daftar isi - Gereja Kristus Yesus

advertisement
Tahap 7 No. 9
Mei - Juni 2017
Ayub k Mazmur k Markus
DAFTAR ISI
Redaksi ................................................................................. 3
Mengapa Orang Saleh Menderita? ........................................... 4
Renungan Tanggal 1-24 Mei 2017 ............................................ 5
Roh Kudus Sangat Diperlukan Pada Masa Kini.......................29
Renungan Tanggal 25 Mei-2 Juni 2017 ................................... 30
Kata Sambutan HUT Ketua Bidang Pembinaan Sinode GKY ....39
Renungan Tanggal 3-14 Juni 2017 .......................................... 40
Injil Penuh Aksi ................................................................. 52
Renungan Tanggal 15-30 Juni 2017 ........................................ 53
Daftar Gereja Sinode GKY .................................................... 70
Diterbitkan oleh:
Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja
Sinode Gereja Kristus Yesus
Ketua:
Pdt. Bagio Sulianto
Editor Umum: GI Purnama
Penulis:
Pdt. Surya Sudipan, Pdt. Timotius Fu,
GI Markus Bone, GI Purnama
Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999
diterbitkan dwibulanan
dalam bahasa Indonesia dan Mandarin.
Renungan GEMA juga dapat dibaca melalui :
• Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur),
atau langsung klik Renungan Gema (di sebelah kiri bawah)
• Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download),
atau langsung klik Mobile Gema untuk Android & Ios
(di sebelah kiri bawah)
• Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau
App store.
Alamat Redaksi
: Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180.
Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail:
[email protected]
R
edaksi
Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Apa yang telah dikerjakan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus bagi
umat-Nya itu sedemikian luar biasa, sehingga ada banyak istilah yang
dipakai untuk menguraikan karya Allah tersebut, antara lain pengorbanan, penebusan, penyelamatan, pendamaian, penyucian, dan berbagai istilah lainnya. Walaupun dalam konteks yang jauh berbeda, kita
juga melukiskan hal-hal yang memungkinkan GeMA bisa diterbitkan
tepat pada waktunya dengan berbagai perkataan seperti ‘hanya karena anugerah Allah’, ‘karena kemurahan Allah’, ‘karena Allah memberi
kekuatan’, ‘karena Allah melimpahkan hikmat-Nya’, dan sebagainya.
Perkataan semacam itu seperti perkataan klise yang asal diucapkan,
tetapi sebenarnya mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya.
Pekerjaan Tuhan tak mungkin dilaksanakan dengan hikmat dan kemampuan manusiawi belaka!
Pada edisi ini, kita akan merenungkan kitab Ayub dan Injil Markus,
beberapa pasal kitab Mazmur, dan kita akan mengikuti renungan
khusus berkaitan dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus serta Hari
Raya Pentakosta. Melalui perenungan kitab Ayub, kita akan memperoleh jawaban atas sebuah pertanyaan yang sering diajukan orang
di sepanjang sejarah, yaitu “Mengapa orang benar bisa menderita?”.
Walaupun Injil Markus adalah kitab Injil yang paling pendek, kitab ini
telah memuat inti kabar baik (Injil) tentang Yesus Kristus. Dalam perenungan kali ini, Injil Markus ditelusuri sebagai kitab yang menceritakan aksi penyelamatan (tindakan, pengajaran, penderitaaan, kematian, dan kebangkitan) Sang Pemeran Utama, yaitu Yesus Kristus.
Seperti biasa, kitab Mazmur membahas relasi pemazmur dengan
Tuhan dan pengaruh relasi tersebut terhadap kehidupan sehari-hari.
Renungan khusus membahas peran Roh Kudus dalam gereja yang
tetap relevan sampai masa kini.
Kami berharap bahwa buku renungan GeMA yang telah disiapkan
dengan susah payah ini menjadi berkat bagi seluruh pembaca, bahkan terlebih dulu juga menjadi berkat bagi para penulis, penerjemah,
pengetik karakter Mandarin, dan staf yang telah bersama-sama mempersiapkan buku renungan ini. Tuhan memberkati kita sekalian!
Mengapa Orang Saleh Menderita?
O
rang saleh pasti hidup bahagia dan diberkati, sedangkan
orang jahat pasti menderita,” demikian bunyi sebuah pandangan populer yang tidak selalu benar. Pandangan ini ingin
dipaksakan untuk diterapkan dalam penderitaan Ayub oleh para
sahabat yang datang menjenguknya. Mereka memaksa Ayub
mengakui bahwa semua penderitaan yang dialaminya adalah
akibat dosanya yang besar di hadapan Allah. Tentu saja pandangan para sahabat Ayub salah karena Ayub menderita bukan
karena dosanya, melainkan karena pencobaan yang dikirim—
dengan seizin Allah—oleh Iblis yang iri hati terhadap kesalehen
hidup Ayub.
Kitab Ayub dimulai dengan narasi tentang kesalehan dan kesuksesan hidup Ayub serta keterpurukannya dalam penderitaan
yang tragis akibat pencobaan Iblis. Porsi terbesar kitab ini berisi
percakapan antara Ayub dan para sahabatnya yang disusun
menjadi tiga putaran. Inti dari percakapan ini adalah tuduhan
para sahabat Ayub bahwa penderitaannya adalah akibat dosanya serta bantahan Ayub atas tuduhan tersebut serta keluhannya
kepada Allah atas ketidakpahamannya akan maksud Allah atas
penderitaan yang sedang dialaminya. Semua percakapan di
atas direspons dengan ucapan Ilahi yang berisi jawaban kepada
Ayub dan kecaman kepada para sahabatnya. Kitab ini ditutup
dengan pemulihan kehidupan Ayub.
Kita dapat memetik tiga pelajaran dari Kitab Ayub. Pertama,
Iblis tidak mungkin mencelakakan umat Allah tanpa seizin Allah.
Bila Allah mengizinkan umat-Nya mengalami penderitaan akibat
serangan Iblis, Ia akan menguatkan dan memulihkan keadaan
umat-Nya. Kedua, iman kita harus dibangun di atas kesetiaan
dan kebenaran Allah, bukan di atas kekayaan, kesehatan, keluarga, atau hal-hal lain yang fana. Ketiga, kita perlu bersikap bijak
terhadap sesama yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan. Kita tidak boleh cepat menghakimi sebelum memahami
situasi kondisi yang sebenarnya. [TF]
4
,
Senin
1 Mei
D
Iman Yang Melampaui Kondisi
Kehidupan
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 1-2
ua pasal pertama Kitab Ayub berisi cerita tentang orang yang
sama dengan dua episode yang isinya sangat bertolak belakang. Episode pertama dipenuhi berkat dan kebahagiaan. Ayub
diperkenalkan sebagai orang terkaya di sebelah timur (1:3), memiliki keluarga yang bahagia dan saling mengasihi, dibuktikan dengan kebiasaan mengadakan pesta secara bergiliran (1:4), serta
hidup dalam iman yang kuat karena selalu takut berdosa kepada
Allah (1:5-6). Episode pertama kehidupan Ayub menggambarkan
kehidupan dalam puncak kebahagiaan: kaya, terhormat, keluarga
harmonis, dan beriman kuat. Tanpa diduga, semua kebahagiaan
lenyap tak berbekas dalam sekejap mata. Kehidupan Ayub jatuh
ke dalam kondisi paling menderita di episode kedua. Dalam satu
hari, berturut-turut Ayub kehilangan semua hartanya (1:13-17)
dan semua anaknya (1:18-19). Tidak hanya sampai di sana, penderitaan Ayub menjadi lengkap ketika seluruh tubuhnya diserang
barah yang busuk (2:7-8) dan ia ditinggal oleh isterinya (2:9-10).
Yang menarik dari cerita ini adalah bahwa iman Ayub kepada
Allah sama sekali tidak berubah karena perubahan drastis dalam
kehidupannya. Sewaktu berada di puncak kejayaan, ia dipuji Allah
sebagai orang yang paling saleh dan paling jujur (1:8). Sewaktu
terpuruk di tempat yang paling hina dan menderita, ia tetap tidak
berdosa kepada Allah (1:22; 2:10b). Iman Ayub tidak bergantung
kepada harta, kedudukan, kesehatan, bahkan kebahagiaan duniawi. Imannya tergantung kepada kesetiaan Allah (1:21).
Kisah Ayub adalah cermin bagi kehidupan orang percaya.
Adalah lebih gampang bagi kita untuk beriman kepada Allah ketika
hidup kita berada di puncak kejayaan. Namun, apakah kita memiliki iman yang sama ketika Allah mengizinkan apa yang kita cintai—
harta, keluarga, kesehatan, kedudukan—diambil dari kita? [TF]
“Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan
telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang
memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!”
Ayub 1:21
5
sa,
Sela
2 Mei
M
Jangan Meragukan Kebaikan Allah
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 3
endengar Ayub menderita sedemikian hebat, tiga temannya
datang untuk menghiburnya (2:11). Namun, melihat beratnya penderitaan Ayub yang tak terkatakan itu, mulut mereka
terkunci rapat selama tujuh hari tujuh malam (2:13). Akhirnya,
Ayub membuka suara untuk memecahkan keheningan.
Ucapan pertama Ayub berisi ratapan yang sangat panjang
tentang penderitaannya yang luar biasa hebat. Namun, Ayub
sama sekali tidak mengutuki atau menyalahkan Allah, sehingga tujuan Iblis mencobai Ayub—yakni supaya Ayub mengutuki
Allah (1:11; 2:5)—gagal total. Ayub juga tidak menyalahkan
sesamanya sebagai penyebab penderitaan yang dialaminya.
Dalam ratapannya, Ayub mempertanyakan tiga hal yang
merefleksikan ketidakpahaman untuk apa ia dilahirkan dan
bertahan hidup kalau hari-harinya penuh dengan penderitaan
yang mahaberat, yakni: Mengapa ada hari kelahirannya (3:110)? Mengapa ada yang menolongnya untuk bertahan hidup
setelah ia dilahirkan (3:11-19)? Mengapa orang yang menderita seperti dia tidak segera mati? (3:20-26). Awalnya, Ayub
tidak memahami penderitaannya. Namun setelah mendengar
firman Allah tentang apa yang sedang terjadi dan maksud Allah
di dalamnya, Ayub menyesal dan mencabut semua perkataannya, termasuk ketiga pertanyaan di atas (42:6).
Pengalaman Ayub mengajarkan dua hal: Pertama, keterbatasan pengetahuan sering membuat kita tidak memahami makna kesulitan dan penderitaan yang kita alami. Namun, dalam
setiap keadaan, jangan pernah meragukan kebaikan Allah. Kedua, terhadap orang di sekitar kita yang mengalami penderitaan yang membuatnya meragukan kebaikan Allah, kita bertugas
mendampingi dan menguatkan imannya. [TF]
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku
dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
Ayub 42:5-6
6
,
Rabu
3 Mei
K
Nasihat yang Tidak Bijaksana
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 4-5
ehadiran para sahabat yang bermaksud menghibur justru menambah beban penderitaan Ayub. Dalam dua pasal ini, Elifas
yang pertama berbicara secara sepihak menuduh Ayub dihukum Allah karena dosanya dan menuntutnya bertobat agar hukumannya
diringankan. Menurut Elifas, dosa yang dilakukan Ayub adalah: kemunafikan, karena ia bisa mengajar orang lain namun diri sendiri
dihukum Allah (4:2-6); kehidupan yang tidak jujur dan yang penuh
kejahatan (4:7-11); dan kebodohan, karena ia selalu menganggap
diri benar dan tidak menerima ketika dihukum Allah (5:1-7).
Untuk mendukung tuduhannya, Elifas mengajukan dua bukti.
Pertama, ia mengaku mendapat bisikan ilahi bahwa tidak mungkin
ada manusia dibenarkan di hadapan Allah (4:12-17). Kedua, bahwa
apa yang diajukannya sudah melalui penyelidikan yang mendalam
(5:27). Ucapan Elifas dilengkapi dengan saran kepada Ayub untuk
segera bertobat dengan beberapa alasan: supaya tidak mendapat
hukuman yang lebih berat dari Allah yang tidak segan menghukum
para malaikat-Nya (4:18-21); Allah akan berbelaskasihan kepada orang-orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya (5:1-16);
dan Allah akan mengampuni dan memulihkan orang yang bertobat
setelah dihukum-Nya (5:17-26).
Ucapan Elifas di atas sangat meyakinkan, namun sepenuhnya
salah karena Ayub menderita bukan karena dosanya. Kita dapat memetik dua pelajaran dari kesalahan Elifas di atas. Pertama, kita perlu
berhati-hati memberi penilaian kepada situasi kondisi yang sedang
dihadapi seseorang. Penderitaan seseorang tidak selalu merupakan
akibat dari dosa dan kesalahannya. Kedua, kita tidak boleh dengan
sembarangan memakai nama Allah untuk mendukung pandangan
kita dan juga perlu berhati-hati dengan orang yang suka memakai
nama Allah untuk mendukung pandangannya. [TF]
“Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah
kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.”
Amsal 31:9
7
,
Kamis
4 Mei
S
Pembelaan Atas Tuduhan Palsu
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 6-7
ebagai respons atas tuduhan tanpa alasan dari sahabatnya, Ayub
membuka mulut dan mengemukakan beberapa pembelaan: Pertama, ia mengatakan bahwa siapa pun yang berada pada posisinya
pasti akan berkeluh kesah seperti dia (6:1-13). Ia menggambarkan
tubuhnya seperti tertancap panah dan jiwanya menghisap racun
dari Yang Mahakuasa (6:4). Kedua, ia menyindir para sahabatnya
yang sama sekali tidak mengulurkan tangan menolongnya (6:1423). Melihat penderitaan Ayub, bukannya menolong, mereka justru
merasa takut kepadanya (6:21). Ketiga, ia menantang mereka untuk menunjukkan dosa dan kesalahannya (6:24-30). Ia meminta
para sahabatnya untuk berlaku adil bila tidak mampu menunjukkan
kesalahannya (6:24). Keempat, ia menggambarkan betapa beratnya penderitaan yang dialaminya (7:1-5). Saking beratnya, ia mulai putus asa dan berharap agar ajal segera menjemputnya (7:610). Kelima, melalui serangkaian pertanyaan retorik, ia meminta
Allah menunjukkan kesalahannya (7:11-21). Ia juga memohon
Allah mengampuninya bila ia bersalah, “Kalau aku berbuat dosa,
apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? . . . Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku,
dan tidak menghapuskan kesalahanku?” (7:20-21).
Kita dapat mempelajari kejujuran dan keterbukaan Ayub di hadapan Allah. Ketika tidak memahami tindakan Allah, bahkan ketika
merasa Allah seolah-olah bertindak tidak adil kepadanya karena
menghukumnya tanpa alasan, ia berani secara terbuka bertanya
kepada Allah. Sama seperti Ayub, kita juga boleh secara terbuka dan jujur bertanya kepada Allah ketika kita tidak memahami
penderitaan yang sedang kita alami. Namun ingat, selama proses
yang kita lalui—sama seperti Ayub—kita tidak boleh sedikitpun
meragukan kebaikan Allah. [TF]
“Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus?
Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?
Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku,
dan bersedih hati sepanjang hari?”
Mazmur 13:2-3a
8
t,
Juma
5 Mei
B
Sahabat yang Tidak Berhikmat
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 8
ildad, sahabat kedua Ayub, tidak berbicara lebih baik daripada
pendahulunya. Ia berusaha meyakinkan Ayub untuk mengakui
kesalahan dan bertobat, supaya dosanya diampuni dan penderitaannya diringankan. Setelah menegur gaya bicara Ayub yang dianggapnya kasar dan tidak pantas (8:2), Bildad melanjutkan nasihatnya berdasarkan dua argumentasi: Pertama, argumentasi
teologis tentang karakter Allah yang tidak mungkin berlaku tidak
adil bagi manusia (8:3-7). Bagi Bildad, Allah selalu bertindak adil
dan benar, sehingga Ia tidak akan membiarkan orang bersalah tidak dihukum (8:3-4). Namun, Ia adalah Allah yang penuh kasih,
yang mengampuni setiap manusia yang bertobat dari kesalahan
dan memohon belas kasihan-Nya (8:5-7). Kedua, argumentasi
filosofis bahwa sejak zaman dahulu berlaku dalil bahwa pada
akhirnya, orang baik akan berjaya dan orang jahat akan binasa
(8:8-19). Ia memakai analogi dari dunia tumbuh-tumbuhan untuk
menilai bahwa penderitaan Ayub pasti merupakan akibat kesalahan
besar yang dilakukannya. Ucapan Bildad ditutup dengan pernyataan tentang kesetiaan Allah yang bersedia mengampuni semua
orang yang bertobat. Oleh sebab itu, Ayub harus segera menyadari
dosanya dan bertobat (8:20-22).
Cerita di atas merupakan kebenaran yang disampaikan dengan
cara yang tidak benar. Semua ucapan Bildad benar, baik tentang Allah maupun tentang dalil kehidupan. Namun, semua ucapannya
tidak bermakna karena ia tidak memahami kondisi yang sesungguhnya. Kita tidak hanya perlu waspada terhadap apa yang kita
ucapkan, namun kita juga harus memperhatikan cara kita menyampaikan kebenaran itu. Perkataan kita akan bermanfaat bagi
pendengar dan diri sendiri kalau disampaikan secara bijak, dalam
bahasa yang sopan serta sikap yang baik. [TF]
“Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya
adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.”
Amsal 25:11
9
u,
Sabt
6 Mei
D
Ketika Orang Benar Menderita
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 9-10
ua pasal ini adalah jawaban Ayub kepada Bildad. Awalnya, Ayub
menyetujui Bildad bahwa jika orang berdosa bertobat, Allah
akan mengampuni dan memulihkan keadaannya (9:2a). Namun,
persetujuan itu melahirkan dua dilema pada Ayub yang membuatnya lebih menderita. Pertama, Ayub sadar bahwa ia tak berdosa,
namun kenyataannya, ia sangat menderita. Karena itu, ia berseru
dalam kepasrahan, “Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku,
aku tidak hiraukan hidupku!” (9:21). Kedua, pengenalan Ayub akan
Allah membuatnya makin tidak memahami penderitaannya. Bagi
Ayub, Allah itu mahakuasa dan mengendalikan alam semesta, baik
bumi maupun bintang-bintang di langit (9:4-11), sehingga ia tak
mungkin melawan-Nya (9:3). Allah mahaadil sehingga keputusan
pengadilan-Nya dan hukuman yang dijatuhkan-Nya adalah mutlak,
tak bisa dibantah siapa pun juga (9:12-20), apalagi oleh Ayub yang
menyadari kefanaan dan kelemahan dirinya (9:22-35). Di tengah
ketidakpahaman akan penderitaannya, yang dapat Ayub lakukan
adalah mendekat kepada Allah dan mengajukan tiga permohonan
untuk mengurangi penderitaannya, yakni agar Allah memberitahu
alasan penderitaannya (10:1-7), mengingat bahwa ia hanya manusia fana yang terbuat dari tanah liat (10:8-17), dan mengizinkan ia
meninggalkan dunia ini (10:18-22).
