bab ii kajian teori - Digital Library UNS

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Perancangan
1.
Pengertian Perancangan
Design berasal dari bahasa Inggris yang artinya perancangan, rancang,
desain, bangun. Sedangkan merancang artinya mengatur segala sesuatu
sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu. Dilihat dari
ontologinya bahwa istilah desain berasal dari bahasa Prancis, desainer yang
berarti menggambar kadang juga diartikan dalam pengertian perancangan.
Secara epistemologi, desain mempunyai metode yang rasional,
sistematis dan terencana. Dari sisi aksiologi, hasil penelitian desain
bermanfaat baik secara akademis untuk kemajuan pengembangan teori dan
metode desain maupun secara praktis untuk membantu mengindentifikasi
masalah-masalah yang ada di masyarakat dan mencoba menanggulangi
dengan memberikan rekomendasi, serta menciptakan inovasi yang dapat
memberikan kenyamanan maupun ketenangan bagi masyarakat.
Untuk lebih dapat memahami mengenai perancangan, berikut ini
pengertian perancangan menurut beberapa pakar :
a. Bruce Acher (1965): Suatu aktivitas pemecahan masalah yang diarahkan
pada tujuan. Desain merupakan suatu aktivitas pemecahan masalah atau
cara, sedangkan yang dipecahkan adalah elemen-elemen dan diarahkan
pada kesesuaian tujuan.
commit to user
8
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Maria Evans (1973): Pemilihan dan penggabungan bahan-bahan untuk
mencapai suatu akibat yang diinginkan. Proses penyusunan dengan
memakai unsur-unsur seni visual seperti: garis bentuk, ruang, cahaya,
warna , tekstur, untuk mewujudkan tujuan tertentu.
2.
Desain Komunikasi Visual
Desain komunikasi visual adalah ilmu yang mempelajari konsep
komunikasi dan ungkapan daya kreatif, yang diaplikasikan dalam pelbagai
media komunikasi visual dengan mengolah elemen desain grafis yang terdiri
atas gambar (ilustrasi), huruf dan tipografi, warna, komposisi, dan layout.
Selain itu desain komunikasi visual merupakan bagian dari seni terapan yang
mempelajari perencanaan dan perancangan pelbagai bentuk informasi
komunikasi visual.
Mengutip Widagdo (1993:31), desain komunikasi visual dalam
pengertian modern adalah desain yang dihasilkan oleh rasionalitas, dilandasi
pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Desain komunikasi visual
senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Sebagai produk kebudayaan
yang terikat dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga
berhadapan dengan konsekuensi sebagai produk masal dan konsumsi massa.
Terkait dengan fakta diatas, T. Sutanto (2005:15-16) menyatakan
bahwa desain komunikasi visual senantiasa berhubungan dengan penampilan
rupa yang diserap banyak orang dengan pikiran maupun perasaan. Rupa yang
commit to user
10
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengandung pengertian dan makna, karakter, serta suasana yang mampu
dipahami (diraba dan dirasakan). (Sumbo Tinarbuko, 2013:23-24).
3. Prinsip Dasar Desain
Menurut Ivan C. Sibero (2010), sebuah karya tentu dibuat melalui
konsep awal yang berfungsi sebagai pengarah dalam desain, konsistensi
terhadap ide, dan konsep merupakan parameter yang baik untuk melihat
suksesnya sebuah karya. Pada penciptaannya sebuah karya desain terbentuk
dari beberapa elemen dasar seperti:
a. Keseimbangan (Balance)
Keseimbangan memberikan rasa stabil pada sebuah desain.
Keseimbangan karya desain tidak hanya berfokus pada elemen tertentu
saja, namun juga bagaimana kombinasi dapat memberi kesan yang
seimbang pada desain.
b. Irama (Ritme)
Merupakan pengulangan bentuk, tekstur, warna, dan elemen
lainnya secara beraturan terhadap sebuah objek melalui pola tertentu yang
mudah dikenal dan diingat. Pola pergerakan objek satu dengan objek lain
bertujuan untuk mengurangi kesan beosan terhadap sebuah bentuk.
c. Proporsi (Proportion)
Merupakan gambaran perbandingan antara objek terkecil terhadap
keselruhan.
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Penekanan (Emphasis)
Adalah suatu cara untuk memberikan penekanan pada objek
tertentu, sehingga terlihat lebih fokus dari objek lainnya. Penekanan
terhadap sebuah karya dapat menggunakan elemen warna, bentuk, dan
yang lainnya.
e. Kesatuan (Unity)
Merupakan hasil akhir dalam suatu komposisis ketika semua elemen
desain bekerja secara harmonis. Terciptanya kesatuan desain ketika semua
aspek saling melengkapi satu sama lain dengan penerapan yang benar pada
desain.
4. Elemen-Elemen Visual dalam Merancang Iklan
a. Isi Pesan
Pesan yang disampaikan haruslah dikemas secara informatif,
rasional serta bermuatan emosional, agar dapat merangsang perhatian dan
memperkuat daya ingat target sasaran. Selain itu juga dapat membiasakan
masyarakat dalam menangkap bahasa komunikasi visual dan simbolsimbol. (Frank Jefkins, 1996: 30)
b. Bentuk Pesan
Ada dua bentuk pesan yang menuju pada sasaran iklan, yaitu:
1) Pesan Verbal
Pesan verbal dalam iklan meliputi beberapa unsur yaitu :
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Judul (headline)
Judul (headline) adalah kalimat pendek atau frase yang
ditempatkan
secara
mencolok
pada
sebuah
iklan
dengan
menggunakan huruf yang menonjol. (Kamus Istilah Periklanan
Indonesia, 1996: 81).
Headline merupakan penarik perhatian yang utama dalam
menggugah kesadaran konsumen baik secara visual maupun verbal,
dan keduanya akan bisa berhasil memikat pembaca karena
didukung bentuk penampilan secara visual yang artistik. Headline
akan sangat mempengaruhi kekuatan iklan dengan menggunakan
kata-kata unik. Jadi dalam sebuah headline harus bisa tampil secara
ekspresif guna lebih mempertegas arti dan maksud kata-kata
tersebut. Headline yang baik memenuhi faktor-faktor seperti,
singkat dan jelas maksudnya (simple), artistik, persuasif, edukatif,
dan etis.
Kekuatan utama dalam iklan adalah pada judul (headline),
sebab judul dapat menentukan kepada audience, apakah mereka
akan membaca badan iklan atau tidak. Kebanyakan orang
cenderung membaca teks iklan, bila judulnya menarik rasa ingin
tahu. (Hermawan Kertajaya, 2004: 96).
b) Sub headline
Adalah pernyataan tertulis untuk sedikit menjelaskan
headline, dan merupakan penghubung antara headline dan
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
message. Sub headline dimaksudkan untuk memancing calon
konsumen dengan memperluas dan memperjelas headline secara
menggugah.
