NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT BERDASARKAN PERSEPSI KLIEN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KLIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA DENNY KURNIAWAN NIM I31112006 PROGRAM STUDI KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2016 0 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT BERDASARKAN PERSEPSI KLIEN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KLIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UNIVERSITAS TANJUNGPURA Oleh : Denny Kurniawan* Ns.Ernawati,M.Kep** Ns. M. Nur Hidayah, S.Kep*** ABSTRAK Latar belakang : Komunikasi merupakan hal yang penting dalam hidup bersosial. Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik adalah komuinkasi yang dilakukan pada saat melakukan asuhan keperawata atau pelayanan di suatu rumah sakit. Dalam hal ini komunikasi terapeutik memegang peranan penting dalam meningkatkan hubungan yang terapeutik antara perawat dan klien sehingga klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat. Kepuasan klien sangat diperlukan sebagai indikator dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit. Tujuan : Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat berdasarkan persepsi klien terhadap tingkat kepuasan klien di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura. Metode : Jenis penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan puposive sampling dengan sampel sebanyak 67 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Setiap responden diberi kuesioner tentang komunikasi terapeutik dan tingkat kepuasan. Uji yang digunakan adalah uji ChiSquare. Hasil : Berdasarkan persepsi klien sebanyak 34 responden (50,7%) bahwa komunikasi terapeutik terapeutik baik,sedangkan sebanyak 33 responden (49,3%) bahwa komunikasi terapeutik buruk. Tingkat kepuasan klien dengan kepuasan tinggi sebanyak 35 responden (52,2%), kepuasan rendah sebanyak 32 responden (47,8%). Hasil uji didapat nilai p value = 0,000. Kesimpulan : Ada hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap tingkat kepuasan klien. Sehingga perawat dapat selalu meningkatkan komunikasi terapeutik dalam melakukan asuhan keperawatan. Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, persepsi, kepuasan klien Referensi : 33 (2005-2016) * Mahasiswa Keperawatan Universitas Tanjungpura ** Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak *** Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontiana 1 ABSTRACT Background: Communication is important in social life. Communication in nursing practice is therapeutic communication. Therapeutic communication is part of nursing care or service at the hospital. In this case, therapeutic communication plays an important role in increasing therapeutic relationship between nurses and clients with an expected outcome of satisfied clients. Client satisfaction is a vitally indispensable indicator to improve hospital services. Objective: To determine the relationship between nurses’ therapeutic communication according to clients’ perception and client satisfaction levels in inpatient unit of Tanjungpura University Hospital Methods: This was a quantitative research, with observational analytic design, used cross-sectional approach. The sampling technique used purposive sampling with a total sample of 67 respondents based on the inclusion criteria. To acquire data, a questionnaire about therapeutic communication and satisfaction levels were distributed. The Chi-Square test was employed to analyze the data. Results: Based on the client's perception, 34 respondents (50.7%) receive good therapeutic communication, meanwhile the other 33 respondents (49.3%) receive bad therapeutic communication. Based on the level of client satisfaction, 35 respondents (52.2%) have high satisfaction, meanwhile the other 32 respondents (47.8%) have low satisfaction. The test results obtained p-value = 0.000. Conclusion: There is a relationship between nurses’ communication therapeutic and client satisfaction levels. So the nurses are encouraged to improve their therapeutic communication skill in nursing practice. Keywords: therapeutic communication, perception, client satisfaction References: 33 (2005-2016) 2 PENDAHULUAN