Heavy metals content analyst Pb, Cd, Cu And Zn at Sea

advertisement
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
1
ANALISIS KADAR LOGAM BERAT Pb, Cd, Cu DAN Zn
PADA AIR LAUT, SEDIMEN DAN LOKAN (Geloina coaxans)
DI PERAIRAN PESISIR DUMAI, PROVINSI RIAU
Dewi Anggraini
Disetujui 31 – 01 – 2007
ABSTRACT
A survey on analysis of heavy metals in sea water, sediment and Geloina coaxans
from Dumai water has been conducted from August – September 2006. Samples of sea
water, sediment and G. coaxans were taken from three stations with three replicates at
each station. Heavy metals content analysis was carried out in the UP II Dumai Laboratory
of PT. PERTAMINA by using an Atomic Abortion Spectrophotometer GBC AVANTA.
Results showed that average heavy metals concentration in sea waters were 1,8 mg/l (Pb),
0,45 mg/l (Cd), 0,4 mg/l (Cu), 0,5 mg/l (Zn), in sediment were 64,2 mg/l (Pb), 3,3 mg/l (Cd),
2,7 mg/l (Cu), 74,8 mg/l (Zn) and in G. coaxans were 20,3 mg/l (Pb), 1,2 mg/l (Cd), 13,2 mg/l
(Cu) and 126,4 mg/l (Zn).
Compared with results of a research conducted 1 year before, heavy metals content
obtained by this research is higher. Other water quality parameters such as temperature,
pH and salinity, however are lower then the value of sea water quality standard issued by
the government.
Keyword: Heavy Metals, G. coaxans, Dumai waters.
PENDAHULUAN
menggunakan logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn
Keberadaan kadar logam berat yang
dalam proses produksinya, seperti : PT.
terlarut baik pada air laut, sedimen maupun
Pertamina UP II yang menggunakan timbal
Lokan (Geloina coaxans) sangat tergantung
sebagai
pada
perairan
pembuatan premium (bensin), Galangan kapal
tersebut. Semakin tinggi aktivitas yang
PT. Patra Dock yang bergerak dibidang
terjadi disekitar perairan baik di darat
perawatan kapal dan perbaikan, dimana salah
maupun areal pantainya maka kadar logam
satu bahan baku yang digunakan adalah cat.
baik
buruknya
kondisi
salah
satu
bahan
baku
dalam
berat dapat meningkat pula. Dumai adalah
Bahan baku yang terdapat dalam cat
salah satu kota yang terletak di pesisir Timur
adalah logam berat Cd, Cu dan Zn yang
pulau Sumatera dan memiliki berbagai jenis
berguna sebagai zat perwarnaan (pigmen) dan
aktivitas
pelapis agar mudah kering, dermaga PT.
industri.
Sedikitnya
tujuh
perusahaan besar di kawasan perairan Dumai
Chevron
yang
bongkar muatnya, serta perusahaan lain seperti
bergerak
dibidang
industri
yang
Pasific Indonesia dengan aktivitas
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
PT.
Sarana
Sawitindo,
Salar
menggunakan sampel air laut, sedimen dan
Cooperation, PT. Bukit Kapur Reksa (BKR),
Lokan ((Geloina coaxans) secara representatif
PT. Dumai Bulking dan PT. Pelabuhan
dengan membagi kawasan menjadi tiga stasiun.
Indonesia juga melakukan aktivitas bongkar
Stasiun pertama Desa Purnama, stasiun kedua
muat barang dan arus transportasi. Dengan
Kawasan Industri dan stasiun ketiga Desa Puak
banyaknya
yang
Mundam. Analisis kadar logam berat dilakukan
diperkirakan memberikan andil yang cukup
di Laboratorium Analitika PT. Pertamina UP II
besar terhadap masukan logam berat di
Dumai dengan menggunakan AAS (atomic
perairan Dumai tersebut.
absorbtion Spechtrofotometer).
aktivitas
PT.