Pengalaman Ayub merupakan pengalaman banyak orang Kristen saat ini. Banyak orang percaya mengalami penderitaan berat,
misalnya: bisnis gagal, sakit, relasi dengan anggota keluarga atau
rekan kerja bermasalah, ekonomi sulit, dan sebagainya. Di tengah
penderitaan, apa yang harus kita lakukan? Kita tak boleh seperti
orang tak beriman yang menyalahkan Allah dan menjauhi-Nya.
Sebaliknya, penderitaan harus membuat kita mendekatkan diri kepada Allah. [TF]
“Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.”
Yakobus 4:8a
10
u,
Mingg
7 Mei
Z
Senjata Makan Tuan
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 11
ofar, si pembicara ketiga, tak lebih baik daripada dua pembicara sebelumnya. Bahkan, sikapnya lebih buruk. Ia menempatkan diri seolah-olah ialah juru bicara Allah yang menegur
dan memaksa Ayub mengakui kesalahan agar mendapat ketenangan hidup. Teguran pertama berkaitan dengan kelancangan
Ayub dalam berbicara. Bagi Zofar, selain terlalu banyak bicara,
Ayub juga secara subyektif membela kebenaran diri. Seolah-olah
wakil Allah, Zofar menyuruh Ayub menutup mulut, kalau tidak
Allah akan menyingkapkan segala kesalahan ucapan Ayub serta
menunjukkan bahwa sebenarnya hukuman yang ia terima itu
kurang dari yang seharusnya (11:2-6). Teguran kedua adalah
kecaman Zofar terhadap Ayub yang mengklaim dirinya bersih
di hadapan Allah. Melalui serangkaian pertanyaan sinis, Zofar
mempertanyakan bagaimana Ayub tahu bahwa Allah menilainya
tidak bersalah. Bagi Zofar, tak seorang pun yang memahami cara
Allah bekerja dan mengadakan pengadilan. Oleh sebab itu, Zofar
menyuruh Ayub berhenti menjadi orang dungu yang menganggap dirinya dinilai bersih oleh Allah (11:7-12). Seperti dua pembicara sebelumnya, ucapan Zofar ditutup dengan seruan pertobatan agar kondisi Ayub segera pulih (11:13-20).
Ironisnya, perkataan Zofar berlaku bagi dirinya sendiri. Ia
lancang menuduh Ayub tanpa bukti, bahkan ia berani memakai
nama Allah untuk memojokkan Ayub agar bertobat, padahal ia
sama sekali tidak memahami bahwa Ayub menderita karena
dosanya. Kesalahan Zofar adalah refleksi sifat manusia yang
gampang melihat kesalahan orang lain, namun sulit menyadari
kelemahan diri sendiri. Oleh sebab itu, sebelum menegur atau
menyalahkan orang lain, periksalah apakah Anda sendiri juga
melakukan hal yang sama. [TF]
“Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah
aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, ....”
Matius 7:3-4
11
,
Senin
8 Mei
A
Ketika Orang-orang Dekat Tidak
Dapat Diandalkan
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 12-13
yub sangat kecewa terhadap ketiga sahabatnya. Walaupun
penampilan mereka seperti orang bijaksana, perkataan mereka
tidak menghibur. Mereka memberi pengajaran moral yang klise tanpa memeriksa lebih dulu pengalaman Ayub yang sebenarnya. Oleh
sebab itu, Ayub mengecam mereka dalam dua hal: Pertama, Ayub
menyindir sikap mereka yang menganggap diri mereka sebagai
orang paling bijak sedunia, sehingga bila mereka mati, hikmat juga
akan hilang dari dunia (12:2). Menurut Ayub, kebanggaan mereka
salah, karena binatang dan alam pun diberi hikmat oleh Allah (2:711). Hikmatnya tidak kalah dibandingkan mereka, “Apa yang kamu
tahu, aku juga tahu, aku tidak kalah dengan kalian” (13:1). Kedua,
Ayub menuduh mereka sebagai saksi palsu yang berani berbohong
dan berkata dusta demi nama Allah (13:7-11). Ayub menyarankan
agar mereka diam supaya tidak dihukum Allah (13:12-13).
Dalam pembelaannya, Ayub menyelingi kecamannya kepada
teman-temannya dengan pujian dan permohonan kepada Allah.
Dalam pujiannya, Ayub memberitakan kemahakuasaan Allah yang
mengendalikan alam, mengangkat dan menurunkan raja serta pemimpin dunia, dan membuat bangsa-bangsa hidup bahagia (12:1225). Dalam permohonannya, Ayub meminta supaya Allah melindunginya agar tidak menyimpang dari kebenaran-Nya, supaya ia
tidak dihukum Allah (13:17-28).
Walaupun para sahabat—yang diharapkan menghibur dan menolong—justru menambah beban, Ayub tidak putus asa. Sumber
pengharapan sesungguhnya adalah pada karakter Allah dan belas
kasihan-Nya. Apakah Anda merasakan hal yang sama? Apakah Anda
pernah ditinggalkan orang-orang dekat ketika terpuruk? Manusia tidak selalu dapat diandalkan. Datanglah kepada Allah yang selamanya setia dan tidak pernah mengecewakan Anda. [TF]
“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN,
maka Ia akan memelihara engkau!
Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.”
Mazmur 55:23
12
sa,
Sela
9 Mei
A
Pengharapan di Tengah Keluh
Kesah
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 14
pa yang dipikirkan oleh orang yang sakit keras? Umumnya
ia memikirkan makna hidupnya di dunia ini. Itulah isi pikiran
Ayub yang ia ungkapkan secara jujur di hadapan Allah. Pengakuan Ayub di hadapan Allah mengandung dua hal: Pertama, Ayub
berkeluh kesah tentang hidupnya yang fana. Penderitaan yang hebat membuatnya menyadari betapa singkat dan tidak bernilainya
hidup manusia. Hidupnya ia gambarkan seperti bunga layu setelah
berkembang dan seperti bayang-bayang yang hilang tak berbekas
(14:1-2). Di mata Ayub, hidup manusia kalah nilainya dengan
sebatang pohon yang dapat bertunas kembali setelah ditebang
(14:7-12). Ayub menyadari bahwa kondisi seperti ini diakibatkan
oleh keberdosaan manusia di hadapan Allah (14:4). Kedua, Ayub
mengakui kedaulatan Allah atas kehidupan manusia. Kedaulatan
Allah ditunjukkan oleh kuasa-Nya membatasi hari-hari manusia
di atas bumi (14:5) dan penghakiman-Nya atas manusia karena
kesalahan dan dosanya (14:18-22).
Di tengah keluh kesahnya, Ayub mengungkapkan sikap optimis menghadapi kematian yang ia kira segera tiba. Ia mengungkapkan pengharapan akan tibanya hari tersebut, “Maka aku akan
menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.” (14:14-15).
Sikap positif ini lahir dari keyakinan bahwa Allah akan mengampuni segala dosa dan kesalahannya (14:16-17).
Seperti Ayub, kita juga perlu melakukan refleksi diri: Dalam
hidup yang sementara ini, Apa pencapaian yang dapat Anda banggakan di hadapan Allah dan manusia? Apakah dosa Anda sudah
diampuni Allah di dalam Kristus, sehingga Anda akan menghadap
Allah dengan sukacita saat Dia panggil? [TF]
“Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian,
hingga kami beroleh hati yang bijaksana.”
Mazmur 90:12
13
,
Rabu
i
10 Me
P
Jangan Gampang Menghakimi
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 15
embelaan Ayub memicu serangan lebih keras dari para sahabatnya. Dalam putaran kedua, pembicara pertama adalah Elifas
yang menyampaikan dua hal: Pertama, dia mencela keangkuhan
Ayub yang menganggap diri paling berhikmat dan memahami hidup, padahal ucapannya tak lebih dari perkataan kosong, seperti
angin, dan tak berguna (15:2-3). Menurut Elifas, Ayub sebenarnya
tak memahami rahasia hidup (15:7-9). Keangkuhan membuat
Ayub tak menghormati Allah (15:4), tak menghargai belas kasihanNya yang sudah meringankan hukuman terhadap dirinya (15:1113), menganggap dirinya tak bersalah (15:14-16), dan memandang remeh orang yang jauh lebih tua (15:10). Akibatnya, Ayub
akan tersandung dan dihukum gara-gara perkataannya (15:5-6).
Kedua, Elifas mengajar Ayub. “Aku hendak menerangkan sesuatu
kepadamu, dengarkanlah aku,” demikian katanya (15:17). Elifas
berkata bahwa sejak zaman nenek moyangnya, telah berlaku kebenaran bahwa hanya orang bersalah yang akan menderita karena
dihukum Allah (15:17-24). Oleh sebab itu, jangan mengecam atau
melawan Allah (15:25-26). Elifas menegaskan bahwa orang jahat
pasti dihukum Allah, dan seringkali hukuman datang sebelum genap masanya, “seperti anggur yang gugur buahnya, seperti pohon
zaitun yang jatuh bunganya” (15:33). Oleh sebab itu, jalan terbaik
bagi Ayub adalah mengakui kesalahan dan bertobat.
Elifas mewakili banyak orang di sekitar kita pada masa kini,
yakni orang yang cepat mengaitkan penderitaan orang lain dengan
dosa dan hukuman Allah. Memang, benar bahwa tak ada dosa
yang bebas dari hukuman Allah, namun tidak semua penderitaan
adalah akibat dosa. Ucapan Elifas mengingatkan kita untuk tidak
gampang menghakimi sesama dan bersabar serta berserah kepada Allah jika dihakimi sesama secara tidak adil. [TF]
“Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu?
Atau mengapakah engkau menghina saudaramu?
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.”
Roma 14:10
14
,
Kamis
i
11 M e
K
Allah Tidak Pernah Mengecewakan
Umat-Nya
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 16-17
arena diserang bertubi-tubi secara tidak adil, akhirnya Ayub
marah. Ia menyebut para sahabatnya sebagai “penghibur sialan” (16:2) dan orang-orang yang tidak berhikmat (17:10). Kata
“sialan” berarti mengecewakan dan menambah kerepotan, karena
hiburan para sahabatnya bukan hanya tidak menghibur, tetapi justru menambah penderitaannya dengan penghakiman dan penilaian
yang salah. Jika berada dalam posisi para sahabatnya, Ayub tidak
akan menghakimi dan menyalahkan, melainkan ia akan mengucapkan kata-kata yang menguatkan dan penuh belas kasihan (16:5).
Selanjutnya, Ayub sekali lagi menceritakan penderitaan yang
sedang ia hadapi dengan harapan agar para sahabatnya memahami betapa berat penderitaannya (16:6). Penderitaannya dimulai dengan kehancuran keluarganya (16:7), dilanjutkan dengan
penderitaan jasmani dan sosial. Kehancuran fisiknya digambarkan
seperti diserang binatang buas: menerkam, menggertakkan gigi,
dan mengangakan mulut (16:9-10); disiksa musuh lalim: membanting, menghujani dengan anak panah, menembus ginjal dan
menumpahkan empedu, serta merobek-robek tubuhnya (16:1214). Secara sosial, ia menjadi cemoohan dan sindiran orang banyak, sehingga ia merasa hidupnya akan segera berakhir dan ia
segera mati dan dilupakan orang (17:1-16).
Ketika para sahabatnya mengecewakan saat fisiknya hancur
karena penderitaan, Ayub tidak putus harapan karena ia mengarahkan pandangannya kepada Allah yang menjadi Saksinya di sorga
(16:19-20). Sama seperti Ayub, kita juga sering dikecewakan oleh
sesama dan dihancurkan oleh berbagai kesulitan hidup. Namun,
jangan putus asa, pandanglah pada Allah, dan Ia akan menguatkan
kita dan menjadikan penderitaan kita sebagai kesempatan untuk
bersaksi bagi kemuliaan nama-Nya. [TF]
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, ... sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan
makanan, ... dan tidak ada lembu sapi dalam kandang,
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, ....”
Habakuk 3:17-18
15
t,
Juma
i
12 Me
O
Aku Tahu Penebusku Hidup
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 18-19
rang fasik pasti dihukum dan berakhir dengan kehancuran. Itulah inti ucapan Bildad di pasal 18. Ia menyebut serangkaian
hukuman yang akan diterima orang fasik: terangnya akan padam
(18:5-6), jalannya akan penuh bahaya dan jerat (18:7-10), kehidupannya akan penuh masalah (18:11-16), dan akhir hidupnya
mengenaskan (18:17-21). Meskipun ucapan itu tidak cocok dikenakan bagi Ayub, perhatikan bahwa ucapan Bildad benar. Allah berkata bahwa Ia tidak akan membiarkan orang fasik berlalu tanpa
dihukum, seperti kata Alkitab, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga
yang akan dituainya” (Galatia 6:7).
Balasan Ayub di pasal 19 dimulai dengan permohonan kepada
para sahabatnya untuk berhenti menghakimi dan memaksanya
bertobat (19:1-4). Ia menjelaskan bahwa penderitaannya bukan
karena kesalahannya, namun karena “Allah telah berlaku tidak adil”
terhadapnya (19:6), Istilah “berlaku tidak adil” diartikan sebagai
memperlakukan secara tidak sepatutnya. Saat itu, Ayub mengira
bahwa semua penderitaannya berasal dari Allah, padahal sebenarnya semuanya merupakan serangan yang dilancarkan Iblis. Sekalipun demikian, Ayub kembali menunjukkan imannya kepada Allah
yang tidak tergoyahkan oleh apa pun juga. Setelah mungungkapkan bagaimana ia menerima perlakuan yang tidak sepatutnya dari
Allah (19:7-12), bagaimana ia dijauhi dan ditakuti semua orang:
para sahabat, budak, kanak-kanak, dan orang-orang yang ia kasihi (19:13-20), Ayub mendeklarasikan keyakinannya bahwa Allah
adalah Penebusnya yang hidup dan akan memulihkannya (19:2327). Pengalaman Ayub mengantarkan kita kepada sebuah refleksi:
Ketika kehidupan kita dilanda kesulitan dan penderitaan, apakah
kita tetap yakin kepada pertolongan dan pembelaan Allah? [TF]
“Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit
di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak,
tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah,
yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku.”
Ayub 19:25-27a
16
u,
Sabt
i
13 Me
D
Orang Fasik Tidak Mungkin
Bahagia
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 20
alam ucapan kedua, Zofar berusaha meyakinkan Ayub bahwa
ia adalah orang bijak yang penuh pengalaman. Ia memulai
ucapannya secara jujur menyatakan tersinggung karena dihina
Ayub, namun ia berjanji untuk tidak terpancing oleh Ayub untuk
menyerang balik dalam kebodohan (20:2-3). Setelah gagal untuk
secara langsung memaksa Ayub mengakui diri sebagai orang berdosa, Zofar memakai cara tidak langsung untuk menyindir sekaligus menyadarkan Ayub akan kesalahannya agar Ayub bertobat.
Isi ucapan Zofar terdiri dari dua hal: Pertama, orang fasik mungkin saja mengalami kesuksesan sementara, namun akhirnya akan
lenyap, akan dilupakan orang setelah meninggal, dan kekayaannya akan habis sebelum kematiannya, sehingga anak cucunya tidak dapat menikmati semua kekayaannya (20:4-11). Orang fasik
yang dimaksud di sini adalah orang yang sombong dengan kekuasaan dan kekayaannya (20:6). Kedua, kehidupan orang fasik akan
penuh kepahitan, meskipun awalnya terasa manis dan nikmat
(20:12-28). Kepahitan hidup mereka berasal dari hukuman Allah yang mengubah makanan mereka menjadi racun (20:13-14)
dan melenyapkan segala kekayaan yang mereka peroleh dengan
menipu dan memeras orang miskin (20:15-19, 26-28). Selain itu,
Allah juga akan membuat kehidupan mereka dipenuhi kekuatiran
(20:20-22) dan penderitaan fisik lainnya (20:23-25).
Apakah yang dapat kita pelajari dari ucapan Zofar? Secara
positif, kita diingatkan agar jangan mengikuti jejak orang fasik
yang suka menyombongkan diri serta memeras sesama untuk
mendapatkan kekuasaan dan kekayaan. Secara negatif, kita tidak
boleh mengulangi kesalahan Zofar yang dibutakan oleh kepicikan
sehingga secara membabi buta menyerang mereka yang dianggap sebagai orang yang berdosa. [TF]
“Bukan demikian orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman,
begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar.”
Mazmur 1:4-5
17
u,
Mingg
i
14 Me
P
Penghiburan Kosong yang Penuh
Tipu Daya
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 21
enghiburan kosong yang penuh tipu daya, demikianlah kesimpulan Ayub atas ucapan terakhir Zofar (21:34). Kesimpulan ini
lahir dari pengetahuan Ayub akan maksud jahat Zofar yang berusaha dengan menghalalkan segala cara untuk memaksa Ayub
mengakui bahwa semua penderitaan yang dialaminya adalah akibat hukuman Allah atas dosanya yang besar, sehingga selanjutnya Ayub harus mengakui dosa-dosanya dan bertobat (21:27).
Ayub menegur Zofar yang telah melakukan dua kesalahan
fatal demi mencapai tujuan. Pertama, Zofar mempermainkan
kebenaran dengan menyampaikan kebenaran yang tidak utuh.
Menurut Zofar, semua orang fasik pasti berumur pendek dan hidup menderita. Oleh sebab itu, penderitaan Ayub pasti disebabkan oleh kefasikan hidupnya. Ayub mementahkan argumentasinya dengan jawaban bahwa banyak orang fasik adalah panjang
umur, hidup bahagia bersama anak cucu, serta usahanya berhasil dan selalu mujur (21:7-13). Kedua, Zofar menganggap diri
sendiri berhikmat sehingga memberanikan diri memakai nama
Allah untuk menegur Ayub. Bagi Ayub, hikmat tertinggi ada pada
Allah yang tidak membutuhkan pertolongan dan nasihat dari siapa pun juga (21:22). Ayub mengakui bahwa ia tidak memahami
hikmat Allah yang membiarkan orang fasik menikmati kehidupannya dan mengizinkan dirinya yang jauh lebih baik dari orang
fasik hidup dalam penderitaan (21:23-26).
Jawaban Ayub mengajarkan bahwa tidak semua penderitaan adalah akibat dari kefasikan, dan sebaliknya. Selain itu,
waspadalah terhadap orang-orang di sekitar kita yang mengkompromikan kebenaran demi ambisi pribadi, bahkan memakai
nama Allah untuk mencapai ambisinya, sambil kita mengingatkan
diri sendiri agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama. [TF]
“Alangkah hampanya penghiburanmu bagiku!
Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!”
Ayub 21:34
18
,
Senin
i
15 Me
S
Tuduhan Keji Seorang Sahabat
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 22
erangan kepada Ayub makin brutal! Kali ini, Elifas menyerang
langsung kepribadian Ayub. Bagi Elifas, Ayub sama sekali tak
bermanfaat, baik bagi Allah maupun bagi sesama (22:1-10).
