( Waris ) Menurut Hukum Islam

advertisement
Implementasi Sistem Pakar
Dalam Ilmu Faraidl ( Waris ) Menurut Hukum Islam
Abdul Karim
Jurusan Teknik Informatika, STT Nurul Jadid Paiton
PO BOX 1 Paiton – Probolinggo 67291
ABSTRAK
Akhir-akhir ini komputer sudah mulai berfungsi sebagai konsultan dalam bidangbidang tertentu. Pemikiran-pemikiran beberapa pakar dalam suatu bidang sudah dapat
direduksi ke dalam sebuah sistem terkomputerisasi yang dirancang khusus, yang berfungsi
sebagai konsultan.
Pada perkembangannya sistem pakar dirancang dengan menekankan fleksibilitas,
sehingga suatu saat mudah untuk dikembangkan, terutama ketika terdapat permasalahanpermasalahan baru. Oleh karena sistem pembagian harta warisan menurut hukum Islam
memiliki sifat yang konstan, karena berdasar pada sumber yang konstan pula (Al Qur’an dan
Hadist Nabi SAW), maka pada sistem pakar pembagian harta warisan ini sistem dirancang
secara konstan.
Penerapan sistem terkomputerisasi pada Pembagian Harta Waris menurut hukum
Islam dimulai dengan pengumpulan berbagai macam leteratur yang berkaitan dengan ilmu
waris Islam sebagai basis pengetahuan (Knowledge Base), kemudian dilakukan analisa data
dan perancangan sistem. Dengan menggunakan alat bantu penalaran berbasis aturan (RuleBased Reasoning) dan Data Flow Diagram, proses analisa sistem dilakukan. Sedangkan
perancangan sistem ditekankan pada tampilan interfacing pada proses input dan output pada
perangkat lunaknya. Setelah perancangan selesai dilakukan, dilakukan uji coba perangkat
lunak sampai kemudian didapatkan kesimpulan bahwa perangkat lunak sudah siap untuk
kegiatan pembagian harta warisan. Setelah sistem siap untuk dioperasikan, maka secara
otomatis sistem pakar pembagian harta warisan ini siap untuk dipasarkan. Karena pada
hakekatnya sistem pakar pembagian harta warisan ini dirancang untuk mempermudah
pengguna dalam membagi-bagikan harta warisan, jika pengguna menginginkan penyelesaian
permasalahan pembagian harta warisan secara Islam.
Kata Kunci : Pembagian Harta Waris, Knowledge Base, Rule-Based Reasoning.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi menjadi sebuah era yang segala sesuatunya harus dilakukan
dengan cepat, efektif dan efisien. Ketatnya persaingan di era globalisasi ini
menimbulkan pengaruh dan dampak yang sangat kuat terhadap kemajuan teknologi.
Manusia sudah semakin kreatif dalam mengembangkan sesuatu demi sebuah
kemudahan. Segala sesuatu yang dilakukan haruslah bersifat praktis.
Semakin kreatifnya manusia memicu adanya kemajuan teknologi yang
begitu pesat. Berbagai bentuk teknologi dan mesin diciptakan untuk meningkatkan
dan mempermudah kinerja manusia. Satuan waktu yang dibutuhkan dalam
perkembangan teknologi bukan lagi tahun atau bulan, melainkan perkembangan
yang terjadi justru berlangsung dalam hitungan detik. Kemajuan teknologi yang
begitu cepat dan pesat tersebut membawa dampak di berbagai bidang. Manusia
mulai merubah cara hidupnya menjadi serba mekanistis dan praktis. Kita ambil
contoh di saat awal-awal komputer ditemukan, dibutuhkan sebuah ruangan yang
sangat besar dengan daya listrik yang besar pula, sehingga untuk bekerja dengan
34
menggunakan komputer yang ada kita harus berada di ruangan tersebut sampai lita
selesai mengerjakan pekerjaan tersebut. Keadaan semacam ini berbanding terbalik
jika hendak kita bandingkan dengan realita dan fakta saat ini. Kita sudah bisa
mengerjakan suatu pekerjaan yang berhubungan dengan komputer dimanapun kita
berada dan dalam situasi seperti apapun. Hal ini sangatlah membantu dikarenakan
segala sesuatunya bisa kita lakukan dengan praktis dan efisien.
Perkembangan yang begitu cepat tersebut memungkinkan kita untuk
mencarikan berbagai macam solusi yang berdasar pada keahlian para pakar. Sistem
berbasis pakar atau yang lebih dikenal dengan system pakar merupakan bagian dari
program kecerdasan buatan (artificial intelegence) yang menggabungkan basis
pengetahuan (knowledge base) dengan sistem penyimpul (inferensi). Ini merupakan
bagian spesialisasi tingkat tinggi yang berusaha menduplikasi fungsi seorang pakar
dalam satu bidang keahlian. Program ini dapat bertindak sebagai konsultan yang
cerdas atau penasehat dalam suatu lingkungan keahlian tertentu. Sebagai hasil
himpunan pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh beberapa orang pakar. Dengan
demikian seorang awam sekalipun bisa menyadap sistem pakar itu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi.
