Oleh: Riswiyanto S 1 Kimia Organik Hidrokarbon (C & H ) alifatik alkana C Senyawa Heteroatom aromatik alkohol R OH eter C alkena R O R' O aldehida R C H O R C R' keton C C alkuna C C Senyawa siklis O Asam karboksilat O ester R R C OH C OR' amina R NH2 O amida R C NH2 2 Hidrokarbon NH 4OCN evaporate H2N-C-NH 2 O amoniumcyanat urea Ikatan Ion Struktur Atom Ikatan Kovalen Ikatan Ion Apabila atom mendapat atau memberikan elektron maka atom akan menjadi bermuatan, Bila muatan ion dalah positif disebut Kation dan jika negatif disebut Anion. Li+ F- Kation Anion 3 Ikatan Kovalen Apabila dua atom yang mempunyai keelektronegativan sama bereaksi , keduanya akan mempunyai konfigurasi gas mulia hasil dari saling tumpangsuh elektron ke duanya. Contoh; H H-H + H H 2 CH4 C + H H C H H H H or H C H H Berilium yang tidak mempunyai elektron tak berpasangan. Bagaimana Be berikatan dengan klor? 1s 2p 2s BeCl2 Be + 2 Cl Be Cl Be Cl hanya ada 4 elektron disekeliling Be elektron 2s dipromosikan ke orbital p yang kosong 1s 2s 2p BF3 B + 3 F F B F F hibridisasi sp hanya ada 6 elektron disekeliling B 4 Kepolaran Molekul Suatu molekul disebut polar jika molekul mempunyai perbedaan muatan positif dan negatif yang relatif nyata, molekul semacam ini dikatakan mempunyai momen dipol permanent. Simbol momen dipol : kepala anak panah menunjukan kearah muatan negatif. Momen dipol (µ) adalah ukuran derajat pemisahan muatan (polaritas). µ= e x d dimana: e = satuan elektrostatik muatan (esu dalam stat coulomb) d = Jarak antar muatan dalam cm, satuan µ adalah statcoulomb-cm. 1 esu = 4,80 x 10-10 statcoulomb dan d dalam satuan 10-8 cm. µ adalah 10-18 statcoulomb-cm. Momen dipol sering menggunakan satuan Debye (D), dimana 1 D = 10-18 statcoulomb-cm. Contoh: hidrogen klorida. Panjang ikatan HCl adalah 1,28 Å = 1,28 x 10-8 cm. µ = 4,80 x 10-10 statcoulomb x 1,28 x 10-8 cm = 6,16 D Namun momen dipol yang terukur adalah µ = 1,03 D, jadi persentase sifat ionik dalam ikatan tidak 100 %, melainkan 1,03 D / 6,16 x 100 = 17 %. 5 Tabel Beberapa Momen Dipol Ikatan (D) C-C H-C H-N H-O 0,0 0,30 1,31 1,53 H-F H-Cl H-Br H-I 1,98 1,03 0,78 0,38 C-F C-Cl C-Br C-I 3,0 F C-O C=O C-N C=N 0,86 2,40 0,40 0,90 3,0 N 4,0 1,51 1,56 1,48 1,29 N F4,0 H H 2,1 2,1 F 1,46 D H2,1 4,0 0,24 D 6 Muatan Formal Muatan Formal= ∑ elektronvalensi − ∑ elektronberika tan 2 − ∑ elektrontakberika tan Contoh: Bagaimana muatan formal senyawa : a). Diazometan H2C=N=N b). Metil isosianida H3C-NC c). Asetonitril oksida H3C-CN-O Jawab: H 1 2 H C N N a). H2C=N=N Struktur Lewis Hidrogen muatan formal = 1 - 2/2 - 0 = 0 Karbon muatan formal = 4 - 8/2 - 0 = 0 Nitrogen-1 muatan formal = 5 - 8/2 - 0 = +1 Nitrogen-2 muatan formal = 5 - 42 - 4 = -1 Perhatian: Elektron valensi adalah elektron yang dimiliki oleh setiap unsur. Elektron ikatan adalah elektron yang terlibat dalam ikatan antar atom. Elektron tak berikatan adalah pasangan elektron sunyi (bebas/takberikatan) 7 Struktur Kimia Dan Resonansi Ikatan rangkap dua pada oksigen ini ? H H O H C H O C H C O H C O Ion Asetat Atau pada oksigen ini ? Meskipun kedua atom oksigen berbeda dalam struktur Lewis, dalam percobaan keduanya adalah equivalen. Panjang ikatan resonansi C=O = 1,27 Ao. pajang ikatan C-O = 1,35 Ao o o 1,27 A Panjang ikatan C=O =1,20 A 8 Aturan Struktur resonansi 1. Struktur resonansi, menggambarkan molekul, ion, radikal dan ion yang tidak cukup digambarkan hanya dengan sebuah struktur Lewis, melainkan harus dengan dua atau lebih struktur Lewis. Sehingga dapat mewakili struktur molekul, radikal atau ion dalam bentuk hibridisasinya.Tanda panah untuk resonansi 2. Dalam menulis struktur resonansi, kita hanya boleh memindahkan elektron, sedangkan posisi inti atom tetap seperti dalam molekulnya. H3C C H C H CH2 H3C C C H H I II Struktur resonansi dari kation allilik, terbentuk jika 1,3-butadiena menangkap proton. CH2 H2C H C C H CH2 H Bukan struktrur resonansi dari alillik karena, hidrogen terlalu jauh. 9 Struktur resonansi (…continue) 3. Semua struktur harus memenuhi struktur Lewis. Tidak boleh menulis struktur ( atom karbon mempunyai lima ikatan). H H C O H H 4. Semua struktur resonansi harus mempunyai, jumlah elektron tak berpasangan yang sama. H C H2C H C CH2 H2C CH2 Bukan struktur resonansi, karena mempunyai jumlah elektron tak berpasangan tidak seperti kation allilik H2C C H CH2 10 Struktur resonansi (…continue) 5. Semua atom yang terlibat dalam sistim delokalisasi harus terletak pada bidang datar atau mendekati datar. CH2 (H3C)3C C H2C C C(CH3)3 2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena Senyawa 2,3-di-ters-butil-1,3-butadiena, bukan merupakan sistim konyugasi, karena gugus tersier butil (besar) sehingga keluar dari bidang datar. Karena tidak satu bidang maka orbital p pada C-2 dan C-3 tidak dapat mengalami overlapping dan delokalisasi elektron menjadi terhalang. 6. Struktur resonansi atau hibridisasi atau sistim yang menggambarkan mempunyai kestabilan yang besar. 11 Struktur resonansi (…continue) 7. Struktur yang lebih stabil, adalah yang lebih besar memberikan kontribusi terhadap sistim hibridisasi.Contoh: CH3 a H3C b C delta CH3 c C H d CH2 delta a H3C C b CH3 c C H d CH2 a H3C A Struktur A mempunyai kontribusi lebih besar dari B, karena struktur A merupakan karbonium tersier, sedangkan B adalah karbonium sekunder. C c b C H d CH2 B 12 Prakiraan Kestabilan Struktur Resonansi a. Struktur yang mempunyai ikatan kovalen lebih banyak adalah struktur yang paling stabil. Struktur 1 paling stabil, karena mempunyai lebih dari satu ikatan rangkap. H2C C H C H CH2 H2C C H 1 C H H2C CH 2 C H C H CH2 3 Paling stabil b. Struktur yang memiliki atom dengan elektron sesuai dengan gas mulia adalah yang paling stabil. Struktur II lebih stabil karena mempunyai delapan elektron H3C O CH3 H2C O CH3 II I Atom karbon hanya mempunyai enam elaktron Atom karbon mempunyai delapan elektron c. Pemisahan muatan menurunkan kestabilan. Struktur I lebih stabil dari II karena tidak terjadi pemisahan muatan. H2C C H I Cl H2C C H Cl II 13 Hidrokarbon Rumus umum alkana alifatik adalah CnH2n+2, dan tidak mengandung unsur-unsur yang lain, alkana dikenal juga sebagai hidrokarbon jenuh karena hanya mengandung ikatan C-C dan C-H. Alifatik alkana secara kimiawi bersifat inert karena mempunyai jumlah maksimum atom H per atom karbonnya. Alkana yang paling sederhana adalah metana, berupa gas, mengikat empat atom hidrogen secara kovalen . Rumus umum CH4 metana CnH2n+2 H H C H H H 109.5º H C H H sp3 tetrahedral 14 metana Bentuk alkana berupa tetrahedral, akibat saling tolakan dari ikatan-ikatan kovalennya. Atom karbon terletak di pusat bentuk tetrahedronnya, dengan empat atom H menempati keempat titik-titik bentuk tetrahendron. Etana mempunyai rumus C2H6 dan ditemukan dalam gas alam H H H H C C C H H H H Iso-butana (2-metilpropana) Propana 15 1. Alkana (Parafin) Induk metana CH4 Rantai lanjut etana H3C-CH3 Hilang satu proton(H) menjadi gugus alkil * gugus metil H3C-X * gugus etil Seri homolog : H3C-CH2-X CnH2n+2 Sifat-sifat fisik: -(ttk didih, ttk leleh, density) density -Non-polar (larut dlm benzen,eter,CCl4 dan tdk larut dalam air) Nama Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Rumus Molekul ttk didih ( oC ) CH3CH2CH3 CH3CH2CH2CH3 CH3CH2CH2CH2CH3 CH3(CH2)4CH3 CH3(CH2)5CH3 CH3(CH2)6CH3 -42 0 36 69 98 126 (g/ml at 0 oC) gas gas 0,626 0,660 0,684 0,703 16 Alkil R H H H C C H Alkil primer ( 1o ) R H H Metil C R' Karbon p o Alkil sekunder ( 2 ) rimer R R'' C R' CH3 Alkil trsier ( 3o ) H3C C H2 C CH3 H Karbon tersier Karbon sekunder 17 Contoh : isomer C7H16 n2-metil heksana Hidrokarbon jenuhheptana dapat juga dalam bentuk sikloalkana yang terdiri atas cincin atom C dan mempunyai rumus umu CnH2n, dan contoh molekul paling sederhana adalah siklopropana, C3H6, dan produk komersial penting bentuk sikloalkana ini adlaah sikloheksana siklopropana sikloheksana Dalam sikloalkana, rotasi penuh tidak terjadi dalam ikatan C-C, dan bentuk disubstitusi dapat berbentuk isomernya.Sikloalkana dapat terjadi di alam dan konformasi yang paling stabil dalah konformasi kursi dengan sudut 109,50. Ikatan aksial terarah keatas dan kebawah, parallel terhadap sumbu cincinnya. Dalam sikloalkana, struktur paling stabil untuk bentuk tersubstitusi adalah yang mempunyai substituen dalam posisi ekuatorial. 18 Isomer Molecular Constitutional Formula Isomers CH4 C5 H12 C10 H22 C15 H32 C30 H62 1 3 75 4,347 4,111,846,763 19 Nomenklatur Tatanama dalam alkana ditentukan berdasarkan atas system IUPAC (International Union of Pure Applied Chemistry). Suatu nama kimia terdiri atas awalan , induk , dan akhiran. Nama Awalan akan menerangkan substituennya, induk menerangkan panjang rantai dan akhiran menunjukkan gugus fungsinya. Cara penamaan : 1.Tentukan rantai karbon terpanjang dalam molekul, dan dipakai nama tersebut sebagai nama induknya. 2.Penomoran rantai karbon dimulai dari yang terdekat dengan titik cabang yang ada, sehingga akan memberikan nomor terkecil dalam urutan. 3.Identitaskan nomor dan substituen dari titik percabangan dalam rantai utamanya. Jika ada dua substituen dalam atom C yang sama, diberikan nomor yang sama pula. 4.Tulis nama dengan tanda pemisah untuk awalan dan menggunakan tanda koma untuk nomor. Jika ada dua substituen yang berbeda, urutkan sesuai alfabet. Jika dua atau lebih substituen yang identik, diberi nama pada awalan di-, tri-, dan tetra- . 20 Tatanama 1 2 3 4 CH3 CH3 CH3 CH3 6 5 CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3 8 Atau CH3-CH2-CH2-C-CH2-CH-CH2-CH3 5 6 7 8 CH3 7 C2H5 CH3 CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH3 1 2 4 3 5 7 6 C2H5 7 6 4 5 2 3 1 II CH3 3 CH3 CH3 CH3-CH-CH2-CH-CH-CH3 5 1 CH3-CH2-CH-CH2-CH-CH-CH3 I 6 2 3 + 5 + 5 = 13 4 + 4 + 6 = 14 CH3 3 4 CH3 4 CH3 2 II 2 + 3 + 5 = 10 1 4 CH3 CH3-CH-CH2-CH-CH-CH3 1 2 5 3 CH3 6 I 2 + 4 + 5 = 11 21 Tatanama Br Br 3 2 CH3-CH-CH-CH3 1 2 Cl CH3-CH-CH-CH3 4 4 3 II I CH3 CH3 CH3-CH-CH-C-CH3 C2H5 CH3 6 5 4 3 2 1 CH3-CH2-CH2-CH-CH-C-CH2-CH3 8 7 CH3 CH H3C 2,2,4-trimetil pentana Cl 1 C2H5 CH3 3,3-dietil-5-isopropil-4-metil-oktana 22 Tatanama H2 C H2C CH2 H2C CH2 H2C CH2 Trimetylen tetrametylen siklopentena sikloheksa-1,4-diena heksametilen pentametylen siklookta-1,3,5,7-tetraena O 1 CH3 2 3 CH2-CH-CH-CH3 5 3 4 Cl 3-klorosiklopentanon bukan 4-klorosiklopentanon 1 2 OH 4 2-metil-1-siklopentil pentana-3-ol 23 Klasifikasi Karbon dan Hidrogen primer (1o) – Hanya mengikat 1 atom karbon lain. sekunder (2o) – Mengikat 2 atom karbon tersier (3o) – mengikat 3 atom karbon quaterner (4o) – mengikat 4 atom karbon. CH3 CH3 CH3 C CH2 CH CH3 CH3 24 Nomenklatur Awalan-Induk-Akhiran International Union of Pure and Applied Chemistry Berapa Banyak Atom Karbon ? Dimana etak substituenya? Gugus Fungsi Apa ? 