EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI
PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Immanuel Cahyo Hari Mulia
NIM : 138114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI
PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Immanuel Cahyo Hari Mulia
NIM : 138114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Aku mengucap syukur kepada Allah-ku
setiap kali aku mengingat kamu.
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua,
aku selalu berdoa dengan sukacita”
( Filipi 1 : 3,4 )
Kupersembahkan karya ini untuk :
Orangtuaku tersayang yang selalu mendoakan dan
mendukung
Kedua kakakku, mas Kris dan mba Nila yang selalu
menjadi teladan bagi adiknya
Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk memberikan
senyuman
serta almamaterku tercinta
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala
berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Celecoxib
pada Pasien Nyeri Punggung Bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta”
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan kepada peneliti.
2.
Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S, selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, wawasan dan
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3.
Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo,
M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang
membangun.
4.
Kepala Rumah Sakit Bethesda dan Poli Saraf rawat jalan yang memberikan
ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data.
5.
Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
6.
Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses
perkuliahan.
7.
Teman-teman seperjuangan skripsi “Gregorius Kris, Krisyonas Rendra, Tiara
Triasari, Maria Atika, Dias Rosari, Susi Susanti, Veronika Fidelia, Florentina
Kassandra, Reny Indriawati yang selalu berjuang bersama dan saling
memberikan semangat.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Pendahuluan: Nyeri punggung bawah merupakan keluhan rasa nyeri, ketegangan
otot, atau kekakuan yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Celecoxib
termasuk golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang selektif
menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) digunakan untuk mengurangi
intensitas nyeri. Penatalaksanaan terapi nyeri perlu mempertimbangkan kondisi
risiko gastrointestinal dan kardiovaskuler untuk mencegah keterulangan riwayat
penyakit faktor risiko.
Tujuan: Mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi aspek indikasi,
informasi dosis, efek samping obat, dan interaksi obat.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan
penelitian case series yang menggunakan data retrospektif dengan data rekam
medik elektronik melalui komputer pada pasien nyeri punggung bawah di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016. Evaluasi penggunaan
obat celecoxib dianalisis dengan metode SOAP (subjective, objective, assessment,
plan).
Hasil: Data 130 pasien nyeri punggung bawah terdiri dari 46 laki-laki (35,4%) dan
84 perempuan (64,6%). Aspek kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko
gastrointestinal (GI) dan risiko kardiovaskuler (CV) sebesar 73,1%; aspek
kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan
CV sebesar 56,9%; aspek efek samping pengobatan yang muncul sebesar 6,9%
diantaranya hipertensi (6,1%) dan dispepsia (0,8%); dan aspek interaksi obat
diantaranya hanya bersifat signifikan (39,2%) dan minor (33,8%).
Simpulan: Kesesuaian indikasi (73,1%) dan kesesuaian regimen dosis celecoxib
(56,9%) berdasarkan kondisi risiko GI dan CV perlu ditingkatkan.
Kata kunci: Celecoxib, nyeri punggung bawah, evaluasi penggunaan obat
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Background: Low back pain is a complaint of pain, muscle tension, or stiffness
leading to decreased work productivity. Celecoxib is Non Steroid AntiInflammatory Drugs (NSAIDs) that selectively inhibits the enzyme
cyclooxygenase-2 (COX-2) which can reduce the intensity of pain. Management of
pain therapy should consider the gastrointestinal risk and cardiovascular risk
conditions to prevent repeatability history of disease risk factors.
Aim: Evaluating the use of celecoxib medications, include aspects of indication,
dosage information, drug side effects, and drug interactions.
Methods: The study was observational descriptive case series study design using
retrospective data with electronic medical records through a computer in patients
with low back pain at Bethesda Hospital in Yogyakarta period 2015/2016. Drug use
evaluation of celecoxib was analyzed by SOAP (subjective, objective, assessment,
plan).
Results: Data from 130 patients with low back pain consisted of 46 males (35.4%)
and 84 women (64.6%). Aspects of suitability indication based on the
gastrointestinal risk (GI) and cardiovascular risk (CV) conditions is 73.1%;
suitability aspects celecoxib dose regimen based on the suitability of GI risk and
CV risk conditions 56.9%; aspects of drug side effects is 6.9% including
hypertension (6.1%) and dyspepsia (0.8%); and aspects of drug interactions are
significant (39.2%) and minor (33.8%).
Conclusions: The suitability indication (73.1%) and the suitability of celecoxib
dose regimen (56.9%) based on the GI risk and CV risk conditions need to be
improved.
Keywords: Celecoxib, low back pain, drug use evaluation
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
INTISARI ........................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 4
KESIMPULAN .................................................................................................. 12
SARAN .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
LAMPIRAN ....................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 94
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin ............... 4
Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma ........................ 10
Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma ... 11
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil faktor risiko gastrointestinal (GI) dan faktor risiko
kardiovaskuler (CV) ...................................................................... 6
Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib ........................................... 8
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016 (Subjective
dan objective) ................................................................................... 17
Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah .... 53
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib ...... 53
Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment) .............................. 56
Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment) .............................. 62
Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma faktor risiko (Assessment)................................................ 67
Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma
(Assessment)..................................................................................... 70
Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma
(Assessment)..................................................................................... 71
Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment) ........................................... 72
Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment)........................ 72
Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment) .............................................. 73
Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment) ......................................... 78
Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment)............................. 79
Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment ............... 80
Lampiran 15. Ethical Clearance .......................................................................... 92
Lampiran 16. Surat izin penelitian ........................................................................ 93
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah salah satu keluhan karena kehilangan fungsi
tubuh pada tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja
(Mayhew, 2010). Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya NPB antara lain pekerjaan
berat dengan gerakan yang menimbulkan cedera otot dan saraf, posisi tidak bergerak dalam
waktu yang lama, dan waktu pemulihan yang tidak memadai karena kurang istirahat
(Patrianingrum, 2015).
Nyeri punggung bawah dialami oleh 70% orang di negara-negara maju (McIntosh
dan Hall, 2011). Nyeri punggung bawah termasuk dalam sepuluh penyakit berbeban tinggi
di dunia. Global Burden of Disease Study (GBD) 2010 menyatakan bahwa prevalensi nyeri
punggung bawah di dunia 9,17% dengan jumlah populasi 632.045 jiwa. Berdasar jenis
kelamin, prevalensi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 9,64% daripada perempuan sebesar
8,70% (Vos et al., 2010). Di Indonesia tidak terdapat data yang menunjukkan prevalensi
nyeri punggung bawah secara jelas, tetapi prevalensi penyakit sendi di Indonesia
berdasarkan diagnosis atau gejala menurut Riskesdas (2013) sebesar 24,7%. Prevalensi pada
perempuan lebih tinggi (27,5%) dari laki-laki (21,8%).
Sebanyak 88,3% pasien diberikan pengobatan nyeri punggung bawah
menggunakan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) sebagai terapi lini kedua setelah
paracetamol sebagai lini pertama karena OAINS memiliki potensi mengurangi nyeri yang
lebih signifikan daripada paracetamol. Terapi farmakologi lainnya yang diresepkan
sebanyak 10,4% paracetamol dengan kombinasi dengan kodein, 9% muscle relaxants, 6,3%
paracetamol, 5,2% steroids, dan 2,9% tramadol (Piccoliori et al., 2013).
Penelitian Roelofs et al. (2011) menunjukkan OAINS efektif untuk mengurangi
gejala jangka pendek pada pasien nyeri punggung bawah akut dan kronis. Efek samping
yang lebih sedikit ditunjukkan pada OAINS selektif COX-2 inhibitor dibandingkan OAINS
non-selektif. Efek samping COX-2 inhibitor adalah peningkatan resiko kardiovaskuler pada
populasi pasien tertentu.
Bedaiwi et al. (2016) menyatakan bahwa efek obat celecoxib (200 mg dua kali
sehari) lebih tinggi dalam mengatasi nyeri dibandingkan dengan acetaminophen (500 mg
dua kali sehari) pada pasien nyeri punggung bawah non-spesifik. Selain itu, efek samping
minimal ditunjukkan bahwa celecoxib lebih efektif digunakan karena kejadian ulkus saluran
cerna bagian atas (perdarahan, perforasi, atau kerusakan lambung) lebih rendah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan OAINS non-spesifik seperti naproxen, diklofenak, dan ibuprofen
sehingga penggunaannya lebih aman digunakan (Goldstein et al., 2000)
Obat antiinflamasi non steroid memiliki efek samping pada saluran cerna yang
menyebabkan ulkus peptikum, penurunan fungsi ginjal, dan kardiovaskuler. Interaksi
dengan obat lain yang digunakan pasien dengan penyakit penyerta kardiovaskuler, seperti
obat golongan antihipertensi menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah. Celecoxib
yang termasuk COX-2 inhibitor merupakan OAINS dapat memicu peningkatan infark
miokard dan stroke sehingga penggunaan OAINS harus diawasi terhadap efek samping yang
timbul (Stollberger dan Finsterer, 2003).
Solomon et al. (2005) melakukan penelitian kejadian kardiovaskuler bahwa
celecoxib (200 mg dan 400 mg yang diberikan dua kali sehari) dalam pencegahan adenoma
kolorektal mengakibatkan kematian karena kejadian kardiovaskuler, infark miokard, stroke,
atau gagal jantung sebesar 1% pada placebo, dibandingkan dengan celecoxib 200 mg dua
kali sehari sebesar 2,3%, dan celecoxib 400 mg dua kali sehari sebesar 3,4%. Selain kejadian
tersebut, hipertensi juga merupakan salah satu komorbiditas nyeri akibat penggunaan obat
antinyeri khususnya OAINS (Aw et al., 2005).
Laporan berdasarkan data Badan POM RI tahun 2014 menunjukkan penggunaan
OAINS masuk dalam profil 10 besar golongan obat yang diduga menimbulkan efek samping
obat. Golongan OAINS menempati urutan ke-3 sebesar 16% (Badan POM RI, 2015).
Penatalaksanaan nyeri perlu memperhatikan fungsi metabolisme yang menurun, penyakit
penyerta yang dialami, dan konsumsi obat lainnya (Pinzon, 2015).
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi
aspek indikasi, informasi dosis, efek samping pengobatan, dan interaksi obat pada pasien
nyeri punggung bawah. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai evaluasi
penggunaan OAINS khususnya celecoxib dengan menyesuaikan kondisi pasien dengan
risiko gastrointestinal dan risiko kardiovaskuler dan meminimalkan efek samping obat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan sifat
pengambilan data secara retrospektif yang berasal dari rekam medik pasien. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah case series. Instrumen penelitian ini adalah rekam medik
elektronik melalui komputer. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik saraf Rumah Sakit
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bethesda pada periode Juli 2015 - Juni 2016. Subyek penelitian ini adalah rekam medik
pasien sebanyak 130 kasus.
Desain sampel yang digunakan adalah non-random sampling dengan jenis
consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien rawat jalan, pasien
terdiagnosa nyeri punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode
Juli 2015 - Juni 2016, dan usia ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien
dengan catatan rekam medik yang tidak lengkap.
Permohonan izin berupa ethical clearance yang diajukan kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana Yogyakarta. Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta.
Pengambilan data dilakukan dengan menelusuri rekam medik elektronik melalui
komputer yang berupa kasus nyeri punggung bawah. Berdasarkan data yang diperoleh
dicatat nomor registrasi rekam medik, usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pengobatan, obat-obatan yang digunakan bersama obat celecoxib,
kesesuaian indikasi, regimen dosis celecoxib, dan efek samping pengobatan. Data rekam
medik pasien yang telah diperoleh secara lengkap ditabulasi dengan microsoft excel sehingga
dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa keterangan seperti pada lampiran.
Evaluasi penggunaan obat celecoxib dianalisis dengan menggunakan metode SOAP
(Brown et al., 2007), yaitu: subjective (S), berisi data yang diambil dari rekam medik
meliputi usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosa, riwayat penyakit, dan riwayat pengobatan
(Lampiran 1); objektive (O), berisi data yang diambil dari rekam medik meliputi hasil
pemeriksaan radiologi, tekanan darah, dan penatalaksanaan obat yang diterima pasien
(Lampiran 1); assessment (A) merupakan penilaian terkait penggunaan obat celecoxib pada
pasien nyeri punggung bawah yang dilakukan oleh peneliti meliputi indikasi terhadap
kesesuaian terapi celecoxib diberikan kepada pasien yang memiliki faktor risiko GI dan
faktor risiko CV berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline
(2009), Scarpignato et al. (2015), dan Lanas et al. (2011); informasi dosis berupa regimen
pengobatan berdasarkan acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011) (Lampiran
4, 5, 6, 7, dan 8); efek samping obat (Lampiran 9 dan 10) berdasarkan acuan Perhimpunan
Reumatologi Indonesia (2014); dan interaksi obat (Lampiran 11, 12, dan 13) berdasarkan
acuan Medscape Drug Interaction Checker dengan membagi tiga kategori sifat interaksi
obat, yaitu kategori minor, signifikan, dan serius; dan plan (P) atau rekomendasi merupakan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
saran yang diberikan dalam penggunaan obat celecoxib pada pasien nyeri punggung bawah
berdasarkan literatur yang mendukung jika ditemukan ketidaksesuaian terapi (Lampiran 14).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai dengan penelusuran data pasien nyeri punggung bawah rawat
jalan di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli 2015 - Juni
2016. Data diambil melalui rekam medik elektronik melalui komputer. Data yang dapat
tercatat sebanyak 130 kasus dengan kriteria pasien rawat jalan, pasien terdiagnosa nyeri
punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode Juli 2015 - Juni
2016, dan usia ≥ 18 tahun.
Karakteristik usia dan jenis kelamin
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah salah satunya
adalah faktor individu. Faktor individu dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Nyeri
punggung bawah dapat dialami di segala usia. Sejalan dengan meningkatnya usia akan
terjadi degenerasi pada tulang, kerusakan jaringan, dan pengurangan cairan (Andini, 2015).
Distribusi karakteristik usia dan jenis kelamin penelitian ini dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin
Karakteristik
Jenis Kelamin
Total
Pasien
Laki-laki
Perempuan
n = 46 % = 35,4 n = 84 % = 64,6 n = 130 % = 100
Usia (tahun)
1
0,8
2
1,5
3
2,3
18-24
1
0,8
1
0,8
25-29
3
2,3
1
0,8
4
3,1
30-34
3
2,3
5
3,8
8
6,2
35-39
6
4,6
12
9,2
18
13,8
40-44
7
5,9
15
11,5
22
16,9
45-49
7
5,9
16
12,3
23
17,7
50-54
7
5,9
7
5,4
14
10,8
55-59
3
2,3
10
7,7
13
10,0
60-64
6
4,6
9
6,9
15
11,5
65-69
2
1,5
5
3,8
7
5,4
70-74
1
0,8
1
0,8
2
1,5
75-79
Kejadian tertinggi nyeri punggung bawah pada penelitian ada pada usia 55 tahun
sebesar 17,7% dan terendah dimulai dari usia 25 tahun sebesar 0,8% (Tabel I). Hal ini
menunjukkan kejadian nyeri punggung bawah meningkat seiring bertambahnya umur. Hal
ini diperkuat menurut WHO (2017) prevalensi meningkat pada umur 35 sampai 55 tahun.
