Tahap 7 No. 9 Mei - Juni 2017 Ayub k Mazmur k Markus DAFTAR ISI Redaksi ................................................................................. 3 Mengapa Orang Saleh Menderita? ........................................... 4 Renungan Tanggal 1-24 Mei 2017 ............................................ 5 Roh Kudus Sangat Diperlukan Pada Masa Kini.......................29 Renungan Tanggal 25 Mei-2 Juni 2017 ................................... 30 Kata Sambutan HUT Ketua Bidang Pembinaan Sinode GKY ....39 Renungan Tanggal 3-14 Juni 2017 .......................................... 40 Injil Penuh Aksi ................................................................. 52 Renungan Tanggal 15-30 Juni 2017 ........................................ 53 Daftar Gereja Sinode GKY .................................................... 70 Diterbitkan oleh: Sub Bid. Pembinaan Warga Gereja Sinode Gereja Kristus Yesus Ketua: Pdt. Bagio Sulianto Editor Umum: GI Purnama Penulis: Pdt. Surya Sudipan, Pdt. Timotius Fu, GI Markus Bone, GI Purnama Gerakan Membaca Alkitab sejak tahun 1999 diterbitkan dwibulanan dalam bahasa Indonesia dan Mandarin. Renungan GEMA juga dapat dibaca melalui : • Online di website GKY (www.gky.or.id - bagian literatur), atau langsung klik Renungan Gema (di sebelah kiri bawah) • Download di website GKY (www.gky.or.id - bagian download), atau langsung klik Mobile Gema untuk Android & Ios (di sebelah kiri bawah) • Download langsung di Gadget anda melalui Google play atau App store. Alamat Redaksi : Jl. Mangga Besar I/74, Jakarta 11180. Telepon: (+62-21) 6010405-08, Website: www.gky.or.id, e-mail: [email protected] R edaksi Salam sejahtera dalam kasih Kristus. Apa yang telah dikerjakan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus bagi umat-Nya itu sedemikian luar biasa, sehingga ada banyak istilah yang dipakai untuk menguraikan karya Allah tersebut, antara lain pengorbanan, penebusan, penyelamatan, pendamaian, penyucian, dan berbagai istilah lainnya. Walaupun dalam konteks yang jauh berbeda, kita juga melukiskan hal-hal yang memungkinkan GeMA bisa diterbitkan tepat pada waktunya dengan berbagai perkataan seperti ‘hanya karena anugerah Allah’, ‘karena kemurahan Allah’, ‘karena Allah memberi kekuatan’, ‘karena Allah melimpahkan hikmat-Nya’, dan sebagainya. Perkataan semacam itu seperti perkataan klise yang asal diucapkan, tetapi sebenarnya mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya. Pekerjaan Tuhan tak mungkin dilaksanakan dengan hikmat dan kemampuan manusiawi belaka! Pada edisi ini, kita akan merenungkan kitab Ayub dan Injil Markus, beberapa pasal kitab Mazmur, dan kita akan mengikuti renungan khusus berkaitan dengan Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus serta Hari Raya Pentakosta. Melalui perenungan kitab Ayub, kita akan memperoleh jawaban atas sebuah pertanyaan yang sering diajukan orang di sepanjang sejarah, yaitu “Mengapa orang benar bisa menderita?”. Walaupun Injil Markus adalah kitab Injil yang paling pendek, kitab ini telah memuat inti kabar baik (Injil) tentang Yesus Kristus. Dalam perenungan kali ini, Injil Markus ditelusuri sebagai kitab yang menceritakan aksi penyelamatan (tindakan, pengajaran, penderitaaan, kematian, dan kebangkitan) Sang Pemeran Utama, yaitu Yesus Kristus. Seperti biasa, kitab Mazmur membahas relasi pemazmur dengan Tuhan dan pengaruh relasi tersebut terhadap kehidupan sehari-hari. Renungan khusus membahas peran Roh Kudus dalam gereja yang tetap relevan sampai masa kini. Kami berharap bahwa buku renungan GeMA yang telah disiapkan dengan susah payah ini menjadi berkat bagi seluruh pembaca, bahkan terlebih dulu juga menjadi berkat bagi para penulis, penerjemah, pengetik karakter Mandarin, dan staf yang telah bersama-sama mempersiapkan buku renungan ini. Tuhan memberkati kita sekalian! Mengapa Orang Saleh Menderita? O rang saleh pasti hidup bahagia dan diberkati, sedangkan orang jahat pasti menderita,” demikian bunyi sebuah pandangan populer yang tidak selalu benar. Pandangan ini ingin dipaksakan untuk diterapkan dalam penderitaan Ayub oleh para sahabat yang datang menjenguknya. Mereka memaksa Ayub mengakui bahwa semua penderitaan yang dialaminya adalah akibat dosanya yang besar di hadapan Allah. Tentu saja pandangan para sahabat Ayub salah karena Ayub menderita bukan karena dosanya, melainkan karena pencobaan yang dikirim— dengan seizin Allah—oleh Iblis yang iri hati terhadap kesalehen hidup Ayub. Kitab Ayub dimulai dengan narasi tentang kesalehan dan kesuksesan hidup Ayub serta keterpurukannya dalam penderitaan yang tragis akibat pencobaan Iblis. Porsi terbesar kitab ini berisi percakapan antara Ayub dan para sahabatnya yang disusun menjadi tiga putaran. Inti dari percakapan ini adalah tuduhan para sahabat Ayub bahwa penderitaannya adalah akibat dosanya serta bantahan Ayub atas tuduhan tersebut serta keluhannya kepada Allah atas ketidakpahamannya akan maksud Allah atas penderitaan yang sedang dialaminya. Semua percakapan di atas direspons dengan ucapan Ilahi yang berisi jawaban kepada Ayub dan kecaman kepada para sahabatnya. Kitab ini ditutup dengan pemulihan kehidupan Ayub. Kita dapat memetik tiga pelajaran dari Kitab Ayub. Pertama, Iblis tidak mungkin mencelakakan umat Allah tanpa seizin Allah. Bila Allah mengizinkan umat-Nya mengalami penderitaan akibat serangan Iblis, Ia akan menguatkan dan memulihkan keadaan umat-Nya. Kedua, iman kita harus dibangun di atas kesetiaan dan kebenaran Allah, bukan di atas kekayaan, kesehatan, keluarga, atau hal-hal lain yang fana. Ketiga, kita perlu bersikap bijak terhadap sesama yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan. Kita tidak boleh cepat menghakimi sebelum memahami situasi kondisi yang sebenarnya. [TF] 4 , Senin 1 Mei D Iman Yang Melampaui Kondisi Kehidupan Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 1-2 ua pasal pertama Kitab Ayub berisi cerita tentang orang yang sama dengan dua episode yang isinya sangat bertolak belakang. Episode pertama dipenuhi berkat dan kebahagiaan. Ayub diperkenalkan sebagai orang terkaya di sebelah timur (1:3), memiliki keluarga yang bahagia dan saling mengasihi, dibuktikan dengan kebiasaan mengadakan pesta secara bergiliran (1:4), serta hidup dalam iman yang kuat karena selalu takut berdosa kepada Allah (1:5-6). Episode pertama kehidupan Ayub menggambarkan kehidupan dalam puncak kebahagiaan: kaya, terhormat, keluarga harmonis, dan beriman kuat. Tanpa diduga, semua kebahagiaan lenyap tak berbekas dalam sekejap mata. Kehidupan Ayub jatuh ke dalam kondisi paling menderita di episode kedua. Dalam satu hari, berturut-turut Ayub kehilangan semua hartanya (1:13-17) dan semua anaknya (1:18-19). Tidak hanya sampai di sana, penderitaan Ayub menjadi lengkap ketika seluruh tubuhnya diserang barah yang busuk (2:7-8) dan ia ditinggal oleh isterinya (2:9-10). Yang menarik dari cerita ini adalah bahwa iman Ayub kepada Allah sama sekali tidak berubah karena perubahan drastis dalam kehidupannya. Sewaktu berada di puncak kejayaan, ia dipuji Allah sebagai orang yang paling saleh dan paling jujur (1:8). Sewaktu terpuruk di tempat yang paling hina dan menderita, ia tetap tidak berdosa kepada Allah (1:22; 2:10b). Iman Ayub tidak bergantung kepada harta, kedudukan, kesehatan, bahkan kebahagiaan duniawi. Imannya tergantung kepada kesetiaan Allah (1:21). Kisah Ayub adalah cermin bagi kehidupan orang percaya. Adalah lebih gampang bagi kita untuk beriman kepada Allah ketika hidup kita berada di puncak kejayaan. Namun, apakah kita memiliki iman yang sama ketika Allah mengizinkan apa yang kita cintai— harta, keluarga, kesehatan, kedudukan—diambil dari kita? [TF] “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” Ayub 1:21 5 sa, Sela 2 Mei M Jangan Meragukan Kebaikan Allah Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 3 endengar Ayub menderita sedemikian hebat, tiga temannya datang untuk menghiburnya (2:11). Namun, melihat beratnya penderitaan Ayub yang tak terkatakan itu, mulut mereka terkunci rapat selama tujuh hari tujuh malam (2:13). Akhirnya, Ayub membuka suara untuk memecahkan keheningan. Ucapan pertama Ayub berisi ratapan yang sangat panjang tentang penderitaannya yang luar biasa hebat. Namun, Ayub sama sekali tidak mengutuki atau menyalahkan Allah, sehingga tujuan Iblis mencobai Ayub—yakni supaya Ayub mengutuki Allah (1:11; 2:5)—gagal total. Ayub juga tidak menyalahkan sesamanya sebagai penyebab penderitaan yang dialaminya. Dalam ratapannya, Ayub mempertanyakan tiga hal yang merefleksikan ketidakpahaman untuk apa ia dilahirkan dan bertahan hidup kalau hari-harinya penuh dengan penderitaan yang mahaberat, yakni: Mengapa ada hari kelahirannya (3:110)? Mengapa ada yang menolongnya untuk bertahan hidup setelah ia dilahirkan (3:11-19)? Mengapa orang yang menderita seperti dia tidak segera mati? (3:20-26). Awalnya, Ayub tidak memahami penderitaannya. Namun setelah mendengar firman Allah tentang apa yang sedang terjadi dan maksud Allah di dalamnya, Ayub menyesal dan mencabut semua perkataannya, termasuk ketiga pertanyaan di atas (42:6). Pengalaman Ayub mengajarkan dua hal: Pertama, keterbatasan pengetahuan sering membuat kita tidak memahami makna kesulitan dan penderitaan yang kita alami. Namun, dalam setiap keadaan, jangan pernah meragukan kebaikan Allah. Kedua, terhadap orang di sekitar kita yang mengalami penderitaan yang membuatnya meragukan kebaikan Allah, kita bertugas mendampingi dan menguatkan imannya. [TF] “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayub 42:5-6 6 , Rabu 3 Mei K Nasihat yang Tidak Bijaksana Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 4-5 ehadiran para sahabat yang bermaksud menghibur justru menambah beban penderitaan Ayub. Dalam dua pasal ini, Elifas yang pertama berbicara secara sepihak menuduh Ayub dihukum Allah karena dosanya dan menuntutnya bertobat agar hukumannya diringankan. Menurut Elifas, dosa yang dilakukan Ayub adalah: kemunafikan, karena ia bisa mengajar orang lain namun diri sendiri dihukum Allah (4:2-6); kehidupan yang tidak jujur dan yang penuh kejahatan (4:7-11); dan kebodohan, karena ia selalu menganggap diri benar dan tidak menerima ketika dihukum Allah (5:1-7). Untuk mendukung tuduhannya, Elifas mengajukan dua bukti. Pertama, ia mengaku mendapat bisikan ilahi bahwa tidak mungkin ada manusia dibenarkan di hadapan Allah (4:12-17). Kedua, bahwa apa yang diajukannya sudah melalui penyelidikan yang mendalam (5:27). Ucapan Elifas dilengkapi dengan saran kepada Ayub untuk segera bertobat dengan beberapa alasan: supaya tidak mendapat hukuman yang lebih berat dari Allah yang tidak segan menghukum para malaikat-Nya (4:18-21); Allah akan berbelaskasihan kepada orang-orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya (5:1-16); dan Allah akan mengampuni dan memulihkan orang yang bertobat setelah dihukum-Nya (5:17-26). Ucapan Elifas di atas sangat meyakinkan, namun sepenuhnya salah karena Ayub menderita bukan karena dosanya. Kita dapat memetik dua pelajaran dari kesalahan Elifas di atas. Pertama, kita perlu berhati-hati memberi penilaian kepada situasi kondisi yang sedang dihadapi seseorang. Penderitaan seseorang tidak selalu merupakan akibat dari dosa dan kesalahannya. Kedua, kita tidak boleh dengan sembarangan memakai nama Allah untuk mendukung pandangan kita dan juga perlu berhati-hati dengan orang yang suka memakai nama Allah untuk mendukung pandangannya. [TF] “Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.” Amsal 31:9 7 , Kamis 4 Mei S Pembelaan Atas Tuduhan Palsu Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 6-7 ebagai respons atas tuduhan tanpa alasan dari sahabatnya, Ayub membuka mulut dan mengemukakan beberapa pembelaan: Pertama, ia mengatakan bahwa siapa pun yang berada pada posisinya pasti akan berkeluh kesah seperti dia (6:1-13). Ia menggambarkan tubuhnya seperti tertancap panah dan jiwanya menghisap racun dari Yang Mahakuasa (6:4). Kedua, ia menyindir para sahabatnya yang sama sekali tidak mengulurkan tangan menolongnya (6:1423). Melihat penderitaan Ayub, bukannya menolong, mereka justru merasa takut kepadanya (6:21). Ketiga, ia menantang mereka untuk menunjukkan dosa dan kesalahannya (6:24-30). Ia meminta para sahabatnya untuk berlaku adil bila tidak mampu menunjukkan kesalahannya (6:24). Keempat, ia menggambarkan betapa beratnya penderitaan yang dialaminya (7:1-5). Saking beratnya, ia mulai putus asa dan berharap agar ajal segera menjemputnya (7:610). Kelima, melalui serangkaian pertanyaan retorik, ia meminta Allah menunjukkan kesalahannya (7:11-21). Ia juga memohon Allah mengampuninya bila ia bersalah, “Kalau aku berbuat dosa, apakah yang telah kulakukan terhadap Engkau, ya Penjaga manusia? . . . Dan mengapa Engkau tidak mengampuni pelanggaranku, dan tidak menghapuskan kesalahanku?” (7:20-21). Kita dapat mempelajari kejujuran dan keterbukaan Ayub di hadapan Allah. Ketika tidak memahami tindakan Allah, bahkan ketika merasa Allah seolah-olah bertindak tidak adil kepadanya karena menghukumnya tanpa alasan, ia berani secara terbuka bertanya kepada Allah. Sama seperti Ayub, kita juga boleh secara terbuka dan jujur bertanya kepada Allah ketika kita tidak memahami penderitaan yang sedang kita alami. Namun ingat, selama proses yang kita lalui—sama seperti Ayub—kita tidak boleh sedikitpun meragukan kebaikan Allah. [TF] “Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari?” Mazmur 13:2-3a 8 t, Juma 5 Mei B Sahabat yang Tidak Berhikmat Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 8 ildad, sahabat kedua Ayub, tidak berbicara lebih baik daripada pendahulunya. Ia berusaha meyakinkan Ayub untuk mengakui kesalahan dan bertobat, supaya dosanya diampuni dan penderitaannya diringankan. Setelah menegur gaya bicara Ayub yang dianggapnya kasar dan tidak pantas (8:2), Bildad melanjutkan nasihatnya berdasarkan dua argumentasi: Pertama, argumentasi teologis tentang karakter Allah yang tidak mungkin berlaku tidak adil bagi manusia (8:3-7). Bagi Bildad, Allah selalu bertindak adil dan benar, sehingga Ia tidak akan membiarkan orang bersalah tidak dihukum (8:3-4). Namun, Ia adalah Allah yang penuh kasih, yang mengampuni setiap manusia yang bertobat dari kesalahan dan memohon belas kasihan-Nya (8:5-7). Kedua, argumentasi filosofis bahwa sejak zaman dahulu berlaku dalil bahwa pada akhirnya, orang baik akan berjaya dan orang jahat akan binasa (8:8-19). Ia memakai analogi dari dunia tumbuh-tumbuhan untuk menilai bahwa penderitaan Ayub pasti merupakan akibat kesalahan besar yang dilakukannya. Ucapan Bildad ditutup dengan pernyataan tentang kesetiaan Allah yang bersedia mengampuni semua orang yang bertobat. Oleh sebab itu, Ayub harus segera menyadari dosanya dan bertobat (8:20-22). Cerita di atas merupakan kebenaran yang disampaikan dengan cara yang tidak benar. Semua ucapan Bildad benar, baik tentang Allah maupun tentang dalil kehidupan. Namun, semua ucapannya tidak bermakna karena ia tidak memahami kondisi yang sesungguhnya. Kita tidak hanya perlu waspada terhadap apa yang kita ucapkan, namun kita juga harus memperhatikan cara kita menyampaikan kebenaran itu. Perkataan kita akan bermanfaat bagi pendengar dan diri sendiri kalau disampaikan secara bijak, dalam bahasa yang sopan serta sikap yang baik. [TF] “Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.” Amsal 25:11 9 u, Sabt 6 Mei D Ketika Orang Benar Menderita Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 9-10 ua pasal ini adalah jawaban Ayub kepada Bildad. Awalnya, Ayub menyetujui Bildad bahwa jika orang berdosa bertobat, Allah akan mengampuni dan memulihkan keadaannya (9:2a). Namun, persetujuan itu melahirkan dua dilema pada Ayub yang membuatnya lebih menderita. Pertama, Ayub sadar bahwa ia tak berdosa, namun kenyataannya, ia sangat menderita. Karena itu, ia berseru dalam kepasrahan, “Aku tidak bersalah! Aku tidak pedulikan diriku, aku tidak hiraukan hidupku!” (9:21). Kedua, pengenalan Ayub akan Allah membuatnya makin tidak memahami penderitaannya. Bagi Ayub, Allah itu mahakuasa dan mengendalikan alam semesta, baik bumi maupun bintang-bintang di langit (9:4-11), sehingga ia tak mungkin melawan-Nya (9:3). Allah mahaadil sehingga keputusan pengadilan-Nya dan hukuman yang dijatuhkan-Nya adalah mutlak, tak bisa dibantah siapa pun juga (9:12-20), apalagi oleh Ayub yang menyadari kefanaan dan kelemahan dirinya (9:22-35). Di tengah ketidakpahaman akan penderitaannya, yang dapat Ayub lakukan adalah mendekat kepada Allah dan mengajukan tiga permohonan untuk mengurangi penderitaannya, yakni agar Allah memberitahu alasan penderitaannya (10:1-7), mengingat bahwa ia hanya manusia fana yang terbuat dari tanah liat (10:8-17), dan mengizinkan ia meninggalkan dunia ini (10:18-22). Pengalaman Ayub merupakan pengalaman banyak orang Kristen saat ini. Banyak orang percaya mengalami penderitaan berat, misalnya: bisnis gagal, sakit, relasi dengan anggota keluarga atau rekan kerja