maukah engkau mengalami perjumpaan baru?

advertisement
KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB
GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA
PERIODE TAHUN 2017
BAHAN PA MEI 2017
Bacaan: Kisah Para Rasul 1: 6-11
MAUKAH ENGKAU MENGALAMI PERJUMPAAN BARU?
Pengantar: Belajar dari Kisah Kupu-Kupu
Barangkali kita pernah membaca atau mendengar cerita tentang kupu-kupu
sebagaimana dikisahkan di bawah ini:
Seseorang menemukan kepompong yang di dalamnya telah ada seekor kupu-kupu.
Suatu hari ada lubang kecil di kepompong tersebut. Dalam beberapa jam, orang itu
mengamati kupu itu ketika dia berjuang dengan memaksa dirinya melewati lubang
kecil itu. Tapi kemudian kupu itu berhenti. Kelihatannya dia telah berusaha
semampunya. Akhirnya orang tersebut memutuskan untuk membantunya. Dia ambil
sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu. Kupu tersebut
keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dengan sayapsayap mengkerut. Orang tersebut berharap bahwa pada suatu saat, sayap-sayap itu
akan mekar sehingga mampu menopang tubuh kupu tersebut. Namun semua itu tak
pernah terjadi. Kenyataannya, kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak di
sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap mengkerut. Kupu itu tak pernah bisa
terbang. Orang tersebut tidak mengerti bahwa kepompong yang ‘menghambat’ dan
perjuangan yang dibutuhkan kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan
untuk memaksa cairan dari tubuh kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sedemikian
sehingga ia akan siap terbang begitu memperoleh kebebasan dari kepompong
tersebut!
Maksud orang dalam cerita tersebut memang baik. Namun bantuannya justru malah
melemahkan kupu-kupu tersebut. Sejatinya kupu-kupu itu memang membutuhkan
‘tantangan’ yang justru mendorongnya untuk berjuang terbang lepas dari kepompong.
Namun kupu-kupu itu juga tidak akan bisa terbang lepas jika diam saja dan tidak
berjuang apa-apa!
Refleksi atas perjuangan kupu-kupu tersebut menjadi instrumen analogis sekaligus
inspirasi kita dalam mempergumulkan dinamika batin dan sikap para murid Yesus
tatkala menghantar Yesus naik ke sorga.
Perpisahan yang Mendorong Kedewasaan
Eforia kehadiran Yesus kembali paska kebangkitan-Nya membuat para murid menaruh
ekspektasi besar kepada-Nya agar memulihkan kerajaan Israel yang secara politis dijajah
Romawi. Menurut William Barclay, orang-orang Yahudi, termasuk para murid, memang
mengharapkan suatu saat nanti Allah akan memasuki sejarah manusia secara langsung
dan dengan kekuatan-Nya akan menciptakan kedaulatan dunia yang mereka impikan.
Sayang mereka memahami makna kerajaan secara politis. Padahal kerajaan yang
dimaksud Yesus ialah suatu masyarakat dunia dimana kehendak Allah akan terjadi
sebagaimana di sorga. Kerajaan Allah itu didasari oleh kasih, bukan kekuasaan politis
1
KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB
GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA
PERIODE TAHUN 2017
(praktis). 1 Itulah sebabnya Yesus mengajarkan dalam Doa Bapa Kami : “Datanglah
Kerajaan-Mu...” yakni supaya suasana di sorga juga nampak di bumi: kebenaran,
keadilan, dan kedamaian di bumi!
