perkembangan nilai tukar petani

advertisement
No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
NILAI TUKAR PETANI BULAN OKTOBER 2011 SEBESAR 98,67 PERSEN




NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Oktober 2011 sebesar 98,67 persen,
turun -0,76 persen dibandingkan NTP bulan September yang mencapai 99,43 persen.
Turunnya angka NTP disebabkan oleh menurunnya angka Indeks yang Diterima Petani (It)
sebesar -0,78 persen, sedangkan angka Indeks yang Dibayar Petani (Ib) hanya mengalami
penurunan sebesar -0,02 persen. Indeks It Gabungan pada bulan Oktober tercatat sebesar
132,92, sedangkan angka indeks Ib Gabungan sebesar 134,72.
NTP Provinsi Sulawesi Tengah Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 82,89
persen, Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 108,54 persen, Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 101,37 persen, Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
sebesar 98,06 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) sebesar 110,61 persen.
Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka angka NTP untuk empat
subsektor mengalami penurunan sementara hanya satu subsektor yang mengalami kenaikan.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt) mengalami kenaikan sebesar 0,13 persen, sedangkan
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) turun sebesar -0,11 persen, Subsektor Hortikultura
(NTP-H) turun sebesar -0,43 persen, Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) turun sebesar 1,62 persen dan Subsektor Perikanan (NTN) turun sebesar -0,67 persen.
Pada tingkat nasional NTP bulan Oktober tercatat sebesar 105,51 persen, naik sebesar 0,33
persen dibandingkan NTP bulan September sebesar 105,17 persen.
Nilai Tukar Petani (NTP) adalah merupakan salah satu proksi indikator yang dapat digunakan
untuk melihat tingkat kesejahteraan petani dari waktu ke waktu. NTP di atas angka 100 dapat
diartikan bahwa petani mengalami surplus (tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran), NTP
sama dengan 100 berarti petani mengalami break even (tingkat pendapatan sama dengan pengeluaran)
dan NTP di bawah 100 berarti petani mengalami defisit (tingkat pendapatan di bawah pengeluaran).
Secara sederhana angka NTP diperoleh dari hasil perbandingan indeks harga yang diterima petani (It)
terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indeks harga yang diterima petani merupakan
indikator kesejahteraan petani dari sisi pendapatan, sedangkan indeks harga yang dibayar petani
menggambarkan tingkat kebutuhan petani yang terdiri dari kebutuhan pokok (konsumsi rumah
tangga) dan kebutuhan untuk biaya produksi pertanian.
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
1
Berdasarkan pemantauan harga-harga komoditi hasil pertanian, biaya produksi dan
barang/jasa konsumsi rumah tangga di sepuluh kabupaten di Sulawesi Tengah pada bulan Oktober
2011, diperoleh hasil bahwa Nilai Tukar Petani Gabungan Sulawesi Tengah mengalami penurunan
sebesar -0,76 persen dari 99,43 persen pada bulan September menjadi 98,67 persen pada bulan
Oktober 2011.
Tabel 1
Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Tengah, Oktober 2011 (2007=100)
Bulan
September
Oktober
Persentase
Perubahan
(2)
(3)
(4)
1. Indeks Diterima Petani
133,97
132,92
-0,78
2. Indeks Dibayar Petani
134,74
134,72
-0,02
139,44
139,38
-0,05
2.1.1. Bahan Makanan
148,01
147,54
-0,32
2.1.2. Makanan Jadi
130,60
131,37
0,59
2.1.3. Perumahan
138,03
138,37
0,24
2.1.4. Sandang
137,24
137,56
0,23
2.1.5. Kesehatan
114,95
115,06
0,10
2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan
121,84
121,84
0,00
125,72
125,81
0,07
120,70
120,77
0,06
2.2.1. Bibit
135,55
135,55
0,00
2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk
111,06
111,16
0,09
2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan
116,33
116,50
0,14
2.2.4. Transportasi
113,59
113,61
0,02
2.2.5. Penambahan Barang Modal
117,34
117,49
0,12
2.2.6. Upah Buruh Tani
128,12
128,12
0,00
99,43
98,67
-0,76
Rincian
(1)
2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Olah Raga
2.1.7. Transportasi dan Komunikasi
2.2. Biaya Produksi dan Penambahan
Barang Modal (BPPBM)
Lainnya
3. Nilai Tukar Petani
Pada tabel 1 di atas terlihat bahwa penurunan angka NTP Gabungan Sulawesi Tengah pada
bulan Oktober 2011 disebabkan oleh penurunan angka indeks yang diterima petani (It) sebesar -0,78
persen, sedangkan angka indeks yang dibayar petani (Ib) hanya mengalami penurunan sebesar -0,02
persen dibandingkan periode bulan sebelumnya. Angka indeks It Gabungan bulan Oktober 2011
tercatat sebesar 132,92 sedangkan angka indeks Ib Gabungan tercatat sebesar 134,72.
