BAB V PENUTUP Pada bagian penutup ini akan disajikan tiga hal pokok yang berkaitan dengan penelitian. Ketiga hal yang dimaksud adalah rangkuman hasil penelitian, simpulan dan saran. Secara lengkap sajian ketiga hal itu dapat dilihat pada uraian sebagai berikut. 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, pembahasan dan interpretasi yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Wacana CIKPP ini merepresentasikan tokoh-tokoh yang dipilih sebagai pengemban ideologi selalu kontradiktif dengan tokoh pembandingnya. Tokoh perempuan yang halus, lemah lembut, setia, teguh dan loyal terhadap peran keperempuanannya, serta memberontak terhadap tradisis dipertentangkan dengan tokoh laki-laki yang otoriter, kasar, keras egois, tidak setia, dan sewenang-wenang terhadap perempuan 2. Ideologi feminisme yang dipaparkan pengarang dalam CIKPP pada dasarnya sama, yaitu tentang kebebasan perempuan, hak dan kedudukan antara lakilaki dan perempuan, dan harkat dan martabat perempuan. Kesamaan penekanan ideologi pengarang perempuan menunjukkan walaupun mampu hidup mandiri, perempuan Indonesia tetap diatur oleh nilai-nilai atau normanorma pantas dan tidak pantas dalam pergaulannya dengan kaum laki-laki. Pembebasan perempuan dari sinisme sosial budaya terhadap berbagai kekuatan destruktif yang berdampak buruk pada kaum perempuan dan 302 303 harapan kaum perempuan mendapatkan pengakuan eksistensial yang layak berkaitan dengan posisi dan perenannya unuk menata kehidupan yang lebih baik dengan mepertimbangkan nilai-nilai moral, spiritual serta nilai-nilai edukatif yang tidak dianggap penting dalam kehidupan masyarakat global yang majemuk. 3. Wacana CIKPP menampilkan ideologi-ideologi tersebut bersifat universal, yaitu mengungkapkan sisi-sisi ketidakadilan yang dialami perempuan di seluruh dunia. Yaitu perempuan ditampilkan sebagai obyek dan bukan subyek. Karena itu, sebagai objek representasi, perempuan posisinya selalu didefinisikan dan tersubordinasi. Hal itu yang dialami oleh perempuan Indonesia, sama halnya dengan subordinasi yang dialami kaum perempuan di dunia, yaitu berakar dari perbedaan gender yang kemudian melahirkan peran jender. 4. Menghadapi kultur yang menafikkan superioitas laki-laki dan subordinasi perempuan, pengarang perempuan membuat tokoh perempuannya meneriakkan protesnya dan konsekuen dalam merealisasikan ideologi dengan dengan melakukukan dekonstruksi ideologi. Untuk mencapai tujuan itu, pengarang cenderung memilih tokoh perempuan dan juga tokoh laki-laki yang solider terhadap perempuan sebagai pengemban ideologi feminisme tersebut. 5. Ideologi tentang harkat dan martabat perempuan dianggap telah berhasil dengan baik oleh tokoh perempuan dan bersifat positif. Kenyataan menunjukkan bahwa begitu tingginya nilai kebebasan dan harga diri bagi 304 seorang perempuan sehingga tokoh perempuan rela melepaskan statusnya sebagai istri demi kedua hal tadi. 6. Menurut peneliti, perjuangan perempuan Indonesia yang mencoba memadukan tradisi Timur dan tradisi Barat akan berhasil apabila tradisi barat diadaptasikan ke dalam budaya Indonesia, jika tidak perpaduan itu justru menimbulkan keragu-raguan dan ketidakbahagiaan perempuan itu sendiri. 7. Perjuangan perempuan yang berkiprah pada tradisi timur sangat ideal karena memperjuangkan kebebasan, kesamaan hak, antara laki-laki dan perempuan, dan martabatnya berdasarkan perspektif agama dan budaya. Walaupun demikian, perjuangan itu tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila perempuan selalu mementingkan perasaan dari pada rasionya. 