Dalam
menentukan
sub
headline.
sebaiknya
menggunakan bahasa yang simple, jelas, dan persuasif.
c) Body Copy
Body copy adalah kalimat-kalimat teks iklan yang
mengemukakan pesan utama iklan yang bersangkutan. (Kamus
Istilah Periklanan Indonesia, 1996: 18). Body copy harus dapat
mendukung headline. Body copy merupakan penjelasan tentang
produk serta memberitahukan secara lengkap tentang apa yang
dijual, dan merupakan penjabaran yang logis dari ide atau tema
sentral pada headline. Dengan pendekatan secara psikologis
diharapkan bodycopy dapat juga digunakan sebagai cara untuk
mengendalikan dan mengubah pola pikir perilaku audiens.
Semuanya
dikemas
dengan bahasa
yang baik
dan
menyajikan kenyataan yang logis serta realistis. Kalimat demi
kalimat, kata demi kata harus mampu dikomunikasikan secara tepat
ke benak audience hingga paragraf akhir.
d) Slogan
Slogan merupakan kalimat atau kata-kata yang pada umumnya
digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat sikap calon
konsumen untuk lebih memilih produk atau jasa yang ditawarkan
(Bedjo Riyanto, 2000:24).
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Pesan non Verbal
Untuk merancang iklan layanan masyarakat sebagai media
kampanye ini dilandasi oleh unsur-unsur pendukung pesan non verbal,
yaitu:
a)
Ilustrasi
Ilustrasi merupakan salah satu unsur penting dalam
komunikasi iklan karena sering dianggap sebagai bahasa universal
yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh
perbedaan bahasa. Illustrasi, dalam hal ini termasuk fotografi,
dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan efektif.
Ilustrasi dapat dikatakan sebagai aktivitas kreatif untuk
menciptakan bentuk-bentuk gambaran visual yang bersifat estetik
(indah) yang berfungsi menjelaskan dan menerangkan isi iklan,
sekaligus sebagai penghias dan daya tarik dalam sebuah iklan.
b) Tipografi (Typography)
Tipografi (Typography) adalah seni memilih, menyusun,
dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan
pencetakan maupun reproduksi. (Kamus Istilah Periklanan
Indonesia, 1996: 181). Bagi setiap bentuk dan jenis huruf cetak
mencerminkan suatu sikap, pembawaan, atau karakteristik sendiri.
Huruf dan tipografi dalam perkembangannya menjadi ujung
tombak dalam menyampaikan pesan verbal dan pesan visual
kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada target sasaran (Sumbo Tinarbuko, 2013:24).
Dalam hubungannya dengan desain komunikasi visual,
huruf dan tipografi sangat penting elemen yang sangat diperlukan
guna mendukung proses penyampaian pesan verbal maupun
visual. Fungsi lain dari huruf adan tipografi dalah sebagai figur
informatif, figur identifikasi, dan juga sebagai simbol.
(1) Huruf Sebagai Figur Informatif
Sebagai figur informatif, tipografi harus memperhatikan
aspek-aspek sebagai berikut:
(a) Segi Ketampakan (legibility)
Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali
dan membedakan masing-masing huruf atau karakter.
Legibility menyangkut bentuk huruf yang digunakan.
Suatu jenis huruf dinyatakan legible apabila masingmasing huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali
dan dibedakan satu sama lain (Surianto Rustan,
2011:74).
(b) Segi Keterbacaan (readibility)
Readibility berkaitan dengan tingkat keterbacaan suatu
teks. Teks yang readible berarti keseluruhannya mudah
dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan
karakter
satu-persatu, readibility
commit to user
lebih
membahas
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi
(Surianto Rustan, 2011:74).
(2) Huruf sebagai Figur Identitas
Huruf merupakan simbolisasi yang banyak digunakan dalam
desain grafis, karena dianggap sebagai salah satu media yang
efektif dalam menyampaikan informasi dan identitas dari
suatu entitas.
(3) Huruf Sebagai Simbol
Syarat utama huruf dapat berfungsi sebagai simbol (pemberi
tanda) adalah memiliki bentuk yang khas, sehingga mudah
untuk dikenali dan dapat diasosiasikan dengan jati dirinya.
c) Warna
Warna adalah pelengkap dari suatu bentuk serta
merupakan salah satu unsur dalam menambah daya tarik visual.
Warna juga dapat menimbulkan emosi-emosi yang khas. Menurut
para ahli, peranan warna yang paling utama ialah kemampuannya
untuk mempengaruhi dan merangsang mata manusia sehingga
menimbulkan
getaran-getaran
elektromagnetik
yang
dapat
membangkitkan emosi pemirsanya.
Disadari atau tidak, warna memainkan peran penting
dalam kegiatan promosi. Penelitian yang dilakukan oleh Institute
for Color Reseach di Amerika, seseorang dapat mengambil
keputusan terhadap orang lain, lingkungan, maupun produk dalam
commit to user
17
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
waktu 90 detik saja, dan keputusan tersebut 90% didasari oleh
warna. Menurut penelitian University of Layola. Chicago,
Amerika, warna juga meningkatkan brand recognition sebanyak
80%. Oleh karena itu memilih warna yang tepat merupakan
proses yang sangat penting dalam merancang identitas visual
(Surianto Rustan, 2009:72).
d) Layout
Layout adalah desain awal sebuah iklan yang belum jadi,
bentuk rancangan visual yang dirancang dengan menyusun atau
mengatur bidang-bidang hitam putih pada desain grafis untuk
memperoleh komposisi bidang yang tepat dan mempunyai daya
persuasi yang tinggi. (Kamus Istilah Periklanan Indonesia, 1996:
181).
B. Tinjauan Promosi
1. Definisi Promosi
Kata promosi berasal dari bahasa latin,yaitu promovera ( promotion )
yang dalam bahasa inggris diterjemahkan: to move forward advance, dimana
terjemahan secara fungsional sasaran promosi adalah merangsang pembelian
di tempat, ( immediately stimulating purchase ). Berdasarkan Kamus Istilah
Periklanan Indonesia, promosi berarti usaha komunikasi yang menjembatani
antara produsen dan konsumen (Nuradi, cs, 1996 : 134).
commit to user
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Promosi merupakan kegiatan terpenting, yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu
produk agar mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan
tersebut. Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat
menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar
dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Menurut Basu Swastha DM dan Irawan (1999), promosi merupakan
insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu
prodak atau jasa.
Promosi menunjuk pada berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan
untuk mengkomunikasikan kebaikan produknya dan membujuk para
pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan mengenai promosi yaitu dasar kegiatan promosi adalah
komunikasi perusahaan dengan konsumen untuk mendorong terciptanya
penjualan. (Muhammad Jaiz, 2014:43)
Kegitan promosi pada dasarnya bertujuan untuk menyampaikan
informasi tentang adanya suatu produk ke masyarakat sebagai calon
konsumen. Dengan demikian masyarakat mengetahui adanya produk yang
ditawarkan sehingga tertarik, memberi tanggapan dan akhirnya membeli dan
memakai produk tersebut.
Secara umum promosi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
promosi langsung (consumer promotion) dan promosi tidak langsung (dealer
promotion).
commit to user
19
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Promosi langsung (consumer promotion)
Promosi yang dilakukan secara langsung kepada konsuman dengan
cara:
1) Display atau peragaan, memberikan informasi awal sehingga calon
konsumen dapat dengan mudah mengenali produk yang ditawarkan
misalnya gambar atau susunan dari produk yang ditawarkan.
