PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Immanuel Cahyo Hari Mulia NIM : 138114010 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh : Immanuel Cahyo Hari Mulia NIM : 138114010 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN “Aku mengucap syukur kepada Allah-ku setiap kali aku mengingat kamu. Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita” ( Filipi 1 : 3,4 ) Kupersembahkan karya ini untuk : Orangtuaku tersayang yang selalu mendoakan dan mendukung Kedua kakakku, mas Kris dan mba Nila yang selalu menjadi teladan bagi adiknya Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk memberikan senyuman serta almamaterku tercinta vi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PRAKATA Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Celecoxib pada Pasien Nyeri Punggung Bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta” sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan kepada peneliti. 2. Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, wawasan dan bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang membangun. 4. Kepala Rumah Sakit Bethesda dan Poli Saraf rawat jalan yang memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data. 5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses perkuliahan. 7. Teman-teman seperjuangan skripsi “Gregorius Kris, Krisyonas Rendra, Tiara Triasari, Maria Atika, Dias Rosari, Susi Susanti, Veronika Fidelia, Florentina Kassandra, Reny Indriawati yang selalu berjuang bersama dan saling memberikan semangat. vii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI INTISARI Pendahuluan: Nyeri punggung bawah merupakan keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Celecoxib termasuk golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang selektif menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri. Penatalaksanaan terapi nyeri perlu mempertimbangkan kondisi risiko gastrointestinal dan kardiovaskuler untuk mencegah keterulangan riwayat penyakit faktor risiko. Tujuan: Mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi aspek indikasi, informasi dosis, efek samping obat, dan interaksi obat. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan penelitian case series yang menggunakan data retrospektif dengan data rekam medik elektronik melalui komputer pada pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016. Evaluasi penggunaan obat celecoxib dianalisis dengan metode SOAP (subjective, objective, assessment, plan). Hasil: Data 130 pasien nyeri punggung bawah terdiri dari 46 laki-laki (35,4%) dan 84 perempuan (64,6%). Aspek kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko gastrointestinal (GI) dan risiko kardiovaskuler (CV) sebesar 73,1%; aspek kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan CV sebesar 56,9%; aspek efek samping pengobatan yang muncul sebesar 6,9% diantaranya hipertensi (6,1%) dan dispepsia (0,8%); dan aspek interaksi obat diantaranya hanya bersifat signifikan (39,2%) dan minor (33,8%). Simpulan: Kesesuaian indikasi (73,1%) dan kesesuaian regimen dosis celecoxib (56,9%) berdasarkan kondisi risiko GI dan CV perlu ditingkatkan. Kata kunci: Celecoxib, nyeri punggung bawah, evaluasi penggunaan obat ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT Background: Low back pain is a complaint of pain, muscle tension, or stiffness leading to decreased work productivity. Celecoxib is Non Steroid AntiInflammatory Drugs (NSAIDs) that selectively inhibits the enzyme cyclooxygenase-2 (COX-2) which can reduce the intensity of pain. Management of pain therapy should consider the gastrointestinal risk and cardiovascular risk conditions to prevent repeatability history of disease risk factors. Aim: Evaluating the use of celecoxib medications, include aspects of indication, dosage information, drug side effects, and drug interactions. Methods: The study was observational descriptive case series study design using retrospective data with electronic medical records through a computer in patients with low back pain at Bethesda Hospital in Yogyakarta period 2015/2016. Drug use evaluation of celecoxib was analyzed by SOAP (subjective, objective, assessment, plan). Results: Data from 130 patients with low back pain consisted of 46 males (35.4%) and 84 women (64.6%). Aspects of suitability indication based on the gastrointestinal risk (GI) and cardiovascular risk (CV) conditions is 73.1%; suitability aspects celecoxib dose regimen based on the suitability of GI risk and CV risk conditions 56.9%; aspects of drug side effects is 6.9% including hypertension (6.1%) and dyspepsia (0.8%); and aspects of drug interactions are significant (39.2%) and minor (33.8%). Conclusions: The suitability indication (73.1%) and the suitability of celecoxib dose regimen (56.9%) based on the GI risk and CV risk conditions need to be improved. Keywords: Celecoxib, low back pain, drug use evaluation x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi PRAKATA ......................................................................................................... vii INTISARI ........................................................................................................... ix ABSTRACT .......................................................................................................... x DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ................................................................................... 2 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 4 KESIMPULAN .................................................................................................. 12 SARAN .............................................................................................................. 12 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13 LAMPIRAN ....................................................................................................... 17 BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 94 xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin ............... 4 Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma ........................ 10 Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma ... 11 xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Profil faktor risiko gastrointestinal (GI) dan faktor risiko kardiovaskuler (CV) ...................................................................... 6 Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib ........................................... 8 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016 (Subjective dan objective) ................................................................................... 17 Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah .... 53 Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib ...... 53 Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment) .............................. 56 Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment) .............................. 62 Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap algoritma faktor risiko (Assessment)................................................ 67 Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Assessment)..................................................................................... 70 Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma (Assessment)..................................................................................... 71 Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment) ........................................... 72 Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment)........................ 72 Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment) .............................................. 73 Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment) ......................................... 78 Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment)............................. 79 Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment ............... 80 Lampiran 15. Ethical Clearance .......................................................................... 92 Lampiran 16. Surat izin penelitian ........................................................................ 93 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENDAHULUAN Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah salah satu keluhan karena kehilangan fungsi tubuh pada tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja (Mayhew, 2010). Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya NPB antara lain pekerjaan berat dengan gerakan yang menimbulkan cedera otot dan saraf, posisi tidak bergerak dalam waktu yang lama, dan waktu pemulihan yang tidak memadai karena kurang istirahat (Patrianingrum, 2015). Nyeri punggung bawah dialami oleh 70% orang di negara-negara maju (McIntosh dan Hall, 2011). Nyeri punggung bawah termasuk dalam sepuluh penyakit berbeban tinggi di dunia. Global Burden of Disease Study (GBD) 2010 menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah di dunia 9,17% dengan jumlah populasi 632.045 jiwa. Berdasar jenis kelamin, prevalensi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 9,64% daripada perempuan sebesar 8,70% (Vos et al., 2010). Di Indonesia tidak terdapat data yang menunjukkan prevalensi nyeri punggung bawah secara jelas, tetapi prevalensi penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala menurut Riskesdas (2013) sebesar 24,7%. Prevalensi pada perempuan lebih tinggi (27,5%) dari laki-laki (21,8%). Sebanyak 88,3% pasien diberikan pengobatan nyeri punggung bawah menggunakan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) sebagai terapi lini kedua setelah paracetamol sebagai lini pertama karena OAINS memiliki potensi mengurangi nyeri yang lebih signifikan daripada paracetamol. Terapi farmakologi lainnya yang diresepkan sebanyak 10,4% paracetamol dengan kombinasi dengan kodein, 9% muscle relaxants, 6,3% paracetamol, 5,2% steroids, dan 2,9% tramadol (Piccoliori et al., 2013). Penelitian Roelofs et al. (2011) menunjukkan OAINS efektif untuk mengurangi gejala jangka pendek pada pasien nyeri punggung bawah akut dan kronis. Efek samping yang lebih sedikit ditunjukkan pada OAINS selektif COX-2 inhibitor dibandingkan OAINS non-selektif. Efek samping COX-2 inhibitor adalah peningkatan resiko kardiovaskuler pada populasi pasien tertentu. Bedaiwi et al. (2016) menyatakan bahwa efek obat celecoxib (200 mg dua kali sehari) lebih tinggi dalam mengatasi nyeri dibandingkan dengan acetaminophen (500 mg dua kali sehari) pada pasien nyeri punggung bawah non-spesifik. Selain itu, efek samping minimal ditunjukkan bahwa celecoxib lebih efektif digunakan karena kejadian ulkus saluran cerna bagian atas (perdarahan, perforasi, atau kerusakan lambung) lebih rendah 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dibandingkan dengan OAINS non-spesifik seperti naproxen, diklofenak, dan ibuprofen sehingga penggunaannya lebih aman digunakan (Goldstein et al., 2000) Obat antiinflamasi non steroid memiliki efek samping pada saluran cerna yang menyebabkan ulkus peptikum, penurunan fungsi ginjal, dan kardiovaskuler. Interaksi dengan obat lain yang digunakan pasien dengan penyakit penyerta kardiovaskuler, seperti obat golongan antihipertensi menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah. Celecoxib yang termasuk COX-2 inhibitor merupakan OAINS dapat memicu peningkatan infark miokard dan stroke sehingga penggunaan OAINS harus diawasi terhadap efek samping yang timbul (Stollberger dan Finsterer, 2003). Solomon et al. (2005) melakukan penelitian kejadian kardiovaskuler bahwa celecoxib (200 mg dan 400 mg yang diberikan dua kali sehari) dalam pencegahan adenoma kolorektal mengakibatkan kematian karena kejadian kardiovaskuler, infark miokard, stroke, atau gagal jantung sebesar 1% pada placebo, dibandingkan dengan celecoxib 200 mg dua kali sehari sebesar 2,3%, dan celecoxib 400 mg dua kali sehari sebesar 3,4%. Selain kejadian tersebut, hipertensi juga merupakan salah satu komorbiditas nyeri akibat penggunaan obat antinyeri khususnya OAINS (Aw et al., 2005). Laporan berdasarkan data Badan POM RI tahun 2014 menunjukkan penggunaan OAINS masuk dalam profil 10 besar golongan obat yang diduga menimbulkan efek samping obat. Golongan OAINS menempati urutan ke-3 sebesar 16% (Badan POM RI, 2015). Penatalaksanaan nyeri perlu memperhatikan fungsi metabolisme yang menurun, penyakit penyerta yang dialami, dan konsumsi obat lainnya (Pinzon, 2015). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi aspek indikasi, informasi dosis, efek samping pengobatan, dan interaksi obat pada pasien nyeri punggung bawah. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai evaluasi penggunaan OAINS khususnya celecoxib dengan menyesuaikan kondisi pasien dengan risiko gastrointestinal dan risiko kardiovaskuler dan meminimalkan efek samping obat. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan sifat pengambilan data secara retrospektif yang berasal dari rekam medik pasien. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case series. Instrumen penelitian ini adalah rekam medik elektronik melalui komputer. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik saraf Rumah Sakit 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bethesda pada periode Juli 2015 - Juni 2016. Subyek penelitian ini adalah rekam medik pasien sebanyak 130 kasus. Desain sampel yang digunakan adalah non-random sampling dengan jenis consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien rawat jalan, pasien terdiagnosa nyeri punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode Juli 2015 - Juni 2016, dan usia ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien dengan catatan rekam medik yang tidak lengkap. Permohonan izin berupa ethical clearance yang diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta. Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Pengambilan data dilakukan dengan menelusuri rekam medik elektronik melalui komputer yang berupa kasus nyeri punggung bawah. Berdasarkan data yang diperoleh dicatat nomor registrasi rekam medik, usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pengobatan, obat-obatan yang digunakan bersama obat celecoxib, kesesuaian indikasi, regimen dosis celecoxib, dan efek samping pengobatan. Data rekam medik pasien yang telah diperoleh secara lengkap ditabulasi dengan microsoft excel sehingga dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa keterangan seperti pada lampiran. Evaluasi penggunaan obat celecoxib dianalisis dengan menggunakan metode SOAP (Brown et al., 2007), yaitu: subjective (S), berisi data yang diambil dari rekam medik meliputi usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosa, riwayat penyakit, dan riwayat pengobatan (Lampiran 1); objektive (O), berisi data yang diambil dari rekam medik meliputi hasil pemeriksaan radiologi, tekanan darah, dan penatalaksanaan obat yang diterima pasien (Lampiran 1); assessment (A) merupakan penilaian terkait penggunaan obat celecoxib pada pasien nyeri punggung bawah yang dilakukan oleh peneliti meliputi indikasi terhadap kesesuaian terapi celecoxib diberikan kepada pasien yang memiliki faktor risiko GI dan faktor risiko CV berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline (2009), Scarpignato et al. (2015), dan Lanas et al. (2011); informasi dosis berupa regimen pengobatan berdasarkan acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011) (Lampiran 4, 5, 6, 7, dan 8); efek samping obat (Lampiran 9 dan 10) berdasarkan acuan Perhimpunan Reumatologi Indonesia (2014); dan interaksi obat (Lampiran 11, 12, dan 13) berdasarkan acuan Medscape Drug Interaction Checker dengan membagi tiga kategori sifat interaksi obat, yaitu kategori minor, signifikan, dan serius; dan plan (P) atau rekomendasi merupakan 3 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI saran yang diberikan dalam penggunaan obat celecoxib pada pasien nyeri punggung bawah berdasarkan literatur yang mendukung jika ditemukan ketidaksesuaian terapi (Lampiran 14). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dimulai dengan penelusuran data pasien nyeri punggung bawah rawat jalan di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli 2015 - Juni 2016. Data diambil melalui rekam medik elektronik melalui komputer. Data yang dapat tercatat sebanyak 130 kasus dengan kriteria pasien rawat jalan, pasien terdiagnosa nyeri punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode Juli 2015 - Juni 2016, dan usia ≥ 18 tahun. Karakteristik usia dan jenis kelamin Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah salah satunya adalah faktor individu. Faktor individu dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Nyeri punggung bawah dapat dialami di segala usia. Sejalan dengan meningkatnya usia akan terjadi degenerasi pada tulang, kerusakan jaringan, dan pengurangan cairan (Andini, 2015). Distribusi karakteristik usia dan jenis kelamin penelitian ini dapat dilihat pada tabel I. Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik Jenis Kelamin Total Pasien Laki-laki Perempuan n = 46 % = 35,4 n = 84 % = 64,6 n = 130 % = 100 Usia (tahun) 1 0,8 2 1,5 3 2,3 18-24 1 0,8 1 0,8 25-29 3 2,3 1 0,8 4 3,1 30-34 3 2,3 5 3,8 8 6,2 35-39 6 4,6 12 9,2 18 13,8 40-44 7 5,9 15 11,5 22 16,9 45-49 7 5,9 16 12,3 23 17,7 50-54 7 5,9 7 5,4 14 10,8 55-59 3 2,3 10 7,7 13 10,0 60-64 6 4,6 9 6,9 15 11,5 65-69 2 1,5 5 3,8 7 5,4 70-74 1 0,8 1 0,8 2 1,5 75-79 Kejadian tertinggi nyeri punggung bawah pada penelitian ada pada usia 55 tahun sebesar 17,7% dan terendah dimulai dari usia 25 tahun sebesar 0,8% (Tabel I). Hal ini menunjukkan kejadian nyeri punggung bawah meningkat seiring bertambahnya umur. Hal ini diperkuat menurut WHO (2017) prevalensi meningkat pada umur 35 sampai 55 tahun. Kejadian terjadinya NPB pada penelitian lebih banyak terjadi pada perempuan sebesar 64,4% dibandingkan laki-laki sebesar 35,4% (Tabel I). Hal ini serupa menurut Riskesdas (2013) bahwa prevalensi penyakit sendi di Indonesia, termasuk nyeri punggung 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bawah berdasarkan jenis kelamin, perempuan kejadiannya lebih besar dibandingkan lakilaki. Penyebab nyeri punggung bawah pada setiap individu dapat berbeda-beda karena aktivitas fisik, durasi aktivitas, faktor penuaan, kekuatan otot, atau mobilitas tulang belakang yang kurang memadai (Norasteh, 2012). Kondisi nyeri punggung bawah Pada 130 kasus nyeri punggung bawah pada penelitian ini, kondisi keluhan pasien yang paling sering umum dialami adalah nyeri pada pinggang, nyeri pada punggung atau nyeri boyok, kesemutan, kemeng, dan nyeri yang terasa hingga bagian bahu, leher, paha, kaki, atau tungkai. Hasil diagnosa NPB diketahui melalui rekam medik elektronik komputer berdasarkan kode ICD 10 (International Classification of Disease revisi 10) yaitu M 54.5.9. Hasil diagnosa dapat menentukan kondisi-kondisi penyebab NPB dengan hasil radiologi melalui MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI dapat mengidentifikasi ketidaknormalan tulang belakang, meliputi spinal stenosis, spondylolisthesis, hernaiated disc, degenerasi diskus, penyempitan diskus yang mempengaruhi akar saraf yang berkaitan dengan kondisi nyeri punggung bawah (Endean et al., 2011). Kondisi nyeri punggung bawah berdasarkan diagnosa dapat dilihat pada lampiran 2, ditunjukkan pada penelitian bahwa nyeri punggung bawah non-spesifik adalah yang terbesar yaitu 49,2%. Nyeri punggung bawah non-spesifik pada penelitian ini termasuk pasien yang tidak terdapat hasil radiologi MRI. Nyeri punggung bawah non-spesifik adalah istilah yang digunakan untuk nyeri punggung yang tidak dapat dikenali patologi dan gejalanya seperti infeksi, tumor, osteoporosis, rematoid artritis, fraktur, atau inflamasi (McIntosh dan Hall, 2011). Herniated disk dialami sebesar 46,2% merupakan kondisi tidak normal yang terdapat pada diskus invertebralis disebabkan karena tonjolan nucleus pulposus pada celah annulus fibrosus sehingga tidak cukup menahan tekanan tulang belakang. Pada hasil radiologi MRI biasanya ditunjukkan dengan hasil multiple herniated disc pada VL (Vertebra Lumbal) posisi 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; atau VL 5-S1 (sacral) (Deyo dan Weinstein, 2001). Spinal stenosis dialami sebesar 34,6% merupakan kondisi tidak normal yang disebabkan oleh perubahan degeneratif hipertrofi facet dan penebalan ligamentum flavum yang menyebabkan penyempitan kanal pada celah foraminal di central maupun lateral yang mendesak struktur radikuler atau persarafan (Deyo dan Weinstein, 2001). Spondylosis dialami sebesar 10,0% merupakan kondisi degeneratif yang disebabkan karena artritis pada tulang belakang (Borczuk, 2013). 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Spondylolisthesis dialami sebesar 5,4% merupakan kondisi yang terjadi karena pergeseran pada bagian L5 tulang belakang bagian bawah. Apabila menderita spondylolisthesis memungkinkan dapat menyebabkan spondylolysis atau kerusakan fraktur yang biasanya terjadi pada orang tua karena penyakit degeneratif (Deyo dan Weinstein, 2001). Kondisi lain pada nyeri punggung bawah seperti scoliosis lumbalis dialami sebesar 3,9% merupakan kondisi ketidaknormalan bentuk tulang belakang bagian bawah yang asimetris karena terdapat lekukan. Hiperlordosis lumbalis dialami sebesar 0,8% merupakan kondisi lekukan di atas bokong (Ullrich, 2012). 23,8% 20,0% 47,7% 10,8% 28,5% 18,5% 3,8% 6,2% 4,6% 1,5% Usia ≥ 65 tahun ASA Kortikosteroid Riwayat ulkus peptikum Riwayat dispepsia Dua obat OAINS Faktor risiko GI 1,5% 0,8% Riwayat angina Riwayat stroke Riwayat IHD Riwayat gagal jantung Riwayat Tekanan hipertensi darah tidak terkontrol Faktor risiko CV Gambar 1. Profil faktor risiko GI dan faktor risiko CV (Lanza et al., 2009, Lanas et al., 2011) Faktor risiko gastrointestinal Risiko gastrointestinal (GI) tinggi apabila pasien memiliki riwayat perdarahan ulkus atau menggunakan OAINS bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan, atau OAINS lainnya atau terdapat lebih dari dua faktor risiko (Lanza et al., 2009). Faktor risiko GI, yaitu pasien berusia 65 atau lebih; menggunakan obat seiringan obat acetyl saliclyclic acid (ASA), kortikosteroid, antikoagulan; memiliki riwayat perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulkus peptikum, dispepsia; menggunakan satu obat OAINS dengan dosis maksimal atau menggunakan dua obat kombinasi OAINS. Risiko GI rendah adalah kondisi klinis pasien yang tidak tercantum pada kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011). Faktor risiko GI tinggi tertinggi (Gambar 1) dialami pasien yang menggunakan kortikosteroid sebesar 47,7%. Penggunaan kortikosteroid yang diresepkan antara lain methylprednisolone dan triamcinolone. Narum et al. (2014) menyatakan dalam penelitin metaanalisis bahwa penggunaan kortikosteroid memiliki hubungan meningkatkan risiko gastrointestinal terhadap efek samping, meliputi ulkus peptikum dan perdarahan terhadap plasebo. 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Riwayat dispepsia terjadi sebanyak 28,5% diantaranya termasuk riwayat epigastric pain, GERD (Gastro-esophageal Reflux Disease), dan nyeri abdominal. Riwayat dispepsia merupakan salah satu risiko gastrointestinal karena kejadiannya tidak bisa diprediksi secara jelas dengan tanda dan gejalanya sebanyak 50% pasien dengan dispepsia masih memiliki mukosa yang normal (Sostres et al., 2010). Riwayat ulkus peptikum termasuk faktor risiko gastrointestinal yang terjadi sebanyak 6,2% diantaranya termasuk riwayat gastritis. Pasien yang berusia ≥ 65 tahun terdapat sebesar 18,5%. Hal tersebut dipertimbangkan sebagai faktor risiko gastrointestinal karena seiring terjadinya penuaan maka risiko efek samping, risiko kardiovaskuler akan meningkat, dan fungsi renal akan menurun (Barkin et al., 2010). Penggunaan bersamaan OAINS sebesar 4,6% diantaranya menggunakan asam mefenamat, metamizole, etodolac, metamizole, dan metampiron. Penggunaan acetyl salicylic acid atau aspirin dengan dosis rendah sebesar 1,5%. Lanas et al. (2015) menyatakan bahwa penggunaan antikoagulan, aspirin dosis rendah, dan OAINS memiliki hubungan signifikan menyebabkan risiko perdarahan gastrointestinal. Faktor risiko kardiovaskuler Risiko kardiovaskuler (CV) tinggi apabila pasien dengan satu atau lebih faktor risiko, yaitu pasien yang memiliki riwayat infark miokard, angina, stroke, IHD (Ischemic Heart Disease), gagal jantung; riwayat hipertensi; tidak terkontrolnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mm Hg saat kunjungan pengobatan. Risiko CV rendah adalah kondisi klinis pasien yang tidak tercantum pada kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011). Kejadian risiko kardiovaskuler tertinggi (Gambar 1) terjadi pada pasien dengan riwayat hipertensi sebesar 23,8%, disusul oleh riwayat stroke 20,0%. Penatalaksanaan pengobatan nyeri perlu mempertimbangkan risiko kardiovaskuler untuk mencegah terjadinya keterulangan atau peningkatan kejadian kardiovaskuler sehingga penggunaan OAINS selektif maupun nonselektif harus sangat dibatasi (Pinzon, 2015). Algoritma kebutuhan terapi celecoxib Celecoxib merupakan obat yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik yang selektif menghambat isoenzim COX-2 sehingga menghambat sintesis prostaglandin sebagai mediator inflamasi (Tive, 2000). Isoenzim COX-2 adalah enzim yang bertanggung jawab dalam respon inflamasi (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014). Penggunaan obat 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI celecoxib perlu menyesuaikan kondisi pasien dalam pemilihan terapi celecoxib. Berikut algoritma kebutuhan terapi celecoxib menurut Scarpignato et al. (2015) : Pasien membutuhkan terapi OAINS Risiko GI tinggi Risiko CV tinggi (dengan ASA) Risiko CV tinggi Risiko GI rendah Risiko CV rendah Risiko CV tinggi (dengan ASA) Celecoxib dosis rendah + PPI Risiko CV tinggi Celecoxib dosis rendah Risiko CV rendah Non-selektif OAINS Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib (Scarpignato et al.,2015) Aspek indikasi terhadap kesesuaian terapi celecoxib Terapi farmakologi celecoxib untuk menangani nyeri telah sesuai indikasi 100% berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline (2009), tetapi dari kesesuaian indikasi tersebut perlu memperhatikan faktor risiko GI dan CV setiap individu. Kesesuaian indikasi tersebut ditelaah melalui algoritma penggunaan obat celecoxib pada gambar 2. Hasil menunjukkan kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Tabel II) terhadap risiko GI dan CV sebesar 73,1%. Ketidaksesuaian indikasi berdasarkan algoritma terjadi sebesar 26,9% disebabkan karena pasien memiliki risiko GI rendah dan risiko CV rendah. Pasien dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif seperti etodolac, diclofenac, ketorolac, ibuprofen, piroxicam, atau meloxicam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014). Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Scarpignato et al.,2015) Kesesuaian indikasi Regimen dosis Kondisi risiko pasien n % 31 23,9 Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi Sesuai + PPI Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 41 31,5 (n = 95; 73,1%) Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 23 17,7 Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 + PPI Tidak sesuai Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 (n = 35; 26,9%) Celecoxib 100 mg Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1 0,8 Pada kondisi risiko GI dan CV rendah sebaiknya tidak menggunakan celecoxib terlebih dahulu karena masih terdapat OAINS non-selektif dalam menangani nyeri. Urutan langkah pengobatan nyeri yang direkomendasi AHA (The American Heart Association) adalah acetaminophen, OAINS non-selektif, OAINS non-selektif tetapi aktivitas lebih pada 8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI COX-2 inhibitor, OAINS selektif COX-2 inhibitor. Celecoxib termasuk obat selektif menghambat COX-2 menjadi pilihan terakhir pengobatan nyeri. Hal tersebut disarankan untuk memperhatikan keuntungan dan keamanan dari bahaya risiko kardiovaskuler (Fitzgerald, 2007). Aspek informasi dosis berupa kesesuaian regimen dosis celecoxib Kesesuaian indikasi diatas (Tabel II) dengan salah satu risiko belum dapat dipastikan bahwa regimen pengobatan tersebut telah sesuai. Pada tabel III menunjukkan bahwa terdapat 56,9% yang memiliki kesesuaian regimen dosis celecoxib dengan atau tanpa PPI (Proton Pump Inhibitor). Terdapat 43,1% ketidaksesuaian penggunaan celecoxib terhadap kondisi risiko pasien. Rekomendasi untuk menangani ketidaksesuaian dapat dilihat pada tabel III. Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma (Scarpignato et al.,2015) Kesesuaian Regimen dosis Kondisi risiko pasien n % Rekomendasi regimen Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi 27 20,8 Sudah tepat Celecoxib 200 mg/hari Sesuai + PPI Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 38 29,2 Sudah tepat (n = 74; 56,9%) Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 9 6,9 Sudah tepat Tidak memerlukan Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 14 10,8 Celecoxib 200 mg/hari PPI + PPI Tidak Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif sesuai Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi 4 3,1 Memerlukan PPI (n = 56; Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 3 2,3 Memeerlukan PPI 43,1%) Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif Celecoxib 100 mg Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1 0,8 OAINS non-selektif Dosis celecoxib yang direkomendasikan adalah 200 mg/hari. Celecoxib 100 mg yang digunakan dua kali sehari dan celecoxib 200 mg yang digunakan sehari sekali memiliki efektifitas yang sama. Risiko kardiovaskuler meningkat dari RR 1.26 (95% CI 1,09-1,47) pada celecoxib ≤ 200 mg hingga RR 1.69 (95% CI 1,11-2,57) pada celecoxib > 200 mg/hari. Dosis celecoxib ≤ 200 mg lebih meminimalkan risiko kejadian kardiovaskuler (McCormack, 2011). Pasien dengan risiko GI tinggi memerlukan penambahan obat golongan PPI karena penggunaan COX-2 inhibitor dikombinasikan dengan PPI berhubungan dengan pengurangan risiko GI lebih besar dibandingkan OAINS non-selektif + PPI atau COX-2 inhibitor sendiri (Scheiman dan Hindley, 2010). Pasien dengan risiko GI rendah dan CV tinggi direkomendasikan hanya menggunakan celecoxib 200 mg/hari tanpa PPI, tetapi kondisi ini tidak selalu mutlak karena adanya kondisi penggunaan OAINS dalam jangka panjang sehingga membutuhkan obat golongan PPI untuk mencegah keterulangan riwayat risiko gastrointestinal. 