Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Tingkat Pengetahuan Siswi Sekolah Menengah Atas tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya Rosnancy Sinaga : email : [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian akibat kanker serviks di seluruh dunia dan penyakit ini dapat membahayakan wanita. Namun pencegahan sejak dini dapat mengurangi angka kematian tersebut walaupun kadang tidak mudah untuk melakukannya. Dalam penelitian ini diidentifikasi masalah pertama bagaimana tingkat pengetahuan siswi SMA X tentang kanker serviks. Masalah kedua, bagaimana tingkat pengetahuan siswi SMA Advent Martoba mengenai pencegahan kanker serviks. Masalah ketiga, aspek-aspek manakah yang paling diketahui dan kurang diketahui siswi SMA X tentang kanker serviks. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat pengetahuan siswi SMA X tentang kanker serviks dan pencegahannya. Dimana metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang siswi SMA X yang dipilih dengan menggunakan kriteria memilih sampel. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang divalidasi oleh dosen yang terdiri dari 25 butir pernyataan. Setelah data dianalisa, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tingkat pengetahuan siswi SMA X tentang kanker serviks adalah baik dengan persentase 79%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori baik. Sedangkan tingkat pengetahuan mengenai pencegahannya adalah cukup baik dengan persentase 74%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori cukup baik. Aspek yang paling diketahui adalah tanda dan gejala dengan nilai 93% dan yang kurang diketahui adalah pencegahan dan faktor risiko dengan nilai yang sama yaitu 74%. Saran yang diberikan kepada siswi SMA X yaitu agar menambah wawasan terutama bagian reproduksi dan mempertahankan pengetahuan mengenai kanker serviks dan hendaknya melakukan pencegahan. Vol I No: 10 Januari 2014 1 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Kata Kunci : Pengetahuan, Pencegahan, Kanker Serviks Pendahuluan Kanker serviks merupakan penyakit yang sangat mematikan bagi wanita bila tidak ditangani dengan cepat. Banyak wanita tidak peduli, walau sudah mendengar dan menonton berita-berita di siaran televisi maupun situs internet. Kepedulian terhadap rahim seharusnya menjadikan semua wanita berhati-hati sejak dini agar terhindar dari kanker serviks. Jika wanita peduli sejak dini maka penyakit kanker serviks ini dapat disembuhkan dengan total, dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai kanker serviks. Tingkat prevalensi kanker serviks tertinggi ada pada remaja yang aktif melakukan aktivitas seksual dan ketika perempuan melakukan aktivitas seksual pertama kali di usia kurang dari 25 tahun (National Cancer Institute, 2006 cit. Juntasopeepun et al., 2012 ). Kanker serviks merupakan penyakit kanker nomor tiga paling banyak diderita wanita di seluruh dunia. Diperkirakan 529.000 kasus baru tahun 2008 dan > 85% kejadian secara global terdapat di negara sedang berkembang. Wilayah dengan risiko tinggi termasuk Afrika Timur, Barat dan Selatan, Asia Tengah dan Selatan, Afrika Tengah dan Amerika Selatan. Wilayah yang mempunyai risiko rendah ada di Asia Barat, Amerika Utara, Australia dan New Zealand. Secara keseluruhan rasio insiden kematiannya 52%. Dalam hal ini kanker serviks telah menyebabkan 275.000 kematian pada tahun 2008 dan hampir 88% kejadian tersebut terjadi di negara berkembang yaitu 53.000 di Afrika, 31.400 di Amerika Latin dan Karibia serta 159.800 di Asia (Ferlay et al., 2010). Kanker serviks menjadi penyebab kematian perempuan yang utama di Asia Tenggara. Di Vietnam, kanker serviks menjadi penyebab kematian perempuan dengan nomor urut pertama, sedangkan di Indonesia dan Filipina menduduki urutan penyebab kematian yang kedua. Sementara itu, di Thailand dan Malaysia, kanker serviks menduduki penyebab kematian perempuan ketiga (Delia Wijaya, 2010). Setiap