25 Nomenklatur Awalan-Induk-Akhiran CH3 CH2 CH CH2 CH2 CH CH2 CH3 CH3 CH2 CH3 3-etil-6-metil okt ane 26 Nomenklatur Rantai yg paling panjang dari atom karbon Harus dicoba dari beberapa kemungkinan CH2-CH3 C-C-C-C-C-C-C-C-C CH3 rantai panjang 9 CH2-CH3 H3C CH-CH CH-CH2-CH2-CH2-CH3 CH3 rantai panjang 8 CH2-CH3 H3C CH-CH2-CH CH2-CH2-CH2-CH2-CH3 CH3 rantai panjang 6 27 Nomenklatur Penomoran, diberikan pada substituen dengan, nomor yang paling kecil. Jika ada substituen yg berbeda, penamaan diberikan sesuai dengan alphabetical. Berikut dibawah ini tidak berdasrkan alfabeta. di-, tri-, tetra-, dst. Awalan seperti sek- and ters- 28 Nomenklatur Alkyl groups Propil Isopropil -CHCH(CH3)2 Butil CH2CH2CH2CH3 -CH2CH2CH3 Isobutil CH2CHCH(CH3)2 sek-butil CH(CH3)CH2CH3 ters-butil -C(CH3)3 Name Condensed Structural Formula pentyl -CH 2 CH2 CH2 CH2 CH3 isopentyl -CH 2 CH2 CHCH3 CH3 CH3 neopentyl -CH 2 CCH3 CH3 29 Nomenklatur Tentukan rantai yang paling panjang CH3 CH2 CH3 CH3CH2CH2CH CH3 CH2 heksana 9 8 H3C CH2 CH3 3 CH3CHCH2CH2CHCHCH2CH3 7 6 5 4 CH2 CH3 2 1 H3C CH CH CH2CH3 heptana CH2CH2CH3 3-ethyl-4,7-dimethylnonane If two different chains of equal length are present, choose the one with the larger number of branch points. CH3 CH3CHCHCH2CH2CH3 CH2 CH3 30 Nomenklatur Penamaan substituen yg komplek, dimulai pada penomoran substituen komplek kemudian berikan tanda kurung. CH3 CH3CH CHCH2CH2CH CH2CH CH3 CH3 CH3 CH2CH2CH2CH3 1 CH3 2 3 CH3CH CHCH2CH2CH CH2CH CH3 CH3 CH3 CH2CH2CH2CH3 2,3-dimethyl-6-(2-methylpropyl) decane 31 Nomenklatur CH3 CH3 CH3 CH3 CH3CH2CH2CH2CH CH CHCH3 CH2 CH3 CH CHCH3 1,2-dimethylpropyl CH2 CH CH3 2-methyl-5-(1,2-dimethylpropyl)nonane CH2CH2CHCH3 CH3 Isopentil CHCH3 CHCH2CH3 CH3 CH3 sec-butyl CH2CHCH3 CH3 isobutyl CH3 CH2CCH3 CH3 Neo pentil CH3 C CH3 CH3 tert-butyl 32 Nomenklatur CH3 CH3 CH3 CH CH2 CH CH2 C 1 2 3 4 CH3 CH CH3 5 6 CH3 CH2 7 CH2 CH3 8 9 4-isopropyl-2,6,6-trimethylnonane 33 Nomenklatur CH3 CH3CHCHCH2CH2CH3 CH2 CH3 H3C 1 CH3 2 CH2 4 CH CH CH2 CH3 3 CH2 CH2 CH3 5 6 7 Jika cabang sama jaraknya dari rantai utama, nomor yg diambil, cabang yg mempunyai tetangga cabang lain. H 3C CH 2 CH3 CH 3CHCH 2CH 2CHCHCH2CH 3 CH2 CH 3 34 Nomenklatur Sikloalkana 1. Penomoran cincin, cari nomor paling kecil pada substituen yang sama. H2 C CH3 Ethylcyclohexane H3 C CH3 H2C CH3 3-Ethyl-1,1-dimethylcyclohexane 2. Jika dua gugus alkil mempunyai kemungkinan nomor yang sama, maka penomoran menggunakan alfabet. CH3 CH2CH3 1-Ethyl-2-methylcyclopentane 3. Jika cincin mempunyai atom lebih sedikit dari rantai yang tersubstitusi, cincin dianggap sbg substituennya. CH3CH2CHCH2CH3 3-Cyclopropylpentane 35 Isomer Senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi berbeda dalam strukturnya. 1.Isomer Struktural 2. Isomer Geometri (Cis-Trans) Isomer rantai (kerangka) CH3 C CH3 H Iso-butana (2-metilpropana) H3 C dan Butana Isomer gugus fungsi CH3CH2CH2-OH dan CH3-O-CH3 dimetil eter etil alkohol CH3CH2CH2CH3 NH2 Isomer posisi CH3CHCH3 1 2 3 dan CH3CH2CH2-NH2 3 2 1 36 Isomer Struktural Posisi Geometri Gugus fungsi OH OH and OH or and Optik H Cl Cl H H Cl or O H CH3 or and O H Cl H3C CHO and and * Enansiomer * Diastereoisomer * Senyawa meso H and H CH3 H CH3 37 Isomer Optik Enansiomer: Suatu pasangan senyawa yang merupakan benda dan bayangan cermin Diastereomer:Suatu pasangan senyawa yang bukan meruakan benda dan bayangan cermin. O O O C H H C H C H C OH HO C OH HO C H H CH2OH CH2OH (a) (b) O C H C H H C OH HO C H HO C H C OH H CH2OH CH2OH (c) (d) Pasangan Enansiomer (threosa) Pasangan Enansiomer (erytrosa) (a) dan (c), (a) dan (d), (b) dan (c), (b) dan (d) adalah diastereomer H C OH HO C H COOH (a) HO C H H C OH COOH (b) Pasangan enansiomer COOH COOH COOH COOH H C OH HO C H H C OH HO C H COOH (c) COOH (d) Senyawa Meso 38 Stereokimia Alkana $ Sikloalkana Konformasi, Adalah perbedaan susunan atom-atom yang dihasilkan dari perputaran pada sumbu ikatan tunggal. Dan konformasi spesifik disebut konformer. Isomer Konformasi Proyeksi Newman Proyeksi pelana kuda H H H Rotasi H H staggerd H H H Rotasi 60o HH H H Eclips 39 Konformasi Sikloalkana : Teori Tegangan Bayer Adolf von Baeyer Bentuk geometri karbon tetrahedral, dengan sudut 109o. Selain cincin-5 dan cincin-6 akan berada dalam tegangan sudut yang besar, seperti terlihat di bawah ini; 1 09 o 49o 1o 19o 60o siklopropana tegangan sudut paling besar (paling reaktive) 90o siklobutana reaktive siklopentana paling stabil 40 Konformasi lingkar lima dan enam Sikloheksana Siklopentana H 3 2 H 5 4 H H 6 5 H H H 1 4 H Bentuk kursi H 1 H H 2 3 4 1 H 3 2 5 6 Bentuk perahu Bergaris tebal menunjukkan pandangan mendekati pengamat Kestabilan Sikloheksana menyerupai siklopentana, karena sikloheksana tidak berbentuk flat ( Ernst Mohr), melainkan berbentuk tiga dimensi seperti di atas. Bentuk perahu tidak stabil karena ada tegangan pada posisi 1,4 dan akan berubah kekonformasi kursi yang lebih stabil. 41 Konformasi …. continue eq ax ax eq eq ax flip ax eq eq eq ax sumbu cicin ax enam hidrogen axial (sejajar dengan sumbu cincin) enam hidrogen equatorial (seputar cincin) Jika cincin diputar maka yang semula axial akan menjadi equatorial, demikian pula sebaliknya. 42 ax Konformasi …..cont ax 3 ax eq eq 1 2 eq eq eq 5 4 eq 6 ax ax ax Konformasi dimetil sikloheksana Senyawa Cis-isomer Trans-isomer 1,2-dimetil- ae atau ea ee atau aa 1,3-dimetil- ee atau aa ae atau ea 1,4-dimetil- ae atau ea ee atau aa 43 Reaksi-Reaksi Alkana Alkana: Inert terhadap reagen-reagen kimia Ikatan kuat C-H sulit diputuskan, kecuali dengan temperatur tinggi. Karbon dan hidrogen mempunyai kepolaran yang hampir sama (sedikit terpolarisasi), tidak dapat dipengaruhi oleh basa. Tidak mempunyai pasangan elektron bebas, tidak / sulit bereaksi dengan asam. Karena reaktivitasnya yang rendah, dis. Parafin. Alkana dapat beeaksi dengan hebat bila bercampur dengan oksigen dan campuran ini dibakar ( BBM ) 44 Reaksi alkana : 1. Substitusi 2. Pembakaran 3. Pyrolisis (Cracking) 45 Reaksi pembuatan alkana 1. Hidrogenasi alkena (katalis logam; Ni, Pd) C + C H Ni or Pd H pelarut C H C H Alkana Alkena CH3 CH3 H3C C CH2 + H2 Ni CH3CH2OH (25oC,50 atm) 2-metilpropena H3C C CH2 H H Isobutana Ni + H2 CH3CH2OH (25oC, 1 atm) silkoheksena sikloheksana 46 Reaksi pembuatan…….. 1. Reduksi alkil halida (a). Hidrolisa pereaksi Grignard R-X + Mg R-MgX H2O R-H pereaksi Grignard Contoh: CH3-CH2-CH-CH3 Mg CH3-CH2-CH-CH3 Br H2O CH3-CH2-CH-CH3 MgBr sek-butil bromida H n-butana sek-butil magnesium bromida (b). Reduksi oleh logam dan asam R-X + Zn + H+ R-H + Zn+2 + X- Contoh: CH3-CH2-CH-CH3 Br Zn , H+ CH3-CH2-CH-CH3 H 47 Reaksi pembuatan…….. Penggabungan alkil halida dengan senyawa organometalik 1. R-X Li alkil 1o, 2o, 3o R CuX R-Li alkil litium R Cu-Li litium dialkil kuper R-R' R'X harus 1o Contoh: CH3 H3C C CH3 Cl ter-butil klorida Li CuX H3C CH3 H3C C CH3 CH3 C Cu-Li H3C CH3CH2CH2CH2CH2Br n-pentilbromida CH3 H3C C CH2CH2CH2CH2CH3 H3C 2,2-dimetilheptana 48 Reaksi Alkana Halogenasi (Substitusi) H Cl H H H H C C C H H H H C H C H Cl2 C H H H H C C C Cl H H H n-propil klorida H H H n-propil radikal H Propana H Cl H C H H C H C H H H isopropil radikal CH3CH2CH3 Cl2, cahaya H H H C C C H Cl H Cl2 H Isopropil klorida CH3CH2CH2-Cl 45% + CH3CHCH3 Cl 55% 49 Alkana H Cl H 1o H H H H C C C H H C H H H H H H H C C C H H C H H H Cl2 H C H H C H H H H Isobutana Cl o H 3 H H H C CH3 Cl2, cahaya Cl H C H C H C Cl2 H H H H ter-butil radikal CH3CHCH3 C Isobutil klorida Isobutil radikal H H H C C H C H C H Cl H H ter-butilklorida CH3 CH3CHCH2 H H C CH3 Cl Isobutana Isobutilklorida (1-kloro-2-metilpropana) + CH3CCH3 CH3 ter-butil klorida (2-kloro-2-metilpropana) 50 Substitusi ……. continue Reaktivitas halogen: Cl2 > Br2 Abstraksi Hidrogen: 3o > 2o > 1o > CH3-H CH3CH2CH3 Br2, cahaya 127 oC CH3CH2CH2Br propana + 3% 97 % o CH3CH2CH2CH3 CH3CHCH3 Br Br2, cahaya 127 C CH3CH2CH2CH2Br + CH3CH2CHCH3 Br 2% 98% CH3 CH3-CH-CH3 Isobutana Br2, cahaya 127 o C CH3 CH3-CH-CH2Br trace CH3 + CH3-C-CH3 Br > 99 % 51 Energi Potensial Kecepatan reaksi Cl + RH Eact HCl + R R + Cl2 RCl + Cl Laju reaksi Diagram Perubahan energi potensial selama reaksi berlangsung: Reaksi klorinasi alkana. Pembentukan radikal merupakan tahapan pengendalian reaksi. 52 Pembakaran CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O Analisis alkana: 1. Negatif terhadap uji unsur kecuali karbon dan hidrogen 2. Reaksi pembakaran tanpa ada udara Cracking 1. 2. 3. 4. 5. : CH3–CH3800ºC H2C=CH2 + H2 Tidak bereaksi dengan pereaksi kimia Analisa IR, tdk terdapat gugus OH-, C=O, C=C dll Jika semua tdk teridentifikasi, tentukan jenis alkananya? Berdasarkan sifat-sifat fisik: ttk didih, titik leleh, density, indek refraktif, Tentukan lebih jauh dengan IR-NMR, buktikan dengan mensintesa. 53 Alkuna (Sumber alkuna) Reaksi dengan CaC2 untuk membuat Asetilena CaC2 + H C C H + Ca(OH)2 H2O Dehydrogenasi Ethene heat H2C CH2 HC CH Bahan Alam 54 Keasaman alkuna Atom karbon bersifat S akan menaikkan keelektronegatifan. Terminal alkuna bersifat lebih asam dari pada semua jenis hidrokarbon. CH3CH3 Ka =10-60 H2C CH2 Ka=10-36 H C C H Ka=10-26 Meski alkuna merupakan basa lemah dibandingkan dengan alkohol atau air dan akan terprotonasi dengan segera dalam larutan. 55 Sintesis dan pemanfaatan ion alkuna Garam alkuna terminal dapat dibuat dengan direaksikan oleh basa kuat . Basa yang umum dipakai adalah natrium amida. H C C H NH2 H C C NH3 Dua kali reaksi dehidrogenasi dari dihalida germinal dan vicinal. H X R C C R H + 2 NaNH2 R R R R X H H R R + 2 NaNH2 X X 56 Alkilasi alkuna terminal Garam alkuina terminal adalah nukleofil yang abik dan dapat dipakai membuat alkuna yang lebih besar dari alkil halida. HC CNa HC CNa RX HC C R CH3CH2CH2Br HC CCH2CH2CH3 Reaksi ini efektif hanya jika memakai metil halida atau primer atau ester sulfonat . OH RC CR OH RHC CR' + H2 O Rapid Isomerization RHC CR' O RCH2CR' 57 Alkuna (Nomenklatur) Ubah ana dari alkana dengan una Untuk alkena yang sederhana dapat menggunakan nama etuna dan. Penomoran , menggunakan ikatan rangkap tiga sebagai prioritas pertama. H C C CH3 Propyne HC C CH2CH3 1-Butyne H3C C C CH3 2-Butyne H3C H3C C C C CH3 H3C 4,4-Dimethy-2-Butyne 58 2. ALKENA Rumus umum alkena adalah CnH2n, yang isomer dengan sikloalkana, dan mempunyai ikatan rangkap, diberi nama dengan akhira ‘ena’. Alkena yang paling sederhana adalah etena (C2H4), Atom karbon dalam alkena tidak dapat lagi berotasi bebas, dan seluruh atom hidrogen dalam keadaan rigid dalam bentuk planar. propena C3H6 etena C2H4 Butena C4H8 dapat mempunyai konfigurasu cis/trans dan disebut isomer geometrik cis-2-butena trans-2-butena 59 Struktur elektronik alkena 1s 2p 2s C promosi 1 elektron s ke orbital p 2p C 1s 2s Sp3 H H H CH4 H Sp2 C 1s 2s H sig ma H ikatan phi C 1s 2s H H sig ma phi C sigmaC sig ma sig ma H3C CH3 60 Isomer tersebut mempunyai sifat yang berbeda yaitu bentuk cis mempunyai titik didih 40C dan titik leleh 1390C, sedangkan bentuk transnya mempunyai titik didih 10C dan titik leleh 1060C. Molekul butena, C4H8 adalah molekul alkena yang dapat menunjukkan isomerisasi, mempunyai empat buah isomer (dua buah lebih banyak dari pada butana), dan kenaikan ikatan rangkap akan menaikkan kemungkinan jumlah isomer yang terbentuk. Aturan pemilihan prioritas terhadap empat buah substituen dalam ikatan rangkap C-C adalah sebagai berikut : 1.Melihat gugus yang terikat pada masing-masing atom C nya, tentukan prioritas atas adasar penurunan nomor atom. 2.Jika gugus berprioritas lebih tinggi berada dalam sisi sama, maka disebut ‘Z’ Penentuan E, Z (zusammen), jika saling berseberangan/berlawanan disebut E (entgegen) rendah H Cl C tinggi H3C tinggi rendah H C Cl C CH3 (E)-2-kloro-2-butena rendah tinggi H3C rendah C CH3 (Z)-2-kloro-2-butena tinggi 61 Reaksi Alkena Sebagian besar reaksi alkena adalah adisi. C + Y Z Z C C Hydrogenasi Addisi hydrogen kedalamikatan rangkap. CH3CH C Y CH2 + H2 Ni, Pd, or Pt CH3CH2 25 oC CH3 Reaksinya exothermic, dan but memerlukan katalys (biasanya Pt, Ni, Pd, atau Rh),agar berlangsung dgn kecepatan tertentu. Katalis logam umumnya berlangsung pada temperatur kamar. 