Rumah sakit yang baik adalah rumah sakit yang memiliki berinteraksi dengan Komunikasi juga orang lain. merupakan kemampuan dalam menghubungkan komponen penting dalam praktik aspek-aspek kemanuasian yang ada keperawatan. dengan program-program pelayanan suatu proses penyampaian pesan kesehatan. undang- seseorang kepada orang lain untuk undang tentang rumah sakit no.44 memberi tahu atau mengubah sikap, tahun 2009, rumah sakit adalah pendapat, institusi pelayanan kesehatan yang keseluruhan baik secara langsung menyelenggarakan dengan lisan maupun tidak langsung Berdasarkan pelayanan kesehatan perorangan paripurna yang secara Komunikasi atau perilaku media[4]. melalui adalah secara Komunikasi menyediakan merupakan alat yang efektif untuk pelayanan rawat inap, rawat jalan, mempengaruhi tingkah laku manusia, dan gawat darurat. Dengan demikian, sehingga komunikasi dikembangkan rumah sakit merupakan satu di antara dan sarana menerus[3]. kesehatan yang kesehatan[1]. menyelenggarakan Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitative), yang dilaksanakan menyeluruh, terpadu, secara dan berkesinambungan[2]. dalam pelihara secara terus Satu cara yang dilakukan perawat dalam menjaga kerjasama yang baik dengan klien, maupun dengan tenaga kesehatan lain dalam rangka membantu mengatasi masalah klien adalah dengan berkomunikasi. Dengan berkomunikasi, perawat dapat mendengarkan perasaan klien dan menjelaskan prosedur tindakan keperawatan[4]. Komunikasi dalam Komunikasi merupakan upaya individu di menjaga dan keperawatan yaitu komunikasi terapeutik. mempertahankan individu untuk tetap 3 dengan Komunikasi terapeutik memiliki kemampuan merupakan komunikasi yang komunikasi direncanakan dan dilakukan baik untuk membantu penyembuhan atau pemulihan klien. Komunikasi merupakan profesional bagi akan yang sangat mudah menjalin hubungan saling percaya, memberikan rasa terapeutik nyaman dan aman bagi klien komunikasi selain itu dapat meningkatkan perawat[3]. Komunikasi memegang terapeutik kepuasan klien. terapeutik peranan Kepuasan diartikan sebagai penting respon pelanggan terhadap dalam membantu klien dalam ketidaksesuaian yang dirasakan memecahkan yang antara harapan sebelumnya dan bertujuan kinerja aktual layanan setelah dihadapi. untuk masalah Karena terapi maka memakainya[6]. terapi Agar komunikasi dalam keperawatan kebutuhan pasien terpenuhi, disebut salah komunikasi terapeutik[5]. perawat Penting untuk bagi satu diharapkan tindakan adalah yang perawat menerapkan dapat membina hubungan baik komunikasi terapeutik karena dengan pasien melalui teknik dengan komunikasi terapeutik dan sikap komunikasi selama yang baik dapat mempercepat memberikan proses penyembuhan keperawatan kepada pasien. Salah satu faktor klien. yang Cara asuhan mengatasi masalah mempengaruhi kepuasan klien komunikasi yang terjadi antara adalah perawat dengan pasien adalah cara komunikasi terapeutik perawat, yang mana menggunakan termasuk perilaku, tutur kata, terapeutik secara efektif[2]. karamahan, perhatian, kesiap Berdasarkan komunikasi wawancara siagaan, dan kemudahan dalam yang dilakukan pada tanggal 29 mendapatkan Maret 2016 kepada klien dan Sehingga informasi. perawat yang perawat 4 yang bekerja di instalasi rawat inap Rumah klien agar tercipta hubungan Sakit Universitas Tanjungpura yang baik antara perawat dan Pontianak. Wawancara yang klien. Dari hasil studi yang dilakukan kepada perawat yang dilakukan berjumlah 5 orang didapatkan tertarik melakukan penelitian bahwa perawat telah melakukan yang komunikasi terapeutik cukup Komunikasi baik. Perawat Berdasarkan Persepsi Wawancara yang bahwa penulis berjudul”Hubungan Terapeutik dilakukan kepada klien yang Klien berjumlah 8 orang didapatkan Kepuasan Klien Di Ruang bahwa ungkapan ketidakpuasan Instalasi Rawat Inap Rumah klien Sakit terhadap terapeutik komunikasi yang kurang Tingkat Universitas Tanjungpura”. dilakukan perawat antara lain : klien mengatakan Terhadap Metode Penelitian puas Jenis penelitian ini adalah dengan informasi yang jelaskan penelitian kuantitatif, dengan kepada klien, klien mengatakan desain observasional analitik. beberapa perawat kurang ramah Penelitian dalam tindakan pendekatan beberapa yang artinya desain analitik melakukan keperawatan, ada ini perawat hanya kadang-kadang yang memperkenalkan diri kepada mengetahui klien variabel sebelum melakukan tindakan keperawatan, beberapa perawat ada cross sectional bertujuan independen tidak menggunakan untuk hubungan antar dimana variabel dan variabel dependen diidentifikasi pada satu sebelum melakukan tindakan Populasi adalah suatu tempat keperawatan. Sebagai perawat penelitian yang dilakukan pada yang profesional seharusnya obyek (misalnya: manusia atau selalu melakukan komunikasi pasien) yang ditetapkan oleh terapeutik yang baik kepada peneliti[8]. 