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pasien yang memiliki risiko GI dan CV rendah direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu sesuai rekomendasi AHA untuk meminimalkan kejadian kardiovaskuler dan masih dapat memilih lini terapi lain yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Dalam hal ini meloxicam direkomendasikan sebagai OAINS non-selektif yang memiliki aktivitas selektifitas COX-2 lebih unggul dibandingkan diclofenac sebagai OAINS non-selektif menunjukkan bahwa tolerabilitas meloxicam lebih baik daripada diclofenac dalam tolerabilitas gastrointestinal (Hendera et al., 2015). Meloxicam 15 mg sama efektifnya dengan diclofenac 150 mg (Draiser et al., 2001). Penggunaan obat-obatan lain bersamaan dengan celecoxib Penggabungan 2 obat atau lebih obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda dan memiliki efek sinergistik adalah diperbolehkan. Konsep ini disebut sebagai analgesia multi modal (Pinzon dan Karunawan, 2016). Penggunaan obat celecoxib bersamaan dengan obat lain (Lampiran 3), penggunaan terbesar adalah kombinasi dengan kelompok obat antasida dan antiulcer sebesar 75% karena kepentingannya sebagai gastroprotectant diantaranya terdapat golongan PPI, H2RA, dan antasida. Antikonvulsan digunakan sebesar 56,9% (golongan gabapentin). Gabapentin biasanya digunakan dalam penanganan nyeri karena mekanismenya memiliki afinitas kuat terhadap kanal kalsium yang memodulasi pelepasan eksitasi neurotransmiter yang mempengaruhi sel saraf (Miller, 2012). Romano et al. (2009) menyatakan bahwa kombinasi pregabalin dengan celecoxib memiliki pengurangan nyeri yang besar dibandingkan penggunaan monoterapi. Kortikosteroid juga digunakan sebagai antiinflamasi untuk mengatasi nyeri digunakan sebesar 49,2% diantaranya terdapat methylprednisolone dan triamcinolone. Analgesik digunakan sebesar 33,8% diantaranya berisi paracetamol, OAINS non-selektif, dan tramadol untuk mengatasi nyeri. Kelompok obat neurotropik sebesar 11,5% dengan terapi methylcobalamin. Methylcobalamin merupakan analog vitamin B12 yang berperan dalam mengatasi nyeri dengan meningkatkan konduksi saraf, memperbaiki fungsi neuromuskular, dan mengatasi nyeri neuropati (Zhang et al., 2013). Relaksan otot digunakan sebesar 10,8% dengan terapi eperisone HCl. Mekanismenya sebagai antispasmodik yang merelaksasi otot skeletal dan otot polos vaskular. Penggunaan eperisone secara signifikan lebih efektif untuk penggunaan jangka pendek selama kurang dari 3 bulan untuk nyeri punggung bawah akut (Shaheed et al., 2016). 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Analgetika adjuvan selain antikonvulsan dan relaksan otot yang umum dipakai adalah antidepresan (amitriptyline) yang digunakan sebesar 8,5%. Biasanya penggunaan tersebut adalah pasien yang memiliki nyeri kronis (Chou, 2010). Aspek efek samping pengobatan Efek samping obat merupakan efek yang tidak diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi. Kejadian hipertensi ditelaah pada pasien yang tidak memiliki riwayat hipertensi dan menunjukkan peningkatan tekanan darah pada kunjungan selanjutnya. Kejadian hipertensi menurut JNC VIII terjadi sebesar 6,1% dengan jumlah 8 pasien. Kejadian dispepsia didapatkan 0,8% dengan jumlah 1 pasien (Lampiran 10). Terjadinya hipertensi disebabkan karena pengaruh prostaglandin yang dihambat oleh mekanisme kerja celecoxib dengan menghambat COX-2 sehingga konversi asam arakidonat menjadi prostaglandin terganggu. Prostaglandin PGI2 memiliki efek vasodilator, namun pemberian OAINS menghambat produksi PGI2 yang menyebabkan tekanan darah meningkat (Khatchadourian et al., 2014). Terjadinya dispepsia diduga karena interaksi obat antara celecoxib-triamcinolone. Mekanisme celecoxib menghambat prostaglandin yang bertanggung jawab pada sintesis dan sekresi mukus menyebabkan integritas mukosa berkurang dalam perlindungan mukosa (Sostres et al., 2010). Aspek interaksi obat Aspek interaksi obat dianalisis berdasarkan acuan Medscape Drug Interaction Checker. Kategori interaksi signifikan dan minor dapat dilihat pada lampiran 11, 12, dan 13. Kategori signifikan merupakan kombinasi obat yang harus dilakukan pemantauan karena dapat memperburuk keadaan pasien sehingga memerlukan perubahan terapi. Kategori minor merupakan interaksi obat yang tidak memerlukan perubahan terapi, tetapi tetap dilakukan pemantauan pada pasien (Albadr et al., 2014). Interaksi obat yang bersifat signifikan sebesar 39,2% pasien. Interaksi obat antara celecoxib dan triamcinolone keduanya dapat meningkatkan risiko ulkus GI sehingga perlu dipantau apabila terdapat keluhan yang menggangu saluran cerna. Interaksi celecoxib pada penggunaan bersama produk herbal, khususnya ginkgo biloba pada pasien nomor sampel 68, digunakan sebagai efek antiplatelet dapat mengakibatkan perdarahan (Barkin et al., 2010). Interaksi obat antara celecoxib dengan tramadol atau codein dapat menurunkan efek tramadol atau codein dengan mempengaruhi atau menghambat enzim metabolisme hati CYP2D6 sehingga metabolit yang berperan menurun. 11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Interaksi celecoxib dengan obat antihipertensi bersifat signifikan seperti pada pasien dengan nomor sampel 17, 28, 36, dan 68 dengan terapi bisoprolol, telmisartan-amlodipin, valsartan, dan candesartan dapat mempengaruhi efek kerja obat antihipertensi karena mekanisme kerja obat berlawanan. Keberadaan celecoxib menyebabkan PGI2 terhambat sehingga menyebabkan vasokonstriksi. Penggunaan obat hipertensi harus diberi peringatan karena dapat mengganggu efek obat antihipertensi. Tekanan darah harus selalu dipantau. Tekanan darah dapat mempengaruhi gangguan pada ginjal dan retensi cairan (Barkin et al., 2010). Evaluasi penggunaan obat (Drug Use Evaluation/ DUE) dilakukan untuk menjamin ketepatan dalam memutuskan pengobatan dan memberi luaran positif pada pasien pada periode selanjutnya (Navarro, 2009). Tujuan tatalaksana nyeri adalah mengendalikan rasa nyeri, menjaga fungsi, meminimalkan efek samping pengobatan nyeri punggung bawah, dan mencegah keadaan yang lebih buruk (McIntosh dan Hall, 2011). Penelitian ini memberikan perhatian lebih pada kondisi pasien terhadap risiko gastrointestinal dan kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap regimen pengobatan nyeri dan dapat memberikan langkah pemilihan obat nyeri yang tepat sesuai kondisi pasien. Pemilihan pengobatan yang tepat maka biaya terhadap pengobatan dapat diminimalkan sesuai kebutuhan pasien. Kelemahan penelitian ini tidak ada penggolongan risiko yang bersifat moderat karena hanya menilai penggunaan celecoxib sebagai alternatif pengobatan nyeri yang biasanya digunakan untuk risiko GI atau CV tinggi. Data bersifat retrospektif sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan kondisi pasien. Data diambil menurut kriteria peneliti dan dievaluasi peneliti sehingga cenderung subyektif. KESIMPULAN Kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko GI dan CV sebesar 73,1%. Kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan CV sebesar 56,9%. SARAN Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian faktor risiko gastrointestinal dan kardiovaskuler dengan periode yang lebih lama. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Albadr, Y., Bohassan, A. K., Ming., L. C., dan Khan, T. M., 2014. An Exploratory Study Investigating The Potential Drug-Drug Interaction In Internal Medicine Departement Alahsa Saudi Arabia. Journal of Pharmaceutical Health Services Research, 2. Andini, F., 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority, 4(1), 12-19. Aw, T. J., Haas, S. J., Liew, D., dan Krum, H. 2005. Meta-analysis of Cyclooxygenase-2 Inhibitors and Their Effects on Blood Pressure. Arch Int Med, 165, 490–496. Badan POM RI. 2015. Bulletin Berita MESO. Drug for Patient Safety. Badan POM RI, 33(1), 1-12. Barkin, R. L., Beckerman, M., Blum, S. L., Clark, F. M., Kog, E. K., dan Wu, D. S. 2010. Should Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drug (NSAIDs) be Prescribed to the Older Adult?. Drugs Aging, 27(10), 775-789. Bedaiwi, M. K., Sari, I., Wallis, D., O’shea, F.D., Salonen, D., dan Haroon, N., et al. 2016. Clinical Efficacy of Celecoxib Compared to Acetaminophen in Chronic Nonspecific Low Back Pain: Results of a Randomized Controlled Trial. American Collage of Rheumatology, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26474041 diakses 21 April 2016. Borczuk, P. 2013. An Evidence-Based Approach to The Evaluation and Treatment of Low Back Pain in The Emergency Department. Emergency Medicine Practice, 15(7), 124. Brown, S. Z., Brown, T. R., Chen, D., dan Blackburn, R. W. 2007. Clinical Docmentation for Patient Care: Models, Concept, and Liability Considerations for Pharmacists. American Society of Health-System Pharmacist, 64(1), 1851-1858. Chou, L. 2010. Pharmacological Management of Low Back Pain. Drugs, 70(4), 387-402. Deyo, R. A. dan Weinstein, J. N. 2001. Low Back Pain. The New England Journal of Medicine, 344(5), 363-370. Draiser, R. L., Pare, J. M. L., Velicitat, P., dan Lieu., P. L. 2001. Oral Meloxicam is Effective in Acute Sciatica: Two Randomised, Double-Blind Trials Versus Placebo or Diclofenac. Inflammation Research, supplement 1. Endean, A., Palmer, K. T., dan Caggon., D., 2011. Potential MRI Findngs to Refine Case Definition for Mechanical Low Back Pain in Epidemiological Studies: A Systematic Review. Spine (Phila Pa 1976), 36(2), 160-169. 13 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fitzgerald, G. A. 2007. COX-2 in play at the AHA and the FDA. Elsevier, 28(7), 303-307. Goldstein, J. L., Silverstein, F. E., Agrawal, N. M., Hubbard, R. C., Kaiser, J., Maurath, C. J., et al. 2000. Reduced Risk of Upper Gastrointestinal Ulcer Complications with Celecoxib, a Novel COX-2 Inhibitor. Am J Gastroenterol, 95(1), 1681-1690. Hendera, Suryana, B. P. P., dan Yulistiani. 2015. Gastrointestinal Tolerability of Diclofenac Sodium and Meloxicam in Osteoarthritis Patient. Folia Medica Indonesiana, 51(1), 35-39. Hussein, A. M. M., Singh, D., Mansor, P. M., Kamil, O. I. M., Choy, C. Y., Cardosa, M. S., et al. 2009. Malaysian Low Back Pain Management Guideline. First edition. Malaysian Association for the Study of Pain and Spine Society Malaysia, 24. James, P. A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W. C., Himmerfarb, C. D., Handler, J., et al. 2014. 2014 Evidance-Based Guideline for the Management of High Blood Pressure in Adults: Report From the Panel Members Appointed to the Eight Joint National Committee (JNC 8). JAMA, 311(5), 507-520. Khachadorian, Z. D., Hay, I. M., dan Leeuw, R. 2014. Nonsteroidal Anti-inflamantory Drugs and Antihypertensives: How Do They Related?. Oral medicine, 117(6), 697-703. Lanas, A., Carrera, P., Arguades, Y., Garcia, S., Bujanda, L., Calvet, X., et al. 2015. Risk of Upper and Lower Gastrointestinal Bleeding in Patients Taking Nonsteroidal Antiinflamantory Drugs, Antiplatelet Agents, or Anticoagulants. Clinical Gastroenterology and Hepatology, 13(5), 906-912. Lanas, A., Tell, G. G., Armada, B., dan Alvaro, O. 2011. Prescription Patterns and Appropriateness of NSAID Therapy According to Gastrointestinal Risk and Cardiovascular Hidtory in Patients with Diagnoses of Osteoarthritis. BMC Medicine, 9(1), 38. Lanza, F. L., Chan, F. K. L., dan Quigley, E. M. M.. 2009. Guidelines for Prevention of NSAID-Related Ulcer Complication. The American Journal of Gastroenterology, 104(1), 728-738. Mayhew, M. S. 2010. Medications to Treat Low Back Pain. The Journal for Nurse Practitioners, 6(8), 640-641. McCormack, P. L. 2011. Celecoxib: A Review of its Use for Symptomatic Relief in the Treatment of Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis and Ankylosing Spondylitis. Drugs, 71(18), 2157-2489. 14 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI McIntosh, G. dan Hall, H. 2011. Low Back Pain (Acute). Clinical Evidence BMJ Journal, 5(1), 1102. Medscape. 2017. Medscape Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/druginteractionchecker diakses tanggal 7 Januari 2017. Miller, S. M. 2012. Low Back Pain: Pharmacologic Management. Prim Care Clin Office Pract., 39(1), 499-510. Navarro, R. P. 2009. Managed Care Pharmacy Practice, Second edition, Jones and Bartlett Publisher. Massachusetts, 218, 219. Narum, S., Westergen, T., and Klemp, M. 2014. Corticosteroid and Risk of Gastrointestinal Bleeding: A Systematic Review and Meta-analysis. BMJ Journal, 4, 1-9. Norasteh, A. A. 2012. Low Back Pain. InTech. Croatia, 12-19. Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., dan Surahman, E. 2015. Prevalensi dan Faktor Resiko Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(1), 47-56. Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014. Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid. Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 3-6, 8. Piccoliori, G., Engl, A., Gatterer, D., Sessa, E., Schmitten, J., dan Abholz, H. H. 2013. Management of Low Back Pain in General Practice – is it of acceptable quality: an observational study among 25 general practices in South Tyrol (Italy). BioMed Central Family Practice, 14(1), 148. Pinzon, R. 2015. Komorbiditas Nyeri pada Pasien Lanjut Usia. CDK-226, 42(3), 173-175. Pinzon, R. T. dan Karunawan, N. H. 2016. Nyeri Punggung Bawah. Betha Grafika. Yogyakarta, 24. Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta, 129, 131. Roelofs, P. D. D. M., Deyo, R. A., Koes, B. W., Scholten, R. J. P. M., dan van Tulder, M. W. 2011. Non-Steroidal Anti-Inflamantory Drugs for Low Back Pain (Review). issue 2. The Cochrane Collaboration. John Wiley and Sons, Ltd., 1, 2. Romano, C. L., Romano, D., Bonora, C., dan Mineo, G. 2009. Pregabalin, Celecoxib, and their Combination for Treatment of Chronic Low Back Pain. J Orthopaed Traumatol, 10(1), 185–191. Scarpignato, C., Lanas, A., Blandizzi, C., Lems, W. F., Hermann, dan M., Hunt, R. H. 2015. Guideline Safe Prescribing of Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs in Patients 15 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI with Osteoarthritis – an Expert Consensus Addressing Benefits as Well as Gastrointestnal and Cardiovascular risks. BMC Medicine, 13(55), 1-22. Scheiman, J. M. dan Hindley, E. 2010. Strategies to Optimize Treatment With NSAIDs in Patients at Risk for Gastrointestinal and Cardiovascular Adverse Events. Clinical Theurapetics, 32(4), 667-677. Shaheed, C. A., Maher, C. G., Williams, K. A., dan McLachan, A. J. 2016. Efficacy and tolerability of muscle relaxant for low back pain: Systematic review and metaanalysis. European Journal of Pain, 1(1), 1-10. Solomon, S. D., McMurray, J. J. V., Pfeffer, M. A., Wittes, J., Fowler, R., Finn, P., et al. 2005, Cardiovascular Risk Associated with Celecoxib in a Clinical Trial for Colorectal Adenoma Prevention. The New England Journal of Medicine, 352(1), 1071–1080. Sostres, C., Gargallo, C. J., Arroyo, M. T., dan Lanas, A. 2010. Adverse Effects of NonSteroidal Anti-Inflamantory Drugs (NSAIDs, Aspirin and Coxibs) on Upper Gastrointestinal Tract. Elsevier, 24(2), 121-132. Stollberger, C. dan Finsterer, J. 2003. Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drugs In Patients With Cardio or Cerebrovascular Disorders. Journal of Cardiology, 92(9), 721-729. Tive, L. 2000. Celecoxib Clinical Profile. British Society for Rheumatolog, 39(2), 21. Ullrich, P. F. 2012. Scoliosis, http://www.spine-health.com/conditions/scoliosis/ diakses 6 Januari 2017. Vos, T., Flaxman, A. D., Naghavi, M., Lozano, R., Michaud, C., Ezzati, M., et al. 2010. Years Lived with Disability (YLDs) for 1160 Sequelae of 289 Diseases and Injuries 1990-2010: A Systematic Analysis for the Global Burden of Disease Study 2010. Lancet, 380(1), 2168. WHO. 2017. Priority Diseases and Reason for Inclusion Chapter 6.24 Low Back Pain. WHO, www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/Ch6_24LBP.pdf diakses 6 Januari 2017. Zhang, M., Han, W., Hu. S., dan Xu, H. 2013. Methylcobalamin: A Potential Vitamin of Pain Killer. Neural Plasticity, 1(1), 1-6. 16 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016 (Subjective dan objective) Keterangan : Subjective (S) berupa tanggal pengobatan, nomor RM (Rekam Medik), inisial, usia, jenis kelamin, anamnesis, kondisi nyeri punggung bawah, dan riwayat penyakit Objective (O) berupa hasil pemeriksaan dengan MRI, tekanan darah dan peresepan Assessment (A) berada di lampiran 4 sampai 13. Plan (P) berada di lampiran 14 No. Tanggal pengobatan No. RM Inisial Usia (tahun) Jenis kelamin Anamnesis 1 29/04/2016 00158206 SRM 42 P nyeri pinggang hingga kaki 2 04/06/2016 01706197 MAR 43 L pinggang, kaki kiri terasa nyeri P punggung terasa nyeri, tengkuk sampai bahu kanan nyeri sejak 1 bulan yang lalu 3 07/05/2016 00150251 SOT 44 Diagnosa hasil radiologi dengan MRI Kondisi nyeri punggung bawah Tekanan darah ( mm Hg) Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/80 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Tidak ada hasil radiologi 17 NPB non-spesifik 110/70 Peresepan Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Calcidin tab (30) 1x1 Zypraz 0,25 mg tab (20) 1x1 Osteoflam tab (30) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 AC Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Antasid tab (10) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 28/06/2016 01085392 SRL 61 P 5 24/06/2016 00151695 ERP 41 P 6 25/06/2016 01005454 ANT 55 L geringgingan, kaki sakit sampai atas punggung sudah setengah bulan nyeri punggung, hingga tangan geringgingan, nyeri ulu hati (dispepsia) nyeri punggung, Tanggal 28/6/16 : Tanda spondylosis lumbalis disertai scoliosis lumbalis disertai multiple herniated disc VL 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama herniasi protrusion disc VL 4-5 ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 dan disertai hipertrofi facet joint segmen VL 4-5 dan VL 5-S1 Spondylosis lumbalis, scoliosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis Tanggal 5/1/12 : Spondylosis lumbalis dengan HNP setinggi VL 4-5; 5-S1 Spondylosis lumbalis, herniated disk 130/90 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Tanggal 25/6/16 : Tanda multiple Herniated disk, spinal stenosis 140/90 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 18 150/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam (resep obat sebelumnya yang masih digunakan tanggal 21/6/16 : Pacetik 600 mg tab (10) 2x1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kaki terasa pegal 7 8 27/02/2016 14/11/2015 01128701 00394129 ANS ROP 55 66 P nyeri boyok sudah 3 minggu, gastritis P nyeri punggung hingga kaki kebas, gangguan saluran kencing herniated disc VL 3-4; 4;-5; 5-S1 dengan herniai terutama protrusion disc VL 5-S1 ke foraminal yang menyebabkan stenosis dan mendesak struktur radikuler Tanggal 30/7/16 : Mengarah spondylolisthesis VL 4-5 dengan tanda bone edema, dengan end plate yang tak tampak reguler dengan tanda degeneratif diskus dengan multiple herniated disk segmen VL 2-3; 3-4; 5-S1 Tanggal 30/8/12 : Multiple HNP lumbal 2-3; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan susp. Ruptur annulus fibrosus setinggi lumbal 45 19 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 PC Spondylolisthesis, herniated disk 160/100 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab (10) 3x1 Domperidone 10 mg tab (10) 3x1 AC Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam Herniated disk 130/80 Celebrex 100 mg cap (10) 2x1 Urispas 200 mg tab (15) 3x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 10 11 12 19/03/2016 29/06/2016 15/03/2016 30/03/2016 00607253 00151948 01100055 00326735 MES BPE SUP DAR 60 45 61 74 Tanggal 11/4/16 : Multiple herniated disk VL 2-3;3-4;5-S1, herniasi diskus V5L-S1 ke foraminal diskus mendesak struktur radikuler terutama exiting L5 Tanggal 9/8/12 : multiple HNP lumbal 4-5; 5-S1 dengan susp. ruptur annulus fibrosus P pantat kiri ke bawah kemeng, tangan kanan sakit P kesemutan tangan kiri, kaki kiri, panggul nyeri L nyeri punggung terasa hingga bahu bahu Tidak ada hasil radiologi kontrol, nyeri punggung leher terasa sakit Tanggal 27/10/14 : Tanda scoliosis lumbales disertai multiple herniated disc VL 2-3; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi yang terutama protrusion disc VL 4-5 terutama ke foraminal P 20 140/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 100/70 Celebrex 100 mg cap (20) 2x1 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 Orthoplas (1) NPB non-spesifik 130/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Methylprednisolone 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1 malam Scoliosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis 140/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10)1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Herniated disk Herniated disk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 lateral yang disertai hipertrofi facet joint 13 14 15 16 22/06/2016 22/06/2016 21/06/2016 25/01/2016 00156853 01056715 02004213 00299268 ENS GRL ASE SYS 54 43 75 65 P P tangan kiri kesemutan, nyeri punggung bawah lutut terasa sakit, jongkok berdiri terasa sakit, boyok sakit Tidak ada hasil radiologi Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik NPB non-spesifik P pangkal paha nyeri, pernah jatuh Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik P nyeri boyok terasa pegal, kesemutan ditangan sebelah kanan Tanggal 19/11/15 : Tanda scoliosis lumbalis disertai penyempitan diskus multiple herniated disk VL 1-2; 3-4; 4-5; 5S1 dengan Scoliosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis 21 130/80 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 130/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam 110/80 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Neurobion forte tab (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 18 20/06/2016 31/05/2016 01119837 01949966 TBW TRK 65 50 P P kontrol LBP, telapak kaki kiri sakit, terdapat hipertensi kontrol, nyeri punggung herniasi terutama protrusion disc ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler yang disertai adanya hipertrofi facet joint VL 4-5 dan VL5-S1 Tanggal 29/1/16 : Tanda spondylolisthesis VL 5-S1 disertai multiple herniated disk VL3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi protrusion disc VL5-S1 (pseudoherniasi) yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler dan disertai hipertrofi facet joint Tidak ada hasil radiologi 22 Spondylolisthesis, herniated disk, spinal stenosis 120/80 NPB non-spesifik 110/70 Mecobalamin 500mcg tab (30) 1x1 Vitamin B complex tab (30) 1x1 Alpentin 300 mg cap (30) 1x100 mg malam Lansoprazole 30 mg cap (20) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc (Tanggal 20/6/16 terkena stroke diberikan : Valesco 80 mg tab (30) 1x1 Miniaspi 80 mg tab(30) 1x1 Concor 2,5 mg tab (30) 1x1) Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menjalar leher sampai lengan, terdapat dislipidemia 19 13/04/2016 01706141 ERB 62 P nyeri punggung, kesemutan paha kiri dan punggung 20 30/03/2016 01130841 SRU 42 P nyeri pinggang sampai kak terasa nyeri 21 01/03/2016 00155669 ESH 44 P nyeri punggung Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam Atorvastatin 20 mg tab (10) 1x1 Tanggal 18/3/16 : tanda spondylolisthesis VL 4-5 disertai multiple herniated disc VL 3-4; 4-5; 5 -S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting root L4 dan juga hipertrofi facet joint VL 4-5 Tanggal 11/6/16 : Spondylosis lumbalis setinggi VL 4-5 Tidak ada hasil radiologi 23 Spondylolisthesis, herniated disk, spinal stenosis 100/70 Spondylosis lumbalis 120/80 NPB non-spesifik 140/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (6) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Vitamin B complex tab (20) 1x1 Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1 Celebrex 100 mg cap (10) 1x1 Myonal 50 mg tab (20) 3x1 (1110) Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab (15) 2x1 (1010) Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Myonal 50 mg tab (10) 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 06/06/2016 01031282 ARY 39 Tanggal 8/8/16 : Tanda dessication disc VL 4-5 dan VL 5-S1 dengan herniasi terutama pada segmen VL 4-5 terutama pada foraminal bilateral terutama foraminal dextra yang menyebabkan stenosis dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 yang bila dibandingkan dengan MRI sebelumnya tahun 2012 radiologis herniasi bertambah di segmen VL 4-5 ke foraminal dextra Herniated disk, spinal stenosis L nyeri boyok Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Tanggal 04/06/16 : Tanda herniated protrusion disc Herniated disk, spinal stenosis 100/70 23 06/06/2016 01135185 DAS 54 L nyeri punggung sampai leher nyeri 24 11/04/2016 00693272 SRS 63 P pinggang terasa nyeri 24 120/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 ac Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 26 04/06/2016 06/01/2016 00151131 02030157 SRR SRO 45 53 P nyeri punggung bawah P nyeri boyok sampai kaki sakit, pantat sakit, berdiri lama-lama kemeng VL5-S1 dengan bentukan spur posterior yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler exiting L5 Tanggal 4/6/16 : Tanda herniated protrusion disc (HNP) VL5-S1 dengan bentukan spur posterior menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L5 Tanggal 8/1/16 : HNP lumbal 5S1, radiologis spondilosis lumbalis malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 1x1 Herniated disk, spinal stenosis Herniated disk, spondylosis lumbalis 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue 130/70 Celebrex 100 mg cap (6) 2x1 (1010) Methycobal 500mcg cap (10) 3x1 (1101) Ranitidin 150 mg tab (6) 2x1 (1010) 27 06/06/2016 01096394 SUY 55 L boyok ke bawah nyeri Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 130/80 28 31/03/2016 00151839 IKR 40 P nyeri punggung Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 150/100 25 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam Methycobal 500mcg cap (40) 2x1 Twynsta 80 mg + 5 mg tab (20) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bawah, neuropati, hipertensi 29 30 13/05/2016 01/02/2016 00150713 00151036 PAR SUW 49 64 P P kaki kanan sakit, kesemutan nyeri punggung bawah Neurobion forte tab (20) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Lyrica 75 mg cap (20) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Tanggal 19/12/09 : HNP VL 4-5; VL 5-S1 Tidak ada hasil radiologi 26 Herniated disk NPB non-spesifik 110/70 130/80 (Tanggal 14/5/16 : keluhan pilek, pusing dengan diagnosa asma bronkial diberikan : Ventolin 100mcg/dose inhaler 200 dosis 2202 semprot Seretide diskus (50/250) INH 60 DS Yekaflu tab (15) 3x1 (1101) Neurodex tab (10) 1x1 (0010) Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 (Tanggal 29/12/15 : keluhan batuk dahak, diagnosa bronkitis diberikan : Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1, terdiagnosa DC Quervain tenosinositis diberikan : Cetirizine 10 mg tab (10) 1x1 Codein 10 mg tab (20) 2x1 untuk batuk Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (10) 2x1 Neurobion forte tab(10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 32 33 16/05/2016 18/04/2016 01/06/2016 01117258 00596143 01130969 SIR TOH WKA 43 67 38 P L P kaki kanan nyeri dari selangkangan sampai bawah, sakit bila jalan, sakit bila duduk lalu berdiri Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik kontrol, pinggul paha sakit Tanggal 27/05/16 : Spondylolisthesis ringan lumbal 4-5 Multiple HNP lumbal 1-2; 2-3; 3-4: 4-5; 5-S1 dengan ruptur annulus fibrosus dan stenosis canal spinalis setinggi lumbal 4-5 Spondylolisthesis, herniated disk, spinal stenosis nyeri punggung dan lengan kiri sakit 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 120/80 Amitriptyline 25 mg tab (20) 1x1 Calcidin tab (20) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Celebrex 200 mg cap (20)1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Tidak ada hasil radiologi 27 NPB non-spesifik 120/80 (Tanggal 16/5/16 diberikan: Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Meloxicam 15 mg tab (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (20) 1x1 malam Vitamin B complex tab (20) 1x1) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 35 36 16/05/2016 26/05/2016 13/04/2016 01132803 01134475 01090766 BAP ANT NWE 34 54 41 L sakit pinggul di kiri sejak 2002 P pinggang kiri nyeri, sudah periksa belum ada perubahan P pantat nyeri, pinggang sakit, terdapat hipertensi Tanggal 20/5/16 : Tanda dessication disc VL 5-S1 disertai dengan herniated protrusion disc terutama ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting root L5 Tanggal 26/5/16 : Tanda multiple herniated disc VL 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; dan 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion VL 4-5 ke foraminal yang menyebabkan stenosis dan mendesak struktur radikuler Tanggal 13/4/16 : spondylosis lumbalis disertai penyempitan disc intervertebral VL 5-S1 28 Herniated disk, spinal stenosis Herniated disk, spinal stenosis Spondylosis lumbalis, spinal stenosis 140/90 Kenacort 4 mg tab (6) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 110/70 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Domperidone 10 mg tab (10) 3x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 120/80 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 (1010) setelah makan Dolo neurobion F.C (10) 1x1 (0100) sesudah makan Orthoplas 2x1 (1010) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI (Tanggal 8/4/16 diagnosa hipertensi dan ischialgia diberikan : Valesco 80 mg tab (30) 1x1 Myonal 50 mg tab(15) 3x1 Dolo Neurobion F.C tab (5) 1x1 (0100) ) 37 26/04/2016 00610134 LAI 63 P 38 16/05/2016 01711568 AUC 18 P 39 07/05/2016 00699646 ADI 35 L pinggang terasa sakit pinggang kanan digeser ke kiri sakit, tidur tidak enak nyeri punggung hingga ke Tanggal 25/9/15 : Herniated protrusion disc VL 3-4; 4-5 dan 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 terutama ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting root L4 disertai hipertrofi facet joint segmen VL 4-5 Herniated disk, spinal stenosis 130/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 90/60 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Myonal 50 mg tab (10) 2x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Myonal 