bermasalah, ekonomi sulit, dan sebagainya. Di tengah penderitaan, apa yang harus kita lakukan? Kita tak boleh seperti orang tak beriman yang menyalahkan Allah dan menjauhi-Nya. Sebaliknya, penderitaan harus membuat kita mendekatkan diri kepada Allah. [TF] “Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.” Yakobus 4:8a 10 u, Mingg 7 Mei Z Senjata Makan Tuan Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 11 ofar, si pembicara ketiga, tak lebih baik daripada dua pembicara sebelumnya. Bahkan, sikapnya lebih buruk. Ia menempatkan diri seolah-olah ialah juru bicara Allah yang menegur dan memaksa Ayub mengakui kesalahan agar mendapat ketenangan hidup. Teguran pertama berkaitan dengan kelancangan Ayub dalam berbicara. Bagi Zofar, selain terlalu banyak bicara, Ayub juga secara subyektif membela kebenaran diri. Seolah-olah wakil Allah, Zofar menyuruh Ayub menutup mulut, kalau tidak Allah akan menyingkapkan segala kesalahan ucapan Ayub serta menunjukkan bahwa sebenarnya hukuman yang ia terima itu kurang dari yang seharusnya (11:2-6). Teguran kedua adalah kecaman Zofar terhadap Ayub yang mengklaim dirinya bersih di hadapan Allah. Melalui serangkaian pertanyaan sinis, Zofar mempertanyakan bagaimana Ayub tahu bahwa Allah menilainya tidak bersalah. Bagi Zofar, tak seorang pun yang memahami cara Allah bekerja dan mengadakan pengadilan. Oleh sebab itu, Zofar menyuruh Ayub berhenti menjadi orang dungu yang menganggap dirinya dinilai bersih oleh Allah (11:7-12). Seperti dua pembicara sebelumnya, ucapan Zofar ditutup dengan seruan pertobatan agar kondisi Ayub segera pulih (11:13-20). Ironisnya, perkataan Zofar berlaku bagi dirinya sendiri. Ia lancang menuduh Ayub tanpa bukti, bahkan ia berani memakai nama Allah untuk memojokkan Ayub agar bertobat, padahal ia sama sekali tidak memahami bahwa Ayub menderita karena dosanya. Kesalahan Zofar adalah refleksi sifat manusia yang gampang melihat kesalahan orang lain, namun sulit menyadari kelemahan diri sendiri. Oleh sebab itu, sebelum menegur atau menyalahkan orang lain, periksalah apakah Anda sendiri juga melakukan hal yang sama. [TF] “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, ....” Matius 7:3-4 11 , Senin 8 Mei A Ketika Orang-orang Dekat Tidak Dapat Diandalkan Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 12-13 yub sangat kecewa terhadap ketiga sahabatnya. Walaupun penampilan mereka seperti orang bijaksana, perkataan mereka tidak menghibur. Mereka memberi pengajaran moral yang klise tanpa memeriksa lebih dulu pengalaman Ayub yang sebenarnya. Oleh sebab itu, Ayub mengecam mereka dalam dua hal: Pertama, Ayub menyindir sikap mereka yang menganggap diri mereka sebagai orang paling bijak sedunia, sehingga bila mereka mati, hikmat juga akan hilang dari dunia (12:2). Menurut Ayub, kebanggaan mereka salah, karena binatang dan alam pun diberi hikmat oleh Allah (2:711). Hikmatnya tidak kalah dibandingkan mereka, “Apa yang kamu tahu, aku juga tahu, aku tidak kalah dengan kalian” (13:1). Kedua, Ayub menuduh mereka sebagai saksi palsu yang berani berbohong dan berkata dusta demi nama Allah (13:7-11). Ayub menyarankan agar mereka diam supaya tidak dihukum Allah (13:12-13). Dalam pembelaannya, Ayub menyelingi kecamannya kepada teman-temannya dengan pujian dan permohonan kepada Allah. Dalam pujiannya, Ayub memberitakan kemahakuasaan Allah yang mengendalikan alam, mengangkat dan menurunkan raja serta pemimpin dunia, dan membuat bangsa-bangsa hidup bahagia (12:1225). Dalam permohonannya, Ayub meminta supaya Allah melindunginya agar tidak menyimpang dari kebenaran-Nya, supaya ia tidak dihukum Allah (13:17-28). Walaupun para sahabat—yang diharapkan menghibur dan menolong—justru menambah beban, Ayub tidak putus asa. Sumber pengharapan sesungguhnya adalah pada karakter Allah dan belas kasihan-Nya. Apakah Anda merasakan hal yang sama? Apakah Anda pernah ditinggalkan orang-orang dekat ketika terpuruk? Manusia tidak selalu dapat diandalkan. Datanglah kepada Allah yang selamanya setia dan tidak pernah mengecewakan Anda. [TF] “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” Mazmur 55:23 12 sa, Sela 9 Mei A Pengharapan di Tengah Keluh Kesah Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 14 pa yang dipikirkan oleh orang yang sakit keras? Umumnya ia memikirkan makna hidupnya di dunia ini. Itulah isi pikiran Ayub yang ia ungkapkan secara jujur di hadapan Allah. Pengakuan Ayub di hadapan Allah mengandung dua hal: Pertama, Ayub berkeluh kesah tentang hidupnya yang fana. Penderitaan yang hebat membuatnya menyadari betapa singkat dan tidak bernilainya hidup manusia. Hidupnya ia gambarkan seperti bunga layu setelah berkembang dan seperti bayang-bayang yang hilang tak berbekas (14:1-2). Di mata Ayub, hidup manusia kalah nilainya dengan sebatang pohon yang dapat bertunas kembali setelah ditebang (14:7-12). Ayub menyadari bahwa kondisi seperti ini diakibatkan oleh keberdosaan manusia di hadapan Allah (14:4). Kedua, Ayub mengakui kedaulatan Allah atas kehidupan manusia. Kedaulatan Allah ditunjukkan oleh kuasa-Nya membatasi hari-hari manusia di atas bumi (14:5) dan penghakiman-Nya atas manusia karena kesalahan dan dosanya (14:18-22). Di tengah keluh kesahnya, Ayub mengungkapkan sikap optimis menghadapi kematian yang ia kira segera tiba. Ia mengungkapkan pengharapan akan tibanya hari tersebut, “Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan akupun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu.” (14:14-15). Sikap positif ini lahir dari keyakinan bahwa Allah akan mengampuni segala dosa dan kesalahannya (14:16-17). Seperti Ayub, kita juga perlu melakukan refleksi diri: Dalam hidup yang sementara ini, Apa pencapaian yang dapat Anda banggakan di hadapan Allah dan manusia? Apakah dosa Anda sudah diampuni Allah di dalam Kristus, sehingga Anda akan menghadap Allah dengan sukacita saat Dia panggil? [TF] “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.” Mazmur 90:12 13 , Rabu i 10 Me P Jangan Gampang Menghakimi Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 15 embelaan Ayub memicu serangan lebih keras dari para sahabatnya. Dalam putaran kedua, pembicara pertama adalah Elifas yang menyampaikan dua hal: Pertama, dia mencela keangkuhan Ayub yang menganggap diri paling berhikmat dan memahami hidup, padahal ucapannya tak lebih dari perkataan kosong, seperti angin, dan tak berguna (15:2-3). Menurut Elifas, Ayub sebenarnya tak memahami rahasia hidup (15:7-9). Keangkuhan membuat Ayub tak menghormati Allah (15:4), tak menghargai belas kasihanNya yang sudah meringankan hukuman terhadap dirinya (15:1113), menganggap dirinya tak bersalah (15:14-16), dan memandang remeh orang yang jauh lebih tua (15:10). Akibatnya, Ayub akan tersandung dan dihukum gara-gara perkataannya (15:5-6). Kedua, Elifas mengajar Ayub. “Aku hendak menerangkan sesuatu kepadamu, dengarkanlah aku,” demikian katanya (15:17). Elifas berkata bahwa sejak zaman nenek moyangnya, telah berlaku kebenaran bahwa hanya orang bersalah yang akan menderita karena dihukum Allah (15:17-24). Oleh sebab itu, jangan mengecam atau melawan Allah (15:25-26). Elifas menegaskan bahwa orang jahat pasti dihukum Allah, dan seringkali hukuman datang sebelum genap masanya, “seperti anggur yang gugur buahnya, seperti pohon zaitun yang jatuh bunganya” (15:33). Oleh sebab itu, jalan terbaik bagi Ayub adalah mengakui kesalahan dan bertobat. Elifas mewakili banyak orang di sekitar kita pada masa kini, yakni orang yang cepat mengaitkan penderitaan orang lain dengan dosa dan hukuman Allah. Memang, benar bahwa tak ada dosa yang bebas dari hukuman Allah, namun tidak semua penderitaan adalah akibat dosa. Ucapan Elifas mengingatkan kita untuk tidak gampang menghakimi sesama dan bersabar serta berserah kepada Allah jika dihakimi sesama secara tidak adil. [TF] “Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.” Roma 14:10 14 , Kamis i 11 M e K Allah Tidak Pernah Mengecewakan Umat-Nya Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 16-17 arena diserang bertubi-tubi secara tidak adil, akhirnya Ayub marah. Ia menyebut para sahabatnya sebagai “penghibur sialan” (16:2) dan orang-orang yang tidak berhikmat (17:10). Kata “sialan” berarti mengecewakan dan menambah kerepotan, karena hiburan para sahabatnya bukan hanya tidak menghibur, tetapi justru menambah penderitaannya dengan penghakiman dan penilaian yang salah. Jika berada dalam posisi para sahabatnya, Ayub tidak akan menghakimi dan menyalahkan, melainkan ia akan mengucapkan kata-kata yang menguatkan dan penuh belas kasihan (16:5). Selanjutnya, Ayub sekali lagi menceritakan penderitaan yang sedang ia hadapi dengan harapan agar para sahabatnya memahami betapa berat penderitaannya (16:6). Penderitaannya dimulai dengan kehancuran keluarganya (16:7), dilanjutkan dengan penderitaan jasmani dan sosial. Kehancuran fisiknya digambarkan seperti diserang binatang buas: menerkam, menggertakkan gigi, dan mengangakan mulut (16:9-10); disiksa musuh lalim: membanting, menghujani dengan anak panah, menembus ginjal dan menumpahkan empedu, serta merobek-robek tubuhnya (16:1214). Secara sosial, ia menjadi cemoohan dan sindiran orang banyak, sehingga ia merasa hidupnya akan segera berakhir dan ia segera mati dan dilupakan orang (17:1-16). Ketika para sahabatnya mengecewakan saat fisiknya hancur karena penderitaan, Ayub tidak putus harapan karena ia mengarahkan pandangannya kepada Allah yang menjadi Saksinya di sorga (16:19-20). Sama seperti Ayub, kita juga sering dikecewakan oleh sesama dan dihancurkan oleh berbagai kesulitan hidup. Namun, jangan putus asa, pandanglah pada Allah, dan Ia akan menguatkan kita dan menjadikan penderitaan kita sebagai kesempatan untuk bersaksi bagi kemuliaan nama-Nya. [TF] “Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, ... sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, ... dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, ....” Habakuk 3:17-18 15 t, Juma i 12 Me O Aku Tahu Penebusku Hidup Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 18-19 rang fasik pasti dihukum dan berakhir dengan kehancuran. Itulah inti ucapan Bildad di pasal 18. Ia menyebut serangkaian hukuman yang akan diterima orang fasik: terangnya akan padam (18:5-6), jalannya akan penuh bahaya dan jerat (18:7-10), kehidupannya akan penuh masalah (18:11-16), dan akhir hidupnya mengenaskan (18:17-21). Meskipun ucapan itu tidak cocok dikenakan bagi Ayub, perhatikan bahwa ucapan Bildad benar. Allah berkata bahwa Ia tidak akan membiarkan orang fasik berlalu tanpa dihukum, seperti kata Alkitab, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya” (Galatia 6:7). Balasan Ayub di pasal 19 dimulai dengan permohonan kepada para sahabatnya untuk berhenti menghakimi dan memaksanya bertobat (19:1-4). Ia menjelaskan bahwa penderitaannya bukan karena kesalahannya, namun karena “Allah telah berlaku tidak adil” terhadapnya (19:6), Istilah “berlaku tidak adil” diartikan sebagai memperlakukan secara tidak sepatutnya. Saat itu, Ayub mengira bahwa semua penderitaannya berasal dari Allah, padahal sebenarnya semuanya merupakan serangan yang dilancarkan Iblis. Sekalipun demikian, Ayub kembali menunjukkan imannya kepada Allah yang tidak tergoyahkan oleh apa pun juga. Setelah mungungkapkan bagaimana ia menerima perlakuan yang tidak sepatutnya dari Allah (19:7-12), bagaimana ia dijauhi dan ditakuti semua orang: para sahabat, budak, kanak-kanak, dan orang-orang yang ia kasihi (19:13-20), Ayub mendeklarasikan keyakinannya bahwa Allah adalah Penebusnya yang hidup dan akan memulihkannya (19:2327). Pengalaman Ayub mengantarkan kita kepada sebuah refleksi: Ketika kehidupan kita dilanda kesulitan dan penderitaan, apakah kita tetap yakin kepada pertolongan dan pembelaan Allah? [TF] “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingku pun aku akan melihat Allah, yang aku sendiri akan melihat memihak kepadaku.” Ayub 19:25-27a 16 u, Sabt i 13 Me D Orang Fasik Tidak Mungkin Bahagia Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 20 alam ucapan kedua, Zofar berusaha meyakinkan Ayub bahwa ia adalah orang bijak yang penuh pengalaman. Ia memulai ucapannya secara jujur menyatakan tersinggung karena dihina Ayub, namun ia berjanji untuk tidak terpancing oleh Ayub untuk menyerang balik dalam kebodohan (20:2-3). Setelah gagal untuk secara langsung memaksa Ayub mengakui diri sebagai orang berdosa, Zofar memakai cara tidak langsung untuk menyindir sekaligus menyadarkan Ayub akan kesalahannya agar Ayub bertobat. Isi ucapan Zofar terdiri dari dua hal: Pertama, orang fasik mungkin saja mengalami kesuksesan sementara, namun akhirnya akan lenyap, akan dilupakan orang setelah meninggal, dan kekayaannya akan habis sebelum kematiannya, sehingga anak cucunya tidak dapat menikmati semua kekayaannya (20:4-11). Orang fasik yang dimaksud di sini adalah orang yang sombong dengan kekuasaan dan kekayaannya (20:6). Kedua, kehidupan orang fasik akan penuh kepahitan, meskipun awalnya terasa manis dan nikmat (20:12-28). Kepahitan hidup mereka berasal dari hukuman Allah yang mengubah makanan mereka menjadi racun (20:13-14) dan melenyapkan segala kekayaan yang mereka peroleh dengan menipu dan memeras orang miskin (20:15-19, 26-28). Selain itu, Allah juga akan membuat kehidupan mereka dipenuhi kekuatiran (20:20-22) dan penderitaan fisik lainnya (20:23-25). Apakah yang dapat kita pelajari dari ucapan Zofar? Secara positif, kita diingatkan agar jangan mengikuti jejak orang fasik yang suka menyombongkan diri serta memeras sesama untuk mendapatkan kekuasaan dan kekayaan. Secara negatif, kita tidak boleh mengulangi kesalahan Zofar yang dibutakan oleh kepicikan sehingga secara membabi buta menyerang mereka yang dianggap sebagai orang yang berdosa. [TF] “Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar.” Mazmur 1:4-5 17 u, Mingg i 14 Me P Penghiburan Kosong yang Penuh Tipu Daya Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 21 enghiburan kosong yang penuh tipu daya, demikianlah kesimpulan Ayub atas ucapan terakhir Zofar (21:34). Kesimpulan ini lahir dari pengetahuan Ayub akan maksud jahat Zofar yang berusaha dengan menghalalkan segala cara untuk memaksa Ayub mengakui bahwa semua penderitaan yang dialaminya adalah akibat hukuman Allah atas dosanya yang besar, sehingga selanjutnya Ayub harus mengakui dosa-dosanya dan bertobat (21:27). Ayub menegur Zofar yang telah melakukan dua kesalahan fatal demi mencapai tujuan. Pertama, Zofar mempermainkan kebenaran dengan menyampaikan kebenaran yang tidak utuh. Menurut Zofar, semua orang fasik pasti berumur pendek dan hidup menderita. Oleh sebab itu, penderitaan Ayub pasti disebabkan oleh kefasikan hidupnya. Ayub mementahkan argumentasinya dengan jawaban bahwa banyak orang fasik adalah panjang umur, hidup bahagia bersama anak cucu, serta usahanya berhasil dan selalu mujur (21:7-13). Kedua, Zofar menganggap diri sendiri berhikmat sehingga memberanikan diri memakai nama Allah untuk menegur Ayub. Bagi Ayub, hikmat tertinggi ada pada Allah yang tidak membutuhkan pertolongan dan nasihat dari siapa pun juga (21:22). Ayub mengakui bahwa ia tidak memahami hikmat Allah yang membiarkan orang fasik menikmati kehidupannya dan mengizinkan dirinya yang jauh lebih baik dari orang fasik hidup dalam penderitaan (21:23-26). Jawaban Ayub mengajarkan bahwa tidak semua penderitaan adalah akibat dari kefasikan, dan sebaliknya. Selain itu, waspadalah terhadap orang-orang di sekitar kita yang mengkompromikan kebenaran demi ambisi pribadi, bahkan memakai nama Allah untuk mencapai ambisinya, sambil kita mengingatkan diri sendiri agar tidak jatuh ke dalam kesalahan yang sama. [TF] “Alangkah hampanya penghiburanmu bagiku! Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!” Ayub 21:34 18 , Senin i 15 Me S Tuduhan Keji Seorang Sahabat Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 22 erangan kepada Ayub makin brutal! Kali ini, Elifas menyerang langsung kepribadian Ayub. Bagi Elifas, Ayub sama sekali tak bermanfaat, baik bagi Allah maupun bagi sesama (22:1-10). Menurut Elifas, pengakuan Ayub akan hikmat dan kesalehan pribadinya adalah bohong, karena kenyataan bahwa ia sudah diadili dan dihukum Allah membuktikan bahwa Allah sama sekali tak memandang Ayub sebagai seorang yang benar di hadapanNya (21:1-4). Selain itu, Ayub dituduh secara keji sebagai berlaku lalim kepada sesama, mulai dari pemerasan orang yang tak berdaya, keengganan menolong orang melarat, dan tindakan semena-mena sebagai tuan tanah. Jadi, wajar bila hidupnya dilanda bencana dahsyat (22:5-10). Elifas menuduh Ayub melakukan tindakan lalim yang bersumber dari sikap tidak menghormati Allah, yang digambarkan dengan beberapa kalimat berikut: “Tahu apa Allah? Dapatkah Ia mengadili dari balik awan-awan yang gelap?” (22:13), “Pergilah dari kami! Yang Mahakuasa dapat berbuat apa terhadap kami?” (22:17). Oleh sebab itu, satu-satunya harapan Ayub adalah pertobatan, yakni berdamai dengan Allah melalui menaati firmanNya, berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya, serta mengutamakan Allah seperti menghargai emas (22:21-27). Niat dan usaha Elifas membantu Ayub perlu dihargai dan ditiru. Kesungguhan berharap agar Ayub segera terlepas dari segala penderitaannya patut diteladani. Namun, kesungguhan itu harus disertai kepekaan atas penderitaan orang-orang di sekitar kita. Tindakan Elifas yang harus dihindari adalah sikap menganggap diri paling benar dan keberanian memakai nama Allah untuk memaksakan kehendak. Saat menolong sesama, pelajarilah kondisinya secara teliti, supaya kita dapat bertindak bijak. [TF] “Jikalau keangkuhan tiba, tiba juga cemooh, tetapi hikmat ada pada orang yang rendah hati. Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya.” Amsal 11:2-3 19 sa, Sela i 16 Me M Dua Ketidakpahaman Ayub Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 23-24 eskipun dituduh secara keji oleh Elifas, Ayub sama sekali tak membalas. Sebaliknya, ia menunjukkan keyakinannya kepada kesetiaan Allah dan kehidupannya yang tidak bercela. Dalam ucapannya, Ayub menyampaikan dua ketidakpahaman. Pertama, ketidakpahaman tentang penderitaannya (23:2-12). Ayub berani bersaksi bahwa ia adalah orang yang jujur dan saleh, bahkan ia berinisiatif mencari Allah untuk memperkarakan kesalehan hidupnya. Ia bahkan yakin bahwa setelah diuji Allah, ia akan tampil seperti emas karena ia hidup menurut jejak dan jalan-Nya, taat kepada perintah-Nya, dan menyimpan firman-Nya di dalam sanubarinya (23:10-12). Namun, ia tidak memahami mengapa Allah mengizinkan penderitaan yang begitu berat melandanya. Kedua, ketidakpahaman atas tindakan Allah yang seolah-olah membiarkan kehidupan orang fasik berjalan dengan lancar (23:13-24:20). Ayub menyaksikan begitu banyak perbuatan fasik yang seolah-olah tak disentuh hukuman Allah, mulai dari para penipu, penindas orang yang tak berdaya, pembunuh, pezinah, hingga penyiksa sesama. Sekalipun demikian, ketidakpahaman tak membuat Ayub meragukan kasih dan keadilan Allah. Ia mengungkapkan keyakinannya kepada Allah demikian, “Tetapi Ia tidak pernah berubah—siapa dapat menghalangi Dia? Apa yang dikehendaki-Nya, dilaksanakanNya juga” (23:13). Ayub yakin bahwa Allah tak pernah meninggalkannya. Ia juga yakin bahwa orang fasik pasti akan menerima ganjarannya pada waktunya (24:18-20, 24). Pernahkah Anda memiliki pengalaman seperti Ayub? Apa reaksi Anda ketika tak memahami mengapa kesulitan demi kesulitan menimpa Anda, sementara orang yang hidupnya tidak beres nampak lancar-lancar saja? Tetap teguh dan bersandar kepada Allah, itulah teladan Ayub bagi kita saat menghadapi situasi yang sulit ini. [TF] “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, ...; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.” Mazmur 37:1, 3-4 20 , Rabu i 17 Me P Kebesaran Allah di Hadapan Manusia yang Hina Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 25 asal 25 berisi interupsi Bildad di tengah ucapan Ayub mengenai penderitaannya dan imannya kepada Allah. Interupsi ini dimulai dengan pengagungan kebesaran Allah. Perhatikan bahwa penjelasan Bildad tentang Allah adalah benar. Allah digambarkan sebagai sumber kekuasaan dan kedahsyatan yang tak tertandingi. Ia adalah Raja yang menciptakan kedamaian di sorga. Pasukan-Nya tidak terhitung dan merupakan sumber terang abadi, sehingga bulan dan bintang kehilangan sinarnya di hadapan Allah (25:1-3, 5). Ucapan Bildad tentang kebesaran Allah lahir dari kesalahpahaman atas ucapan Ayub di pasal sebelumnya. Ia menafsirkan pernyataan ketidakpahaman Ayub atas tindakan Allah sebagai tuduhan bahwa Allah telah berbuat kesalahan. Oleh sebab itu, Bildad menginterupsi ucapan Ayub untuk membela tindakan Allah, sekaligus menekankan betapa hina dan lemahnya manusia di hadapan Allah, yakni seperti berenga (cacing) dan ulat (25:6), sehingga tidak mungkin ada manusia yang benar di hadapan-Nya (25:4). Apa yang disampaikan oleh Bildad, baik tentang kebesaran Allah maupun kehinaan manusia adalah benar. Namun ucapan Bildad berhenti secara mendadak sehingga tidak memberi ruang bagi terciptanya relasi antara Allah dengan manusia. Alkitab mengajarkan bahwa Allah memang mahakuasa dan manusia adalah mahahina. Namun, melalui pengampunan Allah, kita diberi kesempatan untuk mendekat kepada-Nya. Itulah sebenarnya yang dialami Ayub. Meskipun Ayub dikatakan sebagai seorang yang benar di hadapan Allah (1:8), ia adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Namun, karena kesadarannya, Ayub selalu meminta pengampunan kepada Allah (1:5). Hari ini, Allah yang mahakuasa selalu membuka pintu pengampunan bagi setiap orang yang bertobat dan meminta pengampunan-Nya. [TF] “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN.” Mazmur 32:1-2 21 , Kamis i 18 Me L Berkat dan Ujian dalam Satu Paket Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 26-27 anjutan ucapan Ayub dimulai dengan sindiran terhadap ucapan Bildad yang dianggapnya tidak bermutu (26:1-4) karena Ayub mengenal Allah, diri sendiri, dan memahami akhir orang fasik jauh lebih baik daripada Bildad dan teman-temannya. Melalui ucapannya, Ayub memperkenalkan Allah sebagai Penguasa dan Pengendali segala sesuatu, mulai dari dunia orang mati (26:5-6), angkasa luar (26:7), cuaca (26:8-9), hingga kepada langit dan laut (26:10-13). Dalam lanjutan ucapannya, Ayub menyatakan imannya kepada Allah meskipun ia tidak memahami mengapa Allah mengizinkannya mengalami semua penderitaan itu. Perkataan “Allah . . . tidak memberi keadilan kepadaku” serta “Yang Mahakuasa . . . memedihkan hatiku” (27:2) harus dipahami sebagai bahasa puisi, sehingga tidak boleh diartikan secara literal bahwa Ayub menuduh Allah berlaku tidak adil. Sebaliknya, perkataan itu adalah ungkapan ketidakpahaman kepada kehendak Allah atas dirinya. Meskipun demikian, Ayub sama sekali tidak meragukan kebaikan Allah dan mengkompromikan kebenaran (27:4-6). Ayub menutup ucapannya di pasal ini dengan kecaman kepada orang fasik (27:7-23) untuk membuktikan bahwa ia sadar bahwa dirinya tidak termasuk orang fasik, karena ia tak mungkin mengecam dirinya sendiri. Sewaktu mengkhotbahkan teks ini, Charles Spurgeon menekankan bahwa berkat dan penderitaan yang Allah izinkan sama-sama tidak dapat dipahami dalam kehidupan ini. Begitu banyak orang Kristen dengan gampang menerima berkat Allah dengan ucapan syukur tanpa mempertanyakan alasan Allah memberkatinya; sebaliknya ketika menghadapi kesulitan, mereka begitu gampang mempertanyakan kebaikan Allah. Orang Kristen harus memiliki kesiapan yang sama untuk menerima berkat dan ujian dari Allah, yang sama-sama sulit dipahami. [TF] “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.” Filipi 1:29-30 22 t, Juma i 19 Me D Carilah Hikmat dan Akal Budi Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 28 alam lanjutan ucapannya, Ayub menyinggung tentang betapa berharganya hikmat dan cara mendapatkannya. Ayub memulai ucapannya dengan menjelaskan bahwa hikmat sejati tidak dapat ditemukan di dalam dunia. Ia menggambarkan usaha manusia untuk mencari barang berharga dengan menggali tanah, membongkar gunung, membuka terowongan, membuka tambang hingga ke tempat yang tersembunyi, bahkan mengarungi lautan dan samudera. Manusia dapat menemukan berbagai barang berharga di sana—seperti emas, perak, besi, pangan, dan batu permata—namun manusia tidak dapat menemukan hikmat dan akal budi (28:1-14). Ayub berkata, “Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?” (28:12). Selanjutnya, Ayub mengatakan bahwa hikmat lebih berharga dari kekayaan, dan kekayaan tidak dapat membeli hikmat (28:12-19). Hikmat lebih berharga daripada segala logam mulia—emas murni, emas Ofir, atau emas tua. Hikmat juga lebih berharga daripada segala batu permata—krisopras, lazurit, gewang, hablur, mutiara, dan kisolit Etiopia. “Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?” tanya Ayub kepada para sahabatnya sebagai bentuk sindiran kepada mereka yang mengaku dirinya lebih berhikmat dari Ayub dan terus memaksanya untuk mengakui kesalahan dan bertobat (28:20). Ayub mengatakan, hikmat sejati hanya dimiliki Allah yang menetapkan dan menyelidikinya (28:27). Sebagai penutup, Ayub mengatakan bahwa hikmat adalah takut akan Tuhan, dan akal budi adalah menjauhi kejahatan (28:28). Ucapan Ayub mengingatkan kita untuk lebih mengutamakan Allah di dalam kehidupan ini, agar kita memiliki hikmat dan akal budi. Nilai hidup manusia diukur oleh seberapa besar hikmat dan akal budi yang dimilikinya, bukan dari berapa besar hartanya dan berapa tinggi kedudukannya. [TF] “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6:33 23 u, Sabt i 20 M e S Ayub Dahulu dan Sekarang Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 29-30 aat terpuruk di titik paling rendah, Ayub terkenang akan masa lalunya yang begitu indah. Dulu, ia memiliki keluarga yang bahagia dengan harta benda yang melimpah (29:2-6). Saat itu, ia memiliki hubungan yang harmonis dengan sesama (29:7-11, 21-25). Ia dihormati sebagai tokoh masyarakat yang menjadi sumber nasihat dan penyelesaian masalah. Selain itu, Ayub terkenal sebagai orang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi (29:12-17). Ia melindungi dan membela hak kaum lemah. Ayub mengaku bahwa ia dapat melakukan semua itu atas pertolongan Allah yang menyertai dan menerangi jalannya, sehingga Allah bergaul karib dengannya (29:4). Kini, ia bukan hanya tidak dihormati, tetapi juga menjadi bahan tertawaan orang-orang paling hina di masyarakat serta diserang secara bertubi-tubi oleh orang-orang jahat (30:1-15). Dalam kondisi demikian, Ayub melakukan dua hal: Pertama, ia mengeluhkan kehancuran batin akibat penderitaan fisik serta kesepian hati karena tidak seorang pun yang datang menolongnya (30:16-19, 24-31). Kedua, ia berseru meminta pertolongan Allah (30:20-23). Sekilas, Ayub seolah-olah menyalahkan Allah yang menyebabkan semua penderitaannya. Namun, bahasa puisi yang dipakai Ayub harus diartikan sebagai pengakuan pada kedaulatan Allah atas kehidupannya. Ayub yakin, jika bukan seizin Allah, tidak mungkin semua penderitaan itu akan menimpanya, dan jika Allah berkenan, semua penderitaannya akan berlalu (30:20-23). Pengalaman Ayub mengajarkan bahwa banyak hal dalam hidup ini yang dapat berubah dengan cepat: kesehatan, kekayaan, temanteman, orang-orang sekitar. Hanya Allah yang tidak berubah. Ia setia dan dapat disandar dalam segala keadaan, baik saat bahagia maupun saat sengsara. Oleh sebab itu, sandarkanlah kehidupan Anda kepada Allah, bukan kepada hal-hal yang mudah berubah. [TF] “Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Sebab itu kita tidak akan takut, sekalipun bumi berubah, ...; sekalipun ribut dan berbuih airnya, sekalipun gunung-gunung goyang oleh geloranya.” Mazmur 46:2-4 24 u, Mingg i 21 Me P Pembelaan Terakhir Ayub Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 31 asal ini berisi ucapan sekaligus pembelaan terakhir Ayub atas ketidakbersalahannya di hadapan Allah. Secara berurutan, Ayub menyebutkan kesuciannya dalam aspek-aspek hidup yang membuat banyak orang jatuh ke dalam dosa, yakni: keinginan mata yang melahirkan hawa nafsu (31:1-4), dusta dan tipu daya (31:5-8), perzinahan dan percabulan (31:9-12), ketidakadilan terhadap budak (31:13-15), ketidakpedulian kepada kaum lemah (31:18-23), penyembahan berhala karena tamak akan harta (31:24-28), pembalasan dendam (31:29-30), perlakuan buruk terhadap orang asing (31-34), dan pengelolaan tanah yang sewenang-wenang (31: 38-40). Dari pembelaan Ayub, kita mengamati dua hal menarik. Pertama, Ayub membuktikan kesungguhan pembelaannya dengan menyebut Allah sebagai saksinya, bahkan ia mengatakan bahwa Allah akan menghukumnya lebih berat jika ternyata pembelaannya palsu. Selain itu, Ayub menantang para lawannya untuk menunjukkan kesalahannya jika memang mereka memiliki bukti (31:35). Kedua, sulit membayangkan pergolakan batin Ayub yang mengalami penderitaan lahir batin sangat berat, padahal ia meyakini bahwa kehidupannya bersih di hadapan Allah. Oleh sebab itu, ia berseru dan meminta penjelasan kepada Allah, “Inilah tanda tanganku! Hendaklah Yang Mahakuasa menjawab aku!” (31:35). Pembelaan Ayub secara tidak langsung menantang kita untuk memeriksa diri sendiri. Dari aspek kehidupan yang disebut Ayub di atas, manakah titik lemah Anda yang membuat Anda sering jatuh ke dalam dosa? Kasih dan pengampunan Allah selalu lebih besar daripada dosa dan pelanggaran kita, sehingga setiap orang yang datang kepada-Nya dalam pertobatan akan menerima pengampunan. [TF] “Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak raguragu. Ujilah aku, ...; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.” Mazmur 26:1-3 25 , Senin i 22 Me S Elihu yang Muda tapi Bijak Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 32-33 ebagai pembicara terakhir, Elihu tampil berbeda dengan ketiga sahabat lainnya (32:6). Setelah menyimak semua ucapan yang telah disampaikan, ia menilai ucapan ketiga sahabatnya sia-sia karena hikmat mereka sama sekali tak menjawab atau meringankan penderitaan Ayub (32:10-13). Meskipun geram karena ucapan-ucapan yang tidak bijak itu, ia menahan diri sampai tiba gilirannya untuk berbicara (32:16-20). Ia mengakui bahwa tak ada manusia yang dapat mengalahkan hikmat Allah (32:8-9, 13). Elihu bersikap netral, tidak memihak siapa pun (32:21-22). Ketika berbicara kepada Ayub, Elihu bersikap bersahabat karena ia siap mendengarkan pembelaan Ayub jika memang perkataannya tidak benar (33:1-7). Hal pertama yang Elihu katakan adalah bahwa ia sudah melihat penderitaan Ayub dan mendengar pembelaannya sebagai orang yang suci dan bersih. Namun, ia menegur sikap Ayub yang secara lancang berbantah dengan Allah dan menuduh Allah tidak menjawab ketidakpahaman atas penderitaannya (33:8-13). Menurut Elihu, Allah mungkin sudah menjawab melalui mimpi dan penglihatan saat Ayub tertidur (33:12-18) atau Allah berbicara melalui penderitaan yang sedang dialami Ayub dengan tujuan menyelamatkan kehidupannya (33:19-30). Oleh sebab itu, Elihu meminta Ayub sungguh-sungguh mendengarkannya (33:31-33). Elihu dikatakan bijak karena ia menjaga ucapannya agar tidak melanggar kebenaran Allah dan melukai perasaan sesama. Dari teladan Elihu, kita dapat memperbaiki diri melalui dua pertanyaan refleksi berikut: Apakah ucapan saya sesuai dengan kebenaran Allah? Apakah yang saya ucapkan membawa manfaat bagi sesama atau justru melukai perasaannya? [TF] “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang.” Kolose 4:6 26 sa, Sela i 23 Me L Jangan Membenarkan Diri di Hadapan Allah Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 34-35 anjutan ucapan Elihu ditujukan kepada semua yang hadir dalam pertemuan itu. Pertama, ia menyindir mereka karena menganggap diri sendiri berhikmat sehingga tidak mendengarkan ucapan orang lain (34:1-4). Kedua, Elihu menyampaikan pemahamannya bahwa Allah adalah Hakim yang adil yang tidak mungkin melakukan kejahatan. Allah akan menghukum orang fasik dan menurunkan para penguasa lalim dari kedudukannya. Sebaliknya, Ia akan memberi upah kepada orang benar dan membela hak orang yang tertindas (34:5-30). Oleh sebab itu, Ayub dan para sahabatnya tidak boleh menyombongkan diri di hadapan Allah. Mereka sebaiknya berdiam diri di hadapan-Nya supaya kesalahan mereka tidak bertambah dengan perkataan yang tidak benar (34:31-37). Di awal pasal 35, Elihu kembali menegur Ayub dan ketiga sahabat lain atas usaha mereka membenarkan diri sendiri dan menganggap diri sebagai orang berhikmat (35:1-3). Menurut Elihu, orang berdosa tidak perlu membenarkan diri di hadapan Allah karena Ia tidak terpengaruh oleh kefasikan atau kebenaran manusia. Kefasikan manusia hanya akan merugikan diri sendiri dan mendatangkan hukuman-Nya (35:4-8). Tindakan membenarkan diri di hadapan Allah akan membuat Allah tidak mendengarkan jeritan mereka memohon pertolongan dan belas kasihan, meskipun saat tertindas seperti yang dialami oleh Ayub (35:9-16). Teguran Elihu mengingatkan kita untuk menghindari sikap membenarkan diri di hadapan Allah dan sesama. Sikap membenarkan diri akan membuat kita makin dijauhi sesama dan mendatangkan hukuman Allah. Sebaliknya, kerendahan hati akan mendatangkan banyak sahabat dan berkat Allah. [TF] “Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan; itulah yang akan menyembuhkan tubuhmu dan menyegarkan tulang-tulangmu.” Amsal 3:7-8 27 , Rabu i 24 Me D Mengenal Allah yang Perkasa, Mulia, dan Besar Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 36-37 ua pasal ini mencatat ucapan khusus Elihu kepada Ayub. Ia mengklaim diri sebagai wakil Allah yang memulai ucapannya “demi Allah” (36:2) untuk memperkenalkan Allah dalam tiga aspek: Pertama, Allah itu perkasa (36:5). Keperkasaan Allah dikaitkan dengan perlindungan-Nya kepada orang benar (36:7) dan ganjaran hukuman yang pantas kepada kaum fasik (36:6). Menurut Elihu, hukuman Allah kepada orang fasik mencakup: kesengsaraan, kecelakaan, ketidakdamaian, dan kematian yang tidak wajar (36:8-16). Kedua, Allah itu mulia (36:22). Kemuliaan Allah dibuktikan dengan hikmat-Nya yang tidak tertandingi serta kejujuran dan keadilan yang tidak terbantahkan oleh siapa pun juga (36:22-25). Ketiga, Allah itu besar (36:26). Kebesaran Allah digambarkan oleh kuasa-Nya yang tidak dapat dipahami dalam menciptakan dan mengendalikan alam semesta dan isinya, mulai dari awan yang mendatangkan hujan, petir dan guntur yang menderu, musim yang terus berganti, hewan yang mampu bertahan hidup, yang semuanya berfungsi untuk mencapai tujuan tertentu (36:27-37:13). Sebagai penutup ucapannya, Elihu sekali lagi mengingatkan betapa kecilnya Ayub di hadapan Allah, sehingga ia sama sekali tidak layak dan tidak boleh berbantah dengan-Nya (37:14-24). Ucapan Elihu memperkenalkan Allah secara lengkap, baik dari sisi keadilan-Nya atas orang benar dan orang fasik, hikmat dan kuasa-Nya menciptakan dan mengendalikan alam semesta, maupun kebesaran-Nya yang tak terpahami oleh pikiran manusia. Pengenalan ini selain menciptakan rasa kagum dan hormat yang mendalam, juga mendorong kita untuk bersyukur atas anugerah-Nya yang secara ajaib menerima kita yang hina ini menjadi umat-Nya. [TF] “Ketahuilah, Allah itu perkasa, namun tidak memandang hina apapun. ...; siapakah guru seperti Dia? Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.” Ayub 36:5, 22, 26 28 Roh Kudus Sangat Diperlukan Pada Masa Kini P engagungan terhadap rasio membuat sebagian gereja mengabaikan—dan bahkan menyingkirkan—peran Roh Kudus. Penyingkiran peran Roh Kudus ini berakibat fatal bagi gereja. Tanpa peran Roh Kudus, gereja tidak ada bedanya dengan organisasi sosial. Kehadiran gereja bisa saja menimbulkan kekaguman atau rasa terima kasih bila gereja melaksanakan peran sosialnya, tetapi kehadiran gereja tidak bisa mengubah kehidupan. Hanya Roh Kudus yang bisa menghidupkan gereja, dan selanjutnya memungkinkan gereja mengubah kehidupan. Karena hanya Roh Kudus yang bisa membuat gereja menjadi hidup dan mengubah kehidupan, maka para murid Tuhan Yesus harus menanti kedatangan Roh Kudus pada hari Pentakosta sebelum mereka bisa mulai menjalankan misi yang diberikan oleh Tuhan Yesus kepada mereka. Kehadiran Roh Kudus lebih dulu mengubah kehidupan para murid, dan selanjutnya Roh Kudus membuat kesaksian para murid menghasilkan pertobatan 3000 orang pada hari Pentakosta. Pertobatan masal itu menghasilkan terbentuknya sebuah komunitas orang percaya yang bersatu bukan hanya secara konsep, tetapi dalam realias kehidupan bersama. Roh Kudus bukan hanya menumbuhkan keyakinn teoritis akan karya penebusan Kristus, tetapi Roh Kudus juga membuat para murid berani mempertahankan keyakinan mereka dengan taruhan nyawa. Selanjutnya, Roh Kudus juga menguduskan gereja, membuat gereja berbeda dengan dunia. Peran Roh Kudus yang amat penting, namun sering diabaikan dalam gereja adalah bahwa Roh Kudus menolong umat Tuhan untuk berdoa sesuai dengan kehendak Allah dan bahwa Roh Kudus memimpin, menetapkan, dan meneguhkan misi gereja. Bila Roh Kudus diabaikan, doa akan menjadi formalitas yang membosankan dan misi gereja tidak akan berjalan. Perlu diingat bahwa Roh Kudus bukan hanya membangun misi gereja, tetapi juga menetapkan penggembalaan dalam jemaat! [P] 29 Kenaikan , Kamis i 25 M e B Pergi dengan Maksud Baik Bacaan Alkitab hari ini: Yohanes 14:1-18 agi murid-murid Tuhan Yesus, rencana kepergian Tuhan Yesus menimbulkan kecemasan. Mereka sudah merasa nyaman berada bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Bagi para murid, Tuhan Yesus adalah segala-galanya: tempat berlindung, tempat bertanya, dan tempat mencari penyelesaian atas semua masalah yang mereka hadapi. Ada banyak hal yang tidak bisa mereka lakukan, tetapi tidak ada masalah yang tidak mampu diatasi oleh Tuhan Yesus. Masalah bertambah runyam bila para murid menyadari apa yang kemudian akan terjadi: Oposisi bertambah kuat dan Tuhan Yesus akan ditangkap, diadili, disiksa, dan kemudian disalibkan sampai mati. Para murid selanjutnya harus menghadapi para pemimpin agama Yahudi yang menginginkan agar mereka berhenti menyebarkan ajaran Tuhan Yesus. Dalam kondisi semacam itu, tidak mudah untuk memahami perkataan Tuhan Yesus, “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.” (16:7). Ada dua manfaat utama dari rencana kepergian atau kenaikan Tuhan Yesus ke surga: Pertama, kematian dan kebangkitan (yang mendahului kenaikan) Tuhan Yesus ke surga memastikan adanya pengampunan dosa dan adanya tempat di surga bagi orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Kedua, kenaikan Tuhan Yesus ke surga akan digantikan oleh kehadiran Roh Kudus di dalam diri setiap orang percaya yang dimulai dengan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Roh Kudus yang tidak dibatasi oleh ruang (hadir di mana saja) dan waktu (hadir setiap saat), menggantikan peran Tuhan Yesus dalam kehidupan para murid. Sadarkah Anda bahwa Roh Kudus yang hadir pada hari Pentakosta juga hadir dalam kehidupan orang percaya pada masa kini serta siap menolong kita dalam menghadapi setiap masalah? [P] “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.” Yohanes 16:7 30 Pra-Pentakosta t, Juma i 26 M e S Penolong dalam Bersaksi Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 1:1-9 esudah kebangkitan-Nya, selama empat puluh hari, Tuhan Yesus berulang-ulang menampakkan diri kepada para murid-Nya dan berbicara tentang Kerajaan Allah, dan pesan terakhir berkaitan dengan Roh Kudus. Dengan membahas tentang Kerajaan Allah dan tentang Roh Kudus di masa akhir kebersamaan-Nya secara fisik dengan murid-murid-Nya, secara tidak langsung Tuhan Yesus menunjukkan bahwa masalah Kerajaan Allah dan masalah Roh Kudus adalah dua hal terpenting yang perlu dipahami para murid dalam menghadapi masa depan sesudah Tuhan Yesus naik ke surga. Memahami tentang Kerajaan Allah akan mengubah cara kita memandang kehidupan di bumi ini. Kemewahan, kenyamanan, dan kesuksesan di bumi ini bukanlah tujuan bagi kehidupan orang percaya karena pandangan orang percaya harus terarah kepada Kerajaan Allah yang hanya dapat dilihat dengan mata iman, bukan mata jasmani. Memahami tentang kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya menolong kita memahami sumber kekuatan kita yang tak terbatas, yaitu di dalam diri Roh Kudus yang Mahahadir, Mahatahu, dan Mahakuasa. Dalam pesan-Nya yang terakhir (1:8), Tuhan Yesus mengatakan bahwa para murid akan menjadi saksi bagi Pribadi dan karya Kristus. Kesaksian para murid itu merupakan pembuka pintu bagi Pemberitaan Injil (Kabar Baik) tentang Tuhan Yesus Kristus. Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan para murid menumbuhkan keberanian dan hikmat yang membuat para murid sanggup menjadi saksi dalam segala situasi, termasuk saat mereka menghadapi ancaman! Apakah Anda menyadari bahwa Roh Kudus siap menolong Anda untuk menjadi Saksi dan Pemberita Injil Kristus? [P] “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Yohanes 15:26 31 Pra-Pentakosta u, Sabt i 27 Me S Roh Kudus Menyatukan Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:44-47 alah satu ciri utama yang seharusnya ada dalam suatu komunitas (kelompok masyarakat) Kristen adalah kesatuan yang diwarnai oleh kasih dan yang diwujudkan melalui sikap saling memperhatikan, saling mendoakan, saling mendorong, saling menolong, dan saling mensukseskan. Sayangnya, sikap individualisme Barat seringkali merusak kesatuan Kristiani. Ciri gotong royong dalam komunitas Timur seringkali dirusak oleh sikap kompetitif (bersaing) yang lazim dalam komunitas Barat. Kita patut bersyukur bahwa komunitas Kristiani yang terbentuk pada hari Pentakosta bisa menjadi model (teladan) bagi komunitas Kristiani pada masa kini. Setelah terjadinya pertobatan masal pada hari Pentakosta, orang-orang Kristen Baru membentuk suatu komunitas yang saling menumbuhkan dan saling menolong. Sebagai bayi-bayi rohani, mereka memiliki kerinduan yang amat besar untuk bertumbuh. Oleh karena itu, mereka bertekun dalam kelas pengajaran yang dipimpin oleh para Rasul dan dalam persekutuan doa (2:42). Karena sebagian besar orang Yahudi dalam komunitas kristiani itu berasal dari tempat jauh, jelas bahwa bekal mereka terbatas dan pada akhirnya mereka bergantung pada santunan yang diberikan oleh orang-orang Yahudi yang berasal dari Yerusalem dan daerah di sekitarnya. Milik mereka dipandang sebagai milik bersama yang bisa dipakai untuk kepentingan bersama! (2:44-45). Kebersamaan semacam itu berkenan kepada Tuhan sehingga banyak terjadi mujizat dan tanda (2:43) yang meneguhkan pelayanan para rasul. Menurut anda, apakah fakta bahwa “tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan,” (2:47) bisa dipandang sebagai perkenan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya masa itu? [P] “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.” 1 Korintus 12:13 32 Pra-Pentakosta u, Mingg i 28 Me P Roh Kudus Menumbuhkan Keyakinan Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 4:1-31 elayanan para murid pada abad pertama adalah pelayanan yang penuh risiko (berbahaya), khususnya karena pelayanan mereka ditentang para ulama (yaitu orang-orang Saduki) yang dekat dengan para Penguasa. Orang Saduki adalah golongan pemimpin yang tidak mempercayai adanya kebangkitan orang mati. Keyakinan itu membuat mereka sulit mempercayai hal kebangkitan Tuhan Yesus. Mereka mengeraskan hati sehingga respons mereka berlawanan dengan respons masyarakat yang menyambut pelayanan para murid Tuhan Yesus dengan terbuka dan antusias (bergairah). Respons yang positif dari masyarakat terlihat dari jumlah anggota komunitas orang percaya yang melonjak dari tiga ribu orang pada hari Pentakosta (2:41) menjadi lima ribu orang (4:4). Pada zaman itu, yang dihitung hanya laki-laki, sehingga jumlah yang sebenarnya masih harus ditambah dengan jumlah wanita dan anak-anak. Kesuksesan pelayanan para rasul—yang diwakili Petrus dan Yohanes—membuat hati para ulama Yahudi panas, sehingga mereka mengutus para pengawal Bait Allah untuk menangkap Petrus dan Yohanes. Kemudian, para ulama itu melarang Petrus dan Yohanes memberitakan tentang Yesus Kristus. Akan tetapi, jawaban mereka menunjukkan bahwa Roh Kudus telah menumbuhkan keyakinan yang mengharukan: Ketaatan mereka kepada Allah tidak akan mereka lepaskan, sekalipun hal itu membuat mereka harus menghadapi ancaman. Sikap Petrus dan Yohanes ini kontras dengan sikap banyak orang pada masa kini yang amat situasional (tergantung situasi). Bagaimana dengan Anda? Apa yang mengatur (menentukan) pelayanan Anda: situasi atau keyakinan? Beranikah Anda menempuh bahaya dalam pelayanan? [P] “Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar.” Kisah Para Rasul 4:19b-20 33 Pra-Pentakosta , Senin i 29 M e S Roh Kudus Menguduskan Gereja Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 5:1-16 aat gereja mulai berkembang pada zaman para rasul, Allah memperlihatkan kehendak-Nya secara terang-terangan, yaitu agar gereja menjadi kudus (terpisah dari perbuatan dosa) di hadapan Allah. Oleh karena itu, ketika Ananias dan istrinya— yaitu Safira—berdusta saat mempersembahkan hasil penjualan tanahnya, mereka berdua langsung dihukum Tuhan dengan hukuman mati. Ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan: Pertama, persembahan hasil penjualan tanah itu bersifat sukarela, bukan kewajiban. Oleh karena itu, yang menjadi masalah bukan jumlah persembahan, tetapi tindakan berbohong saat memberi persembahan. Hal ini secara tidak langsung mengingatkan kita bahwa persembahan kita—berapa pun besarnya— tidak bisa menebus dosa kita. Kedua, tindakan berbohong dari Ananias dan Safira itu merupakan tindakan “mendustai Roh Kudus” (5:3) atau “mencobai Roh Tuhan” (5:9). Sesuai dengan sebutan “Kudus” pada diri-Nya, Roh Kudus menghendaki agar umat Allah hidup dalam kekudusan dan Dia akan menyingkirkan kecemaran (ketidakkudusan) dari gereja. Bila saat ini dosa (ketidakkudusan) di dalam gereja masih terlihat, hal ini harus dipandang sebagai wujud kesabaran Allah yang masih mau memberi kesempatan kepada umat-Nya untuk bertobat dari dosa. Sadarilah bahwa sebagai umat Allah, kita dituntut untuk memiliki standar kekudusan yang lebih tinggi dari dunia ini. Ingatlah misalnya saat Tuhan Yesus membersihkan Bait Allah dari para pedagang yang berjualan di halaman Bait Allah. Berdagang tidak salah, tetapi mencari keuntungan dari umat yang hendak beribadah kepada Allah merupakan dosa yang serius! Apakah Anda telah berusaha hidup dalam kekudusan? [P] “... jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” 1 Petrus 1:14b-16 34 Pra-Pentakosta sa, Sela i 30 Me D Roh Kudus Memimpin Misi Gereja Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 8 alam Kisah Para Rasul 1:8, Tuhan Yesus telah menetapkan bahwa murid-murid-Nya akan menerima kuasa untuk menjadi saksi-saksi Kristus saat Roh Kudus turun (pada hari Pentakosta). Jangkauan kesaksian para murid itu bukan hanya di tempat mereka berada (Yerusalem), tetapi juga mencakup seluruh propinsi (Yudea) dan daerah di sekitarnya (Samaria), bahkan mencakup ujung bumi. Pemakaian kata “dan” (bukan kata “lalu”) dalam ayat diatas menunjukkan bahwa tempattempat itu bukan untuk dijangkau secara bertahap, melainkan dijangkau secara bersama-sama. Hal itu berarti bahwa para murid (yang disebut juga sebagai “rasul”) harus menyebar ke seluruh muka bumi tanpa perlu menunggu selesainya kesaksian di kota Yerusalem. Sayangnya para rasul itu merasa lebih nyaman untuk menekuni pelayanan di kota Yerusalem, sehingga akhirnya Allah mengizinkan terjadinya penganiayaan yang “memaksa” orang-orang Kristen baru itu menyebar ke seluruh Yudea dan Samaria. Penyebaran itu membuat Filipus—seorang pemimpin awam (bukan Rasul)—memberitakan Injil di Samaria dan mendapat sambutan hangat. Kemudian Roh Kudus memimpin Filipus untuk melayani seorang sida-sida dari Etiopia sebagai permulaan pelayanan ke ujung bumi. Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa misi gereja telah ditetapkan Allah, yaitu menjangkau seluruh dunia! Gereja tidak boleh mencurahkan seluruh energinya hanya untuk membereskan masalah di dalam gereja. Agar bisa memperluas jangkauan, gereja harus peka terhadap pimpinan Roh Kudus. Misi gereja tidak boleh ditentukan oleh adanya uang, melainkan oleh kehendak Allah. Apakah Roh Kudus telah menjadi Pemimpin Misi di gereja Anda? [P] Lalu kata Roh kepada Filipus: “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Kisah Para Rasul 8:29 35 Pra-Pentakosta , Rabu i 31 M e D Roh Kudus Menolong Kita Berdoa Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 13:1-4 oa adalah salah satu senjata rohani yang paling canggih, namun sangat sering diabaikan. Doa dapat dilakukan dalam semua kondisi dan dapat menembus batas ruang. Melalui doa, ruang lingkup pelayanan kita menjadi seluruh dunia. Daerah yang belum bisa kita jangkau secara fisik pun dapat kita jangkau melalui doa. Sayangnya, walaupun secara konseptual kita tahu bahwa doa bisa mengerjakan hal-hal besar, kita sering terikat oleh apa yang kelihatan yang membuat kita ragu-ragu dan takut, sehingga kita hanya berani mengerjakan hal-hal kecil yang kita anggap masih dalam jangkauan kekuatan kita. Misi menjangkau dunia di mulai oleh jemaat di kota Antiokhia yang terletak di propinsi Siria. Ibadah jemaat di sana bukan hanya mencakup doa, tetapi juga puasa. Dalam Alkitab, puasa biasa dilakukan bersama-sama dengan doa. Dengan demikian, puasa bukan sekedar upacara. Bila disertai puasa, orang yang berdoa dapat lebih berkonsentrasi terhadap isi doa, karena doa mereka tidak diganggu oleh keinginan jasmani untuk makan. Dengan demikian, tidak mengherankan bila Roh Kudus memerintahkan jemaat Antiokhia untuk mengkhususkan Barnabas dan Saulus (yang dikemudian hari namanya berubah menjadi Paulus) bagi pelayanan misi saat jemaat berpuasa. Setelah kehendak Roh Kudus disampaikan kepada jemaat, jemaat Antiokhia meneruskan doa dan puasa mereka untuk memastikan bahwa pesan yang mereka dengar itu adalah kehendak Roh Kudus. Bila kita ingin mengikuti kehendak Roh Kudus, tidak ada cara lain selain kita harus bergumul dalam doa dengan pertolongan Roh Kudus. Apakah Anda sudah menyediakan waktu untuk bergumul bersama seluruh jemaat di dalam doa? [P] “Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.” Roma 8:26 36 Pra-Pentakosta , Kamis i 1 Jun Roh Kudus Menetapkan Misi Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 16:4-10 A pa yang membuat gereja menjalankan misi? Pertama, ada gereja yang menjalankan misi sebagai kebiasaan (tradisi). Misi yang hanya dijalankan karena tradisi umumnya merupakan misi tanpa gairah atau misi seadanya. Kedua, ada gereja yang menjalankan misi karena melihat adanya kesempatan. Walaupun misi jenis kedua ini masih lebih baik dibandingkan misi jenis pertama, menjadi tanda tanya apakah misi tetap dijalankan bila menghadapi hambatan. Ketiga, misi