2
industri
Adanya logam berat di perairan,
Air laut diambil dengan menggunakan
berbahaya baik secara langsung terhadap
botol plastik yang telah dicuci bersih pada saat
kehidupan
efeknya
pasang sebanyak 600 ml dan diberi label nama
secara tidak langsung terhadap kesehatan
stasiun dan urutan pengambilan. Sedimen
manusia. Hal ini berkaitan dengan sifat-sifat
diambil dengan menggunakan Petersen dredge
logam berat yaitu Sulit didegradasi, sehingga
ditampung dengan menggunakan ember lalu
mudah
lingkungan
diambil sebanyak 250 gram dan di beri label
perairan dan keberadaannya secara alami
dan urutan pengambilan ditiap stasiun dan
sulit
dapat
sampel Lokan diambil dengan cara mencari di
terakumulasi dalam organisme termasuk
daerah mangrove dibantu alat berupa benda
kerang dan ikan, dan akan membahayakan
keras seperti besi dan parang. Jika telah
kesehatan manusia yang mengkomsumsi
ditemukan lokan lalu dicuci bersih dan diambil
organisme tersebut
sebanyak 3 ekor diberi label dan urutan
organisme,
terakumulasi
terurai
maupun
dalam
(dihilangkan),
(Sutamihardja, 1982
dalam Marganof, 2003).
Penelitian
ini
pengambilan di setiap stasiun. Setelah ketiga
bertujuan
untuk
mengetahui kadar logam berat Pb, Cd, Cu
sampel diperoleh, kemudian sampel dibawa ke
laboratorium untuk dianalisis.
dan Zn pada air laut, sedimen dan Lokan
(Geloina coaxans). Manfaat dari penelitian
ini adalah sebagai sumber informasi tentang
kadar logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn di
perairan Pesisir Dumai Propinsi Riau.
PEMBAHASAN
Dumai dipengaruhi dua musim yaitu
musim kering/kemarau dari bulan Maret –
Agustus dan musim hujan dari September Februari dengan curah hujan 75-150 mm/bulan
BAHAN DAN METODE
dan rata- rata hari hujan 12 hari/bulan. Dumai
Penelitian ini dilaksanakan pada
dengan populasi 174.465 jiwa merupakan salah
bulan Agustus – September 2006 dengan
satu kota penting dan kota pelabuhan strategis
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
3
di Riau. Dumai juga disebut sebagai gerbang
64,2 ppm. Disini juga terjadi peningkatan
ekspor minyak Indonesia.
kadar logam timbal sebesar 21,7 ppm karena
pada penelitian terdahulu hanya 42,5 ppm, dan
Kadar Pb dalam Air Laut, Sedimen dan
Lokan (Geloina coaxans).
bila dibandingkan dengan standart baku mutu
logam berat untuk sedimen berdasarkan RNO
Kadar logam berat timbal (Pb) dalam
dalam Fajri (2002) sebesar 70 ppm, maka
air laut sebesar 1,8 ppm. Terjadi peningkatan
kadar
kadar logam pb dalam air laut di perairan
diperairan Dumai belum tercemar, karena
Dumai sebesar 0,3 ppm karena berdasarkan
masih berada dibawah nilai baku mutu yang
penelitian terdahulu kadar logam pb dalam
telah ditetapkan. Timbal (Pb) berasal dari hasil
air laut hanya 1,5 ppm. Bila dibandingkan
endapan
dengan baku mutu logam berat untuk air laut
permukaan. Tingginya kadar timbal (Pb)
dari Kep.MENLH No. 51 Tahun 2004
sedimen dibandingkan dalam air laut terjadi
(<0,008) maka bisa dikatakan kadar logam
karena
berat Pb diperairan Dumai sudah melebihi
terakumulasi dan terdegradasi sehingga terjadi
nilai baku mutu yang ditetapkan. Timbal
penumpukan didasar perairan. Sedangkan pada
(Pb) tertinggi yang terdapat pada sedimen
air laut, timbal (Pb) masih bisa bergerak bebas
juga masih berada di kawasan industri yaitu
mengikuti arus.
logam
logam
timbal
berat
Pb
berat
dalam
yang
dalam
sedimen
ada
sedimen
di
air
tidak
Tabel 1. Kadar Rata-Rata Logam Berat Pb Dalam Air Laut, Sedimen Dan Lokan (Geloina
coaxans) Di Perairan Dumai Pada Setiap Stasiun.