Kejadian terjadinya NPB pada penelitian lebih banyak terjadi pada perempuan
sebesar 64,4% dibandingkan laki-laki sebesar 35,4% (Tabel I). Hal ini serupa menurut
Riskesdas (2013) bahwa prevalensi penyakit sendi di Indonesia, termasuk nyeri punggung
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bawah berdasarkan jenis kelamin, perempuan kejadiannya lebih besar dibandingkan lakilaki. Penyebab nyeri punggung bawah pada setiap individu dapat berbeda-beda karena
aktivitas fisik, durasi aktivitas, faktor penuaan, kekuatan otot, atau mobilitas tulang belakang
yang kurang memadai (Norasteh, 2012).
Kondisi nyeri punggung bawah
Pada 130 kasus nyeri punggung bawah pada penelitian ini, kondisi keluhan pasien
yang paling sering umum dialami adalah nyeri pada pinggang, nyeri pada punggung atau
nyeri boyok, kesemutan, kemeng, dan nyeri yang terasa hingga bagian bahu, leher, paha,
kaki, atau tungkai. Hasil diagnosa NPB diketahui melalui rekam medik elektronik komputer
berdasarkan kode ICD 10 (International Classification of Disease revisi 10) yaitu M 54.5.9.
Hasil diagnosa dapat menentukan kondisi-kondisi penyebab NPB dengan hasil radiologi
melalui MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI dapat mengidentifikasi ketidaknormalan
tulang belakang, meliputi spinal stenosis, spondylolisthesis, hernaiated disc, degenerasi
diskus, penyempitan diskus yang mempengaruhi akar saraf yang berkaitan dengan kondisi
nyeri punggung bawah (Endean et al., 2011).
Kondisi nyeri punggung bawah berdasarkan diagnosa dapat dilihat pada lampiran 2,
ditunjukkan pada penelitian bahwa nyeri punggung bawah non-spesifik adalah yang terbesar
yaitu 49,2%. Nyeri punggung bawah non-spesifik pada penelitian ini termasuk pasien yang
tidak terdapat hasil radiologi MRI. Nyeri punggung bawah non-spesifik adalah istilah yang
digunakan untuk nyeri punggung yang tidak dapat dikenali patologi dan gejalanya seperti
infeksi, tumor, osteoporosis, rematoid artritis, fraktur, atau inflamasi (McIntosh dan Hall,
2011).
Herniated disk dialami sebesar 46,2% merupakan kondisi tidak normal yang terdapat
pada diskus invertebralis disebabkan karena tonjolan nucleus pulposus pada celah annulus
fibrosus sehingga tidak cukup menahan tekanan tulang belakang. Pada hasil radiologi MRI
biasanya ditunjukkan dengan hasil multiple herniated disc pada VL (Vertebra Lumbal)
posisi 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; atau VL 5-S1 (sacral) (Deyo dan Weinstein, 2001).
Spinal stenosis dialami sebesar 34,6% merupakan kondisi tidak normal yang
disebabkan oleh perubahan degeneratif hipertrofi facet dan penebalan ligamentum flavum
yang menyebabkan penyempitan kanal pada celah foraminal di central maupun lateral yang
mendesak struktur radikuler atau persarafan (Deyo dan Weinstein, 2001). Spondylosis
dialami sebesar 10,0% merupakan kondisi degeneratif yang disebabkan karena artritis pada
tulang belakang (Borczuk, 2013).
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Spondylolisthesis dialami sebesar 5,4% merupakan kondisi yang terjadi karena
pergeseran pada bagian L5 tulang belakang bagian bawah. Apabila menderita
spondylolisthesis memungkinkan dapat menyebabkan spondylolysis atau kerusakan fraktur
yang biasanya terjadi pada orang tua karena penyakit degeneratif (Deyo dan Weinstein,
2001).
Kondisi lain pada nyeri punggung bawah seperti scoliosis lumbalis dialami sebesar
3,9% merupakan kondisi ketidaknormalan bentuk tulang belakang bagian bawah yang
asimetris karena terdapat lekukan. Hiperlordosis lumbalis dialami sebesar 0,8% merupakan
kondisi lekukan di atas bokong (Ullrich, 2012).
23,8%
20,0%
47,7%
10,8%
28,5%
18,5%
3,8%
6,2%
4,6%
1,5%
Usia ≥ 65
tahun
ASA
Kortikosteroid Riwayat ulkus
peptikum
Riwayat
dispepsia
Dua obat
OAINS
Faktor risiko GI
1,5%
0,8%
Riwayat
angina
Riwayat
stroke
Riwayat
IHD
Riwayat
gagal
jantung
Riwayat Tekanan
hipertensi darah tidak
terkontrol
Faktor risiko CV
Gambar 1. Profil faktor risiko GI dan faktor risiko CV (Lanza et al., 2009, Lanas et al., 2011)
Faktor risiko gastrointestinal
Risiko gastrointestinal (GI) tinggi apabila pasien memiliki riwayat perdarahan
ulkus atau menggunakan OAINS bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan, atau
OAINS lainnya atau terdapat lebih dari dua faktor risiko (Lanza et al., 2009). Faktor risiko
GI, yaitu pasien berusia 65 atau lebih; menggunakan obat seiringan obat acetyl saliclyclic
acid (ASA), kortikosteroid, antikoagulan; memiliki riwayat perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulkus peptikum, dispepsia; menggunakan satu obat OAINS dengan dosis
maksimal atau menggunakan dua obat kombinasi OAINS. Risiko GI rendah adalah kondisi
klinis pasien yang tidak tercantum pada kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011).
Faktor risiko GI tinggi tertinggi (Gambar 1) dialami pasien yang menggunakan
kortikosteroid sebesar 47,7%. Penggunaan kortikosteroid yang diresepkan antara lain
methylprednisolone dan triamcinolone. Narum et al. (2014) menyatakan dalam penelitin
metaanalisis bahwa penggunaan kortikosteroid memiliki hubungan meningkatkan risiko
gastrointestinal terhadap efek samping, meliputi ulkus peptikum dan perdarahan terhadap
plasebo.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Riwayat dispepsia terjadi sebanyak 28,5% diantaranya termasuk riwayat epigastric
pain, GERD (Gastro-esophageal Reflux Disease), dan nyeri abdominal. Riwayat dispepsia
merupakan salah satu risiko gastrointestinal karena kejadiannya tidak bisa diprediksi secara
jelas dengan tanda dan gejalanya sebanyak 50% pasien dengan dispepsia masih memiliki
mukosa yang normal (Sostres et al., 2010). Riwayat ulkus peptikum termasuk faktor risiko
gastrointestinal yang terjadi sebanyak 6,2% diantaranya termasuk riwayat gastritis.
Pasien yang berusia ≥ 65 tahun terdapat sebesar 18,5%. Hal tersebut
dipertimbangkan sebagai faktor risiko gastrointestinal karena seiring terjadinya penuaan
maka risiko efek samping, risiko kardiovaskuler akan meningkat, dan fungsi renal akan
menurun (Barkin et al., 2010).
Penggunaan bersamaan OAINS sebesar 4,6% diantaranya menggunakan asam
mefenamat, metamizole, etodolac, metamizole, dan metampiron. Penggunaan acetyl
salicylic acid atau aspirin dengan dosis rendah sebesar 1,5%. Lanas et al. (2015) menyatakan
bahwa penggunaan antikoagulan, aspirin dosis rendah, dan OAINS memiliki hubungan
signifikan menyebabkan risiko perdarahan gastrointestinal.
Faktor risiko kardiovaskuler
Risiko kardiovaskuler (CV) tinggi apabila pasien dengan satu atau lebih faktor
risiko, yaitu pasien yang memiliki riwayat infark miokard, angina, stroke, IHD (Ischemic
Heart Disease), gagal jantung; riwayat hipertensi; tidak terkontrolnya tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mm Hg saat kunjungan
pengobatan. Risiko CV rendah adalah kondisi klinis pasien yang tidak tercantum pada
kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011).
Kejadian risiko kardiovaskuler tertinggi (Gambar 1) terjadi pada pasien dengan
riwayat hipertensi sebesar 23,8%, disusul oleh riwayat stroke 20,0%. Penatalaksanaan
pengobatan nyeri perlu mempertimbangkan risiko kardiovaskuler untuk mencegah
terjadinya keterulangan atau peningkatan kejadian kardiovaskuler sehingga penggunaan
OAINS selektif maupun nonselektif harus sangat dibatasi (Pinzon, 2015).
Algoritma kebutuhan terapi celecoxib
Celecoxib merupakan obat yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik yang
selektif menghambat isoenzim COX-2 sehingga menghambat sintesis prostaglandin sebagai
mediator inflamasi (Tive, 2000). Isoenzim COX-2 adalah enzim yang bertanggung jawab
dalam respon inflamasi (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014). Penggunaan obat
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
celecoxib perlu menyesuaikan kondisi pasien dalam pemilihan terapi celecoxib. Berikut
algoritma kebutuhan terapi celecoxib menurut Scarpignato et al. (2015) :
Pasien membutuhkan terapi OAINS
Risiko GI tinggi
Risiko CV
tinggi
(dengan ASA)
Risiko CV
tinggi
Risiko GI rendah
Risiko CV
rendah
Risiko CV
tinggi
(dengan ASA)
Celecoxib dosis rendah + PPI
Risiko CV
tinggi
Celecoxib
dosis rendah
Risiko CV
rendah
Non-selektif
OAINS
Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib (Scarpignato et al.,2015)
Aspek indikasi terhadap kesesuaian terapi celecoxib
Terapi farmakologi celecoxib untuk menangani nyeri telah sesuai indikasi 100%
berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline (2009), tetapi dari
kesesuaian indikasi tersebut perlu memperhatikan faktor risiko GI dan CV setiap individu.
Kesesuaian indikasi tersebut ditelaah melalui algoritma penggunaan obat celecoxib pada
gambar 2. Hasil menunjukkan kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Tabel II) terhadap
risiko GI dan CV sebesar 73,1%. Ketidaksesuaian indikasi berdasarkan algoritma terjadi
sebesar 26,9% disebabkan karena pasien memiliki risiko GI rendah dan risiko CV rendah.
Pasien dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah direkomendasikan menggunakan
OAINS non-selektif seperti etodolac, diclofenac, ketorolac, ibuprofen, piroxicam, atau
meloxicam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014).
Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Scarpignato et al.,2015)
Kesesuaian indikasi
Regimen dosis
Kondisi risiko pasien
n
%
31 23,9
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi
Sesuai
+ PPI
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 41 31,5
(n = 95; 73,1%)
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 23 17,7
Celecoxib 200 mg/hari
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1
+ PPI
Tidak sesuai
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1
(n = 35; 26,9%)
Celecoxib 100 mg
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1
0,8
Pada kondisi risiko GI dan CV rendah sebaiknya tidak menggunakan celecoxib
terlebih dahulu karena masih terdapat OAINS non-selektif dalam menangani nyeri. Urutan
langkah pengobatan nyeri yang direkomendasi AHA (The American Heart Association)
adalah acetaminophen, OAINS non-selektif, OAINS non-selektif tetapi aktivitas lebih pada
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
COX-2 inhibitor, OAINS selektif COX-2 inhibitor. Celecoxib termasuk obat selektif
menghambat COX-2 menjadi pilihan terakhir pengobatan nyeri. Hal tersebut disarankan
untuk memperhatikan keuntungan dan keamanan dari bahaya risiko kardiovaskuler
(Fitzgerald, 2007).
Aspek informasi dosis berupa kesesuaian regimen dosis celecoxib
Kesesuaian indikasi diatas (Tabel II) dengan salah satu risiko belum dapat dipastikan
bahwa regimen pengobatan tersebut telah sesuai. Pada tabel III menunjukkan bahwa terdapat
56,9% yang memiliki kesesuaian regimen dosis celecoxib dengan atau tanpa PPI (Proton
Pump Inhibitor). Terdapat 43,1% ketidaksesuaian penggunaan celecoxib terhadap kondisi
risiko pasien. Rekomendasi untuk menangani ketidaksesuaian dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma (Scarpignato et al.,2015)
Kesesuaian
Regimen dosis
Kondisi risiko pasien
n
%
Rekomendasi
regimen
Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi
27 20,8
Sudah tepat
Celecoxib 200 mg/hari
Sesuai
+ PPI
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 38 29,2
Sudah tepat
(n = 74;
56,9%)
Celecoxib 200 mg/hari
Risiko GI rendah + risiko CV tinggi
9
6,9
Sudah tepat
Tidak memerlukan
Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 14 10,8
Celecoxib 200 mg/hari
PPI
+ PPI
Tidak
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif
sesuai
Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi
4
3,1
Memerlukan PPI
(n = 56;
Celecoxib 200 mg/hari
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah
3
2,3
Memeerlukan PPI
43,1%)
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif
Celecoxib 100 mg
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1
0,8 OAINS non-selektif
Dosis celecoxib yang direkomendasikan adalah 200 mg/hari. Celecoxib 100 mg yang
digunakan dua kali sehari dan celecoxib 200 mg yang digunakan sehari sekali memiliki
efektifitas yang sama. Risiko kardiovaskuler meningkat dari RR 1.26 (95% CI 1,09-1,47)
pada celecoxib ≤ 200 mg hingga RR 1.69 (95% CI 1,11-2,57) pada celecoxib > 200 mg/hari.
Dosis celecoxib ≤ 200 mg lebih meminimalkan risiko kejadian kardiovaskuler (McCormack,
2011).
Pasien dengan risiko GI tinggi memerlukan penambahan obat golongan PPI karena
penggunaan COX-2 inhibitor dikombinasikan dengan PPI berhubungan dengan
pengurangan risiko GI lebih besar dibandingkan OAINS non-selektif + PPI atau COX-2
inhibitor sendiri (Scheiman dan Hindley, 2010). Pasien dengan risiko GI rendah dan CV
tinggi direkomendasikan hanya menggunakan celecoxib 200 mg/hari tanpa PPI, tetapi
kondisi ini tidak selalu mutlak karena adanya kondisi penggunaan OAINS dalam jangka
panjang sehingga membutuhkan obat golongan PPI untuk mencegah keterulangan riwayat
risiko gastrointestinal.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pasien yang memiliki risiko GI dan CV rendah direkomendasikan menggunakan
OAINS non-selektif terlebih dahulu sesuai rekomendasi AHA untuk meminimalkan
kejadian kardiovaskuler dan masih dapat memilih lini terapi lain yang disesuaikan dengan
kondisi pasien. Dalam hal ini meloxicam direkomendasikan sebagai OAINS non-selektif
yang memiliki aktivitas selektifitas COX-2 lebih unggul dibandingkan diclofenac sebagai
OAINS non-selektif menunjukkan bahwa tolerabilitas meloxicam lebih baik daripada
diclofenac dalam tolerabilitas gastrointestinal (Hendera et al., 2015). Meloxicam 15 mg
sama efektifnya dengan diclofenac 150 mg (Draiser et al., 2001).