2) Barang cetakan berupa brosur, leaflet, booklet yang disebarkan ke
pasar, berisi tentang informasi produk yang ditawarkan.
3) Pameran khusus berupa pertunjukan produk yang ditawarkan, dapat
dilakukan di daerah yang mempunyai potensi tersebut.
4) Pemberian hadiah khusus selama promosi kepada konsumen berupa
discount khusus untuk produk yang ditawarkan
.
b. Promosi tidak langsung (dealer promotion)
Promosi tidak langsung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Pemberian informasi dalam bentuk cetak.
2) Publikasi dalam majalah-majalah profesi.
3) Pertemuan-pertemuan
dengan
perusahaan
penyalur
untuk
keperluan pemberi informasi.
4) Workshop.
2. Bauran Promosi
Bauran promosi adalah cara untuk mempengaruhi pelanggan untuk
commit to user
membeli suatu produk ataupun jasa yang ditawarkan. Menurut Basu
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Swastha (1999), "Bauran promosi adalah kombinasi starategi yang paling
baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi
lainnya, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan".(Muhammad Jaiz, 2014:41)
Menurut Fandy Tjiptono (2004), bauran promosi tradisional meliputi
berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada potensial
dan aktual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi
penjualan, penjualan perseorangan dan hubungan masyarakat.
Sedangkan menurut Philip Kotler, "Bauran promosi adalah semua
kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan
mempromosikan produknya kepada pasar sasaran".
Iklan merupakan salah satu dari bauran promosi (promotion mix) dan
bauran promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran (marketing
mix). Saat ini perusahaan menggunakan lebih dari satu bentuk promosi
sebagai bagian dari strategi yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun yang
termasuk kedalam kegiatan bauran promosi antara lain :
a. Periklanan (advertising)
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide,
barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang
memerlukan pembayaran.
b. Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi
penjualan
adalah
kegiatan-kegiatan
pemasaran
selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan
alat-alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
c. Hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity)
Hubungan masyarakat merupakan alat promosi yang penting
dan ditujukan untuk membangun opini masyarakat dalam rangka
memelihara, meningkatkan dan melindungi citra perusahaan dan
produknya. Aktivitas yang dimaksudkan untuk meningkatkan citra
produk dalam rangka menciptakan hubungan yang baik (goodwill).
d. Penjualan personal (personal selling)
Personal selling adalah penjualan tatap muka langsung dengan
pelanggan dan merupakan presentasi lisan dalam suatu percakapan
dengan satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan menciptakan
penjualan. Jadi dalam personal selling terdapat kontak pribadi secara
langsung antara penjual, dan calon pelanggan, sehingga dapat
menciptakan komunikasi dua arah diantara mereka.
e. Pemasaran langsung (direct marketing)
Pemasaran langsung adalah suatu sistem pemasaran interaktif
yang menggunakan satu atau lebih media periklanan untuk "respon
yang terukur" dan atau lebih transaksi di lokasi manapun.
Strategi pemasaran ini merupakan salah satu elemen baru dari
bauran promosi (promotion mix). Fakta menunjukan bahwa pemasaran
langsung adalah pemasaran dengan perkembangan tercepat saat ini
(Jenu Widjaja Tandjung, 2013:84).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22
digilib.uns.ac.id
3. Periklanan
Periklanan (advertising) adalah pesan yang dibayar dan disampaikan
melalui sarana media (pers, radio, televisi, bioskop, dll) yang bertujuan
meembujuk konsumen untuk melakukan tindak membeli atau mengubah
perilakunya. (Kamus Istilah Periklanan Indionesia, 1996: 4).
Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran, juga merupakan
kegiatan komunikasi. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat
tergantung pada khalayak sasaran yang dituju, dan melalui media apa iklan
tersebut sebaiknya disampaikan.
Menurut pendapat David Ogilvy, iklan merupakan medium informasi
yang mengandung bobot seni. Disemping makna yang terkandung dalam
muatan isi pesannya, suatu iklan tampil dalam perwujudan bentuk visual yang
terdiri dari unsur-unsur garis, bidang, gambar, warna, foto, maupun teks yang
menyatu dalam suatu komposisi yang bernilai artistik dan kreatif. Akan tetapi
nilai krativitas dalam suatu desain iklan bukan hanya diukur dari kualitas
artistik dan bentuk visualnya, melainkan sejauh mana iklan tersebut efektif
dan efisien dalam membangun image tertentu dan menembus kesadaran
pemirsanya.
Didalam dunia periklanan, konsep kreatif mempunyai pengertian lebih
khusus yang disesuaikan dengan kepentingan komunikasi penjualannya.
Perusahaan periklanan global Lintas Dunia memformulasikan kriteria
kreativitas dalam penciptaan desain periklanan dengan berpedoman pada lima
prinsip yang disebut SPURS (Selling idea, Persuasive, Unexpected, Relevant,
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan, Simple). Jadi suatu iklan harus memiliki kemampuan menjual,
penampilan yang menarik, menyampaikan gagasan besar dan tak terduga
(unik), sesuai tujuan komunikasinya, serta sederhana (Bedjo Riyanto,
2000:20).
Menurut Philip Kotler (2002:626) dalam mengembangkan program
periklanan perusahaan harus memutuskan 5 M, yaitu :
a. Apakah tujuan periklanan (mission)
Tujuan periklanan ini adalah tugas komunikasi spesifik untuk
dilaksanakan dengan audiens sasaran spesifik dalam periode waktu
spesifik. Tujuan ini dapat diklarifikasikan berdasarkan tujuan primer
apakah untuk memberikan informasi, atau mengingatkan.
b. Memutuskan anggaran periklanan (money)
Ada lima faktor spesifik yang perlu dipertimbangkan saat
menetapkan anggaran periklanan antara lain :
1) Tahap dalam siklus hidup produk
Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar
guna membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba
produk tersebut. Merek yang sudah mapan biasanya didukung oleh
anggaran periklanan yang lebih rendah sebagai resiko terhadap
penjualannya
2) Pangsa pasar dan basis konsumen
Merek dengan pangsa pasar
yang tinggi
biasanya
membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai persentase terhadap
commit to user
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penjualan
guna
mempertahankan
pangsa
pasarnya.
Untuk
memperluas pangsa pasar dibutuhkan biaya iklan yang lebih besar.
3) Persaingan dan gangguan
Dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran iklan
yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran
agar terdengar di tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan
sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan
merek tersebut sudah menyebabkan perlunya periklanan yang lebih
besar.
4) Frekuensi periklanan
Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan
pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran
periklanan.
5) Kemungkinan substitusi produk
Beberapa produk memerlukan iklan besar-besaran untuk
membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu
merek dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik.
c. Apakah pesan yang akan disampaikan (message)
Pesan yang akan disampaikan melalui iklan bisa dikatakan
sukses apabila mendapat perhatian dan mampu berkomunikasi pada
konsumen dengan baik. Salah satu dimensinya yaitu sumber pesan
sudah mencakup aspek yang diteliti dimana didalamnya terdapat
pendukung iklan (celebrity endorser).