Menurut Elifas, pengakuan Ayub akan hikmat dan kesalehan
pribadinya adalah bohong, karena kenyataan bahwa ia sudah
diadili dan dihukum Allah membuktikan bahwa Allah sama sekali
tak memandang Ayub sebagai seorang yang benar di hadapanNya (21:1-4). Selain itu, Ayub dituduh secara keji sebagai berlaku lalim kepada sesama, mulai dari pemerasan orang yang tak
berdaya, keengganan menolong orang melarat, dan tindakan
semena-mena sebagai tuan tanah. Jadi, wajar bila hidupnya dilanda bencana dahsyat (22:5-10).
Elifas menuduh Ayub melakukan tindakan lalim yang bersumber dari sikap tidak menghormati Allah, yang digambarkan
dengan beberapa kalimat berikut: “Tahu apa Allah? Dapatkah Ia
mengadili dari balik awan-awan yang gelap?” (22:13), “Pergilah
dari kami! Yang Mahakuasa dapat berbuat apa terhadap kami?”
(22:17). Oleh sebab itu, satu-satunya harapan Ayub adalah pertobatan, yakni berdamai dengan Allah melalui menaati firmanNya, berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya, serta mengutamakan Allah seperti menghargai emas (22:21-27).
Niat dan usaha Elifas membantu Ayub perlu dihargai dan
ditiru. Kesungguhan berharap agar Ayub segera terlepas dari segala penderitaannya patut diteladani. Namun, kesungguhan itu
harus disertai kepekaan atas penderitaan orang-orang di sekitar
kita. Tindakan Elifas yang harus dihindari adalah sikap menganggap diri paling benar dan keberanian memakai nama Allah untuk memaksakan kehendak. Saat menolong sesama, pelajarilah
kondisinya secara teliti, supaya kita dapat bertindak bijak. [TF]
“Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh,
tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati.
Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya,
tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.”
Amsal 11:2-3
19
sa,
Sela
i
16 Me
M
Dua Ketidakpahaman Ayub
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 23-24
eskipun dituduh secara keji oleh Elifas, Ayub sama sekali tak
membalas. Sebaliknya, ia menunjukkan keyakinannya kepada
kesetiaan Allah dan kehidupannya yang tidak bercela. Dalam ucapannya, Ayub menyampaikan dua ketidakpahaman. Pertama, ketidakpahaman tentang penderitaannya (23:2-12). Ayub berani bersaksi
bahwa ia adalah orang yang jujur dan saleh, bahkan ia berinisiatif
mencari Allah untuk memperkarakan kesalehan hidupnya. Ia bahkan
yakin bahwa setelah diuji Allah, ia akan tampil seperti emas karena
ia hidup menurut jejak dan jalan-Nya, taat kepada perintah-Nya,
dan menyimpan firman-Nya di dalam sanubarinya (23:10-12). Namun, ia tidak memahami mengapa Allah mengizinkan penderitaan
yang begitu berat melandanya. Kedua, ketidakpahaman atas tindakan Allah yang seolah-olah membiarkan kehidupan orang fasik berjalan dengan lancar (23:13-24:20). Ayub menyaksikan begitu banyak
perbuatan fasik yang seolah-olah tak disentuh hukuman Allah, mulai
dari para penipu, penindas orang yang tak berdaya, pembunuh, pezinah, hingga penyiksa sesama.
Sekalipun demikian, ketidakpahaman tak membuat Ayub meragukan kasih dan keadilan Allah. Ia mengungkapkan keyakinannya
kepada Allah demikian, “Tetapi Ia tidak pernah berubah—siapa
dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakanNya juga” (23:13). Ayub yakin bahwa Allah tak pernah meninggalkannya. Ia juga yakin bahwa orang fasik pasti akan menerima ganjarannya pada waktunya (24:18-20, 24).
Pernahkah Anda memiliki pengalaman seperti Ayub? Apa reaksi
Anda ketika tak memahami mengapa kesulitan demi kesulitan menimpa Anda, sementara orang yang hidupnya tidak beres nampak
lancar-lancar saja? Tetap teguh dan bersandar kepada Allah, itulah
teladan Ayub bagi kita saat menghadapi situasi yang sulit ini. [TF]
“Jangan marah karena orang yang berbuat jahat,
jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang.
Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, ...; maka Ia
akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”
Mazmur 37:1, 3-4
20
,
Rabu
i
17 Me
P
Kebesaran Allah di Hadapan
Manusia yang Hina
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 25
asal 25 berisi interupsi Bildad di tengah ucapan Ayub mengenai
penderitaannya dan imannya kepada Allah. Interupsi ini dimulai
dengan pengagungan kebesaran Allah. Perhatikan bahwa penjelasan Bildad tentang Allah adalah benar. Allah digambarkan sebagai sumber kekuasaan dan kedahsyatan yang tak tertandingi. Ia
adalah Raja yang menciptakan kedamaian di sorga. Pasukan-Nya
tidak terhitung dan merupakan sumber terang abadi, sehingga bulan dan bintang kehilangan sinarnya di hadapan Allah (25:1-3, 5).
Ucapan Bildad tentang kebesaran Allah lahir dari kesalahpahaman atas ucapan Ayub di pasal sebelumnya. Ia menafsirkan
pernyataan ketidakpahaman Ayub atas tindakan Allah sebagai tuduhan bahwa Allah telah berbuat kesalahan. Oleh sebab itu, Bildad
menginterupsi ucapan Ayub untuk membela tindakan Allah, sekaligus menekankan betapa hina dan lemahnya manusia di hadapan
Allah, yakni seperti berenga (cacing) dan ulat (25:6), sehingga tidak mungkin ada manusia yang benar di hadapan-Nya (25:4).
Apa yang disampaikan oleh Bildad, baik tentang kebesaran Allah maupun kehinaan manusia adalah benar. Namun ucapan Bildad
berhenti secara mendadak sehingga tidak memberi ruang bagi terciptanya relasi antara Allah dengan manusia. Alkitab mengajarkan
bahwa Allah memang mahakuasa dan manusia adalah mahahina.
Namun, melalui pengampunan Allah, kita diberi kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Itulah sebenarnya yang dialami Ayub.
Meskipun Ayub dikatakan sebagai seorang yang benar di hadapan
Allah (1:8), ia adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Namun, karena kesadarannya, Ayub selalu meminta pengampunan kepada Allah (1:5). Hari ini, Allah yang mahakuasa selalu
membuka pintu pengampunan bagi setiap orang yang bertobat
dan meminta pengampunan-Nya. [TF]
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya,
yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia,
yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN.”
Mazmur 32:1-2
21
,
Kamis
i
18 Me
L
Berkat dan Ujian dalam Satu Paket
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 26-27
anjutan ucapan Ayub dimulai dengan sindiran terhadap ucapan
Bildad yang dianggapnya tidak bermutu (26:1-4) karena Ayub
mengenal Allah, diri sendiri, dan memahami akhir orang fasik jauh
lebih baik daripada Bildad dan teman-temannya. Melalui ucapannya, Ayub memperkenalkan Allah sebagai Penguasa dan Pengendali
segala sesuatu, mulai dari dunia orang mati (26:5-6), angkasa luar
(26:7), cuaca (26:8-9), hingga kepada langit dan laut (26:10-13).
Dalam lanjutan ucapannya, Ayub menyatakan imannya kepada
Allah meskipun ia tidak memahami mengapa Allah mengizinkannya
mengalami semua penderitaan itu. Perkataan “Allah . . . tidak memberi keadilan kepadaku” serta “Yang Mahakuasa . . . memedihkan
hatiku” (27:2) harus dipahami sebagai bahasa puisi, sehingga tidak
boleh diartikan secara literal bahwa Ayub menuduh Allah berlaku
tidak adil. Sebaliknya, perkataan itu adalah ungkapan ketidakpahaman kepada kehendak Allah atas dirinya. Meskipun demikian,
Ayub sama sekali tidak meragukan kebaikan Allah dan mengkompromikan kebenaran (27:4-6). Ayub menutup ucapannya di pasal ini
dengan kecaman kepada orang fasik (27:7-23) untuk membuktikan
bahwa ia sadar bahwa dirinya tidak termasuk orang fasik, karena ia
tak mungkin mengecam dirinya sendiri.
Sewaktu mengkhotbahkan teks ini, Charles Spurgeon
menekankan bahwa berkat dan penderitaan yang Allah izinkan sama-sama tidak dapat dipahami dalam kehidupan ini. Begitu banyak
orang Kristen dengan gampang menerima berkat Allah dengan
ucapan syukur tanpa mempertanyakan alasan Allah memberkatinya; sebaliknya ketika menghadapi kesulitan, mereka begitu gampang mempertanyakan kebaikan Allah. Orang Kristen harus memiliki kesiapan yang sama untuk menerima berkat dan ujian dari Allah,
yang sama-sama sulit dipahami. [TF]
“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya
kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam
pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku,
dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.”
Filipi 1:29-30
22
t,
Juma
i
19 Me
D
Carilah Hikmat dan Akal Budi
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 28
alam lanjutan ucapannya, Ayub menyinggung tentang betapa
berharganya hikmat dan cara mendapatkannya. Ayub memulai ucapannya dengan menjelaskan bahwa hikmat sejati tidak dapat
ditemukan di dalam dunia. Ia menggambarkan usaha manusia untuk
mencari barang berharga dengan menggali tanah, membongkar gunung, membuka terowongan, membuka tambang hingga ke tempat
yang tersembunyi, bahkan mengarungi lautan dan samudera. Manusia
dapat menemukan berbagai barang berharga di sana—seperti emas,
perak, besi, pangan, dan batu permata—namun manusia tidak dapat
menemukan hikmat dan akal budi (28:1-14). Ayub berkata, “Tetapi di
mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?” (28:12).
Selanjutnya, Ayub mengatakan bahwa hikmat lebih berharga dari kekayaan, dan kekayaan tidak dapat membeli hikmat (28:12-19). Hikmat
lebih berharga daripada segala logam mulia—emas murni, emas Ofir,
atau emas tua. Hikmat juga lebih berharga daripada segala batu permata—krisopras, lazurit, gewang, hablur, mutiara, dan kisolit Etiopia.
“Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah
tempatnya?” tanya Ayub kepada para sahabatnya sebagai bentuk
sindiran kepada mereka yang mengaku dirinya lebih berhikmat dari
Ayub dan terus memaksanya untuk mengakui kesalahan dan bertobat (28:20). Ayub mengatakan, hikmat sejati hanya dimiliki Allah yang
menetapkan dan menyelidikinya (28:27). Sebagai penutup, Ayub mengatakan bahwa hikmat adalah takut akan Tuhan, dan akal budi adalah
menjauhi kejahatan (28:28).
Ucapan Ayub mengingatkan kita untuk lebih mengutamakan Allah di dalam kehidupan ini, agar kita memiliki hikmat dan akal budi.
Nilai hidup manusia diukur oleh seberapa besar hikmat dan akal budi
yang dimilikinya, bukan dari berapa besar hartanya dan berapa tinggi
kedudukannya. [TF]
“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Matius 6:33
23
u,
Sabt
i
20 M e
S
Ayub Dahulu dan Sekarang
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 29-30
aat terpuruk di titik paling rendah, Ayub terkenang akan masa
lalunya yang begitu indah. Dulu, ia memiliki keluarga yang bahagia dengan harta benda yang melimpah (29:2-6). Saat itu, ia memiliki hubungan yang harmonis dengan sesama (29:7-11, 21-25). Ia
dihormati sebagai tokoh masyarakat yang menjadi sumber nasihat
dan penyelesaian masalah. Selain itu, Ayub terkenal sebagai orang
yang memiliki jiwa sosial yang tinggi (29:12-17). Ia melindungi dan
membela hak kaum lemah. Ayub mengaku bahwa ia dapat melakukan semua itu atas pertolongan Allah yang menyertai dan menerangi
jalannya, sehingga Allah bergaul karib dengannya (29:4).
Kini, ia bukan hanya tidak dihormati, tetapi juga menjadi bahan
tertawaan orang-orang paling hina di masyarakat serta diserang secara bertubi-tubi oleh orang-orang jahat (30:1-15). Dalam kondisi
demikian, Ayub melakukan dua hal: Pertama, ia mengeluhkan kehancuran batin akibat penderitaan fisik serta kesepian hati karena
tidak seorang pun yang datang menolongnya (30:16-19, 24-31).
Kedua, ia berseru meminta pertolongan Allah (30:20-23). Sekilas,
Ayub seolah-olah menyalahkan Allah yang menyebabkan semua
penderitaannya. Namun, bahasa puisi yang dipakai Ayub harus diartikan sebagai pengakuan pada kedaulatan Allah atas kehidupannya.
Ayub yakin, jika bukan seizin Allah, tidak mungkin semua penderitaan itu akan menimpanya, dan jika Allah berkenan, semua penderitaannya akan berlalu (30:20-23).
Pengalaman Ayub mengajarkan bahwa banyak hal dalam hidup
ini yang dapat berubah dengan cepat: kesehatan, kekayaan, temanteman, orang-orang sekitar. Hanya Allah yang tidak berubah. Ia setia
dan dapat disandar dalam segala keadaan, baik saat bahagia maupun saat sengsara. Oleh sebab itu, sandarkanlah kehidupan Anda
kepada Allah, bukan kepada hal-hal yang mudah berubah. [TF]
“Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai
penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak
akan takut, sekalipun bumi berubah, ...; sekalipun ribut dan
berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.”
Mazmur 46:2-4
24
u,
Mingg
i
21 Me
P
Pembelaan Terakhir Ayub
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 31
asal ini berisi ucapan sekaligus pembelaan terakhir Ayub atas
ketidakbersalahannya di hadapan Allah. Secara berurutan,
Ayub menyebutkan kesuciannya dalam aspek-aspek hidup yang
membuat banyak orang jatuh ke dalam dosa, yakni: keinginan
mata yang melahirkan hawa nafsu (31:1-4), dusta dan tipu daya
(31:5-8), perzinahan dan percabulan (31:9-12), ketidakadilan
terhadap budak (31:13-15), ketidakpedulian kepada kaum lemah (31:18-23), penyembahan berhala karena tamak akan harta
(31:24-28), pembalasan dendam (31:29-30), perlakuan buruk
terhadap orang asing (31-34), dan pengelolaan tanah yang sewenang-wenang (31: 38-40).
Dari pembelaan Ayub, kita mengamati dua hal menarik. Pertama, Ayub membuktikan kesungguhan pembelaannya dengan
menyebut Allah sebagai saksinya, bahkan ia mengatakan bahwa Allah akan menghukumnya lebih berat jika ternyata pembelaannya palsu. Selain itu, Ayub menantang para lawannya untuk
menunjukkan kesalahannya jika memang mereka memiliki bukti
(31:35). Kedua, sulit membayangkan pergolakan batin Ayub yang
mengalami penderitaan lahir batin sangat berat, padahal ia meyakini bahwa kehidupannya bersih di hadapan Allah. Oleh sebab itu,
ia berseru dan meminta penjelasan kepada Allah, “Inilah tanda
tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku!” (31:35).
Pembelaan Ayub secara tidak langsung menantang kita untuk
memeriksa diri sendiri. Dari aspek kehidupan yang disebut Ayub
di atas, manakah titik lemah Anda yang membuat Anda sering
jatuh ke dalam dosa? Kasih dan pengampunan Allah selalu lebih
besar daripada dosa dan pelanggaran kita, sehingga setiap orang
yang datang kepada-Nya dalam pertobatan akan menerima pengampunan. [TF]
“Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup
dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak raguragu. Ujilah aku, ...; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku
tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.”
Mazmur 26:1-3
25
,
Senin
i
22 Me
S
Elihu yang Muda tapi Bijak
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 32-33
ebagai pembicara terakhir, Elihu tampil berbeda dengan
ketiga sahabat lainnya (32:6). Setelah menyimak semua
ucapan yang telah disampaikan, ia menilai ucapan ketiga sahabatnya sia-sia karena hikmat mereka sama sekali tak menjawab atau meringankan penderitaan Ayub (32:10-13). Meskipun
geram karena ucapan-ucapan yang tidak bijak itu, ia menahan diri sampai tiba gilirannya untuk berbicara (32:16-20). Ia
mengakui bahwa tak ada manusia yang dapat mengalahkan
hikmat Allah (32:8-9, 13). Elihu bersikap netral, tidak memihak
siapa pun (32:21-22).
Ketika berbicara kepada Ayub, Elihu bersikap bersahabat
karena ia siap mendengarkan pembelaan Ayub jika memang
perkataannya tidak benar (33:1-7). Hal pertama yang Elihu
katakan adalah bahwa ia sudah melihat penderitaan Ayub dan
mendengar pembelaannya sebagai orang yang suci dan bersih.
Namun, ia menegur sikap Ayub yang secara lancang berbantah dengan Allah dan menuduh Allah tidak menjawab ketidakpahaman atas penderitaannya (33:8-13). Menurut Elihu, Allah
mungkin sudah menjawab melalui mimpi dan penglihatan saat
Ayub tertidur (33:12-18) atau Allah berbicara melalui penderitaan yang sedang dialami Ayub dengan tujuan menyelamatkan
kehidupannya (33:19-30). Oleh sebab itu, Elihu meminta Ayub
sungguh-sungguh mendengarkannya (33:31-33).
Elihu dikatakan bijak karena ia menjaga ucapannya agar tidak melanggar kebenaran Allah dan melukai perasaan sesama.
Dari teladan Elihu, kita dapat memperbaiki diri melalui dua pertanyaan refleksi berikut: Apakah ucapan saya sesuai dengan
kebenaran Allah? Apakah yang saya ucapkan membawa manfaat bagi sesama atau justru melukai perasaannya? [TF]
“Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,
jangan hambar, sehingga kamu tahu,
bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.”
Kolose 4:6
26
sa,
Sela
i
23 Me
L
Jangan Membenarkan Diri di
Hadapan Allah
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 34-35
anjutan ucapan Elihu ditujukan kepada semua yang hadir
dalam pertemuan itu. Pertama, ia menyindir mereka karena
menganggap diri sendiri berhikmat sehingga tidak mendengarkan ucapan orang lain (34:1-4). Kedua, Elihu menyampaikan
pemahamannya bahwa Allah adalah Hakim yang adil yang tidak
mungkin melakukan kejahatan. Allah akan menghukum orang
fasik dan menurunkan para penguasa lalim dari kedudukannya.
Sebaliknya, Ia akan memberi upah kepada orang benar dan
membela hak orang yang tertindas (34:5-30). Oleh sebab itu,
Ayub dan para sahabatnya tidak boleh menyombongkan diri di
hadapan Allah. Mereka sebaiknya berdiam diri di hadapan-Nya
supaya kesalahan mereka tidak bertambah dengan perkataan
yang tidak benar (34:31-37).
