302 BAB V PENUTUP Pada bagian penutup ini akan disajikan tiga

advertisement
BAB V
PENUTUP
Pada bagian penutup ini akan disajikan tiga hal pokok yang berkaitan
dengan penelitian. Ketiga hal yang dimaksud adalah rangkuman hasil penelitian,
simpulan dan saran. Secara lengkap sajian ketiga hal itu dapat dilihat pada uraian
sebagai berikut.
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan dan interpretasi yang telah
dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
1.
Wacana CIKPP ini
merepresentasikan tokoh-tokoh yang dipilih sebagai
pengemban ideologi selalu kontradiktif dengan tokoh pembandingnya. Tokoh
perempuan yang halus, lemah lembut, setia, teguh dan loyal terhadap peran
keperempuanannya, serta memberontak terhadap tradisis dipertentangkan
dengan tokoh laki-laki yang otoriter, kasar, keras egois, tidak setia, dan
sewenang-wenang terhadap perempuan
2.
Ideologi feminisme yang dipaparkan pengarang dalam CIKPP pada dasarnya
sama, yaitu tentang kebebasan perempuan, hak dan kedudukan antara lakilaki dan perempuan, dan harkat dan martabat perempuan. Kesamaan
penekanan ideologi pengarang perempuan menunjukkan walaupun mampu
hidup mandiri, perempuan Indonesia tetap diatur oleh nilai-nilai atau normanorma pantas dan tidak pantas dalam pergaulannya dengan kaum laki-laki.
Pembebasan perempuan dari sinisme sosial budaya terhadap berbagai
kekuatan destruktif yang berdampak buruk pada kaum perempuan dan
302
303
harapan kaum perempuan mendapatkan pengakuan eksistensial yang layak
berkaitan dengan posisi dan perenannya unuk menata kehidupan yang lebih
baik dengan mepertimbangkan nilai-nilai moral, spiritual serta nilai-nilai
edukatif yang tidak dianggap penting dalam kehidupan masyarakat global
yang majemuk.
3.
Wacana CIKPP menampilkan ideologi-ideologi tersebut bersifat universal,
yaitu mengungkapkan sisi-sisi ketidakadilan yang dialami perempuan di
seluruh dunia. Yaitu perempuan ditampilkan sebagai obyek dan bukan
subyek. Karena itu, sebagai objek representasi, perempuan posisinya selalu
didefinisikan dan tersubordinasi. Hal itu yang dialami oleh perempuan
Indonesia, sama halnya dengan subordinasi yang dialami kaum perempuan
di dunia, yaitu berakar dari perbedaan gender yang kemudian melahirkan
peran jender.
4.
Menghadapi kultur yang menafikkan superioitas laki-laki dan subordinasi
perempuan,
pengarang
perempuan
membuat
tokoh
perempuannya
meneriakkan protesnya dan konsekuen dalam merealisasikan ideologi dengan
dengan melakukukan dekonstruksi ideologi. Untuk mencapai tujuan itu,
pengarang cenderung memilih tokoh perempuan dan juga tokoh laki-laki
yang solider terhadap perempuan sebagai pengemban ideologi feminisme
tersebut.
5.
Ideologi tentang harkat dan martabat perempuan dianggap telah berhasil
dengan baik oleh tokoh perempuan dan bersifat positif. Kenyataan
menunjukkan bahwa begitu tingginya nilai kebebasan dan harga diri bagi
304
seorang perempuan sehingga tokoh perempuan rela melepaskan statusnya
sebagai istri demi kedua hal tadi.
6.
Menurut
peneliti,
perjuangan
perempuan
Indonesia
yang
mencoba
memadukan tradisi Timur dan tradisi Barat akan berhasil apabila tradisi barat
diadaptasikan ke dalam budaya Indonesia, jika tidak perpaduan itu justru
menimbulkan keragu-raguan dan ketidakbahagiaan perempuan itu sendiri.
7.
Perjuangan perempuan yang berkiprah pada tradisi timur sangat ideal karena
memperjuangkan kebebasan, kesamaan hak, antara laki-laki dan perempuan,
dan martabatnya berdasarkan perspektif agama dan budaya. Walaupun
demikian, perjuangan itu tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila
perempuan selalu mementingkan perasaan dari pada rasionya.
8.
