implementasi pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

advertisement
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM)
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun oleh :
CECE SUDIRMAN
NIM : 809011000165
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
t,
#r
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AIffIF, INOVATIF,
KREATIF, EFEKTIF DAN hdET.IITENAI\GKAN(FAIKEM)
PADA MATA TtrLAJARAI{ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Di SDN Ci;iambuKecamatanCisaatKabupatenSukabumi
Skripsi
Ihru Tarbil'ah danKeguruan
Fe.u.ultas
DiajukenK-epaCa
rnemperopleh
Untuk memenuhiPersyaratan
:
GelarSarjanaPendidikanAgamaIslam.(S.Pd.t)
oleh:
cEcE SUDIRMAN
NIM:809011000165
NIP. 197007271997W2044
JIIRUS$I PENDIDII(AI{ AGAMA ISLAM
FAKTJLTASTARBIYAH DAN KEGTIIIUAN
UTNSYARIF IIIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
'l'09
[.,,
'
li-'
i,
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsiberjudul:"TMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF,
KREATIF' Etr'EKTIF',DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SDN CIJAMBU KECAMATAN
CISAAT KABUPATEN SUKABUMI" diajukankepadaFakultasIlmu Tarbiyahdan
Keguruan(FITK) UIN Syarif HidayatullahJakarta,dantelahdinyatakanlulus ialam ujian
munaqosah
pada30 Desember2012 dihadapan
penguji.Karenaitu berhakmemperolehGelar
Sarjana
Pendidikan
AgamaIslam(S.pd.I).
Jakarta,30 Desemb
er 2012
PanitiaUjian Munaqosah
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
19/*.P::..
Bahrissalim.MA
NrP.19680307
199803| 002
SekretarisPanitia (SekretarisJurusan)
Drs.SapiudinShidiq.M.Ag
NrP.19670328
200031 001
PengujiI
Bahrissalim.MA
NIP.19680307
199803| 002
PengujiII
MarhamahShaleh.Lc.. MA
l?/::*st:
NrP.19720313
2008012 010
.19520520198103
I 001
Tanda Tangan
I
SURATPERIYYATAAI\I
SENDTRI
Sayayang bertandatangandibawahini,
Nama
CECESI]DIRIT,IIIN
TempatTgt Lagir
Sukabumi
0l- Januari1958
NIM:
80901
1000165
JurusanProdi
PAI
JudulSkripsi
IMPLEMENTASI
INOVATIF,
PEMBELAJARAI.I
KREATIF,
EFEKTIF
MEI.TYENANIGKAN(PAIKEM) PADA
AKTIF,
DANI
IvIATA
PEI.A"IARAI{ PENDIDIKANI AGAI4A ISI^AI\4 Di
SDN CijambtrKecamatanCisaatKabupatenSukabumi
DosenPembimbing : Siti Khadijab M.pd
Denganini menyatakanbahwaslcripsiyang sayabuat benar-benarkarya sendiri
dan sayabertanggungiawab
secaraakademisatasapayang sayatulis
Pernyataannini dibuat sebagaisalahsatusyaratmenempuhUjian Munaqasyatr
Jakarta,29Apnl20l3
CECE SUDIRIUAN
NIM. 809011000165
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan penyelenggaran pendidikan tidak hanya sekedar transfer of
knowledge saja, tetapi lebih pada pembentukan kepribadian seseorang sehingga
dapat mengenal potensi diri dan selanjutnya dapat mengembangkan potensi
tersebut sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan hidupnya
Dalam konteks Pendidikan, agama Islam mempunyai kualifikasi sendiri
dalam memberikan kejelasan konseptual dari makna pendidikan, pembentukan
pribadi yang dimaksud adalah kepribadian muslim dan kemajuan masyarakat serta
budaya yang tidak menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, pendidikan agama
Islam merupakan proses transformasi dan realisasi nilai-nilai ajaran Islam melalui
pembelajaran, baik formal maupun non formal kepada masyarakat (peserta didik)
untuk dihayati, dipahami serta diamalkan dalam kehidupan.
Untuk membentuk kepribadian muslim atau insan kamil seperti apa yang
menjadi tujuan pendidikan agama Islam tentunya membutuhkan figur yang
representatif, yang dapat dijadikan acuan.figur tersebut adalah Rasulullah Saw.
hampir setiap perbuatan yang dilakukannya selalu terjaga kualitasnya. Maka
tidaklah
mengherankan
bila
Al
Qur’an
senantiasa
memuji
keagungan
kepribadianya, Allah SWT menegaskan dalam (Q.SAl Ahzab 33:21) yang
artinya :
              
    
”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah SAW suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah…”1
1
QS. Al Ahzab ayat 33, 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia
1
2
Dalam konteks sekolah/madrasah perbuatan itu harus dimulai dan
ditunjukkan oleh seluruh komponen sekolah. Salah satunya adalah guru. Guru
sebagai personal yang menduduki posisi strategis dalam rangka pengembangan
sumber daya manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsepkonsep dan wawasan baru dalam dunia pendidikan tersebut, termasuk tentang
strategi pembelajaran di kelas. Selain itu keberhasilan pembelajaran tidak hanya
dilihat dari hasil belajar tapi juga dari prosesnya. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikatakan Mastuhu bahwa menurut paradigma baru dalam memandang ilmu yaitu
bobot ilmu tidak terletak pada hasil akhir atau final product, tetapi pada proses
metodologi atau cara mencarinya. Dengan kata lain inti pembelajaran baru adalah
meneliti atau research, bukan lagi menerima barang jadi.
Proses belajar yang terjadi di sekolah selama ini pada kenyataannya
menunjukkan bahwa siswa lebih berperan sebagai obyek dan guru berperan
sebagai subyek. Pusat informasi atau pusat belajar siswa lebih ditujukan kepada
guru sebagai subjek, sehingga sering terjadi siswa akan belajar jika guru mengajar,
begitu juga dalam penilaian yang masih menekankan hasil dari pada proses
pembelajaran. Dalam arti khusus Proses pembelajaran PAI di sekolah masih
sebatas sebagai proses penyampaian pengetahuan Agama Islam. Ini berarti siswa
hanya menerima materi-materi PAI tanpa ada usaha menginternalisasikan nilainilai yang terkandung di dalamnya.
Oleh karena itulah sudah saatnya paradigma pendidikan yang selama ini
ada mendapat perhatian khusus dari semua kalangan, pembelajaran yang selama
ini berjalan secara pasif dapat diubah menjadi lebih aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan.
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAIKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap
dan pemahaman berbagai sumber dari alat bantu belajar termasuk pemanfaatan
lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik menyenangankan, dan efektif.
Meskipun yang diharapkan adalah keaktifan dan kekreatifan peserta didik, namun
sebenarnya guru pun dituntut untuk aktif dan kreatif. Agar pembelajaran model ini
3
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, guru sebagai tenaga pendidik harus
merancang pembelajaran dengan baik, melaksanakannya, sampai akhirnya
melakukan penilaian hasil (evaluasi). Selain dituntut aktif dan kreatif guru pun
sangat menentukan apakah skenarionya berhasil atau tidak.
Menjadi sebuah sekolah yang bermutu terpadu berarti memerlukan
hubungan erat dengan konsumen2.
Keterlibatan guru dalam menjalankan metode yang menghubungkan
pihak sekolah dengan siswa merupakan kunci utama terlaksananya proses belajar
mengajar. Guru memegang peranan yang penting dalam proses kegiatan tersebut,
di banyak Negara maju media elektronik sebagai alat pengajar sudah
dipergunakan dan kemampuannya untuk membawa bahan pengajaran kepada
pelajar telah dibuktikan. Namun, keberadaannya tetap tidak dapat sepenuhnya
menggantikan kedudukan guru.
Firman Allah SWT (Qs. An-Nisa : 9):
  
        
 