Di awal pasal 35, Elihu kembali menegur Ayub dan ketiga
sahabat lain atas usaha mereka membenarkan diri sendiri dan
menganggap diri sebagai orang berhikmat (35:1-3). Menurut
Elihu, orang berdosa tidak perlu membenarkan diri di hadapan
Allah karena Ia tidak terpengaruh oleh kefasikan atau kebenaran manusia. Kefasikan manusia hanya akan merugikan diri
sendiri dan mendatangkan hukuman-Nya (35:4-8). Tindakan
membenarkan diri di hadapan Allah akan membuat Allah tidak
mendengarkan jeritan mereka memohon pertolongan dan belas kasihan, meskipun saat tertindas seperti yang dialami oleh
Ayub (35:9-16).
Teguran Elihu mengingatkan kita untuk menghindari sikap
membenarkan diri di hadapan Allah dan sesama. Sikap membenarkan diri akan membuat kita makin dijauhi sesama dan
mendatangkan hukuman Allah. Sebaliknya, kerendahan hati
akan mendatangkan banyak sahabat dan berkat Allah. [TF]
“Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak,
takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan
menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.”
Amsal 3:7-8
27
,
Rabu
i
24 Me
D
Mengenal Allah yang Perkasa,
Mulia, dan Besar
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 36-37
ua pasal ini mencatat ucapan khusus Elihu kepada Ayub. Ia
mengklaim diri sebagai wakil Allah yang memulai ucapannya
“demi Allah” (36:2) untuk memperkenalkan Allah dalam tiga
aspek: Pertama, Allah itu perkasa (36:5). Keperkasaan Allah
dikaitkan dengan perlindungan-Nya kepada orang benar (36:7)
dan ganjaran hukuman yang pantas kepada kaum fasik (36:6).
Menurut Elihu, hukuman Allah kepada orang fasik mencakup:
kesengsaraan, kecelakaan, ketidakdamaian, dan kematian
yang tidak wajar (36:8-16). Kedua, Allah itu mulia (36:22).
Kemuliaan Allah dibuktikan dengan hikmat-Nya yang tidak tertandingi serta kejujuran dan keadilan yang tidak terbantahkan
oleh siapa pun juga (36:22-25). Ketiga, Allah itu besar (36:26).
Kebesaran Allah digambarkan oleh kuasa-Nya yang tidak dapat
dipahami dalam menciptakan dan mengendalikan alam semesta dan isinya, mulai dari awan yang mendatangkan hujan,
petir dan guntur yang menderu, musim yang terus berganti,
hewan yang mampu bertahan hidup, yang semuanya berfungsi
untuk mencapai tujuan tertentu (36:27-37:13). Sebagai penutup ucapannya, Elihu sekali lagi mengingatkan betapa kecilnya
Ayub di hadapan Allah, sehingga ia sama sekali tidak layak dan
tidak boleh berbantah dengan-Nya (37:14-24).
Ucapan Elihu memperkenalkan Allah secara lengkap, baik
dari sisi keadilan-Nya atas orang benar dan orang fasik, hikmat dan kuasa-Nya menciptakan dan mengendalikan alam semesta, maupun kebesaran-Nya yang tak terpahami oleh pikiran
manusia. Pengenalan ini selain menciptakan rasa kagum dan
hormat yang mendalam, juga mendorong kita untuk bersyukur
atas anugerah-Nya yang secara ajaib menerima kita yang hina
ini menjadi umat-Nya. [TF]
“Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina
apapun. ...; siapakah guru seperti Dia?
Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan
kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.”
Ayub 36:5, 22, 26
28
Roh Kudus Sangat Diperlukan Pada Masa Kini
P
engagungan terhadap rasio membuat sebagian gereja
mengabaikan—dan bahkan menyingkirkan—peran Roh
Kudus. Penyingkiran peran Roh Kudus ini berakibat fatal bagi
gereja. Tanpa peran Roh Kudus, gereja tidak ada bedanya
dengan organisasi sosial. Kehadiran gereja bisa saja menimbulkan kekaguman atau rasa terima kasih bila gereja melaksanakan peran sosialnya, tetapi kehadiran gereja tidak bisa
mengubah kehidupan. Hanya Roh Kudus yang bisa menghidupkan gereja, dan selanjutnya memungkinkan gereja
mengubah kehidupan.
Karena hanya Roh Kudus yang bisa membuat gereja
menjadi hidup dan mengubah kehidupan, maka para murid Tuhan Yesus harus menanti kedatangan Roh Kudus pada
hari Pentakosta sebelum mereka bisa mulai menjalankan misi
yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Kehadiran Roh Kudus lebih dulu mengubah kehidupan para murid,
dan selanjutnya Roh Kudus membuat kesaksian para murid
menghasilkan pertobatan 3000 orang pada hari Pentakosta.
Pertobatan masal itu menghasilkan terbentuknya sebuah komunitas orang percaya yang bersatu bukan hanya secara
konsep, tetapi dalam realias kehidupan bersama. Roh Kudus
bukan hanya menumbuhkan keyakinn teoritis akan karya penebusan Kristus, tetapi Roh Kudus juga membuat para murid
berani mempertahankan keyakinan mereka dengan taruhan
nyawa. Selanjutnya, Roh Kudus juga menguduskan gereja,
membuat gereja berbeda dengan dunia.
Peran Roh Kudus yang amat penting, namun sering diabaikan dalam gereja adalah bahwa Roh Kudus menolong
umat Tuhan untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan
bahwa Roh Kudus memimpin, menetapkan, dan meneguhkan misi gereja. Bila Roh Kudus diabaikan, doa akan menjadi
formalitas yang membosankan dan misi gereja tidak akan
berjalan. Perlu diingat bahwa Roh Kudus bukan hanya membangun misi gereja, tetapi juga menetapkan penggembalaan dalam jemaat! [P]
29
Kenaikan
,
Kamis
i
25 M e
B
Pergi dengan Maksud Baik
Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 14:1-18
agi murid-murid Tuhan Yesus, rencana kepergian Tuhan Yesus
menimbulkan kecemasan. Mereka sudah merasa nyaman berada bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Bagi para murid, Tuhan
Yesus adalah segala-galanya: tempat berlindung, tempat bertanya,
dan tempat mencari penyelesaian atas semua masalah yang mereka hadapi. Ada banyak hal yang tidak bisa mereka lakukan, tetapi
tidak ada masalah yang tidak mampu diatasi oleh Tuhan Yesus.
Masalah bertambah runyam bila para murid menyadari apa
yang kemudian akan terjadi: Oposisi bertambah kuat dan Tuhan
Yesus akan ditangkap, diadili, disiksa, dan kemudian disalibkan
sampai mati. Para murid selanjutnya harus menghadapi para pemimpin agama Yahudi yang menginginkan agar mereka berhenti
menyebarkan ajaran Tuhan Yesus. Dalam kondisi semacam itu,
tidak mudah untuk memahami perkataan Tuhan Yesus, “Namun
benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi
kamu, jika Aku pergi.” (16:7).
Ada dua manfaat utama dari rencana kepergian atau kenaikan
Tuhan Yesus ke surga: Pertama, kematian dan kebangkitan (yang
mendahului kenaikan) Tuhan Yesus ke surga memastikan adanya
pengampunan dosa dan adanya tempat di surga bagi orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus. Kedua, kenaikan Tuhan Yesus ke surga akan digantikan oleh kehadiran Roh Kudus di dalam diri setiap
orang percaya yang dimulai dengan pencurahan Roh Kudus pada
hari Pentakosta. Roh Kudus yang tidak dibatasi oleh ruang
(hadir di mana saja) dan waktu (hadir setiap saat), menggantikan peran Tuhan Yesus dalam kehidupan para murid.
Sadarkah Anda bahwa Roh Kudus yang hadir pada hari Pentakosta
juga hadir dalam kehidupan orang percaya pada masa kini serta
siap menolong kita dalam menghadapi setiap masalah? [P]
“Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu:
Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku
tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi
jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.”
Yohanes 16:7
30
Pra-Pentakosta
t,
Juma
i
26 M e
S
Penolong dalam Bersaksi
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-9
esudah kebangkitan-Nya, selama empat puluh hari, Tuhan
Yesus berulang-ulang menampakkan diri kepada para murid-Nya dan berbicara tentang Kerajaan Allah, dan pesan terakhir berkaitan dengan Roh Kudus. Dengan membahas tentang
Kerajaan Allah dan tentang Roh Kudus di masa akhir kebersamaan-Nya secara fisik dengan murid-murid-Nya, secara tidak
langsung Tuhan Yesus menunjukkan bahwa masalah Kerajaan Allah dan masalah Roh Kudus adalah dua hal terpenting yang perlu dipahami para murid dalam menghadapi
masa depan sesudah Tuhan Yesus naik ke surga. Memahami
tentang Kerajaan Allah akan mengubah cara kita memandang
kehidupan di bumi ini. Kemewahan, kenyamanan, dan kesuksesan di bumi ini bukanlah tujuan bagi kehidupan orang percaya karena pandangan orang percaya harus terarah kepada
Kerajaan Allah yang hanya dapat dilihat dengan mata iman,
bukan mata jasmani. Memahami tentang kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya menolong kita memahami
sumber kekuatan kita yang tak terbatas, yaitu di dalam diri Roh
Kudus yang Mahahadir, Mahatahu, dan Mahakuasa.
Dalam pesan-Nya yang terakhir (1:8), Tuhan Yesus mengatakan bahwa para murid akan menjadi saksi bagi Pribadi dan
karya Kristus. Kesaksian para murid itu merupakan pembuka
pintu bagi Pemberitaan Injil (Kabar Baik) tentang Tuhan Yesus Kristus. Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan para
murid menumbuhkan keberanian dan hikmat yang membuat para murid sanggup menjadi saksi dalam segala
situasi, termasuk saat mereka menghadapi ancaman!
Apakah Anda menyadari bahwa Roh Kudus siap menolong Anda
untuk menjadi Saksi dan Pemberita Injil Kristus? [P]
“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa,
Ia akan bersaksi tentang Aku.”
Yohanes 15:26
31
Pra-Pentakosta
u,
Sabt
i
27 Me
S
Roh Kudus Menyatukan
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:44-47
alah satu ciri utama yang seharusnya ada dalam suatu komunitas (kelompok masyarakat) Kristen adalah kesatuan yang
diwarnai oleh kasih dan yang diwujudkan melalui sikap saling memperhatikan, saling mendoakan, saling mendorong,
saling menolong, dan saling mensukseskan. Sayangnya, sikap individualisme Barat seringkali merusak kesatuan Kristiani.
Ciri gotong royong dalam komunitas Timur seringkali dirusak oleh
sikap kompetitif (bersaing) yang lazim dalam komunitas Barat.
Kita patut bersyukur bahwa komunitas Kristiani yang terbentuk pada hari Pentakosta bisa menjadi model (teladan)
bagi komunitas Kristiani pada masa kini. Setelah terjadinya
pertobatan masal pada hari Pentakosta, orang-orang Kristen Baru
membentuk suatu komunitas yang saling menumbuhkan dan saling menolong. Sebagai bayi-bayi rohani, mereka memiliki kerinduan yang amat besar untuk bertumbuh. Oleh karena itu, mereka
bertekun dalam kelas pengajaran yang dipimpin oleh para Rasul
dan dalam persekutuan doa (2:42). Karena sebagian besar orang
Yahudi dalam komunitas kristiani itu berasal dari tempat jauh,
jelas bahwa bekal mereka terbatas dan pada akhirnya mereka
bergantung pada santunan yang diberikan oleh orang-orang Yahudi yang berasal dari Yerusalem dan daerah di sekitarnya. Milik mereka dipandang sebagai milik bersama yang bisa dipakai
untuk kepentingan bersama! (2:44-45). Kebersamaan semacam
itu berkenan kepada Tuhan sehingga banyak terjadi mujizat dan
tanda (2:43) yang meneguhkan pelayanan para rasul. Menurut
anda, apakah fakta bahwa “tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan,” (2:47) bisa dipandang sebagai perkenan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya masa itu? [P]
“Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.”
1 Korintus 12:13
32
Pra-Pentakosta
u,
Mingg
i
28 Me
P
Roh Kudus Menumbuhkan Keyakinan
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 4:1-31
elayanan para murid pada abad pertama adalah pelayanan
yang penuh risiko (berbahaya), khususnya karena pelayanan
mereka ditentang para ulama (yaitu orang-orang Saduki) yang
dekat dengan para Penguasa. Orang Saduki adalah golongan
pemimpin yang tidak mempercayai adanya kebangkitan orang
mati. Keyakinan itu membuat mereka sulit mempercayai hal
kebangkitan Tuhan Yesus. Mereka mengeraskan hati sehingga
respons mereka berlawanan dengan respons masyarakat yang
menyambut pelayanan para murid Tuhan Yesus dengan terbuka dan antusias (bergairah). Respons yang positif dari masyarakat terlihat dari jumlah anggota komunitas orang percaya
yang melonjak dari tiga ribu orang pada hari Pentakosta (2:41)
menjadi lima ribu orang (4:4). Pada zaman itu, yang dihitung
hanya laki-laki, sehingga jumlah yang sebenarnya masih harus
ditambah dengan jumlah wanita dan anak-anak.
Kesuksesan pelayanan para rasul—yang diwakili Petrus dan
Yohanes—membuat hati para ulama Yahudi panas, sehingga
mereka mengutus para pengawal Bait Allah untuk menangkap
Petrus dan Yohanes. Kemudian, para ulama itu melarang Petrus dan Yohanes memberitakan tentang Yesus Kristus. Akan
tetapi, jawaban mereka menunjukkan bahwa Roh Kudus telah
menumbuhkan keyakinan yang mengharukan: Ketaatan mereka kepada Allah tidak akan mereka lepaskan, sekalipun hal itu
membuat mereka harus menghadapi ancaman. Sikap Petrus
dan Yohanes ini kontras dengan sikap banyak orang pada masa
kini yang amat situasional (tergantung situasi). Bagaimana
dengan Anda? Apa yang mengatur (menentukan) pelayanan
Anda: situasi atau keyakinan? Beranikah Anda menempuh bahaya dalam pelayanan? [P]
“Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar
di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.
Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang
apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.”
Kisah Para Rasul 4:19b-20
33
Pra-Pentakosta
,
Senin
i
29 M e
S
Roh Kudus Menguduskan Gereja
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 5:1-16
aat gereja mulai berkembang pada zaman para rasul, Allah memperlihatkan kehendak-Nya secara terang-terangan,
yaitu agar gereja menjadi kudus (terpisah dari perbuatan dosa)
di hadapan Allah. Oleh karena itu, ketika Ananias dan istrinya—
yaitu Safira—berdusta saat mempersembahkan hasil penjualan
tanahnya, mereka berdua langsung dihukum Tuhan dengan hukuman mati. Ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan:
Pertama, persembahan hasil penjualan tanah itu bersifat sukarela, bukan kewajiban. Oleh karena itu, yang menjadi masalah
bukan jumlah persembahan, tetapi tindakan berbohong saat
memberi persembahan. Hal ini secara tidak langsung mengingatkan kita bahwa persembahan kita—berapa pun besarnya—
tidak bisa menebus dosa kita. Kedua, tindakan berbohong dari
Ananias dan Safira itu merupakan tindakan “mendustai Roh Kudus” (5:3) atau “mencobai Roh Tuhan” (5:9).
Sesuai dengan sebutan “Kudus” pada diri-Nya, Roh
Kudus menghendaki agar umat Allah hidup dalam kekudusan dan Dia akan menyingkirkan kecemaran (ketidakkudusan) dari gereja. Bila saat ini dosa (ketidakkudusan) di
dalam gereja masih terlihat, hal ini harus dipandang sebagai
wujud kesabaran Allah yang masih mau memberi kesempatan
kepada umat-Nya untuk bertobat dari dosa. Sadarilah bahwa
sebagai umat Allah, kita dituntut untuk memiliki standar kekudusan yang lebih tinggi dari dunia ini. Ingatlah misalnya saat
Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah dari para pedagang yang
berjualan di halaman Bait Allah. Berdagang tidak salah, tetapi
mencari keuntungan dari umat yang hendak beribadah kepada
Allah merupakan dosa yang serius! Apakah Anda telah berusaha hidup dalam kekudusan? [P]
“... jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu
kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam
seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil
kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”
1 Petrus 1:14b-16
34
Pra-Pentakosta
sa,
Sela
i
30 Me
D
Roh Kudus Memimpin Misi Gereja
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 8
alam Kisah Para Rasul 1:8, Tuhan Yesus telah menetapkan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa untuk
menjadi saksi-saksi Kristus saat Roh Kudus turun (pada hari
Pentakosta). Jangkauan kesaksian para murid itu bukan hanya
di tempat mereka berada (Yerusalem), tetapi juga mencakup
seluruh propinsi (Yudea) dan daerah di sekitarnya (Samaria),
bahkan mencakup ujung bumi. Pemakaian kata “dan” (bukan
kata “lalu”) dalam ayat diatas menunjukkan bahwa tempattempat itu bukan untuk dijangkau secara bertahap, melainkan
dijangkau secara bersama-sama. Hal itu berarti bahwa para
murid (yang disebut juga sebagai “rasul”) harus menyebar ke
seluruh muka bumi tanpa perlu menunggu selesainya kesaksian di kota Yerusalem. Sayangnya para rasul itu merasa lebih
nyaman untuk menekuni pelayanan di kota Yerusalem, sehingga akhirnya Allah mengizinkan terjadinya penganiayaan yang
“memaksa” orang-orang Kristen baru itu menyebar ke seluruh
Yudea dan Samaria. Penyebaran itu membuat Filipus—seorang
pemimpin awam (bukan Rasul)—memberitakan Injil di Samaria
dan mendapat sambutan hangat. Kemudian Roh Kudus memimpin Filipus untuk melayani seorang sida-sida dari Etiopia
sebagai permulaan pelayanan ke ujung bumi.
Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa misi gereja telah ditetapkan Allah, yaitu menjangkau seluruh dunia!
Gereja tidak boleh mencurahkan seluruh energinya hanya untuk membereskan masalah di dalam gereja. Agar bisa memperluas jangkauan, gereja harus peka terhadap pimpinan Roh
Kudus. Misi gereja tidak boleh ditentukan oleh adanya uang,
melainkan oleh kehendak Allah. Apakah Roh Kudus telah menjadi Pemimpin Misi di gereja Anda? [P]
Lalu kata Roh kepada Filipus:
“Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!”
Kisah Para Rasul 8:29
35
Pra-Pentakosta
,
Rabu
i
31 M e
D
Roh Kudus Menolong Kita Berdoa
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 13:1-4
oa adalah salah satu senjata rohani yang paling canggih,
namun sangat sering diabaikan. Doa dapat dilakukan dalam
semua kondisi dan dapat menembus batas ruang. Melalui doa,
ruang lingkup pelayanan kita menjadi seluruh dunia. Daerah
yang belum bisa kita jangkau secara fisik pun dapat kita jangkau melalui doa. Sayangnya, walaupun secara konseptual kita
tahu bahwa doa bisa mengerjakan hal-hal besar, kita sering
terikat oleh apa yang kelihatan yang membuat kita ragu-ragu
dan takut, sehingga kita hanya berani mengerjakan hal-hal kecil yang kita anggap masih dalam jangkauan kekuatan kita.