Penggunaan obat-obatan lain bersamaan dengan celecoxib
Penggabungan 2 obat atau lebih obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda dan
memiliki efek sinergistik adalah diperbolehkan. Konsep ini disebut sebagai analgesia multi
modal (Pinzon dan Karunawan, 2016).
Penggunaan obat celecoxib bersamaan dengan obat lain (Lampiran 3), penggunaan
terbesar adalah kombinasi dengan kelompok obat antasida dan antiulcer sebesar 75% karena
kepentingannya sebagai gastroprotectant diantaranya terdapat golongan PPI, H2RA, dan
antasida.
Antikonvulsan digunakan sebesar 56,9% (golongan gabapentin). Gabapentin
biasanya digunakan dalam penanganan nyeri karena mekanismenya memiliki afinitas kuat
terhadap kanal kalsium yang memodulasi pelepasan eksitasi neurotransmiter yang
mempengaruhi sel saraf (Miller, 2012). Romano et al. (2009) menyatakan bahwa kombinasi
pregabalin dengan celecoxib memiliki pengurangan nyeri yang besar dibandingkan
penggunaan monoterapi. Kortikosteroid juga digunakan sebagai antiinflamasi untuk
mengatasi nyeri digunakan sebesar 49,2% diantaranya terdapat methylprednisolone dan
triamcinolone. Analgesik digunakan sebesar 33,8% diantaranya berisi paracetamol, OAINS
non-selektif, dan tramadol untuk mengatasi nyeri.
Kelompok obat neurotropik sebesar 11,5% dengan terapi methylcobalamin.
Methylcobalamin merupakan analog vitamin B12 yang berperan dalam mengatasi nyeri
dengan meningkatkan konduksi saraf, memperbaiki fungsi neuromuskular, dan mengatasi
nyeri neuropati (Zhang et al., 2013).
Relaksan otot digunakan sebesar 10,8% dengan terapi eperisone HCl.
Mekanismenya sebagai antispasmodik yang merelaksasi otot skeletal dan otot polos
vaskular. Penggunaan eperisone secara signifikan lebih efektif untuk penggunaan jangka
pendek selama kurang dari 3 bulan untuk nyeri punggung bawah akut (Shaheed et al., 2016).
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analgetika adjuvan selain antikonvulsan dan relaksan otot yang umum dipakai
adalah antidepresan (amitriptyline) yang digunakan sebesar 8,5%. Biasanya penggunaan
tersebut adalah pasien yang memiliki nyeri kronis (Chou, 2010).
Aspek efek samping pengobatan
Efek samping obat merupakan efek yang tidak diinginkan yang timbul pada
pemberian obat dengan dosis terapi. Kejadian hipertensi ditelaah pada pasien yang tidak
memiliki riwayat hipertensi dan menunjukkan peningkatan tekanan darah pada kunjungan
selanjutnya. Kejadian hipertensi menurut JNC VIII terjadi sebesar 6,1% dengan jumlah 8
pasien. Kejadian dispepsia didapatkan 0,8% dengan jumlah 1 pasien (Lampiran 10).
Terjadinya hipertensi disebabkan karena pengaruh prostaglandin yang dihambat oleh
mekanisme kerja celecoxib dengan menghambat COX-2 sehingga konversi asam arakidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Prostaglandin PGI2 memiliki efek vasodilator, namun
pemberian OAINS menghambat produksi PGI2 yang menyebabkan tekanan darah meningkat
(Khatchadourian et al., 2014).
Terjadinya dispepsia diduga karena interaksi obat antara celecoxib-triamcinolone.
Mekanisme celecoxib menghambat prostaglandin yang bertanggung jawab pada sintesis dan
sekresi mukus menyebabkan integritas mukosa berkurang dalam perlindungan mukosa
(Sostres et al., 2010).
Aspek interaksi obat
Aspek interaksi obat dianalisis berdasarkan acuan Medscape Drug Interaction
Checker. Kategori interaksi signifikan dan minor dapat dilihat pada lampiran 11, 12, dan 13.
Kategori signifikan merupakan kombinasi obat yang harus dilakukan pemantauan karena
dapat memperburuk keadaan pasien sehingga memerlukan perubahan terapi. Kategori minor
merupakan interaksi obat yang tidak memerlukan perubahan terapi, tetapi tetap dilakukan
pemantauan pada pasien (Albadr et al., 2014).
Interaksi obat yang bersifat signifikan sebesar 39,2% pasien. Interaksi obat antara
celecoxib dan triamcinolone keduanya dapat meningkatkan risiko ulkus GI sehingga perlu
dipantau apabila terdapat keluhan yang menggangu saluran cerna. Interaksi celecoxib pada
penggunaan bersama produk herbal, khususnya ginkgo biloba pada pasien nomor sampel 68,
digunakan sebagai efek antiplatelet dapat mengakibatkan perdarahan (Barkin et al., 2010).
Interaksi obat antara celecoxib dengan tramadol atau codein dapat menurunkan efek
tramadol atau codein dengan mempengaruhi atau menghambat enzim metabolisme hati
CYP2D6 sehingga metabolit yang berperan menurun.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Interaksi celecoxib dengan obat antihipertensi bersifat signifikan seperti pada pasien
dengan nomor sampel 17, 28, 36, dan 68 dengan terapi bisoprolol, telmisartan-amlodipin,
valsartan, dan candesartan dapat mempengaruhi efek kerja obat antihipertensi karena
mekanisme kerja obat berlawanan. Keberadaan celecoxib menyebabkan PGI2 terhambat
sehingga menyebabkan vasokonstriksi. Penggunaan obat hipertensi harus diberi peringatan
karena dapat mengganggu efek obat antihipertensi. Tekanan darah harus selalu dipantau.
Tekanan darah dapat mempengaruhi gangguan pada ginjal dan retensi cairan (Barkin et al.,
2010).
Evaluasi penggunaan obat (Drug Use Evaluation/ DUE) dilakukan untuk menjamin
ketepatan dalam memutuskan pengobatan dan memberi luaran positif pada pasien pada
periode selanjutnya (Navarro, 2009). Tujuan tatalaksana nyeri adalah mengendalikan rasa
nyeri, menjaga fungsi, meminimalkan efek samping pengobatan nyeri punggung bawah, dan
mencegah keadaan yang lebih buruk (McIntosh dan Hall, 2011).
Penelitian ini memberikan perhatian lebih pada kondisi pasien terhadap risiko
gastrointestinal dan kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap regimen pengobatan nyeri
dan dapat memberikan langkah pemilihan obat nyeri yang tepat sesuai kondisi pasien.
Pemilihan pengobatan yang tepat maka biaya terhadap pengobatan dapat diminimalkan
sesuai kebutuhan pasien. Kelemahan penelitian ini tidak ada penggolongan risiko yang
bersifat moderat karena hanya menilai penggunaan celecoxib sebagai alternatif pengobatan
nyeri yang biasanya digunakan untuk risiko GI atau CV tinggi. Data bersifat retrospektif
sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan kondisi pasien. Data diambil menurut kriteria
peneliti dan dievaluasi peneliti sehingga cenderung subyektif.
KESIMPULAN
Kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko GI dan CV sebesar 73,1%.
Kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan CV
sebesar 56,9%.
SARAN
Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian faktor risiko gastrointestinal
dan kardiovaskuler dengan periode yang lebih lama.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Albadr, Y., Bohassan, A. K., Ming., L. C., dan Khan, T. M., 2014. An Exploratory Study
Investigating The Potential Drug-Drug Interaction In Internal Medicine Departement
Alahsa Saudi Arabia. Journal of Pharmaceutical Health Services Research, 2.
Andini, F., 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority, 4(1), 12-19.
Aw, T. J., Haas, S. J., Liew, D., dan Krum, H. 2005. Meta-analysis of Cyclooxygenase-2
Inhibitors and Their Effects on Blood Pressure. Arch Int Med, 165, 490–496.
Badan POM RI. 2015. Bulletin Berita MESO. Drug for Patient Safety. Badan POM RI,
33(1), 1-12.
Barkin, R. L., Beckerman, M., Blum, S. L., Clark, F. M., Kog, E. K., dan Wu, D. S. 2010.
Should Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drug (NSAIDs) be Prescribed to the Older
Adult?. Drugs Aging, 27(10), 775-789.
Bedaiwi, M. K., Sari, I., Wallis, D., O’shea, F.D., Salonen, D., dan Haroon, N., et al. 2016.
Clinical Efficacy of Celecoxib Compared to Acetaminophen in Chronic Nonspecific
Low Back Pain: Results of a Randomized Controlled Trial. American Collage of
Rheumatology, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26474041 diakses 21 April
2016.
Borczuk, P. 2013. An Evidence-Based Approach to The Evaluation and Treatment of Low
Back Pain in The Emergency Department. Emergency Medicine Practice, 15(7), 124.
Brown, S. Z., Brown, T. R., Chen, D., dan Blackburn, R. W. 2007. Clinical Docmentation
for Patient Care: Models, Concept, and Liability Considerations for Pharmacists.
American Society of Health-System Pharmacist, 64(1), 1851-1858.
Chou, L. 2010. Pharmacological Management of Low Back Pain. Drugs, 70(4), 387-402.
Deyo, R. A. dan Weinstein, J. N. 2001. Low Back Pain. The New England Journal of
Medicine, 344(5), 363-370.
Draiser, R. L., Pare, J. M. L., Velicitat, P., dan Lieu., P. L. 2001. Oral Meloxicam is Effective
in Acute Sciatica: Two Randomised, Double-Blind Trials Versus Placebo or
Diclofenac. Inflammation Research, supplement 1.
Endean, A., Palmer, K. T., dan Caggon., D., 2011. Potential MRI Findngs to Refine Case
Definition for Mechanical Low Back Pain in Epidemiological Studies: A Systematic
Review. Spine (Phila Pa 1976), 36(2), 160-169.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fitzgerald, G. A. 2007. COX-2 in play at the AHA and the FDA. Elsevier, 28(7), 303-307.
Goldstein, J. L., Silverstein, F. E., Agrawal, N. M., Hubbard, R. C., Kaiser, J., Maurath, C.
J., et al. 2000. Reduced Risk of Upper Gastrointestinal Ulcer Complications with
Celecoxib, a Novel COX-2 Inhibitor. Am J Gastroenterol, 95(1), 1681-1690.
Hendera, Suryana, B. P. P., dan Yulistiani. 2015. Gastrointestinal Tolerability of Diclofenac
Sodium and Meloxicam in Osteoarthritis Patient. Folia Medica Indonesiana, 51(1),
35-39.
Hussein, A. M. M., Singh, D., Mansor, P. M., Kamil, O. I. M., Choy, C. Y., Cardosa, M. S.,
et al. 2009. Malaysian Low Back Pain Management Guideline. First edition.
Malaysian Association for the Study of Pain and Spine Society Malaysia, 24.
James, P. A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W. C., Himmerfarb, C. D., Handler, J., et
al. 2014. 2014 Evidance-Based Guideline for the Management of High Blood
Pressure in Adults: Report From the Panel Members Appointed to the Eight Joint
National Committee (JNC 8). JAMA, 311(5), 507-520.
Khachadorian, Z. D., Hay, I. M., dan Leeuw, R. 2014. Nonsteroidal Anti-inflamantory Drugs
and Antihypertensives: How Do They Related?. Oral medicine, 117(6), 697-703.
Lanas, A., Carrera, P., Arguades, Y., Garcia, S., Bujanda, L., Calvet, X., et al. 2015. Risk of
Upper and Lower Gastrointestinal Bleeding in Patients Taking Nonsteroidal Antiinflamantory
Drugs,
Antiplatelet
Agents,
or
Anticoagulants.
Clinical
Gastroenterology and Hepatology, 13(5), 906-912.
Lanas, A., Tell, G. G., Armada, B., dan Alvaro, O. 2011. Prescription Patterns and
Appropriateness of NSAID Therapy According to Gastrointestinal Risk and
Cardiovascular Hidtory in Patients with Diagnoses of Osteoarthritis. BMC Medicine,
9(1), 38.
Lanza, F. L., Chan, F. K. L., dan Quigley, E. M. M.. 2009. Guidelines for Prevention of
NSAID-Related Ulcer Complication. The American Journal of Gastroenterology,
104(1), 728-738.
Mayhew, M. S. 2010. Medications to Treat Low Back Pain. The Journal for Nurse
Practitioners, 6(8), 640-641.
McCormack, P. L. 2011. Celecoxib: A Review of its Use for Symptomatic Relief in the
Treatment of Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis and Ankylosing Spondylitis.
Drugs, 71(18), 2157-2489.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
McIntosh, G. dan Hall, H. 2011. Low Back Pain (Acute). Clinical Evidence BMJ Journal,
5(1), 1102.
Medscape. 2017. Medscape Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/druginteractionchecker diakses tanggal 7 Januari 2017.
Miller, S. M. 2012. Low Back Pain: Pharmacologic Management. Prim Care Clin Office
Pract., 39(1), 499-510.
Navarro, R. P. 2009. Managed Care Pharmacy Practice, Second edition, Jones and Bartlett
Publisher. Massachusetts, 218, 219.
Narum, S., Westergen, T., and Klemp, M. 2014. Corticosteroid and Risk of Gastrointestinal
Bleeding: A Systematic Review and Meta-analysis. BMJ Journal, 4, 1-9.
Norasteh, A. A. 2012. Low Back Pain. InTech. Croatia, 12-19.
Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., dan Surahman, E. 2015. Prevalensi dan Faktor Resiko
Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(1), 47-56.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014. Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 3-6, 8.
Piccoliori, G., Engl, A., Gatterer, D., Sessa, E., Schmitten, J., dan Abholz, H. H. 2013.
Management of Low Back Pain in General Practice – is it of acceptable quality: an
observational study among 25 general practices in South Tyrol (Italy). BioMed
Central Family Practice, 14(1), 148.
Pinzon, R. 2015. Komorbiditas Nyeri pada Pasien Lanjut Usia. CDK-226, 42(3), 173-175.
Pinzon, R. T. dan Karunawan, N. H. 2016. Nyeri Punggung Bawah. Betha Grafika.
Yogyakarta, 24.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta, 129, 131.
Roelofs, P. D. D. M., Deyo, R. A., Koes, B. W., Scholten, R. J. P. M., dan van Tulder, M.