tahun, setidaknya muncul 15.000 kasus baru kanker serviks dan 7.500 kematian akibat kanker serviks. Kanker ini merupakan kasus terbanyak kedua pada Vol I No: 10 Januari 2014 2 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) perempuan Indonesia usia produktif antara 14-44 tahun (Castellsagué et al., 2007). ACS (2012) memperkirakan 11.270 kasus kanker serviks terdiagnosa di Amerika Serikat tahun 2009, dengan perkiraan jumlah kematian 4.070 orang. Diperkirakan sebanyak 52.000 kasus baru penyakit kanker serviks dan 27.000 wanita meninggal akibat penyakit tersebut di Eropa setiap tahunnya (Giordano et al., 2008). Menurut National Cancer Institute (NCI, 2007) di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 11.070 kasus kanker serviks dan 3870 akan berakhir dengan kematian. Kurang dari atau sama dengan 15.000 kasus baru kanker serviks setiap tahunnya terjadi di Indonesia, dimana 7.500 diantaranya berakhir dengan kematian dan merupakan kejadian kanker nomor dua terbanyak pada wanita usia reproduksi antara 15-44 tahun (Domingo et al., 2008). Kanker serviks sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian kaum perempuan yang cukup tinggi, baik di negara-negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia (Yayasan Kesehatan Indonesia, 2008). Pada tahun 2005 telah terjadi sekitar 260.000 kematian akibat kanker serviks dan sekitar 95% terjadi di negara-negara sedang berkembang (WHO, 2006). Di Indonesia, diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus baru kanker serviks dan 20 perempuan meninggal dunia karena penyakit tersebut. Kanker serviks menjadi kanker terbanyak dan hampir 70% mencapai stadium lanjut. Wanita di Indonesia beresiko menderita kanker serviks pada usia 15-61 tahun mencapai 58 juta orang, sedangkan usia 10-14 tahu sekitar 10 juta wanita mengalami kasus yang sama (Hasto, 2009). Di Sumatera Utara menurut data dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 terjadi peningkatan kasus insiden kanker serviks dari 108 menjadi 202 orang (Yayasan Kesehatan Indonesia, 2008). Dengan merubah perilaku seks individu merupakan salah satu cara untuk menekan tidak terjadinya kanker serviks yang menjadi masalah kesehatan secara global karena angka kematiannya sangat tinggi di seluruh dunia terutama di negara berkembang. Diperkirakan lebih dari 7,5 juta penduduk dunia meninggal karena kanker pada 2005 dan lebih dari 70% dari kematian tersebut berada pada negara yang berpenghasilan rendah dan sedang (WHO, 2006). hasil wawancara terhadap beberapa anak SMA X di Pematangsiantar, mereka Vol I No: 10 Januari 2014 3 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) menyatakan bahwa mengetahui tentang kanker serviks tetapi tidak terlalu banyak informasi yang didapat. Responden mengetahui tentang vaksinasi dini tetapi harganya kurang terjangkau. Berdasarkan data dan fakta yang tertera di atas maka dilakukan penelitian mengenai “Tingkat Pengetahuan Siswi Sekolah Menengah Atas Tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya.” Adapun tujuan khusus dari penelitian karya tulis ilmiah ini adalah untuk menentukan sejauh mana tingkat pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah agar responden mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks, sehingga dapat mengenali dengan baik penyebab, faktor risiko dan pencegahan kanker serviks sehingga terhindar dari bahaya kanker serviks. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu untuk membuatpenilaian terhadap kondisi dan penyelenggaraan di masa sekarang dan dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskriptifkan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo (2010). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswi Sekolah Menengah Atas di Sekolah Lanjutan Atas Advent Martoba, yakni yang berjumlah 52 orang terdiri dari 22 orang XI IA 1, 21 orang XI IA 2, dan 9 orang XI IS. Hasil Penelitian Tabel 1 menunjukkan sejauh mana pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai ratarata persentase pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya adalah 79%. Tabel 2 menunjukkan aspek mana yang paling diketahui dan kurang diketahui oleh responden tentang kanker serviks. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek yang dinilai paling diketahui adalah “Aspek Tanda dan Gejala” dengan nilai 93%. Tabel 1 Butir Pengetahuan tentang Kanker Serviks dan Pencegahannya N o Pernyataan Jumlah Persenta se Vol I No: 10 Januari 2014 4 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 4. Kanker serviks adalah keganasan kanker yang hanya dialami 42 oleh wanita. 100% 1. Kanker serviks merupakan proses keganasan kanker dari sel- 41 sel leher rahim yang tidak abnormal akibat pertumbuhan yang tidak terkendali. 98% 13 Gejala kanker serviks adalah pendarahan vagina yang tidak 40 . normal atau perdarahan diluar siklus menstruasi. 93% 14 Gejala yang lain adalah keputihan yang berlebihan atau tidak 40 . normal. 93% 20 Jika membersihkan daerah kewanitaan, terlebih dahulu 40 . membersihkan tangan agar daerah kewanitaan tidak terkontaminasi. 93% 10 Wanita yang tidak membersihkan daerah kewanitaan setelah 38 . melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terkena kanker serviks. 93% 24 Untuk menjaga daerah kewanitaan/vagina tetap kering 38 . disarankan memakai handuk khusus atau tisu 90% 5. Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari 37 kanker leher rahim (serviks). 88% 7. Human Papilloma Virus dapat ditularkan melalui hubungan 37 seksual dengan berganti-ganti pasangan. 88% 22 Untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan dan terhindar 37 . virus kanker serrviks, wanita disarankan mengganti celana dalam 2 kali sehari. 88% 11 Wanita yang merokok adalah salah satu pencetus kanker 33 . serviks. 83% Vol I No: 10 Januari 2014 5 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 8. Human Papilloma Virus dapat berpindah bukan hanya 34 melalui hubungan seksual vagina tetapi juga oral vagina. 81% 23 Memakai pantyliner dapat menyebabkan daerah kewanitaan 34 . lembab, sehingga kuman cepat berkembang. 81% 2. Setiap satu menit satu orang wanita meninggal karna kanker 33 rahim di Indonesia. 79% 3. Kanker leher rahim rawan pada wanita berusia 35-50 tahun. 33 79% 25 Dengan tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat 33 . pengawet seperti indomie, makanan kalengan, dll, akan membantu mengurangi kemungkinan tumbuhnya kanker. 79% 16 Deteksi dini dengan Pap Smear merupakan cara untuk 31 . mencegah kanker serviks 74% 18 Dengan melakukan vaksinasi Human Papilloma Virus akan 30 . membantu para wanita yang belum melakukan hubungan seksual terhindar dari virus Human Papilloma 71% 17 Melakukan pemeriksaan skrining secara teratur dapat 28 . membantu wanita mengetahui fase awal kanker sebelum menimbulkan gejala. 67% 6. Proses perkembangan virus Human Papilloma sampai 26 menjadi kanker sebagian memerlukan waktu 20 tahun 62% 19 Seorang wanita yang tidak melakukan hubungan seksual pada 26 . usia dini adalah cara untuk mencegah virus masuk ke daerah kewanitaan. 62% 21 Dalam membersihkan daerah kewanitaan, tidak disarankan 26 . menggunakan sabun atau antiseptik lain. 62% 9. 60% Melakukan hubungan seksual terlalu dini adalah risiko paling 25 besar terserang kanker serviks dibanding yang melakukan Vol I No: 10 Januari 2014 6 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) hubungan seksual diatas 20 tahun. 12 Wanita yang melakukan diet ketat, rendah konsumsi Vitamin 25 . A, C, dan E akan mudah terinfeksi virus Human Papilloma. 60% 15 Kanker serviks dapat sembuh secara total jika terdeteksi sejak 19 . dini. 45% Rata-rata dari Responden 42 orang 79% Tabel 2 Distribusi Aspek Pengetahuan Siswi SMA X tentang Kanker Serviks yang Dinilai Paling Diketahui dan Kurang Diketahui No. Aspek Aspek Persentase Peringkat 1. Defenisi Kanker Serviks 89% 2 2. Penyebab dan Penularan Kanker Serviks 76% 4 3. Faktor Risiko 79% 3 4. Tanda dan Gejala 93% 1 5. Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks 74% 5 Menurut kriteria persen objektif hal ini masuk dalam kategori baik. Sedangkan aspek yang kurang diketahui, yaitu “Aspek Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks” dimana nilai 74%. Menurut kriteria persen objektif ini termasuk dalam kategori cukup baik. Tabel 3 menunjukkan butir mana yang dinilai paling diketahui dan kurang diketahui oleh responden tentang kanker serviks dan pencegahannya, maka nilai rata- rata tiap butir disusun sesuai dengan peringkat, kemudian diambil satu butir yang paling diketahui dan satu kurang diketahui dan diinterpretasikan menurut Arikunto. Hasil tabel ini menunjukkan bahwa butir yang paling diketahui dari aspek defenisi kanker serviks adalah pernyataan nomor 4 “Kanker serviks adalah keganasan kanker yang hanya dialami oleh wanita”, dengan nilai 100%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori baik. Sedangkan Vol I No: 10 Januari 2014 7 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) butir yang kurang diketahui adalah pernyataan nomor 2 dan 3 “setiap satu menit satu orang wanita meninggal. Tabel 3 Distribusi Peringkat Butir Yang Dinilai Paling Diketahui Dan Kurang Diketahui Dari Aspek Defenisi Kanker Serviks N o Pernyataan 1. Jumla h Persenta se Peringk at Kanker serviks merupakan proses keganasan kanker 41 yang berasal dari sel-sel leher rahim yang tidak abnormal akibat pertumbuhan yang tidak terkendali. 98% 2 2. Setiap satu menit satu orang wanita meninggal karna 33 kanker rahim di Indonesia. 79% 3 3. Kanker leher rahim rawan pada wanita berusia 35- 33 50 tahun. 79% 4 4. Kanker serviks adalah sebuah keganasan kanker 42 yang hanya dialami oleh wanita. 100% 1 Jumlah Rata-rata 89% Tabel 4 Distribusi Peringkat Butir Yang Dinilai Paling Diketahui dan Kurang Diketahui dari Aspek Penyebab dan Penularan Kanker Serviks No Pernyataan Jumlah 5 Human Papilloma Virus (HPV) merupakan 37 penyebab dari kanker leher rahim (serviks). Persentase Peringkat 88% 1 Vol I No: 10 Januari 2014 8 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 6 Proses perkembangan virus Human Papilloma 26 sampai menjadi kanker sebagian memerlukan waktu 20 tahun 62% 4 7 Human Papilloma Virus dapat ditularkan 37 melalui hubungan seksual dengan bergantiganti pasangan. 88% 2 8 Human Papilloma Virus dapat berpindah 34 bukan hanya melalui hubungan seksual vagina tetapi juga oral vagina. 81% 3 9 Melakukan hubungan seksual terlalu dini 25 adalah risiko paling besar terserang kanker serviks dibanding yang melakukan hubungan seksual diatas 20 tahun. 60% 5 Jumlah Rata-rata 76% karena kanker rahim di Indonesia” dan “Kanker leher rahim rawan pada wanita berusia 35-50 tahun”, dengan nilai 79%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori baik Tabel 4 menunjukkan bahwa butir yang paling diketahui dari aspek penyebab dan penularan kanker serviks adalah nomor 5 dan 7 “Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker leher rahim (serviks)” dan “Human Papilloma Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan”, dengan nilai yang sama 88%. Menurut presentase objektif termasuk dalam kategori baik. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah pernyataan nomor 9 “Melakukan hubungan seksual terlalu dini adalah risiko paling besar terserang kanker serviks dibanding yang Vol I No: 10 Januari 2014 9 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Tabel 5Distribusi Peringkat Butir Yang Dinilai Paling Diketahui dan Kurang Diketahui dari Aspek Faktor Resiko Kanker Serviks No Pernyataan Jumlah Persentase Peringkat 10. Wanita yang tidak membersihkan daerah 39 kewanitaan setelah melakukan hubungan seksual beresiko terkena kanker serviks. 93% 1 11. Wanita yang merokok satupencetus kanker serviks. salah 35 83% 2 12. Wanita yang melakukan diet ketat, rendah 25 konsumsi Vitamin A, C, dan E akan mudah terinfeksi virus Human Papilloma. 