Stasiun
Air Laut
1,7
1,9
1,8
I. Ds. Purnama
II. Kws. Industri
III. Ds. Puak Mundam
Rata-rata
Baku Mutu
Sampel mg/l (ppm)
Sedimen
Lokan (Geloina coaxans)
60,5
8,5
63,7
33,3
68,4
19,1
1,8
64,2
20,3
0,008*
10 – 70**
2***
Sumber : Data Primer, 2006.
*) : Kep.MENLH No. 51 Thn 2004 Untuk Air Laut
**) : RNO (Reseau National d’Observation) Untuk Sedimen
***) : SK. Ditjen POM Depkes RI No. 03725/B/SK/1989 Untuk Biota Konsumsi
Kadar timbal (Pb) dalam Lokan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
(Geloina coaxans) tertinggi masih dijumpai
Nomor : 03725/B/SK/1989 (2 ppm), maka
pada kawasan industri sebesar 20,3 ppm.
dapat dikatakan bahwa kadar logam berat
Jika dibandingkan dengan standart baku
timbal dalam Lokan (Geloina coaxans) sudah
mutu logam berat untuk biota konsumsi dari
melebihi baku mutu yang telah ditetapkan
Surat
sebesar 18.03 ppm. Tingginya kadar logam
Keputusan
Pengawasan
Obat
Direktorat
dan
Jenderal
Makanan,
berat
timbal
tersebut
tentunya
sudah
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
membahayakan
sebagai
logam kadmium di perairan Dumai sebesar 0,2
bisa
ppm. Bila dibandingkan dengan baku mutu
disebabkan karena sifat Lokan (Geloina
logam berat untuk air laut dari Kep.MENLH
coaxans) yang filter feeder, yaitu mencari
No. 51 Tahun 2004 (< 0,001 ppm) maka bisa
makan dengan cara menyaring partikel –
dikatakan
partikel makanan dan air yang dihisapnya
diperairan Dumai sudah melebihi nilai baku
dibawah mantel. Dengan cara hidup yang
mutu yang telah ditetapkan.
mengkonsumsinya
bagi
manusia
4
Lokan.
Hal
kadar
logam
berat
kadmium
demikian tubuh Lokan (Geloina coaxans)
Kadar logam kadmium (Cd) pada
memiliki peluang terakumulasi timbal lebih
sedimen tertinggi masih ditemukan di kawasan
besar.
industri sebesar 3,6 ppm. Terjadi penurunan
Berdasarkan pengamatan dilapangan,
dari hasil yang diperoleh bila dibandingkan
(Geloina
dengan penelitian terdahulu sebesar 5,01 ppm.
coaxans) tersebut masih terus berlangsung.
Bila dibandingkan dengan standart baku mutu
Dari
warga
logam berat untuk sedimen berdasarkan RNO
setempat, hasil yang diperoleh selain di jual
(dalam Razak, 1981 dalam Fajri, 2002 )
ke pasar juga untuk mereka konsumsi
sebesar 1 – 2 ppm, maka dapat dikatakan
sendiri. Walaupun pencarian lokan tersebut
bahwa kadar logam berat kadmium dalam
tidak dilakukannya setiap hari namun jika
sudah melebihi baku mutu.
aktivitas
pengumpulan
hasil
wawancara
Lokan
dengan
hal ini terus dilakukan secara terus menerus
maka
logam berat timbal (Pb)
dapat
mengganggu metabolisme tubuh dan pada
Kadar kadmium (Cd)
pada Lokan
(Geloina coaxans) tertinggi ditemukan pada
Kawasan Industri 1,7 dan terendah 0,8 ppm di
akhirnya membahayakan jiwa orang yang
Puak Mundam, jika dibandingkan dengan
mengkonsumsinya. Timbal adalah racun
standart baku mutu logam berat untuk biota
bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat
konsumsi dari
global.
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,
Surat Keputusan Direktorat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Kadar Cd dalam Air Laut, Sedimen dan
Lokan (Geloina coaxans).
