PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERSEPSI KENDALI PERILAKU, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI TERHADAP INTENSI MAHASISWA UNIVERSITAS DI JAKARTA BARAT MENGIKUTI PELATIHAN BELA NEGARA THE INFLUENCE OF ATTITUDE, SUBJECTIVE NORMS, ATTITUDE CONTROL’S PERCEPTION, AND SOCIAL-ECONOMIC STATUS TOWARDS THE INTENTION OF UNIVERSITY STUDENTS IN WEST JAKARTA TO ATTEND STATE DEFENCE TRAINING Arief Budiarto, Adnan Madjid, Meilisha Djati Arum Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan Abstract - Training of national caring program is designed by the Ministry of Defense with a purpose for the establishment of the total national defense system. The training of national caring received cons in the society and society’s low interest to engage in the training of national caring. This study is aimed to examine the role of attitude, subjective norm, perceived behavioral control (PBC), and socio economic status (SES) in predicting students’ intention to take training of national caring. The theory used to understand and analyze the data is theory of planned behavior (TPB) and socio economic status. This study employed quantitative research with the design of ex post facto field study and used attitude scales and SES questionnaire as research instruments. The research samples were 158 university’s students from two private universities in West Jakarta who was taken with accidental sampling technique. The results of this study showed that: a) attitude, subjective norm, and PBC independently has positively and significantly impact on the intention; b) socio-economic status alone did not significantly impact on the intention; c) attitudes, subjective norm, and PBC was interactively influential positively and significantly on the intention; and e) attitudes, subjective norm, PBC, and SES was interactively influential positively and significantly on the intention. Key words: attitude, subjective norm, perceived behavioral control, socioeconomic status, intention, training of national caring Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 111 Abstrak - Pelatihan program bela negara dirancang oleh Kementerian Pertahanan dengan tujuan untuk pembentukan pertahanan nasional total sistem. Pelatihan bela negara menuai pro-kontra di masyarakat dan rendahnya minat masyarakat untuk terlibat dalam pelatihan bela negara. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran sikap, norma subyektif, persepsi Kontrol perilaku (PBC), dan status sosial ekonomi (SES) dalam memprediksi niat mahasiswa untuk mengikuti pelatihan bela negara. Teori yang digunakan untuk memahami dan menganalisa data adalah teori perilaku terencana (TPB) dan status sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain studi lapangan ex post facto dan skala sikap dan SES yang digunakan di dalam Kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel penelitian adalah 158 Mahasiswa universitas dari dua perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat yang diambil secara teknik accidental sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan Bahwa: a) sikap, norma subyektif, dan PBC secara independen bersifat positif dan secara signifikan mempengaruhi niat; B) status sosio-ekonomi saja tidak secara signifikan mempengaruhi niat; C) sikap, norma subyektif, dan PBC Sscara interaktif berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat; dan E) sikap, norma subyektif, PBC, dan SES berpengaruh secara interaktif positif dan signifikan pada niat. Kata kunci: Sikap, norma subyektif, persepsi kendali perilaku, status sosial ekonomi, pelatihan bela Negara Pendahuluan P mampu menangani keamanan wilayah ertahanan negara bertujuan maritim, wilayah daratan, dan wilayah untuk dan dirgantara; kedaulatan pertahanan menjaga melindungi ketiga, negara mewujudkan yang mampu negara, keutuhan wilayah NKRI, dan berperan dalam menciptakan perdamaian keselamatan segenap bangsa dari segala dunia berdasarkan politik bebas aktif; bentuk ancaman baik yang berasal dari keempat, luar maupun dari dalam negeri. Untuk pertahanan yang kuat, mandiri, dan mencapai kebijakan berdaya saing; dan kelima, mewujudkan pertahanan negara dirumuskan dalam warga negara Indonesia yang memiliki lima sasaran strategis yang saling terkait. kesadaran bela negara (Kemhan RI, 2015). Yang tujuan pertama pertahanan tersebut, adalah yang industri Untuk mewujudkan kekuatan dan mampu kemampuan pertahanan negara yang kedua, tangguh, efektif, dan berdaya tangkal mewujudkan pertahanan negara yang tinggi salah satu caranya adalah dengan menghadapi negara mewujudkan mewujudkan ancaman; 112 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 memantapkan kesadaran