     
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada
Allah.”3
Permasalahan yang seringkali muncul, yaitu :
a. Kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana kelas agar
siswa dapat belajar
Metoda pembelajaran yang tidak cocok dengan materi
b. Guru kurang menguasai materi pembelajaran
c. Siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar
2
3
Jerome S Arcaro, (2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata
langkah Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta
QS. Annisa. 9 , 1999, Terjemahan Departemen Agama Republik Indonesia
4
Pada dasarnya belajar adalah mempoduksi gagasan atau membangun
makna baru dari pengetahuan awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai
subjek belajar tidak mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam
proses pembelajaran yang difasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator
hendaknya dapat memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif.
Siswa
dengan siswa maupun siswa dengan guru perlu adanya hubungan yang harmonis
dan terjaga sehingga tercipta nuansa pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan terutama pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Impelementasi Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan menyenangkan
(PAIKEM) adalah suatu upaya yang mucul sebagai reaksi terhadap adanya konsep
konvensional, dimana guru bersifat monologis.
Pembelajaran dan pengajaran secara kontekstual melibatkan para siswa
dalam aktivitas penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis
dengan konsteks kehidupan nyata yang mereka hadapi4.
Dari pernyataan inilah muncul pemikiran baru tentang proses pemaduan
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan mengimplementasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam mata pelajaran tersebut terhadap lingkungan sekitar.
Bertolak dari kenyataan demikian, memang sudah saatnya bagi seluruh
komponen bangsa untuk memberikan perhatian lebih bagi penyelenggaraan
pendidikan agama sebagai media elementer pembentukan watak, kepribadian, dan
karakter bangsa dengan landasan etika dan ajaran moral yang kokoh.
Peran serta masyarakat merupakan perwujudan kesungguhan peranan
masyarakat sebagai mitra pemerintah di dalam penyelenggaraan pendidikan
nasional. Peran demikian menuntut penciptaan keadaan hubungan atas dasar
kedudukan yang sama dan dengan penuh kesadaran akan berkewajiban mengabdi
pada bangsa dan negara. Peran serta masyarakat diharapkan juga memiliki asas
keadilan dan asas pemerataan, sehingga sebanyak mungkin golongan dalam
4
Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and
why it'shere to stay, MLC; Bandung
5
masyarakat dapat memanfaatkan peran serta masyarakat ini dalam upaya
memperoleh pendidikan5.
Pengembangan pendidikan Islam yang di Implementasikan melalui
konsep PAIKEM memiliki arti penting bagi peningkatan kualitas pendidikan.
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam pada dasarnya merupakan bidang kajian
ilmu sosial kemasyarakatan. Penulis mengambil mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam karena
mata pelajaran tersebut berhubungan langsung dengan
kualifikasi penulis saat ini, sehingga memudahkan penulis untuk membuat alur
penelitian dengan satu harapan besar peserta didik memiliki pengetahuan serta
kemampuan kreatifitas yang bersifat proaktif dalam menjalankan aktifitas belajar.
Dari uraian diatas berdasarkan bentuk pemahaman serta kearifan,
penulis terdorong untuk melakukan penelitian dengan
Pembelajaran
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif
judul ”Implementasi
dan
Menyenangkan
(PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.
B. Identifikasi Masalah
Bertolak dari masalah yang mungkin timbul dari latar belakang yang
telah diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan dalam penelitian
ini, yaitu:
1.
Model pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi
masih berorientasi teacher center. Sehingga siswa menjadi pasif
2.
Adanya kecenderungan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran
PAI, sehingga mereka kurang merespons terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
3.
Metode pembelajaran PAI yang disampaikan masih monoton dan
penekanannya pada ceramah.
5
Peraturan Pemerintah RI No. 39/1992
6
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi permasalahan di atas, maka penulis
membatasi penelitian ini agar lebih terarah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model
PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas V SDN
Cijambu
2. Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN Cijambu
3. Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model
PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas V SDN
Cijambu
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka permasalahan yang dikaji
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana
Implementasi
Aktif,
Inovatif,
Kreatif,
Efektif
dan
Menyenangkan (PAIKEM) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SDN Cijambu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi”.
2. Apa saja Kendala yang dahadapi guru dalam mengimplementasikan
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu Kecamatan
Cisaat Kabupaten Sukabumi”.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi
tentang Implementasi model PAIKEM di sekolah Dasar khususnya di Kelas V
SDN Cijambu.
Secara rinci tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu.
7
2. Mendeskripsikan Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model
PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Cijambu.
F. Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian yang dikemukakan di atas dapat tercapai,
penelitian ini akan memberikan kegunaan teoretis dan kegunaan praktis, antara
lain:
1. Kegunaan Teoretis
Apabila dalam penelitian model PAIKEM memberikan kontribusi
yang cukup signifikan dalam peningkatan mutu lulusan di SDN Cijambu dan
bisa sesuai dengan konsep kurikulum yang berlaku saat ini, maka penelitian
ini akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori dan model
pendekatan
PAIKEM.
Hal
tersebut
dapat
dijadikan
dasar
dalam
pengembangan penelitian lanjutan dan penelitian dalam bidang lainnya dan
bisa memberikan masukan kepada pihak yayasan untuk bisa menerapkan
model PAIKEM sebagai standar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Kegunaan Praktis
a. Kegunaan bagi siswa
Manfaat yang dapat diperoleh siswa dari hasil penelitian ini,
tentunya berhubungan dengan mengembangkan kemampuan berfikir
secara Inovatif, kreatif dan efektif, serta menjadikan siswa lebih aktif
dalam memahami pelajaran dan menyenangi semua mata pelajaran yang
diajarkan oleh para guru.
b. Kegunaan bagi Guru
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
serta nilai tambah bagi guru sebagai upaya peningkatan kreativitas dalam
pengelolaan kelas.
c. Kegunaan bagi Lembaga Pendidikan
Harapan besar dari hasil penelitian ini adalah sebagai alat pemicu
laju kreatifitas Sumber Daya Manusia, terutama mereka yang beraktifitas
8
di lembaga sehingga mampu memotivasi lembaga pendidikan untuk
mengembangkan pendekatan PAIKEM dan menerapkannya di lembaga
tersebut.
ABSTRAK
CECE SUDIRMAN
IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN,
AKTIF,
EFEKTIF
DAN
MENYENANGKNAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
Kata Kunci : Metode Pembelajaran PAIKEM.
Sekolah merupakan salah satu lembaga yang bergerak dibidang
pendidikan penyiaran agama, dan sosial kemasyarakatan, lembaga ini diupayakan
memerhatikan masyarakat dibidang keagamaan, upaya yang dijalankan sekolah
untuk menopang pemahaman keagamaan, karena itu sekolah itu ditujukan
berusaha mengarahkan dan meningkatkan masyarakat yang bisa mejalani hidup
didunia sebagai khalifah dimuka bumi.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui : Bagaimana perencanaan
pembelajaran menggunakan model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Model PAIKEM pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SD Negeri Cijambu? Bagaimana Evaluasi dalam pelaksanaan
model PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri
Cijambu? Bagaimana Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model
PAIKEM pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu?
Bagaimana Dampak yang ditimbulkan dengan menggunakan model PAIKEM
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Negeri Cijambu?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Analisis data dalam
penelitian ini di gunakan penafsiran logika yang dihubungkan dengan konteks
sosial atau dalam hal ini konteks pendidikan Islami.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan di SD Negeri Cijambu
dalam menerapkan pendidikannya di desa Sukasari kecamatan Cisaat Kab.
Sukabumi. menggunakan konsep-konsep yang terprogram dan sangat berpengaruh
terhadap prilaku siswa/siswi SD Negeri Cijambu seperti shalat tahajud yang
dilakukan rutin satu minggu sekali, membaca Al-Qur’an setiap setelah
melaksanakan shalat wajib, kegiatan lain yang diarahkan dalam mengembangkan
potensi siwa, Sedangkan sasaran program di SD Negeri Cijambu yaitu
meningkatkan kualitas siswa yang memiliki pengetahuan agama, sosial dan
keterampilan, sebagai bekal untuk membentuk manusia yang berakhlakul karimah
dalam kehidupan pribadi serta kehidupan bermasyarakat.
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Impelementasi
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan, mempunyai
dua sisi penting dalam melaksanakan aktifitasnya : pertama, membentuk kualitas
pada saat pendidikan itu berlangsung dan kedua, pada saat pengabdian, dengan
pendidikan keagamaan dan keterampilan yang dimiliki siswa dapat membentuk
masyarakat yang memiliki keimanan dan ketakwaan terhadap Allah swt.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunianya akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana
Pendidikan Agama Islam pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul :
“IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, INOVATIF, KREATIF,
EFEKTIF
DAN
PELAJARAN
MENYENANGKAN
PENDIDIKAN
AGAMA
(PAIKEM)
ISLAM
Di
PADA
SDN
MATA
Cijambu
Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi
Walaupun segala daya dan upaya telah penulis curahkan demi terwujudnya
skripsi ini, namun penulis mengakui bahwa skripsi ini masih sederhana,
dikarenakan oleh pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh penulis masih
sangat dangkal dan sederhana pula. Oleh karena itu, dengan hati terbuka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
pengembangan karya ilmiah selanjutnya.
Skripsi ini dapat terwujud tidak lepas berkat bantuan dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan
ini, dengan penuh kerendahan hati penulis sampaikan terima kasih yang tidak
terhingga disertai penghargaan yang setinggi-tingginya terutama yang terhormat :
1. Nurlena Rifa’i, MA. PH.d selaku Dekan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penelitian;
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Ibu Siti Khadijah, M.Pd, Dosen Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan,
arahan serta petunjuknya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini
4. Seluruh Staf Dosen dan pengajar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah membekali pengetahuan dan keterampilan selama penulis menempuh
perkuliahan di jurusan tersebut;
ii
5. Para Asisten Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan bimbingan, arahan, nasehat, saran dan bantuannya demi
lancarnya penulisan skripsi ini;
6. Bapak Kepala UPTD Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi yang telah
memberikan ijin penelitian;
7. Ibu Kepala SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten Sukabumi yang
telah membantu kelancaran dan keberlangsungan penelitian ini;
8. Orang tua dan saudara-saudara tercinta yang selalu mengiringi dengan doa
dan kasih sayang serta motivasinya;
9. Rekan-rekan PAI Angkatan 2009 yang telah memberikan dorongan serta
motivasi, mengingatkan dikala khilaf
10. Pihak lain yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, atas segala
bantuan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
Semoga Allah SWT memberikan imbalan yang berlipat ganda atas segala
amal baik yang telah saudara berikan kepada penulis. Mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, terutama
bagi dunia pendidikan. Amin Ya Rabbal Alamiin
Sukabumi, Mei 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ......................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ............................................................................
5
D. Perumusan Masalah .............................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .................................................................................
6
F. Kegunaan Penelitian.............................................................................
6
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................
8
A. Pengertian Pembelajaran PAIKEM......................................................
8
B. Pendidikan Agama Islam .....................................................................
17
C. Implementasi PAIKEM pada Pendidikan Agama Islam .....................
22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
25
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................
25
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................
29
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................
31
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
32
E. Teknik Analisis Data ...........................................................................
33
iv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.............................
35
A. Implementasi PAIKEM ........................................................................
35
B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian .................................................
46
C. Evaluasi pebelajaran dengan menggunakan model PAIKEM .............
51
D. Hasil Pembahasan ................................................................................
57
BAB V PENUTUP .........................................................................................
63
A. Kesimpulan ..........................................................................................
63
B. Saran-saran ...........................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................
67
v
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Edukatif dan
Menyenangkan
1. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang menitik beratkan
pada tinjauan bagaimana guru murid belajar. Menurut Mac Donald sistem
persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu : mengajar, belajar,
pembelajaran dan kurikulum. Mengajar (teaching) merupakan kegiatan atau
perlakuan profesional yang diberikan oleh guru. Belajar (learning)
merupakan kegiatan atau supaya yang dilakukan siswa sebagai respon
terhadap kegiatan mengajar yang diberikan oleh guru. Keseluruhan peraturan
kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi
belajar mengajar disebut pembelajaran (instruction). Kurikulum (curriculum)
merupakan suatu rencana yang memberikan pedoman atau pegangan dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Hal ini senada dengan J. Drost, SJ yang menyatakan bahwa proses
belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan
potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga
merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang
mengadakan proses pembelajaran itu4.
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil
yang telah dirancang sebelumnya melalui berbagai macam pengalaman yang
akan atau telah dilalui baik melalui interaksi dengan individu ataupun dengan
lingkungan. Oleh karena itu, dari interaksi dengan semua aspek yang
mendukung proses belajar tersebut terciptalah alur belajar yang dinamakan
sebagai proses belajar.
4
J.I.G.M. Drsost , 1996 Sekolah:mengajar atau mendidik, Kanisius Jogjakarta
9
10
Crow & Crow (Susilana, 2006:93) menyatakan bahwa proses belajar
terjadi apabila individu dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat
menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia harus mengatasi
rintangan-rintangan yang mengganggu kegiatan-kegiatan yang diinginkan,
proses penyesuaian diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak sadar, tanpa
pemikiran yang banyak terhadap apa yang dilakukan5.
Sedangkan menurut Freire, belajar merupakan suatu proses interaksi
antar berbagai aspek yang saling berkaitan, sehingga dalam interaksi tersebut
terdapat
usaha
transformasi,
reinterpretasi,
rekonstruksi,
revisi
dan
penyempurnaan, yang pada akhirnya peserta didik dapat membangun sendiri
pemahamannya, sementara fungsi pendidikan hanya sebagai fasilitator atau
mediator yang membantunya dalam proses pemahaman tersebut6.
Kemudian untuk memperluas pemahaman kita mengenai apa yang
dimaksud dengan belajar, akan dikemukakan beberapa definisi dari para ahli
pendidikan modern.
a.
Hilgard dan Bower, dalam bukunya Theories of learning (1975 )
mengemukakan, ”Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seorang
terhadap
suatu
situasi
tertentu
yang
disebabkan
oleh
pengalamanannya secara berulang-ulang dalam situasi itu, dimana
perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan
sesaat
seseorang
(misalanya;
kelelahan,
pengaruh
obat,
dan
sebagainya)”7.
b.
Gagne, menyatakan bahwa : ”Belajar terjadi apabila suatu situasi
stimulus bersama-sama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performanya berubah dari
5
Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurtekpend FIP UPI.
6
Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal
Paulo Freire. Magelang: RESIST book.
7
Gordon H. Bower dan Ernest R. Hilgard (1975) Theories of Learning, United States of
America, Washington
11
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudahnya ia
mengalami situasi tadi”8.
c.
Morgan,
dalam
buku
Introduction
of
Psychology
(1978)
mengemukakan: ”Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau
pengalaman”.
d.
Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan;
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan
diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Dari pemahaman tersebut, dapat dijelaskan secara umum bahwa belajar selain
dari kegiatan untuk mencapai tujuan atau hasil tetapi juga berkaitan dengan
faktor-faktor yang akan menciptakan suasana untuk mencapai hasil, seperti
guru sebagai fasilitator dan komunikasi yang berlangsung dengan efektif
untuk menjembatani proses pengiriman pesan dari guru ke siswa.
2. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perpaduan dari konsep mengajar dan konsep
belajar, yang penekanannya terletak pada penumbuhan aktivitas peserta didik.
Konsep ini dipandang sebagai suatu sistem dimana di dalamnya terdapat
komponen-komponen seperti peserta didik, tujuan, materi, fasilitas yang
harus dipersiapkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Davis (Susilana,
2006:96) bahwa:
Learning System manyangkut pengorganisasian dari perpaduan antara
manusia, pengalaman belajar, fasilitas, pemeliharaan atau pengontrolan, dan
prosedur yang mengatur interaksi perilaku pembelajaran untuk mencapai
tujuan.
Sedangkan
dalam
teaching
system
menyangkut
komponen
perencanaan mengajar, bahan ajar, tujuan, materi dan metode, serta penilaian
8
Astrid tiarani Penerapan teori dicrimination learning perspektif Robert M. Gagne
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam 2001
12
dan langkah mengajar akan berhubungan dengan aktifitas belajar untuk
mencapai tujuan.
a. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih
banyak melibatkan peserta didik dalam mengakses berbagai informasi
dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam pembelajaran di kelas,
sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat
meningkatkan kompetensinya.## Pembelajaran aktif adalah proses aktif
membangun makna dan pemahaman dari informasi, ilmu pengetahuan
maupun pengalaman peserta didik sendiri.
Selain itu pembelajaran aktif juga memungkinkan peserta didik
dapat mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis serta mampu
merumuskan nilai-nilai baru yang diambil dari hasil analisis mereka
sendiri. Dalam proses belajar peserta didik tidak semestinya diperlakukan
seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran ceramah
sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi. Karena itu dalam
proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan
gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar
dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya
menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Pembelajaran ini
meniscayakan adanya minimalisasi peran guru di kelas.
Guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator pembelajaran
yang mengatur sirkulasi dan jalannya pembelajaran dengan terlebih
dahulu menyampaikan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai dalam
pembelajaran. Peserta didiklah yang banyak berperan dalam proses
pembelajaran tersebut dan guru lebih banyak memberikan arahan dan
bimbingan saja.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang
13
merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun
pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah guru tentang pengetahuan. Sehingga, jika pembelajaran tidak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif, maka
pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Peran aktif
dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang
kreatif, yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan dirinya
dan orang lain.
b. Pembelajaran Inovatif (Inovative Learning)
Menurut Hornby, inovasi adalah mengadakan perubahanperubahan (make changes) dan memperkenalkan sesuatu yang baru
(introduce new changes). Menurut Miles, inovasi adalah macam-macam
perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus
untuk mencapai tujuan-tujuan system, jadi perubahan ini dikehendaki dan
direncanakan.
Maksud dari pembelajaran inovatif adalah proses pembelajaran
yang diharapkan dapat muncul ide-ide baru atau inovasi-inovasi positive
yang diharapkan lebih baik.
Inovasi dapat menjadi positif atau negatif. Inovasi positif
didefinisikan sebagai proses membuat perubahan terhadap sesuatu yang
telah mapan dengan memperkenalkan sesuatu yang baru yang
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Inovasi negatif menyebabkan
pelanggan enggan untuk memakai produk tersebut karena tidak memiliki
nilai tambah, merusak cita rasa dan kepercayaan pelanggan hilang.
Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil
yang terbaik dalam mendidik siswa. Ujung tombak keberhasilan
pendidikan di sekolah adalah guru. Oleh karena itu guru harus mampu
menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode
yang efektif untuk mendidik. Inovasi yang dilakukan guru pada intinya
berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas Kunci utama
yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk
14
inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada
kepentingan siswa.
c.
Pembelajaran Kreatif (Creative Learning)
Pembelajaran kreatif adalah kemampuan untuk menciptakan,
mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang
artistic lainnya, dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru,
dibentukmelalui suatu proses yang baru. Memiliki kemampuan untuk
menciptakan,dirancang untuk mesimulasikan imajinasi. kreatif memiliki
makna bahwapembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan
kreatifitas pesertadidik, karena pada dasarnya setiap individu memiliki
imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Kreatifitas
adalah sebagai kemampuan(berdasarkan data dan informasi yang
tersedia) untuk memberikangagasan-gagasan baru dengan menemukan
banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan
pada segi kuantitas, ketergantungandan keragaman jawaban dan
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Pembelajaran ini merupakan proses yang mengharuskan guru
untuk dapat memotivasi dan memunculkan kreatifitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan beberapa
metodedan strategi yang variatif misalnya kerja kelompok, pemecahan
problem dan sebagainya. Kirton membedakan ciri kepribadian kreatif
kedalam dua gaya berfikir:
Adaptors dan innovators. Kedua gaya tersebut merupakan
pendekatan dalam mengahadapi perubahan. Adaptors mencoba membuat
sesuatu lebih baik, menggunakannya, ada yang menggunakan metode,
nilai, kebijakan, dan prosedur. Mereka percaya pada standard dan
konsesus yang diterima sebagai petunjuk dalam pengembangan dan
implementasi ide-ide baru. Sedangkan innovators suka merekonstruksi
masalah, berpikir Mencermati pandangan pertama, yang mengartikan
kreativitas sebagai kemampuan, maka yang dimaksud kemampuan di sini
adalah kemampuan menggunakan gagasan-gagasan atau ide-ide yang
15
dilandasi oleh fakta dan informasi yang akurat dalam memecahkan atau
mengatasi suatu masalah, dengan demikian kreativitas dalam pengertian
kemampuan hanya mencakup dimensi kognitif.
Ciri-ciri kreativitas tersebut belum sepenuhnya menjadi tolak
ukur seseorang dapat disebut kreatif. Ciri lain yang harus dikembangkan
yaitu ciri afektif menyangkut sikap dan perasaan seseorang, antara lain
motivasi untuk berbuat sesuatu.
d. Pembelajaran yang Efektif (Effective Learning)
Apapun strategi pembelajaran yang dipilih harus menjamin
bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal. Ini dapat
dibuktikan dengan adanya pencapaian kompetensi pembelajaran akan
tercapai secara maksimal. Ini dapat dibuktikan dengan adanya
pencapaian kompetensi baru oleh peserta didik setelah proses belajar
mengajar berlangsung. Di akhir kegiatan proses pembelajaran harus ada
perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan pada diri peserta didik.
Beberapa prosedur yang dapat dilakukan dalam melakukan proses
pembelajaran efektif antara lain:
1) Melakukan Apersepsi
Apersepsi dilakukan untuk menjajagi pengetahuan dan memotivasi
peserta didik dengan menyajikan materi yang menarik dan
mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.
2) Eksplorasi
Eksplorasi merupakan kegiatan pembelajaran untuk megenalkan
bahan dan mengaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh
peserta didik. Kegiatan ini dapat ditempuh dengan:
a) Memperkenalkan materi standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang baru dimiliki oleh peserta didik.
b) Mengaitkan materi dan kompetensi dasar yang baru dengan
pengetahuan dan kompetensi yang sudah dimiliki oleh peserta
didik.
16
c) Menggunakan metode yang paling tepat dan variatif untuk
meningkatkan penerimaan peserta didik terhadap materi standar
dan kompetensi baru.
3) Konsolidasi Pembelajaran
Pembelajaran ini merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta
didik
dalam
pembentukan
kompetensi
dengan
mengaitkan
kompetensi dengan kehidupan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:
a) Mendorong peserta didik agar menerapkan konsep, pengertian
dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Mempraktikkan pembelajaran langsung dengan melibatkan
peserta didik aktif agar dapat membangun kompetensi, sikap dan
prilaku baru.
4) Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku
Pembentukan kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Doronglah peserta didik untuk menerapkan konsep, pengertian,
dan kompetensi yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari.
b) Praktekkan pembelajaran secara langsung, agar peserta didik
dapat membangun kompetensi, sikap dan prilaku baru dalam
kehidupan sehari-hari berdasarkan pengertian yang dipelajari.
c) Gunakan metodologi yang paling tepat agar terjadi perubahan
kompetensi, sikap dan prilaku peserta didik.
5) Penilaian
Penilaian dimaksudkan sebagai kegiatan menghimpun fakta-fakta
dan dokumen belajar peserta didik yang dapat dipercaya untuk
melakukan program perbaikan pembelajaran, serta dapat dilakukan
untuk mengambil kebijakan tentang informasi peserta didik.
17
e.
Pembelajaran yang Menyenangkan (Joyful Learning).
Proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang
menyenangkan
dan
mengesankan.
Suasana
pembelajaran
yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat peserta didik untuk
terlibat secara aktif, sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai
secara maksimal. Disamping itu pembelajaran yang menyenangkan dan
berkesan akan menjadi hadiah, reward bagi peserta didik yang pada
gilirannya akan mendorong, motivasinya semakin aktif dan berprestasi
pada kegiatan belajar berikutnya.
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang di dalamnya
terdapat interaksi yang kuat antara pendidik dan peserta didik dengan
tanpa
ada
perasaan
tertekan.
Dengan
kata
lain
pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara guru dan
peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru memposisikan diri
sebagai mitra belajar peserta didik di
kelas, sehingga tidak ada beban bagi peserta didik dalam
melakukan proses pembelajaran.
Untuk mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan ini,
guru dituntut untuk mampu mendisain materi pembelajaran dengan baik
serta
mengkombinasikannya
dengan
strategi
pembelajaran
yang
mengedepankan keterlibatan aktif peserta didik dikelas, seperti simulasi,
game, team quiz, role playing dan lain sebagainya.
Dari uraian singkat tentang Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif dan
Menyenangkan (PAIKEM), dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan
pendidikan harus diwujudkan di kelas karena dasar hukumnya sudah jelas yaitu
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Permasalahannya adalah bagaimana kreatifitas dan inovasi guru
dalam menciptakan suasana kelas agar siswa belajar, yang pada dasarnya belajar
adalah memproduksi gagasan atau membangun makna baru dari pengetahuan
awal yang sudah dimiliki siswa. Siswa sebagai subjek belajar tidak
mengkonsumsi gagasan tetapi memproduksi gagasan dalam proses pembelajaran
18
yang di fasilitasi oleh guru. Guru sebagai fasilitator hendaknya dapat
memfasilitasi terwujudnya pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan yang diantaranya dapat menggunakan model pembelajaran.
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian
Dalam menyimpulkan tentang pengertian Pendidikan Agama Islam
terlebih dahulu dikemukakan pengertian pendidikan dari segi etimologi dan
terminology. Dari segi etimologi atau bahasa, kata pendidikan berasal kata
“didik” yang mendapat awalan pe- dan akhiran -an sehingga pengertian
pendidikan adalah sistem cara mendidik atau memberikan pengajaran dan
peranan yang baik dalam akhlak dan kecerdasan berpikir.
Kemudian ditinjau dari segi terminology, banyak batasan dan
pandangan yang dikemukakan para ahli untuk merumuskan pengertian
pendidikan, namun belum juga menemukan formulasi yang tepat dan
mencakup semua aspek, walaupun begitu pendidikan berjalan terus tanpa
menantikan keseragaman dalam arti pendidikan itu sendiri.
Diantaranya ada yang mengemukakan pengertian pendidikan sebagai
berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional pasal 1.
Kata pendidikan berasal dari kata didik yang berarti menjaga, dan
meningkatkan (Webster’s Third Digtionary), yang dapat didefinisikan sebagai
berikut :
a. Mengembangkan dan memberikan bantuan untuk berbagai tingkat
pertumbuhan atau mengembangkan pengetahuan, kebijaksanaan, kualitas
jiwa, kesehatan fisik dan kompetensi.
19
b. Memberikan pelatihan formal dan praktek yang di supervisi.
c. Menyediakan informasi.
d. Meningkatkan dan memperbaiki.
Pendidikan Agama Islam berkenaan dengan tanggung jawab bersama.
Oleh sebab itu usaha yang secara sadar dilakukan oleh guru mempengaruhi
siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama yang diperlukan dalam
pengembangan kehidupan beragama dan sebagai salah satu sarana pendidikan
nasional dalam rangka meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
Selanjutnya H. Haidar Putra Daulay, mengemukakan bahwa Pendidikan
Islam pada dasarnya adalah pendidikan yang bertujuan untuk membentuk
pribadi Muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik
yang berbentuk jasmani maupun rohani.
Dari beberapa definisi di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa
yang dimaksud Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usahausaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta
terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang
sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama.
Pendidikan Agama Islam juga merupakan upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertaqwa, dan ber akhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan AlHadits, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman.
Dari pengertian di atas terbentuknya kepribadian yakni pendidikan yang
diarahkan pada terbentuknya kepribadian Muslim. kepribadian Muslim
adalah pribadi yang ajaran Islam nya menjadi sebuah pandangan hidup,
sehingga cara berpikir, merasa, dan bersikap sesuai dengan ajaran Islam.
Dengan demikian Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa
bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran
20
Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai
kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.
2.
Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam.
Dasar adalah landasan tempat berpijak atau tempat tegaknya sesuatu.
Dalam hubungannya dengan Pendidikan Agama Islam, dasar-dasar itu
merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah AlQur’an yang merupakan kitab suci bagi kita umat Islam yang tentunya
terpelihara keaslian nya dari tangan-tangan yang tak bertanggung jawab dan
tidak ada keraguan di dalamnya, sebagaimana Firman Allah Swt dalam AlQur’an yaitu surat Al-Baqarah ayat 2.
Al-qur’an sebagai kitab suci telah dipelihara dan dijaga kemurniannya
oleh Allah Swt dari segala sesuatu yang dapat merusaknya sepanjang masa
dari sejak diturunkannya sampai hari kiamat kelak, hal ini di terangkan dalam
sebuah surat dalam Al-Qur’an yaitu surah Al-Hijr ayat 9.
Al-Hadits merupakan perkataan ataupun perbuatan Nabi Muhammad
SAW yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu hal, yang juga
dijadikan dasar dan pedoman dalam Islam, dan sebagai umat Islam kita harus
mentaati apa yang telah di sunnahkan Rasulullah dalam Hadistnya, hal ini di
jelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 80.
Selain ayat di atas, terdapat juga hadits yang berkenaan dengan
mentaati rasul, yang berarti juga menjalani segala sunnah-sunnahnya melalui
Al-Hadist
Selain dari dua dasar yang paling utama tersebut, masih ada dasar
yang lain dalam negara kita khususnya seperti yang termuat dalam UndangUndang Dasar 1945, pasal 29 ayat 1 dan 2.
Ayat 1 berbunyi, “Negara berdasarkan azas Ketuhanan Yang Maha Esa”
Ayat 2 berbunyi, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing”.
21
Dalam pasal ini kebebasan memeluk agama dan kebebasan beribadah
menurut agama yang dianutnya bagi warga Indonesia telah mendapat jaminan
dari pemerintah dan hal ini sejalan dengan Pendidikan Agama Islam dan halhal yang terdapat di dalamnya.
3.
Tujuan Pendidikan Agama Islam.
Tujuan Pendidikan Agama Islam identik dengan tujuan agama Islam,
karena tujuan agama adalah agar manusia memiliki keyakinan yang kuat dan
dapat dijadikan sebagai pedoman hidupnya yaitu untuk menumbuhkan pola
kepribadian yang bulat dan melalui berbagai proses usaha yang dilakukan.
Dengan demikian tujuan Pendidikan Agama Islam adalah suatu harapan yang
diinginkan oleh pendidik Islam itu sendiri.
Zakiah Daradjad dalam Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam
mendefinisikan tujuan Pendidikan Agama Islam sebagai berikut :
Tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama
berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam
dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan
dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai kebahagiaan dan
kejayaan dunia dan akhirat. Yang dapat dibina melalui pengajaran agama
yang intensif dan efektif.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing
manusia dalam hal ini peserta didik agar mereka mampu menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga
menjadi manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara
pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman
hingga mati dalam keadaan Islam, sebagaimana Firman Allah Swt dalam AlQur’an surat Ali Imran ayat 102
22
               
