persiapan midterm review rpjmn 2015

advertisement
PERSIAPAN MIDTERM REVIEW
RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
Disampaikan oleh :
Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan
Jakarta, 21 November 2016
AGENDA
Waktu
Kegiatan
Senin, 21 November 2016
13.30 – 14.00
14.00 – 14:15
Registrasi Peserta
Pembukaan
15’
14:15 – 14:30
15’
Paparan Rancangan RAD 2018 sebagai masukan bagi RKP
2018 dan Rancangan evaluasi STRANS 2015-2019
14:30 – 15:00
15’
15.00– 15.45
@
15’
Paparan evaluasi capaian output, manfaat & kendala 2015,
monitoring 2016 Per WILAYAH PULAU & persiapan 2017
bidang ekonomi lokal & Konsep kegiatan PRUKAB s/d 2019
Paparan evaluasi capaian output, manfaat & kendala 2015,
monitoring 2016 Per WILAYAH PULAU & persiapan 2017 per
bidang & dukungan terhadap PRUKAB 2017
Keterangan
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan
Perdesaan
Direktur Perencanaan & Identifikasi Daerah
Tertinggal
Direktur Pengembangan Ekonomi Lokal
Direktur Pengembangan Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
Direktur sarana prasarana
Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusian
15.45 – 16.00
16.00 – 16.15
16.15– 17.15
17.15 – 17.30
15’
Paparan evaluasi koordinasi Sesditjen PDT & Highlight
monev bidang PDT
Highlight monev bidang PDT
Diskusi
Penutupan
Sesditjen PDT
Biro Perencanaan (bagian Monev)
Peserta
Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan
Perdesaan
2
PERTANYAAN KRITIS
1. Bagaimana keterkaitan pelaksanaan program dan kegiatan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMN 2015-2019 terutama dalam PENGURANGAN DAERAH TERTINGGAl?
2. Bagaimana PENYEBARAN PENGETAHUAN (knowledge sharing) dan MANAJEMEN PENGETAHUAN
(knowledge management) tentang MASALAH dan AKAR MASALAH KETERTINGGALAN di setiap
wilayah (Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera)?
1) Mengapa terjadi ketertinggalan (prasarana dan sarana, masyarakat, Pemda)? MANAJEMEN DATA
dan INFORMASI
2) Bagaimana pengetahuan, pemahaman, perilaku dan kapasitas masyarakat? MANAJEMEN
KOMUNIKASI
3) Bagaimana kapasitas aparat pemerintah daerah?  MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
4) Bagaimana kondisi pelayanan dasar (pangan, pendidikan, kesehatan, perumahan, air bersih, listrik
dan lainnya)?  MANAJEMEN PUBLIK
5) Bagaimana prasarana dan sarana (jalan dan jembatan, dermaga dan pelabuhan, bandara, jaringan
listrik, BTS)?  MANAJEMEN ASSET
3
PERTANYAAN KRITIS
3.
4.
5.
Bagaimana MEMBANGUN KERJASAMA, KEMITRAAN DAN KOLABORASI dalam pengurangan
daerah tertinggal? MANAJEMEN KOMUNIKASI
1) Internal Kemen. Desa, PDT dan Transmigrasi (Kemen DPDTT) Koordinasi Antardeputi dan
antardirektur
2) Kemen DPDTT dengan Pemda Pola Pendampingan dan Penugasan
3) Kemen DPDTT dengan Kementerian/Lembaga Koordinasi dan Sinergi
4) Kemen DPDTT dengan donor Perencanaan, Pelaksanaan, Penganggaan, Penyaluran Bantuan,
Pelaporan dan Evaluasi, dan Pertanggungjawaban
5) Kemen DPDTT dengan mitra lainnya Perencanaan, Pelaksanaan, Penganggaan, Penyaluran
Bantuan, Pelaporan dan Evaluasi, dan Pertanggungjawaban
Bagaimana MENGHITUNG KEBUTUHAN INVESTASI yang diperlukan di setiap wilayah (Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera) MANAJEMEN INVESTASI
Bagaimana persiapan Rencana Program dan kegiatan tahun 2017, 2018 dan 2019PRIORITAS DAN
PENCAPAIAN TARGET RPJMN 2015-2019
4
TUJUAN DAN KELUARAN
TUJUAN
Melakukan review pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal dalam RPJMN 2015-2019 antara lai:
1. Evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015 menurut wilayah pulau (Papua, Maluku, Nusa
Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera) terutama keluaran, hasil dan manfaat, serta dan
hambatan yang dihadapi  (meliputi fungsi koordinasi tematik dan gap filler)
2. Monitoring pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2016 wilayah pulau (Papua,
Maluku, Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan, Jawa-Bali dan Sumatera)  (meliputi fungsi koordinasi tematik dan
gap filler)
3. Persiapan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2017
4. Penyusunan rencana kegiatan pembangunan daerah tertinggal TA 2018 & 2019 untuk mencapai sasaran RPJMN
2015-2019.
Keluaran
1. Hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015;
2. Hasil monitoring pelaksanaan program/kegiatan tahun 2016;
3. Pemetaan isu dan permasalahan yang akan menghambat pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017;
4. Inventarisasi isu strategis dan prioritas pembangunan daerah tertinggal tahun 2018 dan 2019 untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN 2015-2019.
5
PENDAHULUAN
RPJMN 2015-2019
BIDANG PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL
HASIL PEMANTAUAN
FUNGSI KOORDINASI KEMENDES PDTT
6
PENDAHULUAN
7
DASAR HUKUM MID TERM REVIEW (MTR) RPJMN 2015-2019
PP 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Renana Pembangunan
Pasal 15: evaluasi RPJMN dilakukan untuk menilai pencapaian strategi pembangunan nasional,
kebijakan umum, program dan sasaran pokok, serta sasarna ekonomi makro dalam RPJMN
periode berjalan
Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
Pasal 4: Menteri melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan RPJMN. Evaluasi
dilaksanakan pada paruh waktu dan tahun terakhir pelaksanaan RPJMN.
8
RENCANA
RENCANA
MID-TERM REVIEW RPJMN 2015-2019
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
RPJMN 2015-2019
2015
2016
2017
2018
1.
2.
2019
3.
PERSIAPAN
MONITORING
EVALUASI
4.
SASARAN NASIONAL
Berkurangnya Daerah tertinggal dari 122
menjadi 42 kabupaten
Meningkatnya rata-rata pertumbuhan ekonomi
di daerah tertinggal menjadi 7,24%
Berkurangnya persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal menjadi 14%
Meningkatnya IPM di daerah tertinggal
menjadi 69,6
Tercapai/on-track/
on-trend
Perlu kerja keras
Sangat sulit
tercapai
Bagaimana keterkaitan program dan kegiatan dalam mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran RPJMN 2015-2019?