Pada intinya perjuangan kauam perempuan di Indonesia untuk menjadi
mitrasejajar kaum laki-laki bertujuan untk mensejahterakan kehidupan kaum
perempuan. Tujuan yang diharapkan terseebut akan memberikan kebahagiaan
apabila diselaraskan dengan kesempurnaan akhlak. Artinya, kesejahteraan
bagi kaum perempuan hendaknya dianggap sebagai akibat dari proses hidup
menurut perintah Tuhan. Dengan demikian, tujuan utama perjuangan kaum
perempuan adalah melakukan perubahan sosial menuju masyarakat damai
dan adil. Ketidakselarasan antara kedua tujuan hidup ini akan menyebabkan
perempuan kehilangan arah dan tujuan dalam memperjuangkan kebebasan,
kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan, dan martabatnya. Bahkan
membingungkan bagi kaum perempuan yang telah memperoleh semua yang
telah dicapai melalui perjuangannya itu.
305
9.
Gambaran perempuan Indonesia yang diinginkan pengarang perempuan
adalah perempuan yang mandiri, intelek, lembut, toleran, setia, dan tegar,
yang berkarier namun dapat menjalankan peran domestiknya dengan penuh
tangggungjawab atau memilih berkarier tanpa dibebani peran domestiknya
serta peduli akan nasib sesamanya dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan
gambaran laki-laki Indonesia yang dharapkan pengarang perempuan adalah
pria yang mandiri, intelek, berpendirian teguh, bertanggungjawab, setia,
lembut serta menghargai harkat dan martabat perempuan. Walaupun temuan
penelitian demikian, peneliti tidak memvonis tipe-tipe perempuan dan lakilaki akan selalu seperti ini karena setiap orang selalu mengikuti perubahan.
5.3 Saran-Saran
Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah disampaikan
sebelumnya, peneliti menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan
pengajaran kritik sastra dan penyebarluasan informasi tentang peran dan
kedudukan perempuan di Indonesia. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai
berikut.
1.
Penelitian ini merupakan penelitian permulaan yang mengkaji masalah
ideologi feminisme dalam wacana CIKPP, maka perlu dilaksanakan
penelitian lanjutan yang meneliti masalah-masalah perempuan karena
berlakunya ideologi feminisme, baik dalam wacana CIKPP maupun wacana
cerpen Indonesia yang lain, seperti problematika perempuan, seksualitas
306
perempuan, dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh
kedalaman.
2.
Dalam memperjuangkan kebebasan, kesamaan hak dan martabatnya, kaum
perempuan Indonesia dewasa ini tidak mementingkan diri sendiri, akan tetapi
mencari keadilan tanpa mengabaikan bahwa kaum perempuan adalah basis
kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagaimana pepatah arab
al-umm-madrasah
Ibu adalah pendidik yang pertama dan utama dalam
keluarga. Perempuan tidak memperjuangkan suatu budaya tanding terhadap
kaum laki-laki tetapi memperjuangkan pengakuan laki-laki atas dirinya, yaitu
agar kaum laki-laki menyadari dan melegitimisir hak-hak perempuan serta
tidak berlaku sewenang-wenang terhadap perempuan, karena perempuan
adalah tiang negara.
3.
Kaum perempuan perlu memanfaatkan secara positif hasil perjuangan yang
diraihnya, sehingga kedudukan yang sejajar dengan kaum laki-laki tidak
merupakan suatu blackflash karena lawan tangguh dari perempuan adalah
dirinya sendiri. Sehingga perjuangannya harus diimbangi dengan akhlak
mulia agar tidak kehilangan harkat dan martabatnya.
4.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teori literasi kritis
dalam menentukan tokoh perempuan yang dipadukan dengan analisis wacana
kritis (Critical discourse analyis/CDA) dan kritik sastra feminis. Untuk
mengkaji lebih jauh model ini kiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan.
Karena itu, disarankan kepada peneliti lain untuk menggunakan model teori
307
yang dipakai dalam penelitian untuk meneliti wacana sastra (cerpen, novel,
teks drama) yang lain.
5.
Institusi pendidikan yang berfungsi memberikan pencerahan bagi subyek
didik perlu melatih subyek didiknya menemukan fenomena-fenomena sosial
budaya yang kurang adil atau berkesan menindas sesama manusia. Salah satu
upaya untuk itu ditempuh melalui pembalajaran kritik sastra.
6.
