ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA NY.A G2P1A0 UMUR 25 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB) DI RSUD KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Dwi Linda Wati NIM B12 012 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 iii KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny.A G2P1A0 Umur 25 Tahun Hamil 37 Minggu Dengan Pre Eklampsia Berat (PEB) Di RSUD Kota Surakarta Tahun 2014”. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M,Sc selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan. 5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Surakarta, 8 Juni 2015 v vi Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015 Dwi Linda Wati B12012 ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. A G2P1A0 UMUR 25 TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT DI RSUD KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 ix + 92 halaman + 9 lampiran INTISARI LatarBelakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 25%, hipertensi dalam kehamilan 12% dan hipertensi yang disertai protein urine dan oedema bisa menyebabkan pre eklampsia. Pre eklampsia termasuk penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Pre eklampsia adalah komplikasi kehamilan yang terjadi dalam ante, intra maupun pospartum, yang ditandai dengan gejala oedema, hipertensi dan diikuti dengan protein urine +, biasanya terjadi pada umur kehamilan >20 minggu. Pre eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, oedema paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada janin dapat menyebabkan fetal distres, intrauterin fetal growth restriction (IUGR) dan solusio plasenta. Di RSUD Kota Surakarta dari bulan Januari 2014 sampai September 2014 terdapat 974 ibu hamil dan yang dengan pre eklampsia berat 35 orang. Tujuan Studi Kasus : Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat secara menyeluruh dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney dan diteruskan dengan data perkembangan SOAP. Metode Studi Kasus : Metode yang digunakan adalah metode observasional deskriptif, lokasi pengambilan kasus di RSUD Kota Surakarta. Subyek studi kasus adalah Ny. A G2P1A0 hamil trimester III dengan pre eklampsia berat yang dilakukan pada tanggal 13-15 Mei 2015. Teknik pengumpulan data meliputi data primer terdiri dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi), wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil Studi Kasus : Setelah diberikan asuhan selama 2 hari didapatkan hasil kondisi ibu semakin memburuk, tekanan darah semakin naik, pusing menetap, oedema dan protein urine +++ Kesimpulan : Penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny. A G2P1A0 dengan pre eklampsia berat dengan menerapkan manajemen kebidanan 7 langkah menurut Hellen Varney. Kata Kunci :Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Trimester III, pre eklampsia berat Kepustakaan :24 literatur (Tahun 2005 s/d 2015) MOTTO Prestasi bukanlah suatu kebetulan, dan impian tidak akan pernah menjadi kenyataan tanpa kerja keras. Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila itu memang diperlukan, anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan lompatan kecil. Banyak orang gagal karena terlalu percaya kepada sukses usahanya yang pertama. Jadilah yang terbaik diantara yang terbaik PERSEMBAHAN Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Ayah dan ibu ku tercinta yang tiada henti-hentinya memberi doa restu, kasih saying, perhatian dan dukungan untuk menjadikanku orang yang sukses. 2. Kedua saudaraku mas Agung mulyono S,Pd dan Tri windianto tercinta yang selalu memberikan motivasi dan support setiap langkahku. 3. Sahabatku tercinta “peni wijayanti, anna isnaini dan iin rohana’’, semoga perjalanan yang kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih baik, bijak dan dewasa. 4. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 terutama kelas A 5. Bu Annisaul Khoiriyah,S.ST, M.kes, bu Ika Budi Wijayanti, SST, M,Sc dan bu Riadini Wahyu Utami, S.ST terimakasih atas bimbingannya selama ini. 6. Almamaterku tercinta iv v CURICULUM VITAE BIODATA Nama : Dwi Linda Wati Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 02 Mei 1994 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat Rumah : Kedokan, Rt 001 rw 013, Tukulrejo, Giriwoyo, Wonogiri PENDIDIKAN 1. SD Negeri 2 Tukulrejo, Giriwoyo Lulus tahun 2006 2. SMP Negeri 2 Giriwoyo Lulus tahun 2009 3. SMK Muhammadiyah 1 Baturetno Lulus tahun 2012 4. Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012 vi CURICULUM VITAE BIODATA Nama : Dwi Linda Wati Tempat / Tanggal Lahir : Wonogiri, 02 Mei 1994 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Alamat Rumah : Kedokan, Rt 001 rw 013, Tukulrejo, Giriwoyo, Wonogiri PENDIDIKAN 1. SD Negeri 2 Tukulrejo, Giriwoyo Lulus tahun 2006 2. SMP Negeri 2 Giriwoyo Lulus tahun 2009 3. SMK Muhammadiyah 1 Baturetno Lulus tahun 2012 4. Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012 vii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv INTISARI . ...................................................................................................... v MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi CURICULUM VITAE . ................................................................................. vii DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTRA LAMPIRAN................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................ 3 D. Manfaat Studi Kasus ...................................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus ..................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis .................................................................................... 8 1. Kehamilan ............................................................................... 8 2. Pre Eklampsia ......................................................................... 14 3. Pre Eklampsia Berat ................................................................ 17 viii B. Teori Manajemen Kebidanan ........................................................ 23 C. Landasan Hukum ........................................................................... 44 BAB III METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus ........................................................................... 45 B. Lokasi Studi Kasus ........................................................................ 45 C. Subyek Studi Kasus ....................................................................... 46 D. Waktu Studi Kasus ........................................................................ 46 E. Instrument Studi Kasus .................................................................. 46 F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46 G. Alat-alat dan Bahan ....................................................................... 50 H. Jadwal Penelitian ............................................................................ 51 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAAN A. Tinjauan Kasus ............................................................................... 52 B. Pembahasan . ................................................................................... 82 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan . ................................................................................... 88 B. Saran ............................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penelitian Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9. Lembar Observasi Lampiran 10. SAP Pre Eklampsia Lampiran 11. Leaflet Pre Eklampsia Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2012 naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau kembali pada kondisi tahun 1997. Ini berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama 15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012). Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan laporan dari kabupaten per kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011 sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng,2012). Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung. Pola penyebab langsung di mana – mana sama, yaitu perdarahan (25% biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%), dan sebab – sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2012). Pre eklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan di dunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan ibu mengenai pre eklampsia. Di negara berkembang, 30% dari total kematian anak saat dilahirkan disebabkan oleh Pre eklampsia (Oshigita, 2013). 1 2 Pre eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada ante, intra dan postpartum. Secara teoritis urutan-urutan gejala yang timbul pada pre eklampsia yaitu oedema, hipertensi dan terakhir proteinuria. Pre eklampsia secara global terjadi pada 0,5 % kelahiran hidup dan 4,5 % hipertensi dalam kehamilan. Pre eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati, oedema paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada janin dapat menyebabkan fetal distres, intrauterin fetal growth restriction (IUGR) dan solusio plasenta (Prawirohardjo, 2012). Peran bidan dalam hubungannya dengan gangguan hipertensi selama kehamilan terletak pada ketelitiannya melakukan pemeriksaan dan melakukan konsultasi atau berkolaborasi dengan dokter. Pre eklampsia dapat berdampak sangat serius pada ibu dan janin, maka mempertahankan tingkat kecurigaan yang tinggi dan menghindari asumsi berlebihan bahwa temuan yang diperoleh menunjukkan kondisi yang normal, akan membantu menegakkan diagnosis yang tepat (Widya, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Kota Surakarta dari bulan Januari 2014 sampai September 2014 didapatkan jumlah ibu hamil yang berkunjung sejumlah 973 orang. Dari jumlah tersebut Ibu hamil normal sebanyak 818 orang dan jumlah ibu hamil patologi 155 orang. Ibu hamil patologi dengan pre eklampsia ringan sebanyak 40 (62 %) orang, Ibu hamil patologi dengan pre eklampsia berat sebanyak 35 (54,3 %) orang. Berdasarkan uraian di atas kejadian pre eklampsia masih cukup tinggi, sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul 3 “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta” B. Perumusan Masalah “Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta?” C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum Mampu melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta dengan manajemen 7 langkah Varney. 