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar
takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
Keadaan beragama Islam9.
4.
Fungsi Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam mempunyai fungsi sebagai media untuk
meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta sebagai wahana
pengembangan sikap keagamaan dengan mengamalkan apa yang telah
didapat dari proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Zakiah Daradjad berpendapat dalam bukunya Metodik Khusus
Pengajaran Agama Islam bahwa :
Sebagai sebuah bidang studi di sekolah, pengajaran agama Islam
mempunyai tiga fungsi, yaitu: pertama, menanamtumbuhkan rasa keimanan
yang kuat, kedua, menanamkembangkan kebiasaan (habit vorming) dalam
melakukan amal ibadah, amal saleh dan akhlak yang mulia, dan ketiga,
menumbuh kembangkan semangat untuk mengolah alam sekitar sebagai
anugerah Allah SWT kepada manusia.
Dari pendapat diatas dapat diambil beberapa hal tentang fungsi dari
Pendidikan Agama Islam yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa
kepada Allah SWT yang ditanamkan dalam lingkup pendidikan keluarga.
b. Pengajaran, yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang
fungsional
c. Penyesuaian, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat bersosialisasi
dengan lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
d. Pembiasaan, yaitu melatih siswa untuk selalu mengamalkan ajaran Islam,
menjalankan ibadah dan berbuat baik.
9
Qs. Ali Imran 102, 1999, Qur’an dan Terjemahan, Depag RI
23
Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu di
ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu
memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan
yang bahagia di dunia dan di akhirat.
5.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT,
hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia
dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan
lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspekaspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya
merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata
cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk
ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
24
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi
tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada AlQuran, sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini
adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam
dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat
membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap
ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat
tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari
awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan
mencintai agama Islam.
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang, yaitu guru sebagai
fasilitator dan siswa sebagai individu yang difasilitasi oleh guru atau pun
lembaga pendidikan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Hasil dari interaksi
antara guru dan siswa dalam rangka menyampaikan informasi ilmu
pengetahuan menghasilkan suatu model pembelajaran, yang kemudian model
ini terus berkembang sesuai kebutuhan akan ilmu pengetahuan dan
perkembangan jaman. Karenanya model pembelajaran dapat dipahami sebagai
rangkaian usaha pembaharuan. Menurut R.S. Peters dalam bukunya the
Philosophy of Education (Murtiningsih,2006:2).
Pendidikan pada hakikatnya tidak mengenal akhir, karena kualitas
kehidupan manusia terus meningkat. Untuk itu, apa yang harus dipersoalkan
bukanlah persiapan ke arah tujuan, melainkan bagimana orang bertindak saat
ini. Sehingga jika metode pendidikan yang digunakan jelas dan bersifat
membebaskan, maka akan dihasilkan pribadi-pribadi yang responsif, aktif dan
25
kreatif. Hanya dalam situasi pendidikan yang dialogislah orang akan tetap
dapat mengikuti perkembangan jaman.
C. Implementasi PAIKEM pada Mata Pelajaran PAI
Pembelajaran pendidikan agama Islam (khususnya Fiqih) dewasa ini
masih tetap cenderung bersifat memaksakan bahan ajar, bukan pada
pencapaian dan penguasaan kompetensi. Disamping itu metode pembelajaran
yang diterapkan juga membosankan, dan juga dalam pembelajaran pendidikan
agama Islam guru adalah sebagai pusat informasi, peserta didik hanya
disuguhi ceramah sang guru tanpa memperhatikan peserta didik tersebut
faham atau tidak, hal ini dikarenakan mengejar target bahan ajar selesai.
Sehingga pendidikan agama Islam tidak bermakna bagi peserta didik dan tidak
diterapkan pada kehidupan sehari-hari mereka.
Malik Fajar menyatakan bahwa “Proses belajar mengajar sampai
sekarang ini lebih banyak hanya sekedar mengejar target pencapaian
kurikulum yang telah ditentukan”.10
Nurcholis Madjid juga menyatakan bahwa pendidikan agama masih
dianggap gagal dikarenakan oleh pembelajaran pendidikan agama Islam lebih
menitikberatkan pada hal-hal yang bersifat formal dan hafalan, bukan pada
pemaknaannya.
Dengan melihat beberapa kelemahan dari pembelajaran pendidikan
agama Islam diatas, maka dengan adanya strategi pembelajaran PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) dapat
diterapkan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang mengerti akan agama
Islam. Selain itu dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran
PAIKEM pada pembelajaran Fiqih maka kegiatan pembelajaran akan lebih
bermakna karena strategi pembelajaran PAIKEM adalah sebuah pembelajaran
Malik Fadjar. 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung:
Penerbit Mizan.
10
26
yang memberdayakan seluruh aspek yang dimiliki peserta didik (afektif,
psikomotorik, kognitif), dengan peserta didik pun aktif dalam pembelajaran.
Dengan diterapkannya pembelajaran PAIKEM dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Islam maka tidak lagi menjadi pembelajaran yang
membosankan, melainkan menjadi sebuah pembelajaran yang menyenangkan.
Adapun beberapa strategi pembelajaran PAIKEM yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran PAI antara lain:
1. Everyone Is A Teacher Here (Setiap Murid Sebagai guru)
Strategi ini sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk berperan sebagai guru dari kawan-kawannya.
Dengan strategi ini siswa yang selama ini tidak aktif akan terlibat dalam
pembelajaran secara aktif.
2. Reading Aloud (Strategi Membaca Keras)
Strategi ini dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi, mengajukan
pertanyaan dan menggugah diskusi. Reading aloud adalah sebuah strategi
pembelajaran yang dilakukan dengan cara guru memberikan bacaan kepada
peserta didik dan setiap peserta didik membaca bagian teks yang berbedabeda.
3. Role Play (Bermain Peran)
Unsur yang paling menonjol dalam role play (bermain peran) adalah unsur
hubungan sosial. Dalam bermain peran, siswa dapat mencoba menempatkan
diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu.
4. Snow Bowling (bola salju)
Strategi ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari
diskusi siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok kecil kemudian
dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga pada akhirnya akan
memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah disepakati oleh siswa secara
berkelompok
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Gambaran Objektif Tempat Penelitian
Sekolah Dasar Negeri Cijambu beralamat di jalan Cikiray No. 277
Desa Sukasari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi berdiri pada tahun
1989 dan memiliki ijin operasional pada tahun 1990, pada tahun 2010 telah
terakreditasi dengan tingkat perolehan nilai B dikarenakan kondisi pada saat
itu belum adanya berbagai fasilitas yang tersedia sebagai perlengkapan
pelaksanaan pembelajaran.
Berdiri diatas lahan seluas + 1.118 meter dengan kondisi tebing sungai
yang apabila kita cermati kondisinya sangat mengkhawatirkan, namun
bagaimanapun pendidikan haruslah tetap berjalan, hingga saat ini SD Negeri
Cijambu telah menghasilkan banyak lulusan
Pada saat ini dipimpin oleh seorang kepala sekolah Hj. Yati Sumiati,
S.Pd dengan dilayani oleh 9 guru yang terdiri atas 7 orang guru PNS dan 3
orang guru honorer, dengan 1 orang Penjaga sekolah dan memiliki 224 orang
peserta didik dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Berikut ini adalah data kepemimpinan yang ada di SD Negeri Cijambu
sampai tahun 2010
No
Nama
Dari Tahun s.d Tahun
1.
H. Endang, S.Ag
1990 - 2000
2.
Enung Sumiati, S.Pd
2000 – 2006
3.
Hj. Yati Sumiati, S.Pd
2006- sekarang
a. Visi SD Negeri Cijambu
Terwujudnya siswa yang “BERIMAN, BERAKHLAK MULIA DAN
BERILMU
Indikator dari visi tersebut diatas adalah :
27
28
-
Mampu menampilkan perilaku berakhlakul karimah
-
Unggul dalam berbagai bidang olah raga (Bola Volli, Sepak Bola,
Atletik, Senam)
-
Unggul dalam implementasi bidang keagamaan
-
Unggul dalam bidang seni, dalam ciri khas seni tradisional
-
Unggul dalam hal kedisiplinan siswa dan ketertiban umum
-
Memiliki guru dan pegawai yang berkompeten
-
Memiliki guru dan pegawai tetap dengan penghasilan yang layak
-
Menjadi prioritas pertama bagi masyarakat secara luas, untuk
menyekolahkan anaknya.
-
Dapat memberi kepuasan kepada masyarakat dalam melakukan
pelayanan terhadap peserta didik
b. Misi SD Negeri Cijambu
 Meningkatkan keimanan, ketaqwaan peserta didik melalui kegiatan
keagamaan
 Membina
akhlakul
karimah
melalui
pembiasaan,
penanaman
kedisiplinan, keteladanan dan mandiri
 Menghasilkan lulusan yang kompeten dengan pengembangan potensi
intelektual emosional dan spiritual peserta didik melalui Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
c. Tujuan Sekolah