60% 3 adalah Jumlah Rata-rata 79% Tabel 6 Distribusi Peringkat Butir Yang Dinilai Paling Dketahui Dan Kurang Diketahui Dari Aspek Tanda dan Gejala No Pernyataan 13. 14. Jumlah Persentase Peringkat Gejala kanker serviks adalah pendarahan 39% vagina yang tidak normal atau perdarahan diluar siklus menstruasi. 93% 1 Gejala yang lain adalah keputihan yang 39% berlebihan atau tidak normal. 93% 2 Jumlah rata-rata 93% Vol I No: 10 Januari 2014 10 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) melakukan hubungan seksual di atas 20 tahun”, dengan nilai 60%. Menurut presentase objektif termasuk dalam kategori cukup. Tabel 5 menunjukkan bahwa butir yang paling diketahui dari aspek faktor resiko kanker serviks adalah butir nomor 10 “Wanita yang tidak membersihkan daerah kewanitaan setelah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terkena kanker serviks”, dengan nilai 93%. Menurut presentase objektif termasuk dalam kategori baik. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah nomor 12 “Wanita yang melakukan diet ketat, rendah konsumsi Vitamin A, C, dan E akan mudah terinfeksi virus Human Papilloma”, dengan nilai 60%. Menurut presentase objektif termasuk dalam kategori cukup baik. Tabel 6 menunjukkan butir yang paling diketahui dari aspek tanda dan gejala adalah semua pernyataan yaitu “Gejala kanker serviks adalah perdarahan vagina yang tidak normal atau perdarahan diluar siklus mestruasi” dan “Gejala yang lain adalah keputihan yang berlebihan atau tidak normal” dengan nilai yang sama yaitu 93%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori baik. Tabel 7 menunjukkan butir yang paling diketahui dari aspek pencegahan dan deteksi dini kanker serviks adalah nomor 20 “Jika membersihkan daerah kewanitaan, terlebih dahulu membersihkan tangan agar daerah kewanitaan tidak terkontaminasi”, dengan nilai 93%. Menurut presentase objektif termasuk dalam kategori baik. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah pernyataan nomor 15 “Kanker serviks dapat sembuh secara total jika terdeteksi sejak dini”, dengan nilai 45%. Menurut persentase objektif termasuk dalam kategori kurang baik. Tabel 7 Distribusi Peringkat Butir Yang Dinilai Paling Diketahui dan Kurang Diketahui dari Aspek Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks No Pernyataan 15. 16. Jumlah Persentase Perngkat Kanker serviks dapat sembuh secara total jika 19 terdeteksi sejak dini. 45% 11 Deteksi dini dengan Pap Smear merupakan 31 74% 5 Vol I No: 10 Januari 2014 11 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) cara untuk mencegah kanker serviks 17. Melakukan pemeriksaan skrining secara teratur 28 dapat membantu wanita mengetahui fase awal kanker sebelum menimbulkan gejala. 67% 8 18. Dengan melakukan vaksinasi Human 30 Papilloma Virus akan membantu para wanita yang belum melakukan hubungan seksual terhindar dari virus Human Papilloma 71% 7 19. Seorang wanita tidak melakukan hubungan 26 seksual pada usia dini adalah cara untuk mencegah virus masuk ke daerah kewanitaan. 62% 9 20. Jika membersihkan daerah kewanitaan, terlebih 39 dahulu membersihkan tangan agar daerah kewanitaan tidak terkontaminasi. 93% 1 21. Dalam membersihkan daerah kewanitaan, tidak 26 disarankan menggunakan sabun atau antiseptik lain 62% 10 22. Untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan 37 dan terhindar virus kanker serrviks, wanita disarankan mengganti celana dalam 2 kali sehari 88% 3 23. Memakai pantyliner dapat menyebabkan 34 daerah kewanitaan lembab, sehingga kuman cepat berkembang. 81% 4 24. Untuk menjaga daerah kewanitaan/vagina tetap 38 kering disarankan memakai handuk khusus atau tisu 90% 2 Vol I No: 10 Januari 2014 12 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) 25. Dengan tidak mengkonsumsi makanan yang 33 mengandung zat pengawet seperti indomie, makanan kalengan, dll, akan membantu mengurangi kemungkinan tumbuhnya kanker. 