Angka NTP Subsektor Peternakan pada bulan Oktober 2011 menjadi satu-satunya yang
mengalami peningkatan sebesar 0,13 persen. Sementara itu pada saat yang sama NTP Subsektor
Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar -1,62 persen, disusul kemudian oleh
Subsektor Perikanan yang turun sebesar -0,67 persen, selanjutnya Subsektor Hortikultura turun
sebesar -0,43 persen dan Subsektor Tanaman Pangan turun sebesar -0,11 persen (Tabel 2).
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
2
Tabel 2
Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Tengah per Subsektor, Oktober 2011 (2007=100)
Bulan
September
Oktober
Persentase
Perubahan
(2)
(3)
(4)
a. Indeks yang Diterima (It)
114,99
114,82
-0,15
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
138,57
138,51
-0,04
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P)
82,98
82,89
-0,11
a. Indeks yang Diterima (It)
147,65
147,18
-0,32
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
135,44
135,59
0,11
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H)
109,01
108,54
-0,43
a. Indeks yang Diterima (It)
139,85
137,46
-1,71
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
135,72
135,60
-0,09
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr)
103,04
101,37
-1,62
a. Indeks yang Diterima (It)
129,28
129,26
-0,01
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
132,01
131,82
-0,14
c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt)
97,93
98,06
0,13
a. Indeks yang Diterima (It)
143,47
142,68
-0,55
b. Indeks yang Dibayar (Ib)
128,84
129,00
0,12
c. Nilai Tukar Petani (NTN)
111,35
110,61
-0,67
Subsektor
(1)
1. Tanaman Pangan
2. Hortikultura
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
4. Peternakan
5. Perikanan
A.
Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Pergerakan angka indeks yang diterima oleh petani (It) bulan Oktober 2011 menunjukkan
bahwa seluruh subsektor mengalami penurunan angka indeks antara -0,01 persen sampai -1,71 persen.
Penurunan angka indeks It tertinggi dialami oleh Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yaitu
sebesar -1,71 persen, selanjutnya diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar -0,55 persen, Subsektor
Hortikultura sebesar -0,32 persen, Subsektor Tanaman Pangan sebesar -0,15 persen dan Subsektor
Peternakan sebesar -0,01 persen. Penurunan angka indeks It yang terjadi pada seluruh subsektor
diantaranya disebabkan oleh turunnya harga produsen sejumlah komoditas hasil pertanian seperti
kacang hijau, ketela pohon, terung panjang, tomat sayur, pepaya, kacang panjang, cengkeh, coklat biji,
ayam, telur, ikan layang, ikan tongkol, ikan selar, kerapu, rumput laut dan ikan bandeng.
Apabila dilihat dari besaran angka indeks It, maka Subsektor Hortikultura masih tercatat
memiliki indeks tertinggi yaitu sebesar 147,18, diikuti oleh Subsektor Perikanan sebesar 142,68,
selanjutnya berturut-turut Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 137,46, Subsektor
Peternakan sebesar 129,26 dan yang terendah yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 114,82.
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
3
B.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Pergerakan angka indeks yang dibayar petani (Ib) pada bulan Oktober 2011 menunjukkan
adanya penurunan indeks antara -0,04 persen sampai dengan -0,14 persen yang terjadi pada tiga
subsektor pertanian. Subsektor Perikanan dan Subsektor Hortikultura mengalami kenaikan angka
indeks masing-masing sebesar 0,12 persen dan 0,11 persen. Selanjutnya secara berturut-turut
penurunan angka indeks terjadi pada Subsektor Peternakan sebesar -0,14 persen, Subsektor Tanaman
Perkebunan Rakyat sebesar -0,09 persen dan Subsektor Tanaman Pangan sebesar -0,04 persen.