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Media yang akan digunakan (media)
Media mempunyai peran yang sangat penting dan strategis bagi
kegiatan periklanana, karena melalui media suatu pesan dapat
diwujudkan dan disampaikan sehingga dapat ditangkap oleh panca
indera konsumennya. Demikian pentingnya media pada suatu proses
komunikasi global dewasa ini, sehingga Marshal Mc. Luhan, seorang
pakar komunikasi menyatakan bahwa medium is the message, media
adalah pesan itu sendiri (Bedjo Riyanto, 2000:18-19).
Aplikasi perencanaan dan perancangan iklan komersial maupun
iklan layanan masyarakat senantiasa melibatkan media periklanan yang
meliputi (Sumbo Tinarbuko, 2013:29-30):
1) Media lini atas (above the line media)
Media ini terdiri dari iklan-iklan yang disampaikan melalui
media massa, seperti media cetak (surat kabar, majalah, dan
sebagainya), media elektronik baik media audio dan audio visual
(radio, televisi, film, video, dan sebagainya), serta media luar
ruang (billboard, spanduk, neon sign, dan sebagainya)
2) Media lini bawah (below the line media)
Berkisar pada printed ad, seperti brosur, leaflet, folder, flyer,
katalog, dan merchandising.
3) Media baru (new media)
Terdiri dari ambient media, guerillas advertising, theatrical
advertising, dan adman.
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e. Mengevaluasi (measurement)
Pengevaluasian harus memperhatikan keefektivitasan yang
sesuai dengantujuan iklan yaitu information, persuading, dan reminding
dimana berkaitan erat dengan minat beli karena itu penelitian ini
berfokus pada aspek promosi yaitu celebrity endorser.
C. Tinjauan Tentang Wayang
1. Definisi Wayang
Wayang berasal dari kata Ma Hyang, yang berarti menuju kepada roh
spiritual, dewa, atau Tuhan. Namun, kata wayang diduga berasal dari
kata “wewa yangan” , yang berarti bayangan.
Menurut pengamat kebudayaan Dr. Abdullah Ciptoprawiro, wayang
dianggap berfungsi sebagai pagelaran kesenian yang menyajikan banyak nilai
sebagai tuntunan (moral etik) dan tontonan (nilai estetik) karena konsep etika
dan estetika filsafat Jawa akan mewarnai di dalamnya. Etika berkaitan dengan
persoalan apa yang baik dan apa yang buruk. Pertentangan antara yang baik
dan yang buruk, harus dapat diatasi dengan peningkatan kesadaran yang akan
membawa manusia kepada kesempurnaan. Maka dalam pentas pagelaran
kesenian wayang memperlihatkan adanya proses menuju pendewasaan jiwa.
Pertentangan dan konflik yang dibangun dalam pergelaran wayang
menunjukkan pergulatan nilai, yang mengemukakan hukum sebab-akibat,
kodrat alam, dan kodrat Tuhan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
27
digilib.uns.ac.id
Demikian juga dengan estetika yang mempertanyakan tentang apa
yang indah dan apa yang tidak indah. Keindahan dalam filsafat Jawa akan
diukur dengan realitas tertinggi. Dalam wayang dituntut harus ada semangat
yang merupakan proyeksi dari keindahan nilai realitas tertinggi.
Mengenai saat kelahiran budaya wayang, Ir. Sri Mulyono dalam
bukunya Simbolisme dan Mistikisme dalam Wayang (1979), memperkirakan
upacara pagelaran wayang diperkirakan timbul pada jaman Neolithikum, atau
pada kurang lebih tahun 1500 sebelum masehi. Mengenai asal mula
timbulnya wayang di Indonesia, terdapat berbagai pendapat dari para ahli
yang dapat digunakan sebagai pedoman.
Menurut ahli sejarah Kraton Yogyakarta yang dikenal waskita pula,
kesenian wayang sudah dapat dipastikan berasal dan merupakan hasil karya
bangsa nusantara, alias Indonesia asli di buat orang-orang di Jawa. Kesenian
wayang ini mulai ada sejak jauh sebelum kebudayaan Hindu datang.
Kesenian wayang, khususnya wayang kulit diperkirakan sudah lahir di
Indonesia pada zaman pemerintahan raja Airlangga (976-1012), hal ini bisa
dilihat dari beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu menyebutkan katakata mawayang dan aringgit yang merujuk pada pertunjukan wayang kulit
(Herry Lisbijanto, 2013:10).
2. Perkembangan Fungsi Wayang
Wayang merupakan sebuah budaya yang sangat erat dengan sistem
masyarakat. Ini artinya seni tersebut lahir dan berkembang di tengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
28
digilib.uns.ac.id
masyarakat yang dilingkupi berbagai macam sistem sosialnya. Wayang tidak
hanya sebagai media hiburan rakyat, akan tetapi wayang juga berfungsi
sebagai media pendidikan, religius, sosial, dan politik.
Kesenian wayang kulit pada mulanya merupakan salah satu bentuk
upacara keagamaan Jawa Kuno, atau upacara sakral yang berhubungan
dengan sistem kepercayaan waktu itu, yakni untuk menuju “Gusti Murbeng
Dumadi” (Tuhan pencipta alam semesta). Upacara wayang dilakukan di
malam hari oleh seorang medium yang disebut saman, atau dilakukan sendiri
oleh kepala keluarga. Lakon yang digelar mengambil cerita-cerita dari leluhur
atau nenek moyang. Upacara ini dimaksudkan untuk memanggil dan
berkomunikasi dengan arwah nenek moyang. Tujuannya adalah memohon
pertolongan (doa) dan restunya apabila keluarga itu akan memulai suatu hajat
atau tugas, demikian pula bila telah selesai menjalankan tugas tertentu yang
berat.
Pada masa pemerintahan raja-raja Jawa, wayang digunakan sebagai
sarana hiburan rakyat. Raja-raja Jawa pada saat itu menempatkan wayang
sebagai kesenian yang mempunyai nilai kreasi tinggi. Dalam beberapa hal,
para raja mengambil bagian-bagian dari wayang sebagai lambang keluhuran
(Herry Lisbijanto, 2013:1).
Pada masa para wali songo atau zaman kerajaan Islam, wayang
digunakan sebagai media dakwah oleh para penyebar agama Islam, salah
satunya Sunan Kalijaga memanfaatkan seni wayang untuk menarik
masyarakat agar berbondong-bondong masuk Islam. Karena memang pada
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masa itu wayang menjadi media yang komunikatif untuk mempercepat
dakwah Islam khususnya pada masyarakat Jawa.
Terkait dengan fungsinya sebagai media komunikasi politik, menurut
Foley (melalui Walujo, 2000:82), dalam kehidupan sosial politik, para dalang
mengemban dua fungsi utama, yaitu menyampaikan pesan pemerintah kepada
rakyatnya, dan menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.
Pada masa orde lama, partai-partai politik menyimbolkan dirinya
sebagai Pandawa. Pada masa orde baru, wayang digunakan sebagai
propaganda partai, terutama dari kubu partai Golongan Karya (Golkar) yang
pada waktu itu menjadi mesin politik pemerintah. Selain sebagai propaganda
partainya, menurut Sears (melalui Clark, 2008:23), pementasan pada masa
orde baru juga digunakan sebagai propaganda dalam hal pembangunan,
seperti pembangunan ekonomi dan juga keluarga berencana. Dari berbagai
macam propaganda tersebut, jelas bahwa wayang adalah media sangat efektif
dalam rangka mengantarkan pesan-pesan politik khususnya untuk tingkat
masyarakat kalangan menengah ke bawah.