8. Pada intinya perjuangan kauam perempuan di Indonesia untuk menjadi mitrasejajar kaum laki-laki bertujuan untk mensejahterakan kehidupan kaum perempuan. Tujuan yang diharapkan terseebut akan memberikan kebahagiaan apabila diselaraskan dengan kesempurnaan akhlak. Artinya, kesejahteraan bagi kaum perempuan hendaknya dianggap sebagai akibat dari proses hidup menurut perintah Tuhan. Dengan demikian, tujuan utama perjuangan kaum perempuan adalah melakukan perubahan sosial menuju masyarakat damai dan adil. Ketidakselarasan antara kedua tujuan hidup ini akan menyebabkan perempuan kehilangan arah dan tujuan dalam memperjuangkan kebebasan, kesamaan hak antara laki-laki dan perempuan, dan martabatnya. Bahkan membingungkan bagi kaum perempuan yang telah memperoleh semua yang telah dicapai melalui perjuangannya itu. 305 9. Gambaran perempuan Indonesia yang diinginkan pengarang perempuan adalah perempuan yang mandiri, intelek, lembut, toleran, setia, dan tegar, yang berkarier namun dapat menjalankan peran domestiknya dengan penuh tangggungjawab atau memilih berkarier tanpa dibebani peran domestiknya serta peduli akan nasib sesamanya dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan gambaran laki-laki Indonesia yang dharapkan pengarang perempuan adalah pria yang mandiri, intelek, berpendirian teguh, bertanggungjawab, setia, lembut serta menghargai harkat dan martabat perempuan. Walaupun temuan penelitian demikian, peneliti tidak memvonis tipe-tipe perempuan dan lakilaki akan selalu seperti ini karena setiap orang selalu mengikuti perubahan. 5.3 Saran-Saran Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah disampaikan sebelumnya, peneliti menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan pengajaran kritik sastra dan penyebarluasan informasi tentang peran dan kedudukan perempuan di Indonesia. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini merupakan penelitian permulaan yang mengkaji masalah ideologi feminisme dalam wacana CIKPP, maka perlu dilaksanakan penelitian lanjutan yang meneliti masalah-masalah perempuan karena berlakunya ideologi feminisme, baik dalam wacana CIKPP maupun wacana cerpen Indonesia yang lain, seperti problematika perempuan, seksualitas 306 perempuan, dan sebagainya. Hal ini perlu dilakukan untuk memperoleh kedalaman. 2. Dalam memperjuangkan kebebasan, kesamaan hak dan martabatnya, kaum perempuan Indonesia dewasa ini tidak mementingkan diri sendiri, akan tetapi mencari keadilan tanpa mengabaikan bahwa kaum perempuan adalah basis kesejahteraan keluarga, masyarakat dan negara. Sebagaimana pepatah arab al-umm-madrasah Ibu adalah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga. Perempuan tidak memperjuangkan suatu budaya tanding terhadap kaum laki-laki tetapi memperjuangkan pengakuan laki-laki atas dirinya, yaitu agar kaum laki-laki menyadari dan melegitimisir hak-hak perempuan serta tidak berlaku sewenang-wenang terhadap perempuan, karena perempuan adalah tiang negara. 3. Kaum perempuan perlu memanfaatkan secara positif hasil perjuangan yang diraihnya, sehingga kedudukan yang sejajar dengan kaum laki-laki tidak merupakan suatu blackflash karena lawan tangguh dari perempuan adalah dirinya sendiri. Sehingga perjuangannya harus diimbangi dengan akhlak mulia agar tidak kehilangan harkat dan martabatnya. 4. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan teori literasi kritis dalam menentukan tokoh perempuan yang dipadukan dengan analisis wacana kritis (Critical discourse analyis/CDA) dan kritik sastra feminis. Untuk mengkaji lebih jauh model ini kiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan. Karena itu, disarankan kepada peneliti lain untuk menggunakan model teori 307 yang dipakai dalam penelitian untuk meneliti wacana sastra (cerpen, novel, teks drama) yang lain. 5. Institusi pendidikan yang berfungsi memberikan pencerahan bagi subyek didik perlu melatih subyek didiknya menemukan fenomena-fenomena sosial budaya yang kurang adil atau berkesan menindas sesama manusia. Salah satu upaya untuk itu ditempuh melalui pembalajaran kritik sastra. 