peb - Perpustakaan Digital STIKes Kusuma Husada Surakarta

advertisement
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER III PADA
NY.A G2P1A0 UMUR 25 TAHUN HAMIL 37 MINGGU
DENGAN PRE EKLAMPSIA BERAT (PEB)
DI RSUD KOTA SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Dwi Linda Wati
NIM B12 012
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada
Ny.A G2P1A0 Umur 25 Tahun Hamil 37 Minggu Dengan Pre Eklampsia Berat
(PEB) Di RSUD Kota Surakarta Tahun 2014”.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M,Sc selaku Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.
4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 8 Juni 2015
v
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Dwi Linda Wati
B12012
ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PADA NY. A G2P1A0 UMUR 25
TAHUN HAMIL 37 MINGGU DENGAN PRE EKLAMPSIA
BERAT DI RSUD KOTA SURAKARTA
TAHUN 2015
ix + 92 halaman + 9 lampiran
INTISARI
LatarBelakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan 25%,
hipertensi dalam kehamilan 12% dan hipertensi yang disertai protein urine dan
oedema bisa menyebabkan pre eklampsia. Pre eklampsia termasuk penyebab
kematian kedua terbesar di dunia. Pre eklampsia adalah komplikasi kehamilan
yang terjadi dalam ante, intra maupun pospartum, yang ditandai dengan gejala
oedema, hipertensi dan diikuti dengan protein urine +, biasanya terjadi pada umur
kehamilan >20 minggu. Pre eklampsia dapat menyebabkan kerusakan ginjal, hati,
oedema paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada janin dapat menyebabkan
fetal distres, intrauterin fetal growth restriction (IUGR) dan solusio plasenta. Di
RSUD Kota Surakarta dari bulan Januari 2014 sampai September 2014 terdapat
974 ibu hamil dan yang dengan pre eklampsia berat 35 orang.
Tujuan Studi Kasus : Menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester
III dengan pre eklampsia berat secara menyeluruh dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney dan diteruskan dengan data
perkembangan SOAP.
Metode Studi Kasus : Metode yang digunakan adalah metode observasional
deskriptif, lokasi pengambilan kasus di RSUD Kota Surakarta. Subyek studi
kasus adalah Ny. A G2P1A0 hamil trimester III dengan pre eklampsia berat yang
dilakukan pada tanggal 13-15 Mei 2015. Teknik pengumpulan data meliputi data
primer terdiri dari pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi),
wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah diberikan asuhan selama 2 hari didapatkan hasil
kondisi ibu semakin memburuk, tekanan darah semakin naik, pusing menetap,
oedema dan protein urine +++
Kesimpulan : Penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.
A G2P1A0 dengan pre eklampsia berat dengan menerapkan manajemen kebidanan
7 langkah menurut Hellen Varney.
Kata Kunci :Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Trimester III, pre eklampsia berat
Kepustakaan :24 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)
MOTTO
Prestasi bukanlah suatu kebetulan, dan impian tidak akan pernah menjadi
kenyataan tanpa kerja keras.
Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila itu memang
diperlukan, anda takkan bisa meloncati sebuah jurang dengan lompatan kecil.
Banyak orang gagal karena terlalu percaya kepada sukses usahanya yang
pertama.
Jadilah yang terbaik diantara yang terbaik
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada
:
1.
Ayah dan ibu ku tercinta yang tiada henti-hentinya memberi doa restu, kasih
saying, perhatian dan dukungan untuk menjadikanku orang yang sukses.
2.
Kedua saudaraku mas Agung mulyono S,Pd dan Tri windianto tercinta yang
selalu memberikan motivasi dan support setiap langkahku.
3.
Sahabatku tercinta “peni wijayanti, anna isnaini dan iin rohana’’, semoga
perjalanan yang kita tempuh selama ini mampu menjadikan kita lebih baik,
bijak dan dewasa.
4.
Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 terutama kelas A
5.
Bu Annisaul Khoiriyah,S.ST, M.kes, bu Ika Budi Wijayanti, SST, M,Sc dan
bu Riadini Wahyu Utami, S.ST terimakasih atas bimbingannya selama ini.
6.
Almamaterku tercinta
iv
v
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Dwi Linda Wati
Tempat / Tanggal Lahir
: Wonogiri, 02 Mei 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Kedokan, Rt 001 rw 013, Tukulrejo, Giriwoyo,
Wonogiri
PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 2 Tukulrejo, Giriwoyo
Lulus tahun 2006
2.
SMP Negeri 2 Giriwoyo
Lulus tahun 2009
3.
SMK Muhammadiyah 1 Baturetno
Lulus tahun 2012
4.
Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Angkatan
2012
vi
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama
: Dwi Linda Wati
Tempat / Tanggal Lahir
: Wonogiri, 02 Mei 1994
Agama
: Islam
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat Rumah
: Kedokan, Rt 001 rw 013, Tukulrejo, Giriwoyo,
Wonogiri
PENDIDIKAN
1.
SD Negeri 2 Tukulrejo, Giriwoyo
Lulus tahun 2006
2.
SMP Negeri 2 Giriwoyo
Lulus tahun 2009
3.
SMK Muhammadiyah 1 Baturetno
Lulus tahun 2012
4.
Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Angkatan
2012
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI . ......................................................................................................
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi
CURICULUM VITAE . ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTRA LAMPIRAN...................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................
3
C. Tujuan Studi Kasus ........................................................................
3
D. Manfaat Studi Kasus ......................................................................
5
E. Keaslian Studi Kasus .....................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ....................................................................................
8
1. Kehamilan ...............................................................................
8
2. Pre Eklampsia ......................................................................... 14
3. Pre Eklampsia Berat ................................................................ 17
viii
B. Teori Manajemen Kebidanan ........................................................ 23
C. Landasan Hukum ........................................................................... 44
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ........................................................................... 45
B. Lokasi Studi Kasus ........................................................................ 45
C. Subyek Studi Kasus ....................................................................... 46
D. Waktu Studi Kasus ........................................................................ 46
E. Instrument Studi Kasus .................................................................. 46
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46
G. Alat-alat dan Bahan ....................................................................... 50
H. Jadwal Penelitian ............................................................................ 51
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAAN
A. Tinjauan Kasus ............................................................................... 52
B. Pembahasan . ................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan . ................................................................................... 88
B. Saran ............................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. SAP Pre Eklampsia
Lampiran 11. Leaflet Pre Eklampsia
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2012
naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau kembali pada kondisi
tahun 1997. Ini berarti kesehatan ibu justru mengalami kemunduran selama
15 tahun. Pada tahun 2007, AKI di Indonesia sebenarnya telah mencapai 228
per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten per kota sebesar 116,34 per 100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011
sebesar 116,01 per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jateng,2012).
Secara global 80% kematian ibu tergolong pada kematian ibu langsung.
Pola penyebab langsung di mana – mana sama, yaitu perdarahan (25%
biasanya perdarahan pasca persalinan), sepsis (15%), hipertensi dalam
kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi tidak aman (13%),
dan sebab – sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2012).
Pre eklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada
kehamilan di dunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan
penanganan serta ketidaktahuan ibu mengenai pre eklampsia. Di negara
berkembang, 30% dari total kematian anak saat dilahirkan disebabkan oleh
Pre eklampsia (Oshigita, 2013).
1
2
Pre eklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat
terjadi pada ante, intra dan postpartum. Secara teoritis urutan-urutan gejala
yang timbul pada pre eklampsia yaitu oedema, hipertensi dan terakhir
proteinuria. Pre eklampsia secara global terjadi pada 0,5 % kelahiran hidup
dan 4,5 % hipertensi dalam kehamilan. Pre eklampsia dapat menyebabkan
kerusakan ginjal, hati, oedema paru dan perdarahan serebral, sedangkan pada
janin dapat menyebabkan fetal distres, intrauterin fetal growth restriction
(IUGR) dan solusio plasenta (Prawirohardjo, 2012).
Peran bidan dalam hubungannya dengan gangguan hipertensi selama
kehamilan terletak pada ketelitiannya melakukan pemeriksaan dan
melakukan konsultasi atau berkolaborasi dengan dokter. Pre eklampsia dapat
berdampak sangat serius pada ibu dan janin, maka mempertahankan tingkat
kecurigaan yang tinggi dan menghindari asumsi berlebihan bahwa temuan
yang diperoleh menunjukkan kondisi yang normal, akan membantu
menegakkan diagnosis yang tepat (Widya, 2013).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Kota
Surakarta dari bulan Januari 2014 sampai September 2014 didapatkan jumlah
ibu hamil yang berkunjung sejumlah 973 orang. Dari jumlah tersebut Ibu
hamil normal sebanyak 818 orang dan jumlah ibu hamil patologi 155 orang.
Ibu hamil patologi dengan pre eklampsia ringan sebanyak 40 (62 %) orang,
Ibu hamil patologi dengan pre eklampsia berat sebanyak 35 (54,3 %) orang.
Berdasarkan uraian di atas kejadian pre eklampsia masih cukup tinggi,
sehingga penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul
3
“Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25
tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota
Surakarta”
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0
umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD
Kota Surakarta?”
C. Tujuan Studi Kasus
1.
Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A
G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat
(PEB) di RSUD Kota Surakarta dengan manajemen 7 langkah Varney.
2.
Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu
1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada ibu hamil trimester
III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan
pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta
2) Melakukan interpretasi data dengan menentukan diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil trimester III
pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre
eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
4
3) Menentukan diagnosa potensial pada ibu hamil trimester III pada
Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre
eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
4) Melakukan tindakan segera atau kolaborasi pada ibu hamil
trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu
dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
5) Menyusun rencana tindakan pada ibu hamil trimester III pada
Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre
eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
6) Melakukan tindakan dari perencanaan yang sudah disusun pada
ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil
37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota
Surakarta.
7) Melakukan evaluasi setelah dilakukannya perencanaan Asuhan
Kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25
tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di
RSUD Kota Surakarta.
b) Penulis mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan dalam Asuhan kebidanan ibu hamil trimester III
pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre
eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
c) Penulis mampu menentukan alternatif pemecahan masalah bila
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada Asuhan
5
kebidanan ibu hamil trimester III pada Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun
hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB) di RSUD Kota
Surakarta.
D. Manfaat Studi Kasus
1.
Bagi Peneliti
Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan
pengalaman nyata dalam penelitian khususnya di bidang pelayanan
kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat
(PEB).
2. Bagi Profes
Dapat memberikan bahan pertimbangan pada tenaga kesehatan lainnya
dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu hamil trimester III dengan
pre eklampsia berat (PEB).
3.
Bagi Institusi
a. Bagi RSUD
Untuk memberikan bahan pertimbangan bagi bidan dalam
penyusunan kebijakan program pelayanan kebidanan khususnya
tentang pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III
dengan pre eklampsia berat (PEB).
b. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi dan bahan bacaan di perpustakaan
khususnya tentang asuhan kebidanan ibu hamil trimeter III dengan
pre eklampsia berat (PEB).
6
E. Keaslian Studi Kasus
1. Utami (2013), dari STIkes Kusuma Husada Surakarta, dengan judul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny,S G4 P3 A0 dengan Pre Eklampsia
Berat di RSU Asalam Gemolong Sragen”. Asuhan yang diberikan yaitu
memantau tekanan darah dan protein urine tiap 4 jam sekali, menganjurkan
ibu untuk istirahat, diet makanan tinggi protein, cukup karbohidrat, cukup
vitamin, rendah garam,tinggi protein dan rendah lemak. Menganjurkan ibu
segera rawat inap dan tirah baring miring (kiri), terapi berikan MgSO 40%
dalam 10 cc secara intravena, indexon 3A/iv, Amoxan 1 gr/8 jam, proxidan
1x 400, caster 1X1, promovit 1X 1, Metil dopa @250 3X1, Setelah
dilakukan asuhan selama 3 hari diperoleh hasil tekanan darah 140/90
mmHg, oedema (-), protein urin (+).