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu 1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta 2) Melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. 4 3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. 4) Melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. 5) Menyusun rencana tindakan pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. 6) Melakukan tindakan dari perencanaan yang sudah disusun pada ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. 7) Melakukan evaluasi setelah dilakukannya perencanaan Asuhan Kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. b) Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan dalam Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. c) Penulis mampu menentukan alternatif pemecahan masalah bila terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada Asuhan 5 kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Peneliti Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam penelitian khususnya di bidang pelayanan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat (PEB). 2. Bagi Profes Dapat memberikan bahan pertimbangan pada tenaga kesehatan lainnya dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat (PEB). 3. Bagi Institusi a. Bagi RSUD Untuk memberikan bahan pertimbangan bagi bidan dalam penyusunan kebijakan program pelayanan kebidanan khususnya tentang pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat (PEB). b. Bagi Pendidikan Dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di perpustakaan khususnya tentang asuhan kebidanan ibu hamil trimeter III dengan pre eklampsia berat (PEB). 6 E. Keaslian Studi Kasus 1. Utami (2013), dari STIkes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny,S G4 P3 A0 dengan Pre Eklampsia Berat di RSU Asalam Gemolong Sragen”. Asuhan yang diberikan yaitu memantau tekanan darah dan protein urine tiap 4 jam sekali, menganjurkan ibu untuk istirahat, diet makanan tinggi protein, cukup karbohidrat, cukup vitamin, rendah garam,tinggi protein dan rendah lemak. Menganjurkan ibu segera rawat inap dan tirah baring miring (kiri), terapi berikan MgSO 40% dalam 10 cc secara intravena, indexon 3A/iv, Amoxan 1 gr/8 jam, proxidan 1x 400, caster 1X1, promovit 1X 1, Metil dopa @250 3X1, Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari diperoleh hasil tekanan darah 140/90 mmHg, oedema (-), protein urin (+). 2. Hartiwi (2012), dari STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III NY.S Umur 25 Tahun G1 P0 A0 Umur Kehamilan 33+3 Minggu denganPre Eklampsia Berat di RSUD Karanganyar”. Asuhan yang diberikan yaitu memantau tekanan darah dan urin setiap 1 jam sekali, menganjurkan ibu untuk badrest total, memberi ibu terapi Nifedipin injeksi 10 mg 3X1, Dexa oinjeksi 1 gr 2X1, Amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, MgSO4 2 gr secara IV, pasang DC. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari protein urin (-), Tekanan darah 120/90 mmHg, oedema kaki (+). 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis 1. Kehamilan a. Definisi kehamilan Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2009). b. Klasifikasi kehamilan klasifikasi kehamilan Menurut Praworihardjo (2009), dibagi menjadi 3 yaitu : 1) Trimester I : Awal kehamilan sampai 12 minggu 2) Trimester II : Kehamilan 13 minggu sampai 27 minggu 3) Trimester III :Kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu c. Tanda-tanda kehamilan Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi dan psikologi pada masa kehamilan (Nugroho, 2014). 8 9 1) Tanda-tanda dugaan hamil Manuaba (2010), menyatakan bahwa tanda-tanda kehamilan adalah sebagai berikut : a) Amenorea (terlambat datang haid) Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan perhitungan rumus neagle, dapat ditentukan perkiraan persalinan. b) Mual dan muntah (emesis) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat mual dan muntah nafsu makan berkurang. c) Nyidam Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan yang demikian disebut nyidam. d) Payudara tegang Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menimbulkan penimbunan lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. e) Sering miksi Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi. 9 10 f) Konstipasi atau obstipasi Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan kesulitan buang air besar. g) Pigmentasi kulit Terjadi pigmentasi kulit di sekitar pipi, pada dinding perut dan disekitar payudara. 2) Tanda tidak pasti kehamilan Manuaba (2010), menyatakan bahwa tanda tidak pasti kehamilan adalah sebagai berikut : a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda hegar, tanda chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks, dan teraba ballottement c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagaian kemungkinan positif palsu. 3)Tanda pasti kehamilan Tanda pasti kehamilan menurut Manuaba (2010), tanda pasti kehamilan ditentukan melalui : a) Gerakan janin dalam rahim b) Terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian–bagian kecil janin. c) Denyut jantung janin didengar dengan stetoskop laenac, alat kardiotokografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi. 11 Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat kerangka janin, ultrasonografi. d. Tanda bahaya kehamilan Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda–tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Nugroho, 2014). Macam–macam tanda bahaya kehamilan, menurut Nugroho (2014), meliputi : 1) Sakit kepala yang hebat Sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Ibu akan menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. 2) Masalah penglihatan Perubahan visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak. Perubahan visual misalnya pandangan kabur atau berbayang dan ibu akan sakit kepala yang hebat dan mungkin merupakan suatu tanda pre eklampsia. 3) Bengkak pada muka dan tangan 12 Masalah serius jika pada muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklampsia. 4) Nyeri abdomen yang hebat Masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. 5) Gerakan janin berkurang Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan 10 minggu. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. 6) Perdarahan pervaginam Perdarahan dari vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadangkadang, tetapi tidak selalu disertai nyeri. Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta dan ruptur uteri. a) Solusio plasenta (ablatio placenta) Merupakan suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas sebelum janin keluar, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu (Astuti, 2012). b) Plasenta previa 13 Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada sekmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir (Marmi, 2011). e. Komplikasi Kehamilan Komplikasi kehamilan adalah keadaan patologis yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau janin (Nugroho, 2014). Menurut Depkes RI, jika tidak melakukan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi sebagai berikut : 1) Perdarahan Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu. 2) Pre eklampsia atau eklampsia Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, yang ditandai dengan oedema, terutama pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan terdapat proteinuria pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre eklampsia berat. 3) Kelainan letak( letak lintang atau letak sungsang). Letek lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim dengan kepala ada disamping kanan atau kiri dalam rahim ibu. 14 Sedangkan letak sungsang merupakan kelainan letak janin dalam rahim dengan kepala di atas dan bokong atau kaki dibawah. 4) Hidramnion Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Pada kehamilan normal jumlah air ketuban 0,5 – 1 liter. 5) Ketuban Pecah Dini Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. 2. Pre eklampsia a. Pengertian Pre eklampsia dalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau oedema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Sukarni dan Sudarti, 2014). b. Klasifikasi pre eklampsia Tingkatan pre eklampsia menurut Astuti (2012), dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Pre eklampsia ringan Mengalami kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2X pengukuran berjarak 1 jam, proteinuria (+). 15 2) Pre eklampsia berat Mengalami tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg, proteinuria (4+), oliguria, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. c. Etiologi Penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab pre eklampsia yaitu kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa. Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan, dapat terjadi perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus, timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma (Sukarni dan Sudarti 2014). Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan penyebab dari kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the disease theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain : 1) Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan adanya aktivitas sistem komponen pada pre eklampsia atau eklampsia. 2) Peran faktor genetik. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi pre eklampsia atau eklampsia pada anak-anak dari ibu yang menderita pre eklampsia atu eklampsia (Sukarni dan Sudarti 2014). d. Patofisiologi 16 Pada pre eklampsia pembuluh arteri menyempit menyebabkan pembuluh darah hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah. Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Gangguan fungsi organ terjadi pada organ – organ tubuh, pada otak akan dapat menyebabkan terjadinya oedema serebri dan selanjutnya terjadi peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang meningkat menyebabkan terjadinya gangguan aliran otak, nyeri dan kejang. Pada ginjal, akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan reabsorbsi natrium dan menyebabkan retensi cairan dan dapat menyebabkan terjadinya oedema. Glomerular Filtration Rate (GFR) pada ginjal mengalami penurunan dan tidak diimbangi dengan peningkatan reabsorbsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis menurun dan menyebabkan oligouria. Permealibilitas terhadap protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein. Pada gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya penumpukan ion H menyebabkan Hydrochloric Acid (HCL) meningkat sehingga dapat menyebabkan nyeri epigastrium. Selanjutnya akan terjadi akumulasi gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah. Pada ekstermitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan terbentuknya asam laktat dan sedikitnya Adenosin tri Posfat (ATP) yang diproduksi akan menimbulkan keadan cepat lelah dan lemah (Sukarni dan Sudarti 2014). 17 e. Gambaran klinis Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, penglihatan kabur, nyeri didaerah epigastrium dan mual atau muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul (Sukarni dan Sudarti 2014). f. Komplikasi Prawirohardjo (2012), menyatakan bahwa komplikasi pre eklampsia meliputi : 1) Pada ibu a) Perdarahan otak b) Disseminated intravascular coagulation (DIC) c) Perdarahan dihati d) Kejang e) Kematian 2) Pada janin a) Intrauterine fetal growth restriction (IUGR) b) Solusio plasenta c) Prematur d) Perdarahan intraventrikular 3. Pre eklampsia berat 18 a. Pengertian Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyanti, dkk, 2009). b. Tanda dan gejala 1) Tanda pre eklampsia berat menurut Prawirohardjo (2012), antara lain : a) Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring. b) Proteinuria lebih 5 gram selama 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif. c) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc selama 24 jam. d) Gangguan virus dan serebral, yaitu penurunan kesadaran, nyeri kepala dan pandangan kabur. e) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen. Gejala yang dialami ibu menurut Nugroho (2012), antara lain : 1) Nyeri kepala 19 2) Rasa panas di muka 3) Nyeri epigastrium 4) Mual muntah c. Uji diagnosa dasar Prawirohardjo (2012), menyatakan penegakan diagnosa pre eklampsia berat (PEB) dengan cara : 1) Dilakukan penimbangan berat badan Pada umumnya wanita hamil normal mengalami kenaikan berat badan 0,5 kg per minggu, jika lebih bisa dicurigai terjadinya pre eklampsia. 2) Pengukuran proteinuria pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat,proteinuria lebih 5 gram selama 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif. 3) Pengukuran tekanan darah pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat tekanan darah sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg. 4) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test (NST). Pemeriksaan USG adalah pemeriksaan janin menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang dipantulkan ketubuh untuk mengetahui gambaran rahim, fungsinya untuk mengetahui perkembangan kehamilan, Pemeriksaan Non Stress Test (NST) adalah cara pemeriksaan janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur 20 kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan janin. d. Penatalaksanaan Penatalaksaan pre eklampsia berat Menurut prawirohardjo (2012), meliputi : 1) Perawatan dan pengobatan pre eklampsia mencakup pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan cairan, pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan. 2) Observasi tentang tanda-tanda klinik seperti nyeri kepala, nyeri epigastrium, kenaikan cepat berat badan dan pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test (NST). 3) Lakukan manajemen perawatan pre eklampsia berat a) Sikap terhadap penyakit (1) Penderita pre eklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri). (2) Pemberian obat antikejang MgSO4 Syarat pemberian MgSO4 adalah frekuensi pernafasan >16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda distres napas. Diberikan 4 gram MgSO4 secara Intra muscular (40 % dalam 10 cc) per 6 jam. MgSO4 21 dihentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi dan 24 jam setelah kejang pertama. (3) Pemberian antihipertensi Nifedipin dosis 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam. b) Sikap terhadap kehamilan (1) Perawatan aktif (agresif) Indikasi perawatan aktif adalah bila didapatkan satu atau lebih keadaan di bawah ini : (a) Umur kehamilan > 37 minggu (b) Adanya tanda-tanda Impending Eclampsia (c) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif, yaitu keadaan klinik dan laboratorik memburuk. (d) Terjadi solusio plasenta (e) Adanya tanda-tanda fetal distress (f) Adanya tanda-tanda intra uterine growth restriction (IUGR) (g) Terjadi oligohidramnion (h) Adanya tanda-tanda “sindrom HELP” khususnya menurunnya trombosit dengan cepat. Cara mengakhiri kehamilan (terminasi kehamilan) dilakukan berdasar keadaan obstetrik pada waktu itu, apakah sudah inpartu atau belum. 22 (2) Perawatan konservatif Sujiyanti, dkk (2009), menyatakan perawatan konservatif meliputi : (a) Indikasi bila minggutanpa kehamilan disertai preterm tanda-tanda kurang 37 impending eclampsia dengan keadaan janin baik (b) Pemberian pengobatan medikamentosa pada pengelolaan secara aktif. (c) Selama perawatan konservatif observasi dan evaluasi sama seperti perawatan aktif, terminasi tidak dilakukan (d) Penderita dipulangkan bila penderita kembali ke tandatanda pre eklampsia ringan dan telah dirawat 3 hari. e. Komplikasi Komplikasi pre eklampsia menurut Prawirohardjo (2012), meliputi : 1) Pada ibu a) Perdarahan otak b) Disseminated intravascular coagulation (DIC) c) Perdarahan di hati d) Kejang e) Kematian 2) Pada janin a) Intrauterine fetal growth restriction (IUGR) b) Solusio plasenta 23 c) Prematur d) Perdarahan intraventrikular f. Prognosa Pasien pre eklampsia berat dinyatakan sembuh jika sudah kembali ke gejala atau tanda –tanda pre eklampsia ringan dan harus dirawat selama 3 hari, jika selama 3 hari belum sembuh maka harus dirawat kembali selama 1 – 2 minggu (Pudiastuti, 2011). B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkahlangkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis sehingga perlu suatu pendokumentasian (Astuti, 2012). 2. Proses Asuhan Manajemen Kebidanan a. Langkah pertama : Pengkajian Data Pengkajian atau pengumpulan data adalah pengumpulan data yang dilakukan pengkajian dan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien meliputi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik (Purwoastuti, dkk, 2014). 1) Data Subyektif 24 Biodata yang mencakup identitas pasien menurut Sulistyawati (2009), yang meliputi : a) Identitas pasien (1) Nama Klien Untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab. (2) Umur Untuk mengetahui masa reproduksi klien berisiko tinggi atau tidak, <16 tahun atau >35 tahun (3) Suku/Bangsa Untuk memberikan perawatan yang peka budaya kepada klien (4) Agama Untuk menuntunsuatu diskusi tentang pentingnya agama dalam kehidupan klien. (5) Pendidikan Membantu klinis memahamiklien sebagai individu dan memberi gambaran kemampuan baca tulis. (6) Pekerjaan 25 Untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur, dan lingkingan kerja yang dapat merusak janin. (7) Alamat Untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan. b) Keluhan utama adalah alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009). Keluhan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat meliputi nyeri epigastrium, gangguan penglihatan dan nyeri kepala (Prawirohardjo, 2012). c) Riwayat menstruasi Data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reprodksinya. Beberapa data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi menurut Muslihatun, dkk, (2009) ; Sulistyawati, (2009) dan Astuti, (2012) antara lain : (1) Menarche Usia pertama kali mengalami menstruasi, wanita Indonesia biasanya mengalami menarche sekitar umur 12 sampai 16 tahun. (2) Siklus 26 Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya, dalam hitungan hari biasanya sekitar 28 sampai 32 hari (3) Lamanya Lama haid yang normal adalah ± 7 hari. Apabila sudah mencapai 15 hari sudah abnormal dan kemungkinan adanya gangguan ataupun penyakit yang mempengaruhinya (4) Banyaknya Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluarkan (5) Teratur/tidak Untuk mengetahui apakah haidnya teratur sesuai dengan siklusnya (6) Sifat darah Untuk mengetahui warna dan jenis darah yang dikeluarkan saat haid (7) Dismenorhoe Untuk mengetahui apakah ibu pernah mengalami nyeri hebat pada perut bagian bawah sampai mengganggu aktifitas saat haid. 27 d) Riwayat hamil sekarang Riwayat hamil sekarang menurut Muslihatun, dkk, (2009) ; Sulistyawati, (2009) ; Astuti, (2012) dan Purwoastuti, dkk, (2014) meliputi : (1) HPHT Tanggal hari pertama haid terakhir pasien untuk memperkirakan kapan kira-kira bayi akan dilahirkan (2) HPL Untuk mengetahui hari perkiraan lahirnya bayi, biasanya ditmbah 7 pada tanggal di kurangi 3 pada bulan dan ditambah 1 pada tahun. (3) Gerakan janin Pemeriksaan gerakan janin bisa dilakukan dengan cara dilihat, dirasakan atau diraba. Untuk mengetahui kesejahteraan janin. (4) Vitamin atau jamu yang dikonsumsi Untuk mengetahui vitamin apa saja yang pernah dikonsusmsi ibu selama kehamilan ini. (5) Keluhan-keluhan Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu selama kehamilan ini. (6) ANC 28 Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan kehamilannya. (7) Penyuluhan yang pernah didapat Untuk mengetahui pengetahuan apa saja kira-kira yang telah didapat pasien dan berguna bagi kehamilannya. (8) Imunisasi TT Untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I atau Trimester II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval minimal 4 minggu. e) Riwayat penyakit Riwayat penyakit menurut (Muslihatun, dkk 2009 dan Astuti, 2012) meliputi : (1) Riwayat penyakit sekarang Untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya (2) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu mengalami penyakit jantung, ginjal, asma atau TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsi dan lain-lain. (3) Riwayat penyakit keluarga Tanyakan pada pasien apakah dalam keluarganya ada penyakit menular, jika ada anjurkan pasien untuk menghindari langsung ataupun secara tidak langsung 29 bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan janinnya. Dan tanyakan apa ada riwayat penyakit menular, hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah sijanin berkemungkinan akan menderita penyakit tersebut atau tidak. (4) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai riwayat keturunan kembar atau tidak. (5) Riwayat operasi Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah melakukan operasi atau belum. f) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan keberapa, umur ibu saat perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun, dkk, 2009). g) Riwayat keluarga brencana Untuk mengetahui jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat pemasangan dan berhenti, serta keluhan atau alasan berhenti (Muslihatun, dkk, 2009). h) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu 30 Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu (Astuti, 2012). i) Pola kebiasaan sehari-hari Pola kebiasaan sehari-hari menurut Astuti (2012), pola kebiasaan sehari-hari meliputi : (1) Nutrisi Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya jenis makanan dan makanan pantangan. Pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat, rendah lemak dan rendah garam ( Prawirohardjo, 2012). (2) Eliminasi Menggambarkan pada fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsitensi dan bau, serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, bau dan masalah. (3) Aktivitas Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan ibu saat sebelum hamil maupun selama hamil. (4) Istirahat/tidur 31 Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien dan berapa jam pasien tidur. (5) Seksualitas Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua, karena akan merangsang kontraksi. (6) Personal hygiene Dikaji untuk mengetahui apakah ibu menjaga kebersihan tubuh dan gigi. (7) Psikososial budaya Pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan dan kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga dirumah, respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga, pengambil keputusan, tempat melahirkan dan penolong persalinan. Pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat (PEB) biasanyaibu marasa cemas ( Pudiastuti, 2012). (8) Penggunaan obat-obatan atau rokok Hal ini perlu ditanyakan karena secara langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin,dan menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah 32 bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan dan perkembangan mental. 2) Data obyektif Untuk melengkapi data kita dalam menegakan diagnosis, maka kita harus melakukan pengkajian data obyektif melalui pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2009). a) Pemeriksaan umum Astuti (2012), menyatakan bahwa pemeriksaan umum meliputi : (1) Keadaan umum Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien. (2) Kesadaran Ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan. (3) Tanda-tanda vital (a) Tekanan darah Untuk mengetahui hipertensi, tekanan darah normal, sistolik antara 110sampai 140 mmHg dan diastolik antara 70 sampai 90 mmHg. Pada pre eklamsia berat tekanan darah ≥ 160/110 mmHg. (b) Nadi 33 Untuk mengetahui nadi paien yang dihitung dalam hitungan menit, frekuensi nadi normal 60-100 X/menit. (c) Respirasi Frekuensi pernafasan normal 16-24x/menit. (d) Suhu Dalam keadaan normal suhu badan berkisar 36,5ºCsampai 37,5ºC (4) Tinggi badan Pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan untuk mengethui ukuran panggul ibu tinggi badan ibu hamil normalnya ≥ 145 cm. (5) Berat badan Kenaikan berat badan selama hamil yang mendadak dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil normalnya ± 11 kg. (6) Lingkar lengan atas (LILA) Untuk mendapatkan gambaran status gizi klien, LILA normal 23,5 cm. b) Pemeriksaan sistematis Pemeriksaan sistematis menurut Muslihatun, dkk (2009) dan Astuti, (2012) meliputi : 34 (1) Kepala (a) Rambut Meliputi pemeriksaan kebersihan rambut, warna dan mudah rontok atau tidak. (b) Muka Meliputi pemeriksaan simetris, oedema dan cloasma gravidarum. Pada kasus pre eklampsia berat biasanya terdapat oedema (Prawirohardjo, 2012). (c) Mata Untuk mengetahui cojungtiva, sclera dan ada tidaknya oedema pada mata. (d) Hidung Untuk mengetahui adanya secret dan benjolan pada hidung. (e) Telinga Untuk mengetahui kesimetrisan kanan dan kiri, tanda infeksi dan serumen. (f) Mulut Untuk mengetahui adanya stomatitis, keadaan bibir, karies pada gigi dan lidah kotor atau bersih. (2) Leher 35 Untuk mengetahui pemeriksaan kelenjar limfe, pembesaran kelenjar tyroid, dan tumor. (3) Dada dan axilla (a) Mammae Untuk mengetahui bentuk, areola, hiperpigmentasi, keadaan puting susu, dan kolostrum atau cairan lain. (b) Axilla Untuk mengetahui pembesaran kelenjar limfe ketiak, dan nyeri tekan. (4) Ekstremitas Untuk mengetahui oedema pada tangan dan kaki, pucat pada kuku jari, varises dan reflek patella. Pada kasus pre eklampsia berat biasanya terdapat oedema pada ekstermitas (Prawirohardjo, 2012). c) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis) (1) Abdomen Muslihatun, dkk (2009), menyatakan pemeriksaan Abdomen meliputi : (a) Inspeksi Untuk mengetahui adanya bekas luka hiperpigmentasi (linea nigra, strie gravidarum). (b) Palpasi dan 36 Untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan penurunan kepala janin. (i) Leopold I Untuk mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang ada di fundus. (ii) Leopold II Untuk menentukan letak janin, apaka melintang atau memanjang, serta menentukan bagian janin yang ada di sebelah kanan dan kiri uterus. (iii) Leopold III Untuk menentukan bagian terendah janin dan menentukan apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum. (iv) Leopold IV Untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi ke pintu atas panggul (PAP). (c) Auskultasi Untuk mengetahui letak detak jantung janin (DJJ), lamanya dalam hitungan menit dan teratur atau tidak. (d) Perkusi 37 Perkusi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap daerah permukaan tubuh. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan didaerah patella (Hidayat, 2008). Pada kasus pre eklampsia berat dilakukan pemeriksaan fisik reflek patella kanan dan kiri negatif (Prawirohardjo, 2012). (2) Pemeriksaan panggul Untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan penyulit persalinan (Astuti, 2012). Astuti (2012), menyatakan pemeriksaan panggul meliputi: (a) Distansia spinarum Yaitu jarak antara spina iliaka anteroir superior kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23 cm - 26 cm. (b) Distansia kristarum Yaitu jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26 cm – 29 cm. (c) Konjugata eksterna (boudeloqe) 38 Yaitu jarak antara tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran normal sekitar 18 cm -20 cm. (d) Lingkar panggul Yaitu dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi ke belakang melalui pertengahan SIAS ke ruas limbal v dan kembali lagi ke simfisis melalui pertengahan spina iliaka anterior superior (SIAS) berakhir di tepi atas simfisis. Ukuran normal sekitar 80 cm – 90 cm. (3) Anogenital Untuk mengetahi pervaginam, luka, keadaan varices, kelenjar pengeluaran bartolini, nyeri tekan,hemoroid dan kelainan lain (Muslihatun, dkk, 2009). d) Pemeriksaan penunjang (1) Pemeriksaan laboratorium Pada ibu hamil meliputi pemeriksaan urin untuk mengetahui kadar protein dan glukosanya, pemeriksaan darah untuk mengetahui golongan darah dan hemoglobin (Hb) (Astuti, 2012). Adapun klasifikasi uji proteinuria Negative (-) :Tidak ada keruhan sedikitpun 39 Positive + atau 1+ :Ada keluhan ringan tanpa butirbutir kadar protein kira-kira (0,01- 0,05%) Positive ++ atau 2+ :Kekeruhan mudah dilihat dan nampak butir-butir dalam kekeruhan itu.(0,05 – 0,025 %) Positive +++ atau 3+ :Urine jelas keruh dan kekeruhan itu berkeping-keping (0,2–0,5 %) Positive ++++ atau 4+ :Urine sangat keruh dan kekeruhan itu memadat atau menggumpal (lebih dari 0,05 %). Pada kasus Pre eklampsia didapatkan hasil protein urin 4+ (Prawirohardjo, 2012). 40 b. Langkah kedua : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosis, kebutuhan dan masalah klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data yang telah dikumpulkan. 1) Diagnosa kebidanan, dalam bagian ini yang disimpulkan oleh bidan antara lain paritas (riwayat reproduksi wanita yang berkaitan dengan kehamilannya), usia kehamilan dalam minggu keadaan janin normal atau tidak normal. Diagnosa yang ditegakkan pada pasien pre eklampsia berat (PEB) adalah NY X G….P….A…. umur….tahun hamil….minggu, janin tunggal atau ganda, hidup atau mati, intrauterine atau ekstrauterine, letak memanjang atau melintang, punggung kanan atau kiri, persentasi kepala atau bokong dengan pre eklamsia berat (PEB). Data subyektif adalah data yang berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien (Muslihatun, 2009). Pada kasus pre eklampsia di dapatkan data subyektif nyeri epigastrium, gangguan penglihatan dan nyeri kepala (Prawirohardjo, 2012). Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien (Muslihatun, 2009). Pada kasus pre eklampsia berat didapatkan hasil data obyektif tekanan darah ≥ 160/110 mmHg, proteinurin 4+ dan oedema (Prawirohardjo, 2012). 41 2) Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis. Pada pasien pre eklampsia berat mengalami masalah cemas( Pudiastuti, 2012). 3) Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Purwoastuti, dkk,2014). Pada pasien dengan pre eklampsia berat membutuhkan dukungan emosional dan psikologi dari suami maupun keluarga ( Pudiastuti, 2012). c. Langkah ketiga : Diagnosa Potensial. Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siapmencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman (Soepardan, 2007). Diagnosa potensial yang mungkin terjadi pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat adalah eklampsia (Prawirohardjo, 2012). 42 d. Langkah keempat : Melakukan Antisipasi Segera Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara menunggu intruksi dokter (Hidayat, dkk, 2009). Antisipasi masalah pertama yang dilakukan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat adalah memantau tekanan darah dan protein urin, kolaborasi dengan dr. SpOG, melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang lebih tinggi. e. Langkah kelima : Merencanakan rencana yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi atau data dasar yangtidak lengkap dapat dilengkapi (Purwoastuti,dkk, 2014). Rencana asuhan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat menurut Prawirohardjo (2012), antara lain : 1) Penderita pre eklampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring kesatu sisi (kiri). 