6. Mengingat CIKPP menggunakan ideologi feminisme dalam sastra Indonesia, maka disarankan kepada ahli sastra Indonesia untuk memasukkan fenomena ini sebagai salah satu ciri “ekstra estetik” dalam mengidentifikasikan ciri-ciri sastra pada seiap angkatan sastra Indonesia. Yang dimaksud dengan ciri ekstra estetik adalah ‘bahan-bahan’ karya sastra seperti masalah, pemikiran, filsafat, pandangan hidup, gambaran kehidupan, bahasa dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan aspek pengetahuan, ciri-ciri ekstra estetik ini dapat digunakan sebagai bahan pengayaan konsep bagi guru, dosen (pendidik) selaku perancang program pembelajaran sastra. Pada matapelajaran kritik sastra. 7. Apabila guru menggunakan cerpen-cerpen yang diteliti dalam penelitian ini dalam pembelajaran kritik sastra perlu diperhatikan unsur intrinsik yang lain (tema, gaya bahasa, latar, sudut pandang penceritaan dan sebagainya) yang digunakan oleh pengarang. Wawasan dasar perlu disampaikan terlebih dahulu oleh guru agar mereka tidak mengalami salah penafsiran dalam menanggapi persoalan-persoalan dalam teks cerpen. Siswa diarahkan pada proses belajar 308 kreatif dan kritis sehingga dapat memetik sejumlah pegetahuan dan nilai-nilai yang diangkat oleh pengarang dengan benar. 8. Ada sejumlah kelemahan yang dilakukan oleh seorang peneliti dalam mengakji cerpen dalam jumlah yang banyak. Peneliti sangat menyadari sejumlah kesalahan teknis penelitian sehingga penelitian ini memerlukan waktu yang cukup untuk diselesaikan. Kejenuhan dan ketergesa-gesahan serta keterbatasan peneliti ini membuahkan hasil yang sangat bias. Karena itu, harapan peneliti agar para pengkaji sastra membahas ulang dan mendiskusikan ulang hasil penelitian ini sebelum dikembangkan menjadi hasil temuan yang disepakati secara akademis. 309 DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Irwan (Ed.).1997. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Abrams, M.H. 1984. A Glossary of Literary Terms. New York: Half: Renehart and Winston. Ahmadi, Mukhsin. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Novel. Malang: YA3. Aminuddin. 1987. Pengantar Apesiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Harapan. Aminuddin. 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. Malang: YA3. Anwar, Ahyar. 2010. Teori Sosial Sastra. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Anshori, D. (Ed). 1997. Membincangkan Feminisme: refleksi Muslimah Atas Peran Sosial Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah. Ayu, Djenar Maesa. 2002. Mereka Menatakan, Saya Seekor Monyet.dalam Jurnal Cerpen Indonesia. Hal. 40-50. Nomor: 12002. Bandel, Katrin.2006. Sastra, Perempuan dan Seks. Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra. Bertens, K. 1991. Memperkenalkan Psikoanalisa Sigmund Freud (terjemahan). Jakarta: Gramedia. Bramantio.2010. Suara-Suara Perempuan Yang Terbungkam dalam Sihir Perempuan.dalam Bunga rampai Telaah Sastra DKJ: Dari Zaman Citra Ke Metafiksi. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Budianta, Melani. 1999. Sastra dan Ideologi Gender. Padang: Lemlit IKIP Padang. (dalam Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Humaniora). Volume I, Nomor 2, Tahun 1999. Budianta, Melani. 2002. Pendekatan Feminis terhadap Wacana sebuah pengantar. Dalam Budiman, Kris, Ed. 2002. Analisis Wacana dari Linguistik sampai Dekonstruksi. Yogyakarta: Kanal. 