640 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE BERBANTUAN MEDIA STIK KEBERUNTUNGAN Oleh Anjar Filan Otiarka [email protected] Drs. Tritjahjo Danny Susilo, M. Si [email protected] Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran picture and picture berbantuan media stik keberuntungan pada mata pelajaran IPS kelas 5 semester I tahun pelajaran 2017/2018 di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 berjumlah 26 siswa 16 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif. Rancangan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus ini terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan (2) pelaksanaan (3) observasi dan (4) refleksi. Hasil penelitian didapatkan dari kondisi awal diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak 24 siswa atau 92% dari jumlah siswa secara menyeluruh, sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM sebanyak 2 siswa dengan presentase 8% dari jumlah secara keseluruhan. Pada siklus I mengalami perubahan yaitu siswa yang mampu memenuhi KKM yaitu sebanyak 9 siswa atau 35% dari 26 siswa, siswa yang belum mampu memenuhi KKM ialah sebanyak 17 siswa atau 65% dari 26 siswa. Pada siklus II ini terjadi perubahan yang sangat memuaskan yaitu sebanyak 25 siswa atau 96% dari 26 siswa. Selanjutnya, siswa yang belum mampu memenuhi KKM ialah sebanyak 1 siswa atau 4% dari 26 siswa. Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilaksanakan yaitu penerapan model pembelajaran picture and picture berbantuan media stik keberuntungan di SDN 02 Genengadal Purwodadi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas 5 semester I tahun pelajaran 2017/2018. Kata kunci : Hasil Belajar, Picture And Picture, Stik Keberuntungan PENDAHULUAN Salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat perhatian lebih dalam untuk meningkatkan mutu yaitu IPS. Banyak siswa yang merasa kurang mampu dalam mempelajari IPS karena dianggap sulit dan sangat dibenci oleh siswa. Ini menyebapkan siswa malas melakukan aktivitas belajar IPS. Kurangnya motivasi dalam belajar akan sangat berpengaruh pada keberhasilan siswa. Pendidikan dan pengajaran Anjar Filan Otiarka | 641 dapat berhasil sesuai dengan harapan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling berkaitan dan saling menunjang. Faktor yang paling menentukan keberhasilan pendidikan/pengajaran adalah guru, sehingga guru sangat dituntut kemampuannya untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu mendapatkan pengetahuan tentang metode dan media pengajaran yang dapat di gunakan dalam proses belajar mengajar. Pada dasarnya, persiapan mengajar adalah perencanaan atau planning untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memberikan pengajaran kepada siswa sesuai dengan cara gaya belajarnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal, guru dapat memilih berbagai metode pembelajaran yang ada dan dapat digunakan. Maka dari itu, setidaknya guru harus menyadari bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Riyanti Bumulo dkk (2015: 3), dalam memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-fasilitas yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Metode pembelajaran yang diimplementasikan oleh guru merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh positif kepada peserta didik pada saat belajar di kelas. Namun, jika guru kurang tepat dalam mengimplementassikan metode pembelajaran dapat juga menghambat proses belajar. Maka, sudah sepatutnya menjadi tugas dan kewajiban guru untuk menyesuaikan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswanya salah satunya dalam mata pelajaran IPS. Dari hasil observasi awal dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan masih kurang maksimal dimana guru masih menggunakan metode ceramah untuk mengajar. Kondisi tersebut tentu sangat memprihatinkan, dan untuk memperbaiki serta meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi tersebut, banyak cara yang dapat dilakukan. Salah satunya dengan mengubah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Ada banyak metode pembelajaran yang ada dan dapat digunakan untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa, salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture. Selanjutnya, agar pembelajaran lebih menarik penulis akan memadukan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture dengan berbantuan stik keberuntungan. Sejalan dengan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media stik keberuntungan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran picture and picture berbantuan media stik keberuntungan pada mata pelajaran IPS kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi tahun pelajaran 2017/2018. KAJIAN PUSTAKA Hasil Belajar Siswa Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2006:5). Kemudian, menurut Hamalik (2002: 155) 642 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 hasil belajar tampak terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati,diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Menurut