Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelaksanaan pembelajaran kimia selama dua semester atau satu tahun dirinci menjadi 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :1 Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pembelajaran : Senyawa Hidrokarbon dan Minyak Bumi Alokasi Waktu : 12 × 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.1. Menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya. 3.2. Memahami proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta kegunaannya. 3.3. Mengevaluasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya. 4.1. Mengolah dan menganalisis struktur dan sifat senyawa hidrokarbon berdasarkan pemahaman kekhasan atom karbon dan penggolongan senyawanya. 4.2. Menyajikan hasil pemahaman tentang proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya. 4.3. Menyajikan hasil evaluasi dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan serta upaya untuk mengatasinya. B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.1.1. Menyebutkan sumber senyawa karbon dan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. 3.1.2. Mengidentifikasi atom C dan H pada senyawa hidrokarbon berdasarkan hasil pengamatan. 3.1.3. Menganalisis kekhasan atom karbon. 3.1.4. Menganalisis jenis atom C berdasarkan jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon (atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner). 3.1.5. Mengemukakan pengertian isomer (isomer rangka, posisi, fungsi, geometri). 3.1.6. Mengklasifikasikan alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan rumus strukturnya. 3.2.1. Menganalisis proses penyulingan bertingkat sebagai proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya. 3.2.2. Membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktan. 3.2.3. Menyusun gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam. 3.3.1. Menganalisis dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. 3.3.2. Menyusun gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. 4.1.1. Menentukan rumus umum alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan analisis rumus strukturnya. 4.1.2. Menuliskan nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna menurut aturan IUPAC. 4.1.3. Membuat struktur senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) menggunakan molymod. 4.1.4. Memprediksi isomer dari suatu senyawa hidrokarbon. 4.1.5. Menganalisis reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon. 4.1.6. Mengaitkan rumus struktur alkana, alkena, dan alkuna dengan sifat fisiknya. 4.2.1. Menyimpulkan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya. 4.2.2. Mempresentasikan gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam. 4.3.1. Menyimpulkan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. 4.3.2. Mempresentasikan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 2. Siswa dapat menunjukkan usaha yang keras untuk memperoleh informasi tentang hidrokarbon dan minyak bumi. 3. Siswa dapat berperilaku menjaga lingkungan dan hemat dalam memanfaatkan hasil pengolahan minyak bumi. Kognitif 1. Siswa dapat menyebutkan sumber senyawa karbon dan hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari. 2. Siswa dapat mengidentifikasi atom C dan H pada senyawa hidrokarbon berdasarkan hasil pengamatan. 3. Siswa dapat menganalisis kekhasan atom karbon. 4. Siswa dapat menganalisis jenis atom C berdasarkan jumlah atom C yang terikat dari rantai atom karbon (atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner). 5. Siswa dapat mengemukakan pengertian isomer (isomer rangka, posisi, fungsi, geometri). 6. Siswa dapat mengklasifikasikan alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan rumus strukturnya. 7. Siswa dapat menganalisis proses penyulingan bertingkat sebagai proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya. 8. Siswa dapat membedakan kualitas bensin berdasarkan bilangan oktannya. 9. Siswa dapat menyusun gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam. 10. Siswa dapat menganalisis dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. 11. Siswa dapat menyusun gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. Psikomotorik 1. Siswa dapat menentukan rumus umum alkana, alkena, dan alkuna berdasarkan analisis rumus strukturnya. 2. Siswa dapat menuliskan nama senyawa alkana, alkena, dan alkuna menurut aturan IUPAC. 3. Siswa dapat memprediksi isomer dari suatu senyawa hidrokarbon. 4. Siswa dapat menganalisis reaksi yang terjadi pada senyawa hidrokarbon. 5. Siswa dapat mengaitkan rumus struktur alkana, alkena, dan alkuna dengan sifat fisiknya. 6. Siswa dapat menyimpulkan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi beserta kegunaannya. 7. Siswa dapat mempresentasikan gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam. 8. Siswa dapat menyimpulkan dampak pembakaran hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. 9. Siswa dapat mempresentasikan gagasan tentang cara mengatasi dampak pembakaran senyawa hidrokarbon terhadap lingkungan dan kesehatan. D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Atom C primer, sekunder, tersier, dan kuarterner 2. Alkana, alkena, alkuna 3. Sifat-sifat fisik alkana, alkena dan alkuna 4. Senyawa hidrokarbon dalam kehidupan sehari-hari Materi konsep 1. Isomer 2. Mutu bensin 3. Reaksi senyawa hidrokarbon Materi prinsip 1. Kekhasan atom karbon 2. Teknik pemisahan minyak bumi 3. Dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya Materi prosedur 1. Identifikasi atom C dan H pada senyawa hidrokarbon 2. Tata nama senyawa hidrokarbon E. Metode Pembelajaran Demonstrasi Ceramah interaktif Observasi Diskusi kelompok F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang senyawa hidrokarbon. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa senyawa hidrokarbon sangat dekat dengan kita. Senyawa hidrokarbon banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengamati demonstrasi identifikasi atom C dan H pada senyawa hidrokarbon, yaitu pada pembakaran plastik. Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap demonstrasi pembakaran plastik (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan berdiskusi tentang kekhasan atom karbon. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal, siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kekhasan atom karbon. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kekhasan atom karbon. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Struktur dan tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) 2. Pertemuan ke-2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang alkana, alkena, dan alkuna. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa akibat kekhasan atom karbon, atom karbon dapat membentuk berbagai jenis senyawa hidrokarbon. Sehingga, jumlah senyawa hidrokarbon sangatlah banyak dan untuk membedakannya, tiap senyawa diberikan nama sesuai dengan yang ditetapkan oleh IUPAC. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru menjelaskan aturan tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna. Siswa secara individu memperhatikan penjelasan guru (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Siswa didudukkan secara berkelompok untuk membuat struktur senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) menggunakan molymod. Guru mengajak siswa untuk mengamati komponen molymod, misalnya bulatan hitam mewakili atom C, bulatan putih mewakili atom H, dst. Siswa secara berkelompok melakukan pengamatan terhadap komponen molymod (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Eksplorasi: Siswa secara berkelompok diminta untuk membentuk struktur senyawa hidrokarbon dengan menggunakan molymod. Elaborasi: Siswa secara individual menggambarkan model molekul, menuliskan rumus struktur, dan mengelompokkannya ke dalam alkana, alkena, atau alkuna dalam lembar kerja siswa. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang struktur dan tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna). Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan struktur dan tata nama senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna). Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Isomer, sifat fisik, dan reaksi senyawa hidrokarbon. 3. Pertemuan ke-3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang isomer. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus molekul sama, belum tentu merupakan senyawa yang sama. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengamati rumus struktur senyawa n-butana dan 2-metilpropana. Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap rumus struktur senyawa n-butana dan 2-metilpropana (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisisnya dan berdiskusi tentang sifat-sifat fisik dan reaksi senyawa hidrokarbon. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kesalahan dalam pemahaman materi. kembali bila terjadi Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang isomer, sifat fisik, dan reaksi senyawa hidrokarbon. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan isomer, sifat fisik, dan reaksi senyawa hidrokarbon. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat peta konsep mengenai alkana, alkena, dan alkuna. Rencana pembelajaran selanjutnya: Minyak bumi 4. Pertemuan ke-4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang minyak bumi. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa minyak bumi merupakan sumber utama dari senyawa hidrokarbon. Hasil pengolahan minyak bumi sebagian besar dimanfaatkan untuk bahan bakar, seperti bensin, LPG, dsb. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar distilasi bertingkat minyak bumi. Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar distilasi bertingkat minyak bumi (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara berpasangan berdiskusi tentang mutu bensin berdasarkan bilangan oktannya. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kesalahan dalam pemahaman materi. kembali bila terjadi Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang minyak bumi. Refleksi: Memberikan pertanyaan kepada siswa, hal-hal yang berkaitan dengan minyak bumi. Tindak lanjut: Penugasan diskusi kelompok mengenai energi alternatif dan portofolio berupa laporan tertulis energi alternatif yang telah didiskusikan. Rencana pembelajaran selanjutnya: Dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya serta energi alternatif. 5. Pertemuan ke-5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang manfaat senyawa hidrokarbon. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa persediaan minyak bumi saat ini sudah mulai menipis sehingga sudah saatnya memikirkan energi alternatif selain minyak bumi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis dampak pembakaran bahan bakar. Siswa secara individu melakukan analisis terhadap dampak pembakaran bahan bakar (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menyajikan laporan diskusi kelompok mengenai energi alternatif. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya serta energi alternatif. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya serta energi alternatif. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Termokimia G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar a. Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab 1 halaman 2−53, Erlangga b. Artikel tentang energi alternatif 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja kegiatan model molekul (molymod) 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan demonstrasi identifikasi atom C dan H dalam senyawa hidrokarbon H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal: Sebutkan 4 alasan mengapa jumlah dan jenis senyawa karbon sangat banyak. Tentukan isomer dari senyawa berikut dan tuliskan namanya a. C6H14 b. C6H12 c. C6H10 Tuliskan persamaan reaksinya: a. Reaksi pembakaran butana b. Reaksi etena dengan bromin c. Reaksi 2-metil-1-pentena dengan asam klorida d. Reaksi kalsium karbida dengan air Bagaimana cara meningkatkan angka oktan selain dengan penambahan TEL? Apa akibat yang dapat ditimbulkan gas buang kendaraan bagi kesehatan dan lingkungan? 2. Psikomotorik a. Pembuatan peta konsep alkana, alkena, dan alkuna b. Keterampilan membentuk struktur senyawa hidrokarbon dengan molymod c. Laporan tertulis hasil diskusi kelompok mengenai energi alternatif 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar dan diskusi kelompok INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK − 1 Indikator: Siswa dapat mendeskripsikan alkana, alkena, dan alkuna yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya peta konsep. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (peta konsep) alkana, alkena, dan alkuna Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai dalam peta konsep No Nama Siswa Kelompok Kesesuaian Model/Bentuk/ isi dengan Perpaduan tema warna Susunan kalimat Ketepatan waktu Skor penyelesaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK − 2 Indikator: Siswa dapat membuat struktur senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) menggunakan molymod. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Struktur senyawa hidrokarbon (alkana, alkena, dan alkuna) Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK – 3 Indikator: Siswa dapat menyusun gagasan tentang bahan bakar alternatif selain dari minyak bumi dan gas alam. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Energi alternatif Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai dalam laporan diskusi No Nama Siswa Kelompok Kesesuaian isi dengan tema Kelengkapan Susunan materi kalimat Ketepatan waktu Skor penyelesaian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF No. Nama Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17 18. 19. 20. 21. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi Kejujuran skor Kriteria RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :2 Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pembelajaran : Termokimia Alokasi Waktu : 12 × 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.4. Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. 3.5. Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. 4.4. Merancang, melakukan, menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. 4.5. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan H suatu reaksi. B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.4.1. Menjelaskan pengertian sistem dan lingkungan beserta klasifikasi sistem. 3.4.2. Membedakan macam-macam perubahan entalpi suatu zat. 3.4.3. Mengkategorikan reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. 3.4.4. Menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi. 3.5.1. Menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. 4.4.1. Merancang dan melakukan percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. 4.4.2. Menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan endoterm dalam bentuk laporan tertulis. 4.4.3. Menentukan kalor yang terlibat dalam reaksi berdasarkan hasil percobaan reaksi eksoterm dan endoterm. 4.5.1. Merancang dan melakukan percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. 4.5.2. Menyajikan hasil percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter dalam bentuk laporan tertulis. 4.5.3. Menentukan H reaksi berdasarkan data hasil percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan dalam termokimia sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 2. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam memahami termokimia. 3. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan. Kognitif 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem dan lingkungan beserta klasifikasi sistem. 2. Siswa dapat membedakan macam-macam perubahan entalpi suatu zat. 3. Siswa dapat mengkategorikan reaksi eksoterm dan endoterm berdasarkan hasil percobaan dan diagram tingkat energi. 4. Siswa dapat menganalisis data untuk membuat diagram tingkat energi. 5. Siswa dapat menentukan H reaksi berdasarkan hukum Hess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dan data energi ikatan. Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. 2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan endoterm dalam bentuk laporan tertulis. 3. Siswa dapat menentukan kalor yang terlibat dalam reaksi berdasarkan hasil percobaan reaksi eksoterm dan endoterm. 4. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. 5. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter dalam bentuk laporan tertulis. 6. Siswa dapat menentukan H reaksi berdasarkan data hasil percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Kalorimeter 2. Diagram energi Materi konsep 1. Sistem dan lingkungan 2. Reaksi eksoterm dan endoterm 3. Energi dan entalpi reaksi 4. Perubahan entalpi standar Materi prinsip Penggunaan hukum Hess, entalpi pembentukan standar, dan energi disosiasi ikatan untuk menentukan entalpi reaksi Materi prosedur 1. Prosedur percobaan reaksi eksoterm dan endoterm 2. Prosedur percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke-1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang termokimia. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan “Mengapa pemerintah mengkonversi minyak tanah menjadi LPG? Benarkah LPG lebih murah dan lebih efisien daripada minyak tanah? Dengan mempelajari termokimia, kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar suatu reaksi kimia di dalam gelas kimia. Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap gambar suatu reaksi kimia di dalam gelas kimia (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya untuk menentukan mana yang termasuk sistem dan mana yang termasuk lingkungan. Elaborasi: Siswa secara berpasangan berdiskusi tentang reaksi eksoterm dan endoterm serta diagram energinya. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Guru menunjuk siswa secara random untuk membuat diagram energi dari contoh reaksi yang diberikan pada papan tulis. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm, serta diagram energi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem dan lingkungan, reaksi eksoterm dan endoterm, serta diagram energi. Tindak lanjut: Penugasan individu untuk membuat tabel berisi 5 buah contoh sistem dan lingkungan yang dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum reaksi eksoterm dan endoterm serta entalpi dan perubahannya. 2. Pertemuan ke-2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang reaksi eksoterm dan endoterm. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa untuk lebih memahami tentang reaksi eksoterm dan endoterm, maka akan dilakukan percobaan reaksi eksoterm dan endoterm. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk merancang dan melakukan percobaan reaksi eksoterm dan endoterm. Guru memberi pertanyaan yang berhubungan dengan materi reaksi eksoterm dan endoterm pada pertemuan sebelumnya. Siswa secara individu menjawab pertanyaan mengenai materi reaksi eksoterm dan endoterm (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Guru mengajak siswa untuk merancang percobaan eksoterm dan endoterm yang sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 62). Siswa secara berkelompok merancang percobaan eksoterm dan endoterm yang sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan eksoterm dan endoterm yang sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Guru mengondisikan siswa agar kembali ke dalam kelas untuk melanjutkan penjelasan materi mengenai entalpi dan perubahannya. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang entalpi dan perubahannya. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan entalpi dan perubahannya. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan reaksi eksoterm dan endoterm. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kalorimetri. 3. Pertemuan ke-3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kalorimeter. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa salah satu cara untuk mengukur perubahan entalpi suatu reaksi adalah menggunakan kalorimeter. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. Guru menjelaskan tentang kalorimetri dan cara penggunaan kalorimeter. Siswa secara individu memperhatikan penjelasan guru (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Guru mengajak siswa untuk merancang percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter yang sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 93). Siswa secara berkelompok merancang percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter yang sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter yang sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kalorimetri. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kalorimetri. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. Rencana pembelajaran selanjutnya: Pengukuran perubahan entalpi menggunakan hukum Hess dan energi ikatan. 4. Pertemuan ke-4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengukuran perubahan entalpi reaksi. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa terkadang pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi tidak dapat ditentukan langsung dengan kalorimeter, misalnya perubahan entalpi pembentukan standar CO. Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa disertai terbentuknya gas CO2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai hukum Hess dan energi ikatan. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai hukum Hess dan energi ikatan (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara individual mengerjakan latihan soal untuk pengukuran perubahan entalpi menggunakan hukum Hess dan energi ikatan. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang pengukuran perubahan entalpi menggunakan hukum Hess dan energi ikatan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan pengukuran perubahan entalpi menggunakan hukum Hess dan energi ikatan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Bahan bakar dan perubahan entalpi. 5. Pertemuan ke-5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius). Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang bahan bakar. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa bahan bakar merupakan senyawa yang bila dibakar menghasilkan kalor yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Pemilihan bahan bakar harus mempertimbangkan faktorfaktor seperti nilai kalor bakar, ketersediaan, tingkat kebersihan, dan pencemarannya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis tabel data nilai kalor bakar beberapa bahan bakar. Siswa secara individu menganalisis tabel data nilai kalor bakar beberapa bahan bakar (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisisnya. Elaborasi: Siswa secara berpasangan menentukan nilai kalor bakar beberapa bahan bakar dan menganalisis bahan bakar yang lebih efisien. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang bahan bakar dan perubahan entalpi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan bahan bakar dan perubahan entalpi. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat makalah tentang konversi minyak tanah menjadi LPG (termasuk pengukuran efisiensi masingmasing bahan bakar). Rencana pembelajaran selanjutnya: Laju reaksi. G. Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar a. Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab 2 halaman 54−93, Erlangga b. Artikel tentang konversi minyak tanah menjadi LPG 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum reaksi eksoterm dan endoterm, lembar kerja praktikum pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum reaksi eksoterm dan endoterm serta praktikum pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal: Jika diketahui ∆Hfo CS2, CO2, dan SO2 berturut-turut +89,5 kJ/mol; −394 kJ/mol, dan −297 kJ/mol. Hitunglah ∆Hc CS2. Diketahui pada pembakaran 1 gram karbon dilepas kalor 34 kJ (Ar C = 12), berapa kalor yang dihasilkan dalam pembakaran 1 mol karbon? Jika diketahui energi ikatan rata-rata: H−H = 436 kJ/mol C=C = 607 kJ/mol C−H = 415 kJ/mol C−C = 348 kJ/mol Hitunglah ∆H pada reaksi: C3H6(g) + H2(g) → C3H8(g) Kalor yang terjadi pada pembakaran 184 gram C2H5OH dapat menaikkan suhu 1.000 gram air dari 20oC menjadi 100oC. Hitunglah ∆Hco C2H5OH. Diketahui kalor jenis air = 4,2 J/g K dan Ar C = 12, H = 1, O = 16 Jika diketahui: C + 2S → CS2 ∆H = +27,55 kkal C + O2 → CO2 ∆H = −94 kkal S + O2 → SO2 ∆H = −70,9 kkal Berapa kalor yang dilepaskan jika 9 gram CS2 dibakar sempurna? (Ar C = 12, S = 32) 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum reaksi eksoterm dan endoterm serta praktikum pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. b. Laporan tertulis praktikum reaksi eksoterm dan endoterm serta praktikum pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter dan makalah diskusi kelompok mengenai konversi minyak tanah menjadi LPG. 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK − 1 Indikator: Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyajikan hasil percobaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Reaksi eksoterm dan endoterm Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK − 2 Indikator: Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyajikan hasil percobaan pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pengukuran perubahan entalpi dengan kalorimeter Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK – 3 Indikator: Siswa dapat menyusun gagasan tentang konversi minyak tanah menjadi LPG. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Konversi minyak tanah menjadi LPG Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai dalam laporan diskusi Nama No Kelompok Siswa Kesesuaian isi dengan tema Kelengkapan Susunan materi kalimat Ketepatan Skor waktu Nilai penyelesaian 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :3 Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pembelajaran : Laju Reaksi Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) skor Kriteria 3.6. Memahami teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia 3.7. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dan menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan 4.6. Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia 4.7. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.6.1. Menjelaskan terjadinya reaksi kimia menggunakan teori tumbukan 3.6.2. Mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori tumbukan 3.7.1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 3.7.2. Merancang dan melakukan percobaan untuk mengukur laju reaksi 3.7.3. Menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan 3.7.4. Menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan 3.7.5. Menyimpulkan peran katalis dalam industri kimia 4.6.1. Menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia 4.7.1. Merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) 4.7.2. Melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 4.7.3. Menyajikan data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam bentuk laporan tertulis 4.7.4. Mengolah data untuk membuat grafik laju reaksi C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan dalam laju reaksi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 2. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi dalam memahami laju reaksi 3. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan 4. Siswa dapat menunjukkan perilaku responif dan proaktif, serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Kognitif 1. Siswa dapat menjelaskan penerapan konsep laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari 2. Siswa dapat menjelaskan terjadinya reaksi kimia menggunakan teori tumbukan 3. Siswa dapat mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori tumbukan 4. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 5. Siswa dapat menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan 6. Siswa dapat menentukan orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan 7. Siswa dapat menyimpulkan peran katalis dalam industri kimia Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan untuk mengukur laju reaksi 2. Siswa dapat menyajikan hasil pemahaman terhadap teori tumbukan (tabrakan) untuk menjelaskan reaksi kimia 3. Siswa dapat merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis) 4. Siswa dapat melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 5. Siswa dapat menyajikan data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam bentuk laporan tertulis 6. Siswa dapat mengolah data untuk membuat grafik laju reaksi D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Kalorimeter 2. Diagram energi 3. Katalis 4. Luas permukaan Materi konsep 1. Laju reaksi 2. Energi aktivasi 3. Orde reaksi 4. Tumbukan efektif Materi prinsip Grafik laju reaksi Teori tumbukan Materi prosedur 1. Prosedur percobaan mengukur laju reaksi 2. Prosedur percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang laju reaksi. Memotivasi: Guru menyebutkan beberapa contoh reaksi kimia seperti pencoklatan apel, pengkaratan besi, petasan, dll. Guru mengajukan pertanyaan “Mengapa ada reaksi yang berjalan cepat dan ada juga yang lambat? Dengan mempelajari termokimia, kita dapat menjawab pertanyaanpertanyaan tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengamati reaksi yang berjalan sangat cepat dan reaksi yang berjalan sangat lambat, contoh petasan, perkaratan besi. Siswa secara individu melakukan pengamatan terhadap reaksi yang berjalan sangat cepat dan reaksi yang berjalan sangat lambat (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai pengertian laju reaksi Siswa didudukkan sesuai dengan kelompok masing-masing. Elaborasi: Siswa secara berkelompok merancang dan melakukan percobaan untuk mengukur laju reaksi (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 98). Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang laju reaksi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan laju reaksi. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan pengukuran laju reaksi. Rencana pembelajaran selanjutnya: Persamaan laju reaksi 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang persamaan laju reaksi. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa untuk mengetahui laju reaksi yang dimiliki oleh suatu reaksi kimia, dapat dilihat dari persamaan lajunya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai persamaan laju reaksi. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai persamaan laju reaksi (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual merumuskan persamaan laju dari reaksi kimia yang diberikan. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya tentang persamaan laju reaksi dengan mengerjakan latihan soal untuk menentukan orde reaksi. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang persamaan laju reaksi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan persamaan laju reaksi. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan, misalnya “Apakah kalian pernah mencoba untuk membuat teh manis dengan air dingin? Apa perbedaan ketika membuat teh manis dengan air panas dan air dingin?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis). Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 105). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Rencana pembelajaran selanjutnya: Teori tumbukan. 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang teori tumbukan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa reaksi kimia bergantung pada interaksi antar pereaksi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk membandingkan kemungkinan yang terjadi antara jalanan yang lengang dan jalanan yang padat. Siswa secara individu membandingkan kemungkinan yang terjadi antara jalan raya yang lengang dan jalan raya yang padat (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Guru menjelaskan kepada siswa bahwa seperti halnya jalan raya, semakin banyak pereaksi maka kemungkinan terjadinya tabrakan semakin besar. Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai tumbukan efektif. Elaborasi: Siswa secara berpasangan mengaitkan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dengan teori tumbukan. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang teori tumbukan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan teori tumbukan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Serta, penugasan kelompok untuk mencari artikel mengenai peran katalis dalam industri kimia Rencana pembelajaran selanjutnya: Peran katalis dalam industri kimia 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang katalis. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa prinsip dari dunia industri yang melibatkan reaksi kimia adalah menghasilkan produk yang maksimal dan dalam waktu sesingkat mungkin. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan sesuai kelompok masing-masing untuk mengkaji artikel tentang peran katalis dalam industri kimia. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok mengkaji artikel tentang peran katalis dalam industri kimia (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Guru menunjuk kelompok untuk menyajikan hasil diskusi didepan kelas. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menyajikan hasil diskusi tentang peran katalis dalam industri kimia didepan kelas. Siswa dari kelompok lainnya dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang peran kimia dalam industri kimia. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan peran kimia dalam industri kimia. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kesetimbangan kimia. G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar a. Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab III halaman 94 - 129, Erlangga b. Artikel tentang peran katalis dalam industri kimia 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja percobaan pengukuran laju reaksi, lembar kerja percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum pengukuran laju reaksi dan praktikum pengukuran faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Berdasarkan teori tumbukan, kelaskan bagaimana pengaruh faktor-faktor berikut terhadap laju reaksi. a. Konsentrasi pereaksi b. Suhu c. Luas permukaan zat pereaksi Diketahui reaksi A → B dengan laju reaksi 1,6 x 10-2 mol.dm-3.det-1 pada saat konsentrasi A sebesar 0,35 mol.dm-3. Hitunglah tetapan laju reaksinya: a. Jika reaksi orde 1 terhadap A b. Jika reaksi orde 2 terhadap A Berikut ini adalah data hasil percobaan untuk menentukan hubungan antara konsentrasi awal pereaksi terhadap laju reaksi dari: Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s) Laju reaksi diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah endapan belerang yang sama. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut. Percobaan Konsentrasi awal Waktu untuk mendapatkan Na2S2O3 (M) HCl (M) 1 mol S (sekon) 1 0,05 0,2 30 2 0,05 0,4 31 3 0,10 0,4 15 4 0,10 0,8 16 a. Tentukan orde reaksi terhadap Na2S2O3 dan terhadap HCl b. Tuliskan persamaan (hukum) laju reaksinya Suatu reaksi akan berlangsung dua kali lebih cepat dari semula jika suhunya dinaikkan 10oC. Pada suhu 20oC, reaksi tersebut berlangsung selama 120 menit. Berapa menit reaksi berlangsung pada suhu 50oC? 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum pengukuran laju reaksi dan praktikum faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi b. Laporan tertulis praktikum pengukuran laju reaksi dan praktikum pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyajikan hasil percobaan pengukuran laju reaksi. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pengukuran Laju Reaksi Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam cara kerja bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 2 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran skor Kriteria 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :4 Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pembelajaran : Kesetimbangan Kimia Alokasi Waktu : 16 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 7 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.8. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri 3.9. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan 4.8. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktorfaktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan. 4.9. Memecahkan masalah terkait hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.8.1. Memahami syarat-syarat terjadinya reaksi setimbang 3.8.2. Menghubungkan asas Le Chatelier dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 3.8.3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri 3.8.4. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan suatu reaksi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 3.9.1. Membuat grafik laju reaksi terhadap waktu dalam kesetimbangan 3.9.2. Merumuskan hukum kesetimbangan suatu reaksi setimbang 3.9.3. Meramalkan arah reaksi berdasarkan nilai tetapan kesetimbangan 3.9.4. Menjelaskan hubungan antara Kc dan Kp 4.8.1. Merancang dan melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 4.8.2. Menyimpulkan data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 4.8.3. Menyajikan data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dalam bentuk laporan tertulis 4.9.1. Menghitung komposisi zat saat keadaan setimbang 4.9.2. Menentukan nilai tetapan kesetimbangan (Kc) 4.9.3. Menentukan nilai tetapan kesetimbangan gas (Kp) 4.9.4. Menentukan derajat disosiasi (α) dalam sistem kesetimbangan disosiasi C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menyadari adanya keteraturan dalam kesetimbangan kimia sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 2. Siswa dapat memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengkaji kesetimbangan kimia 3. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi Kognitif 1. Siswa dapat memahami syarat-syarat terjadinya reaksi setimbang 2. Siswa dapat menghubungkan asas Le Chatelier dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 3. Siswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan yang diterapkan dalam industri 4. Siswa dapat meramalkan arah pergeseran kesetimbangan suatu reaksi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 5. Siswa dapat merumuskan hukum kesetimbangan suatu reaksi setimbang 6. Siswa dapat meramalkan arah reaksi berdasarkan nilai tetapan kesetimbangan 7. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara Kc dan Kp Psikomotorik 1. Siswa dapat membuat grafik laju reaksi terhadap waktu dalam kesetimbangan 2. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 3. Siswa dapat menyimpulkan data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan 4. Siswa dapat menyajikan data hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dalam bentuk laporan tertulis 5. Siswa dapat menghitung komposisi zat saat keadaan setimbang 6. Siswa dapat menentukan nilai tetapan kesetimbangan (Kc) 7. Siswa dapat menentukan nilai tetapan kesetimbangan gas (Kp) 8. Siswa dapat menentukan derajat disosiasi (α) dalam sistem kesetimbangan disosiasi D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Nilai tetapan kesetimbangan 2. Proses Habor 3. Proses Kontak Materi konsep 1. Kesetimbangan dinamis 2. Pergeseran kesetimbangan 3. Katalis Materi prinsip 1. Hukum kesetimbangan kimia 2. Asas Le Chatelier Materi prosedur 1. Prosedur percobaan reaksi bolak-balik 2. Prosedur percobaan pergeseran kesetimbangan E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kesetimbangan dinamis. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa bila air diletakkan didalam botol terbuka dan dibiarkan dalam waktu yang cukup lama, maka air didalam botol akan berkurang karena butir-butir air menguap dari permukaan air dan keluar dari botol. Tetapi, pada botol tertutup uap air yang terjadi pada proses penguapan tidak keluar dari botol. Akibatnya, bila uap telah menjadi jenuh, ada sebagian uap air yang akan mengembun kembali. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur tentang reaksi bolak-balik dan kesetimbangan kimia. Siswa secara individu mengkaji literatur tentang reaksi bolak-balik dan kesetimbangan kimia (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai syarat-syarat terjadinya reaksi setimbang Siswa didudukkan sesuai dengan kelompok masing-masing. Elaborasi: Siswa secara berkelompok merancang dan melakukan percobaan tentang reaksi bolak-balik (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 134). Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kesetimbangan kimia. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kesetimbangan kimia. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan reaksi bolak-balik. Rencana pembelajaran selanjutnya: Hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan (Kc) 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan (Kc). Memotivasi: Guru memaparkan bahwa dengan mempelajari hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan, kita dapat meramalkan arah reaksi serta menentukan komposisi zat saat keadaan setimbang. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan (Kc). Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan (Kc) (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual merumuskan hukum kesetimbangan. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap nilai tetapan kesetimbangan dengan mengerjakan latihan soal untuk menentukan nilai tetapan kesetimbangan dan komposisi zat saat setimbang. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan (Kc). tentang hukum Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan hukum kesetimbangan dan nilai tetapan kesetimbangan(Kc). Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kp dan hubungan Kc dengan Kp. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang Kp dan hubungan Kc dengan Kp. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa pada reaksi yang melibatkan gas, konsentrasi gas dalam suatu ruangan akan menentukan besarnya tekanan gas tersebut dalam ruangan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk untuk mengkaji literatur tentang Kp. Siswa secara individu mengkaji literatur tentang Kp (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu) Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual menentukan nilai Kp. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Elaborasi: Siswa secara berpasangan menganalisis hubungan antara Kc dengan Kp. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang Kp dan hubungan Kc dengan Kp. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan Kp dan hubungan Kc dengan Kp. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pergeseran kesetimbangan kimia. 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pergeseran kesetimbangan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa prinsip dalam industri yang melibatkan reaksi kimia adalah menghasilkan hasil yang maksimal dengan waktu yang singkat. Untuk itu, diperlukan kondisi reaksi yang sesuai agar produk yang diharapkan dapat terbentuk. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan tentang pergeseran kesetimbangan (ukuran, konsentrasi, suhu dan katalis). Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan pergeseran kesetimbangan sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 154). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan pergeseran kesetimbangan sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan pergeseran kesetimbangan sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan pergeseran kesetimbangan. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan pergeseran kesetimbangan. Rencana pembelajaran selanjutnya: Hubungan asas Le Chatelier dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia. 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang asas Le Chatelier. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa apabila ada aksi maka akan terdapat reaksi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur tentang asas Le Chatelier. Siswa secara individu mengkaji literatur tentang asas Le Chatelier (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai asas Le Chatelier. Elaborasi: Siswa secara individu mengembangkan hasil analisanya dan mengaitkan asas Le Chatelier dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang teori tumbukan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan teori tumbukan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Derajat disosisi dalam kesetimbangan disosiasi 6. Pertemuan ke- 6 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang derajat disosiasi. Memotivasi: Guru mengingatkan kembali mengenai derajat disosiasi yang telah dipelajari saat di kelas X pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai derajat disosiasi. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai derajat disosiasi (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual menganalisis nilai derajat disosiasi suatu reaksi. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap derajat disosiasi dengan mengerjakan latihan soal pada buku teks untuk menentukan derajat disosiasi dan komposisi zat saat setimbang pada kesetimbangan disosiasi. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang derajat disosisi dalam kesetimbangan disosiasi. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan derajat disosisi dalam kesetimbangan disosiasi. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kesetimbangan kimia dalam industri kimia. 7. Pertemuan ke- 7 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kesetimbangan kimia dalam industri kimia. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa prinsip pergeseran kesetimbangan banyak diterapkan dalam industri kimia. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis kondisi reaksi yang optimal dari proses Haber untuk menghasilkan ammonia dalam jumlah yang maksimal. Siswa secara individu menganalisis kondisi reaksi yang optimal dari proses Haber untuk menghasilkan ammonia dalam jumlah yang maksimal (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya. Elaborasi: Siswa secara berpasangan menganalisis kondisi reaksi yang optimal dari proses Kontak untuk menghasilkan asam sulfat dalam jumlah yang maksimal. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kesetimbangan kimia dalam industri kimia. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kesetimbangan kimia dalam industri kimia. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Ulangan akhir semester ganjil G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab IV halaman 130 – 179, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja percobaan reaksi bolak-balik, lembar kerja percobaan pergeseran kesetimbangan 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum reaksi bolak-balik dan praktikum pergeseran kesetimbangan. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Tuliskan rumusan hukum kesetimbangan untuk reaksi kesetimbangan berikut: a. N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) b. Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq) c. Fe2O3(s) + 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g) Kedalam bejana yang volumenya 20 liter direaksikan 0,5 mol gas H2 dan I2 pada suhu ToC, membentuk reaksi setimbang: H2(g) + I2(g) 2HI(g) Jika nilai kesetimbangan pada suhu tersebut adalah 36, tentukan konsentrasi masing-masing gas pada saat setimbang. Suatu reaksi kesetimbangan: BiCl3(aq) + H2O(l) BiOCl(s) + 2HCl(aq) Apa yang terjadi bila ke dalam sistem tersebut: a. Ditambahkan HCl pekat b. Ditambah air c. Ditambah BiOCl Di dalam bejana tertutup yang volumenya 10 liter, NH3 terurai menurut reaksi kesetimbangan: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) Bila komposisi gas-gas dalam kesetimbangan adalah 0,1 mol gas N2, 0,3 mol gas H2, dan 0,2 mol gas NH3; tentukan: a. Nilai Kc b. Komposisi awal sebelum NH3 terurai c. Derajat disosiasi NH3 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum reaksi bolak-balik dan praktikum pergeseran kesetimbangan kimia. b. Laporan tertulis praktikum reaksi bolak-balik dan praktikum pergeseran kesetimbangan kimia. 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi bolak-balik. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Reaksi bolak-balik Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 2 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan pergeseran kesetimbangan Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pergeseran kesetimbangan kimia Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran skor Kriteria 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :5 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Asam dan Basa Alokasi Waktu : 24 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 10 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.10. Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan 3.11. Menentukan konsentrasi/ kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa 4.10. Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa 4.11. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.10.1. Menyebutkan contoh-contoh senyawa asam dan basa dalam kehidupan 3.10.2. Mendekripsikan teori-teori asam dan basa 3.10.3. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan sifat asam dan basa 3.10.4. Mengidentifikasi sifat larutan asam/basa berdasarkan konsep asam/basa dan/atau pH larutan 3.10.5. Menentukan derajat keasaman (pH) dari suatu larutan asam/basa 3.10.6. Memahami derajat ionisasi dan tetapan kesetimbangan asam/basa 3.10.7. Menghubungkan asam lemah dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat untuk mendapatkan derajat ionisasi (α) atau tetapan ionisasi (Ka) 3.11.1. Memahami prinsip kerja titrasi asam basa 3.11.2. Menentukan konsentrasi/ kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa 4.10.1. Menentukan trayek pH suatu larutan asam/basa berdasarkan data hasil percobaan 4.10.2. Mengajukan gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa 4.11.1. Merancang dan melakukan percobaan pengukuran titrasi asam-basa 4.11.2. Menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa dalam bentuk laporan tertulis 4.11.3. Membuat kurva titrasi asam-basa berdasarkan data hasil percobaan C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengkaji larutan asam dan basa 2. Siswa dapat menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi Kognitif 1. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh senyawa asam dan basa dalam kehidupan 2. Siswa dapat mendekripsikan teori-teori asam dan basa 3. Siswa dapat mengidentifikas sifat larutan asam/basa berdasarkan konsep asam/basa dan/atau pH larutan 4. Siswa dapat memahami derajat ionisasi dan tetapan kesetimbangan asam/basa 5. Siswa dapat mengajukan gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa 6. Siswa dapat menghubungkan asam lemah dengan asam kuat serta basa lemah dengan basa kuat untuk mendapatkan derajat ionisasi (α) atau tetapan ionisasi (Ka) 7. Siswa dapat memahami prinsip kerja titrasi asam basa Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan sifat asam dan basa 2. Siswa dapat menentukan derajat keasaman (pH) dari suatu larutan asam/basa 3. Siswa dapat menentukan trayek pH suatu larutan asam/basa berdasarkan data hasil percobaan 4. Siswa dapat menentukan konsentrasi/ kadar asam atau basa berdasarkan data hasil titrasi asam basa 5. Siswa dapat merancang dan melakukan percobaan pengukuran titrasi asam-basa 6. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan titrasi asam-basa dalam bentuk laporan tertulis 7. Siswa dapat membuat kurva titrasi asam-basa berdasarkan data hasil percobaan D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Tetapan ionisasi asam 2. Tetapan ionisasi basa 3. Indikator asam/basa 4. Kurva titrasi asam-basa Materi konsep 1. Asam 2. Basa 3. Titrasi Materi prinsip 1. pH 2. Teori asam dan basa Materi prosedur 1. Prosedur percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan indikator alam 2. Prosedur percobaan untuk memperkirakan pH larutan menggunakan indikator asam-basa 3. Prosedur percobaan reaksi netralisasi 4. Prosedur percobaan penentuan kadar cuka makan E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal 5. Observasi F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang asam dan basa. Memotivasi: Guru menyebutkan contoh-contoh senyawa asam dan basa dala kehidupan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk membandingkan sifat-sifat senyawa asam dan basa, seperti air jeruk dan sabun. Siswa secara individu membandingkan sifat-sifat senyawa asam dan basa, seperti air jeruk dan sabun. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Siswa didudukkan sesuai dengan kelompok masing-masing untuk melakukan percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan kertas lakmus dan indikator alam. Siswa secara berkelompok identifikasi sifat asam dan basa dengan kertas lakmus dan indikator alam (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan kertas lakmus dan indikator alam. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 183). Siswa mengerjakan lembar kerja yang telah disediakan oleh guru. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang sifat asam dan basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sifat asam dan basa. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan kertas lakmus dan indikator alam. Rencana pembelajaran selanjutnya: Teori asam dan basa. 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang teori asam dan basa. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa sifat asam dan basa suatu larutan dapat dijelaskan menggunakan beberapa teori asam/basa. Ketiga teori tersebut memiliki dasar pemikiran berbeda tetapi saling melengkapi dan memperkaya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai teori asam dan basa. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai teori asam dan basa (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual membandingkan ketiga teori asam dan basa. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap teori asam dan basa dengan mengerjakan latihan soal yang berhubungan dengan teori asam dan basa. Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang teori asam dan basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan teori asam dan basa. Tindak lanjut: Penugasan untuk membuat peta konsep berdasarkan hasil diskusi mengenai teori asam dan basa. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa air merupakan elektrolit yang sangat lemah karena sebagian kecil dari molekul air terionisasi. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual menganalisis pengaruh asam dan basa kuat terhadap kesetimbangan air. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa dengan menganalisis pengaruh asam dan basa kuat terhadap kesetimbangan air. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kesetimbangan ion dalam larutan asam dan basa. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Derajat keasaman (pH). 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang derajat keasaman (pH). Memotivasi: Guru memaparkan bahwa derajat keasaman (pH) dapat digunakan untuk menentukan kekuatan asam/ basa suatu larutan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai derajat keasaman (pH). Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai derajat keasaman (pH) (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Eksplorasi: Siswa secara individual menentukan derajat keasaman (pH). Diskusi kelas tentang latihan soal yang diberikan. Elaborasi: Siswa menganalisis hubungan antara tetapan ionisasi asam/basa lemah dengan derajat keasaman (pH). Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang derajat keasaman (pH). Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan derajat keasaman (pH). Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum untuk memperkirakan pH larutan menggunakan indikator asam-basa. 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang indikator asam/basa. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa untuk memperkirakan derajat keasaman (pH) suatu larutan asam/basa dapat menggunakan indikator asam/basa yang memiliki trayek pH tertentu. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 206). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan memperkirakan pH menggunakan indikator asam/basa. Rencana pembelajaran selanjutnya: Reaksi asam dan basa. 6. Pertemuan ke- 6 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang reaksi asam dan basa. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Mengapa kalian mandi dengan menggunakan sabun? Apakah setelah mandi, masih terdapat bau asam dari keringat tubuh kita? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur tentang reaksi asam dan basa. Siswa secara individu mengkaji literatur tentang reaksi asam dan basa (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai reaksi asam dan basa. Elaborasi: Siswa secara individu mengembangkan hasil analisanya dan menentukan derajat keasaman (pH) dari suatu reaksi netralisasi. Diskusi kelas tentang pembahasan latihan soal untuk menentukan derajat keasaman (pH) dari suatu reaksi netralisasi. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang reaksi asam dan basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan reaksi asam dan basa. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum reaksi asam dan basa 7. Pertemuan ke- 7 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang reaksi asam dan basa. Memotivasi: Guru mengingatkan kembali materi reaksi asam dan basa pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan reaksi asam dan basa. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan reaksi asam dan basa sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 208). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan reaksi asam dan basa sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan reaksi asam dan basa sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang percobaan reaksi asam dan basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan percobaan reaksi asam dan basa. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan reaksi asam dan basa. Rencana pembelajaran selanjutnya: Titrasi asam-basa. 8. Pertemuan ke- 8 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang titrasi asam-basa. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa salah satu penerapan reaksi asam dan basa (reaksi netralisasi) adalah titrasi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur tentang titrasi asam-basa. Siswa secara individu mengkaji literatur tentang titrasi asam-basa (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai titrasi asam-basa. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan menganalisa indikator yang tepat untuk digunakan dalam suatu titrasi asambasa dan cara membuat kurva titrasi. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang titrasi asam-basa. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan titrasi asam-basa. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum penentuan kadar cuka makan. 9. Pertemuan ke- 9 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang titrasi asam basa. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa, pada botol cuka biasanya tertulis label yang berbunyi, “Untuk membuat larutan cuka 5%, campurkan 1 bagian cuka ini dengan 4 bagian air”. Dari petunjuk tersebut dapat diketahui bahwa kadar cuka yang dimaksud adalah 25%. Praktikum penentuan kadar cuka makan bertujuan untuk membuktikan hal tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan penentuan kadar cuka makan. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan kadar cuka makan sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 215). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan kadar cuka makan sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan penentuan kadar cuka makan sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang percobaan penentuan kadar cuka makan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan percobaan penentuan kadar cuka makan. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan penentuan kadar cuka makan. Serta, masing-masing kelompok mencari artikel mengenai: - pH sebagai indikator kualitas air limbah - Hujan asam - Antasida menyeimbangkan pH dalam lambung Rencana pembelajaran selanjutnya: Asam-basa dalam kehidupan. 10. Pertemuan ke-10 a. Pendahuluan (15 menit) Siswa didudukkan sesuai dengan kelompok diskusi. Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang asam basa dalam kehidupan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa asam basa sangat dekat dengan kita. Beberapa peristiwa dalam kehidupan sehari-hari dapat dijelaskan dan diselesaikan dengan konsep asam basa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menentukan nomor urut kelompok dalam mempresentasikan laporan hasil diskusi Siswa secara berkelompok bergantian melakukan presentasi materi sesuai dengan nomor urut. Siswa dari kelompok lainnya memperhatikan presentasi materi dari kelompok penyaji (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu) Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa diminta untuk mengemukakan pertanyaan kepada kelompok penyaji jika ada hal yang belum dimengerti dari materi yang disajikan. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban yang sesuai dari pertanyaan tersebut. Siswa dari kelompok lainnya ikut memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang materi asam basa dalam kehidupan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan asam basa dalam kehidupan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Hidrolisis G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab V halaman 180 – 231, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum 3. Alat c. Komputer/LCD, VCD/CD player d. Peralatan praktikum. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Larutan NH4OH 0,2 M mempunyai nilai pH = 11 + log 2. Hitunglaj nilai Kb NH4OH tersebut. Ke dalam 100 mL larutan H2SO4 0,1 M ditambahkan 100 mL larutan NaOH 0,1 M. hitunglah nilai pH campuran yang terjadi. Tuliskan pasanganasam basa konjugasi pada reaksi berikut: HClO4 + NH2- ClO4- + NH3 Suatu sampel soda kue 0,500 g yang mengandung Na2CO3 dianalisis dengan menambahkan 50 mL 0,100 M HCl berlebih, dididihkan untuk menghilangkan CO2, kemudian dititrasi bali dengan 0,100 M NaOH. Jika 5,6 mL NaOH diperlukan untuk titrasi balik, berapa persen Na2CO3 yang terdapat dalam sampel soda kue? (Ar Na = 23; C = 12; O = 16) 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum. b. Laporan tertulis praktikum. c. Peta konsep titrasi asam basa 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan identifikasi sifat asam dan basa dengan indikator alam. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Identifikasi sifat asam dan basa dengan indikator alam Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 2 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan memperkirakan pH larutan menggunakan indikator asam-basa Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Memperkirakan pH larutan menggunakan indikator asam-basa Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 3 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi netralisasi Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Reaksi netralisasi Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 4 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan kadar cuka makan Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Penentuan kadar cuka makan Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 5 Indikator : Siswa dapat memahami teori asam-basa yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya peta konsep. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (peta konsep) teori asam-basa Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai dalam peta konsep No Nama Siswa Kelompok Kesesuaian Model/Bentuk/ isi dengan Perpaduan tema warna Susunan Kalimat Ketepatan waktu Skor Nilai penyelesaian 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama Aspek yang dinilai Jumlah Kriteria o. Siswa Kerjasama dalam kelompok Perhatian Peran serta Kejujuran skor 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :6 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Hidrolisis Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.12. Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis 4.12. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.12.1. Memahami prinsip reaksi hidrolisis 3.12.2. Menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis 3.12.3. Menuliskan persamaan reaksi hidrolisis 3.12.4. Menentukan tetapan hidrolisis dan pH larutan garam yang terhidrolisis 3.12.5. Menentukan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis 4.12.1. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis 4.12.2. Menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam bentuk laporan tertulis C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu untuk memperoleh informasi tentang hidrolisis garam 2. Siswa dapat menunjukkan semangat gemar membaca dengan mencari smber informasi lain untuk memperoleh informasi tambahan tentang hidrolisis garam 3. Siswa dapat berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan santun dalam melakukan percobaan dan berdiskusi Kognitif 1. Siswa dapat memahami prinsip reaksi hidrolisis 2. Siswa dapat menganalisis garam-garam yang mengalami hidrolisis 3. Siswa dapat menuliskan persamaan reaksi hidrolisis 4. Siswa dapat menentukan tetapan hidrolisis dan pH larutan garam yang terhidrolisis 5. Siswa dapat menentukan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis 2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis dalam bentuk laporan tertulis D. Materi Pembelajaran Materi fakta Tetapan hidrolisis Materi konsep 1. Garam 2. Hidrolisis Materi prinsip pH Materi prosedur Prosedur percobaan untuk menentukan jenis garam yang mengalami hidrolisis E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang garam. (sebagai Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi apabila suatu garam dilarutkan dalam air? Bagaimana pH larutan garam tersebut? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 235). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Rencana pembelajaran selanjutnya: Jenis garam dan reaksi hidrolisis. 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang hidrolisis garam. Memotivasi: Guru menjelaskan bahwa pada pertemuan sebelumnya kita sudah mengetahui jenis garam yang terhidrolisis. Guru mengajukan pertanyaan, “Bagaimana garam tersebut terhidrolisis? Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis rumus kimia garam-garam dan memprediksi sifatnya. Siswa secara individu menganalisis rumus kimia garam-garam dan memprediksi sifatnya. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai rumus kimia garam-garam dan memprediksi sifatnya. Elaborasi: Siswa secara individual mengembangkan hasil analisanya dan berlatih menuliskan reaksi hidrolisis dari garam. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang jenis garam dan reaksi hidrolisis. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan jenis garam dan reaksi hidrolisis. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: tetapan hidrolisis dan pH larutan garam. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang tetapan hidrolisis dan pH larutan garam. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa garam dihasilkan dari reaksi antara asam dan basa. Guru mengajukan pertanyaan, “Bagaimana pH larutan garam tersebut? Apakah memiliki pH < 7, pH > 7, atau netral?” b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai tetapan hidrolisis dan pH larutan garam. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai tetapan hidrolisis pH larutan garam (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual mempelajari cara menentukan pH larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah atau asam lemah dan basa kuat. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap tetapan hidrolisis dan pH larutan garam dengan berdiskusi mengenai pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang tetapan hidrolisis dan pH larutan garam. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan tetapan hidrolisis dan pH larutan garam. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa dengan menganalisis menganalisis grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa, kita dapat menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Siswa secara individu menganalisis grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual mengemukakan hasil analisanya. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya dengan berdiskusi untuk menafsirkan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan grafik hubungan perubahan harga pH pada titrasi asam basa untuk menjelaskan sifat garam yang terhidrolisis. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Latihan soal mengenai hidrolisis garam. 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang hidrolisis garam. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa dengan banyak mengerjakan latihan soal, kita akan semakin terbiasa untuk menentukan pH larutan garam. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk menyelesaikan soal-soal hidrolisis garam pada lembar kerja siswa (LKS). Siswa secara individu menyelesaikan soal-soal hidrolisis garam pada lembar kerja siswa (LKS) (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual menerapkan materi hidrolisis garam yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya untuk menyelesaikan soal-soal latihan. Guru megajak siswa untuk berdiskusi kelas mengenai pembahasan soal-soal latihan. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap hidrolisis garam dengan menganalisis jawaban soal-soal latihan. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang hidrolisis garam. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan hidrolisis garam. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku teks. Rencana pembelajaran selanjutnya: Larutan penyangga. G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab VI halaman 232 – 255, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Bersifat asam, basa, atau netral larutan garam berikut? Jelaskan dengan reaksi yang menunjukkan sifat tersebut: a. Pb(NO3)2 b. ZnSO4 c. NaH2PO4 d. KCN e. (CH3COO)2Ca Di dalam 200 mL larutan terlarut 53,5 gram NH4Cl. Jika Kb = 10-5, Ar N = 14, H = 1, Cl = 35,5; hitunglah pH larutan tersebut. Jika Ka HCN = 4,9 x 10-10 dan Kb NH4OH = 1,8 x 10-5, hitunglah pH dari NH4CN 0,1 M. Hitung pH larutan natrium asetat 0,1 M dengan tetapan hidrolisis (Kh) = 10-9 Padatan HCOONa yang massanya 6,8 gram dilarutkan ke dalam air hingga volumenya 500 mL. hitunglah pH larutan yang terjadi. Diketahui Ka HCOOH = 2 x 10-4, Ar C = 12, H = 1, O = 16, Na = 23 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum. b. Laporan tertulis praktikum. 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Penentuan jenis garam yang mengalami hidrolisis Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik Nilai INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran skor Kriteria 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :7 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Larutan penyangga Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.13. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup 4.13. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.13.1. Mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan pembuatannya 3.13.2. Memahami prinsip kerja larutan penyangga dalam mempertahankan pH larutan 3.13.3. Menentukan pH larutan garam larutan penyangga 3.13.4. Memberikan contoh penerapan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari 3.13.5. Menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup 4.13.1. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga 4.13.2. Menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu untuk memperoleh informasi tentang larutan penyangga 2. Siswa dapat menunjukkan semangat gemar membaca dengan mencari smber informasi lain untuk memperoleh informasi tambahan tentang larutan penyangga 3. Siswa dapat bertanggung jawab ketika melakukan penelusuran informasi melalui internet 4. Siswa dapat memberi kesempatan kepada teman lain untuk mengajukan pendapat dan mengomentarinya dengan santun ketika berdiskusi Kognitif 1. Siswa dapat mendeskripsikan sifat larutan penyangga dan pembuatannya 2. Siswa dapat memahami prinsip kerja larutan penyangga dalam mempertahankan pH larutan 3. Siswa dapat menentukan pH larutan garam larutan penyangga 4. Siswa dapat memberikan contoh penerapan larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari 5. Siswa dapat menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga 2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Larutan penyangga asam 2. Larutan penyangga basa Materi konsep 1. Larutan penyangga 2. Asam dan basa konjugasi Materi prinsip pH Materi prosedur Prosedur percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang larutan penyangga. Memotivasi: Guru memaparkn bahwa suatu reaksi kimia kadang-kadang hanya dapat berlangsung pada kondisi lingkungan yang mempunyai pH tertentu, seperti reaksi pemecahan protein pada lambung. Sehingga, diperlukan suatu sistem yang dapat mempertahankan nilai pH. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis tabel pH suatu sistem penyangga saat ditambahkan air, asam, atau basa. Siswa secara individu menganalisis tabel pH suatu sistem penyangga saat ditambahkan air, asam, atau basa. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai tabel pH suatu sistem penyangga saat ditambahkan air, asam, atau basa. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan berdiskusi mengenai cara pembuatan larutan penyangga. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang larutan penyangga dan pembuatannya. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan larutan penyangga dan pembuatannya. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum penentuan sifat larutan penyangga. 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang sifat larutan penyangga. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi pada larutan penyangga jika ditambahkan asam kuat atau basa kuat? Benarkah pH larutan penyangga tersebut tidak berubah?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan penentuan sifat larutan penyangga. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan sifat larutan penyangga sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 259). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan penentuan sifat larutan penyangga sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan penentuan sifat larutan penyangga sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang sifat larutan penyangga. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sifat larutan penyangga. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan penentuan sifat larutan penyangga. Rencana pembelajaran selanjutnya: Komposisi larutan penyangga. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang komposisi larutan penyangga. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa berdasarkan komposisi zat penyusunnya, terdapat dua jenis sistem larutan penyangga. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis zat penyusun dari suatu sistem penyangga. Siswa secara individu menganalisis zat penyusun dari suatu sistem penyangga. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai zat penyusun dari suatu sistem penyangga. Elaborasi: Siswa secara individual mengembangkan hasil analisanya dan berlatih menentukan komposisi zat penyusun dari suatu sistem penyangga. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang komposisi zat penyusun dari suatu sistem penyangga. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan komposisi zat penyusun dari suatu sistem penyangga. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: pH larutan penyangga 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pH larutan penyangga. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa sistem larutan penyangga tersusun dari asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya. Guru mengajukan pertanyaan, “Bagaimana pH larutan tersebut?” b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai pH larutan penyangga. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai pH larutan penyangga (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual mempelajari cara menentukan pH larutan penyangga. Elaborasi: Siswa mengembangkan pemahamannya terhadap pH larutan penyangga dengan menyelesaikan latihan soal mengenai pH larutan penyangga. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang pH larutan penyangga. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan pH larutan penyangga. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Prinsip kerja larutan penyangga dan perannya dalam tubuh makhluk hidup. 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan implementasi nilai disiplin). kelas dan pembiasaan (sebagai Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang prinsip kerja larutan penyangga dan perannya dalam tubuh makhluk hidup. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa darah merupakan salah satu contoh sistem penyangga. Guru mengajukan pertanyaan, “Apa yang akan terjadi apabila darah bukan merupakan sistem penyangga?” b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai prinsip kerja larutan penyangga. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai prinsip kerja larutan penyangga (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai prinsip kerja sistem penyangga. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan pemahamannya terhadap larutan penyangga dengan berdiskusi mengenai peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang prinsip kerja larutan penyangga dan perannya dalam tubuh makhluk hidup. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan prinsip kerja larutan penyangga dan perannya dalam tubuh makhluk hidup. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kelarutan dan hasil kali kelarutan G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab VII halaman 256 – 283, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Ke dalam 100 mL laruta asam klorida 0,1 M ditambahkan 400 mL larutan ammonium hidroksida 0,05 M (Kb = 10-5). Hitung pH campuran tersebut. Sebanyak 200 mL larutan natrium hidroksida 0,2 M dicampur dengan 250 mL larutan HCOOH (Ka = 0,4 x 10-4) membentuk larutan penyangga dengan pH = 5 – log 3. Hitung kemolaran larutan asam format. Suatu campuran penyangga yang terbentuk dari 500 mL larutan NH4OH 1 M dan 500 mL larutan NH4Cl 1 M, ditambah 100 mL larutan H2SO4 0,05 M. Hitunglah pH sebelum dan sesudah ditambah H2SO4. (Kb NH4OH = 2 x 10-4). Hitunglah pH campuran antara 500 mL larutan HF 0,15 M dengan 250 mL larutan KOH 0,10 M (Ka HF = 5 x 10-4). Sebagai bahan pengawet makanan, asam sitrat dicampur dengan natrium sitrat yang difungsikan sebagai larutan penyangga. Hitunglah berapa pH makanan yang mengandung asam sitrat 0,1 M dan natrium sitrat 0,3 M jika diketahui Ka asam sitrat = 8 x 10-4 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum. b. Laporan tertulis praktikum. 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan penentuan sifat larutan penyangga. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Sifat larutan penyangga Tanggal Penilaian : Kelas : No Nama Aspek yang dinilai Skor Nilai Siswa Kesesuaian Inisiatif dalam pelaksanaan dengan bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran skor Kriteria 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :8 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Kelarutan dan Hasil Kali kelarutan Alokasi Waktu : 16 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 7 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.14. Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp) 4.14. Mengolah dan menganalisis data hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.14.1. Menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh 3.14.2. Memahami prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 3.14.3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan 3.14.4. Menyimpulkan hubungan kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 3.14.5. Membandingkan kelarutan suatu zat berdasarkan tetapan hasil kali kelarutan 3.14.6. Memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp) 3.14.7. Menentukan pH larutan dalam suatu reaksi pengendapan 3.14.8. Menjelaskan pengaruh ion senama dan pH pada kelarutan 4.14.1. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan 4.14.2. Menyajikan hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan dalam bentuk laporan tertulis 4.14.3. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk membuktikan pengaruh ion senama 4.14.4. Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan pengaruh ion senama dalam bentuk laporan tertulis C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat menunjukkan rasa ingin tahu untuk memperoleh informasi tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan 2. Siswa dapat berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. 3. Siswa dapat bertanggung jawab ketika melakukan penelusuran informasi melalui internet Kognitif 1. Siswa dapat menjelaskan kesetimbangan dalam larutan jenuh 2. Siswa dapat memahami prinsip kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 3. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan 4. Siswa dapat menyimpulkan hubungan kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 5. Siswa dapat membandingkan kelarutan suatu zat berdasarkan tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) 6. Siswa dapat memprediksi terbentuknya endapan dari suatu reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan data hasil kali kelarutan (Ksp) 7. Siswa dapat menjelaskan pengaruh ion senama dan pH pada kelarutan Psikomotorik 1. Siswa dapat menentukan nilai kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) 2. Siswa dapat menentukan pH larutan dalam suatu reaksi pengendapan 3. Siswa dapat merancang melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan 4. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan dalam bentuk laporan tertulis 5. Siswa dapat merancang melakukan, membuktikan pengaruh ion senama dan menyimpulkan percobaan untuk 6. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan pengaruh ion senama dalam bentuk laporan tertulis D. Materi Pembelajaran Materi fakta 1. Larutan jenuh 2. Tetapan hasil kali kelarutan Materi konsep Kelarutan Materi prinsip Pengaruh ion senama Materi prosedur Prosedur percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Diskusi kelompok 4. Latihan soal F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 1 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kelarutan. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan, seperti “Mengapa kapur (CaCO3) sukar larut?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Siswa secara individu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan. Elaborasi: Siswa mengembangkan hasil analisanya dan berlatih menentukan kelarutan suatu zat. Diskusi kelas tentang pembahasan latihan soal. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kelarutan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kelarutan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Hasil kali kelarutan. 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang hasil kali kelarutan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa dalam larutan jenuh suatu senyawa ion, terjadi sistem kesetimbangan antara zat padat dengan ion-ionnya di dalam larutan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk menganalisis kesetimbangan yang terjadi dalam suatu larutan jenuh. Siswa secara individu menganalisis kesetimbangan yang terjadi dalam suatu larutan jenuh. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai kesetimbangan yang terjadi dalam suatu larutan jenuh. Elaborasi: Siswa secara berpasangan mengembangkan hasil analisanya dan berdiskusi mengenai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp). Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang hasil kali kelarutan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan hasil kali kelarutan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa dengan mempelajari hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan, kita dapat membandingkan besar kelarutan antar zat. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Elaborasi: Siswa mengembangkan hasil analisanya dan berlatih menentukan kelarutan suatu zat berdasarkan tetapan hasil kali kelarutan dan sebaliknya. Diskusi kelas mengenai pembahasan latihan soal Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kesalahan dalam pemahaman materi. kembali bila terjadi Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Makna hasil kali kelarutan (Prediksi terbentuknya endapan). 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang makna hasil kali kelarutan. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa tetapan hasil kali kelarutan dapat memberikan informasi tentang kelarutan suatu senyawa dalam air. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenaai makna hasil kali kelarutan. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai makna hasil kali kelarutan (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai makna hasil kali kelarutan. Elaborasi: Siswa mengembangkan hasil analisanya dan berlatih memprediksi terbentuknya endapan berdasarkan hasil perhitungan. Diskusi kelas mengenai pembahasan latihan soal. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang makna hasil kali kelarutan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan makna hasil kali kelarutan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum memprediksi terbentuknya endapan 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang sifat larutan penyangga. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi jika dua larutan yang mengandung ion-ion yang sukar larut direaksikan? Apakah terbentuk endapan?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan prediksi terbentuknya endapan. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan memprediksi terbentuknya endapan sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 300). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan memprediksi terbentuknya endapan sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan prediksi terbentuknya endapan sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang prediksi terbentuknya endapan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan prediksi terbentuknya endapan. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan prediksi terbentuknya endapan. Rencana pembelajaran selanjutnya: Penentuan pH dan pengaruh ion senama. 6. Pertemuan ke- 6 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang penentuan pH dan pengaruh ion senama. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa pH ikut mempengaruhi terbentuknya suatu endapan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai penentuan pH pada kelarutan. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai penentuan pH pada kelarutan. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai penentuan pH pada kelarutan. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan berdiskusi mengenai pengaruh ion senama. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang penentuan pH dan pengaruh ion senama. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan penentuan pH dan pengaruh ion senama. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pembuktian pengaruh ion senama 7. Pertemuan ke- 7 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pengaruh ion senama. Memotivasi: Guru mereview materi pengaruh ion senama. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan pembuktian pengaruh ion senama. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan pembuktian pengaruh ion senama sesuai dengan lembar kerja. Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan pembuktian pengaruh ion senama sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan pembuktian pengaruh ion senama sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang pengaruh ion senama. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan pengaruh ion senama. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan pembuktian pengaruh ion senama. Rencana pembelajaran selanjutnya: Koloid. G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab VIII halaman 284-311, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Hitunglah konsentrasi ion Ag+ di dalam larutan jenuh Ag2CrO4 jika diketahui Ksp Ag2CrO4 = 1,1 x 10-12 Pada suhu tertentu, 0,350 gram BaF2 (Mr = 175) melarut dalam air murni membentuk 1 L larutan jenuh BaF2. Pada suhu tersebut, hitunglah Ksp BaF2 Perkirakan dengan perhitungan apakah akan terbentuk endapan bila ke dalam 1 L akuades ditambahkan 1 mL KCl 0,1 M dan 1 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M. diketahui Ksp PbCl2 = 1,7 x 10-5 Larutan AlCl3 0,1 M dinaikkan pH-nya dengan menambahkan suatu basa ke dalam larutan tersebut. Jika volume dianggap tetap dan Ksp Al(OH)3 = 4,6 x 10-33, pada pH berapakah mulai terbentuk endapan Al(OH)3? 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum. b. Laporan tertulis praktikum. 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk memprediksi terbentuknya endapan. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Prediksi terbentuknya endapan Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 2 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan pengaruh ion senama. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pengaruh ion senama Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF Nilai N Nama o. Siswa Aspek yang dinilai Kerjasama dalam kelompok Perhatian Jumlah Peran serta Kejujuran skor Kriteria 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor :9 Kelas / Semester : XI / 2 Materi Pembelajaran : Koloid Alokasi Waktu : 12 X 45 menit Jumlah Pertemuan : 5 kali A. Kompetensi Dasar (KD) 3.15. Menganalisis peran koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-sifatnya 4.15. Mengajukan ide/gagasan untuk memodifikasi pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid B. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.15.1. Membedakan sistem koloid dengan larutan dan suspensi 3.15.2. Mengidentifiksi dan mengelompokkan sifat-sifat koloid 3.15.3. Menghubungkan sistem koloid dengan sifat-sifatnya 3.15.4. Membedakan koloid liofob dan koloid liofil 3.15.5. Menjelaskan proses pembuatan koloid 3.15.6. Mendeskripsikan peranan koloid dalam kehidupan 4.15.1. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk membuat sistem koloid 4.15.2. Menyajikan hasil percobaan untuk membuat sistem koloid dalam bentuk laporan tertulis C. Tujuan Pembelajaran Afektif 1. Siswa dapat memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengkaji sistem koloid 2. Siswa dapat menunjukkan semangat gemar membaca dengan mencari sumber informasi lain untuk memperoleh informasi tambahan tentang sistem koloid 3. Siswa dapat berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, santun, bekerja sama, dan pro-aktif dalam melakukan percobaan dan berdiskusi. Kognitif 1. Siswa dapat membedakan sistem koloid dengan larutan dan suspensi 2. Siswa dapat mengidentifiksi dan mengelompokkan sifat-sifat koloid 3. Siswa dapat menghubungkan sistem koloid dengan sifat-sifatnya 4. Siswa dapat membedakan koloid liofob dan koloid liofil 5. Siswa dapat menjelaskan proses pembuatan koloid 6. Siswa dapat mendeskripsikan peranan koloid dalam kehidupan Psikomotorik 1. Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan percobaan untuk membuat sistem koloid 2. Siswa dapat menyajikan hasil percobaan untuk membuat sistem koloid dalam bentuk laporan tertulis D. Materi Pembelajaran Materi fakta Jenis-jenis koloid Materi konsep 1. Koloid 2. Larutan 3. Suspensi Materi prinsip 1. Sifat-sifat koloid 2. Kestabilan koloid Materi prosedur 1. Prosedur percobaan untuk mengamati dan membedakan sistem koloid dengan larutan dan suspensi 2. Prosedur percobaan untuk membuat sistem koloid E. Metode Pembelajaran 1. Ceramah interaktif 2. Praktikum 3. Demonstrasi 4. Diskusi kelompok F. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang koloid. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan seperti, “Apa yang terjadi jika kalian mendiamkan santan atau susu?” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan sistem koloid. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan mengenai sistem koloid sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 317). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan mengenai sistem koloid sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan sistem koloid sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang sistem koloid. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sistem koloid. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan sistem koloid. Rencana pembelajaran selanjutnya: Sifat-sifat koloid. 2. Pertemuan ke- 2 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kelarutan. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan, seperti “Pernahkah kalian memperhatikan sorot lampu mobil saat malam hari?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (100 menit) Guru melakukan demonstrasi sifat-sifat koloid seperti menyorotkan sinar senter pada segelas susu. Siswa secara individu mengamati dan menganalisis sifat koloid berdasarkan pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai sifat koloid berdasarkan pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan berdiskusi mengenai sifat-sifat koloid lainnya berdasarkan pengamatan terhadap contoh-contoh koloid dalam kehidupan. Diskusi kelas tentang hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang sifat-sifat koloid. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan sifat-sifat koloid. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Kestabilan koloid. 3. Pertemuan ke- 3 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang kestabilan koloid. Memotivasi: Guru mengajukan pertanyaan, seperti “Bagaimana peran sabun dalam membersihkan piring kotor.” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji literatur mengenai kestabilan koloid. Siswa secara individu mengkaji literatur mengenai kestabilan koloid (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai kestabilan koloid. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan berdiskusi mengenai koloid liofil dan koloid liofob. Diskusi kelas mengenai hasil diskusi kelompok. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang kestabilan koloid. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan kestabilan koloid. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Praktikum pembuatan koloid 4. Pertemuan ke- 4 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang pembuatan koloid. Memotivasi: Guru memaparkan bahwa terdapat dua cara untuk membuat koloid, yaitu dispersi dan kondensasi. b. Kegiatan inti (100 menit) Siswa didudukkan secara berkelompok untuk melakukan percobaan pembuatan koloid. Guru mengajak siswa untuk merancang dan membuat hipotesis percobaan pembuatan koloid sesuai dengan lembar kerja (terdapat dalam buku teks kimia kelas XI Unggul Sudarmo halaman 326). Siswa secara berkelompok merancang dan membuat hipotesis percobaan pembuatan koloid sesuai dengan lembar kerja (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara berkelompok melakukan percobaan pembuatan koloid sesuai dengan lembar kerja. Elaborasi: Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil percobaan untuk menjawab pertanyaan yang tersedia dalam lembar kerja. Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/ menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari kelompok untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (20 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan tentang pembuatan koloid. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan pembuatan koloid. Tindak lanjut: Penugasan kelompok untuk membuat laporan percobaan pembuatan koloid. Serta, tugas kelompok untuk mengkaji artikel di internet mengenai peran koloid dalam kehidupan. Rencana pembelajaran selanjutnya: Peran koloid dalam kehidupan. 5. Pertemuan ke- 5 a. Pendahuluan (15 menit) Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai implementasi nilai religius) Guru mengabsen, mengondisikan kelas dan pembiasaan (sebagai implementasi nilai disiplin). Apersepsi: Guru menggali pengetahuan siswa tentang peran koloid dalam kehidupan. Memotivasi: Guru mengajak siswa untuk menyebutkan contoh-contoh koloid dalam kehidupan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan inti (60 menit) Guru mengajak siswa untuk mengkaji artikel mengenai peran koloid dalam kehidupan. Siswa secara individu mengkaji artikel mengenai peran koloid dalam kehidupan. (secara cermat, teliti, sebagai ungkapan rasa ingin tahu). Siswa dimotivasi/ diberikan kesempatan menanya sebagai ungkapan rasa ingin tahu. Eksplorasi: Siswa secara individual diminta untuk mengemukakan hasil analisanya mengenai peran koloid dalam kehidupan. Elaborasi: Siswa secara berkelompok mengembangkan hasil analisanya dan membuat peta konsep mengenai koloid, sifat-sifat koloid, kestabilan koloid, dan pembuatan koloid, . Konfirmasi: Guru mengkonfirmasi/menjelaskan kembali bila terjadi kesalahan dalam pemahaman materi. Secara klasikal siswa menyepakati hasil pengembangan materi dari diskusi kelas untuk menjadi kesimpulan utuh (secara demokratis). Guru memberikan tambahan informasi sebagai penguatan atas kesimpulan siswa. c. Penutup (15 menit) Resume: Guru membimbing siswa menyimpulkan mengenai koloid dan peranannya dalam kehidupan. Refleksi: Memberikan pertanyaan berkaitan dengan koloid dan peranannya dalam kehidupan. Tindak lanjut: Penugasan menjawab pertanyaan pada fitur buku paket. Rencana pembelajaran selanjutnya: Ulangan akhir semeter genap G. Sumber Belajar/ Bahan Ajar/Alat 1. Sumber belajar Buku teks kimia kelas XI karangan Unggul Sudarmo Bab IX halaman 312 – 339, Erlangga 2. Bahan ajar Bahan presentasi, lembar kerja praktikum 3. Alat a. Komputer/LCD, VCD/CD player b. Peralatan praktikum dan demonstrasi. H. Penilaian 1. Kognitif a. Hasil jawaban latihan soal-soal (PR) b. Ulangan harian Contoh soal : Faktor-faktor apa saja yang dapat mengganggu kestabilan koloid? Sebutkan masing-masing sebuah contoh penggunaan koloid dalam bidang : a. Farmasi b. Industri makanan c. Bioteknologi Dengan cara apakah koloid berikut dibuat? Jelaskan. a. Sol belerang b. Sol Fe(OH)3 c. Sol emas Apakah yang dimaksud dengan koloid pelindung dan jelaskan manfaat serta contohnya. 2. Psikomotorik a. Unjuk kerja dalam praktikum. b. Laporan tertulis praktikum. c. Peta konsep 3. Afektif Pengamatan sikap dan perilaku saat belajar, diskusi kelompok, dan praktikum di laboratorium. INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 1 Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan sistem koloid. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Sistem koloid Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan cara kerja Inisiatif dalam bekerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 2 Nilai Indikator : Siswa dapat merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan pembuatan koloid. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pembuatan koloid Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai No Nama Kesesuaian Siswa pelaksanaan dengan Inisiatif dalam bekerja cara kerja Kontribusi Hasil dalam teman laporan kelompok tertulis Skor Nilai 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PSIKOMOTORIK - 3 Indikator : Siswa dapat memahami koloid yang dikomunikasikan dalam berbagai bentuk media informasi, misalnya peta konsep. Aspek penilaian : Psikomotorik Judul kegiatan : Pembuatan media informasi (peta konsep) koloid Tanggal Penilaian : Kelas : Aspek yang dinilai dalam peta konsep No Nama Siswa Kelompok Kesesuaian Model/Bentuk/ isi dengan Perpaduan tema warna Susunan Kalimat Ketepatan waktu Skor Nilai penyelesaian 1 2 3 Pedoman penilaian psikomotorik : 1 = Kurang; 2 = Cukup; 3 = Baik; 4 = Sangat baik INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN AFEKTIF N Nama Aspek yang dinilai Jumlah Kriteria o. Siswa Kerjasama dalam kelompok Perhatian Peran serta 1. 2. 3. Pedoman penilaian afektif : 1 = Rendah; 2 = Sedang; 3 = Tinggi Kejujuran skor