W. 2011. Non-Steroidal Anti-Inflamantory Drugs for Low Back Pain (Review). issue
2. The Cochrane Collaboration. John Wiley and Sons, Ltd., 1, 2.
Romano, C. L., Romano, D., Bonora, C., dan Mineo, G. 2009. Pregabalin, Celecoxib, and
their Combination for Treatment of Chronic Low Back Pain. J Orthopaed Traumatol,
10(1), 185–191.
Scarpignato, C., Lanas, A., Blandizzi, C., Lems, W. F., Hermann, dan M., Hunt, R. H. 2015.
Guideline Safe Prescribing of Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs in Patients
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
with Osteoarthritis – an Expert Consensus Addressing Benefits as Well as
Gastrointestnal and Cardiovascular risks. BMC Medicine, 13(55), 1-22.
Scheiman, J. M. dan Hindley, E. 2010. Strategies to Optimize Treatment With NSAIDs in
Patients at Risk for Gastrointestinal and Cardiovascular Adverse Events. Clinical
Theurapetics, 32(4), 667-677.
Shaheed, C. A., Maher, C. G., Williams, K. A., dan McLachan, A. J. 2016. Efficacy and
tolerability of muscle relaxant for low back pain: Systematic review and metaanalysis. European Journal of Pain, 1(1), 1-10.
Solomon, S. D., McMurray, J. J. V., Pfeffer, M. A., Wittes, J., Fowler, R., Finn, P., et al.
2005, Cardiovascular Risk Associated with Celecoxib in a Clinical Trial for
Colorectal Adenoma Prevention. The New England Journal of Medicine, 352(1),
1071–1080.
Sostres, C., Gargallo, C. J., Arroyo, M. T., dan Lanas, A. 2010. Adverse Effects of NonSteroidal Anti-Inflamantory Drugs (NSAIDs, Aspirin and Coxibs) on Upper
Gastrointestinal Tract. Elsevier, 24(2), 121-132.
Stollberger, C. dan Finsterer, J. 2003. Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drugs In Patients
With Cardio or Cerebrovascular Disorders. Journal of Cardiology, 92(9), 721-729.
Tive, L. 2000. Celecoxib Clinical Profile. British Society for Rheumatolog, 39(2), 21.
Ullrich, P. F. 2012. Scoliosis, http://www.spine-health.com/conditions/scoliosis/ diakses 6
Januari 2017.
Vos, T., Flaxman, A. D., Naghavi, M., Lozano, R., Michaud, C., Ezzati, M., et al. 2010.
Years Lived with Disability (YLDs) for 1160 Sequelae of 289 Diseases and Injuries
1990-2010: A Systematic Analysis for the Global Burden of Disease Study 2010.
Lancet, 380(1), 2168.
WHO. 2017. Priority Diseases and Reason for Inclusion Chapter 6.24 Low Back Pain.
WHO, www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/Ch6_24LBP.pdf diakses 6
Januari 2017.
Zhang, M., Han, W., Hu. S., dan Xu, H. 2013. Methylcobalamin: A Potential Vitamin of
Pain Killer. Neural Plasticity, 1(1), 1-6.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni
2016 (Subjective dan objective)
Keterangan :
 Subjective (S) berupa tanggal pengobatan, nomor RM (Rekam Medik), inisial, usia, jenis kelamin, anamnesis, kondisi nyeri punggung bawah,
dan riwayat penyakit
 Objective (O) berupa hasil pemeriksaan dengan MRI, tekanan darah dan peresepan
 Assessment (A) berada di lampiran 4 sampai 13.
 Plan (P) berada di lampiran 14
No.
Tanggal
pengobatan
No. RM
Inisial
Usia
(tahun)
Jenis
kelamin
Anamnesis
1
29/04/2016
00158206
SRM
42
P
nyeri
pinggang
hingga kaki
2
04/06/2016
01706197
MAR
43
L
pinggang,
kaki kiri
terasa nyeri
P
punggung
terasa nyeri,
tengkuk
sampai bahu
kanan nyeri
sejak 1 bulan
yang lalu
3
07/05/2016
00150251
SOT
44
Diagnosa hasil
radiologi dengan
MRI
Kondisi nyeri
punggung
bawah
Tekanan
darah (
mm Hg)
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/80
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Tidak ada hasil
radiologi
17
NPB non-spesifik
110/70
Peresepan
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (30) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (20) 1x1
Osteoflam tab (30) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
AC Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Antasid tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
28/06/2016
01085392
SRL
61
P
5
24/06/2016
00151695
ERP
41
P
6
25/06/2016
01005454
ANT
55
L
geringgingan,
kaki sakit
sampai atas
punggung
sudah
setengah
bulan
nyeri
punggung,
hingga
tangan
geringgingan,
nyeri ulu hati
(dispepsia)
nyeri
punggung,
Tanggal 28/6/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
scoliosis lumbalis
disertai multiple
herniated disc VL
1-2; 2-3; 3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi terutama
herniasi
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4 dan disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
4-5 dan VL 5-S1
Spondylosis
lumbalis,
scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
Tanggal 5/1/12 :
Spondylosis
lumbalis dengan
HNP setinggi VL
4-5; 5-S1
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk
130/90
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10)
1x1
Tanggal 25/6/16 :
Tanda multiple
Herniated disk,
spinal stenosis
140/90
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
18
150/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
(resep obat sebelumnya yang masih
digunakan tanggal 21/6/16 :
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kaki terasa
pegal
7
8
27/02/2016
14/11/2015
01128701
00394129
ANS
ROP
55
66
P
nyeri boyok
sudah 3
minggu,
gastritis
P
nyeri
punggung
hingga kaki
kebas,
gangguan
saluran
kencing
herniated disc VL
3-4; 4;-5; 5-S1
dengan herniai
terutama
protrusion disc
VL 5-S1 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
Tanggal 30/7/16 :
Mengarah
spondylolisthesis
VL 4-5 dengan
tanda bone
edema, dengan
end plate yang tak
tampak reguler
dengan tanda
degeneratif diskus
dengan multiple
herniated disk
segmen VL 2-3;
3-4; 5-S1
Tanggal 30/8/12 :
Multiple HNP
lumbal 2-3; 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
susp. Ruptur
annulus fibrosus
setinggi lumbal 45
19
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1 PC
Spondylolisthesis,
herniated disk
160/100
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab (10)
3x1
Domperidone 10 mg tab (10) 3x1
AC Gabexal 100 mg cap (6) 1x1
malam
Herniated disk
130/80
Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
Urispas 200 mg tab (15) 3x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
10
11
12
19/03/2016
29/06/2016
15/03/2016
30/03/2016
00607253
00151948
01100055
00326735
MES
BPE
SUP
DAR
60
45
61
74
Tanggal 11/4/16 :
Multiple
herniated disk VL
2-3;3-4;5-S1,
herniasi diskus
V5L-S1 ke
foraminal diskus
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L5
Tanggal 9/8/12 :
multiple HNP
lumbal 4-5; 5-S1
dengan susp.
ruptur annulus
fibrosus
P
pantat kiri ke
bawah
kemeng,
tangan kanan
sakit
P
kesemutan
tangan kiri,
kaki kiri,
panggul nyeri
L
nyeri
punggung
terasa hingga
bahu bahu
Tidak ada hasil
radiologi
kontrol, nyeri
punggung
leher terasa
sakit
Tanggal 27/10/14
: Tanda scoliosis
lumbales disertai
multiple herniated
disc VL 2-3; 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
herniasi yang
terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
P
20
140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
100/70
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Orthoplas (1)
NPB non-spesifik
130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1
malam
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
140/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10)1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Herniated disk
Herniated disk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4 lateral yang
disertai hipertrofi
facet joint
13
14
15
16
22/06/2016
22/06/2016
21/06/2016
25/01/2016
00156853
01056715
02004213
00299268
ENS
GRL
ASE
SYS
54
43
75
65
P
P
tangan kiri
kesemutan,
nyeri
punggung
bawah
lutut terasa
sakit,
jongkok
berdiri terasa
sakit, boyok
sakit
Tidak ada hasil
radiologi
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
NPB non-spesifik
P
pangkal paha
nyeri, pernah
jatuh
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
P
nyeri boyok
terasa pegal,
kesemutan
ditangan
sebelah
kanan
Tanggal 19/11/15
: Tanda scoliosis
lumbalis disertai
penyempitan
diskus multiple
herniated disk VL
1-2; 3-4; 4-5; 5S1 dengan
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
21
130/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10)
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
110/80
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Neurobion forte tab (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
18
20/06/2016
31/05/2016
01119837
01949966
TBW
TRK
65
50
P
P
kontrol LBP,
telapak kaki
kiri sakit,
terdapat
hipertensi
kontrol, nyeri
punggung
herniasi terutama
protrusion disc ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
yang disertai
adanya hipertrofi
facet joint VL 4-5
dan VL5-S1
Tanggal 29/1/16 :
Tanda
spondylolisthesis
VL 5-S1 disertai
multiple herniated
disk VL3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi
protrusion disc
VL5-S1
(pseudoherniasi)
yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
dan disertai
hipertrofi facet
joint
Tidak ada hasil
radiologi
22
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
120/80
NPB non-spesifik
110/70
Mecobalamin 500mcg tab (30) 1x1
Vitamin B complex tab (30) 1x1
Alpentin 300 mg cap (30) 1x100 mg
malam
Lansoprazole 30 mg cap (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc
(Tanggal 20/6/16 terkena stroke
diberikan :
Valesco 80 mg tab (30) 1x1
Miniaspi 80 mg tab(30) 1x1
Concor 2,5 mg tab (30) 1x1)
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalar
leher sampai
lengan,
terdapat
dislipidemia
19
13/04/2016
01706141
ERB
62
P
nyeri
punggung,
kesemutan
paha kiri dan
punggung
20
30/03/2016
01130841
SRU
42
P
nyeri
pinggang
sampai kak
terasa nyeri
21
01/03/2016
00155669
ESH
44
P
nyeri
punggung
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Atorvastatin 20 mg tab (10) 1x1
Tanggal 18/3/16 :
tanda
spondylolisthesis
VL 4-5 disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
5 -S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L4 dan juga
hipertrofi facet
joint VL 4-5
Tanggal 11/6/16 :
Spondylosis
lumbalis setinggi
VL 4-5
Tidak ada hasil
radiologi
23
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
100/70
Spondylosis
lumbalis
120/80
NPB non-spesifik
140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Vitamin B complex tab (20) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
Celebrex 100 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 3x1 (1110)
Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab (15)
2x1 (1010)
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
06/06/2016
01031282
ARY
39
Tanggal 8/8/16 :
Tanda dessication
disc VL 4-5 dan
VL 5-S1 dengan
herniasi terutama
pada segmen VL
4-5 terutama pada
foraminal
bilateral terutama
foraminal dextra
yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4 yang
bila dibandingkan
dengan MRI
sebelumnya tahun
2012 radiologis
herniasi
bertambah di
segmen VL 4-5
ke foraminal
dextra
Herniated disk,
spinal stenosis
L
nyeri boyok
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Tanggal 04/06/16
: Tanda herniated
protrusion disc
Herniated disk,
spinal stenosis
100/70
23
06/06/2016
01135185
DAS
54
L
nyeri
punggung
sampai leher
nyeri
24
11/04/2016
00693272
SRS
63
P
pinggang
terasa nyeri
24
120/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 ac
Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
26
04/06/2016
06/01/2016
00151131
02030157
SRR
SRO
45
53
P
nyeri
punggung
bawah
P
nyeri boyok
sampai kaki
sakit, pantat
sakit, berdiri
lama-lama
kemeng
VL5-S1 dengan
bentukan spur
posterior yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting L5
Tanggal 4/6/16 :
Tanda herniated
protrusion disc
(HNP) VL5-S1
dengan bentukan
spur posterior
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L5
Tanggal 8/1/16 :
HNP lumbal 5S1, radiologis
spondilosis
lumbalis
malam
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Herniated disk,
spinal stenosis
Herniated disk,
spondylosis
lumbalis
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue
130/70
Celebrex 100 mg cap (6) 2x1 (1010)
Methycobal 500mcg cap (10) 3x1
(1101)
Ranitidin 150 mg tab (6) 2x1 (1010)
27
06/06/2016
01096394
SUY
55
L
boyok ke
bawah nyeri
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
130/80
28
31/03/2016
00151839
IKR
40
P
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
150/100
25
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
Methycobal 500mcg cap (40) 2x1
Twynsta 80 mg + 5 mg tab (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bawah,
neuropati,
hipertensi
29
30
13/05/2016
01/02/2016
00150713
00151036
PAR
SUW
49
64
P
P
kaki kanan
sakit,
kesemutan
nyeri
punggung
bawah
Neurobion forte tab (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Lyrica 75 mg cap (20) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
Tanggal 19/12/09
: HNP VL 4-5;
VL 5-S1
Tidak ada hasil
radiologi
26
Herniated disk
NPB non-spesifik
110/70
130/80
(Tanggal 14/5/16 : keluhan pilek,
pusing dengan diagnosa asma
bronkial diberikan :
Ventolin 100mcg/dose inhaler 200
dosis 2202 semprot
Seretide diskus (50/250) INH 60 DS
Yekaflu tab (15) 3x1 (1101)
Neurodex tab (10) 1x1 (0010)
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
(Tanggal 29/12/15 : keluhan batuk
dahak, diagnosa bronkitis diberikan :
Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1,
terdiagnosa DC Quervain
tenosinositis diberikan :
Cetirizine 10 mg tab (10) 1x1
Codein 10 mg tab (20) 2x1 untuk
batuk
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (10) 2x1
Neurobion forte tab(10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
32
33
16/05/2016
18/04/2016
01/06/2016
01117258
00596143
01130969
SIR
TOH
WKA
43
67
38
P
L
P
kaki kanan
nyeri dari
selangkangan
sampai
bawah, sakit
bila jalan,
sakit bila
duduk lalu
berdiri
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
kontrol,
pinggul paha
sakit
Tanggal 27/05/16
:
Spondylolisthesis
ringan lumbal 4-5
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4: 4-5; 5-S1
dengan ruptur
annulus fibrosus
dan stenosis canal
spinalis setinggi
lumbal 4-5
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
nyeri
punggung
dan lengan
kiri sakit
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
