1 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Untuk mendukung

advertisement
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Untuk mendukung latar belakang pembuatan proyek, penulis melakukan riset
melalui data dari internet. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih valid
mengenai masalah kedewasaan anak sebelum waktunya. Serta untuk mendapatkan
informasi yang lebih jelas mengenai data seputar film, diluar dari pengamatan.
2.1.1
Artikel website
Data yang penulis dapat dari internet sebagai acuan untuk penulisan laporan
dari www.wikipedia.org, www.anneahira.com, kompasiana.com, infoanak.com
2.1.2
Video
video animasi pendek yang diambil dari youtube.com sebagai referensi misalkan
film animasi bug’s life dari kolaborasi Disney dan Pixar, larva, partly cloud dari pixar.
2.2
Data Umum
2.2.1
Animasi
Film animasi adalah film hasil dari pengolahan gambar tangan yang
dibuat bergerak sehingga menjadi seolah-olah hidup. Pada awalnya film animasi
dibuat dari berlembar-lembar kertas yang kemudian dibantu oleh komputer
untuk penyatuan gerak. Selama berkembangnya teknologi manusia mencoba
membuat animasi dengan hanya bantuan komputer dalam bentuk animasi
3Dimensi, sehingga akhir-akhir ini banyak bermunculan film animasi berbentuk
3D.
2.2.2
Film Pendek
Film pendek adalah film yang berdurasi sekitar 1-4 menit yang dibuat
untuk menyampaikan suatu pesan atau nilai moral yang positif. Film pendek
bisa dibuat untuk uji coba, kommersial suatu barang, untuk keperluan layanan
masyarakat ataupun juga hanya untuk hiburan.
2.2.3
Film Bisu
Film bisu (silent film) adalah film yang dibuat tanpa menggunakan
perekaman suara terutama dalam dialog. Penonton “dipaksa” untuk memahami
alur cerita itu melalui gerakan tubuh dari pemain film dan tulisan yang muncul
3
4
disela-sela gambar seperti layaknya baca komik yang isinya beberapa dialog
dari film tersebut.
Terdapat beberapa hasil animasi yang merupakan film bisu, dan berikut
beberapa serial animasi bisu menurut blog moviemoe yang berhasil dan dikenal
masyarakat: Pingu, Ooglies, Larva, Minuscule, Shaun the sheep, Oscar Oasis,
dan Bernard Bear.
Sebagai contoh adalah film Larva. Larva berbeda dengan kartun pada
umumnya. Di Larva, tidak ada suara keluar dari tokoh utama maupun tokoh
lainnya. Suara yang ada hanya sebatas back sound-nya. Tapi justru inilah yang
membuat film kartun satu ini menjadi semakin lucu. Alur ceritanya mengalir
begitu saja dan menghibur.
Gambar 2.1. Larva
2.2.4
Pengaruh Film
Berdasarkan kajian psikologi komunikasi tayangan-tayangan televisi
menawarkan atau menyajikan pesan – pesan yang akan menstimulus organisme
penontonnya. Stimulus pesan-pesan televisi ini sebelum menimbulkan respon
akan mengendap di organisme penontonnya setelah melalui tahapan perhatian,
pengertian, dan penerimaan. Bagi penonton dewasa tentu efek negatif yang
ditimbulkan tidak begitu besar dibandingkan penonton anak-anak atau remaja.
Pada anak – anak komponen organisme (daya pikir) masih labil.
Artinya, pesan – pesan tayangan televisi memberikan memori yang cepat atau
lambat
mempengaruhi
perilaku yang ditimbulkan.
Dengan
kata
lain
sebagaimana karakter anak-anak akan meniru apa yang telah dilihatnya di
televisi.
Bersumber dari artikel yang ditulis seorang Dosen komunikasi;
http://sumartonomulyo.blogspot.com/2008/05/dampak-tayangantelevisi-terhadap.html
5
2.3
Data Cerita
2.3.1 Serangga
Serangga adalah kelompok utama dari hewan beruas yang bertungkai enam (tiga
pasang). Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi Serangga
termasuk dalam kelas insekta yang dibagi lagi menjadi 29 ordo, antara lain Diptera
(misalnya lalat), Coleoptera (misalnya kumbang), Hymenoptera (misalnya semut, lebah,
dan tabuhan), dan Lepidoptera (misalnya kupu-kupu dan ngengat). Kelompok
Apterigota terdiri dari 4 ordo karena semua serangga dewasanya tidak memiliki sayap,
dan 25 ordo lainnya termasuk dalam kelompok Pterigota karena memiliki sayap.
Serangga merupakan hewan beruas dengan tingkat adaptasi yang sangat tinggi. Ukuran
serangga relatif kecil dan pertama kali sukses berkolonisasi di bumi.
2.3.1.1 Ulat
Ulat adalah tahap larva dari spesies dalam ordo
Lepidoptera,
yang
mencakup
kupu-kupu
dan
ngengat.
Kebanyakan adalah pemakan tumbuhan walaupun beberapa
spesies merupakan pemakan serangga. Kebanyakan ulat
dianggap sebagai hama dalam pertanian. Banyak spesies
ngengat dikenal karena tahap ulatnya menyebabkan kerusakan
pada buah dan produk pertanian lainnya.