9
RPJMN BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL 2015-2019
10
LOKASI SASARAN DAN TARGET
PENGURANGAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN 2015 – 2019
13
12
14
6
Wilayah
Kepulauan
33
18
26
Jumlah Kabupaten/Kota Sasaran dalam
Buku III RPJMN 2015 - 2019
Jumlah Daerah
Tertinggal
Target Pengentasan
Papua
33
9
Maluku
14
11
Nusa Tenggara
26
20
Sulawesi
18
14
Kalimantan
12
9
Sumatera
13
11
Jawa
6
6
122
80
Nasional
SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
INDIKATOR
Persentase pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal (%)
2014
(Baseline)
2015
2016
2017
2018
2019
6.89
6.96
7.02
7.08
7.15
7.24
Persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal (%)
16.42
16.00
15.42
14.90
14.43
14.00
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
daerah tertinggal
67.46
68.13
68.49
68.84
69.18
69.59
11
POLA PENANGANAN 122 DAERAH
TERTINGGAL TAHUN 2017-2019
PN DAERAH TERTINGGAL: Tahun 2017 Fokus terhadap 54 kabupaten tertinggal, agar
dampak yang dihasilkan lebih signifikan
80
80
Kabupaten
Kabupaten
Prioritas
Prioritas
Terentaska
Terentaskan
n
42
Kabupaten
Lainnya
29
Kab
42
Kab
47
Kab
2017
54
Kab
2018
82
Kab
2019
74
Kab
25
Kab
40
Kab
27
Kab
Penentuan prioritas penanganan daerah tertinggal per tahun mempertimbangkan
bobot indeks ketertinggalan yang paling parah & distribusi lokasi
12
DAERAH TERTINGGAL TERINTEGRASI
54 Kabupaten Prioritas & Pilot 5 Kabupaten Tertinggal Terintegrasi Tahun 2017
• Kec prioritas pemenuhan
SPM: Morotai Jaya,
Morotai Selatan Barat,
Morotai Selatan
• Rencana Aqua estate:
kerapu, rumput laut,
wisata alam dan sejarah
122 daerah
tertinggal
2015-2019
54 kabupaten
tertinggal
prioritas 2017
• Kec prioritas
pemenuhan SPM:
Pantai Barat, Apawer
hulu, tor atas
• Rencana Prukab:
perikanan, rumput laut
5 kabupaten
tertinggal
terintegrasi
• Kec prioritas:
Sembalun, Kruak,
Jerowaru
• Rencana Prukab:
Melon, kentang,
Rumput Laut, Lobster
• Kec prioritas: Sabu
Tengah, Sabu Liae &
Raijua
• Rencana Aqua estate:
Garam & Rumput laut
• Kec prioritas
pemenuhan SPM:
Wuar Labobar, Wer
Maktian, Molu maru
• Rencana Aqua estate:
Rumput laut
13
STRATEGI BIDANG PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
DALAM RPJMN 2015 - 2019
Sasaran Nasional
Arah Kebijakan
Strategi
1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal menjadi rata-rata sebesar 7,24 persen;
2. Menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi rata-rata 14,00 persen; dan
3. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal menjadi rata-rata sebesar 69,59
1.
2.
3.
4.
Promosi potensi daerah tertinggal;
Pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pelayanan dasar publik;
Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas;
Peningkatan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal dan kawasan strategi.
1. Meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik dan produk unggulan daerah
2. Meningkatkan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat pertumbuhan
3. Meningkatkan kualitas sdm, ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), dan kapasitas tata kelola
kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal
4. Mempercepat pemenuhan standar pelayanan minimal (spm) untuk pelayanan dasar publik
5. Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, penyuluh pertanian, pendamping
desa di daerah tertinggal
6. Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian insentif kepada pihak swasta
dalam pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal
7. Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan melalui penguatan kapasitas
kelembagaan pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas sdm
8. Meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya mendukung pembangunan daerah
tertinggal melalui pengembangan kawasan perdesaan
9. Mempercepat pembangunan provinsi papua dan papua barat
14
WILAYAH PAPUA
Ketertinggalan
Utama di Papua:
 Aksesibilitas
 Ekonomi
 SDM
Legenda :
'4
Pusat Ekonomi
o Keterisolasian wilayah papua khususnya di Pegunungan Tengah
yang belum terhubung oleh jaringan jalan sehingga sangat
tergantung pada sistem transportasi udara dan mengakibatkan
disparitas harga sangat tinggi.
o Masyarakat masih bercocok tanam secara subsisten dan ladang
berpindah
o Rendahnya produktivitas komoditas karena terbatasnya teknologi
produksi, rendahnya hilirisasi pengolahan produk unggulan,
terbatasnya akses produksi lokal terhadap pasar
o Konflik lahan dan tanah ulayat
o Rendahnya angka melek huruf , partisipasi pendidikan, di terutama di
wilayah pegunungan tengah
o tingginya angka kematian ibu melahirkan; angka penyakit menular
(malaria, HIV/AIDS, kolera); gizi buruk,dll
o Tidak meratanya distribusi tenaga pendidikan dan kesehatan
o Terbatasnya akses menuju pusat pelayanan kesehatan & pendidikan
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
Baseline
2015
(Papua)
Target 2019
(Papua)
Target 2019
(122 dating)
Daerah tertinggal
33 kab
24 kab (9 kab
terentaskan)
42 kab (80 kab
tertentaskan)
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
9.07%
9.5%
7,24%
32.98%
22.63%
14,0%
60.3
61.4
69,6
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Papua:
• Penyelesaian pembangunan Trans Papua termasuk pengembangan 15 ruas jalan strategis sepanjang 966 Km di
Provinsi Papua;
• Integrasi dan peningkatan skala Transportasi Perintis (tol lau & tol udara)
• Penurunan biaya distribusi bahan pokok dan melancarkan distribusi kebutuhan bahan pokok;
• Peningkatan produktivitas sektor unggulan dan industri hilir sesuai potensi lokal berbasis wilayah adat
• Pelatihan dan pendampingan intensif petani/nelayan OAP
• Penanganan persoalan tanah ulayat
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C) ;
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi untuk daerah tertinggal;
• Pembangunan Sekolah kecil (SD), dan sekolah besar/sekolah berasrama (SMP/SMA)
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan di wilayah terisolir dan wilayah
perbatasan;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan di daerah tertinggal dan perbatasan;
• Pengadaan sarana kesehatan keliling dan sarana kesehatan terapung;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama.