Terselenggarakan pendidikan yang dapat mengembangkan dasar-dasar
kecerdasan, pengetahuan, keterampilan, kepribadian dan ahlak mulia.
Iman dan takwa minimal sesuai dengan standar kompetensi dan
lulusan

Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan potensi dan
keunggulan lokal demi meningkatnya kesadarannya peserta didik akan
jati diri dan kecintaannya terhadap lingkungan.
29

Terselenggaranya pendidikan yang dapat meningkatkan potensi
peserta didik sesuai dengan kecerdasan bakat dan minatnya serta
sesuai dengan kondisi sekolah itu sendiri.

Terselenggaranya pendidikan yang dapat mengembangkan seluruh
potensi peserta didik untuk kepentingan hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan pada jenjang lebih lanjut.
d. Strategi SD Negeri Cijambu
-
Melakukan komunikasi langsung dengan orang tua / wali siswa dalam
setiap menerapkan suatu kebijakan yang baru melalui rapat dengar
pendapat.
-
Mulai melakukan seleksi akademis maupun non akademis untuk
menjaring siswa yang berkualitas
-
Meningkatkan prestasi akademis melalui bimbingan belajar untuk
bidang studi yang soal ujiannya menjadi kewenangan pusat.
-
Memberikan pelajaran tambahan untuk siswa yang belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimal
-
Melakukan pembinaan kesehatan terhadap siswa dengan bersinergi
dengan instansi terkaitdalam hal ini dinas kesehatan (PUSKESMAS).
e. Sarana Prasarana
Pada saat ini SDN Cijambu telah memiliki berbagai sarana
prasarana sebagai alat pembelajaran, sebagai penunjang pembelajaran
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SDN Cijambu memiliki
sebagian sarana pembelajaran diantaranya :
 40 Buah Al Qur’an
 20 Buah Buku Iqra
 4 Set Alat Peraga Huruf Hijaiyah
 4 Set Alat Peraga Tuntunan Shalat Berjamaah
 10 Set Peralatan Praktek Shalat
 10 Buah Qur’an Terjemah
30
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian diadakan mulai bulan Juni 2011 sampai dengan
Bulan Desember 2011 dengan susunan jadwal sebagai berikut :
Bulan
No
Kegiatan
Juli
Agst
Sept
Okt
Nop
Des
2 3 4 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1
Perencanaan
2
Observasi Awal
3
Pengolahan data
observasi
4
Pelaksanaan
Penelitian
5
Pengumpulan
Data
6
Penyusunan
Skripsi
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai suatu cara kerja untuk mencapai tujuan.
Cara kerja ini dapat dilakukan apabila dalam suatu penelitian data dapat
terkumpul serta dapat tercapai maksud dan tujuan dari penelitian tersebut.
Senada dengan uraian di atas Winarno Surakhmad (1994 : 131),
mengemukakan sebagai berikut :
“Metoda merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan,
misalnya
untuk
menguji
serangkaian
hipotesis
dengan
mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu, cara utama ini digunakan
setelah
penyelidikan
memperhitungkan
kewajaran,ditinjau
dari
penyelidikan dalam arti luas, hal yang biasanya perlu dijelaskan lebih
ekplisit dalam setiap penyelidikan”.1
1
Surakhmad Winarno, 1998, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito Bandung
31
Metode Penelitian adalah cara kerja untuk dapat memahami objek
penelitian. Penelitian bagi penyusunan skripsi inir menggunakan metode deskriptif
yaitu metode yang menggambarkan keadaan sekolah yang tampak pada saat
penelitian dilaksanakan.
Adapun ciri-ciri dari metode deskriptif adalah sebagai berikut:
1.
Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa
sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.
2.
Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian
dianalisa (karena itu metode ini sering disebut metode analisis).
(Winarno Surakhmad, 2004 : 140)
Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan metode deskriptif dengan
tujuan agar memperoleh hasil dan kesimpulan yang jelas dari penelitian yang
dilaksanakan. Masalah yang diteliti penulis merupakan masalah yang terjadi pada
masa sekarang, sehingga penulis memilih metode penelitian deskriptif.
Untuk penerapan metode penelitian tersebut digunakan tiga macam studi,
yakni:
1. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan, dimaksudkan untuk memperoleh informasi atau
pengetahuan yang sifatnya teoritis yang mempunyai relevansi dengan
masalah yang teliti, serta untuk memberikan metode-metode bagi
pemecahan masalah yang dihadapi.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter yaitu mengadakan penelitian terhadap dokumendokumen sekolah yang relevan dengan masalah yang diteliti,
3. Studi Lapangan
Studi lapangan, dimaksudkan untuk memperoleh data sekolah baik yang
bersifat umum maupun khusus yang diperlukan bagi pembahasan masalah.
32
Berpijak dari pendapat di atas, serta setelah memperhitungkan segi
kewajarannya, maka penulis mempergunakan metoda penelitian Deskriptif, yaitu
suatu metoda yang mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa, gejala-gejala
yang
ada
pada
masa
sekarang,
sebagaimana
dijelaskan oleh Winarno
Surakhmad (1994 : 132), sebagai berikut :
“Metoda Deskriptif adalah suatu metoda yang membicarakan beberapa
kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan
mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikannya, kemudian
menganalisanya dan menginterpretasinya”.
Dengan melihat kutipan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
metoda Deskriptif memusatkan diri kepada pemecahan masalah yang terjadi atau
berjalan pada masa sekarang.
Di dalam metodologi mendeskripsikan keadaan penelitian yang penulis
akan laksanakan. Dan hasilnya dipergunakan untuk membuktikan hipotesis yang
telah ditetapkan sebelumnya.
C. Populasi Dan Sampel
Agar penelitian ini terarah dan mencapai tujuan yang diharapkan maka
penulis menetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Populasi
Pelaksanaan suatu penelitian tidak terlepas dari objek penelitian,
hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah
atau menunjang keberhasilan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006 : 130), "Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian".
Populasi dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik Kelas
IV di SD Negeri Cijambu
2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2006 : 131) mengungkapkan bahwa sampel
adalah "Sebagian atau wakil populasi yang diteliti".
33
Penarikan sampel perlu dilakukan mengingat ukuran populasi yang
terlalu besar, sedangkan waktu, biaya dan kemampuan terbatas. Metode
pengambilan kesimpulan yang ideal mempunyai sifat-silat sebagai berikut:
1) Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh
populasi yang diteliti.
2) Dapat menentukan presisi dari hasil penelitian dengan menentukan
penyimpanan baku (standar) dari taksiran yang diperoleh.
3) Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan
4) Dengan
memberikan
keterangan
sebanyak
mungkin
dengan
biaya seminimal mungkin.
Secara garis besar ada dua metode pengambilan sampel yaitu cara acak
atau biasa disebut Random Sampling dan pengambilan sampel yang tidak
acak atau telah ditentukan sebelumnya.
Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Guru dan
Peserta didik kelas V
di SDN Cijambu kecamatan Cisaat kabupaten
Sukabumi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data Langsung (Data Primer)
a.
Observasi (pengamatan), yaitu dengan cara pengumpulan data
dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematis langsung
dilokasi objek penelitian yang berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan perusahaan.
b.
Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab secara langsung
dengan personil yang mengetahui tentang objek yang sedang diteliti.
c.
Menggunakan quesioner, pertanyaan yang diajukan kepada bagian
yang berwenang yang berkaitan dengan penyelesaian skripsi ini.
34
2. Pengumpulan Data Secara Tidak Langsung (Data Sekunder)
Merupakan
pengumpulan
data
kepustakaan
yaitu
untuk
memperoleh data atau informasi yang bersifat ilmiah dan teoritis yang
berkaitan dengan objek penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Pelaksanaan penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan sejumlah data
dari responden.
Pengambilan datanya dilakukan dengan memberikan angket
kepada sampel yang telah ditetapkan, serta mencatat dokumentasi nilai rata-rata
hasil ulangan Tes hasil belajar semester 1 – 2 tahun pelajaran 2011/2012.
Dalam pengolahan data ini, penulis menggunakan rumus perhitungan
prosentase yang dituangkan dalam bentuk tabel.
Adapun langkah-langkah dalam perhitungan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Membuat tabel dengan kolom, alternatif jawaban, frekwensi jawaban,
dan prosentase
2. Mencari frekwensi jawaban dengan jalan menjumlahkan tabulasinya
dari setiap alternatif jawaban (F)
3. Mencari
frekwensi
keseluruhan
dengan
jalan
menjumlahkan
frekwensi-frekwensi dari setiap alternatif jawaban (N)
4. Mencari prosentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
F
P
=
X
100 %
N
Keterangan:
P
=
Prosentase
F
=
Frekwensi jawaban
N
=
Jumlah sampel/responden
100 % =
Bilangan tetap
35
5. Mengadakan analisis dan penafsiran data yang telah diolah sebagai
hasil jawaban responden.
Adapun pedoman yang digunakan untuk menafsirkan data tersebut
adalah sebagai berikut :
100
%
76
%
–
52
%
–
50
%
28
%
–
4
%
–
0
%
=
Seluruhnya
96 %
=
Sebagian besar
72 %
=
Lebih dari setengahnya
=
Setengahnya
48 %
=
Hampir setengahnya
24
=
Sebagian kecil
=
Tidak ada
%
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Implementasi PAIKEM
Penelitian dilaksanakan dengan cara observasi, wawancara dan
dokumentasi, yang pada akhirnya didapat hasil informasi berupa data. Datadata yang diperoleh kemudian diolah dan diinterpretasikan secara deskriptif
sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pendeskripsian hasil penelitian ini dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi sampai dengan kendala dan danpak
dari pelaksanaan model PAIKEM.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka akan dipaparkan secara
berurutan berdasarkan alur rumusan masalah penelitian.
PAIKEM digunakan sebagai model standar dalam kegiatan belajar
mengajar, ini sesuai dengan program yang dicanangkan oleh DEPDIKNAS
bahwa terdapat tiga komponen utama pendidikan, yaitu : (1) manajemen
sekolah, (2) Peran serta Masyarakat, dan (3) Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM). Oleh karena itu, perencanaan
pembelajaran di SD Negeri Cijambu yang dirancang pun berbasis pada
PAIKEM.
Berdasarkan wawancara dengan PKS (Pembantu Kepala Sekolah)
urusan kurikulum, sistem perancangan pembelajaran dilakukan dengan dua
tingkatan, yaitu perancangan pembelajaran tingkat sekolah dan perancangan
tingkat guru.
Perancangan pembelajaran di tingkat sekolah terdapat tiga tahapan,
yaitu tahapan rapat kerja awal tahun, tahapan rapat kerja guru satu tingkatan
kelas. Dalam perencanaan pembelajaran ini kedua tahapan ini dipimpin oleh
kepala sekolah di dampingi pihak yayasan serta dibantu oleh PKS urusan
kurikulum.
35
36
1. Tahapan rapat kerja awal tahun.
Rapat kerja awal tahun ini dipimpin oleh kepala sekolah dibantu dengan
PKS (Pembantu Kepala Sekolah) mengumpulkan seluruh guru untuk
membicarakan program setahun kedepan berkaitan dengan peningkatan mutu
proses belajar mengajar (PBM) di kelas berdasarkan PAIKEM, program yang
akan dibicarakan :
a. Menganalisis standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Penganalisisan SK dan KD ini dilakukan bersama-sama,
tujuannya adalah agar guru dalam menganalisis SK dan KD dan
menurunkannya menjadi indikator belajar sesuai dengan kebutuhan
siswa. Tujuan lain adalah dengan adanya perancangan SK dan KD secara
bersama-sama terjadi sharing atau saling tukar pendapat mengenai
indikator yang tepat, metode pembelajaran yang tepat, skenario yang
tepat, penggunaan media yang tepat antar semua guru, tidak terbatas
spesifikasi keilmuan.
b. Penempatan wali Kelas
Tujuan dengan adanya penempatan wali kelas supaya guru yang
diberi tanggung jawab menjadi wali kelas bisa menciptakan suatu
lingkungan belajar yang kondusif, menarik, dan menyenangkan untuk
siswa-siswa di saat siswa sedang belajar di kelas. Aspek-aspek yang
harus terdapat di kelas adalah :
1. Perangkat kelas, digunakan agar siswa mulai belajar berorganisasi
dengan cara memilih ketua kelas beserta anggotanya, dan diketahui
oleh wali kelas.
2. Papan absen, digunakan untuk mengetahui siswa yang tidak masuk
kelas hari itu, dan memudahkan guru atauwali kelas mengetahui
siswanya yang tidak hadir pada hari itu, sehingga tidak perlu
menghabiskan waktu untuk absen siswa.
37
3. Tempat memajang hasil karya siswa, digunakan agar siswa merasa
memiliki kelas itu dan menjadi tempat motivasi agar siswa selalu
bersemangat untuk sekolah.
4. Perpustakaan kelas, digunakan agar siswa tetap rajin membaca
apabila guru sedang berhalangan hadir dan digunakan sebagai
referensi yang cepat dijangkau apabila KBM sedang berjalan.
Wali kelas ini bertujuan agar dapat mengetahui karakteristik
pribadi siswa sehingga bisa menganalisis model pembelajaran apa yang
digunakannya dan bisa menjadi orang tua siswa sewaktu siswa berada di
sekolah.
c. Penempatan guru mengajar
Tujuan dengan adanya penempatan guru mengajar adalah agar
guru yang diberi tanggung jawab untuk mengajar di suatu tingkatan kelas
atau kelas tertentu dapat mempersiapkan dirinya dengan mencari
informasi keadaan siswa yang akan diajarnya. Dengan mencari keadaan
informasi siswa, guru diharapkan bisa dengan baik menganalisis gaya
belajar yang tepat untuk kelas tersebut.
2. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas.
Tujuan dari rapat kerja guru satu tingkatan kelas adalah agar bisa
sama-sama memberi informasi dan pendapat mengenai model pembelajaran
yang akan digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dan juga secara
bersama-sama menganalisis indikator yang harus dicapai siswa di tingkat
tersebut. Sehingga pada akhirnya, dalam rapat kerja guru satu tingkatan kelas
bisa menghasilkan indikator yang bisa dicapai siswa di tingkat tersebut
berdasarkan SK dan KD yang telah ada. Rapat kerja guru satu tingkatan kelas
ini diadakan pada awal semester.
38
3. Prestasi rapat kerja guru satu tingkatan kelas.
Setelah rapat kerja guru satu tingkatan kelas diadakan oleh guruguru satu tingkat kelas, kemudian diadakan kembali rapat secara
keseluruhan yang dihadiri oleh semua guru untuk prestasi hasil dari rapat
kerja guru satu tingkat kelas. Setiap perwakilan guru dari setiap tingkatan
mempresentasikan apa indikator yang ingin dicapai siswa pada tingkat
tersebut dan model pembelajaran apa yang akan digunakan. Rapat ini
dipimpin oleh kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum. Tujuan dari
rapat ini, agar kepala sekolah dan PKS urusan kurikulum mengetahui dan
menyetujui apa yang akan dilakukan guru pada saat KBM.
Tahapan proses perencanaan pembelajaran di tingkat sekolah dapat
dideskripsikan sebagai berikut :
Rapat kerja
Awal tahun
Rapat kerja guru
satu tingkat kelas
Presentasi
Disetujui
Rencana
Pembelajaran
Bagan IV.1 Tahapan Proses Pembelajaran
1.
Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.
Berdasarkan wawancara dengan Kepala Sekolah, secara umum
pelaksanaan pembelajaran di SD Negeri Cijambu ini terbagi ke dalam dua
model utama, yaitu penggunaan model tematik yang digunakan kelas 1 sampai
kelas 3 dan penggunaan model CTL yang digunakan kelas 4 sampai kelas 6,
khusus untuk kelas 6 yang akan menghadapi Ujian Akhir Sekolah
menggunakan model tambahan, yaitu model Drill (latihan). Penggunaan
model-model tersebut dinilai paling tepat untuk kebutuhan dan daya nalar
39
siswa. Penggunaan model tematik pada kelas 1 sampai kelas 3 diharapkan
agar dapat membangun minat belajar siswa, sedangkan penggunaan model
CTL pada kelas 4 sampai kelas 6 diharapkan agar siswa dapat merancang
opini-opini dari siswa.
1) Model Drill (latihan)
Model drill digunakan khusus untuk kelas VI untuk mempersiapkan
ujian akhir. Model drill ini digunakan dalam setiap mata pelajaran dan
dilakukan di akhri untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pemahaman
siswa dalam materi yang baru di dapatnya.
Penguasaan mata pelajaran wajib dikuasai oleh siswa dengan
berbagai cara, apakah itu dengan menemukan sendiri, dengan bertanya,
dengan diskusi atau yang lainnya. Untuk lebih memantapkan ilmu yang
sudah di dapat, maka perlu diadakannya latihan yang dilakukan secara
kontinue. Tujuan dari latihan adalah agar siswa memiliki keterampilan
secara nyata dari apa yang telah dipelajarinya. Aspek-aspek yang
dikembangkan dari model drill/latihan ini adalah :
a) Siswa memiliki keterampilan motorik/gerak.
b) Kecakapan intelek siswa dapat berkembang.
c) Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu
keadaan
dengan hal-hal yang berhubungan.
Berdasarkan hasil penelitian di kelas VI mengenai pelaksanaan
model drill akan dipaparkan sebagai berikut :
Kelas
VI
Aktifitas Guru

Banyak
Aktifitas siswa
memberikan 
latihan di akhir

Banyak
Banyak
guru dengan cepat
memberikan 
Bertanya balik ke guru

Terjadi diskusi guru
pertanyaan

Merespon pertanyaan
memberikan
dengan siswa
40
penugasan

Terjadi diskusi antar
siswa

Latihan-latihan
diberikan
yang
dikerjakan
siswa
dengan
sungguh-sungguh

Penugasan dikerjakan
dengan baik

Pemajangan
penugasan
berupa
karya di kelas.

Siswa
sudah
mempunyai
buku
latihan terpisah.

