BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki persaingan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki persaingan bisnis yang semakin ketat, para pengusaha
dituntut untuk mampu mengelola usahanya dengan baik dan optimis agar
keberlanjutan usaha dapat diciptakan sesuai tujuan jangka pendek maupun jangka
panjang perusahaan untuk menciptakan keuntungan yang dapat memberikan
kontribusi positif bagi semua pemangku kepentingan di dalam perusahaan
tersebut. Dalam setiap persaingan, perusahaan diharapkan
mampu bertahan
dalam situasi pasar yang ada untuk dapat tetap hidup (survive) dan berkembang
melalui penerapan strategi-strategi yang sesuai dengan perkembangan bisnis yang
dapat diimplementasikan dengan baik.
Perkembangan bisnis selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu
sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat beradaptasi dan mampu
merespon terhadap perubahan-perubahan bisnis baik yang disebabkan oleh faktor
internal maupun faktor eksternal perusahaan, serta perusahaan harus melakukan
inovasi-inovasi strategis dalam menjalankan kegiatannya, seperti melalui strategi
reposisi bisnis internal, strategi diversifikasi usaha, maupun penetapan strategi
ekspansi global. Dengan demikian manajemen suatu perusahaan perlu melakukan
tindakan proaktif dalam upaya untuk menciptakan kegiatan usaha yang memiliki
daya saing (competitive advantage) sesuai tuntutan pasar, sehingga perusahaan
dapat menjadi pemenang dalam kancah percaturan bisnis dibanding pesaingnya.
1
Pengambilan keputusan merupakan hal yang sangat penting dalam
organisasi
perusahaan
modern.
Manajemen
perusahaan
harus
mampu
menciptakan berbagai keputusan strategis baik dalam lingkup pelaksanaan
kegiatan bisnis untuk tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Sehubungan
dengan keputusan yang perlu dibuat, manajemen perusahaan memerlukan
berbagai informasi baik secara internal dari dalam perusahaan sendiri terkait
dengan sumber daya (resource) yang dimiliki, kekuatan dan kelemahan, kapasitas
dan kapabilitas yang dimilikinya, maupun dari aspek eksternal perusahaan terkait
dengan faktor-faktor yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan seperti faktor politik, ekonomi, sosial
budaya, dan teknologi.
Manajemen stratejik merupakan proses penetapan misi, visi dan tujuan
organisasi serta pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk
mencapainya, sehingga untuk menjalankan manajemen stratejik suatu organisasi
perlu mengetahui dimana posisi organisasi tersebut saat ini, kemana tujuan
perusahaan yang akan dituju, serta bagaimana upaya yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut. Maka strategi organisasi perusahaan merupakan
penetapan sasaran organisasi jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang, diikuti dengan tindakan kebijakan pelaksanaan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan. (Assauri, 2011: 10).
Perusahaan dengan struktur organisasi yang baik dan dilengkapi dengan
misi, visi dan tujuan perusahaan, tidak dapat menjamin keberhasilan suatu usaha
apabila manajemen tidak menciptakan keputusan-keputusan strategis untuk going
concern. Sehubungan dengan hal tersebut maka komitmen tinggi dan
2
bertanggung jawab dari setiap individu dalam perusahaan pada setiap kegiatan
yang dilakukan menjadi sangat penting. Demikian pula dengan fenomena
lingkungan bisnis dibidang jasa surveyor yang selalu berubah secara dinamis baik
karena perubahan eksternal perusahaan, seperti deregulasi peraturan pemerintah
dibidang usaha jasa inspeksi maupun ketatnya persaingan dengan banyaknya
pendatang baru didunia bisnis yang berpotensi mengancam eksistensi bisnis PT.
SUCOFINDO (Persero), maupun karena perubahan internal perusahaan yang
harus mengikuti perkembangan bisnis jasa surveyor. Maka perusahaan
dihadapkan pada situasi yang memerlukan keputusan-keputusan strategis untuk
menjamin kelangsungan hidup usahanya, diantaranya upaya perusahaan yang
dilakukan dalam meningkatkan penguasaan pasar secara nasional maupun
internasional sebagaimana dinyatakan dalam visi perusahaan yaitu “Menjadi
perusahaan yang paling terpercaya dan menguntungkan dalam memberikan
pemastian di Indonesia dan ASEAN”.