dan Fenomena penolakan pelatihan kemampuan bela negara. Kesadaran bela bela negara datang dari Koalisi Muda negara merupakan kekuatan nonfisik Indonesia. Mereka khawatir program yang hakikatnya merupakan kesediaan tersebut akan menghidupkan kembali untuk berbakti dan berkorban sebagai sistem otoriter seperti zaman Orde Baru. bentuk pengabdian secara proporsional Koalisi Muda Indonesia beranggapan antara bahwa tidak tepat program tersebut profesi pertahanan dengan negara. kepentingan Bela negara diaktifkan dengan dalih merupakan dinamika kehidupan warga meningkatkan negara dalam semua aspek kehidupan masyarakat sesuai dengan profesinya masing-masing interpretasi subjektif dari pemerintah yang sistem (Tribunnews, 2015). Di kesempatan lain pertahanan negara yang bersifat semesta Menhan RI menyebutkan bahwa tingkat (Kemhan nyata wawasan kebangsaan dan bela negara di mewujudkan upaya pembinaan kesadaran Indonesia masih sangat rendah. Dari hasil bela oleh survei yang disebutkannya, Indonesia ada Kementerian Pertahanan pada Oktober di nomor 95 dari 106 negara yang disurvei 2015 lalu dengan mengadakan program tentang pelatihan bela negara. Program pelatihan kebangsaan bela negara yang ramai dibicarakan pada didukung Oktober 2015 menjadi topik hangat yang pelatihan bela negara oleh sekelompok banyak menuai perdebatan pro dan mahasiswa di beberapa daerah yang kontra sampai dengan penelitian ini melakukan unjuk rasa menolak bela dituliskan. diembuskan negara. Seperti yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, Aliansi Mahasiswa Kalimantan Barat yang dengan pernyataan akan ada target 100 menolak bela negara karena dianggap juta rakyat ikut dalam program ini selama ancaman atas kebebasan demokrasi dan sebulan HAM (Kristo, 2015). tidak terpisahkan RI, negara 2015). sudah Wacana penuh. dari Langkah dilakukan ini Berbagai latihan mengenai cinta tanah air hingga fisik akan diterapkan pada program semangat untuk dan bela menimbulkan negara (Mutiah, dengan nasionalisme dan 2015). adanya wawasan Hal ini penolakan Berlandaskan fenomena pro dan yang kontra pelaksanaan pelatihan bela negara rencananya akan dijalankan hingga tahun yang dicanangkan pemerintah, maka 2025. Peneliti tertarik untuk meneliti faktor Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 113 faktor yang intensi dipersepsi individu untuk melakukan atau individu untuk mengikuti pelatihan bela tidak melakukan sebuah perilaku; dan negara. Peneliti akan menggunakan Teori persepsi kendali perilaku mengacu pada Perilaku Terencana (Theory of Planned persepsi individu tentang kemudahan Behavior) dan teori status sosial ekonomi atau kesulitan dengan perilaku yang dalam mengukur intensi individu dalam dapat dilakukan. Teori Perilaku Terencana mengikuti pelatihan Penelitian ini pendekatan mempengaruhi bela negara. mengemukakan bahwa perilaku individu mengadopsi sebuah adalah fungsi dari keyakinannya yang berbasis teori memeriksa keyakinan-keyakinan mendasari dalam untuk menonjol yang perilaku. Oleh karena menonjol yang mendasari menginformasikan (salient beliefs) tentang itu, perilaku keyakinan pemahaman kita tentang bagaimana tentang kemungkinan hasil (outcomes) keyakinan yang seseorang pegang pada penampilan perilaku yang ditimbang oleh akhirnya dapat mempengaruhi keputusan evaluasi subjektif mengenai hasil (Ajzen, perilaku mereka. Theory of planned 1991, dalam Mason & White, 2008). behavior yang dikemukakan oleh Ajzen Kemudian prediktor status sosial ekonomi dapat digunakan sebagai dasar teoretis akan digunakan untuk melihat apakah ada yang perbedaan antara individu dari status bermanfaat untuk memahami berbagai perilaku (Mason & White, 2008). sosial ekonomi yang berbeda. Teori Perilaku Terencana Theory Behavior namun juga agar dapat memprediksi mengemukakan bahwa intensi seorang perilaku, Ajzen dan Fishbein (dalam individu Azwar, untuk of Planned Guna tidak sekedar memahami melakukan perilaku 2003) mengemukakan teori tertentu memiliki tiga faktor penentu tindakan beralasan atau langsung: Sikap, Norma Subyektif, dan Reasoned Action. Dengan Persepsi Kendali Perilaku atau Perceived melihat anteseden penyebab perilaku Behavioral Control (PBC). Sikap individu volisional (perilaku yang dilakukan atas terhadap perilaku adalah sejauh mana kemauan sendiri), teori ini didasarkan mereka mengevaluasi perilaku menjadi pada asumsi-asumsi: a) bahwa manusia favorable norma umumnya melakukan sesuatu dengan subjektif merupakan ukuran pengaruh cara-cara yang masuk akal; b) bahwa sosial yang menilai tekanan sosial yang manusia atau unfavorable; Theory mempertimbangkan 114 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 of mencoba semua informasi yang ada; dan