3. Wayang Sebagai Warisan Budaya
Wayang merupakan salah satu produk kesenian nusantara memang
menakjubkan. Setiap detail baik dari segi cerita, bentuk wayang maupun
kultur
pementasan,
semuanya
memiliki
filosofi
dan
kebaikan
tak
terbantahkan. Penuh dengan kandungan nilai-nilai. Dan memiliki spesifikasi,
tak kalah indah jika dibandingkan dengan kultur dunia secara universal.
commit to user
30
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kesenian wayang adalah jenis kesenian yang dimiliki oleh bangsa kita yang
mempunyai nilai budaya yang adiluhung, sehingga harus selalu dilestarikan
agar tidak punah.
Maka tak heran, jika wayang kemudian mendapatkan atensi yang
besar dari dunia internasional sebagai Internasional Heritage, dan ditetapkan
oleh UNESCO, sebuah lembaga yang membawahi kebudayaan dari PBB,
sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity pada
tanggal 7 November 2003 (Herry Lisbijanto, 2013:53-54).
4. Jenis-Jenis Wayang
Budaya wayang berkembang selama berabad–abad memunculkan
berbagai ragam jenis wayang. Kebanyakan jenis wayang itu tetap
menggunakan Mahabarata dan Ramayana sebagai induk ceritanya. Alat
peraganya pun berkembang menjadi beberapa macam, antara lain wayang
yang terbuat dari kertas, kain, kulit, kayu, dan juga wayang orang.
Perkembangan jenis wayang juga dipengaruhi oleh keadaan budaya
daerah setempat. Misalnya wayang kulit purwa yang berkembang pula pada
ragam kedaerahannya menjadi wayang kulit purwa khas daerah, seperti
wayang Cirebon, wayang Bali, wayang Betawi, dan sebagainya. Ada
beberapa jenis wayang di Indonesia, diantaranya adalah :
a. Wayang Purwa (wayang kulit)
Wayang Kulit adalah wayang yang tokoh-tokohnya terbuat dari
bahan kulit. Wayang kulit juga bermakna bayangan, yang disebabkan
commit to user
31
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penonton dapat melihat dari belakang kelir (layar) sehingga melihat
bayangannya saja. Cerita wayang purwa bersumber pada wiracerita
Mahabarata dan Ramayana. Wayang purwa merupakan jenis wayang
yang paling populer di masyarakat sampai saat ini.
b. Wayang Madya
Wayang madya ini merupakan ciptaan Sri Mangkunegara IV
Surakarta. Ceritanya merupakan lanjutan cerita wayang purwa yaitu
dari Yudayono sampai Jayalengka. Wayang madya ini tidak
berkembang karena keberadaannya hanya terbatas pada lingkungan
kadipaten Mangkunegaran.
c. Wayang Gedog
Wayang gedog diciptakan oleh sunan Giri dengan iringan
gamelan pelog. Isi ceritanya adalah lanjutan wayang madya dengan
dasar ceritanya dari cerita panji yang muncul zaman Kediri dan
Majapahit, yang merupakan cerita-cerita Jenggala.
d. Wayang Klitik (krucil)
Jenis wayang ini untuk menceritakan tanah Jawa, khususnya
kerajaan Majapahit dan Pajajaran, sumber cerita wayang klitik dari
serat Damarwulan. Wayang klitik dibuat pertama kali oleh Pangeran
Pekik, Adipatipati Surabaya. Pada mulanya wayang klithik ini terbuat
dari kulit dan berukuran kecil sehingga sering disebut wayang krucil,
kemudian oleh Pakubuwana II wayang klitik ini dibuat dengan bahan
commit to user
32
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kayu, sehingga apabila dimainkan menimbulkan suara “klitik - klitik”
atas dasar inilah wayang krucil disebut wayang klitik.
e. Wayang Golek
Wayang golek terbuat dari boneka kayu tiga dimensi. Wayang
golek merupakan wayang yang hidup di daerah Jawa Barat. Wayang
golek dianggap lebih realistis dari wayang kulit, sebab bentuknya yang
menyerupai manusia, dan dilengkapi kostum dari kain sehingga dapat
dilihat secara utuh. Kostum wayang golek juga menunjukan status
perannya. Cerita wayang jenis ini bersumber pada serat Menak, yang
berisikan cerita hubungan negeri Arab dan Persia pada zaman awal
Islam.
f. Wayang Potehi
Wayang Potehi atau yang biasa disebut wayang China dibuat
tahun 1850, merupakan wayang yang berasal dari Kapitein Liem Kie
Tjwan dengan sumber cerita roman sejarah negeri China.
g. Wayang Beber
Keberadaan wayang beber ini telah berada dalam kepunahan.
Wayang ini terdiri dari dua jenis yaitu: wayang beber purwa yang
muncul zaman Majapahit oleh Prabangkara, dan wayang beber
gedhong muncul pada zaman kesultanaan pajang oleh sunan Bonang
abad ke-15.
commit to user
33
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
h. Wayang Orang
Pada dasarnya wayang orang merupakan refleksi dari wayang
kulit. Pada wayang orang semua tokohnya diperankan oleh manusia,
sehingga pertunjukan menjadi lebih hidup. Wayang orang pertama kali
ditampilkan pada tahun 1760, dan saat itu masih terbatas pada
kalangan bangsawan kraton.
Lakon yang biasa dibawakan dari Babad Purwa, yaitu
Mahabarata dan Ramayana. Kesenian wayang orang saat ini terbagi
dalam dua aliran, yaitu gaya Surakarta dan gaya Yogyakarta, yang
membedakan keduanya terletak pada dialog, tari, dan kostumnya.
i. Wayang Kontemporer
Wayang ini muncul karena perkembangan dari wayang kulit
purwa yang muncul pada abad ke-20, beberapa contoh wayang
kontemporer yaitu :
1) Wayang Dobel, dibuat pada tahun 1927 didaerah wonosari,
Gunung kidul, Yogyakarta, sumber ceritanya dari riwayat nabi.
2) Wayang Kancil, wayang ini dibuat oloh Babah Bo Liem tahun
1925, sumber cerita wayang kancil ini dari ceritera kancil.
3) Wayang Wahyu, wayang yang dipergunakan untuk dakwah kaum
Nasrani, dibuat oleh RM. Soertato Hardjo Wahono.
4) Wayang Pancasila, wayang yang dibuat pada tahun 1980. Ceritanya
kadang mengambil dari cerita wayang klitik. Ciri yang menonjol
adalah kayonya disesuaikan dengan lambang Garuda Pancasila.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34
digilib.uns.ac.id
5) Wayang Kampung Sebelah, wayang ini dibuat pada tahun 2001.
Wayang ini bercerita mengenai kehidupan sosial dan politik di
masyarakat.
5. Wayang Kreasi Baru
Teater wayang senantiasa mengembangkan bentuk hiburan dan
pendidikan. Wayang kulit sangat populer dan luwes, mengilhami penciptaan
bentuk baru pada abad ke-20.