Untuk mencapai target perusahaan sesuai Rencana Jangka Panjang (RJP)
2008-2013, manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) telah merumuskan kembali
strategi bisnis perusahaan dalam mengantisipasi persaingan bisnis yang
diprediksi akan berjalan semakin ketat menjelang tahun 2016, khususnya terkait
dengan rencana pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) yang akan
dimulai tanggal 01 Januari 2016. Dalam menghadapi persaingan tersebut,
manajemen PT. SUCOFINDO (Persero) memfokuskan pada 6 (enam)
pengembangan layanan jasa surveyor yang terintegrasi di bidang Migas, Batubara
dan Pertambangan, Keindustrian, Perdagangan dan Komoditi, Layanan Sektor
Pemerintahan, serta Lingkungan.
3
Menjelang pemberlakuan ASEAN Economic Community (AEC) tahun
2016, PT. SUCOFINDO (Persero) secara konsisten berupaya mempersiapkan diri
untuk menjadi pemimpin pada industri jasa Inspeksi (Inspection), Sertifikasi
(Certification), Pengujian (Testing) dan Pengkajian (Analysing) atau ISPP di
ASEAN. “Saat ini kami memang leading di Indonesia, tapi kami tidak akan
berhenti di situ, kami siap memiliki peran yang lebih luas dalam industri ini di
ASEAN. Untuk itu kami telah mempersiapkan sejumlah strategi khusus untuk
menghadapi persaingan dengan perusahaan inspeksi global” (Direktur Utama PT.
SUCOFINDO (Persero), 2012).
PT. SUCOFINDO (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dibidang jasa ISPP yang lebih dikenal dengan
perusahaan jasa surveyor. Dalam melakukan kegiatan bisnis tentunya akan
menghadapi tantangan perubahan lingkungan internal maupun eksternal yang
terus berkembang,
dimana tantangan kedepan akan semakin berat karena
diprediksi akan tumbuh dan berkembangnya perusahaan-perusahaan surveyor
lokal sebagai pesaing dibidang jasa yang sama. Selain itu adanya ancaman berupa
masuknya perusahaan surveyor luar negeri ke Indonesia setelah berakhirnya
ketentuan pemerintah mengenai regulasi pelaksanaan bisnis jasa inspeksi yang
saat ini masih termasuk dalam Daftar Negatif Investasi (DNI) yang akan berakhir
pada tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2010
tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Usaha yang Terbuka
Dengan Persyaratan Dibidang Penanaman Modal. Sehingga secara langsung akan
menciptakan persaingan yang sangat ketat di dunia bisnis jasa surveyor dan
berpotensi akan semakin berkurangnya pangsa pasar dalam negeri yang saat ini
4
masih dikuasai oleh PT. SUCOFINDO (Persero) yaitu sebesar 23%. (Survey
Pesaing PT. SUCOFINDO, 2012).
Sehubungan dengan hal tersebut, manajemen PT. SUCOFINDO (Persero)
ditantang untuk dapat meningkatkan usaha dibidang jasa ISPP melalui upayaupaya strategis diantaranya adalah memperluas jaringan pelayanan kegiatan jasa
dengan cara melakukan ekspansi pasar ke luar negeri melalui strategi go
international, dimana hal ini selaras dengan visi perusahaan. Dengan demikian
dipandang perlu bagi perusahaan untuk segera merealisasikan kegiatan ekspansi
kegiatan usahanya melalui internasionalisasi bisnis ke wilayah ASEAN
khususnya ke negara Singapura sebagai langkah awal program kegiatan ekspansi
bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke negara-negara di ASEAN.
