8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mineral Mineral sangat

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mineral
Mineral sangat diperlukan dalam proses fisiologis makhluk hidup
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu mineral makro : kalsium (Ca), fosfor (P),
kalium (K), natrium (Na), magnesium (Mg), dan mineral mikro : besi (Fe),
tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co). Mineral makro diperlukan
untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh, sedangkan mineral mikro
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil (McDowel et al.1988., Inoue et al.2002)
Bebrapa hal yang dapat berpengaruh terhadap kadar mineral pada sapi,
yakni : jumlah mineral yang dikonsumsi, banyaknya mineral yang dapat
dimetabolisme tubuh dan ketersediaan mineral di lingkungan. Tubuh sapi bali
tidak dapat menghasilkan mineral sendiri, tetapi kebutuhan mineral berasal dari
asupan pakan. Walaupun diperlukan dalam jumlahnya sedikit, namun sangat
penting untuk kesempurnaan makanan yang dikonsumsi.
2.1.1 Makro Mineral
a) Kalsium (Ca)
Sebagian besar tubuh kalsium digunakan untuk menjaga tulang dan gigi
yang kuat. Kalsium diperlukan untuk mengatur detak jantung bersama dengan
fungsi otot lainnya. Kalsium juga digunakan dalam fungsi-fungsi metabolisme
lain seperti saraf transmisi dan intraselular sinyal.
8
9
b) Fosfor (P)
Fosfor juga digunakan untuk membuat tulang dan gigi yang kuat. Hal ini
karena fosfor ditemukan dalam tulang di hydroxyapatite, garam kalsium fosfat.
Fosfor juga digunakan dalam tubuh untuk berbagai tujuan. Fosfor merupakan
penyusun utama struktural membran sel. Mineral ini sebagai penyusun materi
genetik seperti DNA dan RNA. Fosfor juga memiliki peran penting dalam
memasok energi tubuh. Salah satu senyawa energi yang paling terkenal yang
mengandung fosfor adalah adenosina trifosfat (ATP).
c) Magnesium (Mg)
Magnesium digunakan di lebih dari 300 reaksi biokimia dalam tubuh. Ini
membantu untuk mengkonversi karbohidrat dan lemak menjadi energi. Juga
digunakan dalam sintesis protein dan asam nukleat, seperti DNA dan RNA.
Magnesium juga digunakan dalam sel sinyal. Selain itu, magnesium memiliki
peran struktural, khususnya di gigi dan tulang.
d) Natrium (Na)
Natrium membantu untuk mengontrol keseimbangan air dalam sel, dan
juga volume dan tekanan darah. Na juga terlibat dalam impuls syaraf.
e) Kalium (K)
Kalium, seperti natrium, membantu untuk mengontrol keseimbangan air
tubuh. Penelitian baru-baru ini juga menyarankan bahwa kalium dapat membantu
untuk mengurangi tekanan darah.
10
f) Klorin (Cl)
Klorin merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel. Konsentrasi klor
tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang belakang),
lambung dan pankreas. Fungsi dari Klorin adalah berperan dalam memelihara
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam cairan ekstraseluler, memelihara
suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang diperlukan untuk
bekerjanya
enzim-enzim
pencernaan,
serta
membantu
pemeliharaan
keseimbangan asam dan basa bersama unsur-unsur pembentuk asam lainnya.
Defisiensi klorin (Cl) adalah terjadi pada muntah-muntah dan diare kronis.
2.1.2 Mikro Mineral
a) Besi (Fe)
Besi terlibat dalam membawa oksigen di seluruh tubuh dengan membantu
untuk membentuk molekul hemoglobin darah, dan molekul dioksigenasikan otototot.
b) Tembaga (Cu)
Tembaga penting untuk besi metabolisme. Hal ini karena itu oksidase besi
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Tembaga juga digunakan oleh
tubuh untuk menetralisis radikal bebas.
c) Seng (Zn)
Seng penting untuk penyembuhan luka. Juga terlibat dalam berbagai
proses metabolisme yang merupakan bagian dari banyak enzim. Seng dapat
ditemukan dalam daging merah dan unggas, Selain itu dapat dikonsumsi dari
banyak sereal yang dibentengi dengan seng.
