Lepidoptera - IPB Repository

advertisement
20
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Biodiversitas
Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merupakan suatu istilah yang
mencakup pada kelimpahan spesies, komposisi genetik, komunitas, dan
ekosistem. Biodiversitas spesies mencakup tumbuhan, hewan, cendawan, bakteri,
dan mikroorganisme yang lain. Diversitas ekosistem atau diversitas biogeografi
berkaitan dengan variasi dalam wilayah biogeografi, bentang alam (landscape)
dan habitat (Yamamoto et al. 2007). Diversitas ini tidak hanya berlaku untuk
spesies, tapi juga dalam hubungan antara spesies dengan lingkungannya (biotipe)
dalam suatu ekosistem. Dalam setiap ekosistem, organisme saling berinteraksi
tidak hanya dengan sesama organisme, tetapi juga dengan faktor abiotik yang
berada didalamnya (Prugh et al. 2008).
Diversitas spesies dan diversitas ekosistem tidak hanya ditentukan oleh
jumlah spesies (species richness), tetapi juga ditentukan oleh kelimpahan relatif
individu (relative abundance) yang mengacu pada kemerataan individu suatu
spesies dalam suatu ekosistem. Hubungan yang positif diantara diversitas spesies
tanaman, konsumen, tanaman inang, dan herbivora merupakan salah satu contoh
bentuk interaksi. Kelimpahan sumber makanan juga merupakan faktor penting
dalam interaksi diantara herbivora (Yamamoto et al. 2007).
Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea
Superfamili Papilionoidea merupakan salah satu superfamili dalam ordo
Lepidoptera. Triplehorn dan Johnson (2005) menyatakan ordo Lepidoptera
mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly). Kupu-kupu dibedakan
dengan ngengat berdasarkan waktu aktifnya dan ciri morfologinya. Umumnya,
kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal), sedangkan ngengat aktif di malam hari
(nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan cara menegakkan
sayapnya, sehingga tampak permukaan bawah dari sayap. Ngengat hinggap
dengan sayap terlipat horizontal di atas tubuh. Kupu-kupu biasanya memiliki
warna yang indah dan cerah, sedangkan ngengat cenderung gelap (coklat dan abuabu). Antena kupu-kupu berbentuk benang (filiform) dan membesar di ujungnya,
21
sedangkan hampir semua ngengat memiliki antena seperti bulu burung atau
seperti sisir.
Tubuh kupu-kupu mempunyai bagian-bagian yang sama dengan serangga
yang lain. Kupu-kupu memiliki dinding tubuh yang disebut integumen, yang
berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskeleton). Tubuh kupu-kupu terbagi menjadi
tiga bagian, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat dua
antena yang panjang yang di bagian ujungnya membesar. Antena ini berfungsi
sebagai organ peraba dan perasa. Pada bagian kepala juga terdapat mata majemuk
sepasang, dan probosis yang berfungsi sebagai penghisap cairan.
Pada bagian thoraks terdapat dua pasang sayap yang menempel pada
segmen kedua dan ketiga. Kupu-kupu memiliki karakteristik yang khusus pada
sayap, yaitu sisik. Sisik ini mengandung pigmen melanin yang memberikan warna
hitam dan coklat. Warna biru, hijau, merah, dan warna lainnya pada sayap,
biasanya tidak dibentuk oleh pigmen tetapi dari struktur sisik pada sayap. Warna
struktur ini merupakan hasil dari pantulan cahaya pada sisik yang saling
bertumpukan oleh kristal fototonik alami (Vukusic et al. 2000; Ro et al. 2006).
Bentuk, ukuran, warna, dan venasi sayap merupakan bagian paling penting dalam
identifikasi kupu-kupu.
Pada umumnya kupu-kupu dapat ditemukan di hampir setiap habitat.
Perbedaan habitat dapat menyebabkan perbedaan spesies kupu-kupu yang hidup
di dalamnya. Kupu-kupu mudah diperoleh di kebun, sepanjang jalan kecil, tempat
terbuka, aliran-aliran sungai, hutan, atau pegunungan. Komponen penting bagi
kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya tanaman inang sebagai sumber
makanan. Jika tidak tersedia sumber makanan atau sumber makan sedikit, maka
terjadi perpindahan kupu-kupu ke daerah yang baru yang mempunyai sumber
daya lebih banyak (Departemen Kehutanan 2008b).