yang benar adalah misi yang dilandasi oleh kesadaran akan kehendak Allah. Bacaan Alkitab hari ini (Perhatikan perkataan “Roh Kudus mencegah” dalam 16:6 dan “Roh Yesus tidak mengizinkan” dalam 16:7) menunjukkan bahwa Allah memiliki kehendak (dalam hal misi) yang harus dijalankan oleh gereja (orang Kristen). Apa yang menggerakkan misi di gereja Anda? Keyakinan akan kehendak Allah dalam misi tidak berarti bahwa misi akan lancar dan tidak menemui hambatan. Dengan perkataan lain, adanya hambatan bukanlah tanda bahwa misi harus dihentikan! Rasul Paulus yakin bahwa Allah memanggil dia untuk melayani di wilayah Makedonia (16:9-10). Akan tetapi, walaupun di dua kota pertama (yaitu Filipi dan Tesalonika), Tim PI Rasul Paulus mendapat sambutan hangat, mereka juga menghadapi oposisi yang kuat. Di kota Filipi, hasutan orangorang kaya yang merasa dirugikan membuat Rasul Paulus dan Silas dimasukkan ke dalam penjara (16:16-24). Di kota Tesalonika, pertobatan istri-istri pejabat membuat orang-orang Yahudi merasa iri hati sehingga mereka memicu kerusuhan yang membuat Rasul Paulus dan Silas terpaksa mengungsi ke kota Berea (17:4-10). Apakah misi di gereja Anda pernah menghadapi hambatan? [P] “Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, ..., bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.” Kisah Para Rasul 16:10 37 Pra-Pentakosta t, Juma i 2 Jun Roh Kudus Meneguhkan Misi Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 19:1-12 M isi yang ditugaskan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya (dan sekarang menjadi tugas setiap orang percaya) adalah menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus (Matius 28:19-20). Untuk melaksanakan misi itu, Tuhan Yesus meletakkan tonggak misi di Yerusalem, seluruh Yudea dan Samaria, lalu ujung bumi (Kisah Para Rasul 1:8). Sayangnya, salah satu penghambat misi adalah keyakinan orang Yahudi bahwa merekalah umat pilihan Tuhan, sedangkan orang bukan Yahudi bukan umat pilihan Tuhan. Para murid Tuhan Yesus—yang adalah orang Yahudi—sulit memahami bahwa berita Injil (kabar baik tentang Yesus Kristus sebagai Juruselamat manusia) juga dimaksudkan bagi orang bukan Yahudi. Oleh karena itu, Roh Kudus memberi tanda untuk meneguhkan misi. Pemberitaan Injil (PI) di Yerusalem oleh Rasul Petrus ditandai oleh munculnya bahasa-bahasa lain (bahasa yang dimengerti semua orang, Kisah Para Rasul 2:4-8). PI ke seluruh Yudea dan Samaria oleh jemaat di Yerusalem yang tersebar karena penganiayaan (8:1, 4), khususnya oleh Filipus yang mengunjungi Samaria (8:5), diteguhkan oleh penumpangan tangan yang dilakukan Rasul Petrus dan Rasul Yohanes, serta ditandai penerimaan Roh Kudus (8:14-17) yang disertai tanda yang bisa dilihat oleh Simon (8:18). PI kepada Kornelius dan orang bukan Yahudi yang berkumpul di rumahnya ditandai oleh turunnya Roh Kudus yang disertai tanda yang kelihatan (10:45). Dalam bacaan Alkitab hari ini, “murid” yang dijumpai Rasul Paulus adalah orang yang bertobat karena berita yang belum lengkap yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis. Koreksi terhadap berita itu diteguhkan oleh turunnya Roh Kudus yang ditandai dengan bahasa Roh (18:6). Tanda yang menyertai PI bisa beraneka ragam, termasuk perubahan pola hidup. Sebutkan tanda yang pernah muncul dalam misi di gereja Anda! [P] “Karena itu karunia bahasa roh adalah tanda, ..., tetapi untuk orang yang tidak beriman, sedangkan karunia untuk bernubuat adalah tanda, bukan untuk orang yang tidak beriman, tetapi untuk orang yang beriman.” 1 Korintus 14:22 38 HUT GKY Kata Sambutan Ketua Bidang Pembinaan Sinode Gereja Kristus Yesus Saudara-saudari Jemaat Gereja Kristus Yesus, Di bulan Juni ini Gereja kita merayakan ulang tahun ke-72. Rasa syukur dan kebahagiaan yang paling dalam kita kembalikan kepada Allah Tritunggal. Eksistensi dan karya GKY di bumi Indonesia semata-mata adalah karena kemauan dan pengutusan Tuhan. Kita hanya bisa taat dan setia melakukan tugas kita. Sekalipun perjalanan Gereja kita telah 72 tahun, bukan berarti misi telah selesai. Kita tetap berjuang untuk dapat menjadi murid Kristus yang berkualitas sehingga dapat menjadi terang dan garam bagi bangsa Indonesia, bahkan bagi dunia. Karena itulah, tahun ini tema Gereja kita adalah tema yang sangat mendasar: “BERTUMBUH MENJADI SERUPA KRISTUS MELALUI PEMURIDAN.” Tema ini menyadarkan kita bahwa kita adalah murid Krisus. Murid adalah seorang yang selalu mau tekun belajar, bertumbuh, dan menjadi lebih dewasa. Murid Kristus adalah seorang yang taat dan mengikuti Kristus dengan setia. Untuk itu, kita didorong agar secara sadar, sungguh-sungguh, dan penuh dengan niat untuk mau diolah dan dibentuk di dalam Firman Tuhan. Gereja ingin menyediakan suasana dan wadah agar setiap orang yang percaya kepada Kristus mengalami pembentukan dan pertumbuhan sebagai murid Kristus. Tujuan pembentukan itu adalah agar kita semakin serupa dengan Kristus, yakni serupa dengan sifat-Nya yang kudus, serupa dengan hati-Nya yang penuh cinta kasih kepada orang-orang lain, serupa dengan pelayanan-Nya yang tidak takut berkorban dan memikul salib, dan serupa dengan misi-Nya, yakni senantiasa membawakan Injil keselamatan kepada orang-orang berdosa. Biarlah tema ini dapat menjadi komitmen pribadi kita juga: Kita mau dibentuk sebagai murid Kristus sehingga kita bertumbuh menjadi kian serupa dengan Kristus. Pdt. Andreas Himawan Ketua Bidang Pembinaan 39 HUT GKY u, Sabt i 3 Jun Roh Kudus Menetapkan Pengawas Jemaat Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 20:17-32 H ari ini adalah Hari Ulang Tahun Gereja Kristus Yesus (GKY) yang ke-72. Selama 72 tahun, Tuhan memimpin dan memelihara GKY, sehingga GKY berkembang dari sebuah gereja kecil menjadi puluhan gereja yang tersebar di Pulau Jawa dan berbagai pulau lain di Indonesia, bahkan sampai ke manca negara. Perkembangan GKY ini bukanlah dimaksudkan untuk kebanggaan diri, melainkan sebagai wujud ketaatan terhadap Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28:19-20) serta peniruan terhadap teladan yang diberikan oleh gereja mula-mula pada zaman para rasul, dan secara khusus merupakan peniruan terhadap teladan yang diberikan oleh Rasul Paulus (bandingkan dengan 1 Korintus 11:1). Dalam bacaan Alkitab hari ini, Rasul Paulus menyampaikan berbagai pesan penting kepada para penatua jemaat Efesus: Pertama, tugas mereka sebagai penilik (pengawas) yang ikut menggembalakan jemaat adalah ketetapan Roh Kudus. Dalam melakukan tugas, mereka bertanggung jawab kepada Allah. Kedua, mereka bertanggung jawab untuk menjaga diri sendiri serta jemaat (Kisah Para Rasul 20:28). Mereka harus menjaga diri sendiri karena mereka harus memimpin dengan menjadi teladan, bukan sebagai bos. Mereka harus menjaga jemaat karena (di sepanjang masa) selalu terdapat orang yang berusaha menyesatkan jemaat. Walaupun ditujukan secara khusus bagi para penatua jemaat, pesan di atas dapat diterapkan secara umum bagi para pemimpin jemaat, baik pemimpin awam maupun rohaniwan. Apa pun tugas atau tanggung jawab Anda, sadarkah Anda bahwa semua yang Anda lakukan harus Anda pertanggungjawabkan kepada Tuhan? (bandingkan dengan Kolose 3:23). Bagi para pemimpin, sudahkah Anda meneladani Kristus, sehingga Anda bisa menjadi teladan bagi orang lain? [P] “Karena itu jaglah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri Kisah Para Rasul 20:28 40 Pentakosta u, Mingg i 4 Jun B Perubahan Hidup Bacaan Alkitab hari ini: Kisah Para Rasul 2:1-11 ila kita membandingkan kehidupan para murid Tuhan Yesus sebelum hari Pentakosta dengan kehidupan mereka pada hari Pentakosta dan sesudah hari Pentakosta, kita bisa melihat terjadinya perubahan yang amat dahsyat. Sebelum Pentakosta, kehidupan para murid Tuhan Yesus amat bergantung pada Tuhan Yesus. Setiap kali menghadapi masalah yang tak sanggup mereka hadapi sendiri, yang mereka lakukan adalah mencari Tuhan Yesus memohon pertolongan. Saat Tuhan Yesus membiarkan diri-Nya ditangkap oleh para pengawal Bait Allah, murid-murid menjadi ketakutan dan tercerai berai. Saat Tuhan Yesus diadili, hanya Petrus dan seorang murid yang lain (kemungkinan besar Yohanes) yang berani menyaksikan jalannya pengadilan. Saat itu, Petrus yang menyaksikan dari jauh dengan rasa was-was akhirnya menyangkal Tuhan Yesus sampai tiga kali karena takut ketahuan. Sifat pengecut itu hilang lenyap pada hari Pentakosta. Para murid yang sebelumnya lari ketakutan saat Tuhan Yesus ditangkap, sekarang berani menghadapi ribuan orang. Bahkan, Petrus—yang sebelumnya beberapa kali menunjukkan sikap pengecut—dengan berani berkhotbah di depan sekitar tiga ribu orang. Petrus berkhotbah tentang Kristus dengan sepenuh hati sehingga khotbahnya membuat hati para pendengarnya tersentuh (2:37) dan pada akhirnya ada sekitar tiga ribu orang yang memberi diri mereka untuk dibaptis (2:41). Menurut pendapat Anda, apakah anggota jemaat tempat Anda beribadah telah mengalami perubahan hidup? Menurut pendapat Anda, perubahan hidup macam apa yang seharusnya terjadi bila Roh Kudus hadir di dalam kehidupan orang percaya? [P] “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” 2 Timotius 1:7 41 , Senin i 5 Jun Mulutku Kututup dengan Tangan Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 38-39 B eberapa ucapan Ayub secara langsung memang ditujukan kepada Allah, baik dalam bentuk permohonan agar Allah turun tangan menolongnya (13:17-28), permohonan ampun jika ia memang bersalah di hadapan-Nya (7:20-21), permohonan agar Allah menjelaskan mengapa ia diizinkan menerima semua penderitaan yang ada (2:23-26; 23:2-12; 27:2; 30:20-23), serta keinginan untuk bertemu langsung dengan Allah (31:37). Setelah Ayub dan para sahabatnya selesai berbicara, Allah membuka suara dan menjawab pertanyaan dan menilai pandangan mereka. Allah berbicara di dalam badai dan hanya berbicara kepada Ayub (38:1), namun Allah tidak menjawab pertanyaan atau menjelaskan ketidakpahaman Ayub. Sebaliknya, Allah membungkam Ayub yang sepanjang pembicaraan terkesan membenarkan dirinya. Melalui serangkaian pertanyaan retorika, Allah menunjukkan keperkasaan-Nya sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta, atas laut, fajar, cuaca, langit, dan bintang-bintang (38:4-38). Dengan cara yang sama, Allah juga menyatakan diri-Nya sebagai Penguasa segala binatang yang ada, khususnya binatang liar dan binatang udara (39:1-33). Ucapan Allah berhasil menyadarkan Ayub, sehingga di dalam penyesalannya ia memohon ampun kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya dalam berbantah dengan Allah (39:34-38). Dari pengalaman Ayub, kita tidak hanya belajar akan kebaikan Allah yang memberi kesempatan kepada Ayub untuk menyadari kesalahannya dan bertobat, tetapi kita juga belajar untuk memiliki hati yang peka kepada teguran Allah seperti yang dimiliki Ayub, sehingga kita segera bertobat setelah ditegur Allah. [TF] “Sesungguhnya, aku ini terlalu hina; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan. Satu kali aku berbicara, tetapi tidak akan kuulangi; bahkan dua kali, tetapi tidak akan kulanjutkan.” Ayub 39:37-38 42 sa, Sela i 6 Jun A Kebesaran Allah Yang Tidak Tertandingi Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 40-41 llah melanjutkan teguran-Nya kepada Ayub atas kelancangan Ayub menantang Allah. Dalam teguran-Nya, Allah memperingatkan Ayub agar jangan meragukan keadilan Allah, kecuali kalau ia memiliki kekuatan yang setara dengan Allah (40:1-9). Untuk menunjukkan kekuatan-Nya, Allah memberi contoh bagaimana Ia menciptakan dan menaklukkan dua binatang yang dianggap paling kuat dan besar, yakni kuda Nil dan buaya. Allah menggambarkan kekuatan kuda Nil dalam bahasa puisi berikut, “Ia merenggangkan ekornya seperti pohon aras, otot-otot pahanya berjalin-jalinan. Tulang-tulangnya seperti pembuluh tembaga, kerangkanya seperti batang besi” (40:1213). Ia digambarkan teguh tak tergoyahkan menghadapi aliran sungai yang deras, sehingga tidak mungkin ada yang mampu menangkapnya (40:18-19). Sedangkan tentang buaya, Allah menggambarkannya sebagai binatang yang sangat ditakuti oleh manusia: “Bila ia bangkit, maka semua yang berkuasa menjadi gentar, menjadi bingung karena ketakutan. Bila ia diserang dengan pedang, ia tidak mempan, demikian juga dengan tombak, seliti atau lembing” (41:16-17). Namun, bagi Allah, kedua binatang tersebut adalah ciptaan-Nya yang dengan gampang ditaklukkan-Nya. Ucapan Allah menyadarkan Ayub akan betapa kecilnya diri Ayub di hadapan hikmat dan kuasa Allah. Kesadaran ini membuat Ayub takjub kepada Allah dan menarik semua ucapannya yang secara lancang menantang Allah (42:5-6). Pengalaman Ayub mengajar kita untuk mengarahkan pandangan kita kepada hikmat dan kebesaran Allah setiap kali kita menghadapi kesulitan. Dengan mengandalkan Allah, kita bisa meyakini bahwa kita akan mampu mengalahkan segala tantangan kehidupan. [TF] “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau. Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku dan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu.” Ayub 42:5-6 43 , Rabu i 7 Jun K Kehidupan Ayub yang Dipulihkan Bacaan Alkitab hari ini : Ayub 42 isah Ayub ditutup dengan akhir yang indah. Setelah mengizinkan Ayub mengalami penderitaan berat, akhirnya, Allah memulihkan keadaan Ayub. Pertama, Allah memulihkan relasiNya dengan Ayub, sehingga hanya permintaan doa yang dipanjatkan Ayub yang akan diterima oleh-Nya (42:8). Kedua, Allah memulihkan martabat Ayub di hadapan para sahabatnya dengan menunjukkan murka-Nya kepada mereka serta memerintahkan mereka mempersembahkan korban bakaran agar tidak terkena hukuman Allah (42:7-9). Ketiga, Allah memulihkan relasi Ayub dengan keluarga dan kerabatnya (42:11). Mereka—yang dulu menyingkirkan Ayub—kini datang menjenguknya serta memberi banyak hadiah kepadanya. Keempat, Allah mengembalikan semua kekayaan Ayub (42:12). Semua hartanya yang sempat hilang dikembalikan Allah, bahkan melebihi harta yang dimiliki sebelumnya. Kelima, Allah memulihkan keluarga Ayub (42:1315). Allah tidak hanya mengizinkan Ayub kembali memiliki tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan, tetapi juga mengizinkan Ayub melihat anak cucunya sampai keturunan yang keempat. Keenam, Allah memberkati Ayub dengan usia yang panjang (42:16). Ayub tidak sekadar berumur panjang, namun ia juga bisa menikmati masa tuanya di dalam kebahagiaan. Keinginan Iblis menggoyahkan iman Ayub melalui berbagai penderitaan dahsyat ternyata gagal diwujudkan. Iman Ayub terbukti tidak berakar pada kebahagiaan keluarga, kelimpahan harta, kesehatan fisik, atau kehormatan sosial. Imannya berakar secara kokoh pada kebenaran dan kesetiaan Allah. Sama seperti Ayub, marilah kita membangun iman kita hanya di atas kesetiaan dan kebenaran Allah, bukan di atas hal lain apa pun di dunia ini. [TF] “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Roma 8:28 44 , Kamis i 8 Jun S Siapakah yang Boleh Datang Kepada Tuhan ? Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 23-24 etelah bertahun-tahun—bahkan puluhan tahun—menjadi Kristen, tanpa sadar, mungkin kita merasa sudah cukup mengenal Tuhan, padahal mungkin saja pengenalan kita akan Tuhan sebenarnya masih sangat sedikit. Hal ini terlihat dari adanya sikap hormat dan kesadaran akan kebesaran Tuhan. Mazmur 24 yang kita baca hari ini memperlihatkan pengenalan Daud yang luar biasa akan Tuhan. Dia mengakui kebesaran Tuhan yang menciptakan dan memiliki dunia beserta segala isinya. Saat Tuhan semesta alam dan Raja Kemuliaan melangkah, tak ada yang dapat menghalangi langkah-Nya. Kepada Tuhan yang demikian Besar dan Mulia, siapakah yang layak menghampiri-Nya? Daud yakin bahwa hanya orang yang bersih tangannya dan murni hatinya yang boleh menghadap TUHAN untuk mendapat berkat dan pertolongan-Nya. Orang yang tidak mengenal Tuhan sering bersikap tidak hormat kepada Tuhan. Mereka mempermainkan Nama Tuhan, mengejek dan menghina Tuhan. Tetapi, orang yang sungguhsungguh mengenal Tuhan akan menyadari kuasa dan kebesaran-Nya serta kehadiran-Nya di dalam dunia ini. Kita yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus semestinya bersyukur karena melalui Dialah, kita mengenal Allah yang sejati (Yohanes 17:3). Melalui Dia, dosa kita diampuni dan hati kita dimurnikan, sehingga kita dapat dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia-Nya untuk menerima rahmat dan pertolongan-Nya (Ibrani 4:16). Ketika Tuhan melangkah dan bertindak, tidak ada yang dapat menghalangi karena “pintu yang sudah tertutup berabab-abad” pun akan terangkat dan terbuka di hadapan-Nya. Ia selalu menjadi tempat perlindungan dan keselamatan bagi mereka yang bersih tangannya dan murni hatinya. [SS] “Siapakah yang boleh naik ke atas gunung TUHAN ? Siapakah yang boleh berdiri di tempat-Nya yang kudus ? Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya.” Mazmur 24:3-4A 45 t, Juma i 9 Jun K Allahku, KepadaMu Aku Percaya Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 25-26 epercayaan seseorang kepada Tuhan tidak bisa diukur hanya dari pengakuan di mulut, tetapi harus dilihat dari kesungguhan hati dan relasi yang bersangkutan dengan Tuhan, khususnya saat menghadapi godaan dosa dan pergumulan dalam kehidupan. Mazmur 25 memperlihatkan bagaimana Daud menunjukkan kepercayaannya yang penuh kepada Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan tidak akan mempermalukan kepercayaannya kepada Tuhan. Di tengah kesulitan dan pergumulan menghadapi musuh, misalnya, Ia berdoa, mengangkat jiwanya, memohon Tuhan menunjukkan jalan-jalan-Nya dan membawa Daud berjalan di dalam kebenaran-Nya. Daud menyadari segala dosa, kesalahan, dan pelanggaran yang telah diperbuatnya, yang justru membawa dia ke dalam berbagai kesukaran dan kesengsaraan. Oleh karena itu, Ia memohon pengampunan, pertolongan, dan kelepasan dari Tuhan. Keterbukaan dan keyakinannya akan kebaikan Tuhan membuat Daud berani mengarahkan matanya kepada Tuhan dan menanti-nantikan Tuhan di tengah segala kesulitan dan kesesakan yang dialaminya. Ketika menghadapi berbagai pergumulan dalam kehidupan, apakah Anda berusaha untuk mempercayai Tuhan sepenuhnya? Apakah Anda berusaha untuk bersikap jujur dan terbuka di hadapan Tuhan, termasuk bersedia mengakui dosa dan kesalahan Anda? Saat Anda menghadapi masalah, apakah Anda berani mempercayai kebaikan Tuhan? Bukti terbesar bahwa Tuhan Yesus mengasihi Anda adalah bahwa Dia sudah menanggung dosa Anda di atas kayu salib. Percayakanlah hidupmu kepada-Nya, alamilah pengampunan-Nya dan pertolongan-Nya, nantikanlah Dia dengan sepenuh hatimu! [SS] “Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.” Mazmur 25:5 46 u, Sabt ni 10 Ju D TUHAN-lah Pertolonganku dan Keselamatanku Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 27-28 alam perjalanan hidup manusia di dunia, banyak hal yang dapat menakutkan dan menggentarkan hati. Ada hal yang membuat selalu kuatir, dan ada berbagai masalah yang yang membuat kehidupan tidak terasa tenang. Bagaimana sikap Anda saat menjalani kehidupan seperti itu: menghadapi dengan mengandalkan kekuatan sendiri ataukah mengandalkan Tuhan? Mazmur 27 yang kita baca hari ini mengajak kita mengamati kehidupan Daud. Daud mengawali mazmurnya dengan keyakinan bahwa Tuhan adalah terang dan keselamatannya. Tuhan juga adalah benteng hidupnya, sehingga tidak ada musuh yang menakutkannya. Daud selalu merindukan kehadiran Tuhan dalam hidupnya, saat ia boleh mendekat kepada Tuhan dan menyaksikan kemurahan-Nya dan menikmati bait-Nya. Saat masalah datang, Daud dapat berseru kepada Tuhan, mencari wajah-Nya, memohon pertolongan-Nya, tuntunan-Nya dan perlindungan-Nya dan melihat kebaikan-Nya. Mazmur ini diakhiri dengan ajakan kepada orang percaya untuk mencari dan menantikan Tuhan. Di tengah kehidupan yang umumnya dipenuhi berbagai pergumulan dan kekuatiran, belajarlah untuk mengandalkan Tuhan, mempercayai Dia sepenuhnya sebagai sumber pertolongan dan keselamatan Anda. Belajarlah untuk semakin mendekat kepada-Nya, semakin mengenal Dia, selalu mencari kehadiran-Nya, sehingga saat masalah datang, Anda dapat dengan penuh keberanian datang kepada Dia untuk memohon pertolongan-Nya dengan keyakinan bahwa Anda akan melihat kebaikan-Nya. Tuhan dapat Anda andalkan dalam segala keadaan. Kuatkan dan teguhkan hatimu! Carilah Tuhan dan andalkan Dia selalu! [SS] “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar ?” Mazmur 27:1 47 u, Mingg i 11 J u n Menyadari TUHAN yang Maha Besar Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 29-30 engenal Tuhan adalah proses yang dijalani umat Tuhan seuM mur hidup. Banyak sisi yang dapat kita pelajari tentang Tuhan, namun pengetahuan kita akan Tuhan tidak secara otoma- tis teraplikasi dalam hidup kita. Misalnya: Pengetahuan tentang kebesaran Tuhan tidak otomatis membuat kita menyadari kebesaran Tuhan. Daud—dalam Mazmur 29--mengajak kita menyadari salah satu sisi kebesaran Tuhan. Daud mengawali dengan ajakan untuk mengakui kemuliaan Tuhan dan sujud menyembah kepadaNya. Kemudian, Daud menggambarkan kebesaran Tuhan sebagai Raja yang memerintah dengan Suara-Nya yang penuh kekuatan dan semarak, serta mengguntur di atas air. Suara-Nya mematahkan—bahkan menumbangkan—pohon aras. Suara-Nya membuat gunung-gunung “melompat-lompat”, menyemburkan api. Suara-Nya membuat padang-padang gemetar, rusa betina beranak, hutan menjadi gundul, dan setiap orang berseru “hormat” kepada Tuhan. Tuhan seperti itulah yang memberi kekuatan kepada umat-Nya dan memberkati umat-Nya dengan sejahtera. Apakah pengenalan Anda akan Tuhan membuat Anda sadar bahwa TUHAN yang kita kenal dalam Tuhan Yesus adalah TUHAN yang Mahabesar, penuh kekuatan dan kuasa, serta menggentarkan semua ciptaan-Nya. Penulis kitab Ibrani mengatakan bahwa Kristuslah yang menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan” (Ibrani 1:3). Karena itu, hendaklah Anda selalu bersikap hormat kepada Tuhan dengan kesadaran bahwa Anda ada sampai hari ini karena Dia menopang hidup Anda. Saat mengalami kesusahan atau pergumulan, ingatlah bahwa Anda mempunyai Tuhan yang Besar yang mengasihi Anda dan sanggup menolong, memberi kekuatan, serta memberkati Anda dengan damai sejahtera. [SS] “Suara TUHAN penuh kekuatan, suara Tuhan penuh semarak.” Mazmur 29:4 48 , Senin ni 12 J u H Doa Kepercayaan di Masa Sulit Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 31-32 idup manusia di dunia ini tidak selalu lancar atau tanpa masalah. Setiap manusia pasti mempunyai kesusahan masing-masing. Hal itu berlaku pula dalam kehidupan umat Tuhan. Masalahnya, saat menghadapi pergumulan, apakah umat Tuhan menghadapinya dengan kekuatan sendiri atau dengan mencari pertolongan Tuhan? Mazmur 31 yang kita baca hari ini adalah doa Daud di tengah pergumulan berat yang sedang dia hadapi. Daud datang ke hadapan Tuhan memohon perlindungan dan kelepasan. Dia percaya bahwa Tuhan itu adil. Tuhan itu bagaikan gunung batu dan tempat perlindungan, kubu pertahanan yang kuat, yang menuntun dan membimbing Daud. Daud percaya akan kasih dan kesetiaan Tuhan yang besar yang menilik kesengsaraan dan kesesakannya yang begitu berat. Di akhir doanya, Daud kembali bersyukur atas segala kebaikan dan kasih setia Tuhan, bahkan Daud dapat menguatkan orang-orang lain untuk berharap kepada Tuhan. Ketika Anda menghadapi masa-masa sulit dalam kehidupan Anda, apakah Anda memiliki iman kepercayaan kepada Tuhan? Saat keadaan seperti tidak ada harapan, apakah Anda masih percaya kepada Tuhan dan berdoa kepada-Nya? Beranikah Anda menaruh pengharapan Anda kepada Tuhan dan sepenuhnya mengandalkan Dia? Ingatlah kembali akan kesetiaan Tuhan dan kasih setia-Nya yang tidak pernah habis-habisnya dalam hidup Anda. Kuatkan dan teguhkan hati Anda, berharaplah sepenuhnya kepada Tuhan, dan lihatlah betapa melimpah kebaikan-Nya atas setiap orang yang berlindung kepada-Nya. [SS] “Aku menyangka dalam kebingunganku : “Aku telah terbuang dari hadapan mataMu.” Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepadaMu minta tolong.” Mazmur 31:23 49 sa, Sela ni 13 Ju S Karena Tuhan Hatiku Bersukacita Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 33-34 alah satu ciri kekristenan yang menonjol adalah kesukaan memuji Tuhan. Ibadah selalu berisi pujian kepada Tuhan. Doa biasanya diawali dengan pujian dan ucapan syukur. Orang yang merasa tidak pandai memuji Tuhan karena perbendaharaan katakata pujiannya sangat terbatas perlu menyadari karya Tuhan yang begitu banyak, yang dapat membuat kita memuji Tuhan. Mazmur 33 mengajak kita bersorak dan memuji Tuhan, bersyukur dan bermazmur bagi-Nya, bahkan menyanyikan nyanyian baru bagi-Nya. Banyak alasan untuk memuji Dia: Firman-Nya benar, Ia mengerjakan segala sesuatu dengan kesetiaan, Ia senang kepada keadilan dan hukum, Ia memenuhi bumi dengan kasih setia-Nya, Ia menciptakan dunia dengan Firman-Nya yang penuh kuasa, Ia hadir dan memegang kendali atas bangsa-bangsa, mata-Nya tertuju kepada orang yang mengharapkan kasih setia-Nya, Dialah penolong dan perisai bagi orang percaya yang berharap kepada-Nya. Banyak hal yang membuat kita tak habis-habisnya bersyukur dan memuji Tuhan: Ia menciptakan dan menopang alam semesta serta mengendalikan sejarah dunia dan bangsa-bangsa, namun Ia hadir dalam kehidupan kita secara pribadi. Itulah sebabnya, hari ini kita masih dapat tinggal dengan aman di bumi—di tengah situasi bangsa dan negara yang masih terkendali—dan kita masih dapat bekerja dan menjalani kehidupan sehari-hari dengan baik. Jika kita percaya kepada Tuhan dengan segenap hati, menghormati dan mengasihi Dia dan selalu berharap kepada-Nya, kita akan menyaksikan dan mengalami lebih banyak kasih setia-Nya dan kebaikanNya dalam hidup kita. Dia selalu menjadi penolong dan perisai kita setiap waktu. Hari-hari kita akan selalu dipenuhi dengan pujian dan syukur yang melimpah kepada Tuhan, “karena Dia, hati kita (selalu) bersukacita.” [SS] “Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada namaNya yang kudus kita percaya.” Mazmur 33:21 50 , Rabu ni 14 Ju H Tuhanlah Pembelaku dan Penolongku Bacaan Alkitab hari ini : Mazmur 35 idup orang percaya di dunia ini tidak selalu lancar. Adakalanya masalah datang, termasuk yang datang dari orang jahat dan yang tidak takut akan Tuhan. Masalah seperti itu ada yang terasa begitu berat karena seolah-olah kita harus menanggung sendirian tanpa ada yang peduli atau sanggup menolong. Jika mengalami hal seperti itu, bagaimana seharusnya respons orang percaya? Daud mengawali Mazmur 35 dengan memohon agar Tuhan bertindak membela, menolong dan membebaskan, serta menyelamatkan Daud dari orang-orang yang ingin mencabut nyawanya. Mereka merancang kecelakaan Daud tanpa alasan. Mereka membalas kebaikan Daud dengan kejahatan, bahkan mereka bersukacita ketika Daud ditimpa kemalangan. Di tengah keadaan yang begitu berat dan mencekam, Daud tetap meyakini pertolongan Tuhan. Daud percaya bahwa Tuhan yang Besar akan menyelamatkannya. Oleh karena itu, ia menantikan penyelamatan dari Tuhan. Ia berharap akan pembelaan dari Tuhan yang adil. Meski saat ini Tuhan belum bertindak, Daud, dengan mata iman, tetap meyakini pertolongan Tuhan. Bahkan, dalam doanya, ia rindu untuk kembali bersorak dan bergirang, bersyukur dan memuji Tuhan. Saat Anda melihat masalah yang berat dan ketidakadilan terjadi, atau bahkan saat Anda sedang mengalaminya sendiri, janganlah putus asa. Taruhlah pengharapan Anda kepada Tuhan yang Mahaadil, yang tidak pernah terlambat bertindak dan membela umat-Nya. Tetaplah percaya dan berdoalah dengan sungguhsungguh memohon pertolongan-Nya. Percayalah bahwa Ia tidak pernah terlambat untuk menolong Anda karena Ia bukan hanya Mahabesar dan Mahaadil, tetapi Ia juga mengasihi Anda dan tidak pernah meninggalkan Anda (Yohanes 3:16, Ibrani 13:5b-6). [SS] “Terjagalah dan bangunlah membela hakku, membela perkaraku, ya Allahku dan Tuhanku !” Mazmur 35:23 51 Injil Penuh Aksi I njil Markus merupakan kitab injil yang menarik karena injil ini paling pendek, paling kronologis, dan paling penuh dengan aksi bila dibandingkan dengan ketiga kitab Injil yang lain. Walaupun paling pendek, isi Injil Markus mencakup intisari kabar baik. Apa yang muncul di kitab Markus hampir selalu muncul di Injil Matius dan Injil Lukas. Selain itu, kisah injil Markus mengalir secara kronologis, sehingga para pembaca akan merasakan pembacaan injil ini seperti menonton film dari satu episode ke episode berikutnya, sampai menuju ke puncak cerita, yaitu penderitaan dan kebangkitan Yesus Kristus. Yang paling menarik adalah bahwa injil Markus dapat dibaca sebagai kitab aksi. Mulai pada pasal 1, injil ini langsung menceritakan tentang datangnya sang tokoh utama, yaitu Yesus Kristus, Sang Anak Allah. Lalu, pada pasal-pasal berikutnya hingga pasal 9, sebagian besar cerita mengungkapkan aksi sang tokoh utama. Apa yang dikerjakan sang tokoh utama, yaitu Yesus, sang Raja Penyelamat, Anak Allah? Dia menyatakan datangnya kerajaan Allah di dunia ini. Kerajaan Allah bukan sekedar tentang tempat, tetapi meliputi kondisi Allah memerintah. Dalam diri Yesus Kristus, Allah hadir untuk memerintah dan memberkati dunia. Kehadiran Kristus menyatakan bahwa kerajaan Allah sudah datang di dalam dunia (1:15). Ketika kerajaan Allah datang, maka Iblis, sakit penyakit, ketimpangan sosial, dosa, dan kematian dikalahkan oleh Kristus! Selanjutnya, pada pasal 10-13, aksi Yesus Kristus mulai beralih ke aksi pengajaran-Nya. Setelah itu, di pasal 14-15, aksi Yesus Kristus memasuki babak terakhir. Dikisahkan runtutan kejadian yang membawa Yesus Kristus pada penderitaan dan kematian di kayu salib. Inilah aksi Sang Mesias dalam menanggung derita dan dosa manusia. Akhirnya, pada pasal 16, Injil Markus ditutup dengan aksi kebangkitan Yesus Kristus, suatu penutup yang pantas bagi Sang Anak Allah, Yesus Kristus. Sang tokoh utama beraksi mengalahkan kematian dan membawa pemerintahan Allah atas dunia. Tuhan Yesus tetap beraksi saat ini bagi dunia. Apakah kita juga ikut beraksi? Mari beraksi untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya dan beraksi untuk membawa pemerintahan Allah ke dalam dunia ini. [MB] 52 , Kamis ni 15 Ju B Sang Penyelamat Dunia Siap Beraksi Bacaan Alkitab hari ini : Markus 1 uat apa berlama-lama dengan pembukaan, langsung ke intinya saja! Demikianlah kurang lebih sikap penulis injil Markus. Inilah permulaan injil tentang Yesus, Sang Juruselamat, yang adalah Anak Allah (1:1). Sang pembuka jalan—yaitu Yohanes Pembaptis—telah beraksi sejenak, maka segera muncul Pelaku Utama, yaitu Yesus Kristus. Kristus berarti Mesias, Raja Penyelamat. Markus meyakinkan pembacanya bahwa pribadi Yesus adalah Juruselamat. Markus membuktikannya melalui lima kesaksian: Pertama, nubuatan para nabi tentang Mesias. Kedua, kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Mesias. Ketiga, suara dari surga (Sang Allah Bapa) kepada Yesus Kristus. Keempat, Roh Kudus (yang menampakkan diri seperti burung merpati) turun atas diri Yesus Kristus. Kelima, malaikat-malaikat melayani Yesus Kristus. Berdasarkan kelima kesaksian di atas, Markus mengajak kita percaya bahwa Yesuslah Juruselamat dan Anak Allah. Jika kesaksian dua atau tiga orang membuat kesaksian menjadi sah, apalagi lima kesaksian! Terlalu banyak kesaksian dan bukti bahwa Yesus Kristus hidup dan melakukan hal-hal yang besar. Namun, ada perbedaan besar antara tahu tentang Yesus Kristus dan percaya kepadaNya. Ada orang yang mengakui kehebatan Yesus Kristus, tetapi tidak mau percaya kepada-Nya. Semoga kita adalah orang yang bukan hanya tahu Yesus Kristus ada dan melakukan hal besar, melainkan percaya bahwa Yesus Kristus hadir di dunia untuk menyelamatkan orang berdosa serta menebus dunia ini dari kesia-siaan, sehingga dunia ini diperintah kembali oleh Allah. Nah, apakah Anda tahu atau percaya pada Yesus Kristus? [MB] Lalu terdengarlah suara dari sorga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Markus 1:11 53 t, Juma ni 16 Ju D Kerajaan Allah Mengalahkan Dosa! Bacaan Alkitab hari ini : Markus 2 alam Injil Markus, kata “dosa” muncul dua kali di pasal satu untuk pertama kalinya, yaitu ketika Yohanes pembaptis berkotbah tentang pengampunan dosa dari Allah bagi mereka yang bertobat (1:4, 5). Sedangkan kata dosa yang ketiga muncul di pasal kedua (2:5). Siapa yang mengatakannya? Yesus Kristus yang mengatakannya. Yesus Kristus tidak memerintahkan orang lumpuh itu untuk mengakui dosa, melainkan dia langsung mengampuni dosa orang lumpuh tersebut. Yesus sendiri yang mengampuni dosa orang tersebut. Inilah pemerintahan Allah yang dinyatakan oleh Yesus Kristus, bahwa Allah menyucikan manusia dari dosa. Penyucian dosa itu dikerjakan oleh Yesus Kristus. Selain orang lumpuh, yang dipulihkan hidupnya dari dosa adalah Lewi, para pemungut cukai, serta para pelacur. (2:13-17) Pemerintahan Allah menjangkau mereka yang membuka dirinya bagi anugerah Allah. Semakin hancur hidup mereka, semakin mereka merasa tidak layak oleh karena dosa mereka, justru semakin peka mereka kepada Yesus Kristus yang membawa pemulihan kepada mereka. Berpikir positif sangat baik bagi kesehatan jasmani dan rohani. Akan tetapi, jika pikiran positif berarti kita tidak mau mengakui kelemahan, kesalahan dan dosa kita, maka pemikiran semacam itu justru buruk bagi kesehatan rohani kita. Sangat penting untuk memelihara hati yang peka akan dosa, kesalahan dan keterbatasan, karena kesadaran tersebut akan membuat kita lebih terbuka terhadap tangan pemulihan dari Sang Tabib Ajaib yang memulihkan, yaitu Kristus Yesus. [MB] Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Markus 2:17 54 u, Sabt ni 17 Ju D Menemukan Kembali Arti yang Hilang Bacaan Alkitab hari ini : Markus 3 i daerah tertentu, terdapat kebiasaan bahwa sebelum pergi, seorang anak mencium tangan orang tuanya. Uniknya, anak yang mencium tangan orangtuanya sebelum pergi itu ada kalanya baru saja bertengkar dan marah terhadap orang tuanya, bahkan ada anak yang selanjutnya minggat ke rumah