BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Internet/website Perubahan terbesar

advertisement
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1
Internet/website
Perubahan terbesar di bidang komunikasi 40 tahun terakhir (sejak
munculnya TV) adalah penemuan dan pertumbuhan internet (Severin dan
Tankard, 2007 : 443).
Lahirnya era komunikasi interaktif ditandai dengan terjadinya
diversivikasi teknologi informasi dengan bergabungnya telepon, radio, komputer,
dan televisi menjadi satu dan menandai teknologi yang disebut dengan internet
(Bungin, 2006 : 113). Internet merupakan salah satu solusi luar biasa yang pernah
diciptakan oleh manusia, informasi apapun dan dari manapun memungkinkan
untuk didapatkan melalui teknologi ini (Febrian, 2005 : 1)
II.1.1 Sekilas Mengenai Internet
Internet berasal dari kata Interconnection Networking yang berarti
Jaringan yang saling berhubungan. Disebut demikian karena internet merupakan
jaringan komputer-komputer diseluruh dunia yang saling berhubungan dengan
bantuan jalur telekomunikasi (Akbar, 2005 : 10). Selain itu, internet juga
merupakan kumpulan dari manusia-manusia yang secara aktif berpartisipasi
sehingga membuat internet menjadi sumber daya informasi yang sangat berharga
(Febrian, 2005 : 22).
Pada awalnya internet berasal dari sebuah jaringan komputer yang terdiri
dari beberapa komputer yang dihubungkan dengan kabel, sehingga membentuk
sebuah jaringan (network). Kemudian jaringan-jaringan tersebut saling
dihubungkan lagi sehingga membentuk inter-network. Untuk bisa berhubungan
Universitas Sumatera Utara
dengan jaringan inter-network tersebut, sedikitnya kita harus mempunyai terminal
(komputer) yang mempunyai sambungan ke jaringan lain. Langkah awalnya
dimulai dengan gebrakan besar yang dilakukan di UCLA, sewaktu komputer
pertama di koneksikan ke ARPANET. ARPANET sendiri dikoneksikan ke empat
site, satu diantaranya ke UCLA, selanjutnya ke Stanford Research Institute (SRI),
UC Santa Barbara, dan University of Utah. Internet mulai digunakan untuk
kepentingan akademis dengan menghubungkan beberapa perguruan tinggi
tersebut Di awal 1980-an, ARPANET terpecah menjadi dua jaringan, yaitu
ARPANET dan Milnet (sebuah jaringan militer), akan tetapi keduanya
mempunyai hubungan sehingga komunikasi antar jaringan tetap dapat dilakukan.
Pada mulanya jaringan interkoneksi ini disebut DARPA Internet, tetapi lama
kelamaan disebut sebagai internet saja (Febrian, 2005 : 21).
Internet sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 1994. dimana sebelumnya
pada tahun 1980-an telah berdiri suatu jaringan yang menghubungkan 5
Universitas yang disebut dengan UNInet. Dan pada Juni 2004 jaringan Iptek
nasional IPTEK net menjadi Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia
(Febrian, 2005 : 22).
Menurut Febrian (2005 : 22) Saat ini, terdapat lebih dari 4 juta host
internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial,
yang ukurannya kira-kira berlipat ganda setiap tahunnya. Istilah internet pada
mulanya diciptakan oleh para pengembangnya karena mereka memerlukan kata
yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi
yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan
komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran
Universitas Sumatera Utara
telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan
bahasa yang umum dipakai.
II.1.2 Dampak Yang Dihasilkan Oleh Internet
Perkembangan internet yang begitu memukau dan begitu cepat dengan
varian-varian programnya menjadikan bumi ini berada dalam cengkeraman
teknologi (Bungin, 2006: 135).
Secara umum fungsi internet adalah menyediakan suatu sarana yang
memiliki standarisasi dan mendefinisikan prosedur jaringan sehingga informasi
dapat saling dipertukarkan. Adapun dampak internet yaitu :
a. Dampak Negatif
•
Karena internet telah memasuki segala sektor kehidupan manusia maka
muncul banyak resiko terlebih bagi kaum muda yang masih labil. Sebab dalam
internet banyak hal-hal yang dapat merusak moral misalnya, situs porno dan
maraknya kejahatan dalam dunia maya (cybercrime).