Gambar 2.2 Spicebush Swallowtail
2.3.1.2 Kepompong
Kepompong atau pupa (bahasa Latin pupa, 'boneka')
adalah salah satu stadium kehidupan serangga yang mengalami
metamorfosis. Fase ini hanya didapati pada serangga yang
mengalami metamorfosis lengkap, yaitu yang meliputi empat
tahap; embrio, larva, pupa, dan dewasa. Pada stadium ini
struktur tubuh dewasa serangga mulai terbentuk dan struktur
6
tubuh larva lenyap. Kepompong umumnya inaktif dan tidak
dapat bergerak (sesil). Kepompong umumnya terbungkus dalam
lapisan pelindung seperti kokon (misalnya kepompong ulat
sutra), dan sering kali menggunakan kamuflase untuk mengecoh
predator. Kepompong berbagai jenis serangga memiliki nama
yang dapat berbeda-beda, misalnya disebut "krisalis" untuk
Lepidoptera.
Gambar 2.3 kempompong
2.3.1.3 Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang tergolong ke
dalam ordo Lepidoptera, atau 'serangga bersayap sisik' (lepis,
sisik dan pteron, sayap). Secara sederhana, kupu-kupu
dibedakan dari ngengat alias kupu-kupu malam berdasarkan
waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Kupu-kupu umumnya aktif
di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif
di waktu malam (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau
hinggap dengan menegakkan sayapnya, ngengat hinggap
dengan
membentangkan
sayapnya.
Kupu-kupu
biasanya
memiliki warna yang indah cemerlang, ngengat cenderung
gelap, kusam atau kelabu. Meski demikian, perbedaanperbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara
ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt
dan Rosariyanto, 2005). Kupu-kupu dan ngengat amat banyak
jenisnya, di Pulau Jawa dan Pulau Bali saja tercatat lebih dari
600 spesies kupu-kupu. Jenis ngengatnya sejauh ini belum
pernah dibuatkan daftar lengkapnya, akan tetapi diduga ada
ratusan jenis (Whitten dkk., 1999). Kupu-kupu pun menjadi
7
salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya bagi
manusia.
Gambar 2.4 kupu - kupu
2.3.2
Metamorfosis
Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan
yang melibatkan perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran
atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan
differensiasi sel yang secara radikal berbeda.
2.4
Analisa Data
Perkembangan Mental Anak
Menurut beberapa artikel yang ada pada blog/website yang ada di internet untuk
di zaman serba modern sekarang ini peran media elektronik seperti televisi dan internet
secara sadar maupun tidak dapat mempengaruhi perkembangan mental anak. Hal
tersebut dikarenakan diterimanya informasi baik yang positif ataupun yang negatif oleh
anal-anak maupun remaja yang seharusnya diperuntukan untuk orang dewasa yang
sudah siap secara mental untuk menerima informasi tersebut.
Disadari atau tidak, peran sebuah media terhadap perkembangan karakter remaja
cukup berpengaruh terhadap perkembangan mentalnya. Zaman dulu, media elektronik
seperti televisi dan internet belum berkembang dan marak digemari seperti sekarang ini.
Sehingga remaja maupun anak-anak dapat berkembang secara alami. Tak hanya remaja,
anak-anak pun sekarang ini sudah terpengaruh oleh media-media elektronik, sedikit
banyak pengaruh tontonan yang mendukung seputar tentang percintaan dan kekerasan
membuat anak-anak dan remaja menjadi lebih cepat dewasa dari umur mereka yang
seharusnya.
8
2.5
Sinopsis
Karakter yang digunakan adalah karakter lucu tapi sederhana. Karakter yang
akan digunakan adalah ulat dan beberapa serangga sebagai figuran. Setting yang
digunakan adalah diatas daun pada sebuah hutan.
Cerita mengenai ulat yang ingin terbang tetapi tidak mempunyai sayap dan ia
tidak sabar ingin terbang seperti kupu – kupu yang ia lihat. Disini ditampilkan upaya
sang ulat yang mencoba terbang ditengah kegemarannya untuk makan yang semakin
membuatnya kesusahan untuk terbang. Namun pada akhirnya ulat menjadi stress dan
makan terus hingga menjadi kepompong. Dan akhirnya menjadi seekor kupu – kupu
yang dapat terbang. Disini ia menyadari bahwa sesungguhnya semua itu akan tiba
waktunya.
2.6
2.7
Target Audiens
Demogafi
: Anak-anak hingga remaja umur 15, laki-laki dan perempuan
Psikografi
: Memiliki rasa ingin tahu yang besar, penikmat humor
Geografi
: Kota-kota besar
Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
Faktor Pendukung :
Tingginya minat masyarakat terhadap film animasi, dengan
cerita lucu yang biasanya diminati oleh masyarakat. Teknologi
software animasi yang semakin memudahkan pembuatan
animasi.
Faktor Penghambat :
Jangka waktu pengerjaan yang sempit dan masih kurangnya
pengalaman penulis dalam membuat film animasi.
Download