c) bahwa secara dua eksplisit maupun memperhitungkan mereka. (Sikap terhadap implisit manusia bersangkutan implikasi tindakan subjektif) Theory of Reasoned Action perilaku dan yang Norma-norma melainkan tiga dengan diikutsertakannya aspek Persepsi Kendali kemudian diperluas dan dimodifikasi oleh Perilaku Ajzen (dalam Azwar, 2003). Modifikasi ini control. Dalam Teori Perilaku Terencana, dinamai Teori Perilaku Terencana atau keyakinan-keyakinan Theory of Planned Behavior. Kerangka berpengaruh pemikiran Terencana perilaku tertentu, norma-norma subjektif, dimaksudkan untuk mengatasi masalah dan pada persepsi kendali perilaku. Ketiga kontrol volisional yang belum lengkap komponen ini berinteraksi dan menjadi dalam teori terdahulu. determinan Teori Perilaku Inti dari Teori Perilaku Terencana atau perceived (beliefs) pada bagi behavioral sikap intensi terhadap yang gilirannya akan menentukan tetap berada pada faktor intensi perilaku perilaku yang bersangkutan namun determinan intensi tidak hanya dilakukan atau tidak. pada apakah akan Gambar 1: Theory of Planned Behavior Behavioral Beliefs Attitude toward the Behavior Normative Beliefs Subjective Norm Control Beliefs Perceived Behavioral Control Intention Behavior Sumber: Ajzen, 2005 Status Sosial Ekonomi Teori kedua keadaan atau kedudukan yang diatur digunakan secara sosial dalam posisi tertentu dalam sebagai variabel dalam penelitian ini struktur masyarakat, pemberian posisi ini adalah status sosial ekonomi. Status disertai sosial kewajiban ekonomi yang merupakan suatu pula seperangkat yang hanya hak dipenuhi dan si Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 115 pembawa statusnya, misalnya: b) Menganalisis pengaruh pendapatan, pekerjaan, dan pendidikan Norma Subjektif terhadap (Soekanto, 2003). Status sosial ekonomi Intensi dapat juga diartikan sebagai suatu mengikuti pelatihan bela keadaan atau kedudukan yang diatur negara secara sosial dan menetapkan seseorang c) mahasiswa Menganalisis pengaruh dalam posisi tertentu dalam struktur Persepsi Kendali Perilaku masyarakat. terhadap Status sosial ekonomi Intensi mengacu pada posisi seseorang dalam mahasiswa masyarakat pelatihan bela negara berdasarkan pekerjaan, pendidikan, dan karakteristik ekonomi d) (Huston & Bentley dalam Santrock, 2011). Status Dalam penelitian ini, karakteristik ekonomi mengacu pada Menganalisis mengikuti pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Kebutuhan mahasiswa Hidup Layak (KHL) di propinsi DKI Intensi mengikuti pelatihan bela negara Jakarta. KHL adalah standar kebutuhan e) Menganalisis pengaruh seorang pekerja lajang untuk dapat Sikap, Norma Subjektif, hidup layak secara fisik dalam satu bulan. dan KHL terdiri atas beberapa komponen Perilaku terhadap Intensi yang merupakan jenis-jenis kebutuhan mahasiswa hidup. pelatihan bela negara Kemudian Minimum oleh berdasarkan gubernur Yang Upah adalah f) Menganalisis Kendali mengikuti pengaruh dimaksud Sikap, Norma Subjektif, dengan Upah Minimum adalah upah Persepsi Kendali Perilaku, bulanan terendah (Kemenaker RI, 2016). dan Status Sosial Ekonomi Dengan demikian tujuan penelitian ini terhadap adalah untuk: mahasiswa a) KHL. penetapan Persepsi Menganalisis Sikap pengaruh terhadap mahasiswa Intensi mengikuti pelatihan bela negara Intensi mengikuti pelatihan bela negara Dari penelitian terdahulu yang menggunakan Teori Perilaku Terencana sebagai kerangka teoretis, seperti pada penelitian Oliveira et al (2012) yang 116 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 menguji model Teori Perilaku Terencana Ha1 Sikap mempunyai pengaruh yang diperluas, termasuk norma pribadi positif dan signifikan terhadap dan Intensi identitas diri sebagai variabel mahasiswa kognitif. Sampel penelitian ini adalah mengikuti relawan muda di Inggris. Penelitian ini negara. menunjukkan bahwa kesukarelaan yang Ha2: untuk pelatihan bela Norma Subjektif mempunyai berkelanjutan membutuhkan komitmen pengaruh positif dan signifikan jangka panjang untuk membantu dan terhadap menghadapi tantangan. Orang sering Intensi menghentikan kesukarelaannya karena mengikuti mereka merasa bahwa upaya mereka negara. tidak diakui, keterampilan dan minat Ha3: mahasiswa untuk pelatihan bela Persepsi Kendali Perilaku (PBC) mereka tidak benar cocok, dan mereka mempunyai pengaruh positif tidak diberikan cukup otonomi. Hasil dan signifikan terhadap Intensi menunjukkan norma subyektif muncul mahasiswa sebagai penentu eksklusif kesukarelaan pelatihan bela negara. berkelanjutan dan juga sebagai mediator potensi efek variabel Status mengikuti Sosial Ekonomi atas mempunyai pengaruh positif perilaku relawan masa depan. Penelitian dan signifikan terhadap Intensi Motalebi et