120/80
Amitriptyline 25 mg tab (20) 1x1
Calcidin tab (20) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (20)1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
27
NPB non-spesifik
120/80
(Tanggal 16/5/16 diberikan:
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Meloxicam 15 mg tab (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (20) 1x1
malam Vitamin B complex tab (20)
1x1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
35
36
16/05/2016
26/05/2016
13/04/2016
01132803
01134475
01090766
BAP
ANT
NWE
34
54
41
L
sakit pinggul
di kiri sejak
2002
P
pinggang kiri
nyeri, sudah
periksa
belum ada
perubahan
P
pantat nyeri,
pinggang
sakit,
terdapat
hipertensi
Tanggal 20/5/16 :
Tanda dessication
disc VL 5-S1
disertai dengan
herniated
protrusion disc
terutama ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L5
Tanggal 26/5/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
1-2; 2-3; 3-4; 4-5;
dan 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion VL 4-5
ke foraminal yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
Tanggal 13/4/16 :
spondylosis
lumbalis disertai
penyempitan disc
intervertebral VL
5-S1
28
Herniated disk,
spinal stenosis
Herniated disk,
spinal stenosis
Spondylosis
lumbalis, spinal
stenosis
140/90
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1
110/70
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Domperidone 10 mg tab (10) 3x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
120/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
(1010) setelah makan
Dolo neurobion F.C (10) 1x1 (0100)
sesudah makan
Orthoplas 2x1 (1010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Tanggal 8/4/16 diagnosa hipertensi
dan ischialgia diberikan :
Valesco 80 mg tab (30) 1x1
Myonal 50 mg tab(15) 3x1
Dolo Neurobion F.C tab (5) 1x1
(0100) )
37
26/04/2016
00610134
LAI
63
P
38
16/05/2016
01711568
AUC
18
P
39
07/05/2016
00699646
ADI
35
L
pinggang
terasa sakit
pinggang
kanan digeser
ke kiri sakit,
tidur tidak
enak
nyeri
punggung
hingga ke
Tanggal 25/9/15 :
Herniated
protrusion disc
VL 3-4; 4-5 dan
5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L4 disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
4-5
Herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
90/60
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
leher, telapak
kaki kanan
sakit
40
08/06/2016
00151297
MUJ
54
P
nyeri di kaki
menjalar dan
terasa
terbakar
41
15/07/2015
01718428
SAR
66
L
pantat sakit
sampai kaki
42
13/05/2016
01932087
YUN
54
P
nyeri
pinggang ke
Tanggal 20/7/16 :
herniasi buldging
disc terutama VL
4-5 ke foraminal
yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
Tanggal 15/7/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 3-4, 45 dan 5-S1
dengan herniasi
yang terutama
extrusion disc VL
5-S1 terutama ke
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L5
Tanggal 5/3/15:
Tanda
30
130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35g (1) 2x1
Alpentin 100 mg cap(10) 1x1
Herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
(1010) Myonal 50 mg tab (20) 3x1
(1110) Yekapons 500 mg tab (20)
3x1 (1110)
Methycobal 500mcg cap (20) 3x1
(1110)
Spondylolisthesis,
spondylosis
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Herniated disk,
spinal stenosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
paha kanan,
kesemutan,
nyeri bahu
leher ke
tangan kanan
43
44
07/05/2016
02/10/2015
01010565
01034188
LIN
YOS
38
65
P
L
spondyolisthesis
VL 4-5 disertai
spondylosis
lumbalis dengan
multiple herniated
protrusion disc
VL 4-5; 5-S1
dengan heriasi
tertama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
kedua tumit
nyeri sejak 6
bulan yang
lalu
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
kontrol, kaki
kanan masih
sakit, lama
tidak kontrol,
nyeri
menjalar saat
duduk berdiri
Tanggal 2/10/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 2-3;34; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
protrusion disc
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
foraminal severe
dan mendesak
Herniated disk,
spinal stenosis
31
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
110/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
strktur radikuler
terutama exiting
L4 bilateral
disetai adanya
hipertrofi facet
joint
45
27/02/2016
00648392
FRN
48
L
nyeri jika
berjalan
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/80
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
46
02/06/2016
01132224
SUA
57
P
kesemutan
anggota
gerak kanan
terasa pegal
47
26/04/2016
01132656
SUR
71
P
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
150/90
P
nyeri
punggung,
kesemutan
kaki dan
tangan nyeri
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/80
48
49
26/04/2016
25/04/2016
01026647
01130574
NCD
NUN
35
62
P
pinggang
sakit 2
minggu
terakhir
Tanggal 25/4/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
anterior VL3
dengan intensitas
bone edema
disekelilingnya
dan penyempitan
VL 4-5 disertai
multiple herniated
32
Spondylosis,
herniated disk,
spinal stenosis
160/100
Kenacort 4 mg tab (20) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35g (1) 3x1 ue
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 pc
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
ac rutin
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
51
52
10/11/2015
22/04/2016
20/04/2016
01119881
00151164
00558090
MZI
SRB
INK
33
47
67
L
nyeri
pinggang
menjalar ke
kaki
P
kesemutan,
nyeri
punggung
P
pantat sampai
kaki nyeri
disc (HNP) VL 23; 3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
utama protrusion
disc VL 4-5 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
Tanggal 20/10/15
: tanda herniasi
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
foramina
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
Herniated disk,
spinal stenosis
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
Tanggal 20/12/12
: dessication disc
disertai herniasi
mild protrusion
disc segmen VL
4-5 dengan
Herniated disk,
hiperlordotik
lumbalis
33
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
54
02/03/2016
20/04/2016
00150446
01933749
PUR
SRY
57
57
L
nyeri
punggung
menjalar ke
kaki
P
pinggul sakit,
kaki kram
55
04/04/2016
01131164
SPP
68
L
boyok sakit
sampai kaki
sakit, sudah 2
tahun
56
05/10/2015
01116434
SRI
45
P
nyeri
punggung
hingga paha
insidensi ringan
ke canalis spinalis
disertai
hiperlordotik
lumbalis
Tanggal 14/7/14 :
Spondilosis
lumbales dengan
susp. HNP lumbal
5-S1
Tidak ada hasil
radiologi
Tanggal 4/4/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
2-3; 4-5: 5-S1 dan
herniasi terutama
ke foraminal yang
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root L5
Tanggal 21/8/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 3-4; 45; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
34
Sponylosis
lumbalis,
herniated disk
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
140/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
Herniated disk
150/90
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
Herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Alpentin 300 mg cap (15) 2x1
(1010) Celebrex 100 mg cap (15)
(1010) Myonal 50 mg tab(15) 2x1
NPB non-spesifik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
stenosis spinal
canal dan
foraminal
bilateral dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
57
02/03/2016
00684880
SRH
63
P
nyeri
punggung,
kaki terasa
kram
58
23/03/2016
00155290
ANS
45
P
nyeri
punggung,
dislipidemia
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
L
nyeri
punggung,
terasa hingga
bahu kiri
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/70
kaki kiri
terasa sakit
dari pinggang
Tanggal 13/4/16 :
tanda multiple
herniated disc VL
3-4: 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis dan
Herniated disk,
spinal stenosis
59
60
02/03/2016
19/01/2016
00517309
01125863
BAN
GUN
42
48
L
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/80
35
120/80
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Pacetik 600 mg tab (20) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 2x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Lipitor 40 mg tab (20) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (20) 2x1
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 300 mg cap (5) 1x100 mg
malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root
61
25/05/2016
00150675
SUJ
46
P
nyeri
punggung
hingga kaki
62
23/09/2015
00279367
SRT
52
P
nyeri kaki
hingga pantat
bawah sakit
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
150/90
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
63
05/04/2016
01094148
SUT
69
P
nyeri
pinggang,
kaki
kesemutan
64
13/04/2016
00150339
KWB
44
L
nyeri boyok,
leher terasa
pegal
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
nyeri
punggung,
pantat sampai
kaki sebelah
kanan terasa
sakit
Tanggal 12/4/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5 dan VL 5-S1
dengan herniasi
terutama
protruson disc VL
4-5 ke foraminal
dextra yang
menyebabkan
stenosis severe
dan mendesak
Herniated disk,
spinal stenosis
110/80
65
07/03/2016
01044410
ASN
32
L
36
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Lipanthyl penta 145 mg tab (20) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Neurobion forte tab (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 siang
Celecoxib 100 mg (10) 1x1 (0100)
Lonene 300 mg cap (15) 2x1 (1010)
Myonal 50 mg tab (20) 2x1 (1100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
67
25/07/2016
12/04/2016
01064383
01992813
BAS
KAK
53
41
L
L
68
11/01/2016
00150657
AGS
52
L
69
11/04/2016
01131547
AIA
21
L
nyeri
pinggang
belakang
terasa tertarik
kaki kanan
kebas,
pinggang
sakit, kaki
kanan cepat
capek
tekanan
darah tinggi,
nyeri
punggung
terasa ke
bahu
pinggang
nyeri dari
bulan januari
struktur radikuler
terutama exiting
L4 dextra
Tanggal 4/5/16:
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 5-S1 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
strutur radikuler
terutama exiting
root
Tidak ada hasil
radiologi
Herniated disk,
spinal stenosis
NPB non-spesifik
140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/80
Blopress 8 mg tab (30) 3x1
Ginkgoforce tab (60) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Mediflex tgc cream 75 mg 3x UE
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
70
05/04/2016
01014219
GAO
50
P
nyeri
punggung,
kaki
kesemutan
kaki kemeng,
nyeri
punggung
71
05/04/2016
01014612
QOB
71
L
72
07/12/2015
01123276
YUP
25
P
73
21/03/2016
01130043
UMC
65
P
74
01/03/2016
00678380
DIP
49
nyeri
pinggang
nyeri
punggung
hingga bahu
Tanggal 27/2/16 :
multiple HNP
lumbal 4-5; 5-S1
dengan susp.
rupture annulus
fibrosus
Herniated disk
120/80
Calcidin tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitryptillin 100 mg (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
160/90
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
Herniated disk
110/70
P
nyeri
punggung
Tanggal 15/4/13 :
Multiple HNP
ringan lumbal 45; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
100/70
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
140/90
75
30/03/2016
00248881
SAK
47
P
nyeri
punggung
hingga
pinggang
76
30/03/2016
01016979
SUH
59
P
mendadak
pegel, tidak
kuat berdiri
38
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Myonal 50 mg tab (15) 2x1
Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 300 mg cap (10) 1x100 mg
malam
Osteoflam tab (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 2x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Merislon 12 mg tab (10) 3x1 gliyer
Calcidin tab (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
78
79
80
30/03/2016
30/03/2016
05/08/2015
24/02/2016
01126209
00155515
01062312
02003444
TAN
YOS
ENI
HEL
50
47
54
56
P
nyeri
punggung
terasa di kaki
L
pinggang
nyeri
P
nyeri
punggung
P
tulang
belakang
kadangkadang sakit
sampai
menjalar ke
leher,
terdapat
dislipiemia
Tidak ada hasil
radiologi
Tanggal 29/8/12 :
Multiple
herniated
protrusion disc
pada segmen VL
4-5 ke doraminal
bilateral yang
disertai foraminal
stenosis terutama
L4
Tanggal 5/8/15 :
Multiple HNP
lumbal 3-4; 4-5;
5-S1 dengan susp.
annulus fibrosus
setinggi lumbal 45
NPB non-spesifik
Herniated disk,
spinal stenosis
Herniated disk
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
130/80
Lansprazole 30 mg (10) 1x1
Gabexal 100 mg (10) 1x1 malam
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1 pc
Domperidone 10 mg tab (20) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap(10) 1x1 malam
Tidak ada hasil
radiologi
39
NPB non-spesifik
130/80
(tanggal 24/2/16 dengan keluhan
pilek batuk didiagnosa GERD dan
rhinosinusitis diberikan :
Iliadin 0,05% spray 10ml 2x1 bila
hidung tersumbat
Levores 500 mg tab (5) 1x1
Breathy nasal Spray NaCl 6,5 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3030 cuci hidung
Siran forte 600 mg Eff 2x1
terdapat Racikan 3x1 Rhinofed
(40+30) mg 1,5tab dan Hexilon 8 mg
1/3tab,
lalu terdiagnosa dislipidemia
diberikan :
Curcuma 200 mg tab (50) 3x1
Atorvastatin 10 mg tab (15) 1x1)
81
82
02/04/2016
14/08/2015
00361819
01092956
PSJ
YAM
20
49
P
P
punggung
sakit sejak
dua minggu
yang lalu,
berdiri
menunduk
sakit
pinggang
sakit
Tidak ada hasil
radiologi
Tanggal 8/3/16 :
Tanda
spondylolisthesis
VL 4-5 disertai
multiple herniated
disc (HNP) VL 23; 3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
40
NPB non-spesifik
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
110/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
150/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
Racikan Alpentin 300 mg cap (75
mg) Amitriptyline 25 mg tab (5 mg)
digunakan 1x1 malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
19/10/2015
00512589
SAB
63
L
nyeri di
boyok, kaki
berat, kram,
telapak kaki
kaku
84
02/03/2016
00150207
MUI
56
L
nyeri boyok,
senut-senut
85
27/02/2016
01726124
ERS
49
P
86
27/02/2016
00496889
HEW
37
87
88
09/09/2015
25/02/2016
00155201
00956815
SAS
SAP
67
69
terutama exiting
root L4
Tanggal 19/1015 :
Multiple HNP
lumbal 3-4; 4-5;
5-S1 dengan susp.