62 Panas Hidrogenasi (Tabel. Panas hidrogenasi isomer C4H8) Panas yg diahasilkan dari hidrogenasi. The heat given off from a hydrogenation “Panas Hydrogenasi” dapat dipakai utk membandingkan kestabilan. Panas hydrogenasi juga dpt dipakai utk memprakirakan kestabilan relatif alkena yg bukan 63 Kestabilan Alkena Data Panas hydrogenasi sesuai dgn data combustion (pembakaran). Alkena yg paling banyak substituennya,mempunyai panas hidrogennya rendah dan molekulnya paling stabil. H2C CH2 RHC CH2 RHC CHR R2C CHR R2C CR2 Decreasing heat of hydrogenation Increasing Stability 64 Mekanisme hirdrogenasi katalitik pada alkena 65 Hidrogenasi (stereokimia hidrogenasi) Mekanisme hidrogenasi katalitik alkena, kedua atom H2 masuk melalui sisi yg sama (syn adisi) dari suatu molekul. Anti addition adalah addisimelalui sisi yg berlawanan dari suatu molekul. H CO2CH3 CO2CH3 Pt + H2 CO2CH3 H CO2CH3 66 Addisi Hydrogen Halida Ikatan rangkap karbon-karbon, berfungsi sebagai sumber elektron (Lewis base). Ikatan rangkap dapat menerima spesies yg kekurangan elektron. (Lewis acids) biasanya disebut elektrofil C C δ+ δ− H X H CH3CH2 CH2CH3 C C H H HBr X CH3CH2CH2CHCH2CH3 Br 67 Mekanisme reaksi. Naiknya keasaman paralel dgn naiknya reaktifitas terhadap alkena. Increase in Reactivity to Alkenes Weakest acid HF << HCl < HBr < HI Strongest acid H R2C CR2 H X Base Acid H X- R2C CR2 R2C CR2 Conjugate Acid XConjugate Base X H R2C CR2 68 Regioselektivitas Addisi terjadi dimana hydrogen masuk kekarbon yg mempunyai hidrogen paling banyak. Dikenal dgn aturan Markovnikov’s. CH3 H3C C CH2 + HBr H3C CH3 C Br CH3 CH3 + HCl CH3 Cl 69 Keterangan aturan Markovnikov CH3 H3C H3C C CH2 HCl H3C C CH3 CH3 H3C CH CH2 Tetiary Carbocation Leads to Markovnikov Product Primary Carbocation Protonasi terjadi melalui pembentukan ion karbonium yg stabil. Rearrangements dalam adisi Hydrogen Halide Adanya intermedit ion karbonium pada adisi hidrogen halida pada alkena, hasilnya adalah produk dari rearranggemen. Rearranggemen untuk menghasilkan ion karbonium yang lebih. CH2 CHCH(CH3)2 HCl CH3CHCH(CH3)2 Cl 40% + CH3CH2C(CH3)2 Cl 60% 70 CH3CH C(CH3)2 CH3CH H C(CH3)2 H Adisi Radikal bebas (Anti Markovnikov) pada alkena HBr dengan adanya peroksida, akan menghasilkan produk anti Markovnikov Reaksi ini hanya terjadi dgn HBr. CH2 CHCH2CH3 + HBr no peroxides CH3CHCH2CH3 Br CH2 CHCH2CH3 + HBr peroxides BrCH2CH2CH2CH3 Peroxides merupakan sumber radikal bebas. Reaksi rantai radikal bebas dgn peroxides merupakan inisiator, yg dpt menjelaskan reaksi ini. 71 Step 1 Dissociasi peroxida menjadi radical alkoxy RO OR 2 RO Step 2 Extraksi atom hydrogen dari HBr tmenjadi Radical Br RO H ROH + Br Br Step 3 Addisi radical bromine pada alkene CH3CH2CH CH2 Br CH3CH2CHCH2Br Menghasilkan produk karbon sekunder yg lebih stabil Step 4 Extraksi hydrogen dari HBr menghasilkan produk akhir dan radikal bromida. CH3CH2CHCH2Br H Br CH3CH2CH2CH2Br BrH 72 Hidrasi Alkohol Kebalikannya dehydration jadi alkenes Addisi mengikuti aturan Markovnikov’s Memungkinkan terjadinya rearranggemen, jika berdaasarkan ion karbonium. H3C H C C H3C CH3 H2O H+ CH3 H3C C CH2 OH CH3 73 H H3C C CH2 H O H3C H H3C H3C H3C C C CH3 + O H3C H C CH3 O H H CH3 H + O H C H CH3 H O CH3 + H2O CH3 H CH3 H3C H3C H3C C CH3 OH + H2O 74 Adisi Elektrofilik Hilangnya elektron π adalah nukleofilik (basa Lewis), bereaksi dengan elektrofilik (asam Lewis) H Br Elektrofil (H+) diserang oleh elektron phi ikatan rangkap, membentuk ikatan sigma (C-H), dan menghasilkan karbon bermuatan positif (intermedit) H3C H C H3C C alkena (nukleofil) H Br H3C C C H3C Br menyumbangkan pasangan elektronnya ke atom karbon bermuatan positif, membentuk ikatan sigma (C-Br) dan menghasilkan produk adisi. H H H karbokation (intermedit) Br H3C H3C H C C H H 75 Adisi Elektrofilik Intermedit Karbokation Transition state pertama Transition state kedua G2 G1 H3C Energy C CH3 CH3 CH3 H3C C CH2 + HBr Go CH3 H3C C Br CH3 Keadaan reaksi Gambar diagram energy reaksi adisi elektrofilik HBr pada 2-metilpropena melelui dua tahap. Tahap pertama lebih lambat dari tahap kedua. 76 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida H X C C + H X C (X = Cl, Br, I) C Reaktivitas : HI > HBr > HCl >> HF (asam lebih kuat = elektrofil baik ) δ+ δH X X H C C RLS C C H X C fast C HBr Br HI I 77 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Mekanisme : H Br CH3 CH CH2 CH3 CH CH3 2º carbocation more stable CH3 CH2 CH2 1º carbocation less stable Br Br Br Br Interpretasi aturan Markovnikov : reaksi melalui proses pembentukan karbokation yang stabil (regiospesific, hanya ada satu dari dua kemungkinan reaksi adisi yang terjadi) 78 Struktur Karbonium Ion R sp2 sp2 R C sp2 R o 0 2 1 a. Karbokation hanya ikatan sigma R sp2 H p C sp2 C sp2 R b. Karbokation mempunyai dua orbital p atas dan bawah terhadap ikatan sigma Kestabilan karbokation melalui hyperkonyugasi Hyperkonyugasi, Pengaruh kestabilan yang dihasilkan dari adanya interaksi antara orbital ikatan phi C=C (antibonding takterisi) dan orbital ikatan sigma C-H (terisi) atom karbon tetanganya. 79 Kestabilan Alkena H3C sp3-sp2 C H C H 2-Butena (lebih stabil) sp3-sp2 CH3 H3 C H2sp -sp C C H sp3-sp3 3 2 CH2 1-Butena (kurang stabil Kestabilan alkena, dapat dijelaskan melalui kuat ikatan, seperti ikatan antara sp3-sp2 lebih kuat dari pada ikatan antara sp3-sp3. Bandingkan 1-Butena ( mono substituen) yang mempunyai satu sp3-sp2 dan satu sp3-sp3 dengan 2-Butena (di subtituen)dengan dua ikatan sp3-sp2, makin banyak subtituen suatu alkena, akan semakin stabil. 80 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Mekanisme : lower Ea ⇒ faster rate of formation Br Br Br + HBr Br 81 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Rearanjemen karbokation HBr + Br HBr Br Br H Br 1,2-H shift Br Br 82 Adisi hidrogen halida Karbokation rearanjemen HCl + Cl Cl Adisi radikal bebas HBr no + HBr peroxides peroxides Br Orientasi Markovnikov Orientasi antiMarkovnikov Br (efek peroksida) 83 Adisi hidrogen halida Adisi radikal bebas HBr Mekanisme radikal bebas : R O RO O ∆ R 2 RO Inisiasi ROH + Br + HBr Br C + C Br Br C C C Br H + HBr C C C Propagasi + Br Br H net: C C + HBr C C 84 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Adisi radikal bebas HBr Compare: addition of HBr with and without peroxides Br HBr (H+) Br Orientasi Markovnikov Intermediet Lebih stabil HBr perox (Br ) Br HBr Br Orientasi antiMarkovnikov Regiochemical control 85 Adisi Elektrofilik Adisi hidrogen halida Adisi radikal bebas HBr Br Br HBr Br 3º Br Reaksi melalui intermediet yang lebih stabil 1º 86 Perbandingan : Adisi HBr dengan dan tanpa peroksida Br HBr (H+) Br Intermediet Lebih stabil HBr perox (Br ) Br Orientasi Markovnikov HBr Br Orientasi antiMarkovnikov 87 Adisi Elektrofilik Hidrasi dengan katalis asam C C + H2 O H2O H2SO4 H+ -H+ + H H OH C C OH Markovnikov H2O -H2O OH2 -H+ OH H+ Principle of microscopic reversibility 88 Adisi Elektrofilik Adisi halogen X X C C + X2 C C (X = Cl or Br) Visinal dihalida Stereoselektif anti adisi: Br2 CCl4 Br trans saja Br 89 Adisi halogen H H H Br Siklopentena Br H Br H Br Br Br- trans-1,2-dibromosiklopentana H intermedit karbokation (planar) H Br H Br cis-1,2-dibromosiklopentana (tidak terbentuk) Stereokimia reaksi adisi Br2 pada siklopentena Serangan intermedit dapat dari dua sisi (atas dan bawah), namun hasilnya hanya trans, oleh karena itu disebut anti stereokimia dan jika hanya searah, dinamakan syn stereokimia. 90 Adisi Elektrofilik (halogen) Br Br Phi elektron alkena menyerang bromin, melepaskan ion bromin dan meninggalkan bromo karbokation C CH Br C C Substituen Brom menstabilkan muatan positif dengan menggunakan dua elektron untuk tum pangsuh dengan orbital p karbon yang kosong, membentuk ion bromonium cincin tiga. Br C Keterangan adisi anti, dijelaskan oleh George Kimball dan Irving Robert (1937), bahwa intermedit reaksi yang benar adalah bukan karbokation, tetapi adalah bromonium ion ( membentuk cincin tiga). + BrC Ion bromonium 91 Adisi Elektrofilik Pembentukan halohidrin C C X X2,H2O C C + HX HO Halohidrin Br C C Br Br C C H2O Br C C OH2 -H+ Br C C OH anti adisi 92 Adisi Elektrofilik Pembentukan halohidrin Cl2 H2O Regioselective Cl Cl OH but not OH Cl Cl Cl Cl larger contributor than 1º cation major contributor Cl 93 Adisi Elektrofilik (Pembentukan halohidrin) Cl Cl δ+ resonance hybrid: δ+ OH2 OH2 Atom C yang mempunyai lebih banyak substituen (C lebih δ+ ) ,lebih Mudah diserang oleh nukleofil Contoh reaksi: CH3 Br2 CH3OH OCH3 Br Br -H+ Br CH3 Br O Br CH3 H CH3OH 94 Hidrasi Air akan teradisi pada alkena, dengan adanya katalis asam, membentuk intermedit karbonium ion, yang akan bereaksi dengan air menjadi alkohol yang terprotonasi. Dengan melepas kan proton akan menghasilkan alkohol (mekanisme seperti di bawah ini).Reaksi ini dipakai pada pembuatan alkohol dalam Industri. H H H3C C H--A C H3C Metilpropena H H H3C C C H3C intermedit H H OH2 H3C O C H3C H H C H H alkohol terprotonasi H3C H3C OH C H C H H 2-metil-2-propanol 95 Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi) C C R2BH H BR2 C C H 2O 2 OH- H OH C C Boron hidrida organoboran CH2CH3 3 H2 C CH2 + BH3 THF H3CH2C etilena trietilboran 1) B2H6 2) H2O2, OH- H 2O 2 OH-,H2O B CH2CH3 3 CH3CH2OH + B(OH) Etilalkohol CH3 H OH anti-Markovnikov syn addition 96 Proses dua step. Hydroboration R R R2B H R = Hydrogen or Alkyl H BR2 Step 2 Oxidation R R 2 H2O2 4 OH- H BR2 H OH + 2 ROH and B(OH)4- Characteristics of Hydroboration Reagen yg dipakai adalah diboran (B2H6) dan borane komplek tetrahydrofuran BH3•THF Boron masuk pada karbon yg mengikat hidrogen paling kecil (Anti Markovnikov’s rule ). Tidak terjadi rearrangements karbokation. 