persepsi guru terhadap evaluasi pembelajaran dalam kurikulum

advertisement
JURNAL PROFESI PENDIDIK
Ikatan Sarjana Pendidikan Nasional (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350
Volume 2 Nomor 2 November 2015
Terbit dua kali setahun pada bulan November dan Mei. Berisi artikel-artikel yang diangkat
dari hasil penelitian dan kajian di bidang kependidikan baik yang ditulis dalam bahasa
Indonesia maupun bahasa Inggris
Penanggung Jawab
Prof. Dr. Trisno Martono, MM.
Ketua Penyunting
Dr. Winarno, M.Si.
Wakil Ketua Penyunting
Agung Nugroho Catur Saputro, S.Pd., M.Sc.
Penyunting Pelaksana
Dr. Tjipto Subadi, M.Si.
Dr. Siti Supeni, SH., M.Pd.
Dra. Sri Hartini, M.Pd.
Ahmad Fauzi, M.Pd.
Dr. Ch. Evy Tri Widyahening, S.S., M.Hum.
Sekretariat
Dimas Gilang Ramadhani
Penyunting Ahli (Mitra Bestari)
Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta)
Prof. Dr. Harun Joko Prayitno (Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Sukarmin, M.Si., Ph.D. (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Dr.Soewalni, M.Pd. (Universitas Slamet Riyadi Surakarta)
Dr. Masrukhi, M.Pd. (Universitas Negeri Semarang)
Jurnal Profesi Pendidik diterbitkan oleh:
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Redaksi menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan di media lain.
Ketentuan penulisan naskah dapat dilihat pada halaman belakang. Naskah yang masuk
dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tatacara lainnya.
Alamat Redaksi:
Jurnal Profesi Pendidik
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Gedung C FKIP Lantai 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126, email: [email protected]
www.ispijateng.org/jurnal
Jurnal Profesi Pendidik
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 2 Nomor 1, November2015
ISSN 2442-6350
DAFTAR ISI
PERSEPSI GURU TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN DALAM
KURIKULUM 2013 DI KELAS 4 SD
SE-KABUPATEN MAGETAN...................................................................................................................... 1-7
Dewi Tryanasari, Edy Riyanto
IDEOLOGI PENDIDIKAN TAN MALAKA :
REKONSTRUKSI KONSEP MADILOG ..................................................................................................... 8-15
Afandi Mifta Rahman
MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIAN GERAK TARI PADA ANAK
KELOMPOK B DI PAUD LITTLE HANDS TAHUN 2015-2016 ................................................................ 16-19
Dwi Ernawati
MEDIA “LAMPU WARNA BERNADA” UNTUK MELATIH BERMAIN MUSIK ANGKLUNG ANAK TUNA
RUNGU ................................................................................................................................................... 20-30
Luqman Hidayat
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN LATAR BELAKANG
JURUSAN SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 SURAKARTA ................................................................. 31-39
Grahita Kusumastuti, Humairah Wahidah An-nizzah, Mahura Mayangsari, Munawir Yusuf
PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) DENGAN
MENGGUNAKAN LABORATORIUM REAL
DAN VIRTUAL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 1 BOJA TAHUN
PELAJARAN 2010/2011 ........................................................................................................................... 40-49
Septi Aprilia
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
AUDIO VISUAL BAGI ANAK SLOW LEARNER
DI SDN PAJANG I SURAKARTA (SEKOLAH INKLUSI ) ........................................................................ 50-62
Yuwono Wiropati
PEMBELAJARAN NILAI MORAL DI SD MELALUI KOMIK BERBASIS FLASH DIADAPTASI
KEARIFAN BUDAYA NASIONAL ............................................................................................................ 63-70
Nurratri Kurnia Sari
