BERBAGAI MASUKAN TEKNOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS LAHAN MARGINAL No. Agdex : 100/16 I. No. Seri : 11/Tanaman/2000/Oktober 2000 Penulis : Suprapto PENDAHULUAN Persoalan utama dalam berusahatani di lahan kering (marginal) adalah bagaimana mengelola air yang menjadi faktor pembatas dalam berusahatani, sehingga produktivitas lahan dapat ditingkatkan. Selain itu lahan marginal mempunyai keterbatasan seperti sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang tidak baik, serta topografi lahan yang kurang mendukung dalam berusahatani. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering ada beberapa cara yang perlu dilakukan seperti pemakaian varietas tanaman unggul berumur genjah, penerapan polo tanam yang sesuai dengan curahan hujan, perbaikan teknik budidaya tanaman, serta usaha konservasi lahan sehingga kelestarian lahan dapat dijaga. II. MASUKAN TEKNOLOGI 1. Pemakaian Varietas Unggul Pemakaian varietas unggul untuk lahan kering diharapkan mampu meningkatkan produktivitas lahan, karena varietas unggul umumnya memberikan potensi hasil yang lebih tinggi jika dibudidayakan secara baik. Varietas jagung Bisma dan Liga-ligo cocok untuk lahan kering. Kacang tanah varietas Kijang dan Kelinci juga baik dibudidayakan di lahan kering serta kacang hijau varietas Sriti, Kacang Tunggak (KT-1 dan KT-2). 2. Penerapan Polo Tanam Penerapan polo tanam sangat dipengaruhi oleh curahan air hujan. Polo tanam pads lahan kering beriklim kering yang memiliki rata-rata bulan basah ± 4 bulan harus memperhatikan komoditas yang diusahakan agar dapat berproduksi dengan optimal. Berikut contoh pola tanam di lahan kering dengan memakai data curah hujan di Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng 1. Pola tanam Jagung Jagung% Ubi kayu Ubi kayu 2. Pola tanam II Jagung + Kacang tanah Kacang tunggak Ubi kayu 3. Pola tanam III Jagung Kacang hijau Ubi kayu 3. Penerapan Teknik Budidaya Tanaman Penerapan teknik budidaya tanaman berkaitan langsung dengan perlakuan yang diberikan terhadap lahan maupun tanaman agar tanaman dapat berproduksi dengan optimal. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi - Pengolahan Tanah Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki struktur tanah selain membenamkan gulma. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukan 1 minggu sebelum penanaman dilakukan. Penanaman - Penanaman memakai jarak tanam yang teratur. Untuk tanaman jagung monokutur digunakan jarak 75x40 cm dengan due biji per lubang, sedangkan untuk kacangkacangan digunakan jarak tanam 40x10 cm dengan 1 biji per lubang atau 40x20 cm dengan 2 biji per lubang. Ubi kayu ditanam hanya di bagian pinggir petakan karena ubi kayu berumur relatif panjang, dengan jarak dalam barisan 50 cm. Penanaman jagung yang ditumpangsarikan yang menggunakan jarak tanam 200x40 cm. - Kegiatan penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma dengan memperhatikan keadaan gulma di lahan. Penyiangan pertama dilakukan 14 hari setelah tanam, sedangkan pengendalian gulma berikutnya disesuaikan dengan kondisi gulma dipertanaman. - Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur hare yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap periode tumbuhnya. Pupuk yang diberikan disesuaikan dengan kesuburan/ kandungan unsur hare dalam tanah dan kebutuhan dari macam atau jenis tanaman. Sebagai acuan pemupukan depot dipakai dosis seperti pada tabel berikut: Tanaman Ubi kayu Jagung Kacang Tanah Kacang Tunggak Kacang Hijau - Pupuk Kandang 2 kg/pohon 5-10 ton/ha 5-10 ton/ha 5-10 ton/ha 5-10 ton/ha Urea (kg/ha) 200 50 50 50 SP-36 (k /ha) 50 50 50 50 KCI (k /ha) 50 50 50 50 Waktu pemupukan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman yang dibudidayakan. Untuk tanaman jagung pemupukan diberikan sebanyak tiga kali, yaitu l/3 bagian Urea, seluruh SP-36, seluruh KCI diberikan 1 minggu setelah tanam, sedangkan z/3 bagian Urea diberikan umur 21 hari dan 35 hari setelah tanam masingmasing 1/3 bagian. Pada kacang-kacangan diberikan seluruhnya pada saat tanam. Pupuk kandang ditebarkan pada hamparan lahan, sebelum penanaman. - Perlindungan Tanaman Usaha perlindungan tanaman depot berupa pencegahan maupun pemberantasan. Pengendalian home dan penyakit hendaknya mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan dengan menggunakan dosis anjuran dan melakukan pengendalian jika serangan home dan penyakit sudah merugikan secara ekonomis. 4. Efisiensi Penggunaan Air - Dengan dikenalkannya teknologi embung, penanaman depot dilakukan lebih awal sehingga IP-nya depot ditingkatkan. - Pengenalan komoditas tanaman yang tahan terhadap cekaman air seperti kacang tunggak (KT-1 dan KT-2), jagung (Bisma dan Lagaligo), padi (Cirata, Way Parem dan Towuti), dan lain-lain. - Penanaman dengan sistem tumpang sari lebih menguntungkan. - 5. Mengusahakan komoditas tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti bawang merah, kacang panjang, semangka dan lainnya. Konservasi Lahan Usaha konservasi merupakan usaha pemanfaatan tanah dalam usahatani agar tanah/lahan depot digunakan secara lestari. Tujuan konservasi lahan yaitu mencegah kerusakan tanah oleh erosi, memperbaiki tanah yang rusak, memelihara produktivitas tanah, dan meningkatkan - produktivitas lahan usahatani. Usaha-usaha yang perlu dilakukan - Sistem terasering pada lahan-lahan miring. - Penanaman tanaman penguat teras (rumput atau legum) - Pengembalian sisa-sisa tanaman ke lahan. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Denpasar Jl. By Pass Ngurah Rai P.O Box 3480, Denpasar Bali Sumber : Suprapto dan Nyoman Adi Jaya (2000). Laporan Akhir Penelitian SUT Diversivikasi Lahan Marginal di Kematan Gerokgak, Buleleng.