97 Reaksi Alkena (hidroborasi-oksidasi) Mekanisme : B2H6 diborane δ- δ+ H BH2 2 BH3 borane more electropositive than H δ- δ+ H BH2 CH3 CH CH2 δH BH2 CH3 CH CH2 δ+ more substituted C bears larger δ + H BH2 CH3 CH CH2 syn addition OH antiMarkovnikov 98 Reaksi adisi Alkena unsimetris d+ CH3 H H BH H H H H2B - BH3 CH3 H H kation 3o transition state paling stabil CH3 H d+ CH3 H H BH H H CH3 BH2 - H kation 2o transition state kurang stabil (tidak terbentuk) Mekanisme hidroborasi 1-metil-siklopentena. Transiton state yang disukai, pada karbon yang paling banyak substituenanya. 99 Reaksi oksidasi Alkena dengan peroksida (Epoksida) O C + R C O O C O OH peroxy acid C O O CH 3 C O OH peroxyacetic acid C + R C OH epoxide O OH m-chloroperoxybenzoic acid (mCPBA) Cl 100 Reaksi Alkena Lainnya Epoxidasi Stereospesifik syn adisi CH3CO3H " O H H3C H cis-2,3-epoksibutana CH3 O H H3C CH3 H trans-2,3-epoksibutana 101 Reaksi alkena Mekanisme Peroksida mentransfer oksigen ke alkena R H C + O C O + O C O H C C R O O C R R Cis-Alkena Asam Peroksida R C C R Trans-Alkena H O Epoksida R O C O C O Asam C R Asam Peroksida R H + O O C R sterik hinderence (hambatan ruang) Peroksida mentransfer oksigen pada alkena menjadi syn stereokimia melalui mekanisme satu tahap, tanpa intermedit. Oksigen yang paling jauh dari gugus karbonil yang berpindah. 102 3. Alkuna Rumus umum molekulnya adalah CnH2n-2, dimana senyawa ini mengandung ikatan rangkap tiga, yang terdiri dari sebuah ikatan σ dan dua buah ikatan π (π−py dan π−pz). Sifat ikatan rangkap tiga ini hampir sama dengan sifat ikatan rangkap dua, dengan perbedaan bahwa ikatan rangkap tiga lebih reaktip dan lebih bersifat asam. . Tatanama (Nomenklatur) Rumus bangun Penamaan menurut IUPAC HC ≡ CH etuna CH3 C ≡ CH propuna H3C CH2 C ≡ C – CH3 2−pentuna H3C CH – C ≡ CH 2−metil−1−butuna | CH3 HC ≡ C – C ≡ CH 1,3−butadiuna 103 Etuna atau asetilena tidak terdapat di alam bebas, karena sangat reaktip. Alkuna dalam jumlah besar, terutama asetilena, dihasilkan dari proses “ Cracking “ fraksi-fraksi minyak bumi. Sifat Fisik Sifat fisik hampir sama dengan alkena dan alkana, tetapi daya menguapnya lebih rendah daripada alkena dan alkana Wujud fisik : ? C2 s/d C4 berupa gas ? C5 s/d C13 berupa cairan > C13 berupa padatan. Titik leleh, titik didih, panas pembakaran dan massa jenis, naik sesuai dengan kenaikan massa relatip dari homolog-homolognya. Kelarutan: sedikit larut dalam air , tetapi mudah larut dalam alkohol, aseton dan bensena Sifat Kimia Secara umum, alkuna lebih reaktip dari pada alkena, karena kecenderungan dari alkuna untuk mengurangi ketidak jenuhannya. Reaksi yang penting adalah reaksi adisi nukleofil. Dalam hal penyerangan oleh pereaksi nukleofil, alkuna lebih reaktip dari pada alkena. 104 Keasaman Ikatan Rangkap delta delta+ R C delta+ delta C H H > C H C H H > H C H H C H Karbon sp bersifat menarik elektron Contoh: 1). H3C C C H + NaNH2 H3C sodamida (basa kuat) alkuna C C + NH2 Ion asetilida alkena dan alkana + NaNH2 2). H3C C C H + CH3MgI Pereaksi Grignard H3C C C-MgJ + CH4 alkena dan alkana + CH3MgI 105 Reaksi Adisi Alkuna H C C + HX X C C HX H X C C H X X + X2 X C C X2 X X C C X X 106 Karbon allil dan vinil Ikatan rangkap karbon-karbon mempengaruhi atom tetangga yang berikatan dgn (double bond) carbons sp2 and atoms yg terikat padanya disebut sebagai vinyl vinyl (vinylic) carbons sp3 and atoms terrikat padanya disebut allyl (allylic) H2 C R H C C H H Allylic Hydrogens Vinylic Hydrogens 107 Karbokation Allil Kation pada allil disebut kation alilik. Kation Allylik lebih stabil dari kation tersier. CH3 H2C C C Cl H CH 3 k(rel) 123 CH3 H2C C C+ H CH 3 CH3 H3C C CH3 Cl k(rel) 1 CH3 H3C C CH3 + 108 Delokalisasi muatan positif Kation alillik stabil karena muatan positifnya terdelokalisasi di ketiga atom karbon. Struktur resonansi dapat dilihat seperti berikut: H H2C C C CH3 CH3 H CH3 H H2C C C CH3 CH3 + δ δ C C C CH3 H H + 109 Allil rearranggement Karena mutan positif dapat berada dalam dua atom karbon , maka produk reaksi dapat menghasilkan dua produk yang mungkin . H3C H C C CH2Cl H3C H2O Na2CO3 H H2C C C CH3 CH3 (CH3)2CCH CH2 OH 85% CH3 H H2C C C CH3 (CH3)2C CH2OH 15% 110 Halogenasi allilik At high temperatures and low halogen concentrations substitution becomes competitive with addition reactions in alkenes. Under these conditions attack at the allylic position(s) is highly favored H2C CHCH2 H + Cl2 500 oC H2C CHCH2Cl Mechanism for Allylic Halogenation H2C CHCH2 H H2C CHCH2 Cl Cl Cl H2C CHCH2 H2C CHCH2Cl HCl Cl 111 Brominasi allilik Brominasi alilik biasanya menggunakan pereaksi khusus seperti; a N-bromosucinimide (NBS). Fungsi pereaksi ini menjaga secara konstan tingkat konsentrasi yang rendah dari Br2. O NBr Br O heat or light O NH O (NBS) Reaksi adisi diena terkonyugasi Bila konyugasi diena mengalami adisi elektrofilik dengan pereaksi seperti , HCl, HBr, halogens atau H2O akan terbentuk karbokation alillik. 112 Diena terkonyugasi. HBr H H Br- Br- H H Br 81 % product addition 1,2 Br 19 % produk adisi 1,4 113 Kestabilan diena Kesetabilan diena sama dengan kesetabilan ikatan rangkap Diena terkonyugasi, merupakan diena yang paling stabil. Ikatan rangkap terkonyugasi lebih stabil dari pada ikatan rangkap terisolasi (sebesar 15 Kj). Diena terkumulasi merupakan yang paling kurang stabil dari semua sistim. Panas hidrogenasi allena (1,2-propandiene) kira-kira dua kali dari panas hidrogenasi propene. 114 Ikatan dalam sistim konyugasi Alkena terkonyugasi lebih stabil dari ikatan rangkap dua yang terisolasi karena elektron dalam ikatan π dapat overlap satu dengan yang lainnya. Masing-masing elektron phi (π ) terdelokalisasi diantara keempat atom karbonnya. Menyebabkan kenaikan kestabilan sistim. 115 Sintesa diena Diena terisolasi dibuat dengan cara yang sama dengan dehidrasi alkohol dan eleminasi alkil Jika sistim konyugasi terbentuk, dapat merupakan produk utama dari sautau reaksi . CH3 H H2C C CH2CCH2CH3 KHSO4, heat CH3 OH CH3 H H2C C CH2CCH2CH3 Br H2C C C CCH2CH3 H KOH, heat CH3 H3C CH3 KOC(CH3)3 DMSO, 70 oC Cl CH3 Cl H3C 116 Halogenasi senyawa diena terkonyugasi Baik adisi 1,2 atau 1,4 dapat terjadi jika 1,3-butadiena direaksikan dengan Br2 atau Cl2. Adisi 1,4 umumnya lebih disukai dan produk isomer E dihasilkan lebih eksklusive. H2C CHCH CH2 Br2 BrCH2CCH CH2 Br 37 % BrCH2 H C C H CH2Br 63 % 117 Reaksi Diels Alder Adisi konyugasi suata alkena (dieneophile) menghasilkan diena terkonyugasi. A B X Y A B Y X Mekhanisme Reaction Diels Alder Reaksi Diels-Alder sangat penting dan biasa disebut dengan Reaksi perisiklik.. Semua jenis reaksi ini melibatkan reaksi satu tahap dan produknya melalui transition state siklis. A B Y X 118 Kondisi Reaksi Kecepatan reaksi Diels-Alder bertambah dgn adanya gugus penarik elektron seperti C=O dan N≡C pada ikatan rangkap ( dienophile). O O H H O O O O O O Produk reaksi Diels-Alder selalu membentuk cincin enam yang baru. O O O O O O 119 Reaksi Stereo Kimia Reaksi Diels-Alder adalah reaksi stereospecific. dienophiles Cis selalu membentuk produk cis. Trans dienophiles selalu membentuk trans. C6H5 C6H5 CO2H CO2H C6H5 HO2C C6H5 CO2H 120 4. Hidrokarbon Halida Notasi umum dari senyawa kelas ini adalah RX, dimana R adalah gugus alkil (CnH2n+1), alkenil (Cn H2n-1) atau gugus alkunil (CnH2n-3) dan X adalah halida Alkil halida dibentuk dari hidrokarbon dan biasanya dinamakan turunan alkil dari hidrogen halida, sebagai contoh, CHCl3 disebut metil klorida. Gugus alkil bisa berupa rantai lurus atau bercabang dan gugus tersebut harus disebut secara spesifik, contoh: Rumus Bangun H3CF H3CCH2I H3CCH2CH2Br H3CCHBrCH3 (H3C)2CHCH2I (H3C)3CCl Penamaan menurut Trivial metil fluorida etil jodida propil bromida iso−propil bromida iso−butil klorida tersier−butil jodida atau neo−butil jodida 121 Alkil halida juga dibedakan dalam bentuk primer (1o), sekunder (2o) dan tersier (3o) RCH2X Alkil halida (1o) R2CHX Alkil halida (2o) R3CX Alkil halida (3o) Urutan kereaktifan alkil halida adalah Iodida > Bromida > Klorida > Flourida, dan tersier > sekunder > primer Di antara alkil halida primer, maka kereaktifannya sebagai berikut : H3CX > C2H5X > n–C3H7X > n–C4H9X 122 Apa itu alkil halida? Senyawa organik yang mengandungpaling tidak satu ikatan karbon-halogen (C-X) X (F, Cl, Br, I) menggantikan H Dapat memounyai banyak ikatan C-X Sifat-sifat dan enggunaannya: Pemadam api , pelarut Refrigerants Pharmasi dan precursor. 123 Penamaan alkil halida Penamaan berdasarkan rantai karbon terpanjang. (dapat Mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga) Penomoran dimulai dari Nomor terkecilsuatu substituen alkil atau halogen 124 Pemberian nama jika terdapat banyak macam halogen Jika lebih dari satu macam halogen yang sama sbg substituen, gunakan awalan di, tri, tetra Jika ada bebearapa jenis halogen, berikan nama dan nomor berdasarkan alaphabet. 125 Struktur alkil-halida Ikatan C-X semakin panjang, dari atas kebawah dari table periodic Ikatan C-X makin lemah dari atas kebawah dari table periodic Ikatan C-X terpolarisasi dengan atom karbon bermuatan positifan atom halogen bermuatan negatif. 126 Pembuatan alkil halida Adisi HCl, HBr, HI pada alkenes menghasilkan produk Markovnikov (lihat Alkenes) Alkyl dihalide dari adisi anti suatu bromida or chlorida Reaction Alkane dengan Halogen Alkane + Cl2 or Br2, panas atau cahaya C-H dengan C-X tetapi hasilnya campuran . Sulit dikontrol . Melalui mekanisme radikal. Membuat dgn metode ini bukan merupakan pilihan yang baik. 127 Pembuatan alkil halida 1. Alkohol ROH + HX RX + H2O Reaksi akan berlangsung dengan baik jika alkohol tersier, alkohol sekunder dan primer bereaksi dengan lambat meski pada temperatur yang cukup tinggi. R3COH > R2CHOH > RCH2OH > CH3OH Lebih reaktif Reaktivitas Kurang reaktif 128 Pembuatan alkil halida dari alkohol Reaksi alkohol tersier C-OH dgn HX cepat dan effective Add HCl or HBr gas into ether solution of tertiary alcohol alkohol Primer dan sekunder berreaksi sangat lambat dan sering mengalami rearrangement, memerlukan metoda lain. Pembuatan Alkyl Halides dari Alkohol Primer dan Sekunder Alcohols Pereaksi yg spesifik mencegah terjadinya penataan ulang dari kerangka karbon. Thionil klorida merubah alkohol menjadi alkil klorida (SOCl2 : ROH → RCl) Phosphor tribromida merubah alkohol menjadi alkil bromida (PBr3: ROH → RBr) 129 Reaksi Alkil Halida: Pereaksi Grignard Reaksi RX dengan Mg dalam eter atau THF Produknya adalah RMgX – senyawa organometalik (Ikatan alkil-metal) R adalah alkil 1°, 2°, 3°, aril, alkenil X = Cl, Br, I Manfaat dari reaksi. RMgX berlaku sebagai R- (menadisi C=O) RMgX + H O+ → R-H 3 130 Alkyl Halides beraksi dengan Nucleophiles dan Bass Alkil halida terpolarisasi pada ikatan antara karbon-halogen, menjadikan atom karbon elektrofil. Ukleofil akan mengganti halogen pada ikatan C-X dari alkil halida (reaksi sebagai basa Lewis). Nucleophil merupakan basa Brønsted hasil dari eleminasi. 