Munculnya wayang kreasi baru itu menambah semaraknya dunia
pewayangan. Dengan latar belakang dan dasar pemikiran yang berbeda-beda
dalam mencipta wayang, sehingga mengenai makna dan nilai beragam pula.
Sumber gubahan dalam mewujudkan wayang kreasi baru, ialah:
a. Cerita (lakon)
Cerita atau lakon memiliki tokoh-tokoh yang karakteristik, dari tokoh
itu dapat diklasifikasikan yang kemudian dapat diwujudkan menjadi
suatu kriteria. Berdasar cerita kriyawan dapat berkreasi menciptakan
beberapa alternatif dengan kriteria yang mantap. Misalnya mengenai
atribut akan dipengaruhi oleh latar belakang ceritanya.
b. Karakter
Karakter merupakan sumber kedua yang lebih mengarah pada
pengolahan bentuk tokoh-tokohnya. Pertimbangan utama dalam
penciptaan wayang berdasar bentuk ini adalah aspek teknik dan estetis
seni rupa. Kreasi bentuk merupkan tujuan utama untuk menghasilkan
commit to user
35
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wayang kreasi baru yang bernilai estetis tinggi. Karya wayang kreasi
baru itu jauh meninggalkan nilai tradisi dalam wayang kulit, terutama
pada bentuk atribut-atributnya.
D. Tinjauan Tentang Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja
sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia
12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21
tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada
rentang 12-23 tahun. Didalam UU No.40 Tahun 2009, juga dijelaskan bahwa
yang disebut pemuda adalah mereka yang berusia antara 16-30 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat
bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja
sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek. Maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari
commit to user
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan
yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
Mendefinisikan remaja untuk masyarakat Indonesia sama sulitnya
denagan menetapkan definisi remaja secara umum. Walaupun demikian,
Yulia dan Singgih D. Gunrsa menyimpulkan bahwa perkembangan psikis
remaja dimulai antara 12 -22 tahun (Agoes Dariyo, 2004:13).
2. Tingkatan Masa Remaja
Menurut Thonburg (1982) masa remaja terbagi menjadi tiga tahap,
yaitu ramaja awal (13-14 tahun), remaja tengah (15-17 tahun), dan remaja
akhir (18-21 tahun).
Sedaangkan pembagian usia remaja menurut Monks (1999) maka
terdapat tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses
menuju kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu:
a. Remaja Awal (12-15 tahun)
Pada tahap ini remaja masih heran dengan perubahan yang terjadi pada
dirinya dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan-perubahan
tersebut. Mereka mulai mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan
yang berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap
ego dan menyebabkan remaja sulit dimengerti oleh orang dewasa.
commit to user
37
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Remaja Pertengahan (15-18 tahun)
Pada tahap remaja pertengahan sangat membutuhkan teman-teman. Ada
kecenderungan narsistik yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara lebih
menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
dirinya. Pada tahap ini remaja dalam kondisi kebingungan karena masih
ragu harus memilih, peka atau peduli, berkelompok atau sendiri, optimis
atau pesimis, dan sebagainya.
c. Remaja Akhir (18-21 tahun)
Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai dengan
pencapaian minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual
dan egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang lain.
3. Karakteristik Remaja
Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 1999) remaja dianggap
sebagai masa topan badai dan stres, karena mereka telah memiliki keinginan
untuk bebas dan menentukan nasib sendiri (Agoes Dariyo, 2004:13).
Remaja adalah masa kritis identitas, identitas diri yang dicari remaja
berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam
masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru
para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap
menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai
identitas akhir.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa
saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan
fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan,
2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun
beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis,
fisiologis, dan sosial. Seorang remaja seringkali mengalami kesulitan dan tak
mampu untuk menghadapi masalah-masalah perubahan psikologis, fisiologis,
maupun psikososial yang baik, sehingga remaja muda mengalami gangguan
emosional atau depresi (Agoes Dariyo, 2004:23).
Pada masa remaja, umumnya mereka mengidentifikasikan dirinya
dengan tokoh idolanya, dan berupaya bagaimana dirinya menyerupai tokoh
idolanya, dengan cara meniru penampilannya, sifat-sifat, dan keahlian sang
idola tersebut.
Selain itu mereka akan berupaya mencari dan membentuk
persahabatan dengan teman sebayanya, dan menomor satukan hubungan
dengan temannya sendiri, dibandingkan dengan keluarganya. Pada usia
remaja lingkungan pergaulan dalam kelompok sebayanya, memberi pengaruh
yang besar dalam kehidupannya (Agoes Dariyo, 2004:115).
4. Aspek Prmikiran Remaja
Dilihat dari segi intelegensi, remaja atau pemuda juga mengalami
perubahan. Intelegensi dapat diartikan sebagai keseluruhan kemampuan
individu untuk berfikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menguasai lingkungan secara efektif. Faktor yang mempengaruhi intelegensi
seseorang antara lain cara belajar, cara bergaul, kreativitas yang terpadu
secara bersama membentuk hal tersebut. Apabila remaja memiliki tingkat
intelegensi yang tinggi, maka ia mampu untuk beradaptasi dan menyelesaikan
permasalahan yang ia hadapi dengan perhitungan yang baik. Tingkat
intelegensi pada remaja juga dapat dipacu untuk lebih baik dengan belajar,
baik membaca, menonton ataupun bergaul dengan lingkungan sekitar yang
nantinya akan memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga bagi
kehidupannya.
Santrock (1999) mengemukakan ciri pemikiran remaja masih bersifat
egosentris. Keegoisan remaja Nampak bahwa mereka menganggap dirinya
sebagai individu unik dan berbeda dengan orang lain. Mereka memiliki gaya
hidup, sikap, minat, dan perilaku yang tidak ada duanya dengan orang lain,
bahkan tidak ada yang mampu menyamainya. Keunikan ini justru membuat
mereka merasa bangga, apalagi jika diperhatikan oleh orang lain.
Tanda keegoisan pemikiran remaja, menurut Elkind (Santrock, 1999)
ada 2 macam, yakni imaginary audience dan a personal fable. Imaginary
audience yakni keyakinan remaja bahwa semua orang memperhatikan
dirinya, sedangkan a personal fable yakni anggapan pada diri remaja bahwa
mereka memiliki pribadi yang unik yang berbeda dari orang lain. Keuntungan
dari a personal fable adalah member dorongan pada remaja untuk
menunjukan prestasi terbaiknya (Agoes Dariyo, 2004:60-61).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40
digilib.uns.ac.id
5. Dinamika Kelompok Remaja
Sebagai individu yang berkembang, remaja mulai mengadakan
hubungan dengan berbagai tipe individu lain. Pergaulannya kini mulai
berkembang luas tidak hanya dengan orang tua, anggota keluarga, tetapi juga
dengan teman sebayanya. Dinamika pembentukan kelompok dalam
kehidupan remaja, menurut Daxter Dunpy (dalam Santrock, 1999) ada 5 fase,
yaitu:
a. Tahap 1
Tahap pra-crowd bersifat terisolir, yaitu remaja laki-laki dan remaja
perempuan terpisah dan tidak saling mengenal.