PENDIDIKAN UNTUK SEMUA:
PENINGKATAN KINERJA GURU DALAM MENUNJANG KESUKSESAN WAJIB BELAJAR
PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA SALATIGA .............................. 71-85
Dewa Made Dwi Kamayuda, Ratih Sulistyowati
DIARY OF DYSCALCULIA UNTUK ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA ......................... 86-97
Sony Abdian Pranata, Dyah Pravita Wardani
PENINGKATAN KINERJA “GRUP RISET PENDIDIKAN KIMIA” UNTUK MENJADI CENTER OF
EXCELLENCE BIDANG PEDIDIKAN KIMIA MELALUI PENATAAN SISTEM NASIONAL
MANAJEMEN MUTU ............................................................................................................................. 98-106
Agung Nugroho Catur Saputro, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 2 Nomor 2, November 2015
ISSN 2442-6350
PERSEPSI GURU TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN
DALAM KURIKULUM 2013
DI KELAS 4 SD SE-KABUPATEN MAGETAN
Dewi Tryanasari1*, Edy Riyanto
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP PGRI Madiun
email: [email protected], [email protected]
Abstrak
Evaluasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kurikulum harus dipahami oleh guru
secara baik. Kurikulum 2013 sebagai kurikulum baru yang mengusung pendekatan saintific
mempunyai konsekwensi logis pada perubahan evaluasi yang harus dilakukan oleh guru di
lapangan. Untuk itu perlu diketahui secara mendalam persepsi guru terhadap evaluasi pada
kurikulum 2013 agar bisa diambil tindakan yang bijak demi maksimalisasi pelaksanaan kurikulum di
lapangan dan perbaikan kualitas pendidikan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru cukup
paham model evaluasi yang harus dilaksanakan pada kurikulum 2013 namun belum dapat
melaksanakan secara maksimal sebab kendala teknis dan perubahan mind set baik pada sisi guru
maupun masyarakat sebagai elemen pendukung terlaksannya kurikulum 2013 di lapangan.
pelaksanaan, maupun evaluasi. Untuk aspek
I.
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan pedoman untuk
melaksanakan
Mulyasa
pendidikan
(2006:iii)
di
lapangan.
menyatakan
bahwa
kurikulum bukan sesuatu yang bersifat sekali
jadi. Dalam hal ini kurikulum harus bersifat
fleksibel
dan
dinamis.Kedinamisan
dan
fleksibilitas kurikulum merupakan tuntutan
zaman yang tidak bisa dihindari. Perbaikan
terhadap kurikulum merupakan salah satu
langkah
yang
harus
dilakukan
untuk
mewujudkan perbaikan kualitas pendidikan.
Kurikulum di Indonesia telah beberapa kali
mengalami perubahan, yang terbaru adalah
kurikulum
2013.
Kurikulum
2013
pada
prinsipnya menggunakan scientific aproach
dan integrated learning baik di kelas rendah
maupun di kelas tinggi.
Konsekwensi
logis
perencanaan
dan
pelaksanaan
pembelajaran, guru SD di lapangan tidak
mengalami perubahan yang drastis sebab
mereka
telah
terpadu
di
mengenal
kelas
pembelajaran
rendah
saat
masih
menggunakan KTSP. Namun aspek evaluasi
sebagai dalam kurikulum 2013 ditengarai
sebagai aspek yang menuntut guru untuk
menelaah kembali teori evaluasi yang sudah
mereka
kuasai
kurikulum
2013
mengukur
dan
sebab
evaluasi
menuntut
menilai
guru
aspek
pada
untuk
kognitif,
psikomotor, dan afektif secara eksplisit.
Terlebih aspek afektif merupakan tujuan
utama yang tertuang dalam KI 1 kurikulum
2013. Sebenarnya KTSP telah menggunakan
evaluasi pembelajaran yang mengukur dan
menilai aspek kognitif, psikomotor, maupun
dari
perubahan
pendekatan yang digunakan dalam kurikulum
afektif
secara
berimbang
namun
perwujudannya masih secara kuantitatif dan
2013 terjadi pula perubahan pelaksanaan
pembelajaran baik dari aspek perencanaan,
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2 . November 2015 Halaman 1-7
1
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350
Volume 2 Nomor 2, November 2015
di lapangan sering dilaksanakan secara tidak
menyatakan kurikulum adalah seperangkat
setimbang.