• Pembangunan menara penguat sinyal dan radio penguat siaran RRI dan TVRI;
• Pembangunan perumahan layak huni;
15
• Pembangunan sarana air bersih sehat;
o Keterisolasian wilayah Maluku khususnya di wilayah pulau kecil dan
terluar yang belum terhubung oleh jaringan tol laut sehingga sangat
tergantung pada sistem transportasi udara dan kondisi cuaca laut
sehingga mengakibatkan disparitas harga sangat tinggi.
o Terbatasanya akses terhadap telekomunikasi, Energi dan Air Bersih
WILAYAH MALUKU
Ketertinggalan
Utama di
Maluku :
 Aksesibilitas
 Ekonomi
 SDM
Legenda :
'4
Pusat Ekonomi
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
2014
(Baseline)
Target 2019
Wilayah Maluku
122 Daerah
Tertinggal
Daerah Tertinggal
14 Kab
3 kab (11 kab
terentaskan)
42 kab (80 kab
terentaskan)
Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
6.86%
7.26%
7.24%
18.5%
14.31%
14.00%
69.77
71.90
69.6
o Rendahnya produktivitas komoditas, terbatasnya teknologi produksi,
rendahnya hilirisasi pengolahan produk unggulan, terbatasnya akses
produksi lokal terhadap pasar (Contoh.: Belum ada Pabrik Rumput Laut)
o Rentan terhadap konflik sosial
o Rendahnya angka melek huruf , partisipasi pendidikan, di terutama di
wilayah kepulauan
o Tidak meratanya distribusi tenaga pendidikan dan kesehatan
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Maluku:
• Pengembangan Tol Laut dan Feeder terhadap tol laut;
• Pembangunan Pelabuhan Rakyat Morotai, MTB, MBD
• Pengembangan Rute Kapal Perintis;
• Pembangunan jalan dan jembatan Trans Maluku;
• Pengembangan PLTMH, PLTS, dan PLTMG;
• Pengembangan radio komunitas untuk mendukung aksesibilitas Nelayan;
• Pembangunan menara penguat sinyal dan RRI dan TVRI di Perbatasan (Morotai, MTB, MBD,);
• Pengembangan ekonomi masyarakat berbasis perikanan Tangkap, Budidaya, dan pengolahan hasil-hasil laut;
• Pengembangan koperasi simpan pinjam dan BumDesa;
• Pembangunan pasar kecamatan di Morotai, MTB, MBD;
• Pembangunan sarana air bersih;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi;
• Pengembangan sekolah kecil, sekolah berasrama, dan sekolah satu atap;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama;
• Pengadaan puskesmas dan rumah sakit terapung/keliling.
16
o Kurangnya kemampuan untuk mengelola sumber daya lokal yang
berhubungan dengan penyerapan potensi ekonomi
o Rendahnya produktivitas komoditas karena terbatasnya teknologi
produksi, rendahnya hilirisasi pengolahan produk unggulan,
terbatasnya akses produksi lokal terhadap pasar
WILAYAH NUSA TENGGARA
Legenda :
'4
Ketertinggalan
Utama di Nustra:
Pusat Ekonomi
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal


Sangat Tertinggal
Baseline
2015
(Nustra)
Target 2019
(Nustra)
Target 2019
(122 dating)
Daerah tertinggal
26 Kab
6 Kab (20
Terentaskan)
42 kab (80 kab
tertentaskan)
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal
4.31%
5.90%
7,24%
Persentase penduduk miskin di daerah
tertinggal
21.43%
15.62%
14,0%
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di
daerah tertinggal
66.65%
68.98
69,59**)
Ekonomi
SDM
o Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang
berpengaruh pada kesejahteraan dan daya saing
masyarakat
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Nustra:
• Pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah Nusa Tenggara melalui penyediaan tenaga
pendamping masyarakat khususnya dalam bidang pariwisata, perikanan, dan peternakan;
• Optimalisasi peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) khususnya sektor pariwisata, perikanan laut,
dan subsektor perikanan laut
• Pengembangan sistem logistik ikan melalui penyediaan Cold Storage disetiap sentra perikanan;
• Peningkatan produksi dan mutu tanaman buah berkelanjutan di bagian barat Nusa Tenggara;
• Pengembangan kegiatan kepariwisataan bahari dan sosial-budaya melalui peningkatan
insfrastruktur, sarana, promosi, serta peningkatan peran serta masyarakat adat, khususnya di
Kabupaten Sumba Barat, Bima, Manggarai Barat, Ende, Alor, Flores Timur, Kupang, dan Rote Ndao;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan di Kabupaten Sabu Raijua,
Belu, Rote Ndao, Ende,Timor Tengah Selatan, dan Alor;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
• Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur transportasi (jalan dan jembatan);
• Pengembangan PLTMH, PLTS, PLTU, PLTMG, PLTGU diutamakan di Kabupaten Bima, Sumbawa,
Timor Tengah Selatan, Manggarai Timur, Sumba Barat Daya, Sabu Raijua, Belu, Sumba Barat, dan
Sumba Timur;
• Pembangunan embung;
• Pembangunan perumahan layak huni khususnya di kawasan perhutanan dan pesisir.
• Pembangunan sarana air bersih sehat;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama;
17
WILAYAH SULAWESI
Ketertinggalan
Utama di
Sulawesi:
 SDM
 Ekonomi
 Karakteristik
Daerah
Legenda :
'4
Pusat Ekonomi
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
o Rendahnya angka melek huruf , partisipasi pendidikan, di terutama di
wilayah kepulauan
o Tidak meratanya distribusi tenaga pendidikan dan kesehatan
o Terbatasnya akses menuju pusat pelayanan kesehatan & pendidikan
o Masyarakat masih bercocok tanam secara subsisten & ladang
berpindah
o Kurangnya kemampuan untuk mengelola sumber daya lokal yang
berhubungan dengan penyerapan potensi ekonomi
o Rendahnya produktivitas komoditas karena terbatasnya teknologi
produksi, rendahnya hilirisasi pengolahan produk unggulan,
terbatasnya akses produksi lokal terhadap pasar
o Tingginya angka kejadian konflik di wilayah Sulawesi menjadi
penyebab kurang optimalnya pembangunan di wilayah tersebut;
o Sering terjadinya bencana alam seperti Longsor dan Banjir
menjadi penyebab terhambatnya aksesibilitas masyarakat lokal
2014
(Baseline)
Kabupaten Terentaskan
Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
Target 2019
Sulawesi
122 Daerah
Tertinggal
18
4 Kab (14 Kab
terentaskan
42 kab (80 kab
terentaskan
83.94%
8.65%
7.24%
14.76%
11.81%
14.00%
71.10
72.69
69.6
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Sulawesi:
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
• Pembangunan perumahan layak huni;
• Pembangunan sarana air bersih di Mamuju Tengah, Sigi dan Parigi Muotong;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama;
• Pengadaan sarana kesehatan keliling;
• Pengadaan puskesmas terapung diwilayah Sulawesi Tenggara dan Tengah;
• Pengembangan minapolitan dan penganekaragaman produk hasil laut
• Pengembangan wisata bahari dan sosial-budaya di wilayah sulawesi tengah dan tenggara;
• Pendampingan terhadap Petani/Nelayan
• Pembangunan pasar kecamatan dan jaringan irigasi;
• Pengembangan PLTMH, PLTS, dan PLTMG di Konawe Kepulauan, Mamuju Tengah, Donggala dan Morowali
Utara;
• Pembangunan menara penguat sinyal dan penguat siaran RRI dan TVRI di sangihe dan talaud;
• Penanganan permasalahan konflik sosial dan budaya
18
• Pendampingan Kader siaga Bencana di wilayah sulawesi bagian utara dan barat
WILAYAH KALIMANTAN
Ketertinggalan
Utama di
Kalimantan:
Legenda :
'4
Pusat Ekonomi
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
1.Aksesibilitas
2.SDM
 Terbatasnya aksesibilitas kabupaten tertinggal terhadap
pusat-pusat pertumbuhan wilayah.
 Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana publik
dasar (jalan, pendidikan, kesehatan, energi/listrik,
telekomunikasi, air bersih dan perumahan dan
permukiman).
 Pemeliharaan lingkungan alam serta peningkatan sarana
dan prasarana dalam mitigasi bencana. dan
3.Infrastruktur
Rendahnya kualitas SDM dan tingkat kesejahteraan masyarakat
Daerah Tertinggal
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
2014
(Baseline)
Target 2019
(Kalimantan)
Target 2019
(122 dating)
12
Kabupaten
3 kabupaten
(9 kabupaten
terentaskan)
42 kab (80 kab
tertentaskan)
6.38%
6.85%
7,24%
8.73%
11.06%
14,0%
70.76
72.75
69,6
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Kalimantan:
• Pembangunan Jalan Trans Perbatasan dari Kab. Sambas – Kab. Nunukan;
• Pembangunan Jalan Sirip Paralel Perbatasan;
• Pengembangan menara penguat sinyal dan radio penguat siaran RRI dan TVRI di kawasan perbatasan;
• Peningkatan kapasitas jalan pendukung kawasan industri (KEK Maloy);
• Pengembangan PLTMH, PLTS, dan PLTMG;
• Pembangunan pasar kecamatan;
• Pengembangan integrasi tanaman perkebunan (kelapa sawit dan karet dengan ternak sapi potong);
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pembangunan sekolah berasrama;
• Pengembangan asrama sekolah;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
• Pembangunan perumahan layak huni;
• Pembangunan sarana air bersih sehat;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama.
19
• Belum optimalnya pengembangan potensi industri, pertanian,
pertambangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif
• Kemampuan Pemerintah daerah untuk mengelola sumber
daya untuk penyerapan potensi ekonomi
WILAYAH SUMATERA
Ketertinggalan
Utama di
Sumatera:
•
Belum meratanya kualitas sumber daya manusia dan
tingkat kesejahteraan masyarakat
1.Ekonomi
Legenda :
'4
2.Infrastruktur
Pusat Ekonomi
•
Belum meratanya standar pelayanan dasar publik.
3.Karakteristik Daerah
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
Daerah Tertinggal
Rata-rata pertumbuhan
ekonomi di daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
2014 (Baseline)
Target 2019
(Sumatera)
Target 2019
(122 dating)
13
2 Kabupaten (11
terentaskan)
42 kab (80 kab
tertentaskan)
5.9%
6.30
7,24%
15.40%
10.66%
14,0%
71.10
69.31
69,6
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal Wilayah Sumatera:
• Pengembangan kelembagaan mikro
• Pengembangan koperasi simpan pinjam;
• Pembangunan pasar kecamatan di Kepulauan Nias dan Pesisir Barat;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi guru dan tenaga kependidikan;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (kelompok belajar paket A,B,C);
• Pemberian kuota khusus beasiswa Perguruan Tinggi;
• Peningkatan kapasitas, kesejahteraan, dan distribusi tenaga kesehatan;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan;
• Pengembangan PLTMH, PLTS, dan PLTMG khususnya di Pulau Nias dan Mentawai;
• Pengembangan radio komunitas;
• Pembangunan menara penguat sinyal dan radio penguat siaran RRI dan TVRI;
• Pembangunan perumahan layak huni;
• Pembangunan sarana air bersih di seluma, Nias dan Nias Barat;
• Pengembangan sekolah kecil, sekolah berasrama;
• Penyelenggaraan sekolah satu atap (SD, SMP, SMA/SMK);
• Pembangunan Pengembangan asrama sekolah Nias Selatan dan Mentawai;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama;
• Pengembangan rumah pusat kebudayaan dan kesenian serta museum;
• Pengadaan sarana kesehatan keliling di Nias dan Nias Selatan.