al (2014) menggunakan Teori mahasiswa Perilaku pelatihan bela negara. Terencana mengembangkan meningkatkan lainnya Ha4: untuk dengan tujuan intervensi untuk perilaku Sikap, Norma mengikuti Subjektif, dan fisik Persepsi Kendali Perilaku (PBC), responden penelitian. Hasil penelitian secara interaksional mempunyai menunjukkan pengaruh positif dan signifikan bahwa latihan Ha5: untuk sikap positif, tekanan sosial yang lebih baik, dan terhadap kendali perilaku yang lebih besar dalam untuk mengikuti pelatihan bela intensi yang kuat untuk melakukan negara. perilaku tertentu yang diharapkan. Dari uraian di atas maka hipotesis penelitian ini adalah: Ha6: Intensi mahasiswa Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kendali Perilaku (PBC), dan Status Sosial Ekonomi secara Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 117 interaksional mempunyai digunakan untuk mengukur determinan- pengaruh positif dan signifikan determinan terhadap subjektif, Intensi mahasiswa intensi dan (sikap, norma serta intensi PBC) untuk mengikuti pelatihan bela mengikuti pelatihan bela negara. Alat negara. ukur ketiga adalah untuk mengukur tingkat sosial ekonomi partisipan. Metodologi Tahap elisitasi diperlukan untuk Populasi adalah dalam mahasiswa penelitian aktif dari ini dua mengidentifikasi keyakinan behavioral keyakinan normatif dan keyakinan universitas swasta di Jakarta Barat kendali yang dapat diakses. Elisitasi dengan batasan usia 18-22 tahun. 158 dalam penelitian ini dilakukan dengan orang memberikan partisipan deskripsi singkat mahasiswa menjadi penelitian. Sebelum pengambilan data sampel melakukan lapangan melalui mengenai pelatihan bela negara. Kemudian partisipan diberikan kuesioner kuesioner penelitian, peneliti melakukan terbuka tahap elisitasi keyakinan-keyakinan yang pertanyaan menonjol (salient beliefs) dengan sampel perilaku mengikuti pelatihan bela negara. terpakai sebanyak 34 orang. Penelitian Respons yang didapat dari partisipan ini merupakan tipe ex post facto field digunakan untuk mengidentifikasi salient study. Analisis regresi berganda (multiple beliefs pribadi yaitu keyakinan yang regression) digunakan untuk melihat unik/menonjol signifikansi partisipan Norma prediksi Subjektif, variabel Persepsi Sikap, yang berupa yang serangkaian berkaitan dari penelitian, dengan masing-masing atau untuk Kendali membangun sebuah daftar modal salient Perilaku, dan Status Sosial Ekonomi belief. Modal salient belief dijadikan dasar terhadap Intensi mahasiswa mengikuti untuk membangun alat ukur kedua yang pelatihan bela negara. digunakan untuk mengukur Sikap, Penelitian ini menggunakan tiga Norma Subjektif, PBC dan Intensi. Tahap alat ukur. Alat ukur pertama digunakan elisitasi ini dilakukan pada 39 orang pada tahap elisitasi untuk melihat salient dengan karakteristik yang sama dengan beliefs mengikuti populasi. Peneliti menggunakan daftar pelatihan bela negara dari partisipan. pertanyaan berdasarkan pedoman yang Alat ukur kedua adalah skala yang dicontohkan tentang perilaku Ajzen 118 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 (2006) untuk menggali salient beliefs partisipan. Alat ukur yang digunakan dalam Berikut adalah daftar pertanyaan yang penelitian ini berupa kuesioner yang diajukan partisipan merupakan metode self-report, yakni penelitian: (1) Behavioral beliefs (“Apa partisipan diminta untuk memberikan sajakah keuntungan yang Anda yakini respons sesuai dengan keadaan dirinya. dengan Bela Alat ukur ini berupa satu kuesioner, Negara?”, “Apa sajakah kerugian yang disusun berdasarkan panduan dari Ajzen Anda yakini dengan mengikuti pelatihan (2006), yang terbagi menjadi 5 bagian. Bela Negara?”, “Adakah konsekuensi lain Uji coba instrumen dilakukan pada 34 yang dengan sampel yang kemudian dilakukan uji mengikuti pelatihan Bela Negara?”), (2) reliabilitas dan validitas untuk dapat Normative beliefs (“Siapa sajakah orang- digunakan pada penelitian lapangan. peneliti kepada mengikuti Anda pelatihan hubungkan orang/kelompok yang mendukung Anda mengikuti pelatihan Bela Negara?”, Bagian pertama dari kuesioner adalah Skala Sikap yang terdiri atas 2 sub- “Siapa sajakah orang-orang/kelompok skala, yang mengikuti Outcome Evaluation. Skala Sikap uji coba pelatihan Bela Negara?”, “Siapa sajakah terdiri atas 14 butir untuk masing-masing orang-orang/kelompok sub-skala menghambat Anda yang muncul yaitu Behavioral (A1 behavioral konsekuensi beliefs/keyakinan akan tentang perilaku, A2 Negara?”), (3) pelatihan Control Bela Belief dan evaluation/penilaian dan = dalam pikiran Anda saat Anda berpikir mengikuti Belief = outcome terhadap hasil (“Faktor/keadaan apa sajakah yang akan perilaku). Contoh pernyataan untuk skala