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
Bertitik tolak dari permasalahan tersebut,
dan
bahan
pelajaran
serta
cara
perlu ada penelitian awal untuk memetakan
digunakan
persepsi guru terutama pada sekolah-sekolah
penyelenggaraan
yang
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
menjadi
tempat
uji
coba
untuk
sebagai
yang
pedoman
kegiatan
pembelajaran
pelaksanaan kurikulum 2013 di lapangan.
Sebagaimana diketahui kurikulum 2013,
Dengan demikian dapat diambil tindak lanjut
saat ini menjadi topik hangat yang dibicarakan
untuk menjamin keterlaksanaan evaluasi
oleh praktisi pendidikan.
yang
implementasi awal sebagai usaha untuk
representatif
pada
pelaksanaan
Pada tahapan
sosialisasi sekaligus uji kelayakan lapang,
kurikulum 2013.
Di kabupaten Magetan ada tujuh sekolah
yang digunakan sebagai sekolah uji coba
kurikulum
2013
tak
jarang
menuai
kebingungan di lapangan.
pelaksanaan kurikulum 2013 untuk itu guru
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori
kelas 4 SD di tujuh sekolah tersebut menjadi
pendidikan berdasarkan standar (standard-
subjek yang diteliti pada penelitian ini. Dipilih
based
kelas 4 SD sebab kelas 4 merupakan kelas
berbasis
tinggi yang saat penelitian ini berlangsung
curriculum). Pendidikan berdasarkan standar
belum terbit buku guru dan buku siswanya.
menetapkan
education),
dan
kompetensi
teorikuri
kulum
(competency-based
adanya
standar
nasional
sebagai kualitas minimal warganegara yang
II.
KAJIAN LITERATUR
dirinci menjadistandar isi, standar proses,
kurikulum
standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dimaknai sebagai jangka waktu pendidikan
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
yang ditempuh oleh siswa untuk memperoleh
prasarana, standar pengelolaan, standar
ijazah. Terkait dengan hal tersebut maka
pembiayaan,
kurikulum memuat isi dan materi pelajaran,
pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
merupakan rencana pembelajaran, serta
dirancang untuk memberikan pengalaman
memuat pengalaman belajar (Hamalik, 1994:
belajar seluas- luasnya bagi peserta didik
18). Hidayat (2013:20) menyatakan bahwa
dalam mengembangkan kemampuan untuk
kurikulum
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
Dalam
bidang
pendidikan
digambarkan
sebagai
bahan
tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan
oleh
para
guru
dalam
melaksanakan
dan
standar
penilaian
dan bertindak.
Kurikulum
2013
menganut:
(1)
pembelajaran untuk para peserta didiknya.
pembelajaran yang dilakukan guru (taught
Berdasarkan hal tersebut, kurikulum dimaknai
curriculum)
sebagai rencana tertulis yang disusun guna
dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran
memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
di sekolah, kelas,dan masyarakat;dan (2)
sesuai dengan pengertian kurikulum dalam
pengalaman belajar langsung peserta didik
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
(learned-curriculum)
tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
2
dalam
bentuk
proses
sesuai dengan
yang
latar
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 2 Nomor 2, November 2015
ISSN 2442-6350
peserta didik. Pengalaman belajar langsung
judgement of the value or implication
individual peserta didikmenjadi hasil belajar
of the behavior is an evaluation.
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi
bersifat hierarkis. Evaluasi didahului dengan
peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Untuk melihat hasil belajar siswa
penilaian, sedangkan penilaian didahului
tentunya tidak lepas dari evaluasi. Evaluasi
dengan pengukuran. Pengukuran diartikan
merupakan
sebagai
suatu
proses
menyediakan
kegiatan
membandingkan
informasi yang dapat dijadikan sebagai
pengamatan
dengan
pertimbangan untuk menentukan harga dan
merupakan
kegiatan
jasa (the worth and merit) dari tujuan yang
mendeskripsikan
dicapai, desain, implementasi, dan dampak
sedangkan evaluasi merupakan penetapan
untuk
nilai atau implikasi perilaku. Sementara itu
membantu
membantu
membuat
keputusan,
pertanggungjawaban,
meningkatkan
pemahaman
dan
terhadap
Brikerhoff
dari evaluasi adalah penyediaan informasi
(Mardapi, 2000).