2. Hartiwi (2012), dari STIKes PKU Muhammadiyah Surakarta, dengan
judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III NY.S Umur 25
Tahun G1 P0 A0 Umur Kehamilan 33+3 Minggu denganPre Eklampsia
Berat di RSUD Karanganyar”. Asuhan yang diberikan yaitu memantau
tekanan darah dan urin setiap 1 jam sekali, menganjurkan ibu untuk
badrest total, memberi ibu terapi Nifedipin injeksi 10 mg 3X1, Dexa
oinjeksi 1 gr 2X1, Amoxicillin 500 mg 3x1 tablet, MgSO4 2 gr secara IV,
pasang DC. Setelah dilakukan asuhan selama 3 hari protein urin (-),
Tekanan darah 120/90 mmHg, oedema kaki (+).
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kehamilan
a. Definisi kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional
(Prawirohardjo, 2009).
b. Klasifikasi kehamilan
klasifikasi kehamilan Menurut Praworihardjo (2009), dibagi menjadi 3
yaitu :
1) Trimester I : Awal kehamilan sampai 12 minggu
2) Trimester II : Kehamilan 13 minggu sampai 27 minggu
3) Trimester III :Kehamilan 28 minggu sampai 40 minggu
c. Tanda-tanda kehamilan
Tanda-tanda kehamilan adalah sekumpulan tanda atau gejala yang
timbul pada wanita hamil dan terjadi akibat adanya perubahan fisiologi
dan psikologi pada masa kehamilan (Nugroho, 2014).
8
9
1) Tanda-tanda dugaan hamil
Manuaba (2010), menyatakan bahwa tanda-tanda kehamilan adalah
sebagai berikut :
a) Amenorea (terlambat datang haid)
Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir dengan
perhitungan rumus neagle, dapat ditentukan perkiraan persalinan.
b) Mual dan muntah (emesis)
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah
terutama pada pagi hari disebut morning sickness. Akibat mual
dan muntah nafsu makan berkurang.
c) Nyidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut nyidam.
d) Payudara tegang
Pengaruh hormon estrogen dan progesteron menimbulkan
penimbunan lemak, air dan garam pada payudara. Payudara
membesar dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa
sakit terutama pada hamil pertama.
e) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi.
9
10
f) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh hormon progesteron dapat menghambat peristaltik
usus, menyebabkan kesulitan buang air besar.
g) Pigmentasi kulit
Terjadi pigmentasi kulit di sekitar pipi, pada dinding perut dan
disekitar payudara.
2) Tanda tidak pasti kehamilan
Manuaba (2010), menyatakan bahwa tanda tidak pasti kehamilan
adalah sebagai berikut :
a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan
b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai tanda hegar, tanda
chadwicks, tanda piscaseck, kontraksi braxton hicks, dan teraba
ballottement
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif. Tetapi sebagaian
kemungkinan positif palsu.
3)Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti kehamilan menurut Manuaba (2010), tanda pasti
kehamilan ditentukan melalui :
a) Gerakan janin dalam rahim
b) Terlihat atau teraba gerakan janin dan teraba bagian–bagian kecil
janin.
c) Denyut jantung janin didengar dengan stetoskop laenac, alat
kardiotokografi, alat doppler. Dilihat dengan ultrasonografi.
11
Pemeriksaan dengan alat canggih, yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.
d. Tanda bahaya kehamilan
Tanda-tanda
bahaya
kehamilan
adalah
tanda–tanda
yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan
atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi
bisa menyebabkan kematian ibu (Nugroho, 2014).
Macam–macam tanda bahaya kehamilan, menurut Nugroho (2014),
meliputi :
1) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Ibu akan
menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang.
2) Masalah penglihatan
Perubahan visual yang mengidentifikasi keadaan yang mengancam
jiwa adalah perubahan visual mendadak. Perubahan visual misalnya
pandangan kabur atau berbayang dan ibu akan sakit kepala yang
hebat dan mungkin merupakan suatu tanda pre eklampsia.
3) Bengkak pada muka dan tangan
12
Masalah serius jika pada muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang
setelah istirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain.
merupakan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklampsia.
4) Nyeri abdomen yang hebat
Masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat,
menetap dan tidak hilang setelah istirahat.
5) Gerakan janin berkurang
Gerakan janin sudah dirasakan oleh ibu pada kehamilan 10 minggu.
Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam.
6) Perdarahan pervaginam
Perdarahan dari vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal.
Perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, dan kadangkadang, tetapi tidak selalu disertai nyeri. Perdarahan semacam ini
bisa berarti plasenta previa, solusio plasenta dan ruptur uteri.
a) Solusio plasenta (ablatio placenta)
Merupakan suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal
terlepas sebelum janin keluar, biasanya dihitung sejak kehamilan
28 minggu (Astuti, 2012).
b) Plasenta previa
13
Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal,
yaitu pada sekmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir (Marmi, 2011).
e. Komplikasi Kehamilan
Komplikasi kehamilan adalah keadaan patologis yang erat kaitannya
dengan kematian ibu atau janin (Nugroho, 2014). Menurut Depkes RI,
jika tidak melakukan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi sebagai berikut :
1) Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya
daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu.
2) Pre eklampsia atau eklampsia
Kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan
keracunan kehamilan, yang ditandai dengan oedema, terutama pada
tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan terdapat proteinuria
pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena
eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre
eklampsia berat.
3) Kelainan letak( letak lintang atau letak sungsang).
Letek lintang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim
dengan kepala ada disamping kanan atau kiri dalam rahim ibu.
14
Sedangkan letak sungsang merupakan kelainan letak janin dalam
rahim dengan kepala di atas dan bokong atau kaki dibawah.
4) Hidramnion
Kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Pada
kehamilan normal jumlah air ketuban 0,5 – 1 liter.
5) Ketuban Pecah Dini
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia
22 minggu. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum
proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu
maupun kehamilan aterm.
2. Pre eklampsia
a. Pengertian
Pre eklampsia dalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau oedema (penimbunan
cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir
minggu pertama setelah persalinan (Sukarni dan Sudarti, 2014).
b. Klasifikasi pre eklampsia
Tingkatan pre eklampsia menurut Astuti (2012), dibagi menjadi 2
yaitu :
1) Pre eklampsia ringan
Mengalami kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90
mmHg dalam 2X pengukuran berjarak 1 jam, proteinuria (+).
15
2) Pre eklampsia berat
Mengalami tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik >
110 mmHg, proteinuria (4+), oliguria, gangguan penglihatan
dan nyeri epigastrium.
c. Etiologi
Penyebab pre eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Tetapi
ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab pre eklampsia
yaitu kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan, dapat terjadi
perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus,
timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
(Sukarni dan Sudarti 2014).
Beberapa teori yang mengatakan bahwa perkiraan penyebab dari
kelainan tersebut sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the
disease theory. Adapun teori-teori tersebut antara lain :
1) Peran faktor imunologis. Beberapa studi juga mendapatkan
adanya aktivitas sistem komponen pada pre eklampsia atau
eklampsia.
2) Peran
faktor
genetik.
Terdapatnya
kecenderungan
meningkatnya frekuensi pre eklampsia atau eklampsia pada
anak-anak dari ibu yang menderita pre eklampsia atu eklampsia
(Sukarni dan Sudarti 2014).
d. Patofisiologi
16
Pada pre eklampsia pembuluh arteri menyempit menyebabkan
pembuluh darah hanya dapat dilewati oleh satu sel darah merah.
Tekanan perifer akan meningkat agar oksigen mencukupi kebutuhan
sehingga menyebabkan terjadinya hipertensi. Gangguan fungsi
organ terjadi pada organ – organ tubuh, pada otak akan dapat
menyebabkan terjadinya oedema serebri dan selanjutnya terjadi
peningkatan tekanan intrakranial. Tekanan intrakranial yang
meningkat menyebabkan terjadinya gangguan aliran otak, nyeri dan
kejang. Pada ginjal, akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan
reabsorbsi natrium dan menyebabkan retensi cairan dan dapat
menyebabkan terjadinya oedema. Glomerular Filtration Rate (GFR)
pada ginjal mengalami penurunan dan tidak diimbangi dengan
peningkatan reabsorbsi oleh tubulus sehingga menyebabkan diuresis
menurun dan menyebabkan oligouria. Permealibilitas terhadap
protein yang meningkat akan menyebabkan banyak protein. Pada
gastrointestinal dapat menyebabkan terjadinya penumpukan ion H
menyebabkan Hydrochloric Acid (HCL) meningkat sehingga dapat
menyebabkan nyeri epigastrium. Selanjutnya akan terjadi akumulasi
gas yang meningkat, merangsang mual dan timbulnya muntah. Pada
ekstermitas dapat terjadi metabolisme anaerob menyebabkan
terbentuknya asam laktat dan sedikitnya Adenosin tri Posfat (ATP)
yang diproduksi akan menimbulkan keadan cepat lelah dan lemah
(Sukarni dan Sudarti 2014).
17
e. Gambaran klinis
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan
pertambahan berat badan yang berlebihan, diikuti oedema,
hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre eklampsia berat
didapatkan sakit kepala di daerah frontal, penglihatan kabur, nyeri
didaerah epigastrium dan mual atau muntah. Gejala-gejala ini sering
ditemukan pada pre eklampsia yang meningkat dan merupakan
petunjuk bahwa eklampsia akan timbul (Sukarni dan Sudarti 2014).
f. Komplikasi
Prawirohardjo (2012), menyatakan bahwa komplikasi pre eklampsia
meliputi :
1) Pada ibu
a) Perdarahan otak
b) Disseminated intravascular coagulation (DIC)
c) Perdarahan dihati
d) Kejang
e) Kematian
2) Pada janin
a) Intrauterine fetal growth restriction (IUGR)
b) Solusio plasenta
c) Prematur
d) Perdarahan intraventrikular
3. Pre eklampsia berat
18
a. Pengertian
Pre eklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg atau lebih
disertai proteinuria dan oedema pada kehamilan 20 minggu atau
lebih (Sujiyanti, dkk, 2009).
b. Tanda dan gejala
1) Tanda pre eklampsia berat menurut Prawirohardjo (2012),
antara lain :
a) Tekanan darah sistolik >160 mmHg dan tekanan darah
diastolik >110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun
meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan
sudah menjalani tirah baring.
b) Proteinuria lebih 5 gram selama 24 jam atau 4 + dalam
pemeriksaan kualitatif.
c) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc selama 24
jam.
d) Gangguan virus dan serebral, yaitu penurunan kesadaran,
nyeri kepala dan pandangan kabur.
e) Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas
abdomen.
Gejala yang dialami ibu menurut Nugroho (2012), antara lain
:
1) Nyeri kepala
19
2) Rasa panas di muka
3) Nyeri epigastrium
4) Mual muntah
c. Uji diagnosa dasar
Prawirohardjo (2012), menyatakan penegakan diagnosa pre
eklampsia berat (PEB) dengan cara :
1) Dilakukan penimbangan berat badan
Pada umumnya wanita hamil normal mengalami kenaikan
berat badan 0,5 kg per minggu, jika lebih bisa dicurigai
terjadinya pre eklampsia.
2) Pengukuran proteinuria
pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat,proteinuria lebih 5
gram selama 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaan kualitatif.
3) Pengukuran tekanan darah
pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat tekanan darah
sistolik >160 mmHg dan tekanan darah diastolik >110 mmHg.
4) Pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test
(NST).
Pemeriksaan
USG
adalah
pemeriksaan
janin
menggunakan frekuensi gelombang suara tinggi yang
dipantulkan ketubuh untuk mengetahui gambaran rahim,
fungsinya untuk mengetahui perkembangan kehamilan,
Pemeriksaan Non Stress Test (NST) adalah cara pemeriksaan
janin dengan menggunakan kardiotokografi, pada umur
20
kehamilan ≥ 32 minggu. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan
gerakan janin.
d. Penatalaksanaan
Penatalaksaan pre eklampsia berat Menurut prawirohardjo (2012),
meliputi :
1) Perawatan
dan
pengobatan
pre
eklampsia
mencakup
pencegahan kejang, pengobatan hipertensi, pengelolaan
cairan, pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang
terlibat, dan saat yang tepat untuk persalinan.
2) Observasi tentang tanda-tanda klinik seperti nyeri kepala,
nyeri
epigastrium,
kenaikan
cepat
berat
badan
dan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) dan Non Stress Test (NST).
3) Lakukan manajemen perawatan pre eklampsia berat
a) Sikap terhadap penyakit
(1) Penderita pre eklampsia berat harus segera masuk
rumah sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah
baring miring ke satu sisi (kiri).
(2) Pemberian obat antikejang MgSO4
Syarat
pemberian
MgSO4
adalah
frekuensi
pernafasan >16 kali/menit, tidak ada tanda-tanda
distres napas. Diberikan 4 gram MgSO4 secara Intra
muscular (40 % dalam 10 cc) per 6 jam. MgSO4
21
dihentikan jika ada tanda-tanda intoksikasi dan 24
jam setelah kejang pertama.
(3) Pemberian antihipertensi
Nifedipin dosis 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah
30 menit, maksimal 120 mg dalam 24 jam.
b) Sikap terhadap kehamilan
(1) Perawatan aktif (agresif)
Indikasi perawatan aktif adalah bila didapatkan satu
atau lebih keadaan di bawah ini :
(a) Umur kehamilan > 37 minggu
(b) Adanya tanda-tanda Impending Eclampsia
(c) Kegagalan terapi pada perawatan konservatif,
yaitu keadaan klinik dan laboratorik memburuk.
(d) Terjadi solusio plasenta
(e) Adanya tanda-tanda fetal distress
(f) Adanya
tanda-tanda
intra
uterine
growth
restriction (IUGR)
(g) Terjadi oligohidramnion
(h) Adanya tanda-tanda “sindrom HELP” khususnya
menurunnya trombosit dengan cepat.
Cara
mengakhiri
kehamilan
(terminasi
kehamilan) dilakukan berdasar keadaan obstetrik
pada waktu itu, apakah sudah inpartu atau belum.
22
(2) Perawatan konservatif
Sujiyanti, dkk (2009), menyatakan perawatan konservatif
meliputi :
(a) Indikasi
bila
minggutanpa
kehamilan
disertai
preterm
tanda-tanda
kurang
37
impending
eclampsia dengan keadaan janin baik
(b) Pemberian
pengobatan
medikamentosa
pada
pengelolaan secara aktif.
(c) Selama perawatan konservatif observasi dan evaluasi
sama seperti perawatan aktif, terminasi tidak dilakukan
(d) Penderita dipulangkan bila penderita kembali ke tandatanda pre eklampsia ringan dan telah dirawat 3 hari.
e. Komplikasi
Komplikasi pre eklampsia menurut Prawirohardjo (2012), meliputi :
1) Pada ibu
a) Perdarahan otak
b) Disseminated intravascular coagulation (DIC)
c) Perdarahan di hati
d) Kejang
e) Kematian
2) Pada janin
a) Intrauterine fetal growth restriction (IUGR)
b) Solusio plasenta
23
c) Prematur
d) Perdarahan intraventrikular
f. Prognosa
Pasien pre eklampsia berat dinyatakan sembuh jika sudah kembali
ke gejala atau tanda –tanda pre eklampsia ringan dan harus dirawat
selama 3 hari, jika selama 3 hari belum sembuh maka harus dirawat
kembali selama 1 – 2 minggu (Pudiastuti, 2011).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1.
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkahlangkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam
memecahkan masalah atau pengambilan keputusan klinis. Asuhan yang
dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas dan logis sehingga
perlu suatu pendokumentasian (Astuti, 2012).
2.
Proses Asuhan Manajemen Kebidanan
a.
Langkah pertama : Pengkajian Data
Pengkajian atau pengumpulan data adalah pengumpulan data yang
dilakukan pengkajian dan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien meliputi riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik (Purwoastuti, dkk, 2014).
1) Data Subyektif
24
Biodata yang mencakup identitas pasien menurut
Sulistyawati (2009), yang meliputi :
a) Identitas pasien
(1) Nama Klien
Untuk
memperlancar
komunikasi
dalam
asuhan
sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab.
(2) Umur
Untuk mengetahui masa reproduksi klien berisiko tinggi
atau tidak, <16 tahun atau >35 tahun
(3) Suku/Bangsa
Untuk memberikan perawatan yang peka budaya kepada
klien
(4) Agama
Untuk menuntunsuatu diskusi tentang pentingnya agama
dalam kehidupan klien.
(5) Pendidikan
Membantu klinis memahamiklien sebagai individu dan
memberi gambaran kemampuan baca tulis.
(6) Pekerjaan
25
Untuk mengetahui apakah klien berada dalam keadaan
utuh dan untuk mengkaji potensi kelahiran, prematur,
dan lingkingan kerja yang dapat merusak janin.
(7) Alamat
Untuk lebih memudahkan saat pertolongan persalinan dan
untuk mengetahui jarak rumah dengan tempat rujukan.
b) Keluhan utama adalah alasan pasien datang ke fasilitas
pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009). Keluhan pada ibu
hamil
dengan
pre
eklampsia
berat
meliputi
nyeri
epigastrium, gangguan penglihatan dan nyeri kepala
(Prawirohardjo, 2012).
c) Riwayat menstruasi
Data yang kita peroleh kita akan mempunyai gambaran
tentang keadaan dasar dari organ reprodksinya. Beberapa
data yang harus kita peroleh dari riwayat menstruasi menurut
Muslihatun, dkk, (2009) ; Sulistyawati, (2009) dan Astuti,
(2012) antara lain :
(1) Menarche
Usia pertama kali mengalami menstruasi, wanita
Indonesia biasanya mengalami menarche sekitar umur 12
sampai 16 tahun.
(2) Siklus
26
Jarak antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi
berikutnya, dalam hitungan hari biasanya sekitar 28
sampai 32 hari
(3) Lamanya
Lama haid yang normal adalah ± 7 hari. Apabila sudah
mencapai 15 hari sudah abnormal dan kemungkinan
adanya
gangguan
ataupun
penyakit
yang
mempengaruhinya
(4) Banyaknya
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi
yang dikeluarkan
(5) Teratur/tidak
Untuk mengetahui apakah haidnya teratur sesuai dengan
siklusnya
(6) Sifat darah
Untuk mengetahui warna dan jenis darah yang
dikeluarkan saat haid
(7) Dismenorhoe
Untuk mengetahui apakah ibu pernah mengalami nyeri
hebat pada perut bagian bawah sampai mengganggu
aktifitas saat haid.
27
d) Riwayat hamil sekarang
Riwayat hamil sekarang menurut Muslihatun, dkk, (2009) ;
Sulistyawati, (2009) ; Astuti, (2012) dan Purwoastuti, dkk,
(2014) meliputi :
(1) HPHT
Tanggal hari pertama haid terakhir pasien untuk
memperkirakan kapan kira-kira bayi akan dilahirkan
(2) HPL
Untuk mengetahui hari perkiraan lahirnya bayi, biasanya
ditmbah 7 pada tanggal di kurangi 3 pada bulan dan
ditambah 1 pada tahun.
(3) Gerakan janin
Pemeriksaan gerakan janin bisa dilakukan dengan cara
dilihat, dirasakan atau diraba. Untuk mengetahui
kesejahteraan janin.
(4) Vitamin atau jamu yang dikonsumsi
Untuk mengetahui vitamin apa saja yang pernah
dikonsusmsi ibu selama kehamilan ini.
(5) Keluhan-keluhan
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu selama
kehamilan ini.
(6) ANC
28
Untuk mengetahui berapa kali ibu memeriksakan
kehamilannya.
(7) Penyuluhan yang pernah didapat
Untuk mengetahui pengetahuan apa saja kira-kira yang
telah didapat pasien dan berguna bagi kehamilannya.
(8) Imunisasi TT
Untuk melindungi bayi terhadap penyakit tetanus
neonatorum, imunisasi dapat dilakukan pada trimester I
atau Trimester II pada kehamilan 3-5 bulan dengan
interval minimal 4 minggu.
e) Riwayat penyakit
Riwayat penyakit menurut (Muslihatun, dkk 2009 dan Astuti,
2012) meliputi :
(1) Riwayat penyakit sekarang
Untuk menentukan bagaimana asuhan berikutnya
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah ibu mengalami penyakit
jantung, ginjal, asma atau TBC, hepatitis, DM, hipertensi,
epilepsi dan lain-lain.
(3) Riwayat penyakit keluarga
Tanyakan pada pasien apakah dalam keluarganya ada
penyakit menular, jika ada anjurkan pasien untuk
menghindari langsung ataupun secara tidak langsung
29
bersentuhan fisik atau mendekati keluarga tersebut
sementara waktu agar tidak menular pada ibu hamil dan
janinnya. Dan tanyakan apa ada riwayat penyakit
menular, hal ini diperlukan untuk mendiagnosa apakah
sijanin berkemungkinan akan menderita penyakit
tersebut atau tidak.
(4) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga mempunyai
riwayat keturunan kembar atau tidak.
(5) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah ibu sudah pernah melakukan
operasi atau belum.
f) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan keberapa,
umur ibu saat perkawinan dan lama perkawinan
(Muslihatun, dkk, 2009).
g) Riwayat keluarga brencana
Untuk mengetahui jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga
dan tempat saat pemasangan dan berhenti, serta keluhan atau
alasan berhenti (Muslihatun, dkk, 2009).
h) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
30
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak,
cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas
yang lalu (Astuti, 2012).
i) Pola kebiasaan sehari-hari
Pola kebiasaan sehari-hari menurut Astuti (2012), pola
kebiasaan sehari-hari meliputi :
(1) Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya jenis makanan dan makanan
pantangan. Pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat
dianjurkan untuk diet cukup protein, rendah karbohidrat,
rendah lemak dan rendah garam ( Prawirohardjo, 2012).
(2) Eliminasi
Menggambarkan pada fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsitensi
dan bau, serta kebiasaan buang air kecil meliputi
frekuensi, warna, bau dan masalah.
(3) Aktivitas
Untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan ibu saat
sebelum hamil maupun selama hamil.
(4) Istirahat/tidur
31
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien dan
berapa jam pasien tidur.
(5) Seksualitas
Sebaiknya koitus dihindari pada kehamilan muda
sebelum kehamilan 16 minggu dan pada hamil tua,
karena akan merangsang kontraksi.
(6) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu menjaga kebersihan
tubuh dan gigi.
(7) Psikososial budaya
Pengetahuan dan respon ibu terhadap kehamilan dan
kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah keluarga dirumah,
respon keluarga terhadap kehamilan, dukungan keluarga,
pengambil keputusan, tempat melahirkan dan penolong
persalinan. Pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat
(PEB) biasanyaibu marasa cemas ( Pudiastuti, 2012).