Siswa
mempunyai
modul latihan.
Tabel IV.7 Pelaksanaan Model Drill Kelas 6
2. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
Berdasarkan hasil wawancara dengan PKS urusan Kurikulum,
PAIKEM yang dilaksanakan di SD Negeri Cijambu terdapat dua standar
evaluasi, yaitu evaluasi tingkat kelas dan evaluasi tingkat sekolah. Kedua
standar evaluasi itu digunakan untuk terus meningkatkan mutu proses belajar
mengajar di kelas dan juga sebagai tempat sharring yang terjadi antara guru
yang diketahui oleh Kepala Sekolah.
1. Evaluasi tingkat kelas
Terdapat dua macam evaluasi yang dilakukan oleh wali kelas pada
kelas 1 sampai dengan kelas 3 dan guru bidang studi pada kelas 4 sampai
kelas 6. evaluasi yang digunakan adalah refleksi setelah kegiatan belajar
41
mengajar dan penugasan serta tes sebagai tindak lanjut kegiata belajar
mengajar.
a) Refleksi
Berdasarkan observasi, kegiatan pada refleksi biasanya guru
mencoba bertanya kembali kepada siswa apa yang baru dipelajarinya,
kegiatan itu dilakukan untuk mengetahui apakah siswa bisa memahami
pelajaran yang baru diperolehnya dan sebagai masukan bagi guru
untuk mengetahui efektivitas proses pembelajaran tersebut. Refleksi
bisa berupa respon terhadap kejadian, aktifitas, atau pengetahuan yang
baru diterima oleh siswa. Pada akhir pelajaran, guru menyempatkan
waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi, perwujudannya dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan.
Berikut ini contoh refleksi yang dilakukan oleh guru terhadap
siswa :
1. Bagaimana pendapatmu mengenai kegiatan hari ini ?
2. Hal-hal baru apa saja yang kalian dapatkan melalui kegiatan hari
ini?
3. buatlah komentar di buku catatanmu tentang pembelajaran hai ini?
4. apakah keterampilan yang kalian pelajari hari ini dapat diterapkan
di rumah ?
b) Penugasan
Penugasan merupakan tahap evaluasi berbentuk hasil, sejauh
mana siswa tersebut paham dan kemudian terdapat penilaian dari
ketercapaian siswa bisa memahami pelajaran. Tujuan dari penugasan
tersebut adalah agar siswa bisa mengingat kembali materi yang
dipelajarinya sehingga menghasilkan sebuah feed back yang bisa
menghasilkan opini-opini pribadi terhadap mata pelajaran yang baru
siswa dapatkan.
Terdapat beberapa macam bentuk penugasan yang bisa menjadi
tolak ukur menilai prestasi siswa, yaitu antara lain laporan kegiatan,
42
portofolio, karya siswa, prestasi atau penampilan siswa, demonstrasi,
dan diskusi di kelas.
Penugasan tersebut menjadi nilai tambah dalam menilai
performance siswa, sehingga penilaian guru terhadap siswa tidak
hanya berasal dari penugasan-penugasan yang siswa dapat merasa
nyaman dan tertantang untuk mengerjakan penugasan tersebut.
c) Tes
Evaluasi tingkat kelas yang berbentuk seperti pekerjaan rumah
dan kuis. Kedua evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan dasar untuk
menilai sejauh mana siswa paham terhadap materi yang dipelajarinya,
sehingga guru bisa mengukur tingkat pencapaian siswa.
2. Evaluasi tingkat sekolah
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, terdapat dua aspek
yang di evaluasikan pada tingkat sekolah, yaitu aspek siswa dan aspek
guru. Kedua hal tersebut dibahas agar peningkatan dan sinkronisasi antara
kemajuan pencapaian hasil belajar siswa juga disertai dengan peningkatan
mutu mengajar guru. Kedua aspek tersebut dibahas dengan saling
berkaitan, apabila mutu siswa menurun bisa jadi mutu mengajar guru yang
tidak cukup bagus atau kreatif dan apabila mutu siswa naik bisa jadi mutu
mengajar guru yang cukup bagus dan kreatif.
a) Aspek siswa
Untuk evaluasi aspek siswa, evaluasinya melalui refeleksi
setelah kegiatan belajar mengajar dan penugasan-penugasan yang
diberikan guru. Selain dari pada itu, evaluasi aspek siswa juga dinilai
dalam hal performance siswa, dari mulai aktif di dalam kegiatan
belajar mengajar, aktif dalam belajar kelompok dan diskusi, dan selalu
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, evaluasi
dari siswa juga berdasarkan evaluasi formal sebagai syarat yang
diberikan oleh Depdiknas, yaitu adanya UTS dan UAS.
43
b) Aspek guru
Sedangkan untuk aspek guru, aspek yang dievaluasi mengenai
pencapaian indikator belajar yang telah dirancang guru dalam silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di SD Negeri Cijambu,
evaluasi aspek guru dilaksanakan di Komite Kerja Guru (KKG) yang
dilakukan setiap satu minggu sekali, tepatnya pada hari sabtu dimana
pada hari tersebut siswa menjalani aktifitas ekstrakulikuler. KKG
dipimpin langsung oleh kepala sekolah yang didampingi oleh PKS
urusan kurikulum. Di KKG tersebut, semua guru atau wali kelas wajib
hadir dan setiap guru atau wali kelas menceritakan kendala yang
dihadapi sewaktu proses belajar mengajar berlangsung. Proses tersebut
kemudian berlanjut kepada saling sharing antar guru, dimana saling
memberi solusi kepada guru yang menemukan kesulitan.
3. Kendala yang dihadapi dalam menggunakan model PAIKEM
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, ada kendala yang
menjadi memperlambat proses peningkatan mutu pembelajaran di sekolah,
yaitu kendala yang dihadapi di saat terdapat beberapa mata pelajaran yang
ingin menggunakan media dan ternyata media tersebut tidak dipunyai oleh
sekolah, maka guru harus bisa membuat alternatif atau solusi untuk bisa tetap
mengadakan materi tersebut dengan media yang ada atau bahkan membuat
media tersebut.
a) Sarana
Kebutuhan terhadap penunjang kegiatan belajar mengajar sangat
dibutuhkan, khususnya kepada sarana pembelajaran. SD Negeri Cijambu
mempunyai sarana pembelajaran, perpustakaan, sarana tersebut digunakan
untuk dapat membantu siswa belajar.
Perpustakaan
SD Negeri Cijambu mempunyai ratusan buku dengan berbagai
jenis buku, dari buku pelajaran sampai dengan buku cerita.
44
Keberadaan perpustakaan ini menjadi suatu yang sangat bermanfaat,
siswa sering mencari sumber-sumber referensi. Belajar mandiri
biasanya dilakukan siswa di dalam perpustakaan sehingga siswa bisa
mencari sumber-sumber rujukan yang lebih banyak daripada sumber
rujukan yang berasal dari guru.
Kendalanya adalah kondisi bangunan yang baru dibangun,
membuat pengelolaan perpustakaan belum berjalan secara efektif dan
maksimal, sehingga pelayanan terhadap pinjaman buku menjadi
tersendat.
b) Media
Kendala dalam media adalah penyediaan media sederhana yang
bisa digunakan guru, kurangnya kemampuan guru untuk bisa membuat
media sederhana secara mandiri menjadikan guru mencari alternatif untuk
bisa menjadikan kegiatan belajar mengajar tetap menggunakan media.
Biasanya guru menungaskan siswa untuk membawa media pada
pertemuan yang akan datang.
Selain dari sarana dan media, kendala yang dihadapi adalah faktor orang
tua siswa yang tidak menjadi teman belajar siswa disaat di rumah. Orang tua
sepenuhnya menyerahkan kepada sekolah proses mendapatkan ilmu sehingga
pada akhirnya siswa tersebut tidak bisa menerapkan ilmu yang telah didapat
disekolah sewaktu siswa berada di lingkungan rumah. Faktor tindak lanjut dari
suatu ilmu yang diperolehnya disekolah hanya terjadi apabila siswa tersebut
berada di sekolah, sedangkan di saat siswa tersebut berada di rumah, faktor
tindak lanjut itu menjadi faktor yang tidak diperhatikan siswa. Di lain kasus
adalah di saat siswa berada di rumah, siswa tersebut di paksa untuk terus
menerus belajar oleh orang tuanya. Kondisi tersebut tidaklah sama dengan
kondisi belajar yang dialami siswa disekolah, sehingga menyababkan
terputusnya kesinambungan siswa untuk dapat merasakan kenyamanan dalam
belajar.
45
4. Dampak yang ditimbulkan dari penggunaan model PAIKEM
Berdasarkan observasi dan wawancara, terdapat beberapa dampak
yang ditimbulkan dalam PAIKEM ini, khususnya dari aspek siswa, aspek
guru, aspek keadaan sarana dan prasarana.
a) Aspek siswa
Dalam PAIKEM ini terdapat dampak yang menyebabkan proses
peningkatan mutu kegiatan belajar siswa, diantaranya adalah :
1) Siswa menjadi lebih berani bertanya
2) Siswa aktif berbicara, mampu berdiskusi dan tidak takut salah dalam
mengeluarkan gagasannya.
3) Terjadinya kelompok belajar yang mengakibatkan siswa belajar
mandiri dengan kelompoknya.
4) Siswa dinilai cukup sering datang ke perpustakaan setelah proses
belajar mengajar berakhir.
5) Penugasan yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan oleh siswa.
6) Penggunaan bedia belajar menarik minat belajar siswa.
7) Siswa kreatif dalam mengerjakan tugas-tugas yang berupa hasil karya.
8) Siswa kreatif dalam mencari bahan belajar.
9) Siswa merasa tidak ada tekanan dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
b) Aspek guru
Dampak yang dihasilkan dari PAIKEM terhadap guru antara lain
adalah :
1) Guru bisa menciptakan berbagai situasi mengajar disaat persiapan
mengajar yang telah dirancang tidak tepat untuk diterapkan.
2) Aktifitas mengajar guru yang bersemangat menyebabkan siswa ikut
bersemangat dalam belajar.
3) Penugasan berupa membawa media untuk pertemuan selanjutnya
merupakan cara yang efektif untuk mempermudah penyampaian
materi pelajaran.
4) Pemanfaatan waktu dioptimalisasikan dengan sebaik-baiknya.
46
5) Diskusi yang diterapkan guru menyebabkan terjadinya multidiskusi.
6) Reward dan punishmen yang dilakukan guru secara proporsional
menyebabkan siswa menghormati guru.
7) Guru selalu bersemangat dalam kegiatan belajar mengajar.
c) Aspek keadaan kelas.
Merupakan faktor penunjang dalam kegiatan belajar mengajar
yang pada akhirnya menghasilkan dampak seperti :
1) Kelas sebagai tempat pameran karya seni wisata.
2) Kondisi kelas (meja dan bangku) yang selalu berubah-ubah membuat
nuansa kelas selalu baru.
3) Sebagai tempat motivasi ekstrinsik untuk menumbuhkan semangat
belajar siswa.
d) Aspek sarana dan prasarana
1) Pengoptimalan fasilitas sarana dan prasarana untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar.
2) Sebagai sarana belajar mandiri siswa.
3) Sebagai referensi siswa dalam mencari sumber rujukan selain guru.
B. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian
Setelah pemaparan hasil penelitian di SD Negeri Cijambu, kemudian
akan dibahas temuan hasil dari penelitian mengenai pelaksanaan model
PAIKEM di SD Negeri Cijambu. Pembahasan penelitian ini akan mengikuti
alur rumusan masalah penelitian dan akan dijabarkan sebagai berikut :
1. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
Perencanaan yang baik merupakan suatu perencanaan yang diambil
dari berbagai macam sumber. Sumber yang didapat bisa berasal dari luar
seperti jurnal-jurnal mengenai proses pembelajaran ataupun dari dalam
seperti hasil evaluasi dari tahun ke tahun. Kesemuanya itu merupakan
faktor-faktor yang dapat menjadi acuan dalam merencanakan proses
pembelajaran yang baik.
47
Menurut Ibrahim dan Syaodih (2003:55) ”Perencanaan suatu
program pengajaran memegang peranan yang sangat penting, sebab
menentukan langkah pelaksanaan dan evaluasi. Keterpaduan pengajaran
sebagai sistem bukan hanya komponen-komponen proses belajar
mengajar, tetapi juga antara langkah yang satu dengan yang lainnya”.
Perencanaan pembelajaran yang mengedepankan aspek aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan untuk siswa perlu membutuhkan
referensi-referensi yang tepat agar tujuan yang ingin dicapai bisa tercapai.
Referesni-referensi yang digunakan bisa dari jurnal Depdiknas mengenai
pembelajaran atau dari buku-buku yang berbicara mengenai model
pembelajaran yang berhubungan dengan PAIKEM.
Perencanaan pembelajaran juga perlu melihat evaluasi yang telah
dibuat tahun ajaran sebelumnya, evaluasi dari tahun ajaran sebelumnya
dinilai sangat tepat karena di evaluasi tersebut memuat perkembangan
anak secara khusus dan perkembangan kelas secara umum sehingga guru
dapat menentukan langkah yang tepat dalam perencanaan.
Selain
dari
mempelajari
jurnal-jurnal
dan
dokumen
perkembangan siswa, untuk memperluas khasanah keilmuan guru, dalam
perencanaan pembelajaran perlu mengundang ahli-ahli yang pandai
berbicara
mengenai
model
pembelajaran,
khususnya
bagaimana
menciptakan suasana pembelajaran sesuai dengan model PAIKEM. Ini
merupakan langkah yang dinilai cukup bagus dimana guru bisa bertanya
secara langsung kepada pakar pembelajaran sehingga pada akhirnya guru
bisa menemukan jawaban-jawaban sendiri terhadap masalah yang guru
tersebut temukan di saat kegiatan belajar mengajar.
Oleh karena itu, sekolah dituntut untuk bisa mempunyai jaringan
terhadap lembaga-lembaga yang bisa menjadi sumber rujukan untuk
peningkatan mutu kualitas belajar mengajar. Sumber rujukan tersebut bisa
berasal dari Disdik tingkat kecamatan, Disdik tingkat Kabupaten, Disdik
tingkat Propinsi, dari LPMP, atau dari mana pun yang dinilai cukup
berkompetensi untuk memberikan masukan untuk sekolah.
48
Kegiatan kunjungan atau studi komparatif ke sekolah-sekolah
lain yang sudah menerapkan PAIKEM dinilai sangat efektif. Kunjungan
tersebut pada akhirnya bisa mengetahui bagaimana perencanaannya,
pelaksanaannya, eveluasinya yang diterapkan di sekolah lain dan
mengetahui juga kendalanya yang terjadi di sekolah tersebut dalam
penerapan pembelajaran PAIKEM.
Guru dituntut harus bisa menganalisis dengan cermat rencana
pembelajaran yang akan dituangkannya dalam silabus dan RPP, karena
dengan merancang silabus dan RPP dengan cermat guru menjadi paham
situasi yang akan dihadapinya nanti saat berada di kelas. Selain dari itu,
guru juga harus bisa kreatif dalam menciptakan nuansa kelas yang