Pengembangan sistem pakar sangatlah menguntungkan bagi pemakai
nantinya. Ditinjau dari segi biaya dan efisiensi waktu sistem pakar ini lebih efektif
dan efisien, karena dengan waktu singkat dan dengan biaya yang relatif lebih murah
ketimbang harus konsultasi kepada beberapa pakar, pengguna sudah mendapatkan
solusi dari permasalahan yang dihadapi. Untuk merealisasikan semua hal di atas
dibutuhkan alat yang mampu mendukung kinerja sistem yang akan dirancang.
Sementara ini alat yang mampu merepresentasikan berbagai sistem yang dirancang
untuk memudahkan pengguna sistem adalah komputer. Selain cepat, dalam hal
penghitungan komputer masih lebih unggul dari alat-alat hitung yang lain.
Aktifitas manusia yang didukung oleh ketepatan waktu dan perhitungan yang
valid nantinya akan membawa pada pencapaian hasil yang memuaskan. Hal ini juga
berlaku dalam aktifitas religius manusia, contohnya dalam kegiatan membagi
warisan yang selama ini hanya dilakukan dengan penghitungan manual dan
kalkulator. Pembagian waris dengan menggunakan cara-cara yang konvensional dan
tradisional tersebut tentunya akan menyulitkan, menyita waktu dan pikiran, juga
bukan tidak mungkin dapat terjadi kesalahan dan ketidaktepatan hitung. Hal ini
semakin menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa kita tinggalkan jika dibenturkan
dengan sebuah indikasi yang sempat terlontar dari lisan Rasul kita Muhammad Saw,
bahwa ilmu waris adalah ilmu yang pertama kali diangkat oleh Allah dari bumi.
Indikasi tersebut seakan telah terbukti. Tidak sedikit perpecahan keluarga terjadi
karena pembagian waris yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan banyak dari
kalangan kita umat Islam yang sudah mulai meninggalkan hukum waris yang
ditetapkan oleh Allah yang tercantum dalam beberapa ayat Al Qur’an.
Sebagai usaha untuk memelihara ilmu waris tersebut dipandang perlu adanya
sebuah sistem terkomputerisasi yang mempermudah kita dalam memahami dan
melakukan pembagian waris menurut hukum Islam. Dengan adanya sistem
pembagian waris yang terkomputerisasi ini diharapkan dapat meminimalisir
kekeliruan kita dalam membagi-bagi harta warisan yang ujung-ujungnya diharapkan
dapat mengurangi terjadinya perpecahan keluarga akibat harta warisan.
35
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang permasalahan di atas, maka dapat
dirumuskan
suatu
permasalahan
bagaimana
memvisualisasikan
dan
mengimplementasikan suatu model menjadi sebuah sistem penghitungan dan
pembagian harta warisan menurut ketentuan kewarisan Islam yang efektif dan
efisien.
Pada perkembangannya sistem pakar dirancang sefleksibel mungkin untuk
memudahkan sistem diup-date oleh user sesuai dengan kebutuhan dan teori yang
berkembang. Namun oleh karena hukum kewarisan Islam bersumber pada kitab suci
yang merupakan firman Allah dan tidak mungkin untuk merubah hukum yang
terkandung di dalamnya, maka sistem pakar yang dirancang untuk kemudahan
pembagian harta warisan tidaklah bisa dibuat sefleksibel mungkin. Perkembangan
hukum kewarisan Islam hanya sebatas wacana yang penyelesaiannya masih
mengacu kepada hukum kewarisan Islam yang berdasar firman Allah dan hadist
Nabi.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menjaga dan melestarikan salah satu dari beberapa disiplin ilmu dalam
Islam, yaitu ilmu waris atau biasa juga disebut dengan faraidl.
2. Memberi kemudahan kepada umat Islam yang hendak membagi harta
warisan menurut hukum Islam.
3. Mempermudah penghitungan dan pembagian harta warisan menurut hukum
Islam yang sudah terkomputerisasi.
1.4 Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penlitian ini, diantaranya :
1. Agar masyarakat dan lembaga-lembaga yang berkecimpung di dalam hal
pembagian waris, seperti Kantor Urusan Agama (KUA) yang selalu
menjadi sasaran orang yang mempunyai masalah dengan hal pembaian
harta warisan dan Pengadilan Agama yang menjadi solusi pertikaian yang
berkaitan dengan pembagian harta warisan, dapat dengan mudah melakukan
penghitungan dan pembagian harta warisan berdasarkan ketentuan atau
hukum waris Islam yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT.