Nomor : 03725/B/SK/1989 (1 ppm). Maka
Kadar kadmium (Cd) dalam air laut
tubuh lokan (Geloina coaxans) sudah melebihi
tertinggi terdapat di kawasan industri 0,5
dapat dikatakan bahwa kadar kadmium dalam
baku mutu.
ppm. Penelitian terdahulu menyebutkan
Kadar kadmium (Cd) yang terdapat di
bahwa kadar logam kadmium diperairan
air laut diduga berasal dari aktivitas industri
Dumai masih berkisar 0,3 ppm.
Ini
yang terdapat didaratan, dimana aktivitasnya
menunjukkan adanya peningkatan kadar
mengunakan bahan kadmium (Cd). Kadar
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
5
logam berat kadmium (Cd) dalam air laut
berisi bahan pewarna berupa campuran zat
bisa disebabkan adanya aktivitas yang
kimia padat dengan medium cair, digunakan
menghasilkan limbah kadmium seperti PT.
sebagai
Patra
permukaan akan mengering dengan oksidasi,
Dock,
karena
kadmium
(Cd)
digunakan sebagai bahan pewarna cat. Cat
lapisan
proteksi
atau
dekorasi
polimerisasi dan evaporasi.
Tabel 2. Kadar Rata-Rata Logam Berat Cd dalam Air Laut, Sedimen dan Lokan (Geloina
coaxans) Di Perairan Dumai Pada Setiap Stasiun.
Stasiun
I. Ds. Purnama
II. Kaw. Industri
III. Ds. Puak mundam
Rata-rata
Baku Mutu
Sampel mg/l (ppm)
Air Laut
0,
0,5
Sedimen
3,3
3,6
Lokan (Geloina coaxans)
1,1
1,7
0,4
4,5
0,8
0,45
3,3
1,2
0,001*
1 – 2**
1***
Sumber : Data Primer, 2006.
*) : Kep.MENLH No. 51 Thn 2004 Untuk Air Laut
**) : RNO (Reseau National d’Observation) Untuk Sedimen
***) : SK. Ditjen POM Depkes RI No.03725/B/SK/1989 Untuk Biota Konsumsi
Kadar Cu dalam Air Laut, Sedimen dan
Lokan (Geloina coaxans).
Kadar tembaga (Cu) tertinggi dalam
air laut sebesar 0,5 ppm ditemukan di
standart baku mutu logam berat untuk sedimen
berdasarkan RNO (dalam Razak, 1981 dalam
Fajri, 2002 )
kawasan industri dan Desa Puak Mundam.
Kadar tembaga (Cu) tertinggi pada
Jika kita bandingkan dari hasil penelitian
Lokan (Geloina coaxans) juga terdapat di
terdahulu maka kadar logam berat tembaga
kawasan Industri sebesar 25,6 ppm dan
mengalami peningkatan sebesar 0,3 ppm
terendah terdapat di Desa Purnama sebesar 1,3
karena hasil penelitian terdahulu hanya
ppm, jika dibandingkan dengan standart baku
diperoleh 0,3 ppm tembaga. Namun bila
mutu logam berat untuk biota konsumsi dari
dibandingkan dengan baku mutu logam
Surat
berat untuk air laut dari Kep.MENLH No.
Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen
51 Tahun 2004 (< 0,008 ppm) maka bias
Kesehatan
dikatakan bahwa kadar tembaga di perairan
03725/B/SK/1989 (20 ppm) maka dapat kita
Dumai telah melebihi baku mutu yang telag
ketahui bahwa kadar logam tembaga dalam
ditetapkan.
tubuh Lokan telah melebihi baku mutu yang
Keputusan
Republik
Kadar logam tembaga (Cu) dalam
telah ditetapkan.
sedimen kawasan industri dan Desa Puak
Tembaga
(Cu)
Direktorat
Indonesia
Jenderal
Nomor
dibutuhkan
:
sebagai
Mundam tidak begitu jauh berbeda yaitu 3,6
unsur yang berperan dalam pembentukan
– 3,8 ppm. Bila dibandingkan dengan
enzim oksidatif dan pembentukan kompleks
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
6
Cu-protein yang selain Zn. Tembaga dalam
lagi menumpuk dalam hati dan ginjal, sehingga
tubuh berfungsi sebagai sintesa hemoglobin
menyebabkan
dan tidak mudah dieksresikan dalam urine
tuberculosis.(http://72.14.235.104/search?q=ca
karena sebagian terikat dengan protein,
che:twLXoZWi_uEJ:tumoutou.net/702_07134/
sebagian dieksresikan melalui empedu ke
marganof.pdf+keracunan+tembaga&hl=id&gl=
dalam usus dan dibuang kefeses, sebagian
id&ct=clnk&cd=1).