Penurunan angka indeks utamanya disebabkan oleh turunnya harga beberapa komoditas konsumsi
rumah tangga seperti ikan selar, ikan layang, cabe hijau, kubis/kol, bandeng, pepaya, buncis, pisang,
kentang, bawang merah, ikan asin kering, daging sapi, kacang tanah, bawang putih, kelapa tua, cabe
rawit, wortel, tepung terigu dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.
NTP Subsektor
C.1.
Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan Oktober 2011, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat
mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar -0,11 persen. Turunnya angka NTP
bulan ini lebih disebabkan karena penurunan indeks yang diterima petani (It) sebesar -0,15 persen dari
bulan sebelumnya lebih rendah dibandingkan penurunan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar -0,04
persen. Perubahan tersebut telah mendorong indeks It ke level 114,82, masih lebih rendah dari angka
indeks yang dibayar petani (Ib) yang berada di level 138,51.
Angka NTP Tanaman Pangan sebesar 82,89 persen memberikan gambaran bahwa secara umum
kondisi petani tanaman pangan di Sulawesi Tengah masih belum sejahtera, dengan tingkat
pengeluaran melebihi tingkat pendapatan. Harga beberapa komoditas pertanian yang mengalami
penurunan harga yaitu kacang hijau dan ketela pohon, sementara komoditas kacang tanah sebaliknya
mengalami kenaikan harga. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan
harga di antaranya adalah ikan bandeng, ikan cakalang, ikan selar, bawang merah, minyak goreng,
cabe rawit, bawang putih, kelapa tua, minyak kelapa, ikan asin, wortel, daging sapi, tahu mentah dan
kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.2.
Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Nilai Tukar Petani Subsektor Hortikultura pada bulan ini mengalami penurunan sebesar -0,43
persen hingga ke level 108,54. Turunnya NTP tersebut disebabkan penurunan indeks yang diterima
petani (It) sebesar -0,32 persen dan peningkatan indeks yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,11 persen.
Pada bulan ini indeks It tercatat sebesar 147,18, sedangkan indeks Ib sebesar 135,59. Angka NTP
yang masih berada di atas 100 persen memberikan gambaran bahwa secara umum kondisi petani
hortikultura di Sulawesi Tengah relatif baik dengan tingkat pendapatan melebihi tingkat pengeluaran.
Beberapa komoditi hasil pertanian yang tercatat mengalami penurunan harga produsen di antaranya
adalah terung panjang, tomat sayur, pepaya dan kacang panjang. Pada saat yang sama kenaikan harga
produsen terjadi pada komoditas cabe merah. Selanjutnya beberapa komoditas konsumsi rumah
tangga yang mengalami penurunan harga di antaranya adalah ikan bandeng, ikan selar, bawang merah,
minyak goreng, cabe rawit, bawang putih, kelapa tua, minyak kelapa, ikan asin, tempe, wortel, daging
sapi, tahu mentah, pisang, kayu bakar, ikan layang, pepaya, kacang tanah, kubis/kol, kacang tanah dan
kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
4
Tabel 3
Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Oktober 2011 (2007=100)
Bulan
Kelompok dan Sub kelompok
Persentase
September
Oktober
Perubahan
(2)
(3)
(4)
114,99
114,82
-0,15
- Padi
100,45
100,45
0,00
- Palawija
169,95
169,14
-0,48
138,57
138,51
-0,04
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
140,94
140,89
-0,04
- Indeks BPPBM
129,48
129,42
-0,05
147,65
147,18
-0,32
- Sayur-sayuran
149,44
148,91
-0,35
- Buah-buahan
145,10
144,70
-0,27
135,44
135,59
0,11
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
138,79
138,97
0,13
- Indeks BPPBM
120,07
120,07
0,00
139,85
137,46
-1,71
139,85
137,46
-1,71
135,72
135,60
-0,09
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139,64
139,48
-0,11
- Indeks BPPBM
119,24
119,24
0,00
129,28
129,26
-0,01
- Ternak Besar
128,42
128,42
0,00
- Ternak Kecil
130,53
130,53
0,00
- Unggas
135,94
135,85
-0,07
- Hasil Ternak
113,95
113,86
-0,07
132,01
131,82
-0,14
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
139,09
138,81
-0,20
- Indeks BPPBM
117,96
117,96
0,00
143,47
142,68
-0,55
- Penangkapan
156,56
155,67
-0,57
- Budidaya
108,32
107,83
-0,46
128,84
129,00
0,12
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga
137,74
137,75
0,00
- Indeks BPPBM
113,01
113,43
0,37
(1)
1. Tanaman Pangan
a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
2. Hortikultura
a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks Diterima Petani
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR)
b. Indeks Dibayar Petani
4. Peternakan
a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
5. Perikanan
a. Indeks Diterima Petani
b. Indeks Dibayar Petani
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
5
C.3.