Misi menjangkau dunia di mulai oleh jemaat di kota Antiokhia yang terletak di propinsi Siria. Ibadah jemaat di sana bukan
hanya mencakup doa, tetapi juga puasa. Dalam Alkitab, puasa
biasa dilakukan bersama-sama dengan doa. Dengan demikian,
puasa bukan sekedar upacara. Bila disertai puasa, orang yang
berdoa dapat lebih berkonsentrasi terhadap isi doa, karena doa
mereka tidak diganggu oleh keinginan jasmani untuk makan.
Dengan demikian, tidak mengherankan bila Roh Kudus memerintahkan jemaat Antiokhia untuk mengkhususkan Barnabas
dan Saulus (yang dikemudian hari namanya berubah menjadi
Paulus) bagi pelayanan misi saat jemaat berpuasa. Setelah
kehendak Roh Kudus disampaikan kepada jemaat, jemaat Antiokhia meneruskan doa dan puasa mereka untuk memastikan
bahwa pesan yang mereka dengar itu adalah kehendak Roh
Kudus. Bila kita ingin mengikuti kehendak Roh Kudus, tidak ada
cara lain selain kita harus bergumul dalam doa dengan pertolongan Roh Kudus. Apakah Anda sudah menyediakan waktu
untuk bergumul bersama seluruh jemaat di dalam doa? [P]
“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita;
sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa;
tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah
dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”
Roma 8:26
36
Pra-Pentakosta
,
Kamis
i
1 Jun
Roh Kudus Menetapkan Misi
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 16:4-10
A
pa yang membuat gereja menjalankan misi? Pertama, ada
gereja yang menjalankan misi sebagai kebiasaan (tradisi).
Misi yang hanya dijalankan karena tradisi umumnya merupakan
misi tanpa gairah atau misi seadanya. Kedua, ada gereja yang
menjalankan misi karena melihat adanya kesempatan. Walaupun misi jenis kedua ini masih lebih baik dibandingkan misi jenis pertama, menjadi tanda tanya apakah misi tetap dijalankan
bila menghadapi hambatan. Ketiga, misi yang benar adalah misi
yang dilandasi oleh kesadaran akan kehendak Allah. Bacaan
Alkitab hari ini (Perhatikan perkataan “Roh Kudus mencegah”
dalam 16:6 dan “Roh Yesus tidak mengizinkan” dalam 16:7)
menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak (dalam hal misi)
yang harus dijalankan oleh gereja (orang Kristen). Apa yang
menggerakkan misi di gereja Anda?
Keyakinan akan kehendak Allah dalam misi tidak berarti
bahwa misi akan lancar dan tidak menemui hambatan. Dengan
perkataan lain, adanya hambatan bukanlah tanda bahwa misi
harus dihentikan! Rasul Paulus yakin bahwa Allah memanggil
dia untuk melayani di wilayah Makedonia (16:9-10). Akan tetapi, walaupun di dua kota pertama (yaitu Filipi dan Tesalonika),
Tim PI Rasul Paulus mendapat sambutan hangat, mereka juga
menghadapi oposisi yang kuat. Di kota Filipi, hasutan orangorang kaya yang merasa dirugikan membuat Rasul Paulus dan
Silas dimasukkan ke dalam penjara (16:16-24). Di kota Tesalonika, pertobatan istri-istri pejabat membuat orang-orang Yahudi merasa iri hati sehingga mereka memicu kerusuhan yang
membuat Rasul Paulus dan Silas terpaksa mengungsi ke kota
Berea (17:4-10). Apakah misi di gereja Anda pernah menghadapi hambatan? [P]
“Setelah Paulus melihat penglihatan itu,
segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke
Makedonia, ..., bahwa Allah telah memanggil kami untuk
memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.”
Kisah Para Rasul 16:10
37
Pra-Pentakosta
t,
Juma
i
2 Jun
Roh Kudus Meneguhkan Misi
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 19:1-12
M
isi yang ditugaskan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya (dan
sekarang menjadi tugas setiap orang percaya) adalah menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus (Matius 28:19-20). Untuk melaksanakan misi itu, Tuhan Yesus meletakkan tonggak misi
di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, lalu ujung bumi (Kisah
Para Rasul 1:8). Sayangnya, salah satu penghambat misi adalah
keyakinan orang Yahudi bahwa merekalah umat pilihan Tuhan, sedangkan orang bukan Yahudi bukan umat pilihan Tuhan. Para murid
Tuhan Yesus—yang adalah orang Yahudi—sulit memahami bahwa
berita Injil (kabar baik tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat
manusia) juga dimaksudkan bagi orang bukan Yahudi. Oleh karena
itu, Roh Kudus memberi tanda untuk meneguhkan misi.
Pemberitaan Injil (PI) di Yerusalem oleh Rasul Petrus ditandai oleh munculnya bahasa-bahasa lain (bahasa yang dimengerti
semua orang, Kisah Para Rasul 2:4-8). PI ke seluruh Yudea dan
Samaria oleh jemaat di Yerusalem yang tersebar karena penganiayaan (8:1, 4), khususnya oleh Filipus yang mengunjungi Samaria
(8:5), diteguhkan oleh penumpangan tangan yang dilakukan Rasul
Petrus dan Rasul Yohanes, serta ditandai penerimaan Roh Kudus
(8:14-17) yang disertai tanda yang bisa dilihat oleh Simon (8:18).
PI kepada Kornelius dan orang bukan Yahudi yang berkumpul di
rumahnya ditandai oleh turunnya Roh Kudus yang disertai tanda
yang kelihatan (10:45). Dalam bacaan Alkitab hari ini, “murid”
yang dijumpai Rasul Paulus adalah orang yang bertobat karena berita yang belum lengkap yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Koreksi terhadap berita itu diteguhkan oleh turunnya Roh Kudus
yang ditandai dengan bahasa Roh (18:6). Tanda yang menyertai PI
bisa beraneka ragam, termasuk perubahan pola hidup. Sebutkan
tanda yang pernah muncul dalam misi di gereja Anda! [P]
“Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda,
..., tetapi untuk orang yang tidak beriman, sedangkan karunia
untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak
beriman, tetapi untuk orang yang beriman.”
1 Korintus 14:22
38
HUT GKY
Kata Sambutan
Ketua Bidang Pembinaan Sinode
Gereja Kristus Yesus
Saudara-saudari Jemaat Gereja Kristus Yesus,
Di bulan Juni ini Gereja kita merayakan ulang tahun ke-72. Rasa syukur dan kebahagiaan yang paling
dalam kita kembalikan kepada Allah Tritunggal. Eksistensi dan karya GKY di bumi Indonesia semata-mata
adalah karena kemauan dan pengutusan Tuhan. Kita
hanya bisa taat dan setia melakukan tugas kita.
Sekalipun perjalanan Gereja kita telah 72 tahun, bukan berarti misi
telah selesai. Kita tetap berjuang untuk dapat menjadi murid Kristus yang berkualitas sehingga dapat menjadi terang dan garam bagi
bangsa Indonesia, bahkan bagi dunia. Karena itulah, tahun ini tema
Gereja kita adalah tema yang sangat mendasar:
“BERTUMBUH MENJADI SERUPA KRISTUS MELALUI
PEMURIDAN.”
Tema ini menyadarkan kita bahwa kita adalah murid Krisus. Murid adalah seorang yang selalu mau tekun belajar, bertumbuh, dan
menjadi lebih dewasa. Murid Kristus adalah seorang yang taat dan
mengikuti Kristus dengan setia. Untuk itu, kita didorong agar secara
sadar, sungguh-sungguh, dan penuh dengan niat untuk mau diolah dan dibentuk di dalam Firman Tuhan. Gereja ingin menyediakan
suasana dan wadah agar setiap orang yang percaya kepada Kristus
mengalami pembentukan dan pertumbuhan sebagai murid Kristus.
Tujuan pembentukan itu adalah agar kita semakin serupa dengan Kristus, yakni serupa dengan sifat-Nya yang kudus, serupa
dengan hati-Nya yang penuh cinta kasih kepada orang-orang lain,
serupa dengan pelayanan-Nya yang tidak takut berkorban dan memikul salib, dan serupa dengan misi-Nya, yakni senantiasa membawakan Injil keselamatan kepada orang-orang berdosa. Biarlah
tema ini dapat menjadi komitmen pribadi kita juga: Kita mau dibentuk sebagai murid Kristus sehingga kita bertumbuh menjadi kian serupa dengan Kristus.
Pdt. Andreas Himawan
Ketua Bidang Pembinaan
39
HUT GKY
u,
Sabt
i
3 Jun
Roh Kudus Menetapkan Pengawas
Jemaat
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 20:17-32
H
ari ini adalah Hari Ulang Tahun Gereja Kristus Yesus (GKY) yang
ke-72. Selama 72 tahun, Tuhan memimpin dan memelihara
GKY, sehingga GKY berkembang dari sebuah gereja kecil menjadi
puluhan gereja yang tersebar di Pulau Jawa dan berbagai pulau
lain di Indonesia, bahkan sampai ke manca negara. Perkembangan
GKY ini bukanlah dimaksudkan untuk kebanggaan diri, melainkan
sebagai wujud ketaatan terhadap Amanat Agung Yesus Kristus
(Matius 28:19-20) serta peniruan terhadap teladan yang diberikan
oleh gereja mula-mula pada zaman para rasul, dan secara khusus
merupakan peniruan terhadap teladan yang diberikan oleh Rasul
Paulus (bandingkan dengan 1 Korintus 11:1).
Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menyampaikan
berbagai pesan penting kepada para penatua jemaat Efesus: Pertama, tugas mereka sebagai penilik (pengawas) yang ikut
menggembalakan jemaat adalah ketetapan Roh Kudus.
Dalam melakukan tugas, mereka bertanggung jawab kepada Allah.
Kedua, mereka bertanggung jawab untuk menjaga diri sendiri serta
jemaat (Kisah Para Rasul 20:28). Mereka harus menjaga diri sendiri karena mereka harus memimpin dengan menjadi teladan, bukan
sebagai bos. Mereka harus menjaga jemaat karena (di sepanjang
masa) selalu terdapat orang yang berusaha menyesatkan jemaat.
Walaupun ditujukan secara khusus bagi para penatua jemaat,
pesan di atas dapat diterapkan secara umum bagi para pemimpin
jemaat, baik pemimpin awam maupun rohaniwan. Apa pun tugas
atau tanggung jawab Anda, sadarkah Anda bahwa semua yang
Anda lakukan harus Anda pertanggungjawabkan kepada Tuhan?
(bandingkan dengan Kolose 3:23). Bagi para pemimpin, sudahkah
Anda meneladani Kristus, sehingga Anda bisa menjadi teladan bagi
orang lain? [P]
“Karena itu jaglah dirimu dan jagalah seluruh kawanan,
karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus
menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah
yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri
Kisah Para Rasul 20:28
40
Pentakosta
u,
Mingg
i
4 Jun
B
Perubahan Hidup
Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:1-11
ila kita membandingkan kehidupan para murid Tuhan
Yesus sebelum hari Pentakosta dengan kehidupan mereka pada hari Pentakosta dan sesudah hari Pentakosta,
kita bisa melihat terjadinya perubahan yang amat dahsyat. Sebelum Pentakosta, kehidupan para murid Tuhan Yesus
amat bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap kali menghadapi
masalah yang tak sanggup mereka hadapi sendiri, yang mereka
lakukan adalah mencari Tuhan Yesus memohon pertolongan.
Saat Tuhan Yesus membiarkan diri-Nya ditangkap oleh para pengawal Bait Allah, murid-murid menjadi ketakutan dan tercerai
berai. Saat Tuhan Yesus diadili, hanya Petrus dan seorang murid
yang lain (kemungkinan besar Yohanes) yang berani menyaksikan jalannya pengadilan. Saat itu, Petrus yang menyaksikan dari
jauh dengan rasa was-was akhirnya menyangkal Tuhan Yesus
sampai tiga kali karena takut ketahuan.
Sifat pengecut itu hilang lenyap pada hari Pentakosta. Para
murid yang sebelumnya lari ketakutan saat Tuhan Yesus ditangkap, sekarang berani menghadapi ribuan orang. Bahkan,
Petrus—yang sebelumnya beberapa kali menunjukkan sikap
pengecut—dengan berani berkhotbah di depan sekitar tiga ribu
orang. Petrus berkhotbah tentang Kristus dengan sepenuh hati
sehingga khotbahnya membuat hati para pendengarnya tersentuh (2:37) dan pada akhirnya ada sekitar tiga ribu orang yang
memberi diri mereka untuk dibaptis (2:41). Menurut pendapat
Anda, apakah anggota jemaat tempat Anda beribadah telah
mengalami perubahan hidup? Menurut pendapat Anda, perubahan hidup macam apa yang seharusnya terjadi bila Roh Kudus
hadir di dalam kehidupan orang percaya? [P]
“Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan,
melainkan roh yang membangkitkan
kekuatan, kasih dan ketertiban.”
2 Timotius 1:7
41
,
Senin
i
5 Jun
Mulutku Kututup dengan Tangan
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 38-39
B
eberapa ucapan Ayub secara langsung memang ditujukan
kepada Allah, baik dalam bentuk permohonan agar Allah turun tangan menolongnya (13:17-28), permohonan ampun jika
ia memang bersalah di hadapan-Nya (7:20-21), permohonan
agar Allah menjelaskan mengapa ia diizinkan menerima semua
penderitaan yang ada (2:23-26; 23:2-12; 27:2; 30:20-23),
serta keinginan untuk bertemu langsung dengan Allah (31:37).
Setelah Ayub dan para sahabatnya selesai berbicara, Allah
membuka suara dan menjawab pertanyaan dan menilai pandangan mereka.
Allah berbicara di dalam badai dan hanya berbicara kepada Ayub (38:1), namun Allah tidak menjawab pertanyaan
atau menjelaskan ketidakpahaman Ayub. Sebaliknya, Allah
membungkam Ayub yang sepanjang pembicaraan terkesan
membenarkan dirinya. Melalui serangkaian pertanyaan retorika, Allah menunjukkan keperkasaan-Nya sebagai Pencipta
dan Penguasa alam semesta, atas laut, fajar, cuaca, langit, dan
bintang-bintang (38:4-38). Dengan cara yang sama, Allah juga
menyatakan diri-Nya sebagai Penguasa segala binatang yang
ada, khususnya binatang liar dan binatang udara (39:1-33).
Ucapan Allah berhasil menyadarkan Ayub, sehingga di
dalam penyesalannya ia memohon ampun kepada Allah dan
berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dalam berbantah
dengan Allah (39:34-38). Dari pengalaman Ayub, kita tidak hanya belajar akan kebaikan Allah yang memberi kesempatan kepada Ayub untuk menyadari kesalahannya dan bertobat, tetapi
kita juga belajar untuk memiliki hati yang peka kepada teguran
Allah seperti yang dimiliki Ayub, sehingga kita segera bertobat
setelah ditegur Allah. [TF]
“Sesungguhnya, aku ini terlalu hina;
jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup
dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi;
bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan.”
Ayub 39:37-38
42
sa,
Sela
i
6 Jun
A
Kebesaran Allah Yang Tidak
Tertandingi
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 40-41
llah melanjutkan teguran-Nya kepada Ayub atas kelancangan Ayub menantang Allah. Dalam teguran-Nya, Allah
memperingatkan Ayub agar jangan meragukan keadilan Allah,
kecuali kalau ia memiliki kekuatan yang setara dengan Allah
(40:1-9). Untuk menunjukkan kekuatan-Nya, Allah memberi
contoh bagaimana Ia menciptakan dan menaklukkan dua binatang yang dianggap paling kuat dan besar, yakni kuda Nil dan
buaya. Allah menggambarkan kekuatan kuda Nil dalam bahasa
puisi berikut, “Ia merenggangkan ekornya seperti pohon aras,
otot-otot pahanya berjalin-jalinan. Tulang-tulangnya seperti
pembuluh tembaga, kerangkanya seperti batang besi” (40:1213). Ia digambarkan teguh tak tergoyahkan menghadapi aliran
sungai yang deras, sehingga tidak mungkin ada yang mampu
menangkapnya (40:18-19). Sedangkan tentang buaya, Allah
menggambarkannya sebagai binatang yang sangat ditakuti oleh
manusia: “Bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gentar, menjadi bingung karena ketakutan. Bila ia diserang
dengan pedang, ia tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seliti atau lembing” (41:16-17). Namun, bagi Allah, kedua
binatang tersebut adalah ciptaan-Nya yang dengan gampang
ditaklukkan-Nya.
Ucapan Allah menyadarkan Ayub akan betapa kecilnya diri
Ayub di hadapan hikmat dan kuasa Allah. Kesadaran ini membuat Ayub takjub kepada Allah dan menarik semua ucapannya
yang secara lancang menantang Allah (42:5-6). Pengalaman
Ayub mengajar kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada
hikmat dan kebesaran Allah setiap kali kita menghadapi kesulitan. Dengan mengandalkan Allah, kita bisa meyakini bahwa kita
akan mampu mengalahkan segala tantangan kehidupan. [TF]
“Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau,
tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan
dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.”
Ayub 42:5-6
43
,
Rabu
i
7 Jun
K
Kehidupan Ayub yang Dipulihkan
Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 42
isah Ayub ditutup dengan akhir yang indah. Setelah mengizinkan Ayub mengalami penderitaan berat, akhirnya, Allah
memulihkan keadaan Ayub. Pertama, Allah memulihkan relasiNya dengan Ayub, sehingga hanya permintaan doa yang dipanjatkan Ayub yang akan diterima oleh-Nya (42:8). Kedua, Allah
memulihkan martabat Ayub di hadapan para sahabatnya dengan
menunjukkan murka-Nya kepada mereka serta memerintahkan
mereka mempersembahkan korban bakaran agar tidak terkena
hukuman Allah (42:7-9). Ketiga, Allah memulihkan relasi Ayub
dengan keluarga dan kerabatnya (42:11). Mereka—yang dulu
menyingkirkan Ayub—kini datang menjenguknya serta memberi banyak hadiah kepadanya. Keempat, Allah mengembalikan
semua kekayaan Ayub (42:12). Semua hartanya yang sempat
hilang dikembalikan Allah, bahkan melebihi harta yang dimiliki
sebelumnya. Kelima, Allah memulihkan keluarga Ayub (42:1315). Allah tidak hanya mengizinkan Ayub kembali memiliki tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan, tetapi juga mengizinkan Ayub melihat anak cucunya sampai keturunan yang
keempat. Keenam, Allah memberkati Ayub dengan usia yang
panjang (42:16). Ayub tidak sekadar berumur panjang, namun
ia juga bisa menikmati masa tuanya di dalam kebahagiaan.