penyakit
Tabel 3. Kadar Rata-rata logam Berat Cu Dalam Air laut, Sedimen dan
coaxans) di perairan Dumai pada Setiap Stasiun
Stasiun
I. Ds. Purnama
II. Kaw. Industri
III. Ds. Puak Mundam
Rata-rata
Baku Mutu
Air laut
0,3
0,5
0,5
0,4
0.008*
anemia
dan
Lokan (Geloina
Sampel mg/l (ppm)
Sedimen
Lokan (Geloina coaxans)
0,7
1,3
3,8
25,6
3,6
12,7
2,7
13,2
5 – 30**
20***
Sumber : Data Primer
*) : Kep.MENLH No. 51 Thn 2004 Untuk Air Laut
**) : RNO (Reseau National d’Observation) Untuk Sedimen
***) : SK. Ditjen POM Depkes RI No.03725/B/SK/1989 Untuk Biota Konsumsi
Kadar Seng (Zn) dalam Air Laut,
Sedimen dan Lokan (Geloina coaxans)
Kadar logam Seng (Zn) dalam air
laut sebesar 0,5 ppm ditemukan pada
kawasan
industri.
Penelitian
terdahulu
menyebutkan kadar seng di perairan Dumai
sudah mencapai 0,4 ppm. Ini berarti terjadi
peneningkatan kadar seng di perairan. Namun
bila dibandingkan dengan baku mutu logam
berat untuk air laut dari Kep.MENLH No. 51
Tahun 2004 (< 0,05 ppm) maka benar bahwa
kadar seng di dalam perairan Dumai sudah
melebihi baku mutu yang ditetapkan.
Tabel 4. Kadar rata-rata logam berat Zn dalam air laut, Sedimen dan Lokan (Geloina coaxans) di perairan
Dumai pada Setiap stasiun.
Stasiun
I. Ds. Purnama
II. Kaw. Industri
III.Ds. Puak Mundam
Rata-rata
Baku Mutu
Air Laut
0,2
0,6
0,6
0,5
0,05*
Sampel mg/l (ppm)
Sedimen
Lokan (Geloina coaxans)
58,4
72,9
63,5
202,6
102,6
103,7
74,8
20-150**
126,4
100***
Sumber : Data Primer, 2006
*) : Kep.MENLH No. 51 Thn 2004 Untuk Air Laut
**) : RNO (Reseau National d’Observation) Untuk Sedimen
***): SK. Ditjen POM Depkes RI No.03725/B/SK/1989 Untuk Biota Konsumsi
Peningkatan juga terjadi pada logam
hanya 53,08 ppm. Namun bila dibandingkan
berat seng (Zn) ini. Penelitian terdahulu
dengan standart baku mutu logam berat untuk
menyebutkan bahwa kadar logam seng (Zn)
sedimen berdasarkan RNO (dalam Razak, 1981
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
7
dalam Fajri, 2002 ) sebesar 20 – 150 ppm
diperlukan sebagai degradasi dan sintesis
sehingga dapat disimpulkan bahwa (Seng)
protein, sintesis asam nukleat, biosintesa heme,
Zn diperairan Dumai masih belum melebihi
pertumbuhan dan aktivasi sel. Defisiensi Seng
baku mutu yang ditetapkan.