2. Dapat memanfaatkan teknologi komputer untuk kepentingan-kepentingan
yang lebih bermanfaat terkait dengan kecepatan, akurasi, dan keefektifan,
khususnya dalam melakukan penghitungan dan pembagian harta warisan.
3. Diharapkan masyarakat awam dapat menggunakan dan mendapatkan ilmu
sekaligus kemudahan dalam melakukan penghitungan dan pembagian harta
warisan.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam Pembuatan Sistem Pakar (Expert System)
Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam melalui 5 tahap, yaitu tahap studi
permasalahan, desain program, penyusunan program, uji coba program, dan
penerapan program, seperti terlihat pada sekema berikut ini:
36
Tahap Studi Permasalahan
Tahap Desain Program
Tahap Penyusunan Program
Tahap Uji Coba Program
Tahap Penerapan Program
Gambar 2.1, Tahapan Pembuatan Sistem Pakar
2.1 Tahap Studi Permasalahan
Tahap studi permasalahan ini meliputi kegiatan indentifikasi terhadap
permasalah yang dihadapi, dalam hal ini tentang bagaimana pembagian harta waris
sesuai dengan al-qur’an dan hadis.
2.2 Tahap Desain Program
Tahap desain program merupakan tahap dimana disusun suatu rancangan
program berupa algoritma atau langkah-langkah bagaiman proses pengidentifikasi
pembuatan sistem pakar (expert system) pembagian harta warisan menurut hukum
islam oleh komputer
2.3 Tahap Penyususnan Program
Tahap ini merupakan penerapan format algoritma identifikasi klasifikasi
sistem pembagian harta warisan menurut hukum islam ke dalam suatu program
komputer.
2.4 Tahap Uji Coba Program
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah program yang telah disusun
dapat memecahkan permasalahan yang ada.
2.5 Tahap Penerapan Program
Tahap penerapan meliputi kegiatan : merencanakan urutan implemtasi
program, mengembagkan prosedur untuk instalasi program, dan mengatur
implemantsi program.
37
3. HASIL dan PEMBAHASAN
3.1 Membangun Antarmuka Pemakai (Interface)
Untuk membangun antarmuka pemakai, penulis menggunakan salah satu
Bahasa Pemograman yang berbasis Visual dan berorientasi Objek yakni Visual
Basic versi 6.0 Enterprise Edition.
Gambar 3.1 About Box Visual Basic 6.0
Gambar 3.2 Layar Utama Program Visual Basic 6.0
38
3.2 Membangun Knowledge Base (Basis Pengetahuan)
Sementara itu alat (tool) yang digunakan untuk membentuk basis
pengetahuan, digunakan Microsoft Access yang akan menghasilkan database yang
berekstensi *.mdb. Dalam sistem ini microsoft acces hanya difungsikan sebagai
media penyimpanan sementara ketika user mengoperasikan sistem. Jadi secara
eksplisit sistem pakar pembagian harta warisan ini tidak membutuhkan microsoft
acces.
Gambar 3.3, Tampilan Layar Microsoft Acces 2000
3.3 Sistem Pakar Pembagian Harta Warisan
Dengan menggunakan alat (tools) di atas, maka dibangunlah sebuah program
aplikasi Sistem Pakar Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam dengan
menu-menu di dalamnya adalah sebagai berikut :
3.3.1 Login
Merupakan form yang mengatur hak user, dalam hal ini terdapat dua login,
yaitu login pakar dan login pemakai. Hak dari pakar dapat mengoperasikan semua
menu sekaligus mengedit naskah pengetahuan jika terjadi kesalahan, sedang login
pemakai hanya dapat mengoperasikan semua menu tanpa dapat mengedit naskah
pengetahuan. Berikut adalah form login :
Gambar 3.4 Tampilan Form Login
39
3.3.2 Menu Utama
Sebagai pengendali program, semua menu dijalankan dari menu utama.