Mengingat CIKPP menggunakan ideologi feminisme dalam sastra Indonesia,
maka disarankan kepada ahli sastra Indonesia untuk memasukkan fenomena
ini sebagai salah satu ciri “ekstra estetik” dalam mengidentifikasikan ciri-ciri
sastra pada seiap angkatan sastra Indonesia. Yang dimaksud dengan ciri
ekstra estetik adalah ‘bahan-bahan’ karya sastra seperti masalah, pemikiran,
filsafat, pandangan hidup, gambaran kehidupan, bahasa dan sebagainya.
Dalam hubungannya dengan aspek pengetahuan, ciri-ciri ekstra estetik ini
dapat digunakan sebagai bahan pengayaan konsep bagi guru, dosen
(pendidik)
selaku
perancang
program
pembelajaran
sastra.
Pada
matapelajaran kritik sastra.
7.
Apabila guru menggunakan cerpen-cerpen yang diteliti dalam penelitian ini
dalam pembelajaran kritik sastra perlu diperhatikan unsur intrinsik yang lain
(tema, gaya bahasa, latar, sudut pandang penceritaan dan sebagainya) yang
digunakan oleh pengarang. Wawasan dasar perlu disampaikan terlebih dahulu
oleh guru agar mereka tidak mengalami salah penafsiran dalam menanggapi
persoalan-persoalan dalam teks cerpen. Siswa diarahkan pada proses belajar
308
kreatif dan kritis sehingga dapat memetik sejumlah pegetahuan dan nilai-nilai
yang diangkat oleh pengarang dengan benar.
8.
Ada sejumlah kelemahan yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam
mengakji cerpen dalam jumlah yang banyak. Peneliti sangat menyadari
sejumlah kesalahan teknis penelitian sehingga penelitian ini memerlukan
waktu yang cukup untuk diselesaikan. Kejenuhan dan ketergesa-gesahan serta
keterbatasan peneliti ini membuahkan hasil yang sangat bias. Karena itu,
harapan
peneliti
agar
para
pengkaji
sastra membahas
ulang
dan
mendiskusikan ulang hasil penelitian ini sebelum dikembangkan menjadi
hasil temuan yang disepakati secara akademis.
309
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Irwan (Ed.).1997. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Abrams, M.H. 1984. A Glossary of Literary Terms. New York: Half:
Renehart and Winston.
Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan
Berbahasa dan Apresiasi Novel. Malang: YA3.
Aminuddin. 1987. Pengantar Apesiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar
Harapan.
Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang
Bahasa dan Sastra. Malang: YA3.
Anwar, Ahyar. 2010. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Anshori, D. (Ed). 1997. Membincangkan Feminisme: refleksi Muslimah
Atas Peran Sosial Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.
Ayu, Djenar Maesa. 2002. Mereka Menatakan, Saya Seekor
Monyet.dalam Jurnal Cerpen Indonesia. Hal. 40-50. Nomor: 12002.
Bandel, Katrin.2006. Sastra, Perempuan dan Seks. Yogyakarta dan
Bandung: Jalasutra.
Bertens, K. 1991. Memperkenalkan Psikoanalisa Sigmund Freud
(terjemahan). Jakarta: Gramedia.
Bramantio.2010. Suara-Suara Perempuan Yang Terbungkam dalam
Sihir Perempuan.dalam Bunga rampai Telaah Sastra DKJ:
Dari Zaman Citra Ke Metafiksi. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.
Budianta, Melani. 1999. Sastra dan Ideologi Gender. Padang: Lemlit
IKIP Padang. (dalam Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora).
Volume I, Nomor 2, Tahun 1999.
Budianta, Melani. 2002. Pendekatan Feminis terhadap Wacana sebuah
pengantar. Dalam Budiman, Kris, Ed. 2002. Analisis Wacana
dari Linguistik sampai Dekonstruksi. Yogyakarta: Kanal.
310
Budiman, Chris Ed.2002. Wacana Sastra dan Ideologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Cerpen Pilihan Kompas 1992. Kado Istimewa. Cetakan Ke-3:
Desember, 2000.
Cerpen Pilihan Kompas 1994. Lampor. Cetakan Ke-2: Maret, 2002.
