Penyelenggaraan ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise 2011 April 2011 Suasana pelatihan pengakutan korban Suasana pelatihan USAR (Urban Search dengan helipkopter and Rescue) Suasana pelatihan evakuasi tsunami Suasana kegiatan pengobatan 1. Pokok-pokok kegiatan (1) Dari tanggal 15-19 Maret, ASEAN Regional Forum Disaster Relief Exercise ke-2 yang diketuai bersama oleh Jepang dan Indonesia telah diselenggarakan di Manado, Indonesia. Latihan ini diselenggarakan dengan adanya suatu kondisi yang mana presiden RI mengumumkan keadaan darurat dan meminta bantuan kepada negara anggota ARF atas peristiwa gempa dan tsunami di teluk Manado yang merobohkan bangunan dan menimbulkan korban yang besar. (2) Dari Jepang, awalnya, kapal pengangkut milik Pasukan Bela Diri Laut Jepang “Oosumi”, pesawat pengangkut KC-767 dan C-130H milik Pasukan Bela Diri Udara Jepang, serta sekitar 400 orang yang terdaftar sebagai Pasukan Bela Diri Jepang dan Tim Tanggap Darurat Internasional termasuk asetnya berupa heli milik Pasukan Bela Diri Darat dan Udara Jepang, dijadwalkan akan berpartisipasi dalam latihan ini, namun karena adanya penanganan gempa lepas pantai Pasifik wilayah Tohoku yang terjadi pada 11 Maret, maka pengiriman pasukan bela diri Jepang dan seluruh asetnya dibatalkan, sehingga hanya diwakili oleh Wakil Menlu Kikuta dengan skala yang diperkecil menjadi sekitar 40 orang. Bahkan, pengiriman tentara Amerika dan Korea juga dibatalkan karena alasan yang sama, dan mereka hanya mengikuti table top exercise. (3) Pada latihan ini, 4,000 lebih peserta dari 25 negara-negara di kawasan dan institusi seperti negara-negara ASEAN, Australia, Tiongkok, EU, Indo dan lain-lainya termasuk Jepang dan Indonesia yang merupakan Ketua Bersama mengikutinya, dan diselenggarakan kegiatan sipil masyarakat yang terdiri dari kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi, table top exercise dan kegiatan pengobatan, field training exercise meliputi manejemen Pusat Operasional Bersama dan Kantor Koordinasi Bersama operasi AD, AL, AU dan SAR tingkat kota. 2. Penilaian (1) Latihan ini sukses dilaksanakan tanpa ada kecelakaan di belakangnya dan berhasil memenuhi tujuan yang diharapkan yaitu selain meningkatkan kemampuan penanganan terhadap bencana skala besar juga untuk memperdalam saling pemahaman di setiap negara dan insitusi. (2) Tanpa terhalang bencana gempa dan tsunami yang kali ini terjadi di Jepang, kehadiran Wakil Menteri Luar Negeri Kikuta mengikuti latihan ini sesuai dengan rencana awal, bersama dengan partisipasi staf personal JICA, Kemenlu, Kemenhan yang selama ini terlibat bersama pemerintah Indonesia pada tahap persiapan latihan, dari sisi ketua bersama di lokasi, menunjukkan tekad pemerintah Jepang dalam melaksanakan tanggung jawab dengan baik sebagai ketua bersama kepada masyarakat internasional. Sosok Jepang yang seperti ini, selain mendapat penghargaan yang tinggi dari pihak pemerintah Indoesia, telah menjadi sebuah kesempatan yang kuat untuk menunjukkan kepada masyarakat internasional betapa pentingnya kerja sama internasional pada bencana gempa dan tsunami. (3) Seperti ditunjukkan pada gempa lepas pantai Pasifik di wilayah Tohoku kali ini, wilayah Asia Pasifik merupakan wilayah yang sering terkena bencana gempa dan tsunami, sehingga sangatlah penting membangun sistim kerja sama internasional bagi bencana seperti ini. Latihan kali ini merupakan dasar bagi penanganan di kawasan seperti ini. Tanpa peduli tidak terwujudnya pengiriman aset kapal dan pesawat milik Pasukan Bela Diri Jepang karena bencana di Jepang, di balik keberhasilan penyelenggaraan latihan ini dengan kerja sama pihak Indonesia, menjadi lompatan yang besar menuju keberlangsungan latihan ini ke depannya.