market brief peluang usaha produk biodiesel

advertisement
2017
MARKET BRIEF
PELUANG USAHA PRODUK BIODIESEL (TURUNAN HS
1511) DI ITALIA
ITPC MILAN
Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano
20124 Milan (MI), ITALY
Tel. +39 02 3659 8182
Fax. +39 02 3659 8191
[email protected]
Page 0
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .......................................................................... 2
I.
PENDAHULUAN .
I. 1 Pemilihan Produk .............................................................. 7
I. 2 Profil Geografi Italia .......................................................... 14
II.
POTENSI PASAR PRODUK BIODIESEL DI ITALIA
II. 1 Ekspor Produk Biodiesel Italia ke Dunia ........................ 16
II. 2 Potensi Pasar Produk Biodiesel di Italia ........................ 18
II. 3 Regulasi Impor Produk Biodiesel di Italia ...................... 25
II. 4 Saluran Distribusi Produk Biodiesel di Italia ................. 27
II. 5 Hambatan dan tantangan Lainnya .................................. 28
III.
PELUANG & STRATEGI
III. 1 Peluang ............................................................................. 30
III. 2 Strategi .............................................................................. 32
IV.
INFORMASI PENTING ............................................................. 35
Page 1
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk yang sesuai dengan 10 – 10 –
3 dan keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang
Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di
Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang
didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat
berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai
bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief ini merupakan
rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target
yaitu menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk Biodiesel (Turunan HS 1511) sesuai data yang
mengindikasikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya
peluang pasar untuk produk Biodiesel di Italia. Di dalam Market Brief ini akan
diinformasikan mengenai latar belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi
pasar di Italia, serta peluang dan strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
yang berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya
bagi kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang
ekspor di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun
dari berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkan informasi tentang produk Bio Diesel.
Milan, Mei 2017
Kepala ITPC Milan
Agung Pramudya FR.
Page 2
ABSTRAKSI
Biodiesel (Turunan HS 1511) merupakan salah satu komoditas
perdagangan yang saat ini memiliki pengaruh yang besar dalam sektor energi
terbarukan, baik itu di Indonesia maupun di dunia khususnya Eropa. Tidak hanya
pada sektor dalam negeri saja, tetapi Indonesia telah melebarkan distribusinya
ke ranah luar negeri. Italia menjadi salah satu negara diantara negara - negara
Uni Eropa lainnya yang menjadi konsumen Biodiesel.
Menurut data yang didapat dari Istat, nilai impor Italia untuk Biodiesel
lebih besar dari ekspornya. Hal ini menunjukkan bahwa Italia selalu mengalami
defisit perdagangan Biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan
yang dihasilkan dari rape seed oil, sunflower seed oil, soybean oil dan palm oil.
Komposisi Biodiesel di Italia mayoritas diproduksi dari hasil impor rapeseed
(40%), soybean (30%), dan palm oil (25%).
Palm oil diimpor terutama dari
Indonesia dan Malaysia. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa
peluang Indonesia pada komoditas Biodiesel ini cukup besar. Alasan utamanya
karena Indonesia menempati peringkat ke-1 sebagai negara penghasil Palm oil
terbesar di dunia dimana Palm oil ini menjadi salah satu bahan utama dalam
pembuatan Biodiesel.
Biodiesel di Italia digunakan secara eksklusif didalam pencampuran
dengan diesel tradisional untuk kendaraan atau diesel sebagai pemanas.
Biodiesel telah didemonstrasikan sebagai bahan bakar yang memiliki manfaat
terhadap lingkungan dengan signifikan. Kondisi tersebut dikaitkan dengan
pengurangan dari dampak-dampak pemanasan global, pengurangan emisi,
kemandirian terhadap energi yang lebih besar dan dampak positif terhadap
agrikultur.
Penulisan ini ditujukan untuk mengetahui informasi terbaru terkait peluang
pasar ekspor Biodiesel dari Indonesia ke Italia. Kemudian untuk mencari tahu
apa saja yang menjadi hambatan perdagangan/ekspor Biodiesel Indonesia ke
Italia sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi stakeholders Indonesia untuk
peningkatan ekspor Biodiesel ke Italia.
Page 3
I. PENDAHULUAN
Biodiesel adalah bahan bakar terbarukan yang saat ini banyak digunakan
atau biasa di konsumsi untuk sehari – hari pada sektor kendaraan dan pemanas
diesel. Proses untuk mendapatkan Biodiesel yang dapat dikonsumsi dihasilkan
dari bagian lapisan dalam pada dinding buah (mesocarp) dan dari buah kelapa
sawit itu sendiri (Elaeisguineensis).1 Minyak inti kelapa sawit dapat didapatkan
dari inti buah kelapa sawit; adapun perbedaan dari keduanya bisa dilihat dari segi
warna (sedikit memiliki karotenoida dan tidak berwarna merah) dan terdapat
lemak jenuh dalam kandungannya. Minyak ini memiliki kegunaan untuk
keperluan sehari - hari, sebagai produk makanan, sumber bahan bakar nabati,
dan lain-lain. Beberapa contoh produk yang menggunakan bahan Palm oil
sebagai berikut: sabun, pelumas, margarin, minyak goreng, fatty acids, glycerin,
fatty alcohol dan biodiesel sebgai pembahasansebagai topik dalam pembahasan
kali ini.
Biodiesel merupakan energi terbarukan, hal ini membuka peluang yang
lebih besar dalam sektor membuka lapangan kerja, mengurang ketergantungan
akan minyak bumi yang bersumber dari luar negeri dan memperbaiki kondisi
lingkungan yang tercemar.2 Jadi bermanfaat bagi kedua belah pihak yaitu
Indonesia dan Italia jika kedepannya memiliki bentuk kerjasama atas komoditi
biodiesel. Pasar biodiesel telah meningkat dari 25 juta galon pada awal tahun
2000 dan telah meningkat hingga 2.8 miliar galon pada tahun 2016.3
Perkembangan pasar biodiesel ini sangat dipengaruhi oleh tingkat mobilitas
kendaraan saat ini terutama di pasa Uni Eropa karena komitmen mereka yang
ingin menggunakan energi terbarukan untuk mengurangi emisi gas buang dari
kendaraan dan industri.
Potensi pasar Italia terhadap biodiesel mencapai angka kisaran 1 juta –
1.5 juta ton per tahun dan tidak menutup kemugkinan akan bertambah setiap
tahunnya yang disebabkan karena komoditas biodiesel yang diekspor ke Uni
Eropa sekitar 3 juta ton per tahunnya.4 Potensi biodiesel di Italia bukan
disebabkan oleh permintaan Italia tetapi merupakan dari kapasitas Industri di
1
Produk minyak sawit, Kementerian Perdagangan Indonesia. Diambil dari
http://inatrims.kemendag.go.id/en/product/detail/04-palm-oil_8/?market=eu
2
Biodiesel basics. Diambil dari http://biodiesel.org/what-is-biodiesel/biodiesel-basics
3
Ibid.
4
Indonesia bidik Italia sebagai pasar biodiesel. Diambil dari
http://www.antaranews.com/berita/438345/indonesia-bidik-italia-sebagai-pasar-biodiesel
Page 4
Italia yang menggunakan biofuel. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk
bisa memproyeksikan permintaannya.5 Bila ada peluang dan pasar Italia bisa
ditembus ekspor minyak sawit dan turunannya seperti biodiesel dari Indonesia ke
Uni Eropa dapat meningkat hingga 4 juta ton hingga 4.5 juta ton per tahun. 6 Jika
peluang tersebut dapat dimanfaatkan tentu akan memiliki dampak positif bagi
industri kelapa sawit Indonesia.