dijadikan
sebagai
pengukuran,
bahwa
evaluasi
tujuan
pendidikan
dapat
dicapai
Lebih lanjut Brikerhoff dalam Mardapi
bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
hasil
dan
merupakan proses yang menentukan sejauh
mana
dapat
penilaian
menafsirkan
menjelaskan
fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti
yang
kriteria,
hasil
(2000) mengemukakan bahwa pelaksanaan
Study
evaluasi terdapat tujuh elemen yang harus
Committee on Evaluation menyatakan bahwa
dilakukan, yaitu: (1) focusing the evaluation
evaluation is the process of ascertaining the
(penentuan fokus yang akan dievaluasi); (2)
decision of concern, selecting appropriate
designing the evaluation (penyusunan desain
information, and collecting and analyzing
evaluasi);
information in order to report summary data
(pengumpulan informasi); (4) analyzing and
useful to decision makers in selecting among
interpreting
(analisis
alternatives (Stark dan Thomas, 1994:12).
informasi);
(5)
Evaluasi merupakan suatu proses atau
(pembuatan
kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis,
evaluation (pengelolaan evaluasi); dan (7)
dan
evaluating
Sementara
penyajian
itu
National
informasi
digunakan
sebagai
keputusan
serta
dasar
yang
dapat
pengambilan
penyusunan
program
(3)
collecting
information
dan
interpretasi
reporting
information
laporan);
(6)
evaluation
managing
(evaluasi
untuk
evaluasi). Berdasarkan pengertian tersebut
menunjukkan
bahwa
dalam
melakukan
selanjutnya. Hal ini dipertegas oleh Griffin dan
evaluasi, evaluator pada tahap awal harus
Nix (1991:3) menyatakan:
menentukan fokus yang akan dievaluasi dan
Measurement,
assessment,
and
hierarchical.
The
Hal ini berarti harus ada kejelasan
comparison of observation with the
apa yang akan dievaluasi yang secara implisit
criteria
menekankan adanya tujuan evaluasi, serta
evaluation
is
are
a
measurement,
the
desain yang akan digunakan.
interpretation and description of the
adanya
evidence is an assessment and the
melaksanakan
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
perencanaan
evaluasi.
bagaimana
Selanjutnya,
3
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350
Volume 2 Nomor 2, November 2015
dilakukan pengumpulan data, menganalisis
fenomenologi. Sedangkan jenis penelitian
dan membuat interpretasi terhadap data yang
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
terkumpul serta membuat laporan. Selain itu,
penelitian kualitatif. Subjek penelitian yang
evaluator juga harus melakukan pengaturan
digunakan adalah guru kelas IV di 7 sekolah
terhadap evaluasi dan mengevaluasi apa
dasar
yang telah dilakukan dalam melaksanakan
kurikulum
evaluasi
didalami adalah teknik
secara
keseluruhan.
Hal
ini
yang
digunakan
2013.
untuk
Objek
uji
coba
penelitian
yang
dan instrumen
dipertegas oleh Weiss yang menyatakan the
evaluasi yang dikembangkan oleh guru serta
purpose of evaluation research is to measure
pendapat
the effect of program against the goals it set
kurikulum 2013. Teknik pengambilan data
out accomplish as a means of contributing to
yang digunakan meliputi dokumentasi untuk
subsuquest
data teknik dan instrumen dan wawancara
decision
making
about
the
guru
terhadap
evaluasi
pada
program and improving future programming
untuk
(Oriondo dan Antonio, 1998).
guruterhadap evaluasi pada kurikulum 2013
Secara umum evaluasi dalam kurikulum
di
mendeskripsikan
lapangan.
Terkait
pendapat
dengan
teknik
2013 diwajibkan menggunakan teknik dan
pengambilan data, peneliti berperan sebagai
alat evaluasi yang variatif dan tidak dilakukan
instrumen utama pengambilan data.
hanya dari satu sisi. Dengan demikian sifat
evaluasi dalam kurikulum 2013 menuntut
bentuk kualitatif yang detil dan bermakna
pada seluruh aspek pengembangan diri
siswa.