Cerpen Pilihan Kompas 1999. Derabat.Cetakan Ke-5: Agustus, 2001
Cerpen Pilihan Kompas 2000. Dua Tengkorak Kepala.Cetakan Ke-1:
Juni 2000
Cerpen Indonesia Terbaik 2009. 20 Cerpen. Jakarta: Gramedia
Culler, Jonathan. 1977. Literary Theory. Oxford: Oxford University
Press.
Darma, Yoce Aliah.2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama
Media.
Damono, Sapardi Djoko. 2002. Sosiologi Sastra Sebagai Pengantar
Ringkas. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pengantar dalam Rampan C.CR. 2002.
Dunia Perempuan. Yogyakarta: Bentang.
Damono, Sapardi Djoko. 2004. Meninjau Permepuan dalam sastra.
Dalam Srengenge, Sitok dkk. (Ed). 2004. Prosa:Yang Jelita
Yang Ceria. Jakarta: Metafor Intermedia Indonesia.
Dayakisni, Tri dan dalais Yuniarti.
Budaya.Malam UMM Press.
2004.
Psikologi
Lintas
Dermawan, Taufik. 1996. Citra Wanita Indonesia dalam Sastra.
Malang: Operasi dan Perawatan IKIP Malang.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdikas.
Dharmojo. 2008. Critical Discourse Analysis (CDA) sebagai Model
Pembelajran
Sastra.
(online).
(http://cakraewala
sastraindonesia.blogspot.com/2007/07/critical-discoureseanallysis-cda-sebagai.html. diakses 25 Januari 2011).
Eagleton, Terry. 2010. Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif
(edisi Terbaru).Yogyakarta: Jalasutra.
311
Endraswara, Suwardi. 2003. Meodollogi Penelitian Sastra:
Epistemologi Model teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Eneste, Pamusuk. 2000. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta:
Kompas.
Eriyanto. 2005. Analisis Wacana (Pengantar Analisis Teks Media).
Yogyakarta: LKIS.
Esten, Mursal. 1987. Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Raya.
Esten, Mursal (ed). 1988. Menjelang Teori dan Kritik Susastra
Indonesia Yang Relevan. Bandung: Angkasa.
Fakih, Mansour. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik
sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Faruk. 1999. Hilangnya Pesonda Dunia: Siti Nurbaya, Budaya Minang,
Struktur Sosial Kolonial. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
Ferguson, Ana Marie. 1986. Images of Women Literature. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Fokkema, D.w. dan Kunne-Ibsch, Elrud. Tanpa tahun. TeoriSastra
Abad Kedua Puluh. Terjemahan J. Praptadiharja dan Kepler
Silaban. 1998. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hamidah. Siti Cholisotul. 1996. Sosok, Peran dan Sumbangan Novelis
Wanita Indonesia dalam Perekembangan Novel Indonesia.
Malang : Operasi dan Perwatan Fasilitas IKIP Malang.
Hartoko, Dick dan B. Rahmanto.1998. Kamus Istilah sastra.
Yogyakarta: Kanisius.
Hardjana, Andre. 1985 . Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT
Gramedia.
Hellwig, T. 2003. In The Shadow of Change (Citra Perempuan dalam
Sastra Indonesia). Depok: Desantara.
Hidayati-Amal, Siti. 1995. Beberapa Perspektif Feminis dalam
Menganalisis Permasalahan Wanita. Dalam Tapi Omas Ihromi
312
(Ed.). Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Hidayati, Lilik. 2007. Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah ElKhaelaqy, Analisis Kritik Sastra Feminis. Skripsi-UGM. Tidak
diterbitkan.
Hubbies, Aida Fitalaya S. 1997. Feminisme dan pemberdayaan
Perempuan. Dalam Anshori (ed), Membincangkan Feminisme:
efleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Wanita,(hal. 19-35).
Bandung Pustaka Hidayah.
Humm, Maggie. 2002. Ensiklopedia Feminisme. (Terjemahan Mundi
Rahayu). Muntilan: Fajar Pustaka Baru.
Ihromi, .O. 1993. Konvesi Mengenai Penghapusan segala bentuk
Diskriminasi terhadap wanita dan Beberapa Fakto yang
menentukan
efektivitasnya.
Dalam
Munandar
(Ed).
Pembangunan Politik, Situasi Global, dan Hak Asasi di
Indonesia (Hal. 551-574). Jakarta: PT. Gramedia.