20
WILAYAH JAWA-BALI
Ketertinggalan
Utama di Jawa-Bali:
o Rendahnya angka melek huruf yang dipengaruhi oleh budaya
lokal dalam menempuh jalur pendidikan
 SDM
Legenda :
'4
Pusat Ekonomi
Non Daerah Tertinggal
Agak Tertinggal
Tertinggal
Sangat Tertinggal
Daerah tertinggal
Rata-rata pertumbuhan ekonomi di
daerah tertinggal
Persentase penduduk miskin di
daerah tertinggal
Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) di daerah tertinggal
Baseline
2015
(Jawa-Bali)
Target 2019
((Jawa-Bali)
Target 2019
(122 dating)
6 Kab
6 Kab (6 Kab
terentaskan)
42 kab (80 kab
tertentaskan)
5.78%
6.23%
7,24%
15.82%
11.92%
14,0%
67.51
70.10
69,59**)
Strategi Pembangunan Daerah Tertinggal & Perbatasan Wilayah Papua:
• Pemerataan distribusi tenaga pendidik dan Peningkatan kapasitas tenaga pendidik diutamakan di Pulau Madura,
bagian barat dan timur Pulau Jawa;
• Pengembangan pendidikan kesetaraan (paket A,B,C);
• Pengembangan kewirausahaan bagi pemuda
• Pemerataan distribusi tenaga kesehatan diutamakan di Pulau Madura, bagian barat dan timur Pulau Jawa;
• Pengembangan fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pratama di daerah tertinggal;
• Pemerataan alat kesehatan dan obat-obatan di daerah tertinggal;
• Pengembangan kegiatan perekonomian sub-sektor perikanan laut, garam, dan produk olahan laut diutamakan di
Pulau Madura;
• Pengembangan perekonomian masyarakat pada sub-sektor perkebunan, tanaman pangan, dan hortikultura
diutamakan di barat dan timur Pulau Jawa;
• Pengembangan koperasi simpan pinjam;
• Pemberian skema kredit yang afirmatif bagi petani, nelayan, peternak;
• Pemberian bantuan bibit pertanian dan perkebunan;
• Pengembangan jaringan irigasi;
• Pembangunan embung untuk mendukung jaringan irigasi;
• Pengembangan gudang dan fasilitas pengolahan pasca panen;
• Pembangunan infrastruktur jalan dan sarana transportasi di desadesa terisolir khususnya di Pulau Madura,
bagian timur, dan bagian barat Pulau Jawa;
• Penyediaan dan pembangunan prasarana dan fasilitas pendukung kereta api, khususnya di Kabupaten
Pandeglang dan Lebak;
21
HASIL PEMANTAUAN
22
DISTRIBUSI INVESTASI DITJEN PDT 2016-2017
TA 2016
TA 2017
DATING ALOKASI
LOKASI
LOKASI OUTPUT
NO. PULAU
ALOKASI (Rp
(Kab)
(Rp
%
PRIORITAS KEGIATAN
2017
M)
Milyar)
2017 (Kab) 2017 (Kab) (Unit)
52.12 15,0%
1 Nustra
15
47
26
15
68.43
Alokasi Kegiatan PDT Tahun 2016-2017 per Wilayah Pulau
%
300.000
36,3%
250.000
2 Papua
3 Maluku
33
14
90.98 26,2%
4.92 1,4%
4 Kalimanta
n
5 Sulawesi
12
25.51
18
83.59 24,0%
3
3
15
15.17
8,0%
6 Sumatera
13
28.71
8,3%
2
2
3
3.05
1,6%
31.86 9,2%
347.69 100,0%
1
54
1
38
1
125
1.00
188.46
0,5%
100,0%
7 Jawa
TOTAL
7,3%
350.000
23
6
7
6
14
24
43.47
35.13
23,1%
18,6%
200.000
4
4
21
22.2
11,8%
100.000
150.000
50.000
6
122
1. Telah terjadi pemihakan investasi terhadap KTI dimana tahun 2016 sebesar 66,6%
menjadi 86,1% tahun 2017
2. Dari 54 kabupaten prioritas Tahun 2017, terdapat 19 kabupaten yang belum
mendapatkan intervensi, dan 16 kabupaten diantaranya berasal dari Provinsi Papua.
Sebagai trade off maka Kemendes perlu mengkoordinasikan kebutuhan pada 19
kabupaten yang belum mendapatkan intevensi secara lebih intensif kepada K/L
terkait
3. 5 kabupaten terintegrasi telah mendapat akumulasi investasi yang signifikan (kecuali
Maluku Tenggara Barat)
4. Masih terdapat 3 kabupaten diluar 54 kabupaten prioritas Tahun 2017
-
Alokasi 2016
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kabupaten
Lombok Timur
Sarmi
Seruyan
Halmahera Barat
Sabu Raijua
Pulau Morotai
Tojo Una-Una
Sorong Selatan
Kupang
Intan Jaya
Alokasi 2017
Jumlah Output
Kegiatan
12
6
13
7
6
6
6
2
5
1
Alokasi (Rp)
(tertinggi-terendah)
16.622.000.000,0
15.625.000.000,0
14.232.000.000,0
13.654.000.000,0
9.365.000.000,0
8.035.000.000,0
6.970.000.000,0
6.500.000.000,0
6.477.000.000,0
6.000.000.000,0
23
PEMANTAUAN PELAKSANAAN RAKORDA 2016
(Dalam rangka menjalankan fungsi Koordinasi)
PROSES
KELEBIHAN DIBANDINGKAN 205
EVALUASI PELAKSANAAN 2016
Input
Sudah mulai membahas konsep RAD
2018 dalam Rakorda, tidak sekedar
mempertemukan K/L dan daerah
1. RKA K/L 2017 tidak disampaikan kpd K/L krn hanya ada 5 K/L yg mengumpulkan
2. STRANAS & RAN tidak dilampirkan dlm undangan & terlambat digandakan bahkan
tidak sempat digandakan hingga rapat selesai
3. Peserta kabupaten sekitar 50%, provinsi sekitar 35%
Proses
1. Sudah melakukan pembahasan
sidang kelompok per wilayah
sehingga diksusi lebih intensif
2. Sudah ada pelibatan Direktur
sebagai pemimpin sidang dan
setiap Direktorat dalam setiap
sidang kelompok
1. Kurangnya sosialisasi rencana pelakasanaan Rakorda kpd direktur pemimpin sidang
& direktorat teknis sebelum pelaksanaan sidang
2. Tidak ada pedoman yang dibagikan kepada peserta mengenai mekanisme sidang
kelompok sehingga menimbulkan kebingungan seluruh pihak
3. Tidak ada pedoman peran direktur sbg pemimpin sidang, dan direktorat teknis
dalam sidang pelompok
4. Pembagian ruang sidang kelompok kurang dipersiapkan dgn baik walau akhirnya
mendapat ruangan kosong saat solat jumat
5. Tidak ada kejelasan mekanisme sidang apakah pembahasan per wilayah, kab, atau
bidang, dan tidak ada kejelasan tingkat kedalaman diskusi
6. Waktu pembahasan sangat terbatas yaitu hanya 4 jam untuk setiap wilayah untuk
membahas seluruh aspek ketertinggalan
7. Masih terlalu banyak narasumber sehingga waktu diskusi sangat terbatas
8. Tidak ada panitia yg standby disetiap ruang sidang untuk membantu teknis sidang
kelompok/ di meja depan ruang sidang kelompok
BAGAIMANA TINDAK LANJUT
DARI RAKORDA 2016?