(8) Penggunaan obat-obatan atau rokok
Hal ini perlu ditanyakan karena secara langsung dapat
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan janin,dan
menimbulkan kelahiran dengan berat badan lahir rendah
32
bahkan dapat menimbulkan cacat bawaan atau kelainan
pertumbuhan dan perkembangan mental.
2) Data obyektif
Untuk melengkapi data kita dalam menegakan diagnosis, maka
kita harus melakukan pengkajian data obyektif melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang
dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2009).
a) Pemeriksaan umum
Astuti (2012), menyatakan bahwa pemeriksaan umum
meliputi :
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan
mengamati keadaan pasien.
(2) Kesadaran
Ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan.
(3) Tanda-tanda vital
(a) Tekanan darah
Untuk mengetahui hipertensi, tekanan darah normal,
sistolik antara 110sampai 140 mmHg dan diastolik
antara 70 sampai 90 mmHg. Pada pre eklamsia berat
tekanan darah ≥ 160/110 mmHg.
(b) Nadi
33
Untuk mengetahui nadi paien yang dihitung dalam
hitungan menit, frekuensi nadi normal 60-100
X/menit.
(c) Respirasi
Frekuensi pernafasan normal 16-24x/menit.
(d) Suhu
Dalam keadaan normal suhu badan berkisar
36,5ºCsampai 37,5ºC
(4) Tinggi badan
Pemeriksaan tinggi badan dilakukan saat pertama kali
ibu melakukan pemeriksaan untuk mengethui ukuran
panggul ibu tinggi badan ibu hamil normalnya ≥ 145 cm.
(5) Berat badan
Kenaikan berat badan selama hamil yang mendadak
dapat merupakan tanda bahaya komplikasi kehamilan,
kenaikan berat badan selama hamil normalnya ± 11 kg.
(6) Lingkar lengan atas (LILA)
Untuk mendapatkan gambaran status gizi klien, LILA
normal 23,5 cm.
b) Pemeriksaan sistematis
Pemeriksaan sistematis menurut Muslihatun, dkk (2009)
dan Astuti, (2012) meliputi :
34
(1) Kepala
(a) Rambut
Meliputi pemeriksaan kebersihan rambut, warna dan
mudah rontok atau tidak.
(b) Muka
Meliputi pemeriksaan simetris, oedema dan cloasma
gravidarum. Pada kasus pre eklampsia berat
biasanya terdapat oedema (Prawirohardjo, 2012).
(c) Mata
Untuk mengetahui cojungtiva, sclera dan ada
tidaknya oedema pada mata.
(d) Hidung
Untuk mengetahui adanya secret dan benjolan pada
hidung.
(e) Telinga
Untuk mengetahui kesimetrisan kanan dan kiri,
tanda infeksi dan serumen.
(f) Mulut
Untuk mengetahui adanya stomatitis, keadaan bibir,
karies pada gigi dan lidah kotor atau bersih.
(2) Leher
35
Untuk
mengetahui
pemeriksaan
kelenjar
limfe,
pembesaran kelenjar tyroid, dan tumor.
(3) Dada dan axilla
(a) Mammae
Untuk mengetahui bentuk, areola, hiperpigmentasi,
keadaan puting susu, dan kolostrum atau cairan lain.
(b) Axilla
Untuk mengetahui pembesaran kelenjar limfe
ketiak, dan nyeri tekan.
(4) Ekstremitas
Untuk mengetahui oedema pada tangan dan kaki, pucat
pada kuku jari, varises dan reflek patella. Pada kasus pre
eklampsia berat biasanya terdapat oedema pada
ekstermitas (Prawirohardjo, 2012).
c) Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
(1) Abdomen
Muslihatun, dkk (2009), menyatakan pemeriksaan
Abdomen meliputi :
(a) Inspeksi
Untuk
mengetahui
adanya
bekas
luka
hiperpigmentasi (linea nigra, strie gravidarum).
(b) Palpasi
dan
36
Untuk mengetahui letak, presentasi, posisi dan
penurunan kepala janin.
(i) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) dan
bagian janin yang ada di fundus.
(ii) Leopold II
Untuk menentukan letak janin, apaka melintang
atau memanjang, serta menentukan bagian janin
yang ada di sebelah kanan dan kiri uterus.
(iii) Leopold III
Untuk menentukan bagian terendah janin dan
menentukan apakah bagian terendah janin sudah
masuk pintu atas panggul (PAP) atau belum.
(iv) Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya
presentasi ke pintu atas panggul (PAP).
(c) Auskultasi
Untuk mengetahui letak detak jantung janin (DJJ),
lamanya dalam hitungan menit dan teratur atau tidak.
(d) Perkusi
37
Perkusi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara
mengetuk untuk membandingkan kiri dan kanan
pada setiap daerah permukaan tubuh. Dalam hal ini
pemeriksaan dilakukan didaerah patella (Hidayat,
2008). Pada kasus pre eklampsia berat dilakukan
pemeriksaan fisik reflek patella kanan dan kiri
negatif (Prawirohardjo, 2012).
(2) Pemeriksaan panggul
Untuk menilai keadaan dan bentuk panggul apakah
terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan
penyulit persalinan (Astuti, 2012).
Astuti (2012), menyatakan pemeriksaan panggul
meliputi:
(a) Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina iliaka anteroir superior
kanan dan kiri, dengan ukuran normal 23 cm - 26 cm.
(b) Distansia kristarum
Yaitu jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri
dengan ukuran sekitar 26 cm – 29 cm.
(c) Konjugata eksterna (boudeloqe)
38
Yaitu jarak antara tepi atas simfisis dan prosesus
spinosus lumbal V dengan ukuran normal sekitar 18
cm -20 cm.
(d) Lingkar panggul
Yaitu dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi ke
belakang melalui pertengahan SIAS ke ruas limbal v
dan kembali lagi ke simfisis melalui pertengahan
spina iliaka anterior superior (SIAS) berakhir di tepi
atas simfisis. Ukuran normal sekitar 80 cm – 90 cm.
(3) Anogenital
Untuk
mengetahi
pervaginam,
luka,
keadaan
varices,
kelenjar
pengeluaran
bartolini,
nyeri
tekan,hemoroid dan kelainan lain (Muslihatun, dkk,
2009).
d) Pemeriksaan penunjang
(1) Pemeriksaan laboratorium
Pada ibu hamil meliputi pemeriksaan urin untuk
mengetahui kadar protein dan glukosanya, pemeriksaan
darah
untuk
mengetahui
golongan
darah
dan
hemoglobin (Hb) (Astuti, 2012).
Adapun klasifikasi uji proteinuria
Negative (-)
:Tidak ada keruhan sedikitpun
39
Positive + atau 1+
:Ada keluhan ringan tanpa butirbutir kadar protein kira-kira
(0,01- 0,05%)
Positive ++ atau 2+
:Kekeruhan mudah dilihat dan
nampak
butir-butir
dalam
kekeruhan itu.(0,05 – 0,025 %)
Positive +++ atau 3+
:Urine
jelas
keruh
dan
kekeruhan itu berkeping-keping
(0,2–0,5 %)
Positive ++++ atau 4+ :Urine
sangat
keruh
dan
kekeruhan itu memadat atau
menggumpal (lebih dari 0,05
%).
Pada kasus Pre eklampsia didapatkan hasil protein urin
4+ (Prawirohardjo, 2012).
40
b. Langkah kedua : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi diagnosis, kebutuhan dan
masalah klien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar data-data
yang telah dikumpulkan.
1) Diagnosa kebidanan, dalam bagian ini yang disimpulkan oleh
bidan antara lain paritas (riwayat reproduksi wanita yang
berkaitan dengan kehamilannya), usia kehamilan dalam minggu
keadaan janin normal atau tidak normal.
Diagnosa yang ditegakkan pada pasien pre eklampsia berat (PEB)
adalah NY X G….P….A…. umur….tahun hamil….minggu,
janin tunggal atau ganda, hidup atau mati, intrauterine atau
ekstrauterine, letak memanjang atau melintang, punggung kanan
atau kiri, persentasi kepala atau bokong dengan pre eklamsia
berat (PEB).
Data subyektif adalah data yang berhubungan dengan masalah
dari sudut pandang pasien (Muslihatun, 2009). Pada kasus pre
eklampsia di dapatkan data subyektif nyeri epigastrium,
gangguan penglihatan dan nyeri kepala (Prawirohardjo, 2012).
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien (Muslihatun, 2009). Pada
kasus pre eklampsia berat didapatkan hasil data obyektif tekanan
darah ≥ 160/110 mmHg, proteinurin 4+ dan oedema
(Prawirohardjo, 2012).
41
2) Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai
diagnosis. Pada pasien pre eklampsia berat mengalami masalah
cemas( Pudiastuti, 2012).
3) Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisa data (Purwoastuti, dkk,2014). Pada
pasien dengan pre eklampsia berat membutuhkan dukungan
emosional dan psikologi dari suami maupun keluarga
( Pudiastuti, 2012).
c. Langkah ketiga : Diagnosa Potensial.
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosis potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah
diidentifikasi.
Langkah
ini
membutuhkan
antisipasi,
bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siapmencegah diagnosis atau masalah potensial
ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan
asuhan yang aman (Soepardan, 2007). Diagnosa potensial yang
mungkin terjadi pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat adalah
eklampsia (Prawirohardjo, 2012).
42
d. Langkah keempat : Melakukan Antisipasi Segera
Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan perlu
bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa data
menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera sementara
menunggu intruksi dokter (Hidayat, dkk, 2009). Antisipasi masalah
pertama yang dilakukan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat
adalah memantau tekanan darah dan protein urin, kolaborasi dengan
dr. SpOG, melakukan rujukan ke Rumah Sakit yang lebih tinggi.
e. Langkah kelima : Merencanakan rencana yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh,
ditentukan
oleh
langkah-langkah
sebelumnya.
Langkah
ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau masalah
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
atau data dasar yangtidak lengkap dapat dilengkapi (Purwoastuti,dkk,
2014).
Rencana asuhan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat menurut
Prawirohardjo (2012), antara lain :
1) Penderita pre eklampsia berat harus segera masuk rumah sakit
untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring kesatu sisi
(kiri).
2) Beri obat anti kejang MgSO4
3) Beri pengobatan Hipertensi
4) Pemeriksaan Proteinuria
43
5) Pengukuran tekanan darah
f. Langkah ke enam : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini biasa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian
dilakukan oleh bidan dan sebagian oleh klien, atau anggota tim
kesehatan yang lain (Purwoastuti,dkk, 2014).
pelaksanaan rencana asuhan pada ibu hamil dengan pre eklampsia
berat menurut Prawirohardjo (2012), antara lain :
1) Memberi tahu keluarga bahwa ibu harus segera masuk rumah
sakit untuk rawat inap dan dianjurkan tirah baring miring kesatu
sisi (kiri).
2) Memberi obat anti kejang MgSO4
3) Memberi anti hipertensi
4) Memeriksa proteinuria
5) Mengukur tekanan darah
g. Langakah 7 : Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
44
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif
(Purwoastuti,dkk, 2014).
evaluasi yang diharapkan pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat
menurut Prawiroharjo (2012), antara lain :
1) Proteinuria <4+
2) Tekanan darah ibu ≤140/90 mmHg
3) Ibu sudah boleh pulang karena sudah mencapai tanda-tanda pre
eklampsia ringan.
3.
Data Perkembangan
Didalam pemberian asuhan digunakan tujuh langkah manajemen
Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan
SOAP dalam pendokumentasian yang bersifat sederhana, jelas, logis dan
singkat. Menurut Muslihatun, dkk (2009), sistem pendokumentasian
asuhan kebidanann dengan menggunakaan SOAP yaitu :
a.
S (Subyektif)
Berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi
pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai
kutipan langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung
dengan diagnosis.