(Zn)
Hasil analisis kadar logam berat seng
akan
menyebabkan
gangguan
homeostatis, yang selanjutnya mengakibatkan
(Zn) pada Lokan (Geloina coaxans) hampir
pertumbuhan
sama tiap stasiunnya berkisar 72,9 – 202,6
tubuh menurun. Ciri khas indikasi defisiensi
ppm. Kadar seng (Zn) tertinggi ditemukan
Seng (Zn) adalah meningkatnya kerentanan
di Desa Puak Mundam sebesar 202,6 ppm
terhadap infeksi.
dan terendah ditemukan di Desa Purnama
yang lambat dan daya tahan
Korosi atau secara awam lebih dikenal
sebesar 72,9 ppm. Jika dibandingkan dengan
dengan
standart baku mutu logam berat untuk biota
fenomena kimia pada bahan-bahan logam di
konsumsi dari Surat Keputusan Direktorat
berbagai
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,
Penyelidikan tentang sistim elektrokimia telah
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
banyak
Nomor : 03725/B/SK/1989 (100 ppm) maka
korosi ini, yaitu reaksi kimia antara logam
dapat dikatakan bahwa kadar seng yang ada
dengan zat-zat yang ada di sekitarnya atau
dalam
dengan partikel-partikel lain yang ada di dalam
tubuh
lokan
masih
telah
mengkawatirkan karena karena lebih dari 50
istilah
macam
membantu
pengkaratan
kondisi
menjelaskan
merupakan
lingkungan.
mengenai
matrik logam itu sendiri.
% lebih kadar seng telah melebihi baku
Kadar Pb, Cd, Cu dan Zn Pada Air laut.
mutu yang telah ditetapkan.
Faktor dari lingkungan meliputi
tingkat
pencemaran
udara,
suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang
bersifat korosif dan sebagainya. Bahanbahan korosif (yang dapat menyebabkan
korosi) terdiri atas asam, basa serta garam,
baik dalam bentuk senyawa an-organik
maupun organik (Akhadi, 2000).
Seng (Zn) dalam tubuh manusia
memang sangat dibutuhkan sebagai mineral
yang menduduki urutan kedua setelah zat
besi di dalam tubuh, selain itu Seng (Zn)
Urutan logam berat yang paling tinggi
hingga paling rendah kadarnya adalah timbal
(pb), seng (Zn), Tembaga (cu) dan kadmium
(Cd). Dimana keempat logam berat tersebut
rata-rata ditemukan di daerah kawasan industri,
dimana kita ketahui bahwa lebih dari tujuh
perusahaan besar yang beroperasi dipinggir
perairan Dumai tersebut. Kawasan Industri
yang ada di daerah pesisir Dumai pada
umumnya menggunakan keempat logam berat
tersebut dalam proses
produksinya dan
menghasilkan bermacam-macam limbah yang
mengandung logam berat.
KOnsentrasi (ppm )
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
2
1.7
1.9
8
1.8
1.5
1
0.5
0.3
0.5
0.4
0.3
0.6 0.6
0.5 0.5
0.2
0
Pb
Cd
Ds. Purnama
Loga m Be ra t
Cu
Kws. Industri
Zn
Puak Mundam
Gambar 1. Histogram Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn Dalam Air laut Disetiap Stasiun
Kadar Pb, Cd, Cu dan Zn Pada Sedimen
dan aliran estuari yang terkena pengaruh
pasang surut, terjadi mobilisasi logam berat
sedimen, logam berat yang menduduki
antara sedimen dan kolom air. Selain dari
urutan pertama adalah Seng (Zn), timbal
aktivitas industri yang terjadi daerah daratan,
(Pb), kadmium
(Cd) dan Tembaga (Cu).
pencemaran pada sedimen juga dapat terjadi
Sama halnya dengan logam-logam berat
secara alami, seperti yang dikatakan effendy
dalam air laut, tiga dari empat logam yaitu
(2000) bahwa pencemaran berupa sedimen
Zn, Pb dan Cd kadar tertingginya ditemukan
berasal
di daerah Puak Mundam. Sedangkan untuk
sebagainya yang mengalir ke air dan akan
logam berat Cd tertinggi tetap ditemukan
menimbulkan
dikawasan industri. Di dalam zona estuari
terbentuknya sedimen di dasarnya.