Jasa Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian merupakan jasa pihak
ketiga yang dilakukan PT. SUCOFINDO (Persero) dalam upaya untuk
memastikan bahwa produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan telah sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang dipersyaratkan termasuk standar-standar yang
ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan atau pemerintah negara tujuan,
maupun
kesepakatan-kesepakatan
antara
pihak-pihak
dalam
transaksi
perdagangan baik nasional maupun internasional. Khusus dalam bidang
perdagangan internasional, PT. SUCOFINDO (Persero) berperan dalam
melakukan kegiatan pemastian kesesuaian barang terhadap standar atau ketentuan
yang dipersyaratkan oleh para pelaku transaksi ekspor maupun impor yang
dilakukan di negara asal atau negara muat barang sebelum dikapalkan, yang
dikenal dengan kegiatan Pre-Shipment Inspection (PSI). Serta perusahaan juga
melakukan kegiatan pemastian kesesuaian barang pada saat kedatangan di
5
pelabuhan tujuan yang dikenal dengan kegiatan On Arrival Inspection (OAI).
Selain itu perusahaan dapat melakukan kegiatan untuk membantu importir dalam
memastikan pasokan produk-produk impor yang bermutu tinggi dari negara asal
barang agar dapat diterima di pasar dalam negeri, dan sebaliknya perusahaan
dapat membantu memastikan eksportir di dalam negeri untuk meyakinkan calon
pembeli di luar negeri atas mutu dan kebenaran barang-barang yang
dihasilkannya. Dengan demikian peluang usaha bisnis jasa surveyor PT.
SUCOFINDO (Persero) sangat penting untuk diperkuat perannya di dalam negeri
bahkan berpotensi dikembangkan di luar negeri sesuai jenis kegiatan jasa yang
dilakukan saat ini.
Faktor penunjang lain dalam kegiatan internasionalisasi bisnis PT.
SUCOFINDO
(Persero)
adalah
adanya
dorongan
pemerintah
dalam
mengoptimalkan keberadaan Diaspora Indonesia yang saat ini telah menyebar di
seluruh penjuru dunia yang berpotensi dapat memberikan kontribusi positif bagi
kemajuan bangsa serta perkembangan ekonomi negara, sehingga secara tidak
langsung dapat meningkatkan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di luar
negeri. Diaspora mempunyai arti yang luas dari sekedar tersebarnya orang-orang
Indonesia di luar negeri, sebagaimana yang disampaikan oleh Dino Pati Jalal.
(2013) bahwa “Pengertian Diaspora Indonesia mencakup setiap orang Indonesia
yang berada di luar negeri baik yang berdarah maupun yang berjiwa Indonesia
apapun status hukumnya, bidang pekerjaan, latar belakang etnis dan kesukuan
serta tidak membedakan antara pribumi dan non pribumi. Saat ini telah terbangun
kesadaran para Diaspora Indonesia untuk memadukan akses-akses dan peluang
yang mereka miliki dengan akses-akses dan peluang yang ada di tanah air”.
6
Secara hitungan kasar jumlah Diaspora Indonesia paling sedikit dua kali jumlah
penduduk Singapura dengan pendapatan per kapita lima kali lipat per kapita
Indonesia (Tribunnews.com, 2013), dan berdasarkan data Kedutaan Besar
Republik Indonesia di Singapura, dinyatakan bahwa Diaspora Indonesia di
Singapura pada tahun 2010 berjumlah sekitar 180.000 orang.
Selain itu peran Kementerian BUMN dalam pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan-perusahaan dibawah koordinasinya dinilai
sangat
strategis dalam membantu kelancaran kegiatan usaha antar sesama perusahaan
BUMN baik di dalam negeri maupun yang melakukan kegiatan operasional di
luar negeri, dimana Menteri BUMN telah mengeluarkan surat nomor: S39/MBU.5/2011 tanggal 7 Pebruari 2011 kepada seluruh Dirut BUMN perihal
ketentuan Sinergi antar BUMN.
