1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya wayang Jawa sudah ada semenjak zaman nenek moyang kita, yaitu sebelum masuknya agama Hindu ke dalam negara Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, kisah pewayangan sedikit demi sedikit menjadi kurang populer dan kurang diminati oleh generasi muda. Hal ini disebabkan oleh munculnya berbagai macam alat hiburan lainnya, seperti acara televisi, internet, radio, komik, buku, dan sebagainya, dimana pengaruh dari budaya luar sangatlah berperan besar, sehingga menyebabkan budaya wayang Jawa jadi terlihat membosankan dan kuno. Hal inilah yang membuat rasa cinta dan rasa ketertarikan mereka terhadap budaya wayang, seperti rasa keinginan untuk melihat pertunjukan wayang pun, semakin berkurang. Selain itu, kekompleksan cerita yang dimiliki dalam kisah-kisah wayang dan penggunaan bahasa yang sering kali menggunakan bahasa Jawa disetiap pertunjukannya, juga tidak mudah dicerna oleh sembarang orang. Apalagi oleh anak muda pada zaman sekarang yang tinggal dikotakota besar, dimana sebagian besar dari mereka hampir lupa dalam menggunakan bahasa daerah yang mereka miliki. Oleh sebab itu, pengetahuan mengenai kisah-kisah wayang dan moral yang terkandung di dalam ceritanya pun tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada mereka. M elihat dari hal itulah, penulis ingin mencoba mengangkat suatu kisah wayang kedalam bentuk komik dengan menggunakan bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan agar cerita wayang Jawa dapat dinikmati oleh berbagai macam usia. Penulis memilih media komik, karena komik merupakan salah satu media hiburan paling populer dikalangan 2 anak muda pada generasi masa kini. Selain itu, komik juga dapat dicerna dengan lebih mudah oleh anak-anak, karena setiap kata-kata yang ingin disampaikan dapat didukung dengan motion pada visual. Sehingga, tidak hanya orang dewasa dan orang tua saja yang dapat menangkap cerita pewayangan Jawa, namun anak-anak dan remaja pun juga dapat menikmatinya. Dari sekian banyak cerita, Penulis memilih mengangkat Kisah wayang Wisanggeni, dikarenakan selain tokoh ini memiliki kesaktian luar biasa dan sifat karakter yang menarik, ia juga sering kali diidentifikasikan sebagai tokoh muda pendobrak atau pahlawan yang reformis, karena ia berani melawan dan memberantas ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kedudukan paling tinggi tinggi di dunianya, yaitu Bathara Guru, dewa tertinggi di khayangan. Wisanggeni akan terus melawan Bathara Guru sampai Bathara Guru tersebut mengakui kesalahan yang telah ia lakukan, barulah Wisanggeni akan menghentikan perlawanannya. M elihat dari hal itulah, penulis merasa bahwa tokoh Wisanggeni ini memiliki keunikan tersendiri jika dijadikan sebagai seorang tokoh ‘Superhero’, Karena selain sifatnya yang pemberani dalam mendobrak ketidakadilan, ia juga memiliki kesaktian yang melebihi tokoh-tokoh wayang lainnya, seperti Gatutkaca, Antareja, Abimanyu, dsb. Hal inilah yang membuat dirinya memiliki nilai positif tersendiri. Sehingga ada baiknya jika sikap yang dimiliki oleh Wisanggeni ditanamkan sejak dini, terutama bagi anak-anak muda pada masa kini di Indonesia. Selain itu, dengan mengangkat kembali suatu karakter/tokoh pewayangan ke dalam bentuk komik, dapat membuktikan kepada generasi muda pada masa kini bahwa negara kita sendiri sebenarnya memiliki karakter ‘Superhero’ yang tidak kalah hebatnya dengan karakter Superhero dari luar. Sehingga melalui hal inilah, para generasi muda setidaknya mau lebih terbuka untuk semakin mencintai budaya wayang Jawa. 3 1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir Dalam menanggapi masalah di atas, yaitu untuk memperkenalkan dan mempopulerkan kembali salah satu cerita wayang Jawa kepada generasi muda saat ini agar tidak hilang termakan oleh waktu, maka lingkup tugas dibatasi pada hal-hal yang dapat ditangani melalui peran komunikasi visual. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat perancangan komunikasi visual serial komik petualangan “Wisanggeni” dengan pendekatan visual dan format yang tepat agar sesuai dengan selera Target Audience yang ingin dituju saat ini.