Ismiyati, Siti Hajar. 2010. Citra Perempuan Pekerja dalam Dinamika:
Kajian feminis dan Intertekstual terhadap Kumpulan Novelet
batu Sandung Karya Ratna Indraswari Ibrahim dan Kumpulan
Cerpen harga Perempuan Karya Sirikit Syah.Tesis-UGM. Tidak
diterbitkan.
Isnendes, Retty. 2009. Suara Perempuandalam Novel Sunda Puputon
‘Buah hati’ Karya Aam Amilia. dalam Jurnal pendidikan bahasa,
Sastra dan Pengajarannya. FPBS-UPI Bandung.
Jassin, H.B. 1983. Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia.
Jakarta: Gramedia.
Jassin, H.B. 1985. Kesusastraan Indonesia dalam Kritik dan Essai. I, II,
III,IV. Jakarta: Gramedia.
Jassin, H.B. 1993. Sastra Indonesia dan Perjuangan Bangsa. Jakarta:
Puspa Jiwa.
Jorgensen dan Phillips. Tanpa tahun. Analisis Wacana (Teori dan
Metode). Terjemahan oleh Imam Suyitno. Lilik Suyitno,
Suwarna. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Junus, Umar.1983. Dari Peristiwa ke Imajinasi. Jakarta: Gramedia
313
Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita I dan II. Jakarta: Gramedia.
Kartjasungkana, Nusrsyahbani. 1997. Perempuan dalam Peta Hukum
Negara di Indonesia. Dalam Hasyim (Ed). Menakar Harga
Perempuan (Hal. 69-98). Bandung: Mizan.
Keesey, Donald. 1994. Contexts for Criticism. USA Mountain View:
Mayfield Publishing Company.
Kleden, Ignas. 1998. Fakta dan Fiksi, tentang Fakta dan Fiksi. Imajinasi
dalam Sastra dan Ilmu Sastra. Kalam. Edisi 11 hal 5-25.
Krippendorf, Klaus. 1993. Analisis Isi, Pengantar Teori dan
Metodologi. Jakarta: Rajawali Press.
Likimahuwa. Nico A. 2001. Sastra Sebagai Suatu Sarana Pendidikan
Informal. Salatiga: Widya Sari Press.
Lecrerc, Annie. 2000. Kalau Perempuan Angkat Bicara. Yogyakarta:
Kanisius.
Lincoln, Yvonna dan Egon G. Guba. 1986. Naturalistic Incuiry.
Beverley Hills, Calivornia: sage Publisher.
Luxeemburg, Jan Van. 1984. Pengantar Ilmu Sastra.
Haroko. Jakarta: PT Gramedia
Terj. Dick
Mahmudah. 2001. Citra Perempuan dalam Media Massa Upaya
Penyetaraan Gender. Yogjakarta : Fakultas Sastra UGM dan PT
Bay Indra Grafika.
Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II. HISKI. 1990. Hermeneutika
dalam Telaah Sastra. Malang 26-28 November 1990.
Mawene, Aleda. 1999. Visi Feminisme dalam Novel-Novel Indonesia
kaya pengarang Wanita dekade 1970-an-1990-an. Tesis: UM.
Mido, Frans. 1994. Cerita Rekaan dan Seluk Beluknya. Flores: Nusa
Indah.
Miles, Mathew B. & Huberman, Michael A. 1992. Analisis data
Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohandi Rohidi. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Moleong, Lexy J. 1993. Metode Penelitian
Remaja Rosda Karya.
Kualitatif. Bandung:
314
Moore, Helen A dan Jane C. Ollenburger. 1996. Sosiologi Wanita.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Mufidah. 2003. Paradigma Gender. Malang: Bayu Media.
Muhadjir, Neong. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Rake Sarasin.
Mukhotib, MD. 1998. Menggagas Jurnalisme Sensistif Gender.
Yogyakarta: Pact INPI dan PMII Komisariat IAIN Sunan
Kalijaga.
Muthahari, Murtadha. 1995. Hak-Hak Wanita Dalam Islam. Jakarta:
Lentera
Newton, K.M. 1994. Menafsirkan Teks, Pengantar Kritis Kepada Teori
dan Penafsiran Sastra. (terjemahan). Semarang: IKIP Semarang
Press.
Ngefenan, Muhammad. 1990. Kamus Kesusastraan.
Prahara Prize.
Semarang:
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Panuti_Sudjiman (ed). 1986. Kamus Istilah Sastra. Cetakan II. Jakarta:
Gramedia.
