IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun oleh : CECE SUDIRMAN NIM : 809011000165 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012 t, #r IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AIffIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN hdET.IITENAI\GKAN(FAIKEM) PADA MATA TtrLAJARAI{ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Di SDN Ci;iambuKecamatanCisaatKabupatenSukabumi Skripsi Ihru Tarbil'ah danKeguruan Fe.u.ultas DiajukenK-epaCa rnemperopleh Untuk memenuhiPersyaratan : GelarSarjanaPendidikanAgamaIslam.(S.Pd.t) oleh: cEcE SUDIRMAN NIM:809011000165 NIP. 197007271997W2044 JIIRUS$I PENDIDII(AI{ AGAMA ISLAM FAKTJLTASTARBIYAH DAN KEGTIIIUAN UTNSYARIF IIIDAYATULLAH JAKARTA 2012 'l'09 [.,, ' li-' i, LEMBAR PENGESAHAN Skripsiberjudul:"TMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF' Etr'EKTIF',DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN CIJAMBU KECAMATAN CISAAT KABUPATEN SUKABUMI" diajukankepadaFakultasIlmu Tarbiyahdan Keguruan(FITK) UIN Syarif HidayatullahJakarta,dantelahdinyatakanlulus ialam ujian munaqosah pada30 Desember2012 dihadapan penguji.Karenaitu berhakmemperolehGelar Sarjana Pendidikan AgamaIslam(S.pd.I). Jakarta,30 Desemb er 2012 PanitiaUjian Munaqosah Tanggal Ketua Panitia (Ketua Jurusan) 19/*.P::.. Bahrissalim.MA NrP.19680307 199803| 002 SekretarisPanitia (SekretarisJurusan) Drs.SapiudinShidiq.M.Ag NrP.19670328 200031 001 PengujiI Bahrissalim.MA NIP.19680307 199803| 002 PengujiII MarhamahShaleh.Lc.. MA l?/::*st: NrP.19720313 2008012 010 .19520520198103 I 001 Tanda Tangan I SURATPERIYYATAAI\I SENDTRI Sayayang bertandatangandibawahini, Nama CECESI]DIRIT,IIIN TempatTgt Lagir Sukabumi 0l- Januari1958 NIM: 80901 1000165 JurusanProdi PAI JudulSkripsi IMPLEMENTASI INOVATIF, PEMBELAJARAI.I KREATIF, EFEKTIF MEI.TYENANIGKAN(PAIKEM) PADA AKTIF, DANI IvIATA PEI.A"IARAI{ PENDIDIKANI AGAI4A ISI^AI\4 Di SDN CijambtrKecamatanCisaatKabupatenSukabumi DosenPembimbing : Siti Khadijab M.pd Denganini menyatakanbahwaslcripsiyang sayabuat benar-benarkarya sendiri dan sayabertanggungiawab secaraakademisatasapayang sayatulis Pernyataannini dibuat sebagaisalahsatusyaratmenempuhUjian Munaqasyatr Jakarta,29Apnl20l3 CECE SUDIRIUAN NIM. 809011000165 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan penyelenggaran pendidikan tidak hanya sekedar transfer of knowledge saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang sehingga dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensi tersebut sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya Dalam konteks Pendidikan, agama Islam mempunyai kualifikasi sendiri dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan, pembentukan pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, pendidikan agama Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam melalui pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada masyarakat (peserta didik) untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam kehidupan. Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan kamil seperti apa yang menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan figur yang representatif, yang dapat dijadikan acuan.figur tersebut adalah Rasulullah Saw. hampir setiap perbuatan yang dilakukannya selalu terjaga kualitasnya. Maka tidaklah mengherankan bila Al Qur’an senantiasa memuji keagungan kepribadianya, Allah SWT menegaskan dalam (Q.SAl Ahzab 33:21) yang artinya : ”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah…”1 1 QS. Al Ahzab ayat 33, 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia 1 2 Dalam konteks sekolah/madrasah perbuatan itu harus dimulai dan ditunjukkan oleh seluruh komponen sekolah. Salah satunya adalah guru. Guru sebagai personal yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan sumber daya manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsepkonsep dan wawasan baru dalam dunia pendidikan tersebut, termasuk tentang strategi pembelajaran di kelas. Selain itu keberhasilan pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar tapi juga dari prosesnya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Mastuhu bahwa menurut paradigma baru dalam memandang ilmu yaitu bobot ilmu tidak terletak pada hasil akhir atau final product, tetapi pada proses metodologi atau cara mencarinya. Dengan kata lain inti pembelajaran baru adalah meneliti atau research, bukan lagi menerima barang jadi. Proses belajar yang terjadi di sekolah selama ini pada kenyataannya menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan sebagai subyek. Pusat informasi atau pusat belajar siswa lebih ditujukan kepada guru sebagai subjek, sehingga sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar, begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil dari pada proses pembelajaran. Dalam arti khusus Proses pembelajaran PAI di sekolah masih sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan Agama Islam. Ini berarti siswa hanya menerima materi-materi PAI tanpa ada usaha menginternalisasikan nilainilai yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itulah sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini ada mendapat perhatian khusus dari semua kalangan, pembelajaran yang selama ini berjalan secara pasif dapat diubah menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman berbagai sumber dari alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik menyenangankan, dan efektif. Meskipun yang diharapkan adalah keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini 3 dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, guru sebagai tenaga pendidik harus merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, sampai akhirnya melakukan penilaian hasil (evaluasi). Selain dituntut aktif dan kreatif guru pun sangat menentukan apakah skenarionya berhasil atau tidak. Menjadi sebuah sekolah yang bermutu terpadu berarti memerlukan hubungan erat dengan konsumen2. Keterlibatan guru dalam menjalankan metode yang menghubungkan pihak sekolah dengan siswa merupakan kunci utama terlaksananya proses belajar mengajar. Guru memegang peranan yang penting dalam proses kegiatan tersebut, di banyak Negara maju media elektronik sebagai alat pengajar sudah dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada pelajar telah dibuktikan. Namun, keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan guru. Firman Allah SWT (Qs. An-Nisa : 9): “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah.”3 Permasalahan yang seringkali muncul, yaitu : a. Kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa dapat belajar Metoda pembelajaran yang tidak cocok dengan materi b. Guru kurang menguasai materi pembelajaran c. Siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar 2 3 Jerome S Arcaro, (2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata langkah Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta QS. Annisa. 9 , 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia 4 Pada dasarnya belajar adalah mempoduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif. Siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu adanya hubungan yang harmonis dan terjaga sehingga tercipta nuansa pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan menyenangkan (PAIKEM) adalah suatu upaya yang mucul sebagai reaksi terhadap adanya konsep konvensional, dimana guru bersifat monologis. Pembelajaran dan pengajaran secara kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konsteks kehidupan nyata yang mereka hadapi4. Dari pernyataan inilah muncul pemikiran baru tentang proses pemaduan pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut terhadap lingkungan sekitar. Bertolak dari kenyataan demikian, memang sudah saatnya bagi seluruh komponen bangsa untuk memberikan perhatian lebih bagi penyelenggaraan pendidikan agama sebagai media elementer pembentukan watak, kepribadian, dan karakter bangsa dengan landasan etika dan ajaran moral yang kokoh. Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan masyarakat sebagai mitra pemerintah di dalam penyelenggaraan pendidikan nasional. Peran demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas dasar kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan berkewajiban mengabdi pada bangsa dan negara. Peran serta masyarakat diharapkan juga memiliki asas keadilan dan asas pemerataan, sehingga sebanyak mungkin golongan dalam 4 Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and why it'shere to stay, MLC; Bandung 5 masyarakat dapat memanfaatkan peran serta masyarakat ini dalam upaya memperoleh pendidikan5. Pengembangan pendidikan Islam yang di Implementasikan melalui konsep PAIKEM memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas pendidikan. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan bidang kajian ilmu sosial kemasyarakatan. Penulis mengambil mata pelajaran Pendidikan Agama Islam karena mata pelajaran tersebut berhubungan langsung dengan kualifikasi penulis saat ini, sehingga memudahkan penulis untuk membuat alur penelitian dengan satu harapan besar peserta didik memiliki pengetahuan serta kemampuan kreatifitas yang bersifat proaktif dalam menjalankan aktifitas belajar. Dari uraian diatas berdasarkan bentuk pemahaman serta kearifan, penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif judul ”Implementasi dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”. B. Identifikasi Masalah Bertolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Model pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi masih berorientasi teacher center. Sehingga siswa menjadi pasif 2. Adanya kecenderungan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran PAI, sehingga mereka kurang merespons terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 3. Metode pembelajaran PAI yang disampaikan masih monoton dan penekanannya pada ceramah. 5 Peraturan Pemerintah RI No. 39/1992 6 C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis membatasi penelitian ini agar lebih terarah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN Cijambu 2. Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu 3. Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Implementasi Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”. 2. Apa saja Kendala yang dahadapi guru dalam mengimplementasikan Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi tentang Implementasi model PAIKEM di sekolah Dasar khususnya di Kelas V SDN Cijambu. Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu. 7 2. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu. F. Kegunaan Penelitian Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai, penelitian ini akan memberikan kegunaan teoretis dan kegunaan praktis, antara lain: 1. Kegunaan Teoretis Apabila dalam penelitian model PAIKEM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam peningkatan mutu lulusan di SDN Cijambu dan bisa sesuai dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, maka penelitian ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dan model pendekatan PAIKEM. Hal tersebut dapat dijadikan dasar dalam pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya dan bisa memberikan masukan kepada pihak yayasan untuk bisa menerapkan model PAIKEM sebagai standar untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Kegunaan Praktis a. Kegunaan bagi siswa Manfaat yang dapat diperoleh siswa dari hasil penelitian ini, tentunya berhubungan dengan mengembangkan kemampuan berfikir secara Inovatif, kreatif dan efektif, serta menjadikan siswa lebih aktif dalam memahami pelajaran dan menyenangi semua mata pelajaran yang diajarkan oleh para guru. b. Kegunaan bagi Guru Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta nilai tambah bagi guru sebagai upaya peningkatan kreativitas dalam pengelolaan kelas. c. Kegunaan bagi Lembaga Pendidikan Harapan besar dari hasil penelitian ini adalah sebagai alat pemicu laju kreatifitas Sumber Daya Manusia, terutama mereka yang beraktifitas 8 di lembaga sehingga mampu memotivasi lembaga pendidikan untuk mengembangkan pendekatan PAIKEM dan menerapkannya di lembaga tersebut. ABSTRAK CECE SUDIRMAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN, AKTIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKNAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Kata Kunci : Metode Pembelajaran PAIKEM. Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakan memerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolah untuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidup didunia sebagai khalifah dimuka bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Bagaimana perencanaan pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks sosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambu dalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan Cisaat Kab. Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruh terhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yang dilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al-Qur’an setiap setelah melaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitu meningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial dan keterampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimah dalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat. Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, mempunyai dua sisi penting dalam melaksanakan aktifitasnya : pertama, membentuk kualitas pada saat pendidikan itu berlangsung dan kedua, pada saat pengabdian, dengan pendidikan keagamaan dan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membentuk masyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt. i KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim, Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Pendidikan Agama Islam pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul : “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF, EFEKTIF DAN PELAJARAN MENYENANGKAN PENDIDIKAN AGAMA (PAIKEM) ISLAM Di PADA SDN MATA Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi Walaupun segala daya dan upaya telah penulis curahkan demi terwujudnya skripsi ini, namun penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sederhana, dikarenakan oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih sangat dangkal dan sederhana pula. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan pengembangan karya ilmiah selanjutnya. Skripsi ini dapat terwujud tidak lepas berkat bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang tidak terhingga disertai penghargaan yang setinggi-tingginya terutama yang terhormat : 1. Nurlena Rifa’i, MA. PH.d selaku Dekan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penelitian; 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Ibu Siti Khadijah, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, arahan serta petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini 4. Seluruh Staf Dosen dan pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali pengetahuan dan keterampilan selama penulis menempuh perkuliahan di jurusan tersebut; ii 5. Para Asisten Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bimbingan, arahan, nasehat, saran dan bantuannya demi lancarnya penulisan skripsi ini; 6. Bapak Kepala UPTD Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang telah memberikan ijin penelitian; 7. Ibu Kepala SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi yang telah membantu kelancaran dan keberlangsungan penelitian ini; 8. Orang tua dan saudara-saudara tercinta yang selalu mengiringi dengan doa dan kasih sayang serta motivasinya; 9. Rekan-rekan PAI Angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan serta motivasi, mengingatkan dikala khilaf 10. Pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, atas segala bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atas segala amal baik yang telah saudara berikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama bagi dunia pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamiin Sukabumi, Mei 2012 Penulis iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ABSTRAK ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 5 C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 5 D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Kegunaan Penelitian............................................................................. 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 8 A. Pengertian Pembelajaran PAIKEM...................................................... 8 B. Pendidikan Agama Islam ..................................................................... 17 C. Implementasi PAIKEM pada Pendidikan Agama Islam ..................... 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 25 A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 25 B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................ 29 C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 31 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32 E. Teknik Analisis Data ........................................................................... 33 iv BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 35 A. Implementasi PAIKEM ........................................................................ 35 B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian ................................................. 46 C. Evaluasi pebelajaran dengan menggunakan model PAIKEM ............. 51 D. Hasil Pembahasan ................................................................................ 57 BAB V PENUTUP ......................................................................................... 63 A. Kesimpulan .......................................................................................... 63 B. Saran-saran ........................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 67 v BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Edukatif dan Menyenangkan 1. Pembelajaran Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang menitik beratkan pada tinjauan bagaimana guru murid belajar. Menurut Mac Donald sistem persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu : mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar (teaching) merupakan kegiatan atau perlakuan profesional yang diberikan oleh guru. Belajar (learning) merupakan kegiatan atau supaya yang dilakukan siswa sebagai respon terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan peraturan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar disebut pembelajaran (instruction). Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal ini senada dengan J. Drost, SJ yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu4. Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil yang telah dirancang sebelumnya melalui berbagai macam pengalaman yang akan atau telah dilalui baik melalui interaksi dengan individu ataupun dengan lingkungan. Oleh karena itu, dari interaksi dengan semua aspek yang mendukung proses belajar tersebut terciptalah alur belajar yang dinamakan sebagai proses belajar. 4 J.I.G.M. Drsost , 1996 Sekolah:mengajar atau mendidik, Kanisius Jogjakarta 9 10 Crow & Crow (Susilana, 2006:93) menyatakan bahwa proses belajar terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan, proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan5. Sedangkan menurut Freire, belajar merupakan suatu proses interaksi antar berbagai aspek yang saling berkaitan, sehingga dalam interaksi tersebut terdapat usaha transformasi, reinterpretasi, rekonstruksi, revisi dan penyempurnaan, yang pada akhirnya peserta didik dapat membangun sendiri pemahamannya, sementara fungsi pendidikan hanya sebagai fasilitator atau mediator yang membantunya dalam proses pemahaman tersebut6. Kemudian untuk memperluas pemahaman kita mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli pendidikan modern. a. Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of learning (1975 ) mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalanya; kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”7. b. Gagne, menyatakan bahwa : ”Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performanya berubah dari 5 Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI. 6 Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire. Magelang: RESIST book. 7 Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard (1975) Theories of Learning, United States of America, Washington 11 waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahnya ia mengalami situasi tadi”8. c. Morgan, dalam buku Introduction of Psychology (1978) mengemukakan: ”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman”. d. Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan; “Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”. Dari pemahaman tersebut, dapat dijelaskan secara umum bahwa belajar selain dari kegiatan untuk mencapai tujuan atau hasil tetapi juga berkaitan dengan faktor-faktor yang akan menciptakan suasana untuk mencapai hasil, seperti guru sebagai fasilitator dan komunikasi yang berlangsung dengan efektif untuk menjembatani proses pengiriman pesan dari guru ke siswa. 2. Konsep Pembelajaran Pembelajaran merupakan perpaduan dari konsep mengajar dan konsep belajar, yang penekanannya terletak pada penumbuhan aktivitas peserta didik. Konsep ini dipandang sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat komponen-komponen seperti peserta didik, tujuan, materi, fasilitas yang harus dipersiapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Davis (Susilana, 2006:96) bahwa: Learning System manyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sedangkan dalam teaching system menyangkut komponen perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian 8 Astrid tiarani Penerapan teori dicrimination learning perspektif Robert M. Gagne dalam pembelajaran pendidikan agama Islam 2001 12 dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktifitas belajar untuk mencapai tujuan. a. Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensinya.## Pembelajaran aktif adalah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan maupun pengalaman peserta didik sendiri. Selain itu pembelajaran aktif juga memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran ini meniscayakan adanya minimalisasi peran guru di kelas. Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan dalam proses pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan saja. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang 13 merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya dan orang lain. b. Pembelajaran Inovatif (Inovative Learning) Menurut Hornby, inovasi adalah mengadakan perubahanperubahan (make changes) dan memperkenalkan sesuatu yang baru (introduce new changes). Menurut Miles, inovasi adalah macam-macam perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuan system, jadi perubahan ini dikehendaki dan direncanakan. Maksud dari pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran yang diharapkan dapat muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positive yang diharapkan lebih baik. Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang. Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa. Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru. Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk 14 inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa. c. Pembelajaran Kreatif (Creative Learning) Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistic lainnya, dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentukmelalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk menciptakan,dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. kreatif memiliki makna bahwapembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas pesertadidik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan(berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikangagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuantitas, ketergantungandan keragaman jawaban dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Pembelajaran ini merupakan proses yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa metodedan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok, pemecahan problem dan sebagainya. Kirton membedakan ciri kepribadian kreatif kedalam dua gaya berfikir: Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode, nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan konsesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi masalah, berpikir Mencermati pandangan pertama, yang mengartikan kreativitas sebagai kemampuan, maka yang dimaksud kemampuan di sini adalah kemampuan menggunakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang 15 dilandasi oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau mengatasi suatu masalah, dengan demikian kreativitas dalam pengertian kemampuan hanya mencakup dimensi kognitif. Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolak ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan yaitu ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain motivasi untuk berbuat sesuatu. d. Pembelajaran yang Efektif (Effective Learning) Apapun strategi pembelajaran yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses pembelajaran efektif antara lain: 1) Melakukan Apersepsi Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru. 2) Eksplorasi Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk megenalkan bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan ini dapat ditempuh dengan: a) Memperkenalkan materi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang baru dimiliki oleh peserta didik. b) Mengaitkan materi dan kompetensi dasar yang baru dengan pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta didik. 16 c) Menggunakan metode yang paling tepat dan variatif untuk meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar dan kompetensi baru. 3) Konsolidasi Pembelajaran Pembelajaran ini merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta didik dalam pembentukan kompetensi dengan mengaitkan kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: a) Mendorong peserta didik agar menerapkan konsep, pengertian dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Mempraktikkan pembelajaran langsung dengan melibatkan peserta didik aktif agar dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru. 4) Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut: a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian, dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari. b) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari. c) Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik. 5) Penilaian Penilaian dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk melakukan program perbaikan pembelajaran, serta dapat dilakukan untuk mengambil kebijakan tentang informasi peserta didik. 17 e. Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning). Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Suasana pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada gilirannya akan mendorong, motivasinya semakin aktif dan berprestasi pada kegiatan belajar berikutnya. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang di dalamnya terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan tanpa ada perasaan tertekan. Dengan kata lain pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri sebagai mitra belajar peserta didik di kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan ini, guru dituntut untuk mampu mendisain materi pembelajaran dengan baik serta mengkombinasikannya dengan strategi pembelajaran yang mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik dikelas, seperti simulasi, game, team quiz, role playing dan lain sebagainya. Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan Menyenangkan (PAIKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran 18 yang di fasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran. B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan terminology. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata “didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir. Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan pandangan yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian pendidikan, namun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus tanpa menantikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri. Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai berikut: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara” Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1. Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan meningkatkan (Webster’s Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai berikut : a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk berbagai tingkat pertumbuhan atau mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan, kualitas jiwa, kesehatan fisik dan kompetensi. 19 b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi. c. Menyediakan informasi. d. Meningkatkan dan memperbaiki. Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama. Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani. Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usahausaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama. Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan AlHadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup, sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam. Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran 20 Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. 2. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam. Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu. Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah AlQur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam AlQur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2. Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Hijr ayat 9. Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad SAW yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80. Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan mentaati rasul, yang berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui Al-Hadist Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar yang lain dalam negara kita khususnya seperti yang termuat dalam UndangUndang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2. Ayat 1 berbunyi, “Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa” Ayat 2 berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing”. 21 Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah menurut agama yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan dari pemerintah dan hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan halhal yang terdapat di dalamnya. 3. Tujuan Pendidikan Agama Islam. Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam, karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan. Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri. Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut : Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama yang intensif dan efektif. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati dalam keadaan Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam AlQur’an surat Ali Imran ayat 102 22 102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam9. 4. Fungsi Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam bahwa : Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga, menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai anugerah Allah SWT kepada manusia. Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga. b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat bersosialisasi dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam. d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam, menjalankan ibadah dan berbuat baik. 9 Qs. Ali Imran 102, 1999, Qur’an dan Terjemahan, Depag RI 23 Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat. 5. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspekaspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah : a. Pengajaran keimanan Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam. b. Pengajaran akhlak Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik. c. Pengajaran ibadah Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah. 24 d. Pengajaran fiqih Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada AlQuran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. e. Pengajaran Al-Quran Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. f. Pengajaran sejarah Islam Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang, yaitu guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai individu yang difasilitasi oleh guru atau pun lembaga pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hasil dari interaksi antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan informasi ilmu pengetahuan menghasilkan suatu model pembelajaran, yang kemudian model ini terus berkembang sesuai kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan perkembangan jaman. Karenanya model pembelajaran dapat dipahami sebagai rangkaian usaha pembaharuan. Menurut R.S. Peters dalam bukunya the Philosophy of Education (Murtiningsih,2006:2). Pendidikan pada hakikatnya tidak mengenal akhir, karena kualitas kehidupan manusia terus meningkat. Untuk itu, apa yang harus dipersoalkan bukanlah persiapan ke arah tujuan, melainkan bagimana orang bertindak saat ini. Sehingga jika metode pendidikan yang digunakan jelas dan bersifat membebaskan, maka akan dihasilkan pribadi-pribadi yang responsif, aktif dan 25 kreatif. Hanya dalam situasi pendidikan yang dialogislah orang akan tetap dapat mengikuti perkembangan jaman. C. Implementasi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI Pembelajaran pendidikan agama Islam (khususnya Fiqih) dewasa ini masih tetap cenderung bersifat memaksakan bahan ajar, bukan pada pencapaian dan penguasaan kompetensi. Disamping itu metode pembelajaran yang diterapkan juga membosankan, dan juga dalam pembelajaran pendidikan agama Islam guru adalah sebagai pusat informasi, peserta didik hanya disuguhi ceramah sang guru tanpa memperhatikan peserta didik tersebut faham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target bahan ajar selesai. Sehingga pendidikan agama Islam tidak bermakna bagi peserta didik dan tidak diterapkan pada kehidupan sehari-hari mereka. Malik Fajar menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar sampai sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian kurikulum yang telah ditentukan”.10 Nurcholis Madjid juga menyatakan bahwa pendidikan agama masih dianggap gagal dikarenakan oleh pembelajaran pendidikan agama Islam lebih menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada pemaknaannya. Dengan melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran pendidikan agama Islam diatas, maka dengan adanya strategi pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam. Sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang mengerti akan agama Islam. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran PAIKEM pada pembelajaran Fiqih maka kegiatan pembelajaran akan lebih bermakna karena strategi pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran Malik Fadjar. 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: Penerbit Mizan. 10 26 yang memberdayakan seluruh aspek yang dimiliki peserta didik (afektif, psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun aktif dalam pembelajaran. Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam maka tidak lagi menjadi pembelajaran yang membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan. Adapun beberapa strategi pembelajaran PAIKEM yang dapat diterapkan dalam pembelajaran PAI antara lain: 1. Everyone Is A Teacher Here (Setiap Murid Sebagai guru) Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya. Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak aktif akan terlibat dalam pembelajaran secara aktif. 2. Reading Aloud (Strategi Membaca Keras) Strategi ini dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi, mengajukan pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading aloud adalah sebuah strategi pembelajaran yang dilakukan dengan cara guru memberikan bacaan kepada peserta didik dan setiap peserta didik membaca bagian teks yang berbedabeda. 3. Role Play (Bermain Peran) Unsur yang paling menonjol dalam role play (bermain peran) adalah unsur hubungan sosial. Dalam bermain peran, siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu. 4. Snow Bowling (bola salju) Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara berkelompok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Gambaran Objektif Tempat Penelitian Sekolah Dasar Negeri Cijambu beralamat di jalan Cikiray No. 277 Desa Sukasari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berdiri pada tahun 1989 dan memiliki ijin operasional pada tahun 1990, pada tahun 2010 telah terakreditasi dengan tingkat perolehan nilai B dikarenakan kondisi pada saat itu belum adanya berbagai fasilitas yang tersedia sebagai perlengkapan pelaksanaan pembelajaran. Berdiri diatas lahan seluas + 1.118 meter dengan kondisi tebing sungai yang apabila kita cermati kondisinya sangat mengkhawatirkan, namun bagaimanapun pendidikan haruslah tetap berjalan, hingga saat ini SD Negeri Cijambu telah menghasilkan banyak lulusan Pada saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah Hj. Yati Sumiati, S.Pd dengan dilayani oleh 9 guru yang terdiri atas 7 orang guru PNS dan 3 orang guru honorer, dengan 1 orang Penjaga sekolah dan memiliki 224 orang peserta didik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. Berikut ini adalah data kepemimpinan yang ada di SD Negeri Cijambu sampai tahun 2010 No Nama Dari Tahun s.d Tahun 1. H. Endang, S.Ag 1990 - 2000 2. Enung Sumiati, S.Pd 2000 – 2006 3. Hj. Yati Sumiati, S.Pd 2006- sekarang a. Visi SD Negeri Cijambu Terwujudnya siswa yang “BERIMAN, BERAKHLAK MULIA DAN BERILMU Indikator dari visi tersebut diatas adalah : 27 28 - Mampu menampilkan perilaku berakhlakul karimah - Unggul dalam berbagai bidang olah raga (Bola Volli, Sepak Bola, Atletik, Senam) - Unggul dalam implementasi bidang keagamaan - Unggul dalam bidang seni, dalam ciri khas seni tradisional - Unggul dalam hal kedisiplinan siswa dan ketertiban umum - Memiliki guru dan pegawai yang berkompeten - Memiliki guru dan pegawai tetap dengan penghasilan yang layak - Menjadi prioritas pertama bagi masyarakat secara luas, untuk menyekolahkan anaknya. - Dapat memberi kepuasan kepada masyarakat dalam melakukan pelayanan terhadap peserta didik b. Misi SD Negeri Cijambu Meningkatkan keimanan, ketaqwaan peserta didik melalui kegiatan keagamaan Membina akhlakul karimah melalui pembiasaan, penanaman kedisiplinan, keteladanan dan mandiri Menghasilkan lulusan yang kompeten dengan pengembangan potensi intelektual emosional dan spiritual peserta didik melalui Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan c. Tujuan Sekolah Terselenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan dasar-dasar kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan ahlak mulia. Iman dan takwa minimal sesuai dengan standar kompetensi dan lulusan Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan keunggulan lokal demi meningkatnya kesadarannya peserta didik akan jati diri dan kecintaannya terhadap lingkungan. 29 Terselenggaranya pendidikan yang dapat meningkatkan potensi peserta didik sesuai dengan kecerdasan bakat dan minatnya serta sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri. Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk kepentingan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan pada jenjang lebih lanjut. d. Strategi SD Negeri Cijambu - Melakukan komunikasi langsung dengan orang tua / wali siswa dalam setiap menerapkan suatu kebijakan yang baru melalui rapat dengar pendapat. - Mulai melakukan seleksi akademis maupun non akademis untuk menjaring siswa yang berkualitas - Meningkatkan prestasi akademis melalui bimbingan belajar untuk bidang studi yang soal ujiannya menjadi kewenangan pusat. - Memberikan pelajaran tambahan untuk siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal - Melakukan pembinaan kesehatan terhadap siswa dengan bersinergi dengan instansi terkaitdalam hal ini dinas kesehatan (PUSKESMAS). e. Sarana Prasarana Pada saat ini SDN Cijambu telah memiliki berbagai sarana prasarana sebagai alat pembelajaran, sebagai penunjang pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Cijambu memiliki sebagian sarana pembelajaran diantaranya : 40 Buah Al Qur’an 20 Buah Buku Iqra 4 Set Alat Peraga Huruf Hijaiyah 4 Set Alat Peraga Tuntunan Shalat Berjamaah 10 Set Peralatan Praktek Shalat 10 Buah Qur’an Terjemah 30 2. Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian diadakan mulai bulan Juni 2011 sampai dengan Bulan Desember 2011 dengan susunan jadwal sebagai berikut : Bulan No Kegiatan Juli Agst Sept Okt Nop Des 2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Perencanaan 2 Observasi Awal 3 Pengolahan data observasi 4 Pelaksanaan Penelitian 5 Pengumpulan Data 6 Penyusunan Skripsi B. Metode dan Desain Penelitian Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan. Cara kerja ini dapat dilakukan apabila dalam suatu penelitian data dapat terkumpul serta dapat tercapai maksud dan tujuan dari penelitian tersebut. Senada dengan uraian di atas Winarno Surakhmad (1994 : 131), mengemukakan sebagai berikut : “Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini digunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajaran,ditinjau dari penyelidikan dalam arti luas, hal yang biasanya perlu dijelaskan lebih ekplisit dalam setiap penyelidikan”.1 1 Surakhmad Winarno, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito Bandung 31 Metode Penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Penelitian bagi penyusunan skripsi inir menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang menggambarkan keadaan sekolah yang tampak pada saat penelitian dilaksanakan. Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif adalah sebagai berikut: 1. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual. 2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analisis). (Winarno Surakhmad, 2004 : 140) Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan metode deskriptif dengan tujuan agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang jelas dari penelitian yang dilaksanakan. Masalah yang diteliti penulis merupakan masalah yang terjadi pada masa sekarang, sehingga penulis memilih metode penelitian deskriptif. Untuk penerapan metode penelitian tersebut digunakan tiga macam studi, yakni: 1. Studi Kepustakaan Studi Kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan yang sifatnya teoritis yang mempunyai relevansi dengan masalah yang teliti, serta untuk memberikan metode-metode bagi pemecahan masalah yang dihadapi. 2. Studi Dokumenter Studi dokumenter yaitu mengadakan penelitian terhadap dokumendokumen sekolah yang relevan dengan masalah yang diteliti, 3. Studi Lapangan Studi lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data sekolah baik yang bersifat umum maupun khusus yang diperlukan bagi pembahasan masalah. 32 Berpijak dari pendapat di atas, serta setelah memperhitungkan segi kewajarannya, maka penulis mempergunakan metoda penelitian Deskriptif, yaitu suatu metoda yang mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa, gejala-gejala yang ada pada masa sekarang, sebagaimana dijelaskan oleh Winarno Surakhmad (1994 : 132), sebagai berikut : “Metoda Deskriptif adalah suatu metoda yang membicarakan beberapa kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, kemudian menganalisanya dan menginterpretasinya”. Dengan melihat kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa metoda Deskriptif memusatkan diri kepada pemecahan masalah yang terjadi atau berjalan pada masa sekarang. Di dalam metodologi mendeskripsikan keadaan penelitian yang penulis akan laksanakan. Dan hasilnya dipergunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. C. Populasi Dan Sampel Agar penelitian ini terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan maka penulis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Populasi Pelaksanaan suatu penelitian tidak terlepas dari objek penelitian, hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah atau menunjang keberhasilan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130), "Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian". Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas IV di SD Negeri Cijambu 2. Sampel Suharsimi Arikunto (2006 : 131) mengungkapkan bahwa sampel adalah "Sebagian atau wakil populasi yang diteliti". 33 Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat ukuran populasi yang terlalu besar, sedangkan waktu, biaya dan kemampuan terbatas. Metode pengambilan kesimpulan yang ideal mempunyai sifat-silat sebagai berikut: 1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti. 2) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan penyimpanan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh. 3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan 4) Dengan memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya seminimal mungkin. Secara garis besar ada dua metode pengambilan sampel yaitu cara acak atau biasa disebut Random Sampling dan pengambilan sampel yang tidak acak atau telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Guru dan Peserta didik kelas V di SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi. D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data Langsung (Data Primer) a. Observasi (pengamatan), yaitu dengan cara pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis langsung dilokasi objek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan perusahaan. b. Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan personil yang mengetahui tentang objek yang sedang diteliti. c. Menggunakan quesioner, pertanyaan yang diajukan kepada bagian yang berwenang yang berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini. 34 2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung (Data Sekunder) Merupakan pengumpulan data kepustakaan yaitu untuk memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang berkaitan dengan objek penelitian. E. Teknik Analisis Data Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan sejumlah data dari responden. Pengambilan datanya dilakukan dengan memberikan angket kepada sampel yang telah ditetapkan, serta mencatat dokumentasi nilai rata-rata hasil ulangan Tes hasil belajar semester 1 – 2 tahun pelajaran 2011/2012. Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan rumus perhitungan prosentase yang dituangkan dalam bentuk tabel. Adapun langkah-langkah dalam perhitungan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Membuat tabel dengan kolom, alternatif jawaban, frekwensi jawaban, dan prosentase 2. Mencari frekwensi jawaban dengan jalan menjumlahkan tabulasinya dari setiap alternatif jawaban (F) 3. Mencari frekwensi keseluruhan dengan jalan menjumlahkan frekwensi-frekwensi dari setiap alternatif jawaban (N) 4. Mencari prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut : F P = X 100 % N Keterangan: P = Prosentase F = Frekwensi jawaban N = Jumlah sampel/responden 100 % = Bilangan tetap 35 5. Mengadakan analisis dan penafsiran data yang telah diolah sebagai hasil jawaban responden. Adapun pedoman yang digunakan untuk menafsirkan data tersebut adalah sebagai berikut : 100 % 76 % – 52 % – 50 % 28 % – 4 % – 0 % = Seluruhnya 96 % = Sebagian besar 72 % = Lebih dari setengahnya = Setengahnya 48 % = Hampir setengahnya 24 = Sebagian kecil = Tidak ada % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Implementasi PAIKEM Penelitian dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi, yang pada akhirnya didapat hasil informasi berupa data. Datadata yang diperoleh kemudian diolah dan diinterpretasikan secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pendeskripsian hasil penelitian ini dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan kendala dan danpak dari pelaksanaan model PAIKEM. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka akan dipaparkan secara berurutan berdasarkan alur rumusan masalah penelitian. PAIKEM digunakan sebagai model standar dalam kegiatan belajar mengajar, ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh DEPDIKNAS bahwa terdapat tiga komponen utama pendidikan, yaitu : (1) manajemen sekolah, (2) Peran serta Masyarakat, dan (3) Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu, perencanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu yang dirancang pun berbasis pada PAIKEM. Berdasarkan wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) urusan kurikulum, sistem perancangan pembelajaran dilakukan dengan dua tingkatan, yaitu perancangan pembelajaran tingkat sekolah dan perancangan tingkat guru. Perancangan pembelajaran di tingkat sekolah terdapat tiga tahapan, yaitu tahapan rapat kerja awal tahun, tahapan rapat kerja guru satu tingkatan kelas. Dalam perencanaan pembelajaran ini kedua tahapan ini dipimpin oleh kepala sekolah di dampingi pihak yayasan serta dibantu oleh PKS urusan kurikulum. 35 36 1. Tahapan rapat kerja awal tahun. Rapat kerja awal tahun ini dipimpin oleh kepala sekolah dibantu dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah) mengumpulkan seluruh guru untuk membicarakan program setahun kedepan berkaitan dengan peningkatan mutu proses belajar mengajar (PBM) di kelas berdasarkan PAIKEM, program yang akan dibicarakan : a. Menganalisis standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Penganalisisan SK dan KD ini dilakukan bersama-sama, tujuannya adalah agar guru dalam menganalisis SK dan KD dan menurunkannya menjadi indikator belajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Tujuan lain adalah dengan adanya perancangan SK dan KD secara bersama-sama terjadi sharing atau saling tukar pendapat mengenai indikator yang tepat, metode pembelajaran yang tepat, skenario yang tepat, penggunaan media yang tepat antar semua guru, tidak terbatas spesifikasi keilmuan. b. Penempatan wali Kelas Tujuan dengan adanya penempatan wali kelas supaya guru yang diberi tanggung jawab menjadi wali kelas bisa menciptakan suatu lingkungan belajar yang kondusif, menarik, dan menyenangkan untuk siswa-siswa di saat siswa sedang belajar di kelas. Aspek-aspek yang harus terdapat di kelas adalah : 1. Perangkat kelas, digunakan agar siswa mulai belajar berorganisasi dengan cara memilih ketua kelas beserta anggotanya, dan diketahui oleh wali kelas. 2. Papan absen, digunakan untuk mengetahui siswa yang tidak masuk kelas hari itu, dan memudahkan guru atauwali kelas mengetahui siswanya yang tidak hadir pada hari itu, sehingga tidak perlu menghabiskan waktu untuk absen siswa. 37 3. Tempat memajang hasil karya siswa, digunakan agar siswa merasa memiliki kelas itu dan menjadi tempat motivasi agar siswa selalu bersemangat untuk sekolah. 4. Perpustakaan kelas, digunakan agar siswa tetap rajin membaca apabila guru sedang berhalangan hadir dan digunakan sebagai referensi yang cepat dijangkau apabila KBM sedang berjalan. Wali kelas ini bertujuan agar dapat mengetahui karakteristik pribadi siswa sehingga bisa menganalisis model pembelajaran apa yang digunakannya dan bisa menjadi orang tua siswa sewaktu siswa berada di sekolah. c. Penempatan guru mengajar Tujuan dengan adanya penempatan guru mengajar adalah agar guru yang diberi tanggung jawab untuk mengajar di suatu tingkatan kelas atau kelas tertentu dapat mempersiapkan dirinya dengan mencari informasi keadaan siswa yang akan diajarnya. Dengan mencari keadaan informasi siswa, guru diharapkan bisa dengan baik menganalisis gaya belajar yang tepat untuk kelas tersebut. 2. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas. Tujuan dari rapat kerja guru satu tingkatan kelas adalah agar bisa sama-sama memberi informasi dan pendapat mengenai model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan juga secara bersama-sama menganalisis indikator yang harus dicapai siswa di tingkat tersebut. Sehingga pada akhirnya, dalam rapat kerja guru satu tingkatan kelas bisa menghasilkan indikator yang bisa dicapai siswa di tingkat tersebut berdasarkan SK dan KD yang telah ada. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas ini diadakan pada awal semester. 38 3. Prestasi rapat kerja guru satu tingkatan kelas. Setelah rapat kerja guru satu tingkatan kelas diadakan oleh guruguru satu tingkat kelas, kemudian diadakan kembali rapat secara keseluruhan yang dihadiri oleh semua guru untuk prestasi hasil dari rapat kerja guru satu tingkat kelas. Setiap perwakilan guru dari setiap tingkatan mempresentasikan apa indikator yang ingin dicapai siswa pada tingkat tersebut dan model pembelajaran apa yang akan digunakan. Rapat ini dipimpin oleh kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum. Tujuan dari rapat ini, agar kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum mengetahui dan menyetujui apa yang akan dilakukan guru pada saat KBM. Tahapan proses perencanaan pembelajaran di tingkat sekolah dapat dideskripsikan sebagai berikut : Rapat kerja Awal tahun Rapat kerja guru satu tingkat kelas Presentasi Disetujui Rencana Pembelajaran Bagan IV.1 Tahapan Proses Pembelajaran 1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, secara umum pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu ini terbagi ke dalam dua model utama, yaitu penggunaan model tematik yang digunakan kelas 1 sampai kelas 3 dan penggunaan model CTL yang digunakan kelas 4 sampai kelas 6, khusus untuk kelas 6 yang akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah menggunakan model tambahan, yaitu model Drill (latihan). Penggunaan model-model tersebut dinilai paling tepat untuk kebutuhan dan daya nalar 39 siswa. Penggunaan model tematik pada kelas 1 sampai kelas 3 diharapkan agar dapat membangun minat belajar siswa, sedangkan penggunaan model CTL pada kelas 4 sampai kelas 6 diharapkan agar siswa dapat merancang opini-opini dari siswa. 1) Model Drill (latihan) Model drill digunakan khusus untuk kelas VI untuk mempersiapkan ujian akhir. Model drill ini digunakan dalam setiap mata pelajaran dan dilakukan di akhri untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemahaman siswa dalam materi yang baru di dapatnya. Penguasaan mata pelajaran wajib dikuasai oleh siswa dengan berbagai cara, apakah itu dengan menemukan sendiri, dengan bertanya, dengan diskusi atau yang lainnya. Untuk lebih memantapkan ilmu yang sudah di dapat, maka perlu diadakannya latihan yang dilakukan secara kontinue. Tujuan dari latihan adalah agar siswa memiliki keterampilan secara nyata dari apa yang telah dipelajarinya. Aspek-aspek yang dikembangkan dari model drill/latihan ini adalah : a) Siswa memiliki keterampilan motorik/gerak. b) Kecakapan intelek siswa dapat berkembang. c) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hal-hal yang berhubungan. Berdasarkan hasil penelitian di kelas VI mengenai pelaksanaan model drill akan dipaparkan sebagai berikut : Kelas VI Aktifitas Guru Banyak Aktifitas siswa memberikan latihan di akhir Banyak Banyak guru dengan cepat memberikan Bertanya balik ke guru Terjadi diskusi guru pertanyaan Merespon pertanyaan memberikan dengan siswa 40 penugasan Terjadi diskusi antar siswa Latihan-latihan diberikan yang dikerjakan siswa dengan sungguh-sungguh Penugasan dikerjakan dengan baik Pemajangan penugasan berupa karya di kelas. Siswa sudah mempunyai buku latihan terpisah. Siswa mempunyai modul latihan. Tabel IV.7 Pelaksanaan Model Drill Kelas 6 2. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM Berdasarkan hasil wawancara dengan PKS urusan Kurikulum, PAIKEM yang dilaksanakan di SD Negeri Cijambu terdapat dua standar evaluasi, yaitu evaluasi tingkat kelas dan evaluasi tingkat sekolah. Kedua standar evaluasi itu digunakan untuk terus meningkatkan mutu proses belajar mengajar di kelas dan juga sebagai tempat sharring yang terjadi antara guru yang diketahui oleh Kepala Sekolah. 1. Evaluasi tingkat kelas Terdapat dua macam evaluasi yang dilakukan oleh wali kelas pada kelas 1 sampai dengan kelas 3 dan guru bidang studi pada kelas 4 sampai kelas 6. evaluasi yang digunakan adalah refleksi setelah kegiatan belajar 41 mengajar dan penugasan serta tes sebagai tindak lanjut kegiata belajar mengajar. a) Refleksi Berdasarkan observasi, kegiatan pada refleksi biasanya guru mencoba bertanya kembali kepada siswa apa yang baru dipelajarinya, kegiatan itu dilakukan untuk mengetahui apakah siswa bisa memahami pelajaran yang baru diperolehnya dan sebagai masukan bagi guru untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran tersebut. Refleksi bisa berupa respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang baru diterima oleh siswa. Pada akhir pelajaran, guru menyempatkan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, perwujudannya dapat berupa pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini contoh refleksi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa : 1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan hari ini ? 2. Hal-hal baru apa saja yang kalian dapatkan melalui kegiatan hari ini? 3. buatlah komentar di buku catatanmu tentang pembelajaran hai ini? 4. apakah keterampilan yang kalian pelajari hari ini dapat diterapkan di rumah ? b) Penugasan Penugasan merupakan tahap evaluasi berbentuk hasil, sejauh mana siswa tersebut paham dan kemudian terdapat penilaian dari ketercapaian siswa bisa memahami pelajaran. Tujuan dari penugasan tersebut adalah agar siswa bisa mengingat kembali materi yang dipelajarinya sehingga menghasilkan sebuah feed back yang bisa menghasilkan opini-opini pribadi terhadap mata pelajaran yang baru siswa dapatkan. Terdapat beberapa macam bentuk penugasan yang bisa menjadi tolak ukur menilai prestasi siswa, yaitu antara lain laporan kegiatan, 42 portofolio, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi, dan diskusi di kelas. Penugasan tersebut menjadi nilai tambah dalam menilai performance siswa, sehingga penilaian guru terhadap siswa tidak hanya berasal dari penugasan-penugasan yang siswa dapat merasa nyaman dan tertantang untuk mengerjakan penugasan tersebut. c) Tes Evaluasi tingkat kelas yang berbentuk seperti pekerjaan rumah dan kuis. Kedua evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan dasar untuk menilai sejauh mana siswa paham terhadap materi yang dipelajarinya, sehingga guru bisa mengukur tingkat pencapaian siswa. 