Kaum Wanita

advertisement
Kaum Wanita
Bidang Fokus Kapitel Umum 2010
Kantor Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan, Rome
March 2015
Dari Konstitusi kita: Para suster yang bertugas dalam pelayanan sosialpeka terhadap martabat setiap pribadi yang
dipercayakan kepada mereka. Para suster dapat mengenal Wajah Yesus di dalam pribadi-pribadi yang mereka layani.
Mereka mengutamakan pelayanan-pelayanan yang meningkatkan pemberdayaan kaum wanita dan pemeliharaan
anak-anak. Sedapat mungkin, mereka berusaha mengubah tatanan sosial yang tidak adil. Dir. Konst. 66.4
Pope Francis: Gereja mengakui betapa pentingnya sumbangan kaum wanita yang diberikan kepada masyarakat
melalui kepekaannya, intuitifnya dan ketrampilan-ketrampilan khas lainnya yang lebih dimiliki oleh mereka daripada
kaum pria. Saya kira, misalnya, perhatian khusus yang ditujukan kepada orang lain, meski tidak kentara, ungkapan
keibuannya. Saya sungguh menghargai bahwa banyak wanita yang ikut bertanggungjawab pastoral dengan para
imam, membantu membimbing umat, keluarga dan kelompok-kelompok kategorial dan memberikan sumbangan
refleksi teologis mereka. Tetapi perlu menicptakan kesempatan-kesempatan lebih besar dan nyata atas kehadiran
kaum wanita dalam Gereja. Karena “kebajikan jenius feminine diperlukan di segala ungkapan dalam kehidupan
masyarakat, kehadiran wanita juga harus dijamin dalam tempat-tempat tugas mereka” dan dalam berbagai tempat,
posisi dimana keputusan-keputusan penting dibuat, baik dalam Gereja maupun struktur sosial. –Sukacita Injil, 103
Tuntutan bahwa hak-hak yang sah dari wanita harus dihormati, berdasarkan keyakinan yang kuat bahwa pria dan
wanita mempunyai martabat yang sama, yang tidak dapat sedikitpun diabaikan. – Sukacita Injil, 104
"Dalam kebajikan jenius feminin mereka, teolog perempuan mampu mengambil ... aspek tertentu dari misteri yang
tak terduga Kristus yang belum dijelajahi." Dia mengundang Komisi Teologi "untuk menimba pengetahuan yang lebih
besar dari kontribusi khusus perempuan untuk memahami iman. " – dari sambutan Bapa Suci kepada Komisi Teologi,
5 Desember 2014
Saya juga telah merasakan betapa besar kontribusi kaum perempuan dalam masyarakat . ... Dan saya telah
menyatakan harapan saya bahwa ada ruang lebih besar untuk mereka dan supaya gerak langkah mereka bagaikan
kapiler mengalir deras dan tajam ke dalam Gereja. ... Hal ini ada dalam dialog dengan Allah, diterangi dengan doa,
bahwa wanita Kristen terus mencari untuk menjawab panggilan Tuhan, dalam realitas situasinya. Ini adalah doa
yang selalu didukung oleh kehadiran Maria yang penuh keibuan. Ia yang peduli dengan Puteranya, yang mendorong
mukjizat-Nya yang pertama di Perkawinan Kana, yang hadir di Kalvari dan pada hari Pentakosta, menunjukkan
kepada anda jalan untuk mendalami arti peran wanita dalam masyarakat dan sungguh-sungguh setia kepada Tuhan
Yesus Kristus dan kepada misi anda di dunia”. -- 25 Januari 2014, Pertemuan dengan Centro Italiano Femminile –
Pusat Perkumpulan Wanita Italia
Realita kaum Wanita di unit-unit kita:
Afrika: Dalam budaya Maasai, wanita hanya memiliki sedikit kebebasan untuk membuat keputusan dan bertindak
sendiri. Pria mempunyai lebih banyak isteri jika volume pekerjaan bertambah karena wanitalah yang menggali tanah,
membuat rumah, memerah susu sapi dan kambing, membawa kayu api dan air, mengerjakan semua pekerjaan
rumah tangga dan memelihara anak-anak. Perayaan Wanita Internasional kita tahun lalu adalah pengalaman
pertama bagi mereka, dan perayaan itu memberikan semangat dan hidup baru kepada mereka. Kami merencanakan
akan mengadakan beberapa seminar dan pelatihan tentang isu-isu hak kaum wanita dan hak azasi manusia untuk
membantu mereka memahami hak mereka dan posisi mereka yang mulia dalam masyarakat. Selama tahun ini
mereka telah menunjukkan banyak kemajuan dalam mengambil inisiatif, dalam sifat-sifat kepemimpinan mereka
dan dalam memulai proyek-proyek kecil untuk mandiri.