45
b.
O (Objektif)
Data yang diperoleh melalui hasil observasi yang jujur dari
pemeriksaan
fisik
pasien,
pemeriksaan
aboratorium
atau
pemeriksaan diagnosa lain.
c.
A (Assesment)
Menggambarkan hasil pendokumentasian hasil analisa dan
interprestasi data subyektif dan objektif suatu identifikasi.
d.
P (Planning)
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan, tindakan dan
evaluasi berdasarkan assesment sebagai langkah V, VI, VII Varney.
C. Landasan Hukum
Berdasarkan
PERMENKES
RI
No
1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat 1dimana pelayanan kesehatan
ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa
nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
Berdasarkan
PERMENKES
RI
No
1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 13 ayat 1 b asuhan antenatal
terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu dilakukan
dibawah supervisi dokter.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi yang digunakan adalah metode observasional deskriptif
dengan pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu
prosedur berencana yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan
taraf
aktifitas tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti. Metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan
suatu objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang
seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu
(Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus yang digunakan penulis dalam membuat studi kasus ini
adalah dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah
Varney
dari
pengkajian
sampai
dengan
evaluasi
dan
data
perkembangannya menggunakan SOAP. Laporan studi kasus ini pada
Ny.A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia
berat (PEB) di RSUD Kota Surakarta.
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan (Notoatmodjo,
2010). Studi kasus dilakukan di RSUD Kota Surakarta.
46
747
C. Subjek Studi Kasus
Dalam penulisan laporan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan
sebagai
responden
untuk
pengambilan
studi
kasus
(Notoatmodjo, 2010). Subyek yang akan digunakan adalah Ny.A G2P1A0
umur 25 tahun hamil 37 minggu dengan pre eklampsia berat (PEB).
D. Waktu Studi kasus
Waktu studi kasus adalah kapan pelaksanaan pengambilan studi kasus
akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Studi pendahuluan dilakukan
bulan Oktober 2014 dan penelitian studi kasus dilaksanakan pada tanggal
13-15 Mei 2015
E. Instrumen Studi Kasus
Merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data
(Notoatmodjo, 2010). Pada studi kasus ini penulis menggunakan
instrumen berupa format asuhan kebidanan 7 langkah Varney pada ibu
hamil untuk pengumpulan data dan data perkembangan menggunakan
SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Data primer
Data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan langsung dari
sumbernya (Siswanto, 2012).
47
48
Data Primer meliputi
a. Pemeriksaan fisik
Hidayat (2008), menyatakan bahwa pemeriksaan fisik meliputi :
1) Inspeksi
Merupakan
proses
pengamatan
atau
observasi
untuk
mendeteksi masalah kesehatan pasien. Dalam kasus pre
eklampsia berat inspeksi digunakan untuk mengetahui adanya
bekas luka dan hiperpigmentasi (linea nigra dan strie
gravidarum) (Muslihatun, dkk, 2009). Pada kasus ini
dilakukan pemeriksaan sistematis dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia
kehamilan serta menentukan letak anak dalam rahim. Pada
kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat palpasi dilakukan
dalam pemeriksaan
(a) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) dan bagian
janin yang ada di fundus. Pada kasus ini didapatkan TFU
3 jari di bawah PX, 32 cm teraba bulat, besar, lunak, tidak
melenting (bokong).
(b) Leopold II
Untuk menentukan letak janin, apaka melintang atau
memanjang, serta menentukan bagian janin yang ada di
49
sebelah kan dan kiri uterus. Dalam kasus ini bagian kiri
teraba panjang, keras seperti papan (punggung), bagian
kanan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstermitas).
(c) Leopold III
Untuk menentukan bagian terendah janin dan menentukan
apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas
panggul (PAP) atau belum. Dalam kasus ini bagian
terbawah janin teraba bulat, keras, kecil, tidak melenting
(kepala), sudah masuk pintu atas panggul (Divergen)
(d) Leopold IV
Untuk menentukan seberapa jauh masuknya presentasi ke
pintu atas panggul (PAP).bagian bawah sudah masuk
pintu atas panggul 4/5 bagian.
3) Auskultasi
Pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan
oleh tubuh melalui stetoskop, linec dan dopler. Pada kasus ibu
hamil dengan pre eklampsia berat dilakukan untuk mengetahui
letak detak jantung janin (DJJ) (Muslihatun, dkk, 2009).
Dalam kasus ini dilakukan pemeriksaan detak jantung janin
(DJJ) 142 x/menit
4) Perkusi
50
Perkusi merupakan suatu pemeriksaan dengan cara mengetuk
untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap daerah
permukaan tubuh. Dalam hal ini pemeriksaan dilakukan
didaerah patella (Hidayat, 2008). Pada kasus pre eklampsia
berat dilakukan pemeriksaan fisik reflek patella kanan dan kiri
negatif (Prawirohardjo, 2012).
b. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai
langsung responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil
secara langsung (Hidayat, 2009). Pada kasus pre eklampsia berat
(PEB) penulis melakukan wawancara secara lisan dengan
responden. Dalam wawancara ini ditujukan pada ibu hamil
terutama pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat
(PEB). Pada kasus ini dilakukan wawancara kepada Ny. A.
c. Observasi
Merupakan
cara
pengumpulan
data
dengan
mengadakan
pengamatan secara langsung kepada responden penelitian untuk
mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti (Hidayat, 2009).
Pada kasus pre eklampsia berat observasi yang dilakukan adalah
keadaan umum, TTV, oedema dan pemeriksaan protein urin.
2. Data sekunder
51
Data yang diterbitkan atau dibuat oleh organisasi yang bukan
pengolahnya (Siswanto, 2012).
Data sekunder diperoleh dari :
a.
Studi Dokumentasi
Studi
dokumentasi
merupakan
sumber
informasi
yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi
maupun tidak resmi. Diantaranya biografi dan catatan harian
(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus kehamilan dengan pre
eklampsia berat (PEB) diambil dari catatan rekam medik di
RSUD Kota Surakarta.
b.
Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan semua literatur atau bacaan yang
digunakan untuk menyusun karya tulis ilmiah, literatur ini
umumnya terdiri dari buku-buku teks, jurnal ilmiah, makalah
ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi (Notoatmodjo, 2010). Pada
kasus pre eklampsia berat (PEB) penulis menggunakan bahan
referensi dari tahun 2005 sampai 2015.
G. Alat – alat yang dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain :
1. Alat dan bahan untuk wawancara meliputi :
a. Format pengkajian ibu hamil
b. Buku tulis
52
c. Bolpoin
2. Alat dan bahan untuk observasi meliputi :
a. Spigmomanometer
b. Stetoskop
c. Termometer
d. Timbangan berat badan
e. Alat pengukur tinggi badan
f. Pita pengukur lingkar lengan atas
g. Linec
h. Jam tangan dalam penunjuk detik
i. Hammer
j. Metlin
k. Bedsaid monitor
3. Alat dan bahan untuk dokumentasi meliputi :
a. Status atau catatan pasien
b. Alat tulis
H. Jadwal penelitian
Jadwal penelitian merupakan rencana tentang jadwal yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian
(Hidayat, 2007). Jadwal penelitian terlampir.
47
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
1.
Pengkajian
Tanggal :13 Mei 2015
pukul : 20.30 WIB
Tempat : RSUD Kota Surakarta
a.
Identitas Pasien
Identitas Suami
Nama
: Ny. A
Nama
: Tn. S
Umur
: 25 Tahun
Umur
: 28 Tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
Suku Bangsa : Jawa /Indonesia
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
b.
: Totosari Rt 001/004, pajang, laweyan, Surakarta
Anamnesa (data subyektif)
2) Keluhan utama
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya dan ibu
mengeluh pusing, nyeri tulang dada dibagian bawah, bengkak
pada kaki dan tangan serta sesek.
47
48
3) Riwayat menstruasi
a) Menarche
: Ibu mengatakan menstruasi pertama
saat usia 13 tahun
b) Siklus
: Ibu mengatakan jarak menstruasinya
± 28 hari
c) Lama
: Ibu mengatakan lama menstruasi ± 6
hari
d) Banyaknya
: Ibu mengatakan 2-3 kali ganti
pembalut dalam sehari
e) Teratur / tidak
:Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f)
: Ibu mengatakan darah menstruasinya
Sifat darah
encer, berwarna merah dan tidak ada
gumpalan
g) Dismenorhea
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri
tekan pada perut bagian bawah sampai
mengganggu aktifitas
4) Riwayat Hamil Ini
a) HPHT
: Ibu mengatakan hari pertama haid
terakhir pada tanggal 26 Agustus 2014
b) HPL
: Ibu
mengatakan
tanggal 02 Juni 2015
c) Gerakan janin
perkiraan
lahir
49
Ibu mengatakan gerakan janin mulai dirasakan pada usia
kehamilan 5 bulan dan gerakannya lebih dari 5 kali dalam
sehari.
d) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat yang diberikan
oleh bidan seperti tablet tambah darah dan vitamin tetapi
belum teratur.
e) Keluhan – keluhan pada
Trimester I
: Ibu mengatakan mual muntah pada
pagi hari.
Trimester II
: Ibu mengatakan sering pusing
Trimester III
: Ibu mengatakan pusing, sering nyeri
nyeri tulang dada dibagian bawah, dan
kakinya bengkak
f)
ANC
: Ibu
mengatakan
memeriksakan
kehamilannya 8 kali di puskesmas
Trimester I
: Saat usia kehamilan 5 dan 10 minggu
Trimester II
: Saat usia kehamilan 16, 20 dan 24+1
minggu
Trimester III
: Saat usia kehamilan 30, 35, 30 dan 36+5
minggu.
g) Penyuluhan yang pernah didapat
50
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi
pada ibu hamil saat umur kehamilan 2 bulan, tablet Fe saat
umur kehamiln 3 bulan dan tanda bahaya kehamilan saat
usia kehamilan 5 bulan
h) Imunisasi TT
: Ibu mengatakan pernah mendapat
imunisasi TT 3 kali
i)
TT 1
: Saat mau menikah (capeng)
TT 2
: Saat hamil pertama
TT 3
: Saat hamil 10 minggu
Kekhawatiran khusus
Ibu mengatakan merasa cemas terhadap kehamilannya
karena mengeluh sering pusing, kaki dan tangannya
bengkak sering nyeri tulang dada dibagian bawah dan
sesek.
5) Riwayat penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan sedang menderita penyakit batuk dan pilek.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri
tekan pada dada bagian kiri dan dada
tidak berdebar-debar.
51
(2) Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah nyeri
tekan pada pinggang dan tidak pernah
sakit saat BAK.
(3) Asma
: Ibu mengatakan sebelum hamil tidak
pernah sesak nafas tidak pernah sesak
nafas.
(4) TBC
: Ibu mengatakan tidak pernah batuk
dalam waktu yang lama (lebih dari 2
minggu) sampai keluar darah dari
mulutnya.
(5) Hepatitis
: Ibu mengatakan tidak pernah terlihat
kuning pada mata, kuku dan kulit.
(6) DM
: Ibu mengatakan tidak mudah lapar,
haus dan tidak sering BAK pada
malam hari (frekuensi lebih dari 5
kali).
(7) Hipertensi
: Ibu mengatakan ibu mengatakan sejak
usia kehamilanyya 20 minggu hasil
tekanan darahnya 140/90 mmHg
(8) Epilepsi
:
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
menderita kejang yang disertai keluar
busa dari mulut.
52
(9) Lain-lain
:
Ibu
mengatakan
tidak
pernah
menderita penyakit lainnya seperti
kanker, PMS dan HIV/AIDS.
c) Riwayat Penyakit Keluarga
(1) Penyakit menular
Ibu
mengatakan
didalam
keluarganya
maupun
keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis dan epilepsi.