mendukung proses belajar mengajar dan guru harus dapat lebih jeli
melihat peluang-peluang model pembelajaran yang bisa diterapkan di
kelas apabila rencana model yang sudah di tulis di skenario pembelajarn
tidak tepat untuk digunakan.
Diskusi antar guru juga harus labih sering dilakukan baik itu
diskusi secara formal ataupun nonformal karena dengan memperbanyak
diskusi proses saling memberi input akan sanagt bermanfaat. Metode
diskusi antar guru merupakan metode yang paling mudah untuk bisa
dilakukan karena tidak terbatas oleh waktu, jadwal mengajar, dan tempat.
2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM
Pelaksanaan pembelajaran perlu memperhatikan aspek guru dan
aspek siswa sebagai pelaksana proses belajar. Terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan oleh guru sehingga pelaksanaan pembelajran PAIKEM tepat,
diantaranya :
a. Memahami sifat yang dimiliki anak
Pada dasarnya anak memiliki sifat : rasa ingin tahu dan
berimajinasi.
Kedua
sifat
ini
merupakan
modal
dasar
bagi
perkembangan sikap/berfikir kritis dan kreatif. Suasana pembelajaran
yang ditujukkan guru dengan memuji anak karena hasil karyanya, guru
49
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong
anak untuk melakukan percobaan, dan sebagainya.
b. Mengenal anak secara perorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi
dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAIKEM perbedaan
individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan
pembelajaran. Semua siswa dalam kelas tidak selalu mengerjakan
kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan
belajarnnya.
Sisiwa
yang
memiliki
kemampuan
lebih
dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lebah (tutor sebaya).
Dengan mengenal kemampuan guru akan dapat membantunya bila
mendapat kesulitan sehingga siswa tersebut belajar secara optimal.
c. Memanfaatkan perilaku siswa dalam pengorganisasian belajar.
Siswa secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam
bermain.
Perilaku
ini
dapat
dimanfaatkan
dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas
sesuatu, siswa dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok.
Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar
pikiran. Namun demikian, siswa juga perlu menyelesaikan tuas secara
perorangan agar bakat individunya berkembang.
d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah, hal
tersebut memerlukan kemampuan berfikir kritis dan kreatif. Kritis
untuk menganalisa masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif
pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari sifat
rasa ingin tahu dari imajinasi yang telah ada pada anak sejak dari lahir.
Oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan
sesering mungkin memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
yang terbuka.
50
e. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik.
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAIKEM. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu hasil
pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa yang lain. Yang
dipajangkan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli,
puisi, karangan dan sebagainya. Ruang kelas yang pnuh dengan
pajagan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu
guru dalam KBM karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas
suatu masalah.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber
yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat
berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar
sering membuat siswa merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari
lingkungan dapat dibawa ke ruangan kelas untuk menghemat biaya
dan waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah
keterampulan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklarifikasikan, membuat
tulisan dan membuat gambar/diagram.
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa
51
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daipadakelewamahan
siswa. Selainitu cara memberikan umpan balikpun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi
tugas-tugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil
pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan
diri siswa dari pada hanya sekedar angka.
C. Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan model PAIKEM.
Mekanisme evaluasi yang diterapkan hendaklah mengacu pada
perkembangan siswa. Dalam merancang evaluasi untuk siswa hendaknya guru
bisa menentukan dengan tepat, evaluasi apa yang dirancang untuk siswa selalu
berbeda dengan evaluasi sebelumnya. Kemudian perlu diperhatikan juga
mengenai perubahan kondisi atau situasi belajar yang menuntut daya tanggap
yang berbeda karena pada dasarnya tujuan evaluasi adalah mengetahui
sejauhmana daya tanggap siswa terhadap materi yang baru dipelajari, oleh karena
itu penerapan evaluasi yang tepat akan megnhasilkan informasi yang tepat pula
akan kemampuan daya tanggap siswa. Selain dari pada itu, pemahaman
karakteristik siswa juga perlu diperhatikan karena tidak semua siswa dapat
memahami materi pelajaran dengan cepat.
Tabel 4.6
Menjelaskan tentang kehadiran guru tepat waktu atau tidak
No
1
Alternatif
F
%
Selalu
23
54%
Sering
17
46%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
52
Dari tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa kehadiran guru dikelas tepat pada
waktunya sangat baik, dibuktikan dengan jawaban siswa yang menjawab
selalu sebanyak 54 sebanyak 54%, sedangkan yang menjwab sering sebanyak
46%,
Tabel 4.7
Kesukaan siswa terhadap Guru PAI
No
2
Alternatif
F
%
Selalu
0
0%
Sering
33
84%
Kadang-kadang
7
16%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel 4.7 dijelaskan tentang kesukaan siswa terhadap guru PAI diperoleh
data bahwa respon siswa sangat baik terbukti pada jawaban siswa yang
menjawab sering sebanyak 84% dan yang menjawab kadang-kadang
sebanyak 7% saja
Tabel 4.8
Siswa menyenangi pelajaran PAI
No
3
Alternatif
F
%
Selalu
11
27%
Sering
19
48%
Kadang-kadang
10
25%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas diketahui bahwa siswa menyenangi pelajaran PAI cukup
baik terbukti dengan jawaban siswa menjawab selalu sebanyak 27% dan yang
menjawab sering 48% dan menjawab kadang-kadang sebanyak 25%
sedangkan yang menjawab tidak pernah 0%
53
Tabel 4.9
Penjelasan tentang keterampilan dan komunikasi guru dalam
menyampaikan materi
No
4
Alternatif
F
%
Selalu
7
17%
Sering
21
53%
Kadang-kadang
9
22%
Tidak pernah
3
8%
Jumlah
40
100%
Dari data diatas diketahui peran guru dalam keterampilan dan komunikasi
guru dalam menyampaikan materi cukup baik terbukti dalam jawaban siswa
yang menjawab selalu sebanyak 17% dan menjawab sering sebanyak 53%
sedangkan yang menjawab kadang-kadang 22% dan tidak pernah hanya 8%
Tabel 4.10
Peran Guru, apakah guru selalu membacakan Al Qur’an ketika
pembelajaran Al Qur’an berlangsung
No
5
Alternatif
F
%
Selalu
8
20%
Sering
20
50%
Kadang-kadang
6
15%
Tidak pernah
6
15%
Jumlah
40
100%
Diketahui bahwa peran guru dalam membacakan Al Qur’an pada saat
pembelajaran berlangsung cukup baik, terbukti pada jawaban siswa yag
menjawab selalu 20% yang menjawab sering sebanyak 50%, sedangkan yang
menjawab kadang-kadang sebanyak 15% dan tidak pernah 15% saja
54
Tabel 4.11
Peran Guru, apakah guru selalu memberikan kesempatan untuk
bertanya ketika pembelajaran PAI berlangsung
No
6
Alternatif
F
%
Selalu
12
30%
Sering
20
50%
Kadang-kadang
8
20%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas diketahui bahwa guru sudah memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya hal ini diperoleh dari jawaban yang menjawab
selalu sebanyak 30% dan sering sebanyak 50% sedangkan yang menjawab
kadang-kadang sebanyak 20% saja
Tabel 4.11
Peran Guru, ketika siswa bertanya kepada guru apakah siswa merasa
puas dengan jawaban guru
No
7
Alternatif
F
%
Selalu
12
30%
Sering
20
50%
Kadang-kadang
8
20%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas diketahui bahwa guru sudah memberikan jawaban yang
memuaskan kepada siswa ketika siswa bertanya hal ini diperoleh dari
jawaban yang menjawab selalu sebanyak 30% dan sering sebanyak 50%
sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20% saja
55
Tabel 4.13
Apakah guru telah memberikan kemudahan dalam pembelajaran
PAI
No
8
Alternatif
F
%
Selalu
10
25%
Sering
24
60%
Kadang-kadang
6
15%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas diketahui bahwa guru telah memberikan kemudahan dalam
pembelajaran Al Qur’an hal ini terbukti dengan jawaban siswa yang
memberikan jawaban selalu sebanyak 25% sering 60% dan kadang-kadang
sebanyak 15%
Tabel 4.14
Apakah guru memberikan bantuan dan bimbingan dalam kesulitan
pembelajaran PAI
No
9
Alternatif
F
%
Selalu
6
15%
Sering
24
60%
Kadang-kadang
10
25%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari tabel diatas diperoleh data bahwa guru telah memberikan bimbingan
kepada siswa dalam kesulitan dalam pembelajaran Al Qur’an hal ini
dibuktikan engan jawaban siswa yang menjawab selalu sebanyak 15% sering
sebanyak 60% sedangkan yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10%
56
Tabel 4.15
Apakah guru menggunakan media pembelajaran dalam materi
PAI
No
10
Alternatif
F
%
Selalu
24
60%
Sering
10
25%
Kadang-kadang
6
15%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Tabel diatas membuktikan bahwa guru telah menggunakan media
pembelajaran dalam materi Al Quran hal ini dibuktikan dengan jawaban
siswa yang menjawab selalu sebanyak
60% sering sebnayak 25% dan
kadang-kadang sebanyak 15%
Tabel 4.16
Apakah siswa aktif dalam bertanya tentang hal yang belum dimengerti
No
11
Alternatif
F
%
Selalu
12
30%
Sering
12
30%
Kadang-kadang
16
40%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah
40
100%
Dari data diatas diperoeh jawaban bahwa sebagian besar siswa menyatakan
aktif dalam bertanya dalam pembelajaran, hal ini dibuktikan denganperolehan
jawan yaitu sebanyak 60% menjawab selalu dan sering dan sebanyak 40 %
menyatakan kadang-kadang
57
D. Hasil Pembahasan
Berdasarkan hasil angket yang disebar dalam bentu kuesioner membuktikan
bahwa pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan dapat
meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran PAI hal ini dibuktikan
dengan hasil angket sebagai berikut :
f= 40
No
Uraian Pertanyaan
1.
Apakah guru PAI selalu hadir tepat waktu
√
100%
2.
Apakah anda terhadap guru PAI
√
84%
3.
Apakah anda menyenangi materi Al
√
75%
√
70%
√
70%
√
80%
√
80%
√
85%
√
75%
√
85%
√
60%
Ya
Tidak
Ket
Qur’an
4.
Apakah
guru
memiliki
kemampuan
menyampaikan pelajaran BTQ
5.
Apakah guru selalu membacakan Al
Qur’an ketika pembelajaran PAI
6.
Apakah guru memberikan kesempatan
untuk bertanya
7.
Apakah kalian merasa puas dengan
jawaban yang diberikan oleh guru
8.
Apakah guru memberikan kemudahan
dalam pembelajaran PAI
9.
Apakah guru memberikan bantuan dan
bimbingan dalam kesulitan pembelajaran
PAI
10. Apakah guru menggunakan media/alat
dalam materi PAI
11. Apakah kalian menyukai pelajaran PAI
12. Apakah Menurut Kalian Waktu 2 Jam
Pelajaran PAI sudah mencukupi
√
65%
58
Berdasarkan laporan penelitian yang disajikan diatas diketahui bahwa
sebelum terjun langsung ke lapangan untuk menerapkan strategi pembelajaran
PAIKEM guru-guru di SD Negeri Cijambu baik itu guru agama maupun guru
umum, diikutsertakan terlebih dahulu dalam pelatihan-pelatihan, diklat serta
sharing bersama antar sesama guru PAI dilingkungan UPTD Pendidikan
Kecamatan Cisaat.
1. Perencanaan
Sebelum memulai kegiatan pembelajaran guru-guru di SD Negeri
Cijambu mengadakan KKG mini untuk menyusun silabus, analisis hari
efektif, menyusun program semester, serta menyusun rencana pembelajaran
(RPP). Penyusunan silabus, analisis hari efektif, penyusunan promes serta
pembuatan rencana pembelajaran biasanya dibuat pada awal tahun ajaran
baru atau awal semester bekerjasama dengan guru-guru di SD Negeri
Cijambu.
Keberhasilan pembelajaran PAIKEM sangat ditentukan oleh seberapa
jauh pembelajaran direncanakan dan dikemas dengan kondisi peserta didik
yang meliputi minat, bakat, kebutuhan dan kemampuan. Pembelajaran harus
direncanakan jika dimaksudkan agar pembelajaran menjadi efektif.
Bagaimanapun pembelajaran perlu dirancang secara sistematis agar dapat
memperbaiki kualitas pembelajarannya. Harjanto menyatakan perencanaan
pengajaran di Indonesia merupakan suatu
proses penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang
akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan
nasional dengan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang
social ekonomi, sosial budaya dan kebutuhan pembangunan secara
menyeluruh terhadap pendidikan nasional.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi dan kompetensi
dasar,
materi
pokok/pembelajaran,
kegiatan
pembelajaran,
indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
59
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan
dalam silabus. Dari teori yang peneliti paparkan silabus dan RPP merupakan
peta pengantar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan menggunakan Silabus
dan RPP serta perangkat pembelajaran lainnya guru mampu mengetahui
kemana arah pembelajaran yang dilakukan.
2.
Pelaksanaan
Berdasarkan laporan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab
sebelumnya, diketahui bahwa implementasi PAIKEM dalam pembelajaran
PAI di SD Negeri Cijambu sesuai dengan indikator dalam PAIKEM. Salah