11
d) Mangan (Mn)
Mangan membentuk bagian dari enzim hadir dalam mitokondria sel.
Enzim ini, dikenal
sebagai
mangan superoksida dismutase (MnSOD),
bertanggung jawab untuk memerangi radikal bebas. Mangan juga merupakan
komponen lainnya metabolik enzim dan hal ini diperlukan untuk produksi tulang
dan juga kolagen yang digunakan dalam penyembuhan luka. Mangan ditemukan
di beberapa sumber termasuk teh, kacang-kacangan dan sereal.
e) Kobalt (Co)
Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan,
dan merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah
menjadi vitamin B12 pada makanan hingga dicerna hewan non ruminansia (siklus
kobalt). Berbeda dengan kalium, peningkatan pH dengan pengapuran dapat
menurunkan pengambilan kobalt oleh tanaman yang selanjutnya dapat
menyebabkan defisiensi pada hewan yang mengkonsumsi tanaman tersebut.
2.2
Dataran
Bentuk muka bumi di wilayah daratan berada di permukaan bumi yang
tidak tertutupi air. Bentuk muka bumi di daratan ini terbagi menjadi 3 (tiga),
yakni: dataran rendah, dataran tinggi, gunung, dan pegunungan.
2.2.1
Dataran rendah
Dataran rendah merupakan suatu bentang alam tanpa banyak memiliki
perbedaan ketinggian antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dataran ini
mempunyai ketinggian mencapai 200 m di atas permukaan air laut atau Dataran
rendah adalah daratan yang landai atau datar. Ketinggian dataran rendah biasanya
12
kurang dari 500m dpl (diatas Permukaan Laut). Dataran rendah biasanya
digunakan untuk areal sawah. Buleleng merupakan salah satu contoh dari dataran
rendah. Kabupaten Buleleng memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh
angin musim dan terdapat musim kemarau dan penghujan. Curah hujan terendah
di daerah pantai dan tertinggi di daerah pegunungan. Suhu rata-rata di Buleleng
berkisar diantara 23°-32°.
2.2.2
Dataran tinggi
Dataran tinggi merupakan dataran yang luas yang letaknya di daerah tinggi
atau pegunungan terletak di ketinggain 500-1500m dpl, bentuknya bisa datar,
bergelombang, maupun berbukit-bukit. Dataran tinggi terbentuk sebagai akibat
hasil erosi dan sedimentasi. Kabupaten Bangli adalah salah satu contoh dari
dataran tinggi. Kabupaten Bangli memiliki iklim tropis, suhu udara relatif rendah
berkisar antara 150 –300 C, semakin ke Utara suhu semakin dingin. Angka curah
hujan rata-rata tahunan terendah adalah 900 mm dan tertinggi 3.500
mm.Penyebaran curah hujan relatif tinggi(2.500-3.500mm) meliputi bagian utara
(lereng Gunung Batur) dan semakin rendah ke arah selatan wilayah. Curah hujan
tertinggi terjadi bulan Desember –Maret dan terendah pada bulan Agustus.
2.3
Bakteri Coliform
Bakteri Coliform adalah bakteri umum yang digunakan untuk indikator
kualitas sanitasi makanan dan air. Mereka didefinisikan berbentuk batang Gram
negatif non- spora membentuk bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan
produksi asam dan gas ketika diinkubasi pada 35-37°C. Coliform dapat ditemukan
dalam lingkungan air, tanah dan vegetasi, mereka secara universal hadir dalam
13
jumlah besar di kotoran hewan berdarah panas. Sementara coliform sendiri
biasanya tidak menyebabkan penyakit serius, dan kehadiran mereka digunakan
untuk menunjukkan bahwa ada organisme patogen yang berasal dari tinja.