membantu/memudahkan Anda A1: (1) Dengan mengikuti pelatihan bela Negara?”, negara (PBN) saya akan mengalami “Faktor/keadaan apa sajakah yang akan banyak perubahan dalam pemikiran dan menyulitkan tidak perasaan saya mengenai cinta tanah air, mengikuti (2) Saya enggan mengikuti PBN karena pelatihan Bela Negara?”, “Apakah ada membuang-buang waktu saya. Pilihan hal lain yang muncul dalam pikiran ketika respons bergerak dari 1 (Sangat Tidak Anda Setuju) sampai dengan 7 (Sangat Setuju). mengikuti pelatihan memungkinkan berpikir Bela Anda atau Anda tentang kesulitan mengikuti pelatihan Bela Negara?”). Contoh pernyataan untuk skala A2: (1) Bagi saya, mengalami banyak perubahan Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 119 dalam pemikiran dan perasaan saya faktor pendukung untuk mengikuti PBN. mengenai cinta tanah air adalah..., (2) Contoh pernyataan untuk skala C2: (1) Bagi waktu Saya yakin dapat menjaga kondisi fisik adalah…Pilihan respons bergerak dari 1 tetap prima untuk mengikuti PBN, (2) (Sangat Buruk) sampai dengan 7 (Sangat Saya dapat menjaga kekuatan kemauan Baik). diri saya untuk mengikuti PBN. saya, membuang-buang Kedua, Skala Norma Subjektif Keempat, Skala Intensi uji coba terdiri atas 6 butir untuk masing-masing terdiri atas 5 butir. Contoh pernyataan sub normative untuk skala D: Saya berniat mengikuti belief/keyakinan normatif, dan B2 = PBN sekali seumur hidup saya. Kelima, motivation to comply/motivasi untuk Kuesioner data diri untuk mengetahui mengikuti norma). Contoh pernyataan gambaran untuk skala B1: (1) Teman-teman saya partisipan penelitian. skala berpendapat mengikuti = bahwa PBN, berpendapat mengikuti (B1 (2) bahwa PBN. saya sebaiknya Orangtua saya Contoh status sosial ekonomi Selanjutnya, instrumen penelitian saya yang sudah teruji digunakan untuk sebaiknya penelitian lapangan yang melibatkan 158 pernyataan partisipan. Partisipan pada tahap elisitasi, untuk skala B2: (1) Pendapat teman- uji teman saya mempengaruhi saya untuk merupakan tiga kelompok partisipan mengikuti PBN. (2) Saya termotivasi yang berbeda. Artinya, partisipan yang mengikuti PBN yang disarankan oleh sudah orang tua saya. dipastikan tidak mengikuti tahap lainnya. Ketiga, Skala coba, dan mengikuti penelitian salah lapangan satu tahap Persepsi Kendali/PBC Perilaku terdiri atas 14 butir Pembahasan untuk masing-masing sub-skala (C1 = Sebagai kontrol terhadap variabel control belief/ keyakinan kendali, dan C2 sekunder yang memiliki kemungkinan = power perceived/daya atau kekuatan mempengaruhi variabel terikat, maka yang dipersepsikan dari faktor kendali). peneliti tidak menghitung kuesioner Contoh pernyataan untuk skala C1: (1) partisipan Kondisi fisik yang prima adalah faktor keluarga inti berprofesi sebagai Tentara yang mendukung untuk mengikuti PBN, Nasional Indonesia, serta partisipan yang (2) Kemauan diri yang kuat menjadi baik dirinya atau anggota keluarga yang memiliki 120 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 anggota intinya pernah mengikuti pelatihan bela Data ini menunjukkan bahwa masih negara sebelum kuesioner diisi oleh cukup banyak mahasiswa yang belum responden. total pernah sampel terpakai dalam penelitian ini negara. sebanyak Dengan 158 demikian pelatihan bela mahasiswa. Sampel dari tingkat status sosial partisipan ekonomi menengah-bawah dan atas menunjukkan jenis kelamin partisipan yang berdasarkan pada total penghasilan perempuan sebanyak 81 orang (51,27%) keseluruhan dan laki-laki sebanyak 77 orang (48,73%). memiliki porsi yang berimbang, yaitu 79 gambaran orang mendengar umum orang tua per bulan Sebelum membagikan kuesioner sampel dari masing-masing kelompok kepada partisipan, peneliti memberikan yang totalnya menjadi 158 sampel. paparan singkat informasi mengenai Partisipan pelatihan bela negara kepada seluruh memiliki total penghasilan pokok per partisipan. Peneliti menggunakan kontrol bulan sebesar <3.100.000 IDR sebanyak dengan teknik konstansi atau balancing 17 orang (11%); partisipan dengan total (menyetarakan), yaitu di mana seluruh penghasilan pokok orang tua per bulan sampel sebesar diberikan mengenai paparan informasi negara singkat pelatihan sebelum dengan orang tua 3.100.001-6.200.000 yang IDR bela sebanyak 37 orang (23%); partisipan kuesioner dengan total penghasilan pokok orang didistribusikan. Hal ini dilakukan dengan tua harapan kesetaraan 9.300.000 IDR sebanyak 25 orang (16%); pengetahuan seluruh partisipan dalam partisipan dengan total penghasilan penelitian ini. Jumlah partisipan pokok orang tua per bulan sebesar penelitian yang terkena paparan 9.300.001-12.400.000 IDR sebanyak 38 pengetahuan pelatihan bela negara dan orang (24%); dan partisipan dengan total yang