•
Mengalirnya arus ideologi baik itu ideologi politik, sosial, ekonomi, dan
budaya yang bertentangan dengan ideologi negara Indonesia yang bertentangan
dengan ideologi negara Indonesia yang akan membawa pada hal-hal yang dapat
melemahnya ketahanan nasional.
•
Pola hidup yang semakin individualistis. Orang kini merasa gengsi jika
tidak berinternet, padahal belum tentu dia membutuhkan informasi. Karena
penjelajahan lewat internet sangat mengasyikkan sehingga membuat orang lalai
dari kehidupan sosial. Orang lebih suka bermain game atau melakukan chat yang
menghabiskan begitu banyak pulsa telepon hanya sekedar mencari kesenangan.
Universitas Sumatera Utara
•
Konsumerisme yang makin tinggi. Banyak orang kini melakukan online
shopping lewat internet. Semakin sering akses ke internet dan mengunjungi webweb komersial semakin banyak barang-barang yang dilihat, yang pada akhirnya
tergoda dan terpikat untuk membeli. Dengan adanya kartu kredit semuanya
semakin mudah saja dan inilah kombinasi yang ampuh untuk menghamburkan
uang.
b. Dampak Positif
•
Mengalirnya informasi yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) baik ilmu sosial, eksakta kedokteran, filsafat, teknik, dan
sebagainya. Semua ini dapat menambah dan meningkatkan sumber daya manusia
karena motto yang terkenal pada dua dasawarsa terakhir adalah "Siapa yang
menguasai informasi dialah yang kuat”.
•
Kini adalah era globalisasi dan informasi. Dunia seperti sebuah kota.
Kejadian di luar negeri bisa disaksikan di tanah air. Internet membuat semua
makin mudah, cepat, tepat, dan tanpa batas. Dalam sekejap informasi dapat
tersebar luas.
•
Internet dapat menyadarkan umat manusia bahwasanya kita saling
membutuhkan. Tak seorangpun di dunia ini dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari
orang lain meski bantuan itu tidak disadarinya. Dengan internet orang bisa saling
berkenalan, tukar pikiran, membagi pengalaman, dan sebagainya.
Internet telah menyadarkan umat manusia bahwa seseorang, kebangsaan,
tempat tinggal (negara), bahasa, dan sebagainya dapat saling berkomunikasi
dalam satu wadah dengan memakai protokol dan standar yang sama. Hal ini dapat
menjadikan tolak ukur kepada kita semua bahwasanya manusia memiliki struktur
Universitas Sumatera Utara
kimiawi yang sama. Jika kita dapat menyadari semua ini, maka perbedaan di
antara kita dapat dipecahkan bersama-sama pula tanpa memandang perbedaan
yang ada (http://www.mybloglog.com/buzz/community/berlizone).
II.1.3 Internet Sebagai Media Komunikasi
Pertumbuhan dramatis internet telah mempresentasikan gagasan
“mediamorfosis” oleh Roger Fidler yang berarti sebagai perubahan bentuk media
komunikasi yang biasanya disebabkan oleh interaksi kompleks dari kebutuhankebutuhan penting, tekanan-tekanan kompetitif dan politis dan inovasi-inovasi
sosial dan teknologi (Severin dan Tankard, 2007: 459).
Internet telah membentuk ruang dan waktu baru, yang bersifat nirjarak dan
nirwaktu, yang disebut cyberspace. Hampir semua media komunikasi saat ini
yang kita kenal akhirnya berkonvergensi menyatu membuat internet disebut
sebagai multimedia. Sebagian buku mengelompokkan Internet yang multimedia
sebagai media massa, sebagian lagi mengkategorikannya sebagai media antar
pribadi. Kedua pandapat itu sama benarnya, tapi juga sama kelirunya. Karena,
kedua pendapat yang bertentangan itu pada dasarnya mengingkari hakikat Internet
yang multimedia. Artinya, pada tataran tertentu ia adalah media massa, misalnya
ketika seseorang berkunjung ke majalah elektronik Tempo Online. Pada tataran
lain ia adalah media antar pribadi, ketika seseorang mengirim surat elektornik ke
seorang teman,misalnya. Jadi, karena sifatnya yang multimedia, ia bersifat massa
tapi juga antar pribadi, tergantung dalam konteks apa kita menggunakan atau
mengkajinya (Vardiansyah, 2004: 106).