Dimyanti (2002: 20), hasil belajar peserta didik merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Nana sudjana (2006: 22) menyatakan bahwa proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tetang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu penilaian hasil belajar mempunyai peranan yang penting dalam proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kemampuan siswa setelah menerima pengalaman belajar yang dapat diukur. Perubahan dalam hal ini adalah perubahan menjadi lebih baik. Model Pembelajaran Kooperatif Picture and Picture Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Ibrahim (2000: 29) berpendapat bahwa model pembelajaran kooperatif picture and picture merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok, yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, saling asih, dan saling asuh. Sedangkan, menurut Taniredja (2013: 55) pembelajaran kooperatif picture and picture merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan pada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur, berkelompok, sehingga terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota kelompok. Kesimpulannya bahwa pembelajaran kooperatif picture and picture yakni suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis, gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran, model pembelajaran dimana siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa, dengan kemampuan heterogen, jenis kelamin berbeda, saling membantu, dan memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dalam kegiatan pembelajaran. Metode pembelajaran picture and picture yang merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan media gambar. Gambar yang baik digunakan dalam pembelajaran ialah gambar yang memiliki kesesuaian dengan tujuan pembelajaran. Maka dari itu, ada tiga syarat yang harus dipenuhi : (1) otentik, yaitu gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti melihat benda sebenarnya ; (2) sederhana, ialah komposisi hendaknya cukup jelas dalam menunjukkkan poin-poin pokok yang terdapat pada gambar ; (3) sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni. Langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture yang diutarakan oleh Hamdani (2011: 89), yaitu pada tabel 1 berikut ini : Anjar Filan Otiarka | 643 Tabel 1 : Langkah –Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture No. Langkah - Langkah 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar. 3. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan dengan materi. 4. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. 5. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menamakan konsep materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. 7. Kesimpulan atau rangkuman Sumber : Hasil Penelitian diolah (2017) Adapun kelebihan pembelajaran dengan model picture and picture, diantaranya: (a) materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu; (b) siswa lebih cepat menangkap materi karena guru menunjukkan gambargambar mengenai materi yang dipelajari; (c) dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada; (d) dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar; (e) pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru. Media Stik Keberuntungan Penelitian tindakan kelas ini memadukan antara model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan stik keberuntungan. Model pembelajaran kooperatif tipe stik keberuntungan ini mengacu pada model pembelajaran kooperatif tipe talking stick. Menurut Huda (2013: 224) talking stick adalah model pembelajaran kelompok yang menggunakan bantuan tongkat. Jika talking stick menggunakan tongkat sebagai alat bantu dalam pembelajaran, maka stik keberuntungan dalam proses pembelajarannya menggunakan stik bekas es krim yang diberi tugas di dalam kertas kecil kemudian ditempelkan di badan stik tersebut. Menurut Suprijono (2009: 90) talking stick merupakan suatu model pembelajaran yang menggunakan sebuah tongkat sebagai alat penunjuk giliran. Namun, pada stik keberuntungan tidak dilakukan secara bergiliran. Pelaksanaannya, guru membuat stik dan menempelkan tugas di badan stik tersebut sejumlah kelompok untuk dikerjakan dalam kelompok. Kemudian setiap perwakilan dalam kelompok mengambil stik tersebut dan kembali ke kelompok untuk kemudian berdiskusi dan menyelesaikan tugas dari guru tersebut. Dengan kata lain, model pembelajaran stik keberuntungan adalah model pembelajaran kelompok yang memanfaatkan media stik sebagai alat bantu pembelajaran dimana di badan stik tersebut ditempeli tugas oleh guru untuk kemudian dikerjakan oleh masing-masing kelompok. 