sampai melawan Kaisar! Semuanya dibantah oleh Rasul Paulus (25:8).
Apakah Rasul Paulus tahu apa yang akan terjadi? Selama dua tahun,
dia pasti sudah berpikir dan berdoa mengenai hal ini. Sangat mungkin
bahwa Rasul Paulus sudah memikirkan segala skenario yang mungkin
akan terjadi. Dia tahu bahwa secara hukum, posisinya kuat karena dia
tidak bersalah. Akan tetapi, dia juga tahu bahwa akan sulit bagi wali
negeri untuk membebaskan dia karena ketakutan kepada orang-orang
Yahudi. Maka, ketika Festus berbuat curang dengan menawarkan dia
untuk diadili di Yerusalem, Rasul Paulus tahu bahwa saatnya sudah tiba
untuk melakukan sesuatu. Dia naik banding ke Kaisar dan akan pergi ke
Roma (25:9-11).
Jauh sebelumnya, Rasul Paulus sudah bertekad untuk pergi ke Roma
karena panggilan Allah (19:21). Tuhan Yesus juga sudah berjanji bahwa
dia akan bersaksi di Roma (23:11). Maka sekarang, adalah bagian Rasul
Paulus untuk mengambil langkah menjalankannya. Dia harus ke Roma!
Saat kita berdoa dan menanti Allah bertindak, kadang-kadang kita
harus diam dan menunggu. Akan tetapi, kadangkala jawaban Allah
adalah bahwa Ia akan bertindak hanya setelah kita melakukan tanggung
jawab untuk mulai melangkah. Setiap orang Kristen harus belajar peka
untuk membedakan kedua hal itu. Apa yang Anda doakan selama ini?
Adakah langkah yang harus Anda ambil? [Siauw]
Filipi 1:21
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.”
46
Rabu
Panggilan Sorgawi
10
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 26
Ini adalah pengadilan terakhir bagi Rasul Paulus sebelum dia diberangkatkan
ke Roma. Kali ini, di hadapan Raja Agripa—seorang Yahudi—Rasul Paulus mengatakan: (1) Dia hanya melakukan apa yang ada di dalam Kitab Suci orang
Yahudi (26:6-8). Seperti yang sudah berkali-kali diulangi oleh Rasul Paulus,
dia mengharapkan kebangkitan orang mati, dan itu sesuai dengan Kitab Suci.
(2) Dia hanya menaati penglihatan dari sorga yang menunjukkan bahwa
Yesus-lah Tuhan dan bahwa dia harus memberitakan kepada bangsa nonYahudi bahwa Allah sekarang menyambut mereka. (3) Dia tidak bersalah. Dia
dituduh mengacaukan Agama Yahudi, padahal dia sedang mengambil bagian
menggenapi apa yang sudah diberitakan oleh para nabi, bahkan oleh Musa,
yaitu bahwa Mesias harus menderita dan menjadi yang pertama bangkit.
“Engkau gila!”, kata Festus dengan suara keras (26:24). Rasul Paulus hanya menjawab singkat, lalu mengalihkan perhatian kepada Agripa. “Percayakah engkau, raja Agripa, kepada para nabi?” (26:27). Pertanyaan ini sulit
dijawab! Jika Agripa menjawab “tidak”, orang Yahudi akan marah. Jika dia
menjawab “ya”, Rasul Paulus akan berkata, “Kalau begitu, mengapa engkau tidak percaya akan kebangkitan orang mati, dan mengapa engkau tidak
percaya bahwa Tuhan Yesus bangkit sebagai yang pertama?” Maka, Agripa
menghindar, “Hampir-hampir saja kau yakinkan aku menjadi orang Kristen!”
(26:28). Tetapi, Rasul Paulus menyambut dengan kalimat yang agung, “Aku
mau berdoa supaya ... semua orang lain yang hadir di sini ... menjadi sama
seperti aku (yaitu percaya), kecuali belenggu-belenggu ini” (26:29).
Apakah kita memiliki hati seperti Rasul Paulus, yaitu hati yang taat kepada panggilan dari sorga dalam keadaan apa pun dan kasih yang meluap-luap
kepada semua orang. [Siauw]
Kisah Para Rasul 26:29
Kata Paulus: “Aku mau berdoa kepada Allah,
supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi
semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku
menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.”
47
Kamis
Menghidupi Iman
11
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 27
Perjalanan ke Roma sangat jauh dari mudah. Perjalanan itu bukan hanya
memakan waktu yang panjang dan menantang bahaya di laut, tetapi
perjalanan itu hampir menelan nyawa Rasul Paulus dan seluruh isi kapal.
Benar bahwa Allah campur tangan dan melindungi, tetapi jika kita beranggapan bahwa itu berarti keadaan tidak berbahaya, maka kita salah
besar. Berkali-kali bahaya itu nyata dialami oleh Rasul Paulus. Kesulitan
sudah dimulai dari awal perjalanan (27:7-8). Angin badai yang sangat
hebat membuat semua orang di kapal tidak makan selama berhari-hari
dan hampir putus harapan (27:21). Jikalau anak-anak kapal berhasil melarikan diri dari kapal, mereka semua tidak akan selamat (27:30-32). Jikalau para prajurit membunuh semua tahanan, termasuk Rasul Paulus,
maka hidup Rasul Paulus akan berakhir di situ (27:42). Bahaya demi bahaya bertubi-tubi, tetapi Tuhan hadir di situ. Di tengah gelapnya situasi,
seorang malaikat berdiri di sisi Rasul Paulus dan berkata, “Jangan takut,
Paulus! Engkau harus menghadap Kaisar.” (27:24).
Seringkali tangan Allah yang tidak terlihat dan masalah yang nyata,
berbenturan dalam peristiwa demi peristiwa. Hal itu tidak berarti bahwa
semua peristiwa sudah ditentukan untuk berakhir dengan baik dan kita
hanya perlu duduk dengan tenang melihat bagaimana Tuhan bekerja
dan menjadikan segalanya indah. Akan tetapi, hal itu juga bukan berarti
bahwa situasinya sangat gelap, menegangkan, dan kita harus merabaraba tanpa pengharapan, tanpa jaminan, dan tanpa keyakinan akan kehadiran Allah. Sebaliknya, kuasa Allah dan tanggung jawab manusia bertemu dalam hidup manusia yang adalah darah dan daging. Kita hidup
oleh iman, tetapi kita perlu menghidupi iman itu.
Waktu keadaan begitu gelap, masalah dan bahaya bertubi-tubi kita
alami, mungkin itulah saat paling penting untuk menguji apakah kita
menghidupi iman kita. [Siauw]
Roma 1:17b
“Orang benar akan hidup oleh iman”
48
Jumat
Sampai ke Ujung Bumi
12
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 28
Kesulitan yang dihadapi Rasul Paulus seperti tidak ada habisnya. Belum lepas
dari kelelahan dan ketegangan menghadapi bahaya di laut, sekarang tangannya digigit pula oleh ular beludak. Tidak heran bila orang-orang yang melihat
menggeleng-gelengkan kepala dan merasa yakin bahwa dia pastilah orang yang
sangat jahat! Tetapi, apa yang di mata manusia merupakan malapetaka, justru
menjadi cara Tuhan membuka jalan untuk Rasul Paulus melayani. Kekaguman
orang ketika melihat bahwa Rasul Paulus tidak apa-apa (walaupun digigit ular
beludak) membuka jalan untuk dia melayani ayah gubernur daerah itu dan
orang-orang lain di pulau itu. Lautan dan ular mengambil bagian untuk menghancurkan Rasul Paulus, tetapi tangan Allah tetap bekerja melindungi dia.