Profesor Gabriel Weimann, guru besar Ilmu Komunikasi pada Universitas
Haifa, Israel mengemukakan bahwa para ilmuwan perlu mencermati secara serius
Universitas Sumatera Utara
adanya kecenderungan yang kini terjadi di media internet yang dinamakan
narrowcasting, yang berbanding terbalik dengan broadcasting. Yang diartikan
sebagai penyebaran informasi untuk kalangan terbatas, bukan ditujukan untuk
publik sebagaimana peran yang dilakukan dunia penyiaran konvensional
(braodcasting) (Majalah Dictum, hal 2, Desember 2007).
Kecenderungan ini memungkinkan munculnya kalangan-kalangan tertentu
dalam dunia maya yang disebut juga komunitas maya (virtual communities).
Ruang chatting, e-mail, milis dan kelompok-kelompok diskusi via elektronik
adalah contoh baru tempat-tempat yang dipakai oleh komunitas untuk saling
berkomunikasi (Severin dan Tankard, 2007: 447).
II.2
Teori S-R/S-O-R
II.2.1 Pengertian dan Proses S-O-R
Pada awalnya model teori ini dikenal sebagai model Stimulus-Response
(S-R) akan tetapi kemudian DeFleur menambahkan Organism dalam bagiannya
sehingga menjadi Stimulus-Organism-Response (S-O-R).
Teori S-O-R merupakan model penelitian yang beranjak dari anggapan
bahwa organisme akan menghasilkan perilaku atau reaksi tertentu jika diberikan
suatu kondisi stimulus tertentu kepadanya. Efek yang timbul adalah reaksi
terhadap stimulus tersebut, sehingga seseorang dapat mengharapkan kesesuaian
antara pesan dengan reaksi komunikan. Adapun elemen-elemen utama dari model
teori S-O-R ini adalah : Stimulus adalah rangsangan atau dorongan yang berupa
pesan, organism adalah manusia atau seorang penerima, response adalah reaksi,
efek, pengaruh atau tanggapan.
Asumsi stimulus respon mengacu kepada isi media massa sebagai stimulus
Universitas Sumatera Utara
yang diberikan kepada individu yang menghasilkan respon tertentu yang sesuai
dengan stimulus yang diberikan. Dalam proses perubahan sikap yang akan dialami
oleh komunikan, sikapnya akan berubah jika stimulus yang menerpanya benarbenar melebihi apa yang pernah ia alami.
Dalam mempelajari sikap yang baru tersebut ada tiga variabel yang harus
diperhatikan, yaitu : perhatian, pengertian, dan penerimaan. Proses tersebut dapat
dilihat sebagai berikut :
Gambar II.1 Skema S-O-R
Stimulus
Pemanfaatan Situs USU
Organisme :
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Respon
Diterima
Ditolak
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa stimulus yang disampaikan kepada
komunikan dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi terjadi jika
komunikan memberikan perhatian kepada stimulus yang disampaikan kepadanya
sampai kepada proses komunikan memikirkannya dan timbul pengertian dan
penerimaan atau mungkin sebaliknya.
Respon yang ditimbulkan stimulus hanya sampai pada tahap kognitif dan
afektif saja tidak sampai pada tahap behavioral (perubahan sikap terhadap pesan)
Universitas Sumatera Utara
dikarenakan penelitian tentang pemanfaatan situs USU dibatasi hanya pada
pendapat publik saja.
Adapun tahap-tahap yang sesuai dari respon tersebut adalah :
1. Tahap kognitif, yaitu meliputi ingatan-ingatan terhadap suatu pesan,
kesadaran/pengenalan terhadap pesan, dan pengetahuan terhadap pesan
tersebut.
2. Tahap afektif, meliputi kesediaan untuk mencari lebih banyak lagi
informasi, evaluasi terhadap pesan, dan minat untuk mencoba dan
melakukananya (Rakhmat, 2004 : 209).