Di Jerman, kaum wanitanya percaya diri, merdeka dan bekerja di luar rumah. Negara membantu mereka dengan
memelihara anak-anak waktu siang dan memberikan pendidikan usia dini. Kabupaten/Koday telah mengusahakan
untuk menambah Taman Kanak-kanak—tempat anak-anak usia 0-3 tahun. Para wanita dan pria dapat mengasuh
anak-anak mereka dibawah usia 3 tahun. Ini berarti mereka mengurangi atau berhenti bekerja dan pekerjaannya
tidak diberikan orang lain. Wanita yang benar-benar tinggal di rumah memelihara bayi baru lahir menerima uang
selama setahun. Meski demikian, jumlah anak-anak di Jerman sangat sedikit, dan sepertiga wanita dengan
pendidikan universitas tidak mempunyai anak. Biasanya kaum wanita tidak menerima gaji sebanyak kaum pria
meskipun mereka mengerjakan pekerjaan yang sama. Juga, mereka tidak sering mendapatkan posisi kepemimpinan
sebagaimana kaum pria.
Amerika Serikat: Peran wanita di Amerika Serikat telah berubah secara dramatis selama beberapa dekade yang lalu.
Sekarang semakin banyak wanita bekerja di luar rumah dengan bergabung dalam perkumpulan pekerja bayaran. Di
tahun 1969 hanya sekitar dua pertiga kaum wanita di AS yang bergabung dalam perkumpulan pekerja bayaran,
tetapi sekarang hampir separoh jumlah wanita yang bekerja di AS. Kaum wanita juga mulai melangkah memimpin
negara; kaum wanita memegang rekor dalam mencari kerja di kantor-kantor publik di tahun 2012, dan persentasi
tinggi juga dipegang oleh wanita yang melayani di Congress.
Meskipun kemajuan wanita melejit, ketidaksamaan hak tetap berlangsung. Meskipun bertambahnya jumlah wanita
entah satu-satunya pencari nafkah untuk keluarga mereka atau berbagi peran dengan pasangan mereka, wanita di
Amerika Serikat hanya dibayar 77 cents sedangkan pria dibayar 1 dollar. Jarak besarnya pembayaran in semakin
meningkat untuk wanita yang tidak berkulit putih. Rata-rata, wanita Afrika-Amerika hanya dibayar 64 cents
sedangkan bagi pria berkulit putih 1 dollar. Tahun 2012 adalah tahun mujur bagi kaum wanita dalam arti mereka
dipilih untuk melayani kantor publik, wanita di Congress hanya 18.1 %, padahal populasi mereka lebih dari separoh
populasi AS.
Italia: Prostitusi melibatkan 120 ribu wanita. Di tepi-tepi jalan terlihat bertambahnya gadis-gadis muda and wanita
dewasa, baik wanita Italia maupun imigran. Kaum wanita direndahkan dan dieksploitasi demi uang dan obat bius
dan sejenisnya. Gadis-gadis, masih muda, kadang-kadang mencari pekerjaan “yang mudah”. Kadang-kala mereka
dipaksa oleh orang tua mereka untuk mencari uang dengan menjadi “pelacur”.
Menurut statisktik, tahun lalu, 27% wanita mengalami aneka bentuk kekerasan antara umur 18-74 tahun. Dan
merupakan tanda bahaya bahwa pembunuhan kaum wanita bertambah. Banyak perempuan masih takut untuk
mengeluh kepada pihak berwajib atas kasus tindakan pelecehan oleh pasangannya. 52% wanita yang disurvai
mengatakan bahwa mereka telah menderita kekerasan dan dipukuli di depan anak-anak mereka. Paling sering
penyebab kematian dari kaum perempuan berusia antara 20 – 44 tahun adalah karena tindak kekerasan dari
pasangannya atau mantan pasangannya.
Italia adalah nomor 114 dari 135 negara yang mengikutsertakan wanita mengendalikan bisnis. Meski ada wanita
mempunyai pekerjaan yang sama dengan pria, gajinya pasti lebih rendah.
Korea: Meskipun ketidaksetaraan gender telah “diatasi”, dalam kenyataannya, ketidaksetaraan sosial dan
ketidakstabilan ekonomi telah membuat ketidaksetaraan genjer semakin besar, dan memiskinkan kaum wanita
adalah masalah sosial yang serius.
Hari Wanita Internasional Minggu, 8 Maret, 2015
Sesi yang kelima puluh sembilan Komisi tentang Status Kaum Wanita akan berlangsung di Pusat Pengurus PBB di
New York dari 9-20 Maret 2015. Perwakilan Anggota-anggota di semua Negara, para entity PBB dan ECOSOC-LSM –
LSM terakreditasi dari semua daerah di dunia ini akan menghadiri sesi tsb. Sister Mary Jo Toll, LSM-PBB kita akan
juga hadir. Bacalah laporannya dalam lembar beritanya yang akan datang.
Silakan kunjungi informasi PBB di: //www.unwomen.org/en/csw/csw59-2015#sthash.iybr7Q70.dpuf
Download