rupture annulus
fibrosus dan
stenosis canal
spinalis setinggi
lumbal 4-5
Herniated disk,
spinal stenosis
140/90
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
130/80
nyeri kaki,
punggung
nyeri
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
L
nyeri
pinggang
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
110/70
L
nyeri
punggung,
panggul nyeri
saat berjalan
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Tanggal 25/2/16 :
tanda scoliosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 1-2;2-3;
3-4; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
Scoliosis
lumbalis,
herniated disc,
spinal stenosis
L
pinggang
sakit sejak
seminggu
yang lalu
41
150/90
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Lyrica 50 mg cap (20) 2x1 (1010)
Mecobalamin 250mcg cap (20) 2x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
Hexilon 8 mg tab (10) 1x1 untuk 3
hari pertama
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root
89
90
26/03/2016
04/04/2016
00581100
00665740
CLR
PRA
67
58
P
L
nyeri
pinggang kiri
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
170/90
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
Tanggal 18/6/09 :
Multiple HNP
ringan DIV 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
tampak intact
Herniated disk
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
91
30/03/2016
01096323
RJN
47
L
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
92
27/01/2016
01980290
LIS
42
P
pinggang
sakit,
dispepsia
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
140/80
P
nyeri
pinggang
menjalar ke
tungkai kiri,
paha nyeri
Tanggal 29/1/16 :
Tanda scoliosis
lumbalis disertai
penyempitan VL
5-S1 disertai
multiple herniated
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
93
28/01/2016
01126162
YUP
64
42
130/80
Yekalgin (5) 1x1 (0100)
Farmasal 100 mg tab (20) 1x1
(0010) Celebrex 100 mg cap (10)
2x1 (1010) Zypraz 0,25 mg tab (5)
1/2tabx1 (0001/2)
Celebrex 100 mg cap (6) 2x1
Myonal 50 mg tab (6) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
(0001)
Pacetik 600 mg tab (20) 3x1
Methycobal 500mcg cap (20) 3x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (20) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
95
10/02/2016
09/02/2016
01126426
01008347
ASD
NAW
44
50
P
punggung
nyeri
kambuhkambuhan
P
nyeri
punggung
disc VL 1-2; 2-3;
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 2-3 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L2 disertai
hipertrofi facet
joint VL 2-3
Tanggal 1/2/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 5-S1 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
mendesak struktur
radikuler
Tanggal 2/6/16 :
Spondylosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
43
Herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10
mg malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
97
22/08/2015
18/02/2016
00564240
00675684
HRD
YSW
66
58
P
nyeri
punggung
terasa hingga
tangan kanan
L
nyeri
punggung
hingga ke
pundak
5-S1 dan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama esiting
L4
Tanggal 19/9/14 :
Tanda
sponylolisthesis
VL 4-5 disertai
HNP VL 1-2; 2-3;
3-4; 5-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
yang mendesak
struktur radikuler
exiting L4
Tidak ada hasil
laboaratorium
44
Sponylolisthesis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
NPB non-spesifik
110/70
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Gabexal 100 mg cap (30) 2x1
Methycobal 500mcg cap (45) 3x1
130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
99
27/01/2016
03/02/2016
01125720
01127063
LUK
WAN
77
47
L
P
pinggang
nyeri, bangun
tidur sakit
pinggang
sakit
Tanggal 13/1/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 foraminal
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
Tanggal 1/2/16 :
Tanda herniasi
protrusion disc
VL 5-S1 terutama
ke foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting root S1
100
13/02/2016
00624040
KTO
57
L
boyok pegel,
leher kaku
Tanggal 5/2/14 :
hipertrofi facet
joint
101
28/11/2015
00155691
HER
51
P
boyok sakit,
nyeri
pinggang
Tidak ada hasil
laboaratorium
45
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
Herniated disk,
spinal stenosis
140/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10
mg malam
110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
Spinal stenosis
150/80
NPB non-spesifik
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
103
104
105
106
31/03/2016
16/12/2015
15/02/2016
15/02/2016
15/02/2016
00269731
00224924
01127921
00664848
00524227
ANB
YUK
SUS
NWN
BUI
51
39
52
44
54
L
nyeri hingga
lengan dan
kaki
nyeri
pinggang
sampai
tangan terasa
kemeng,
nyeri kaki
kanan
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
110/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Myonal 50 mg tab(15) 2x1
Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis
130/80
Hexilon 8 mg tab (10) 1x1
Celebrex 100 mg (10) 2x1
Voltadex 1% emul gel 20g (11) oles
Dolo scaneuron tab (15) 3x1
150/90
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
L
kaki kiri
terasa kebas
Tanggal 15/2/16 :
Tanda multiple
herniated disc Vl
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
bilateral
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
Herniated disc,
spinal stenosis
P
boyok sakit,
tidak kuat
beraktivitas
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
100/70
L
pinggang
terasa panas
Tanggal : 13/2/16
: Tanda
dessication disck
VL 4-5 ; 5-S1
Herniated disk
110/80
P
46
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan herniasi
VL 4-5 terutama
ke foraminal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Stop x cream 30g 3x1 ue
107
108
09/02/2016
17/02/2016
00036734
00605243
SUH
HTT
73
57
L
nyeri
punggung,
nyeri kaki
dan leher
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
130/80
P
pinggang
terasa sakit
Tanggal 17/2/16 :
Spondylosis
lumbalis setinggi
VL 2-3
Spondylosis
lumbalis
110/70
109
16/02/2016
00150591
DRJ
49
L
110
02/02/2016
02033928
DJE
70
P
nyeri
pinggung
hingga leher
belakang,
terasa
kemeng, bila
batuk mata
kunangkunang
nyeri
pinggang,
boyok sakit
(Tanggal 4/2/16 diberikan :
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (20) 2x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 3x1)
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Vomitas 10 mg tab (10) 3x1 ac mual
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Merislon 12 mg tab (20) 2x1
Tidak ada hasil
laboaratorium
NPB non-spesifik
110/80
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1
(1010) Myonal 50 mg tab (15) 2x1
(1010)
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
19/10/2015
00151207
WHN
51
P
boyok sakit
112
30/12/2015
00572935
HBB
40
L
tulang ekor
sakit
113
04/12/2015
00155037
HEW
45
L
bokong,
paha, betis
nyeri
114
15/04/2016
00496988
PNW
73
P
pinggang
sakit
Tidak ada hasil
laboaratorium
Tanggal 31/12/15
: Spondylosis
lumbalis, herniasi
protrusion disc
setinggi VL 4-5
Tanggal 5/12/15 :
Tanda multiple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L5
Tanggal 14/4/16 :
Tanda
spondylosis
liumbalis dengan
spondylolisthesis
VL 4-5 dan
disertai multiple
herniated disc VL
2-3; 3-4; 4-5; 5S1 dengan
herniasi terutama
48
NPB non-spesifik
110/70
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Osteoflam tab (60) 2x1
Fitajoint roller 35g (1)
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Herniated disk,
spinal stenosis
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Spondylosis
liumbalis,
spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Osteor-c cream 60 mg (1) 2-3 kali
sehari tipis-tipis
Dansera tab (15) 3x1
130/80
(Tanggal 13/4/16 : keluhan kepala
berat dan terdiagnosa migrain
diberikan :
Mestinon 60 mg tab (60) 3x1
Amlodipin 5 mg tab (20) 1x1
Vitamin B complex (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
116
117
24/10/2015
18/02/2016
06/01/2016
01902951
00151500
01082451
SPH
STI
TUL
65
70
50
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root L4
dan disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
3-4; 4-5
Tanggal 6/10/15 :
tanda spinal
stenosis VL 4-5
sehingga
mendesak struktur
radikuler
P
pinggang
terasa sakit
sampai
pangkal paha
P
nyeri
punggung
dan
kesemutan,
terdapat
dilipidenia,
hipertensi
Tanggal 14/1/15 :
Spondylosis
lumbalis disertai
dengan
penyempitan
segmen VL 5-S1
nyeri
pinggang
sampai kaki
Tanggal 9/1/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama VL 4-5
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
P
49
Betahistine mesilat 6 mg tab (20)
2x1 Flunarizine 5 mg tab (10) 1x1)
Spinal stenosis
Spondylosis
lumbalis, spinal
stenosis
Herniated disk,
spinal stenosis
130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
130/90
Tensivask 5 mg tab (30) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Lipitor 20 mg tab (30) 1x1
130/90
Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10)
3x1
Osteoflam tab (10) 3x1
Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
119
120
06/01/2016
09/11/2015
25/11/2015
00342274
00685513
00150764
PDP
TSB
SBR
51
48
61
canal dan
foraminal dan
mendesak struktur
radikuler
Tanggal 1/6/16 :
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4; 4-5 dengan
susp. ruptur
annulus fibrosus
setinggi lumbal 45
L
nyeri
pinggang
sampai
kepala berat
P
nyeri
punggung
hingga bahu
Tidak ada hasil
radiologi
L
nyeri
punggung
terasa hingga
kaki
Tanggal 10/3/14 :
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4; 4-5; 5-S1
dengan susp.
ruptur annulus
fibrosus dan
stenosis setinggi
lumbal 1-2
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/90
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/70
121
04/01/2016
00483160
IST
50
P
nyeri
punggung
hingga ke
kaki
122
13/01/2016
00339316
AND
47
L
nyeri
punggung
50
120/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
malam
NPB non-spesifik
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Methylprednisolone 4 mg tab (20)
2x1
Herniated disk,
spinal stenosis
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Mediflex tgc cream 75g (1) 3x1 ue
Herniated disk
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Osteoflam tab (20) 2x1
Metrix 2 mg tab (60) 1x1
Glumin XR 500 mg tab (30) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan diabetes
mellitus
123
124
18/02/2016
23/09/2015
00606696
01062443
CAK
BSG
57
61
P
pinggang
sakit, sakit
perut
(dispepsia)
P
nyeri
punggung,
kaki
kesemutan
125
25/01/2016
00630937
SWA
48
P
nyeri
punggung
126
25/01/2016
01985314
MFA
30
P
nyeri
pinggang
terasa kebas
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10)
3x1
Tanggal 1/9/10 :
Multiple HNP
lumbalis DIV 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Tanggal 2/9/15 :
Tanda multple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting L4 dan
disertai hipertrofi
facet joint segmen
VL 4-5
Herniated disk
Herniated disk,
spinal stenosis
120/70
Nexium 20 mg tab (10) 1x1
Celebrex 100 mg (20) 2x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1
(1010) prn
150/90
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
120/80
Tanggal 25/1/16 :
herniasi disc VL
5-S1 central
Herniated disk,
spinal stenosis
110/70
51
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (10) 3x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
foraminal dan
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
127
27/01/2016
00155975
WWE
49
P
nyeri
punggung
bawah
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (10) 3x1
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
OSteoflam tab (20) 2x1
Herniated disk,
spinal stenosis
110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Kalmeco 500mcg cap (10) 1x1
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
Tanggal 6/11/15 :
Tanda multiple
herniated disc VL
2-3; 3-4; 4-5; 5S1 terutama
segmen VL 4-5
ke foraminal
mendesak
radikuler exiting
L4
128
25/11/2015
00525670
SIP
54
P
boyok pegal
129
20/06/2016
00155414
HEW
44
L
pinggang
sakit
Tidak ada hasil
radiologi
NPB non-spesifik
130/80
P
pinggang
sakit bila
duduk
Tanggal 30/11/15
: Multiple herniasi
DIV lumbal 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Herniated disk
110/80
130
30/11/2015
01055296
DWA
37
52
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 2x1
Kalmeco 500mcg cap (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (20) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x10
mg malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah
Kondisi
Jumlah %
64
49,2
NBP non-spesifik
60
46,2
Herniated disk
45
34,6
Spinal stenosis
13
10,0
Spondylosis
7
5,4
Spondylolisthesis
5
3,9
Scoliosis lumbalis
1
0,8
Hiperlordotic lumbalis
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib
Kelompok obat
Antasida dan antiulcer :
Lansoprazole 30 mg cap
Lancid 30 mg cap
Antasida tab
Ranitidin 150 mg tab
Nexium 20 mg tab
Antikonvulsan :
Alpentin 100/300 mg cap
Gabexal 100 mg cap
Lyrica 75 mg cap
Hormon kortikosteroid :
Kenacort 4 mg tab
Somerol 4 mg tab
Methylprednsolone 4 mg cap
Hexilon 8 mg tab
Analgetik-antipiretik :
Pacetik 600 mg
Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab
Sistenol 500 mg + 200 mg tab
Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab
Dolo neurobion tab
Yekapons 500 mg tab
Lonene 300 mg cap
Voltadex 1% gel 20g
Dolo scaneuron tab
Stop X cream 30g
Yekalgin tab
Nama obat
Lansoprazole
Lansoprazole
Magnesium hiroksida, Alumunium hidroksida
Ranitidine
Esomeprazole
Gabapentin
Gabapentin
Pregabalin
Triamcinolone
6-alfa-methylprednisolone
Mthylprednisolone
6-alfa-methylprednisolone
Paracetamol
Paracetamol, tramadol
Paracetamol, N-acetylcysteine
Paracetamol, tramadol
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12,
metamizole
Asam mefenamat
Etodolac
Diclofenac diethylammon
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12,
metamizole
Menthol, methyl salicylate, camphor, eugenol,
benzyl nicotinate
Metampiron, vitamin B1, vitamin B6, vitamin
B12, coffein, chlordiazepoxide
Suplemen dan terapi
penunjang :
Osteoflam tab
53
Jumlah
98
67
28
1
1
1
74
27
45
2
64
52
5
4
3
44
29
1
2
1
1
%
75,4
51,5
21,5
0,8
0,8
0,8
56,9
20,8
34,6
15,4
49,2
40,0
3,8
3,1
2,3
33,8
22,3
0,8
1,5
0,8
0,8
1
1
1
1
0,8
0,8
0,8
0,8
1
0,8
1
0,8
26
20,0
13
10,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Fitajoint roller gel 35g
Osteor-c 60g
Mediflex TGC cream
Curcuma 200 mg tab
Dansera tab
Ginkgoforce tab
Neurotropik :
Methycobal 500mcg cap
Mecobalamin 500mcg tab
Kalmeco 500mcg
Relaksan otot :
Myonal 50 mg tab
Antidepresan :
Amitriptyline 25 mg tab
Vitamin :
Neurobion forte tab
Vitamin B complex tab
Neurodex tab
Calcium/dengan viatmin :
Calcidin tab
Obat susunan saraf
trankuilizer minor
(anxiolytic) :
Zypraz 0,25 mg tab
Obat batuk :
Ambroxol 30 mg tab
Codein tab
Siran forte 600 mg Eff
Yekaflu tab
Antispasmodik :
Librax 5 mg + 2,5 mg tab
Antihiperlipidemik :
Atorvastatin 20 mg tab
Lipitor 40 mg tab
Lipanthyl penta 145 mg tab
Antiemetik :
Domperidone 10 mg tab
Vomitas 10 mg tab
Angiotensin II inhibitor :
Valesco 80 mg tab
Blopress 8 mg tab
Glucosamine HCl, chondroitin sulphate, vitamin
C, mg, Zn, manganese
N-acetyl glucosamine, mint conc, aloe vera,
vitamin E, lavender oil
Glucosamine, chondroitine sulphate, capsicum
extract, camphor camphor, methylsalicylate
Glucosamine sulfate
Pulverised curcuma roots
Serrapeptase, thiamine mononitrate, riboflavine,
pyridoxine HCl, cyanocobalamin, nicotinamine,
tocopherol acetate
Ginkgo biloba
Mecobalamin
Mecobalamin
Mecobalamin
Eperisone HCl
Amitriptilina HCl
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12
Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin
B12, nicotinamide, Ca-pantotenate
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12
Calcium phosphate, Calcium lactate, vitamin C,
vitamin D3
Alprazolam
Ambroxol HCl
Codein HCl
N-acetylcystein
Salicylamide, acetaminophen, chlorpheniramine
maleate, phenylpropanolamin HCl
Chlordiazepoxide + Clinidium Bromide
Atorvastatin
Atorvastatin
Fenofibrate
Domperidone
Domperidone
Valsartan
Candesartan Cilexetil
54
5
3,8
3
2,3
2
1
1
1,5
0,8
0,8
1
0,8
15
12
2
1
14
14
11
11
9
4
4
11,5
9,2
1,5
0,8
10,8
10,8
8,5
8,5
6,9
3,1
3,1
1
7
7
0,8
5,4
5,4
6
4,6
6
5
2
1
1
1
4,6
3,8
1,5
0,8
0,8
0,8
5
5
5
2
2
1
4
3
1
3
2
1
3,8
3,8
3,8
1,5
0,8
0,8
3,1
2,3
0,8
2,3
1,5
0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Calcium Channel Blockers
Twynsta 5 mg + 80 mg tab
Amlodipine 5 mg tab
Tensivask 5 mg tab
Antivertigo :
Merislon 12 mg tab
Betahistin mesilat 6 mg tab
Antiasma :
Ventolin 100mcg/dose inhaler
Seretide diskus (50/250)
inhaler 60 Dose
Antihistamin dan antialergi :
Cetirizine tab
Rhinofed tab
Antiplatelet
Miniaspi 80 mg tab
Farmasal 100 mg tab
Dekongestan dan obat-obat
lain untuk hidung :
Iliadin 0,05% spray 10ml
Breathy nasal Spray NaCl 6,5
mg 30ml
Antidiabetik oral :
Metrik 2 mg tab
Glumin XR tab
Antibiotik :
Levores 500 mg tab
Beta-blockers :
Concor 2,5 mg tab
Obat saluran kemih :
Urispas 200 mg tab
Obat kelainan
neuromuskuler :
Mestinon 60 mg tab
Antimigrain :
Flunarizine 5 mg tab
Amlodipine + Telmisartan
Amlodipin besylate
Amlodipin besylate
Betahistin mesilat
Betahistin mesilat
Salbutamole sulfate
Salmeterol, fluticasone propionat
Cetirizine diHCl
Terfenadine, pseudoefedrine
Acetylsalicylic acid
Acetylsalicylic acid
Oxymetazoline HCl
Natrium Chlorida
Glimepiride
Metformin HCl
Levofloxacin
Bisoprolol fumarate
Flavoxate HCl
Pyridostigmine Bromin
Flunarizine
Keterangan : tab = tablet, cap = kapsul, eff = effervescent
55
3
1
1
1
3
2
1
2
1
1
2,3
0,8
0,8
0,8
2,3
1,5
0,8
1,5
0,8
0,8
2
1
1
2
1
1
2
1,5
0,8
0,8
1,5
0,8
0,8
1,5
1
1
0,8
0,8
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1,5
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
1
1
1
0,8
0,8
0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment)
Keterangan :
 Faktor risiko gastrointestinal : 0 = Ya; 1 = Tidak
 Kesimpulan risiko GI tinggi : 0 = terdapat lebih dari 2 faktor risiko, atau menggunakan kortikosteroid; antikoagulan; dua obat OAINS, atau riwayat
perdarahan ulkus; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko
No.