50 mg tab (10) 2x1 29 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI leher, telapak kaki kanan sakit 40 08/06/2016 00151297 MUJ 54 P nyeri di kaki menjalar dan terasa terbakar 41 15/07/2015 01718428 SAR 66 L pantat sakit sampai kaki 42 13/05/2016 01932087 YUN 54 P nyeri pinggang ke Tanggal 20/7/16 : herniasi buldging disc terutama VL 4-5 ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 Tanggal 15/7/15 : Tanda multiple herniated disc (HNP) VL 3-4, 45 dan 5-S1 dengan herniasi yang terutama extrusion disc VL 5-S1 terutama ke central foraminal yang menyebabkan stenosis spinal canal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L5 Tanggal 5/3/15: Tanda 30 130/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Fitajoint roller gel 35g (1) 2x1 Alpentin 100 mg cap(10) 1x1 Herniated disk, spinal stenosis 130/80 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 (1010) Myonal 50 mg tab (20) 3x1 (1110) Yekapons 500 mg tab (20) 3x1 (1110) Methycobal 500mcg cap (20) 3x1 (1110) Spondylolisthesis, spondylosis 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Herniated disk, spinal stenosis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI paha kanan, kesemutan, nyeri bahu leher ke tangan kanan 43 44 07/05/2016 02/10/2015 01010565 01034188 LIN YOS 38 65 P L spondyolisthesis VL 4-5 disertai spondylosis lumbalis dengan multiple herniated protrusion disc VL 4-5; 5-S1 dengan heriasi tertama protrusion disc VL 4-5 ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal lumbalis, herniated disk, spinal stenosis kedua tumit nyeri sejak 6 bulan yang lalu Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik kontrol, kaki kanan masih sakit, lama tidak kontrol, nyeri menjalar saat duduk berdiri Tanggal 2/10/15 : Tanda multiple herniated disc (HNP) VL 2-3;34; 4-5; 5-S1 dengan herniasi protrusion disc central foraminal yang menyebabkan stenosis spinal canal dan foraminal severe dan mendesak Herniated disk, spinal stenosis 31 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 malam 110/80 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 110/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Somerol 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI strktur radikuler terutama exiting L4 bilateral disetai adanya hipertrofi facet joint 45 27/02/2016 00648392 FRN 48 L nyeri jika berjalan Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/80 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 46 02/06/2016 01132224 SUA 57 P kesemutan anggota gerak kanan terasa pegal 47 26/04/2016 01132656 SUR 71 P nyeri punggung Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 150/90 P nyeri punggung, kesemutan kaki dan tangan nyeri Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/80 48 49 26/04/2016 25/04/2016 01026647 01130574 NCD NUN 35 62 P pinggang sakit 2 minggu terakhir Tanggal 25/4/16 : Tanda spondylosis lumbalis disertai anterior VL3 dengan intensitas bone edema disekelilingnya dan penyempitan VL 4-5 disertai multiple herniated 32 Spondylosis, herniated disk, spinal stenosis 160/100 Kenacort 4 mg tab (20) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Calcidin tab (10) 1x1 Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Fitajoint roller gel 35g (1) 3x1 ue Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 pc Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1 ac rutin Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri rutin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 51 52 10/11/2015 22/04/2016 20/04/2016 01119881 00151164 00558090 MZI SRB INK 33 47 67 L nyeri pinggang menjalar ke kaki P kesemutan, nyeri punggung P pantat sampai kaki nyeri disc (HNP) VL 23; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi utama protrusion disc VL 4-5 ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 Tanggal 20/10/15 : tanda herniasi VL 4-5 central foraminal yang menyebabkan stenosis spinal canal dan foramina mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 Herniated disk, spinal stenosis Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik Tanggal 20/12/12 : dessication disc disertai herniasi mild protrusion disc segmen VL 4-5 dengan Herniated disk, hiperlordotik lumbalis 33 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 140/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 54 02/03/2016 20/04/2016 00150446 01933749 PUR SRY 57 57 L nyeri punggung menjalar ke kaki P pinggul sakit, kaki kram 55 04/04/2016 01131164 SPP 68 L boyok sakit sampai kaki sakit, sudah 2 tahun 56 05/10/2015 01116434 SRI 45 P nyeri punggung hingga paha insidensi ringan ke canalis spinalis disertai hiperlordotik lumbalis Tanggal 14/7/14 : Spondilosis lumbales dengan susp. HNP lumbal 5-S1 Tidak ada hasil radiologi Tanggal 4/4/16 : Tanda multiple herniated disc VL 2-3; 4-5: 5-S1 dan herniasi terutama ke foraminal yang mendesak struktur radikuler terutama exiting root L5 Tanggal 21/8/15 : Tanda multiple herniated disc (HNP) VL 3-4; 45; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 central foraminal yang menyebabkan 34 Sponylosis lumbalis, herniated disk 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam 140/80 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1 Herniated disk 150/90 Kenacort 4 mg tab (20) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri rutin Herniated disk, spinal stenosis 130/80 Alpentin 300 mg cap (15) 2x1 (1010) Celebrex 100 mg cap (15) (1010) Myonal 50 mg tab(15) 2x1 NPB non-spesifik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI stenosis spinal canal dan foraminal bilateral dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 57 02/03/2016 00684880 SRH 63 P nyeri punggung, kaki terasa kram 58 23/03/2016 00155290 ANS 45 P nyeri punggung, dislipidemia Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 L nyeri punggung, terasa hingga bahu kiri Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/70 kaki kiri terasa sakit dari pinggang Tanggal 13/4/16 : tanda multiple herniated disc VL 3-4: 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis dan Herniated disk, spinal stenosis 59 60 02/03/2016 19/01/2016 00517309 01125863 BAN GUN 42 48 L Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/80 35 120/80 Kenacort 4 mg tab (20) 2x1 Pacetik 600 mg tab (20) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Myonal 50 mg tab (20) 2x1 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 Lipitor 40 mg tab (20) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (20) 2x1 Kenacort 4 mg tab (20) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 300 mg cap (5) 1x100 mg malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mendesak struktur radikuler terutama exiting root 61 25/05/2016 00150675 SUJ 46 P nyeri punggung hingga kaki 62 23/09/2015 00279367 SRT 52 P nyeri kaki hingga pantat bawah sakit Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 150/90 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 63 05/04/2016 01094148 SUT 69 P nyeri pinggang, kaki kesemutan 64 13/04/2016 00150339 KWB 44 L nyeri boyok, leher terasa pegal Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 nyeri punggung, pantat sampai kaki sebelah kanan terasa sakit Tanggal 12/4/16 : Tanda multiple herniated disc VL 4-5 dan VL 5-S1 dengan herniasi terutama protruson disc VL 4-5 ke foraminal dextra yang menyebabkan stenosis severe dan mendesak Herniated disk, spinal stenosis 110/80 65 07/03/2016 01044410 ASN 32 L 36 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (20) 2x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Lipanthyl penta 145 mg tab (20) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Somerol 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 Calcidin tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Neurobion forte tab (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 siang Celecoxib 100 mg (10) 1x1 (0100) Lonene 300 mg cap (15) 2x1 (1010) Myonal 50 mg tab (20) 2x1 (1100) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 67 25/07/2016 12/04/2016 01064383 01992813 BAS KAK 53 41 L L 68 11/01/2016 00150657 AGS 52 L 69 11/04/2016 01131547 AIA 21 L nyeri pinggang belakang terasa tertarik kaki kanan kebas, pinggang sakit, kaki kanan cepat capek tekanan darah tinggi, nyeri punggung terasa ke bahu pinggang nyeri dari bulan januari struktur radikuler terutama exiting L4 dextra Tanggal 4/5/16: Tanda multiple herniated disc VL 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 5-S1 ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak strutur radikuler terutama exiting root Tidak ada hasil radiologi Herniated disk, spinal stenosis NPB non-spesifik 140/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/80 Blopress 8 mg tab (30) 3x1 Ginkgoforce tab (60) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Mediflex tgc cream 75 mg 3x UE Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Methylprednisolone 4 mg tab (10) 1x1 37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 100 mg cap (10) 1x1 70 05/04/2016 01014219 GAO 50 P nyeri punggung, kaki kesemutan kaki kemeng, nyeri punggung 71 05/04/2016 01014612 QOB 71 L 72 07/12/2015 01123276 YUP 25 P 73 21/03/2016 01130043 UMC 65 P 74 01/03/2016 00678380 DIP 49 nyeri pinggang nyeri punggung hingga bahu Tanggal 27/2/16 : multiple HNP lumbal 4-5; 5-S1 dengan susp. rupture annulus fibrosus Herniated disk 120/80 Calcidin tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Amitryptillin 100 mg (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 160/90 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 1x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 100 mg cap (10) 2x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 Herniated disk 110/70 P nyeri punggung Tanggal 15/4/13 : Multiple HNP ringan lumbal 45; 5-S1 dengan annulus fibrosus Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 100/70 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 140/90 75 30/03/2016 00248881 SAK 47 P nyeri punggung hingga pinggang 76 30/03/2016 01016979 SUH 59 P mendadak pegel, tidak kuat berdiri 38 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Myonal 50 mg tab (15) 2x1 Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Alpentin 300 mg cap (10) 1x100 mg malam Osteoflam tab (20) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 2x1 Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Merislon 12 mg tab (10) 3x1 gliyer Calcidin tab (20) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 78 79 80 30/03/2016 30/03/2016 05/08/2015 24/02/2016 01126209 00155515 01062312 02003444 TAN YOS ENI HEL 50 47 54 56 P nyeri punggung terasa di kaki L pinggang nyeri P nyeri punggung P tulang belakang kadangkadang sakit sampai menjalar ke leher, terdapat dislipiemia Tidak ada hasil radiologi Tanggal 29/8/12 : Multiple herniated protrusion disc pada segmen VL 4-5 ke doraminal bilateral yang disertai foraminal stenosis terutama L4 Tanggal 5/8/15 : Multiple HNP lumbal 3-4; 4-5; 5-S1 dengan susp. annulus fibrosus setinggi lumbal 45 NPB non-spesifik Herniated disk, spinal stenosis Herniated disk 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 130/80 Lansprazole 30 mg (10) 1x1 Gabexal 100 mg (10) 1x1 malam Celebrex 100 mg cap (20) 2x1 pc Domperidone 10 mg tab (20) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap(10) 1x1 malam Tidak ada hasil radiologi 39 NPB non-spesifik 130/80 (tanggal 24/2/16 dengan keluhan pilek batuk didiagnosa GERD dan rhinosinusitis diberikan : Iliadin 0,05% spray 10ml 2x1 bila hidung tersumbat Levores 500 mg tab (5) 1x1 Breathy nasal Spray NaCl 6,5 mg PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3030 cuci hidung Siran forte 600 mg Eff 2x1 terdapat Racikan 3x1 Rhinofed (40+30) mg 1,5tab dan Hexilon 8 mg 1/3tab, lalu terdiagnosa dislipidemia diberikan : Curcuma 200 mg tab (50) 3x1 Atorvastatin 10 mg tab (15) 1x1) 81 82 02/04/2016 14/08/2015 00361819 01092956 PSJ YAM 20 49 P P punggung sakit sejak dua minggu yang lalu, berdiri menunduk sakit pinggang sakit Tidak ada hasil radiologi Tanggal 8/3/16 : Tanda spondylolisthesis VL 4-5 disertai multiple herniated disc (HNP) VL 23; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 central foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler 40 NPB non-spesifik Spondylolisthesis, herniated disk, spinal stenosis 110/80 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Kenacort 4 mg tab (6) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 150/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Methylprednisolone 4 mg tab (10) 1x1 Racikan Alpentin 300 mg cap (75 mg) Amitriptyline 25 mg tab (5 mg) digunakan 1x1 malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 19/10/2015 00512589 SAB 63 L nyeri di boyok, kaki berat, kram, telapak kaki kaku 84 02/03/2016 00150207 MUI 56 L nyeri boyok, senut-senut 85 27/02/2016 01726124 ERS 49 P 86 27/02/2016 00496889 HEW 37 87 88 09/09/2015 25/02/2016 00155201 00956815 SAS SAP 67 69 terutama exiting root L4 Tanggal 19/1015 : Multiple HNP lumbal 3-4; 4-5; 5-S1 dengan susp. rupture annulus fibrosus dan stenosis canal spinalis setinggi lumbal 4-5 Herniated disk, spinal stenosis 140/90 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 130/80 nyeri kaki, punggung nyeri Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 L nyeri pinggang Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 110/70 L nyeri punggung, panggul nyeri saat berjalan Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Tanggal 25/2/16 : tanda scoliosis lumbalis disertai multiple herniated disc VL 1-2;2-3; 3-4; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc Scoliosis lumbalis, herniated disc, spinal stenosis L pinggang sakit sejak seminggu yang lalu 41 150/90 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Lyrica 50 mg cap (20) 2x1 (1010) Mecobalamin 250mcg cap (20) 2x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam Celebrex 100 mg cap (10) 2x1 Hexilon 8 mg tab (10) 1x1 untuk 3 hari pertama Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI VL 4-5 ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting root 89 90 26/03/2016 04/04/2016 00581100 00665740 CLR PRA 67 58 P L nyeri pinggang kiri nyeri punggung Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 170/90 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri rutin Tanggal 18/6/09 : Multiple HNP ringan DIV 3-4; 4-5; 5-S1 dengan annulus fibrosus tampak intact Herniated disk 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 91 30/03/2016 01096323 RJN 47 L nyeri punggung Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 92 27/01/2016 01980290 LIS 42 P pinggang sakit, dispepsia Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 140/80 P nyeri pinggang menjalar ke tungkai kiri, paha nyeri Tanggal 29/1/16 : Tanda scoliosis lumbalis disertai penyempitan VL 5-S1 disertai multiple herniated Scoliosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis 93 28/01/2016 01126162 YUP 64 42 130/80 Yekalgin (5) 1x1 (0100) Farmasal 100 mg tab (20) 1x1 (0010) Celebrex 100 mg cap (10) 2x1 (1010) Zypraz 0,25 mg tab (5) 1/2tabx1 (0001/2) Celebrex 100 mg cap (6) 2x1 Myonal 50 mg tab (6) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 (0001) Pacetik 600 mg tab (20) 3x1 Methycobal 500mcg cap (20) 3x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (20) 2x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 95 10/02/2016 09/02/2016 01126426 01008347 ASD NAW 44 50 P punggung nyeri kambuhkambuhan P nyeri punggung disc VL 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 2-3 central foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L2 disertai hipertrofi facet joint VL 2-3 Tanggal 1/2/16 : Tanda multiple herniated disc VL 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 5-S1 central foraminal yang menyebabkan stenosis spinal canal dan mendesak struktur radikuler Tanggal 2/6/16 : Spondylosis lumbalis disertai multiple herniated disc VL 3-4; 4-5; 43 Herniated disk, spinal stenosis 130/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg (20) 2x1 Spondylosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10 mg malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 97 22/08/2015 18/02/2016 00564240 00675684 HRD YSW 66 58 P nyeri punggung terasa hingga tangan kanan L nyeri punggung hingga ke pundak 5-S1 dan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama esiting L4 Tanggal 19/9/14 : Tanda sponylolisthesis VL 4-5 disertai HNP VL 1-2; 2-3; 3-4; 5-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 central foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal yang mendesak struktur radikuler exiting L4 Tidak ada hasil laboaratorium 44 Sponylolisthesis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Gabexal 100 mg cap (30) 2x1 Methycobal 500mcg cap (45) 3x1 130/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98 99 27/01/2016 03/02/2016 01125720 01127063 LUK WAN 77 47 L P pinggang nyeri, bangun tidur sakit pinggang sakit Tanggal 13/1/16 : Tanda spondylosis lumbalis disertai multiple herniated disc VL 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 foraminal menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler Tanggal 1/2/16 : Tanda herniasi protrusion disc VL 5-S1 terutama ke foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler exiting root S1 100 13/02/2016 00624040 KTO 57 L boyok pegel, leher kaku Tanggal 5/2/14 : hipertrofi facet joint 101 28/11/2015 00155691 HER 51 P boyok sakit, nyeri pinggang Tidak ada hasil laboaratorium 45 Spondylosis lumbalis, herniated disk, spinal stenosis Herniated disk, spinal stenosis 140/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10 mg malam 110/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg (20) 2x1 Spinal stenosis 150/80 NPB non-spesifik 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Somerol 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg (20) 2x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 103 104 105 106 31/03/2016 16/12/2015 15/02/2016 15/02/2016 15/02/2016 00269731 00224924 01127921 00664848 00524227 ANB YUK SUS NWN BUI 51 39 52 44 54 L nyeri hingga lengan dan kaki nyeri pinggang sampai tangan terasa kemeng, nyeri kaki kanan Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik 110/80 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Myonal 50 mg tab(15) 2x1 Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis 130/80 Hexilon 8 mg tab (10) 1x1 Celebrex 100 mg (10) 2x1 Voltadex 1% emul gel 20g (11) oles Dolo scaneuron tab (15) 3x1 150/90 Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik L kaki kiri terasa kebas Tanggal 15/2/16 : Tanda multiple herniated disc Vl 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 terutama ke foraminal bilateral menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 Herniated disc, spinal stenosis P boyok sakit, tidak kuat beraktivitas Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik 100/70 L pinggang terasa panas Tanggal : 13/2/16 : Tanda dessication disck VL 4-5 ; 5-S1 Herniated disk 110/80 P 46 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 2x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan herniasi VL 4-5 terutama ke foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L4 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Stop x cream 30g 3x1 ue 107 108 09/02/2016 17/02/2016 00036734 00605243 SUH HTT 73 57 L nyeri punggung, nyeri kaki dan leher Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik 130/80 P pinggang terasa sakit Tanggal 17/2/16 : Spondylosis lumbalis setinggi VL 2-3 Spondylosis lumbalis 110/70 109 16/02/2016 00150591 DRJ 49 L 110 02/02/2016 02033928 DJE 70 P nyeri pinggung hingga leher belakang, terasa kemeng, bila batuk mata kunangkunang nyeri pinggang, boyok sakit (Tanggal 4/2/16 diberikan : Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (20) 2x1 malam Pacetik 600 mg (20) 3x1) Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Vomitas 10 mg tab (10) 3x1 ac mual Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Merislon 12 mg tab (20) 2x1 Tidak ada hasil laboaratorium NPB non-spesifik 110/80 Celebrex 100 mg cap (20) 2x1 (1010) Myonal 50 mg tab (15) 2x1 (1010) 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 19/10/2015 00151207 WHN 51 P boyok sakit 112 30/12/2015 00572935 HBB 40 L tulang ekor sakit 113 04/12/2015 00155037 HEW 45 L bokong, paha, betis nyeri 114 15/04/2016 00496988 PNW 73 P pinggang sakit Tidak ada hasil laboaratorium Tanggal 31/12/15 : Spondylosis lumbalis, herniasi protrusion disc setinggi VL 4-5 Tanggal 5/12/15 : Tanda multiple herniated disc VL 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama ke foraminal bilateral yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting L5 Tanggal 14/4/16 : Tanda spondylosis liumbalis dengan spondylolisthesis VL 4-5 dan disertai multiple herniated disc VL 2-3; 3-4; 4-5; 5S1 dengan herniasi terutama 48 NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Osteoflam tab (60) 2x1 Fitajoint roller 35g (1) Spondylosis lumbalis, herniated disk 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 2x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Herniated disk, spinal stenosis 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Osteoflam tab (20) 2x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Spondylosis liumbalis, spondylolisthesis, herniated disk, spinal stenosis Celebrex 100 mg cap (15) 2x1 Osteor-c cream 60 mg (1) 2-3 kali sehari tipis-tipis Dansera tab (15) 3x1 130/80 (Tanggal 13/4/16 : keluhan kepala berat dan terdiagnosa migrain diberikan : Mestinon 60 mg tab (60) 3x1 Amlodipin 5 mg tab (20) 1x1 Vitamin B complex (20) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 116 117 24/10/2015 18/02/2016 06/01/2016 01902951 00151500 01082451 SPH STI TUL 65 70 50 protrusion disc VL 4-5 ke foraminal dan mendesak struktur radikuler terutama exiting root L4 dan disertai hipertrofi facet joint segmen VL 3-4; 4-5 Tanggal 6/10/15 : tanda spinal stenosis VL 4-5 sehingga mendesak struktur radikuler P pinggang terasa sakit sampai pangkal paha P nyeri punggung dan kesemutan, terdapat dilipidenia, hipertensi Tanggal 14/1/15 : Spondylosis lumbalis disertai dengan penyempitan segmen VL 5-S1 nyeri pinggang sampai kaki Tanggal 9/1/16 : Tanda multiple herniated disc VL 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama VL 4-5 central foraminal yang menyebabkan stenosis spinal P 49 Betahistine mesilat 6 mg tab (20) 2x1 Flunarizine 5 mg tab (10) 1x1) Spinal stenosis Spondylosis lumbalis, spinal stenosis Herniated disk, spinal stenosis 130/90 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 Methycobal 500mcg cap (20) 2x1 130/90 Tensivask 5 mg tab (30) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Lipitor 20 mg tab (30) 1x1 130/90 Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10) 3x1 Osteoflam tab (10) 3x1 Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 119 120 06/01/2016 09/11/2015 25/11/2015 00342274 00685513 00150764 PDP TSB SBR 51 48 61 canal dan foraminal dan mendesak struktur radikuler Tanggal 1/6/16 : Multiple HNP lumbal 1-2; 2-3; 3-4; 4-5 dengan susp. ruptur annulus fibrosus setinggi lumbal 45 L nyeri pinggang sampai kepala berat P nyeri punggung hingga bahu Tidak ada hasil radiologi L nyeri punggung terasa hingga kaki Tanggal 10/3/14 : Multiple HNP lumbal 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; 5-S1 dengan susp. ruptur annulus fibrosus dan stenosis setinggi lumbal 1-2 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/90 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/70 121 04/01/2016 00483160 IST 50 P nyeri punggung hingga ke kaki 122 13/01/2016 00339316 AND 47 L nyeri punggung 50 120/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1 malam NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Methylprednisolone 4 mg tab (20) 2x1 Herniated disk, spinal stenosis 120/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Mediflex tgc cream 75g (1) 3x1 ue Herniated disk Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Osteoflam tab (20) 2x1 Metrix 2 mg tab (60) 1x1 Glumin XR 500 mg tab (30) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dan diabetes mellitus 123 124 18/02/2016 23/09/2015 00606696 01062443 CAK BSG 57 61 P pinggang sakit, sakit perut (dispepsia) P nyeri punggung, kaki kesemutan 125 25/01/2016 00630937 SWA 48 P nyeri punggung 126 25/01/2016 01985314 MFA 30 P nyeri pinggang terasa kebas Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10) 3x1 Tanggal 1/9/10 : Multiple HNP lumbalis DIV 3-4; 4-5; 5-S1 dengan annulus fibrosus Tanggal 2/9/15 : Tanda multple herniated disc VL 3-4; 4-5; 5-S1 dengan herniasi terutama protrusion disc VL 4-5 central foraminal yang menyebabkan stenosis foraminal dan mendesak struktur radikuler exiting L4 dan disertai hipertrofi facet joint segmen VL 4-5 Herniated disk Herniated disk, spinal stenosis 120/70 Nexium 20 mg tab (10) 1x1 Celebrex 100 mg (20) 2x1 Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1 (1010) prn 150/90 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Somerol 4 mg (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 120/80 Tanggal 25/1/16 : herniasi disc VL 5-S1 central Herniated disk, spinal stenosis 110/70 51 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Kenacort 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg (10) 3x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Somerol 4 mg tab (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI foraminal dan menyebabkan stenosis dan mendesak struktur radikuler 127 27/01/2016 00155975 WWE 49 P nyeri punggung bawah Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Pacetik 600 mg (10) 3x1 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lancid 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam OSteoflam tab (20) 2x1 Herniated disk, spinal stenosis 110/80 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam Kalmeco 500mcg cap (10) 1x1 Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik Tanggal 6/11/15 : Tanda multiple herniated disc VL 2-3; 3-4; 4-5; 5S1 terutama segmen VL 4-5 ke foraminal mendesak radikuler exiting L4 128 25/11/2015 00525670 SIP 54 P boyok pegal 129 20/06/2016 00155414 HEW 44 L pinggang sakit Tidak ada hasil radiologi NPB non-spesifik 130/80 P pinggang sakit bila duduk Tanggal 30/11/15 : Multiple herniasi DIV lumbal 3-4; 4-5; 5-S1 dengan annulus fibrosus Herniated disk 110/80 130 30/11/2015 01055296 DWA 37 52 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Myonal 50 mg tab (20) 2x1 Kalmeco 500mcg cap (20) 1x1 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 Calcidin tab (20) 1x1 Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x10 mg malam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah Kondisi Jumlah % 64 49,2 NBP non-spesifik 60 46,2 Herniated disk 45 34,6 Spinal stenosis 13 10,0 Spondylosis 7 5,4 Spondylolisthesis 5 3,9 Scoliosis lumbalis 1 0,8 Hiperlordotic lumbalis Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib Kelompok obat Antasida dan antiulcer : Lansoprazole 30 mg cap Lancid 30 mg cap Antasida tab Ranitidin 150 mg tab Nexium 20 mg tab Antikonvulsan : Alpentin 100/300 mg cap Gabexal 100 mg cap Lyrica 75 mg cap Hormon kortikosteroid : Kenacort 4 mg tab Somerol 4 mg tab Methylprednsolone 4 mg cap Hexilon 8 mg tab Analgetik-antipiretik : Pacetik 600 mg Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab Sistenol 500 mg + 200 mg tab Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab Dolo neurobion tab Yekapons 500 mg tab Lonene 300 mg cap Voltadex 1% gel 20g Dolo scaneuron tab Stop X cream 30g Yekalgin tab Nama obat Lansoprazole Lansoprazole Magnesium hiroksida, Alumunium hidroksida Ranitidine Esomeprazole Gabapentin Gabapentin Pregabalin Triamcinolone 6-alfa-methylprednisolone Mthylprednisolone 6-alfa-methylprednisolone Paracetamol Paracetamol, tramadol Paracetamol, N-acetylcysteine Paracetamol, tramadol Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, metamizole Asam mefenamat Etodolac Diclofenac diethylammon Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, metamizole Menthol, methyl salicylate, camphor, eugenol, benzyl nicotinate Metampiron, vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, coffein, chlordiazepoxide Suplemen dan terapi penunjang : Osteoflam tab 53 Jumlah 98 67 28 1 1 1 74 27 45 2 64 52 5 4 3 44 29 1 2 1 1 % 75,4 51,5 21,5 0,8 0,8 0,8 56,9 20,8 34,6 15,4 49,2 40,0 3,8 3,1 2,3 33,8 22,3 0,8 1,5 0,8 0,8 1 1 1 1 0,8 0,8 0,8 0,8 1 0,8 1 0,8 26 20,0 13 10,0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fitajoint roller gel 35g Osteor-c 60g Mediflex TGC cream Curcuma 200 mg tab Dansera tab Ginkgoforce tab Neurotropik : Methycobal 500mcg cap Mecobalamin 500mcg tab Kalmeco 500mcg Relaksan otot : Myonal 50 mg tab Antidepresan : Amitriptyline 25 mg tab Vitamin : Neurobion forte tab Vitamin B complex tab Neurodex tab Calcium/dengan viatmin : Calcidin tab Obat susunan saraf trankuilizer minor (anxiolytic) : Zypraz 0,25 mg tab Obat batuk : Ambroxol 30 mg tab Codein tab Siran forte 600 mg Eff Yekaflu tab Antispasmodik : Librax 5 mg + 2,5 mg tab Antihiperlipidemik : Atorvastatin 20 mg tab Lipitor 40 mg tab Lipanthyl penta 145 mg tab Antiemetik : Domperidone 10 mg tab Vomitas 10 mg tab Angiotensin II inhibitor : Valesco 80 mg tab Blopress 8 mg tab Glucosamine HCl, chondroitin sulphate, vitamin C, mg, Zn, manganese N-acetyl glucosamine, mint conc, aloe vera, vitamin E, lavender oil Glucosamine, chondroitine sulphate, capsicum extract, camphor camphor, methylsalicylate Glucosamine sulfate Pulverised curcuma roots Serrapeptase, thiamine mononitrate, riboflavine, pyridoxine HCl, cyanocobalamin, nicotinamine, tocopherol acetate Ginkgo biloba Mecobalamin Mecobalamin Mecobalamin Eperisone HCl Amitriptilina HCl Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12 Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin B12, nicotinamide, Ca-pantotenate Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12 Calcium phosphate, Calcium lactate, vitamin C, vitamin D3 Alprazolam Ambroxol HCl Codein HCl N-acetylcystein Salicylamide, acetaminophen, chlorpheniramine maleate, phenylpropanolamin HCl Chlordiazepoxide + Clinidium Bromide Atorvastatin Atorvastatin Fenofibrate Domperidone Domperidone Valsartan Candesartan Cilexetil 54 5 3,8 3 2,3 2 1 1 1,5 0,8 0,8 1 0,8 15 12 2 1 14 14 11 11 9 4 4 11,5 9,2 1,5 0,8 10,8 10,8 8,5 8,5 6,9 3,1 3,1 1 7 7 0,8 5,4 5,4 6 4,6 6 5 2 1 1 1 4,6 3,8 1,5 0,8 0,8 0,8 5 5 5 2 2 1 4 3 1 3 2 1 3,8 3,8 