Bagi kita yang mengikuti kisah ini sejak Rasul Paulus ditangkap (pasal 21)
sampai tibanya dia di Roma (pasal 28), kita seperti ingin menarik napas lega.
Perjalanannya sangat panjang! Itulah yang mungkin juga dirasakan oleh Rasul
Paulus. Jauh-jauh hari, dia tahu bahwa Tuhan memanggil dia ke Roma. Di tengah berbagai tantangan dan bahaya, berulang kali Tuhan menegaskan ulang
bahwa dia akan ke Roma, bahkan akan berdiri di depan Kaisar. Momen itu sangat penting bagi Rasul Paulus karena Injil akan diberitakan di pusat kekaisaran
Romawi. Tetapi, sebelum itu, Rasul Paulus tetap menjalankan misinya, yaitu
memberitakan Injil di mana pun dan kapan pun juga. Dia memanggil orangorang terkemuka bangsa Yahudi dan menceritakan kepada mereka penyebab
ia ditangkap (28:17-20). Dia mengumpulkan sejumlah besar orang Yahudi dan
berusaha meyakinkan mereka tentang Tuhan Yesus (28:23). Selama dua tahun di dalam tahanan rumah, ia menerima banyak orang dan memberitakan
tentang Kerajaan Allah dan mengajar tentang Yesus Kristus (28:31). Ada yang
percaya dan ada yang tidak (28:24,29). Tetapi, Paulus, sang rasul ini, tetap setia
menjalankan panggilannya. [Siauw]
Kisah Para Rasul 1:8
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu,
dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”
49
Pengantar 1-2 Timotius
S
urat 1 dan 2 Timotius merupakan surat penggembalaan yang ditulis oleh Rasul Paulus bagi Timotius; rekan pelayanannya yang masih
muda itu. Meskipun ditujukan pada orang yang sama, konteks dan tujuan penulisan kedua surat ini sangatlah berbeda. Surat 1 Timotius ditulis ketika Rasul Paulus hendak melanjutkan perjalanan pelayanan ke
Makedonia dan ia memerintahkan Timotius untuk tinggal di Efesus dan
menggembalakan jemaat di sana (1 Timotius 1:3). Pelayanan di Efesus
sama sekali tidak mudah. Sesungguhnya, memang tidak ada pelayanan
yang mudah! Efesus adalah kota yang menjadi pusat penyembahan berhala yang besar pada waktu itu. Mayoritas penduduk kota Efesus adalah
penyembah dewi Artemis (dewi seks) dengan segala keimoralitasannya.
Saat itu, berbagai ajaran sesat mulai beredar, mencemari, dan mengancam kehidupan jemaat. Karena itu, melalui suratnya yang pertama, Rasul Paulus meminta Timotius untuk menggembalakan jemaat di Efesus,
menegakkan injil Kristus, menata ibadah di gereja, memilih dan membangun kepemimpinan di gereja, dan tentu saja mengajar jemaat untuk
hidup dalam kesalehan.
Surat 2 Timotius ditulis pada akhir kehidupan Rasul Paulus, ketika ia dipenjarakan di Roma. Saat itu, Rasul Paulus sudah memerintahkan Tikhikus untuk melanjutkan pelayanan Timotius di Efesus
dan meminta Timotius untuk segera datang dan menemaninya di
Roma (2 Timotius 4:9,12). Dalam surat ini, Timotius diminta untuk mengemban tanggung jawab pelayanan yang lebih berat, yaitu
melanjutkan tugas penggembalaan jemaat dan pemberitaan injil
yang akan segera ditinggalkan oleh Rasul Paulus. Untuk itu, Rasul
Paulus—dalam surat 2 Timotius—menekankan prinsip-prinsip yang
harus dipegang dan dijalani oleh Timotius selaku hamba Allah,
pemberita injil Kristus, dan gembala jemaat.
Sekilas, surat ini memberi kesan bahwa surat penggembalaan ini
hanya diperuntukkan bagi para gembala jemaat (pada masa kini mencakup pendeta dan guru injil atau para hamba Tuhan). Namun, apa
yang tercantum di dalam surat ini juga merupakan prinsip-prinsip yang
perlu dipegang teguh dan dijalani oleh para pemimpin gereja—bahkan
juga para anggota jemaat—agar kehidupan gereja menjadi indah dan
memperkenankan hati Tuhan. [H]
50
Sabtu
Desakan Keras bagi
Gembala Jemaat
13
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 1
Dua masalah yang langsung diperhadapkan pada Timotius selaku gembala
adalah beredarnya pengajaran sesat dan maraknya imoralitas. Karena itu,
Timotius didesak untuk melakukan dua hal, yaitu:
Pertama, mengajarkan pengajaran yang benar; yaitu bahwa anugerah
keselamatan dari Allah hanya terdapat di dalam Kristus dan bukan merupakan hasil usaha manusia. Timotius harus menasehati para pengajar sesat
yang mengajarkan bahwa keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan hukum Taurat. Hukum Taurat tidak dapat menyelamatkan, melainkan
hanya menyadarkan manusia akan keberdosaan dan kebutuhan mereka
akan Tuhan. Bahkan, Rasul Paulus memakai pengalaman hidupnya untuk
membuktikan bahwa hanya kasih karunia Allah dalam Kristuslah yang telah
mengubah hidupnya, dan bukan hukum Taurat (1:12-17).
Kedua, hidup di dalam kesalehan, yakni kasih yang sepenuhnya kepada
Allah dan manusia. Anugerah keselamatan tidak membuat manusia bebas
melakukan dosa. Sebaliknya, kesadaran akan anugerah Tuhan dan kehidupan bersama Tuhan seharusnya membuat manusia hidup dengan hati
nurani yang murni, yaitu dengan ketulusan dan kesalehan atau dengan kasih
yang sepenuhnya kepada Allah. Timotius yang sudah mengalami anugerah
Tuhan harus menjadi contoh dalam hal kesalehan dan kemurnian hidup.
Sebagai gembala, hamba Tuhan, maupun sebagai umat Tuhan yang hidup di zaman yang menawarkan “injil murahan dan transaksional” tentang
kemakmuran, kesehatan, dan kesuksesan, apakah kita masih berfokus pada
injil Kristus—relasi yang dipulihkan dengan Kristus—itu? Di tengah dunia
yang amoral ini, apakah kita sebagai gembala, hamba Tuhan, bahkan umat
Tuhan—yang sudah mengalami anugerah Allah—telah menunjukkan teladan ketulusan dan kemurnian hati? [H]
1 Timotius 1:15
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya:
”Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,”
dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
51
Minggu
Ibadah yang
Memperkenankan hati Tuhan
14
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 2
Gembala yang baik harus mengajarkan jemaat untuk memperjuangkan ibadah yang indah dan memperkenankan hati Tuhan. Demikian juga, jemaat
yang bertumbuh pasti akan mengejar hal yang sama. Masalahnya, apa dan
bagaimana ibadah yang indah dan memperkenankan hati Tuhan itu? Ada
dua hal yang disebut sebagai ibadah yang indah, yaitu:
Pertama, ibadah yang memperkenankan Tuhan menyangkut relasi
yang hidup dengan Allah atas dasar karya pendamaian yang dilakukan
oleh Kristus. Paulus memakai 4 kata untuk menunjukkan hubungan yang
hidup dengan Allah, yaitu permohonan, doa, syafaat, dan syukur. Permohonan menunjuk pada kerinduan akan Allah dan kebergantungan total
pada-Nya. Doa menunjuk pada komunikasi—mendengar dan berbicara
kepada Allah secara pribadi maupun bersama-sama. Syafaat menunjuk
pada menaikkan permohonan bagi orang lain di hadapan Allah. Syukur
menunjuk pada ucapan terima kasih atas kebaikan Allah dalam hidup.