b. Tahap 2
Seorang remaja laki-laki dari suatu kelompok mulai saling melakukan
pendekatan melalui interaksi formal atau informal, dengan remaja
laki-laki atau perempuan lainnya. Mereka berusaha saling mengenal
antara satu dengan yang lainnya. Namun dalam tahap ini mereka
cenderung membentuk kelompok dengan remaja yang sama jenis
kelaminnya.
c. Tahap 3
Dalam tahap ini remaja mulai memasuki transisi struktural, yakni
anggota-anggota yang penting dari kelompok unisex akan membentuk
kelompok heteroseksual. Ketika dirasakan adanya ketidakpuasan,
sehingga ada dorongan untuk memperluas hubungan dengan individu
di luar kelompoknya, dalam hal ini lawan jenisnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
d. Tahap 4
Perkembangan crowd (kelompok) dari kelompok heteroseksual saling
berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya. Bila ternyata
mereka belum menemukan pasangan yang cocok, maka ia akan
memperluas relasi dengan individu yang independen, mandiri, dan
belum terikat yang ada di luar kelompoknya. Tujuan utamanya
memperoleh seorang individu (lawan jenis), yang dianggap cocok
dengan keinginan, karakteristik, dan kepribadiannya.
e. Tahap 5
Mulai terjadi pemisahan (disintegrasi) karena terpisahnya kelompok
pasangan-pasangan remaja. Hal ini terjadi bila individu telah
menemukan pasangan yang dianggap cocok.
Pada dasarnya, pembentukan kelompok remaja bersifat dinamis,
artinya kelompok yang telah terbentuk akan mengalami perubahan, karena
adanya ketidakpuasan individu dalam suatu kelompok. Adanya ketidakpuasan
seseorang akan menimbulkan protes, dan kemudian memisahkan diri dari
kelompoknya, kemudian membentuk kelompok yang baru, dan begitupun
seterusnya. (Agoes Dariyo, 2004: 99-101)
6. Gaya Hidup Remaja
Era globalisasi menuntut segala aspek kehidupan dan seluruh
masyarakat untuk berubah, lebih berkembang dan maju. Di dalam konteks
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
informasi, dunia ini sudah menjadi satu, tidak ada lagi kotak-kotak yang
membatasi wilayah satu dengan lainnya. Dengan adanya peran media
(televisi, radio, majalah, internet) telah mempengaruhi gaya hidup dan
moralitas remaja.
Menurut Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang
diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan)
dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya. Berdasarkan
pengertian tersebut, kaum remaja sangatlah identik dengan apa yang mereka
lakukan dalam setiap waktunya (remaja tidak terlepas dari peran media dalam
kehidupan sehari-harinya). Sebagian besar waktu mereka tersita dengan
menonton
siaran
televisi,
mendengarkan
siaran
radio,
mengikuti
perkembangan para idolanya dalam majalah ataupun internet, dan berbagai
cara lain guna memperoleh informasi agar tidak ketinggalan zaman.
Hampir sebagian besar remaja saat ini sudah tergiring gaya hidup
tidak sehat. Keseharian remaja dihabiskan dengan berjam-jam di warnet,
main game, atau terpaku pada gadget. Padahal, usia remaja merupakan usia
yang seharusnya banyak melakukan aktivitas dan memupuk hobi tertentu
sebagai bekal keterampilan.
Selain itu para remaja mulai mencari gaya hidup yang pas dan sesuai
dengan selera. Mereka juga mulai mencari seorang idola atau tokoh
identifikasi yang bisa dijadikan panutan, baik dalam pencarian gaya hidup,
gaya bicara, penampilan, dan lain-lain.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
43
digilib.uns.ac.id
Ketika mereka mengidolakan tokoh-tokoh terkenal, remaja mulai
berupaya mewujudkan dirinya seperti gambaran tokoh idola. Karena itu
mereka terdorong melakukan kegiatan-kegiatan kreatif seperti tokoh idolanya
seperti bermain musik, berlatih sepak bola, atau menciptakan puisi.
Keberhasilan modeling akan membuat individu merasa bangga, optimis, dan
percaya diri, sehingga mendorong untuk bekarya lebih baik lagi (Agoes
Dariyo, 2004:70).
Akan tetapi kita juga jangan lupa bahwa di mana ada sisi positif, maka
sisi negatifnya juga pasti ada. Imbasnya banyak kita jumpai remaja dengan
berbagai atributnya yang sebenarnya mereka hanya meniru-niru saja. Pada
masa remaja pengaruh idola memang sangat kuat. Idola atau tokoh akan
mengendalikan hidup kita yang mungkin tanpa kita sadari.
Menurut survey yang dilakukan Girlguiding, Inggris, menemukan
banyaknya para remaja khusunya gadis yang terobsesi dan ingin memiliki
kehidupan ala seorang artis.
Dalam Times of India tertulis, Para remaja khususnya wanita seakan
gelap mata dan lebih sempit memandang kehidupan. Dikhawatirkan,
psikologis remaja wanita yang masih labil itu akan membuatnya
menghalalkan banyak cara untuk mendapat ketenaran dan kehidupan glamor.
Para remaja seringkali meniru cara bicara, berpakaian termasuk sifat cuek
yang diterapkan para artis.
Manusia modern seringkali terpedaya oleh apa yang dilihat dan yang
dipikirkan. Manusia juga terkadang tidak dapat mengontrol efek sampingnya,
commit to user
44
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yakni rusaknya lingkungan yang memporak-porandakan kenyamanan
hidupnya sendiri yaitu hilangnya karakter yang ada padanya.
Hilangnya karakter yang sudah terbangun sejak kecil dapat
menimbulkan berbagai hal yang tak diinginkan seperti mengalami stres,
penyimpangan moral, atau pelanggaran terhadap nilai-nilai. Kondisi yang
seperti ini ditakutkan akan terus berkembang di kehidupan para remaja dan
menjadikan sifat mereka semakin tak stabil
.
7. Cara Mendekati Segmen Anak Muda
Berdasarkan data MarkPlus Insight pada 2013, anak muda usia
14-35 tahun di Indonesia adalah 39% (setara dengan 84 juta orang) dari
populasi Indonesia. Potensinya pun tak perlu lagi dipertanyakan. Selain
itu, anak muda adalah segmen yang dapat menjaga
customer
sustainability di masa depan. Karena semakin tua usia konsumen,
belum tentu mereka akan terus engage dengan merek.
Vebbyna Kaunang, Marketing Samsung Electronics Indonesia,
mengatakan bahwa anak muda adalah segmen yang sangat penting.
Mereka adalah future buyer yang sudah seharusnya didekati mulai dari
sekarang. Sebagai perusahaan yang berbasis teknologi, anak muda
adalah tech-savvy yang menjadi influencer bagi orang-orang di
sekitarnya, termasuk juga para orang tua. Ketika akan bertanya tentang
sebuah produk, orang tua biasanya mencari anaknya untuk mendapat
rekomendasi.
commit to user
45
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Vebby juga mengatakan dalam menghadapi segmen anak muda,
merek harus selalu mengikuti tren paling baru yang ada. Karena itu,
marketing plan yang dibuat tidak bisa kaku, namun harus bisa fleksibel.
"Anak muda cenderung tidak mau mendengar, tapi ingin didengar, dan
selalu ngomong”. Karena itu, merek harus dapat engage dengan anak
muda.