310 Budiman, Chris Ed.2002. Wacana Sastra dan Ideologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cerpen Pilihan Kompas 1992. Kado Istimewa. Cetakan Ke-3: Desember, 2000. Cerpen Pilihan Kompas 1994. Lampor. Cetakan Ke-2: Maret, 2002. Cerpen Pilihan Kompas 1999. Derabat.Cetakan Ke-5: Agustus, 2001 Cerpen Pilihan Kompas 2000. Dua Tengkorak Kepala.Cetakan Ke-1: Juni 2000 Cerpen Indonesia Terbaik 2009. 20 Cerpen. Jakarta: Gramedia Culler, Jonathan. 1977. Literary Theory. Oxford: Oxford University Press. Darma, Yoce Aliah.2009. Analisis Wacana Kritis. Bandung: Yrama Media. Damono, Sapardi Djoko. 2002. Sosiologi Sastra Sebagai Pengantar Ringkas. Jakarta : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Damono, Sapardi Djoko. 2002. Pengantar dalam Rampan C.CR. 2002. Dunia Perempuan. Yogyakarta: Bentang. Damono, Sapardi Djoko. 2004. Meninjau Permepuan dalam sastra. Dalam Srengenge, Sitok dkk. (Ed). 2004. Prosa:Yang Jelita Yang Ceria. Jakarta: Metafor Intermedia Indonesia. Dayakisni, Tri dan dalais Yuniarti. Budaya.Malam UMM Press. 2004. Psikologi Lintas Dermawan, Taufik. 1996. Citra Wanita Indonesia dalam Sastra. Malang: Operasi dan Perawatan IKIP Malang. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Jakarta: Depdikas. Dharmojo. 2008. Critical Discourse Analysis (CDA) sebagai Model Pembelajran Sastra. (online). (http://cakraewala sastraindonesia.blogspot.com/2007/07/critical-discoureseanallysis-cda-sebagai.html. diakses 25 Januari 2011). Eagleton, Terry. 2010. Teori Sastra: Sebuah Pengantar Komprehensif (edisi Terbaru).Yogyakarta: Jalasutra. 311 Endraswara, Suwardi. 2003. Meodollogi Penelitian Sastra: Epistemologi Model teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama. Eneste, Pamusuk. 2000. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas. Eriyanto. 2005. Analisis Wacana (Pengantar Analisis Teks Media). Yogyakarta: LKIS. Esten, Mursal. 1987. Kritik Sastra Indonesia. Bandung: Angkasa Raya. Esten, Mursal (ed). 1988. Menjelang Teori dan Kritik Susastra Indonesia Yang Relevan. Bandung: Angkasa. Fakih, Mansour. 2001. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Faruk. 2005. Pengantar Sosiologi Sastra: dari Strukturalisme Genetik sampai Post-Modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Faruk. 1999. Hilangnya Pesonda Dunia: Siti Nurbaya, Budaya Minang, Struktur Sosial Kolonial. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia. Ferguson, Ana Marie. 1986. Images of Women Literature. Boston: Houghton Mifflin Company. Fokkema, D.w. dan Kunne-Ibsch, Elrud. Tanpa tahun. TeoriSastra Abad Kedua Puluh. Terjemahan J. Praptadiharja dan Kepler Silaban. 1998. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hamidah. Siti Cholisotul. 1996. Sosok, Peran dan Sumbangan Novelis Wanita Indonesia dalam Perekembangan Novel Indonesia. Malang : Operasi dan Perwatan Fasilitas IKIP Malang. Hartoko, Dick dan B. Rahmanto.1998. Kamus Istilah sastra. Yogyakarta: Kanisius. Hardjana, Andre. 1985 . Kritik Sastra: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT Gramedia. Hellwig, T. 2003. In The Shadow of Change (Citra Perempuan dalam Sastra Indonesia). Depok: Desantara. Hidayati-Amal, Siti. 1995. Beberapa Perspektif Feminis dalam Menganalisis Permasalahan Wanita. Dalam Tapi Omas Ihromi 312 (Ed.). Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Hidayati, Lilik. 2007. Perempuan Berkalung Sorban Karya Abidah ElKhaelaqy, Analisis Kritik Sastra Feminis. Skripsi-UGM. Tidak diterbitkan. Hubbies, Aida Fitalaya S. 1997. Feminisme dan pemberdayaan Perempuan. Dalam Anshori (ed), Membincangkan Feminisme: efleksi Muslimah Atas Peran Sosial Kaum Wanita,(hal. 19-35). Bandung Pustaka Hidayah. Humm, Maggie. 