Riwayat penyakit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Hipertensi essensial
Stroke
Nyeri ulu hati
Hipertensi essensial,
dispepsia, IHD, gagal
jantung
Dispepsia, gastritis,
hipertensi, GERD, IHD
GERD
Nyeri ulu hati, dispepsia
Hipertensi essensial,
stroke
-
Usia
≥ 65
tahun
n = 24
(18,5%)
1
1
1
1
1
Acetyl
salicylic
acid
n=2
(1,5%)
1
1
1
1
1
1
Faktor risiko gastrointestinal
Riwayat
Kortikosteroid Antikoagulan perdarahan
ulkus
n = 62 (47,7%)
n = 0 (0%)
n = 0 (0%)
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Riwayat
ulkus
peptikum
n=8
(6,2%)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
56
Kesimpulan
risiko GI
tinggi
n = 37
(28,5%)
1
1
1
1
0
Dua
obat
OAINS
n=6
(4,6%)
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
Riwayat
dispepsia
n = 72
(55,4%)
1
0
0
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Stroke
Stroke, hipertensi
essensial
Angina pectoris, IHD,
stroke, hipertensi
essensial, CHF
Stroke, hipertensi
essensial
Hipertensi essensial
Dispepsia
Gastritis kronis,
hipertensi essensial
Stroke
Dispepsia, hipertensi
essensial
Hipertensi essensial
Dispepsia, hipertensi
essensial
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Hipertensi essensial,
stroke, dispepsia
Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia
Dispepsia
Stroke
Stroke, hipertensi
essensial
Dispepsia
Dispepsia, gastritis
Stroke
Stroke
Stroke
-
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
Stroke, dispepsia
Dispesia, nyeri ulu hati
Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia
Dispepsia, hipertensi,
maag
Gastritis, dispepsia
Nyeri lambung,
dispepsia
GERD
Stroke
Stroke, hipertensi
essensial
Hipertensi essensial,
epigastric pain, stroke
-
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
Hipertensi essensial,
stroke
Stroke
Dispepsia
Gastritis, stroke,
dispepsia
Dispepsia, gastiritis
Hipertensi essensial
GERD, dispepsia,
hipertensi essensial
IHD, abdominal pain,
hipertensi essensial
Dispepsia, IHD,
hipertensi essensial
Dispepsia
Stroke
Dispepsia, epigastric
pain
0
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
Dispepsia
Stroke, hipertensi
essensial, GERD
Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia
GERD
Hipertensi essensial,
stroke
Dispepsia, stroke
Hipertensi essensial
Dispepsia, hipertensi
essensial
Hipertensi essensial
Epigastric pain
Hipertensi essensial
Dispepsia
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment)
Keterangan :
 Faktor risiko kardiovaskuler : 0 = Ya; 1 = Tidak,
 Kesimpulan risiko CV : 0 = apabila terdapat satu atau lebih faktor risiko; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko
Faktor risiko kardiovaskuler
No.
Riwayat
infark
miokard
n = 0 (0%)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Riwayat
angina
Riwayat
stroke
n=1
(0,8%)
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
n = 26
(20%)
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
Riwayat
Ischemic heart
disease (IHD)
n = 5 (3,8%)
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
Riwayat
gagal
jantung
Riwayat
hipertensi
n=2
(1,5%)
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
n = 31
(23,8%)
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
62
Tidak terkontrolnya tekanan darah
(sistolik > 140 mm Hg atau diastolik
> 90 mm Hg saat kunjungan
pengobatan)
Kesimpulan
risiko CV
tinggi
n = 14 (10,8%)
n = 54 (41,5%)
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
63
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
64
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
65
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
0
1
66
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma faktor risiko (Assessment)
Keterangan :
 Kesimpulan risiko GI dan CV : 0 = Ya; 1 = tidak
 Regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI; 1 = 200 mg/hari; 2 = dosis tidak sesuai
 Kesesuaian indikasi terhadap algoritma faktor risiko GI dan CV: 0 = bila indikasi sesuai
dengan kondisi pasien berdasarkan algoritma; 1 = bila indikasi tidak sesuai dengan kondisi
pasien berdasarkan algoritma
 Kesesuaian regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI sesuai algoritma; 1 = 200 mg/hari
sesuai algoritma; 2 = bila informasi dosis tidak sesuai algoritma
 Kesesuaian indikasi terhadap pengobatan nyeri berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain
Management Guideline (2009)
 Kesesuaian indikasi dan kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma berdasarkan
acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011)
Kesimpulan
risiko GI
tinggi
Kesimpulan
risiko CV
tinggi
0 = 72
(55,4%)
1 = 58
(44,6%)
0 = 54
(41,5%)
1 = 46
(58,5%)
1
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Regimen
dosis
celecoxib
yang
diterima
0 = 96
(73,8%)
1 = 33
(25,4%)
2=1
(0,8%)
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
67
Kesesuaian
indikasi
terhadap
pengobatan
nyeri
Kesesuaian
indikasi
terhadap
algoritma
faktor
risiko
Kesesuaian
regimen
dosis
celecoxib
0 = 130
(100%)
1 = 0 (0%)
0 = 95
(73,1%)
1 = 35
(26,9%)
0 = 74
(56,9%)
1 = 56
(43,1%)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
0
1
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
68
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
1
1
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
69
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma
(Assessment)
Kesesuaian
indikasi
Sesuai
(n = 95;
73,1%)
Regimen
dosis
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Celecoxib
200mg/hari
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Kondisi
risiko pasien
No. Sampel
2, 4, 17, 19, 21, 30, 45, 47, 49, 52,
55, 57, 60, 61, 81, 82, 84, 88, 100,
101, 104, 106, 107, 108, 116, 123,
124,
(8, 36, 91, 96)*
3, 5, 9, 11, 13, 14, 22, 23, 24, 25, 27,
31, 34, 42, 43, 44, 48, 51, 54, 59, 62,
66, 67, 69, 77, 80, 85, 87, 92, 94, 97,
98, 99, 105, 109, 119, 125, 126, (41,
65, 103)*
Risiko GI
tinggi +
risiko CV
tinggi
Risiko GI
tinggi +
risiko CV
rendah
Risiko GI
rendah +
risiko CV
tinggi
Risiko GI
rendah +
risiko CV
rendah
n
(%)
31
(23,9)
41
(31,5)
6, 7, 32, 83, 89, 110, 114, 122, 129,
(1, 12, 15, 16, 28, 29, 37, 40, 63, 68,
71, 76, 120, 121)*
23
(17,7)
10, 18, 33, 35, 50, 53, 64, 70, 74, 75,
78, 79, 117, 118, 127, 128, 130
17
(13,1)
risiko GI
rendah +
26, 38, 39, 46, 56, 58, 72, 73, 86, 90,
17
risiko CV
93, 95, 102, 111, 112, 113, 115
(13,1)
rendah
risiko GI
Celecoxib
rendah +
1
20
100mg
risiko CV
(0,8)
rendah
*nomor sampel yang sesuai indikasi berdasarkan algoritma memiliki ketidaksesuaian regimen dosis
Tidak sesuai
(n = 35;
26,9%)
Celecoxib
200mg/hari
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma (Assessment)
Kesesuaian
regimen
Regimen
dosis
Kondisi risiko
pasien
n (%)
Rekomendasi
27
(20,8%)
Sudah tepat
38
(29,2%)
Sudah tepat
9
(6,9%)
Sudah tepat
14
(10,8%)
Tidak
memerlukan
PPI
17
(13,1%)
OAINS nonselektif
8, 36, 91, 96
4
(3,1%)
Memerlukan
PPI
41, 65, 103
3
(2,3%)
Memeerlukan
PPI
risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
26, 38, 39, 46, 56,
58, 72, 73, 86, 90,
93, 95, 102, 111,
112, 113, 115
17
(13,1%)
OAINS nonselektif
risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
20
1
(0,8%)
OAINS nonselektif
Risiko GI
tinggi + risiko
CV tinggi
Sesuai
(n = 74;
56,9%)
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Risiko GI
tinggi + risiko
CV rendah
Celecoxib
200mg/hari
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Tidak
sesuai
(n = 56;
43,1%)
Celecoxib
200mg/hari
Celecoxib
100mg
Risiko GI
rendah + risiko
CV tinggi
Risiko GI
rendah + risiko
CV tinggi
Risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
No. Sampel
2, 4, 17, 19, 21, 30,
45, 47, 49, 52, 55,
57, 60, 61, 81, 82,
84, 88, 100, 101,
104, 106, 107, 108,
116, 123, 124
3, 5, 9, 11, 13, 14,
22, 23, 24, 25, 27,
31, 34, 42, 43, 44,
48, 51, 54, 59, 62,
66, 67, 69, 77, 80,
85, 87, 92, 94, 97,
98, 99, 105, 109,
119, 125, 126
6, 7, 32, 83, 89,
110, 114, 122, 129
1, 12, 15, 16, 28,
29, 37, 40, 63, 68,
71, 76, 120, 121
10, 18, 33, 35, 50,
53, 64, 70, 74, 75,
78, 79, 117, 118,
127, 128, 130
risiko GI tinggi
+ risiko CV
tinggi
risiko GI tinggi
+ risiko CV
rendah
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment)
No.
108
Usia
(tahun)
57
Riwayat
penyakit
-
Tekanan
darah saat
kunjungan (
mm Hg)
Tekanan
darah setelah
kunjungan (
mm Hg)
110/70
120/80
Hipertensi
menurut
JNC VIII
Tidak
Dispepsia
Dispepsia
dengan keluhan
mual akibat
penggunaan
OAINS
-
33
38
120/80
140/100
Ya
35
54
DM
110/70
130/90
Ya
46
57
120/80
140/90
Ya
59
42
120/70
130/90
Ya
63
69
DM
150/90
170/100
Ya
80
56
130/80
150/90
Ya
96
66
110/70
150/90
Ya
110
70
110/80
130/90
Ya
Keterangan :
Hipertensi (JNC VIII) :
 Usia ≥ 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 150 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg
 Usia < 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg
 Usia ≥ 18 tahun apabila memiliki riwayat diabetes mellitus (DM ) atau chronic kidney
disease (CKD) atau keduanya dengan tekanan darah ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm
Hg
Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment)
Efek samping
No. sampel
n Total 6,9 (%)
6,1
Hipertensi (JNC VIII) 33, 35, 46, 59, 63, 80, 96, 110 8
108
1
0,8
Dispepsia
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment)
Keterangan :
Interaksi obat menggunakan Medscape Drug Interaction Checker
(http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker)
Interaksi obat : 0 = bila terdapat interaksi obat dengan kategori minor, signifikan, serius; 1 = bila
tidak terdapat interaksi obat.
Keterangan interaksi antara dua obat dapat dilihat di lampiran 12.
(Signifikan = 39 pasien, minor = 12 pasien, signifikan dan minor = 32 pasien)
No.
