ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh: ERNAWATI NIM : A1D109166 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH Page | 1 KABUPATEN BATANGHARI Oleh : Ernawati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP Universitas Jambi ABSTRAK Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dalam meningkatkan kualitas belajar siswa dimulai sejak dini yaitu dibangku Sekolah Dasar. Seorang guru harus terampil menentukan strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga pembelajaran dalam kelas dapat lebih bermakna dan dengan kebermaknaan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru berupaya membelajarkan siswasiswanya dan sebaliknya siswa menjadi pembelajaran yang aktif, kritis dan kreatif. Kurangnya media dan alat peraga untuk mendukung proses pembelajaran, siswa sulit untuk memperoleh nilai yang sesuai dengan KKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan belajar siswa pada mata pelajaran SAINS dengan menggunakan media gambar di kelas V SD N 99/I Benteng Rendah Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dan tempat dalam penelitian adalah siswa kelas V SD N 99/I Benteng Rendah dengan jumlah 26 siswa. Sesuai dengan ketercapaian tujuan penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Data-data dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan secara diskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan yaitu 46,15% pada siklus I, 76,92% pada siklus II dan 96,15% pada siklus III. Hal ini membuktikan bahwa penggunanaan media gambar dapat meningkatkan ketrampilan belajar, pemahaman siswa dalam menulis karangan dan menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat maka dapat disimpulkan Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa pada pembahasan peristiwa yang terjadi di Indonesia di kelas V SD N 99/1 Benteng Rendah. Kata kunci: Keterampilan belajar siswa, media gambar Page | 2 1.PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. “Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditujukan sebagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar” (Sudjana, 1996:5). Setiap orang yang belajar akan tampak dari hasil belajarnya itu setelah dilaksanakan proses belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni: a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengertian, c) dan cita-cita. Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelek, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. (Sumanto, 2003:107) Dalam meningkatkan kualitas belajar siswa dimulai sejak dini yaitu dibangku Sekolah Dasar. Seorang guru harus terampil menentukan strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga pembelajaran dalam kelas dapat lebih bermakna dan dengan kebermaknaan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru berupaya membelajarkan siswa-siswanya dan sebaliknya siswa menjadi pembelajaran yang aktif, kritis dan kreatif. Dengan cara ini interaksi belajar mengajar dapat terjadi dan pengajaran tidak lagi berpusat pada guru semata, tetapi lebih ditekankan pada siswa untuk lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Sains di SD bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Berdasarkan pengamatan peneliti SDN 99/I Benteng Rendah, kesulitan dalam pembelajaran Sains disebabkan oleh : 1) Pembelajaran di kelas masih berjalan monoton, 2) Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat, 3) Metode yang digunakan bersifat konvensional, 4) Pemahaman konsep-konsep SAINS masih sangat rendah. Banyak faktor penyebab rendahnya keterampilan belajar Sains siswa, ketika guru memberikan materi pembelajaran Sains. Umumnya siswa selalu bersikap pasif dalam proses pembelajaran, artinya siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru dan siswa sudah merasa puas dengan jawaban yang ada dipapan tulis, biasanya mereka hanya mencatat tanpa bertanya. Untuk mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkan proses belajar SAINS yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, dapat membangun pengetahuan diri yang telah dimiliki siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan, menantang, harapan keberhasilan, serta dapat menghargai setiap yang dicapai siswa. Meskipun para guru telah semaksimal mungkin menyusun tujuan-tujuan pembelajaran dan kegiatan yang memungkinkan tercapainya tujuan itu dalam bentuk proses belajar mengajar di dalam kelas, akan tetapi tidak dapat dielakkan bahwa masih sangat banyak siswa yang belum atau tidak mampu mencapai tujuantujuan pelajaran tersebut. Mata pelajaran Sains dengan materi yang berkaitan erat dengan media gambar, mengarahkan guru untuk menggunakan media gambar sebagai sumber belajar. Keberadaan media ini dapat mendukung proses belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari setiap pembelajaran, guru hanya menggunakan metode demonstrasi dan Page | 3 menggunakan media pembelajaran yang telah disediakan dari sekolah, sementara media pembelajaran lain tidak diterapkan. Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: Meningkatkan keterampilan belajar siswa pada mata pelajaran SAINS dengan mengunakan media gambar pada pembahasan peristiwa alam yang terjadi di indonesia di kelas V SD N 99/I Benteng Rendah. II. KAJIAN PUSTAKA 1. Keterampilan Belajar Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi ketrampilan. Menutrut Akhadiah, (2005:96) berpendapat bahwa ” keterampilan diambil dari Skill maka memuat arti kemampuan mengerjakan sesuatu dengan baik dan dilakukan dengan cara memanfaatkan pengalaman dan pelatihan. Keterampilan pada dasarnya potensi manusia yang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk memaksimalkan semua fungsi perkembangan manusia sehingga menjadikan manusia yang utuh”. Keterampilan berarti kecekatan, kecakapan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Keterampilan yang dimiliki setiap orang berbeda-beda tergantung agaimana kita berlatih untuk lebih baik. Sedangkan pendapat Moeliono (2007:156 bahwa ”Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas”. Seseorang dapat dikatakan terampil bila sudah cekatan dalam melakukan sesuatu dengan baik dan cermat. Setiap orang mempunyai keterampilan yang berbeda-beda. Hal ini akan mempengaruhi hasil tugas yang telah dikerjakan. Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu yang diperoleh dengan latihan secara berkesinambungan. 2. Media Pembelajaran Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sifatnya, kemampuan jangkauannya, dan cara teknik pemakainnya. Hal ini dijabarkan sebagai berikut: a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam : 1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara 2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 3) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dlihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua. b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam : 1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadiankejadian yang actual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. 2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya. c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam : 1) Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film, slide projector Page | 4 2) untuk memproyeksikan film, slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya (Sanjaya, 2011:173) 1. Peran Media Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi antara pebelajar (guru) dan pembelajar (siswa). Sebagai sebuah proses komunikasi,pembelajaran seringkali dihadapkan pada berbagai hambatan yang dikenalkan dengan barier dan noise. Hambatan-hambatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi: “(1) hambatan psikologis seperti, minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan. (2) hambatan fisik seperti, sakit, kelelahan, keterbatasan daya indera, dan cacat tubuh. (3) hambatan kultural, seperti perbedaan adat, norma-norma sosial, kepercayaan dan nilai-nilai panutan. (4) hambatan-hambatan lingkungan sekitar. (Hamalik, 1986:30) Pentingnya peran media dalam pembelajaran mengharuskan para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar dan media. Media merupakan alat bantu mengajar termasuk salah satu komponen lingkungan belajar yang dirancang oleh guru. Media pembelajaran merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran merupakan upaya kreatif dan sistematis untuk menciptakan pengalaman yang dapatmembelajarkan peserta didik,sehingga pada akhirnya dihasilkan lulusan yang berkualitas. 2. Manfaat Media Dalam suatu proses belajar mengajar,dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berakiatan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung,dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipin demikian,dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkunmgan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Sudjana (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu: 1. 2. 3. 4. Pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkan menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran; Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran; Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemontrasikan, memerankan, dan lain-lain. 2.3 Media Gambar Page | 5 Media gambar adalah “media yang merupakan reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi, yang berupa foto atau lukisan” (Rohani, 1997:21). Gambar dapat mengatasi batasan masalah ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa dikelas, dan tidak selalu bisa dibawa ke objek/peristiwa tersebut, Ia merupakan media visual yang penting dan mudah didapat. Sebab ia dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Gambar membuat orang dapat menangkap ide atau informasi yang terkandung di dalamnya dengan jelas, lebih jelas daripada yang diungkapkan oleh kata-kata. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tidak dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam proses pembelajaran. jelaslah bahwa media gambar merupakan media yang dapat dilihat oleh indera penglihatan yang diperjelas melalui gambar-gambar dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan anak dalam memahami pelajaran secara lebih cepat. Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah “untuk menvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa” Arsyad (2004:113). Media gambar atau foto adalah “media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimanamana”. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata” Sadiman (2005:29). Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah melihatnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Media gambar yang menggunakan bentuk simbol atau benda yang mengungkapkan message (pesan) tertentu dan dapat mengungkapkan kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide anak didik. Menurut Udin (2003:513) keunggulan dan kelemahan media gambar keunggulannya yaitu : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. Media dapat menerjemahkan ide / gagasan yang bersifat abstrak menjadi realitik. Banyak tersedia dalam buku–buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender dan sebagainya. Mudah menggunakannya dan tidak menggunakan peraturan lain. Tidak mahal bahkan mungkin tanpa mengeluarkan biaya untuk pengadaannya. Dapat digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua pelajaran (disiplin ilmu). Gambar bersifat konkret. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia. Dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, karena itu bernilai terhadap semua pelajaran di sekolah. Gambar-gambar mudah didapat dan murah. Mudah digunakan, baik untuk perseorangan maupun untuk kelompok siswa Selain keunggulan-keunggulan tersebut,media gambar juga mempunyai kelemahannya antara lain sebagai berikut: a. Terkadang ukuran gambar – gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada satu kelas. b. Gambar diam merupakan media dua dimensi. c. Tidak bias menimbulkan kesan gerak. d. Gambar hanya menekankan persepsi indera mata. (Sadiman, 2005:31) Page | 6 Media gambar merupakan “bagian dari media visual. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan” (Fathurrohman, 2011:73) Media visual ini yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film strip (film rangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak film bisu, film kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua. Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan instruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosiasi peserta didik. Rohani (1997:71) Adapun manfaat media gambar dalam proses instruksional adalah “penyampaian dan penjelasan mengenai informasi pesan, ide dan sebagainya dengan tanpa banyak menggunakan bahasabahasa verbal, tetapi dapat lebih memberi kesan”. 2.4 Pembelajaran SAINS di Sekolah Dasar (SD) Menurut Aunurahman (2009:123), mengajar pada hakikatnya adalah “membentuk suatu kebiasaan sehingga melalui pengulangan-penguangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai periaku yang diharapkan. Pembiasaan akan menjadi efektif, apabila seseorang tersebut sudah memiliki pengetahuan yang berkenaan sesuatu yang dilkukan”. Dengan prinsip konstruksifistis yang mengkonstruksi antara kehidupan nyata dalam hal ini adalah pengalaman nyata, yang dihubungkan dengan materi pembelajaran, maka proses mengajar akan lebih berhasil diterima siswa. Menurut Kasmanto (2007:3) pelajaran SAINS “merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakana metode-metode yang didasarkan pada observasi dan tersusun secara sistematik yang dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam”. pelajaran SAINS di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan pelajaran SAINS secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian pelajaran SAINS idak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses. III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SD N 99/I Benteng Rendah pada semester II Tahun pembelajaran 2014, dengan keadaan sekolah yang cukup kondusif karena cukup jauh dari keramaian dan wilayahnya cukup rapi, bersih serta teratur sehingga nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Adapun kelas yang diteliti yaitu siswa kelas V SD N 99/I Benteng Rendah, yang jumlah siswa nya terdiri dari 26 siswa. Page | 7 Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil penyajian materi diambil data yang diolah adalah data deskriptif kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung menggunakan lembar observasi. IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berikut yang akan dijelaskan adalah hasil penelitian yang merupakan penjelasan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan media gambar pada pelajaran sains di SD N 99/I Benteng Rendah, penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Dari pelaksanaan siklus I, II dan III dapat dijabarkan hasil penelitian secara lengkap sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus I, II dan III Hasil Peningkatan Keterampilan Belajar Siswa melalui penggunaan media gambar. Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai % Ketuntasan Siklus I 20 47 37,63 46,15 Siklus II 35 51 46 76,92 Siklus III 39 55 49,81 96,15 1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 20 pada siklus II naik menjadi 35 dan pada siklus III naik menjadi 39 2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 47, pada siklus II naik menjadi 51 dan pada siklus III naik menjadi 55. 3. Nilai rata-rata kelas juga mengalami penigkatan yaitu pada siklus I sebesar 37,63, pada siklus II sebesar 46 dan pada siklus III sebesar 49,81 4. Untuk ketuntasan siswa (nilai ketuntasan 70) pada siklus I sebesar 46,15 % setelah direfleksi terdapat 14 siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 80), pada siklus II sebesar 76,92 % setelah direfleksi terdapat 6 siswa yang tidak tuntas dan pada siklus III menjadi 96,15 % setelah dilakukan refleksi hampir semua siswa mencapai ketuntasan. Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus III , secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode yang semakin baik dan siswa merasa nyaman. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penggunaan media gambar dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa pada pembahasan peristiwa yang terjadi di Indonesia di kelas V SD N 99/1 Benteng Rendah 2. Terdapat peningkatan persentase dari siklus I, II dan III yaitu 46,15% pada siklus I, 76,92% pada siklus II dan 96,15% pada siklus III. Page | 8 5.2 Saran Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh di atas yang membuktikan bahwa media gambar dapat meningkatkan keterampilan belajar siswa untuk itu disarankan bagi guru hendaknya dapat menerapkan media gambar untuk meningkatkan keterampilan belajar baik pelajaran sains ataupun pelajaran yang lainnya. Page | 9 DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Penerbit Alpabeta Akhadiah. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Fathurohman Pupuh dan Sobri Sutikno. 2011. Strategi belajar mengajar, Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep UmumDan Islami. Bandung: Refika Aditama. Hamalik . 1986. Model Penilaian Kelas: KTSP SD/MI. Jakarta: Badan Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum. Departemen Pendidikan Nasional. Kasmanto, Makruf. 2007. SAINS 4A. Jakarta: Bumi Aksara Moeliono. 2007. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali Press Rohani, Ahmad. 1997. Media intuksional Edukatif. Jakarta Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 1992. Penelitian hasil belajar mengajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Sumanto, wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta: Kencana Prenanda Media. Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo. Udin, M. 2003. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar mengajar Masa Kini.Jakarta;Depdikbud. Page | 10