Prawacana Kepompong itu Berubah Bentuk J elek! Jijik! Ulat itu mengeluarkan cairan, lalu dengan cairan itu ia membalut dirinya. Itu kepompong. Kehadirannya pun terasa mengganggu. Jika di dahan ada kepompong, pasti kita menyingkir. Akan tetapi, apa yang kemudian terjadi? Dalam waktu beberapa minggu ulat di dalam kepompong itu berubah bentuk! Ia berubah menjadi kupu-kupu! Sayapnya kuning, ungu, jingga, biru, hijau, dan merah. Cerah. Indah. Bukan hanya indah. Kupu-kupu itu juga berguna. Ia hinggap di bunga. Dengan kakinya ia memindahkan serbuk sari bunga itu ke kepala putik bunga lain. Terjadilah penyerbukan. Putik yang diserbukinya itu kemudian berubah jadi cikal bakal buah. Kupu-kupu itu sungguh berjasa. Semula ulat itu jelek dan jijik, kini ia menjadi kupu-kupu yang indah. Semula ia mengganggu tanaman, kini ia jadi berguna. Itulah metamorfosis (Yun. meta, di antara, berubah, sesudah; morphe, rupa, bentuk). Metamorfosis adalah proses peralihan susunan atau perubahan bentuk. Keluarga, sekolah, dan gereja adalah komunitas metamorfosis. Di situ orang bertumbuh dan belajar. Bertumbuh dan belajar identik dengan berubah xii Kepompong di Dahan Penabur bentuk. Mengajar adalah menolong orang berubah bentuk. Mendidik adalah membuat diri jadi teladan perubahan bentuk. Berubah bentuk apa? Berubah karakter. Karakter adalah rangkaian ciri perilaku yang terpola dan mengait pada kita. Karakter merupakan unsur yang menjadi kepribadian kita. Sebagai bagian dari kepribadian, karakter merupakan kesan menyeluruh tentang diri kita sebagaimana dilihat oleh orang lain. Mengapa kita perlu mengubah karakter? Karena tiap orang mempunyai pilihan dan kesempatan untuk berkembang dan bermetamorfosis ke tahap yang lebih luhur. Hidup terdiri atas deretan kesempatan untuk bermetamorfosis. Tulis Rasul Paulus, “… kita sedang diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya …” (2Kor.3:18, TB-2). Bahasa aslinya, “… ten auten eikona metamorphoumetha ….” Harfiah, “serupa gambar sedang diubah”. Teologi/pedagogi metamorfosis ini terdapat dalam surat-surat Paulus dan Pseudo-Paulus melalui konsep seperti metamorphoumai (berubah rupa), metanoeo (bertobat), metaballomai (mengubah pikiran), metago (membelok), metamelomai (menyesal), dan metatrepo (membalik). Orang sering mengira bahwa yang dimaksudkan Paulus itu terjadi sekejap, padahal bahasa aslinya memakai keterangan waktu partisipel atau kontinu yang berarti itu terjadi dalam jangka waktu panjang. Berubah karakter merupakan perkembangan secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan. Kita sedang diubah menjadi serupa dengan karakter Yesus. Demikian maksud Paulus. Apa artinya? Apa itu karakter Yesus? Jujur, setia, gesit, murah hati, kasih sayang, memaafkan, berterima kasih, kerja keras, bertanggung jawab, sabar, membela yang lemah, merangkul korban diskriminasi, adil, damai, disiplin, tekun, peduli, rendah hati, bijaksana, dan lainnya. Karakter serupa Yesus itu mustahil terjadi begitu saja pada diri kita. Ada prasyaratnya. Pengalaman Mengembangkan Karakter xiii Prasyarat pertama, perlu ada model utama yaitu diri Yesus sebagaimana digambarkan kitab-kitab Injil. Prasyarat kedua, perlu ada teladan yang benar dan konsisten. Semua orang yang memimpin dan mengajar dituntut untuk memberi diri menjadi teladan. Prasyarat ketiga, perlu ada kesungguhan dalam diri kita sendiri. Betulkah kita mau berubah? Kalau betul mau, apa langkah pertamanya? Untuk bisa terjadi pertumbuhan dan perubahan perlu ada arus dua arah, yakni usaha insani dan usaha ilahi. Usaha insani adalah berubah dan usaha ilahi adalah mengubah. Verba “diubah” dalam ayat kutipan tadi sepadan dengan verba “berubah”, sebagaimana orang yang diobati adalah orang yang berobat. Lalu ayat ini menunjukkan sumber daya metamorfosis yakni “dari Tuhan yang adalah Roh”. Kita berubah dan Kristus mengubah. Kita diubah dan berubah. Seperti ulat dalam kepompong yang sedang berubah dan diubah oleh Sang Pencipta. Sekarang mereka ulat dalam kepompong. Jelek, jijik, dan tidak berguna. Akan tetapi, mereka sedang bermetamorfosis. Kelak mereka akan menjadi kupu-kupu yang indah dan berguna. Andar Ismail Doktor Pedagogi/Teologi Mantan murid, guru, dan pengurus BPK Penabur