(2) Penyakit menurun
Ibu
mengatakan
didalam
keluarganya
maupun
keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit
menurun seperti jantung, DM dan hipertensi serta tidak
ada riwayat penyakit menular seperti TBC maupun
hepatitis.
d) Riwayat Keturunan Kembar
Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga
suaminya tidak ada riwayat keturunan kembar
e) Riwayat Operasi.
Ibu mengatakan belum pernah melakukan tindakan operasi
apapun.
6) Riwayat Perkawinan
Status perkawinan
: Syah, kawin : 1 kali
53
Menikah umur
:20 tahun dengan suami umur 23 tahun,
lamanya 5 tahun,anak 1 orang.
7) Riwayat Keluarga Berencana
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama
±1,5 tahun alasan berhenti karena berat badannya selalu naik
dan KB pil selama ±1 tahun alasan berhenti ingin memiliki anak
lagi.
8) Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
ANAK
Tgl/thn
Tempat
Umur
Jenis
partus
partus
kehamilan
partus
No
penolong
jenis
NIFAS
BB
PB
Kea
Kead
laktasi
sekarang
d
1.
2012
Puskesmas Aterm
spontan
Bidan
perem
32
puan
00
49
Baik
lancar
2.Hamil
sekarang
9) Pola kebiasaan sehari – hari
a) Nutrisi
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan makan 2 kali sehari
porsi sedang,jenis nasi, sayur, lauk
dan minum air putih dan teh.
(2) Selama hamil
anak
: Ibu mengatakan makan 3 kali sehari
dengan porsi sedang, jenis nasi,
Hidup,
3,5 tahun
54
sayur, lauk pauk dan minum air
putih, teh dan susu.
b) Eliminasi
(1) sebelum hamil
: Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,
warna kuning, konsistensi lunak.
Dan BAK 5 kali sehari, warna
kuning jernih, bau khas.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,
warna
kuning
kecoklatan,
konsistensi lunak. Dan BAK 6-7
kali sehari, warna kuning jernih,
bau khas.
c) Aktifitas
(1) Sebelum hamil
: Ibu
mengatakan
mengerjakan
pekerjaan rumah tangga sendiri
seperti memasak, mencuci dan
menyapu.
(2) Selama hamil
: Ibu
mengatakan
mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dibantu
oleh suami.
d) Istirahat / tidur
55
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam
dan tidur malam ± 8 jam
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam
dan tidur malam ± 8 jam
e) Seksualitas
(1) Sebelum hamil
: Ibu
mengatakan
melakukan
hubungan suami istri 1 kali dalam
seminggu dan tidak ada keluhan
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan selama hamil
jarang melakukan hubungan suami
istri.
f)
Personal hygiene
(1) Sebelum hamil
: Ibu mengatakan
mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari,
keramas 2-3 kali dalam seminggu
dan ganti baju 2 kali dalam sehari.
(2) Selama hamil
: Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2
kali dalam seminggu dan ganti baju
2 kali dalam sehari.
g) Psikososial budaya
56
(1) Perasaan tentang kehamilan ini
Ibu mengatakan merasa senang atas kehamilan ini
(2) Kehamilan ini direncanakan atau tidak
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan
(3) Jenis kelamin yang diharapkan
Ibu mengatakan baik laki-laki maupun perempuan
tidak masalah
(4) Dukungan keluarga terhadap kehamilan ini
Ibu mengatakan keluarga mendukung kehamilan ini
terutama suami
(5) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal serumah dengan suami.
(6) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan apapun
(7) Kebiasaan adat istiadat dalam kehamilan
Ibu mengatakan didalam keluarganya ada acara mitoni
saat usia kehamilan 7 bulan
h) Penggunaan obat – obatan / rokok
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan obat-obatan
lain selain yang diberikan oleh bidan, ibu tidak pernah
merokok dan suami merokok
c.
Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
57
1) Status generalis
a) Keadaan Umum
: Baik
b) Kesadaran
:Composmentis
c) TTV
TD
: 190/110 mmhg
S
: 36,5o C
N
: 88 x/menit
R
: 28 x/menit
d) TB
: 157 cm
e) BB sebelum hamil : 94 kg
f)
BB selama hamil : 119 kg
g) LLA
:35 cm
2) Pemeriksaan Sistemik
a) Kepala
(1) Rambut
: Bersih, warna hitam, tidak mudah
rontok, tidak berketombe.
(2) Muka
: Bersih, tidak oedema, tidak ada
cloasmagravidarum
(3) Mata
a.
Conjungtiva
: Merah muda
b.
Sclera
: Putih
(4) Hidung
: Bersih, simetris, tidak ada benjolan
(5) Telinga
: Bersih, simetris, tidak ada serumen
(6) Mulut
: Bersih, tidak ada stomatitis
58
(7) Gigi
: Tidak ada caries
(8) Gusi
: Tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjer gondok
: Tidak ada pembesaran kelenjer
gondok
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjer limfe: Tidak ada pembesaran
kelenjer limfe
c) Dada dan Axilla
(1) Mammae
a.
Membesar
: Membesar normal
b.
Tumor
: Tidak ada benjolan
c.
Simetris
: Simetris kanan dan kiri
d.
Areola
: Hiperpigmentasi
e.
Puting susu
: Menonjol
f.
Kolostrum
: Belum keluar
(2) Axilla
a.
Benjolan
: Tidak ada benjolan
b.
Nyeri
: Tidak ada nyeri
d) Ekstremitas
(1) Varices
: Tidak ada varices
(2) Oedema
: Ada oedema
(3) Reflek patella
: Tidak dilakukan
59
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
a. Pembesaran perut
: Sesuai
dengan
umur
kehamilan
b. Bentuk perut
: Memanjang
c. Linea Alba / Nigra
: Linea alba
d. Strie Albican / Livide
: Strie livide
e. Kelainan
: Tidak ada kelainan
f. Pergerakan anak
: Saat
dilakukan
pemeriksaan
tidak
ada
pergerakan janin.
(2) Palpasi
(a) Kontraksi
: Saat pemeriksaan tidak ada kontraksi
(b) Leopold I
: TFU:
FU
3 jari bawah PX
: Teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
(c) Leopold II
: Kanan : Teraba bagian-bagian janin
(ekstermitas)
Kiri : Teraba keras, memanjang,
datar
seperti
(punggung)
papan
60
(d) Leopold III :Teraba
bulat,
keras,
melenting
(kepala)
(e) Leopold IV : Bagian terbawah janin sudah masuk
pintu atas panggul (divergen) 4/5
bagian
(f) TFU Mc Donald
: 32 cm
(g) TBJ
: (32– 11) x 155 =3100 gram
(3) Auskultasi
DJJ :Puntum maximum : Di bawah pusat sebelah kiri
Frekuensi
: 142x/ menit
Teratur / tidak
: Teratur
b) Pemeriksaan Panggul
(1) Kesan Panggul
: Gynecoid
(2) Distantia Spinarum
: Tidak dilakukan
(3) Distantian Kristarum
: Tidak dilakukan
(4) Konjugata Eksterna (Boudeloque): Tidak dilakukan
(5) Lingkar Panggul
: Tidak dilakukan
c) Anogenital
(1) Vulva Vagina
(a) Varices
: Tidak ada varices
(b) Luka
: Tidak ada luka
(c) Kemerahan
: Tidak kemerahan
(d) Nyeri
: Tidak ada nyeri tekan
61
(e) Kelenjer Bartolini
: Tidak
ada
pebesaran
kelenjar bartolini
(f) Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
(2) Perinium
(a) Bekas Luka
: Tidak ada
(b) Lain – lain
: Tidak ada
(3) Anus
(a) Haemorhoid
: Tidak ada
(b) Lain – lain
: Tidak ada
4) Pemeriksaan penunjang
2.
a) Pemeriksaan laboratorium
: Protein urin (+++)
b) Pemeriksaan penunjang lain
: Tidak dilakukan
Interpretasi Data
Tanggal :13 Mei 2015
a.
Pukul : 20.50 WIB
Diagnosa Kebidanan
Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup,
intra uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala,
bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5
bagian dengan Pre eklampsia berat (PEB).
Data Dasar
1) Ibu mengatakan umurnya 20 tahun
2) Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 26 Agustus 2014
62
3) Ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua
4) Ibu mengatakan belum pernah keguguran
5) Ibu mengatakan pusing, kakinya bengkak, sesek dan nyeri tulang
dada dibagian bawah.
Data Obyektif
1) Keadaan umum
: Baik
2) Kesadaran
: Composmentis
3) TTV
4) Leopold I
TD : 190/110 mmHg
S
: 36,50C
N
: 88 x/menit
R
: 28x/menit
: TFU
FU
: 3 jari bawah PX
: Teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong)
Leopold II
: Kanan : Teraba
bagian
-
bagian
terkecil janin (ekstermitas)
Kiri
: Teraba
memanjang,
bulat,
datar
keras,
seperti
papan (punggung)
Leopold III
: Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV
: Bagian terbawah janin sudah masuk
pintu atas panggul (divergen) 4/5
bagian
63
5) DJJ
: 136 x/menit
6) TFU MC Donald
: 32 CM
7) TBJ
: (32-11) X 155 : 3100 gram
8) Pemeriksaan laboratorium : Protein urin (+++)
9) Ekstermitas atas
: Terpasang infus RL bagian tangan
kiri dan terdapat pembengkakan
pada kedua tangan
10) Ekstermitas bawah
b.
: Ada pembengkakan
Masalah
Ibu mengatakan cemas terhadap kehamilannya karena tekanan darah
yang semakin meningkat dan semakin sesak nafas.
c.
Kebutuhan
1) Beri support mental terhadap ibu
2) Beri konseling tentang pre eklampsia
3.
Diagnosa Potensial
Eklampsia
4.
Tindakan Segera
a.
Memantau tekanan darah
b.
Memantau protein urine
c.
Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi
1) Memasang infus RL 20 Tpm
2) Injeksi MgSO4 secara IM
3) Injeksi cefotaxim 1 gr
64
4) Obat oral nifedipin 3X 1 hari @10 mg
5) Methyldopa 3X1 hari @250mg
6) Beri O2 3 liter/menit
7) Pasang DC
5.
Rencana Tindakan
Tanggal : 13 Mei 2015
Pukul : 20.55WIB
a.
Beri tahu ibu hasil pemeriksaan dan kondisi kehamilannya
b.
Beri ibu KIE tentang pre eklampsia
c.
Anjurkan ibu untuk rawat inap dan tirah baring miring kiri
d.
Anjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat,
cukup vitamin dan rendah lemak.
e.
Pantau tekanan darah 4 jam sekali dan protein urine 24 jam sekali
f.
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
g.
Beri terapi :
1) Pasang infus RL 20 tpm
2) Injeksi MgSO4 8 mg secara IM
3) Injeksi cefotaxim 1 gr
4) Obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg
5) Methyldopa 3X1 hari @250 mg
6) Pasang O2 3 liter/menit
7) Pasang Dc
6.