1.2 Rumusan Permasalahan
Hubungan bisnis yang mengglobal semakin menjalar ke seluruh negara di
dunia, mobilitas produksi, modal dan manusia semakin cepat karena pelaku
bisnis semakin menyadari pentingnya pasar global dibanding bila hanya melayani
pasar dalam negeri. Gelombang globalisasi yang melanda seluruh negara di dunia
membuat bisnis internasional menjadi peluang yang semakin menarik. Oleh
karena itu perlu pemahaman tentang berbagai strategi untuk menembus pasar
internasional. Penguasaan metode dan kejelian melihat peluang pasar merupakan
bekal utama yang diperlukan dalam menyusun strategi untuk bersaing di pasar
internasional yang semakin mengglobal (Kuncoro, 2005).
7
Menghadapi tantangan global khususnya dalam persaingan di bidang jasa
surveyor yang semakin ketat, maka merupakan komitmen manajemen PT.
SUCOFINDO (Persero) untuk menyusun rencana strategis yang tepat,
komprehensive dengan melihat peluang bisnis ke depan agar dapat bertahan
bahkan dapat tumbuh lebih baik.
Visi perusahaan yang dimiliki PT. SUCOFINDO (Persero) saat ini adalah
“Menjadi perusahaan jasa yang paling terpercaya dan menguntungkan dalam
memberikan pemastian di Indonesia dan ASEAN”, mengandung pengertian
strategis yang harus dicapai yaitu: (1) menjadi perusahaan yang paling dipercaya
oleh pelanggan dan memberikan keuntungan bagi para stakeholder, (2)
menguasai serta mempertahankan pasar dalam negeri, dan (3) memperoleh pasar
baru melalui strategi internasionalisasi kegiatan bisnis ke wilayah ASEAN.
Permasalahan yang terjadi hingga saat ini bahwa perusahaan belum
menjalankan salah satu visi strategis organisasi yang menjadi komitmen jajaran
manajemen perusahaan yaitu internasionalisasi bisnis PT. SUCOFINDO
(Persero) ke wilayah ASEAN yang telah dicanangkan sejak tahun 2008.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka penulis akan mengungkapkan
langkah-langkah guna merumuskan pelaksanaan keputusan strategis perusahaan
ke arah proses internasionalisasi bisnis yang perlu dilakukan mengingat
kemampuan, sumber daya serta potensi yang dimiliki perusahaan saat ini cukup
menunjang untuk mulai menjalankan komitmen ekspansi bisnis ke wilayah
ASEAN dengan tahap awal kegiatan dilakukan ke negara Singapura.
Penentuan negara Singapura sebagai negara terpilih untuk ekspansi
kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero), dilakukan dengan beberapa
8
pertimbangan diantaranya hasil wawancara dengan para narasumber dari
kalangan internal perusahaan serta ditunjang dengan hasil komparasi data-data
terhadap seluruh negara anggota ASEAN. Data-data dimaksud diantaranya
berupa pencapaian kegiatan perdagangan berdasarkan nilai, pencapaian kegiatan
ekspor dan impor berdasarkan nilai, serta data mengenai foreign direct investment
yang dimiliki oleh seluruh negara ASEAN dimana Singapura memiliki nilai
paling tinggi dibidang perdagangan, ekspor dan impor maupun investasi modal
asing jika dibandingkan dengan seluruh negara ASEAN, serta data-data lain yang
mendukung kegiatan bisnis di Singapura diperoleh dari informasi statistik
tahunan Singapura periode 2013 mengenai data transaksi ekspor dan impor.
Tabel 1.1 menjelaskan tentang pencapaian kegiatan perdagangan setiap anggota
ASEAN dari sisi nilai.