tidak pernah terkena paparan penghasilan pokok orang tua per bulan pengetahuan sebesar >12.400.001 IDR sebanyak 41 tercapai pelatihan bela negara jumlahnya cukup berbeda jauh. Di mana yang pernah terpapar per bulan sebesar 6.200.001- orang (26%). pengetahuan Selanjutnya gambaran mengenai pelatihan bela negara sebanyak 49 orang latar belakang pendidikan ayah dan ibu (31%) dan yang tidak pernah terpapar partisipan, di mana latar belakang orang pengetahuan sebanyak 109 orang (69%). tua partisipan yang tidak bersekolah Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 121 sebanyak 1 (ayah= 0, ibu= 1), latar 0,939 tanpa mengeliminasi butir-butir belakang SD sebanyak 19 (ayah= 8, ibu= dalam skala ini, (3) Skala PBC ini pada 11), SMP/Sederajat nilai α = 0.926, pada skala ini satu butir sebanyak 29 (ayah= 11, ibu= 18), latar pernyataan dieliminasi sehingga yang belakang SMA/Sederajat sebanyak 138 digunakan untuk penelitian lapangan (ayah= 67, ibu= 71), dan latar belakang terdiri atas 14 butir, (4) Skala Status perguruan tinggi sebanyak 127 (ayah= 72, Sosial Ekonomi pada nilai α = 0.729, ibu= 57). Hal ini menunjukkan bahwa setelah mengeliminasi 3 butir sehingga jumlah paling banyak adalah ayah ibu yang partisipan belakang lapangan menjadi terdiri atas 8 butir, (5) pendidikan SMA/Sederajat sebanyak 138 Skala Intensi ini menunjukkan konsistensi orang dan perguruan tinggi sebanyak 127 internal yang tinggi yakni α = 0,962 tanpa orang. mengeliminasi satu butir pun. latar belakang dengan latar Perolehan data lapangan menunjukkan bahwa di kelompok latar belakang bercampur penghasilan pendidikan antara SMA/Sederajat sampel pokok dengan orangtua dari digunakan Sebelum untuk penelitian dilakukan analisis regresi, diuji terlebih dahulu korelasi antara masing-masing variabel bebas (prediktor) dengan variabel terikat kelompok atas dan menengah-bawah. (kriterion). Hasil menunjukkan terdapat Sedangkan korelasi Pearson antara Sikap, Norma ayah ibu dengan latar pendidikan perguruan tinggi didominasi Subjektif, oleh sampel dari kelompok penghasilan Ekonomi dengan Intensi masing-masing pokok atas. dengan p < 0,01. Artinya bahwa seluruh Hasil uji validitas dan reliabilitas PBC, dan Status Sosial prediktor/variabel bebas dapat menjadi alat ukur adalah sebagai berikut: (1) Skala kandidat Sikap konsistensi Selanjutnya, dilakukan analisis regresi internal yang tinggi, yakni α = 0,921. berganda, dengan hasil sebagai yang Dengan demikian, Skala Sikap yang digambarkan pada tabel berikut. ini menunjukkan model regresi digunakan untuk penelitian lapangan menjadi terdiri atas 14 butir setelah mengeliminasi 2 butir yang tidak valid, (2) Skala Norma Subjektif menunjukkan konsistensi internal yang tinggi, yakni α = 122 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 berganda. Tabel 1: Analisis Model Regresi Mod R R Square 1 .465 2 Adjusted R Std. Error of F Sig. 6.359 43.133 .000 .322 5.898 75.464 .000 .284 .279 6.081 61.792 .000 .044 .002 -.004 7.178 .298 .586 5 .641 .410 .399 5.552 35.742 .000 6 .641 .411 .395 5.568 26.671 .000 t Sig. 4.091 .000 6.568 .000 12.445 .000 8.687 .000 7.274 .000 7.861 .000 5.237 .000 .546 .586 3.541 .001 el Square the Estimate .217 .212 .571 .326 3 .533 4 Unstandardized Standardize Coefficients d Model 1 Coefficients B Std. Error 7.402 1.809 .031 .005 (Constant) 11.718 .942 ∑Norma .080 .009 (Constant) 9.395 1.292 ∑PBC .036 .005 17.058 3.257 ∑SES .056 .103 (Constant) 5.662 1.599 ∑Sikap .016 .005 .234 2.988 .003 ∑Norma .055 .011 .398 5.011 .000 ∑PBC .009 .006 .139 1.483 .140 (Constant) 4.959 2.822 1.757 .081 ∑Sikap .016 .005 .231 2.911 .004 ∑Norma .056 .011 .401 4.991 .000 ∑PBC .009 .006 .137 1.458 .147 ∑SES .025 .082 .019 .303 .762 (Constant) ∑Sikap 2 3 4 5 6 (Constant) Beta .465 .571 .533 .044 Sumber: Output SPSS Pada analisis model regresi, Dari tiga variabel yang variabel bebas Sikap, Norma Subyektif, ditempatkan sebagai prediktor dalam dan Persepsi Kendali Perilaku (PBC) Model 5, hanya variabel bebas PBC yang signifikan mempengaruhi variabel terikat memiliki nilai sig > 0,05, dan dari empat (Intensi) yang ditunjukkan dengan nilai variabel sig pada uji t dan F < 0,05. Namun tidak prediktor dalam Model 6, variabel bebas dengan variabel bebas Status Sosial PBC dan Status Sosial Ekonomi memiliki Ekonomi, yang berdasarkan uji t dan F > nilai sig > 0,05. Dari hal tersebut dapat 0,05 yang menunjukkan bahwa variabel dikatakan tersebut tidak signifikan berpengaruh dipengaruhi pada variabel terikat Intensi. variabel Analisis model regresi yang ditempatkan bahwa Intensi secara bebas Subyektif. sebagai hanya langsung Sikap Melihat oleh dan Norma dari adanya menunjukkan bahwa secara simultan, signifikansi antara