1. Citrobacter
Citrobacter adalah genus dari Gram-negatif, bakteri coliform ini termasuk
dalam keluarga Enterobacteriaceae, mereka termasuk dalam kelompok patogen
obligat, ini berarti mereka tidak dapat menyelesaikan siklus hidup mereka tanpa
host lain. C. amalonaticus, C. koseri, dan C. freundii dapat menggunakan sitrat
sebagai satu-satunya sumber karbon. Spesies Citrobacter dibedakan oleh
kemampuan mereka untuk mengubah triptofan untuk indole, memfermentasi
laktosa, dan penggunaan malonat. Citrobacter menunjukkan kemampuan untuk
mengakumulasi uranium dengan membangun kompleks fosfat. Bakteri ini dapat
ditemukan hampir di mana-mana di tanah, air, air limbah, dll. Mereka juga dapat
ditemukan di manusia usus. Selain itu, isolat Citrobacter mungkin resisten
terhadap banyak antibiotik lain sebagai hasil dari gen resistensi plasmid-encoded.
Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Citrobacter_freundii.jpg
Gambar 2.1 Citrobacter freundii
14
2. Enterobacter
Enterobacter termasuk dalam family Enterobactericeae yang merupakan
kelompok gram negative berbentuk batang yang habitat umunya adalah di usus
manusia dan hewan. Enterobacter satu family dengan E.coli, Klebsiella,
Salmonella, Shigella, Proteus, dan sebagainya. Beberapa spesies dari Enterobacter
yaitu Aerogenes Enterobacter, E. amnigenus, E. asburiae, E. cancerogenus, E.
cloacae, E. cowanii, E. dissolvens, E. gergoviae, E. hormaechei, E. intermedius,
E. kobei, E. nimipressuralis; E. pyrinus , E. sakazakii. Pada keadaan tertentu jika
terjadi perubahan pada inang atau bila kesempatan memasuki tubuh yang lain,
banyak diantara bakteri ini yang mampu menimbulkan penyakit.
Enterobacter merupakan flora normal pada sistem pencernaan manusia
dan hewan. Bakteri ini tidak akan menimbulkan penyakit jika tidak bergabung
dengan jenis bakteri lain. Ini disebabkan bakteri Enterobacter bukan penyebab
tunggal munculnya suatu penyakit.
3. Klebsiella
Klebsiella merupakan bakteri Gram (-), berbentuk batang pendek,
memiliki ukuran 0,5-1,5 x 1,2 µ. Bakteri ini memiliki kapsul, tetapi tidak
membentuk spora. Klebsiella tidak mampu bergerak karena tidak memiliki flagel
tetapi mampu memfermentasikan karbohidrat membentuk asam dan gas.
Spesies klebsiella menunjukan pertumbuhan mucoid, kapsul polisakarida
yang besar dan tidak motil. Mereka biasanya memberikan hasil tes yang positif
untuk lisin dekarboksilase dan sitrat. Klebsiella memberikan reaksi VogesProskauer yang positif
15
Sifat Biakan atau Kultur dari Klebsiella sp tersebut pada media EMBA
dan Mac Conkey koloni menjadi merah. Kemudian pada media padat tumbuh
koloni mucoid (24 jam). Mudah dibiakan di media sederhana (bouillon agar)
dengan koloni putih keabuan dan permukaan mengkilap.
Klebsiella memiliki struktur antigen. Anggota dari genus Klebsiella
biasanya mengungkapkan 2 jenis antigen pada permukaan sel mereka, yaitu:

Antigen O merupakan bagian terluar dinding sel lipopolisakarida dan
terdiri dari unit berulang polisakarida. Beberapa polisakarida spesifik O
mengandung gula unik. Antigen O tahan terhadap panas dan alkohol dan
biasanya dideteksi dengan cara aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap
antigen O adalah IgM.