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)
Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat pada bulan ini mengalami penurunan angka NTP
tertinggi yaitu sebesar -1,62 persen hingga ke level 101,37. Penurunan NTP disebabkan oleh
penurunan angka indeks It sebesar -1,71 persen, sedangkan indeks Ib hanya turun sebesar -0,09 persen.
Secara umum tingkat pendapatan petani perkebunan rakyat masih lebih tinggi dibandingkan dengan
tingkat pengeluarannya, indeks It bulan Oktober 2011 tercatat sebesar 137,46 sedangkan indeks Ib
sebesar 135,60. Turunnya indeks It terutama disebabkan oleh turunnya beberapa harga komoditas
pertanian seperti cengkeh dan coklat biji. Pada saat yang sama terjadi penurunan harga barang-barang
konsumsi rumah tangga petani seperti ikan bandeng, tempe, ikan selar, cakalang, tahu mentah,
bawang merah, ikan asin, cabe rawit, ikan layang dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.4.
Subsektor Peternakan (NTP-Pt)
NTP Subsektor Peternakan bulan Oktober 2011 tercatat sebesar 98,06 persen atau masih tetap
berada di bawah angka 100, hal tersebut memberi gambaran bahwa kondisi peternak di Sulawesi
Tengah sampai saat ini relatif masih belum mencapai kesejahteraan. Tingkat pengeluaran peternak
secara umum masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat pendapatannya. Namun demikian,
kenaikan NTP sebesar 0,13 persen mencatatkan subsektor ini sebagai satu-satunya subsektor
pertanian yang mengalami kenaikan angka NTP pada bulan ini. Indeks It pada bulan ini tercatat
sebesar 129,26, sedangkan indeks Ib berada di level yang lebih tinggi sebesar 131,82. Penurunan
-0,01 persen indeks It dipicu oleh turunnya harga produsen komoditas telur dan ayam, sedangkan
penurunan indeks Ib sebesar -0,14 persen terutama disebabkan turunnya indeks konsumsi rumah
tangga. Beberapa komoditas konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan harga adalah ikan
bandeng, cakalang, ikan asin, bawang merah, ikan selar, minyak goreng, pisang, tahu mentah, bawang
putih, tempe, cabe rawit, wortel, daging sapi, kacang tanah, kubis/kol, kentang, cabe hijau, minyak
kelapa, tepung terigu, pepaya, kelapa tua, buncis dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
C.5.
Subsektor Perikanan (NTN)
NTP Subsektor Perikanan pada bulan ini mengalami penurunan sebesar -0,67 persen
dibandingkan bulan sebelumnya hingga mencapai level 110,61 persen. Turunnya angka NTP pada
bulan ini disebabkan oleh menurunnya indeks It sebesar -0,55 persen dan meningkatnya indeks Ib
sebesar 0,12 persen. Secara umum sampai dengan bulan Oktober 2011 kondisi tingkat kesejahteraan
nelayan di Sulawesi Tengah masih relatif lebih baik dengan tingkat pencapaian It sebesar 142,68, di
atas indeks Ib yang berada di level 129,00. Penurunan indeks It dipengaruhi oleh turunnya harga
produsen beberapa komoditas perikanan yaitu ikan layang, ikan tongkol, ikan selar, ikan kerapu,
rumput laut dan ikan bandeng. Sementara itu naiknya indeks Ib disebabkan karena naiknya harga
beberapa komoditas biaya produksi dan modal seperti biaya sewa perahu dan peralatannya serta biaya
pakan budidaya dan umpan. Pada saat yang sama beberapa komoditas konsumsi rumah tangga
mengalami penurunan harga seperti ikan bandeng, ikan selar, tempe, bawang merah, tahu mentah,
cabe rawit, minyak goreng, ikan asin, minyak kelapa, pisang, daging sapi, wortel, ikan cakalang,
kacang tanah, tepung terigu, kentang dan kebutuhan sehari-hari rumah tangga lainnya.
Berita Resmi Statistik No. 04/11/Th. XIV, 1 Nopember 2011
6
Download