79% Jumlah Rata-rata 74% 5 Vol I No: 10 Januari 2014 13 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya berada pada kategori baik. Menurut Arikunto (1998) nilai termasuk kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengetahui tentang kanker serviks. Apabila mereka mengetahui banyak tentang kanker serviks, maka mereka dapat mencegah kanker serviks sejak dini sehingga tidak berkembang pada saluran genital karena bagian sistem reproduksi yang mudah diserang virus adalah cervix (Jhon, 2006). Dari beberapa aspek yang diteliti maka aspek yang paling diketahui adalah tentang aspek tanda dan gejala pada kanker serviks. Dengan pengetahuan yang baik tentang tanda dan gejala maka diharapkan responden lebih memperhatikan diri sendiri maupun teman yang di lingkungan masing-masing. Karena stadium awal pada kanker serviks adalah perdarahan pada vagina yang abnormal (Williams, 2011). Sedangkan aspek yang kurang diketahui adalah aspek pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Ini menunjukkan responden cukup baik dalam mengetahui aspek pencegahan dan deteksi dini kanker serviks. Dengan pengetahuan yang cukup baik, maka responden dapat menghindari faktor risiko dan melakukan pencegahan agar tidak terkena kanker serviks. Cara pencegahan yang disarankan kepada para wanita adalah dengan deteksi dini sejak awal untuk mengurangi faktor risiko terkena kanker serviks (Delia, 2010). Dari butir-butir pernyataan yang paling diketahui adalah responden memahami dengan baik tentang kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari sel-sel leher rahim yang tidak abnormal akibat pertumbuhan yang tidak terkendali. Menurut Delia (2010) kanker serviks merupakan keganasan kanker yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah setiap satu menit satu orang wanita meninggal karena kanker rahim di Indonesia dan kanker leher rahim rawan pada wanita berusia 35-50 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden memahami bahwa Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker leher rahim (serviks) dan mengetahui bahwa Human Papilloma Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan. Dimana menurut Delia (2010) penularan Human Papillomavirus (HPV) dapat terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah melakukan hubungan seksual terlalu dini adalah risiko paling besar terserang kanker serviks dibanding yang melakukan hubungan seksual diatas 20 tahun. Dimana Delia (2010) menyatakan bahwa wanita yang melakukan hubungan seksual pada usia terlalu muda lebih berpeluang terkena kanker serviks. Salah satu alasan untuk risiko ini yaitu bahwa sel-sel yang sedang tumbuh di dalam serviks pada wanita muda lebih rentan daripada sel-sel serviks dewasa pada wanita yang lebih tua, dan lebih mudah dirusak oleh luka kecil yang disebabkan seringnya berhubungan seksual berisiko terserang kanker serviks dua kali lebih besar. Vol I, No : 10 Januari 2014 25 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Hasil penelitian juga menjelaskan bahwa responden memahami bahwa wanita yang tidak membersihkan daerah kewanitaan setelah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terkena kanker serviks. Dimana menurut Delia (2010) Dengan membersihkan vagina setelah melakukan hubungan seksual dengan membuang urin dapat membantu wanita mencegah virus masuk. Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah wanita yang melakukan diet ketat, rendah konsumsi Vitamin A, C, dan E akan mudah terinfeksi virus Human Papilloma. Dimana teori menurut Delia (2010) Buruknya gaya hidup seseorang dapat menjadi penunjang meningkatnya jumlah penderita kanker serviks, dengan kurang mengonsumsi vitamin A, C, vitamin E adalah salah satu pemicu dan kebanyakan dijumpai pada wanita yang melakukan diet ketat. Penelitian ini menunjukkan bahwa responden mengetahui dengan jelas tanda dan gejala kanker serviks dengan baik. Dimana menurut Williams (2011) tanda dan gejala pada kanker serviks dibagi dua