----------, 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Pustaka Jaya.
Poerwandari, E. Kristi. 1995. Aspirasi Perempuan Bekerja dan
Aspirasinya. Dalam Tapi Omas Ihromi (Ed). Kajian Wanita
dalam Pembangunan. Jakarta: yayasan Obor Indonesia.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern.
Yogyakarta: Gama Media.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik
dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prihatmi. Th. Sri R. 1999. N.H Dini karya dan Dunianya. Jakarta:
Gramedia.
315
Prihatmi. Th. Sri R. 1977. Pengarang-pengarang
Indonesia..Jakarta: Pustaka Indonesia.
Wanita
Priyatni, Endah Tri. 2010.Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi
Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.
Prosiding Seminar Internasional Persembahan untuk 70 Tahun Prof. Dr.
Siti Chamamah Soeratno. 2011. Jejak Sastra dan Budaya.
Yogyakarta: Elmatera dan FIB-UGM.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rampan, Korrie. Layun. 1995. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Pendek.
Flores: Nusa Indah.
Rampan, Korrie. Layun. 2000. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia.
Jakarta: Grasindo.
Rampan, Korrie. Layun. 2000. Dunia Perempuan. Jakarta: Bentang.
Rampan, Korrie. Layun. 2009. Apresiasi Cerpen Indonesia Mutakhir.
Jakarta: BukuPop.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Pardigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian
Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ricoeur, Paul. 2002. The Interpreation Theory: Filsafat Wacana
membelah Makna dalam Anatomi Bahasa (terj. Masnur Herry).
Yogyakarta: IRCI SoD.
Rokhyanto. 2003. Gender dalam Perempuan Berkalung Sorban karya
Abidah el-Khaelaqy sebuah Kajian Kritik Sastra Feminis. TesisUGM. Tidak diterbitkan.
Rosidi, Ajip.2000. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Putra
A. Bardin.
Rosidi, Sakban. 2007. Analisis Wacana Kritis Sebagai Ragam
Paradigma Kajian Wacana. Makalah disajikan pada Sekolah
Bahasa, atas prakarsa Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat
Bahasa, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 15 Desember
2007.
316
Rusdianti, S.R. 2003. Helene Cisoux (1937) penggagas Ecriture
Feminine. Dalam Apsanti ed. 2003 Wanita dalam Kesusastraan
Perancis. Magelang: Indonesia Terra.
Ruthven, K.K. 1984. Feminist Literary Studies, An Introduction.
Comberidge: Comberidge University Press.
Rusyana, Yus. 1993. Penelusuran bahan Pelajaran sastra Indonesia
dalam Buku Pelajaran SMA 1984-1993. Dalam Bambang
kaswati Purwo Ed. 1993 PEELBA 6. Yogyakarta: Kanisius.
Sarjono, Agus R. 2001. Bahasa dan Bonafiditas Hantu. Magelang:
Indonesia Terra.
Sarmidi, Gatot. 2005. Kecenderungan Tematis Novel-Novel Karya
Novelis Perempuan Indonesia. Terbitan tahun 1998-2003).
Tesis: UM
Saryono, Djoko.
Malang
1996. Citra
Wanita dalam Sastra. Lemlit IKIP
Sadli, Saparina. 1988. Pengembangan Diri Wanita dalam Keluarga dan
LingKungan Sosial. Dalam Selo Sumardjan (Ed). Masyarakat
dan Kebudayaan. Jakarta : Djambatan.
Sayuti, Suminto A. 2001. Menuju Pengajaran Sastra Yang Ideal.
Makalah Ilmiah Seminar Nasional. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana. (terj: Unang,
dkk). Editor: Abd. Syukur Ibrahim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Segers. 2000. Evaluasi Teks Sastra (Terj. Suminto A.S). Yogyakarta:
Adi Citra.
Semi, M. Atar. 1984. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Semi, M. Atar .1984. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.
Selden, Raman. 1993. Panduan Pembaca Teori Sastra Modern.(Terj.
Rahmat D.P). Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Seloka Sudiara, Nyoman. 2005. Modul Kritik Sastra. Singaraja: IKIP
Negeri Singaraja.
317
Siswanti, endriani dwi. 2003. Peempuan di Titik Nol Perlawanan
Perempuan Melawan Tatanan Konservatif. Jurnal Perempuan.