131 Sifat reaksi substitusi Substitusi suatu reaksi pengantian. "leaving group", suatu gugus yang meninggalkan substrat biasanya merupakan basa Lewis. nukleofil adalah reaktan yang berpartisipasi efektif dalam reaksi substitusi. 132 Mekanisme Substitusi SN1 Dua tahap menghasilkan intermedit karbokation sangat disukai pada alkil 3°, allyl, benzyl SN2 Dua tahap tanpa intermediet Biasa terjadi pada alkil primary, secondary 133 SN2 HO H3C H H delta - C H3CH2C (S)-2-bromobutana CH3 Br HO delta - C Br HO CH2CH3 Trasnsition state nukleofilik (OH), menyerang dari arah belakang atom bromida, menghasilkan transition state, OH mulai berikatan dan Br mulai akan putus. CH3 H C CH2CH3 (R)-2-butanol Reaksi inversi pada karbon pusat reaksi . Mengikuti reaksi orde dua. 134 Mekanisme reaksi substitusi SN1 Dua tahap dengan intermedit karbokation. . Terjadi 3°, allyl, benzyl SN2 Satu tahap – tanpa intermediet. Beerlangsung pada primer, sekuder Dua model streokimia reaksi Substitusi Substitutsi dengan inversion: Substitusi dengan retention: 135 Kinetika Reaksi Substitusi Nukleofilik HO + H3C Br HO CH3 + Br- Kecepatan reaksi = Kecepatan habisnya bahan baku = k X [RX] x [OH] dimana [RX] = Konsentrasi CH3Br [OH]= konsentrasi OHk = konstanta Suatu kecepatan reaksi substitusi yang dipengaruhi oleh substrat dan pereaksi disebut reaksi orde dua ( SN2 ). Reaksi melalui “ transition state” yang melibatkan reaktan dan substrat bersama-sama in which both reactants are together 136 Transision state reaksi SN2 adalah planar. 137 Karakteristik Reaksi SN-2 Sensitif terhadap faktor steric Metil halida sangat reaktif. Primer paling reaktif. Sekunder dapat bereaksi Tersier tidak reaktif Tidak bereaksio C=C (vinil halida) 138 Substrat Karena reaksi SN2 melibatkan transition state (pembentukan ikatan baru dan keluarnya gugus tinggal), maka hambatan sterik menjadi penting.Dimana atom karbon menjadi terlindungi dari serangan nukleofilik. H Bromo-metana (alkil halida) H C Br H H3C Bromo etana alkil 1o H C Br H H3C 2-bromopropana alkil 2o C H H3C Br Makin kebawah semakin sterik, Makin sulit ber langsung reaksi SN2 H3C 2-bromo-2-metil propana alkil 3o C H3C H3C Br 139 Derajat kereaktifan reaksi SN-2 Reaktifitas relatif nukleofilik Bergantung pada reaksi dan kondisi Nukleofil yang lebih basa bereaksi lebih cepat. Anion biasanya lebih reaktif dari netral. 140 Leaving group (gugus tinggal) TosO 60.000 Sangat Reaktif - - I Br Cl 30.000 10.000 2 - F - HO 1 Reaktivitas leaving group - NH2 RO - 0 Kurang Reaktif 141 Gugus tinggal leaving group yang baik menurunkan barrier untuk bereaksi. Anion yang stabil merupakan basa lemah, biasanya adalah leaving group yang baik dan mendelokalisasi muatan. 142 Gugus tinggal yang buruk Gugus yang sangat basa atau sangat kecil, sangat sulit bereaksi. 143 SN1 Kecepatan Reaksi = Kecepatan habisnya alkil halida = k x [ RX ] CH3 CH3 H3C C Br CH3 Disosiasi spontan dari alkil bromida (lambat) H3C C+ CH3 + Br- H3C CH3 C O CH3 Intermediet OH karbokation, yang2 bereaksi dengan air menghasilkan alkohol terprotonasi. H H OH2 Melepaskan proton dari intermedit alkohol yang terprotonasi. CH3 H3C C OH + H3O+ CH3 144 Stereokimia SN-1 Intermediet planar menyebabkan hilangnya sifat chiralitas Karbokation adalah achiral Produknya adalah campuran racemat atau sebagian nya inversi 145 Delokalisasi Karbokation Delokalisasi karbokation meningkatkan kestabilan muatan. allyl Primer lebih stabil dari alkil primer. benzyl Primer lebih stabil dari allil. 146 Karekterisasi Reaksi SN-1 Alkil halida paling reaktif. Dikendalikan melalui kestabilan karbokation. 147 Allil dan benzilik halida Intermediet Allylik dan benzylik distabilkan oleh muatan yang terdelokalisasi. Allylik dan benzylik Primer juga lebih reaktif dalam mekanisme reaksi SN2 148 2.Halogenasi alkana Cl CH3-CH2-CH2-CH3 hv + Cl2 C CH3-CH2-CH2-CH2Cl + CH3-CH2-CH-CH3 + di,tri,tetra, dan lain-lain 1-klorobutana 2-klorobutana (30%) (70%) H Hidrogen vinilik: sangat sulit diabstraksi C H C H Hidrogen allilik:mudah diabstraksi Sehingga urutan reaktivitas adalah: Allilik > Vinilik R3CH > R2CH2 > RCH3 > 149 Alkil Halida: Eliminasi Eliminasi merupakan alternatif lain selain substitusi Opposite of addition Menghasilkan alkena Bersaingan dgn substitusi dan menurunkan produk, terutama pada reaksi SN-1 150 Aturan Zaitsev’s untuk Reaksi Elimination Pada eleminasi HX dari alkilhalida ,alkena yang paling stabil adalah yang mempunyai substituen yang paling banyak. 151 Mekanisme Reaksi Eliminasi Ingold : E – “eliminasi” E1: X- pertama pergi menjadi karbokation. Basa menarik proton dari karbokarion. . E2: Perpindahan serentak proton ke basa dan melepaskan leaving group Mekanisme Reaksi E2 Proton berpindah ke basa, saat bersamaan leaving group terlepas. Produk alkena membentuk stereospecifically 152 Produk yang diharapkan E2 adalah stereospecific Meso-1,2-dibromo-1,2-diphenylethane dengan basa memberikan cis 1,2-diphenyl RR atau SS 1,2-dibromo-1,2-diphenylethane menghasilkan trans 1,2-diphenyl 153 Reaksi E1 Bersaingan dengan SN1 dan E2 pada alkil 3° V = k [RX] 154 PerbandinganE1 dan E2 Basa kuat dibutuhkan untuk reaksi E2 tetapi tidak untuk E1. E2 stereospecifc, E1 tidak E1 memberikan orientasi Zaitsev 155 Reaksi - Reaksi Alkil halida Substitusi nukleofilik Dehidrohalogenasi Reduksi Grignard Reaksi Grignard MgX d+ d- bersifat basa dan nukleofilik C 156 Alkil halida Atom karbon (elektrofil) X C Alkil halida (Nukleofilik) Nu Nu Substitusi Eleminasi Nu H C C C X X C C + C Nu-H + X- Nu + X 157 Nukleofilik Nukleofilik bermuatan Negatif Nukleofilik Netral Nu + R Y R Nu + Y + R Y R Nu Nu + Y Suatu nukleofilik , juga tergantung pada substrat, pelarut, dan konsentrasi reaktan. Kecepatan relatif berbagai nukleofil terhadap bromometana pada pelarut etanol adalah sebagai berikut: CH3Br + Nu Nu HS- CN- I- 125.000 125.000 100.000 Sangat Reaktif CH3Nu + Br- CH3O25.000 HO16.000 Reaktivitas Nukleofilik Cl- NH3 H 2O 1000 700 1 Kurang Reaktif 158 Pelarut Pelarut berproton, yang mengandung gugus -OH atau -NH pada umumnya tidak baik untuk reaksi SN2. Pelarut polar tidak berproton, sangat baik untuk reaksi SN2 ( tidak ada OH dan NH2). HMPA CH3CN DMF DMSO 200.000 50.000 2800 1300 Sangat Reaktif Reaktivitas leaving group H2O 7 CH3OH 1 Kurang Reaktif 159 Produk campuran rasemat H3C C Br C2H5 H disosiasi CH3 HO OH H3C C C C2H5 H Konfigurasi invers C2H5 H OH H3C C OH C2H5 H Konfigurasi retensi 160 Kesatbilan Karbonium Ion 3o > 2o > 1o > Metil karbonium ion Terjadi overlapping orbital H Orbital p kosong 2e- C C+ H H Bagimana gugus metil dapat membantu menstabilkan muatan positif karbonium ion. Kerapatan elektron dari ikatan sigma hidrogen-karbon dari gugus metil, bergerak ke arah orbital kosong p dari karbonium ion, menyebabkan orbital menjadi relatif bermuatan positif. Pergeseran kerapatan elektron ini menyebabkan karbon hibridisasi sp2 menjadi kurang positif dari semula, dan atom hidrogen dari gugus metil menjadi bermuatan relatif positif. Delokalisasi (pemencaran) muatan ini menyebabkan menaikkan kestabilan karbonium ion. Interaksi suatu orbital ikatan dengan orbital p dinamakan hyperkonyugasi. 161 Reaksi Eleminasi Bimolekuler ( E2) B R H R C R C R X Bdelta + H R R C R C R R R C X delta C + B-H + X- - R R Transition state Alexander Saytzef (1875) Pada reaksi dehidrohalogenasi produk alkena yang disukai adalah alkena yang mempunyai substituen paling banyak. R2C CR2 > R2C CHR > R2C CH2 , RHC CHR > RHC CH2 162 Kereaktifan relatif: SN-1 , SN-2 , E1, E2. Kecendrungan Reaksi Substiusi dan Reaksi Eleminasi Jenis alkil halida SN-1 SN-2 E1 RCH2X ( 1o ) Tidak terjadi Paling disukai Tidak terjadi Terjadi jika memakai basa kuat Dapat terjadi dengan benzyl dan allil halida Lebih disukai jika memakai basa kuat R2CHX ( 2o ) R3CX ( 3o ) Dapat terjadi dengan benzyl dan allil halida Lebih disukai dalam pelarut berproton Dapat terjadi kompertisi dengan reaksi eleminasi bimolekuler (E2) Tidak terjadi Dapat terjadi kompertisi dengan reaksi substitusi unimolekuler ( SN-1 ) E2 Lebih disukai jika memakai basa. 163 Alkil halida primer. SN-2 berlangsung jika memakai leaving grup yang baik seperti RS-, I-, CN-, NH3, atau Br-. Eleminasi E2 berlangsung jika memakai basa kuat, sepeti tersier-butoksida. CH3CH2CH2CH2Br Na+CNTHF-HMPA CH3CH2CH2CH2CN Pentananitril (90%) 1-bromobutana CH3CH2CH2CH2Br 1-bromobutana (CH3)3CO-K+ CH3CH2CH=CH2 1-butena (85 %) 164 SN-2 dan E-2 Alkil halida sekunder SN-2 dan E2 dapat berkompetisi, dan akan menghasilkan produk campuran. Jika memakai nukleofilik basa lemah dalam pelarut polar tak berproton, akan dihasilkan reaksi SN-2. Jika memakai basa kuat seperti CH3CH2O-, OH- atau NH2- akan menghasilkan reaksi eleminasi(E2). Contoh: O O H3C C O- basa lemah O CCH3 + CH3CHCH3 Propena (0%) Isopropil asetat ( 100 % ) Br CH3CH=CH2 CH3CHCH3 2-bromopropana CH3CH2Obasa kuat O CH2CH3 CH3CHCH3 etil isopropil eter ( 20 % ) + CH3CH=CH2 Propena (8 0 % ) Alkil halida sekunder, terutama benzilik dan allilik dapat mengalami reaksi SN-1 dan E1, jika nkelofilik basa lemah dalam pelarut berproton seperti etanol dan asam asetat 165 SN-2 dan E-2 Alkil halida tersier E2 dapat terjadi jika memakai basa seperti OH dan RO-, contoh 2-bromo-2-metilpropana akan menghasilkan produk eleminasi sebesar 97 % jika memakai ion etoksida dalam pelarut etanol.Hasil yang berbeda jika reaksi dalam kondisi non-basic ( pemanasan dengan etanol ) dapat menghasilkan produk campuran dari SN-1dan E1. Contoh: CH3 - CH3CH2O Na + etanol CH3 CH3C -OCH2CH3 + CH3 CH3 Etil tert-butil eter (3 %) Br CH3C =CH2 2-metilpropena ( 97 % ) CH3CCH3 CH3 2-bromo-2-metilpropana CH3CH2OH CH3 CH3C -OCH2CH3 CH3 Etil tert-butil eter (80 %) CH3 + CH3C =CH2 CH3 2-metilpropena ( 20 % ) 166 Alkohol, Fenol Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol: Ikatan Hidrogen Alkohol dan Fenol menyerupai molekul Air, hibridisasi sp3 Alkohol dan fenols mempunyai titik didih lebuih besar dari alkana dan alkil halida yang bersesuaian. 167 Alcohols Form Hydrogen Bonds Atom hidrogen –OH terpolarisasi bermuatan positip dari molekul oksigen yang mempunyai pasangan elektron sunyi. Ini dapat menghasilkan gaya, yg dapat mengikat dua molekul saling bertautan. Gaya interaksi molekul ini dapat terjadi dalam larutan, namun tidak dalam fase gas, mengakibatkan naiknya titik didih suatu larutan. 