Perlu diketahui bahwa komoditas yang menjadi prioritas dalam sektor
perdagangan setelah minyak dan gas adalah CPO dimana turunannya adalah
biodiesel. CPO telah menjadi salah satu komoditas penting di pasar internasional
dan memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.
Ekspor Sawit pada semester pertama tahun 2016 menjadi sektor utama dalam
meningkatkan surplus neraca perdagangan RI hingga sebesar US$ 3,6 miliar,
jika tanpa adanya ekspor sawit tersebut, neraca perdagangan RI memperlihatkan
defisit sebesar US$ 4,4 miliar. 7 Berdasarkan data tersebut terbuka peluang untuk
memanfaatkan peluang ekspor atas komoditi biodiesel.
Uni Eropa sangat masif dalam menggalakkan kampanye negatif
penggunaan CPO dengan berbagai cara. Tapi pada Kenyataannya CPO
merupakan minyak nabati yang paling efektif dan murah dibandingkan dengan
kompetitornya seperti minyak kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari,
dan lain-lain. Hal tersebut membuat Uni Eropa tetap meningkatkan permintaan
CPO walaupun banyaknya isu yang menerpa dan melakukan kampanye hitam
minyak sawit serta pemberlakuan anti dumping duty.
Pada 26 November 2013 komisi Eropa telah mengeluarkan Council
Implementing Regulation (European Union-EU) Nomor 1194/2013 tertanggal 19
November 2013 yang berkaitan dengan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD)
terhadap produk biodiesel asal Indonesia dan Argentina. 8 Hal ini yang menjadi
hambatan bagi proses kelancaran proses ekspor biodiesel Indonesia ke Eropa
terutama untuk Italia. Terkait BMAD, produk biodiesel Indonesia dikenakan
5
Biofuel Indonesia sasar pasar Italia. Diambil dari
http://nasional.kompas.com/read/2014/06/10/1526462/Biofuel.Indonesia.Sasar.Pasar.Italia
6
Indonesia bidik pasar Italia untuk biodiesel. Diambil dari
http://industri.kontan.co.id/news/indonesia-bidik-pasar-italia-untuk-biodiesel
7
Devisa Hasil Ekspor Sawit, GAPKI, 2016. Diambil dari http://gapki.id/devisa-hasil-ekspor-sawitrp-100-trilliun-sampai-juni-2016/
8
Indonesia bidik pasar Italia sebagai pasar biodiesel. Diambil dari
http://www.antaranews.com/berita/438345/indonesia-bidik-italia-sebagai-pasar-biodiesel
Page 5
BMAD sebesar 8,8 – 20,5 %, atau lebih besar dari keputusan BMAD sementara
yang telah diberlakukan sejak tanggal 28 Mei 2013, yaitu sebesar 0 – 9,6 %.9
I.1 Pemilihan Produk
Produk biodiesel Indonesia menghadapi banyak hambatan dari negara
maju seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa. Sebagai contoh, aturan Renewable
Energy Directive (RED) Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yang ditujukan
melindungi produk biofuel Eropa berbasis minyak
nabati seperti kanola
dan bunga matahari supaya tidak kalah bersaing dengan produk biofuel berbasis
CPO. Pasalnya, harga CPO lebih kompetitif dari minyak nabati lainnya.
Dari total jumlah ekspor CPO, permintaan CPO dari Uni Eropa lebih
banyak ditujukan untuk memenuhi kebutuhan industri biofuel, yang porsinya
mencapai 65%. Sisanya 35% digunakan bagi kebutuhan baku industri makanan.
Setelah adanya aturan RED ini, diperkirakan permintaan minyak sawit dari
industri biofuel Uni Eropa akan berkurang menjadi 60%. Dengan posisi geografis
Indonesia sebagai negara tropis, total produksi CPO Indonesia relatif besar dan
signifikan di pasar perdagangan di dunia.
Terjadi peningkatan atas konsumsi CPO di pasar internasional,
peningkatan tersebut bertambah dari 14,6 juta ton pada tahun 1995 menjadi 61,1
juta ton pada tahun 2015.10 Berdasarkan data yang didapat, konsumen utama
untuk minyak sawit adalah Cina, India, Indonesia dan Uni Eropa, pada tahun
2015, 47,9% impor global telah disumbangkan oleh India, China dan Uni Eropa.11
CPO sebagai bahan baku biodiesel lebih jauh efisien dalam hal
penggunaan lahan dibanding minyak nabati lainnya yang membutuhkan lahan
lebih luas. Minyak nabati yang berasal dari rapeseed, kedelai dan biji bunga
matahari membutuhkan lahan yang lebih luas untuk mengembangkannya. 12
Untuk perbandingan, produktivitas minyak dari sawit tahunan per hektarnya
sebesar 4,2 ton, jauh menggunguli produktivitas minyak nabati dari rapeseed
9
Ibid.
Palm Oil Consumption, 2016. Diambil dari http://www.palmoilandfood.eu/en/palm-oilconsumption
11
Ibid.
12
Ekspor sawit ke Eropa dihambat, apa dampaknya bagi RI?. Diambil dari
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/3477946/ekspor-sawit-ke-eropa-dihambat-apadampaknya-bagi-ri
10
Page 6
yang hanya 0,6 ton per hektar, minyak biji bunga matahari 0,5 ton per hektar dan
minyak kedelai 0,4 ton per hektar.13
Grafik 1. Total Konsumsi Global CPO HS 1511
(Tahun 2015)
Sumber: Palm Oil and Food Europe (2016)
Berdasarkan Grafik 1, total konsumsi global CPO HS 1511 Uni Eropa
pada tahun 2015 mendominasi di pasar Internasional. Minyak kelapa sawit terus
mendominasi dibandingkan kompetitor lainnya seperti minyak kedelai, minyak
rapseed, minyak bunga matahari dan sebagainya. Berdasarkan grafik diatas,
CPO masih menjadi produk yang unggul dibandingkan produk minyak dan lemak
yang lainnya yang menjadi kandungan pada setiap produk jadi yang sudah
diolah, Biodiesel pun tentu juga menjadi dominan seiring dominannya CPO di
pasar Eropa.
Kesempatan bagi Indonesia untuk terus meningkatkan ekspornya di
pasar global khususnya Eropa masih sangat terbuka lebar. Hal yang harus
dihadapi adalah bagaimana cara Indonesia menyikapi isu – isu negatif
(kampanye hitam) yang digalangkan oleh Uni Eropa yang membuat ekspor CPO
dan biodiesel ke Uni Eropa di tahun 2015 mengalami penurunan.
13
Ibid.
Page 7
Grafik 2. Konsumsi Global Minyak Nabati CPO HS 1511
(Tahun 2011 – 2015)
Sumber:Palm Oil and Food Europe (2016)
Berdasarkan Grafik 2, Konsumsi minyak nabati CPO terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, dimulai dari tahun 1995 sampai dengan tahun
2015. Grafik tersebut memperlihatkan bahwa CPO menjadi komoditi penting
karena level konsumsi globalnya selalu mengalami peningkatan di setiap
tahunnya.
Pada tahun 2014 – 2015 tetap terjadi peningkatan konsumsi global
meskipun tidak terlalu signifikan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya
perubahan persyaratan standar CPO (RSPO) dan kampanye hitam yang telah
mempengaruhi pemenuhan permintaan global CPO. Dalam menyikapi hal
tersebut Indonesia perlu mempersiapkan strategi untuk dapat mengembalikan
tren positif ekspor CPO di tingkat global dan bisa cepat merespon kampanye
hitam dan melakukan respon balik dengan kampanye positif tentang CPO dan
biodiesel Indonesia.
