KERAGAMAN KUPU-KUPU (BUTTERFLIES) DI TAMAN

advertisement
BIOLOGI
ILMU
KERAGAMAN KUPU-KUPU (BUTTERFLIES)
DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN,
JAKARTA SELATAN
Hasni Ruslan
ABSTRACT
The article reveals a research on identification of varieties of butterfly
conducted during April-July 2006 at the Ragunan Jakarta. Using direct catching
methods mithin the six times catching of 15 day intervals, the research shows
that there are seven families of butterfly identified, of which Nymphalidae
constituteyhe biggest in number, I.e. 14 varieties.
Keywords: Varieties, Butterfly Ragunan.
A. PENDAHULUAN
Kupu-kupu menipakan serangga yang umum ditemukan. Serangga ini sering
terlihat terbang sepanjang hari di semak, pinggir hutan, pemukiman penduduk mulai
dari daratan rendah sampai ketinggian 750 meter dari permukaan laut (Smart, 1991;
Corbet and Pendlebury, 1956). Penyebaran serangga ini sangat tergantung dengan
keberadaan tumbuhan sebagai sumber makanan disamping faktor lingkungan seperti
cuaca, suhu, kelembaban, ketinggian tempat dan habitat.
Semua jenis kupu-kupu tergabung ke dalam Ordo Lepidoptera. Lepidoptera
mudah dikenali dengan adanya sisik-sisik halus pada sayap dan permukaan tubuhnya
yang mudah lepas bila disentuh. Sisik-sisik ini mengandung pigmen yang memberikan
variasi warna pada sayap dan tubuh kupu-kupu. Variasi warna kupu-kupu merupakan
salah satu karakter penting yang digunakan dalam mengidentifikasinya. Pada anterior
kepala ditemukan sepasang antena yang membonggol pada bagian ujungnya (Borror,dkk
1992). Beberapa famili seperti Papilionidae, Pieridae, Danaidae, Lycaenidae dan
Nymphalidae melakukan aktivitasnya siang hari (Corbet and Pendlebury, 1956).
Kupu-kupu banyak dikoleksi karena mempunyai warna, corak dan bentuk
sayap beragam yang indah dan menarik. Dengan kelebihan tersebut, banyak orang
berusaha untuk menangkap dan mengoleksi serangga ini baik untuk tujuan penelitian,
koleksi pribadi maupun untuk perdagangan. Selainitu, serangga ini juga dipakai sebagai
dasarpola pada tekstil dan kerajinan seni (Borror, dkk 1992; Smart, 1991).
Di dalam ekosistem kupu-kupu berperan sebagai polinator. Kupu-kupu selalu
datang ke bunga untuk mendapatkan nektar. Aktivitas ini memungkinkan pindahnya
serbuk sari ke kepala putik melalui penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang
(Kahono dkk, 2003).
Dra. Hasni Ruslan, Dosen Fakultas Biologi Universitas Nasional
547
ILMU Dan BUDAYA Volume : 27, No. 6, Junt 2007
Download