Output
Sudah ada upaya perumusan
kesepakatan per sidang kelompok
1. Tidak ada kejelasan format berita acara pembahasan sidang kelompok
2. Tidak ada kejelasan format akhir yg harus dikumpulkan dan panduan pengisian
format
3. Tidak ada kejelasan tenggat waktu pengumpulan
24
RANGKAIAN FORUM KOORDINASI PUSAT-DAERAH DALAM PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN 2018
INPUT
1. RKA K/L 2016
2. Hasil
Musrenbangnas
RKP 2017
1. Realisasi K/L 2016
2. Konfirmasi hasil
Musrenbangnas
untuk RKP 2017
3. RAD PPDT 2017
PROSES
RAKOR K/L PUSAT
(per aspek)
26 Oktober 2016
RAKOR DAERAH
(per wilayah pulau)
17 November 2016
OUTPUT
1. Realisasi K/L
2016
2. Konfirmasi hasil
Musrenbangnas
untuk RKP 2017
1. Rencangan RAD PPDT
2018
2. Evaluasi Gap analysis
(STRANAS & RAN
dengan program K/L)
3. Evaluasi Proposal
DAK
1. Penajaman
RAD PPDT
2. Evaluasi Gap
analysis & DAK
RAKOR PUSAT
(M4 Nov)
1. Rancangan
RAN 2018
1. Rancangan
RAN 2018
PENYUSUNAN
RKP 2018
(M1 Des 16)
1. Rancangan RKP
2018
BILATERAL MEETING,
TRILATERAL MEETING,
MULTILATERAL MEETING &
MUSRENBANGNAS RKP 2018
 Seluruh forum koordinasi merupakan rangkaian forum dalam siklus perencanaan pembangunan
dalam rangka penyusunan RKP 2018 yang dimulai pada T-2
25
PEMANTAUAN RENCANA PENGEMBANGAN
POTENSI UNGGULAN DI MTB
POTENSI UNGGULAN
- Sektor Perikanan tangkap dan budidaya
- Sektor Perkebunan: Kelapa dan Sukun.
- Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
Hijau, Jagung dan Ubi-umbian
Kec. Molu Maru
Kec. Wuarlabobar
Kec. Wer Maktian
POTENSI UNGGULAN
- Perikanan tangkap: ikan puri dan ikan
asin, budidaya rumput Laut, udang,
mutiara.
- Sektor Perkebunan: Kakao, Kelapa, Buahbuahan (Jeruk Selwasan) dan Jambu
Mete.
- Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
Hijau, Jagung dan Ubi Kayu
POTENSI UNGGULAN
- Perikanan tangkap: ikan puri dan ikan
asin, budidaya rumput Laut, udang,
mutiara.
- Sektor Perkebunan: Kakao, Kelapa, dan
Jambu Mete.
- Sektor Pertanian : Padi Ladang, Kacang
Hijau, Semangka, Jagung dan Ubi Kayu
- Sektor Peternakan : Itik, Kambing
26
KENDALA PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT DI MTB
1. Kapasitas Nelayan/Petani yang masih rendah,
sehingga perlu adanya pendampingan
terhadap pembudidayaan rumput laut;
2. Produksi Rumput Laut di MTB sebanyak
10.269,71 ton rumput laut tahun 2015, namun
karena belum ada pabrik pengolahan rumput
laut disekitar kabupaten MTB, sehingga
Nelayan Rumput Laut menjual rumput laut
kering di pelabuhan untuk kemudian
dikirimkan ke Surabaya;
3. Masih adanya praktek ijon dikalangan nelayan
yang membuat tidak adanya stabilitas harga
rumput laut.
27
PABRIK RUMPUT LAUT
(belum bisa beroperasi sejak pertama kali dibangun tahun 2010)
Pabrik Pengolahan Rumput laut
Lantai Jemur
Menara Air
1. Lokasi Pabrik Rumput Laut berada di Desa
Lematang, Kec. Tanimbar Selatan;
2. Nilai Investasi Pabrik Rp. 6 Milyar yang berasal
dari Kegiatan Prukab, KPDT Tahun 2010
sebesar Rp. 5 M, dan kegiatan Perbatasan,
BNPP Tahun 2014 sebesar Rp. 1 M;
3. Kendala utama belum adanya akses air bersih
kedalam Pabrik sehingga pabrik belum
beroperasi dari awal pembangunannya;
4. Terdapat sumber air di Desa Bomaki dengan
jaraknya 12 KM, sehingga diperlukan
28
Pipanisasi untuk disalurkan ke Pabrik;
KESEPAKATAN FGD
1. Hasil pembahasan dalam FGD disepakati
bahwa lokasi yang akan diprioritaskan ditahun
2017 adalah Kec. Malu Maru, Kec Wer
Maktian, dan Kec. Wuarlabobar;
2. Dari segi pengembangan ekonomi lokal
Kemendesa, PDTT akan mengembangankan
aqua culture estate dengan komoditas
unggulannya rumput laut;
3. Untuk kecamatan yang belum siap
dikembangkan ekonominya Kemendesa, PDTT
akan mendorong terlebih dahulu upaya
pemenuhan pelayanan dasar publik, seperti
kesehatan dan pendidikan;
4. Bappeda akan mengirimkan surat kepada
Kemendesa PDTT dan Bappenas terkait
kesepakatan dalam FGD tersebut.
29
PROFIL KECAMATAN INTERVENSI
WERMAKTIAN, WUARLABOBAR DAN MOLUMARU
Jlh Pddk: 2.908 Jiwa
1.
2.
3.
4.
5.
Jlh Pddk: 11.431 jiwa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Desa Weratan
Desa Temin
Desa Welutu
Desa Rumah Salut
Desa Kamatubun
Desa Batuputih
Desa Wermatang
Desa Makatian
Desa Marantutul
Desa Nurkat
Desa Tutunametal
Desa Wulmasa
Desa Wedankou
Desa Adodomolo
Jumlah Pddk: 7.476 Jiwa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Desa Wunlah
Desa Karatat
Desa Awear Rumngeur
Desa Watmasa
Desa Lingada
Desa Teneman
Desa Kiloon
8. Desa Abat
9. Desa Labobar
10. Desa Wabar
11. Desa Romnus
12. Dusun Mitak
13. Dusun Namralan
30
PERTANYAAN KRITIS DALAM
MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
TUPOKSI DITJEN PDT (Pasal 19 Perpres 12/2015)
Perumusan kebijakan dalam IDENTIFIKASI DAERAH
TERTINGGAL
Mengapa daerah tertinggal (prasarana dan sarana, masyarakat atau pemda)?
Bagaimana proses redefinisi indikator ketertinggalan?  MANAJEMEN DATA
& INFORMASI
Perumusan SKEMA PENDANAAN PPDT
Bagaimana SINERGI dana Dekon TP, dan DAK dalam pembagunan daerah
tertinggal? Bagaimana bentuk AFIRMASI Pembangunan Daerah tertinggal? 
MANAJEMEN DATA & INFORMASI, MANAJEMEN KOMUNIKASI
PELAKSANAAN kebijakan di bidang perencanaan
PPDT
Bagaimana status STRANAS dan RAN PPDT ? Apalah dapat digunakan sebagai
acuan stakeholders?  MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA ,
MANAJEMEN KOMUNIKASI dan MANAJEMEN INVESTASI
Pelaksanaan KOORDINASI di bidang PPDT
Apakah forum koordinasi sudah dilaksanakan secara efektif untuk menjawab
kebutuhan dan permasalahan di daerah tertinggal per bidang? 