644 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau yang biasa disebut dengan PTK. Menurut Widayati (2008: 88) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang berkonteks kelas yang dilaksanakan untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru dalam pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan permasalahan dalam pembelajaran IPS melalui model pembelajaran kooperatif picture and picture berbantuan media stik keberuntungan yang menitik beratkan pada hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Sekolah dasar tersebut beralamat di Dusun Gandok, RT. 01/03, Genengadal Kecamaran Toroh, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2017/2018. Prosedur penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini berdasarkan penelitian tindakan kelas (PTK). Pelaksanaan ini dibagi menjadi dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan antara lain : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Dalam penelitian ini, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa : (1) pedoman wawancara yang digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. (2) lembar observasi, digunakan untuk mengukur aktivitas siswa dan guru. (3) tes, teknik tes digunakan untuk menjaring data berupa hasil belajar siswa, dan (4) teknik dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik analisis data dengan cara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Di mulai dari kondisi awal, dimana ketuntasan belajar siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi sebelum diterapkan model pembelajaran PBL pada pelajaran IPS. Pada kondisi ini, guru masih menerapkan model pembelajaran ceramah atau konvensional, sehingga siswa kurang aktif, bosan dan mengantuk dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan ketuntasan hasil belajar siswa rendah karena siswa tidak memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan tahap observasi awal yang telah dilakukan, peneliti memperoleh data berupa siswa yang memperoleh nilai kurang dari KKM sebanyak 24 siswa atau 92% dari jumlah siswa secara menyeluruh, sedangkan siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM sebanyak 2 siswa dengan presentase 8% dari jumlah secara keseluruhan. Berikut ini data nilai hasil belajar siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada kondisi awal : Anjar Filan Otiarka | 645 Tabel 2 : Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Kondisi Awal No Interval Frekuensi Presentase 1. 27-33 2 8% 2. 34-40 2 8% 3. 41-47 7 27% 4. 48-54 4 15% 5. 55-61 9 35% 6. 62-68 2 8% Jumlah 26 100% Rata-Rata 49,73 67 Nilai Tertinggi 27 Nilai Terendah Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah,2017 Tabel 3 : Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada Kondisi Awal No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas ≥ 63 2 8% 2. Belum Tuntas < 63 24 92% Jumlah 29 100% Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Setelah memaparkan keadaan kondisi awal hasil belajar siswa, berikut ini penulis memaparkan pelaksanaan tindakan yang dimulai dari siklus I. Pelaksanaan siklus I dengan kompetensi dasar 1.4, yaitu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia dan urutannya yang dilakukan melalui empat tahap yang meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa hal yang direncanakan oleh peneliti, diantaranya: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengimplementasikan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan. Adapun RPP yang dirancang untuk pertemuan pertama siklus I dengan kompetensi dasar 1.4, yaitu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia. 2) Merencanakan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I dengan cara berdiskusi bersama guru kolaborator. Setelah berdiskusi, ditemukan kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2017 pada jam pelajaran ke 3 dan 4. 3) Menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas guru maupun siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada saat melaksanakan kegiatan belajar 646 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 mengajar dengan menerapkan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan. 4) Mengidentifikasi kebutuhan guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar seperti buku, media belajar, serta alat baca maupun menulis lainnya. Sesuai dengan tahap perencanaan, bahwa pelaksanaan tindakan pertemuan pertama akan dilakukan pada hari Rabu tanggal 19 Juli 2017 pada jam pelajaran ke 3 dan 4. Pertemuan pertama ini dihadiri oleh (1) kolaborator, yaitu orang yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertindak sebagai observer/pengamat yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan; 2) peneliti, adalah orang yang melakukan penelitian di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Pada kegiatan awal, yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam RPP yaitu membuka pembelajaran dengan salam, meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama, melakukan absensi, melakukan apersepsi, mengkondisikan siswa agar siap belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah menggali pengetahuan siswa tentang apa yang siswa ketahui dari suku bangsa di Indonesia, sekaligus menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I ini adalah siswa