Tabel 1.1. Data Perdagangan Anggota ASEAN
Negara
2000
2005
2009
2010
2011
2012
Dalam Juta US$
million
Brunei Darussalam
3,237
7,872
9,602
10,999
14,822
16,856
Cambodia
2,772
5,916
8,887
10,480
12,844
18,664
Indonesia
95,639
143,361
213,339
293,442
380,932
381,721
876
2,962
4,509
3,956
6,159
Laos
-
Malaysia
177,802
254,684
280,221
363,534
415,559
423,930
Myanmar
3,413
4,757
10,191
11,798
14,925
18,503
Philippines
72,569
88,673
83,869
109,660
111,752
117,382
Singapore
273,033
429,656
515,616
662,658
775,167
788,117
Thailand
130,636
227,613
286,267
385,041
458,904
477,302
61,170
125,922
156,993
199,582
227,793
1,224,578
1,536,876
2,009,114
2,388,443
2,476,427
Viet Nam
Total ASEAN
759,101
Sumber: ASEAN Trade Statistics Database, tanggal 20 Desember 2013
9
Tabel 1.2
menjelaskan tentang pencapaian kegiatan ekspor dan impor setiap
anggota negara ASEAN dari sisi nilai, dimana Singapura memiliki transaksi ekspor
dan impor yang paling tinggi diantara negara-negara anggota ASEAN.
Tabel 1.2. Data Ekspor dan Impor Anggota ASEAN
Ekspor dan Impor Negara Anggota ASEAN
(Dalam Juta US $)
Ekspor
Negara
Brunei Darussalam
Cambodia
Indonesia
Laos
Malaysia
Myanmar
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
Total ASEAN
2000
2,169
1,368
62,124
98,154
1,194
38,078
138,352
68,701
410,140
2005
6,369
3,091
85,660
174
140,470
3,124
41,255
229,627
109,623
28,576
647,969
2009
7,152
4,986
116,510
1,237
156,891
6,341
38,335
269,832
152,497
56,691
810,472
2010
8,615
5,584
157,779
2,433
198,801
7,600
51,432
351,867
195,312
72,192
1,051,615
2011
12,362
6,711
203,497
1,746
228,086
8,119
48,042
409,449
228,821
95,366
1,242,199
2012
13,182
7,435
190,032
2,655
227,538
9,315
51,995
408,394
229,524
114,511
1,254,581
2000
1,068
1,405
33,515
79,647
2,219
34,491
134,680
61,935
348,960
2005
1,503
2,825
57,701
702
114,213
1,633
47,418
200,029
117,991
32,594
576,608
2009
2,451
3,901
96,829
1,725
123,330
3,850
45,534
245,784
133,770
69,231
726,405
2010
2,384
4,897
135,663
2,076
164,733
4,199
58,229
310,791
189,728
84,801
957,501
2011
2,460
6,134
177,436
2,209
187,473
6,806
63,709
365,718
230,084
104,217
1,146,246
2012
3,674
11,229
191,689
3,504
196,393
9,188
65,386
379,723
247,778
113,283
1,221,847
Impor
Negara
Brunei Darussalam
Cambodia
Indonesia
Laos
Malaysia
Myanmar
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
Total ASEAN
Sumber: ASEAN Trade Statistics Database, tanggal 20 Desember 2013
Tabel 1.3 menjelaskan tentang nilai foreign direct investment setiap negara
ASEAN. Dari sisi nilai, negara Singapura merupakan negara yang memiliki
jumlah penanaman modal asing yang paling tinggi diantara negara-negara
anggota ASEAN.
10
Tabel 1.3. Trend Foreign Direct Investment per Negara ASEAN
Foreign Direct Investment per Negara ASEAN
(Dalam Juta US$)
Negara
Brunei Darussalam
Cambodia
Indonesia
Laos
Malaysia
Myanmar
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
Total ASEAN
2000
2005
2009
2010
2011
550
149
-4,550
34
3,788
208
2,240
14,752
3,350
1,289
21,810
289
381
8,336
28
4,064
236
1,854
17,300
8,048
2,021
42,557
371
539
4,877
319
1,405
963
1,963
26,155
4,853
7,600
49,045
625
783
13,771
333
9,156
2,249
1,298
53,547
9,112
8,000
98,874
1,208
892
19,242
301
12,001
2,057
1,816
55,285
8,999
7,519
109,320
2012p/
n.a
1,557
19,853
294
9,400
1,152
2,797
56,172
10,697
8,368
110,290
p/ Preliminary
Sumber: ASEAN Investment Statistics Database, tanggal 30 Oktober 2013.