168 Sifat-Sifat Alkohol dan Fenol : Keasaman dan Kebasaan Basa lemah dan asam lemah . Alkohol adalah basa Brønsted lemah Protonasi oleh asam kuat menghasilkan ion oxonium, ROH2+ 169 Alkohol dan Fenol adalah asam Brønsted lemah Dapat mentransfer proton ke air . Menghasilkan Produces H3O + dan ion alkoksida, RO−, atau ion phenoxide, ArO− 170 Nilai pKa berbagai senyawa bergugus fumgsi OH 171 Membuat Alkoksida dari Alkohol Alkohol adalah asam lemah-membutuhkan basa kuat untuk menghasilkan alkoksida seperti NaH. Natrium amida NaNH2 dan pereaksi Grignard (RMgX) Alkoksisda adalah basa sebagai reagensia dalam kimia organik 172 Keasaman Fenol fenols (pKa ~10) lebih asam dari alkohol (pKa ~ 16) disebabkan karena kestabilan resonansi dari ion fenoksida. Fenol bereaksi dengan larutan NaOH (tetapi alkohol tidak dapat), membentuk garam yang mudah larut. Senyaw fenolik dapat dipisahkan dari larutan organik dengan mengekstraksi dalam larutan basa dan diisolasi setelah penambahan asam. 173 Nitro Fenol Fenol dgn gugus nitro pada orto atau para sangat bersifat asam pKa dari 2,4,6-trinitrophenol adalah 0.6 (sangat asam) 174 Preparation Alkhol: Alkohols dapat berasal dari berbagai macam senyawa organik gugus hydroksil alkohol dapat dirubah menjadi berbagai gugus fungsi lain Menjadikan alkohol sangat bermanfaat untuk sintesis 175 Pembuatan Alkohol melalui Hidrasi Regiospesifik suatu Alkena. Hydroboration/oxidation: syn, hidrasi non-Markovnikov Oxymercuration/reduction: hidrasi Markovnikov 176 Alkohol dari reduksi senyawa Karbonil Reduksi karbonil umumnya menghasilkan alkohol Catatan: Reaksi reduksi senyawa organik , memasukkan molekul H2 kedalam senyawa karbonil Aldehida menjadi alkohol primer Keton menjadi alkohol sekunder 177 Pereaksi Reduksi : Sodium Borohydride NaBH4 tidak sensiti terhadap air dan tidak mereduksi gugus fungsi yang lain. Lithium aluminum hydride (LiAlH4) lebih reaktif , kurang spesifik dan sangat reaktif dengan air 178 Mekhanisme Reduksi Reagen mengadisi karbon C=C dan terpolarisasi. 179 Reduksi Asam Karboksilat dan and Esters Asam karboksilat dan Ester direduksi menjadi alkohol primer. Dipakai LiAlH4 sebab NaBH4 tidak efektif. 180 Alkohol Reaksi senyawa Karbonil dengan Grignard Alkil, aril, and vinilik halida bereaksi dengan magnesium dalam ether atau tetrahydrofuran menjadi pereaksi Grignard, RMgX Pereaksi Grignard breaksi dengan senyawa karbonil menjadi alkohol. 181 Contoh Reaksi Grignard dengan Senyawa Karbonil 182 Mekhanisme Pereaksi Grignard bertindak sebagai anion karbon nukleofil (carbanions, : R−) yang masuk ke gugus karbonil . Intermedit alkoksida diprotonasi menjadi alkohol 183 Beberapa Reaksi Alkohol Dua Jenis Reaksi Yang Umum. Pemutusan dapat terjadi : 1. Pada karbon dari ikatan C-O Pemutusan pada ikatan O-H 2. 184 Dehydrasi katalis asam: Alkohols menghasilkan Alkenes Reaksi Umum ; pembentukan alkena dari alkohol melalui -OH dan -H ( dehidarsi) menghasilkan ikatan π Dibutuhkan pereaksi yang spesifik. Alkohol tersier akan segera terdehidrasi dengan asam. Alkohol sekunder membutuhkan kondisi tertentu (75% H2SO4, 100°C) – molekul yang sensitif tidak survive (baik). Alkohol primer membutuhkan kondisi yang sangat kuat- Tidak praktis. Kereaktifan tergantung dari inteermedit karbokation. 185 Merubah Alkohol menjadi Alkil Halida Alkohol 3° bereaksi dengan HCl atau HBr pada tempt rendah. Alkohol 1° dan yang tahan terhadap asam, digunakan SOCl2 atau PBr3 melalui mekanisme SN2 186 Merubah Alkohol menjadi Tosylates Reaksi dengan p-toluenesulfonyl chloride (tosyl chloride, pTosCl) dalam piridin menghasilkan alkil tosylates, ROTos Pembentukan tosylat tidak melalui iktan C-O sehingga konfigurasi pada atom khiral masih tetap dipertahankan. Alkil tosylates bereaksi seperti alkl halida. 187 Stereochemical Memakai Tosylat Reaksi SN2 alkohol melalui tosylat, menghasilkan inversi pada atom khiral. Reaksi SN2 alkohol melalui alkil halida melalui dua inversi, menghasilkan produk dengan susunan yang sama seperti alkohol semula. 188 Oksidasi Alkohol Dapat dipakai pereaksi anorganik seperti, KMnO4, CrO3, dan Na2Cr2O7 atau yang lebih selektif, tetapi peraksinya mahal. 189 Oksidasi Alkohol Primer. Menjadi Aldehid : pyridinium chlorochromate (PCC, C5H6NCrO3Cl) dalam dichloromethana Pereaksi lain menghasilkan Karboksilat. 190 Oksidasi Alkohol sekunder. Memakai pereaksi yang murah seperti Na2Cr2O7 dalam asam asetat. PCC dipakai untuk alkohol sensitif pada temperatur rendah . 191 Reaksi-Reaksi Fenol Gugus hidroksi adalah pengaktivasi kuat, menjadikan fenol mudah disubstitusi elektrofilik dengan halogenasi, nitrasi, sulfonasi, dan reaksi Friedel–Crafts Reaksi fenol dengan oksidator kuat menjadi quinone GaramFremy's [(KSO3)2NO] bekerja dalam kondisi kuat melalui mekanisme radikal. 192 Summary: Alkohol Sintesis Reduksi aldehida dan keton Addisi pereaksi Grignard menjadi aldehid dan keton Reaksi-Reaksi Perubahan menjadi alkil halida . Dehidrasi Oksidasi Summary: Fenol Lebih asam (pKa ≈ 10) dari alkohol Substitusi cincin aromatis dengan gugus penarik elektron menaikkankeasaman dari fenol . Substitusi dengan gugus pendorong elektron menurunkan keasaam fenol . Oksidasi kuat menjadi quinon Quinon direduksi menjadi hidroquinon 193 Eter Eter mempunyai dua gugus alkil (alkyl, aryl, atau vinyl) yang terikat dengan atom oksigen yang sama, R–O–R′ Dietil eter dalam industri dipakai sebagai pelarut. Tetrahydrofuran (THF) pelarut eter siklis. Thiols (R–S–H) dan sulfides (R–S–R′) analog dengan eter dan alkohol 194 Struktur dan ikatan Eter membentukm sudut seperti air dengan sudut ikatan C–O–C adalah 112 sudut ini bertambah dgn bertambahnya gugus eter yg lebih besar. H3C O CH3 (CH3)3C O C(CH3)3 112o 132O Sifat-Sifat Physik Ttk didih Eter terletak antara alkana dan alkohol. Larut dalam air karna eter dapat membentuk ikatan hidrogen dgn air. CH3CH2CH2CH2OH Bp 117oC 9g/100 mL CH3CH2CH2CH3 Bp -4 oC insoluble CH3CH2OCH2CH3 Bp 35 oC 7.5 g/mL 195 5. Aromatik Contoh tatanama : CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 CH3 metilbenzena toluena 1,2-dimetilbenzena ortho-dimetilbenzena (o-xylena) (meta-xylena) CH3 (para-xylena) Cl Cl p-dikhlorobenzena nafthalena benzo[a]pirena (sifat : karsinogen) 196 Ikatan Hydrogen antara diethyl ether dan air 197 Crown Eter Macrocyclic Polyethers (Polieter lingkar ) sering disebut dengan “Crown Ethers” Dapat digunakan untuk mengkomplek ion-ion logam denganberbagai macam.Garam –garam polar seperti KF dapat berinteraksi dari larutan nonpolar seperti Bentuk potensial elektrostatik dari 18-crown-6 (a), dan model ruang –terisi dan komplek dengan ion kalium (K+) (b) 198 Preparation of Ethers Kondensasi katalis asam alkohol. 2 CH3CH2OH H2SO4 CH3CH2OCH2CH3 + H2O Umumnya untuk membuat eters simetri. Sintesis Ethers Williamson Seragan nukleofilik alkoksida pada alkil halida suatu ester sulfonat. substitution. Metil dan alkil halida primary merupakan subtrat yang baik CH3CH2CH2CH2ONa (CH3)2CHONa ClH2C CH3CH2I CH3CH2CH2CH2OCH2CH3 CH2OCH(CH3)2 199 Reaksi-Reaksi Eter Salah satu gugus fungsi yang kurang reaktif. Dapat dioksidasi dengan adanya udara menjadi peroksida yang mudah meledak. CH3CH2OCH2CH2 + O2 CH3CHOCH2CH3 OOH Dapat dipecah oleh hidrogen halida. ROR' 2 HX RX + R'X + H2O 200 Epoksida Sintesis Epoksida Menggunakan asam para (peroksida) O CR2 CR2 CR2 O R2C CR2 RCOOH O RCOH Memakai dihalida Vicinal CR2 X2 H2O R2C CR2 X OH - OH O R2C CR2 201 Epoksida Cincin tiga suatu epoksida menyebabkan strain yg tinggi, banyak jenis nukleofilik yg dapat menyerang dan membuka cincin. Beberapa nukleofilik yang dipakai adalah: Grignard and Lithium Reagents CN- , N3-, OH- and Alkoxide RO- Serangan Stereochemistry Nukleofil menyerang epoxides pada atom yang kurang rapat. produk akhir OH dan nukleofil selalu trans CH3 O CH3 CH3CH2CH2MgBr OH H CH2CH2CH3 202 Pembukaan Nukleofilik Cincin Epoksida CH3 O CH3 CN- CN CH3 CH3 O OH H NaOCH3 OH H OCH3 203 Pembukaan epoksida katalis asam Dalam keadaan basa epoksida akan menghasilkan alkohol. Stereochemistry reaction ini adalah anti addisi. Regiochemistry berlawanan dengan adisis nukleofilik. H3C H3C C H3C CH2 O H3C H3C H3C HCl CH2 Cl H3C C CH2 O H3C H3C C OH δ C + O H H + δ CH2 Cl Cl- H3C C CH2 O H H3C H3C C OH CH2 Cl 204 Stereokiia adisi adalah anti. Hydrolysis of an epoxide produces the net anti hydoxylation of an alkene. CH3 O O Br CH3 HBr OH H H O CH3COOH OH H3O+ H Epoxida direduksi oleh LiAlH4 menjadi alkohol Ion hidrida menyerang atom karbon yang kurang sterik (crowded) H3C CH2 HC CH2 O LiAlH4 H3C H2 C CH CH3 OH 205 Alkohol membentuk Ikatan Form Hidrogen Ikatan hidrogen ini menghasilkan gaya sehingga dua molekul alkohol dapat terikat bersama . Gaya tarik-menarik intra-molekuler terjadi dalam larutan dan tidak dalam fasa gas, sehingga menaikkan titik didih larutan. 206 Reaksi Substitution Benzene Seperti alkena , benzena dan turunannya bereaksi dengan elektrofil (E+). Alkenes mengalami reaksi addisi E C C E Y Y Aril mengalami reaksi substitution. H E E Y H Y 207 Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik pada benzena Langkah pertama adalah adisi elektrofil, melalui satu ikatan rangkap menjadi sikloheksadienil kation. (merupakan kunci intermediet dari reaksi ini. ) H H E+ E Cyclohexadienyl Cation Langkah berikutnya adalah, serangan nukleofil dan menghasilkan sistim aromatik yg tdk stabil, sehingga hidrogen akan dilepaskan untuk menghasilkan cincin benzena. H E Y- E H Y Kestabilan adisi , mengakibatkan sistim aromatik lebih menyukai substitusi dari pada adisi. 208 Brominasi Benzena • Membutuhkan elektrofilik kuat dari pada Br2. • Menggunakan katalis asam Lewis kuat FeBr3. Br Br FeBr3 Br H H H Br H Br FeBr3 + H FeBr3 H H H H Br Br _ + FeBr4 H H H Br + HBr 209 Diagram Energi Reaksi Brominasi 210 Klorinasi dan Iodinasi • Klorinasi mirip dengan brominasi, menggunakan katalis asam Lewis AlCl3 • Iodinasi membutuhkan asam oksidator, asam nitrat yang akan mengoksidasi iodin menjadi ion iodinium + H + HNO3 + 1/2 I2 + I + NO2 + H2O 211 Nitrasi Benzena Menggunakan asam sulfat dan asam nitrat untuk membentuk elektrofilik ion nitronium O H O S O H O H O H O N H O N + O O H H O O + N O O H2O O + N+ O H O N O _ + HSO 4 NO2+ membentuk sigma compleks dengan benzena, O N+ - H H O O H NO2 212 Sulfonasi Sulfur trioksida, SO3, fasam sulfat asap (electrofil). O _ O O S S+ O O O O S+ _ O O O _ H O S O O + O S H _ S + O O HO O S O O O benzenesulfonic acid 213 Nitrasi Toluena • Toluena lebih reaktif 25 kali dibandingkan benzena, gugus metil sebagai aktivator • Produk berupa campuran subtituen orto dan para. 214 Kompleks Sigma Intermediet lebih stabil jika nitrasi terjadi pada posisi orto atau para. 215 Diagram Energi 216 Aktivasi : Substitusi Pengarah Orto-, Para• Gugus alkil menstabilkan kompleks sigma karena induksi, memberikan elektron melalui ikatan sigma • Substituen dengan pasangan elektron bebas menstabilkan kompleks sigma. + OCH3 + OCH3 NO 2 NO 2 H H 217 Gugus Amino NH2 NH2 Br Br 3 Br2 H2O, NaHCO 3 Br 218 Rangkuman Aktivator 219 Substituen Pengarah Deaktivasi Meta• Reaksi substitusi elektrofilik pada nitrobenzena 100,000 kali lebih lambat dari pada benzena . • Produknya terdiri atas campuran sebagian besar meta dan sedikit isomer orto dan para. • Deaktivasi pengarah meta terjadi disemua posisi pada cincin. 