variabel bebas PBC pengaruh variabel bebas Sikap, Norma dengan Subyektif, dan PBC terhadap variabel menyertakan variabel yang lain, ada terikat Intensi (Model 5) adalah sebesar kemungkinan hubungan tidak-langsung 0,410 (41%) dan sisanya sebesar 59% antara PBC dan Intensi melalui variabel dipengaruhi faktor lain di luar model. Sikap dan Norma Subyektif. Adapun Ekonomi jika variabel dimasukkan Intensi jika diuji tanpa Status Sosial Dari penjelasan diatas, pengujian ke dalam terhadap hipotesis berdasarkan hasil persamaan (Model 6), pengaruh variabel penelitian dapat dijelaskan bebas Sikap, Norma Subyektif, PBC, dan berikut: (1) menerima Hipotesis Ha1, Status Sosial Ekonomi terhadap variabel sehingga terikat Intensi (Model 6) adalah sebesar variabel Sikap berpengaruh positif dan 0,411 (41,1%), dan sisanya sebesar 58,9% signifikan dipengaruhi faktor lain di luar model. mahasiswa mengikuti pelatihan bela Model 5 signifikan berdasarkan dari nilai negara. F = 35.742, sig < 0,05, sedangkan Model 6 mengandung makna bahwa semakin signifikan berdasarkan dari nilai F = positif 26.671, sig < 0,05. pelatihan bela negara, maka Intensi dapat terhadap Temuan Sikap sebagai dikatakan bahwa variabel Intensi penelitian mahasiswa ini terhadap untuk mengikuti pelatihan bela negara 124 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 semakin tinggi pula. Temuan ini serupa makna bahwa semakin tinggi Persepsi dengan penelitian terdahulu dari Hassan Kendali et al (2016) di mana tingkat sikap positif pelatihan bela negara, maka Intensi yang lebih tinggi terhadap suatu perilaku mengikuti pelatihan bela negara semakin memiliki tingkat intensi yang lebih tinggi tinggi pula. Pengaruh kendali perilaku terhadap yang perilaku tersebut; (2) Perilaku untuk signifikan mengikuti terhadap niat menerima Hipotesis Ha2, sehingga dapat menunjukkan bahwa intensi seseorang dikatakan untuk melakukan sesuatu dipengaruhi bahwa variabel Subjektif berpengaruh signifikan terhadap Norma positif variabel dan Intensi oleh seberapa besar tingkat persepsi seseorang terhadap kendali yang mahasiswa mengikuti pelatihan bela dimilikinya dalam berperilaku. Persepsi negara. Pada penelitian terdahulu oleh Kendali Perilaku mencerminkan tingkat Lin & Lee (dalam Hassan et al, 2016) kontrol individu atas hambatan internal disebutkan bahwa individu atau orang- dan eksternal untuk kinerja perilaku orang yang mewakili sebuah lembaga berdasarkan kemudahan atau kesulitan dapat menciptakan tekanan sosial untuk yang mendorong dan menganjurkan orang sebelumnya (Linke et al. dalam Motalebi lain untuk berperilaku tertentu. Pada et al, 2014). Persepsi kendali perilaku penelitian terdahulu oleh Oliveira et al memiliki efek motivasi pada intensi (2013) norma (Motalebi et al, 2014); (4) menolak subjektif muncul sebagai prediktor kuat Hipotesis Ha4, sehingga dapat dikatakan dari intensi untuk melakukan tindakan bahwa Status Sosial Ekonomi tidak sukarela. bela berpengaruh terhadap variabel Intensi negara dilakukan dengan sifat sukarela mahasiswa mengikuti pelatihan bela maka tekanan normatif memberikan negara. Hal ini mengungkapkan bahwa pengaruh pada perilaku; (3) menerima status sosial ekonomi tidak berpengaruh Hipotesis Ha3, sehingga dapat dikatakan karena seseorang dalam memutuskan bahwa untuk mengikuti atau tidak pelatihan menunjukkan Mengingat Persepsi berpengaruh bahwa pelatihan Kendali positif dan Perilaku signifikan bela dirasakan dalam negara pengalaman tidak terhadap variabel Intensi mahasiswa mempertimbangkan mengikuti ekonominya. Selain itu, pelatihan bela Temuan pelatihan penelitian bela ini negara. mengandung negara adalah status hanya program sosial kegiatan Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 125 sukarela yang baik untuk menunjukkan menunjukkan signifikan berdasarkan dari rasa rasa nilai F = 26.671, sig < 0,05. Regresi nasionalismenya, orang mungkin merasa berganda menunjukkan hasil koefisien mempunyai untuk determinasi ganda R2 = 0.411 (41.1%) yang mendukung artinya 41% dari variasi Intensi dapat program pelatihan bela negara terlepas dijelaskan oleh Sikap, Norma Subjektif, dari tingkat status sosial ekonomi mana Persepsi Kendali Perilaku, dan Status pun; Sosial Ekonomi sebagai prediktornya, cinta tanah kewajiban berkomitmen (5) air dan moral dalam menerima Hipotesis Ha5, sehingga dapat dikatakan bahwa Sikap, sedangkan Norma Subjektif, dan Persepsi Kendali dijelaskan oleh prediktor lain yang tidak Perilaku interaksional diperhitungkan dalam penelitian ini. Hal berpengaruh positif dan signifikan dalam ini juga membuktikan bahwa variabel memprediksi Intensi mahasiswa untuk status sosial ekonomi tidak berperan mengikuti pelatihan bela negara. Hal ini