2) Beri obat anti kejang MgSO4 3) Beri pengobatan Hipertensi 4) Pemeriksaan Proteinuria 43 5) Pengukuran tekanan darah f. Langkah ke enam : Melaksanakan Perencanaan Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain (Purwoastuti,dkk, 2014). pelaksanaan rencana asuhan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat menurut Prawirohardjo (2012), antara lain : 1) Memberi tahu keluarga bahwa ibu harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring kesatu sisi (kiri). 2) Memberi obat anti kejang MgSO4 3) Memberi anti hipertensi 4) Memeriksa proteinuria 5) Mengukur tekanan darah g. Langakah 7 : Evaluasi Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana 44 tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif (Purwoastuti,dkk, 2014). evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat menurut Prawiroharjo (2012), antara lain : 1) Proteinuria <4+ 2) Tekanan darah ibu ≤140/90 mmHg 3) Ibu sudah boleh pulang karena sudah mencapai tanda-tanda pre eklampsia ringan. 3. Data Perkembangan Didalam pemberian asuhan digunakan tujuh langkah manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian yang bersifat sederhana, jelas, logis dan singkat. Menurut Muslihatun, dkk (2009), sistem pendokumentasian asuhan kebidanann dengan menggunakaan SOAP yaitu : a. S (Subyektif) Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. 45 b. O (Objektif) Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan aboratorium atau pemeriksaan diagnosa lain. c. A (Assesment) Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan objektif suatu identifikasi. d. P (Planning) Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII Varney. C. Landasan Hukum Berdasarkan PERMENKES RI No 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat 1dimana pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. Berdasarkan PERMENKES RI No 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 13 ayat 1 b asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan dibawah supervisi dokter. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Studi Kasus Jenis studi yang digunakan adalah metode observasional deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu prosedur berencana yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney dari pengkajian sampai dengan evaluasi dan data perkembangannya menggunakan SOAP. Laporan studi kasus ini pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta. B. Lokasi Studi Kasus Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus dilakukan di RSUD Kota Surakarta. 46 747 C. Subjek Studi Kasus Dalam penulisan laporan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai responden untuk pengambilan studi kasus (Notoatmodjo, 2010). Subyek yang akan digunakan adalah Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB). D. Waktu Studi kasus Waktu studi kasus adalah kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi pendahuluan dilakukan bulan Oktober 2014 dan penelitian studi kasus dilaksanakan pada tanggal 13-15 Mei 2015 E. Instrumen Studi Kasus Merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini penulis menggunakan instrumen berupa format asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada ibu hamil untuk pengumpulan data dan data perkembangan menggunakan SOAP. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Data primer Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari sumbernya (Siswanto, 2012). 47 48 Data Primer meliputi a. Pemeriksaan fisik Hidayat (2008), menyatakan bahwa pemeriksaan fisik meliputi : 1) Inspeksi Merupakan proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus pre eklampsia berat inspeksi digunakan untuk mengetahui adanya bekas luka dan hiperpigmentasi (linea nigra dan strie gravidarum) (Muslihatun, dkk, 2009). Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan sistematis dari kepala sampai kaki. 2) Palpasi Untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat palpasi dilakukan dalam pemeriksaan (a) Leopold I Untuk mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian janin yang ada di fundus. Pada kasus ini didapatkan TFU 3 jari di bawah PX, 32 cm teraba bulat, besar, lunak, tidak melenting (bokong). (b) Leopold II Untuk menentukan letak janin, apaka melintang atau memanjang, serta menentukan bagian janin yang ada di 49 sebelah kan dan kiri uterus. Dalam kasus ini bagian kiri teraba panjang, keras seperti papan (punggung), bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas). (c) Leopold III Untuk menentukan bagian terendah janin dan menentukan apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum. Dalam kasus ini bagian terbawah janin teraba bulat, keras, kecil, tidak melenting (kepala), sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) (d) Leopold IV Untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi ke pintu atas panggul (PAP).bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul 4/5 bagian. 3) Auskultasi Pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui stetoskop, linec dan dopler. Pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat dilakukan untuk mengetahui letak detak jantung janin (DJJ) (Muslihatun, dkk, 2009). Dalam kasus ini dilakukan pemeriksaan detak jantung janin (DJJ) 142 x/menit 4) Perkusi 50 Perkusi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap daerah permukaan tubuh. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan didaerah patella (Hidayat, 2008). Pada kasus pre eklampsia berat dilakukan pemeriksaan fisik reflek patella kanan dan kiri negatif (Prawirohardjo, 2012). b. Wawancara Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil secara langsung (Hidayat, 2009). Pada kasus pre eklampsia berat (PEB) penulis melakukan wawancara secara lisan dengan responden. Dalam wawancara ini ditujukan pada ibu hamil terutama pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat (PEB). Pada kasus ini dilakukan wawancara kepada Ny. A. c. Observasi Merupakan cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2009). Pada kasus pre eklampsia berat observasi yang dilakukan adalah keadaan umum, TTV, oedema dan pemeriksaan protein urin. 2. Data sekunder 51 Data yang diterbitkan atau dibuat oleh organisasi yang bukan pengolahnya (Siswanto, 2012). Data sekunder diperoleh dari : a. Studi Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi maupun tidak resmi. Diantaranya biografi dan catatan harian (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus kehamilan dengan pre eklampsia berat (PEB) diambil dari catatan rekam medik di RSUD Kota Surakarta. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan semua literatur atau bacaan yang digunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah, literatur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi (Notoatmodjo, 2010). Pada kasus pre eklampsia berat (PEB) penulis menggunakan bahan referensi dari tahun 2005 sampai 2015. G. Alat – alat yang dibutuhkan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain : 1. Alat dan bahan untuk wawancara meliputi : a. Format pengkajian ibu hamil b. Buku tulis 52 c. Bolpoin 2. Alat dan bahan untuk observasi meliputi : a. Spigmomanometer b. Stetoskop c. Termometer d. Timbangan berat badan e. Alat pengukur tinggi badan f. Pita pengukur lingkar lengan atas g. Linec h. Jam tangan dalam penunjuk detik i. Hammer j. Metlin k. Bedsaid monitor 3. Alat dan bahan untuk dokumentasi meliputi : a. Status atau catatan pasien b. Alat tulis H. Jadwal penelitian Jadwal penelitian merupakan rencana tentang jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Jadwal penelitian terlampir. 47 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tanggal :13 Mei 2015 pukul : 20.30 WIB Tempat : RSUD Kota Surakarta a. Identitas Pasien Identitas Suami Nama : Ny. A Nama : Tn. S Umur : 25 Tahun Umur : 28 Tahun Agama : Islam Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku Bangsa : Jawa /Indonesia Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat b. : Totosari Rt 001/004, pajang, laweyan, Surakarta Anamnesa (data subyektif) 2) Keluhan utama Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu mengeluh pusing, nyeri tulang dada dibagian bawah, bengkak pada kaki dan tangan serta sesek. 47 48 3) Riwayat menstruasi a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama saat usia 13 tahun b) Siklus : Ibu mengatakan jarak menstruasinya ± 28 hari c) Lama : Ibu mengatakan lama menstruasi ± 6 hari d) Banyaknya : Ibu mengatakan 2-3 kali ganti pembalut dalam sehari e) Teratur / tidak :Ibu mengatakan menstruasinya teratur f) : Ibu mengatakan darah menstruasinya Sifat darah encer, berwarna merah dan tidak ada gumpalan g) Dismenorhea : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada perut bagian bawah sampai mengganggu aktifitas 4) Riwayat Hamil Ini a) HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir pada tanggal 26 Agustus 2014 b) HPL : Ibu mengatakan tanggal 02 Juni 2015 c) Gerakan janin perkiraan lahir 49 Ibu mengatakan gerakan janin mulai dirasakan pada usia kehamilan 5 bulan dan gerakannya lebih dari 5 kali dalam sehari. d) Obat yang dikonsumsi Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan oleh bidan seperti tablet tambah darah dan vitamin tetapi belum teratur. e) Keluhan – keluhan pada Trimester I : Ibu mengatakan mual muntah pada pagi hari. Trimester II : Ibu mengatakan sering pusing Trimester III : Ibu mengatakan pusing, sering nyeri nyeri tulang dada dibagian bawah, dan kakinya bengkak f) ANC : Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 8 kali di puskesmas Trimester I : Saat usia kehamilan 5 dan 10 minggu Trimester II : Saat usia kehamilan 16, 20 dan 24+1 minggu Trimester III : Saat usia kehamilan 30, 35, 30 dan 36+5 minggu. g) Penyuluhan yang pernah didapat 50 Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil saat umur kehamilan 2 bulan, tablet Fe saat umur kehamiln 3 bulan dan tanda bahaya kehamilan saat usia kehamilan 5 bulan h) Imunisasi TT : Ibu mengatakan pernah mendapat imunisasi TT 3 kali i) TT 1 : Saat mau menikah (capeng) TT 2 : Saat hamil pertama TT 3 : Saat hamil 10 minggu Kekhawatiran khusus Ibu mengatakan merasa cemas terhadap kehamilannya karena mengeluh sering pusing, kaki dan tangannya bengkak sering nyeri tulang dada dibagian bawah dan sesek. 