MANAJEMEN KOMUNIKASI
Pelaksanaan evaluasi di bidang PPDT
Apakah sudah menghasilkan rekomendasi kebijakan & menjadi input dalam
siklus perencanaan tahun berikutnya dalam PPDT?  MANAJEMEN DATA &
INFORMASI
Kegiatan Fasilitasi yang ada saat ini tidak terdapat dalam
TUPOKSI  instrumen koordinasi (bukan kegiatan yang
bersifat single player)
Apakah fasilitasi Kemendes PDTT sudah dapat meggerakkan stakeholder
dalam pembangunan daerah tertinggal & output yang dilaksanakan dikelola
31
dengan baik?  MANAJEMEN KOMUNIKASI & MANAJEMEN ASSET
MANAJEMEN KOMUNIKASI DI INTERNAL DITJEN PDT
SESDTJEN PDT
(koordinasi & monev )
(PRUKAB & Pariwisata sebagai
lokomotif kegiatan lintas sektor)
Ekonomi
DIREKTORAT
PERINDEN
(STRANAS & RAN
sebagai acuan)
Aksesibilitas
DIREKTORAT PEL &
DIREKTORAT SDA LH
K/L mitra &
Pemda
DIREKTORAT
SARPRAS
K/L mitra &
Pemda
DIREKTORAT
SDM
K/L mitra &
Pemda
Pelayanan Dasar
SDM & Iptek
Seluruh unit kerja di Ditjen PDT merupakan suatu kesatuan entitas yang saling mendukung
dalam mencapai sasaran pembangunan daerah tertinggal
32
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
33
REPLIKASI TRANSFORMASI KEUNGGULAN NASIONAL DALAM
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
STRANAS PPDT
2015-2019
Daerah Tidak
Tertinggal
2020
Keunggulan
Kompetitif
DAYA SAING
BERBASIS
EFISIENSI
2013
Keunggulan
Komparatif
Daerah Tertinggal
DAYA SAING
BERBASIS
FAKTOR INPUT
•Sumber Daya Alam: Pertanian,
Kelautan dan Perikanan,
Pertambangan
•Pariwisata: Wisata Alam, Wisata Seni
34Wisata Kuliner
dan Budaya,
2025
Keunggulan
Kompetitif
DAYA SAING
BERBASIS
INOVASI
• Ekonomi kreatif
• Pusat Inovasi, Riset dan
Pengembangan Daerah
• Tenaga profesional
• Kerjasama: Pemda-Universitas dan
Swasta
•SDM terampil dan terdidik
•Infrastruktur dasar: jalan, air bersih, listrik,
telekomunikasi dan informasi
•Infrastruktur ekonomi: pasar, bank, pusat
perdagangan
•Jaringan transportasi darat, laut dan udara
Diadaptasi dari: The Global Competitiveness Report 2011-2012 (World
Economic Forum)
34
STRANAS PPDT HARUS DAPAT MENUNJUKKAN PROSES TRANSFORMASI
SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI DAN SUMBER DAYA DALAM PEMBANGUNAN
DAERAH TERTINGGAL
Masyarakat
Berkembang
Masyarakat Maju
Peningkatan Kapabilitas
(Daya Saing, Daya Tarik
dan Daya Lestari)
Masyarakat
Tradisional
SDM
Institusi
Teknologi
Informasi
Prasarana
Ruang
(darat dan laut)
SDA
Papua, Maluku, Nusa Tenggara, Kalimantan
Berburu dan
Pengumpul
Berpindah dan
Bertani
Kalimantan dan Sulawesi
Pertanian dan
Pertambangan
Jawa dan Sumatera
Manufaktur dan Jasa
Sintesis dan
Daur Ulang
Kemajuan suatu daerah ada Perbedaaan Arah (Direction), Besaran (Magnitude) dan
Kecepatan (Speed)
35
PEMBANGUNAN SEBAGAI PROSES AKUMULASI MODAL (ASET)
Aset
ekonomi
Aset
sosial
Aset
ekonomi
Aset SDA dan
Lingkungan
t0




Akumulasi
Akumulasi
Akumulasi
Akumulasi
modal
modal
modal
modal
sosial (Social Capital Accumulation)
fisik (Physical Capital Accumulation)
ekonomi (Economic Capital Accumulation)
pengetahuan (Knowledge Capital Accumulation)
Aset
sosial
Aset SDA dan
Lingkungan
tn
36
POTENSI DAERAH
RPJMN 2015-2019
(TRISAKTI DAN NAWA CITA)
MASALAH DAERAH
•
•
•
•
•
• Perikanan dan Kelautan
• Pertanian dan Perkebunan
• Industri pengolahan
• Pariwisata
Kemiskinan
Pengangguran
Ketertinggalan
Keterisolasian
Keterbatasan Usaha
PENGEMBANGAN WILAYAH
•
•
•
•
•
FAKTOR PENENTU
Kesesuaian RTRW
Kesiapan Lahan
Keterlibatan Masyarakat
Kesiapan Pemda
Kerjasama Perguruan Tinggi dan
Kerjasama Swasta
DAERAH TERTINGGAL
•
•
•
•
•
•
MANAJEMEN KINERJA K/L DAN
PEMDA
Regulasi
Pengorganisasin
Perencanaan
Penganggaran
Pelaksanaan dan Pelaporan
Pengendalian dan Evaluasi
TRANSFORMASI DAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL
• Klaster pertanian dan perkebunan, agribisnis dan agroindustri
• Klaster perikanan dan industri maritim
• Klaster Wisata
Budidaya Produksi
Destinasi Wisata
Pengolahan
(Iptek,
Prasarana dan Sarana)
Jasa (Akomodasi,
Transportasi, Kerajinan dan
Festival)
Pemasaran
(Media,
Promosi, Networking)
Pemasaran
(Media, Promosi, Networking)
Meningkatnya Produktivitas, Nilai Tambah, Kesempatan Kerja,
Ekspor, Pendapatan, Daya Saing dan Keunggulan Daerah
Pendapatan
Pendapatan
37
PENGEMBANGAN DAERAH TERTINGGAL : SATU
DESA/KECAMATAN/KAWASAN, SATU PRODUK (OVOP)
DATA, INFORMASI ,
PENGETAHUAN DAN
TEKNOLOGI
SUMBER DAYA MANUSIA
TERAMPIL DAN TERDIDIK
PRASARANA DAN SARANA
JARINGAN TRANSPORTASI,
DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
AKSES PERMODALAN DAN
KEUANGAN
MANAJEMEN ASSET
SEMANGAT WIRAUSAHA,