Makanan kupu-kupu dewasa pada umumnya adalah nektar. Beberapa
spesies kupu-kupu menghisap polen, getah pohon, akar buah, kotoran hewan,
daging busuk, dan mineral dalam tanah yang basah. Karena aktif mengunjungi
bunga, kupu-kupu memiliki peran penting sebagai polinator bagi banyak spesies
tanaman. Pada umumnya, kupu-kupu tidak membawa banyak polen, namun kupukupu mampu membawa polen ke tempat yang lebih jauh (Herrera 1987). Kupu-
22
kupu menghisap nektar dan air dengan probosisnya. Energi dari gula yang
terdapat dalam nektar, sodium, dan mineral lainnya, merupakan hal yang penting
untuk kepentingan reproduksinya. Beberapa kupu-kupu memerlukan sodium lebih
banyak dibandingkan nektar. Kupu-kupu mendapatkan sodium dalam garam dan
terkadang mendapatkan dari keringat manusia (Freerk et al. 2005).
Di alam keragaman spesies kupu-kupu dapat menurun yang disebabkan
oleh adanya musuh alami. Seluruh tahap perkembangan kupu-kupu rentan
diserang oleh musuh alami, seperti pemangsa (predator), parasitoid dan manusia.
Larva dan kupu-kupu dewasa dimangsa oleh burung (Brower & Calvert 1985;
Fink & Brower 1981; Devries 2003), dan tikus (Brower et al. 1985; Wiklund et
al. 2008). Burung merupakan salah satu predator utama kupu-kupu di alam yang
mengenali pola warna sayap kupu-kupu sebagai penanda mangsanya (Langham
2006; Olofsson et al. 2010). Telur kupu-kupu dimangsa oleh serangga lainnya,
seperti kumbang lembing (lady beetle) (Koch et al. 2005; Koch et al. 2006),
semut (Matthew & Daniels 2011), dan lalat (Gripenberg et al. 2011).
Parasitoid menyerang kupu-kupu pada tahap telur, larva dan pupa (Lugojia
et al. 2001; Koch et al. 2005; Anton et al. 2007). Pada umumnya, parasitoid lebih
banyak ditemukan pada telur dan larva instar 1 kupu-kupu (Nouhuys & Via 1999;
Castelo et al. 2009). Lalat Lespesia archippivora (famili Tachinidae) merupakan
salah satu parasitoid pada larva kupu-kupu (Oberhauser et al. 2007). Larva
parasitoid hidup dalam tubuh inang dan jumlah parasitoid sekitar 10% dari total
jumlah serangga di dunia yang telah teridentifikasi (Eggleton & Belshaw 1992).
Beberapa tabuhan parasitoid menggunakan sinyal feromon yang dikeluarkan oleh
kupu-kupu jantan saat kawin (mating) untuk mendeteksi keberadaan inang
(Fatourus et al. 2003; Huigens et al. 2009; Huigens et al. 2011). Parasitoid
Ichneumon eumerus (Hymenoptera: Ichneumonidae) menyerang pupa Maculinea
rebeli (subfamili Lycaenidae) (Hochberg et al. 1998). Parasitoid Neotypus
melanocephalus (Hymenoptera: Ichneumonidae) menyerang larva Maculinea
nausithous (subfamili Lycaenidae) (Anton et al. 2007) dan Maculinea teleius
(subfamili Lycaenidae) (Tartally 2005).
Kupu-kupu mengembangkan mekanisme pertahanan diri agar tidak di
mangsa oleh pemangsa yang berukuran besar, misalnya burung dan tikus.
23
Mekanisme pertahanan diri tersebut, meliputi kamuflase dan perlindungan
kimiawi yang didapatkan dari makanannya (Nishida 2002).
Taksonomi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea
Kristensen (2007) membagi ordo Lepidoptera menjadi 47 superfamili dan
124 famili. Superfamili Papilionoidea merupakan salah satu superfamili dari ordo
Lepidoptera. Kupu-kupu termasuk dalam subordo Glossata yang terbagi dalam
dua superfamili, yaitu Hesperioidea dan Papilionoidea. Hesperioidea hanya
terbagi dalam satu famili, yaitu famili
Hesperiidae, sedangkan superfamili
Papilionoidea terbagi dalam 5 famili, yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae,
Riodinidae, dan Lycaenidae (Vane-Wright & de Jong 2003; Ayberk & Akkuzu
(2007). Superfamili Papilionoidea merupakan kelompok yang paling banyak
diteliti. Namun, pengetahuan biologi superfamili ini masih belum lengkap
(Gutirrez et al. 2004).