Inilah 4 hal yang harus diajarkan Timotius dan dikerjakan jemaat dalam
hidup mereka setiap hari.
Kedua, ibadah yang memperkenankan Tuhan bukan berbicara tentang
tampilan luar kehidupan religius; rutinitas berdoa, sikap berdoa, atau penampilan fisik ketika berdoa; tetapi tentang kehidupan yang bersih, berubah,
dan berbuah yang dihasilkan dalam relasi dengan Allah. Rasul Paulus menekankan bahwa ibadah yang menyenangkan Tuhan bukan tentang mengangkat tangan ketika berdoa, tapi kehidupan yang kudus, merdeka dari dendam
dan kejahatan, serta penuh dengan berbagai perbuatan yang baik.
Apakah relasi yang hidup dengan Allah dan kehidupan yang kudus, diubahkan, dan dibaharui melalui relasi dengan Allah itu menjadi kerinduan
dan bagian dari hidup kita dan gereja kita sekarang ini? [H]
Yohanes 15:5
“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya.
Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah
banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.”
52
Senin
Gereja yang Sehat
15
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 3
Sebagai gembala, Timotius perlu memahami bahwa Kesehatan gereja dimulai dengan pemimpin dan pelayan yang hidup dalam kesalehan, karena
merekalah yang akan menampilkan Allah yang disembah. Dengan demikian,
tugas memilih penatua dan pelayan dalam jemaat merupakan tugas yang
penting. Karena itu, Rasul Paulus menjelaskan dengan cukup rinci kualifikasi yang harus dimiliki oleh orang yang akan menjadi penatua dan pelayan
dalam jemaat. Secara sederhana, seorang penatua dan diaken haruslah
orang yang tidak bercacat dalam karakter pribadinya, hidup dalam kekudusan, tidak dibelenggu dosa (keserakahan, cinta uang, kemabukan), tidak
bercacat dalam kehidupan keluarganya, serta tidak bercacat dalam ajaran
dan kehidupan pergaulannya.
Masalahnya, bagaimanakah mungkin ditemukan orang yang sepenuhnya
tidak bercacat? Itulah sebabnya, Rasul Paulus menekankan bahwa rahasia
kesalehan dan ibadah orang Kristen itu ada pada Kristus, bukan pada dirinya
sendiri. Artinya, ketidakbercacatan itu berbicara tentang kesempurnaan Kristus yang telah menebus orang percaya serta pengudusan dan penyempurnaan hidup yang terus terjadi bila Kristus tinggal dalam diri orang percaya.
Karena itu, penatua dan pelayan yang baik dan berkualifikasi adalah mereka yang hidup dalam persekutuan terus-menerus dengan Tuhan setiap hari,
serta hidup dengan kerelaan dan keterbukaan untuk dibentuk dan disempurnakan dari hari ke hari.
Kualifikasi apakah yang dipakai untuk memilih penatua dan pelayan
dalam gerejamu? Apakah engkau adalah penatua dan pelayan Tuhan yang
tidak bercacat? [H]
1 Petrus 2:4a dan 5
“Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, ....
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk
pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus,
untuk mempersembahkan persembahan rohani
yang karena Kristus Yesus berkenan kepada Allah.”
53
Selasa
Gembala
di Tengah Kesesatan Dunia
16
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 4
Berkembangnya pengajar-pengajar sesat serta banyaknya anggota
jemaat yang terjebak oleh penyesatan merupakan kenyataan yang
harus dihadapi oleh Timotius dalam pelayanan penggembalaannya
di Efesus. Dalam kondisi ini, sebagai seorang gembala, setidaknya
ada 3 hal yang harus dilakukan oleh Timotius, yaitu:
Pertama, terus belajar dan memegang teguh firman Tuhan yang
adalah kebenaran standar untuk menilai setiap pengajaran yang
berkembang. Hanya bila Timotius benar menguasai firman Tuhan,
Ia dapat mengawasi pengajaran yang dikonsumsi oleh jemaatnya
(4:6, 11-13). Kedua, terus mengajarkan Firman Tuhan serta menegur dan mengingatkan jemaat untuk hidup dalam ketundukan pada
firman Tuhan (4:6, 11, 16). Ketiga, melatih diri untuk hidup dalam
persekutuan dengan Tuhan. Perkataan “Latihlah dirimu beribadah”
(4:7) sebenarnya lebih tepat bila diterjemahkan sebagai “latihlah
dirimu untuk hidup dalam kesalehan”, yakni hidup dalam persekutuan dengan Tuhan setiap hari yang akhirnya memampukan orang
percaya untuk melakukan apa yang menyenangkan Tuhan dengan
kekuatan dari Tuhan. Dengan demikian, Timotius dapat menjadi teladan dalam perkataan, perbuatan, tingkah laku, kasih, kesetiaan,
dan kekudusan (4:12).
Di tengah penyesatan dan berbagai ajaran yang tidak sehat
yang terus berkembang sekarang ini, apakah sebagai gembala,
hamba Tuhan, dan umat Tuhan, kita masih terus belajar dan berpegang pada firman Tuhan yang adalah kebenaran? Apakah kita
masih terus memberitaan dan mengajarkan kebenaran? Apakah
kita menjalani kehidupan dalam persekutuan dengan Tuhan serta
menampilkan kehidupan yang berbuah dan dapat menjadi teladan? [H]
1 Timotius 4:7b
“Latihlah dirimu beribadah.”
54
Rabu
Gembala
bagi Seluruh Lapisan Jemaat
17
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 5
Selaku gembala dari sebuah gereja dengan jemaat yang berasal dari berbagai
kalangan, latar belakang, dan golongan, Timotius tidak boleh mengabaikan
pelayanan terhadap satu lapisan pun dari jemaatnya.
Pertama, golongan yang lebih senior. Sebagai hamba Tuhan yang masih
muda, Timotius bisa merasa sungkan untuk melayani golongan senior dan
akhirnya mengabaikannya. Namun, Paulus meminta Timotius untuk tetap
melayani dan mengasihi mereka; memperlakukan mereka sebagai ayah dan
ibu. Kedua, janda-janda. Di dalam Alkitab, pemeliharaan terhadap janda
mendapatkan perhatian yang besar. Namun, pelayanan ini harus dilakukan
dengan hikmat. Paulus mengingatkan agar hanya janda-janda yang benarbenar sudah tua dan tidak berdaya—namun dalam ketidakberdayaannya
tetap berjuang untuk hidup saleh dan melakukan perbuatan baik—yang dipelihara. Janda-janda yang muda dan masih produktif bekerja diminta untuk
berusaha hidup dengan usaha tangannya, tetap mempertahankan hidup
yang bersih dari hawa nafsu dan mulai melayani orang lain. Ketiga, penatua
jemaat. Timotius harus menghargai dan menghormati mereka yang telah
melayani dan mengajar dengan baik, menegur dan mendisiplin penatua yang
terbukti hidup dalam dosa, serta berhati-hati dan sungguh-sungguh dalam
pemilihan penatua. Keempat, budak. Percaya kepada Kristus tidak membuat
seorang budak menjadi bebas dan boleh berontak pada tuan mereka. Terhadap tuannya yang Kristen, seorang budak harus tetap melayani, bahkan dengan standar yang lebih tinggi. Terhadap tuan yang belum percaya, seorang
budak harus tetap menghormati dan mengabdi pada tuan mereka.