Yesus tidak memarahi ketidaktahuan para murid. Ia dengan sabar mengikuti alur pikir
mereka. Jawaban Yesus di ayat 7-8 menunjukkan bagaimana Ia sedang mengubah fokus
mereka terhadap ‘apa yang akan Allah lakukan’ ke fokus ‘apa yang harus mereka
lakukan!” Ketimbang melimpahkan tanggung jawab sepenuhnya kepada Yesus, lebih
baik mereka sadar akan tanggung jawab mereka untuk turut berjuang menyaksikan
kasih Kristus supaya Kerajaan-Nya dinyatakan! Mereka akan lebih bertumbuh dalam
iman dan berkembang dalam kedewasaan sikap justru ketika berjuang melanjutkan
karya Kristus di dunia tanpa harus didampingi Kristus secara fisik. Kepergian Yesus
menegaskan maksud-Nya tersebut! Laksana membiarkan ‘kupu’ untuk belajar, berlatih
dan berjuang melepaskan diri dari kepompong demi kebaikan dan kedewasaan mereka!
Bukan malah mengambil alih semua tanggung jawab para murid laksana orang yang
‘salah bantu’ terhadap ‘kupu’ sehingga malah menjadi kerdil dan tak berkembang!
Memasuki Pengalaman Perjumpaan Baru!
Meski naik ke sorga, sesungguhnya Kristus tidak meninggalkan mereka! ‘Tega larane
ning ra tega patine!’ (meskipun Tuhan Yesus merelakan umat-Nya menderita di dunia
ini namun ia tetap memelihara umat-Nya sehingga penderitaan itu tidak membahayakan
hidupnya) Ia menjanjikan Roh Kudus yang walaupun tidak kasat mata namun akan
memberi kuasa dan melindungi perjuangan para murid! Hal ini mengingatkan kita pada
peneguhan Yesus kepada Thomas: “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya!”
Keyakinan mereka kepada sosok Roh Kudus yang tak kelihatan bisa menjadi salah satu
didikan Ilahi agar mereka belajar menjadi dewasa, belajar berserah penuh pada sosok
yang tak kelihatan!
Teguran malaikat Allah kepada para murid tatkala mereka terus terlena memandang ke
atas, menegaskan kembali panggilan Yesus untuk ‘down to earth’ dan ‘back to action’
yakni menyaksikan kasih Kristus kepada sesama! Memang mereka tidak lagi berjumpa
secara fisik dengan Yesus. Namun dengan tuntunan Roh Kudus, mereka akan belajar
untuk mengalami perjumpaan-perjumpaan baru dengan berbagai macam komunitas
manusia! Laksana ‘kupu’ yang terbang lepas untuk berjumpa dengan siapa saja dan
dimana saja, untuk menebar benih kasih di tengah pasang surut dinamika pergumulan
politik, ekonomi, sosial dan budaya umat manusia! Ya, para murid harus bersiap
mengalami perjumpaan-perjumpaan baru yang mengasyikkan namun mungkin juga bisa
menegangkan!
William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Kitab Kisah Para Rasul, BPK Gunung Mulia, Jakarta,
2014, pp. 14-15.
1
2
KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB
GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA
PERIODE TAHUN 2017
Sharing:
 Seandainya Saudara diminta memilih, mana yang akan
Saudara pilih, didampingi Yesus yang bisa dijumpai secara
fisik atau didampingi Roh Kudus yang tidak kasat mata?
Jelaskan!
 Manakah yang lebih penting, mengembangkan kesalehan
personal (misalnya menjaga kekudusan hidup dan
kebiasaan disiplin rohani melalui doa, nyanyian, firman
dan puasa) atau mengembangkan kesalehan sosial
(misalnya
menegakkan kebenaran, keadilan dan
kedamaian) di tengah masyarakat? Jelaskan!
 Saat ini kita memiliki kesempatan baik untuk mengalami
perjumpaan-perjumpaan dengan pelbagai komunitas di
belahan dunia bahkan sampai ujung bumi melalui media
sosial. Bagaimana cara Saudara menyaksikan kasih Kristus
melalui media sosial? Apa sajakah prinsip-prinsip yang perlu
dipegang dalam bersaksi melalui media sosial? Jelaskan!
Sumber Bahan:
Buku Masa Pentakosta 2017 LPPS GKJ DAN GKI
3
Download