Page 8
Grafik 3. Konsumsi Pengguna Utama CPO HS 1511
(Tahun 2015)
Sumber : Palm oil and Food Europe (2016)
Pada Grafik 3, telah memperlihatkan bahwa India menjadi pengguna
utama CPO pada tahun 2010 – 2015. Kemudian disusul oleh Uni Eropa,
Indonesia, China dan Malaysia. Berdasarkan grafik 3, bisa ditarik kesimpulan
bahwa pada setiap 5 tahun, negara – negara tersebut sangat membutuhkan
CPO dan menandakan bahwa CPO menjadi komoditi penting di pasar global.
Biodiesel pun menjadi komoditi penting bagi negara-negara tersebut karena
dihasilkan dari CPO.
Untuk kawasan Eropa, setiap 5 tahunnya Eropa telah mengalami
peningkatan dalam mengkonsumsi CPO. Tidak menutup kemungkinan bahwa
untuk 5 tahun kedepan Eropa
akan tetap bergantung pada CPO berkaitan
dengan produk biodiesel yang membutuhkan CPO sebagai bahan utamanya.
Pada tahun 2020, diperkirakan minyak nabati dan lemak dunia akan
meningkat pada total produksinya yang diperkirakan hingga 236 juta ton. 14
14
2020, Kebutuhan minyak nabati dunia bergantung kepada CPO Indonesia. Diambil dari
https://sawitindonesia.com/rubrikasi-majalah/kinerja/2020-kebutuhan-minyak-nabati-duniabergantung-kepada-cpo-indonesia/
Page 9
Berdasarkan data, produksi minyak sawit atau CPO sebesar 78 juta ton, minyak
kedelai berjumlah 53,2 juta, minyak bunga matahari sebesar 18,3 juta ton dan
minyak kanola 31,5 juta ton, sisanya berasal dari 13 jenis minyak lain yang
berjumlah 55 juta ton seperti minyak inti sawit, minyak kacang tanah dan minyak
zaitun.15 Jadi besar kemungkinan, Ekspor Indonesia akan bisa ditingkatkan pada
produk biodiesel jika Indonesia memang sudah memiliki strategi dan sudah siap
dengan matang untuk bisa memasarkan dan menjual biodieselnya di Eropa
khusunya Italia.
Grafik 4. Perkembangan Pasar Biodiesel di Dunia
Source : OECD and FAO Secretariats
Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa produksi Biodiesel
saat ini tergolong maksimal jika dilihat dari tahun per tahun. Diperkirakan
produksi Biodiesel akan terus meningkat hingga tahun 2020. Kemudian
dari perdagangan dunia pada sektor Biodiesel masih terus stabil dari
tahun ketahun dan di proyeksikan akan meningkat pada tahun selanjutnya
15
Ibid.
Page 10
karena adanya peralihan penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan
untuk mengurangi emisi gas buang.
Tabel 1. Kinerja Ekspor-Impor Italia Terhadap Produk CPO
Indonesia (HS 1511) Tahun 2011-2015
Value: Million USD
Export
Import
Balance of
Trade
2011
2012
2013
2014
2015
Trend
(%)
11-15
Change
(%)
15/14
0,00
560,74
0,00
675,62
0,00
936,30
0,00
1.168,71
0,00
834,50
14,38
-28,60
-561
-676
-936
-1.169
-835
Source: World Trade Atlas/Istat
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat dilihat bahwa tren impor Italia terhadap
CPO Indonesia pada tahun 2015 sebesar US$ 834,50 juta. Sepanjang tahun
2011 – 2015 nilai impor Italia terhadap CPO Indonesia tetap berada pada level
yang positif dengan nilai sebesar 14,38% walaupun pada periode tahun 2014 –
2015 mengalami penurunan yang menunjukkan tren negatif hingga sebesar
28,60%.
Pada dasarnya, berkurangnya nilai Impor Italia terhadap CPO Indonesia
bisa disebabkan oleh faktor – faktor tertentu seperti black campaign yang
dilakukan oleh Uni Eropa terhadap CPO. Padahal pada periode – periode
sebelumnya tahun 2011 - 2014 selalu mengalami kenaikan. Faktanya adalah
Indonesia memiliki kemampuan untuk memasok produk CPO dalam jumlah lebih
besar karena Indonesia menempati posisi pertama sebagai pengekspor CPO
terbesar di dunia. Hal ini tentunya menjadi fokus utama bagi kedua belah pihak
antara Indonesia dan Italia untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan
kerjasamanya pada sektor CPO. Kemungkinan salah satu kendalanya adalah
adanya standar, mekanisme dan regulasi yang berubah sehingga menjadi
hambatan pada kelancaran transaksi dan distribusi CPO Indonesia ke Italia.
Page 11
Tabel 2. Proyeksi Kebutuhan Biofuel
Source : APROBI
Berdasarkan tabel diatas, telah dijelaskan mengenai proyeksi kebutuhan
Biofuel dari tahun 2014 hingga tahun 2025. Proyeksi tersebut menjelaskan akan
kebutuhan Biofuel yang ditinjau dari Biodiesel dan Bioethanol. Proyeksi
kebutuhan akan Biodiesel diperkirakan akan lebih tinggi dibandingan dengan
Bioethanol. Dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun hingga tahun 2025 proyeksi
kebutuhan Biodiesel dan Bioethanol selalu mengalami peningkatan. Hal tersebut
merupakan kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk berbenah dan
mempersiapkan diri untuk menyiapkan Biodiesel yang telah diolah dengan
kualitas yang baik dengan standar internasional agar bisa memenuhi kebutuhan
baik itu skala nasional maupun skala internasional.
Page 12
I.2 Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan langsung
dengan
empat
negara
Eropa
yaitu
Perancis, Swiss, Austria dan Slovenia.
Memiliki posisi yang strategis yaitu
berada di tengah-tengah antara Eropa
dan Afrika, Italia meiliki keuntungan
sebagai negara yang memberikan akses
ke negara-negara Eropa Utara, negaranegara Mediterania dan negara-negara
Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas
kedaulatan 301.340 km2 termasuk dua
pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan dua
pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial yang
independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada awal
tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah satu kota
utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan ke-4
tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki 20
besar sebagai kota dengan finansial terbaik.
Berdasarkan estimasi sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember
2013, populasi di Italia mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah
berpenduduk terbesar di wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah
populasi dan wilayah Italia-Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas
penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia
dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius
dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan
situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan kereta
api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta Api
Page 13
Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas sejak
tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta transportasi
penumpang
juga
terus
bertambah.
Sementara
komoditas
minyak
menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan jaringan
pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste, Livorno dan
Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami pertumbuhan
yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya terdapat 48,9
juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang internasional. Italia
telah membangun dua bandara udara yang modern di Roma yaitu Fiumicino
dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan Malpensa yang mencatat
50% kedatangan dan penerbangan internasional dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia diantaranya
adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami reorganisasi
yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil menggabungkan
3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa perusahaan skala besar.
Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala multinasonal antara lain:
Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta memiliki pasar yang terus
berkembang, dimana 70% populasi memiliki setidaknya satu telepon selular.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Italia juga mulai memberikan
insentif kepada perusahaan swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang
sangat baik pada kantor-kantor administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang
berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai peninjau,
pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
Page 14
II. POTENSI PASAR PRODUK BIODIESEL DI ITALIA
II.1 Ekspor Produk Biodiesel Italia ke Dunia
Secara umum, Italia mengalami penurunan pada sektor ekspor untuk
produk CPO HS 1511 berdasarkan Tabel 2 dari tahun 2011-2015, penurunan
pada tahun 2011-2013, dan kenaikan pada tahun 2013-2014 di mana mencapai
US$ 67,04 juta.
Penurunan yang terjadi pada tahun 2014-2015 hingga senilai US$ 55,91
juta Penurunan yang terjadi dari tahun 2011-2013 dan di tahun 2015 disinyalir
karena pada tahun-tahun tersebut semakin berkembangnya dan bertambah
pesatnya produksi CPO dari negara-negara berkembang, khususnya Indonesia
dan Malaysia yang menjadi kekuatan raksasa asia sebagai pengimpor terbesar
CPO di Uni Eropa. Kemudian juga munculnya produk kompetitor seperti minyak
kedelai, minyak rapeseed, minyak bunga matahari yang semakin berkembang
dan menjadi pilihan lain bagi para konsumen.
Faktor geografis kedua negara ini yang berada di iklim tropis menjadi
faktor utama yang menjadikan kedua negara asia ini menjadi penghasil CPO
terbesar bila dibandingkan dengan negara Uni Eropa. Selain itu pertumbuhan
ekonomi yang lambat dari negara tujuan ekspor Italia juga merupakan faktor
pemicu sehingga menyebabkan melemahnya permintaan CPO dari Italia. Tren
yang terlihat pada tabel 2 telah menunjukkan tren yang negatif senilai 10,18%,
juga untuk transisi dari tahun 2014 – 2015 mengalami penurunan yang cukup
drastis hingga 16,60%.
Tabel 3. Kinerja Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia
(Tahun 2011 – 2015)
Value: Million USD
2011
2012
2013
2014
2015
Export
88,60
78,08
62,57
67,04
55,91
Import
1.002,70
1.079,38
1.322,32
1.549,93
1.193,16
-914
-1.001
-1.260
-1.483
-1.137
Balance of Trade
Trend
(%)
11-15
Change
(%)
15/14
-10,18
-16,60
7,35
-23,02
Source: World Trade Atlas/Istat
Page 15
Kinerja ekspor produk CPO Italia ke negara lain di dunia dapat dilihat
pada Tabel 3. Secara keseluruhan, Italia mengalami penurunan kinerja ekspor
produk CPO ke dunia, hanya mengalami kenaikan kembali pada tahun 2014
saja, kemudian pada tahun 2015 mengalami penurunan ekspor yang drastis.
Menurut data pada tabel 3, tren menunjukan hasil yang negatif senilai 5,47%
terhitung dari tahun 2011 – 2015.
Berdasarkan data tahun 2015 yang terdapat di Tabel 3 dapat dilihat
bahwa Amerika tidak lagi menjadi negara tujuan ekspor di peringkat ke-1, tetapi
saat ini telah ditempati oleh Jerman dengan total nilai ekspor pada tahun 2015
sebesar US$ 25,43 juta. Rusia berada di peringkat ke-2 dengan total nilai ekspor
pada tahun 2015 sebesar US$ 6,78 juta, diikuti oleh Polandia di peringkat ke-3
dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 6,18 juta, Serbia di
peringkat ke-4 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US$ 4,46 juta,
dan Kroasia di peringkat ke-5 dengan total nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar
US$ 2,11 juta. Sementara itu, Indonesia berada di peringkat ke-46 dimana nilai
ekspor produk CPO Italia ke Indonesia sudah tidak terdapat transaksi ekspor ke
Indonesia.
Pada tahun 2015, Italia mengalami penurunan ekspor ke Jerman (0,68%),
Rusia (28,78%), dan Polandia (21,62%) dibandingkan dengan data pada tahun
2013-2014. Rata-rata terjadi penurunan ekspor dari Italia ken negara-negara lain
juga karena pasokan impor CPO yang masuk ke Italia juga mengalami
penurunan pada tahun 2015. Namun, Italia mengalami kenaikan ekspor ke
Austria (52,39%), Portugal (80,49%), dan Hungaria (38,83%). Kenaikan ekspor
CPO Italia untuk beberapa negara di dunia diakibatkan meningkatnya konsumsi
CPO di negara tujuan.
Page 16
Tabel 4. Kinerja Ekspor Produk CPO Italia ke Dunia berdasarkan
Negara Tujuan (Tahun 2011-2015)
Value: Million USD
2011
2012
2013
2014
2015
Trend
(%)
11-15
Change
(%)
15/14
World
88,60
78,08
62,57
67,04
55,91
-5,47
-16,60
1
Germany
41,86
30,11
17,48
25,60
25,43
20,60
-0,68
2
Russia
6,62
8,45
8,74
9,51
6,78
-11,92
-28,78
3
Poland
5,04
5,66
5,04
7,89
6,18
10,74
-21,62
4
Serbia
6,87
6,91
5,50
4,96
4,46
-9,99
-10,06
5
Croatia
8,55
7,46
4,26
4,77
2,11
-29,70
-55,90
46
Indonesia
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
-
-
Rank
Country
Sumber: Istat
II.2 Potensi Pasar Produk Biodiesel di Italia
Kinerja impor Italia terhadap produk CPO HS 1511 dunia dapat dilihat
pada Tabel 4 di mana total nilai impor produk CPO adalah sebesar US$ 1.2
miliar pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kinerja impor Italia terhadap produk
CPO tetap menunjukkan pertumbuhan positif selama periode 2011 – 2015 senilai
7,35%. Selama periode 2014 – 2015, nilai impor produk CPO pada tahun 2015
mengalami penurunan yang cukup tajam sekitar 23,02% dibandingkan dengan
data pada tahun 2014.
Penurunan ini disebabkan oleh semakin berkembangnya komoditi lain di
sektor minyak nabati dan lemak yang menjadi kompetitor di negara Italia
sehingga memberikan pilihan lain yang lebih beragam untuk di konsumsi. Hal ini
juga disebabkan adanya isu negatif dan kampanye hitam akan produk CPO dari
Indonesia.
Page 17
Tabel 5. Kinerja Impor Italia terhadap Produk CPO Dunia
(Tahun 2011 – 2015)
Value: Million USD
Export
Import
Balance of Trade
2011
2012
2013
2014
2015
88,60
1.002,70
-914
78,08
1.079,38
-1.001
62,57
1.322,32
-1.260
67,04
1.549,93
-1.483
55,91
1.193,16
-1.137
Trend
(%)
11-15
Change
(%)
15/14
-10,18
7,35
-16,60
-23,02
Source: World Trade Atlas/Istat
Italia banyak mengimpor produk CPO dari negara – negara di dunia
seperti Indonesia, Malaysia, Belanda, Papua Nugini dan Luxembourg (Tabel 5).
Indonesia tetap berada di peringkat ke-1, tetapi pada tahun 2014-2015
mengalami penurunan jumlah impor dari Italia dibandingkan dengan tahun 20132014. Penurunan tersebut diperkirakan sekitar 28,60%, pada tahun 2011-2015
tren impor Italia atas CPO Indonesia menunjukkan tren yang negatif sekitar
5,59%. Malaysia berada di peringkat ke-2, dimana pada tahun 2015 mengalami
peningkatan ekspor CPO ke Italia. Peningkatan pada tahun 2014-2015 tersebut
menunjukkan nilai sekitar 30,43%.