Apakah pelayanan terhadap seluruh lapisan jemaat dalam gerejamu berjalan dengan baik? Lapisan manakah yang terabaikan dan tidak digembalakan? Berdoalah bagi tiap lapisan dan layanilah mereka. [H]
1 Petrus 5:2
“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan
paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan
karena mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.”
55
Kamis
Pertandingan Iman
18
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 1 Timotius 6
Bagian terakhir dari surat 1 Timotius merupakan nasihat akhir bagi
Timotius sebagai gembala, sekaligus nasihat bagi setiap anak Tuhan
yang adalah “manusia Allah” (6:11)—yaitu manusia yang telah ditebus
dosanya melalui pengorbanan Kristus serta yang hidup bersama Allah—
agar dapat menyelesaikan pertandingan sebagai pelayan Tuhan dengan
baik. Ada tiga hal yang harus dihindari dan satu hal yang harus dilakukan
oleh Timotius, yaitu: Pertama, hindarilah ajaran-ajaran yang tidak sesuai
dengan perkataan Kristus (firman Allah). Kedua, hindarilah mengajar hanya dengan tujuan untuk memamerkan seberapa besar pengetahuan
yang dimiliki, apalagi untuk bertengkar dan saling menjatuhkan. Ketiga,
hindarilah melayani hanya untuk mencari keuntungan bagi diri sendiri,
memperkaya diri sendiri, dan mendapatkan uang. Hindarilah mengkompromikan kebenaran demi mendapatkan keuntungan finansial karena
Allah-lah pemelihara hidup manusia kepunyaan-Nya.
Sebaliknya, lebih dari sekedar berpegang pada firman Allah yang
benar dan lebih dari sekedar memiliki pengetahuan, manusia Allah harus berjuang untuk hidup sesuai dengan firman Allah itu. Ia harus berjuang untuk hidup bersama Allah dan menghasilkan keadilan, kesetiaan,
kasih, kesabaran, kelembutan, serta dengan konsisten melakukannya
hingga kedatangan Kristus kembali.
Apakah tujuan kita belajar firman Tuhan dan melayani? Apakah
untuk menunjukkan betapa banyaknya pengetahuan kita atau untuk
mendapatkan pujian serta keuntungan-keuntungan pribadi lainnya?
Seberapa banyakkah kita berjuang bukan hanya untuk mengerti firman
Tuhan tetapi berjuang untuk melakukannya bersama dengan Tuhan?
Selamat berjuang di dalam pertandingan iman hingga kedatangan Kristus kembali. [H]
1 Timotius 6:12a
“Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar
dan rebutlah hidup yang kekal.”
56
Jumat
Memelihara Injil Kristus
19
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Timotius 1
Di akhir hidupnya, Paulus—rasul yang memberitakan Injil Kristus seumur
hidupnya dan sekarang terpenjara karena injil—meminta Timotius untuk
melanjutkan tugas pemberitaan injil Kristus yang selama ini dia lakukan.
Rasul Paulus mengungkapkan hal itu berulang-ulang dengan perkataan
yang berbeda-beda, yaitu: Pertama, agar Timotius mengobarkan karunia Allah yang diberikan kepadanya, yakni dengan tidak malu bersaksi
bagi Tuhan dan berani menderita demi Injil Kristus (1:6-8). Kedua, agar
Timotius memegang ajaran yang benar dan sehat, yakni Injil Kristus, dan
memeliharanya sebagai harta yang indah dan berharga (1:13-14).
Timotius bisa saja mundur melihat risiko yang ditanggung Rasul Paulus karena injil, tetapi Rasul Paulus mengatakan bahwa ada 3 alasan yang
membuat Timotius harus terus melakukannya (1:9-12), yaitu: Pertama,
karena Timotius telah diselamatkan oleh anugerah Allah dalam Kristus
bukan berdasarkan perbuatan baiknya. Kedua, karena Tuhan memanggil Timotius secara khusus dan memberikan hak khusus bagi Timotius
untuk menjadi saksi-Nya bukan karena Timotius mampu, tetapi karena
anugerah. Ketiga, karena Tuhan akan memelihara Timotius agar bisa
menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Sebagai orang percaya yang sudah mengalami keselamatan karena
anugerah dalam Kristus (yang mengalami betapa baiknya Tuhan yang
mengasihi dan berkenan menyelamatkan kita yang tidak berharga), kita
bukan hanya dikasihi, tetapi juga dipercayai (untuk melakukan tugas
besar menjadi saksi Kristus di tengah dunia) serta diberi kekuatan dan
pemeliharaan Allah, sehingga sesungguhnya tidak ada alasan bagi kita
untuk tidak memberitakan Injil Kristus. Sudahkah Anda memberitakan
Injil Kristus dengan setia? [H]
2 Timotius 1:8
“Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita
dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia,
melainkan ikutlah menderita bagi injil-Nya oleh kekuatan Allah.”
57
Sabtu
Mati-matian demi Injil Kristus
20
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Timotius 2
Pemberitaan injil Kristus bukan hanya menyangkut pekerjaan memberitakan Kristus—Anak Daud yang telah mati dan telah dibangkitkan—
tetapi juga mencakup bagaimana mengusahakan agar berita itu terus
berlanjut dari generasi ke generasi. Karena itu, Timotius diminta untuk
bukan hanya memberitakan Injil, tetapi juga mempercayakan pemberitaan Injil itu kepada orang lain yang bisa dipercaya dan juga cakap untuk
mengajar orang lain (2:2).
Pekerjaan ini harus dikerjakan Timotius dengan mati-matian. Dia harus berani menderita dan menanggung risiko sama seperti prajurit yang
tidak menghiraukan keselamatan dirinya demi menuntaskan tugasnya
(2:3-4). Paulus sendiri mati-matian berjuang demi injil yang sama, sehingga ia berkali-kali disiksa, bahkan saat itu sedang dipenjara karena
injil yang sama. Asalkan berita Kristus yang dibangkitkan itu diberitakan
dan orang pilihan Allah mendengarkannya, Rasul Paulus tidak memasalahkan dirinya yang dibelenggu (2:8-10). Ia bukan hanya siap menderita, tetapi juga rela mendisiplin diri untuk hidup secara benar sama
seperti atlit yang mendisiplin dirinya sehingga berita injil tidak terhalang oleh cara hidupnya (2:5). Lebih dari itu, ia memiliki keinginan untuk
bekerja keras sama seperti petani bekerja keras menabur benih karena
mengharapkan panen besar (2:6).
Mati-matian demi injil Kristus tentulah tidak mudah. Oleh karena itu,
Rasul Paulus meminta agar Timotius berdiri teguh, tetapi bukan dengan
mengandalkan kekuatannya sendiri, melainkan karena karunia Kristus
(2:1). Apakah yang Anda dan saya usahakan secara mati-matian hari ini?