3,8 1,5 0,8 0,8 3,1 2,3 0,8 2,3 1,5 0,8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Calcium Channel Blockers Twynsta 5 mg + 80 mg tab Amlodipine 5 mg tab Tensivask 5 mg tab Antivertigo : Merislon 12 mg tab Betahistin mesilat 6 mg tab Antiasma : Ventolin 100mcg/dose inhaler Seretide diskus (50/250) inhaler 60 Dose Antihistamin dan antialergi : Cetirizine tab Rhinofed tab Antiplatelet Miniaspi 80 mg tab Farmasal 100 mg tab Dekongestan dan obat-obat lain untuk hidung : Iliadin 0,05% spray 10ml Breathy nasal Spray NaCl 6,5 mg 30ml Antidiabetik oral : Metrik 2 mg tab Glumin XR tab Antibiotik : Levores 500 mg tab Beta-blockers : Concor 2,5 mg tab Obat saluran kemih : Urispas 200 mg tab Obat kelainan neuromuskuler : Mestinon 60 mg tab Antimigrain : Flunarizine 5 mg tab Amlodipine + Telmisartan Amlodipin besylate Amlodipin besylate Betahistin mesilat Betahistin mesilat Salbutamole sulfate Salmeterol, fluticasone propionat Cetirizine diHCl Terfenadine, pseudoefedrine Acetylsalicylic acid Acetylsalicylic acid Oxymetazoline HCl Natrium Chlorida Glimepiride Metformin HCl Levofloxacin Bisoprolol fumarate Flavoxate HCl Pyridostigmine Bromin Flunarizine Keterangan : tab = tablet, cap = kapsul, eff = effervescent 55 3 1 1 1 3 2 1 2 1 1 2,3 0,8 0,8 0,8 2,3 1,5 0,8 1,5 0,8 0,8 2 1 1 2 1 1 2 1,5 0,8 0,8 1,5 0,8 0,8 1,5 1 1 0,8 0,8 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1,5 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 1 1 1 0,8 0,8 0,8 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment) Keterangan : Faktor risiko gastrointestinal : 0 = Ya; 1 = Tidak Kesimpulan risiko GI tinggi : 0 = terdapat lebih dari 2 faktor risiko, atau menggunakan kortikosteroid; antikoagulan; dua obat OAINS, atau riwayat perdarahan ulkus; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko No. Riwayat penyakit 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Hipertensi essensial Stroke Nyeri ulu hati Hipertensi essensial, dispepsia, IHD, gagal jantung Dispepsia, gastritis, hipertensi, GERD, IHD GERD Nyeri ulu hati, dispepsia Hipertensi essensial, stroke - Usia ≥ 65 tahun n = 24 (18,5%) 1 1 1 1 1 Acetyl salicylic acid n=2 (1,5%) 1 1 1 1 1 1 Faktor risiko gastrointestinal Riwayat Kortikosteroid Antikoagulan perdarahan ulkus n = 62 (47,7%) n = 0 (0%) n = 0 (0%) 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Riwayat ulkus peptikum n=8 (6,2%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 56 Kesimpulan risiko GI tinggi n = 37 (28,5%) 1 1 1 1 0 Dua obat OAINS n=6 (4,6%) 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 Riwayat dispepsia n = 72 (55,4%) 1 0 0 0 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 Stroke Stroke, hipertensi essensial Angina pectoris, IHD, stroke, hipertensi essensial, CHF Stroke, hipertensi essensial Hipertensi essensial Dispepsia Gastritis kronis, hipertensi essensial Stroke Dispepsia, hipertensi essensial Hipertensi essensial Dispepsia, hipertensi essensial 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 Hipertensi essensial, stroke, dispepsia Stroke, hipertensi essensial, dispepsia Dispepsia Stroke Stroke, hipertensi essensial Dispepsia Dispepsia, gastritis Stroke Stroke Stroke - 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 58 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 Stroke, dispepsia Dispesia, nyeri ulu hati Stroke, hipertensi essensial, dispepsia Dispepsia, hipertensi, maag Gastritis, dispepsia Nyeri lambung, dispepsia GERD Stroke Stroke, hipertensi essensial Hipertensi essensial, epigastric pain, stroke - 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 59 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 Hipertensi essensial, stroke Stroke Dispepsia Gastritis, stroke, dispepsia Dispepsia, gastiritis Hipertensi essensial GERD, dispepsia, hipertensi essensial IHD, abdominal pain, hipertensi essensial Dispepsia, IHD, hipertensi essensial Dispepsia Stroke Dispepsia, epigastric pain 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 Dispepsia Stroke, hipertensi essensial, GERD Stroke, hipertensi essensial, dispepsia GERD Hipertensi essensial, stroke Dispepsia, stroke Hipertensi essensial Dispepsia, hipertensi essensial Hipertensi essensial Epigastric pain Hipertensi essensial Dispepsia 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 61 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment) Keterangan : Faktor risiko kardiovaskuler : 0 = Ya; 1 = Tidak, Kesimpulan risiko CV : 0 = apabila terdapat satu atau lebih faktor risiko; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko Faktor risiko kardiovaskuler No. Riwayat infark miokard n = 0 (0%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 Riwayat angina Riwayat stroke n=1 (0,8%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 n = 26 (20%) 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 Riwayat Ischemic heart disease (IHD) n = 5 (3,8%) 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 Riwayat gagal jantung Riwayat hipertensi n=2 (1,5%) 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 n = 31 (23,8%) 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 62 Tidak terkontrolnya tekanan darah (sistolik > 140 mm Hg atau diastolik > 90 mm Hg saat kunjungan pengobatan) Kesimpulan risiko CV tinggi n = 14 (10,8%) n = 54 (41,5%) 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 63 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 64 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 65 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 66 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap algoritma faktor risiko (Assessment) Keterangan : Kesimpulan risiko GI dan CV : 0 = Ya; 1 = tidak Regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI; 1 = 200 mg/hari; 2 = dosis tidak sesuai Kesesuaian indikasi terhadap algoritma faktor risiko GI dan CV: 0 = bila indikasi sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan algoritma; 1 = bila indikasi tidak sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan algoritma Kesesuaian regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI sesuai algoritma; 1 = 200 mg/hari sesuai algoritma; 2 = bila informasi dosis tidak sesuai algoritma Kesesuaian indikasi terhadap pengobatan nyeri berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline (2009) Kesesuaian indikasi dan kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma berdasarkan acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011) Kesimpulan risiko GI tinggi Kesimpulan risiko CV tinggi 0 = 72 (55,4%) 1 = 58 (44,6%) 0 = 54 (41,5%) 1 = 46 (58,5%) 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Regimen dosis celecoxib yang diterima 0 = 96 (73,8%) 1 = 33 (25,4%) 2=1 (0,8%) 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 67 Kesesuaian indikasi terhadap pengobatan nyeri Kesesuaian indikasi terhadap algoritma faktor risiko Kesesuaian regimen dosis celecoxib 0 = 130 (100%) 1 = 0 (0%) 0 = 95 (73,1%) 1 = 35 (26,9%) 0 = 74 (56,9%) 1 = 56 (43,1%) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 68 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 69 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Assessment) Kesesuaian indikasi Sesuai (n = 95; 73,1%) Regimen dosis Celecoxib 200mg/hari + PPI Celecoxib 200mg/hari Celecoxib 200mg/hari + PPI Kondisi risiko pasien No. Sampel 2, 4, 17, 19, 21, 30, 45, 47, 49, 52, 55, 57, 60, 61, 81, 82, 84, 88, 100, 101, 104, 106, 107, 108, 116, 123, 124, (8, 36, 91, 96)* 3, 5, 9, 11, 13, 14, 22, 23, 24, 25, 27, 31, 34, 42, 43, 44, 48, 51, 54, 59, 62, 66, 67, 69, 77, 80, 85, 87, 92, 94, 97, 98, 99, 105, 109, 119, 125, 126, (41, 65, 103)* Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi Risiko GI tinggi + risiko CV rendah Risiko GI rendah + risiko CV tinggi Risiko GI rendah + risiko CV rendah n (%) 31 (23,9) 41 (31,5) 6, 7, 32, 83, 89, 110, 114, 122, 129, (1, 12, 15, 16, 28, 29, 37, 40, 63, 68, 71, 76, 120, 121)* 23 (17,7) 10, 18, 33, 35, 50, 53, 64, 70, 74, 75, 78, 79, 117, 118, 127, 128, 130 17 (13,1) risiko GI rendah + 26, 38, 39, 46, 56, 58, 72, 73, 86, 90, 17 risiko CV 93, 95, 102, 111, 112, 113, 115 (13,1) rendah risiko GI Celecoxib rendah + 1 20 100mg risiko CV (0,8) rendah *nomor sampel yang sesuai indikasi berdasarkan algoritma memiliki ketidaksesuaian regimen dosis Tidak sesuai (n = 35; 26,9%) Celecoxib 200mg/hari 70 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma (Assessment) Kesesuaian regimen Regimen dosis Kondisi risiko pasien n (%) Rekomendasi 27 (20,8%) Sudah tepat 38 (29,2%) Sudah tepat 9 (6,9%) Sudah tepat 14 (10,8%) Tidak memerlukan PPI 17 (13,1%) OAINS nonselektif 8, 36, 91, 96 4 (3,1%) Memerlukan PPI 41, 65, 103 3 (2,3%) Memeerlukan PPI risiko GI rendah + risiko CV rendah 26, 38, 39, 46, 56, 58, 72, 73, 86, 90, 93, 95, 102, 111, 112, 113, 115 17 (13,1%) OAINS nonselektif risiko GI rendah + risiko CV rendah 20 1 (0,8%) OAINS nonselektif Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi Sesuai (n = 74; 56,9%) Celecoxib 200mg/hari + PPI Risiko GI tinggi + risiko CV rendah Celecoxib 200mg/hari Celecoxib 200mg/hari + PPI Tidak sesuai (n = 56; 43,1%) Celecoxib 200mg/hari Celecoxib 100mg Risiko GI rendah + risiko CV tinggi Risiko GI rendah + risiko CV tinggi Risiko GI rendah + risiko CV rendah No. Sampel 2, 4, 17, 19, 21, 30, 45, 47, 49, 52, 55, 57, 60, 61, 81, 82, 84, 88, 100, 101, 104, 106, 107, 108, 116, 123, 124 3, 5, 9, 11, 13, 14, 22, 23, 24, 25, 27, 31, 34, 42, 43, 44, 48, 51, 54, 59, 62, 66, 67, 69, 77, 80, 85, 87, 92, 94, 97, 98, 99, 105, 109, 119, 125, 126 6, 7, 32, 83, 89, 110, 114, 122, 129 1, 12, 15, 16, 28, 29, 37, 40, 63, 68, 71, 76, 120, 121 10, 18, 33, 35, 50, 53, 64, 70, 74, 75, 78, 79, 117, 118, 127, 128, 130 risiko GI tinggi + risiko CV tinggi risiko GI tinggi + risiko CV rendah 71 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment) No. 108 Usia (tahun) 57 Riwayat penyakit - Tekanan darah saat kunjungan ( mm Hg) Tekanan darah setelah kunjungan ( mm Hg) 110/70 120/80 Hipertensi menurut JNC VIII Tidak Dispepsia Dispepsia dengan keluhan mual akibat penggunaan OAINS - 33 38 120/80 140/100 Ya 35 54 DM 110/70 130/90 Ya 46 57 120/80 140/90 Ya 59 42 120/70 130/90 Ya 63 69 DM 150/90 170/100 Ya 80 56 130/80 150/90 Ya 96 66 110/70 150/90 Ya 110 70 110/80 130/90 Ya Keterangan : Hipertensi (JNC VIII) : Usia ≥ 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 150 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg Usia < 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg Usia ≥ 18 tahun apabila memiliki riwayat diabetes mellitus (DM ) atau chronic kidney disease (CKD) atau keduanya dengan tekanan darah ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment) Efek samping No. sampel n Total 6,9 (%) 6,1 Hipertensi (JNC VIII) 33, 35, 46, 59, 63, 80, 96, 110 8 108 1 0,8 Dispepsia 72 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment) Keterangan : Interaksi obat menggunakan Medscape Drug Interaction Checker (http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker) Interaksi obat : 0 = bila terdapat interaksi obat dengan kategori minor, signifikan, serius; 1 = bila tidak terdapat interaksi obat. Keterangan interaksi antara dua obat dapat dilihat di lampiran 12. (Signifikan = 39 pasien, minor = 12 pasien, signifikan dan minor = 32 pasien) No. 1 2 Interaksi obat 0 = 83 (63,8%) 1 = 47 (36,2%) 1 0 Obat 1 Obat 2 Kategori interaksi obat Antasida (Alumunium hydroxide) Celecoxib - - Alpentin (gabapentin) Signifikan Kenacort (triamcinolone) Antasida (Alumunium hydroxide) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Signifikan Alpentin (gabapentin) Signifikan Kenacort (triamcinolone) Antasida (Alumunium hydroxide) Pacetik (acetaminophen) Methycobal (cobalamin) Methycobal (cobalamin) Methycobal (cobalamin) Ultracet (acetaminophen) Ultracet (tramadol) Kenacort (triamcinolone) Methycobal (cobalamin) Methylprednisolone Methylprednisolone Methylprednisolone Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Methycobal (cobalamin) Methycobal (cobalamin) Valesco (valsartan) Signifikan Celecoxib 3 4 0 0 Alpentin (gabapentin) Celecoxib Antasida (Alumunium hydroxide) Celecoxib Celecoxib 5 0 6 0 7 0 8 9 10 1 0 0 11 0 12 1 13 0 14 15 0 0 16 0 17 0 Alpentin (gabapentin) Alpentin (gabapentin) Lansoprazole Alpentin (gabapentin) Gabexal (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Amitriptyline Lansoprazole Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Gabexal (gabapentin) Lansoprazole Concor (bisoprolol) 73 Signifikan Minor Signifikan Signifikan Minor Minor Minor Minor Minor Signifikan Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 0 19 0 20 21 0 0 22 0 23 0 24 0 25 26 0 0 27 0 28 0 29 0 30 0 31 32 0 1 33 0 Miniaspi (aspirin) Celecoxib Valesco (valsartan) Celecoxib Celecoxib Celecoxib Alpentin (gabapentin) Miniaspi (aspirin) Lansoprazole Celecoxib Amitriptyline Lansoprazole Celecoxib Celecoxib Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Amitriptyline Celecoxib Ranitidin Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Lansoprazole Alpentin (gabapentin) Lansoprazole Lansoprazole Celecoxib Celecoxib Lansoprazole Celecoxib Alpentin (gabapentin) Alpentin (gabapentin) Lansoprazole 34 35 36 37 38 39 40 0 1 0 1 1 1 1 Celecoxib Celecoxib - 41 0 Celecoxib 42 43 0 0 Celecoxib Celecoxib 44 0 Celecoxib Concor (bisoprolol) Concor (bisoprolol) Miniaspi (aspirin) Valesco (valsartan) Miniaspi (aspirin) Miniaspi (aspirin) Mecobalamin (cobalamin) Mecobalamin (cobalamin) Methycobal (cobalamin) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Methycobal (cobalamin) Zaldiar (tramadol) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Methycobal (cobalamin) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Twynsta (telmisartan) Methycobal (cobalamin) Yekaflu (acetaminophen) Neurodex (cobalamin) Neurodex (cobalamin) Kenacort (triamcinolone) Codein Neurodex (cobalamin) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Vitamin B complex (cobalamin) Vitamin B complex (cobalamin) Kenacort (triamcinolone) Valesco (valsartan) Yekapons (asam mefenamat) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Somerol (methylprednisolone) 74 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Minor Minor Minor Signifikan Minor Minor Signifikan Signifikan Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Minor Minor Signifikan Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lansoprazole 45 46 47 48 0 1 0 0 49 0 50 51 52 53 54 1 0 0 1 0 55 0 56 57 58 1 0 1 59 0 60 61 0 0 62 0 Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Alpentin (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Celecoxib Lansoprazole 63 64 65 66 67 1 1 1 0 0 68 0 69 0 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 82 0 83 84 1 0 Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Lansoprazole Gabexal (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Lansoprazole Amitriptyline Celecoxib Somerol (methylprednisolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Somerol (methylprednisolone) Somerol (methylprednisolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Blopress (candesartan) Ginkgo force (ginkgo biloba) Methylprednisolone Methylprednisolone Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Methylprednisolone Methylprednisolone