sebagai prediktor. (PBC), secara sisanya sebanyak 58.9% menunjukkan signifikan berdasarkan dari nilai F = 35.742, sig < 0,05. Regresi Kesimpulan berganda menunjukkan hasil koefisien Simpulan dari uraian keseluruhan determinasi ganda R2 = 0.410 (41%) yang penelitian ini adalah semakin tinggi sikap, artinya 41% dari variasi Intensi dapat norma subjektif, dan kendali perilaku, dijelaskan oleh Sikap, Norma Subjektif, maka dan Persepsi Kendali Perilaku sebagai mahasiswa mengikuti pelatihan bela prediktornya, sisanya negara. Sedangkan status sosial ekonomi sebanyak 59% dijelaskan oleh prediktor tidak memiliki pengaruh terhadap intensi lain yang tidak diperhitungkan dalam mahasiswa mengikuti pelatihan bela penelitian ini.; (6) menerima Hipotesis negara. Ha6, sehingga dapat dikatakan bahwa dikatakan bahwa untuk mengetahui Sikap, Norma Subjektif, Persepsi Kendali apakah seorang mahasiswa memiliki Perilaku Sosial intensi untuk mengikuti pelatihan bela interaksional negara, dapat dilihat dari ketiga variabel berpengaruh positif dan signifikan dalam bebas baik secara independen ataupun memprediksi Intensi mahasiswa untuk secara mengikuti pelatihan bela negara. Hal ini dipisahkan, yakni Sikap, Norma Subjektif, Ekonomi sedangkan (PBC), dan secara Status semakin Dengan simultan tinggi pula demikian dan 126 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 tidak intensi dapat dapat dan Persepsi Kendali Perilaku mahasiswa methodological considerations. yang Diakses bersangkutan. Mereka yang dari memiliki salah satu variabel bebas yang http://people.umass.edu/aizen/ lemah (misal, Status Sosial Ekonomi) pdf/tpb.measurement.pdf tetap dapat memiliki intensi untuk pada tanggal 26 Desember mengikuti pelatihan bela negara sejauh 2008. Sikap, Norma Subjektif, dan Persepsi Kendali Perilakunya kuat. Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap manusia: Namun Teori demikian, kita juga dapat mengetahui intensi seorang mahasiswa mengikuti dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2015a). Reliabilitas pelatihan bela negara hanya dari Sikap dan atau Pustaka Pelajar. Norma Subjektifnya. Individu mahasiswa yang memiliki Sikap yang Azwar, validitas. Saifuddin. Yogyakarta: (2015b). Metode kuat atau Norma Subjektif yang kuat penelitian. Yogyakarta: Pustaka akan memiliki intensi yang kuat juga Pelajar. untuk mengikuti pelatihan bela negara. Hassan, Penelitian ini menemukan bahwa Masoodul, al (2016). Knowledge Sharing Behavior Sikap, Norma Subjektif dan PBC secara Of interaksional Pakistani berpengaruh et terhadap Business Teachers Universities: Of An intensi mahasiswa mengikuti pelatihan Empirical Testing Of Theory Of bela lagi Planned Behavior. European teori Scientific Journal May 2016 negara. Hal mengkonfirmasi ini sekali keberlakuan perilaku terencana. edition vol.12, No.13 ISSN: 1857 – 7881 Daftar Pustaka Ajzen, Icek. Kemhan (2005). Attitudes, RI. (2015). Buku pertahanan Indonesia. Jakarta: personality, and behavior (2nd Kementerian Ed.). Milton-Keynes, England: Republik Indonesia. Open University Press/McGraw- Hill. Ajzen, Icek. (2006). Constructing a TPB questionnaire: Conceptual and putih Pertahanan Kristo, Ridhoino. (19 Oktober 2015). Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Kalbar Diakses Tolak Bela Negara. dari: Pengaruh Sikap, Norma Subyektif, Persepsi Kendali Perilaku … | Meilisha Djati Arum | 127 http://pontianak.tribunnews.co Santrock, J. W. (2011). Life span m/2015/10/19/aliansi-pemuda- development (13th ed.). New dan-mahasiswa-kalbar-tolak- York: McGraw Hill. bela-negara pada tanggal 3 September 2016 Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT. Mason, T. E., & White, K. M. (2008). The role of behavioral, normative Raja Grafindo Persada. Tribunnews.com. (13 Oktober 2015). and control beliefs in breast Diakses self-examination. http://www.tribunnews.com/n Women & Health, 47(3), 39-46. dari: asional/2015/10/19/koalisi-muda- Motalebi, S.A, Iranagh, J.A, Abdollahi, A, indonesia-tolak-program-bela- & Lim, W.K. (2014). Applying Of negara-yang-digagas- Theory Of Planned Behavior To kemenhan Promote Physical Activity And September 2016. Exercise Older Behavior Adults. pada Among Journal of Physical Education and Sport (JPES), 14(4), Art 87, pp. 562 568, 2014, online ISSN: 2247 806X; p-ISSN: 2247 – 8051 O'Connor, R.C. & Armitage, C.J. (2003). Theory of planned behaviour and parasuicide: exploratory study. An Current Psychology, 22, 247-256 Oliveira,T.V, Pallister, J.G, & Foxall, G.F. (2012). Sustained Accounting Volunteering for by Young People: An Expanded TPB. Voluntas (2013) 24:1180– 1198 128 | Jurnal Program Studi Damai dan Resolusi Konflik | April 2017, Volume 3, Nomor 1 tanggal 3