Apakah Anda berusaha mati-matian untuk memberitakan Kristus dan
injil-Nya, berapapun harga yang harus Anda bayar dan risiko yang harus
Anda tanggung? [H]
2 Timotius 2:3
“Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik
dari Kristus Yesus. ”
58
Para Pemeran Di Sekitar Kelahiran Yesus
N
atal menjadi berkat yang tak terkatakan bagi banyak orang
hampir di seluruh dunia. Bukan hanya orang percaya yang menikmati berkat, orang-orang yang belum peracya pun menikmati
berkat tersendiri dari Natal. Mulai dari kartu ucapan, souvenir,
hadiah, hingga paket wisata yang tidak rohani dan rohani ditawarkan. Kegiatan industri yang menghasilkan keuntungan finansial
bernilai miliaran rupiah menjadi berkat utama yang dikejar oleh
dunia ini. Belum lagi suasana natal yang membawa mood tersendiri. Itu menjadi berkat tersendiri. Tetapi kita tahu, berkat yang
terutama adalah kelahiran Putra Tunggal Allah, Yesus Kristus, Sang
Juruselamat dan Raja yang kekal itu.
Yesus adalah berkat sulung. Berkat utama. Itu terjadi
karena Yesus Kristus menjadi berita utama. Dan Yesus Kristus
pulalah yang menjadi Aktor utama. Ketika Yesus Kristus menjadi Pemeran utama, Ia akan menjadikan pemeran-pemeran di
sekitarnya menikmati berkat-berkat besar yang menunggu pencurahannya.
Ada banyak nama orang yang dicatat di seputar fakta tentang kelahiran-Nya. Ada nama-nama yang sekedar disebut dan
dikenang karena melewati hidupnya dengan catatan prestasi
yang biasa-biasa saja. Ada nama-nama yang dicatat karena
menorehkan luka dalam sejarah. Tetapi, ada juga nama-nama
yang membawa perubahan di zamannya. Namun, ada satu kesamaan dari nama-nama ini, yaitu bahwa melalui mereka, Tuhan
bekerja.
Ada catatan-catatan unik yang khas—sebagaimana Tuhan
menciptakan setiap pribadi berbeda satu sama lain, tidak ada
yang sama identik—yang daripadanya kita belajar, baik dari
kesalahan mereka, maupun dari ketaatan mereka. Kita belajar dari mereka yang tidak taat dan oleh karenanya tidak menikmati berkat yang terutama. Tetapi lebih penting bagi kita
belajar dari mereka yang taat, karena mereka sudah menikmati berkat dari ketaatan mereka sendiri. Kiranya Natal kali
ini mendatangkan berkat dari ketaatan yang kita pelajari dari
pribadi-pribadi di sekitar kelahiran Yesus Kristus. Selamat menikmati dan selamat Natal 2014! [MN]
59
Minggu
Janji Tuhan yang Tak Tergoyahkan
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 1:1-17
21
Des
Pra-Natal
Ada 40 lebih nama yang dicatat dalam daftar silsilah Yesus Kristus. Melalui mereka, Allah memelihara garis keturunan Yesus sebagai Anak Manusia yang dijanjikan mulai dari Abraham. Jika kita meneliti kehidupan
masing-masing orang ini, kita akan mendapati betapa luar biasanya proses pemeliharaan Tuhan terhadap janji menghadirkan Sang Juruselamat
dalam dunia ini sesuai dengan waktu-Nya. Bagaimana tidak! Kita bisa
membaca tentang kisah orang-orang yang melakukan dosa serius dalam
silsilah tersebut. Rahab adalah seorang mantan pelacur. Tamar adalah
seorang wanita yang hamil dari hubungan dengan Yehuda, mertuanya
sendiri. Daud, walaupun ia dikenal sebagai seorang yang berkenan kepada
Tuhan, dia pernah melakukan blunder besar dengan menghamili Batsyeba dan membunuh Uria, suami Batsyeba. Manasye adalah raja Yehuda
yang catatan kejahatannya lebih mengerikan daripada raja-raja yang tidak
mengenal Tuhan. Apakah Tuhan terlalu “nekad” mempertaruhkan janjiNya melalui orang-orang ini? Tuhan bukanlah manusia yang dapat salah
perhitungan. Orang yang beriman meyakini bahwa Allah yang Mahakuasa
sanggup melakukan apa saja, termasuk menggenapi janji-Nya ribuan tahun sejak pertama kali Ia mengucapkan janji-Nya.
Tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang memiliki kelemahan
masing-masing. Orang percaya pun masih dapat lakukan banyak hal yang
salah, bahkan berdosa. Tetapi, janji Tuhan tak pernah berubah. Janji
Tuhan tak akan goyah. Ketika Dia mengatakan, “Aku akan datang kembali”,
Ia pasti akan datang kembali. Ketika Dia berjanji, “Aku akan memelihara
hidupmu”, Ia pasti akan memelihara hidup kita. Sebaliknya, ketika Ia berkata, “Aku akan menghakimi dunia”, itu pasti akan terlaksana juga. [MN]
2 Petrus 3:9
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang
menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu,
karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa,
melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.”
60
Senin
Pilihan yang Tidak Mungkin Salah
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 1:26-38
22
Des
Pra-Natal
Maria jelas bukan pilihan yang ideal untuk mengandung Bayi kudus Yesus
Kristus. Ia hanyalah seorang remaja yang baru berumur belasan tahun
dan masih perawan. Ia belum memiliki pengalaman merawat bayi dan
membesarkan anak, apalagi Anak seistimewa Yesus. Sebagai seorang
perawan yang tiba-tiba hamil, Maria bisa jadi sangat belum siap menghadapi tekanan sosial yang akan dihadapinya. Lagipula, Maria hanyalah
seorang gadis desa dari keluarga yang status ekonominya menengah ke
bawah. Belum pasti Yusuf akan menikahi dirinya yang telah hamil. Akan
diberi makan apa Yesus nanti?
Akankah kita mempercayakan sesuatu yang terlalu besar pada seseorang yang kita anggap belum punya kapasitas yang cukup untuk
mengemban kepercayaan yang kita berikan? Jika kapasitas seseorang
kita ukur semata-mata berdasarkan pengalaman dan keahlian atau kemampuannya, kita cukup adil untuk mengatakan tidak. Akan tetapi, pertimbangan Tuhan terhadap Maria bukan berdasarkan itu semua. Tuhan
tahu isi hati Maria. Ketaatan dan keberanian Maria untuk taat adalah
bukti iman dari hati yang sepenuhnya dipersembahkan kepada Tuhan
(1:38).
Kita adalah orang-orang yang telah dipilih Allah. Tuhan bukan tidak
mengetahui kelemahan dan ketakutan kita, tetapi Dia sudah memilih kita. Kiranya kita dipilih sebagai orang yang taat dan berani mempersembahkan hati secara utuh, sepenuhnya untuk Tuhan. Marilah kita
mengemban kepercayaan besar dari Tuhan dengan giat, tekun, setia
sampai akhir. [MN]
1 Petrus 2:9
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa
yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan
perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu
keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”
61
Selasa
Yusuf, Karakter yang Agung
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 1:18-25; 2:13-15
23
Des
Pra-Natal
Orang Nazaret umumnya mengenal Yusuf sebagai seorang tukang kayu.
Tidak lebih dari itu. Tidak ada yang terlalu istimewa yang dapat dibanggakan dalam dirinya. Akan tetapi, kita dapat melihat keagungan karakter
Yusuf.
