No. 14/03/14/Th.XIV, 01 Maret 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN FEBRUARI 2013 TURUN 0,06 PERSEN Pada bulan Februari 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 102,36 atau turun 0,06 persen dibanding NTP Januari 2013 yang mencapai 102,42. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,74 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 111,98, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 114,89, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 96,34, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 100,92, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 90,93. Komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor tanaman perkebunan rakyat yaitu sebesar 1,34 persen, yang terutama diakibatkan oleh naiknya harga karet dengan andil sebesar 0,75 persen dan kelapa sawit sebesar 0,59 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,85 persen yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti telur ayam ras dengan andil sebesar 0,16 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,12 persen, ikan patin dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,09 persen, rokok kretek filter sebesar 0,08 persen, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan nila, ikan asap, dan tarif sewa becak masing-masing sebesar 0,04 persen, serta minyak tanah dan rokok putih masing-masing sebesar 0,03 persen. Pada bulan Februari 2013, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 0,92 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan 1,29 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,81 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,80 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,72 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,68 persen, kelompok perumahan sebesar 0,31 persen, serta kelompok sandang sebesar 0,29 persen. Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Februari 2013 sebesar 0,92 persen, sementara itu inflasi ”year-on-year” (Februari 2013 terhadap Februari 2012) adalah sebesar 4,95 persen, dan inflasi kumulatif (Februari 2013 terhadap Desember 2012) adalah sebesar 1,71 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 1 konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Februari 2013 tercatat sebesar 102,36 atau turun sebesar 0,06 persen dibanding dengan NTP Januari 2013 yang mencapai 102,42. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami kenaikan yang relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Februari 2013 (2007 = 100) Indeks Gabungan Riau Rincian [1] Indeks Harga Yang Diterima Petani Indeks Harga Yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi BPPBM Bibit Obat-obatan & Pupuk Sewa Lahan, Pajak & Lainnya Transportasi Penambahan Barang Modal Upah Buruh Tani Nilai Tukar Petani Perubahan (%) Feb'13 Feb'13 thd thd Des'12 Jan'13 Feb'12 Des'12 Jan'13 Feb'13 Feb'13 thd Feb'12 [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 134.37 134.24 134.93 135.85 1.10 1.20 0.68 127.57 130.92 131.74 132.71 4.03 1.37 0.74 126.77 131.96 126.88 116.95 130.82 135.58 133.16 120.75 131.83 137.17 134.32 120.51 133.05 138.95 135.28 120.88 4.95 5.30 6.62 3.36 1.71 2.48 1.59 0.11 0.92 1.29 0.72 0.31 134.12 120.88 116.22 139.06 123.87 119.31 139.74 124.33 119.35 140.15 125.33 120.30 4.50 3.68 3.51 0.79 1.18 0.83 0.29 0.81 0.80 110.91 129.85 145.25 112.55 131.09 146.05 112.69 131.31 146.34 113.46 131.48 146.25 2.30 1.26 0.69 0.80 0.30 0.13 0.68 0.13 -0.07 123.61 114.02 127.25 122.82 124.90 114.38 128.52 125.47 124.73 114.38 128.78 125.91 124.94 114.40 128.91 126.11 1.07 0.34 1.30 2.68 0.03 0.02 0.30 0.51 0.16 0.02 0.10 0.16 134.77 105.33 135.45 102.54 136.34 102.42 136.50 102.36 1.29 -2.82 0.78 -0.17 0.12 -0.06 NTP Februari 2013 terhadap NTP Februari 2012 (year-on-year) turun sebesar 2,82 persen. Penurunan nilai NTP Februari 2013 secara year on year tersebut tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) naik relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal. Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Februari 2012 hingga Februari 2013 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 Grafik 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Februari 2012 – Februari 2013 (2007 = 100) 145 140 135 130 125 120 115 110 105 100 95 90 134.37 135.21 135.19 127.57 127.67 128.29 105.91 134.54 128.44 128.84 104.75 105.38 105.33 134.25 134.94 129.54 135.11 135.24 135.59 134.52 134.24 134.93 135.85 130.52 130.63 130.74 130.92 131.74 132.71 130.25 104.17 104.20 103.61 103.79 103.73 NTP It 102.42 102.89 102.54 102.36 Ib Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU Februari 2013 (2007 = 100) Bulan Subsektor [1] 1 2 3 4 5 % Perubahan Feb’13 thd Jan’13 Januari Februari [2] [3] [4] Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) 146.54 147.55 0.69 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 130.66 131.77 0.85 c Nilai Tukar Petani (NTPP) 112.15 111.98 -0.15 Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) 149.92 150.65 0.49 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 130.16 131.13 0.74 c Nilai Tukar Petani (NTPH) 115.18 114.89 -0.25 Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) 128.07 129.78 1.34 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 133.62 134.71 0.81 c Nilai Tukar Petani (NTPPR) 95.85 96.34 0.52 Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) 138.42 138.52 0.07 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 136.62 137.25 0.46 c Nilai Tukar Petani (NTPPT) 101.31 100.92 -0.38 Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) 117.15 117.18 0.03 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 128.06 128.87 0.64 c Nilai Tukar Petani (NTPN) 91.48 90.93 -0.60 a Indeks Harga yang Diterima (It) 134.93 135.85 0.68 b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) 131.74 132.71 0.74 c Nilai Tukar Petani (NTP) 102.42 102.36 -0.06 Riau Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 3 Jika NTP Februari 2013 dibandingkan dengan Januari 2013, 4 (empat) dari 5 (lima) subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor perikanan sebesar 0,60 persen, subsektor peternakan sebesar 0,38 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,25 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,15 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,52 persen. 1. Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Februari 2013, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,68 persen dibandingkan dengan It Januari 2013, yaitu dari 134,93 pada bulan Januari 2013 menjadi 135,85 pada bulan Februari 2013. Kenaikan It terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,34, subsektor tanaman pangan sebesar 0,69 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,49 persen, subsektor peternakan sebesar 0,07 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,03 persen. Kenaikan It terutama diakibatkan naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 0,76 persen, karet sebesar 0,75 persen, kelapa sawit sebesar 0,59 persen, cabe merah sebesar 0,45 persen, jeruk sebesar 0,15 persen kambing sebesar 0,11 persen, terung panjang, nanas, dan cabe rawit masing-masing sebesar 0,09 persen, ikan tenggiri 0,08 persen, jagung pipilan/pocelan sebesar 0,06 persen, , semangka sebesar 0,03 persen,salak sebesar 0,02 persen dan durian, sawi serta ikan mas masing – masing sebesar 0,01 persen. 2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Februari 2013 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 0,74 persen dibanding indeks Januari 2013, yaitu dari 131,74 menjadi 132,71 pada bulan Februari 2013. Kenaikan Ib terjadi pada semua subsektor yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,85 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,81 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,74 persen, subsektor perikanan sebesar 0,64, dan subsektor peternakan sebesar 0,46 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,85 persen yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti telur ayam ras dengan andil sebesar 0,16 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,12 persen, ikan patin dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,09 persen, rokok kretek filter sebesar 0,08 persen, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah masing-masing sebesar 0,05 persen, ikan nila, ikan asap, dan tarif sewa becak masing-masing sebesar 0,04 persen, serta minyak tanah dan rokok putih masing-masing sebesar 0,03 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Februari 2013, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,15 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Januari 2013. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,69 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,85 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks kelompok padi sebesar 0,90 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,99 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,11 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 0,76 persen dan jagung pipilan/pocelan sebesar 0,06 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga telur ayam ras dengan andil sebesar 0,16 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,12 persen, ikan patin dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,09 persen, rokok kretek filter sebesar 0,08 persen, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah masingmasing sebesar 0,05 persen, serta ikan nila, ikan asap, dan tarif sewa becak masing-masing sebesar 0,04 persen juga minyak tanah dan rokok putih masing – masing sebesar 0,03 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Februari 2013, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 0,25 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,49 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,74 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 0,95 persen dan kelompok buah-buahan sebesar 0,05 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,95. Komoditas yang menyebabkan terjadinya kenaikan It yaitu naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 0,45 persen, jeruk sebesar 0,15 persen, terung panjang, nanas, dan cabe rawit masing-masing sebesar 0,09 persen, semangka sebesar 0,03 persen, salak sebesar 0,02 persen dan durian, sawi masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga telur ayam ras dengan andil sebesar 0,16 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,10 persen, ikan asin kering sebesar 0,09 persen, rokok kretek filter dan ikan patin masing-masing sebesar 0,08 persen, cabe merah, bawang putih, dan bawang merah masingmasing sebesar 0,05 persen, serta ikan asap dan ikan nila masing-masing sebesar 0,04 persen. c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPPR) Pada Februari 2013 NTPPR mengalami kenaikan sebesar 0,52 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,34 persen relatif lebih besar jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya mencapai 0,81 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 5 Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh kenaikan indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,34 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga karet dengan andil sebesar 0,75 persen dan kelapa sawit sebesar 0,59 persen. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,93 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,38 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga ikan ekor kuning dengan andil sebesar 0,12 persen, ikan asin kering dan telur ayam masing-masing sebesar 0,11 persen, ikan nila dan ikan asap masing-masing sebesar 0,05 persen, serta cabe merah, bawang putih, ikan patin, udang, minyak tanah, rokok kretek, rokok kretek filter, bawang merah dan tarif sewa becak masing-masing 0,04 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPPT) Pada Februari 2013, NTPPT mengalami penurunan sebesar 0,38 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,46 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok ternak kecil sebesar 0,80 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah kambing dengan andil sebesar 0,11 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,81. Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga ikan ekor kuning dengan andil sebesar 0,10 persen, bawang putih sebesar 0,08 persen, telur ayam sebesar 0,07 persen, cabe rawit dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,06 persen, ikan patin sebesar 0,05 persen, serta bawang merah, rokok putih, tarif sewa becak, ikan nila, dan udang masing-masing 0,04 persen. e. Subsektor Perikanan (NTPN) Pada Februari 2013, NTPN mengalami penurunan sebesar 0,60 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 0,64 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya kenaikan indeks harga kelompok penangkapan sebesar 0,09 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It yaitu naiknya harga ikan tenggiri dengan andil sebesar 0,08 persen dan ikan mas sebesar 0,01 persen. Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,89 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,03 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya telur ayam ras dengan andil sebesar 0,16 persen, rokok kretek filter sebesar 0,11 persen, ikan ekor kuning sebesar 0,09 persen, ikan nila dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,06 persen, serta ikan patin, ikan asap, udang, dan cabe merah masingmasing 0,04 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Februari 2013 (2007 = 100) 1 Subsektor dan Kelompok Januari 2013 Februari 2013 % Perub Feb’13 thd Jan’13 [1] [2] [3] [4] Indeks Harga yang Diterima (It) - Padi - Palawija B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima (It) 146.54 142.70 169.89 130.66 132.63 121.43 147.55 143.99 169.25 131.77 133.95 121.57 0.69 0.90 -0.38 0.85 0.99 0.11 149.92 150.65 0.49 - Sayur-sayuran - Buah-buahan B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Peternakan 154.83 145.43 130.16 131.10 126.25 156.30 145.50 131.13 132.34 126.04 0.95 0.05 0.74 0.95 -0.16 128.07 128.07 133.62 131.42 142.69 129.78 129.78 134.71 132.64 143.23 1.34 1.34 0.81 0.93 0.38 a Indeks Harga yang Diterima (It) - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) - Penangkapan - Budi daya 138.42 136.96 180.32 125.53 150.39 136.62 134.06 140.16 138.52 136.96 181.77 125.38 150.39 137.25 135.14 140.16 0.07 0.00 0.80 -0.12 0.00 0.46 0.81 0.00 117.15 118.38 106.40 117.18 118.48 105.84 0.03 0.09 -0.52 b 128.06 130.83 121.86 128.87 132.00 121.90 0.64 0.89 0.03 Tanaman Pangan A 2 3 4 5 Indeks Harga yang Dibayar (Ib) - Indeks Konsumsi Rumah Tangga - Indeks BPPBM Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 7 4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Februari 2013, NTP mengalami penurunan di 7 (tujuh) provinsi. Penurunan NTP tertinggi pada Februari 2013 terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,35 persen, dan kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,23 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera Februari 2013 (2007 = 100) No, Provinsi Januari 2013 NTP Februari 2013 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD 103.44 103.36 -0.08 2 Sumatera Utara 100.97 100.61 -0.35 3 Sumatera Barat 104.61 104.86 0.23 4 Riau 102.42 102.36 -0.06 5 Jambi 90.68 90.77 0.09 6 Sumatera Selatan 110.45 110.32 -0.12 7 Bengkulu 100.50 100.41 -0.09 8 Lampung 124.77 124.37 -0.32 9 Bangka Belitung 99.95 100.03 0.07 10 Kepulauan Riau 104.78 104.44 -0.32 5. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Februari 2013, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 0,92 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok bahan makanan 1,29 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,81 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,80 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,72 persen, kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 0,68 persen, kelompok perumahan sebesar 0,31 persen, serta kelompok sandang sebesar 0,29 persen. Inflasi ”year-on-year” (Februari 2013 terhadap Februari 2012) adalah sebesar 4,95 persen, dan inflasi kumulatif (Februari 2013 terhadap Januari 2013) adalah sebesar 1,71 persen seperti terlihat pada tabel 5 berikut: 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Februari 2013 (2007 = 100) Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan (%) Feb'13 Feb'13 Feb'13 thd thd thd Feb'12 Des'12 Jan'13 Feb'12 Des'12 Jan'13 Feb'13 [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] 126.77 130.82 131.83 133.05 4.95 1.71 0.92 Bahan Makanan 131.96 135.58 137.17 138.95 5.30 2.48 1.29 Makanan Jadi, Rokok & Tembakau 126.88 133.16 134.32 135.28 6.62 1.59 0.72 Perumahan 116.95 120.75 120.51 120.88 3.36 0.11 0.31 Sandang 134.12 139.06 139.74 140.15 4.50 0.79 0.29 Kesehatan 120.88 123.87 124.33 125.33 3.68 1.18 0.81 Pendidikan, Rekreasi, & OR 116.22 119.31 119.35 120.30 3.51 0.83 0.80 Transportasi & Komunikasi 110.91 112.55 112.69 113.46 2.30 0.80 0.68 Kelompok Pengeluaran [1] Konsumsi Rumah Tangga Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 14/03/14/Th. XIV, 01 Maret 2013 9