III.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dari pengamatan terhadap instrumen
evaluasi yang dikembangkan oleh guru
kelas 4 SD di tujuh sekolah uji coba
kurikulum 2013 diperoleh hasil sebagai
METODE PENELITIAN
Pendekatan
penelitian
ini
yang
digunakan
adalah
dalam
berikut.
pendekatan
Aspek
Subjek
Kebahasaa
n
Format
4
Isi
Pembobot
an
S1
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Meliputi Meliputi
n kalimat
KI 1-4
KI 1-4
efektif
S2
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Melipu
n kalimat
ti KI 1efektif
4
Meliputi
KI 1-4
S3
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Melipu
n kalimat
ti KI 1efektif
4
Meliputi
KI 1-4
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 2 Nomor 2, November 2015
ISSN 2442-6350
S4
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Melipu
n kalimat
ti KI 1efektif
4
Meliputi
KI 1-4
S5
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Melipu
n kalimat
ti KI 1efektif
4
Meliputi
KI 1-4
S6
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Melipu
n kalimat
ti KI 1efektif
4
Meliputi
KI 1-4
S7
Memisahkan KI 1-4, kemudian mengolah rata-rata
capaian berupa persentase setelah sebelumnya
dideskripsikan secara kualitatif
Menggunaka Meliputi Meliputi
n kalimat
KI 1-4
KI 1-4
efektif
Simpul
Sama sebab dikembangkan tim KKG
an
Sejala
n
Sejalan
Dari tabel di atas terlihat bahwa evaluasi yang
secara kualitatif sedangkan di sekolah lain
digunakan oleh guru dikembangkan bersama
orang tua tetap menuntut adanya angka. Di
oleh KKG sehingga tidak terdapat banyak
SDN Kawedanan 2 meskipun orang tua tidak
perbedaan alat evaluasi yang digunakan oleh
keberatan dengan deskripsi kualitatif namun
guru di ketujuh objek pengamatan. Kalimat
mereka masih tetap menuntut adanya ranking
yang
untuk memacu sistem persaingan antar siswa
digunakan
adalah
kalimat
efektif
sementara untuk format sudah meliputi KI 1
sehingga siswa bersemangat untuk belajar.
sampai dengan KI 4 begitupun dengan isi
B. Pembahasan
Evaluasi yang digunakan oleh guru
namun instrumen yang digunakan masih
belum
dicantumkan
secara
rinci
untuk
dikembangkan bersama oleh KKG sehingga
masing-masing KI terutama pada aspek
tidak
terdapat
banyak
perbedaan
alat
spiritual dan sosial
evaluasi yang digunakan oleh guru di ketujuh
wawancara
objek pengamatan. Kalimat yang digunakan
diketahui bahwa di antara tujuh sekolah yang
adalah kalimat efektif sementara untuk format
diteliti
bahwa
sudah meliputi KI 1 sampai dengan KI 4
penilaian dengan basis kualitatif sebenarnya
begitupun dengan isi namun instrumen yang
sangat baik namun merepotkan sebab mereka
digunakan masih belum dicantumkan secara
harus mengamati siswa satu per satu.
rinci untuk masing-masing KI terutama pada
Penilaian tersebut hanya mungkin dilakukan
aspek
oleh guru jika jumlah siswa yang diajar sedikit
menunjukkan
(kurang dari 20 orang). Selain itu hanya guru
menggunakan alat evaluasi yang variatif
kelas 4 SDN Kawedanan 2 yang menyatakan
sehingga aspek yang menjadi target utama
bahwa orang tua tidak keberatan dengan
kurikulum
sistem
Banyaknya
Sementara
semua
itu
guru
penilaian
dari
menyatakan
yang
menguraikan
kemampuan, keterampilan, dan sikap anak
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
spiritual
dan
sosial.
bahwa
2013
siswa
justru
yang
guru
Hal
ini
belum
tidak
terukur.