dapat menjelaskan persebaran suku bangsa yang ada di Indonesia. Kegiatan inti yang dilakukan pertama kali adalah guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan menggunakan kertas stik yang telah dihias dengan gambargambar, siswa yang mendapatkan gambar yang sama akan menjadi satu kelompok. Setelah itu, guru meminta siswa untuk berpindah tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Setelah siswa bergabung dengan kelompok masingmasing, guru membagikan gambar-gambar persebaran suku bangsa di Indonesia. Selanjutnya, guru mengadakan kuis dengan menggunakan stik keberuntungan tidak lupa guru juga menjelaskan tentang aturan permainan. Setelah itu, guru meminta setiap perwakilan kelompok untuk maju mengambil undian pertanyaan yang berbentuk stik dan meminta untuk mengerjakannya dalam kelompok masing-masing. Selama siswa mengerjakan tugas kelompok, guru berkeliling untuk mengawasi, membimbing dan memberikan pengarahan kepada setiap siswa dalam kelompok. Kemudian, guru meminta kelompok yang paling cepat menyelesaikan soal untuk mempresentasikannya di depan kelas. Untuk lebih memacu persaingan secara sehat, guru memberikan hadiah kepada kelompok yang paling cepat dan benar dalam menjawab soal. Setelah semua kelompok mendapat giliran mempresentasikan hasil diskusinya, guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran maupun jalannya pembelajaran pada hari itu. Kegiatan penutup meliputi beberapa kegiatan. Kegaitan tersebut diantaranya melakukan refleksi pembelajaran. Sebelum menutup kegiatan belajar mengajar pada hari itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Setelah itu, guru memberikan tugas berupa PR. Kegiatan terakhir yang dilakukan yaitu berdoa bersama untuk mengakhiri kegiatan belajar mengajar dan guru memberikan salam penutup. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran picture and Anjar Filan Otiarka | 647 picture berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang dirancang oleh peneliti. Selanjutnya, hasil dari pelaksanaan observasi akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Refleksi merupakan aktivitas mengkaji dan menganalisis secara mendalam dan menyeluruh tindakan yang dilakukan dan didasarkan data yang terkumpul pada kegiatan observasi atau pengamatan. Melalui refleksi, evaluasi akan ditemukan kelemahan dan kelebihan yang masih ada pada tindakan yang telah dilakukan untuk kemudian dijadikan dasar penyempurnaan rencana tindakan pertemuan atau siklus berikutnya. Pada refleksi pertemuan pertama siklus I ditemukan beberapa kelemahan dan kelebihan sebagai berikut: a) Guru sudah baik dalam melaksanakan kegiatan belajar dengan menerapkan metode picture and picture berbantuan stik keberuntungan. b) Guru belum mampu mengendalikan siswa yang asik sendiri dalam kelas. c) Siswa cukup aktif dan senang menghadapi model pembelajaran yang baru d) Siswa masih asik sendiri pada saat guru melakuan absensi. e) Siswa tidak memperhatikan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Sementara itu, data hasil siklus I diperoleh perkembangan kemajuan sebagai berikut : (a) Pengamatan aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas guru 65 berkategori sangat baik dan aktivitas siswa pada skor rata-rata 61,5 berkategori sangat baik. Tabel 4 : Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus I Guru Siswa Pertemuan Total Skor (Kriteria) Total Skor (Kriteria) Pertama 60 (Sangat baik) 55 (baik) Kedua 70 (Sangat baik) 68 (Sangat baik) Rata-Rata Skor 65 (Sangat baik) 61,5 (Sangat baik) (Kategori) Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 (b)Hasil belajar IPS siswa dengan nilai rata-rata 61,23 dengan nilai tertinggi 72. Sedangkan, untuk nilai terendah ialah 38. 648 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Tabel 5 : Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Siklus I No Interval Frekuensi Presentase 1. 43-48 1 4% 2. 44-49 1 4% 3. 50-55 0 0% 4. 56-61 15 58% 5. 62-67 6 23% 6. 68-73 3 12% Jumlah 26 100% Rata-Rata 61,23 72 Nilai Tertinggi 38 Nilai Terendah Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 (c) Hasil ketuntasan belajar IPS sebanyak 9 siswa atau 35% dari total keseluruhan 26 siswa. Tabel 6 : Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada Siklus I No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas ≥ 63 9 35% 2. Belum Tuntas < 63 17 65% Jumlah 29 100% Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Karena pelaksanaan tindakan pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja, maka pelaksanaan tindakan akan dilanjutkan pada siklus II untuk dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Pelaksanaan siklus II dengan kompetensi dasar 1.4, yaitu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia yang dilakukan melalui empat tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (action), observasi (observation), serta refleksi (reflection). Siklus II direncanakan berlangsung dua kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir akan dilakukan evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa apakah telah memenuhi indikator keberhasilan atau belum. Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II ada beberapa hal yang direncanakan oleh peneliti, diantaranya: (1) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengimplementasikan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan. Adapun RPP yang dirancang untuk pertemuan pertama siklus II dengan kompetensi dasar 1.4, yaitu menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia; (2) merencanakan waktu pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus II dengan cara berdiskusi bersama guru kolaborator. Setelah berdiskusi, ditemukan kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan akan dilakukan pada hari Senin tanggal 24 Juli 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan 2; (3) menyiapkan lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas guru maupun siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan Anjar Filan Otiarka | 649 menerapkan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan; (4) mengidentifikasi kebutuhan guru maupun siswa dalam kegiatan belajar mengajar seperti buku, media belajar, serta alat baca maupun menulis lainnya. Pertemuan pertama siklus II dilakukan pada hari Senin tanggal 24 Juli 2017 pada jam pelajaran ke 1 dan 2 dan pertemuan kedua siklus dilakukan pada hari Selasa tanggal 25 Juli 2017 pada jam pelajaran ke 3 dan 4yang dihadiri oleh: (1) kolaborator, yaitu orang yang berkolaborasi dengan peneliti dan bertindak sebagai observer/pengamat yang bertugas mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menerapkan model picture and picture berbantuan media stik keberuntungan; 2) peneliti, adalah orang yang melakukan penelitian di SDN 02 Genengadal Purwodadi. Pada dasarnya kegiatan awal yang dilakukan masih sama dengan pertemuan sebelumnya, yaitu guru melakukan beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam RPP. Kegiatan tersebut ialah membuka pembelajaran dengan salam, meminta ketua kelas untuk memimpin do’a bersama, melakukan absensi, melakukan apersepsi, mengkondisikan siswa agar siap belajar dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan apersepsi yang dilakukan adalah mengajak siswa bernyanyi lagu “Indonesia Raya”. Selesai bernyanyi guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus II ini adalah siswa dapat menerapkan sikap menghormati budaya bangsa Indonesia. Memasuki kegiatan inti, guru membahas tugas berupa PR yang diberikan kepada siswa pada pertemuan sebelumnya. Selesai membahas PR, guru meminta siswa untuk duduk kembali dengan kelompok yang pada pertemuan sebelumnya telah dibuat. Setelah siswa duduk berkelompok, guru membagikan handout dan gambar-gambar tentang materi keragaman suku bangsa di Indonesia dan meminta kepada siswa untuk mempelajarinya. Kemudian, guru mengadakan permainan kelompok dengan cara berlomba menebak gambar yang ada pada layar proyektor, setiap kelompok harus berlomba mengangkat stik yang menjadi lambang dari masing-masing kelompok untuk menjawab pertanyaan. Kelompok yang menjawab dengan benar akan mendapatkan skor 1. Permainan telah selesai, guru bersama siswa menghitung skor setiap kelompok. Kegiatan selanjutnya yaitu guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran maupun jalannya proses pembelajaran. Namun, terlebih dahulu guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Sebab, pada pertemuan kedua ini akan dilakukan pengukuran hasil belajar siswa secara individu. Sesuai dengan tahapan perencanaan, pada akhir pembelajaran akan dilakukan pengukuran hasil belajar kognitif siswa secara individu. Guru membagikan soal evaluasi yang telah melalui tahapan uji validitas sebelumnya. Para siswa dengan tenang mengerjakan soal evaluasi yang dibagikan oleh guru. Selesai mengerjakan soal evaluasi, guru mengakiri pembelajaran dengan do’a bersama dan memberikan salam penutup. Namun, terlebih dahulu guru melakukan hal yang sama pada pertemuan sebelumnya, yaitu memberikan PR kepada siswa sebagai tugas yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, peneliti juga menyampaikan bahwa pertemuan hari itu merupakan pertemuan terakhir antara peneliti dan siswa. Karena, kegiatan peneliti di SD tersebut sudah selesai. Tidak lupa guru juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada guru kelas maupun kepada siswa. 