Sangat wajar jika Yusuf sakit hati lalu mempermalukan Maria yang
ia anggap telah mengkhianati cinta sucinya. Tetapi, Yusuf tidak melakukan hal itu. Bahkan wajar saja jika Yusuf tidak mempercayai mimpi dari
malaikat Tuhan karena ia dibakar oleh api cemburu. Tetapi, ia berhasil
mengendalikan dirinya dan merendahkan diri dalam ketaatan kepada
Tuhan dengan mengambil Maria yang telah hamil sebagai istrinya. Bayangkan bahwa bayi dalam rahim istrinya itu bukan anak kandungnya.
Sangat manusiawi jika Yusuf menghampiri Maria setelah Maria menjadi istrinya. Tidak ada petunjuk langsung dari Tuhan yang melarang
Yusuf berhubungan dengan Maria. Tetapi, Yusuf memilih untuk mengendalikan dirinya guna menjaga kekudusan Bayi kudus itu. Terakhir, Yusuf
berhak protes kepada Tuhan untuk setiap konsekuensi dari ketaatannya
kepada Tuhan. Karena ia harus menjalani kehidupan yang tidak normal.
Yusuf harus menanggung biaya hidup yang besar bersama dengan Maria dan Yesus. Hal itu dilakukan dalam ketidakpastian atas masa depan.
Ia harus pindah ke Mesir, budaya yang asing dan lingkungan yang baru.
Tetapi, Yusuf tidak sedetik pun ragu bahwa Tuhan hadir di dalam setiap
peristiwa yang terjadi. Yusuf menanggung pergumulan batin yang mengasah dan mengujinya menjadi laki-laki dengan karakter yang agung.
Menghadapi dunia yang penuh tawaran menggiurkan dan tantangan
yang menggairahkan, tetapi bisa juga melemahkan, apakah kita rindu
merespons dengan meneladani karakter agung Yusuf? [MN]
Ayub 7:17-18
“Apakah gerangan manusia,sehingga dia Kauanggap agung,
dan Kauperhatikan, dan Kaudatangi setiap pagi,
dan Kauuji setiap saat?”
62
Rabu
Hanya Untuk Itu!
Bacaan Alkitab hari ini: Matius 2:1-12
24
Des
Pra-Natal
Para ahli mengatakan bahwa orang majus dari Timur adalah orang
yang mendedikasikan dirinya mempelajari astronomi dan astrologi
dengan teliti dan terperinci. Ribuan jam mereka habiskan untuk
mengadakan penelitian yang mendalam demi suatu penemuan
yang memuaskan batin mereka. Bukan itu saja, mereka menempuh waktu berbulan-bulan untuk sampai di Yerusalem. Bayangkan
berapa banyak jam tidur yang harus dikorbankan. Berapa banyak
energi yang harus dikeluarkan untuk menempuh perjalanan jauh
yang mereka tempuh. Jika mereka sudah berumur, tentu tantangannya lebih besar. bayangkan berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk transportasi, konsumsi, dan akomodasi yang harus
mereka tanggung. Belum termasuk persembahan mewah yang
mereka serahkan. Semua pengorbanan itu mereka lakukan hanya
untuk seorang Bayi. Hanya untuk itu saja!
Namun, bagi orang-orang majus dari Timur, semua pengorbanan
itu pantas, apalagi seandainya mereka tahu dengan iman bahwa
Sang Bayi adalah Raja yang sejati, yang akan memerintah seluruh
semesta dengan cara memberikan semua yang Ia punya, termasuk
diri-Nya sendiri dengan mati di atas kayu salib, untuk menebus manusia celaka yang tidak dapat menolong dirinya sendiri. Hanya untuk itu!
Tidak ada pengorbanan yang terlalu besar bagi Tuhan, namun
tidak ada persembahan yang terlalu kecil bagi Tuhan. Apa yang
masih kita tahan dan simpan bagi diri kita sendiri yang tidak kita
berikan kepada Tuhan? [MN]
Yohanes 3:16
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.”
63
Sisipan Ucapan
Selamat Natal
Kamis
Kasih Karunia dan
Kebenaran yang Penuh
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 1:1-14
25
Des
Natal
Yesus Kristus mulia karena segala sesuatu dijadikan oleh Dia, dan
tanpa Dia, tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah
dijadikan (1:3). Kemuliaan-Nya nyata di alam semesta (Ayub 37-41).
Dia berkuasa menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Kreativitas
dalam ciptaan-Nya memukau kita, salah satu ciptaan-Nya.
Namun, ada bentuk kemuliaan lain yang mengajak kita untuk merenungkannya lebih perlahan, lebih mendalam. Kemuliaan yang dibungkus oleh kehinaan. Kemuliaan yang dibungkus oleh penolakan.
Kemuliaan yang dibungkus oleh pengabaian. Ia telah ada dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya (Yohanes 1:10-11). Kita tidak dapat
mengerti mengapa terhadap mereka yang telah menghina, menolak,
dan mengabaikan-Nya, Tuhan tetap mau datang ke dalam dunia dalam
wujud bayi mungil yang mengandalkan kerentanan Maria dan Yusuf
yang tidak berpengalaman, bahkan rela mati dengan cara yang paling
dihinakan saat itu bagi mereka yang menghina, menolak, dan mengabaikan-Nya.
Dunia akan menyebut tindakan itu sebagai hal yang bodoh, konyol,
sia-sia. Tetapi, bagi Tuhan, itulah kasih karunia yang penuh. Itulah kebenaran yang sejati. Itulah kemuliaan yang sesungguhnya yang melampaui
kelapangan dada dan kerendahhatian seorang manusia mana pun.
Dalam rutinitas yang kita alami tahun demi tahun, dalam hingarbingar Natal yang kita nikmati setiap tahun, masihkah kita mengalami
kemuliaan Natal yang sesungguhnya? [MN]
Yohanes 1:14
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,
dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu
kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran.”
65
Jumat
Mimpi Kali Yeeee
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 2:8-20
26
Des
Pasca-Natal
Para gembala sudah terbiasa hidup bersahabat dengan alam. Terik panas
matahari yang menyengat membuat kulit mereka menjadi hitam legam
dan pecah-pecah. Dinginnya malam memaksa mereka untuk melakukan
kerja tambahan dengan mencari kayu bakar sebagai api unggun. Mereka harus berhadapan dengan kawanan ternak yang umumnya adalah
domba yang bodoh dan bebal. Profesi gembala menuntut mereka untuk
24 jam memastikan kawanan ternak tidak ada yang hilang, karena bisabisa mereka kehilangan honor sebagai pengganti bila ada hewan yang
hilang. Jelas bahwa menjadi gembala bukan jenis pekerjaan idaman,
melainkan pekerjaan yang dijalani karena tidak ada pilihan lain.
Kondisi yang dihadapi para gembala itu memiliki kemiripan dengan
kondisi masa kini. Lapangan kerja saat ini terbatas karena ketatnya
persaingan untuk bidang pekerjaan yang menjadi favorit. Belum lagi,
menjelang AFTA 2015, Indonesia akan diserbu expatriate yang notabene memiliki beberapa kelebihan, antara lain bahasa dan ketrampilan
praktis yang kurang diutamakan dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Orang-orang asing itu mungkin punya wawasan yang lebih luas, pendidikan yang lebih tinggi, dan pengalaman yang lebih banyak.
Untungnya, Tuhan tidak terpengaruh oleh segala keunggulan yang
dibangga-banggakan dan berusaha diraih oleh banyak orang. Tuhan memilih untuk menyatakan kemuliaan kelahiran-Nya kepada orang-orang
sederhana seperti para gembala. Apakah para gembala pernah bermimpi untuk mendapatkan penglihatan yang luar biasa itu? Mengapa
mereka yang dipilih Tuhan? [MN]
1 Korintus 1:27-28
“Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia,
dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa
yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa
yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti.”