satunya lain terdiri dari penataan bangku yang strategis yang memudahkan
mobilisasi baik siswa maupun guru. Sehingga siswa dapat bergerak secara
aktif.
Seperti yang dikatakan Ismail dalam rangka mewujudkan desain
belajar siswa maka pengaturan ruang kelas dan siswa (setting kelas)
merupakan tahap yang penting dalam proses belajar mengajar. Karena itu
kursi, meja, dan ruang belajar perlu ditata sedemikian rupa sehingga
menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik,
yakni memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
 Aksebilitas: Peserta didik mudah menjangkau sumber belajar yang
tersedia.
 Mobilitas: Peserta didik ke bagian lain dalam kelas.
 Interaksi: Memudahkan interaksi antara guru dan peserta didik maupun
antar peserta didik
 Variasi kerja peserta didik: Bekerja sama secara perorangan,
berpasangan atau berkelompok.
Selain penataan meja penataan ruang kelas SD Negeri Cijambu juga
telah sesuai dengan indikator dan prinsip PAIKEM, karena di dalam kelas
60
terdapat pajangan-pajangan hasil karya siswa yang dimaksudkan untuk
memotivasi siswa agar terus aktif dan kreatif dalam membuat sebuah karya,
di dalam kelas juga terdapat pojok baca, yang di adakan dengan agar siswa
gemar membaca.
Keakraban yang terjadi antara guru dan siswa juga sangat terlihat di
dalam kelas tersebut, guru mengenal nama siswanya satu persatu dan mereka
juga telah memahami karakteristik masing-masing siswa.
Guru SDN Cijambu selalu memulai pelajarannya dengan apersepsi
dan juga pembiasaan hal ini dilakukan agar pembelajaran yang akan
dilakukan efektif. Apersepsi yang mereka lakukan biasnya memotivasi siswa,
mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan kehidupan sehari-hari,
melakukan pembiasaan seperti praktek sholat, wudhu, membaca do'a.
Di dalam buku “keterampilan dasar mengajar” juga disebutkan bahwa
apersepsi adalah mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang
telah di miliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan untuk
menjelaskan hal-hal baru yang akan dipelajari siswa.
Khaerudin juga menyatakan Apersepsi dilakukan untuk menjajagi
pengetahuan dan memotivasi peserta didik dengan menyajikan materi yang
menarik dan mendorongnya untuk mengetahui hal-hal yang baru.
Beberapa cara yang dapat di usahakan dalam membuka pelajaran
adalah dengan (1) menarik perhatian siswa, (2) memotivasi siswa, (3)
memberi acuan/struktur pelajaran dengan menunjukkan tujuan atau
kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, rencana kerja dan pembeagian
waktu, (4) mengaitkan antara topik yang sudah dikuasai dengan topik baru,
atau (5) menanggapi situasi kelas. PAIKEM menuntut guru dan siswa samasama aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. Pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dirancang, guru menciptakan susasana pembelajaran yang
bervariasi. Pembelajaran yang dilakukan tidak hanya ceramah dan siswa
mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Di SD Negeri Cijambu guru-guru
khususnya guru PAI dalam mengajar selalu menggunakan metode yang
61
bervariasi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Hasibuan dan Moedjiono
bahwa penggunaan metode bervariasi, diartikan sebagai perbuatan guru
dalam konteks proses belajar mengajaryang bertujuan mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta aktif.
Dalam PAIKEM metode yang paling sering digunakan oleh guru PAI
di SD Negeri Cijambu antara lain: metode ceramah (hanya sebagai
pengantar), bermain peran/role play, kuis, demonstrasi, drill, card short, dan
lain sebagainya.
Selain
metode
untuk
menunjang
PAIKEM
guru
PAI
juga
menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran dimaksudkan
memenuhi
berbagai
tingkat
kemampuan
siswa
dan
menghasilkan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Sebagaimana yang diungkapkan Siti Kusrini dkk, tentang penggunaan
alat bantu mengajar/media pembelajaran: jika guru hanya berbicara terus
tanpa menulis dipapan atau menunjukkan sesuatu pada siswa, maka siswa
akan menjadi bosan. Agar siswa tertarik hendaknya menggunakan alat bantu
seperti: gambar, model, skema, surat kabar dan sebagainya.
Media yang digunakan untuk pembelajaran PAI biasanya media
gambar (tata cara wudhu, tata cara sholat, tata cara haji dan lain-lain), lab.
wudhu, lab. Sholat, audio-visual, lingkungan sekitar.
3.
Evaluasi
Pada setiap akhir pembelajaran pasti akan ada evaluasi atau penilaian
yang didasarkan pada perbuatan (performance based assesment) yang
mencakup proses dan produk pembelajaran. Pengertian evaluasi ialah seperti
yang dikuti oleh Ubayati “Evaluation as we see, is the systemic collection of
evidence to determine whether in fact certain changes are taking place in the
learners as to determine the amount or degree of change in individual
students.”
Sebagaimana sebuah pernyataan bahwa evaluasi pembelajaran adalah
proses dalam pembelajaran yang dilakukan secara sistematis digunakan untuk
62
mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk menentukan pencapaian
hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum.
Tujuan dari evaluasi untuk mengetahui suatu program pendidikan,
pengjaran, ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau
belum. Guru PAI di SD Negeri Cijambu selalu melakukan penilaian dalam
kegiatan belajar dan mengajarnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
Alat penilaian yang biasa digunakan dalam pembelajaran PAI antara
lain:
a. Tes tulis yang terdiri dari tugas, ulangan, UTS (ulangan tengah semester),
UAS (ulangan akhir semester).
b. Tes lisan yang bisanya hafalan ayat, niat, rukun.
c. Praktek seperti praktek sholat, wudhu, haji dan lain sebagainya.
d. Penilaian proses (penilaian yang dilakukan ketika siswa sedang mengikuti
pelajaran).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Adapun untuk implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI yang
pertama dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri Cijambu terdiri dari tiga
proses yaitu:
a. Perencanaan
Dalam perencanaan ini guru-guru di SD Negeri Cijambu menyusun
silabus, analisis hari efektif, membuat RPP untuk satu semester ke depan
atau untuk satu tahun ajaran, merencanakan media pembelajaran yang
akan di gunakan sesuai dengan materi yang akan di ajarkan
b. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan PAIKEM di SD Negeri Cijambu sesuai hasil
survey terlihat bahwa indikator serta prinsip PAIKEM sebagian besar telah
tercapai, hal ini diperlihatkan dengan adanya penetaan bangku yang
fleksibel, pajangan-pajangan hasil karya siswa yang diletakkan di dinding
kelas, adanya buku yang tertata di pojok kelas (sudut baca), media
pembelajaran yang menunjang, keakraban antara guru dan siswa, dan yang
lebih penting kemampuan guru dalam menerapkan strategi PAIKEM.
c. Evaluasi
Untuk mengetahui efektif tidaknya suatu strategi yang diterapkan
guru di SD Negeri Cijambu menggunakan alat evaluasi berupa tes tulis, tes
lisan, ulangan, portofolio, penilaian proses, praktek dan lain sebagainya.
2. Faktor pendukung dalam implementasi PAIKEM dalam pembelajaran PAI
di SD Negeri Cijambu antara lain, sarana dan prasarana yang ada, tenaga
pendidik, kesiapan belajar siswa.
3. Sedangkan faktor penghambatnya tidak semua guru PAI mampu
menerapkan PAIKEM, informasi untuk pembelajaran pendidikan agama
Islam yang lambat dari Depag/Diknas, kurang terintregasi antara visi misi
sekolah dan wali murid, solusi untuk mengatasi penghambat tersebut
63
64
antara lain mengadakan diskusi antara guru, mengikutsertakan guru dalam
diklat/pelatihan PAIKEM, mencari sendiri informasi tentang strategi
pembelajaran yang terbaru dari sumber-sumber lain serta mencoba
berinovasi sendiri, membentuk paguyuban antara guru dan wali murid.
B. Saran
1. Dalam rangka mendukung penerapan / implementasi PAIKEM dalam
pembelajaran pendidikan agama khususnya bidang studi PAI, sekolah
hendaknya lebih memperhatikan kualitas mengajar guru yang belum
maksimal dalam menerapkan PAIKEM.
2. Guru
hendaknya
lebih
kreatif
dalam
mengajar
seperti
dengan
menggunakan metode yang lebih bervariasi dan juga kreatif membuat
media pembelajaran. Sehingga mampu menumbuhkan minat serta
semangat peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan
begitu pembelajaran yang dilakukan akan lebih bermakna bagi peserta
didik.
3. Diharapkan bagi siswa juga aktif dan kreatif juga dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran jadi bukan hanya guru saja yang aktif dan kreatif
dalam kegiatan pembelajaran. Aktif dan kreatif merupakan jalannya
sebuah inovasi.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Indriati, Etty. (2002). Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sadulloh, Uyoh.(2003). Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Mulyasa, E.(2003). Kurikulum Berbasis Pendidikan. Bandung: Rosda.
__________.(2001). Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jakarat: Departemen
Agama RI.
M.Chan, Stevan. (2003). Pendidikan Liberal.Yogyakarta: KWY.
__________.(2001). Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Nawawi, Hadari. (1995). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.
Sudirwo, H.Daeng.(2003). Kurikulum dan Pembelajaran dalam Rangka Otonomi
Daerah. Bandung:Adira.
Bisri. Cik Hasan. (2003) Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan
Skripsi. Jakarta: Rajawali Pers.
Hadi, Amirul dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung :
Pustaka Setia.
Jerome S. Arcaro(2005) Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip dan Tata langkah
Penerapan, Pustaka Pelajar Yogyakarta
Managing basic education Proyect (Indonesia). (2007). Manajemen Berbasis Sekolah
&
Contextual
Learning
(PAKEM).
(Online).
Tersedia
:
Http/www.mbe.com/project-online/mbs/pakem.html.
Margono, S. (2006) Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Malik Fadjar. A 1988. Madrasah dan Tantangan Modernitas. Bandung: Penerbit
Mizan.
Mulyasa, E. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Suatu Panduan Praktis.
Bandung PT Remaja Rosdakarya.
65
66
Mulyasa. E, (2006). Kurikulum Yang Disempurnakan; Pengembangan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Murtiningsih, Siti. (2006). Pendidikan Alat Perlawanan: Teori Pendidikan Radikal
Paulo Freire. Magelang: RESIST book.
Madjid, Nurcholish. 2005. Pesan-pesan Taqwa Nurcholish Madjid:Kumpulan
Khutbah Jum’at Paramadina. Cet IV.Jakarta: Paramadina
Rismayanti, Ima.(2005).”Kontribusi Manajemen Program Gugus Sekolah Terhadap
Kemempuan Guru Dalam Implementasi Pendekatan PAKEM di Sekolah
Dasar Negeri se-Kecamatan Sukajadi. SKRIPSI Jurusan Administrasi
Pendidikan. UPI.
Sapari, Achmad. (2003). Pendidikan dan Sensitivitas Guru Kreatif. Kompas (Online).
Tersedia: http/www.kompas.com/didaktika/pendidikan.html. (21 Maret
2007).
Saud, Udin S. (2007). ”Inovasi dan Problema Penerapannya di Sekolah”. Makalah
pada pelatihan PAKEM S-1 PGSD FIP UPI, Bandung.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suryadi, Sumadi. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syaripudin, Tatang. (2003). Landasan Kependidikan Sekolah Dasar. Bandung:
Jurusan Filsafat dan Sosiologi Pendidikan FIP UPI.
Susilana, Rudi (Koor.tim). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan
Kurtekpend FIP UPI.
Susilo, M. Joko. (2007). Pembodohan Siswa Tersistematis. Yogyakarta: PINUS
UMY. (2007). Pembelajaran PAKEM, Tingkat Kualitas Belajar Siswa. (Online).
Tersedia : http/www.umy.edu/berita/pendidikan.html.(5September2007).
Zuriah, Nurul. (2006). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tilaar, H.A.R. (2003). Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosda Karya.
67
Prof. Djohar. (2003). Pendidikan Strategik. Yogyakarta: LESFI
Johnson, Elaine.B (2007). Contextual Teaching & Learning. Jakarta. MLC
Mulyasa, E. (2003). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda.
Sallis, Edward. (2007). Total Quality Management in Education (Managemen mutu
pendidikan).Jogyakarta: IRCiSod.
Sufyarma. (2003). Kapita Selekta Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
__________.(2005). Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika
Elaine B.Johnson,PH.D (2006) Contextual teaching and learning, what it is and why
it'shere to stay, MLC; Bandung
J.I.G.M. Drsost , 1996 Sekolah:mengajar atau mendidik, Kanisius Jogjakarta
,".,1
*--
,^@\
KEMENTERIAN
AGAMA
ulN JAKARTA
uln i lll'f
FoRM(FR)
2010
Jl. h, H. JuandaNo gS Cigttaa 1 5112 tuorrJ&,
SURATPERMOHONANM PENELITIAN
Nomor:Un.0t/F.t/KM.01.3/
ll}tz
Lamp.: Hal : Permohonan
Izin penelitian
Jakan4
Maret2012
Kepadayth.
KepalasekotahsDN cijarnbukecamatan
cisaatkabupaten
Sukaburni
A ssalamu'alai la.t
nzv,r.u,b.
Dengaphormatkamisanrpaikarr
bahrva.
Nama
CECESUDIRMAN
N tM
8 0 9 01 0 0 0 1 6 5
Jurusan
PAI DualMode
Semester
VIll (Delapan)
E
&
v:
+
tl
a,
fi.
s
I
s
;
Judul Skripsi :
lmprementasi pemberajaran aktif;
kreatil;
eFektif darr
menyenangkan(pArKEM)
padarnataperajaran
pe'didikanasarra
islam
adalah benar marrasisrva./i
Fakultasilmu Tarbiyah da' Keguruan UrN
Jakar.ta
t:d1'1g.
skripsi.'dan a[<anrnengadakarrpeneririan (riset)
I_u:g
:n.enyug.rn
cri
t nstansi/sekolah/nradrasah
yang Saudarapimpin.
untuk itu karni nrolton. Saudara dapat
rnerrgizi'kan mahasisrva terseb.t
ntelaksanal<an
penelitiand imal<sud.
ff.
,i
Atas perlratian
da. keriasanraSaudam.ka'ri ucapkanterima
kasih.
I,l/a.t.r
alanm' aIai ktm v,r.tt b.
p'ort'fosI 98903200
|
Download