650 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, juga dilakukan observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pelaksanaan model pembelajaran picture and picture berlangsung. Observasi dilakukan guna memperoleh data yang berhubungan dengan pelaksanaan tindakan penelitian dengan menggunakan instrumen yang dirancang oleh peneliti. Selanjutnya, hasil dari pelaksanaan observasi siklus II ini juga akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Pada refleksi pertemuan kedua siklus II ditemukan beberapa kelebihan sebagai berikut: (a) siswa sangat aktif dalam diskusi kelompok; (b) siswa sangat senang dalam pembelajaran; (c) guru tidak lagi menjadi pusat dalam kegiatan belajar mengajar. Pada siklus II terdapat perkembangan kemajuan pembelajaran sebagai berikut : (a) Pengamatan aktivitas guru dan siswa menunjukkan bahwa skor rata-rata aktivitas guru 71,5 berkategori sangat baik dan aktivitas siswa pada skor rata-rata 70,5 berkategori sangat baik. Tabel 7 : Data Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa Pada Pertemuan Pertama dan Kedua Siklus II Guru Siswa Pertemuan Total Skor (Kategori) Total Skor (Kategori) Pertama 71 (Sangat baik) 69 (Sangat baik) Kedua 72 (Sangat baik) 72 (Sangat baik) Rata-Rata Skor 71,5 (Sangat baik) 70,5 (Sangat baik) (Kategori) Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 (b) Hasil belajar IPS siswa dengan nilai rata-rata 80,46 dengan nilai tertinggi 95 sedangkan, untuk nilai terendah ialah 57. Tabel 8 : Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi Pada Siklus II No Interval Frekuensi Presentase 1. 57-62 1 4% 2. 63-68 0 0% 3. 69-74 2 8% 4. 75-80 14 54% 5. 81-86 0 0% 6. 87-92 8 31% 1 4% ≥92 Jumlah 26 100% Rata-Rata 80,46 95 Nilai Tertinggi 57 Nilai Terendah Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 (c) Hasil ketuntasan belajar IPS bahwa siswa yang mampu memenuhi KKM yaitu sebanyak 25 siswa atau 96% dari keseluruhan 26 siswa. Anjar Filan Otiarka | 651 Tabel 9 : Ketuntasan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi pada Siklus II No Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase 1. Tuntas ≥ 63 25 96% 2. Belum Tuntas < 63 1 4% Jumlah 29 100% Sumber : Hasil Penelitian Data Diolah, 2017 Berangkat dari kondisi awal, ketuntasan hasil belajar siswa masih terbilang kurang memuaskan. Sebanyak 2 siswa atau 8% dari 26 siswa dinyatakan tuntas hasil belajarnya. Sedangkan siswa dengan nilai kurang dari KKM sebanyak 24 siswa atau 92% dari 26 siswa. Hal ini disebabkan oleh cara guru dalam mengajar masih menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan siswa kurang antusias, kurang aktif dan terlihat bosan karena pembelajaran yang monoton sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Setelah adanya tindakan pada siklus I, diketahui bahwa jumlah siswa dengan nilai tuntas sebanyak 9 atau 35% dari 26 siswa, sedangkan siswa dengan nilai belum tuntas sebanyak 17 atau 65% dari 26 siswa. Sejalan dengan siklus I, pada siklus II hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 25 atau 96% dan hanya 1 siswa yang belum dapat memenuhi KKM dengan presentase 4%. Sementara itu mengenai aktivitas guru dan siswa dalam menerapkan model pembelajaran picture and picture berbantuan stik keberuntungan juga meningkat. Untuk aktivitas siswa, pada siklus I diketahui bahwa dari 2 (dua) pertemuan siswa mendapatkan rata-rata skor 61,5. Artinya, aktivitas siswa pada siklus berada pada kriteria sangat baik. Pada siklus I, siswa belum fokus dalam menghadapi model pembelajaran baru ini. Namun demikian, siswa sudah aktif dan menunjukkan kemauan yang tinggi untuk belajar. Menginjak pembelajaran siklus II, aktivitas siswa dalam pembelajaran semakin meningkat. Dari 2 (dua) pertemuan, telah diketahui bahwa siswa memperoleh skor rata-rata 70,5. Artinya, aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II berada pada kriteria sangat baik. Sama halnya dengan aktivitas siswa, aktivitas guru dalam 2 siklus pembelajaran melalui model picture and picture berbantuan stik keberuntungan juga mengalami peningkatan. Pada siklus I diketahui bahwa dari 2 (dua) pertemuan, guru mendapatkan rata-rata skor 65. Artinya, aktivitas guru pada siklus I berada pada kriteria sangat baik. Pada siklus I, guru masih belum bisa mengendalikan anak yang asik sendiri dalam proses pembelajaran. Namun demikian, kinerja guru sudah baik dan sesuai RPP. Menginjak pembelajaran siklus II, aktivitas guru dalam mengajar semakin meningkat. Dari 2 (dua) pertemuan, telah diketahui bahwa guru memperoleh skor ratarata 71,5. Artinya, aktivitas guru dalam pembelajaran siklus II berada pada kriteria sangat baik. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi model pembelajaran picture and picture berbantuan stik keberuntungan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi. 652 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Dengan demikian, hasil penelitian ini menjawab hipotesis tindakan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi dapat meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media stik keberuntungan. Hasil penelitian ini melengkapi dan memperkuat penelitian terdahulu antara lain yang telah dilakukan oleh Kiswanti Henny (2013) yang menunjukkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05. Kiswanti Henny melihat keberhasilan tindakan perbaikan berdasarkan ketuntasan klasikal hasil belajar siswa siklus I pertemuan I sebesar 31% dan siklus I pertemuan II 62%. Kemudian Pada siklus II pertemuan I sebesar 72% dan siklus II pertemuan II sebesar 83%. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Sidauruk Manganjutua Erina (2016). Dimana hasil penelitian membuktikan bahwa hasil belajar pada siklus I 59,76 menjadi 77,08 di siklus II. Presentase pencapaian KKM < 43,46% di siklus I menjadi 86,95% di siklus II. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media stik keberuntungan dapat meningkatkan hasil belajar Hasil belajar IPS siswa kelas 5 SDN 02 Genengadal Purwodadi. Hal itu dibuktikan dengan ketuntasan siswa yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Pada kondisi awal, presentase ketuntasan hasil belajar siswa hanya mencapai 8% dari 26 siswa, dengan nilai rata-rata 49,73 dan nilai tertinggi 67 sebaliknya nilai terendah 27. Pada siklus I, presentase ketuntasan hasil belajar siswa meningkat menjadi 35% siswa yang tuntas dari 26 siswa, dengan nilai rata-rata 61,23 dan nilai tertinggi 72 sebaliknya nilai terendah 38. Kemudian pada siklus II, presentase ketuntasan hasil belajar siswa semakin meningkat menjadi 96%, dengan nilai rata-rata 80,46 nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 57. Saran Saran peneliti berdasarkan simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Siswa Bagi siswa disarankan agar lebih meningkatkan hasil belajarnya ke mata pelajaran yang lainnya juga. 2. Bagu Guru Disarankan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran yang lainnya juga melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture berbantuan media stik keberuntungan. Sebab, telah terbutki dalam penelitian ini mampu meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 3. Bagi Kepala Sekolah Disarankan agar kepala sekolah memberikan dukungan kepada guru dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara menerapkan berbagai model pembelajaran yang inofativ. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Anjar Filan Otiarka | 653 Penulis menyarankan agar tetap mempertahankan kontribusi peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini dan lebih meningkatkan kontribusi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Aidi Ulil. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Sikap Toleran Terhadap Keberagaman Siswa. Jurnal Ilmiah PPKn IKIP Veteran Semarang Volume 2, Nomor 1. Anni, Catharina Tri, dkk. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas. Negeri Semarang Press Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. Bumulo Riyanti dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Riyanti Bumulo. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2015. Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Gunawan Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Hadiati Titik Murwani. 2016. Pembelajaran Materi Pemerintahan Desa dengan Metode Demonstrasi Berbantuan Media Gambar. Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Pekalongan: Didaktikum. Hamalik, Oemar , 2002 Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Al gensindo Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Hasmori Akhmal Annas dkk. 2011. Pendidikan, Kurikulum dan Masyarakat: Satu Integrasi. Journal of Edupres, Volume 1, Pages 350-356. Huda, Miftahul. 2013. Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ibrahim, Muhsin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada. Kiswanti Henny. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05. Kuraedah dan Saliadin. 2016. Penerapan Metode Picture and Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VB Di MIin Konawe Selatan Kec. Konda Kabupaten Konawe Selatan: Jurnal Al-Ta’dib Volume 9 No. 1. Riyanti Bumulo dkk. 2015. Jurnal Riyanti Bumulo: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pelajaran IPA di Kelas V SDN 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 2015. Sa’dun Akbar, dan Hadi Sriwiyana. 2010. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media. Sidauruk Manganjutua Erina. 2016. Penerapan Metode Picture and Picture dalam Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa tentang Materi Keanekaragaman Makhluk Hidup Pada Kelas VII B SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta. 654 | e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito Sudjana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugandi Achmad dkk. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sutarto. 2016. Upaya Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS tentang Pekerjaan melalui Media Gambar Picture and Picture bagi Siswa Kelas III SD Negeri 1 Karangtalun Kidul pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Vol. 1 No. 1. Taniredja, Tukiran, dkk. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Trinova Zulvia. 2012. Hakikat Belajar dan Bermain menyenangkan bagi peserta didik: Jurnal Al-Ta’lim. Padang: Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu konsep, Strategi, dan implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara. Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Program Pascasarjana UPI dan Remaja Rosdakarya. Yuliastanti Dini. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. JPGSD.Volume 02 Nomor 02.