66
Sabtu
Para Senior…
Bacaan Alkitab hari ini: Lukas 2:21-38
27
Des
Pasca-Natal
Simeon adalah seorang yang sudah sepuh umurnya. Akan tetapi, seiring
dengan bertambahnya usia, semakin saleh dan benar hidupnya. Buah
dari Roh Kudus nyata dalam hidupnya, bahkan Roh Kudus telah menyatakan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias
(2:26). Selain Simeon, Maria, Yusuf, dan Zakharia juga pernah mendapat
penyataan langsung dari Tuhan tentang kelahiran Tuhan Yesus.
Demikian juga dengan Hana. Alkitab dengan jelas mencatat bahwa
Hana sudah sangat lanjut umurnya, yaitu delapan puluh empat tahun.
Akan tetapi, usianya tidak menghalanginya untuk setia dan ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah. Siang dan malam Hana beribadah dengan
berpuasa dan berdoa (2:36-37).
Teladan Simeon dan Hana itu menggugah kita yang terdiri dari
berbagai kelompok usia. Meski kita tidak tahu kondisi fisik mereka,
bagaimana kesehatan mereka, tetapi pasti mereka tidak sekuat orang
yang masih muda. Sekalipun demikian, mereka tetap mendedikasikan
hati dan hidup mereka bagi Tuhan. Nyata bagi kita bahwa orang yang
sudah senior umurnya tetap dapat dipakai Tuhan dalam keterbatasan
mereka. Tuhan jelas memberikan teladan yang nyata bagi orang muda
untuk melihat mereka sebagai pejuang doa, orang yang tidak pernah
goyah dalam mendisiplin kehidupan rohani mereka. Para senior, mari
tetap memberi teladan yang baik dalam kedewasaan rohani dan dalam
kedewasaan karakter! Para junior, kita perlu topangan doa dan bimbingan hikmat pengalaman mereka bersama Tuhan. Mari kita hormati
mereka sebagai pribadi dan rekan dalam pelayanan bersama bagi pembangunan tubuh Kristus. [MN]
Yosua 14:10b-11
“Jadi sekarang, telah berumur delapan puluh lima tahun aku hari ini;
pada waktu ini aku masih sama kuat seperti pada waktu aku disuruh
Musa; seperti kekuatanku pada waktu itu demikianlah kekuatanku
sekarang untuk berperang dan untuk keluar masuk.”
67
Minggu
Pembuka Jalan
Bacaan Alkitab hari ini: Markus 1:1-8
28
Des
Pasca-Natal
Yesus pernah berkomentar tentang Yohanes Pembaptis, “Aku berkata
kepadamu: Di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada
seorang pun yang lebih besar dari Yohanes…” (Lukas 7:28). Kebesaran
Yohanes Pembaptis terletak pada kesediaannya untuk menjadi pembuka jalan bagi kedatangan Tuhan Yesus sebagai Mesias. Dalam konteks
pembaca mula-mula Injil Markus yang adalah orang-orang non-Yahudi,
Yohanes Pembaptis adalah utusan raja yang harus mempersiapkan segala sesuatu menjelang kedatangan Sang Raja.
Pelayanan yang dilakukan Yohanes Pembaptis berjalan dengan sangat efektif karena ia menggenapi panggilannya. Ia tidak berdiri di Bait
Allah, tetapi di padang gurun memberitakan pertobatan. Ia membuat
orang-orang yang tinggal di pusat agama Yahudi di Yerusalem bertobat, bahkan orang Farisi dan Saduki datang kepadanya untuk dibaptis
(Matius 3:7). Bayangkan, para rohaniwan datang untuk dibaptis ulang
oleh seseorang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Setelah semua
“kesuksesan” pelayanannya, Yohanes Pembaptis tetap menunjukkan sikap tahu diri melalui perkataannya, “Sesudah aku akan datang Ia yang
lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya
pun aku tidak layak.” (Markus 1:7). Sungguh, Yohanes Pembaptis adalah
seorang utusan yang sejati.
Kedatangan Tuhan Yesus yang pertama kali adalah sebagai bayi kecil
yang tidak berdaya. Akan tetapi, kedatangan Tuhan Yesus yang kedua
kali adalah sebagai raja yang berkuasa. Sebagai orang percaya yang dipanggil untuk menjadi saksi Tuhan, apakah Anda mempersiapkan jalan
bagi Tuhan pada waktu kedatangan-Nya yang kedua kali? Kiranya Allah
memampukan kita menjadi utusan-utusan Allah yang sejati! [MN]
Yesaya 40:3
Ada suara yang berseru-seru:
“Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN,
luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita.”
68
Senin
Bertahan di Tengah
Dunia yang Menyesatkan
29
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Timotius 3
Sebagai pemberita Injil Kristus; masalah besar yang dihadapi oleh Timotius adalah bahwa ia harus menghadapi pengajar sesat yang ajarannya
adalah omong kosong dan tidak sesuai dengan kebenaran (2:16-18),
serta harus menghadapi orang-orang yang tidak takut akan Allah, mencintai diri sendiri, serta hidup dalam berbagai hawa nafsu dan kefasikan
(3:1-9).
Dalam menghadapi kondisi pelayanan yang sangat tidak ideal seperti
itu, Timotius—selaku pemberita Injil Kristus—harus bertahan, menguduskan dan mengkhususkan diri agar dapat dipakai sebagai perabot
yang mulia (2:21) yang memenangkan banyak orang bagi Tuhan. Ia harus menjauhi nafsu orang muda, mengejar keadilan, kesetiaan, kasih,
damai, dan hati nurani yang murni (2:22). Selain itu, ia harus siap untuk
setiap perbuatan yang baik (3:17).
Apakah yang bisa memampukan Timotius untuk berbuat baik dan
bertahan untuk menguduskan diri (secara moral) serta mengkhususkan
diri bagi pekerjaan Allah? Paulus memberi jalan keluar, yaitu dengan
terus berpegang pada—mengingat dan melakukan—firman Tuhan yang
telah diterimanya dari sejak kecilnya. Firman Tuhan akan mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan serta mendidiknya dalam
kebenaran (3:14-16).
Di tengah dunia yang tidak peduli pada Tuhan bahkan melawan Dia,
kita perlu tetap berdiri sebagai pemberita injil Kristus yang hidup tidak
tercemar. Satu-satunya yang memampukan kita untuk hidup dengan
tidak tercemar adalah dengan teguh berpegang pada firman Tuhan.
Apakah firman Tuhan mendapat porsi besar dalam hidupmu? Apakah
merenungkan dan melakukan firman Tuhan penting bagimu? [H]
2 Timotius 3:16
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk
mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan,
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
69
Selasa
Memberitakan Injil Kristus
30
Des
Bacaan Alkitab hari ini: 2 Timotius 4
Pada bagian terakhir hidupnya; sekaligus sebagai pesan terakhirnya,
Paulus meminta Timotius kembali menyadari statusnya sebagai hamba
dari Tuhan yang menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Sebagai
hamba yang akan dihakimi juga, Ia harus menunaikan tugas panggilannya yaitu memberitakan firman Tuhan; yakni harta yang berharga, injil
Kristus, dan berita tentang Kristus anak Daud yang bangkit dari antara
orang mati yang sudah terus-menerus dinyatakan sejak pasal 1.