Keinginan Iblis menggoyahkan iman Ayub melalui berbagai
penderitaan dahsyat ternyata gagal diwujudkan. Iman Ayub
terbukti tidak berakar pada kebahagiaan keluarga, kelimpahan
harta, kesehatan fisik, atau kehormatan sosial. Imannya berakar secara kokoh pada kebenaran dan kesetiaan Allah. Sama
seperti Ayub, marilah kita membangun iman kita hanya di atas
kesetiaan dan kebenaran Allah, bukan di atas hal lain apa pun
di dunia ini. [TF]
“Kita tahu sekarang,
bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu
bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”
Roma 8:28
44
,
Kamis
i
8 Jun
S
Siapakah yang Boleh Datang Kepada Tuhan ?
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 23-24
etelah bertahun-tahun—bahkan puluhan tahun—menjadi
Kristen, tanpa sadar, mungkin kita merasa sudah cukup mengenal Tuhan, padahal mungkin saja pengenalan kita akan Tuhan sebenarnya masih sangat sedikit. Hal ini terlihat dari adanya
sikap hormat dan kesadaran akan kebesaran Tuhan.
Mazmur 24 yang kita baca hari ini memperlihatkan pengenalan Daud yang luar biasa akan Tuhan. Dia mengakui kebesaran Tuhan yang menciptakan dan memiliki dunia beserta
segala isinya. Saat Tuhan semesta alam dan Raja Kemuliaan
melangkah, tak ada yang dapat menghalangi langkah-Nya. Kepada Tuhan yang demikian Besar dan Mulia, siapakah yang layak
menghampiri-Nya? Daud yakin bahwa hanya orang yang bersih
tangannya dan murni hatinya yang boleh menghadap TUHAN
untuk mendapat berkat dan pertolongan-Nya.
Orang yang tidak mengenal Tuhan sering bersikap tidak
hormat kepada Tuhan. Mereka mempermainkan Nama Tuhan,
mengejek dan menghina Tuhan. Tetapi, orang yang sungguhsungguh mengenal Tuhan akan menyadari kuasa dan kebesaran-Nya serta kehadiran-Nya di dalam dunia ini. Kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus semestinya bersyukur karena
melalui Dialah, kita mengenal Allah yang sejati (Yohanes 17:3).
Melalui Dia, dosa kita diampuni dan hati kita dimurnikan, sehingga kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta
kasih karunia-Nya untuk menerima rahmat dan pertolongan-Nya
(Ibrani 4:16). Ketika Tuhan melangkah dan bertindak, tidak ada
yang dapat menghalangi karena “pintu yang sudah tertutup berabab-abad” pun akan terangkat dan terbuka di hadapan-Nya.
Ia selalu menjadi tempat perlindungan dan keselamatan bagi
mereka yang bersih tangannya dan murni hatinya. [SS]
“Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN ?
Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus ?
Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.”
Mazmur 24:3-4A
45
t,
Juma
i
9 Jun
K
Allahku, KepadaMu Aku Percaya
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 25-26
epercayaan seseorang kepada Tuhan tidak bisa diukur hanya
dari pengakuan di mulut, tetapi harus dilihat dari kesungguhan hati dan relasi yang bersangkutan dengan Tuhan, khususnya saat menghadapi godaan dosa dan pergumulan dalam
kehidupan.
Mazmur 25 memperlihatkan bagaimana Daud menunjukkan kepercayaannya yang penuh kepada Tuhan. Ia percaya
bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan kepercayaannya kepada Tuhan. Di tengah kesulitan dan pergumulan menghadapi
musuh, misalnya, Ia berdoa, mengangkat jiwanya, memohon
Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya dan membawa Daud berjalan di dalam kebenaran-Nya. Daud menyadari segala dosa,
kesalahan, dan pelanggaran yang telah diperbuatnya, yang justru membawa dia ke dalam berbagai kesukaran dan kesengsaraan. Oleh karena itu, Ia memohon pengampunan, pertolongan,
dan kelepasan dari Tuhan. Keterbukaan dan keyakinannya akan
kebaikan Tuhan membuat Daud berani mengarahkan matanya
kepada Tuhan dan menanti-nantikan Tuhan di tengah segala
kesulitan dan kesesakan yang dialaminya.
Ketika menghadapi berbagai pergumulan dalam kehidupan,
apakah Anda berusaha untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya?
Apakah Anda berusaha untuk bersikap jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, termasuk bersedia mengakui dosa dan kesalahan
Anda? Saat Anda menghadapi masalah, apakah Anda berani
mempercayai kebaikan Tuhan? Bukti terbesar bahwa Tuhan Yesus mengasihi Anda adalah bahwa Dia sudah menanggung dosa
Anda di atas kayu salib. Percayakanlah hidupmu kepada-Nya,
alamilah pengampunan-Nya dan pertolongan-Nya, nantikanlah
Dia dengan sepenuh hatimu! [SS]
“Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku,
sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku,
Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.”
Mazmur 25:5
46
u,
Sabt
ni
10 Ju
D
TUHAN-lah Pertolonganku dan
Keselamatanku
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 27-28
alam perjalanan hidup manusia di dunia, banyak hal yang
dapat menakutkan dan menggentarkan hati. Ada hal yang
membuat selalu kuatir, dan ada berbagai masalah yang yang
membuat kehidupan tidak terasa tenang. Bagaimana sikap
Anda saat menjalani kehidupan seperti itu: menghadapi dengan
mengandalkan kekuatan sendiri ataukah mengandalkan Tuhan?
Mazmur 27 yang kita baca hari ini mengajak kita mengamati kehidupan Daud. Daud mengawali mazmurnya dengan
keyakinan bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya.
Tuhan juga adalah benteng hidupnya, sehingga tidak ada musuh yang menakutkannya. Daud selalu merindukan kehadiran
Tuhan dalam hidupnya, saat ia boleh mendekat kepada Tuhan
dan menyaksikan kemurahan-Nya dan menikmati bait-Nya.
Saat masalah datang, Daud dapat berseru kepada Tuhan,
mencari wajah-Nya, memohon pertolongan-Nya, tuntunan-Nya
dan perlindungan-Nya dan melihat kebaikan-Nya. Mazmur ini
diakhiri dengan ajakan kepada orang percaya untuk mencari
dan menantikan Tuhan.
Di tengah kehidupan yang umumnya dipenuhi berbagai
pergumulan dan kekuatiran, belajarlah untuk mengandalkan
Tuhan, mempercayai Dia sepenuhnya sebagai sumber pertolongan dan keselamatan Anda. Belajarlah untuk semakin
mendekat kepada-Nya, semakin mengenal Dia, selalu mencari kehadiran-Nya, sehingga saat masalah datang, Anda dapat
dengan penuh keberanian datang kepada Dia untuk memohon
pertolongan-Nya dengan keyakinan bahwa Anda akan melihat
kebaikan-Nya. Tuhan dapat Anda andalkan dalam segala keadaan. Kuatkan dan teguhkan hatimu! Carilah Tuhan dan andalkan Dia selalu! [SS]
“TUHAN adalah terangku dan keselamatanku
kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng
hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar ?”
Mazmur 27:1
47
u,
Mingg
i
11 J u n
Menyadari TUHAN yang Maha
Besar
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 29-30
engenal Tuhan adalah proses yang dijalani umat Tuhan seuM
mur hidup. Banyak sisi yang dapat kita pelajari tentang Tuhan, namun pengetahuan kita akan Tuhan tidak secara otoma-
tis teraplikasi dalam hidup kita. Misalnya: Pengetahuan tentang
kebesaran Tuhan tidak otomatis membuat kita menyadari kebesaran Tuhan.
Daud—dalam Mazmur 29--mengajak kita menyadari salah
satu sisi kebesaran Tuhan. Daud mengawali dengan ajakan untuk mengakui kemuliaan Tuhan dan sujud menyembah kepadaNya. Kemudian, Daud menggambarkan kebesaran Tuhan sebagai
Raja yang memerintah dengan Suara-Nya yang penuh kekuatan
dan semarak, serta mengguntur di atas air. Suara-Nya mematahkan—bahkan menumbangkan—pohon aras. Suara-Nya membuat gunung-gunung “melompat-lompat”, menyemburkan api.
Suara-Nya membuat padang-padang gemetar, rusa betina beranak, hutan menjadi gundul, dan setiap orang berseru “hormat”
kepada Tuhan. Tuhan seperti itulah yang memberi kekuatan kepada umat-Nya dan memberkati umat-Nya dengan sejahtera.
Apakah pengenalan Anda akan Tuhan membuat Anda sadar
bahwa TUHAN yang kita kenal dalam Tuhan Yesus adalah TUHAN
yang Mahabesar, penuh kekuatan dan kuasa, serta menggentarkan semua ciptaan-Nya. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa
Kristuslah yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya
yang penuh kekuasaan” (Ibrani 1:3). Karena itu, hendaklah Anda
selalu bersikap hormat kepada Tuhan dengan kesadaran bahwa
Anda ada sampai hari ini karena Dia menopang hidup Anda.
Saat mengalami kesusahan atau pergumulan, ingatlah bahwa
Anda mempunyai Tuhan yang Besar yang mengasihi Anda dan
sanggup menolong, memberi kekuatan, serta memberkati Anda
dengan damai sejahtera. [SS]
“Suara TUHAN penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.”
Mazmur 29:4
48
,
Senin
ni
12 J u
H
Doa Kepercayaan di Masa Sulit
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 31-32
idup manusia di dunia ini tidak selalu lancar atau tanpa
masalah. Setiap manusia pasti mempunyai kesusahan
masing-masing. Hal itu berlaku pula dalam kehidupan umat
Tuhan. Masalahnya, saat menghadapi pergumulan, apakah
umat Tuhan menghadapinya dengan kekuatan sendiri atau
dengan mencari pertolongan Tuhan?
Mazmur 31 yang kita baca hari ini adalah doa Daud di tengah pergumulan berat yang sedang dia hadapi. Daud datang
ke hadapan Tuhan memohon perlindungan dan kelepasan.
Dia percaya bahwa Tuhan itu adil. Tuhan itu bagaikan gunung
batu dan tempat perlindungan, kubu pertahanan yang kuat,
yang menuntun dan membimbing Daud. Daud percaya akan
kasih dan kesetiaan Tuhan yang besar yang menilik kesengsaraan dan kesesakannya yang begitu berat. Di akhir doanya,
Daud kembali bersyukur atas segala kebaikan dan kasih setia
Tuhan, bahkan Daud dapat menguatkan orang-orang lain untuk berharap kepada Tuhan.
Ketika Anda menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan Anda, apakah Anda memiliki iman kepercayaan kepada Tuhan? Saat keadaan seperti tidak ada harapan, apakah
Anda masih percaya kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya?
Beranikah Anda menaruh pengharapan Anda kepada Tuhan dan sepenuhnya mengandalkan Dia? Ingatlah kembali
akan kesetiaan Tuhan dan kasih setia-Nya yang tidak pernah
habis-habisnya dalam hidup Anda. Kuatkan dan teguhkan
hati Anda, berharaplah sepenuhnya kepada Tuhan, dan lihatlah betapa melimpah kebaikan-Nya atas setiap orang yang
berlindung kepada-Nya. [SS]
“Aku menyangka dalam kebingunganku :
“Aku telah terbuang dari hadapan mataMu.”
Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku,
ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong.”
Mazmur 31:23
49
sa,
Sela
ni
13 Ju
S
Karena Tuhan Hatiku Bersukacita
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 33-34
alah satu ciri kekristenan yang menonjol adalah kesukaan
memuji Tuhan. Ibadah selalu berisi pujian kepada Tuhan. Doa
biasanya diawali dengan pujian dan ucapan syukur. Orang yang
merasa tidak pandai memuji Tuhan karena perbendaharaan katakata pujiannya sangat terbatas perlu menyadari karya Tuhan yang
begitu banyak, yang dapat membuat kita memuji Tuhan.
Mazmur 33 mengajak kita bersorak dan memuji Tuhan, bersyukur dan bermazmur bagi-Nya, bahkan menyanyikan nyanyian baru
bagi-Nya. Banyak alasan untuk memuji Dia: Firman-Nya benar, Ia
mengerjakan segala sesuatu dengan kesetiaan, Ia senang kepada
keadilan dan hukum, Ia memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya,
Ia menciptakan dunia dengan Firman-Nya yang penuh kuasa, Ia
hadir dan memegang kendali atas bangsa-bangsa, mata-Nya tertuju kepada orang yang mengharapkan kasih setia-Nya, Dialah penolong dan perisai bagi orang percaya yang berharap kepada-Nya.
Banyak hal yang membuat kita tak habis-habisnya bersyukur
dan memuji Tuhan: Ia menciptakan dan menopang alam semesta
serta mengendalikan sejarah dunia dan bangsa-bangsa, namun Ia
hadir dalam kehidupan kita secara pribadi. Itulah sebabnya, hari ini
kita masih dapat tinggal dengan aman di bumi—di tengah situasi
bangsa dan negara yang masih terkendali—dan kita masih dapat
bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Jika kita
percaya kepada Tuhan dengan segenap hati, menghormati dan
mengasihi Dia dan selalu berharap kepada-Nya, kita akan menyaksikan dan mengalami lebih banyak kasih setia-Nya dan kebaikanNya dalam hidup kita. Dia selalu menjadi penolong dan perisai kita
setiap waktu. Hari-hari kita akan selalu dipenuhi dengan pujian dan
syukur yang melimpah kepada Tuhan, “karena Dia, hati kita (selalu) bersukacita.” [SS]
“Ya, karena Dia hati kita bersukacita,
sebab kepada namaNya yang kudus kita percaya.”
Mazmur 33:21
50
,
Rabu
ni
14 Ju
H
Tuhanlah Pembelaku dan
Penolongku
Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 35
idup orang percaya di dunia ini tidak selalu lancar. Adakalanya
masalah datang, termasuk yang datang dari orang jahat dan
yang tidak takut akan Tuhan. Masalah seperti itu ada yang terasa
begitu berat karena seolah-olah kita harus menanggung sendirian
tanpa ada yang peduli atau sanggup menolong. Jika mengalami
hal seperti itu, bagaimana seharusnya respons orang percaya?
Daud mengawali Mazmur 35 dengan memohon agar Tuhan
bertindak membela, menolong dan membebaskan, serta menyelamatkan Daud dari orang-orang yang ingin mencabut nyawanya.
Mereka merancang kecelakaan Daud tanpa alasan. Mereka membalas kebaikan Daud dengan kejahatan, bahkan mereka bersukacita ketika Daud ditimpa kemalangan. Di tengah keadaan yang
begitu berat dan mencekam, Daud tetap meyakini pertolongan
Tuhan. Daud percaya bahwa Tuhan yang Besar akan menyelamatkannya. Oleh karena itu, ia menantikan penyelamatan dari Tuhan.
Ia berharap akan pembelaan dari Tuhan yang adil. Meski saat ini
Tuhan belum bertindak, Daud, dengan mata iman, tetap meyakini
pertolongan Tuhan. Bahkan, dalam doanya, ia rindu untuk kembali bersorak dan bergirang, bersyukur dan memuji Tuhan.
Saat Anda melihat masalah yang berat dan ketidakadilan
terjadi, atau bahkan saat Anda sedang mengalaminya sendiri,
janganlah putus asa. Taruhlah pengharapan Anda kepada Tuhan
yang Mahaadil, yang tidak pernah terlambat bertindak dan membela umat-Nya. Tetaplah percaya dan berdoalah dengan sungguhsungguh memohon pertolongan-Nya. Percayalah bahwa Ia tidak
pernah terlambat untuk menolong Anda karena Ia bukan hanya
Mahabesar dan Mahaadil, tetapi Ia juga mengasihi Anda dan tidak
pernah meninggalkan Anda (Yohanes 3:16, Ibrani 13:5b-6). [SS]
“Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku,
ya Allahku dan Tuhanku !”
Mazmur 35:23
51
Injil Penuh Aksi
I
njil Markus merupakan kitab injil yang menarik karena injil ini paling
pendek, paling kronologis, dan paling penuh dengan aksi bila dibandingkan dengan ketiga kitab Injil yang lain. Walaupun paling pendek,
isi Injil Markus mencakup intisari kabar baik. Apa yang muncul di kitab
Markus hampir selalu muncul di Injil Matius dan Injil Lukas. Selain itu, kisah
injil Markus mengalir secara kronologis, sehingga para pembaca akan
merasakan pembacaan injil ini seperti menonton film dari satu episode
ke episode berikutnya, sampai menuju ke puncak cerita, yaitu penderitaan dan kebangkitan Yesus Kristus.
Yang paling menarik adalah bahwa injil Markus dapat dibaca
sebagai kitab aksi. Mulai pada pasal 1, injil ini langsung menceritakan tentang datangnya sang tokoh utama, yaitu Yesus Kristus,
Sang Anak Allah. Lalu, pada pasal-pasal berikutnya hingga pasal
9, sebagian besar cerita mengungkapkan aksi sang tokoh utama.
Apa yang dikerjakan sang tokoh utama, yaitu Yesus, sang Raja Penyelamat, Anak Allah? Dia menyatakan datangnya kerajaan Allah
di dunia ini. Kerajaan Allah bukan sekedar tentang tempat, tetapi
meliputi kondisi Allah memerintah. Dalam diri Yesus Kristus, Allah
hadir untuk memerintah dan memberkati dunia. Kehadiran Kristus
menyatakan bahwa kerajaan Allah sudah datang di dalam dunia (1:15). Ketika kerajaan Allah datang, maka Iblis, sakit penyakit,
ketimpangan sosial, dosa, dan kematian dikalahkan oleh Kristus!
Selanjutnya, pada pasal 10-13, aksi Yesus Kristus mulai beralih
ke aksi pengajaran-Nya. Setelah itu, di pasal 14-15, aksi Yesus Kristus memasuki babak terakhir. Dikisahkan runtutan kejadian yang
membawa Yesus Kristus pada penderitaan dan kematian di kayu
salib. Inilah aksi Sang Mesias dalam menanggung derita dan dosa
manusia. Akhirnya, pada pasal 16, Injil Markus ditutup dengan aksi
kebangkitan Yesus Kristus, suatu penutup yang pantas bagi Sang
Anak Allah, Yesus Kristus. Sang tokoh utama beraksi mengalahkan
kematian dan membawa pemerintahan Allah atas dunia.
Tuhan Yesus tetap beraksi saat ini bagi dunia. Apakah kita juga
ikut beraksi? Mari beraksi untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya
dan beraksi untuk membawa pemerintahan Allah ke dalam dunia
ini. [MB]
52
,
Kamis
ni
15 Ju
B
Sang Penyelamat Dunia
Siap Beraksi
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 1
uat apa berlama-lama dengan pembukaan, langsung ke
intinya saja! Demikianlah kurang lebih sikap penulis injil
Markus. Inilah permulaan injil tentang Yesus, Sang Juruselamat, yang adalah Anak Allah (1:1). Sang pembuka jalan—yaitu
Yohanes Pembaptis—telah beraksi sejenak, maka segera muncul Pelaku Utama, yaitu Yesus Kristus. Kristus berarti Mesias,
Raja Penyelamat.