220 Substitusi Orto pada Nitrobenzena 221 Substitusi Para pada Nitrobenzena 222 Substitusi Meta pada Nitrobenzena 223 Diagram Energi 224 Struktur Deaktivator Pengarah Meta• Atom yang terikat pada cincin aromatik akan memberikan muatan parsial positif. • Densitas elektron akan tertarik secara induktif sepanjang ikatan sigma, sehingga cincin benzena menjadi berkurang densitasnya. 225 Rangkuman Deaktivator 226 Deaktivator 227 Halobenzena • Halogen mendeaktivasi dalam substitusi elektrofilik, tetapi sebagai pengarah orto dan para • Karena halogen sangat elektronegatif, akan menarik elektron secara induktif dari cincin sepanjang ikatan sigmanya. • Karena halogen mempunyai pasangan elektron bebas, maka dapat menstabilkan kompleks sigma melalui resonansi. 228 Kompleks Sigma Bromobenzena Ortho attack Para attack Br Br + E (+) + (+) H (+) E+ Br Br (+) (+) E + (+) H E Serangan orto dan para membentuk ion bromonium dan struktur resonansi lainnya. Meta attack Br Br H (+) + + E (+) H Tidak terjadi ion bromonium pada serangan posisi meta. E 229 Diagram Energi 230 Rangkuman Efek Pengarah 231 Substituen Multi Substituen yang relatif lebih kuat akan menentukan posisi terjadinya substitusi lanjut, dan dapat berupa campuran. OCH3 OCH3 SO3H SO3 O 2N H2SO4 OCH3 + O 2N O 2N SO3H 232 Mekanisme Alkilasi Friedel-Crafts Pembentukan karbokation (CH3)3C Cl AlCl3 (CH3)3C Cl AlCl3 (CH3)3C H H3C CH3 C CH 3 AlCl4 C(CH3)3 H Cl AlCl3 C(CH3)3 HCl AlCl3 233 Batasan Reaksi Friedel Craft Karena reaksi Friedel Craft melalui intermedit ion karbonium, terjadi proses rearranggement. (CH3)2CHCH2Cl H H2 H3C C C Cl CH3 AlCl3 AlCl3 C(CH3)3 HCl H CH2 C H3C CH3 234 Asilasi Friedel-Crafts Mekanisme Asilasi O O R C Cl O R C + _ Cl AlCl3 + _ R C Cl AlCl3 AlCl3 _ AlCl4 + R C O + + R C O O O C C+ + R R H Cl O _ AlCl3 C HCl R + AlCl3 H O H O CH3CH2CCl AlCl3 CCH2CH3 HCl 235 Garam Diazonium RU (ARN2+X- ) N N+Cl- benzendiazonium klorida X = halogen H3C N N+Br- O2N p -nitro diazonium tetra floro borat N N+BF4- p -nitrobenzen diazonium tetra floro borat Reaksi Pembuatan N2+ Cl- NH2 + NaNO2 + HCl dingin + NaCl + H2O Anilin (amina aromatis pr ) 236 Reaksi-Reaksi: 1. Reaksi Penggantian 2. Reaksi Coupling (penggantian) 1. Reaksi penggantian gugus diazonium dengan brom atau klor dilakukan dengan cara menambahkan garam tembaga bromida atau tembaga klorida pada larutan garam diazonium segar. Prosedur reaksi penggantian ini dikenal dengan nama reaksi Sandmeyer. CuCl N N+ X- CuBr Cl + N2 Br + N2 Garam diazonium CuCN CN + N2 237 1. Reaksi Penggantian F , OH dan H NH2 N2+ClNaNO2, HCl N2+BF4- Anilin + BF3 + N2 garam diazonium tetrafloroborat p H O, s H 2 an a + H O3 P 2 panas HBF4 F OH Benzena Fenol 238 2. Reaksi Coupling (Penggabungan) Garam diazonium dalam kondisi tertentu dapat bereaksi dengan senyawa aromatis lain membentuk produk dengan rumus umum Ar-N=N-Ar’ yang dikenal sebagai senyawa azo, reaksi ini termasuk dalam reaksi penggabungan. Disini tidak terjadi kehilangan nitrogen seperti halnya reaksi penggantian Senyawa aromatik yang dapat bereaksi dengan ion diazonium harus mempunyai substituen gugus pendorong elektron yang kuat seperti: -OH , -NR­2 , -NHR atau NH2. G G + G Ar-N2+ + H+ H N N-Ar N N-Ar 239 Tatanama Untuk nama yang sederhana: N=N O2N p-nitro azobenzena Azo-benzena 3 Br 2 2' 1 4 5 6 N=N H3 C 3' 1' 4' 6' N=N Br HO N=N 5' 4,4'-dibromo azobenzena 2'-metil-4-hidroksi azobenzena 240 Tatanama Untuk senyawa yang komplek Untuk senyawa yang lebih komplek, digunakan nama Aryl azo ( Ar-N=N- ) sebagai substituen, contoh: N=N SO3H p-(fenil azo) asam benzena sulf onat HO N=N HO N=N p-(fenil azo) f enol N(CH3)2 p-(p-nitro fenil azo)-N,N-dimetil anilin 241 Tatanama Untuk senyawa yang komplek - O3S+Na N=N N(CH3)2 N=N NO2 metil orange (metil jingga) zat warna merah COOH HO HOOC N=N N=N OH Krisamin G (zat warna kuning) 242 Soal Latihan: 1. Buatkanlah senyawa N,N-dimetil anilin dari benzena NO2 HNO3, H2SO4 N(CH3)2 NH2 2 CH3 Br H2 /Pt + N(CH3)3Br- + C2 H5 OH 2. Bagaimana saudara dapat merubah dari anilin menjadi benzilamin dengan melalui reaksi penggantian diazonium N+ NH2 NaNO2, H2SO4 N HSO4- KCN, CuCN CN CH2NH2 1.LiAlH4 2.H2O 243 Reduksi Clemmensen Asilbenzena dapat dikonversikan menjadi alkilbenzena dengan reagen larutan HCl dan zinc (Jika suasana asam tdk berpengaruh) O O + CH3CH2C Cl 1) AlCl3 2) H2O CH2CH3 Zn(Hg) CH2CH2CH3 aq. HCl Wolff-Kishner Reduction Dipakai reagen ini untuk senyawa yg sensitif (jika senyawa sensitif dalam suasan asam) O CCH2CH3 C H2NNH2, KOH trietylene glycol 175 oC CH2CH2CH3 Pereaksi ini tidak mereduksi karbonil asam maupun ikatan rangkap dua dan tiga. 244 Mekanisme asilasi Very similar to mechanism of Akylation reaction. Lewis acid forms acylium ion. O CH3CH2C Cl AlCl3 CH3CH2C O AlCl4- The acylium ion formed is stabilized by resonance and does not rearrange. CH3CH2C O CH3CH2C O 245 Substitusi Aromatik Nukleofilik • Nukleofil akan menggantikan gugus pergi pada cincin aromatik. • Substituen penarik elektron akan mengaktifkan cincin untuk terjadinya substitusi nukleofilik. 246 Alasan Serangan Regiospesifik Gugus pendorong elektron seperti metil, akan mengaktifkan cincin benzena dengan menstabilkan intermediet. Adisi elektrofilik pada posisi orto-para, melalui intermedit dimana karbon bermuatan positif langsung mengikat gugus pendorong elektron. Intermediet dengan cepat akan mendorong terjadinya produk pada posisi orto dan para. CH3 CH3 NO2 NO2 NO2 + H H + CH3 H + Tertiary Carbocation CH3 CH3 + CH3 + NO2 NO2 H NO2 + H H 247 Reaksi regioselektif nitrasi pada triflorometilbenzen Gugus trifluoromethyl adalah penarik elektron sangat kuat. Gugus ini mendeaktifkan cincin benzena dengan naiknya energi intermediet cyclohexadienyl. CF3 CF3 NO2 NO2 NO2 + H H + CF3 H + Extra High in Energy C With Electon Withdrawing Group Carries + Charge CF3 CF3 + CF3 + NO2 NO2 H NO2 + H H 248 Klasifikasi Substituen Gugus aktivasi sangat kuat, penunjuk orto,para . NH2 NHR NR2 OH Ar Ar Ar Ar Gugus aktivasi kuat,penunjuk orto dan para. O O NHCR OR OCR Ar Ar Ar Gugus aktivasi, penunjuk orto dan para R Ar Ar Ar HC CH2 Ar Gugus deaktivasi , penunjuk orto dan para F Cl Br I CH2X Ar Ar Ar Ar Ar 249 Klass Substituen Gugus dekativasi kuat, penunjuk meta O O O O O N SO3H CH CR C OH COR CCl C Ar Ar Ar Ar Ar Ar Ar Gugus deaktivasi sangat kuat, penunjuk meta. CF3 NO2 Ar Ar 250 Pengaruh beberapa substituen Jika dua substituen mempunyai reaktivitas relatif yang sama , substitusi akan terjadi pada tempat yang kurang sterik CH3 CH3 NO2 HNO3 H2SO4 C(CH3)3 C(CH3)3 Umumnya substituen pengaktivasi , yang dominan untuk menentukan lokasi dimana substitusi akan berlangsung ( regioselektive) CH3 NHCH3 NHCH3 Fe acetic acid Cl Br Br2 Br Br2 CH3 Cl NO2 NO2 251 Mekanisme Adisi-Eliminasi 252 Reaksi SN1 • Karbokation benzilik akan teresonansi yang menstabilkan. • Benzil halida akan bereaksi secara SN1. CH2Br CH3CH2OH, heat CH2OCH2CH3 253 Reaksi SN2 • Benzil halida 100 kali lebih reaktif daripada halida primari melalui SN2. • Transisi akan distabilkan oleh cincin aromatik. 254 Aldehid dan Keton Contoh penamaan aldehid O H3C C C H H2 Propanal H2C 2-Ethyl-4-methylpentanal H2 H2 O C C C C C H H2 H 5-Hexenal H3C CH2 H O C CH H3C C C CH3H2 H H2 H2 O C C H2C C C H H2 HO 5-Hydroxypentanal (Note Aldehyde Carbon Always #1) 255 Aldehid siklik dan Di-aldehid Akhiran dial ditambahkan pada alkana jika ada dua gugus aldehid. Jika gugus aldehid terikat pada cincin, nama cincin diikuti dengan karbaldehid. O C H H C O O C C H2 H 2-Phenylbutanedial C H Cylcopentacarbaldehyde O C H 2-Napthalenecarbaldehyde 256 Struktur senyawa karbonil 257 Moment Dipole Perbedaan keelektronegatifan antara oksigen dan karbon, menyebabkan arah momen dipole kearah oksigen. δ+ C O δ− +C O C O Sintesis aldehid dan keton Ozonolysis of Alkenes R H C C R R' 1. O3 2. H2O, Zn O O RCR + R'CH Hydration of Alkynes RC CR' + H2O H2SO4 O RCCH2R' 258 Oksidasi Alkohol Alkohol Primer menghasilkan aldehid, sedangkan alkohol sekunder akan menjadi keton. O RCH2OH RCHR' PDC,PCC CH2 Cl2 Cr(VI) RCH O RCR' OH 259 Asilasi Friedel-Crafts Asilasi cincin aromatis dengan asil klorida atau anhidrid karboksilat dengan adanya asam Lewis. O AlCl3, or BF3, or ZnCl2 R C Cl O C R or O O R C O C R Aromatic ring should be at least as reactive as an aryl halide. 260 Oksidasi alkohol sekunder • Alkohol sekunder keton – CrVI dan bentuk lainnya – CrO3/aqueous aseton = “Jones Reagent” – adalah oksidator yang baik, tidak bereaksi dengan alkena seperti pada penggunaan KMnO4. Oksidasi alkohol tersier • Alkohol tersier tidak teroksidasi dalam kondisi normal, karena tiadanya atom hidrogen. • Pemanasan yang tinggi dengan adanya oksidator akan dapat memutus ikatan C-C. 261 Reaksi aldehid dan Keton Aldehydes dan ketones mengalami adisi nucleophilic pada ikatan rangkap carbon oxygen. δ+ δ− C O Addisi pereaksi Grignard dan Organolithium. OH O RCR' X Y δ− δ+ Y X O C + R''M 2.H3O+ RCR' R'' Reducsi gugus karbonil menjadi alkohols. O RCR' H2, metal catalyst or NaBH4 or LiAlH4 OH RCHR' 262 Reaksi-Reaksi Aldehyd dan keton bereaksi dengan air dlm reaksi kesetimbangan membentuk germinal diols. OH O ! R C R + R C R! OH H2 O Karbonil paling stabil adalah yg lebih kecil andungan hidarsinya. Aldehydes dan ketones berreasi dgn hydrogen cyanide membentuk cyanohydrin. O R C R! OH HC N R C R! C N Ikatan karbon-karbon terbentuk dan gugus cyano (C≡N) dpt diubah menjadi gugus karboksilat (CO2H) atau suatu amina. 263 264 Pembentukan Asetal Aldehidand keton bereaksi dgn alkohol membentuk asetal. O RCH R'OH, H + OH R'OH, H+ RCH OR' Hemiacetal O C H 2 CH3CH2OH HCl OR' RCH OR' Acetal OCH2CH3 C H OCH2CH3 265 O + RCH H + OH ROH RCH OH RCH O H + R H H O+ RCH OH H+ + OR R + H C OR RCH OR OR + HO R RCH OR 266 Asetal sebagai gugus pelindung Asetal sering digunakan sebagai gugus pelindung Contoh: Bagaimana membuat reaksi berikut. O C C H H3C C C H2 NaNH2 CH3Br O H3C C C C C CH3 H2 Anion dibutuhkan , sehingga akan bereaksi dengan bromometan, jika tidak maka brom akan menyerang atom karbon karbonil O H3 C C C C C H2 267 Merubah senyawa menejadi asetal, sbg pelindung karbonil dari serangan . p-toluenesulfonic acid O CH3CCH2C CH H2C CH2 O OH OH O C H3C O H3C C 1. NaNH2 O C C H2 CH 2. CH3Br O C C H2 CH O C H3C C C H2 C CH3 Karena asetal reversibel , penambahan air dan asam akan menghasilkan gugus karbonil semula O H3C O C C C C CH3 H2 H2O, HCl O H3C C C C C CH3 H2 268 Karbon 1º, 2º, 3º 269 Reaksi Substitusi Reaksi dengan HBr • -OH alkohol terprotonasi • -OH2+ menjadi gugus pergi yang baik. • Alkohol 3° and 2° bereaksi dengan Br- via SN1 • Alkohol 1° bereaksi via SN2 R O H H3O + H R O H - Br R Br 270 Reduksi Alkohol • Dehidrasi denganH2SO4 pekat dan H2 OH CH3CHCH3 alcohol H2SO4 CH2 CHCH3 alkene H2 Pt CH3CH2CH3 alkane 271 Reaksi Dehidrasi • Reaksi H2SO4 pekat : alkena • • • • • Karbokation intermediet Produk Saytzeff Bimolecular dehidrasi : eter Suhu rendah (< 1400 C) : menghasilkan eter Suhu tinggi 180°C dan lebih : alkena 272 Mekanisme Dehidrasi : H OH CH3CHCH3 H2SO 4 OH CH3CHCH3 CH3CHCH3 alcohol H2O CH3OH H3O CH2 CHCH3 + CH3 OH2 CH3 O CH3 H CH3OH H2O CH3OCH3 273 Esterifikasi Fischer • Asam + Alkohol menjadi Ester + Air • Katalis : Asam sulfat • Reaksi bolak-balik (reversible). O CH3 C OH CH3 + H O CH2CH2CHCH3 + H O CH3 CH3C OCH2CH2CHCH3 + HOH 274 7. Karbonil • Karbon terhibridisasi : sp2 • Ikatan C=O lebih pendek, lebih kuat dan lebih polar daripada ikatan C=C alkena. 