temannya. Tradisi cium tangan ini baik karena tradisi itu melambangkan kasih dan mengajarkan rasa hormat. Sayangnya, tradisi ini bisa menjadi sekedar tindakan kosong yang kehilangan arti sesungguhnya. Demikian pula dengan hari Sabat yang seharusnya menjadi hari khusus untuk memuliakan Allah dan “memaksa” manusia beristirahat dari kesibukannya serta menikmati dan mensyukuri segala ciptaan dan berkat Allah. Berbagai macam peraturan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat membuat Sabat kehilangan makna utamanya, yaitu sebagai saat untuk mengucap syukur atas kebaikan Tuhan. Yesus Kristus menegaskan bahwa Sabat sebagai kegiatan keagamaan harus dikembalikan pada makna yang sesungguhnya, yaitu “berbuat baik dan menyelamatkan nyawa”. Sabat harus merupakan perayaan akan kebaikan Tuhan. Pada masa kini, orang Kristen tidak lagi merayakan Sabat, melainkan merayakan hari Minggu sebagai hari yang dikhususkan untuk Tuhan. Sungguh baik jika pada hari minggu kita tidak hanya sibuk dengan refreshing ala dunia seperti shopping, mencari restoran enak atau bermalas-malasan di rumah. Sebaiknya, hari Minggu kita pakai untuk beristirahat dan merayakan kebaikan Tuhan melalui menyanyi dalam kebaktian dengan sepenuh hati, membaca Alkitab dan buku rohani, melihat dan mengagumi alam ciptaan Tuhan, meninggalkan smartphone sejenak, dan mengobrol dengan anggota keluarga yang Tuhan berikan. Sudahkah Anda memanfaatkan hari Minggu untuk merayakan kebaikan Tuhan? [MB] “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Yohanes 4:24 55 u, Mingg ni 18 Ju K Multiplikasi Bacaan Alkitab hari ini : Markus 4 erajaan Allah diumpamakan seperti benih yang bertumbuh dengan luar biasa dari bumi dan menghasilkan panen (4:2629), sementara orang yang menabur tertidur. Hal ini menunjukkan bahwa karya Allah untuk menyatakan pemerintahan-Nya di bumi ini bukan hasil dari kekuatan dan perbuatan manusia. Para pengabar Injil dipakai Allah untuk menyebarkan firman, namun pertobatan dan transformasi yang terjadi dalam diri para pendengar firman terjadi karena kuasa Allah saja. Pada perumpamaan tentang biji sesawi (4:30-32), kerajaan Allah dinyatakan sebagai sesuatu yang semula kecil dan dianggap tidak berarti. Akan tetapi, jika Kerajaan Allah diberitakan, maka kerajaan Allah akan bertumbuh menjadi besar, bahkan melebihi hal-hal lain yang sebelumnya lebih besar. Perumpamaan Tuhan Yesus ini nyata kebenarannya dalam sejarah. Berita Injil nampak begitu kecil pada mulanya, yaitu kisah tentang Yesus Kristus, Anak seorang tukang kayu dari Nazaret—sebuah kota kecil di Galilea. Yesus Kristus adalah seorang miskin yang mati di kayu salib. Murid-murid-Nya yang tersisa kabur karena takut. Namun, kuasa Injil bukan berada di tangan para rasul, melainkan di tangan Allah. Pada Hari Pentakosta, Allah Roh Kudus datang dan menggerakkan manusia untuk menerima Injil. Sebelas murid Tuhan Yesus bermultiplikasi (berlipat ganda) menjadi seratus dua puluh, lalu menjadi tiga ribuan, dan terus-menerus berkembang sampai menjadi 2,2 milyar orang Kristen pada masa kini. Selain itu, kekristenan berdampak besar terhadap sejarah dan budaya. Sudahkah anda terlibat dalam menaburkan Injil kerajaan Allah dan melipatgandakan murid Kristus? [MB] “Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, ....” Wahyu 7:9a 56 , Senin ni 19 Ju D Kasih dan Kuasa Bacaan Alkitab hari ini : Markus 5 unia ini menilai manusia dalam tingkatan-tingkatan: Ada yang rendah, menengah dan tinggi. Biasanya, orang yang tingkatannya tinggi tidak mau berurusan dengan orang rendahan. Orang gila, anak kecil dan perempuan yang najis merupakan orang yang sering direndahkan. Namun Yesus menyatakan bahwa di hadapan pemerintahan Allah, apa yang direndahkan manusia ternyata dihargai oleh Allah. Dalam bacaan Alkitab hari ini, kita membaca tentang penghargaan dan kasih Yesus Kristus terhadap orang yang kerasukan roh jahat di Gerasa, anak kecil, dan perempuan yang najis karena sakit pendarahan. Namun, Yesus Kristus, Sang Raja Penyelamat, bukan hanya memiliki kasih terhadap orang yang terpinggirkan. Dia juga memiliki kuasa untuk mengalahkan hal-hal jahat yang melanda mereka yang dipandang rendah. Kuasa apa yang dinyatakan sang Anak Allah bagi mereka yang terpinggirkan? Yesus menyatakan kuasa-Nya sebagai anak Allah dengan mengalahkan banyak roh jahat di dalam diri orang di Gerasa, membangkitkan anak Yairus dari kematian dini, dan membebaskan perempuan najis dari derita sakit menahun. Syukurlah, Yesus Kristus memiliki kasih dan kuasa. Kasih tanpa kuasa merupakan kasih yang kosong. Sebaliknya, kuasa tanpa kasih akan menjadi tiran/diktator. Gunakanlah kuasa kita untuk membuktikan kasih kita. Setiap orang percaya dipercayakan kuasa yang berbeda-beda oleh Allah. Perbedaan itu seharusnya tidak menjadi alasan untuk menjadi rendah diri. Namun, kita mengasihi dengan kuasa yang dipercayakan kepada kita, karena setiap orang memiliki bagian/porsinya masing-masing. Ada yang diberi kuasa sebagai guru, sebagai penegak hukum, sebagai orang kaya, sebagai ketua RT ,dan yang lain. Kuasa apa yang anda miliki? [MB] Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” Markus 5:19b 57 sa, Sela ni 20 J u K O Tambahlah Imanku Bacaan Alkitab hari ini : Markus 6 etika Yesus kembali ke Nazaret, tempat Dia bertumbuh besar sebagai manusia, ternyata orang-orang lebih suka untuk mengkritik dan mempertanyakan Yesus Kristus. Mereka heran bagaimana Seorang Manusia dapat melakukan hal-hal yang luar biasa. Sebaliknya, Yesus Kristus sendiri juga merasa heran atas ketidakpercayaan warga setempat (6:6a) yang tidak mempercayai Dia sebagai Raja Penyelamat, padahal Dia telah menunjukkan karya ajaib di daerah lain dan mereka telah mendengar pemberitaan firman Allah yang menakjubkan (6:2). Bacaan Alkitab hari ini menceritakan tentang ketidakpercayaan warga lokal yang menyebabkan hal yang sangat menyedihkan, yaitu “ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka.” (6:5). Di satu sisi, sebenarnya Yesus Kristus dapat mengadakan mujizat terlepas dari iman seseorang. Sebagai contoh, Yesus melipatgandakan roti dan ikan tanpa menuntut murid-murid atau lima ribu orang pendengarnya untuk beriman terlebih dahulu. Di sisi lain, Yesus Kristus seringkali meminta seseorang agar terlibat secara aktif untuk beriman kepadaNya, agar ia dapat melihat karya ajaib dari Anak Allah. Peliharalah iman percaya Anda pada Yesus Kristus dalam kondisi apa pun juga. Tuhan Yesus tidak akan memandang siasia iman percaya dari umat-Nya. Namun, jangan heran jika saat iman Anda sedang lemah dan Anda terjatuh, ternyata Tuhan tetap melakukan mujizat untuk menolong anda. Tangan-Nya tak kurang panjang untuk menolong Anda karena Dia Allah yang berdaulat. “Syukur padaMu ya Tuhan, atas segala rahmatMu, o tambahlah imanku!” [MB] “Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” Lukas 17:5 58 , Rabu ni 21 Ju D Kasihilah Allah dengan segenap hatimu Bacaan Alkitab hari ini : Markus 7 i satu sisi, tradisi keagamaan yang merupakan bagian dari sosial budaya sangat penting untuk membentuk identitas diri serta memperkenalkan ajaran agama kepada pemeluknya. Di sisi lain, tradisi agama dapat menipu orang, yaitu bila tradisi tersebut memberikan kesan bahwa melakukan tradisi agama membuat seseorang menjadi sudah berhubungan dengan Allah. Sebagai contoh, sebuah keluarga keluar makan bersamasama. Walaupun mereka menaiki mobil bersama-sama, duduk di meja yang sama, dan bergantian mengambil makan, bisa saja mereka tidak terhubung satu dengan yang lain bila mereka sibuk dengan gadget masing-masing saat makan malam bersama itu. Seperti itulah kritik yang dilontarkan Tuhan Yesus terhadap para ahli Taurat dan orang Farisi. Markus membandingkan para pemegang tradisi Yahudi dengan seorang ibu non-Yahudi yang tidak memiliki tradisi agama Yahudi. Meskipun bukan penganut agama Yahudi, ibu itu bersedia mencari Tuhan Yesus, berbicara kepada-Nya dan akhirnya percaya kepada kebaikan dan kuasa Yesus Kristus. Justru ibu inilah yang menemukan perkenanan Yesus Kristus dan menerima jawaban atas permohonannya. Marilah kita selalu waspada agar kita bisa selalu mengasihi Allah dengan segenap hati kita. Seringkali, kepatuhan kita terhadap tradisi agama—seperti ibadah setiap minggu, rajin saat teduh, memberikan perpuluhan—membuat kita merasa sudah mengasihi Tuhan. Kita perlu menemukan cara untuk selalu terhubung dengan Tuhan melalui tradisi, tanpa kemudian melakukan tradisi dengan jiwa yang kosong. [MB] “Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” Markus 7:6b-8 59 , Kamis ni 22 Ju P Pekerjaan Salib Bacaan Alkitab hari ini : Markus 8 ada Markus 8:15, Tuhan Yesus mengingatkan tentang bahaya yang ditimbulkan oleh sikap ketidakpercayaan dan sangkalan yang diberitakan terus oleh para orang Farisi dan Saduki (ragi Herodes merujuk pada golongan Herodian yang termasuk orang Saduki). Akan tetapi, ternyata bahwa murid-murid masih belum mengerti siapa Yesus Kristus sebenarnya. Pengajaran dan perjalanan bersama Yesus Kristus belum membuat mereka paham (8:17). Murid-murid ternyata mirip dengan orang Farisi dan Saduki yang tidak mengenal Yesus dengan baik (8:21). Setelah kisah Yesus mencelikkan orang buta di Betsaida, barulah Markus menuliskan bahwa Petrus mewakili para murid menyatakan, “Engkau adalah Mesias!” (8:29). Setelah itu, barulah Yesus Kristus memberitakan tentang penderitaan yang akan Dia derita (8:31-38). Yesus Kristus menanti hingga muridmurid mengerti bahwa Dia adalah Raja Penyelamat dan Anak Allah, barulah “kabar yang sulit” atau “makanan keras” diberikan, yaitu bahwa Yesus Kristus harus menderita dan mati untuk menebus dosa manusia. Berita injil tentang Juru Selamat yang menderita bukanlah berita yang enak didengar. Pada umumnya, manusia lebih senang mendengar tentang Juru Selamat yang selalu menang dan selalu berhasil. Orang percaya yang masih bayi imannya biasanya cepat mendapat pertolongan dan jawaban Tuhan, karena bayi itu lemah dan membutuhkan pertolongan. Akan tetapi, saat iman kita bertumbuh, Tuhan akan melatih kita untuk menanggung penderitaan dengan memikul salib. Jangan takut menanggung kesukaran, karena kesukaran akan menghasilkan kemuliaan! Ingatlah kidung pujian yang mengatakan, “Pekerjaan Salib Menggenapkan Mahkota Yang Kekal!” [MB] “Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.” Roma 8:18 60 t, Juma ni 23 Ju A Dalam Nama Yesus, Iblis Dikalahkan Bacaan Alkitab hari ini : Markus 9 da orang yang menuduh bahwa Tuhan Yesus adalah “tabib kuno” yang mengaitkan penyembuhan dengan pengusiran roh jahat. Tuhan Yesus disamakan dengan “orang kuno” yang menganggap sumber dari sakit-penyakit adalah roh jahat. Bahkan, ada yang beranggapan bahwa anak yang dibawa kepada Tuhan Yesus ini (9:16-27) sebenarnya bukan kerasukan roh jahat, melainkan sakit epilepsi (penyakit pada pusat susunan saraf yang sewaktu-waktu kambuh). Tuhan Yesus tidak menganggap semua penyakit disebabkan oleh roh jahat. Dia membedakan antara sakit karena penyebab alamiah (medis), karena roh jahat, dan karena dosa. Dalam kasus yang mirip, yaitu tuli dan gagap (7:32), Tuhan Yesus tidak mengusir roh jahat, melainkan menjamah bagian tubuh yang sakit, sehingga pulih. Mengapa begitu? Karena Dia tahu bahwa pada kasus ini, orang itu tuli dan gagap bukan karena roh jahat. Demikian pula ada yang sakit karena dosa (2:5), namun banyak juga yang bukan karena dosa (Yohanes 9:2-3). Sebagai Raja Penyelamat, Tuhan Yesus peduli terhadap tubuh kita. Dia memberkati tubuh kita dan pada akhir zaman, Dia akan membangkitkan kita dengan tubuh baru yang mulia, yang tidak rusak oleh penyakit dan tidak menua. Penyakit karena dosa pun dipulihkan oleh Tuhan Yesus. Dosa yang diampuni mendatangkan kesembuhan bagi mereka yang sakit karena menyimpan dan memelihara dosa. Penyakit karena roh jahat pun dikalahkan oleh Yesus. Itulah sebabnya, serangan roh jahat, santet, voodoo, pasti dapat dipatahkan oleh kuasa Yesus. Percaya dan berdoalah (bahkan jika perlu berpuasa), maka segala kuasa roh jahat yang hendak menyakiti kita akan dipatahkan. [MB] “Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan, sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel.” Bilangan 23:22-23a 61 u, Sabt ni 24 Ju D Anak Daud Bacaan Alkitab hari ini : Markus 10 alam 10:32-34, Tuhan Yesus kembali memberitakan tentang penderitaan, kematian dan kebangkitan-Nya. Dia menegaskan kepada para murid di ayat selanjutnya, bahwa Dia tidak akan menjadi raja dunia seperti yang diinginkan oleh Yakobus dan Yohanes, tapi Dia akan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan keselamatan bagi banyak orang (10:45). Akhir suram yang menanti Tuhan Yesus dapat mengaburkan kenyataan bahwa Dialah Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah. Oleh sebab itu, kisah Bartimeus yang buta merupakan pengantar penggenapan nubuatan tentang kedatangan Sang Mesias. Dalam Injil Markus, seruan si buta Bartimeus, “Yesus Anak Daud” baru pertama kali muncul. Sebutan ini menegaskan bahwa Yesuslah sang Raja Penyelamat yang dijanjikan Allah (bandingkan dengan 12:35-37). Klimaks dari kisah Bartimeus ini terjadi di pasal 11, saat Tuhan Yesus masuk ke Yerusalem dan disambut bagaikan seorang raja. Sebagai pengikut Yesus Kristus, kita harus selalu menyadari adanya dua sisi kehidupan umat Kristen, yaitu sisi kekuatan-kemuliaan dan sisi penderitaan-pelayanan. Dalam sejarah, gereja pernah begitu kuat sampai menyiksa penganut agama lain serta mengumpulkan kekayaan untuk kepentingan gereja. Namun, ada pula masa-masa sukar saat gereja mengeluh sebagai minoritas yang selalu ditekan dan tak berdaya. Kedua sikap di atas kurang baik. Seharusnya gereja selalu menjaga keseimbangan antara kemuliaan Allah dan pelayanan Allah. Keseimbangan ini tercermin dalam visi GKY, yaitu menjadi gereja yang mulia dan misioner. Percayalah terhadap kuasa dan berkat Tuhan atas gereja, namun siap sedialah untuk menderita, melayani dan dibenci saat memberitakan Injil kepada dunia ini. [MB] “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.” 2 Korintus 12:9b 62 u, Mingg ni 25 J u A Ternyata Dia Tidak Marah-marah Bacaan Alkitab hari ini : Markus 11 pakah tindakan Tuhan Yesus mengutuk pohon Ara yang tidak ada buahnya berarti bahwa Dia marah saat merasa lapar dan tidak menemukan buah untuk dimakan (11:12-14). Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tak pernah khawatir atau dikuasai nafsu (bandingkan dengan Yohanes 4:6, 31-34). Sangat aneh jika Tuhan Yesus marah karena lapar. Lebih tepat bila kita memahami tindakan Tuhan Yesus sebagai suatu tindakan simbolik atau tindakan yang merupakan lambang. Contoh tindakan simbolik adalah “peletakan batu pertama” yang merupakan lambang tindakan memulai pembangunan dan memohon penyertaan Tuhan sejak awal pembangunan. Apakah makna tindakan simbolik dalam 11:12-14? Tindakan itu menunjukkan bahwa kegiatan bangsa Israel—khususnya di Bait Allah—hanya nampaknya saja hidup, namun sebenarnya tidak berbuah (tidak bernilai) di mata Allah. Allah kecewa dan marah terhadap umat-Nya yang tidak berbuah. Tuhan Yesus menegur bangsa Israel yang membuat ibadah di Bait Allah menjadi sekedar ritual (upacara) dan tempat mencari keuntungan materi, serta menghambat bangsa-bangsa lain menyembah Yahweh melalui berbagai peraturan dan kemunafikan. Matinya pohon ara yang tidak berbuah merupakan nubuatan bahwa bangsa Israel dan bait Allah akan jatuh. Jadi, Tuhan Yesus tidak marah karena lapar, melainkan Dia melakukan tindakan simbolik yang menubuatkan penghakiman Allah atas Israel yang berdosa. Oleh karena itu, ingatlah bahwa tindakan Tuhan Yesus mengutuk pohon ara bukanlah ajaran atau izin bagi kita untuk mengumbar kemarahan. Sebaliknya, marilah kita menahan diri, menarik nafas sejenak dan berdoa jika kemarahan kita hendak meledak. [MB] “Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” Yakobus 1:19-20 63 , Senin ni 26 J u A Bukan Sekedar Imanjinasi Bacaan Alkitab hari ini : Markus 12 da orang yang menghina agama dengan menganggap agama sebagai gambaran atau imajinasi manusia, sehingga dewa-dewi di berbagai macam kepercayaan memiliki sifat seperti manusia. Perhatikan bahwa para dewa Yunani, Roma, Tiongkok, Jepang, dan India memiliki jenis kelamin, nafsu seksual, dan anak. Ada dewa yang setengah manusia, ada dewa yang terlibat dalam pertengkaran, dan ada pula dewa-dewa yang saling bersaing antara yang satu dengan yang lain. Namun, Tuhan Yesus adalah Anak Allah yang datang dari surga, bukan imajinasi manusia. Dia memberikan jawaban yang menarik sekali waktu ditantang oleh orang-orang Saduki yang tidak mempercayai kebangkitan serta hendak merendahkan Tuhan Yesus. Dia menjawab bahwa di surga nanti, manusia tidak lagi saling menikah (walaupun bukan berarti di surga nanti kita semua tidak punya gender). Manusia tidak lagi menikah karena tidak perlu berkembang biak memenuhi bumi. Manusia mengasihi satu dengan yang lain dengan kasih ilahi, bukan kasih nafsu lagi. Dengan jawaban ini, orang-orang Saduki langsung keok. Mereka kalah karena tidak sanggup membantah kebenaran yang dikatakan Tuhan Yesus. Banyak orang berimajinasi atau menebak tentang surga. Akan tetapi, Tuhan Yesus berasal dari sana! Ia tahu seperti apa surga, bahkan Dia berkuasa di sana serta akan mengajak semua orang yang percaya kepada-Nya untuk berkumpul bersama di dalam kerajaan Surga. Pastilah kita berjumpa dengan saudara-saudara seiman kita di sana, termasuk istri dan anak kita yang percaya kepada Tuhan Yesus. Tak ada lagi ikatan suami-istri, orang tua-anak di sana, namun kita akan saling mengasihi sebagai sesama anak-anak Allah. [MB] “Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” Yohanes 14:2b-3 64 sa, Sela ni 27 Ju Y Ingat Dia Akan Datang Bacaan Alkitab hari ini : Markus 13 esus di pasal ini membicarakan tentang kehancuran Israel karena penolakan mereka terhadap sang Raja Penyelamat yang diutus Allah. Kehancuran Israel—secara khusus, Bait Allah—amat mengerikan. Orang-orang Kristen pun (yang akan terbentuk pada hari Pentakosta) akan terkena dampak penderitaan dan kehancuran Israel. Di tengah kesukaran ini, Tuhan Yesus menyampaikan penghiburan yang bersifat eskatologis, artinya penghiburan yang berkaitan dan berlandaskan pada wahyu tentang apa yang akan terjadi di akhir zaman. Tuhan Yesus menghibur dan menguatkan umat-Nya yang dalam kesukaran dan ancaman, bahwa pada akhir zaman, Anak Manusia—yaitu Yesus Kristus—akan datang dalam kekuasaan dan kemuliaan sebagai raja di atas segala raja dan akan mengumpulkan umat-Nya. Dunia akan tunduk di bawah kuasa Yesus Kristus, Sang Raja Penyelamat. Oleh sebab itu, umat Allah jangan sampai mundur imannya atau hidup dalam keputusasaan. Penghiburan eskotologis ini diikuti dengan perintah Tuhan Yesus untuk selalu hidup bertanggung jawab dan waspada, selalu berjaga-jaga, tidak sembarangan, selalu berada dalam jalan Tuhan. Karena Tuhan Yesus akan kembali dalam kemuliaan, hendaklah yang lemah dikuatkan oleh penghiburan eskatologis, sedangkan yang melayani-Nya harus melayani dengan setia agar didapati sebagai hamba yang baik, kapan pun Tuhan Yesus akan datang untuk kedua kali. Seberapa sering Anda mengingat dan membayangkan kemuliaan Tuhan Yesus di tengah kesukaran dan tantangan yang Anda hadapi sebagai seorang Kristen. Percayalah bahwa Dia pasti kembali. Kuatkanlah hati Anda! Jangan mundur, melainkan majulah terus! [MB] “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.” 