5 kesatuan waktu[7]. menjelaskan prosedur tindakan Populasi pada penelitian ini adalah klien yang lebih berobat menggunakan di Rumah Universitas Sakit Tanjungpura dari 20% maka uji alternatif yaitu Fisher. Berdasarkan uji berjumlah 80 orang per bulan. statistik Sampel adalah obyek yang diputuskan ada hubungan antar diteliti variabel dan dianggap tersebut dalat penelitian bila memwakili seluruh populasi [8]. diperoleh p<0,05. Sebaliknya Dalam tidak ada hubungan bila didapat penelitian ini menggunakan sampel sebanyak nilai p≥0,05[10]. 67 yang respoden dengan menggunakan rumus slovin[9]. Instrumen adalah alat diigunakan Square karena nilai expected yang kurang dari 5 lebih dari 20% digunakan oleh peneliti untuk sehingga mengobservasi, mengukur atau menggunakan menilai suatu fenomena[7]. Instrumen pada merupakan instrumen dimodifikasi Instrumen oleh tidak uji perlu alternatif. Hasil uji Chi-Square didapat penelitian nilai p value= 0,000 (p<0,05). yang Waktu peneliti. penelitinan dalam penelitian ini yaitu uji Chi- penelitian suatu Uji hipotesis penelitian ini dimulai pada tanggal 15 Juni ini 2016 sampai dengan 14 Juli menggunakan lembar kuesioner 2016 komunikasi terpeutik perawat Universitas dan kuesioner tentang tingkat Tempat penelitian ini dilakukan kepuasan klien. Penelitian di ruang rawat inap Rumah ini menggunakan uji statistik Sakit Pendidikan Universitas Non Tanjungpura. Parametrik yaitu Chi Square. Syarat uji yaitu skala data berupa kategorik dan sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5 maksimal 20% dari jumlah sel. Jika terdapat 6 di Rumah Sakit Tanjungpura. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Gambaran Karakteristik Responden Karakteristik Umur a. 17 – 23 tahun b. 24 – 30 tahun c. 31 – 37 tahun d. 38 – 44 tahun e. 45 – 51 tahun f. 52 – 58 tahun g. 59 – 65 tahun 1. 2. 3. n % 13 14 23 4 7 3 3 19,4 20,9 34,3 6 10,4 4,5 4,5 Jenis Kelamin a. Laki – Laki b. Perempuan 35 32 52,2 47,8 Jumlah 67 100 Sumber: Data Primer (2016) telah diolah Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa responden terdapat laki-laki di Universitas rumah sakit Tanjungpura lebih banyak dari perempuan berumur 31-37 tahun yaitu yaitu sebanyak 23 orang (34,3%) 35 orang (52,2%) sedangkan pada responden sedangkan minoritas yaitu perempuan lebih sedikit yaitu pada umur 52-58 tahun (4,5 32 orang (47,8%). Untuk %) dan 59-65 (4,5%). umur mayoritas klien yang Tabel 2 Gambaran Komunikasi Terapeutik a. b. Kategori Komunikasi Terapeutik Baik Komunikasi Terapeutik Buruk Jumlah n 34 % 50,7 33 49,3 67 100 Sumber: Data Primer (2016) telah diolah Dari Tabel 2 dapat dilihat Tanjungpura berdasarkan bahwa komunikasi terapeutik persepsi klien yaitu sebanyak yang dilakukan perawat di 34 orang (50,7%) mengatakan Rumah bahwa komunikasi terapeutik Sakit Universitas 7 perawat termasuk kategori komunikasi terapeutik baik sedangkan 33 orang perawat termasuk kategori (49,3%) mengatakan bahwa buruk. Tabel 3 Gambaran Kepuasan Klien a. Kategori Kepuasan Tinggi n 35 % 52,2 b. Kepuasan Rendah 32 47,8 67 100 Total Sumber: Data Primer(2016) telah diolah Dari Tabel 3 dapat dilihat hasil bivariat komunikasi bahwa tingkat kepuasan klien terapeutik di Rumah Sakit Unversitas kepuasan tinggi sebanyak 29 Tanjungpura yaitu sebanyak orang (82,86%). Sedangkan 35 orang (52,2%) merasa puas komunikasi terapeutik buruk dengan komunikasi terapeutik dengan yang diberikan oleh perawat sebanyak 6 orang (17,14%). sehingga termasuk kategori Komunikasi terapeutik baik kepuasan tinggi sedangkan 32 dengan kepusan rendah 5 orang (47%) merasa tidak orang (15,6%). Sedangkan puas komunkasi terapeutik