harus
diamati
menyulitkan guru dalam melihat secara
5
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
ISSN 2442-6350
objektif
data
Volume 2 Nomor 2, November 2015
masing-masing
individu,
seharusnya kesulitan tersebut bisa diatasi
dengan
kreasi
guru
misalnya
dengan
mengunakan buku komunikasi antara guru
dengan orang tua, atau dengan menciptakan
portofolio
khusus
bagi
masing-masing
peserta didik yang diisi oleh peserta didik,
orang tua, maupun teman sekelas. Selian itu
perlu dipertimbangkan untuk menggunakan
team teaching baik pada saat pelaksanaan
pembelajaran maupun penilaian. Sosialisasi
yang baik kepada orang tua siswa juga harus
dilakukan mengingat bahwa deskripsi detil
siswa jauh lebih bermakna dibanding angka.
Namun pada masa peralihan guru memang
masih perlu untuk mencantumkan angka
sehingga orang tua yang belum terbiasa
memaknai hasil belajar secara kualitatif tetap
paham dengan kondisi anaknya.
V.KESIMPULAN
Berdasarkan
analisis
data
dalam
penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil
adalah pada dasarnya guru sudah memahami
konsep evaluasi dalam
namun
belum
kurikulum
melaksanakan
2013
secara
makasimal karena kendala teknis di lapangan
yang belum disikapi secara baik. Hal ini
disebabkan mind set guru belum sepenuhnya
berubah demikian juga dengan anggota
masyarakat yang seharusnya terlibat aktif
dalam hal ini.
VI.REFERENSI
Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu
pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Gafur, A. 2007. Bahan Diklat Profesi Guru
Sertifikasi Guru Rayon II DIY Jateng.
Buku B 2.4. Pengembangan Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP).
Yogyakarta: LPMP.
6
Griffin, P., dan Nix, P. 1991. Educational
Assessment and Reporting. Sydney:
Harcout Brace Javanovich Publisher.
Gunawan, I. 2011. Evaluasi Program
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan, 17(1):
52 – 70.
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran
Berdasarkan
Pendekatan
Sistem.
Bandung: Bumi Aksara.
Hamalik,
O.
2005.
Kurikulum
dan
Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum
Baru. Bandung: Rosda.
Kirkpatrick, D. L. 1998. Evaluating Training
Programs: The Four Levels. San
Francisco: Berrett-Koehler Publisher,
Inc.
Madaus, G. F., Scriven, M. S., dan
Stuffebeam, D. L. 1993. Evaluation
Models, Viewpoints on Educational and
Human Services Evaluation. Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing.
Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran
Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru. Bandung: Rosda.
Mardapi, D. 2000. Evaluasi Pendidikan.
Makalah disajikan dalam Konvensi
Pendidikan Nasional, Universitas Negeri
Jakarta, Jakarta, 19-23 September.
Moleong, L. J. 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Oliva, P. F. 2009. Developing the Curriculum.
New York: Pearson Education, Inc.
Oriondo, L. L., dan Antonio, E. M. D. 1998.
Evaluating Educational Outcomes (Test,
Measurment, andEvaluation). Florentino
St: Rex Printing Company.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional
Pendidikan
(Online).
(http://kemdikbud.go.id,
diakses
12
September 2013).
Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Online).
diakses
12
(http://kemdikbud.go.id,
September 2013).
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Jawa Tengah
Volume 2 Nomor 2, November 2015
ISSN 2442-6350
Sa’ud, S. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Soetopo, H. 2007. Evaluasi Program
Supervisi Pendidikan. Dalam Imron, A.,
Burhanuddin, dan Maisyaroh (Eds.),
Supervisi Pendidikan dan Pengajaran:
Konsep, Pendekatan, dan Penerapan
Pembinaan Profesional (hlm. 136-149).
Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Malang.
Stark, J. S., dan Thomas, A. 1994.
Assessment and Program Evaluation.
Needham Heights: Simon & Schuster
Custom Publishing.
Sudjana, N., dan Ibrahim. 2004. Penelitian
dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2006. Bandung:
Fokus Media
Jurnal Profesi Pendidik
Volume 2 Nomor 2, November 2015 Halaman 1-7
7
Download