Menu utama dari Sistem Pakar Pembagian Harta Warisan ini adalah :
Gambar 3.5 Tampilan Menu Utama
3.3.3 Menu Basis Pengetahuan
Menu basis pengetahuan ini berisi pengetahuan umum tentang ilmu waris
Islam. Sesuai dengan batasan masalah yang terdapat pada bab terdahulu, maka basis
pengetahuan ini hanya sebatas pengetahuan yang dapat dipelajari oleh pengguna
tentang ilmu waris Islam. Menu ini terdiri dari tiga sub menu, yaitu :
a. Pembagian
Pada sub menu ini akan ditampilkan pengetahuan umum tentang pembagian
harta warisan. Sub menu ini terdiri dari tiga form, yaitu :
Form pembagian secara Dzawi Al Furud
Gambar 3.6, Tampilan form Dzawi al Furud
40
Form pembagian secara ‘Ashabah
Gambar 3.7. Tampilan form ‘Ashobah
Form pembagian secara Dzawi al Arham
Gambar 3.8 Tampilan form Dzawi al Arham
41
b. Penghalang (Hijab)
Pada menu ini akan ditampilkan berbagai macam penghalang orang
mendapatkan harta warisan. Berikut tampilan macam-macam penghalang
orang menerima harta warisan :
Gambar 3.9 Tampilan form penghalang secara Mahrum
Gambar 3.10 Tampilan form penghalang secara Mahjub
42
c. Problematika
Pada menu ini akan ditampilkan problematika-problematika yang sudah
umum terjadi dalam hal pembagian harta warisan, seperti permasalahan ‘aul
dan radd. Berikut tampilan dari sub menu ini :
Gambar 3.11. Tampilan form permasalahan ‘Aul
Gambar 3.12. Tampilan form permasalahan Radd
43
3.3.4 Menu Proses
Menu ini merupakan menu pembagian waris. User yang mempunyai
permasalahan tentang membagi harta warisan dapat menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi pada menu ini. Menu ini merupakan inti dari sistem yang dirancang
dalam hal pembagian harta warisan menurut hukum Islam. Dengan kata lain menu
ini merupakan konsultan waris. Menu ini terdiri dari tiga form yang datanya
tersimpan sementara pada database yang disediakan, yaitu :
1. Form Pendataan Ahli Waris
Pada form ini user menginputkan calon ahli waris yang ditinggalkan oleh
muwaris (pewaris). Berikut tampilan dari form pendataan ahli waris :
Gambar 3.13. Tampilan Form Pendataan Ahli Waris
2. Form Pembagian Harta Warisan
Form ini merupakan kelanjutan dari form sebelumnya. Pada form ini user
sudah dapat mengetahui ahli waris yang berhak mendapat harta warisan
lengkap dengan bagian-bagian yang didapat oleh masing-masing ahli
waris serta user menginputkan harta yang ditinggalkan oleh muwaris
(pewaris). Berikut adalah tampilan form pembagian harta warisan :
Gambar 5.14. Tampilan Form Pembagian Harta Warisan
44
3. Form View Hasil Pembagian Harta Warisan
Pada form ini user sudah dapat mengetahui hasil konsultasi yang
diinginkan oleh user dari sistem yang sudah dirancang sedemikian rupa.
Berikut form view pembagian harta warisan :
Gambar 5.15. Tampilan Form View Hasil Pembagian Harta Warisan
Jika user menginginkan laporan secara tertulis, user tinggal menekan
tombol cetak yang telah disediakan pada form view pembagian harta
warisan. Berikut contoh laporan tertulis yang dihasilkan oleh sistem ini :
Gambar 3.16 Tampilan Cetak Hasil Pembagian Harta Warisan
45
3.3.5 Menu Bantuan
Menu ini dibuat untuk mengetahui pembuat serta bantuan dalam
mengoperasikan sistem. Menu ini terdiri dari dua sub menu, yaitu :
1. Sub Menu Tentang
Sub menu ini menampilkan data dari pembuat sistem. Sub menu ini dibuat
jikalau ada permasalahan yang tidak sesuai dengan aturan waris Islam user
dapat mengadakan pengaduan kepada pembuat sistem. Berikut tampilan
dari sub menu ini :
Gambar 3.17 Tampilan Sub Menu Tentang
2. Sub Menu Bantuan
Sub menu ini bertujuan untuk mendiskripsikan cara mengoperasikan
program. Berikut tampilan dari sub menu bantuan :
Gambar 3.18 Tampilan Form Bantuan Menjalankan Program
46
4. DAFTAR PUSTAKA
a. Ahmad Rofiq, Fiqh Mawaris, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998
b. Amir Syarifuddin, Hukum Kewarisan Islam, Prenada Media, Jakarta, 2004
c. Andi, Pemgembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic 5.0,
Yogyakarta, 2003.
d. Andi Kristanto, Kecerdasan Buatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2004.
e. Azis, Farid, Pemograman Sistem Pakar, Gramedia, 2002.
f. Willey, John & Sons, Expert System For Expert, Kamran, Persaye, 1988.
g. Departemen Agama RI, Al qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, 1994
h. Hasniah Hasan, Hukum Waris Dalam Islam, Bina Ilmu, Surabaya, 1994
i. Jogiyanto, H.M, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Pendekatan
Terstruktur dan Praktek Aplikasi Bisnis, Andi Offset Yogyakarta, 1995.
j. Moh Anwar, Faraidl dan Masalah-Masalahnya, Al Ikhlas, Surabaya, 1981
k. Otje Salman, H. R dan Mustofa Haffas, Hukum Waris Islam, Refika
Aditama, Bandung, 2002
47
Download