275 Aldehida dan Keton O O O O C C C C H Gugus karbonl O formaldehida δ– Cδ + R H R R aldehida H R R' keton Sangat polar, tetapi tanpa ikatan H -titik leleh rendah,larut dalam H2O sp2, trigonal planar 276 Contoh Senyawa Aldehida & Keton O CH3 C O CH3 H aseton geranial OH O testosteron (male sex hormone) O HO estron (female sex hormone) 277 Senyawa aldehida dan keton biasa disebut dengan senyawa karbonil Perbedaan struktur dari aldehida dan keton, menyebabkan sifat−sifat fisika dan kimianya berbeda seperti: 1. Aldehida mudah dioksidasi, sedangkan keton sangat sukar. 2. Aldehida lebih reaktif dari pada keton terhadap reaksi adisi nukleofilik. O R C Dari struktur karbonil, dengan adanya ikatan π pada atom C−karbonil, menyebabkan bahwa senyawa karbonil dari aldehida maupun keton berbentuk datar/planar. R' 278 Reaksi Adisi Nukleofilik Aldehida dan Keton Nu: Nu R C O R' sp 2 R R' C sp 3 O - R C O + R' Nu Pereaksi nukleofil: Bermuatan listrik negatip OH − (ion hidroksida), NH2− (ion amina), RO− (ion aloksida), RCOO−(ion alkanoil), RNH:− (ion alkil amina), H:− (ion hidrida), R3C:− (karbanion), C≡N− (ion sianida). Bermuatan listrik netral H2O (air), NH3 (ammoniak), ROH (alkohol), RCOOH (asam alkanoat), RNH2 (alkil amina), H2N−NH2 (hidrazin) 279 Reaksi Aldehida dan Keton Adisi Nukleofilik Hidrazin (Reaksi Reduksi Wolff-Kishner) O + H 2 NNH 2 + OH - - N2 - H2 O 2-sikloheksenon sikloheksena Adisi Nukleofilik HCN (Pembentukan Sianohidrin ) R NC C O + H aldehida R C R keton HCN R C OH H sianohidrin NC O + HCN R C OH R sianohidrin 280 Mekanisme reaksi pembentukan sianohidrin adalah sebagai berikut: N C NC NC + R + H C O C O R R C OH R' R' R' aldehida atau keton sianohidrin keadaan intermediat tetrahedral Contoh reaksi: O C benzaldehida HO H + HCN CN C siano benzilalkohol HO H H /H O, ∆ 2 + COOH C H asam-2-hidroksi-fenil etanoat 281 Analisis Kimia Organik (AKO) untuk Pembuktian Aldehida dan Keton Pereaksi Fehling: O RCH + C u 2+ O N aO H , asam tartrat, H 2 O Pereaksi Tollens: O NH 3 , H 2 O RCH + A g + Cu2 O (p) + endapan merah RCOH O A g (p) + cermin perak RCOH Pereaksi NaHS O 3 : C O + aldehida/keton Na + HS O 3 - HO 3 S C - O Na + endapan putih 282 Adisi Nukleofilik Pereaksi Grignard R C H O + R' MgX R O + R' MgX C eter H + /H 2 O R C OH H alkohol sekunder R' aldehida R R' eter + H /H 2 O R C OH R alkohol tersier keton Contoh reaksi: M gB r O + fenil magnesium bromida H C + H /H 2 O CH 2 OH + H formaldehida M gO H B r benzilalkohol 283 Mekanisme adisi nukleofilik pereaksi Grignard O C OR- +MgX Mg+X + H3O C R Intermediet tetrahedral OH + Mg(OH)X C R alkohol Mekanisme adisi nukleofilik pereaksi Grignard pada aldehid atau keton 284 Reaksi Aldol dan Reaksi Aldol Kondensasi β H3 CCH2 CH2 CR α C O CR + CH2 CH3 produk reaksi aldol kondensasi yang terbentuk: α , β − aldehida/keton tidak jenuh yang stabil, karena adanya konjugasi ikatan rangkap γ H3 CCH 2 CH O β CRCHCR CH 2 CH 3 produk reaksi aldol kondensasi yang tidak terbentuk: β , γ - aldehida/keton tidak jenuh kurang stabil, karena tidak terbentuk konjugasi yng stabil, karena tidak terbentuk konjugasi ikatan rangkap Reduksi Clemmensen. H 3 CCH 2 CH 2 O H 3 CCH 2 CH 2 C CH 2 Z n-H g, H C l pkt., ∆ propil fenil keton n-butilbensena 285 Mekanisme Aldol kondensasi O OH OH- C 2 H3C H Asetaldehid H3C O H2 C C C H H 3-hidroksibutanal (Aldol) Tahap 1.Terbentuknya ion enolat. O H2C C O H H Asetaldehid + - OH H 2C C H + H2 O Ion enolat (nukleofil) 286 Tahap 2 enolat sebagai nukleofilik menyerang asetaldehid O O C + H3C C C H H2C O O H3C H H2 C C H H Tahap 3. Atom oksigen bermuatan negatif, menerima proton dari molekul air dan menghasilkan senyawa Aldol. O- H3C C H H OH O CH2-C H OH H3C C H O CH2-C H 3-hidroksibutanal (Aldol) 287 Reaksi cross Aldol Kondensasi OH OH O H3C O O H 3C C H + H3 C Asetaldehid H2 C C H OH- C CH2 C H H Simetri antar asetaldehid Propanal OH H3 C + H3 C H2 C C H C CH H CH3 Simerti antar propanal O H2 C C CH2 C H + H3C H Campuran asetal-propanal O OH O C CH C H H CH3 Campuran propanal-asetal 288 Mekanisme aldol campuran Langkah 1. Tentukan manakah senyawa aldehida atau keton yang dapat melepaskan hidrogen-alfa terlebih dahulu. H H C O C H Asetaldehid (A) H Hidrogen-alfa Langkah 2. Urutkan senyawa aldehida atau keton yang mempunyai hidrogen-alfa yang akan bereaksi dengan karbon karbonil dari suatu senyawa aldehida atau keton seperti berikut: Karbon karbonil senyawa aldehida. O H3 C H2 C C H Propanal (B) 289 Langkah 3. Hidrogen-alfa dari senyawa asetaldehida (A), menyerang atom oksigen senyawa propanal (B), sedangkan karbanion dari (A) akan menyerang ion karbonium (B) menjadi beta-hidroksi keton. O H3C H2 C C H H2C H + (B) O C OH H OH- (A) H3C O H2 H2 C C C C H H beta-hidroksi aldehida atau keton Langkah 4. Senyawa beta-hidroksi aldehida / keton direaksikan dengan asam atau pemanasan, akan mengalami eleminasi dan menghasilkan produk alfa-beta keto tidak jenuh. OH H3C H2 C O H2 C C C H H O + H , pemanasan H 3C H2 C C C C H H H alfa-beta keto tidak jenuh (produk akhir) 290 Mekanisme reaksi Canizaro Tahap 1. Serangan basa (OH-) pada gugus karbonil O- O H C + - OH HC H H OH Tahap 2. Terjadi perpindahan ion Hidrida O- HC OH O H H C H O H C O + CH3O- OH H C + CH3OH OGaram dari asam basa karboksilat Senyawa keton tidak menghasilkan reaksi ini. 291 Mekanisme Adisi nukleofilik (Hidrasi dengan katalis basa) HO- O O C - H O H OH + HO- C C OH OH Ion alkoksida Ion hidroksida menyerang gugus karbonil aldehida/keton menghasilkan intermediet ion alkoksida Ion alkoksida basa menarik proton (H+) dari air, menghasilkan gem-diol dan membebaskan OH-. 292 Mekanisme Adisi nukleofilik (suasana Asam) H O+ H H H2O O HO + C C OH C OH + C H O Katalis asam memprotonasi atom oksigen karbonil, membuat keton/aldehid menjadi nukleofilik lebih baik. H Adisi nukleofilik nertal (air) menghasilkan gem-diol terprotonasi H2O + H3OOH Pelepasan proton menghasilkan gemdiol dan katalis asam 293 8. Asam Karboksilat O R polar & ikatan H C O H R = C1 - C3 : R > C3 : larut dalam H2O semakin panjang menjadi kurang larut. sp2 sp3 Prioritas Kepolaran Gugus > C R C OH > C + - H + H+ C O OH > -SH R O R > C H OH O O O O - O R C OH - H+ + H+ O R C O - 294 Konstanta Keasaman Berbagai Asam Karboksilat Asam Karboksilat Ka Asam Karboksilat Ka HCOOH 17,7 x 10-5 CH3CHClCH2COOH 8,9 x 10-5 CH3CH2COOH 1,75 x 10-5 ClCH2CH2CH2COOH 2,96 x 10-5 ClCH2COOH 136 x 10-5 FCH2COOH 260 x 10-5 Cl2CHCOOH 5530 x 10-5 C6H5CH2COOH 4,9 x 10-5 H O R Ikatan hidrogen dalam bentuk dimer O C C O H R delta delta O Dimer ikatan hidrogen asam karboksilat, menyebabkan pita melebar sekitar 3000 cm-1 delta delta 295 Contoh Senyawa Asam Karboksilat O H C OH Asam format (L formica = semut) O CH3 C OH Asam acetat (L acetum = cuka) CH3CH2CH2CO2H CH3 CH CO2H Asam butirat (L butyr = butter) Asam laktat (L lactis = susu) OH O O OH Substansi ratu lebah 296 Pengaruh substituen terhadap keasaman karboksilat O O G C G C O O G= penarik elektron; menstabilkan anion meningkatkan keasaman. G= pendorong elektron; mendestabilkan anion menurunkan keasaman. O Cl CH2 CH2 CH2 C O Induktif efek: Semakin berkurang dengan jarak 297 Reaksi-Reaksi Asam Karboksilat O Substitusi alfa R C C OH O Deprotonasi O H C C O- C H C OH Asam karboksilat H H Reduksi H C C OH O Subtitusi nukleofilik asil H C C Y Gambar 10.1 Reaksi-Reaksi yang umum pada asam karboksilat 298 Asam lemak : O OH asam lemak jenuh O OH tak jenuh mono O Asam oleat ω-9 asam lemak t.l . 13ºC OH Asam linoleat ω-6 asam lemak t. l. -5ºC OH Asam linolenat ω-3 asam lemak t. l. -11ºC O tak jenuh poli Asam stearat t.l. 69ºC 299 Ester O R C O R' polar, tetapi tanpa ikatan hidrogen umumnya tak larut H2O O Oktil asetat (orange) O O isopentil asetat (banana) O O O etil butirat (pineapple) O O ester siklis atau lakton (coconut) 300 Mekanisme Esterifikasi Katalis Asam Dari Asam Karboksilat O R C O H+ H OH OH R C O EtOH H R Et O C O H O Rerarraggement H+ R C H Et O H O H H -H2O O H O R C Et O Ester H+ R C Et O Ester terprotonasi 301 Hidrolisa Asam Karboksilat Hidrolisa ester dengan katalis basa O- O R C OH-, H2O R C OCH3 O O R OCH3 HO MeO- C R C - O OH + HOMe Reaksi saponifikasi menggunakan anion alkoholat akan menghasilkan deprotonasi asam karboksilat. Hidrolisa ester dengan katalis basa O R C O H+ , H2O berlebih OCH3 Reaksi ini kearah kanan dengan konsentrasi air ber lebih. OH H R R C C ester terprotonasi O H rearranggement C H OCH3 H H H O R R O H H H+ OCH3 O OCH3 OH C -H R O H -MeOH O + C O H 302 Alkilasi Karboksilat oleh Diazometan O O R C O H R C O- + H+ H2C N diazometan O N R C O - + H 3C N N Metil diazonium ion Anion karboksilat SN2 O R C O CH3 + N2 Gas Metil ester 303 LIAlH4 Mereduksi Asam karboksilat Menjadi Alkohol Primer LAH berlaku sebagai basa (H-) O R C 3 O liAlH4 O H R C Li+ Lambat O AlH3 O R C H Hidrida menyerang karbonil karboksilat O O 1 Li R AlH2 C O Al + Li H Aldehid intermedit H 2 Cepat OH R + LiAlOH2 C H H O Al OLi H Alkohol primer R C H H H H+ O Al OLi R C H H H H 304 Reaksi pada Ester O R C O esterifikasi O H + R' OH asam hidrolisis alkohol C R O R' + H2O ester Penekanan pada salah satu arah sesuai prinsip Le Châtelier : Esterifikasi : O CH3 C OH + CH3CH2OH O H+ CH3 -H2O C OCH2CH3 etil asetat Hidrolisis : OH O C OH OCH3 metil salisilat (wintergreen) H3O+ O C OH + CH3OH asam salisilat 305 Saponifikasi saponifikasi (pembuatan sabun): O O R' CH2 C O CH CH2 O C R 3 NaOH O O C R'' RCO2-Na+ + CHOH + R'CO2 Na -Na+ R''CO 2 CH2OH CH2OH gliserin (gliserol) Trigliserida sabun •Lemak hewani : R jenuh •Minyak sayur : R lebih tidah jenuh -----***----306 Referensi : 1. Brown, W.H., Introduction to Organic Chemistry, Willard Grant Press, Boston, 1987. 2. Fessenden and Fessenden, Organic Chemistry, Prentice Hall, 1989. 3. Robert, J.D, Stewart, R., Caserio, M,C., Organic Chemistry, Benyamin Inc., 1982. 4. Wade, L. G, Organic Chemistry, Prentice Hall, 1995. -----@@@----307