Belanda berada di peringkat ke-3 yang mengalami penurunan juga pada
tahun 2014-2015 seperti Indonesia, dengan nilai sekitar 25,92%. Papua Nugini
berada di peringkat ke-4 yang mengalami penurunan pada tahun 2014-2015
dengan nilai sekitar 8,77%. Luxembourg berada di peringkat ke-5 yang
mengalami penurunan pada tahun 2014-2015 dengan nilai sekitar 19,58%.
Dua negara lainnya baik itu dari Eropa dan Asia memiliki peringkat di
bawah Indonesia adalah Perancis yang berada di peringkat ke-15 dan Thailand
yang berada di peringkat ke-38. Kinerja impor Italia terhadap produk CPO dari
Indonesia mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2015 akibat mulai
munculnya komoditi yang menjadi kompetitor CPO di sektor minyak nabati
seperti minyak kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari dan lain-lain.
Tetapi hal ini bukan menjadi kendala bagi Indonesia karena telah terbukti bahwa
Italia tetap mengutamakan konsumsi CPO dibanding minyak nabati dari sumber
Page 18
yang lain karena kualitas dan harga yang juga bersaing. Italia merupakan pangsa
pasar yang sangat baik bagi ekspor produk CPO dari Indonesia.
Tabel 6. Kinerja Impor Italia terhadap Produk CPO Dunia
(Tahun 2011 – 2015)
Value: Million USD
Rank
1
2
3
4
5
15
38
Country
World
Indonesia
Malaysia
Netherlands
Papua New Guinea
Luxembourg
France
Thailand
2011
2012
2013
2014
2015
1.002,70
560,74
203,35
88,67
45,00
1,74
0,31
63,93
1.079,38
675,62
229,07
80,01
19,97
3,25
0,52
28,88
1.322,32
936,30
217,32
78,53
23,71
4,47
0,89
29,78
1.549,93
1.168,71
196,52
88,19
24,09
7,91
0,10
53,70
1.193,16
834,50
256,31
65,33
21,97
6,36
0,12
0,00
Trend Change
(%)
(%)
11-15
15/14
-5,01
-5,59
8,60
-8,79
-3,73
19,29
-62,63
#NUM!
-23,02
-28,60
30,43
-25,92
-8,77
-19,58
24,66
-100,00
Sumber: Istat
Grafik 5. Produksi Biodiesel Indonesia
Sumber : Pertamina, EBTKE
Source : Pertamina, EBTKE
Potensi pasar Biodiesel di dunia akan semakin meningkat diiringi dengan
produksinya yang lebih dari permintaan saat ini. Permintaan Biodiesel di Italia
sendiri pun akan semakin diminati dan meningkat pada tahun-tahun berikutnya
seiring dengan ketergantungan import Italia yang memprioritaskan impor CPO
Page 19
dari Indonesia. Dari hal tersebut tentu akan juga berdampak pada Produk
Biodiesel dimana Biodiesel berbahan dasar dari CPO.
Berdasarkan grafik diatas, Indonesia memiliki tren positif pada aspek
memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor. Namun terjadi penurunan pada
tahun 2014
dimana kemampuan produksi Indonesia untuk sektor ekspor
mengalami penurunan. Hal tersebut diduga karena adanya pembaharuan
regulasi dan black campaign atas produk CPO yang tentu mempengaruhi
turunannya yaitu Biodiesel.
Dalam tahapan ini Indonesia harus lebih bersiap-siap dalam memenuhi
kebutuhan negara-negara lain di Eropa terutama Italia yang menggunakan
produk Biodiesel. Tentunya regulasi yang dimiliki para pengusaha dan
perusahaan yang bergerak di bidang produksi Biodiesel harus bisa memenuhi
standar dan kualitas Internasional agar bisa terus diminati oleh pasar Italia.
Sehingga nantinya hal tersebut akan berdampak pada bertambahnya devisa
untuk negara.
Grafik 6. Produksi Biofuel Dunia
II.3 Regulasi Produk CPO di Italia
Source : BP, 2014
Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat informasi terkini mengenai
produksi biofuel dunia yang ditinjau dari beberapa regional di dunia seperti Eropa
Page 20
dan Eurasia, Amerika Selatan dan Amerika tengah serta Amerika utara.
Produksi Biodiesel di dunia mengalami kenaikan yang drastis dari jika
dibandingkan dengan produksi pada tahun 2003 dan produksi pada tahun 2013.
Hal ini menunjukkan bahwa Biodiesel mulai diminati dan di prioritaskan
sebgai energi terbarukan sebagai bahan bakar mesin maupun pemanas karena
teah ditetapkan sebagai energi yang ramah lingkungan dengan biaya yang lebih
terjangkau.
Grafik 7. Industri dan Kapasitas Biofuel
Source : APROBI
Berdasarkan grafik diatas yang menjelaskan mengenai Industri dan
kapasitas produksi Biofuel, dapat ditarik kesimpulan bahwa Biodiesel mengalami
peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Jika dibandingkan
dengan Ethanol yang stagnan dari tahun ke tahun tanpa adanya peningkatan.
Hal ini disebabkan oleh adanya peralihan dari penggunaan Ethanol ke Biodiesel
di dunia. Diperkirakan pada tahun 2016 telah menyentuh angka 8 juta kl untuk
kapasitasnya.
Karena Biodiesel berkualitas dengan harga yang leih terjangkau dan
ramah lingkungan. Hal ini juga didukung dengan pasokannya yang lebih banyak
karena tanaman palm oil lebih dapat bertumbuh di area yang cukup luas dan
hasil panennya begitu besar dari satu pohon. Prospek Biodiesel sangat
Page 21
menjanjikan bagi negara yang memiliki kemampuan untuk menanam pohon palm
oil tersebut karena cukup menjanjikan hasil produksi dari tanaman tersebut
seperti CPO dan Biodiesel.
Grafik 8. Produksi per Hektar dari Minyak utama
Source : Oil World
Berdasarkan grafik diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa produksi per
hektar dari Palm oil menempati posisi utama dan memiliki kemampuan produksi
yang sangat tinggi dari tahun 2001 hingga tahun 2010 dibandingkan dengan
vegetables oil lainnya. Dari kemampuan produksi per hektar tersebut tentu palm
oil akan melewati kemampuan rapeseed oil yang selama ini menjadi penyuplai
utama untuk memenuhi kebutuhan permintaan vegetable oil di dunia dan Eropa.
Hal tersebut merupakan peluang besar Indonesia untuk bisa memenuhi
kebutuhan akan permintaan Biodiesel di Eropa khususnya Italia karena
Indonesia merupakan negara utama yang mampu memproduksi CPO dalam
kapasitas yang banyak.
Page 22
Grafik 9. Perbandingan Harga CPO dan Minyak Mentah
Source : APROBI
Grafik diatas menunjukkan perbandingan harga antara CPO dan Minyak
mentah di Dunia. Semenjak bulan Oktober tahun 2014 hingga bulan Januari
2015 harga Palm oil melebihi harga minyak mentah dunia. Ini menandakan
bahwa dunia telah mulai beralih untuk menggunakan palm oil dibandingkan
minyak mentah karena palm oil lebih ramah lingkungan. Dengan kondisi tersebut
permintaan semakin meningkat dan tentu harga dari palm oil akan semakin
meningkat.
Kembali lagi kondisi ini akan sangat menguntungkan Indonesia sebagai
produsen utama palm oil, Indonesia harus sangat bisa memaksimalkan
kemampuan produksinya dalam sektor CPO dan Biodiesel.