5) Riwayat penyakit a) Riwayat Penyakit Sekarang Ibu mengatakan sedang menderita penyakit batuk dan pilek. b) Riwayat penyakit sistemik (1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada dada bagian kiri dan dada tidak berdebar-debar. 51 (2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada pinggang dan tidak pernah sakit saat BAK. (3) Asma : Ibu mengatakan sebelum hamil tidak pernah sesak nafas tidak pernah sesak nafas. (4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu yang lama (lebih dari 2 minggu) sampai keluar darah dari mulutnya. (5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning pada mata, kuku dan kulit. (6) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar, haus dan tidak sering BAK pada malam hari (frekuensi lebih dari 5 kali). (7) Hipertensi : Ibu mengatakan ibu mengatakan sejak usia kehamilanyya 20 minggu hasil tekanan darahnya 140/90 mmHg (8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita kejang yang disertai keluar busa dari mulut. 52 (9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit lainnya seperti kanker, PMS dan HIV/AIDS. c) Riwayat Penyakit Keluarga (1) Penyakit menular Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis dan epilepsi. (2) Penyakit menurun Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM dan hipertensi serta tidak ada riwayat penyakit menular seperti TBC maupun hepatitis. d) Riwayat Keturunan Kembar Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar e) Riwayat Operasi. Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi apapun. 6) Riwayat Perkawinan Status perkawinan : Syah, kawin : 1 kali 53 Menikah umur :20 tahun dengan suami umur 23 tahun, lamanya 5 tahun,anak 1 orang. 7) Riwayat Keluarga Berencana Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama ±1,5 tahun alasan berhenti karena berat badannya selalu naik dan KB pil selama ±1 tahun alasan berhenti ingin memiliki anak lagi. 8) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu ANAK Tgl/thn Tempat Umur Jenis partus partus kehamilan partus No penolong jenis NIFAS BB PB Kea Kead laktasi sekarang d 1. 2012 Puskesmas Aterm spontan Bidan perem 32 puan 00 49 Baik lancar 2.Hamil sekarang 9) Pola kebiasaan sehari – hari a) Nutrisi (1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan makan 2 kali sehari porsi sedang,jenis nasi, sayur, lauk dan minum air putih dan teh. (2) Selama hamil anak : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang, jenis nasi, Hidup, 3,5 tahun 54 sayur, lauk pauk dan minum air putih, teh dan susu. b) Eliminasi (1) sebelum hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, warna kuning, konsistensi lunak. Dan BAK 5 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas. (2) Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, warna kuning kecoklatan, konsistensi lunak. Dan BAK 6-7 kali sehari, warna kuning jernih, bau khas. c) Aktifitas (1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri seperti memasak, mencuci dan menyapu. (2) Selama hamil : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dibantu oleh suami. d) Istirahat / tidur 55 (1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 8 jam (2) Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 8 jam e) Seksualitas (1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 1 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan (2) Selama hamil : Ibu mengatakan selama hamil jarang melakukan hubungan suami istri. f) Personal hygiene (1) Sebelum hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2-3 kali dalam seminggu dan ganti baju 2 kali dalam sehari. (2) Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2 kali dalam seminggu dan ganti baju 2 kali dalam sehari. g) Psikososial budaya 56 (1) Perasaan tentang kehamilan ini Ibu mengatakan merasa senang atas kehamilan ini (2) Kehamilan ini direncanakan atau tidak Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan (3) Jenis kelamin yang diharapkan Ibu mengatakan baik laki-laki maupun perempuan tidak masalah (4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilan ini terutama suami (5) Keluarga lain yang tinggal serumah Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami. (6) Pantangan makanan Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun (7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan Ibu mengatakan didalam keluarganya ada acara mitoni saat usia kehamilan 7 bulan h) Penggunaan obat – obatan / rokok Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan lain selain yang diberikan oleh bidan, ibu tidak pernah merokok dan suami merokok c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 57 1) Status generalis a) Keadaan Umum : Baik b) Kesadaran :Composmentis c) TTV TD : 190/110 mmhg S : 36,5o C N : 88 x/menit R : 28 x/menit d) TB : 157 cm e) BB sebelum hamil : 94 kg f) BB selama hamil : 119 kg g) LLA :35 cm 2) Pemeriksaan Sistemik a) Kepala (1) Rambut : Bersih, warna hitam, tidak mudah rontok, tidak berketombe. (2) Muka : Bersih, tidak oedema, tidak ada cloasmagravidarum (3) Mata a. Conjungtiva : Merah muda b. Sclera : Putih (4) Hidung : Bersih, simetris, tidak ada benjolan (5) Telinga : Bersih, simetris, tidak ada serumen (6) Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis 58 (7) Gigi : Tidak ada caries (8) Gusi : Tidak berdarah b) Leher (1) Kelenjer gondok : Tidak ada pembesaran kelenjer gondok (2) Tumor : Tidak ada benjolan (3) Pembesaran kelenjer limfe: Tidak ada pembesaran kelenjer limfe c) Dada dan Axilla (1) Mammae a. Membesar : Membesar normal b. Tumor : Tidak ada benjolan c. Simetris : Simetris kanan dan kiri d. Areola : Hiperpigmentasi e. Puting susu : Menonjol f. Kolostrum : Belum keluar (2) Axilla a. Benjolan : Tidak ada benjolan b. Nyeri : Tidak ada nyeri d) Ekstremitas (1) Varices : Tidak ada varices (2) Oedema : Ada oedema (3) Reflek patella : Tidak dilakukan 59 3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a) Abdomen (1) Inspeksi a. Pembesaran perut : Sesuai dengan umur kehamilan b. Bentuk perut : Memanjang c. Linea Alba / Nigra : Linea alba d. Strie Albican / Livide : Strie livide e. Kelainan : Tidak ada kelainan f. Pergerakan anak : Saat dilakukan pemeriksaan tidak ada pergerakan janin. (2) Palpasi (a) Kontraksi : Saat pemeriksaan tidak ada kontraksi (b) Leopold I : TFU: FU 3 jari bawah PX : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong) (c) Leopold II : Kanan : Teraba bagian-bagian janin (ekstermitas) Kiri : Teraba keras, memanjang, datar seperti (punggung) papan 60 (d) Leopold III :Teraba bulat, keras, melenting (kepala) (e) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian (f) TFU Mc Donald : 32 cm (g) TBJ : (32– 11) x 155 =3100 gram (3) Auskultasi DJJ :Puntum maximum : Di bawah pusat sebelah kiri Frekuensi : 142x/ menit Teratur / tidak : Teratur b) Pemeriksaan Panggul (1) Kesan Panggul : Gynecoid (2) Distantia Spinarum : Tidak dilakukan (3) Distantian Kristarum : Tidak dilakukan (4) Konjugata Eksterna (Boudeloque): Tidak dilakukan (5) Lingkar Panggul : Tidak dilakukan c) Anogenital (1) Vulva Vagina (a) Varices : Tidak ada varices (b) Luka : Tidak ada luka (c) Kemerahan : Tidak kemerahan (d) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan 61 (e) Kelenjer Bartolini : Tidak ada pebesaran kelenjar bartolini (f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada (2) Perinium (a) Bekas Luka : Tidak ada (b) Lain – lain : Tidak ada (3) Anus (a) Haemorhoid : Tidak ada (b) Lain – lain : Tidak ada 4) Pemeriksaan penunjang 2. a) Pemeriksaan laboratorium : Protein urin (+++) b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan Interpretasi Data Tanggal :13 Mei 2015 a. Pukul : 20.50 WIB Diagnosa Kebidanan Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB). Data Dasar 1) Ibu mengatakan umurnya 20 tahun 2) Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 26 Agustus 2014 62 3) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua 4) Ibu mengatakan belum pernah keguguran 5) Ibu mengatakan pusing, kakinya bengkak, sesek dan nyeri tulang dada dibagian bawah. Data Obyektif 1) Keadaan umum : Baik 2) Kesadaran : Composmentis 3) TTV 4) Leopold I TD : 190/110 mmHg S : 36,50C N : 88 x/menit R : 28x/menit : TFU FU : 3 jari bawah PX : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong) Leopold II : Kanan : Teraba bagian - bagian terkecil janin (ekstermitas) Kiri : Teraba memanjang, bulat, datar keras, seperti papan (punggung) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian 63 5) DJJ : 136 x/menit 6) TFU MC Donald : 32 CM 7) TBJ : (32-11) X 155 : 3100 gram 8) Pemeriksaan laboratorium : Protein urin (+++) 9) Ekstermitas atas : Terpasang infus RL bagian tangan kiri dan terdapat pembengkakan pada kedua tangan 10) Ekstermitas bawah b. : Ada pembengkakan Masalah Ibu mengatakan cemas terhadap kehamilannya karena tekanan darah yang semakin meningkat dan semakin sesak nafas. c. Kebutuhan 1) Beri support mental terhadap ibu 2) Beri konseling tentang pre eklampsia 3. Diagnosa Potensial Eklampsia 4. Tindakan Segera a. Memantau tekanan darah b. Memantau protein urine c. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi 1) Memasang infus RL 20 Tpm 2) Injeksi MgSO4 secara IM 3) Injeksi cefotaxim 1 gr 64 4) Obat oral nifedipin 3X 1 hari @10 mg 5) Methyldopa 3X1 hari @250mg 6) Beri O2 3 liter/menit 7) Pasang DC 5. Rencana Tindakan Tanggal : 13 Mei 2015 Pukul : 20.55WIB a. Beri tahu ibu hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilannya b. Beri ibu KIE tentang pre eklampsia c. Anjurkan ibu untuk rawat inap dan tirah baring miring kiri d. Anjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. e. Pantau tekanan darah 4 jam sekali dan protein urine 24 jam sekali f. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup g. Beri terapi : 1) Pasang infus RL 20 tpm 2) Injeksi MgSO4 8 mg secara IM 3) Injeksi cefotaxim 1 gr 4) Obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg 5) Methyldopa 3X1 hari @250 mg 6) Pasang O2 3 liter/menit 7) Pasang Dc 6. Pelaksanaan Tanggal :13 Mei 2015 Pukul : 21.00WIB 65 a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini bahwa hasil pemeriksaan laboratorium protein urine yaitu (+++) yang artinya ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan. b. Memberi ibu KIE tentang pre eklampsia 1) Pre eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria, oedema, yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan 2) Kkasifikasi pre eklampsia ada dua yaitu pre eklampsia ringan yang ditandai dengan tekanan darah >140/100 mmHg, proteinurine (+) dan pre eklampsia berat tekanan darah >160/110 mmHg dan proteinurine (++++) 3) Tanda gejala pre eklampsia tanda-tanda pre eklampsia adalah pertambahan berat badan yang berlebihan, oedema, hipertensi dan proteinurine. c. Menganjurkan ibu untuk rawat inap dan tirah baring miring kiri d. Menganjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. e. Memantau tekanan darah 4 jam sekali dan protein urine 24 jam sekali f. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup g. Memberi ibu terapi: 1) Pasang infus RL 20 tpm 2) Injeksi MgSO4 8 gr secara IM 3) Injeksi cefotaxim 1 gr secara IV 66 4) Obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg 5) Metil dopa 3X1 hari @250 mg 6) Pasang O2 3 liter/menit 7) Pasang DC 7. Evaluasi Tanggal : 13 Mei 2015 a. pukul :21.20 WIB Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya yaitu ibu mengalami pre eklampsia berat (PEB) dan janin dalam keadaan baik. b. Ibu sudah tahu dan paham tentang pre eklampsia c. Ibu bersedia rawat inap dan tirah baring miring kiri d. Ibu bersedia untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. e. Tekanan darah dan protein urine dipantau f. Ibu bersedia istirahat yang cukup g. Ibu sudah diberi terapi : 1) Infus RL sudah terpasang pada tangan kiri dengan dosis 20 Tpm 2) MgSO4 sudah dimasukan secara IM dengan dosis 8 mg 3) Cefotaxim sudah diberikan secara IV dengan dosis 1 gr 4) Nifedipin sudah diberikan per oral dosisnya @10 mg 5) Metil dopa sudah diberikan per oral dosisnya @ 250 mg 6) O2 sudah terpasang 3 liter/menit 67 DATA PERKEMBANGAN I Tanggal 14 Mei 2015 Pukul 07.20 WIB Subyektif 1. Ibu mengatakan pusingnya sudah sedikit berkurang 2. Ibu mengatakan sudah lebih banyak istirahat 3. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan 68 4. Ibu mengatakan masih merasa cemas Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 150/90 mmHg d. Suhu : 36,30C e. Nadi : 82 x/menit f. Respirasi : 22 x/menit g. Palpasi Leopold I : TFU FU :3 jari bawah PX : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong) Leopold II : Kanan : Teraba bagian - bagian terkecil janin (ekstermitas) Kiri :Teraba bulat, keras, memanjang, datar seperti papan (punggung) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian h. DJJ : 136 x/menit i. Pemeriksaan laboratorium : Protein urin (+++) (tanggal 13 Mei 2015) 69 j. Ekstermitas atas : Terpasang infus RL pada tangan kiri dan terdapat pembengkakan pada kedua tangan k. Ekstermitas bawah : Ada pembengkakan pada kedua kaki Assessment Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB). Plening Tanggal 14 Mei 2015 Pukul :07.25 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya. 2. Menganjurkan ibu untuk tirah baring miring salah satu sisi (miring kiri) 3. Menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi makanan yang bergizi 4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 5. Memberi terapi pada pukul : 07.20 WIB a. Injeksi MgSO4 4 mg secara IM b. Injeksi cefotaxim 1 gr secaara IV c. Oral nifedipin 3X1 hari @10 mg d. Metil dopa 3X1 hari @250 mg Evaluasi 70 Tanggal 14 Mei 2015 Pukul :07.30 WIB 1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan 2. Ibu bersedia tirah baring miring salah satu sisi (miring kiri) 3. Ibu bersedia untuk terus mengkonsumsi makanan yang bergizi 4. Ibu bersedia istirahat cukup 4. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan DATA PERKEMBANGAN II Tanggal :14 Mei 2015 Pukul 15.00 WIB Subyektif 1. Ibu mengatakan masih pusing 2. Ibu mengatakan merasa masih sesek nafas 3. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi 4. Ibu mengatakan sudah minum obat sesuai anjuran 71 5. Ibu mengatakan sudah istirahat yang cukup Obyektif 1. Pemeriksaan umum a. Keadaan umum : Baik b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 180/120 mmHg d. Suhu : 36,20C e. Nadi : 96 x/menit f. Respirasi : 28 x/menit g. Ekstermitas atas : Terpasang infus RL pada tangan kiri dan ada pembengkakan pada kedua tangan h. Ekstermitas bawah 2. : Ada pembengkakan pada kedua tanagn Status Obstetri a. Palpasi 1) Leopold I : TFU : 3 jari dibawah PX FU : Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong) 2) Leopold II :Kanan: Teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstermitas) Kiri :Teraba keras, memanjang, datar seperti papan (punggung) 72 3) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala) 4) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian 5) TFU Mc. Donald : 32 cm 6) TBJ : ( 32-11) X 155= 3100 gram b. Auskultasi DJJ : Puntum Maximum : Dibawah pusat sebelah kiri Frekuensi : 146 x/menit Teratur/tidak teratur : Teratur Assesment Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB). Plening Tanggal 14 Mei 2015 Pukul 15.10 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa keadaanya sudah semakin membaik 2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yaang bergizi 3. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup 3. Memberi ibu terapi pada pukul : 15.00 WIB a. Injeksi MgSO4 4 mg secara IM 73 b. Injeksi Cefotaxime 1 gr IV c. Nifedipin 3 X 1 hari @10 mg d. Metil dopa 3 X 1 hari @250 mg Evaluasi Tanggal 14 Mei 2015 Pukul 15.15 WIB 1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan kehamilannya 2. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi 3. Ibu bersedia istirahat cukup 4. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang dianjurkan DATA PERKEMBANGAN III Tanggal :15 Mei 2015 Pukul : 07.15 WIB Subyek 1. Ibu mengatakan masih pusing 2. Ibu mengatakan masih nyeri ulu hati dan masih merasa sesek. 3. Ibu mengatakan sudah banyak makan makanan yang bergizi 4. Ibu mengatakan selalu minum obat sesuai anjuran 74 Obyektif 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum : cukup b. Kesadaran : Composmentis c. Tekanan darah : 178/132 mmHg d. Suhu : 36,70C e. Nadi : 112 x/menit f. Respirasi : 28/menit g. Ekstermitas atas :Terpasang infus RL pada tangan kiri dan ada pembengkakan pada kedua tangan h. Ekstermitas bawah: Ada pembengkakan pada kedua kaki 2. Status Obstetri a. Palpasi 1) Leopold I : TFU : 3 jari dibawah PX FU :Teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong) 2) Leopold II: Kanan : Teraba bagian-bagian terkecil janin (ekstermitas) Kiri : Teraba keras, memanjang, datar seperti papan (punggung) 3) Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala) 4) Leopold IV :Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian 75 b. 5) TBJ : TFU Mc. Donald :32 cm 6) TBJ : (32-11) x 155= 3100 gram Auskultasi DJJ : Puntum Maximum c. : Dibawah pusat sebelah kiri Frekuensi : 144 x/menit Teratur /tidak teratur : Teratur Pemeriksaan Laboratorium Protein urine : +++ (Tanggal 13 Mei 2015) Assesment Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB). Plening Tanggal :15 Mei 2015 1. Pukul : 07.25 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisinya saat ini bahwa keadaannya semakin memburuk namum keadaan janinnya dalam keadaan baik. 2. Lapor dokter SpOG pukul 22.00 WIB tanggal 14 Mei 2015 advis dokter SpOG akan dilakukan SC tanggal 15 Mei 2015 pukul 08.00 WIB 76 3. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan operasi SC karena kondisinya semakin menurun dan rencana SC besuk tanggal 15 Mei 2015 pukul 08.00 WIB 4. Menganjurkan ibu untuk puasa mulai nanti malam pukul 00.30 WIB 5. Memberitahu ibu untuk tidak terlalu cemas dengan keadaanya supaya tekanan darahnya tidak semakin naik. Evaluasi Tanggal :15 Mei 2015 Pukul : 07.30 WIB 1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan 2. Ibu bersedia untuk dilakukan SC karena kondisinya yang semakin memburuk 3. Ibu sudah puasa sejak pukul 00.30 WIB tadi malam 4. Ibu bersedia untuk tidak mencemaskan keadaanya saat ini B. PEMBAHASAN Pembahasan merupakan bagian dari Karya Tulis yang akan membahas kesenjangan antara teori yang didapat dengan praktek langsung dilapangan selama melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny. A dengan pre eklampsia berat (PEB). Kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan juga memerlukan pemecahan masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh bidan dalam menangani masalah kebidanan, sehingga dapat di uraikan pembahasan 77 dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pengkajian atau pengumpulan data adalah pengumpulan data yang dilakukan pengkajian dan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien meliputi riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik (Purwoastuti, dkk, 2014). Menurut Astuti (2012), pada pasien dengan pre eklampsia berat mengalami tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg, proteinuria (4+), oliguria, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium. Pada kasus ini pengkajian data diperoleh ibu hamil Ny. A seorang multigravida pada umur kehamilan 37 minggu (Trimester III) dengan pre eklampsia berat (PEB). Yaitu ibu mengatakan pusing, nyeri tulang dada dibagian bawah, bengkak pada kaki dan tangan dan sesek, tekanan darah 190/100 mmHg, oedema pada kaki dan tangan, hasil laboratorium protein urine (+++). Dalam pemgkajian ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada teori pasien pre eklampsia berat pemeriksaan laboratorium protein urine ++++, sedangkan pada kasus hasilnya +++. 2. Interpretasi Data Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan yang meliputi data subyektif dan obyektif, masalah pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat yaitu cemas (Pudiastuti, 2012). Kebutuhan yang diberikan Pada 78 pasien dengan pre eklampsia berat adalah dukungan emosional dan psikologi dari suami maupun keluarga ( Pudiastuti, 2012). Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB). Masalah yang didapatkan pada ibu hamil Ny A dengan pre eklampsia berat (PEB) yaitu cemas dan Kebutuhannya adalah memberikan informasi tentang keadaannya, memberi dukungan emosional dan psikologi untuk ibu maupun keluarga. Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 3. Diagnosa Potensial Menurut Pudiastuti (2012), pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah eklampsia. Pada kenyataannya kasus pada Ny. A dengan kehamilan disertai pre eklampsia berat, tidak terjadi diagnosa potensial. Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 4. Tindakan Segera 79 Menurut prawirohardjo (2012) tindakan segera yang harus dilakukan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat yaitu memantau tekanan darah, protein urine, kolaborasi dengan dr SpOG dalam pemberian terapi Rumah Sakit yang lebih tinggi. Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu memantau tekanan darah dan protein urine, kolaborasi dengan dr. SpOG dalam pemberian infus RL 20 tpm, obat antikejang MgSO4 8 g secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr secara IV, obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg, metildopa 3X 1 hari @250 mg, pasang DC dan pasan O2 3 liter/menit. Dalam langkah ini ditemukan kesenjangan yaitu memantau tekanan protein urin hanya dilakukan pemeriksaan protein urine sekali saat perama kali masuk. 5. Perencanaan Perencanaan dibuat berdasarkan diagnosa, masalah dan kebutuhan yang muncul, Menurut Prawirohardjo (2012), asuhan kebidanan yang direncanakan pada pasien dengan pre eklampsia berat yaitu penderita pre eklampsia berat harus segera rawat inap dan tirah baring kesalah satu sisi (miring kiri), memberikan obat antikejang MgSO4, memberi pengobatan hipertensi, pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan tekanan darah. Pada kasus ini perencanaan yang diberikan yaitu beri tahu ibu hasil pemeriksaannya, anjurkan ibu untuk rawat inap, tirah baring miring kiri, beri O2 3 liter / menit, beri KIE tentang pre eklampsia, anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah 80 lemak, pantau protein urine 24 jam sekali dan tekanan darah setiap 4 jam, anjurkan untuk banyak istirahat dan beri terapi : pasang infus Rl 20 tpm, injeksi MgSO4 8 gr secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr IV, obat oral Nifedipin 3X1 @10 mg, metil dopa 3X1 @250 mg dan pasang DC. Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. 6. Pelaksanaan Pelaksanan dilaksanakan sesuia dengan perencanaan yang telah disusun oleh penulis. Menurut prawirohardjo (2012), pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat tindakan yang harus dilakukan yaitu pasien harus segera masuk rumah sakit untuk segera rawat inap, memberikan obat anti kejang yaitu MgSO4, memberi pengobatan hipertensi, pemeriksaan protein urine dan tekanan darah. Pada kasus ini asuhan yang diberikan yaitu memberi informasi tentang pemeriksaan kehamilannya, menganjurkan ibu untuk rawat inap, menganjurkan ibu tirah baring miring kiri, memberi KIE tentang pre eklampsia, menganjurkan diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, memantau protein urine dan tekanan darah, menganjurkan untuk banyak istirahat dan memberi terapi : pasang infus Rl 20 tpm, injeksi MgSO4 8 gr boka boki IM, injeksi cefotaxim 1 gr IV, obat oral Nifedipin 3X1 @10 mg, metil dopa 3X1 @250 mg dan pasang DC. Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 7. Evaluasi 81 Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif (Purwoastuti,dkk, 2014). Dalam teori Prawirohardjo (2012), evaluasi pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat adalah tekanan darah <140/90 mmHg, protein urine <4+, ibu sudah boleh pulang karena sudah mencapai tanda-tanda pre eklampsia ringan. Dan dilakukan perawatan aktif jika umur kehamilan ibu >37 minggu, ada tanda impending eclampsia, diduga terjadi solusio plasenta, dan ketuban pecah. Sedangkan dalam kasus pre eklampsia berat ini pasien direncanakan akan dilakukan terminasi secara SC karena usia kehamilan sudah aterm, tekanan darah terus meningkat, dan ibu mengeluh semakin pusing serta sesak nafas. Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada langkah pengkajian data dan tindakan segera. Pada kasus ini dalam pengkajian data didapatkan hasil pemeriksaan protein urin 3+ dan dalam langkah tindakan segera hanya dilakukan pemeriksaan protein urine 1 kali saja. 82 Alternatif pemecahan masalah paada kasus ini adalah dengan mengkaji tekanan darah pasien per 4 jam, sehingga diagnosa dan penatalaksanaan pre eklampsia berat dapat dilakukan sesuai dengan kondisi dan sesuai perencanaan. BAB V PENUTUP Pada tahap akhir pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny. A dengan Pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) yang penulis ambil khususnya di RSUD Kota Surakarta. A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil dengan Pre eklampsia berat (PEB) dilaksanakkan dengan pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil wawancara dari pasien dengan keluhan pusing, nyeri tulang dada dibagian bawah, bengkak pada tangan dan kaki, sesek dan data obyektif diperoleh pemeriksaan tekanan darah 190/110 mmHg, oedema pada ekstermitas dan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan protein urine (+++). 2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat sehingga didapatkan diagnose yaitu Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun 83 84 hamil 37 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen) 4/5 bagian dengan pre eklampsia berat (PEB) yang disertai masalah yaitu rasa cemas ibu terhadap kehamilannya sehingga membutuhkan dukungan mental dan informasi tanda bahaya trimester III. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. E hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) tidak muncul. 4. Tindakan segera pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) adalah memantau tekanan darah, memantau protein urine, kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi : infus RL 20 Tpm, obat anti kejang MgSO4 8 gr secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr secara IV, pasang O2 3 liter/menit, pasang DC, beri obat oral Nifedipin 3X1 hari @10 mg, metil dopa 3 X 1 hari @250 mg. 5. Rencana tindakan pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaannya, anjurkan ibu untuk rawat inap, tirah baring miring kiri, beri O2 3 liter / menit, beri KIE tentang pre eklampsia, anjurkan diet makanan tinggi protein, tinggikarbohidrat, cukup vitamin danrendahlemak, pantau protein urine dan tekanan darah tiap 4 jam sekali, anjurkan untuk banyak istirahat dan beri terapi : pasang infuse Rl 20 tpm, injeksi MgSO4 8 gr secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr IV, obat oral Nifedipin 3X1 @10 mg, metal dopa 3X1 hari @250 mg dan pasang DC 85 6. Pelaksanaan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. 7. Evaluasi pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) pasien direncanakan akan dilakukan terminasi secara SC karena usia kehamilan sudah matang, tekanan darah terus meningkat, dan ibu mengeluh semakin pusing serta sesak nafas. Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. 8. Dalam penanganan pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yitu pada teori pemeriksaan laboratorium protein urine (++++) dan pada kasus pemeriksaan laboratorium protein urine (+++). Di RSUD Kota Surakarta pemeriksaan laboratorium protein urine (+++) termasuk pre eklampsia berat bila hasil tekanan darah >160 /110 mmhg. B. Saran 1. Peniliti Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam penelitian khususnya di bidang pelayanan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat (PEB). 2. Bidan Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan skill dalam menangani kasus atau melaksanakan asuhan kebidanan 86 khususnya pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat. Sehingga kasus pre eklampsia berat dapat cepat tertangani. 3. Instansi a. Rumah sakit Disarankan agar Rumah sakit lebih meningkatkan pemberian asuhan secara komprehensif, tepat dan professional untuk meningkatkan mutu pelayanan sehingga pasien merasa aman dan nyaman. b. Bagi Pendidikan Disarankan agar pendidikan lebih meningkatkan pengetahuan tentang pre eklampsia berat dengan menambah sumber bacaan di perpustakaan kususnya tentang pre eklampsia berat pada ibu hamil dan skill tentang cara menangani pre eklampsia berat. DAFTAR PUSTAKA Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu 1 (Kehamilan). Yogyakarta : Rohima press. Dinkes Jateng. 2012. AngkaKematianIbudanBayi di Indonesia. http://www.dinkes.aki.akb.com Diakses tanggal 26 November 2014. Hartiwi, S. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III Ny.S G1P0A0 Umur 25 Tahun Hamil 33+3 Minggu denagn Pre Eklampsia Berat (PEB). STIKes Pku Muhammadiyah surakarta : KTI. Tidak di Publikasikan. Hidayat, A,A. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. ___________. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Analisis Data.Jakarta : Salemba Medika Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Muslihatun, N.W. 2009. Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta : Citramaya Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Renaka Cipta. Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Jogyakarta : Sorowajan Baru. _________. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamiln. Jogjakarta: Nuha Medika. Oshigita. 2013. Pre Eklampsia. (online). Available :http:// www.oshigita pre eklampsia.com. Diakses tanggal 16 Desember 2013.. Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka _____________. 2012. Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka Pudiastuti, R.D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta : Nuha Medika Purwoastuti, E dan Walyani, E,S. 2014. Konsep Kebidanan. Jogyakarta : Pustaka Baru Press. SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia .http://www. www.nasional.sindonews.com. Diakses tanggal 26 September 2014. Siswanto, V.A. 2012. Strategi dan Langkah – Langkah Penelitian.Yogyakarta : Graha Ilmu. Soepardan, S. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC Sujiyanti, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan plus Contoh Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika. Sukarni,I dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus Resiko Tinggi. Yogyakarta : Sorowajan Baru. Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika. Utami, N.S.A. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada Ny. S G3P2A0 Dengan Pre eklampsia berat (PEB). STIKes Kusuma husada surakarta : KTI. Tidak di Publikasikan. Widya. 2011. Pre Eklampsia pada Kehamilan. (online). Available :http://www.nikmahwidya.com.Diunduh tanggal 10 Januari 2011.