Pelaksanaan
Tanggal :13 Mei 2015
Pukul : 21.00WIB
65
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan kondisinya saat ini
bahwa hasil pemeriksaan laboratorium protein urine yaitu (+++) yang
artinya ibu mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan.
b. Memberi ibu KIE tentang pre eklampsia
1) Pre eklampsia adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria, oedema, yang terjadi pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan
2) Kkasifikasi pre eklampsia ada dua yaitu pre eklampsia ringan
yang ditandai
dengan
tekanan darah
>140/100 mmHg,
proteinurine (+) dan pre eklampsia berat tekanan darah >160/110
mmHg dan proteinurine (++++)
3) Tanda gejala pre eklampsia tanda-tanda pre eklampsia adalah
pertambahan berat badan yang berlebihan, oedema, hipertensi dan
proteinurine.
c. Menganjurkan ibu untuk rawat inap dan tirah baring miring kiri
d. Menganjurkan ibu untuk diet makanan tinggi protein, tinggi
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.
e. Memantau tekanan darah 4 jam sekali dan protein urine 24 jam sekali
f. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
g. Memberi ibu terapi:
1) Pasang infus RL 20 tpm
2) Injeksi MgSO4 8 gr secara IM
3) Injeksi cefotaxim 1 gr secara IV
66
4) Obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg
5) Metil dopa 3X1 hari @250 mg
6) Pasang O2 3 liter/menit
7) Pasang DC
7.
Evaluasi
Tanggal : 13 Mei 2015
a.
pukul :21.20 WIB
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaannya yaitu ibu mengalami pre
eklampsia berat (PEB) dan janin dalam keadaan baik.
b.
Ibu sudah tahu dan paham tentang pre eklampsia
c.
Ibu bersedia rawat inap dan tirah baring miring kiri
d.
Ibu bersedia untuk diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat,
cukup vitamin dan rendah lemak.
e.
Tekanan darah dan protein urine dipantau
f.
Ibu bersedia istirahat yang cukup
g.
Ibu sudah diberi terapi :
1) Infus RL sudah terpasang pada tangan kiri dengan dosis 20 Tpm
2) MgSO4 sudah dimasukan secara IM dengan dosis 8 mg
3) Cefotaxim sudah diberikan secara IV dengan dosis 1 gr
4) Nifedipin sudah diberikan per oral dosisnya @10 mg
5) Metil dopa sudah diberikan per oral dosisnya @ 250 mg
6) O2 sudah terpasang 3 liter/menit
67
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 14 Mei 2015
Pukul 07.20 WIB
Subyektif
1.
Ibu mengatakan pusingnya sudah sedikit berkurang
2.
Ibu mengatakan sudah lebih banyak istirahat
3.
Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan
68
4.
Ibu mengatakan masih merasa cemas
Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum
: Baik
b.
Kesadaran
: Composmentis
c.
Tekanan darah
: 150/90 mmHg
d.
Suhu
: 36,30C
e.
Nadi
: 82 x/menit
f.
Respirasi
: 22 x/menit
g.
Palpasi
Leopold I
: TFU
FU
:3 jari bawah PX
: Teraba
bulat,
lunak,
tidak
melenting (bokong)
Leopold II
: Kanan
: Teraba bagian - bagian terkecil
janin (ekstermitas)
Kiri
:Teraba bulat, keras, memanjang,
datar seperti papan (punggung)
Leopold III
: Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV
: Bagian terbawah janin sudah masuk pintu
atas panggul (divergen) 4/5 bagian
h. DJJ
: 136 x/menit
i. Pemeriksaan laboratorium : Protein urin (+++) (tanggal 13 Mei
2015)
69
j. Ekstermitas atas
: Terpasang infus RL pada tangan
kiri dan terdapat pembengkakan
pada kedua tangan
k. Ekstermitas bawah
: Ada pembengkakan pada kedua
kaki
Assessment
Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah janin
sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre eklampsia
berat (PEB).
Plening
Tanggal 14 Mei 2015
Pukul :07.25 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya.
2. Menganjurkan ibu untuk tirah baring miring salah satu sisi (miring kiri)
3. Menganjurkan ibu untuk terus mengkonsumsi makanan yang bergizi
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Memberi terapi pada pukul : 07.20 WIB
a. Injeksi MgSO4 4 mg secara IM
b. Injeksi cefotaxim 1 gr secaara IV
c. Oral nifedipin 3X1 hari @10 mg
d. Metil dopa 3X1 hari @250 mg
Evaluasi
70
Tanggal 14 Mei 2015
Pukul :07.30 WIB
1. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia tirah baring miring salah satu sisi (miring kiri)
3. Ibu bersedia untuk terus mengkonsumsi makanan yang bergizi
4. Ibu bersedia istirahat cukup
4. Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal :14 Mei 2015
Pukul 15.00 WIB
Subyektif
1.
Ibu mengatakan masih pusing
2.
Ibu mengatakan merasa masih sesek nafas
3.
Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makanan yang bergizi
4.
Ibu mengatakan sudah minum obat sesuai anjuran
71
5.
Ibu mengatakan sudah istirahat yang cukup
Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
a.
Keadaan umum
: Baik
b.
Kesadaran
: Composmentis
c.
Tekanan darah
: 180/120 mmHg
d.
Suhu
: 36,20C
e.
Nadi
: 96 x/menit
f.
Respirasi
: 28 x/menit
g.
Ekstermitas atas
: Terpasang infus RL pada tangan kiri dan ada
pembengkakan pada kedua tangan
h. Ekstermitas bawah
2.
: Ada pembengkakan pada kedua tanagn
Status Obstetri
a.
Palpasi
1) Leopold I
: TFU : 3 jari dibawah PX FU : Teraba bulat,
lunak, tidak melenting (bokong)
2) Leopold II
:Kanan: Teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstermitas)
Kiri :Teraba keras, memanjang, datar seperti
papan (punggung)
72
3) Leopold III
: Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
4) Leopold IV
: Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul (Divergen) 4/5 bagian
5) TFU Mc. Donald : 32 cm
6) TBJ : ( 32-11) X 155= 3100 gram
b.
Auskultasi
DJJ : Puntum Maximum
: Dibawah pusat sebelah kiri
Frekuensi
: 146 x/menit
Teratur/tidak teratur
: Teratur
Assesment
Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah
janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre
eklampsia berat (PEB).
Plening
Tanggal 14 Mei 2015
Pukul 15.10 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa keadaanya sudah semakin
membaik
2. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yaang bergizi
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup
3. Memberi ibu terapi pada pukul : 15.00 WIB
a. Injeksi MgSO4 4 mg secara IM
73
b. Injeksi Cefotaxime 1 gr IV
c. Nifedipin 3 X 1 hari @10 mg
d. Metil dopa 3 X 1 hari @250 mg
Evaluasi
Tanggal 14 Mei 2015
Pukul 15.15 WIB
1.
Ibu mengetahui hasil pemeriksaan kehamilannya
2.
Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
3.
Ibu bersedia istirahat cukup
4.
Ibu bersedia mengkonsumsi obat yang dianjurkan
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal :15 Mei 2015
Pukul : 07.15 WIB
Subyek
1. Ibu mengatakan masih pusing
2. Ibu mengatakan masih nyeri ulu hati dan masih merasa sesek.
3.
Ibu mengatakan sudah banyak makan makanan yang bergizi
4.
Ibu mengatakan selalu minum obat sesuai anjuran
74
Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
: cukup
b. Kesadaran
: Composmentis
c. Tekanan darah
: 178/132 mmHg
d. Suhu
: 36,70C
e. Nadi
: 112 x/menit
f. Respirasi
: 28/menit
g. Ekstermitas atas
:Terpasang infus RL pada tangan kiri dan ada
pembengkakan pada kedua tangan
h. Ekstermitas bawah: Ada pembengkakan pada kedua kaki
2.
Status Obstetri
a.
Palpasi
1) Leopold I : TFU
: 3 jari dibawah PX
FU
:Teraba
bulat,
lunak,
tidak
melenting
(bokong)
2) Leopold II: Kanan : Teraba bagian-bagian terkecil janin
(ekstermitas)
Kiri : Teraba keras, memanjang, datar seperti
papan (punggung)
3) Leopold III
: Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
4) Leopold IV :Bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas
panggul
(Divergen) 4/5 bagian
75
b.
5) TBJ
: TFU Mc. Donald :32 cm
6) TBJ
: (32-11) x 155= 3100 gram
Auskultasi
DJJ : Puntum Maximum
c.
: Dibawah pusat sebelah kiri
Frekuensi
: 144 x/menit
Teratur /tidak teratur
: Teratur
Pemeriksaan Laboratorium
Protein urine
: +++ (Tanggal 13 Mei 2015)
Assesment
Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian terbawah
janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian dengan Pre
eklampsia berat (PEB).
Plening
Tanggal :15 Mei 2015
1.
Pukul : 07.25 WIB
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan tentang kondisinya saat ini bahwa
keadaannya semakin memburuk namum keadaan janinnya dalam
keadaan baik.
2.
Lapor dokter SpOG pukul 22.00 WIB tanggal 14 Mei 2015 advis dokter
SpOG akan dilakukan SC tanggal 15 Mei 2015 pukul 08.00 WIB
76
3.
Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan operasi SC karena kondisinya
semakin menurun dan rencana SC besuk tanggal 15 Mei 2015 pukul
08.00 WIB
4.
Menganjurkan ibu untuk puasa mulai nanti malam pukul 00.30 WIB
5.
Memberitahu ibu untuk tidak terlalu cemas dengan keadaanya supaya
tekanan darahnya tidak semakin naik.
Evaluasi
Tanggal :15 Mei 2015
Pukul : 07.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia untuk dilakukan SC karena kondisinya yang semakin
memburuk
3. Ibu sudah puasa sejak pukul 00.30 WIB tadi malam
4. Ibu bersedia untuk tidak mencemaskan keadaanya saat ini
B. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari Karya Tulis yang akan membahas
kesenjangan antara teori yang didapat dengan praktek langsung dilapangan
selama melaksanakan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny.
A dengan pre eklampsia berat (PEB).
Kesenjangan-kesenjangan yang ditemukan juga memerlukan pemecahan
masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan melaksanakan
asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh bidan dalam
menangani masalah kebidanan, sehingga dapat di uraikan pembahasan
77
dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data adalah pengumpulan data yang
dilakukan pengkajian dan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien meliputi riwayat kesehatan dan
pemeriksaan fisik (Purwoastuti, dkk, 2014).
Menurut Astuti (2012), pada pasien dengan pre eklampsia berat
mengalami tekanan sistolik > 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg,
proteinuria (4+), oliguria, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium.
Pada kasus ini pengkajian data diperoleh ibu hamil Ny. A seorang
multigravida pada umur kehamilan 37 minggu (Trimester III) dengan pre
eklampsia berat (PEB). Yaitu ibu mengatakan pusing, nyeri tulang dada
dibagian bawah, bengkak pada kaki dan tangan dan sesek, tekanan darah
190/100 mmHg, oedema pada kaki dan tangan, hasil laboratorium
protein urine (+++). Dalam pemgkajian ini penulis menemukan
kesenjangan antara teori dan kasus yaitu pada teori pasien pre eklampsia
berat pemeriksaan laboratorium protein urine ++++, sedangkan pada
kasus hasilnya +++.
2.
Interpretasi Data
Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan yang meliputi data
subyektif dan obyektif, masalah pada ibu hamil dengan pre eklampsia
berat yaitu cemas (Pudiastuti, 2012). Kebutuhan yang diberikan Pada
78
pasien dengan pre eklampsia berat adalah dukungan emosional dan
psikologi dari suami maupun keluarga ( Pudiastuti, 2012).
Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnosa kebidanan Ny. A
G2P1A0 umur 25 tahun hamil 37 minggu, janin tunggal, hidup, intra
uterin, letak memanjang, punggung kiri, persentasi kepala, bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (Divergen) 4/5 bagian
dengan Pre eklampsia berat (PEB). Masalah yang didapatkan pada ibu
hamil Ny A
dengan pre eklampsia berat (PEB) yaitu cemas dan
Kebutuhannya adalah memberikan informasi tentang keadaannya,
memberi dukungan emosional dan psikologi untuk ibu maupun keluarga.
Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
3.