Berdasarkan data statistik tahunan Singapura 2013 tercatat transaksi perdagangan
antara Singapura dengan Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat ke 3
(tiga) di Asia setelah transaksi perdagangan antara Singapura dengan Malaysia
dan antara Singapura dengan China sebagaimana disajikan dalam lampiran 6,
atau peringkat ke 2 (dua) di ASEAN setelah transaksi perdagangan antara
Singapura dengan Malaysia. Transaksi impor Singapura dengan Indonesia pada
tahun 2012 menduduki peringkat ke 6 (enam) di Asia setelah transaksi impor
antara Singapura dengan Malaysia, Singapura dengan China, Singapura dengan
Korea, Singapura dengan Taiwan dan Singapura dengan Jepang sebagaimana
disajikan dalam lampiran 7, atau peringat ke 2 (dua) di ASEAN setelah transaksi
impor antara Singapura dengan Malaysia. Transaksi ekspor Singapura dengan
Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat 4 (empat) setelah transaksi
ekspor antara Singapura dengan Malaysia, Singapura dengan Hongkong dan
11
Singapura dengan China sebagaimana disajikan dalam lampiran 8, atau peringkat
2 (dua) di ASEAN setelah transaksi ekspor antara Singapura dengan Malaysia.
Selain itu terdapat beberapa pertimbangan non ekonomi dalam pemilihan
pembukaan usaha di Singapura, diantaranya adalah kemudahan dalam proses
pembukaan usaha, biaya pembukaan usaha yang relatif rendah, kecepatan
pelayanan dalam proses pembukaan usaha, tingkat korupsi yang paling rendah di
antara negara-negara ASEAN, transparansi dalam proses pembukaan usaha jasa
surveyor serta fasilitas IT yang memadai.
1.3
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan,
terdapat beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini yaitu:
1.
Bagaimana posisi dan keberadaan PT. SUCOFINDO (Persero) dalam bisnis
Inspeksi, Sertifikasi, Pengujian dan Pengkajian saat ini?
2.
Mengapa ekspansi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke negara Singapura
dinyatakan layak (feasible) untuk dilakukan?
3.
Hal-hal apa saja yang perlu dipenuhi dalam proses pendirian usaha PT.
SUCOFINDO (Persero) di negara Singapura?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yang dilakukan adalah untuk
menggali dan mendeskripsikan tentang kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO
(Persero) yang dilakukan di dalam negeri untuk menunjang keputusan strategis
ekspansi bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) ke ASEAN, menganalisa tentang
12
kelayakan untuk berusaha di Singapura serta tahapan pelaksanaan pendirian
bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di Singapura, dengan cara mengemukakan
keadaan serta situasi pelaksanaan kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero)
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang dimiliki
PT. SUCOFINDO (Persero), sebagai pertimbangan dalam membuat
keputusan strategis internasionalisasi bisnis;
2. Mengidentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi industri jasa
surveyor di Indonesia dan di Singapura;
3. Mengungkapkan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan kelayakan
kegiatan internasionalisasi bisnis ke Singapura;
4. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu dipenuhi perusahaan dalam proses
pendirian
1.5
usaha
PT.
SUCOFINDO
(Persero)
di
Singapura.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian “Keputusan Strategis Internasionalisasi Bisnis PT.
SUCOFINDO (Persero) ke Singapura” diharapkan dapat memberikan manfaat
berupa ilmu pengetahuan baru (new insight) bagi beberapa pihak yaitu:
1. Memberikan manfaat bagi PT. SUCOFINDO (Persero) sebagai panduan dan
bahan masukan bagi perusahaan untuk menjalankan strategi internasionalisasi
bisnis ke negara Singapura yang merupakan langkah awal kegiatan ekspansi
bisnis ke ASEAN.