1
2
Interaksi
obat
0 = 83
(63,8%)
1 = 47
(36,2%)
1
0
Obat 1
Obat 2
Kategori
interaksi obat
Antasida (Alumunium
hydroxide)
Celecoxib
-
-
Alpentin (gabapentin)
Signifikan
Kenacort (triamcinolone)
Antasida (Alumunium
hydroxide)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Signifikan
Alpentin (gabapentin)
Signifikan
Kenacort (triamcinolone)
Antasida (Alumunium
hydroxide)
Pacetik (acetaminophen)
Methycobal (cobalamin)
Methycobal (cobalamin)
Methycobal (cobalamin)
Ultracet (acetaminophen)
Ultracet (tramadol)
Kenacort (triamcinolone)
Methycobal (cobalamin)
Methylprednisolone
Methylprednisolone
Methylprednisolone
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Methycobal (cobalamin)
Methycobal (cobalamin)
Valesco (valsartan)
Signifikan
Celecoxib
3
4
0
0
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Antasida (Alumunium
hydroxide)
Celecoxib
Celecoxib
5
0
6
0
7
0
8
9
10
1
0
0
11
0
12
1
13
0
14
15
0
0
16
0
17
0
Alpentin (gabapentin)
Alpentin (gabapentin)
Lansoprazole
Alpentin (gabapentin)
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Amitriptyline
Lansoprazole
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Lansoprazole
Concor (bisoprolol)
73
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Minor
Minor
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
0
19
0
20
21
0
0
22
0
23
0
24
0
25
26
0
0
27
0
28
0
29
0
30
0
31
32
0
1
33
0
Miniaspi (aspirin)
Celecoxib
Valesco (valsartan)
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Miniaspi (aspirin)
Lansoprazole
Celecoxib
Amitriptyline
Lansoprazole
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Amitriptyline
Celecoxib
Ranitidin
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Lansoprazole
Alpentin (gabapentin)
Lansoprazole
Lansoprazole
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Alpentin (gabapentin)
Lansoprazole
34
35
36
37
38
39
40
0
1
0
1
1
1
1
Celecoxib
Celecoxib
-
41
0
Celecoxib
42
43
0
0
Celecoxib
Celecoxib
44
0
Celecoxib
Concor (bisoprolol)
Concor (bisoprolol)
Miniaspi (aspirin)
Valesco (valsartan)
Miniaspi (aspirin)
Miniaspi (aspirin)
Mecobalamin (cobalamin)
Mecobalamin (cobalamin)
Methycobal (cobalamin)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Methycobal (cobalamin)
Zaldiar (tramadol)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Methycobal (cobalamin)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Twynsta (telmisartan)
Methycobal (cobalamin)
Yekaflu (acetaminophen)
Neurodex (cobalamin)
Neurodex (cobalamin)
Kenacort (triamcinolone)
Codein
Neurodex (cobalamin)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Vitamin B complex
(cobalamin)
Vitamin B complex
(cobalamin)
Kenacort (triamcinolone)
Valesco (valsartan)
Yekapons (asam
mefenamat)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Somerol
(methylprednisolone)
74
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Minor
Minor
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lansoprazole
45
46
47
48
0
1
0
0
49
0
50
51
52
53
54
1
0
0
1
0
55
0
56
57
58
1
0
1
59
0
60
61
0
0
62
0
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Alpentin (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
63
64
65
66
67
1
1
1
0
0
68
0
69
0
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
82
0
83
84
1
0
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
Amitriptyline
Celecoxib
Somerol
(methylprednisolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Somerol
(methylprednisolone)
Somerol
(methylprednisolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Blopress (candesartan)
Ginkgo force (ginkgo
biloba)
Methylprednisolone
Methylprednisolone
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Methylprednisolone
Methylprednisolone
Methylprednisolone
Kenacort (triamcinolone)
75
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
86
0
1
87
0
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
88
89
90
0
1
1
91
0
92
93
1
0
94
0
95
96
97
1
1
0
98
0
99
0
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Amitriptyline
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
100
0
101
102
0
1
103
0
Lansoprazole
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Celecoxib
Lansoprazole
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
116
0
117
118
1
1
119
0
120
121
1
1
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Lansoprazole
-
Kenacort (triamcinolone)
(Hexilon)
methylprednisolone
(Hexilon)
methylprednisolone
Kenacort (triamcinolone)
Farmasal (aspirin)
Farmasal (aspirin)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Somerol
(methylprednisolone)
Somerol
(methylprednisolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kenacort (triamcinolone)
(Hexilon)
methylprednisolone
(Hexilon)
methylprednisolone
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Methylprednisolone
Methylprednisolone
-
76
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
123
0
1
124
0
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
Lansoprazole
125
0
Celecoxib
Gabexal (gabapentin)
Celecoxib
126
0
127
128
129
130
1
0
1
1
Lansoprazole
Gabexal (gabapentin)
Lansoprazole
-
Sistenol (acetaminophen)
Somerol
(methylprednisolone)
Somerol
(methylprednisolone)
Kenacort (triamcinolone)
Pacetik (acetaminophen)
Somerol
(methylprednisolone)
Somerol
(methylprednisolone)
Pacetik (acetaminophen)
Kalmeco (cobalamin)
-
77
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Signifikan
Minor
Minor
Minor
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment)
Obat 1
Obat 2
Kategori
interaksi
obat
Celecoxib
Kenacort
(triamcinolone),
methylprednisolone,
somerol, hexilon
Signifikan
Celecoxib
Antasida (Alumunium
hydroxide)
Signifikan
Celecoxib
Ultracet, zaldiar
(tramadol)
Signifikan
Celecoxib
Codein
Signifikan
Celecoxib
Concor (bisoprolol),
twynsta (telmisartan),
blopress (candesartan)
Signifikan
Celecoxib
Valesco (valsartan)
Signifikan
Celecoxib
Celecoxib
Miniaspi, farmasal
(aspirin)
Ginkgo force (ginkgo
biloba), yekapons
(asam mefenamat)
Signifikan
Signifikan
Concor
(bisoprolol)
Valesco (valsartan)
Signifikan
Miniaspi
(aspirin)
Concor (bisoprolol)
Signifikan
Valesco
(valsartan)
Miniaspi (aspirin)
Signifikan
78
Keterangan
Keduanya meningkatkan toksisitas
dengan sinergisme farmakodinamik.
Meningkatkan risiko ulkus GI
Alumunium hidroksida menurunkan
kadar gabapentin dengan menghambat
absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2
jam.
Celecoxib menurunkan efek tramadol
dengan mempengaruhi enzim
metabolisme hati CYP2D6
Celecoxib menurunkan efek codein
dengan mempengaruhi enzim
metabolisme hati CYP2D6.
Celecoxib menurunkan efek
bisoprolol/telmisartan/candesartan
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
prostaglandin.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Keduanya meningkatkan toksisitas,
kemungkinan pada fungsi renal
memburuk.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Keduanya meningkatkan antikoagulasi.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Keduanya meningkatkan antikoagulasi
Sinergisme farmakodinamik.
Keduanya meningkatkan serum kalium
Aspirin menurunkan efek bisoprolol
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
prostaglandin.
Keduanya meningkatkan toksisitas,
kemungkinan pada fungsi renal
memburuk.
Aspirin menurunkan efek valsartan
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
vasodilatasi prostaglandin ginjal dan
kemungkinan mengurangi efek
antihipertensi.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alumunium hidroksida menurunkan
kadar gabapentin dengan menghambat
absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2
jam.
Aspirin akan meningkatkan kadar atau
efek celecoxib dengan kompetisi obat
pada clearance ginjal
Gabapentin menurunkan kadar
acetaminophen dengan peningkatan
metabolisme. Metabolisme ditingkatkan
dari kadar metabolit hepatotoksik.
Antasida
(Alumunium
hydroxide)
Alpentin (gabapentin)
Signifikan
Celecoxib
Miniaspi, farmasal
(aspirin)
Minor
Alpentin,
gabexal
(gabapentin)
Pacetik, yekaflu
(acetaminophen)
Minor
Alpentin,
gabexal
(gabapentin)
Methycobal,
mecobalamin,
kalmeco, vitamin b12
(cobalamin)
Minor
Gabapentin menurunkan kadar
cobalamin dengan menghambat
absorbsi GI.
Amitriptyline
Kenacort
(triamcinolone),
methylprednisolone
Minor
Triamcinolone/methylprednisolone
akan menurunkan kadar efek
amitriptyline dengan mempengaruhi
metabolisme CYP3A4 hati/intestinal
Lansoprazole
Methycobal,
mecobalamin,
kalmeco, vitamin b12,
neurodex (cobalamin)
Minor
Lansoprazole menurunkan kadar
cobalamin dengan menghambat
absorbsi GI.
Lansoprazole
Methylprednisolone,
somerol
Ranitidin
Miniaspi
(aspirin)
Methycobal
(cobalamin)
Mecobalamin
(cobalamin)
Minor
Minor
Minor
Methylprednisolone akan meningkatkan
kadar efek lansoprazole dengan
mempengaruhi metabolisme CYP3A4
hati/intestinal
Ranitidine mengurangi kadar cobalamin
dengan menghambat absorbsi GI
Aspirin menurunkan kadar cobalamin
dengan menghambat absorbsi GI.
Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment)
Kategori
interaksi
obat
Signifikan
Minor
Signifikan
dan minor
Tidak
terdapat
interaksi
No. Sampel
3, 9, 14, 20, 21, 25, 31, 34, 36, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 51, 52, 54,
57, 60, 66, 67, 68, 77, 80, 81, 84, 85, 88, 97, 101, 104, 105, 106,
107, 108, 109, 124, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30,
44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119,
124, 125, 126
5, 6, 10 15, 18, 26, 29, 33, 71, 93, 122, 128, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17,
22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99,
100, 103, 116, 119, 124, 125, 126
2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69,
82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119, 124, 125, 126
1, 8, 12, 32, 35, 37, 38, 39, 40, 46, 50, 53, 56, 58, 63, 54, 65, 70,
72, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 83, 86, 89, 90, 92, 95, 96, 102, 110, 111,
112, 113, 114, 115, 117, 118, 120, 121, 123, 127, 129, 130
79
n
%
51
39,2
44
33,8
32
24,6
47
36,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Plan (P)
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak memerlukan
lansoprazole karena tidak memiliki faktor GI tinggi.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI telah
sesuai dengan risiko GI tinggi dan CV tinggi.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin;
antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam
pemberiannya karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat
lain.
 Selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan celecoxib-kenacort.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin;
antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam pemberiannya
karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat lain.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
Terdapat interaksi antara celecoxib-ultracet karena celecoxib dapat
menurunkan efek ultracet yang berisi tramadol. Interaksi tersebut bersifat
signifikan sehingga perlu pemantauan apakah skala nyeri berkurang
terhadap penggunaan ultracet.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien memerlukan tambahan obat
golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat
ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan menerima ASA dosis
rendah sehingga pengobatan telah sesuai.
 Terdapat interaksi obat yang bersifat signifikan antara celecoxib dan
terapi hipertensi yaitu valesco dan concor sehingga pasien harus terus
memantau tekanan darah karena pasien mengalami stroke dan
hipertensi. Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka
penggunaan celecoxib perlu dihentikan dan menggunakan analgesik
paracetamol untuk mengatasi nyeri.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 100 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
 Terdapat interaksi antara celecoxib-zaldiar yang bersifat signifikan
karena celecoxib dapat menurunkan efek zaldiar yang berisi tramadol.
Celecoxib tidak perlu digunakan terlebih dahulu karena kondisi risiko
GI rendah dan CV rendah.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak
memiliki risiko GI tinggi.
 Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi twynsta.
Terdapat interaksi celecoxib-twynsta yang bersifat signifikan dengan
efek twynsta dapat turun apabila digunakan bersamaan dengan
celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus dipantau. Apabila
tekanan darah masih tidak terkontrol maka pengobatan celecoxib harus
dihentikan dahulu dengan mengganti obat nyeri seperti paracetamol
atau tramadol.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-codein yang
menyebabkan efek codein menurun sehingga perlu pemantauan apakah
keluhan batuk masih dirasakan. Apabila keluhan batuk masih dirasakan
karena diduga interaksi obat akibat celecoxib maka penggunaan
celecoxib dihentikan dahulu dengan mengganti analgesik ringan seperti
paracetamol.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol
atau OAINS non-selektif terlebih dahulu.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/100 mm Hg dari 120/80
mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol
atau OAINS non-selektif terlebih dahulu.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 110/70
mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
menambahkan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
 Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi
valsartan. Terdapat interaksi celecoxib-valsartan yang bersifat
signifikan dengan efek valsartan dapat turun apabila digunakan
bersamaan dengan celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus
dipantau. Apabila tekanan darah masih tidak terkontrol maka
pengobatan celecoxib harus dihentikan dahulu dengan mengganti obat
nyeri seperti paracetamol atau tramadol.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-yekapons
yang dapat meningkatkan antikoagulasi/perdarahan sehingga perlu
pemantauan terhadap keluhan tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari ddengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti
meloxicam.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/90 mm Hg dari 120/80
mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat
alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus
peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai
karena memiliki risiko GI tinggi.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 120/70
mm Hg sehingga tekanan darah perlu dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila
tekanan darah pasien terus tidak terkontrol akibat penggunaan celecoxib
maka pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat
alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus
peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai
karena memiliki GI tinggi.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
64
65
66
67
68
69
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak
memiliki risiko GI tinggi.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 170/100 mm Hg dari 150/90
mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxob 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak memerlukan obat PPI karena tidak memiliki
risiko GI tinggi.
 Pasien mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi antihipertensi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-blopress
sehingga perlu pemantauan tekanan darah. Apabila tekanan darah tidak
terkontrol akibat penggunaan celecoxib maka penggunaan celecoxib
dapat dihentikan dengan mengganti analgesik paracetamol atau
tramadol.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-ginkgo
force yang dapat menyebabkan peningkatan antikoagulan/perdarahan
sehingga perlu pemantauan terhadap keluhan apabila terjadi
perdarahan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomenasikan
tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki GI tinggi
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 130/80
mm Hg sehingga perlu pemantauan tekanan darah sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila
tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien direkomendasikan
mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam
karena pasien tidak memiliki riwayat dispepsia atau ulkus peptikum.
Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat
digunakan.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan ASA dosis rendah (farmasal)
sehingga pasien direkomendasikan menambahkan obat golongan PPI
karena memiliki risiko GI tinggi.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 110/70
mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
tramadol, paracetamol.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif
lain seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat gologan PPI karena memilki risiko GI tinggi.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
 Pasien mengalami dispepsia setelah kunjungan berikutnya karena
diduga penggunaan OAINS maka pasien direkomendasikan mengganti
obat celecoxib dengan obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol, dan tetap menambahkan obat golongan PPI untuk
mengatasi dispepsia.
 Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort
sehingga penggunaan keduanya dihentikan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai.
 Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 110/80 mm Hg dari 130/90
mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
tramadol, paracetamol.130/90 mmHg
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxibmethylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan
tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Ethical Clearance
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16. Surat izin penelitian
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Immanuel Cahyo Hari Mulia merupakan
anak kedua dari pasangan Agus Sasongko dan Harini
Ekowati, lahir di Sukabumi pada tanggal 21 Desember
1994. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK
Sukapirena Sukabumi (1999-2001), SD Yuwati Bhakti
Sukabumi (2001-2007), SMP Yuwati Bhakti Sukabumi
(2007-2010), SMA BOPKRI 1 Yogyakarta (2010-2013)
dan pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis cukup aktif
terlibat dalam berbagai kepanitian di dalam kampus, antara lain menjadi
koordinator divisi perlengkapan Donor Darah JMKI 2015, koordinator UKF
badminton farmasi periode 2015/2016, anggota aktif UKF squadra viola farmasi
peroide 2014/2015, anggota aktif UKF basket farmasi peroide 2014/2015, ketua
umum pharmacy USD badminton cup 2014, anggota divisi konsumsi Pharmacy
Performance Road to School (2014 dan 2015), dan anggota divisi konsumsi
Pharmacy Performance Road to School (2014 dan 2015). Pada tahun 2016, penulis
lolos PKM-M didanai DIKTI dengan judul PKM-M “GRANAT DARIKU”
(Gerakan Anak-anak Tunagrahita Peduli Kesehatan Diri dan Lingkungan) bagi
SLB C1 Panti Asih Pakem D.I. Yogyakarta.
94
Download