Antigen K merupakan bagian terluar dari antigen O pada beberapa, tetapi
tidak pada enterobacteriaceae. Beberapa antigen K adalah polisakarida dan
yang lainnya protein.
2.4 Escherichia coli (E.Coli)
2.4.1 Klasifikasi Escherichia coli
Escherichia coli (E. coli) merupakan salah satu spesies bakteri Gram
negatif. Bakteri ini hidup pada saluran pencernaan, atau dikenal dengan bakteri
Enterobactericiae (Lanin, 2006). Bakteri Escherichia coli tergolong kedalam :
Kingdom
: Monera
Phylum
: Fericutes
Ordo
: Enterobacteriales
Family
: Enterobactericiae
16
Genus
: Escherichia
Species
: Escherichia coli
Sumber : http://www.thefullwiki.org/Escherichia_coli
Gambar 2.2 Escherichia coli
2.4.2 Escherichia coli dan Sifat Pertumbuhannya
Menurut Gupte (1996) Escherichia coli merupakan salah satu spesies
genus Escherichia yang bersifat Gram negatif, fakultatif anaerob, tidak berspora,
motil, berbentuk batang pendek (kokobasil) ukuran 0,4-0,7 µ x 1,4 µ. Secara
normal hidup dalam saluran pencernaan hewan dan manusia. Escherichia coli
tumbuh baik pada temperatur 37°C tetapi juga dapat tumbuh pada suhu 15°C45°C. Koloni berbentuk bulat cembung, permukaan licin dengan pinggiran rata
dan dapat tumbuh subur pada biakan nutrient agar. Escherichia coli dapat
dimusnahkan dengan pendinginan (suhu es) dalam waktu 120 menit. Koloni yang
khas dari Escherichia coli biasanya memudahkan dalam pengenalan dengan
17
penampakan karakteristik pada media differensial seperti pada agar Eosin
Methylen Blue (EMB) dan Mac. Conkey (Davis et al. 1986).
Sedangkan menurut Jawetz et al. (1986) bakteri coli mempunyai ciri
berbentuk batang, Gram negatif dan susunannya dapat membentuk rantai, dalam
keadaan tidak cocok dapat membentuk filamen panjang. Pada Enterobacter
aerogenes dan Klebsiella lebih sering ditemukan kapsul dibandingkan dengan E.
coli. Sebagian strain Escherichia coli dan sebagian strain Enterobacter dapat
bergerak sedangkan Klebsiella tidak dapat bergerak. Koloni yang khas dari strain
E. coli patogen biasanya memudahkan dalam pengenalan dengan penampakan
karakteristik pada differensial media, seperti pada McConkeys dan Eosin
Methilen Blue Agar (EMBA) dimana pada pembiakan ulang strain tersebut
menjadi kasar dan bergranular (Davis et al., 1986).
Bakteri Escherichia coli merupakan flora normal di dalam saluran hewan
dan manusia. Sebanyak 109 organisme Escherichia coli mungkin dikeluarkan per
gram feses. Escherichia coli biasanya dinggap sebagai organisme yang tidak
berbahaya tetapi dalam keadaan tertentu Escherichia coli menjadi patogen (Boyd
dan Marr, 1980). Ada beberapa spesies bakteri Gram negatif ini yang bersifat
patogen, yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini
umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding sel Gram negatif,
terutama lapisan lipopolisakarida atau endotoksin (Henri, 2007).
Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa
dipakai di Laboratorium Mikrobiologi; pada media yang dipergunakan untuk
isolosi kuman enterik, sebagian besar strain Escherichia coli bersifat
18
mikroaerofilik. Berapa strain bila ditanam pada agar darah menunjukkan
hemolisis
tipe
beta.