No 30 h. 21-43.
Sukanti, Suryochondro. 1995. Timbulnya dan Perkembangan Gerakan
Wanita di Indonesia. Dalam Tapi Omas Ihromi (Ed.). Kajian
Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yoyakarta:
Kanisius.
Showalter, E. 1985. “Feminist Criticsm in the Wilderness” dalam The
New Feminist Criticsm. New York: Pantheon Books.
Suryaman, M. 1996. Mangunwijaya dan Sosok Wanita Pascanasional.
Prisma 5 (1996): Hal. 43-47.
Sutresna, Ida Bagus. 2006. Prosa Fiksi. Singaraja: Undiksha Singaraja.
Sujarwa. 2001. Polemik Gender antara Realitas dan refleksi Sebuah
Kajian Sosiologi Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sobary, M. 1997. Perempuan dalam Budaya: dominsi Simbolis dan
Aktual Kaum Lelaki. Dalam Hasyim (Ed). Menakar Harga
Perempuan (hlm. 221-241). Bandung: Mizan.
Soebadio, H. Dan Sadli, Saparinah. 1990. Kartini Pribadi Mandiri.
Jakarta: Gramedia
Soetrisno. 1997. Kemiskinan,
Yogyakarta: Kanisius.
Perempuan
dan
Pemberdayaan.
Soemandoyo, Priyo. 1999. Wacana Gender dan Transformasi Sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Feminis (Perempun dalam
Karya-Karya
Kuntowijoyo.Yogyakarta:
Cipta
Pustaka
Yogyakarta.
Sutrisno, Sulastin. 1985. Surat-Surat Kartini. Jakarta: Djambatan.
Sudjiman, Panuti. 1991. Kamus Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya.
Sumardjo, Jacob. dan Saini K.M. 1988. Apresisasi Kesusastraan.
Jakarta: Gramedia
Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
318
.2002. Kritik
Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sujarwa. 2001. Polemik Gender antara Realitas dan Refleksi: Sebuah
Kajian Sosiologi Seni. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia.
Suyitno, 2009. Kritik Sastra. Surakarta: LPP Universitas Sebelas Maret.
Syahdi, Irawan. 2009. Feminisme pada Kumpulan Cerpen Mahasiswa
Gema Sastrin “sepucuk Surat Buat Emak”. Dalam Jurnal Ilmiah
Bahasa dan Sastra Kekelepot. Vol.5. Nomor 1, Desember 2009.
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung:
Angkasa.
Teeuw, W.A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.
Teeuw, W.A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia.
Teun A. van Dijk. 1993. "Principles of critical discourse analysis".
Discourse &
Society. 1993 London: Sage, vol. 4(2): 249-283.
Todorov, Tvetan.1995. Tata Sastra (terj. Oke K.S. Zaimar, Apsanti J
dan T Bremid). Jakarta: Penerbit Djambatan.
Tong.R.P. 1998. Feminist Thought-A More
Introduction. Colorado: Wetview Press.
Comprehensive
Tusty, Eddy, N. 1991. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Ende—Folres:
Nusa Indah.
Wahyuni, Budi. 1997. Terpuruk Ketimpangan Gender. Yogyakarta:
Lapera Pustaka Utama
Wardani, I.G.A.K. 1981. Pengajaran Apresiasi Prosa. Jakarta:
Departemen P & K.
Wellek, Rene dan Austin Warren.1956. Theory of Literature. New York
: Harcourt. Braco dan World, Inc. (Terjemahan dalam Bahasa
Indonesia Oleh Melani Budiyanto.1989. Teori Kesusastraan.
Jakarta: Gramedia)
Wolfman, Brunetta R. 1995. Peran Kaum Wanita Bagaimana Menjadi
Cakap dan Seimbang dalam Berbagai Peran. Yogyakarta:
Kanisius.
319
Wolf, Naomi. 1999. Gegar Gender (Kekuasaan Perempuan Menjelang
Abad 21). Yogyakarta: Pustaka Semesta Press.
Zaimar, Okke. 2003. Julia Kristeva (1941) Penggagas Semanalyse dan
Intertekstualitas. Dalam D. Apsanti Ed. 2003. Wanita dalam
Kesuastraan Perancis.
Zoest, Aart Van. 1991. Fiksi dan Nonfiksi dalam Kajian Semiotik.
Jakarta: Internusa.
Download