Markus meyakinkan pembacanya bahwa pribadi Yesus
adalah Juruselamat. Markus membuktikannya melalui lima kesaksian: Pertama, nubuatan para nabi tentang Mesias. Kedua,
kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Mesias. Ketiga, suara
dari surga (Sang Allah Bapa) kepada Yesus Kristus. Keempat,
Roh Kudus (yang menampakkan diri seperti burung merpati)
turun atas diri Yesus Kristus. Kelima, malaikat-malaikat melayani Yesus Kristus. Berdasarkan kelima kesaksian di atas,
Markus mengajak kita percaya bahwa Yesuslah Juruselamat
dan Anak Allah. Jika kesaksian dua atau tiga orang membuat
kesaksian menjadi sah, apalagi lima kesaksian!
Terlalu banyak kesaksian dan bukti bahwa Yesus Kristus hidup dan melakukan hal-hal yang besar. Namun, ada perbedaan
besar antara tahu tentang Yesus Kristus dan percaya kepadaNya. Ada orang yang mengakui kehebatan Yesus Kristus, tetapi
tidak mau percaya kepada-Nya. Semoga kita adalah orang yang
bukan hanya tahu Yesus Kristus ada dan melakukan hal besar,
melainkan percaya bahwa Yesus Kristus hadir di dunia untuk
menyelamatkan orang berdosa serta menebus dunia ini dari
kesia-siaan, sehingga dunia ini diperintah kembali oleh Allah.
Nah, apakah Anda tahu atau percaya pada Yesus Kristus? [MB]
Lalu terdengarlah suara dari sorga:
“Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Mulah Aku berkenan.”
Markus 1:11
53
t,
Juma
ni
16 Ju
D
Kerajaan Allah
Mengalahkan Dosa!
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 2
alam Injil Markus, kata “dosa” muncul dua kali di pasal
satu untuk pertama kalinya, yaitu ketika Yohanes pembaptis berkotbah tentang pengampunan dosa dari Allah bagi
mereka yang bertobat (1:4, 5). Sedangkan kata dosa yang
ketiga muncul di pasal kedua (2:5). Siapa yang mengatakannya? Yesus Kristus yang mengatakannya. Yesus Kristus tidak memerintahkan orang lumpuh itu untuk mengakui dosa,
melainkan dia langsung mengampuni dosa orang lumpuh
tersebut. Yesus sendiri yang mengampuni dosa orang tersebut. Inilah pemerintahan Allah yang dinyatakan oleh Yesus
Kristus, bahwa Allah menyucikan manusia dari dosa. Penyucian dosa itu dikerjakan oleh Yesus Kristus. Selain orang
lumpuh, yang dipulihkan hidupnya dari dosa adalah Lewi,
para pemungut cukai, serta para pelacur. (2:13-17)
Pemerintahan Allah menjangkau mereka yang membuka
dirinya bagi anugerah Allah. Semakin hancur hidup mereka,
semakin mereka merasa tidak layak oleh karena dosa mereka, justru semakin peka mereka kepada Yesus Kristus yang
membawa pemulihan kepada mereka.
Berpikir positif sangat baik bagi kesehatan jasmani dan
rohani. Akan tetapi, jika pikiran positif berarti kita tidak
mau mengakui kelemahan, kesalahan dan dosa kita, maka
pemikiran semacam itu justru buruk bagi kesehatan rohani kita. Sangat penting untuk memelihara hati yang peka
akan dosa, kesalahan dan keterbatasan, karena kesadaran
tersebut akan membuat kita lebih terbuka terhadap tangan
pemulihan dari Sang Tabib Ajaib yang memulihkan, yaitu
Kristus Yesus. [MB]
Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka:
“Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit;
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa.”
Markus 2:17
54
u,
Sabt
ni
17 Ju
D
Menemukan Kembali
Arti yang Hilang
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 3
i daerah tertentu, terdapat kebiasaan bahwa sebelum pergi,
seorang anak mencium tangan orang tuanya. Uniknya, anak
yang mencium tangan orangtuanya sebelum pergi itu ada kalanya
baru saja bertengkar dan marah terhadap orang tuanya, bahkan
ada anak yang selanjutnya minggat ke rumah temannya. Tradisi
cium tangan ini baik karena tradisi itu melambangkan kasih dan
mengajarkan rasa hormat. Sayangnya, tradisi ini bisa menjadi
sekedar tindakan kosong yang kehilangan arti sesungguhnya.
Demikian pula dengan hari Sabat yang seharusnya menjadi
hari khusus untuk memuliakan Allah dan “memaksa” manusia
beristirahat dari kesibukannya serta menikmati dan mensyukuri segala ciptaan dan berkat Allah. Berbagai macam peraturan tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat membuat Sabat kehilangan makna utamanya, yaitu sebagai saat untuk
mengucap syukur atas kebaikan Tuhan. Yesus Kristus menegaskan
bahwa Sabat sebagai kegiatan keagamaan harus dikembalikan
pada makna yang sesungguhnya, yaitu “berbuat baik dan menyelamatkan nyawa”. Sabat harus merupakan perayaan akan kebaikan
Tuhan. Pada masa kini, orang Kristen tidak lagi merayakan Sabat,
melainkan merayakan hari Minggu sebagai hari yang dikhususkan untuk Tuhan. Sungguh baik jika pada hari minggu kita tidak
hanya sibuk dengan refreshing ala dunia seperti shopping, mencari restoran enak atau bermalas-malasan di rumah. Sebaiknya,
hari Minggu kita pakai untuk beristirahat dan merayakan kebaikan
Tuhan melalui menyanyi dalam kebaktian dengan sepenuh hati,
membaca Alkitab dan buku rohani, melihat dan mengagumi alam
ciptaan Tuhan, meninggalkan smartphone sejenak, dan mengobrol
dengan anggota keluarga yang Tuhan berikan. Sudahkah Anda memanfaatkan hari Minggu untuk merayakan kebaikan Tuhan? [MB]
“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia,
harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”
Yohanes 4:24
55
u,
Mingg
ni
18 Ju
K
Multiplikasi
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 4
erajaan Allah diumpamakan seperti benih yang bertumbuh
dengan luar biasa dari bumi dan menghasilkan panen (4:2629), sementara orang yang menabur tertidur. Hal ini menunjukkan bahwa karya Allah untuk menyatakan pemerintahan-Nya
di bumi ini bukan hasil dari kekuatan dan perbuatan manusia.
Para pengabar Injil dipakai Allah untuk menyebarkan firman,
namun pertobatan dan transformasi yang terjadi dalam diri
para pendengar firman terjadi karena kuasa Allah saja.
Pada perumpamaan tentang biji sesawi (4:30-32), kerajaan Allah dinyatakan sebagai sesuatu yang semula kecil dan
dianggap tidak berarti. Akan tetapi, jika Kerajaan Allah diberitakan, maka kerajaan Allah akan bertumbuh menjadi besar, bahkan melebihi hal-hal lain yang sebelumnya lebih besar. Perumpamaan Tuhan Yesus ini nyata kebenarannya dalam
sejarah. Berita Injil nampak begitu kecil pada mulanya, yaitu
kisah tentang Yesus Kristus, Anak seorang tukang kayu dari
Nazaret—sebuah kota kecil di Galilea. Yesus Kristus adalah
seorang miskin yang mati di kayu salib. Murid-murid-Nya yang
tersisa kabur karena takut. Namun, kuasa Injil bukan berada
di tangan para rasul, melainkan di tangan Allah. Pada Hari Pentakosta, Allah Roh Kudus datang dan menggerakkan manusia
untuk menerima Injil. Sebelas murid Tuhan Yesus bermultiplikasi (berlipat ganda) menjadi seratus dua puluh, lalu menjadi
tiga ribuan, dan terus-menerus berkembang sampai menjadi
2,2 milyar orang Kristen pada masa kini. Selain itu, kekristenan berdampak besar terhadap sejarah dan budaya. Sudahkah
anda terlibat dalam menaburkan Injil kerajaan Allah dan melipatgandakan murid Kristus? [MB]
“Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung
banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,
berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, ....”
Wahyu 7:9a
56
,
Senin
ni
19 Ju
D
Kasih dan Kuasa
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 5
unia ini menilai manusia dalam tingkatan-tingkatan: Ada yang
rendah, menengah dan tinggi. Biasanya, orang yang tingkatannya tinggi tidak mau berurusan dengan orang rendahan. Orang
gila, anak kecil dan perempuan yang najis merupakan orang yang
sering direndahkan. Namun Yesus menyatakan bahwa di hadapan
pemerintahan Allah, apa yang direndahkan manusia ternyata dihargai oleh Allah. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita membaca
tentang penghargaan dan kasih Yesus Kristus terhadap orang
yang kerasukan roh jahat di Gerasa, anak kecil, dan perempuan
yang najis karena sakit pendarahan. Namun, Yesus Kristus, Sang
Raja Penyelamat, bukan hanya memiliki kasih terhadap orang
yang terpinggirkan. Dia juga memiliki kuasa untuk mengalahkan
hal-hal jahat yang melanda mereka yang dipandang rendah.
Kuasa apa yang dinyatakan sang Anak Allah bagi mereka
yang terpinggirkan? Yesus menyatakan kuasa-Nya sebagai anak
Allah dengan mengalahkan banyak roh jahat di dalam diri orang
di Gerasa, membangkitkan anak Yairus dari kematian dini, dan
membebaskan perempuan najis dari derita sakit menahun. Syukurlah, Yesus Kristus memiliki kasih dan kuasa. Kasih tanpa kuasa
merupakan kasih yang kosong. Sebaliknya, kuasa tanpa kasih
akan menjadi tiran/diktator.
Gunakanlah kuasa kita untuk membuktikan kasih kita. Setiap
orang percaya dipercayakan kuasa yang berbeda-beda oleh Allah.
Perbedaan itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menjadi
rendah diri. Namun, kita mengasihi dengan kuasa yang dipercayakan kepada kita, karena setiap orang memiliki bagian/porsinya
masing-masing. Ada yang diberi kuasa sebagai guru, sebagai
penegak hukum, sebagai orang kaya, sebagai ketua RT ,dan yang
lain. Kuasa apa yang anda miliki? [MB]
Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu,
kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada
mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu
dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!”
Markus 5:19b
57
sa,
Sela
ni
20 J u
K
O Tambahlah Imanku
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 6
etika Yesus kembali ke Nazaret, tempat Dia bertumbuh besar sebagai manusia, ternyata orang-orang lebih suka untuk mengkritik dan mempertanyakan Yesus Kristus. Mereka
heran bagaimana Seorang Manusia dapat melakukan hal-hal
yang luar biasa. Sebaliknya, Yesus Kristus sendiri juga merasa
heran atas ketidakpercayaan warga setempat (6:6a) yang tidak mempercayai Dia sebagai Raja Penyelamat, padahal Dia
telah menunjukkan karya ajaib di daerah lain dan mereka telah
mendengar pemberitaan firman Allah yang menakjubkan (6:2).
Bacaan Alkitab hari ini menceritakan tentang ketidakpercayaan warga lokal yang menyebabkan hal yang sangat menyedihkan, yaitu “ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun
di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan
meletakkan tangan-Nya atas mereka.” (6:5).
Di satu sisi, sebenarnya Yesus Kristus dapat mengadakan
mujizat terlepas dari iman seseorang. Sebagai contoh, Yesus
melipatgandakan roti dan ikan tanpa menuntut murid-murid
atau lima ribu orang pendengarnya untuk beriman terlebih dahulu. Di sisi lain, Yesus Kristus seringkali meminta seseorang
agar terlibat secara aktif untuk beriman kepadaNya, agar ia
dapat melihat karya ajaib dari Anak Allah.
Peliharalah iman percaya Anda pada Yesus Kristus dalam
kondisi apa pun juga. Tuhan Yesus tidak akan memandang siasia iman percaya dari umat-Nya. Namun, jangan heran jika saat
iman Anda sedang lemah dan Anda terjatuh, ternyata Tuhan
tetap melakukan mujizat untuk menolong anda. Tangan-Nya
tak kurang panjang untuk menolong Anda karena Dia Allah
yang berdaulat. “Syukur padaMu ya Tuhan, atas segala rahmatMu, o tambahlah imanku!” [MB]
“Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan:
“Tambahkanlah iman kami!”
Lukas 17:5
58
,
Rabu
ni
21 Ju
D
Kasihilah Allah dengan segenap
hatimu
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 7
i satu sisi, tradisi keagamaan yang merupakan bagian dari
sosial budaya sangat penting untuk membentuk identitas
diri serta memperkenalkan ajaran agama kepada pemeluknya.
Di sisi lain, tradisi agama dapat menipu orang, yaitu bila tradisi
tersebut memberikan kesan bahwa melakukan tradisi agama
membuat seseorang menjadi sudah berhubungan dengan Allah. Sebagai contoh, sebuah keluarga keluar makan bersamasama. Walaupun mereka menaiki mobil bersama-sama, duduk
di meja yang sama, dan bergantian mengambil makan, bisa
saja mereka tidak terhubung satu dengan yang lain bila mereka sibuk dengan gadget masing-masing saat makan malam
bersama itu. Seperti itulah kritik yang dilontarkan Tuhan Yesus
terhadap para ahli Taurat dan orang Farisi.
Markus membandingkan para pemegang tradisi Yahudi dengan seorang ibu non-Yahudi yang tidak memiliki tradisi agama
Yahudi. Meskipun bukan penganut agama Yahudi, ibu itu bersedia mencari Tuhan Yesus, berbicara kepada-Nya dan akhirnya
percaya kepada kebaikan dan kuasa Yesus Kristus. Justru ibu
inilah yang menemukan perkenanan Yesus Kristus dan menerima jawaban atas permohonannya.
Marilah kita selalu waspada agar kita bisa selalu mengasihi
Allah dengan segenap hati kita. Seringkali, kepatuhan kita terhadap tradisi agama—seperti ibadah setiap minggu, rajin saat
teduh, memberikan perpuluhan—membuat kita merasa sudah
mengasihi Tuhan. Kita perlu menemukan cara untuk selalu terhubung dengan Tuhan melalui tradisi, tanpa kemudian melakukan tradisi dengan jiwa yang kosong. [MB]
“Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh
dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah
kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”
Markus 7:6b-8
59
,
Kamis
ni
22 Ju
P
Pekerjaan Salib
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 8
ada Markus 8:15, Tuhan Yesus mengingatkan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh sikap ketidakpercayaan dan sangkalan yang diberitakan terus oleh para orang Farisi dan Saduki
(ragi Herodes merujuk pada golongan Herodian yang termasuk
orang Saduki). Akan tetapi, ternyata bahwa murid-murid masih belum mengerti siapa Yesus Kristus sebenarnya. Pengajaran
dan perjalanan bersama Yesus Kristus belum membuat mereka
paham (8:17). Murid-murid ternyata mirip dengan orang Farisi
dan Saduki yang tidak mengenal Yesus dengan baik (8:21).
Setelah kisah Yesus mencelikkan orang buta di Betsaida,
barulah Markus menuliskan bahwa Petrus mewakili para murid menyatakan, “Engkau adalah Mesias!” (8:29). Setelah itu,
barulah Yesus Kristus memberitakan tentang penderitaan yang
akan Dia derita (8:31-38). Yesus Kristus menanti hingga muridmurid mengerti bahwa Dia adalah Raja Penyelamat dan Anak
Allah, barulah “kabar yang sulit” atau “makanan keras” diberikan, yaitu bahwa Yesus Kristus harus menderita dan mati untuk
menebus dosa manusia. Berita injil tentang Juru Selamat yang
menderita bukanlah berita yang enak didengar. Pada umumnya, manusia lebih senang mendengar tentang Juru Selamat
yang selalu menang dan selalu berhasil.
Orang percaya yang masih bayi imannya biasanya cepat
mendapat pertolongan dan jawaban Tuhan, karena bayi itu lemah dan membutuhkan pertolongan. Akan tetapi, saat iman
kita bertumbuh, Tuhan akan melatih kita untuk menanggung
penderitaan dengan memikul salib. Jangan takut menanggung
kesukaran, karena kesukaran akan menghasilkan kemuliaan!
Ingatlah kidung pujian yang mengatakan, “Pekerjaan Salib
Menggenapkan Mahkota Yang Kekal!” [MB]
“Sebab aku yakin,
bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan
dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.”
Roma 8:18
60
t,
Juma
ni
23 Ju
A
Dalam Nama Yesus, Iblis Dikalahkan
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 9
da orang yang menuduh bahwa Tuhan Yesus adalah “tabib
kuno” yang mengaitkan penyembuhan dengan pengusiran
roh jahat. Tuhan Yesus disamakan dengan “orang kuno” yang
menganggap sumber dari sakit-penyakit adalah roh jahat. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa anak yang dibawa kepada
Tuhan Yesus ini (9:16-27) sebenarnya bukan kerasukan roh
jahat, melainkan sakit epilepsi (penyakit pada pusat susunan
saraf yang sewaktu-waktu kambuh).
Tuhan Yesus tidak menganggap semua penyakit disebabkan
oleh roh jahat. Dia membedakan antara sakit karena penyebab
alamiah (medis), karena roh jahat, dan karena dosa. Dalam kasus yang mirip, yaitu tuli dan gagap (7:32), Tuhan Yesus tidak
mengusir roh jahat, melainkan menjamah bagian tubuh yang
sakit, sehingga pulih. Mengapa begitu? Karena Dia tahu bahwa
pada kasus ini, orang itu tuli dan gagap bukan karena roh jahat. Demikian pula ada yang sakit karena dosa (2:5), namun
banyak juga yang bukan karena dosa (Yohanes 9:2-3).
Sebagai Raja Penyelamat, Tuhan Yesus peduli terhadap tubuh kita. Dia memberkati tubuh kita dan pada akhir zaman,
Dia akan membangkitkan kita dengan tubuh baru yang mulia, yang tidak rusak oleh penyakit dan tidak menua. Penyakit karena dosa pun dipulihkan oleh Tuhan Yesus. Dosa yang
diampuni mendatangkan kesembuhan bagi mereka yang sakit
karena menyimpan dan memelihara dosa. Penyakit karena roh
jahat pun dikalahkan oleh Yesus. Itulah sebabnya, serangan
roh jahat, santet, voodoo, pasti dapat dipatahkan oleh kuasa
Yesus. Percaya dan berdoalah (bahkan jika perlu berpuasa),
maka segala kuasa roh jahat yang hendak menyakiti kita akan
dipatahkan. [MB]
“Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir,
adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan,
sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub,
ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel.”
Bilangan 23:22-23a
61
u,
Sabt
ni
24 Ju
D
Anak Daud
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 10
alam 10:32-34, Tuhan Yesus kembali memberitakan tentang
penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Dia menegaskan kepada para murid di ayat selanjutnya, bahwa Dia tidak
akan menjadi raja dunia seperti yang diinginkan oleh Yakobus
dan Yohanes, tapi Dia akan memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan keselamatan bagi banyak orang (10:45).