IKLIM USAHA DAN
INSENTIF BERUSAHA
DAERAH TERTINGGAL
(SEKTOR DAN
KOMODITAS UNGGULAN)
PELAKU USAHA:
PENGUSAHA KECIL,
KELOMPOK
MASYARAKAT, KOPERASI
DAN BUMDES
DINAS/SKPD/OPD, PENDAMPING,
FASILITATOR, PERBANKAN, DAN
LEMBAGA PENDUKUNG
PERMINTAAN PASAR LOKAL,
REGIONAL, NASIONAL DAN
GLOBAL
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI DAN INFORMASI
REGULASI
KEBIJAKAN PEMERINTAH
1. LAHAN dan RTRW
2. FASILITASI: Perijinan,
Pelatihan dan
Pendampingan
3. AKSES: Modal, Teknologi,
Informasi Pasar
4. NETWORKING: Distribusi,
Promosi dan Pemasaran
MANAJEMEN ASSET
39
PROSES KAPITALISASI ASSET
V4
Agunan Bank, Non Bank,
IPO, Pasar Modal
V3
V2
V1
•
•
•
•
Sertifikat
Hak Guna
Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan
Pembangunan Ekonomi 2010-2014: Sektor Rill
Berbasis SDA dan Kemaritiman
Kredit/Dana
Investasi
Konstruksi/
Investasi
Izin Penggunaan
TANAH
MENTAH
V5
TANAH
MATANG
PERUBAHAN VALUE (V1-V7)
Belum Terolah/Kosong
Tanpa Prasarana dan Sarana
Rendah Aksesibilitas
Murah tapi tidak produktif
•
•
•
•
V6
V7
Siap Bangun dan Bangunan
Tersedia Prasarana dan Sarana
Tinggi Aksesibilitas
40
Mahal dan Produktif
REORIENTASI MANAJEMEN
BUSINESS AS USUAL
PERCEPATAN DAN PEMBERDAYAAN
1. OBYEK USAHA: DICARI DAN DIUSULKAN
OLEH SWASTA, PEMERINTAH PASIF
1. OBYEK USAHA: DIINVENTARISASI PEMERINTAH
DIBANTU SWASTA, DAN LSM-PEMERINTAH AKTIF
2. IZIN, SERTIFIKASI DAN PRASARANA:
DARI PEMERINTAH DAN PEMDA
2. IZIN, SERTIFIKASI DAN PRASARANA DARI
PEMERINTAH DAN PEMDA DALAM BENTUK PAKET
PLUS INSENTIF FISKAL DAN MONETER
3. MODAL: SWASTA-BANK, DLL
3. MODAL: DIFASILITASI NEGARA DARI BANK, DLL
4. SAHAM: SWASTA 100%
4. SAHAM: SWASTA PENGELOLA 20%
5. MANFAAT: PEKERJA HANYA DAPAT UMR,
RAKYAT/ULAYAT DAPAT CSR,
PEMERINTAH DAN PEMDA DAPAT PAJAK
DAN RETRIBUSI
5. MANFAAT: PEKERJA, RAKYAT/ULAYAT, PEMDA
PROVINSI, DAN PEMDA KABUPATEN/KOTA
MASING-MASING DAPAT 20%
6. SPORADIS, TIDAK TERARAH, TIDAK
TERKENDALI DAN MERUSAK
LINGKUNGAN
6. MASSAL, TERARAH, TERKENDALI, LEMBAGA
MONEV/PEMANTAU INDEPENDEN DAN MENJAGA
LINGKUNGAN
Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan Pembangunan Ekonomi 2010-2014: Sektor Rill Berbasis SDA dan
Kemaritiman
41
SKEMA PENDANAAN:
Kapitalisasi Asset SDA
PARLEMEN
BANK
PEMERINTAH
Bayar
Modal+
Bunga
PILIH PENGELOLA
3
PEMEIRNTAH
KABU/KOTA
PENGELOLA
20%
4
20%
RENCANA USAHA
2
1
PEKERJA
ASSET DAERAH
SDA
6
20%
KEUNTUNGAN
20%
20%
5
INVENTARISASI
PEMERINTAH
PROVINSI
OPERASI
KEBUN, TAMBANG,
WISATA
REVENUE
RAKYAT
SETEMPAT/
ULAYAT
42 Ekonomi
Sumber: Dr. Ir. Son Diamar. Program Percepatan Pembangunan
2010-2014: Sektor Rill Berbasis SDA dan Kemaritiman
TERIMA KASIH
___________________________________
www.kawasan.bappenas.go.id
021 - 3926249
Jalan Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat 10310
CONTOH KINERJA DIREKTORAT PSDM TAHUN 2016
RENCANA 2016
KODE
PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET
xxxx
ALOKASI
(Rp. Miliar)
CAPAIAN/REALISASI 2016
KAB
ALOKASI
(Rp Miliar)
KENDALA
LOKASI
VOLUME TARGET
Program Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
Pengembangan
Sumber Daya Manusia
di Daerah Tertinggal
1
Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan
sumberdaya manusia di daerah tertinggal
75 kab
98.2
42 kab
59.9
Papua
3 output di 3 kab
Maluku
10 output di 6 kab
Nusra
11 output di 5 kab
Sulawesi
28 output di 14 kab
Kalimantan
7 output di 4 kab
Jawa
19 output di 4 kab
Sumatera
19 output di 6 kab
44
RENCANA DIREKTORAT PSDM TAHUN 2017
RKP 2017
KODE
xxxx
PROGRAM/ KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)
TARGET
RENCANA 2017
ALOKASI
(Rp. Miliar)
LOKASI
VOLUME TARGET
ALOKASI
(Rp. Miliar)
KENDALA
Program Percepatan
Pembangunan Daerah
Tertinggal
Pengembangan Sumber
Daya Manusia di Daerah
Tertinggal
1 Jumlah ruang kelas SMP yang dibangun di daerah tertinggal
40 unit di 10 kab
tertinggal
10.5
Papua
Maluku
Nusra
Sulawesi
16 RKB di 4 kab
12 RKB di 3 kab
4 RKB di 1 kab
Kalimantan
4 RKB di 1 kab
6.48
Jawa
Sumatera
Papua
2
Jumlah puskesmas pembantu/RS kelas D Pratama yang
menerima alat kesehatan di Daerah Tertinggal
12 unit Pustu dan 2
Unit RS Kelas D di
10 Kab tertinggal
24
Maluku
24 puskesmas di 2 kab
1 Rs di 1 Kab
Nusra
48 Puskesmas di 4 kab
1 Rs di 1 Kab
Sulawesi
24 puskesmas di 2 kab
Kalimantan
12 puskesmas di 1 kab
15.85
Jawa
3
Jumlah asrama siswa dan guru yang dibangun di daerah
tertinggal
6 unit di 6
kabupaten
14
Sumatera
12 puskesmas di 1 kab
Papua
Maluku
Nusra
Sulawesi
2 asrama di 2 kab
1 output di 1 kab
Kalimantan
3 output di 3 kab
9.00
Jawa
Sumatera
45
Download