2. Memberikan manfaat bagi kalangan akademisi
sebagai masukan ilmiah
berdasarkan hasil kajian dalam menerapkan ilmu pengetahuan terkait
13
implementasinya dalam kegiatan bisnis yang nyata, serta memberikan solusi
atas permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan internasionalisasi
kegiatan bisnis khusus ke negara Singapura.
3. Memberikan manfaat bagi dunia usaha sebagai pengetahuan dan referensi
khususnya bagi perusahaan lokal yang akan melakukan ekspansi kegiatan
internasionalisasi bisnis khususnya ke negara Singapura.
4. Memberikan manfaat bagi pemerintah Indonesia sebagai perbandingan serta
gambaran bagaimana fasilitas dan kemudahan diberikan pemerintah
Singapura kepada investor dalam melakukan kegiatan bisnis di negara
Singapura.
1.6 Kerangka Analisa
Analisa industri dalam penelitian yang dilakukan meliputi:
1. Positioning bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di dalam negeri
2. Potensi positioning bisnis PT. SUCOFINDO (Persero) di negara Singapura.
Dalam tesis ini dilakukan pendekatan stratejik analisis lingkungan
eksternal dengan menggunakan pendekatan PEST frame work, analisis industri
Five Porte’s model, dan penetapan analisis lingkungan internal perusahaan serta
Key Success Factor yang dimiliki perusahaan sebagai faktor kekuatan perusahaan
untuk menunjang penetapan strategi kegiatan bisnis PT. SUCOFINDO (Persero)
dalam menjalankan kegiatan jasa surveyor di dalam negeri maupun potensi
kegiatan bisnis di negera Singapura. Serta analisis SWOT untuk merumuskan
kekuatan, kelemahan serta peluang dan acaman guna menentukan strategi bisnis
perusahaan yang efektif serta langkah-langkah kostruktif yang perlu dijalankan.
14
Kerangka analisa yang dilakukan dalam menunjang proses penyusunan
thesis ini sebagai berikut:
Analisis Lingkungan
Eksternal
Analisis Lingkungan
Internal
 Lingkungan Bisnis Umum
Politik, Hukum, Ekonomi,
Sosial, Demografi.
 Analisis Lingkungan Industri
1. PEST
2. Five Forces Competition
1.
2.
3.
4.
Struktur Organisasi
Kemampuan Usaha
Teknologi
Sumber daya
Tanggible & Intangible
5. Pemasaran
6. Kompetensi Inti
7. Key Success Factor
Analisis
Strengths & Weaknesses
Analisis
Opportunities & Threats
Analisis SWOT
Formulasi Strategi
Gambar 1.1. Kerangka Analisa
a. Alat analisis PEST
PEST adalah kepanjangan dari Political, Economic, Social, dan Technology,
merupakan susunan kekuatan lingkungan yang mempengaruhi aktivitas
bisnis. Analisis PEST dapat membantu seorang manager perusahaan maupun
pemimpin organisasi untuk menyusun gambaran yang komprehensif dan logis
mengenai lingkungan mereka dari berbagai aspek. (Kuncoro, 2005). Alat
analisa PEST digunakan untuk menganalisis lingkungan eksternal industri
15
mengenai keadaan lingkungan politik, ekonomi, sosial dan teknologi yang
berpengaruh dalam menjalankan suatu bisnis.
b. Alat analisis Five Forces Porter
Menutur Porter (1985) seperti dikutif dalam Kuncoro (2005) yang dikenal
dengan model lima kekuatan (five forces model), merupakan alat untuk
menganalisis kekuatan persaingan di lingkungan industri, meliputi: (1)
Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama (rivarly among
competitos); (2) Ancaman untuk memasuki pasar bagi pendatang baru (threat
of new entry); (3) Ancaman barang substitusi (threat of substitutions); (4)
Daya tawar pembeli (bargaining power of buyers); (5) Daya tawar pemasok
(bargaining power of suppliers).
Dengan kajian atas lima kekuatan struktur industri Porter, maka dapat dinilai
posisi atau kedudukan perusahaan dalam struktur pasar industri, serta dapat
mengkaji tingkat kelemahan (Weaknesses) dan keunggulan (Strengths) dari
suatu perusahan. (Assauri, 2011 : 43).