Konsentrasi (PP M )
Untuk kadar logam berat dalam
dari
tanah
longsor,
erosi
pendangkalan,
120
dan
karena
102.6
100
80
68.4
60.563.7
58.463.5
60
40
20
3.3 3.6 4.5
0.7 3.8 3.6
Cd
Cu
0
Pb
Zn
Loga m Be ra t
Ds. Purnama
Kws. Industri
Puak Mundam
Gambar 2. Histogram Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn Dalam Sedimen Disetiap Stasiun
Kadar Pb, Cd, Cu dan Zn Pada Lokan
(G. coaxans)
Dalam tubuh lokan kadar logam
berat yang paling tinggi ditemukan adalah
Zn, Pb, Cd dan paling sedikit adalah Cu.
Logam berat Zn tersebut ditemukan pada
kawasan industri dengan kadar sebesar
202.6 ppm. Tingginya kadar logam berat
seng
diperkirakan
karena
ketersediaan
logam berat seng di perairan yang besar,
hingga tingkat akumulasi logam berat seng
kedalam tubuh lokan juga besar. Selain itu cara
makan lokan yang menyaring partikel-partikel
dalam air dan sifat hidup yang cendrung
membenamkam diri dan bergerak lambat
memberikan
pengaruh
terhadap
proses
bioakumulasi logam berat seng pada tubuh
lokan.
Konsentrasi (ppm )
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
250
9
202.6
200
150
103.7
100
50
72.9
8.5
33.3
19.1
0
1.1 1.7 0.8
Pb
Cd
Ds. Purnama
1.3
25.6
12.7
Cu
Loga m Be ra t
Kws. Industri
Zn
Puak Mundam
Gambar 3. Histogram Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn Dalam Lokan (Geloina coaxans) Disetiap Stasiun
Parameter Kualitas Perairan
Hal ini ditunjukkan dengan nilai dari masing-
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
masing parameter yang belum melebihi nilai
kualitas perairan Dumai masih mampu
baku mutu berdasarkan Kep.Menlh No. 51
mendukung kehidupan organisme perairan.
Tahun 2004 tentang baku mutu air laut.
Tabel 5. Hasil Pengukuran Parameter Kualitas Perairan Dumai Selama Penelitian
Stasiun
o
Suhu ( C)
30,0
30,2
30,1
30,1
Alami
I. Desa Purnama
II. Kawasan Industri
III. Puak Mundam
Rata-rata
Baku Mutu*)
Parameter
pH
8,0
7,8
8,2
8
6-9
Salinitas (‰)
30.1
30,4
30,5
30,3
Alami
Sumber : Data Primer, 2006
Ket : *) Kep. No.51/MENLH/I/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut
KESIMPULAN
dengan tiga stasiun yang berbeda. Urutan
Hasil penelitian ditemukan kadar
logam berat paling tinggi dalam air laut yaitu
logam berat dalam air laut adalah 1.8 mg/l
Pb, Zn, Cu dan Cd yang terdapat dikawasan
(Pb/Timbal), 0,45 mg/l (Cd/Kadmium), 0,4
industri. Urutan logam berat paling tinggi
mg/l (Cu/Tembaga), 0,5 mg/l (Zn/Seng),
dalam sedimen yaitu Zn, Pb, Cd yang
pada sedimen adalah 64,2 mg/l (Pb/Timbal),
ketiganya berada di desa Puak Mundam dan Cu
3,3
mg/l
antara kawasan industri dan desa Puak
(Cu/Tembaga), 74,8 mg/l (Zn/Seng) dan
Mundam. Urutan logam berat paling tinggi
Lokan (Geloina coaxans) adalah 20,3 mg/l
dalam Lokan (Geloina coaxans) yaitu Zn, Pb,
(Pb/Timbal), 1,2 mg/l (Cd/Kadmium), 13,2
Cu dan Cd. Parameter kualitas perairan baik
mg/l
mg/l
fisika maupun kimia yang diukur merupakan
(Zn/Seng). Penelitian ini membandingkan
faktor pendukung untuk menunjukkan masih
kadar logam berat Pb, Cd, Cu dan Zn
layak atau tidak llingkungan tersebut untuk
mg/l
(Cd/Kadmium),
(Cu/Tembaga)
dan
2,7
126,4
Analisis Kadar Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn
menunjang kehidupan organisme perairan.
Suhu 30,10C, pH 8 dan Salinitas 30,3 ‰.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, 1995. Logam dalam Sistem Biologi
Mahluk Hidup UI-Press. Indonesia. 140
Hal.