Diagnosa Potensial
Menurut Pudiastuti (2012), pada kasus ibu hamil dengan pre
eklampsia berat diagnosa potensial yang mungkin terjadi adalah
eklampsia.
Pada kenyataannya kasus pada Ny. A dengan kehamilan disertai pre
eklampsia berat, tidak terjadi diagnosa potensial. Dalam langkah ini tidak
ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
4.
Tindakan Segera
79
Menurut prawirohardjo (2012) tindakan segera yang harus dilakukan
pada ibu hamil dengan pre eklampsia berat yaitu memantau tekanan
darah, protein urine, kolaborasi dengan dr SpOG dalam pemberian terapi
Rumah Sakit yang lebih tinggi.
Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu memantau
tekanan darah dan protein urine, kolaborasi dengan dr. SpOG dalam
pemberian infus RL 20 tpm, obat antikejang MgSO4 8 g secara IM,
injeksi cefotaxim 1 gr secara IV, obat oral nifedipin 3X1 hari @10 mg,
metildopa 3X 1 hari @250 mg, pasang DC dan pasan O2 3 liter/menit.
Dalam langkah ini ditemukan kesenjangan yaitu memantau tekanan
protein urin hanya dilakukan pemeriksaan protein urine sekali saat
perama kali masuk.
5.
Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan diagnosa, masalah dan kebutuhan
yang muncul, Menurut Prawirohardjo (2012), asuhan kebidanan yang
direncanakan pada pasien dengan pre eklampsia berat yaitu penderita pre
eklampsia berat harus segera rawat inap dan tirah baring kesalah satu sisi
(miring kiri), memberikan obat antikejang MgSO4, memberi pengobatan
hipertensi, pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan tekanan darah.
Pada kasus ini perencanaan yang diberikan yaitu beri tahu ibu hasil
pemeriksaannya, anjurkan ibu untuk rawat inap, tirah baring miring kiri,
beri O2 3 liter / menit, beri KIE tentang pre eklampsia, anjurkan diet
makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah
80
lemak, pantau protein urine 24 jam sekali dan tekanan darah setiap 4 jam,
anjurkan untuk banyak istirahat dan beri terapi : pasang infus Rl 20 tpm,
injeksi MgSO4 8 gr secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr IV, obat oral
Nifedipin 3X1 @10 mg, metil dopa 3X1 @250 mg dan pasang DC.
Dalam kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
6.
Pelaksanaan
Pelaksanan dilaksanakan sesuia dengan perencanaan yang telah
disusun oleh penulis. Menurut prawirohardjo (2012), pada ibu hamil
dengan pre eklampsia berat tindakan yang harus dilakukan yaitu pasien
harus segera masuk rumah sakit untuk segera rawat inap, memberikan
obat anti kejang yaitu MgSO4, memberi pengobatan hipertensi,
pemeriksaan protein urine dan tekanan darah.
Pada kasus ini asuhan yang diberikan yaitu memberi informasi
tentang pemeriksaan kehamilannya, menganjurkan ibu untuk rawat inap,
menganjurkan ibu tirah baring miring kiri, memberi KIE tentang pre
eklampsia,
menganjurkan
diet
makanan
tinggi
protein,
tinggi
karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak, memantau protein urine
dan tekanan darah, menganjurkan untuk banyak istirahat dan memberi
terapi : pasang infus Rl 20 tpm, injeksi MgSO4 8 gr boka boki IM, injeksi
cefotaxim 1 gr IV, obat oral Nifedipin 3X1 @10 mg, metil dopa 3X1
@250 mg dan pasang DC. Dalam langkah ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
7.
Evaluasi
81
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah
benar-benar
telah
terpenuhi
sesuai
dengan
kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosis.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif
(Purwoastuti,dkk, 2014).
Dalam teori Prawirohardjo (2012), evaluasi pada ibu hamil dengan
pre eklampsia berat adalah tekanan darah <140/90 mmHg, protein urine
<4+, ibu sudah boleh pulang karena sudah mencapai tanda-tanda pre
eklampsia ringan. Dan dilakukan perawatan aktif jika umur kehamilan
ibu >37 minggu, ada tanda impending eclampsia, diduga terjadi solusio
plasenta, dan ketuban pecah.
Sedangkan dalam kasus pre eklampsia berat ini pasien direncanakan
akan dilakukan terminasi secara SC karena usia kehamilan sudah aterm,
tekanan darah terus meningkat, dan ibu mengeluh semakin pusing serta
sesak nafas. Dalam kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus.
Terdapat kesenjangan antara teori dan kasus pada langkah pengkajian
data dan tindakan segera. Pada kasus ini dalam pengkajian data
didapatkan hasil pemeriksaan protein urin 3+ dan dalam langkah
tindakan segera hanya dilakukan pemeriksaan protein urine 1 kali saja.
82
Alternatif pemecahan masalah paada kasus ini adalah dengan
mengkaji tekanan darah pasien per 4 jam, sehingga diagnosa dan
penatalaksanaan pre eklampsia berat dapat dilakukan sesuai dengan
kondisi dan sesuai perencanaan.
BAB V
PENUTUP
Pada tahap akhir pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan
Kebidanan Ibu Hamil Trimester III pada Ny. A dengan Pre eklampsia berat (PEB)
di RSUD Kota Surakarta, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa
saran untuk lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil
trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB) yang penulis ambil khususnya di
RSUD Kota Surakarta.
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester III dengan
Pre eklampsia berat (PEB) maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai
berikut :
1.
Dalam melakukan pengkajian terhadap ibu hamil dengan Pre eklampsia
berat (PEB) dilaksanakkan dengan pengumpulan data subyektif yang
diperoleh dari hasil wawancara dari pasien dengan keluhan pusing, nyeri
tulang dada dibagian bawah, bengkak pada tangan dan kaki, sesek dan
data obyektif diperoleh pemeriksaan tekanan darah 190/110 mmHg,
oedema pada ekstermitas dan hasil pemeriksaan laboratorium yaitu
pemeriksaan protein urine (+++).
2.
Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan
akurat sehingga didapatkan diagnose yaitu Ny. A G2P1A0 umur 25 tahun
83
84
hamil 37 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin, punggung kiri,
persentasi kepala, bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul
(divergen) 4/5 bagian dengan pre eklampsia berat (PEB) yang disertai
masalah yaitu rasa cemas ibu terhadap kehamilannya sehingga
membutuhkan dukungan mental dan informasi tanda bahaya trimester
III.
3.
Diagnosa potensial pada kasus Ny. E hamil trimester III dengan Pre
eklampsia berat (PEB) tidak muncul.
4.
Tindakan segera pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat
(PEB) adalah memantau tekanan darah, memantau protein urine,
kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian terapi : infus RL 20
Tpm, obat anti kejang MgSO4 8 gr secara IM, injeksi cefotaxim 1 gr
secara IV, pasang O2 3 liter/menit, pasang DC, beri obat oral Nifedipin
3X1 hari @10 mg, metil dopa 3 X 1 hari @250 mg.
5.
Rencana tindakan pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia
berat (PEB) yaitu beritahu ibu hasil pemeriksaannya, anjurkan ibu untuk
rawat inap, tirah baring miring kiri, beri O2 3 liter / menit, beri KIE
tentang pre eklampsia, anjurkan diet makanan tinggi protein,
tinggikarbohidrat, cukup vitamin danrendahlemak, pantau protein urine
dan tekanan darah tiap 4 jam sekali, anjurkan untuk banyak istirahat dan
beri terapi : pasang infuse Rl 20 tpm, injeksi MgSO4 8 gr secara IM,
injeksi cefotaxim 1 gr IV, obat oral Nifedipin 3X1 @10 mg, metal dopa
3X1 hari @250 mg dan pasang DC
85
6.
Pelaksanaan pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat
sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan.
7.
Evaluasi pada ibu hamil trimester III dengan Pre eklampsia berat (PEB)
pasien direncanakan akan dilakukan terminasi secara SC karena usia
kehamilan sudah matang, tekanan darah terus meningkat, dan ibu
mengeluh semakin pusing serta sesak nafas. Dalam kasus ini tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
8.
Dalam penanganan pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia berat
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yitu pada teori pemeriksaan
laboratorium protein urine (++++) dan pada kasus pemeriksaan
laboratorium protein urine (+++). Di RSUD Kota Surakarta pemeriksaan
laboratorium protein urine (+++) termasuk pre eklampsia berat bila hasil
tekanan darah >160 /110 mmhg.
B. Saran
1.
Peniliti
Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari
perkuliahan dan pengalaman nyata dalam penelitian khususnya di
bidang pelayanan kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan pre
eklampsia berat (PEB).
2.
Bidan
Diharapkan bidan dapat lebih meningkatkan pengetahuan dan skill
dalam menangani kasus atau melaksanakan asuhan kebidanan
86
khususnya pada ibu hamil trimester III dengan pre eklampsia berat.
Sehingga kasus pre eklampsia berat dapat cepat tertangani.
3. Instansi
a.
Rumah sakit
Disarankan agar Rumah sakit lebih meningkatkan pemberian
asuhan secara komprehensif, tepat dan professional untuk
meningkatkan mutu pelayanan sehingga pasien merasa aman
dan nyaman.
b.
Bagi Pendidikan
Disarankan agar pendidikan lebih meningkatkan pengetahuan
tentang pre eklampsia berat dengan menambah sumber bacaan
di perpustakaan kususnya tentang pre eklampsia berat pada ibu
hamil dan skill tentang cara menangani pre eklampsia berat.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu 1 (Kehamilan).
Yogyakarta : Rohima press.
Dinkes
Jateng.
2012.
AngkaKematianIbudanBayi
di
Indonesia.
http://www.dinkes.aki.akb.com Diakses tanggal 26 November 2014.
Hartiwi, S. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III Ny.S G1P0A0
Umur 25 Tahun Hamil 33+3 Minggu denagn Pre Eklampsia Berat (PEB).
STIKes Pku Muhammadiyah surakarta : KTI. Tidak di Publikasikan.
Hidayat, A,A. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.
___________. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Analisis Data.Jakarta :
Salemba Medika
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Muslihatun, N.W. 2009. Dokumentasi Kebidanan.Yogyakarta : Citramaya
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Renaka Cipta.
Nugroho, T. 2012. Patologi Kebidanan. Jogyakarta : Sorowajan Baru.
_________. 2014. Buku Ajar Askeb 1 Kehamiln. Jogjakarta: Nuha Medika.
Oshigita. 2013. Pre Eklampsia. (online). Available :http:// www.oshigita pre
eklampsia.com. Diakses tanggal 16 Desember 2013..
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka
_____________. 2012. Ilmu Kebidanan.Jakarta : PT Bina Pustaka
Pudiastuti, R.D. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi.
Yogyakarta : Nuha Medika
Purwoastuti, E dan Walyani, E,S. 2014. Konsep Kebidanan. Jogyakarta : Pustaka
Baru Press.
SDKI. 2012. Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia .http://www.
www.nasional.sindonews.com. Diakses tanggal 26 September 2014.
Siswanto, V.A. 2012. Strategi dan Langkah – Langkah Penelitian.Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Soepardan, S. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Sujiyanti, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan plus Contoh Asuhan
Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
Sukarni,I dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus
Resiko Tinggi. Yogyakarta : Sorowajan Baru.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Medika.
Utami, N.S.A. 2013. Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester III Pada Ny. S
G3P2A0 Dengan Pre eklampsia berat (PEB). STIKes Kusuma husada
surakarta : KTI. Tidak di Publikasikan.
Widya.
2011. Pre Eklampsia pada Kehamilan. (online). Available
:http://www.nikmahwidya.com.Diunduh tanggal 10 Januari 2011.
Download