2. Evaluasi tingkat sekolah Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, terdapat dua aspek yang di evaluasikan pada tingkat sekolah, yaitu aspek siswa dan aspek guru. Kedua hal tersebut dibahas agar peningkatan dan sinkronisasi antara kemajuan pencapaian hasil belajar siswa juga disertai dengan peningkatan mutu mengajar guru. Kedua aspek tersebut dibahas dengan saling berkaitan, apabila mutu siswa menurun bisa jadi mutu mengajar guru yang tidak cukup bagus atau kreatif dan apabila mutu siswa naik bisa jadi mutu mengajar guru yang cukup bagus dan kreatif. a) Aspek siswa Untuk evaluasi aspek siswa, evaluasinya melalui refeleksi setelah kegiatan belajar mengajar dan penugasan-penugasan yang diberikan guru. Selain dari pada itu, evaluasi aspek siswa juga dinilai dalam hal performance siswa, dari mulai aktif di dalam kegiatan belajar mengajar, aktif dalam belajar kelompok dan diskusi, dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, evaluasi dari siswa juga berdasarkan evaluasi formal sebagai syarat yang diberikan oleh Depdiknas, yaitu adanya UTS dan UAS. 43 b) Aspek guru Sedangkan untuk aspek guru, aspek yang dievaluasi mengenai pencapaian indikator belajar yang telah dirancang guru dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di SD Negeri Cijambu, evaluasi aspek guru dilaksanakan di Komite Kerja Guru (KKG) yang dilakukan setiap satu minggu sekali, tepatnya pada hari sabtu dimana pada hari tersebut siswa menjalani aktifitas ekstrakulikuler. KKG dipimpin langsung oleh kepala sekolah yang didampingi oleh PKS urusan kurikulum. Di KKG tersebut, semua guru atau wali kelas wajib hadir dan setiap guru atau wali kelas menceritakan kendala yang dihadapi sewaktu proses belajar mengajar berlangsung. Proses tersebut kemudian berlanjut kepada saling sharing antar guru, dimana saling memberi solusi kepada guru yang menemukan kesulitan. 3. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, ada kendala yang menjadi memperlambat proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, yaitu kendala yang dihadapi di saat terdapat beberapa mata pelajaran yang ingin menggunakan media dan ternyata media tersebut tidak dipunyai oleh sekolah, maka guru harus bisa membuat alternatif atau solusi untuk bisa tetap mengadakan materi tersebut dengan media yang ada atau bahkan membuat media tersebut. a) Sarana Kebutuhan terhadap penunjang kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan, khususnya kepada sarana pembelajaran. SD Negeri Cijambu mempunyai sarana pembelajaran, perpustakaan, sarana tersebut digunakan untuk dapat membantu siswa belajar. Perpustakaan SD Negeri Cijambu mempunyai ratusan buku dengan berbagai jenis buku, dari buku pelajaran sampai dengan buku cerita. 44 Keberadaan perpustakaan ini menjadi suatu yang sangat bermanfaat, siswa sering mencari sumber-sumber referensi. Belajar mandiri biasanya dilakukan siswa di dalam perpustakaan sehingga siswa bisa mencari sumber-sumber rujukan yang lebih banyak daripada sumber rujukan yang berasal dari guru. Kendalanya adalah kondisi bangunan yang baru dibangun, membuat pengelolaan perpustakaan belum berjalan secara efektif dan maksimal, sehingga pelayanan terhadap pinjaman buku menjadi tersendat. b) Media Kendala dalam media adalah penyediaan media sederhana yang bisa digunakan guru, kurangnya kemampuan guru untuk bisa membuat media sederhana secara mandiri menjadikan guru mencari alternatif untuk bisa menjadikan kegiatan belajar mengajar tetap menggunakan media. Biasanya guru menungaskan siswa untuk membawa media pada pertemuan yang akan datang. Selain dari sarana dan media, kendala yang dihadapi adalah faktor orang tua siswa yang tidak menjadi teman belajar siswa disaat di rumah. Orang tua sepenuhnya menyerahkan kepada sekolah proses mendapatkan ilmu sehingga pada akhirnya siswa tersebut tidak bisa menerapkan ilmu yang telah didapat disekolah sewaktu siswa berada di lingkungan rumah. Faktor tindak lanjut dari suatu ilmu yang diperolehnya disekolah hanya terjadi apabila siswa tersebut berada di sekolah, sedangkan di saat siswa tersebut berada di rumah, faktor tindak lanjut itu menjadi faktor yang tidak diperhatikan siswa. Di lain kasus adalah di saat siswa berada di rumah, siswa tersebut di paksa untuk terus menerus belajar oleh orang tuanya. Kondisi tersebut tidaklah sama dengan kondisi belajar yang dialami siswa disekolah, sehingga menyababkan terputusnya kesinambungan siswa untuk dapat merasakan kenyamanan dalam belajar. 45 4. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan model PAIKEM Berdasarkan observasi dan wawancara, terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dalam PAIKEM ini, khususnya dari aspek siswa, aspek guru, aspek keadaan sarana dan prasarana. a) Aspek siswa Dalam PAIKEM ini terdapat dampak yang menyebabkan proses peningkatan mutu kegiatan belajar siswa, diantaranya adalah : 1) Siswa menjadi lebih berani bertanya 2) Siswa aktif berbicara, mampu berdiskusi dan tidak takut salah dalam mengeluarkan gagasannya. 3) Terjadinya kelompok belajar yang mengakibatkan siswa belajar mandiri dengan kelompoknya. 4) Siswa dinilai cukup sering datang ke perpustakaan setelah proses belajar mengajar berakhir. 5) Penugasan yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan oleh siswa. 6) Penggunaan bedia belajar menarik minat belajar siswa. 7) Siswa kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas yang berupa hasil karya. 8) Siswa kreatif dalam mencari bahan belajar. 9) Siswa merasa tidak ada tekanan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. b) Aspek guru Dampak yang dihasilkan dari PAIKEM terhadap guru antara lain adalah : 1) Guru bisa menciptakan berbagai situasi mengajar disaat persiapan mengajar yang telah dirancang tidak tepat untuk diterapkan. 2) Aktifitas mengajar guru yang bersemangat menyebabkan siswa ikut bersemangat dalam belajar. 3) Penugasan berupa membawa media untuk pertemuan selanjutnya merupakan cara yang efektif untuk mempermudah penyampaian materi pelajaran. 4) Pemanfaatan waktu dioptimalisasikan dengan sebaik-baiknya. 46 5) Diskusi yang diterapkan guru menyebabkan terjadinya multidiskusi. 6) Reward dan punishmen yang dilakukan guru secara proporsional menyebabkan siswa menghormati guru. 7) Guru selalu bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar. c) Aspek keadaan kelas. Merupakan faktor penunjang dalam kegiatan belajar mengajar yang pada akhirnya menghasilkan dampak seperti : 1) Kelas sebagai tempat pameran karya seni wisata. 2) Kondisi kelas (meja dan bangku) yang selalu berubah-ubah membuat nuansa kelas selalu baru. 3) Sebagai tempat motivasi ekstrinsik untuk menumbuhkan semangat belajar siswa. d) Aspek sarana dan prasarana 1) Pengoptimalan fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. 2) Sebagai sarana belajar mandiri siswa. 3) Sebagai referensi siswa dalam mencari sumber rujukan selain guru. B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian Setelah pemaparan hasil penelitian di SD Negeri Cijambu, kemudian akan dibahas temuan hasil dari penelitian mengenai pelaksanaan model PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pembahasan penelitian ini akan mengikuti alur rumusan masalah penelitian dan akan dijabarkan sebagai berikut : 1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM Perencanaan yang baik merupakan suatu perencanaan yang diambil dari berbagai macam sumber. Sumber yang didapat bisa berasal dari luar seperti jurnal-jurnal mengenai proses pembelajaran ataupun dari dalam seperti hasil evaluasi dari tahun ke tahun. Kesemuanya itu merupakan faktor-faktor yang dapat menjadi acuan dalam merencanakan proses pembelajaran yang baik. 47 Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:55) ”Perencanaan suatu program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Keterpaduan pengajaran sebagai sistem bukan hanya komponen-komponen proses belajar mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan yang lainnya”. Perencanaan pembelajaran yang mengedepankan aspek aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk siswa perlu membutuhkan referensi-referensi yang tepat agar tujuan yang ingin dicapai bisa tercapai. Referesni-referensi yang digunakan bisa dari jurnal Depdiknas mengenai pembelajaran atau dari buku-buku yang berbicara mengenai model pembelajaran yang berhubungan dengan PAIKEM. Perencanaan pembelajaran juga perlu melihat evaluasi yang telah dibuat tahun ajaran sebelumnya, evaluasi dari tahun ajaran sebelumnya dinilai sangat tepat karena di evaluasi tersebut memuat perkembangan anak secara khusus dan perkembangan kelas secara umum sehingga guru dapat menentukan langkah yang tepat dalam perencanaan. Selain dari mempelajari jurnal-jurnal dan dokumen perkembangan siswa, untuk memperluas khasanah keilmuan guru, dalam perencanaan pembelajaran perlu mengundang ahli-ahli yang pandai berbicara mengenai model pembelajaran, khususnya bagaimana menciptakan suasana pembelajaran sesuai dengan model PAIKEM. Ini merupakan langkah yang dinilai cukup bagus dimana guru bisa bertanya secara langsung kepada pakar pembelajaran sehingga pada akhirnya guru bisa menemukan jawaban-jawaban sendiri terhadap masalah yang guru tersebut temukan di saat kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, sekolah dituntut untuk bisa mempunyai jaringan terhadap lembaga-lembaga yang bisa menjadi sumber rujukan untuk peningkatan mutu kualitas belajar mengajar. Sumber rujukan tersebut bisa berasal dari Disdik tingkat kecamatan, Disdik tingkat Kabupaten, Disdik tingkat Propinsi, dari LPMP, atau dari mana pun yang dinilai cukup berkompetensi untuk memberikan masukan untuk sekolah. 48 Kegiatan kunjungan atau studi komparatif ke sekolah-sekolah lain yang sudah menerapkan PAIKEM dinilai sangat efektif. Kunjungan tersebut pada akhirnya bisa mengetahui bagaimana perencanaannya, pelaksanaannya, eveluasinya yang diterapkan di sekolah lain dan mengetahui juga kendalanya yang terjadi di sekolah tersebut dalam penerapan pembelajaran PAIKEM. Guru dituntut harus bisa menganalisis dengan cermat rencana pembelajaran yang akan dituangkannya dalam silabus dan RPP, karena dengan merancang silabus dan RPP dengan cermat guru menjadi paham situasi yang akan dihadapinya nanti saat berada di kelas. Selain dari itu, guru juga harus bisa kreatif dalam menciptakan nuansa kelas yang mendukung proses belajar mengajar dan guru harus dapat lebih jeli melihat peluang-peluang model pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas apabila rencana model yang sudah di tulis di skenario pembelajarn tidak tepat untuk digunakan. Diskusi antar guru juga harus labih sering dilakukan baik itu diskusi secara formal ataupun nonformal karena dengan memperbanyak diskusi proses saling memberi input akan sanagt bermanfaat. Metode diskusi antar guru merupakan metode yang paling mudah untuk bisa dilakukan karena tidak terbatas oleh waktu, jadwal mengajar, dan tempat. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM Pelaksanaan pembelajaran perlu memperhatikan aspek guru dan aspek siswa sebagai pelaksana proses belajar. Terdapat hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru sehingga pelaksanaan pembelajran PAIKEM tepat, diantaranya : a. Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat : rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat ini merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap/berfikir kritis dan kreatif. Suasana pembelajaran yang ditujukkan guru dengan memuji anak karena hasil karyanya, guru 49 mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan percobaan, dan sebagainya. b. Mengenal anak secara perorangan Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnnya. Sisiwa yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lebah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan guru akan dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga siswa tersebut belajar secara optimal. c. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar. Siswa secara alami bermain berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, siswa juga perlu menyelesaikan tuas secara perorangan agar bakat individunya berkembang. d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah. Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah, hal tersebut memerlukan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisa masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari sifat rasa ingin tahu dari imajinasi yang telah ada pada anak sejak dari lahir. Oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan sesering mungkin memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. 50 e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik. Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa yang lain. Yang dipajangkan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang pnuh dengan pajagan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah. f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruangan kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampulan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklarifikasikan, membuat tulisan dan membuat gambar/diagram. g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar. Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa 51 merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daipadakelewamahan siswa. Selainitu cara memberikan umpan balikpun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa dari pada hanya sekedar angka. C. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM. Mekanisme evaluasi yang diterapkan hendaklah mengacu pada perkembangan siswa. Dalam merancang evaluasi untuk siswa hendaknya guru bisa menentukan dengan tepat, evaluasi apa yang dirancang untuk siswa selalu berbeda dengan evaluasi sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga mengenai perubahan kondisi atau situasi belajar yang menuntut daya tanggap yang berbeda karena pada dasarnya tujuan evaluasi adalah mengetahui sejauhmana daya tanggap siswa terhadap materi yang baru dipelajari, oleh karena itu penerapan evaluasi yang tepat akan megnhasilkan informasi yang tepat pula akan kemampuan daya tanggap siswa. Selain dari pada itu, pemahaman karakteristik siswa juga perlu diperhatikan karena tidak semua siswa dapat memahami materi pelajaran dengan cepat. Tabel 4.6 Menjelaskan tentang kehadiran guru tepat waktu atau tidak No 1 Alternatif F % Selalu 23 54% Sering 17 46% Kadang-kadang 0 0% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% 52 Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa kehadiran guru dikelas tepat pada waktunya sangat baik, dibuktikan dengan jawaban siswa yang menjawab selalu sebanyak 54 sebanyak 54%, sedangkan yang menjwab sering sebanyak 46%, Tabel 4.7 Kesukaan siswa terhadap Guru PAI No 2 Alternatif F % Selalu 0 0% Sering 33 84% Kadang-kadang 7 16% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel 4.7 dijelaskan tentang kesukaan siswa terhadap guru PAI diperoleh data bahwa respon siswa sangat baik terbukti pada jawaban siswa yang menjawab sering sebanyak 84% dan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 7% saja Tabel 4.8 Siswa menyenangi pelajaran PAI No 3 Alternatif F % Selalu 11 27% Sering 19 48% Kadang-kadang 10 25% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa siswa menyenangi pelajaran PAI cukup baik terbukti dengan jawaban siswa menjawab selalu sebanyak 27% dan yang menjawab sering 48% dan menjawab kadang-kadang sebanyak 25% sedangkan yang menjawab tidak pernah 0% 53 Tabel 4.9 Penjelasan tentang keterampilan dan komunikasi guru dalam menyampaikan materi No 4 Alternatif F % Selalu 7 17% Sering 21 53% Kadang-kadang 9 22% Tidak pernah 3 8% Jumlah 40 100% Dari data diatas diketahui peran guru dalam keterampilan dan komunikasi guru dalam menyampaikan materi cukup baik terbukti dalam jawaban siswa yang menjawab selalu sebanyak 17% dan menjawab sering sebanyak 53% sedangkan yang menjawab kadang-kadang 22% dan tidak pernah hanya 8% Tabel 4.10 Peran Guru, apakah guru selalu membacakan Al Qur’an ketika pembelajaran Al Qur’an berlangsung No 5 Alternatif F % Selalu 8 20% Sering 20 50% Kadang-kadang 6 15% Tidak pernah 6 15% Jumlah 40 100% Diketahui bahwa peran guru dalam membacakan Al Qur’an pada saat pembelajaran berlangsung cukup baik, terbukti pada jawaban siswa yag menjawab selalu 20% yang menjawab sering sebanyak 50%, sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 15% dan tidak pernah 15% saja 54 Tabel 4.11 Peran Guru, apakah guru selalu memberikan kesempatan untuk bertanya ketika pembelajaran PAI berlangsung No 6 Alternatif F % Selalu 12 30% Sering 20 50% Kadang-kadang 8 20% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa guru sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal ini diperoleh dari jawaban yang menjawab selalu sebanyak 30% dan sering sebanyak 50% sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20% saja Tabel 4.11 Peran Guru, ketika siswa bertanya kepada guru apakah siswa merasa puas dengan jawaban guru No 7 Alternatif F % Selalu 12 30% Sering 20 50% Kadang-kadang 8 20% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa guru sudah memberikan jawaban yang memuaskan kepada siswa ketika siswa bertanya hal ini diperoleh dari jawaban yang menjawab selalu sebanyak 30% dan sering sebanyak 50% sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20% saja 55 Tabel 4.13 Apakah guru telah memberikan kemudahan dalam pembelajaran PAI No 8 Alternatif F % Selalu 10 25% Sering 24 60% Kadang-kadang 6 15% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel diatas diketahui bahwa guru telah memberikan kemudahan dalam pembelajaran Al Qur’an hal ini terbukti dengan jawaban siswa yang memberikan jawaban selalu sebanyak 25% sering 60% dan kadang-kadang sebanyak 15% Tabel 4.14 Apakah guru memberikan bantuan dan bimbingan dalam kesulitan pembelajaran PAI No 9 Alternatif F % Selalu 6 15% Sering 24 60% Kadang-kadang 10 25% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari tabel diatas diperoleh data bahwa guru telah memberikan bimbingan kepada siswa dalam kesulitan dalam pembelajaran Al Qur’an hal ini dibuktikan engan jawaban siswa yang menjawab selalu sebanyak 15% sering sebanyak 60% sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10% 56 Tabel 4.15 Apakah guru menggunakan media pembelajaran dalam materi PAI No 10 Alternatif F % Selalu 24 60% Sering 10 25% Kadang-kadang 6 15% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Tabel diatas membuktikan bahwa guru telah menggunakan media pembelajaran dalam materi Al Quran hal ini dibuktikan dengan jawaban siswa yang menjawab selalu sebanyak 60% sering sebnayak 25% dan kadang-kadang sebanyak 15% Tabel 4.16 Apakah siswa aktif dalam bertanya tentang hal yang belum dimengerti No 11 Alternatif F % Selalu 12 30% Sering 12 30% Kadang-kadang 16 40% Tidak pernah 0 0% Jumlah 40 100% Dari data diatas diperoeh jawaban bahwa sebagian besar siswa menyatakan aktif dalam bertanya dalam pembelajaran, hal ini dibuktikan denganperolehan jawan yaitu sebanyak 60% menjawab selalu dan sering dan sebanyak 40 % menyatakan kadang-kadang 57 D. Hasil Pembahasan Berdasarkan hasil angket yang disebar dalam bentu kuesioner membuktikan bahwa pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PAI hal ini dibuktikan dengan hasil angket sebagai berikut : f= 40 No Uraian Pertanyaan 1. Apakah guru PAI selalu hadir tepat waktu √ 100% 2. Apakah anda terhadap guru PAI √ 84% 3. Apakah anda menyenangi materi Al √ 75% √ 70% √ 70% √ 80% √ 80% √ 85% √ 75% √ 85% √ 60% Ya Tidak Ket Qur’an 4. Apakah guru memiliki kemampuan menyampaikan pelajaran BTQ 5. Apakah guru selalu membacakan Al Qur’an ketika pembelajaran PAI 6. Apakah guru memberikan kesempatan untuk bertanya 7. Apakah kalian merasa puas dengan jawaban yang diberikan oleh guru 8. Apakah guru memberikan kemudahan dalam pembelajaran PAI 9. Apakah guru memberikan bantuan dan bimbingan dalam kesulitan pembelajaran PAI 10. Apakah guru menggunakan media/alat dalam materi PAI 11. Apakah kalian menyukai pelajaran PAI 12. Apakah Menurut Kalian Waktu 2 Jam Pelajaran PAI sudah mencukupi √ 65% 58 Berdasarkan laporan penelitian yang disajikan diatas diketahui bahwa sebelum terjun langsung ke lapangan untuk menerapkan strategi pembelajaran PAIKEM guru-guru di SD Negeri Cijambu baik itu guru agama maupun guru umum, diikutsertakan terlebih dahulu dalam pelatihan-pelatihan, diklat serta sharing bersama antar sesama guru PAI dilingkungan UPTD Pendidikan Kecamatan Cisaat. 1. Perencanaan Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru-guru di SD Negeri Cijambu mengadakan KKG mini untuk menyusun silabus, analisis hari efektif, menyusun program semester, serta menyusun rencana pembelajaran (RPP). Penyusunan silabus, analisis hari efektif, penyusunan promes serta pembuatan rencana pembelajaran biasanya dibuat pada awal tahun ajaran baru atau awal semester bekerjasama dengan guru-guru di SD Negeri Cijambu. Keberhasilan pembelajaran PAIKEM sangat ditentukan oleh seberapa jauh pembelajaran direncanakan dan dikemas dengan kondisi peserta didik yang meliputi minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan. Pembelajaran harus direncanakan jika dimaksudkan agar pembelajaran menjadi efektif. Bagaimanapun pembelajaran perlu dirancang secara sistematis agar dapat memperbaiki kualitas pembelajarannya. Harjanto menyatakan perencanaan pengajaran di Indonesia merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang social ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi 59 pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Dari teori yang peneliti paparkan silabus dan RPP merupakan peta pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan Silabus dan RPP serta perangkat pembelajaran lainnya guru mampu mengetahui kemana arah pembelajaran yang dilakukan. 