Jika disederhanakan lagi maka dapat disebutkan bahwa model teori S-O-R
yaitu merupakan stimulus yang akan ditangkap oleh organisme khalayak.
Komunikasi tersebut akan berlangsung jika adanya suatu perhatian dari
komunikan. Adapun proses berikutnya dapat terlihat bahwa komunikan mengerti
dan menerima.
II.3
Opini dan Opini Publik
II.2.1 Isitilah Opini Publik
Public Opinion dalam bahasa Indonesia sering diterjemahkan dengan
“pendapat umum“, dengan demikian public diterjemahkan dengan “umum“
sedangkan opinion dialih bahasakan dengan “pendapat“. Dalam Ilmu Komunikasi
terdapat istilah lain yaitu public relations yang umumnya diterjemahkan dengan
“hubungan
masyarakat“,
dalam
hal
ini
public
diterjemahkan
dengan
“masyarakat“, sedangkan relations diterjemahkan dengan “hubungan“.
Istilah masyarakat sudah digunakan untuk mengalih bahasakan “society“.
Pengertian aslinya dalam bahasa Inggris baik untuk pengertian “public“ pada
Universitas Sumatera Utara
public opinion maupun pada public relations, mempunyai arti yang sama,
sedangkan dalam bahasa Indonesia pengertian umum dan masyarakat mempunyai
arti yang berbeda.
Dengan demikian akan cukup membingungkan bila public opinion kita
terjemahkan dengan pendapat umum di lain pihak public relations juga kita alih
bahasakan dengan hubungan masyarakat, apalagi bila diingat bahwa apa yang
dimaksud dengan istilah “umum“ dalam bahasa Indonesia masih kurang jelas.
Terutama sekali kalau diingat bahwa public relations ada kata (s) dibelakangnya
yang dalam bahasa Inggris mempunyai arti jamak, sehingga yang lebih tepat
adalah hubungan-hubungan. Namun demikian terjemahan tersebut dari public
opinion menjadi pendapat umum dan public relations dengan hubungan
masyarakat rupanya telah diterima secara luas.
Adapun cara mengetahui adanya opini publik, dapat diketahui pada tahun
1963, Indonesia berkonfrontasi dengan Belanda mengenai Irian Barat. Di radio,
surat kabar, rapat-rapat umum, pidato-pidato, ceramah-ceramah dan lain-lain
orang membicarakan tentang Irian Barat.
Pada umumnya pembicara-pembicara itu cenderung kepada pendapat
bahwa Irian Barat adalah milik pemerintah Indonesia, oleh karena itu bangsa
Indonesia wajib merebutnya kembali, dan hal inilah yang menjadikan bahwa
pendapat-pendapat itu sangatlah penting dikarenakan dapat mengambil suatu
keputusan bersama.
Gejala demikian biasanya disebut public opinion atau opini publik.
Adapun dari gejala tersebut diatas, dapat diketahui bahwa adanya pengertian
Universitas Sumatera Utara
tentang pendapat itu sama dengan opinion, yang mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
a. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataan.
b. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat.
c. Mempunyai pendukung dalam jumlah yang besar.
Adapun ciri-ciri tersebut misalnya pendapat mengenai demonstrasi atau
unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam berbagai media
massa terutama surat kabar dan radio. Pendapat-pendapat tersebut akhirnya
merupakan suatu sintesa yakni bahwa masyarakat kita menyetujui gerakan atau
unjuk pendapat yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Akhirnya aksi-aksi yang
digerakkan oleh mahasiswa itu mempunyai pendukung yang lebih besar.
II.3.2 Pengertian Opini Publik
Opini yang berarti tanggapan ataupun pendapat merupakan suatu jawaban
terbuka terhadap suatu persoalan ataupun isu.
Menurut Cutlip dan Center (Sastropoetro, 1990 : 41), opini adalah suatu
ekspresi tentang sikap mengenai suatu masalah yang bersifat kontroversial. Opini
timbul sebagai hasil pembicaraan tentang masalah yang kontroversial, yang
menimbulkan pendapat yang berbeda-beda.