Akhir suram yang menanti Tuhan Yesus dapat mengaburkan kenyataan bahwa Dialah Raja Penyelamat yang dijanjikan
Allah. Oleh sebab itu, kisah Bartimeus yang buta merupakan
pengantar penggenapan nubuatan tentang kedatangan Sang
Mesias. Dalam Injil Markus, seruan si buta Bartimeus, “Yesus
Anak Daud” baru pertama kali muncul. Sebutan ini menegaskan
bahwa Yesuslah sang Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah
(bandingkan dengan 12:35-37). Klimaks dari kisah Bartimeus
ini terjadi di pasal 11, saat Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem
dan disambut bagaikan seorang raja.
Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita harus selalu menyadari
adanya dua sisi kehidupan umat Kristen, yaitu sisi kekuatan-kemuliaan dan sisi penderitaan-pelayanan. Dalam sejarah, gereja
pernah begitu kuat sampai menyiksa penganut agama lain serta
mengumpulkan kekayaan untuk kepentingan gereja. Namun,
ada pula masa-masa sukar saat gereja mengeluh sebagai minoritas yang selalu ditekan dan tak berdaya. Kedua sikap di atas
kurang baik. Seharusnya gereja selalu menjaga keseimbangan
antara kemuliaan Allah dan pelayanan Allah. Keseimbangan ini
tercermin dalam visi GKY, yaitu menjadi gereja yang mulia dan
misioner. Percayalah terhadap kuasa dan berkat Tuhan atas
gereja, namun siap sedialah untuk menderita, melayani dan
dibenci saat memberitakan Injil kepada dunia ini. [MB]
“Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku,
supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
2 Korintus 12:9b
62
u,
Mingg
ni
25 J u
A
Ternyata Dia Tidak Marah-marah
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 11
pakah tindakan Tuhan Yesus mengutuk pohon Ara yang
tidak ada buahnya berarti bahwa Dia marah saat merasa
lapar dan tidak menemukan buah untuk dimakan (11:12-14).
Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tak pernah khawatir atau dikuasai nafsu (bandingkan dengan Yohanes 4:6, 31-34). Sangat
aneh jika Tuhan Yesus marah karena lapar. Lebih tepat bila kita
memahami tindakan Tuhan Yesus sebagai suatu tindakan simbolik atau tindakan yang merupakan lambang. Contoh tindakan
simbolik adalah “peletakan batu pertama” yang merupakan
lambang tindakan memulai pembangunan dan memohon penyertaan Tuhan sejak awal pembangunan.
Apakah makna tindakan simbolik dalam 11:12-14? Tindakan itu menunjukkan bahwa kegiatan bangsa Israel—khususnya
di Bait Allah—hanya nampaknya saja hidup, namun sebenarnya
tidak berbuah (tidak bernilai) di mata Allah. Allah kecewa dan
marah terhadap umat-Nya yang tidak berbuah. Tuhan Yesus
menegur bangsa Israel yang membuat ibadah di Bait Allah menjadi sekedar ritual (upacara) dan tempat mencari keuntungan
materi, serta menghambat bangsa-bangsa lain menyembah
Yahweh melalui berbagai peraturan dan kemunafikan. Matinya
pohon ara yang tidak berbuah merupakan nubuatan bahwa
bangsa Israel dan bait Allah akan jatuh. Jadi, Tuhan Yesus tidak
marah karena lapar, melainkan Dia melakukan tindakan simbolik yang menubuatkan penghakiman Allah atas Israel yang
berdosa. Oleh karena itu, ingatlah bahwa tindakan Tuhan Yesus mengutuk pohon ara bukanlah ajaran atau izin bagi kita
untuk mengumbar kemarahan. Sebaliknya, marilah kita menahan diri, menarik nafas sejenak dan berdoa jika kemarahan kita
hendak meledak. [MB]
“Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap
orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk
berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah
manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.”
Yakobus 1:19-20
63
,
Senin
ni
26 J u
A
Bukan Sekedar Imanjinasi
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 12
da orang yang menghina agama dengan menganggap agama sebagai gambaran atau imajinasi manusia, sehingga dewa-dewi di berbagai macam kepercayaan memiliki sifat seperti
manusia. Perhatikan bahwa para dewa Yunani, Roma, Tiongkok,
Jepang, dan India memiliki jenis kelamin, nafsu seksual, dan
anak. Ada dewa yang setengah manusia, ada dewa yang terlibat dalam pertengkaran, dan ada pula dewa-dewa yang saling
bersaing antara yang satu dengan yang lain.
Namun, Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang datang dari
surga, bukan imajinasi manusia. Dia memberikan jawaban yang
menarik sekali waktu ditantang oleh orang-orang Saduki yang
tidak mempercayai kebangkitan serta hendak merendahkan
Tuhan Yesus. Dia menjawab bahwa di surga nanti, manusia tidak lagi saling menikah (walaupun bukan berarti di surga nanti
kita semua tidak punya gender). Manusia tidak lagi menikah
karena tidak perlu berkembang biak memenuhi bumi. Manusia
mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih ilahi, bukan kasih nafsu lagi. Dengan jawaban ini, orang-orang Saduki langsung keok. Mereka kalah karena tidak sanggup membantah
kebenaran yang dikatakan Tuhan Yesus.
Banyak orang berimajinasi atau menebak tentang surga.
Akan tetapi, Tuhan Yesus berasal dari sana! Ia tahu seperti
apa surga, bahkan Dia berkuasa di sana serta akan mengajak
semua orang yang percaya kepada-Nya untuk berkumpul bersama di dalam kerajaan Surga. Pastilah kita berjumpa dengan
saudara-saudara seiman kita di sana, termasuk istri dan anak
kita yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tak ada lagi ikatan
suami-istri, orang tua-anak di sana, namun kita akan saling
mengasihi sebagai sesama anak-anak Allah. [MB]
“Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.”
Yohanes 14:2b-3
64
sa,
Sela
ni
27 Ju
Y
Ingat Dia Akan Datang
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 13
esus di pasal ini membicarakan tentang kehancuran Israel
karena penolakan mereka terhadap sang Raja Penyelamat
yang diutus Allah. Kehancuran Israel—secara khusus, Bait Allah—amat mengerikan. Orang-orang Kristen pun (yang akan
terbentuk pada hari Pentakosta) akan terkena dampak penderitaan dan kehancuran Israel. Di tengah kesukaran ini, Tuhan
Yesus menyampaikan penghiburan yang bersifat eskatologis,
artinya penghiburan yang berkaitan dan berlandaskan pada
wahyu tentang apa yang akan terjadi di akhir zaman.
Tuhan Yesus menghibur dan menguatkan umat-Nya yang
dalam kesukaran dan ancaman, bahwa pada akhir zaman, Anak
Manusia—yaitu Yesus Kristus—akan datang dalam kekuasaan
dan kemuliaan sebagai raja di atas segala raja dan akan mengumpulkan umat-Nya. Dunia akan tunduk di bawah kuasa Yesus Kristus, Sang Raja Penyelamat. Oleh sebab itu, umat Allah
jangan sampai mundur imannya atau hidup dalam keputusasaan. Penghiburan eskotologis ini diikuti dengan perintah Tuhan Yesus untuk selalu hidup bertanggung jawab dan waspada,
selalu berjaga-jaga, tidak sembarangan, selalu berada dalam
jalan Tuhan. Karena Tuhan Yesus akan kembali dalam kemuliaan, hendaklah yang lemah dikuatkan oleh penghiburan eskatologis, sedangkan yang melayani-Nya harus melayani dengan
setia agar didapati sebagai hamba yang baik, kapan pun Tuhan
Yesus akan datang untuk kedua kali.
Seberapa sering Anda mengingat dan membayangkan kemuliaan Tuhan Yesus di tengah kesukaran dan tantangan yang
Anda hadapi sebagai seorang Kristen. Percayalah bahwa Dia
pasti kembali. Kuatkanlah hati Anda! Jangan mundur, melainkan majulah terus! [MB]
“Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya
dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan
tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.”
1 Tesalonika 5:23
65
,
Rabu
ni
28 Ju
P
Tangan Tak Terlihat
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 14
asal ini sangat panjang, mencapai 72 ayat yang menceritakan urutan kejadian demi kejadian yang mengantar Tuhan
Yesus kepada penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Ayat
pertama memberikan keterangan waktu tentang mendekatnya
hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Setting waktu
ini sangat penting karena Allah telah merancangkan banyak hal
yang terkait satu dengan yang lain, meskipun manusia tidak
menyadarinya. Hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi merupakan perayaan bangsa Yahudi berkenaan dengan penyelamatan
anak pertama bangsa Ibrani dari kematian (tulah kesepuluh)
dan keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Leluhur Israel makan roti tidak beragi oleh karena Allah menyuruh mereka cepat-cepat keluar dari Mesir.
Kejadian di masa lalu itu digenapi secara luar biasa di
dalam diri Yesus Kristus. Anak sulung bangsa Ibrani diluputkan
dari maut, sedangkan setiap orang percaya dalam Yesus Kristus
diselamatkan dari kematian kekal. Bangsa Ibrani dibebaskan
dari penjajahan Mesir dan memasuki Tanah Kanaan, sedangkan
orang yang percaya di dalam Yesus Kristus dibebaskan dari penjajahan dosa dan maut serta dibawa masuk ke dalam Kerajaan
Allah! Seringkali kita tidak sadar bahwa hal-hal yang terjadi di
masa lalu ternyata digunakan Allah untuk membawa kita pada
pertobatan. Ingatkah Anda akan peristiwa yang tidak Anda
sangka yang menuntun Anda pada pertobatan? Ambil waktu
sejenak untuk bersyukur kepada-Nya bahwa ternyata sebelum
Anda sadar, tangan Allah yang tak terlihat telah bekerja dalam
hidup Anda. Demikian juga, ada hal yang tanpa kita sadari sedang digunakan Allah untuk membentuk kita menjadi semakin
indah bagi-Nya. Percayakah Anda akan hal ini? [MB]
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,
bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
Pengkhotbah 3:11
66
,
Kamis
ni
29 J u
S
Su’udzon dari Pembenci Yesus
Kristus
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 15
u’udzon adalah kosakata yang cukup popular di masyarakat akhir-akhir ini. Secara umum, kata itu berarti sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu
peristiwa, suatu masalah, atau suatu keadaan. Bagi orang yang
su’udzon, hal yang benar akan dianggap salah dan yang baik
akan dianggap jahat.
Di kayu salib, Yesus Kristus memanggil Allah Bapa, “Eloi,
Eloi, lama sabakhtani?” (15:34) karena penderitaan dahsyat
secara fisik, mental dan spiritual yang Dia alami karena Dia
menanggung dosa manusia. Akan tetapi, para pembencinya
mengira bahwa Yesus Kristus memanggil nabi Elia untuk meminta tolong, padahal semestinya Elia yang datang menghadap
Dia. Para pembencinya menghina dengan mengatakan bahwa
jika Yesus Kristus adalah Mesias, Sang Raja Penyelamat, Dia
akan turun dari kayu salib. Karena Dia tidak turun dari kayu
salib maka mereka su’udzon bahwa Yesus hanyalah manusia
biasa, padahal Yesus Kristus tidak turun dari kayu salib karena
Dia sedang menanggung dosa manusia di kayu salib. Bila Dia
turun dari kayu salib, manusia akan celaka dan binasa dalam
dosa karena tidak ada yang menebus dosa manusia.
Su’udzon atau kecenderungan curiga itu berbahaya. Bedakan antara curiga yang sehat dengan kecenderungan curiga
atau kecenderungan mencari kesalahan serta kejelekan orang
lain! Dalam menjalin relasi dengan orang lain, tunjukkan penghargaan dan sifat yang positif! Jika kita mencari-cari kesalahan seseorang, orang itu akan membalas dengan sikap negatif.
Tunjukkan kasih yang sepantasnya tanpa bersikap naif, maka
respon yang baik akan muncul. [MB]
“Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau!
Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu,
maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan
dalam pandangan Allah serta manusia.”
Amsal 3:3-4
67
T
JUMA
ni
30 Ju
D
Kebangkitan Kristus Memberi
Keberanian
Bacaan Alkitab hari ini : Markus 16
i saat para murid pria sedang bingung dan ketakutan karena kematian Yesus Kristus, para murid perempuan malah
datang ke kubur dan menemukan kejutan. Kristus sudah tidak
ada di kubur! Malaikat yang menampakkan diri sebagai anak
muda menunjukkan kubur Kristus dan mengatakan bahwa Dia
sudah tidak ada di sana (16:6). Nubuatan Yesus Kristus digenapi (14:27-28)!
Keberanian para murid perempuan untuk keluar dan menuju kubur Kristus menghantar mereka pada suatu kehormatan,
yaitu mereka yang pertama kali mendapatkan pengalaman kebangkitan Yesus Kristus. Merekalah yang pertama kali mengabarkan berita injil kebangkitan Yesus Kristus (ayat 7).
Keberanian bukan sekedar sikap sok jago seperti Petrus
yang memotong telinga hamba Imam Besar di Taman Getsemani. Keberanian juga bukan sekedar trampil berteori dan
mengutip ayat-ayat Alkitab. Keberanian iman adalah sikap yang
seimbang antara mengetahui kebenaran firman Tuhan dan keberanian untuk melakukannya.
Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi jaminan dan dorongan
bagi kita untuk terus hidup dalam kebenaran firman Tuhan
serta melihat hal-hal luar biasa yang Tuhan kerjakan dalam
hidup kita dan orang lain ketika kita percaya dan berani untuk
bertindak sesuai dengan iman kita. Inilah kuasa kebangkitan
Kristus! Keberanian iman mengantar kita pada pengalamanpengalaman yang tidak terduga, pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus, Raja di atas segala Raja. Kiranya
keberanian mengantar kita untuk melihat hal-hal yang luar biasa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. [MB]
Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah!
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata
kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut!
asal tidak bimbang hatinya, ...., maka hal itu akan terjadi baginya.”
Markus 11:22-23
68
DAFTAR GEREJA SINODE GKY
1. GKY MANGGA BESAR
- 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
English Worship Service (KU-IV) : Minggu, Pk. 09.30
2. GKY PLUIT
- 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I / 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
- 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851 00393737,
0851 02092119 Kebaktian Umum IV, V : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
3. GKY GREEN VILLE
- 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
English Worship Service (KU-IV): Minggu, Pk. 10.00
4. GKY CIMONE
- 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114.
Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
5. GKY PALEMBANG
- 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
Pos Pelayanan Km. 3,5 (Jl. Prof. DR. Soepomo, Kebon Jeruk No. 588)
Kebaktian Umum IV : Minggu, PK. 10.30
6. GKY SUNTER
- 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871.
Kebaktian Umum I, II & IV : Minggu, Pk. 07.30, 10.00; KU III : Minggu Pk. 17.00
7. GKY GERENDENG
- 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I/8, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
8. GKY TELUK GONG
- 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
9. GKY PURI INDAH
- 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting).
Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00
10. GKY BUMI SERPONG DAMAI
- 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330.
Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
Bandar Djakarta Lt.2 - Flavour Bliss, Alam Sutera Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 09.00
11. GKY PAMULANG
- 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
12. GKY KELAPA GADING
- 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00
13. GKY MAKASSAR
- 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90156. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466.
Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00
14. GKY CITRA GARDEN
- 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490.
Fax (021) 54398093.
Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00
Hotel Aston, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C1, Jl. Outer Ring Road, Cengkareng
Kebaktian Umum V : Minggu, Pk. 08.30
15. GKY VILLA TANGERANG INDAH
- 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267.
Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00
16. GKY MUARA BARU - 04 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B/7-8, Muara Baru, Jakarta 14450
Telp. (021) 6613711
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00
17. GKY PALOPO
- 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
18. GKY BALIKPAPAN
- 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113.
Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00
19. GKY YOGYAKARTA
- 15 September 1996 Ruko Kranggan, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 590491.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
20. GKY SIANTAN
- 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Siantan 78242, Telp. (0561) 885897
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00
21. GKY LUBUK LINGGAU
- 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00
22. GKY KEBAYORAN BARU
- 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
23. GKY KUTA BALI
- 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 8947031.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00
English Worship Service (KU-III) : Minggu, Pk. 18.00
24. GKY KARAWACI
- 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811.
Telp. (021) 54213176 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, 10.00, 17.00
Ruko Evergreen Blok K No. 3 & 5, Citra Raya-Tangerang (sesudah Bundaran 3, Kawasan Eco park)
Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 07.30
25. GKY PEKANBARU
- 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000.
Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00
26. GKY CIBUBUR
- 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
27. GKY MEDAN
- 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53/13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30
28. GKY SURABAYA
- 4 November 2007 Hotel Garden Palace lt. 4, Ruang Borobudur, Jl. Yos sudarso No.11, Surabaya (belakang Hotel
Garden Surabaya). Telp. (031) 5995399
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
29. GKY PONTIANAK
- 18 November 2007 Jl. Ahmad Yani, Kompleks Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124.
Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00
30. GKY BANDAR LAMPUNG
- 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474.
Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228.
Telp. (0721) 472474.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00
31. GKY SINGAPURA
- 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00 di The Cathay Cineplex, Hall 7, Level 6, 2 Handy Road,
Singapore 229233, nearest MRT: Dhoby Ghaut MRT, exit A.
- Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30 di Grace (Singapore Chinese Christian) Church,
14 Queen Street, Singapore 188536, nearest MRT: Bras Basah MRT, exit A.
Mobile : +65 97610900
32. GKY SYDNEY
- 8 Maret 2009 142-144 Chalmers Street, Surry Hills 2010 NSW, Sydney, Australia
Mobile : +61 0425888915
Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.00
33. GKY NIAS
- 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00
34. GKY TANJUNG PINANG
- 03 Oktober 2010Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00
35. GKY GADING SERPONG
- 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810.
Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532.
Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00
36. GKY GUANGZHOU
- 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou
Exit A. Mobile : +8613570099579.
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00
37. GKY BENGKULU
- 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu.
Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00
38. GKY HONGKONG
- 1 Desember 2013 4/F Room 502A-C, Winner House (Sebelah HSBC), 301 King’s Road North Point, Hong Kong
Fortress Hill MTR Exit B / North Point MTR Exit B, Mobile: + 852 62785108, +852 97011040
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.30 (Mandarin), II : Minggu, Pk. 14.00 (Indonesia)
39. GKY JAMBI
- 23 Februari 2014 Jl. K.H. Hasyim Ashari, No, 15-16, Simpang Talang Banjar - Jambi
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.07.00, 09.30
40. GKY SINGKAWANG
- 22 Maret 2015 Sekolah Kasih Yobel - Jl. Pasar Turi Dalam, Singkawang, Kalimantan Barat .
Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 07.30
41. GKY PANGKAL PINANG
- 18 Januari 2015 The Green Lake Land Cit, Jl. Boulevard Raya, Emerald Square, Ruko ES 15-16, Selindung Lama,
Pangkal Pinang, Bangka, Belitung. - Telp. (0717) 4261137
Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.30, 17.00
Download