2002. Ensiklopedia Feminisme. (Terjemahan Mundi Rahayu). Muntilan: Fajar Pustaka Baru. Ihromi, .O. 1993. Konvesi Mengenai Penghapusan segala bentuk Diskriminasi terhadap wanita dan Beberapa Fakto yang menentukan efektivitasnya. Dalam Munandar (Ed). Pembangunan Politik, Situasi Global, dan Hak Asasi di Indonesia (Hal. 551-574). Jakarta: PT. Gramedia. Ismiyati, Siti Hajar. 2010. Citra Perempuan Pekerja dalam Dinamika: Kajian feminis dan Intertekstual terhadap Kumpulan Novelet batu Sandung Karya Ratna Indraswari Ibrahim dan Kumpulan Cerpen harga Perempuan Karya Sirikit Syah.Tesis-UGM. Tidak diterbitkan. Isnendes, Retty. 2009. Suara Perempuandalam Novel Sunda Puputon ‘Buah hati’ Karya Aam Amilia. dalam Jurnal pendidikan bahasa, Sastra dan Pengajarannya. FPBS-UPI Bandung. Jassin, H.B. 1983. Sastra Indonesia sebagai Warga Sastra Dunia. Jakarta: Gramedia. Jassin, H.B. 1985. Kesusastraan Indonesia dalam Kritik dan Essai. I, II, III,IV. Jakarta: Gramedia. Jassin, H.B. 1993. Sastra Indonesia dan Perjuangan Bangsa. Jakarta: Puspa Jiwa. Jorgensen dan Phillips. Tanpa tahun. Analisis Wacana (Teori dan Metode). Terjemahan oleh Imam Suyitno. Lilik Suyitno, Suwarna. 2007. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Junus, Umar.1983. Dari Peristiwa ke Imajinasi. Jakarta: Gramedia 313 Kartono, Kartini. 1992. Psikologi Wanita I dan II. Jakarta: Gramedia. Kartjasungkana, Nusrsyahbani. 1997. Perempuan dalam Peta Hukum Negara di Indonesia. Dalam Hasyim (Ed). Menakar Harga Perempuan (Hal. 69-98). Bandung: Mizan. Keesey, Donald. 1994. Contexts for Criticism. USA Mountain View: Mayfield Publishing Company. Kleden, Ignas. 1998. Fakta dan Fiksi, tentang Fakta dan Fiksi. Imajinasi dalam Sastra dan Ilmu Sastra. Kalam. Edisi 11 hal 5-25. Krippendorf, Klaus. 1993. Analisis Isi, Pengantar Teori dan Metodologi. Jakarta: Rajawali Press. Likimahuwa. Nico A. 2001. Sastra Sebagai Suatu Sarana Pendidikan Informal. Salatiga: Widya Sari Press. Lecrerc, Annie. 2000. Kalau Perempuan Angkat Bicara. Yogyakarta: Kanisius. Lincoln, Yvonna dan Egon G. Guba. 1986. Naturalistic Incuiry. Beverley Hills, Calivornia: sage Publisher. Luxeemburg, Jan Van. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Haroko. Jakarta: PT Gramedia Terj. Dick Mahmudah. 2001. Citra Perempuan dalam Media Massa Upaya Penyetaraan Gender. Yogjakarta : Fakultas Sastra UGM dan PT Bay Indra Grafika. Makalah Pertemuan Ilmiah Nasional II. HISKI. 1990. Hermeneutika dalam Telaah Sastra. Malang 26-28 November 1990. Mawene, Aleda. 1999. Visi Feminisme dalam Novel-Novel Indonesia kaya pengarang Wanita dekade 1970-an-1990-an. Tesis: UM. Mido, Frans. 1994. Cerita Rekaan dan Seluk Beluknya. Flores: Nusa Indah. Miles, Mathew B. & Huberman, Michael A. 1992. Analisis data Kualitatif. Terj. Tjetjep Rohandi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia. Moleong, Lexy J. 1993. Metode Penelitian Remaja Rosda Karya. Kualitatif. Bandung: 314 Moore, Helen A dan Jane C. Ollenburger. 1996. Sosiologi Wanita. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mufidah. 2003. Paradigma Gender. Malang: Bayu Media. Muhadjir, Neong. 1992. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin. Mukhotib, MD. 1998. Menggagas Jurnalisme Sensistif Gender. Yogyakarta: Pact INPI dan PMII Komisariat IAIN Sunan Kalijaga. Muthahari, Murtadha. 1995. Hak-Hak Wanita Dalam Islam. Jakarta: Lentera Newton, K.M. 1994. Menafsirkan Teks, Pengantar Kritis Kepada Teori dan Penafsiran Sastra. (terjemahan). Semarang: IKIP Semarang Press. Ngefenan, Muhammad. 1990. Kamus Kesusastraan. Prahara Prize. Semarang: Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Panuti_Sudjiman (ed). 