2. Pelaksanaan Berdasarkan laporan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, diketahui bahwa implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Cijambu sesuai dengan indikator dalam PAIKEM. Salah satunya lain terdiri dari penataan bangku yang strategis yang memudahkan mobilisasi baik siswa maupun guru. Sehingga siswa dapat bergerak secara aktif. Seperti yang dikatakan Ismail dalam rangka mewujudkan desain belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas) merupakan tahap yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu kursi, meja, dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yakni memungkinkan hal-hal sebagai berikut: Aksebilitas: Peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang tersedia. Mobilitas: Peserta didik ke bagian lain dalam kelas. Interaksi: Memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik Variasi kerja peserta didik: Bekerja sama secara perorangan, berpasangan atau berkelompok. Selain penataan meja penataan ruang kelas SD Negeri Cijambu juga telah sesuai dengan indikator dan prinsip PAIKEM, karena di dalam kelas 60 terdapat pajangan-pajangan hasil karya siswa yang dimaksudkan untuk memotivasi siswa agar terus aktif dan kreatif dalam membuat sebuah karya, di dalam kelas juga terdapat pojok baca, yang di adakan dengan agar siswa gemar membaca. Keakraban yang terjadi antara guru dan siswa juga sangat terlihat di dalam kelas tersebut, guru mengenal nama siswanya satu persatu dan mereka juga telah memahami karakteristik masing-masing siswa. Guru SDN Cijambu selalu memulai pelajarannya dengan apersepsi dan juga pembiasaan hal ini dilakukan agar pembelajaran yang akan dilakukan efektif. Apersepsi yang mereka lakukan biasnya memotivasi siswa, mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari, melakukan pembiasaan seperti praktek sholat, wudhu, membaca do'a. Di dalam buku “keterampilan dasar mengajar” juga disebutkan bahwa apersepsi adalah mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah di miliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan untuk menjelaskan hal-hal baru yang akan dipelajari siswa. Khaerudin juga menyatakan Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru. Beberapa cara yang dapat di usahakan dalam membuka pelajaran adalah dengan (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3) memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, rencana kerja dan pembeagian waktu, (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru, atau (5) menanggapi situasi kelas. PAIKEM menuntut guru dan siswa samasama aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang, guru menciptakan susasana pembelajaran yang bervariasi. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya ceramah dan siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Di SD Negeri Cijambu guru-guru khususnya guru PAI dalam mengajar selalu menggunakan metode yang 61 bervariasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Hasibuan dan Moedjiono bahwa penggunaan metode bervariasi, diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajaryang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta aktif. Dalam PAIKEM metode yang paling sering digunakan oleh guru PAI di SD Negeri Cijambu antara lain: metode ceramah (hanya sebagai pengantar), bermain peran/role play, kuis, demonstrasi, drill, card short, dan lain sebagainya. Selain metode untuk menunjang PAIKEM guru PAI juga menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dimaksudkan memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan menghasilkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Sebagaimana yang diungkapkan Siti Kusrini dkk, tentang penggunaan alat bantu mengajar/media pembelajaran: jika guru hanya berbicara terus tanpa menulis dipapan atau menunjukkan sesuatu pada siswa, maka siswa akan menjadi bosan. Agar siswa tertarik hendaknya menggunakan alat bantu seperti: gambar, model, skema, surat kabar dan sebagainya. Media yang digunakan untuk pembelajaran PAI biasanya media gambar (tata cara wudhu, tata cara sholat, tata cara haji dan lain-lain), lab. wudhu, lab. Sholat, audio-visual, lingkungan sekitar. 3. Evaluasi Pada setiap akhir pembelajaran pasti akan ada evaluasi atau penilaian yang didasarkan pada perbuatan (performance based assesment) yang mencakup proses dan produk pembelajaran. Pengertian evaluasi ialah seperti yang dikuti oleh Ubayati “Evaluation as we see, is the systemic collection of evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the learners as to determine the amount or degree of change in individual students.” Sebagaimana sebuah pernyataan bahwa evaluasi pembelajaran adalah proses dalam pembelajaran yang dilakukan secara sistematis digunakan untuk 62 mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan pencapaian hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum. Tujuan dari evaluasi untuk mengetahui suatu program pendidikan, pengjaran, ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum. Guru PAI di SD Negeri Cijambu selalu melakukan penilaian dalam kegiatan belajar dan mengajarnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Alat penilaian yang biasa digunakan dalam pembelajaran PAI antara lain: a. Tes tulis yang terdiri dari tugas, ulangan, UTS (ulangan tengah semester), UAS (ulangan akhir semester). b. Tes lisan yang bisanya hafalan ayat, niat, rukun. c. Praktek seperti praktek sholat, wudhu, haji dan lain sebagainya. d. Penilaian proses (penilaian yang dilakukan ketika siswa sedang mengikuti pelajaran). BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Adapun untuk implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI yang pertama dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri Cijambu terdiri dari tiga proses yaitu: a. Perencanaan Dalam perencanaan ini guru-guru di SD Negeri Cijambu menyusun silabus, analisis hari efektif, membuat RPP untuk satu semester ke depan atau untuk satu tahun ajaran, merencanakan media pembelajaran yang akan di gunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan b. Pelaksanaan Dalam pelaksanaan PAIKEM di SD Negeri Cijambu sesuai hasil survey terlihat bahwa indikator serta prinsip PAIKEM sebagian besar telah tercapai, hal ini diperlihatkan dengan adanya penetaan bangku yang fleksibel, pajangan-pajangan hasil karya siswa yang diletakkan di dinding kelas, adanya buku yang tertata di pojok kelas (sudut baca), media pembelajaran yang menunjang, keakraban antara guru dan siswa, dan yang lebih penting kemampuan guru dalam menerapkan strategi PAIKEM. c. Evaluasi Untuk mengetahui efektif tidaknya suatu strategi yang diterapkan guru di SD Negeri Cijambu menggunakan alat evaluasi berupa tes tulis, tes lisan, ulangan, portofolio, penilaian proses, praktek dan lain sebagainya. 2. Faktor pendukung dalam implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI di SD Negeri Cijambu antara lain, sarana dan prasarana yang ada, tenaga pendidik, kesiapan belajar siswa. 3. Sedangkan faktor penghambatnya tidak semua guru PAI mampu menerapkan PAIKEM, informasi untuk pembelajaran pendidikan agama Islam yang lambat dari Depag/Diknas, kurang terintregasi antara visi misi sekolah dan wali murid, solusi untuk mengatasi penghambat tersebut 63 64 antara lain mengadakan diskusi antara guru, mengikutsertakan guru dalam diklat/pelatihan PAIKEM, mencari sendiri informasi tentang strategi pembelajaran yang terbaru dari sumber-sumber lain serta mencoba berinovasi sendiri, membentuk paguyuban antara guru dan wali murid. B. Saran 1. Dalam rangka mendukung penerapan / implementasi PAIKEM dalam pembelajaran pendidikan agama khususnya bidang studi PAI, sekolah hendaknya lebih memperhatikan kualitas mengajar guru yang belum maksimal dalam menerapkan PAIKEM. 2. Guru hendaknya lebih kreatif dalam mengajar seperti dengan menggunakan metode yang lebih bervariasi dan juga kreatif membuat media pembelajaran. Sehingga mampu menumbuhkan minat serta semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan begitu pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna bagi peserta didik. 3. Diharapkan bagi siswa juga aktif dan kreatif juga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran jadi bukan hanya guru saja yang aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran. Aktif dan kreatif merupakan jalannya sebuah inovasi. DAFTAR PUSTAKA Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Indriati, Etty. (2002). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sadulloh, Uyoh.(2003). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Mulyasa, E.(2003). Kurikulum Berbasis Pendidikan. Bandung: Rosda. __________.(2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarat: Departemen Agama RI. M.Chan, Stevan. (2003). Pendidikan Liberal.Yogyakarta: KWY. __________.(2001). Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen Agama RI. Nawawi, Hadari. (1995). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung. Sudirwo, H.Daeng.(2003). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung:Adira. Bisri. Cik Hasan. (2003) Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi. Jakarta: Rajawali Pers. Hadi, Amirul dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Jerome S. Arcaro(2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata langkah Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta Managing basic education Proyect (Indonesia). (2007). Manajemen Berbasis Sekolah & Contextual Learning (PAKEM). (Online). Tersedia : Http/www.mbe.com/project-online/mbs/pakem.html. Margono, S. (2006) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Malik Fadjar. A 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: Penerbit Mizan. Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Suatu Panduan Praktis. Bandung PT Remaja Rosdakarya. 65 66 Mulyasa. E, (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan; Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal Paulo Freire. Magelang: RESIST book. Madjid, Nurcholish. 2005. Pesan-pesan Taqwa Nurcholish Madjid:Kumpulan Khutbah Jum’at Paramadina. Cet IV.Jakarta: Paramadina Rismayanti, Ima.(2005).”Kontribusi Manajemen Program Gugus Sekolah Terhadap Kemempuan Guru Dalam Implementasi Pendekatan PAKEM di Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Sukajadi. SKRIPSI Jurusan Administrasi Pendidikan. UPI. Sapari, Achmad. (2003). Pendidikan dan Sensitivitas Guru Kreatif. Kompas (Online). Tersedia: http/www.kompas.com/didaktika/pendidikan.html. (21 Maret 2007). Saud, Udin S. (2007). ”Inovasi dan Problema Penerapannya di Sekolah”. Makalah pada pelatihan PAKEM S-1 PGSD FIP UPI, Bandung. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suryadi, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Syaripudin, Tatang. (2003). Landasan Kependidikan Sekolah Dasar. Bandung: Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP UPI. Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI. Susilo, M. Joko. (2007). Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: PINUS UMY. (2007). Pembelajaran PAKEM, Tingkat Kualitas Belajar Siswa. (Online). Tersedia : http/www.umy.edu/berita/pendidikan.html.(5September2007). Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara. Tilaar, H.A.R. (2003). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda Karya. 67 Prof. Djohar. (2003). Pendidikan Strategik. Yogyakarta: LESFI Johnson, Elaine.B (2007). Contextual Teaching & Learning. Jakarta. MLC Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda. Sallis, Edward. (2007). Total Quality Management in Education (Managemen mutu pendidikan).Jogyakarta: IRCiSod. Sufyarma. (2003). Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta. __________.(2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and why it'shere to stay, MLC; Bandung J.I.G.M. Drsost , 1996 Sekolah:mengajar atau mendidik, Kanisius Jogjakarta ,".,1 *-- ,^@\ KEMENTERIAN AGAMA ulN JAKARTA uln i lll'f FoRM(FR) 2010 Jl. h, H. JuandaNo gS Cigttaa 1 5112 tuorrJ&, SURATPERMOHONANM PENELITIAN Nomor:Un.0t/F.t/KM.01.3/ ll}tz Lamp.: Hal : Permohonan Izin penelitian Jakan4 Maret2012 Kepadayth. KepalasekotahsDN cijarnbukecamatan cisaatkabupaten Sukaburni A ssalamu'alai la.t nzv,r.u,b. Dengaphormatkamisanrpaikarr bahrva. Nama CECESUDIRMAN N tM 8 0 9 01 0 0 0 1 6 5 Jurusan PAI DualMode Semester VIll (Delapan) E & v: + tl a, fi. s I s ; Judul Skripsi : lmprementasi pemberajaran aktif; kreatil; eFektif darr menyenangkan(pArKEM) padarnataperajaran pe'didikanasarra islam adalah benar marrasisrva./i Fakultasilmu Tarbiyah da' Keguruan UrN Jakar.ta t:d1'1g. skripsi.'dan a[<anrnengadakarrpeneririan (riset) I_u:g :n.enyug.rn cri t nstansi/sekolah/nradrasah yang Saudarapimpin. untuk itu karni nrolton. Saudara dapat rnerrgizi'kan mahasisrva terseb.t ntelaksanal<an penelitiand imal<sud. ff. ,i Atas perlratian da. keriasanraSaudam.ka'ri ucapkanterima kasih. I,l/a.t.r alanm' aIai ktm v,r.tt b. p'ort'fosI 98903200 |