yaitu (1) Stadium awal,kemungkinan pendarahan vaginal abnormal, keputihan yang tidak normal, keluaran persisten dari vagina, dan nyeri serta pendarahan postkoital dan (2) Stadium atas, terdapat nyeri pelvis, kebocoran vaginal berupa urin dan tinja dari fistula, anoreksia, berat badan turun, dan anemia. Selanjutnya penelitian ini menjelaskan bahwa responden memahami bahwa jika membersihkan daerah kewanitaan, terlebih dahulu membersihkan tangan agar daerah kewanitaan tidak terkontaminasi. Menurut Delia (2010) membiasakan pola hidup sehat jika ingin menyentuh area kewanitaan pastikan tangan bersih agar virus tidak berpindah ke organ genital dan bisa menginfeksi daerah serviks (leher rahim). Sedangkan butir yang kurang diketahui adalah kanker serviks dapat sembuh secara total jika terdeteksi sejak dini. Dimana menurut Delia (2010) tujuan dari deteksi atau skrining kanker serviks adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut (leher) rahim. Kanker serviks termasuk kanker yang dapat dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan mendeteksi kanker serviks sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita kanker serviks. Simpulan Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya adalah baik. Aspek yang dinilai paling diketahui dari pengetahuan responden tentang kanker serviks dan pencegahannya adalah tanda dan gejala, sedangkan aspek yang dinilai kurang diketahui dari pengetahuan siswi tentang kanker serviks adalah pencegahan dan deteksi dini kanker serviks dengan kategori cukup baik. Butir dari masing-masing aspek yang paling tertinggi adalah dari aspek defenisi kanker serviks yaitu kanker serviks adalah keganasan kanker yang hanya dialami oleh wanita dengan nilai 100% dengan kategori baik. Sedangkan butir dari masing-masing aspek yang paling rendah adalah dari aspek pencegahan dan deteksi Vol I, No : 10 Januari 2014 26 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) dini kanker serviks yaitu kanker serviks dapat sembuh secara total jika terdeteksi sejak dini dengan nilai 45% termasuk dalam kategori kurang baik. Sehingga dapat dikatakan kepedulian responden terhadap deteksi dini kanker serviks masih kurang. Daftar Pustaka Arikunto, S. (1998). Prosedur metode penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Delia, W. (2010). Pembunuh ganas itu bernama kanker serviks. Ed 1, Yogyakarta : Sinar Kejora. Domingo.(2009). Latar belakang penelitian hubungan antara usia dini melakukan seksual terhadap kanker serviks. Diambil pada tanggal 05 April 2015 dari digital_3802-Domingo at all.pdf Heffner, L.J & Schust. D. J. (2006). The reproduktive system at galance. Ed 2, Jakarta : Erlangga. Knight, J. F. (2006). Family medical care. Vol 4, Bandung: Indonesia Publishing House. Kountur, R. (2005). Statistik praktis. Jakarta : PPM. Mardalis. (2006). Metode penelitian. Ed 1,Jakarta : Bumi Aksara. Mira, T (2009). Hubungan pelaksanaan dengan perilaku keluhan fisik dan psikologis pasien kanker serviks saat menjalani kemoterapi. Diambil 5 April 2015 dari digital_40-160-Miratriharini.pdf Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Ed rev,Jakarta : Rineka Cipta. Novita, R. (2012). Perilaku perawatan kebersihan alat reproduksi dalam pencegahan kanker serviks pada siswi SMAN 9 kebon pala Jakartatimur. Diambil tanggal 05 April 2015 dari digital_20293541-S-Novitarahmayani.pdf Riani, I. (2009). Alat reproduksi kelamin wanita. Diambil 14 Mei 2015 dari https://intanrianiwordpress.com/alat-reproduksi-kelamin-wanita/. https://intanrianiwordpress.com/kanker-serviks/. Sharon, J. (2011). Keperawatan maternitas. Ed 18,Jakarta : EGC. Vol I, No : 10 Januari 2014 27 Jurkessutra (Jurnal Kesehatan Surya Nusantara) Syaifuddin, H. (2011). Anatomi dan fisiologi, Ed. 4,Jakarta : EGC. Wahyu, P. (2013). Buku ajar maternitas. Ed 1, Yogyakarta : Nuha Medika. Williams, L dkk. (2011). Nursing the series for clinical excellence. Ed 1, Vol I, No : 10 Januari 2014 28