1. pendahuluan - IPB Repository

advertisement
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perairan Teluk Jakarta merupakan salah satu perairan di Indonesia yang padat
dengan berbagai aktivitas manusia. Aktivitas pada daerah tersebut di antaranya
yaitu areal pertambakan, PLTU, daerah wisata dan rekreasi, pelabuhan,
pemukiman, dan jalur transportasi. Perairan ini merupakan tempat akhir yang
menampung limbah dari industri-industri dan pembuangan sampah yang ada
di Jakarta dan sekitarnya yang membuang limbahnya secara langsung
maupun tidak langsung melalui 13 sungai yang bermuara ke Teluk Jakarta
(Rochyatun dan Rozak, 2007). Limbah-limbah tersebut menghasilkan pencemaran
yang tidak baik bagi lingkungan. Beberapa limbah yang dihasilkan oleh industri di
antaranya berupa limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), seperti jenis-jenis
logam berat. Apabila materi masuk ke ekosistem pesisir, logam berat dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya, baik bagi biota perairan maupun manusia
yang ada di wilayah tersebut. Hasil evaluasi Bapedal menjelaskan bahwa 50 %
industri di Jabotabek masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai
(Mulyono, 2000 in Sarjono, 2009).
Penelitian mengenai pencemaran di Teluk Jakarta telah banyak dilakukan,
salah satunya yaitu pada penelitian Rochyatun dan Rozak (2007) dan menjelaskan
bahwa konsentrasi logam berat di daerah barat Teluk Jakarta lebih tinggi
dibandingkan pada daerah tengah dan timur. Logam berat mempunyai pengaruh
ekologi yang signifikan terkait dengan toksisitas melalui proses akumulasi dalam
sedimen dan biota. Sumber logam dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
masukan alami (natural) dan berasal dari buangan antropogenik (Blackmore, 1998
in El Nemr et al., 2006a). Logam pada aliran sungai berasal dari pelepasan kimia
batuan, aliran air, buangan masyarakat kota dan limbah cair industri (El Nemr et
al., 2006b).
Sedimen adalah komponen penting bagi ekosistem yang mengakumulasi racun
melalui mekanisme fisika kompleks dan adsorpsi kimia yang tergantung pada
kekayaan dari campuran serapan dan kandungan alami sedimen (Leivouri, 1998 in
El Nemr et al., 2006b). Tekstur sedimen dan kadar bahan organik merupakan
beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat logam berat dalam sedimen (Villares
et al., 2003).
Logam berat dalam sedimen berada dalam berbagai fase geokimia seperti
resisten dan non-resisten (Campbell et al., 1988 in Situmorang, 2008). Logam
berat fase resisten ialah logam yang masuk secara alami ke pesisir dari sungai
dalam bentuk materi partikel dan fase ini tidak tersedia bagi biota. Logam berat
dalam fase non-resisten adalah logam berat yang berasosiasi dengan komponen
besi oksida, mangan oksida, dan komplek organik di dalam sedimen. Logam ini
bersifat labil dan dapat diabsorpsi oleh biota (bioavailable). Fase non-resisten
berhubungan erat dengan masukan antropogenik (Yap et al., 2003). Penelitian
ini menggunakan metode single extraction HCl test untuk menganalisa fase
geokimia logam berat. HCl test telah dikembangkan dan dapat digunakan untuk
memisahkan konsentrasi total logam ke dalam fase non-residual dan residual.
1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji sumber logam berat Cu dan Zn
dalam sedimen Perairan Teluk Jakarta dengan menganalisa konsentrasi total dan
fraksi labil agar dapat memberikan keterangan mengenai ketersediaan logam berat
terhadap biota.
Download