Sementara
Development
itu,
Director
Ahmad
PT.
Aditya,
Mahaka
Creative
Media,
and
menuturkan
Product
bahwa
mayoritas media yang menargetkan segmen anak muda selalu
menonjolkan perfection. Ini dilakukan untuk menciptakan image up to
date.
"Dalam mendekati anak muda, ada hal yang kadang terlupa,
yaitu betapa anak muda saat ini tidak bahagia. Karena itulah,
positioning dari media-media dibawah Mahaka Media menawarkan
konten yang mendorong anak muda untuk benar-benar menikmati masa
mudanya," ujar Adit.
Benny Fajarai, Founder dan CEO Kreavi.com, mengatakan
bahwa anak muda Indonesia memiliki karakteristik denial di media
sosial. Sebuah temuan menarik, meski banyak brand yang lantas
mendekati anak muda dengan konten-konten berunsur pacaran, ternyata
60-70% anak muda itu jomblo.
Di zaman sekarang, anak muda masih punya kecenderungan
untuk judge a book by its cover. Mereka lebih gemar dengan tampilan
commit to user
46
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
atau konteks dan tidak jarang mengabaikan konten. Karena itu, konteks
dan konten harus bisa diseimbangkan.
E. Tinjauan Kota Solo
1. Kota Solo
Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di
provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan
kepadatan penduduk 13.636/km2. Nama Surakarta digunakan dalam konteks
formal, sedangkan nama Solo untuk konteks informal. Kota dengan luas 44
km2 ini berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten
Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo
di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Sisi
timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu
keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan
pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755.
Surakarta memiliki semboyan Berseri, akronim dari "Bersih, Sehat,
Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan kota. Untuk
kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan pariwisata The
Spirit of Java sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan
Jawa. Selain itu Kota Solo juga memiliki beberapa julukan, antara lain Kota
Batik, Kota Budaya, dan Kota Liwet.
commit to user
47
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa tahun kebelakang ini kota Solo menjadi sangat populer
seiring munculnya figur idola baru, dan juga perkembangan seni budaya dan
teknologinya. Mengusung semboyan “The Spirit of Java” Kota Solo memiliki
berbagai agenda tahunan yang mengangkat tema kebudayaan, bahkan
festival-festival sudah bertaraf internasional, seperti Solo Batik Carnival,
SIPA (Solo International Performing Art), Solo Menari, dan SIEM (Solo
International Ethnic Music).
Berbasis teknologi digital, Surakarta melaksanakan pembangunan
daerah dan juga masyarakat yang ada didalamnya. Solo Digital Society adalah
tujuan besar yang ingin dicapai Pemkot Surakarta, bahkan dalam penilaian
yang dilakukan oleh IDSA (Indonesia Digital Society Award), kota Solo
menempati runner-up kedua dalam goverment catagory.
Ada tujuh aspek yang saat ini menjadi prioritas pembangunan dan
digitalisasi kota Surakarta, yaitu pemerintahan dan administrasi, keselamatan
publik, edukasi, kesehatan, informasi kota, infrastruktur, serta transportasi.
Guna mendukung proses digitalisasi, Pemerintah Kota Surakarta
membangun fiber optik sepanjang 44 KM yang juga menjangkau daerah
terpencil. Dengan fasilitas ini pembangunan Kota Surakarta dapat
berlangsung secara efektif dan efisien (Marketeers, Juni 2013).
2. Remaja Kota Solo
Telah banyak yang berubah seiring dengan perjalanan waktu yang
membawa
modernisasi
ditengah masyarakat
commit to user
Solo.
Tak
ketinggalan
48
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kebudayaan leluhur yang mengalami modernisasi perlahan semakin
ditinggalkan oleh anak cucunya.
Remaja Solo masa kini tidak dapat terlepas dari sistem digital, mereka
lebih sering menghabiskan waktunya didepan komputer dan gadget yang
terkoneksi dengan internet, baik sekedar update jejaring sosial, bersosialisasi
di dunia maya (facebook, chating, dll), bermain game, atau mengunduh film
favoritnya.
Walaupun mengonsumsi internet, remaja di Kota Solo juga cukup
aktif mengikuti berbagai komunitas yang dirasa cocok dengan hobi dan
kepribadiannya, seperti komunitas motor, musik, punk, sepeda, fotografi dan
lain sebagainya. Seperti halnya komunitas sepeda, bola, dan musik yang
geliatnya cukup aktif di kota Solo, hal tersebut dapat disaksikan dengan
adanya kegiatan bersepeda pada setiap bulannya, dan juga maraknya mudamudi
yang
berseliweran
di
sekitaran
stadion
Manahan,
manakala
pertandingan bola Persis Solo digelar, dan juga berbagai komunitas yang ada
setiap kegiatan car free day, pada minggu pagi. Komunitas-komunitas
tersebut berfungsi sebagai tempat menampung aspirasi, kreatifitas, dan juga
sebagai sarana pencarian jati diri mereka. Selain itu komunitas juga dapat
menunjukan gaya hidup bahkan meningkatkan prestige seseorang.
Remaja kota Solo juga tidak bisa lepas dari fashion, mereka selalu
update dengan teknologi dan gaya fashion terkini, baik remaja pria maupun
wanita, mereka berlomba-lomba untuk tampil dengan gaya favoritnya, seperti
dengan style casual, metal, hipster, pattern, hingga dandanan ala Korea.
commit to user
49
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu, minat fashion remaja di Kota Solo juga dapat dibuktikan dengan
maraknya distro-distro yang bermunculan di Kota Solo, bahkan setiap
diselenggarakan pameran distro dan clothing festival lainnya, pameran
tersebut selalu ramai dipenuhi oleh anak muda.
Selain itu, sarana rekreasi dan hiburan merupakan salah satu hal yang
dibutuhkan oleh remaja di kota Solo. Selalu saja agenda kegiatan yang
berlangsung di kota Solo selalu dipenuhi oleh muda-mudi yang datang, baik
sekedar mengisi waktu luang, dan kebosanan, berkumpul dengan temantemannya, atau bahkan hanya karena penasaran dengan acara tersebut.
Bahkan tempat yang seharusnya bukan tempat nongkrong, bisa dalam sekejap
menjadi tempat berkumpulnya para remaja untuk bersosialisasi,seperti halnya
yang terjadi pada kawasan Bank Indonesia.
Remaja sekarang juga semakin terpengaruh budaya barat dan semakin
melupakan identitasnya sebagai orang yang berkebudayaan timur dengan
segala hal-hal baik dan indah yang terkandung didalamnya. Segala bentuk
modernisasi dikonsumsi begitu saja tanpa adanya filterisasi. Kian hari
semakin berkurang saja persentase remaja yang masih memperhatikan tata
krama Jawa yang tercermin dari tutur kata dan perilaku mereka, banyak
remaja yang gagap berbicara krama inggil untuk berkomunikasi dengan orang
yang lebih tua. Hal yang cukup ironis, di tengah perjuangan Pemkot Solo
mengumandangkan jargon The Spirit of Java, remaja Kota Bengawan ini
justru lebih akrab dengan budaya asing, ditunjukkan dalam kehidupan
keseharian mereka.
commit to user
Download