Menurut Bernard Berelson dalam tulisannya berjudul “Communication
and Public Opinion” (Komunikasi dan Pendapat/Opini Publik) mengemukakan
bahwa dengan pendapat publik diartikan people’s response atau jawaban rakyat
(persetujuan, ketidaksetujuan/penolakan atau sikap acuh tak acuh) terhadap issueissue/hal-hal yang bersifat politis dan sosial yang memerlukan perhatian umum,
Universitas Sumatera Utara
seperti hubungan internasional, kebijaksanaan dalam negeri, pemilihan (umum)
untuk calon-calon, dan hubungan antar kelompok etnik (Sastropoetro, 1990 : 55).
Menurut Emory. S. Bagardus, bahwa publik adalah sejumlah orang yang
dengan suatu acara mempunyai pandangan yang sama mengenai suatu masalah
atau setidak-tidaknya mempunyai kepentingan yang bersama dalam sesuatu hal
(Sunarjo, 1984 : 20).
Menurut Cutlip dan Center dalam bukunya “Effective Public Relation”,
opini publik adalah suatu hasil penyatuan dari pendapat individu-individu tentang
masalah umum (Sastropoetro, 1990 : 52).
II.3.3 Proses Pembentukan Opini Publik
George Carslake Thompson dalam “The Nature of Public Opinion“
(Sastropoetro, 1990 : 106) mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang
menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu :
1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau mereka pun boleh tidak
setuju.
2. Mereka dapat berbeda dalam perkiraan atau estimation, tetapi juga boleh
tidak berbeda pandangan.
3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber
data yang berbeda-beda.
Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi terhadap
issue-issue tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang
mempunyai opini yang tegas, mendasarkannya kepada rational grounds atau
alasan-alasan yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat
dimengerti oleh orang lain“.
Universitas Sumatera Utara
Jadi, seperti telah dikemukakan terlebih dahulu dan perlu diulangi kembali
ialah bahwa ada tiga sebab yang menimbulkan adanya suatu perbedaan pendapat,
yaitu :
1. Perbedaan pandangan terhadap fakta.
2. Perbedaan perkiraan tentang cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan.
3. Perbedaan motif yang serupa guna mencapai tujuan.
Dasar-dasar rasional yang berhubungan dengan ketiga sebab tadi berarti
disebabkan oleh perbedaan-perbedaan itu, maka timbul kehati-hatian dalam
pandangan agar mencapai suatu keserasian bagi terbentuknya suatu ekstraksi
pendapat yang menguntungkan.
Kemudian, dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini
publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu :
1. Difusi, yaitu apakah pendapat yang timbul merupakan suara terbanyak,
akibat adanya kepentingan golongan.
2. Persistence, yaitu kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya
issue karena disamping itu, pendapat pun perlu diperhitungkan.
3. Intensitas, yaitu ketajaman terhadap issue.
4. Reasonableness atau suatu pertimbangan-pertimbangan yang tepat dan
beralasan.
Dari
tahapan-tahapan
pembentukan
pendapat
tersebut
dapatlah
dibayangkan bahwa dalam proses itu telah timbul pro dan kontra atau setuju dan
tidak setuju. Semua itu disebabkan oleh kerangka pengetahuan dan pengalaman
masing-masing orang yang berada di dalam publik itu berbeda-beda. Disamping
Universitas Sumatera Utara
itu, sifat orang-orang yang bersangkutan pun berbeda-beda juga, belum lagi
kemampuan yang menyangkut pengutaraan pendapat atau isi hatinya.
II.3.4 Kekuatan Opini Publik
Telah dikemukakan bahwa opini publik atau pendapat publik sebagai suatu
kesatuan pernyataan tentang suatu hal yang bersifat kontroversial, merupakan
suatu penilaian sosial atau social judgement.
Oleh karena itu, maka pada
pendapat publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan :
a. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau
sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial menimpa
seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa dikucilkan,
rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi dalam masyarakat,
menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada yang karena itu lalu
bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya.
b. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma sopan
santun dan susila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua maupun
antara yang muda dengan sesamanya.
c Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan bisa
juga menghancurkan suatu lembaga.
d. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu kebudayaan.
e. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.
Universitas Sumatera Utara
Download