11 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Wisata Gunung Meja, Kabupaten Manokwari, Papua Barat sampai (Lampiran 1) pada bulan Maret 2010 Januari 2011. Identifikasi dan preservasi spesimen dilakukan di Laboratorium Terpadu dan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB Bogor. Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah jaring serangga, pinset, kertas papilot, altimeter, GPS (Global Position System), thermohygrometer, luxmeter, anemometer, jarum suntik, jarum pentul, jarum serangga, kotak spesimen, amplop spesimen, papan perentang, oven, kamera, alat tulis, buku identifikasi kupu-kupu (Gambar 2). Bahan yang digunakan adalah etanol 70 % dan kapur barus. b a d e c f Gambar 2 Alat-alat yang digunakan pada penelitian kupu-kupu: jaring serangga (a), amplop spesimen (b), thermohygrometer (c), anemometer (d), luxmeter (e), kotak spesimen (f). 12 Metode Koleksi dan pengamatan keragaman kupu-kupu dilakukan dengan survei langsung dan menggunakan metode scan sampling (Martin & Bateson 1993). Metode scan sampling, yaitu mendata langsung spesies di sepanjang jalur yang sudah ada pada tiga habitat, yaitu hutan primer, hutan sekunder, kebun dan pemukiman. Penelitian diawali dengan mengukur titik koordinat dengan menggunakan GPS untuk menentukan koordinat lokasi penelitian pada setiap tipe habitat. Setelah itu, ditentukan jalur pengamatan pada setiap tipe habitat, dengan mengikuti jalan setapak yang sudah ada. Pengamatan kupu-kupu dilakukan dengan berhenti sekitar 5 menit pada titik pengamatan sambil menghitung jumlah individu dan spesies kupu-kupu yang terlihat pada titik-titik pengamatan (mengamati 10 m ke arah kiri dan ke kanan atau disesuaikan dengan jarak pandang sesuai keadaan lokasi pengamatan). Kemudian berjalan lagi sekitar 10 m dan melakukan pengamatan yang sama, dan diulangi lagi hingga batas jalur yang sudah ditentukan. Kupu-kupu yang tidak dapat diidentifikasi langsung pada saat pengamatan, diambil sampelnya dengan menggunakan jaring serangga dan dimasukkan ke dalam amplop spesimen dengan menggunakan pinset setelah dimatikan dengan memencet toraks kupu-kupu. Kupu-kupu yang berukuran besar (genus Ornithoptera) disuntik dengan etanol 70% pada bagian abdomennya untuk mencegah pembusukan. Sampel digunakan untuk identifikasi lebih lanjut. Pada saat pengamatan kupu-kupu, dilakukan juga pengukuran parameter lingkungan, yang diukur setiap 1 jam sekali di setiap tipe habitat. Selain itu, dilakukan juga identifikasi beberapa tumbuhan yang menjadi pakan larva kupu-kupu. 13 Pengamatan keragaman kupu-kupu dilakukan sebanyak 11 hari di setiap tipe habitat, dalam dua periode, yaitu pagi dan siang hari. Periode pagi dilakukan pada pukul 08.00 – 12.00 WIT dan siang dilakukan pada pukul 12.00 – 16.00 WIT. Pengamatan di hutan primer dilakukan pada bulan Juli 2010, yaitu tanggal 14, 16, 17, 22, 27, 29, 30, dan bulan Agustus 2010, yaitu tanggal 5, 7, 14, 17. Pengamatan di hutan sekunder dilakukan pada bulan Juli 2010, yaitu tanggal 15, 19, 21, 24, 28 dan bulan Agustus 2010, yaitu tanggal 3, 4, 6, 11, 13, 16. Pengamatan di kebun-pemukiman dilakukan pada bulan Juli 2010, yaitu tanggal 13, 20, 23, 26, 31, dan pada bulan Agustus 2010, yaitu tanggal 2, 9, 10, 12, 15, 18. Preservasi dan Identifikasi Spesimen Kupu-kupu Preservasi kupu-kupu dilakukan di Bagian Biosistematik dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA IPB. Spesimen yang sudah dikoleksi dari lapangan dikeluarkan dari amplop, kemudian ditusuk pada bagian torak dengan menggunakan jarum pentul dengan posisi kupu-kupu tegak lurus dengan jarum. Jarum ditusuk kembali ke celah papan perentang dengan posisi sayap sejajar dengan kiri dan kanan papan perentang kemudian sayap, kepala, dan abdomen ditata sejajar dengan papan perentang dibantu dengan kertas papilot dan jarum pentul. Spesimen dan papan perentang dimasukkan ke dalam oven pada suhu 370C sampai spesimen kering sekitar satu minggu. Kemudian spesimen dikeluarkan dan dibuka dari papan perentang dan dimasukkan ke dalam kotak spesimen atau lemari penyimpanan spesimen. Spesimen kupu-kupu hasil penelitian disimpan di Bagian Biosistematik dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA IPB Bogor dan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA UNIPA Manokwari. Jumlah total kupu-kupu yang tertangkap sebanyak 216 individu. Identifikasi spesimen kupu-kupu dilakukan berdasarkan Parsons (1999), D’Abrera (1990), Mastrigt & Rosariyanto (2005), dan Brower (2008). Identifikasi tumbuhan pakan kupu-kupu berdasarkan Lekitoo et al. 2008a dan Lekitoo et al. 2008b. 14 Analisis Data Kupu-kupu yang sudah diidentifikasi dikelompokkan berdasarkan tipe habitat dan dihitung keragamannya. Keragaman kupu-kupu dikaitkan dengan faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik. Keragaman kupu-kupu dihitung dengan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener dan nilai evenness (Krebs 1988). Kesamaan spesies kupu-kupu antara dua habitat yang berbeda dihitung dengan indeks Sorensen kuantitatif (Magurran 1988). Rumus yang digunakan yaitu: H’ = - ∑ Pi ln Pi; Pi = ni/N E H' , Hmax = Ln S H max CN 2 jN aN bN Keterangan: H’ : Indeks Shannon - Wiener ni : Jumlah individu untuk spesies yang diamati N : Jumlah total individu E : Nilai Evenness S : Jumlah spesies pada habitat CN : Indeks Sorensen kuantitatif jN : Jumlah individu terendah pada habitat A dan B aN : Jumlah individu pada habitat A bN : Jumlah individu pada habitat B Analisis PCA (Principle Component Analysis) digunakan untuk menggambarkan kaitan antara keragaman kupu-kupu dengan faktor lingkungan (suhu, kelembaban, intensitas cahaya, kecepatan angin, tutupan kanopi dan curah hujan) dengan menggunakan program R (Everitt & Hothorn 2006). Data individu kupu-kupu dan parameter lingkungan juga ditampilkan dalam bentuk scatter plot. Data jumlah spesies dan individu kupu-kupu yang ditampilkan dengan grafik batang dengan error bar menggunakan program Sigmaplot 2001.