Boks 1 QUICK SURVEY : DAMPAK KENAIKAN TARIF DASAR LISTRIK TERHADAP SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN DI PROVINSI RIAU I. Gambaran Umum Kebijakan peningkatan Tarif Dasar Listrik (TDL) telah diberlakukan per 1 Juli 2010 merupakan bagian dari langkah pemerintah dalam menghemat pengeluaran terutama pada bidang energi. Secara khusus, pada pelanggan Kelas Bisnis terjadi kenaikan TDL antara 12-16% sedangkan pada kelompok pelanggan Industri kenaikan TDL berkisar antara 6-15%. Adanya kenaikan tarif pada kedua kelompok pelanggan tersebut tentunya akan disikapi oleh pelaku usaha baik dalam bentuk efisiensi, penurunan margin, maupun hingga peningkatan harga jual. Dengan adanya kenaikan TDL pada bulan Juli 2010, khususnya pada kelompok Bisnis dan Industri, secara tidak langsung diperkirakan akan membuka potensi terjadinya peningkatan tekanan harga (inflasi). Meskipun secara langsung biaya bahan baku dan bahan penolong tidak terkait dengan kenaikan TDL, untuk beberapa industri yang sumber bahan baku atau bahan penolongnya juga menggunakan komponen listrik maka terdapat potensi peningkatan harga bahan baku/bahan peningkatan biaya produksi secara umum. penolong yang pada akhirnya akan mendorong Hasil Survei II.1. Gambaran UmumResponden Upaya penelusuran informasi untuk memperoleh gambaran komprehensif dilakukan mellaui survei pada 12 perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan non migas terutama 1 industri CPO dan karet olahan . Adapun responden lain yang menjadi sampel penelitian ini adalah industri perlengkapan rumah tangga serta alat berat. Teknik pengambilan sampel dalam survei ini menggunakan metode cluster sampling sesuai dengan karakteristik menonjol dari industri di Provinsi Riau. Karakteristik responden sampel penelitian selengkapnya disajikan pada Grafik 1 dan 2 di bawah ini. Berdasarkan Grafik 1 dan 2, diketahui bahwa sebagian besar atau 50% sampel responden merupakan industri pengolahan CPO. Lebih lanjut, menurut penggunaan daya listrik, sebagian besar sampel industri CPO (n=3) dalam penelitian ini telah memiliki pembangkit sendiri. Hal ini dikarenakan daya listrik yang tersedia di Provinsi Riau belum mampu memenuhi kebutuhan industri tersebut. Dari hasil survei juga diketahui bahwa industri lain yang menggunakan pembangkit sendiri adalah industri karet olahan (n=1). Lainnya Pembangkit Sendiri Karet Olahan CPO lainnya (n=2), 17% >30.000 KVA CPO (n=6), 50% Karet olahan (n=4), 33% >200 KVA <200 KVA 0 1 2 3 4 Jumlah sampel (n) Grafik 1. Sampel Responden Survei Grafik 2. Karakteristik Responden Menurut Kelompok Daya Dalam survei ini juga dilakukan pendalaman informasi mengenai struktur biaya produksi pada masing-masing industri terkait. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan diketahui bahwa biaya bahan baku relatif mendominasi dibandingkan dengan biaya tenaga kerja, biaya listrik dan biaya lainnya yaitu seperti pemeliharaan dan/atau penyusutan. Pada Grafik 4, terlihat bahwa industri karet olahan relatif memiliki biaya bahan baku yang lebih besar dibandingkan dengan industri CPO dan lainnya. Hal ini dikarenakan sumber bahan baku yang diperoleh relatif lebih mahal terkait dengan harga jual yang bergantung kepada 1 Seluruh sampel responden industri CPO dan karet olahan adalah industri besar atau memiliki omzet lebih dari Rp50 miliar dan berantor pusat di sekitar Kota Pekanbaru. mekanisme pasar. Kondisi ini relatif berbeda dibandingkan dengan industri CPO dimana sebagian besar bahan baku berasal baik dari kebun milik sendiri maupun petani plasma. Di sisi lain, temuan empiris menunjukkan bahwa sumbangan rata-rata biaya listrik pada masing-masing industri relatif kecil dibandingkan dengan sumbangan biaya tenaga kerja serta pemeliharaan yang berkisar antara 10% sampai 40%. Pada industri karet olahan dan lainnya, rata-rata sumbangan biaya listrik masing-masing berkisar 3% dan 5%. Angka tersebut relatif lebih kecil dibandingkan dengan sumbangan biaya energi (termasuk listrik) pada sektor industri pengolahan nasional yang mencapai 8% Grafik 3. Sumbangan Biaya Bahan Baku Grafik 5. Sumbangan Biaya Listrik 2 Survei Pemetaan Sektor Ekonomi (SPSE) Tahun 2006 2 Grafik 4. Sumbangan Biaya Tenaga Kerja Grafik 6. Sumbangan Biaya Lain (Pemeliharaan,Penyusutan) II.2. Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, diketahui bahwa adanya kenaikan TDL cukup dirasakan oleh sebagian industri di Provinsi Riau pada taraf yang tidak begitu signifikan. Secara spesifk, komponen biaya bahan baku mengalami perubahan tertinggi dibandingkan dengan komponen biaya lain terutama pada industri lainnya. Hal ini dikarenakan terkait dengan mekanisme proses bahan baku yang utamanya menggunakan energi listrik. % 3 CPO Karet Olahan Lainnya 2 12 CPO Karet Olahan 10 Lainnya Jumlah Sampel 8 2 6 1 4 2 1 0 0 ya Baku Tidak Grafik 7. Kenaikan TDL Memiliki Pengaruh di Perusahaan Listrik Lainnya Grafik 8. Kenaikan Biaya Produksi Dibandingkan Kondisi Semula Meskipun demikian, adanya kenaikan biaya produksi tidak secara langsung direspon oleh produsen dengan meningkatkan harga jual (Grafik 9). Hal ini dilakukan untuk mempertahankan daya saing produk di pasaran seiring dengan ketidakpastian yang masih menyelimuti perekonomian global. Variasi penurunan margin diantara industri pengolahan relatif beragam dimana industri CPO mengalami penurunan margin terbesar dibandingkan dengan industri lainnya. Menurunkan margin keuntungan 5 Meningkatkan harga jual 0 0 5 Jumlah Sampel 10 Grafik 10. Bentuk Kompensasi yang Dilakukan Oleh Perusahaan Grafik 11. Prosentase Penurunan Margin Keuntungan Industri