1 Tesalonika 5:23 65 , Rabu ni 28 Ju P Tangan Tak Terlihat Bacaan Alkitab hari ini : Markus 14 asal ini sangat panjang, mencapai 72 ayat yang menceritakan urutan kejadian demi kejadian yang mengantar Tuhan Yesus kepada penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib. Ayat pertama memberikan keterangan waktu tentang mendekatnya hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi. Setting waktu ini sangat penting karena Allah telah merancangkan banyak hal yang terkait satu dengan yang lain, meskipun manusia tidak menyadarinya. Hari raya Paskah dan Roti Tidak Beragi merupakan perayaan bangsa Yahudi berkenaan dengan penyelamatan anak pertama bangsa Ibrani dari kematian (tulah kesepuluh) dan keluarnya bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Leluhur Israel makan roti tidak beragi oleh karena Allah menyuruh mereka cepat-cepat keluar dari Mesir. Kejadian di masa lalu itu digenapi secara luar biasa di dalam diri Yesus Kristus. Anak sulung bangsa Ibrani diluputkan dari maut, sedangkan setiap orang percaya dalam Yesus Kristus diselamatkan dari kematian kekal. Bangsa Ibrani dibebaskan dari penjajahan Mesir dan memasuki Tanah Kanaan, sedangkan orang yang percaya di dalam Yesus Kristus dibebaskan dari penjajahan dosa dan maut serta dibawa masuk ke dalam Kerajaan Allah! Seringkali kita tidak sadar bahwa hal-hal yang terjadi di masa lalu ternyata digunakan Allah untuk membawa kita pada pertobatan. Ingatkah Anda akan peristiwa yang tidak Anda sangka yang menuntun Anda pada pertobatan? Ambil waktu sejenak untuk bersyukur kepada-Nya bahwa ternyata sebelum Anda sadar, tangan Allah yang tak terlihat telah bekerja dalam hidup Anda. Demikian juga, ada hal yang tanpa kita sadari sedang digunakan Allah untuk membentuk kita menjadi semakin indah bagi-Nya. Percayakah Anda akan hal ini? [MB] “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” Pengkhotbah 3:11 66 , Kamis ni 29 J u S Su’udzon dari Pembenci Yesus Kristus Bacaan Alkitab hari ini : Markus 15 u’udzon adalah kosakata yang cukup popular di masyarakat akhir-akhir ini. Secara umum, kata itu berarti sikap seseorang yang berprasangka buruk terhadap orang lain, suatu peristiwa, suatu masalah, atau suatu keadaan. Bagi orang yang su’udzon, hal yang benar akan dianggap salah dan yang baik akan dianggap jahat. Di kayu salib, Yesus Kristus memanggil Allah Bapa, “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?” (15:34) karena penderitaan dahsyat secara fisik, mental dan spiritual yang Dia alami karena Dia menanggung dosa manusia. Akan tetapi, para pembencinya mengira bahwa Yesus Kristus memanggil nabi Elia untuk meminta tolong, padahal semestinya Elia yang datang menghadap Dia. Para pembencinya menghina dengan mengatakan bahwa jika Yesus Kristus adalah Mesias, Sang Raja Penyelamat, Dia akan turun dari kayu salib. Karena Dia tidak turun dari kayu salib maka mereka su’udzon bahwa Yesus hanyalah manusia biasa, padahal Yesus Kristus tidak turun dari kayu salib karena Dia sedang menanggung dosa manusia di kayu salib. Bila Dia turun dari kayu salib, manusia akan celaka dan binasa dalam dosa karena tidak ada yang menebus dosa manusia. Su’udzon atau kecenderungan curiga itu berbahaya. Bedakan antara curiga yang sehat dengan kecenderungan curiga atau kecenderungan mencari kesalahan serta kejelekan orang lain! Dalam menjalin relasi dengan orang lain, tunjukkan penghargaan dan sifat yang positif! Jika kita mencari-cari kesalahan seseorang, orang itu akan membalas dengan sikap negatif. Tunjukkan kasih yang sepantasnya tanpa bersikap naif, maka respon yang baik akan muncul. [MB] “Janganlah kiranya kasih dan setia meninggalkan engkau! Kalungkanlah itu pada lehermu, tuliskanlah itu pada loh hatimu, maka engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia.” Amsal 3:3-4 67 T JUMA ni 30 Ju D Kebangkitan Kristus Memberi Keberanian Bacaan Alkitab hari ini : Markus 16 i saat para murid pria sedang bingung dan ketakutan karena kematian Yesus Kristus, para murid perempuan malah datang ke kubur dan menemukan kejutan. Kristus sudah tidak ada di kubur! Malaikat yang menampakkan diri sebagai anak muda menunjukkan kubur Kristus dan mengatakan bahwa Dia sudah tidak ada di sana (16:6). Nubuatan Yesus Kristus digenapi (14:27-28)! Keberanian para murid perempuan untuk keluar dan menuju kubur Kristus menghantar mereka pada suatu kehormatan, yaitu mereka yang pertama kali mendapatkan pengalaman kebangkitan Yesus Kristus. Merekalah yang pertama kali mengabarkan berita injil kebangkitan Yesus Kristus (ayat 7). Keberanian bukan sekedar sikap sok jago seperti Petrus yang memotong telinga hamba Imam Besar di Taman Getsemani. Keberanian juga bukan sekedar trampil berteori dan mengutip ayat-ayat Alkitab. Keberanian iman adalah sikap yang seimbang antara mengetahui kebenaran firman Tuhan dan keberanian untuk melakukannya. Kebangkitan Tuhan Yesus menjadi jaminan dan dorongan bagi kita untuk terus hidup dalam kebenaran firman Tuhan serta melihat hal-hal luar biasa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita dan orang lain ketika kita percaya dan berani untuk bertindak sesuai dengan iman kita. Inilah kuasa kebangkitan Kristus! Keberanian iman mengantar kita pada pengalamanpengalaman yang tidak terduga, pengalaman-pengalaman rohani bersama Tuhan Yesus, Raja di atas segala Raja. Kiranya keberanian mengantar kita untuk melihat hal-hal yang luar biasa yang Tuhan kerjakan dalam hidup kita. [MB] Yesus menjawab mereka: “Percayalah kepada Allah! Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, ...., maka hal itu akan terjadi baginya.” Markus 11:22-23 68 DAFTAR GEREJA SINODE GKY 1. GKY MANGGA BESAR - 3 Juni 1945 Jl. Mangga Besar I No. 74, Jakarta 11180. Telp. (021) 6399585. Fax (021) 6499261. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 English Worship Service (KU-IV) : Minggu, Pk. 09.30 2. GKY PLUIT - 13 Januari 1974 Jl. Pluit Permai Dalam I / 9, Jakarta 14450. Telp. (021) 6696826. Fax (021) 6621312. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 - 8 Februari 2009 Jl. Pantai Indah Selatan II Blok V No. 1C, Pantai Indah Kapuk, Jakarta 14460. Telp. 0851 00393737, 0851 02092119 Kebaktian Umum IV, V : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 3. GKY GREEN VILLE - 4 Januari 1981 Green Ville Blok AZ No. 1, Jakarta 11510. Telp. (021) 5605586 (Hunting). Fax (021) 5659353 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 English Worship Service (KU-IV): Minggu, Pk. 10.00 4. GKY CIMONE - 11 September 1983 Cimone Mas Permai I, Jl. Jawa No. 11A, Tangerang 15114. Telp. (021) 5525727. Fax (021) 55794389. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 5. GKY PALEMBANG - 22 Juli 1984 Jl. Krakatau 445/129, Palembang 30125. Telp. (0711) 314037. Fax (0711) 350476. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Pos Pelayanan Km. 3,5 (Jl. Prof. DR. Soepomo, Kebon Jeruk No. 588) Kebaktian Umum IV : Minggu, PK. 10.30 6. GKY SUNTER - 13 Juli 1986 Jl. Metro Kencana VI Blok Q No.43, Jakarta 14350. Telp. (021) 65831877. Fax (021) 65831871. Kebaktian Umum I, II & IV : Minggu, Pk. 07.30, 10.00; KU III : Minggu Pk. 17.00 7. GKY GERENDENG - 24 Agustus 1986 Jl. Pos Gerendeng I/8, Tangerang 15113. Telp. (021) 5523925. Fax (021) 5589182. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 8. GKY TELUK GONG - 2 November 1986 Jl. Teluk Gong Raya No.1, Jakarta 14450. Telp. (021) 6613422/23. Fax (021) 6680882. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 9. GKY PURI INDAH - 6 Oktober 1991 Jl. Kembang Elok VI Blok I No. 9, Jakarta 11610. Telp. (021) 58300321 (hunting). Fax (021) 58300320. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.15, 08.00, 10.30, 17.00 10. GKY BUMI SERPONG DAMAI - 7 Februari 1993 Nusa Loka Blok E-8 No. 7, Sektor 14, Serpong, Tangerang 15330. Telp. (021) 5382274, 5383577. Fax (021) 5381942. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 Bandar Djakarta Lt.2 - Flavour Bliss, Alam Sutera Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 09.00 11. GKY PAMULANG - 14 Februari 1993 Jl. Reny Jaya Blok S-IV/15, Pamulang, Tangerang 15416. Telp. (021) 7434179. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 12. GKY KELAPA GADING - 6 Juni 1993 Jl. Boulevard Raya Blok TB II No. 1-4, Jakarta 14240. Telp. (021) 4520563-64 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.00, 09.30, 17.00 13. GKY MAKASSAR - 3 Oktober 1993 Jl. Andalas 57-59, Makassar 90156. Telp. (0411) 3652424, 3652526, 3624466. Fax (0411) 3652444. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 18.00 14. GKY CITRA GARDEN - 27 November 1994 Jl. Citra Garden II Blok O9 No. 1, Jakarta 11830. Telp. (021) 5453529, 54398490. Fax (021) 54398093. Kebaktian Umum I, II, III, IV : Minggu, Pk. 06.30, 08.00, 10.30, 17.00 Hotel Aston, Komplek Mutiara Taman Palem Blok C1, Jl. Outer Ring Road, Cengkareng Kebaktian Umum V : Minggu, Pk. 08.30 15. GKY VILLA TANGERANG INDAH - 25 Desember 1994 Villa Tangerang Indah Blok EF 1 No. 2-4, Tangerang 15132. Telp. (021) 5513267. Fax (021) 5532852. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 18.00 16. GKY MUARA BARU - 04 Januari 1995 Jl. Pluit Raya Selatan, Ruko Grand Pluit Mall Blok B/7-8, Muara Baru, Jakarta 14450 Telp. (021) 6613711 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.00 17. GKY PALOPO - 12 Juni 1995 Jl. Durian 79, Palopo 91921. Telp. (0471) 22201. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 18. GKY BALIKPAPAN - 25 Agustus 1996 Jl. Mayjen Sutoyo RT 44 No. 1A (Depan Radar AURI-Gunung Malang), Balikpapan 76113. Telp. (0542) 441008. Fax (0542) 441108. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 17.00 19. GKY YOGYAKARTA - 15 September 1996 Ruko Kranggan, Jl. Kranggan No. 11A, Yogyakarta 55233. Telp. (0274) 590491. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 20. GKY SIANTAN - 29 September 1996 Jl. Gusti Situt Machmud Gg. Selat Karimata II Blok G No.7-8, Siantan 78242, Telp. (0561) 885897 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 10.00, 17.00 21. GKY LUBUK LINGGAU - 30 November 1997 Jl. Bukit Barisan 13, Lubuk Linggau 31622. Telp. (0733) 323989. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 17.00 22. GKY KEBAYORAN BARU - 26 April 1998 Jl. Kebayoran Baru No. 79, Jakarta 12120. Telp. (021) 72792735. Fax (021) 72793017. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 23. GKY KUTA BALI - 5 Juli 1998 Jl. Sunset Road, Dewi Sri II, Kuta-Bali 80361. Telp. (0361) 8947031. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 English Worship Service (KU-III) : Minggu, Pk. 18.00 24. GKY KARAWACI - 10 April 2005 Gedung Dynaplast Lt. 8, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Lippo Village, Karawaci 15811. Telp. (021) 54213176 Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk.07.30, 10.00, 17.00 Ruko Evergreen Blok K No. 3 & 5, Citra Raya-Tangerang (sesudah Bundaran 3, Kawasan Eco park) Kebaktian Umum IV : Minggu, Pk. 07.30 25. GKY PEKANBARU - 15 Januari 2006 Jl. Tuanku Tambusai, Komp. Puri Nangka Sari F10-11, Pekanbaru 28000. Telp. (0761) 571132. Fax (0761) 571142. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.00 26. GKY CIBUBUR - 22 September 2006 Sentra Eropa Blok A No. 18, Kota Wisata Cibubur, Jakarta 16967. Telp. (021) 84931120. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 27. GKY MEDAN - 10 November 2006 Jl. Thamrin No. 53/13, Medan 20232. Telp. (061) 4550678. Fax (061) 4550677. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 08.00, 10.30 28. GKY SURABAYA - 4 November 2007 Hotel Garden Palace lt. 4, Ruang Borobudur, Jl. Yos sudarso No.11, Surabaya (belakang Hotel Garden Surabaya). Telp. (031) 5995399 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 29. GKY PONTIANAK - 18 November 2007 Jl. Ahmad Yani, Kompleks Ruko Ahmad Yani, Sentra Bisnis Megamal G21-22, Pontianak 78124. Telp. (0561) 743930. Fax (0561) 743931. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 07.30, 10.00 30. GKY BANDAR LAMPUNG - 30 Maret 2008 Hotel Grand Anugerah, Jl. Raden Intan No. 132, Bandar Lampung. Telp. (0721) 472474. Sekretariat : Perum Aman Jaya, Jl. Slamet Riyadi Blok A No.15, Teluk Betung 35228. Telp. (0721) 472474. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 08.00 31. GKY SINGAPURA - 29 Jun 2008 - Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.10.00 di The Cathay Cineplex, Hall 7, Level 6, 2 Handy Road, Singapore 229233, nearest MRT: Dhoby Ghaut MRT, exit A. - Kebaktian Umum II: Minggu, Pk.14.30 di Grace (Singapore Chinese Christian) Church, 14 Queen Street, Singapore 188536, nearest MRT: Bras Basah MRT, exit A. Mobile : +65 97610900 32. GKY SYDNEY - 8 Maret 2009 142-144 Chalmers Street, Surry Hills 2010 NSW, Sydney, Australia Mobile : +61 0425888915 Kebaktian Umum : Minggu, Pk. 10.00 33. GKY NIAS - 18 Juli 2010 Jl. Baluse No. 6, Km 2,5 Simpang Megahill, Gunung Sitoli, Nias 22815. Telp. (0639) 21253. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 09.00 34. GKY TANJUNG PINANG - 03 Oktober 2010Jl. Ir. Sutami No. 59, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.00, 16.00 35. GKY GADING SERPONG - 19 Desember 2010 Ruko L Agricola Blok B8-10, Paramount Serpong, Tangerang 15810. Telp. (021) 29429530-31. Fax (021) 29429532. Kebaktian Umum I, II, III : Minggu, Pk. 07.30, 09.30, 17.00 36. GKY GUANGZHOU - 6 November 2011 Zion Church (Lantai 2), Ren Ming Zhong Lu No. 392, Guangzhou. Stasiun MTR Ximenkou Exit A. Mobile : +8613570099579. Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 16.00 37. GKY BENGKULU - 20 Mei 2012 Jl.Ahmad Yani No.15A1-B, Bengkulu. Kebaktian Umum I: Minggu, Pk.09.00 38. GKY HONGKONG - 1 Desember 2013 4/F Room 502A-C, Winner House (Sebelah HSBC), 301 King’s Road North Point, Hong Kong Fortress Hill MTR Exit B / North Point MTR Exit B, Mobile: + 852 62785108, +852 97011040 Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 10.30 (Mandarin), II : Minggu, Pk. 14.00 (Indonesia) 39. GKY JAMBI - 23 Februari 2014 Jl. K.H. Hasyim Ashari, No, 15-16, Simpang Talang Banjar - Jambi Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk.07.00, 09.30 40. GKY SINGKAWANG - 22 Maret 2015 Sekolah Kasih Yobel - Jl. Pasar Turi Dalam, Singkawang, Kalimantan Barat . Kebaktian Umum I : Minggu, Pk. 07.30 41. GKY PANGKAL PINANG - 18 Januari 2015 The Green Lake Land Cit, Jl. Boulevard Raya, Emerald Square, Ruko ES 15-16, Selindung Lama, Pangkal Pinang, Bangka, Belitung. - Telp. (0717) 4261137 Kebaktian Umum I, II : Minggu, Pk. 09.30, 17.00