Page 23
Grafik 10. Perbandingan Harga Minyak Tumbuhan
Source : IndexMundi
Grafik diatas kali ini menunjukkan perbandingan harga minyak tumbuhan
yang sering digunakan. Semenjak adanya kehadiran palm oil di dunia,
permintaan akan rapeseed oil dan soy oil didunia jadi berkurang. Dunia mulai
beralih dan lebih memilih untuk menggunakan palm oil dibandingkan dengan
minyak tumbuhan lainnya. Hal ini disebabkan oleh harga yang lebih terjangkau
dari palm oil dibandingkan minyak tumbuhan yang lainnya
Dari tahun 2010 hingga 2015 harga palm oil selalu berada di bawah
harga rapeseed oil dan soy oil. Kualitas dan harga yang terjangkau membuat
industri mulai beralih dan menggunakan palm oil. Italia juga sebagai pengguna
palm oil untuk dapat memenuhi kebutuhan produksi barang untuk memenuhi
kebutuhan masyarakatnya. Saat ini negara-negara Eropa khususnya Italia mulai
bergantung pada Palm oil tidak hanya sebagai bahan pelengkap untuk membuat
makanan tapi juga sebagai bahan bakar pengganti yang lebih ramah lingkungan
yang disebut dengan Biodiesel.
II.3 Regulasi Impor Produk Biodiesel di Italia
Italia menerapkan kebijakan yang secara umum mengacu pada garis
besar ketentuan impor yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa. Kebijakan impor
yang perlu dipenuhi terkait syarat ketentuan secara detail dapat diakses pada
portal EU Help Desk (http://www.exporthelp.europa.eu) dengan memasukkan
Page 24
kode HS pada kolom yang telah ditentukan. Export Helpdesk EU merupakan
layanan online yang disediakan oleh Komisi Uni Eropa untuk mempermudah
akses pasar bagi negara-negara berkembang. Berikut adalah ketentuan yang
harus dipenuhi dalam melakukan ekspor CPO ke Uni Eropa:
Tabel 7. Kebijakan dan Regulasi Impor Produk CPO dari Negara
Berkembang ke Uni Eropa
Legislasi
Kontaminasi
Dasar Hukum
Regulation (EC)
1881/2006
Residu
pestisida
Regulation (EC)
Kontrol
Kesehatan
Regulation (EC)
Label
Directive
2000/13/EC
Directive
90/496/EC
Regulation
1924/2006/EC
Directive
2005/26/EC
Directive
1881/2006
1881/2006
Deskripsi Singkat
Peraturan yang dirancang untuk memastikan
bahwa makanan yang masuk ke pasar Uni Eropa
aman dikonsumsi dan tidak mengandung
kontaminan
pada
tingkat
yang
dapat
mengancam kesehatan manusia.
Regulasi
ditentukan
guna
memastikan
perlindungan terhadap konsumen. Jika terdapat
kandungan residu dalam tanaman dan hewan
atau bagiannya yang digunakan untuk konsumsi,
hanya diperbolehkan diimpor jika sesuai dengan
ketetapan undang-undang Uni Eropa yang
dirancang untuk mengontrol keberadaan zat
kimia dan residu dari hewan hidup, produk
hewani, dan produk yang berasal dari tumbuhan.
Ketentuan umum dan ketentuan khusus yang
didesain untuk mencegah risiko terhadap
kesehatan
konsumen
dan
melindungi
kepentingan konsumen.
Semua bahan makanan yang dipasarkan di Uni
Eropa harus mematuhi aturan pelabelan Uni
Eropa, yang bertujuan untuk memastikan bahwa
konsumen mendapatkan semua informasi
penting dalam memilih saat membeli bahan
makanan tersebut.
2007/68/EC
Aditif,
enzim,
dan
perasa
dalam makanan
Regulation (EC)
No 1331/2008
No 1332/2008
No 1333/2008
Semua bahan makanan yang dipasarkan di Uni
Eropa harus sesuai dengan komposisi adiktif,
enzim, dan perasa yang masih dalam kategori
aman bagi kesehatan.
No 1334/2008
Suplemen
(vitamin dan
mineral)
Directive
2006/125/EC
Directive
2002/46/EC
Makanan-makanan yang masuk ke Uni Eropa
harus mengandung berbagai vitamin dan mineral
yang menyehatkan bagi tubuh.
Hygiene
of Regulation (EC) Proses produksi makanan yang masuk ke Uni
Eropa harus berdasarkan HACCP (Hazard
foodstuffs
852/2004
Analysis and Critical Control Point).
(HACCP) Page 25
Legislasi
Dasar Hukum
Kebersihan
produk
makanan
Kebijakan
REDD
Kebijakan
RED
Directive
2009/28/EC
Deskripsi Singkat
Uni Eropa juga mengadopsi mekanisme Reduce
Carbon Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (REDD). Jadi CPO yang masuk ke
Uni Eropa harus menerapkan proses produksi
yang
ramah
lingkungan
dengan tujuan
mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia.
Uni Eropa juga mengadopsi Renewable Energy
Directive (RED) dengan tujuan memenuhi
tercapainya target minimal 20% renewable
energy pada tahun 2020. Jadi CPO yang
dihasilkan harus memenuhi ketentuan sebagai
produk yang ramah lingkungan mulai dari
produksi, proses, maupun transportasi.
II.4 Saluran Distribusi Produk Biodiesel di Italia
Berdasarkan Skema 4, eksportir produk CPO dari negara berkembang
dapat memasok produknya ke trader maupun importir dimana importir dapat
langsung memasok produk ke konsumen akhir di Italia (Khusus untuk red palm
oil) yang meliputi ritel, katering, industri makanan, industri pengolahan makanan,
industri kimia, dan industri botol.
CPO jenis red palm oil banyak digunakan untuk industri pewarna.
Sedangkan CPO murni harus melalui tahap pengolahan di industri pengolahan
(refinery) terlebih dahulu baru kemudian dapat digunakan oleh konsumen akhir.
Selain itu, beberapa perusahaan eksportir CPO Indonesia telah memiliki jaringan
representasi khusus yang menghubungkan perusahaan di Jakarta dengan
importir di Italia sehingga mempermudah proses ekspor CPO ke Italia.
Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain : PT Wilmar Nabati
Indonesia (Grup Wilmar), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk.
(SMART)- PT. Golden Agri Resources (GAR), PT Cargill Indonesia, dan PT
Musim Mas.
Page 26
Jalur Distribusi Produk CPO ke Italia
Source : CBI
Jalur distribusi yang baik sebenarnya tergantung dari permintaan pasar
global. Bisa dikatakan bahwa jalur distribusi sangat ditentukan oleh kepentingan
dan fokus konsumen, apakah ingin langsung memasok produk langsung ke
konsumen akhir di Italia dan di ekspor kembali (red palm oil) atau ingin mengolah
kembali palm oil murni yang nantinya akan di distribusikan ke masing-masing
konsumen akhir yang sudah bekerjasama dan memiliki kesepakatan. Dari segi
proses, red palm oil tidak membutuhkan waktu yang lama dibandingkan palm oil
murni yang harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Pada tahapan
tersebut dapat disimpulkan bahwa ketentuan jalur distribusi sangat bergantung
pada kebutuhan dan kepentingan konsumen akhir.
II.5 Hambatan dan Tantangan
Salah satu hambatan dan tantangan yang menerpa komoditi CPO
Indonesia adalah adanya tuduhan kepada perusahaan CPO Indonesia. Tuduhan
tersebut menyatakan
bahwa
pemanasan
global telah
diakibatkan
oleh
pembakaran lahan kelapa sawit, padahal hal itu justru hanya untuk menutupi
kesalahan-kesalahan lama yang telah diakibatkan oleh negara-negara maju.