buruk dengan terapeutik yang komunikasi dilakukan dengan baik dengan kepuasan kepuasan tinggi rendah perawat sehingga termasuk sebanyak 27 orang (84,4%). kategori kepuasan rendah. Analisis lebih lanjut diperoleh Hasil bivariat nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) pada artinya penelitian ini menggunakan komunikasi uji Chi-Square, karena uji ini klien memiliki nilai ecpected <5 terapeutik terhadap tingkat kepuasan klien di Rumah sebanyak lebih dari 20%. yang hubungan perawat berdasarkan persepsi memenuhi syarat dengan sel Penelitian terdapat Sakit dilakukan Universitas Tanjungpura. (Lihat table 4) 8 Tabel 4 Analisis Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Berdasarkan Persepsi Klien Terhadap Tingkat Kepuasan Klien Kepuasan Klien p Komukasi Terapeutik Rendah Tinggi Jumlah n % n % n % Buruk 27 84,4 6 17,14 33 49,25 Baik 5 15,6 29 82,86 34 50,75 Total 32 100 35 100 67 100 0,000 Sumber: Data Primer(2016) telah diolah PEMBAHASAN 1. Karakteristik responden berdasarkan usia Berdasarkan hasil memilih; adalah periode untuk menetapkan tanggung jawab, penelitian yang dilakukan mencapai kestabilan oleh peneliti di Rumah dalam pekerjaan da mulai Sakit melakukan Universitas hubungan Tanjungpura, didapat usia yang erat[11]. Menurut responden yang Anoraga[12], bahwa ada terbanyak dirawat kecenderungan dirumah sakit yaitu pada konsumen lebih tua lebih rentang usia 31-37 tahun merasa sebanyak konsumen yang berumur 23 (34,3%). orang puasdari relatif Dengan lebih bertambahnya usia maka Berdasarkan penurunan sistem imun Lubis[13], dalam yang tubuh akan muda. penelitian bahwa lebih tua klien telah semakin menurun. Pada berpengalaman sehingga usia dewasa muda adalah mampu periode diri diri dengan kondisi yang untuk 9 menyesuaikan pelayanan yang sebenarnya, khususnya rumah sakit[14]. sedangkan dengan Teori ini sesuai dengan hasil usia lebih muda biasanya penelitian yang menunjukan mempunyai harapan ideal bahwa klien laki-laki lebih yang banyak klien ideal tentang pelayanan yang didapatkan, sehingga kenyataan seimbang klien perempuan. harapannya dengan dibanding 3. Penerapan Komunikasi tidak Terapeutik Perawat dapat Berdasarkan Persepsi menyebabkan Klien ketidakpuasan. Berdasarkan penelitian didapat bahwa 34 2. Karakteristik responden berdasarkan hasil orang (50,7%) mengatakan jenis komunikasi terapeutik yang kelamin Berdasarkan hasil dilakukan perawat sudah penelitian yang dilakukan baik. oleh peneliti di Rumah Sakit asuhan keperawatan atau Universitas pelayanan di rumah sakit didapat jenis terbanyak yaitu Tanjungpura Dalam kelamin perlu adanya koomunikasi dirawat antara perawat dan klien. yang laki-laki. Pada Komunikasi penelitian ini laki-laki lebih pelayanan banyak dirawat, karena laki- penting, laki melakukan pekerjaannya berat yang yang sangat karena dengan komunikasi yang baik dapat menjalin Penelitian hubungan saling percaya menunjukan dengan klien atau hubungan dilakukan bahwa lebih merupakan dibandingkan perempuan. sebelumnnya melakukan Patrisia, laki-laki intepersonal. Keberhasilan lebih suatu komunikasi oleh banyak memanfaat dipengaruhi pelayanan kesehatan, tidaknya hambatan dalam 10 ada proses komunkasi[15]. Menurut Berdasarkan hasil Malindawani[16], penelitian yang dilakukan di bahwa hambatan-hambatan Rumah Sakit Universitas dalam proses komunikasi Tanjungpura dengan antara lain hambatan dari membagikan kuesioner proses komunikasi pada klien atau responden sendiri, hambatan hambatan semantik, itu fisik, yang dan termasuk penelitian bahwa didapat hambatan psikologis. komunikasi terapeutik yang baik dengan kepuasan yang 4. Tingkat Kepuasan Berdasarkan dari hasil tinggi dengan persentase penelitian didapat bahwa 35 82,86%, orang terapeutik (52,2%) inklusi termasuk komunikasi yang buruk dalam kepuasan tinggi, ini dengan menunjukan bahwa klien tinggi dengan persentase yang dirawat inap merasa 17,14%. puas dengan komunikasi Komunikasi terapeutik yang terapeutik yang dilajukan baik oleh rendah dengan persentase perawat. Kepuasan kepuasan Sedangkan dengan klien adalah indikator utama 15,6%, dari standar pelayanan yang terapeutik dilakukan di rumah sakit. dengan yang kepuasan komunikasi yang buruk kepuasan yang rendah 84,4%. 5. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Hasil uji dengan Chi- Berdasarkan Persepsi Square diperoleh p sebesar Klien Terhadap Tingkat 0,000 sehingga p < 0,05. Kepuasan Dapat disimpulkan bahwa Klien Di terdapat hubungan Rumah Sakit Universitas komunikasi terapeutik Tanjungpura perawat Instalasi Rawat Inap persepsi 11 berdasarkan klien terhadap tingkat kepuasan klien di Rumah Sakit Universitas Instalasi Rawat Inap Rumah Tanjungpura Sakit Universitas berdasarkan usia didapat Tanjungpura. Hal tersebut usia yang lebih banyak dapat terjadi karena perawat yaitu di inap usia 31-37 tahun yakni Rumah Sakit Universitas sebanyak 23 responden Tanjungpura (34,3%). instalasi rawat telah melakukan komunikasi dengan jenis rentang Berdasarkan kelamin terapeutik dengan sangat terdapat baik sebagian Rawat Inap Rumah Sakit besar klien merasa puas Universitas Tanjungpura dengan yang didapat laki-laki lebih diterimanya khususnya dari banyak yakni sebanyak perawat 35 responden (52,2%). sehingga pelayanan yang melaukan pelayanan di yang Instalasi b. Berdasarkan komunikasi KESIMPULAN Berdasarkan hasil terapeutik perawat berdasarkan persepsi penelitiain yang dilakukan klien yang terdapat di di Instalasi Rawat Inap Instalasi Rumah Sakit Universitas Rumah Sakit Universitas Tanjungpura Tanjunngpura responden kuesioner pada yang 67 mengisi bahwa komunikasi terapeutik dan kepuasan klien Rawat Inap didapat komunikasi terapeutik perawat sudah tingkat baik yakni sebanyak 34 dapat responden (50,7%) klien diambil simpulan sebagai yang berikut : komunikasi a. Gambaran karakteristik baik. mangatakan terapeutik responden yang terdapat c. Berdasarkan di Instalasi Rawat Inap kepuasan 12 klien tingkat yang terdapat di Keperawatan. ISSN: 1978-6735. Diunduh tanggal 12 Februari 2016 3. Nasir A, Muhith A, Sajidin M, Mubarak W I. 2011. Komunikasi Dalam Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:EGC 4. Arwani. 2005. Komunkasi Dalam Keperawatan. Jakarta:EGC 5. Suryani. 2006. Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktik. Jakarta: EGC 6. Irawan, Handi.2005. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: PT Elex Media Komutindo 7. Dharma,Kelana Kusuma. 2011. Metedologi Penelitian Keperawatan. Jakarta:TIM 8. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 9. Surahismi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Reineka Cipta 10. Dahlan, M Sopiyudin. 2011. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan:Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika 11. Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik; ahli Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura yakni klien yang mengatakan puas atau tingkat kepuasan yang tinggi sebanyak 35 responden (52,2%). d. Ada hubungan komunikasi perawat terapeutik berdasarkan persepsi klien terhadap tingkat kepuasan klien di Instalasi Rwat Inap Rumah Sakit Universitas Tanjungpura. DAFTAR PUSTAKA 1. Sandra Rhona. 2013. Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Di Ruang Instalasi Rawat Inap Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan Wanita) rsup dr. M. Djamil Padang Tahun 2013. Diakses pada tanggal 13 Desember 2015 2. Haryanto Adi N. 2009. Hubungan Antara Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Islam Kendal. Jurnal 13 bahasa, Yasmin Asih. Ed 4. Jakarta:EGC. 12. Anoraga.Psikologi Dalam Perusahaan. Jakarta:Tineka Cipta. 2009 13. Lubis Zidni I. 2016. Hubungan Komunikasi Terapeutik Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Di Poli Fisioterapi RS PTN Universitas Hassanuddin Makassar. http://repository.unhas.a c.id/handle/123456789/1 8862 diakses pada tanggal 20 Juli 2016 14. Patrisia A,Indahwaty. 2013. Gambaran Kepuasan Pasien Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Di Instalasi Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makasaar. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin. Diunduh tanggal 13 Februari 2016 15. Yudanto,Andri Haryo. Hubungan Persepsi Pasien Tentang Komunikasi Perawat Dengan Kepuasan Pasien Di RSUD Pandan Arang Boyolali. 2012 diakses pada tanggal 19 Juli 2016 16. Marlindawani.2003. Materi Komuniukasi.www.kmk p.ugm.ac.id/data/SPM KK/ 3d-KOMUNIKASI revjan’03.doc. Tanggal akses 16 Juli 2016 14