DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM ( KANKER SERVIKS) OLEH: Ns. MARLINA.M.Kep.Sp.MB Staf pengajar PSIK FK UNSYIAH Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya, dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim (WHO, 2012) Penyebab Kanker Serviks Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik. Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang lama. Ciri-Ciri Perempuan Menderita Kanker Serviks Kanker serviks membutuhkan proses yang sangat panjang yaitu antara 10 hingga 20 tahun untuk menjadi sebuah penyakit kanker yang pada mulanya dari sebuah infeksi. Oleh karena itu, saat tahap awal perkembangannya akan sulit untuk di deteksi. Oleh karena itu di sarankan para perempuan untuk melakukan test pap smear setidaknya 2 tahun sekali, melakukan test IVA (inspeksi visual dengan asam asetat, dll. Meskipun sulit untuk di deteksi. Gejala kanker serviks: 1. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih 2. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul 3. Mengalami sakit saat buang air kecil 4. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih 5. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan Beberapa tips untuk menjaga kesehatan dan kebersihan reproduksi yang harus diketahui: 1. Selalu gunakan celana dalam berbahan katun 2. Hindari hubungan seksual bila Anda memiliki gejala-gejala infeksi pada vagina 3. Banyak makan sayur dan buah untuk mencegah infeksi vagina 4. Hindari penggunaan bahan kimia untuk daerah vagina 5. Jangan menggaruk organ intim 6. Jangan memakai jelly atau minyak berparfum untuk pelumas vagina 7. Jaga kebersihan selama mengalami menstruasi 8. Basuh vagina dengan air bersih dan mengalir Keringkan setelah buang air kecil atau besar Beberapa tips yang harus diperhatikan ketika melakukan kebersihan organ intim: 1. Jika tidak tersedia air atau tisu, maka Anda dapat menggunakan tisu basah khusus untuk daerah kewanitaan. Tapi, penggunaan tisu yang terlalu sering dapat membunuh flora normal (bakteri baik) daerah kewanitaan yang sebenarnya berguna untuk menjaga kesehatan daerah kewanitaan..Selain penggunaan tisu basah, sabun khusus daerah kewanitaan yang beredar di pasaran sebaiknya juga jangan terlalu sering digunakan. Tetap usahakan mencuci dengan air bersih saja. Tetapi, jika ingin menggunakan sabun, pakailah sabun yang tidak ada kandungan parfum dan mempunyai pH (derajat keasaman) sesuai dengan daerah kewanitaan, yaitu sabun lunak (dengan pH 3,5), seperti sabun bayi. 2. Memperhatikan kebersihan pakaian dalam.Dalam satu hari, minimal Anda harus mengganti pakaian dalam sebanyak dua kali. Pemilihan bahan celana dalam sebaiknya yang menyerap keringat, seperti katun. Jika menginginkan yang berbahan satin, boleh saja, tetapi gunakan sesekali saja karena tidak menyerap keringat dan mempermudah kuman, bakteri, jamur menempel di alat kelamin Anda.Satu yang perlu diingat adalah jangan saling bertukar pakaian dalam dengan orang lain. Meskipun orang lain itu keluarga Anda sendiri, tetap saja, setiap orang mempunyai keadaan kelamin yang berbeda. 3. Rambut yang tumbuh di alat kelamin harus rajin dicukur.Pada prinsipnya, tidak boleh membersihkan bulu daerah kemaluan dengan cara mencabut. Mencabut bulu kemaluan dapat menimbulkan lubang pada bekas cabutan tersebut dan menjadi jalan masuk bagi kuman, bakteri, dan jamur yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya iritasi dan penyakit kulit.Anda disarankan hanya merapikan saja dengan cara memendekkan. 4. Jika ingin menggunakan toilet umum, sebelumnya siramlah dahulu (flushing) toilet yang akan dipakai. Mencuci dengan air mengalir. 5. Hindari memakai celana dalam dan celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan Setiap setelah buang air besar atau kecil, usahakan untuk selalu mencuci bagian luar alat kelamin Anda dengan air dan sabun. Memperhatikan kebersihan pakaian dalam. 6. Untuk para wanita yang sedang mengalami menstruasi / haid, jangan malas untuk mengganti pembalut.Pada keadaan menstruasi, kuman-kuman mudah masuk. Gantilah pembalut apabila di permukaan pembalut telah ada gumpalan darah, karena merupakan tempat untuk perkembangan bakteri dan jamur. Usahakan tetap mengganti pembalut setiap 4 jam sekali atau 2-3 kali sehari atau jika sudah tidak merasa nyaman. Dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut. 7. Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari.Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan. Lebih baik membawa celana dalam ganti daripada memakai pantyliner tiap hari. 8. Jangan menggunakan bedak untuk daerah vagina, termasuk pada bayi, terutama bayi perempuan. 9. Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina 10. Ubah gaya hidup Anda dengan berhenti merokok, berolahraga,kurangi konsumsi lemak, mengidealkan berat badan, berhenti mengkonsumsi alcohol, serta setia pada pasangan.