Sebenarnya penyebab utama pemanasan global adalah akibat emisi gas rumah
kaca yang dihasilkan dari penggunaan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi,
dll). Konsumen utamanya adalah negara-negara barat termasuk Uni Eropa.
Pada sisi lain, Tumbuhan kelapa sawit justru penyelamat lingkungan
karena menyerap gas rumah kaca yaitu karbondioksida. Dengan begitu
Page 27
Indonesia bisa menunjukkan fakta dengan alasan yang lebih relevan bahwa
Tumbuhan kelapa sawit akan berkontribusi pada penurunan efek gas rumah
kaca global dan diiringi juga dengan penggunaan biodiesel minyak sawit yang
diggunakan untuk menggantikan solar.
Tantangan yang dimiliki pada sektor Bidoesel ini beberapa diantaranya
yaitu :16
• Konsistensi pemerintah untuk mendukung pengembangan Biofuel
• Kampanye hitam terhadap industri palm oil
• Hambatan perdagangan :
o
o
Direktif energi terbarukan Uni Eropa
▪
Meningkatkan ambang penghematan emisi GHG
▪
IULC
Kasus Anti dumping dan anti subsidi oleh Uni Eropa
▪
Uni Eropa mengalami cederan dengan sendirinya
karena hanya menggunakan B6 dan 45% dari
kapasitas produksi Biodiesel mereka.
▪
Secara histori, harga Biodiesel berbasis sawit
selalu lebih rendah daripada Biodiesel berbasis
Rapeseed dan Soy oil.
o
Jalur Biodiesel kelapa sawit, RFS2 EPA, US.
Hambatan dan tantangan yang akan dihadapi oleh eksportir produk CPO
dari negara berkembang untuk masuk ke pasar Uni Eropa tak terkecuali Italia
adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Hambatan dan Tantangan yang Kemungkinan Dihadapi oleh
Eksportir Produk CPO Indonesia
No
Kategori
Deskripsi Hambatan dan Tantangan
1.
Sertifikasi RSPO
Produk yang akan diekspor ke Italia harus memiliki sertifikasi
RSPO. Sebagai contoh, Ferrero, produsen Nutella
menyatakan bahwa mulai tahun 2014, semua minyak kelapa
sawit yang akan dibeli oleh Ferrero wajib memiliki sertifikat
RSPO.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
16
Tjakrawan, Paulus. Competitiveness Issues on Palm Oil Biodiesel, 2015. APROBI, hal 31.
Page 28
No
Kategori
2.
Komposisi CPO
3.
Reduce Carbon
Emission from
Deforestation
and Forest
Degradation
(REDD)
4.
Biodiesel
Deskripsi Hambatan dan Tantangan
konsumen Uni Eropa menuntut Sertifikat Sustainability RSPO.
Para pembeli dari Uni Eropa umumnya tidak hanya tertarik
dengan eksportir yang mengandalkan produk dan profil
perusahaannya saja melainkan juga kondisi perekonomian
negara eksportir. Reputasi dari negara eksportir dapat
memberikan pengaruh terhadap pembeli misalnya beberapa
negara yang pernah mengirim CPO yang mengandung lemak
jenuh yang berlebihan tidak berhasil dalam finalisasi kontrak
akhir. Seharusnya minyak kelapa sawit mengandung 50%
lemak jenuh (84% dalam minyak kernel, 92% dalam minyak
kelapa, 62% dalam minyak kakao, dan 66% dalam mentega).
Mekanisme ini sedang ramai diperbincangkan oleh dunia guna
menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca. Perkebunan
kelapa sawit merupakan penyebab utama deforestasi hutan
hujan tropis di negara – negara berkembang17. Akibat adanya
mekanisme REDD ini, maka Uni Eropa akan semakin
menerapkan standar yang ketat bagi pengusaha kelapa sawit
di negara – negara berkembang untuk memperluas lahan
CPO yang umumnya dilakukan dengan cara melakukan
pembakaran hutan dan konversi dari hutan menjadi lahan
sawit yang justru dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca.
Indonesia telah mengurangi pasokannya ke pasar global yang
bertujuan untuk produksi biodiesel dan juga digunakan di
dalam negeri. Namun disisi lain Produksi menurun dan stok
semakin menipis, hal itu menyebabkan ekspor CPO Indonesia
ke pasar global mengalami penurunan.
5.
Kompetitor
Adanya produk penghasil minyak nabati yang melimpahi pasar
global dengan harga yang kompetitif, berasal dari minyak
kedelai, minyak rapseed, minyak bunga matahari dan lain-lain.
Hal tersebut juga mempengaruhi kinerja dan penurunan
ekspor CPO Indonesia ke pasar global.
6.
Kampanye
Banyaknya berita, pernyataan dan gambar-gambar yang
Hitam
menjelek-jelekkan dan memperburuk citra minyak sawit
(Anti Sawit)
Indonesia di mata dunia. Kegiatan ini dipelopori oleh LSM
yang berada di Indonesia maupun di luar negeri yang
menuduh perkebunan kelapa sawit telah merusak lingkungan.
III. PELUANG DAN STRATEGI
III.1 Peluang
Berdasarkan Tabel 1 mengenai kinerja ekspor – impor Italia terhadap
produk CPO Indonesia, maka dapat dilihat bahwa nilai impor Italia terhadap
17
Data menurut Buckland (2005)
Page 29
produk Indonesia jauh melebihi nilai ekspor Italia ke Indonesia dalam hal produk
CPO HS 1511. Total nilai impor Italia terhadap produk CPO dari Indonesia
adalah sebesar US$ 834,50 juta pada tahun 2015 sedangkan total nilai ekspor
produk CPO Italia ke Indonesia tidak ada transaksi sama sekali antar kedua
negara.
Di samping itu, berdasarkan Tabel 5, Indonesia menduduki peringkat ke-1
sebagai negara eksportir CPO ke Italia dengan nilai ekspor sebesar US$ 834,50
juta pada tahun 2015 diikuti oleh Malaysia dan Belanda yang berada di urutan
ke-2 dan ke-3. Dengan memasukkan asumsi proyeksi grafik impor Italia terhadap
produk CPO Indonesia yang tetap berada pada tren yang positif yaitu sebesar
14,38% selama periode 2010 – 2015 yang terdapat pada Tabel 5, maka kita
dapat mengambil hipotesis awal bahwa peluang Indonesia untuk meningkatkan
ekspor produk CPO ke Uni Eropa khususnya Italia masih terbuka lebar. Peluang
yang besar ini juga didukung oleh kapasitas Indonesia sebagai negara eksportir
CPO terbesar di dunia serta ketergantungan Uni Eropa terhadap produk CPO
yang memang menjadi salah satu unsur penting dalam pengolahan beberapa
produk yang di konsumsi masyarakat.
Keuntungan menggunakan Biodiesel Indonesia yaitu memiliki oksidasi
yang stabil, beberapa diantara adalah ASTM D6751-15 selama 3 jam, EN-142142012 selama 6 jam dan SNI 7182-2012 selama 6 jam.18 Nilai aktual yang
digunakan minimal adalah 15 jam. Tidak hanya itu saja, Biodiesel Indonesia juga
sudah memiliki standar ISPO yang ditujukan untuk keharusan bagi para
produsen palm oil dan kriteria untuk keberlanjutan termasuk pengambilan
Metana.19
Tabel 9. Peluang Peningkatan Ekspor Produk CPO HS 1511 ke Italia
No
1.