Selama
masa
pertumbuhannya
Escherichia
coli
memperbanyak diri dengan mengadakan pembelahan setiap 15-20 menit sekali.
Pada medium broth dengan suhu 37°C lama waktu pembelahan Escherichia coli
adalah 17 menit, sedangkan pada medium suhu dengan 37°C lama waktu
pembelahannya adalah 12,5 menit. Escherichia coli dapat hidup di dalam
lingkungan atau suasana yang bersifat asam atau basa dari pH 4,5-9,5 pada suhu
ruangan atau di atas suhu tubuh. Pada pertumbuhannya Escherichia coli
menghasilkan bau busuk dari penguraian protein, ketengikan dari penguraian
lemak dan pembentukkan gas (Anonimous, 1994).
2.4.3 Antigen Escherichia coli
Strain
Escherichia
coli
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
sifat
antigeniknya. Ada empat jenis antigen yang diketahui terdapat ada strain
Escherichia coli yaitu antigen lipopolisakarida (antigen O), antigen kapsular
(antigen K), protein flagellar (antigen H) dan protein fimbrial (antigen F)
(Schaecher, 1992).
Levin
(1987)
menyebabkan
diare
menyatakan
yaitu
bahwa
strain
Enteroinvasive
Escherichia
Escherichia
coli
coli
yang
(EIEC),
Enterotoxigenic Escherichia coli (ETEC), Enteropathogenic Escherichia coli
(EPEC) dan Enterohemoraghic Escherichia coli (EHEC). Dari keempat strain
tersebut, strain EPEC dan ETEC lebih sering menimbulkan infeksi pada manusia
dan hewan.
19
Beberapa strain Escherichia coli berhubungan dengan sejumlah gejala
penyakit yang terjadi pada manusia dan hewan. Penyakit tersebut antara lain
infeksi fatal seperti cystitis, pyelitis, appendicitis, peritonitis, infeksi gallbladder,
septicemia, meningitis dan endocarditis (Finegold dan Martin, 1982) dan (Kumar
dan Clarck, 1994).
2.4.4 Patogenitas
Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada saluran gastrointestinal
dengan melalui salah satu dari dua mekanisme yaitu kolonisasi dan pertumbuhan
dalam saluran gastrointestinal, dimana mikroorganisme dapat menginvasi jaringan
induk semang atau mensekresi endotoksin. Selanjutnya bakteri menyebabkan
penyakit melalui mekanisme intoksikasi (Shulman et al. 1992).
Bakteri Escherichia coli dapat menimbulkan gangguan kesehatan jika
masuk ke saluran pencernaan baik melalui minuman maupun makanan. Gangguan
kesehatan tersebut, bisa berupa tifus, kolera, hepatitis, diare (Salvino, 2004).
Escherichia coli mempunyai daya invasif mengakibatkan perubahan pada sel
melalui pelepasan komponen faktor virulen. Organisme gram negatif seperti
Escherichia coli melepaskan endotoksin yang merupakan komponen polisakarida
dari dinding selnya ketika sel bakteri mati atau lisis (Parry, 1989).
Salah satu faktor yang mempengaruhi sifat patogenik Escherichia coli
adalah kemampuan untuk melakukan adesi pada sel-sel hewan dan manusia.
Terdiri dari beberapa tipe antigenik. Antigen fimbrial tersebut dapat digunakan
untuk mendeteksi terjadinya infeksi oleh ETEC karena lebih umum terdapat pada
ETEC daripada non-ETEC.
20
Gupte (1996) membedakan strain Escherichia coli secara serologis yaitu
berdasarkan
antigen
somatik
(O)
yang
terdiri
dari
polisakarida
dan
lipopolisakarida, antigen kapsular (K) merupakan antigen kapsular yang terdiri
dari polisakarida dan protein, dan antigen flagel (H) merupakan antigen flagella
yang hanya terdiri dari protein serta antigen fibrin (F) yaitu fibrin yang bersifat
termolabil.
Download