Alat analisis Five Forces Porter digunakan untuk menganalisis ancaman
lingkungan industri yang berpengaruh terhadap kegiatan bisnis suatu
perusahaan agar perusahaan dapat menyusun strategi yang lebih efektif.
c. Key Success Factor
Key Success Factor merupakan elemen-elemen strategi, atribut-atribut produk
dan jasa, pendekatan-pendekatan operasional, sumber daya dan kemampuan
bersaing perusahaan yang dapat memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap kesuksesan dalam memenangkan persaingan di pasar. (Thompson,
Peteraf, Gamble, Strickland, 2012 : 130). Key Success Factor digunakan
16
untuk menganalisa faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan suatu
perusahaan.
d. Alat analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan alat yang sederhana namun sangat powerfull
untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiiki perusahaan,
mengungkapkan peluang pasar, serta mengidentifikasi ancaman eksternal
yang berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan dimasa yang akan datang.
(Thompson, Peteraf, Gamble, Strickland, 2012 : 151).
Alat analisis SWOT digunakan untuk menganalisis bagaimana suatu
perusahaan
memanfaatkan
kekuatan
yang
dimilikinya
agar
dapat
meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghadapi peluang dan ancaman
eksternal untuk mencapai visi dan target yang telah ditetapkan.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bab
dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan serta
uraian dari setiap bab sehingga menjadi satu kesatuan penulisan yang
komprehensif dan terstruktur, dengan susunan penulisan sebagai berikut:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
metodologi penelitian yang berisi tentang penjelasan mengenai tipe data,
17
sumber data, metode pengumpulan data, metode analisis data, kerangka
analisis serta sistematika penulisan.
2. BAB II: LANDASAN TEORI
Bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang relevan terkait dengan kegiatan
penelitian yang dilakukan serta sebagai referensi yang dapat digunakan dalam
melakukan analisa penelitian berdasarkan kerangka akademis yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. BAB III: METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan mengenai ruang lingkup penelitian yang dilakukan,
lokasi dan waktu penelitian, tipe penelitian sumber data serta metode
pengumpulan data yang dilakukan.
4. BAB IV: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum tentang perusahaan PT.
SUCOFINDO (Persero), struktur organisasi perusahaan, salah satu unit bisnis
yang menjadi andalan dalam memberikan kontribusi laba perusahaan
khususnya yang bergerak dibidang pengawasan impor berdasarkan mandat
pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Kementerian Perdagangan, dan
peran perusahaan dalam mengelola bisnis Inspeksi, Sertifikasi, Pengkajian
dan Pengujian (ISPP), serta pencapaian-pencapaian perusahaan yang telah
diperoleh sejak berdiri pada tahun 1965 hingga saat ini.
18
5. BAB V: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang analisis dan evaluasi yang dilakukan, berupa
penjelasan untuk menerangkan dan menganalisa faktor-faktor
yang
berpengaruh terhadap jalannya suatu bisnis baik dari sisi pengaruh
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan maupun
lingkungan industri jasa surveyor di dalam negeri dan lingkungan industri di
luar negeri khususnya Singapura, berikut tatacara serta hal-hal yang perlu
dipenuhi PT. SUCOFINDO (Persero) dalam pelaksanaan pembukaan
kegiatan bisnis di Singapura.
6. BAB VI: SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Bab ini menjelaskan tentang hasil pembahasan pada BAB V serta membuat
kesimpulan dari hasil analisis internal, kesimpulan dari hasil analisis
eksternal, hasil analisis SWOT, positioning PT. SUCOFINDO (Persero) di
dalam negeri serta potensi positioning perusahaan dalam pelaksanaan
operasional di Singapura. Hambatan-hambatan yang dikemukakan dalam
pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan sehingga berpengaruh
terhadap kelengkapan hasil dari kegiatan penelitian secara keseluruhan, serta
memuat saran-saran maupun rekomendasi yang perlu dilakukan perusahaan.
19
Download