18
19
Kategori
Sustainability
Deskripsi Peluang
Uni Eropa merupakan negara yang memiliki
kebijakan sustainability yang sangat berpengaruh
terhadap peraturan-peraturan ekspor CPO ke negara
Uni Eropa. Dalam proses produksi CPO, negara
ekportir harus menerapkan proses produksi yang
ramah lingkungan dengan komposisi yang sesuai
Tjakrawan, Paulus. Competitiveness Issues on Palm Oil Biodiesel, 2015. APROBI, hal 29.
Ibid.
Page 30
2.
Fair Trade Palm Oil
3.
Renewable
Directive (RED)
Energy
dengan kebijakan Uni Eropa. Dengan demikian
Eropa dapat meningkatkan impor CPO-nya.
Uni Eropa menerapkan kebijakan Fair trade CPO.
Negara ekportir harus menerapkan CPO yang
bersetifikat RSPO karena CPO tanpa sertifikat akan
gagal menembus pasar Uni Eropa. Kebijakan fair
trade palm oil ini memberikan peluang market
kepada negara-negara berkembang yang dapat
menerapkan proses produksi yang ramah lingkungan
dan berkelanjutan.
Uni Eropa menerapkan kebijakan ini bertujuan untuk
mencapai 20% sumber energinya berasal dari
sumber daya yang dapat diperbaharui. Kebijakan ini
memberikan
peluang
kepada
negara-negara
berkembang pengekspor CPO karena CPO
merupakan salah satu sumber daya yang dapat
diperbaharui (biofuel) yang juga dapat dipergunakan
untuk bahan bakar pengganti minyak bumi untuk
transportasi.
III.2 Strategi
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan di atas, maka dapat
dirumuskan beberapa strategi sebagai berikut:
Tabel 10. Strategi Peningkatan Ekspor Produk CPO HS 1511 ke Italia
No
1.
Strategi
Strategi Produksi
Deskripsi
Outcome
• Peningkatan
kualitas
produksi dengan penerapan
proses
produksi
serta
konversi lahan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan
sehingga
dapat
menghasilkan CPO yang
bersetifikat
RSPO
atau
EURED yang sesuai dengan
regulasi dari Uni Eropa dan
memenuhi
mekanisme
REDD
• Keberlanjutan
dan
daya
saing CPO Indonesia di
pasar global juga ditentukan
oleh Indonesian Sustainable
Palm Oil (ISPO). ISPO juga
ditujukan untuk mendukung
pemerintah Indonesia dalam
rangka mengurangi emisi
gas rumah kaca dan menarik
perhatian terhadap isu-isu
lingkungan sesuai dengan
komitmen RSPO.
Eksportir dapat memasok
CPO dalam kuantitas yang
lebih besar lagi ke Uni
Eropa karena Indonesia
mampu memenuhi syarat
“Sustainability” dan “Fair
Trade Palm Oil” yang
ditetapkan oleh Uni Eropa
dan memenuhi mekanisme
REDD.
Page 31
No
Strategi
Deskripsi
Outcome
• RSPO dan ISPO sama-sama
memiliki tujuan yang sama
yaitu
berkaitan
dengan
standar.
Perbedaannya
terletak pada levelnya, satu
sisi, RSPO berada pada level
Internasional. Pada sisi lain,
ISPO berada pada level
nasional. Pada intinya RSPO
dan ISPO akan menentukan
keberlanjutan kerjasama dan
keberlangsungan
pasokan
kelapa sawit baik itu di
tingkat nasional maupun di
tingkat internasional.
• Jika
sudah
memenuhi
ketentuan dan persyaratan
RSPO dan ISPO, secara
otomotatis akan memberikan
garansi dan jaminan atas
sertifikasi CPO untuk para
pembeli dan investor.
2.
Strategi Produk
Mempertahankan produk CPO
dengan kualitas yang sangat
tinggi
dengan
komposisi
sebagai berikut: minyak kelapa
sawit mengandung 50% lemak
jenuh (84% dalam minyak
kernel, 92% dalam minyak
kelapa, 62% dalam minyak
kakao, dan 66% dalam
mentega) dimana CPO ini
dapat dipergunakan sebagai
bahan
baku
alternatif
pengganti
bensin
untuk
transportasi.
Produk
CPO
dengan
komposisi yang sesuai
dengan kebijakan Italia
dan Uni Eropa akan
semakin
diminati
oleh
pembeli di Italia dan Uni
Eropa.
Page 32
No
3.
Strategi
Strategi Promosi
Deskripsi
•
Menyelenggarakan
kampanye produk CPO
dengan “Green Campaign”
serta
aktif
mengikuti
pameran dan konferensi
yang berkaitan dengan
CPO
dan
Biodiesel
misalnya
seperti
12th
Indonesian
Palm
Oil
Conference and 2017 Price
Outlook
yang
akan
diselenggarakan tahun 2325 November di Bali,
Indonesia.
• Bekerjasama
dengan
Indonesia Trade Promotion
Center (ITPC) setempat
untuk membangun citra
positif Indonesia, CPO dan
Biodiesel dari Indonesia
bagi negara Uni Eropa
khususnya Italia.
Outcome
• Meningkatnya ekspor
CPO dari Indonesia.
• Memperbaiki citra CPO
Indonesia di mata dunia
dari isu-isu negatif yang
dipelopori oleh LSM
melalui
kampanye
hitam.
Page 33
INFORMASI PENTING
4. 1 Major player di Italia
1. Cominter Bio - http://cominter-bio.it – berlokasi di Milano
2. Olfood - http://www.olfood.it – berlokasi di San Giacomo
3. Agrotrading - http://www.agrotrading.it/ – berlokasi di Genova
4. Delizia 2000 S.R.L- http://www.delizia2000.eu – berlokasi di
Trinitapoli
5. Oleficio Speroni SRP- http://www.oleificiosperoni.it – berlokasi di
Parma
4. 2 Alamat dan Website Penting
1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310,
Indonesia.
2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association
Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.
Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 5713540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.
Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi
Carlo Gastel (President)
3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor
Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di
Indonesia,
Via
Campania
53-55,00187
Roma,
Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen
Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il
commercio)
perdagangan
Estero
Italia
http://www.ice.gov.it/.
Kementrian
http://www.mincomes.it/.
atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm
6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro
Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya,
dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau
Page 34
dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) Email: mailto:[email protected]://www.euromonitor.com
7. International
Chamber
of
Commerce.
E-mail:
mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org
8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO
E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org
9. Pameran Perdagangan. Macef (http://www.fmi.it/macef)
10. Website
tentang
Informasi
terbaru
mengenai
pameran
perdagangan Internasional Miller Freeman at:
http://www.dotfood.com/schedule/index.htm
11. Organisasi Promosi Perdagangan Italia
ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21,
00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 659926900
12. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National
Statistics (http://www.istat.it)
13. Informasi mengenai European Palm Oil Conference dapat dilihat
di: http://www.palmoilandfood.eu/en/event/european-palm-oilconference-epoc-2015
14. Informasi mengenai Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO) dapat dilihat di:
https://www.eurt.rspo.org/register/general/home.asp
15. Informasi mengenai European Biomass Conference and
Exhibition dapat dilihat di: http://www.eubce.com/exhibition/listof-exhibitors/global-fibre-sdn-bhd.html
16. Informasi mengenai IFT Food Expo dapat dilihat di:
http://greenpalm.org/DB/events-and-conferences-2/ift15-annualmeeting-and-food-expo
Page 35
Download