Deskripsi lima famili yang termasuk superfamili Papilionoidea adalah
sebagai berikut (Vane-Wright & de Jong 2003):
Famili Papilionidae. Kupu-kupu famili ini memiliki ukuran tubuh yang besar
dengan panjang sayap lebih dari 50 mm, berwarna cerah, pada sayap belakang
terdapat “ekor”. Saat ini, sedikitnya terdapat 550 spesies kupu-kupu yang tersebar
di seluruh dunia, kecuali Antartika. Keragaman tertinggi kupu-kupu ini terdapat di
Asia Timur dan Asia Tenggara, karena daerah ini masih cukup baik (Reed &
Sperling 2006).
Famili Pieridae. Kupu-kupu famili ini memiliki ukuran tubuh kecil atau sedang,
panjang sayap lebih dari 22 mm, umumnya berwarna kuning atau putih pada
bagian atas. Famili Pieridae merupakan salah satu kelompok famili terbesar
setelah famili Hesperiidae (superfamili Hesperioidea) yang memiliki sekitar 3.500
spesies (Vane-Wright & de Jong 2003). Famili Pieridae mempunyai 83 genus dan
sebagian besar ditemukan dari daerah tropis Afrika dan Asia (Braby 2005).
Pigmen yang menyebabkan warna terang dan menjadi karakteristik untuk famili
ini berasal dari hasil metabolisme dalam tubuh (Braby & Pierce 2006).
24
Famili Lycaenidae. Kupu-kupu dalam famili ini memiliki ukuran tubuh kecil
sampai sedang, panjang sayap lebih dari 20 mm, sayap lemah dan mudah rusak.
Famili Lycaenidae merupakan kelompok famili terbesar kedua dengan sekitar
6000 spesies diseluruh dunia. Kupu-kupu ini dikenal dengan nama kupu-kupu
”gossamer-winged” dan the blues hairstreaks (Fiedler 1996). Kupu-kupu dari
famili ini telah teridentifikasi sekitar 40% dari seluruh spesies kupu-kupu yang
telah diidentifikasi (Venkatesha 2005). Famili ini terbagi menjadi beberapa
subfamili, diantaranya Polyommatinae dan Lycaeninae yang umumnya memiliki
warna biru pada bagian atas dan pinggir sayap dan biasanya dibatasi oleh warna
hitam. Subfamili lainnya dalam famili Lycaenidae adalah Theclinae, Miletinae,
Lipteninae, Liphyrinae, Curetinae, dan Poritiinae. Beberapa peneliti masih
memasukkan famili Riodinidae ke dalam famili Lycaenidae (Hall & Harvey
2002).
Famili Riodinidae. Famili Riodinidae merupakan kupu-kupu yang paling unik di
antara famili lainnya. Famili ini tersebar dalam wilayah biogeografi yang sempit,
terutama di Neotropik Amerika. Di wilayah lain, famili ini mempunyai jumlah
spesies yang terbatas. Jumlah spesies dalam famili ini diperkirakan sekitar 1.500
spesies (Vane-Wright 2003) dan 20% diantaranya masuk dalam jumlah kupukupu yang telah diidentifikasi (Hall 2002). Kupu-kupu ini memiliki ukuran tubuh
kecil hingga menengah dengan ukuran sayap sekitar 12-60 mm. Kupu-kupu ini
memiliki warna perak metalik atau keemasan pada permukaan bawah sayap yang
bervariasi, sehingga kupu-kupu ini dikenal dengan metalmarks butterflies (Hall
2004).
Famili Nymphalidae. Kupu-kupu famili ini merupakan kelompok yang paling
dikenal, karena memiliki banyak variasi warna dan bentuk sayap. Famili
Nymphalidae dibedakan dengan famili lainnya, dalam hal pasangan tungkai
pertama mereduksi dan berbentuk seperti sikat dan terlipat pada tubuh dan pada
waktu hinggap. Pada saat hinggap, kupu-kupu ini hanya menggunakan empat dari
enam tungkai. Famili ini memiliki sekitar 7.200 spesies yang tersebar diseluruh
25
dunia, kecuali Antartika. Kupu-kupu ini berukuran sedang hingga besar dengan
panjang sayap lebih dari 25 mm (Wahlberg et al. 2003).
Peranan Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan hewan yang menarik bagi manusia karena
memiliki keindahan tubuhnya. Di alam, kehadiran kupu-kupu bermanfaat bagi
manusia karena membantu proses penyerbukan tumbuhan. Selain itu, kupu-kupu
yang indah dan unik juga menjadi incaran para kolektor untuk perdagangan. Oleh
karena itu, kupu-kupu yang terdapat di Asia, terutama di Indonesia, telah menjadi
komoditas internasional. Keanekaragaman kupu-kupu di alam juga memberikan
informasi penting bagi para peneliti tentang kualitas lingkungan. Kupu-kupu ini
dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan dan perubahan fungsi
alam (Departemen Kehutanan, 2008b).
Download