Martaningtyas, D. 2004. Bahaya Cemaran
Logam Berat Rubrik Cakrawala.
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0704/29/cakrawala/ind
ex.htm. (15/01/07, 4.42 PM)
Dojlido, R.J and G.A. Beast.1993. Chemistry Of
Water
And Water Polution. Ellis
Harwood Ltd.
Effendi, H. 2000. Telaahan Kualitas Air Bagi
Pengelolaan
Sumberdaya
dan
Lingkungan
Perairan.
Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 259 hal.
Fajri, N., 2004.Bahan Buku Kuliah Toksikologi
Lingkungan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Riau. 31
Halaman (tidak diterbitkan).
Hutagalung, H.P.1991. Pencemaran Laut oleh
Logam Berat. Hal 45 – 59. Dalam D. H.
KUNARSO dan Ruyitno (eds). Status
Pencemaran Laut di Indonesia dan
Tekhnik Pemantauannya. PPPO – LIPI.
Jakarta.
Marganof. 2003. Potensi limbah udang
sebagai Penyerap logam Berat
(timbal, Kadmium, dan Tembaga) di
perairan. Program
Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
MENLH, 2004. Surat Keputusan MENLH No.
Kep. 51/MEN-LH/I/2004, Tentang
Baku Mutu Air Laut, Sekretariat
Menteri Negara dan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup, Jakarta.
Palar H., 1994. Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta.
152 hal.
Romimohtarto,
K.
2000.
Pengantar
Pencemaran Laut. Hal 1-13. Kursus
Pemantauan
Pencemaran
Lau.
Kerjasama UNESCO/UNDP. PPPO
– LIPI dan UNRI. 7-16 hal. Januari
1993. Puslit Universitas Riau.
Pekanbaru. 13 hal (tidak diterbitkan).
10
Sari. I.N. 2004. Struktur Komunitas Lokan
(Geloina coaxans) di Desa Sei.
Jangkang
Kabupaten
Bengkalis,
Provinsi Riau. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Universitas Riau,
Pekanbaru. 70 hal.(tidak diterbitkan)
Siagian, S.P. 2005. Kandungan Logam (Pb,
Cd,Cu, Ni dan Zn) dalam Air Laut Dan
Sedimen Di Perairan Dumai Provinsi
Riau. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Riau, Pekanbaru.
60 hal.(tidak diterbitkan)
Sinaga, S.P. 2005. Analisis Kandungan Logam
Pb, Cd Dan Cu Pada Sedimen Dan Air
Di Perairan Muara Sungai Siak.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Universitas Riau, Pekanbaru. 60
hal.(tidak diterbitkan)
Suara Pembaruan Daily, 2004. Hasil
Laboratorium Kesehatan DKIarga
Buyat Terkontaminasi Merkuri, Arsen,
Kadmium,
Timbal.
http://www.suarapembaruan.co.id
(16/08/06, 12.15 PM)
Suhendrayatna., 2001. Bioremoval Logam Berat
Dengan Menggunakan Microorganisme :
Suatu Kajian Kepustakaan (Heavy Metals
Bioremoval by Microorganism : A
Literature Study). Institute For Science and
technology Studies (ISTECS) – Chapter
Japan. 9 p
Widianarko B. 2003. Logam Beracun dalam
"Seafood" Guru Besar Toksikologi
Lingkungan, Ketua Program Magister
Lingkungan
dan
Perkotaan,
Unika
Soegijapranata,
Semarang
(http://www.kompas.com/kompascetak/0301/10/iptek/60157.htm). (15/01/07,
03.20 PM).
Yudha, N. S. 1993. Pemantauan Kandungan
Logam Berat Hg, Pb, Cd di Teluk
Jakarta
Sebagai
Tolak
Ukur
Pencemaran.
Laporan
Praktek
Lapangan. Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 60 hal (tidak
diterbitkan).
Yulianto,WA. 2004. Seng: Mikronutrien Peredam
Infeksi HIV. Jum'at, 05 Maret 2004.
http://www.sinarharapan.co.id/iptek/keseha
tan/2004/0305/kes1.html
Download