Methylprednisolone Kenacort (triamcinolone) 75 Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Minor Signifikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 86 0 1 87 0 Celecoxib Celecoxib Lansoprazole 88 89 90 0 1 1 91 0 92 93 1 0 94 0 95 96 97 1 1 0 98 0 99 0 Celecoxib Celecoxib Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Amitriptyline Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib 100 0 101 102 0 1 103 0 Lansoprazole Gabexal (gabapentin) Celecoxib Celecoxib Lansoprazole 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 116 0 117 118 1 1 119 0 120 121 1 1 Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib Lansoprazole - Kenacort (triamcinolone) (Hexilon) methylprednisolone (Hexilon) methylprednisolone Kenacort (triamcinolone) Farmasal (aspirin) Farmasal (aspirin) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Somerol (methylprednisolone) Somerol (methylprednisolone) Pacetik (acetaminophen) Kenacort (triamcinolone) (Hexilon) methylprednisolone (Hexilon) methylprednisolone Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Methylprednisolone Methylprednisolone - 76 Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Minor Minor Signifikan Minor Signifikan Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Signifikan Signifikan Minor Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Minor Signifikan Minor - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122 123 0 1 124 0 Gabexal (gabapentin) Celecoxib Lansoprazole 125 0 Celecoxib Gabexal (gabapentin) Celecoxib 126 0 127 128 129 130 1 0 1 1 Lansoprazole Gabexal (gabapentin) Lansoprazole - Sistenol (acetaminophen) Somerol (methylprednisolone) Somerol (methylprednisolone) Kenacort (triamcinolone) Pacetik (acetaminophen) Somerol (methylprednisolone) Somerol (methylprednisolone) Pacetik (acetaminophen) Kalmeco (cobalamin) - 77 Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Signifikan Minor Minor Minor - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment) Obat 1 Obat 2 Kategori interaksi obat Celecoxib Kenacort (triamcinolone), methylprednisolone, somerol, hexilon Signifikan Celecoxib Antasida (Alumunium hydroxide) Signifikan Celecoxib Ultracet, zaldiar (tramadol) Signifikan Celecoxib Codein Signifikan Celecoxib Concor (bisoprolol), twynsta (telmisartan), blopress (candesartan) Signifikan Celecoxib Valesco (valsartan) Signifikan Celecoxib Celecoxib Miniaspi, farmasal (aspirin) Ginkgo force (ginkgo biloba), yekapons (asam mefenamat) Signifikan Signifikan Concor (bisoprolol) Valesco (valsartan) Signifikan Miniaspi (aspirin) Concor (bisoprolol) Signifikan Valesco (valsartan) Miniaspi (aspirin) Signifikan 78 Keterangan Keduanya meningkatkan toksisitas dengan sinergisme farmakodinamik. Meningkatkan risiko ulkus GI Alumunium hidroksida menurunkan kadar gabapentin dengan menghambat absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2 jam. Celecoxib menurunkan efek tramadol dengan mempengaruhi enzim metabolisme hati CYP2D6 Celecoxib menurunkan efek codein dengan mempengaruhi enzim metabolisme hati CYP2D6. Celecoxib menurunkan efek bisoprolol/telmisartan/candesartan dengan antagonisme farmakodinamik. OAINS menurunkan sintesis prostaglandin. Keduanya meningkatkan serum kalium. Keduanya meningkatkan toksisitas, kemungkinan pada fungsi renal memburuk. Keduanya meningkatkan serum kalium. Keduanya meningkatkan antikoagulasi. Keduanya meningkatkan serum kalium. Keduanya meningkatkan antikoagulasi Sinergisme farmakodinamik. Keduanya meningkatkan serum kalium Aspirin menurunkan efek bisoprolol dengan antagonisme farmakodinamik. OAINS menurunkan sintesis prostaglandin. Keduanya meningkatkan toksisitas, kemungkinan pada fungsi renal memburuk. Aspirin menurunkan efek valsartan dengan antagonisme farmakodinamik. OAINS menurunkan sintesis vasodilatasi prostaglandin ginjal dan kemungkinan mengurangi efek antihipertensi. Keduanya meningkatkan serum kalium. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Alumunium hidroksida menurunkan kadar gabapentin dengan menghambat absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2 jam. Aspirin akan meningkatkan kadar atau efek celecoxib dengan kompetisi obat pada clearance ginjal Gabapentin menurunkan kadar acetaminophen dengan peningkatan metabolisme. Metabolisme ditingkatkan dari kadar metabolit hepatotoksik. Antasida (Alumunium hydroxide) Alpentin (gabapentin) Signifikan Celecoxib Miniaspi, farmasal (aspirin) Minor Alpentin, gabexal (gabapentin) Pacetik, yekaflu (acetaminophen) Minor Alpentin, gabexal (gabapentin) Methycobal, mecobalamin, kalmeco, vitamin b12 (cobalamin) Minor Gabapentin menurunkan kadar cobalamin dengan menghambat absorbsi GI. Amitriptyline Kenacort (triamcinolone), methylprednisolone Minor Triamcinolone/methylprednisolone akan menurunkan kadar efek amitriptyline dengan mempengaruhi metabolisme CYP3A4 hati/intestinal Lansoprazole Methycobal, mecobalamin, kalmeco, vitamin b12, neurodex (cobalamin) Minor Lansoprazole menurunkan kadar cobalamin dengan menghambat absorbsi GI. Lansoprazole Methylprednisolone, somerol Ranitidin Miniaspi (aspirin) Methycobal (cobalamin) Mecobalamin (cobalamin) Minor Minor Minor Methylprednisolone akan meningkatkan kadar efek lansoprazole dengan mempengaruhi metabolisme CYP3A4 hati/intestinal Ranitidine mengurangi kadar cobalamin dengan menghambat absorbsi GI Aspirin menurunkan kadar cobalamin dengan menghambat absorbsi GI. Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment) Kategori interaksi obat Signifikan Minor Signifikan dan minor Tidak terdapat interaksi No. Sampel 3, 9, 14, 20, 21, 25, 31, 34, 36, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 51, 52, 54, 57, 60, 66, 67, 68, 77, 80, 81, 84, 85, 88, 97, 101, 104, 105, 106, 107, 108, 109, 124, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119, 124, 125, 126 5, 6, 10 15, 18, 26, 29, 33, 71, 93, 122, 128, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119, 124, 125, 126 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119, 124, 125, 126 1, 8, 12, 32, 35, 37, 38, 39, 40, 46, 50, 53, 56, 58, 63, 54, 65, 70, 72, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 83, 86, 89, 90, 92, 95, 96, 102, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 117, 118, 120, 121, 123, 127, 129, 130 79 n % 51 39,2 44 33,8 32 24,6 47 36,1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Plan (P) Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak memerlukan lansoprazole karena tidak memiliki faktor GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI telah sesuai dengan risiko GI tinggi dan CV tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin; antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam pemberiannya karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat lain. Selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan celecoxib-kenacort. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan celecoxib-kenacort. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin; antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam pemberiannya karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat lain. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan celecoxib-kenacort. Terdapat interaksi antara celecoxib-ultracet karena celecoxib dapat menurunkan efek ultracet yang berisi tramadol. Interaksi tersebut bersifat signifikan sehingga perlu pemantauan apakah skala nyeri berkurang terhadap penggunaan ultracet. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien memerlukan tambahan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan celecoxib-kenacort. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 80 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan menerima ASA dosis rendah sehingga pengobatan telah sesuai. Terdapat interaksi obat yang bersifat signifikan antara celecoxib dan terapi hipertensi yaitu valesco dan concor sehingga pasien harus terus memantau tekanan darah karena pasien mengalami stroke dan hipertensi. Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka penggunaan celecoxib perlu dihentikan dan menggunakan analgesik paracetamol untuk mengatasi nyeri. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 100 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi antara celecoxib-zaldiar yang bersifat signifikan karena celecoxib dapat menurunkan efek zaldiar yang berisi tramadol. Celecoxib tidak perlu digunakan terlebih dahulu karena kondisi risiko GI rendah dan CV rendah. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 81 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi twynsta. Terdapat interaksi celecoxib-twynsta yang bersifat signifikan dengan efek twynsta dapat turun apabila digunakan bersamaan dengan celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus dipantau. Apabila tekanan darah masih tidak terkontrol maka pengobatan celecoxib harus dihentikan dahulu dengan mengganti obat nyeri seperti paracetamol atau tramadol. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-codein yang menyebabkan efek codein menurun sehingga perlu pemantauan apakah keluhan batuk masih dirasakan. Apabila keluhan batuk masih dirasakan karena diduga interaksi obat akibat celecoxib maka penggunaan celecoxib dihentikan dahulu dengan mengganti analgesik ringan seperti paracetamol. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 82 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol atau OAINS non-selektif terlebih dahulu. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/100 mm Hg dari 120/80 mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol atau OAINS non-selektif terlebih dahulu. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 110/70 mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan menambahkan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi. Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi valsartan. Terdapat interaksi celecoxib-valsartan yang bersifat signifikan dengan efek valsartan dapat turun apabila digunakan bersamaan dengan celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus dipantau. Apabila tekanan darah masih tidak terkontrol maka pengobatan celecoxib harus dihentikan dahulu dengan mengganti obat nyeri seperti paracetamol atau tramadol. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi. 83 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-yekapons yang dapat meningkatkan antikoagulasi/perdarahan sehingga perlu pemantauan terhadap keluhan tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari ddengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/90 mm Hg dari 120/80 mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat digunakan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai karena memiliki risiko GI tinggi. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 120/70 mm Hg sehingga tekanan darah perlu dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila tekanan darah pasien terus tidak terkontrol akibat penggunaan celecoxib maka pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat digunakan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai karena memiliki GI tinggi. 85 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 64 65 66 67 68 69 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 170/100 mm Hg dari 150/90 mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat digunakan. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxob 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak memerlukan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Pasien mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi antihipertensi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-blopress sehingga perlu pemantauan tekanan darah. Apabila tekanan darah tidak terkontrol akibat penggunaan celecoxib maka penggunaan celecoxib dapat dihentikan dengan mengganti analgesik paracetamol atau tramadol. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-ginkgo force yang dapat menyebabkan peningkatan antikoagulan/perdarahan sehingga perlu pemantauan terhadap keluhan apabila terjadi perdarahan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 86 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomenasikan tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki GI tinggi Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 130/80 mm Hg sehingga perlu pemantauan tekanan darah sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak memiliki riwayat dispepsia atau ulkus peptikum. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat digunakan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. 87 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan ASA dosis rendah (farmasal) sehingga pasien direkomendasikan menambahkan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 110/70 mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya 88 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain tramadol, paracetamol. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat digunakan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan obat gologan PPI karena memilki risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai. 89 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 Pasien mengalami dispepsia setelah kunjungan berikutnya karena diduga penggunaan OAINS maka pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol, dan tetap menambahkan obat golongan PPI untuk mengatasi dispepsia. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort sehingga penggunaan keduanya dihentikan. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai. Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 110/80 mm Hg dari 130/90 mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain tramadol, paracetamol.130/90 mmHg Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan 90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI tinggi. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam. 91 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 15. Ethical Clearance 92 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Lampiran 16. Surat izin penelitian 93 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama Immanuel Cahyo Hari Mulia merupakan anak kedua dari pasangan Agus Sasongko dan Harini Ekowati, lahir di Sukabumi pada tanggal 21 Desember 1994. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK Sukapirena Sukabumi (1999-2001), SD Yuwati Bhakti Sukabumi (2001-2007), SMP Yuwati Bhakti Sukabumi (2007-2010), SMA BOPKRI 1 Yogyakarta (2010-2013) dan pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis cukup aktif terlibat dalam berbagai kepanitian di dalam kampus, antara lain menjadi koordinator divisi perlengkapan Donor Darah JMKI 2015, koordinator UKF badminton farmasi periode 2015/2016, anggota aktif UKF squadra viola farmasi peroide 2014/2015, anggota aktif UKF basket farmasi peroide 2014/2015, ketua umum pharmacy USD badminton cup 2014, anggota divisi konsumsi Pharmacy Performance Road to School (2014 dan 2015), dan anggota divisi konsumsi Pharmacy Performance Road to School (2014 dan 2015). Pada tahun 2016, penulis lolos PKM-M didanai DIKTI dengan judul PKM-M “GRANAT DARIKU” (Gerakan Anak-anak Tunagrahita Peduli Kesehatan Diri dan Lingkungan) bagi SLB C1 Panti Asih Pakem D.I. Yogyakarta. 94