Timotius harus mengerjakan tugas pemberitaan firman Tuhan ini
dalam empat cara (4:2-8), yaitu: Pertama, terus-menerus memberitakan
firman Tuhan, artinya memberitakan firman Tuhan bukan tugas sesaat,
tetapi tugas yang harus terus dilakukan. Kedua, siap sedia memberitakan firman Tuhan dalam segala keadaan. Ketiga, memberitakan firman
kepada siapa pun dan dalam berbagai cara (nasihat, ajaran, teguran),
termasuk bagi mereka yang jelas-jelas menolak ajarannya. Keempat,
memberitakan firman Tuhan sampai kepada akhir hidupnya sebagaimana Paulus mengakhiri pertandingan yang baik sebagai pemberita firman Tuhan.
Kita, orang percaya; saksi dari Allah yang hidup, juga dipercayakan
dan diminta untuk menunaikan tugas pemberitaan Injil. Di hadapan
Allah yang bukan hanya sudah menebus kita di dalam Kristus, tetapi
suatu hari juga akan menjadi hakim bagi kita sudahkah kita menunaikan
tugas kita? Sudah dan masihkan kita memberitakan Injil? Apakah kita
memberitakan Kristus dalam keadaan apa pun? Sudahkah kita mengupayakan berbagai cara untuk memberitakan Kristus? Siapkah kita memberitakan Dia sampai akhir hidup kita? Allah yang akan menjadi hakim
bagi kita. [H]
2 Timotius 4:2
“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah
dengan segala kesabaran dan pengajaran.”
70
Rabu
Hari Biasa
31
Des
Bacaan Alkitab hari ini: Efesus 5:15-17
Ketika menjalani hari-hari dalam kehidupan ini, kerapkali manusia mengategorikan adanya hari khusus dan hari biasa. Hari khusus membuat seseorang memasukinya dengan perasaan gentar, dengan kesadaran betapa
berharganya satu hari itu, serta menuntut pemikiran kembali bagaimana
menjalani hari-hari di masa mendatang. Hari ini—31 Desember dan hari
esok—1 Januari termasuk kategori hari khusus. Bagaimana pandangan
Alkitab terhadap konsep hari seperti ini?
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan bahwa hari-hari yang kita jalani—
setiap hari tanpa terkecuali—semuanya adalah jahat. Hari-hari tersebut jahat karena menarik kita untuk menjauhi fokus hidup menyenangkan hati
Allah. Pengategorian hari khusus dan hari biasa menimbulkan anggapan
adanya hari tertentu yang dianggap lebih baik, lebih spesial dari hari lain.
Konsep semacam ini keliru karena semua hari adalah jahat.
Budaya hidup materialisme (menjadikan pengejaran materi atau harta
duniawi sebagai segala-galanya), hedonisme (menjadikan kesenangan duniawi sebagai hal utama), serta berbagai budaya lainnya telah menarik, bahkan
menyedot hidup kita seperti pasir hisap yang menelan manusia. Ini lah contoh
betapa jahatnya dunia menarik kita dari hidup yang menyenangkan hati Allah.
Terhadap hari yang jahat, Paulus meminta agar kita menggunakan waktu
dengan baik (5:16). Alkitab Bahasa Inggris versi King James menerjemahkan perkataan tersebut sebagai ‘Redeeming the time’ (Tebuslah waktumu). Cara praktis
menjalankan ayat ini adalah persis seperti sikap kita dalam memasuki sebuah
hari khusus. Ulang tahun, akhir tahun ataupun awal tahun mendorong kita menjalani hari dengan lebih seksama, lebih benar dan menyenangkan Tuhan. Sikap
ini tidak boleh hanya ada pada hari khusus, tetapi hari biasa pun harus dijalani
seperti itu. Selama tahun 2014, bagaimana engkau menjalani hari-hari biasa?
Mari menjalani hari-hari biasa di tahun 2015 dengan lebih bijaksana. [TE]
Mazmur 90:12
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
71
DAFTAR GEREJA SINODE GKY
GKY BALIKPAPAN
- 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113.
Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00
GKY BANDAR LAMPUNG
- 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474.
Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228.
Telp. (0721) 472474.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00
- 20 Mei 2012 GKY BENGKULU
Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu.
Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.17.00
GKY BUMI SERPONG DAMAI
- 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330.
Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942.
Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY CIBUBUR
- 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY CIMONE
- 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727.
Fax (021) 55794389.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY CITRA GARDEN
- 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490.
Fax (021) 54398093.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
GKY GADING SERPONG
- 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810.
Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00
GKY GERENDENG
- 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 09.30
GKY GREEN VILLE
- 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 10.00
GKY GUANGZHOU
- 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou
Exit A. Mobile : +8613570099579.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 1 Haven of Hope Road, Tseung Kwan O, New Territories, Hong Kong
Mobile: + 8526 2786171, + 8526 1047093
Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.30
74
GKY JAMBI
Hotel Aston, Jl. Sultan Agung No. 99, Jambi
Telp. (0711) 922 9168
- 23 Februari 2014 -
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.09.00
GKY KARAWACI
- 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811.
Telp. (021) 93823230
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, Pk. 10.00, 17.00
GKY KEBAYORAN BARU
- 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
GKY KELAPA GADING
- 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
GKY KUTA BALI
- 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 488126, 7440078.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 08.00, 10.00, 18.00
GKY LUBUK LINGGAU
- 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90517. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466.
Fax (0411) 3652444.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00
GKY MANGGA BESAR
- 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
English Worship Service : Minggu, Pk. 09.30
GKY MEDAN
- 10 November 2006 -
Jl. Thamrin No. 53 No. 13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30
GKY MUARA BARU
- 1 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B No.7-8, Muara Baru, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613711
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00
GKY NIAS
- 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY PALEMBANG
- 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY PALOPO
- 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PAMULANG
- 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY PEKANBARU
- 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000.
Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00
GKY PLUIT
- 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I No. 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
- 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460.Telp. (021) 33393737.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.0033393737.
75
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00,
GKY PONTIANAK
- 18 November 2007 Komp. Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124.
Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.10.00, 17.00
GKY PURI INDAH
- 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
GKY SIANTAN
- 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Pontianak 78242, Telp. (0561) 885897
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
GKY SINGAPURA
- 29 Jun 2008 Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore
188536. Mobile : +65 9761 0900
- Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00.
The Cathay Cineplex, Hall 3, Level 6, The Cathay, 2 Handy Road, Singapore 229233.
- Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30.
Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, nearest MRT: Bras Basah MRT, Singapore
188536. Mobile : +65 9761 0900
GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871.
Kebaktian Umum I, II & IV, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY SURABAYA
- 4 November 2007 Jl. Pemuda 19-21, Grand Surabaya Hotel (Ex Garden Hotel Lama), sebelah Bank Mandiri, depan Wisma BII,
Surabaya. Telp. (031) 5995399
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
GKY SYDNEY
- 8 Maret 2009 UTS Haymarket CM05C.01.31 (Building 5C, Level 1, Lecture Theatre 31), 31 Quay Street - Haymarket
(di sebelah pintu masuk Market City parking). Sydney, Australia, NSW 2000.
Mobile : +61 0425888915. Home : +61 0280655180
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 11.00
GKY TANJUNG PINANG
Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00
GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Auditorium Sekolah Bhinneka Tunggal Ika, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233.
Sekretariat : Jl. Kranggan No. 7, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 7110147. Fax (0274) 6415509.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
76
Download