1986. Kamus Istilah Sastra. Cetakan II. Jakarta: Gramedia. ----------, 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta : Pustaka Jaya. Poerwandari, E. Kristi. 1995. Aspirasi Perempuan Bekerja dan Aspirasinya. Dalam Tapi Omas Ihromi (Ed). Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: yayasan Obor Indonesia. Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta: Gama Media. Pradopo, Rachmat Djoko. 2003. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik dan Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prihatmi. Th. Sri R. 1999. N.H Dini karya dan Dunianya. Jakarta: Gramedia. 315 Prihatmi. Th. Sri R. 1977. Pengarang-pengarang Indonesia..Jakarta: Pustaka Indonesia. Wanita Priyatni, Endah Tri. 2010.Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara. Prosiding Seminar Internasional Persembahan untuk 70 Tahun Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno. 2011. Jejak Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Elmatera dan FIB-UGM. Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Rampan, Korrie. Layun. 1995. Dasar-Dasar Penulisan Cerita Pendek. Flores: Nusa Indah. Rampan, Korrie. Layun. 2000. Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo. Rampan, Korrie. Layun. 2000. Dunia Perempuan. Jakarta: Bentang. Rampan, Korrie. Layun. 2009. Apresiasi Cerpen Indonesia Mutakhir. Jakarta: BukuPop. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Pardigma Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ricoeur, Paul. 2002. The Interpreation Theory: Filsafat Wacana membelah Makna dalam Anatomi Bahasa (terj. Masnur Herry). Yogyakarta: IRCI SoD. Rokhyanto. 2003. Gender dalam Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah el-Khaelaqy sebuah Kajian Kritik Sastra Feminis. TesisUGM. Tidak diterbitkan. Rosidi, Ajip.2000. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: Putra A. Bardin. Rosidi, Sakban. 2007. Analisis Wacana Kritis Sebagai Ragam Paradigma Kajian Wacana. Makalah disajikan pada Sekolah Bahasa, atas prakarsa Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Bahasa, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 15 Desember 2007. 316 Rusdianti, S.R. 2003. Helene Cisoux (1937) penggagas Ecriture Feminine. Dalam Apsanti ed. 2003 Wanita dalam Kesusastraan Perancis. Magelang: Indonesia Terra. Ruthven, K.K. 1984. Feminist Literary Studies, An Introduction. Comberidge: Comberidge University Press. Rusyana, Yus. 1993. Penelusuran bahan Pelajaran sastra Indonesia dalam Buku Pelajaran SMA 1984-1993. Dalam Bambang kaswati Purwo Ed. 1993 PEELBA 6. Yogyakarta: Kanisius. Sarjono, Agus R. 2001. Bahasa dan Bonafiditas Hantu. Magelang: Indonesia Terra. Sarmidi, Gatot. 2005. Kecenderungan Tematis Novel-Novel Karya Novelis Perempuan Indonesia. Terbitan tahun 1998-2003). Tesis: UM Saryono, Djoko. Malang 1996. Citra Wanita dalam Sastra. Lemlit IKIP Sadli, Saparina. 1988. Pengembangan Diri Wanita dalam Keluarga dan LingKungan Sosial. Dalam Selo Sumardjan (Ed). Masyarakat dan Kebudayaan. Jakarta : Djambatan. Sayuti, Suminto A. 2001. Menuju Pengajaran Sastra Yang Ideal. Makalah Ilmiah Seminar Nasional. Malang: Universitas Negeri Malang. Schiffrin, Deborah. 2007. Ancangan Kajian Wacana. (terj: Unang, dkk). Editor: Abd. Syukur Ibrahim. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Segers. 2000. Evaluasi Teks Sastra (Terj. Suminto A.S). Yogyakarta: Adi Citra. Semi, M. Atar. 1984. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa. Semi, M. Atar .1984. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya. Selden, Raman. 1993. Panduan Pembaca Teori Sastra Modern.(Terj. Rahmat D.P). Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Seloka Sudiara, Nyoman. 2005. Modul Kritik Sastra. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja. 317 Siswanti, endriani dwi. 2003. Peempuan di Titik Nol Perlawanan Perempuan Melawan Tatanan Konservatif. Jurnal Perempuan. No 30 h. 21-43. Sukanti, Suryochondro. 1995. Timbulnya dan Perkembangan Gerakan Wanita di Indonesia. Dalam Tapi Omas Ihromi (Ed.). Kajian Wanita dalam Pembangunan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Sumaryono, E. 1999. Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat. Yoyakarta: Kanisius. Showalter, E. 1985. “Feminist Criticsm in the Wilderness” dalam The New Feminist Criticsm. New York: Pantheon Books. Suryaman, M. 1996. Mangunwijaya dan Sosok Wanita Pascanasional. Prisma 5 (1996): Hal. 43-47. Sutresna, Ida Bagus. 2006. Prosa Fiksi. Singaraja: Undiksha Singaraja. Sujarwa. 2001. Polemik Gender antara Realitas dan refleksi Sebuah Kajian Sosiologi Seni. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sobary, M. 1997. Perempuan dalam Budaya: dominsi Simbolis dan Aktual Kaum Lelaki. Dalam Hasyim (Ed). Menakar Harga Perempuan (hlm. 221-241). Bandung: Mizan. Soebadio, H. Dan Sadli, Saparinah. 1990. Kartini Pribadi Mandiri. Jakarta: Gramedia Soetrisno. 1997. Kemiskinan, Yogyakarta: Kanisius. Perempuan dan Pemberdayaan. Soemandoyo, Priyo. 1999. Wacana Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sofia, Adib. 2009. Aplikasi Kritik Sastra Feminis (Perempun dalam Karya-Karya Kuntowijoyo.Yogyakarta: Cipta Pustaka Yogyakarta. Sutrisno, Sulastin. 1985. Surat-Surat Kartini. Jakarta: Djambatan. Sudjiman, Panuti. 1991. Kamus Kesusastraan. Jakarta: Pustaka Jaya. Sumardjo, Jacob. dan Saini K.M. 1988. Apresisasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Sugihastuti. 2002. Teori dan Apresiasi Sastra. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 318 .2002. Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sujarwa. 2001. Polemik Gender antara Realitas dan Refleksi: Sebuah Kajian Sosiologi Seni. Yogyakarta: Yayasan untuk Indonesia. Suyitno, 2009. Kritik Sastra. Surakarta: LPP Universitas Sebelas Maret. Syahdi, Irawan. 2009. Feminisme pada Kumpulan Cerpen Mahasiswa Gema Sastrin “sepucuk Surat Buat Emak”. Dalam Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra Kekelepot. Vol.5. Nomor 1, Desember 2009. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa. Teeuw, W.A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya. Teeuw, W.A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedia. Teun A. van Dijk. 1993. "Principles of critical discourse analysis". Discourse & Society. 1993 London: Sage, vol. 4(2): 249-283. Todorov, Tvetan.1995. Tata Sastra (terj. Oke K.S. Zaimar, Apsanti J dan T Bremid). Jakarta: Penerbit Djambatan. Tong.R.P. 1998. Feminist Thought-A More Introduction. Colorado: Wetview Press. Comprehensive Tusty, Eddy, N. 1991. Kamus Istilah Sastra Indonesia. Ende—Folres: Nusa Indah. Wahyuni, Budi. 1997. Terpuruk Ketimpangan Gender. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama Wardani, I.G.A.K. 1981. Pengajaran Apresiasi Prosa. Jakarta: Departemen P & K. Wellek, Rene dan Austin Warren.1956. Theory of Literature. New York : Harcourt. Braco dan World, Inc. (Terjemahan dalam Bahasa Indonesia Oleh Melani Budiyanto.1989. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia) Wolfman, Brunetta R. 1995. Peran Kaum Wanita Bagaimana Menjadi Cakap dan Seimbang dalam Berbagai Peran. Yogyakarta: Kanisius. 319 Wolf, Naomi. 1999. Gegar Gender (Kekuasaan Perempuan Menjelang Abad 21). Yogyakarta: Pustaka Semesta Press. Zaimar, Okke. 2003. Julia Kristeva (1941) Penggagas Semanalyse dan Intertekstualitas. Dalam D. Apsanti Ed. 2003. Wanita dalam Kesuastraan Perancis. Zoest, Aart Van. 1991. Fiksi dan Nonfiksi dalam Kajian Semiotik. Jakarta: Internusa.